ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA NN
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA NN
A
DENGAN MENORHAGEA DI WILAYAH KERJA BPM WIWIK
PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023
OLEH :
SITI MARDIYANTI
2023207210009
Laporan Tugas Stase Ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan Akan Di Presentasikan Pada
Ujian Laporan Stase Remaja Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A
Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja Bpm Wiwik
Panjang Bandar Lampung Tahun 2023
OLEH :
SITI MARDIYANTI
2023207210009
Disetujui Oleh :
Pembimbing :
OLEH :
SITI MARDIYANTI
2023207210009
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahkan rahmat
dan karunia sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Stase
Remaja yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A Dengan
Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang Bandar Lampung Tahun 2023”.
Laporan Tugas Stase ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas stase mata kuliah
Praktik Asuhan Kebidanan Pada Remaja dan Perimenopause. Penulis menyadari bahwa
penyusun Laporan Tugas Stase ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan
kemampuan yang penulis memiliki yang terbatas. Oleh karena ini penulis mengharapkan
kritis dan saran dari para pembaca yang dapat membangun demi kesempurnaan Laporan
Tugas Stase ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
2. Ibu Bdn., Nurwinda Saputri, M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3. Ibu Bdn., Analia Kunang, S.ST., M.Kes selaku Koordinator Stase Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan berharap Laporan Tugas Stase ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kita semua yang memerlukannya. Penulisan juga
menyadari bahwa Laporan Tugas Stase ini masih jauh dari titik kesempurnaan, oleh sebab itu
penulisan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya
kesempurnaan dalam penulisan Laporan Tugas Stase ini.
Siti Mardiyanti
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Ruang Lingkup
e. Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi adalah keadaan yang normal, yang akan dialami oleh setiap perempuan
yang normal kesehatannya. Tetapi pada saat menstruasi dapat terjadi beberapa hal
yang mungkin dapat mencemaskan diri kita ataupun keluarga. Walaupun tidak semua
perempuan akan mengalami hal yang sama, namun beberapa gangguan atau
perubahan keadaan ketika menstruasi adalah normal. Namun demikian, kalau
dibiarkan begitu saja, apalagi kita tidak mengerti, tidak mempunyai ilmu tentang hal
tersebut, gangguan tersebut mungkin akan semakin parah. Akan tetapi kalau kita
memahaminya dan tahu cara mengatasinya, maka kemungkinan besar gangguan
tersebut akan menjadi ringan sehingga tidak akan mengganggu aktivitas kita sehari-
hari (Sinaga dkk, 2017). Kesehatan menstruasi merupakan salah satu aspek penting
dalam membangun kualitas sumber daya manusia dan berkaitan erat dengan
kesehatan reproduksi. Permasalahan seputar menstruasi sering kali dianggap tabu
untuk dibahas di ranah publik dan kurang mendapat perhatian untuk dipelajari dan
diajarkan, khususnya kepada perempuan. Hal tersebut antara lain yang menyebabkan
masih tersebarnya mitos seputar menstruasi dan persepsi yang tidak tepat berkaitan
dengan menstruasi. Masalah seputar menstruasi salah satunya adalah menoragia
(Sinaga dkk, 2017).
Menorhagea adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan.
Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30-40
ml darah selama sekitar 5-7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu
deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia atau menstruasi berat (Marret
et al, 2010 dalam Sinaga dkk, 2017). Penyebab menoragia antara lain
ketidakseimbangan hormonal, adanya tumor fibroid rahim, polip serviks, polip
endometrium, radang panggul, atau yang lebih parah adalah adanya kanker serviks,
kanker endometrium, atau gangguan penggumpalan darah. Di samping itu
penggunaan IUD atau alat kontrasepsi Rahim, gangguan tiroid, peradangan atau
infeksi pada vagina atau leher rahim juga dapat menyebabkan menoragia (Marret et
al, 2010 dalam Sinaga dkk, 2017). Penyebab lain dari menoragia adalah pelayanan
keluarga berencana diantaranya mengunakan kontrasepsi hormonal yang berupa
suntik progestis. Suntik progestis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan
diantaranya dapat menimbulkan efek samping yaitu terjadi perubahan pola haid tidak
teratur, perdarahan bercak atau menoragia dan perdarahan sela sampai 10 hari, mual,
penambahan berat badan (Prawiroharjo,2007). Kejadian menoragia di Indonesia bisa
menimpa wanita mulai remaja (sudah menstruasi) hingga premenopause (menjelang
berakhirnya masa menstruasi). Sekitar 20% bisa dialami oleh wanita remaja dan
wanita muda, sedangkan 40% pada wanita paruh baya (usia lebih 40 tahun). Menurut
RISKESDAS tahun 2012 presentasi gangguan reproduksi sebanyak 10% mengalami
haid tidak teratur. Dalam penelitian Pradyptasari (2012) yang mengalami polimenorea
adalah 6,8%, oligomenora adalah 8,4%, menometroragia adalah 2,5% dan
hipomenorea adalah 12,4%. Menoragia adalah bentuk gangguan siklus menstruasi
tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah
pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia yaitu
Ketidakseimbangan hormonal, Ovulasi yang tidak teratur, Miom dan polip rahim,
Adenomiosis, Kelainan pembekuan darah, Obat-obatan, Kanker dan Penyebab
lainnya seperti Endometriosis, keguguran, kehamilan ektopik dan penyakit radang
panggul.
