Pengantar Ilmu Politik
Pengantar Ilmu Politik
20/455797/SP/29386
Topik: Ideologi
Pendahuluan
Konsep ideologi pada hakikatnya adalah sebuah nilai dan pemahaman dari individu
ataupun sekelompok masyarakat yang dipercaya menjadi bentuk pemikiran yang dapat
mewadahi bentuk kepercayaan itu sendiri–sebagai tatanan dan norma yang mampu
memberikan batasan moral–diawali dengan basis kepercayaan misalnya dalam konteks
sejarah, akarnya muncul dari agama yang diinstitusikan oleh kelompok hegemonik Gereja
pada zaman pra-rennaisance sebagai bentuk dogma dan nilai moral yang dianut oleh lapisan
masyarakat monarki pada masa itu.
Untuk memahami kembali mengenai tipologi ideologi pada konteks domestik – perlu
sekali lagi ditegaskan untuk menjawab pertanyaan “Sejauh apa ideologi itu dapat
didefiniskan dan apa saja batasan-batasannya?”–dapat didefinisikan bahwa ideologi
merupakan bentuk abstraksi pemikiran manusia yang dapat ditemukan lewat pemahaman
kultural, pola pikir, kepercayaan yang dianut sebagai struktur tatanan kemasyarakatan–lebih
sempit dalam konteks politik negara–digambarkan ideologi sebagai perwujudan dari identitas
suatu negara yang bersumber dari gaya hidup masyarakat, keadaan geografis, hingga model
pasar bisnis maupun media sebagai sarana sosialisasi gagasan. Untuk menunjukkan batasan-
batasan dan keberpihakan politik dalam pemetaan intelektual. Oleh masyarakat, ideologi
dikonstruksi sebagai instrumen sosial yang menjadi sarana kritik dan kesempatan bagi setiap
lapisan ketatanegaraan untuk mengoreksi atau membentuk manifestasi politik berdasarkan
keyakinan dan pola pikir yang bisa menilai apakah mekanisme yang dijalankan oleh pemilik
hegemoni negara sesuai dengan nilai-nilai ideologi atau tidak.
Dalam perkembangannya terdapat tiga pemetaan politik dari pemahaman dan ideologi
yang berkembang dalam politik level global: ideologi sayap kiri, ideologi moderat, dan
ideologi sayap kanan; Sayap kiri diasosiasikan dengan barisan masyarakat yang memasang
sikap skeptis dan kritis terhadap kebijakan status quo–golongan sayap kanan mayoritas
adalah kelas korporat dan elit pemerintahan yang mengadakan regulasi kebijakan dengan
paham pragmatis-liberalisnya – golongan tengah ataupun moderat menjadi golongan
masyarakat yang mampu membendung radikalisme sayap kiri dan konsep kapitalisme sayap
kanan dengan menyelenggarakan partisipasi demokrasi sesuai dengan ketentuan undang-
undang yang dijalani segenap penduduk warganegara. Dalam konteks sejarah Indonesia,
golongan sayap kiri (terutama bagi penganut ideologi sosialis-komunis) yang juga disebabkan
oleh berakhirnya Perang Dingin akhirnya tergerus dan tidak dapat menunjukkan relevansinya
di era demokrasi modern.