Komplikasi yang ditimbulkan menoragia bentuk gangguan siklus menstruasi tetap
teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak bila menoragia terus berlanjut
bisa menyebabkan anemia (Verney, 2008). Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa
pasien menoragia harus ditangani dengan diberikan asuhan kebidanan. Angka kasus
remaja yang mengalami menoragia di wilayah kerja BPW Wiwik Panjang terutama di
kompleks pasar panjang sebanyak 7 orang dan perlu diberikan Asuhan Kebidanan
mengingat banyak gejala dan hal-hal yang dirasakan para remaja tersebut pada saat
siklus menstruasi akibat menoragia ini. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan
melakukan Asuhan Kebidanan pada pasien remaja yang mengalami menorhagea di
wilayah kerja BPM Wiwik Panjang Tahun 2023.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A
Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang Bandar Lampung Tahun
2023.
C. Tujuan
Diperoleh nyata dalam melaksanakan pengkajian memberikan Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM
Wiwik Panjang Bandar Lampung secara komprehensif dengan menggunakan
manajemen SOAP.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran penelitian dari asuhan kebidanan yaitu remaja dengan menorhagea
terhadap Nn.A
2. Tempat
Tempat lokasi pengambilan kasus dilakukan di wilayah kerja BPM Wiwik Tahun
2023.
3. Waktu
Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 15-20 september 2023.
E. Manfaat
1. Bagi Institusi
Pengkajian ini di harapkan dapat sebagai bahan referensi bagi orang lain dengan
materi sejenis.
2. Bagi Lahan Praktek
Pengkajian ini di harapkan dapat menjadi acuan agar lahan praktek dapat menjadi
lebih baik dalam menghadapi masalah menorhagea.
3. Bagi Responden
Pengkajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang menorhagea.
4. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji permasalahan
pada anak remaja
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Menorhagea
Menorhagea merupakan istilah medis untuk perdarahan haid berlebihan atau
berkepanjangan. Pada umumnya, wanita dengan menoragia sulit beraktivitas saat haid
karena terlalu banyak darah yang keluar serta mengalami kram perut berat (dismenore).
Sebagian besar siklus haid normal terjadi setiap 21-35 hari, yang dihitung dari hari
pertama haid ke hari pertama haid berikutnya, dengan rata-rata 28 hari. Pada siklus haid
yang normal, total darah yang keluar rata-rata 2-3 sendok makan (35-40 ml) dalam 4-8
hari. Namun, sebagian wanita kehilangan jauh lebih banyak daripada itu.
Secara objektif, wanita disebut mengalami menorhagea apabila kehilangan darah lebih
dari 5-6 sendok makan (+80 mL) selama haid. Kondisi ini bisa berujung pada anemia
atau kurang darah, yang menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan keluhan lainnya.
B. Gejala Menorhagea
Wanita dengan perdarahan yang berat atau berkepanjangan umumnya memiliki salah
satu atau lebih gejala berikut:
1. Harus mengganti pembalut setiap 1-3 jam sekali di hari-hari pertama haid.
C. Penyebab Menorhagea
Menorhagea dipicu oleh banyak hal, di antaranya:
1. Ketidakseimbangan hormonal
Keseimbangan hormon estrogen dan progesteron diperlukan untuk mengatur tebal
tipisnya dinding rahim (endometrium), yang keluar sebagai darah haid. Bila kadar
kedua hormon ini tidak seimbang, penebalan dinding rahim menjadi berlebihan
dan meluruh sebagai darah haid yang berlebihan pula. Kondisi-kondisi yang
memicu ketidakseimbangan hormonal, antara lain sindrom ovarium polikistik
(PCOS), obesitas, resistensi insulin, dan gangguan tiroid.
2. Ovulasi yang tidak teratur
Bila pelepasan sel telur (ovulasi) tidak selalu terjadi, dinding rahim dapat menjadi
terlalu tebal. Kondisi ini sebetulnya wajar dialami oleh remaja putri di masa
pubertas dan wanita yang memasuki masa menopause. Kondisi ini juga bisa
dialami oleh wanita dengan PCOS atau hipotiroidisme.
3. Miom dan polip rahim
Tumor jinak di dalam rahim ini kerap ditemukan pada wanita usia reproduksi.
Kelainan ini dapat menyebabkan perdarahan haid yang berlebihan atau
berkepanjangan.
4. Adenomiosis
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar di dalam dinding rahim tumbuh di dalam
jaringan otot rahim. Adenomiosis kerap memicu perdarahan dan nyeri haid yang
berat.
5. Kelainan pembekuan darah
Beberapa kelainan pembekuan darah, seperti penyakit von Willebrand, dapat
menyebabkan perdarahan haid yang abnormal.
6. Obat-obatan
Obat anti radang, pengencer darah, serta terapi hormon yang mengandung
estrogen dan progestin, dapat menyebabkan menorhagea. Penggunaan alat
kontrasepsi dalam rahim (IUD) tipe copper T juga dapat memicu menoragia,
khususnya di tahun pertama penggunaan.
7. Kanker
Menorhagea dapat menjadi tanda awal kanker rahim. Kanker serviks juga dapat
menyebabkan perdarahan haid yang berlebihan.
8. Penyebab lainnya
Endometriosis, keguguran, kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul juga
dapat menyebabkan menorhagea. Kadang-kadang, penyebabnya tidak diketahui.
D. Komplikasi Menorhagea
Komplikasi tersering dari menoragia adalah anemia. Perdarahan yang berlebihan
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah di dalam aliran darah. Dalam
jangka panjang, menoragia juga dapat menurunkan kadar zat besi sehingga terjadi
anemia defisiensi besi.
E. Diagnosis Dan Evaluasi Menorhagea
Untuk mendiagnosis menoragia, diperlukan wawancara medis yang mendalam dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berikut juga diperlukan untuk
mengonfirmasi diagnosis:
1. Tes kehamilan
2. Tes untuk mendeteksi infeksi menular seksual
3. Pemeriksaan darah untuk menilai anemia, kadar zat besi, penyakit tiroid, atau
kelainan pembekuan darah.
4. Ultrasonografi (USG) kandungan untuk mendeteksi mioma dan polip.
5. Sonohisterogram atau saline infusion sonogram (SIS). Ini merupakan USG
sembari memasukkan sejumlah cairan untuk melebarkan rahim. Cara ini
memungkinkan visualisasi polip atau mioma menjadi lebih jelas.
6. Pap smear untuk mendeteksi infeksi, peradangan atau perubahan sel yang
mengarah kepada kanker.
7. Biopsi endometrium.
8. Histeroskopi atau teropong rahim.
G. Pengobatan Menorhagea
Bila wanita ingin hamil dalam beberapa bulan selanjutnya, OAINS atau obat
antifibrinolitik merupakan pilihan yang baik. Akan tetapi, obat-obatan ini
tidak seefektif terapi hormon dalam mengatasi menorhagea.
Bila wanita ingin hamil, namun tidak dalam waktu segera, metode
kontrasepsi hormonal merupakan pilihan yang baik. Metode kontrasepsi yang
dimaksud, yakni pil KB yang mengandung progestin, suntikan progestin, dan
alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang mengandung hormon.
Bila wanita sudah tidak ingin hamil, terapi hormonal dan obat antifibrinolitik
adalah kombinasi yang paling efektif.
2. Langkah kedua. Bila masih mengalami menoragia meski sudah menggunakan
salah satu atau lebih obat-obatan di atas, konsultasikan dengan dokter. Pada kasus
ini, operasi mungkin menjadi pilihan terbaik.
1. IDENTITAS/ BIODATA
Nama : Nn. A
Umur : 16 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Siswa
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Panjang
2. ANAMNESE
Pada tanggal : 16-18 September 2023
Pukul : 09.00 WIB
Keluhan Saat Ini
Nn. A mengatakan mengalami menstruasi lebih dari 10 hari dan
mengganti pembalut 6x per hari serta kepala sedikit pusing
Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 Tahun
2) Siklus : 28-30 hari
3) Teratur/ tidak : tidak teratur
4) Lamanya : 8-10 hari
5) Banyaknya : 5-6 x ganti pembalut
6) Konsistensi darah : cair kadang-kadang kental
7) Dismenorhoe : tidak
Riwayat perkawinan
Nn. A mengatakan bahwa Belum Menikah
5) Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna : Kuning
Bau : Khas
Frekuensi BAB
Warna : Kuning
Bau : Khas
Riwayat Imunisasi
1) Imunisasi TT
TT I : Sudah saat Sekolah Dasar Kelas 1
TT II : Sudah saat Sekolah Dasar Kelas 4
TT III : Belum pernah
TT IV : Belum pernah
TT V : Belum pernah
2) Imunisasi HPV
HPV I : Belum pernah
HPV II : Belum pernah
HPV III : Belum pernah
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
1) Konsumsi alkohol : Tidak
2) Merokok : Tidak
3) Penggunaan Napza : Tidak
4) Seks Bebas : Tidak
Riwayat psikososial
Pola pengasuhan orang tua adalah Demokratis (menanamkan disiplin
kepada anak dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan
bimbingan penuh pengertian antara anak dan orang tua)
6) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9 gr/dl
Protein : Tidak dilakukan pemeriksaan
Glukosa urine : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Lain-lain : Tidak dilakukan pemeriksaan
C. ANALISA
Nn. A Umur 16 Tahun Dengan Gangguan Reproduksi Menorhagea disertai
Anemia Ringan.
D. PENATALAKSANAAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja pada Nn. A
dengan menorhagea di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang pada tanggal 15-16 September
2023, maka penulis akan membahas permasalahan yang akan ditimbulkan pada kasus dengan
menorhagea membandingkan antara teori dan kasus yang ada, adapun pembahasan dalam
manajemen kebidanan yaitu :
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Keluhan Saat Ini
Menurut teori menorhagea adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan
lebih lama dari normal yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali per hari.
Menstruasi normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal) jumlah rata-
rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal) kira- kira 2-3 kali ganti
pembalut per hari.
Sedangkan Menurut kasus Nn. A mengatakan Menstruasi lebih dari 10 hari
dan ganti pembalut 6x per hari
Jadi kebutuhan yang diperlukan adalah:
Istirahat yang cukup
Tidak melakukan aktivitas berat yang menambah kelelahan
Rajin mengganti pembalut dan terapkan personal hygiene yang benar
Artinya antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan dan Nn. A sedang
mengalami menorhagea
2. Data Objektif
Pemeriksaan Penunjang
Menurut teori remaja yang dikatakan mengalami anemia yaitu jika hasil
pemeriksaan hemoglobin dibawah 10 gr/dl
Menurut kasus Nn. A dilakukan pemeriksaan hemoglobin hasilnya yaitu 9
gr/dl yang artinya Nn. A mengalami anemia ringan
Jadi kebutuhan yang diperlukan yaitu : perbanyak konsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi, Perbanyak konsumsi sayur dan ikan,
Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin, Perbanyak minum air
putih hangat.
Antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan diketahui akibat menorhagea
bisa menyebabkan seseorang mengalami anemia dan Nn. A mengalami
anemia ringan.
3. Penatalaksanaan
Menurut teori salah satu untuk pengobatan dan pencegahan menorhagea
adalah melakukan pemeriksaan USG dengan konsul ke dokter SPOG
Menurut kasus selama ini Nn. A belum pernah memeriksakan keluhan nya ke
dokter dikarenakan tidak tahu dan belum ada biaya
Artinya terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu Nn. A belum
pernah memeriksakan dirinya ke dokter SPOG untuk dilakukan pemeriksaan
lanjutan dan pengkaji menganjurkan untuk pergi konsul ke dokter SPOG jika
keluhan terus berulang
Menurut teori evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan akan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya
Menurut kasus berdasarkan implementasi yang dilakukan
Nn. A sudah mengetahui keadaannya.
Nn. A sudah mengetahui tentang menorhagea
Nn. A sudah mengetahui konsumsi gizi seimbang.
Nn. A sudah mengetahui menjaga kebersihan genetalia.
Nn. A sudah diberikan dukungan emosional
Nn. A sudah disarankan untuk istirahat
Pembahasan Setelah dilakukan evaluasi pada Nn. A tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus sebab dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan kepada Nn. A tidak terjadi masalah dan Nn. A juga mengerti dan
melakukan apa yang disarankan.
BAB V PENUTUP