Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn.

A
DENGAN MENORHAGEA DI WILAYAH KERJA BPM WIWIK
PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Asuhan Kebidanan Pada Remaja

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn. A
DENGAN MENORHAGEA DI WILAYAH KERJA BPM WIWIK
PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Asuhan Kebidanan Pada Remaja

OLEH :

SITI MARDIYANTI
2023207210009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn. A


DENGAN MENORHAGEA DI WILAYAH KERJA BPM WIWIK
PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023

Laporan Tugas Stase Ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan Akan Di Presentasikan Pada
Ujian Laporan Stase Remaja Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A
Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja Bpm Wiwik
Panjang Bandar Lampung Tahun 2023

OLEH :

SITI MARDIYANTI
2023207210009

Disetujui Oleh :

Pembimbing :

Bdn. Analia Kunang,S.St,M.Kes


NIDN. 0210108901
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn. A


DENGAN MENORHAGEA DI WILAYAH KERJA BPM WIWIK
PANJANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2023

OLEH :

SITI MARDIYANTI
2023207210009

Laporan Tugas Stase ini telah dibaca dan disahkan oleh :

Ketua Program Profesi Kebidanan Koordinator Stase

Bdn.,Nurwinda Saputri, M.Keb Bdn. Analia Kunang, S.ST, M.Kes


NIDN. 0214078805 NIDN. 0210108901

Dekan Fakultas Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D


NIDN.0215117601

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahkan rahmat
dan karunia sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Stase
Remaja yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A Dengan
Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang Bandar Lampung Tahun 2023”.
Laporan Tugas Stase ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas stase mata kuliah
Praktik Asuhan Kebidanan Pada Remaja dan Perimenopause. Penulis menyadari bahwa
penyusun Laporan Tugas Stase ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan
kemampuan yang penulis memiliki yang terbatas. Oleh karena ini penulis mengharapkan
kritis dan saran dari para pembaca yang dapat membangun demi kesempurnaan Laporan
Tugas Stase ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
2. Ibu Bdn., Nurwinda Saputri, M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3. Ibu Bdn., Analia Kunang, S.ST., M.Kes selaku Koordinator Stase Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan berharap Laporan Tugas Stase ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kita semua yang memerlukannya. Penulisan juga
menyadari bahwa Laporan Tugas Stase ini masih jauh dari titik kesempurnaan, oleh sebab itu
penulisan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya
kesempurnaan dalam penulisan Laporan Tugas Stase ini.

Panjang, 18 September 2023


Penulis

Siti Mardiyanti
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Ruang Lingkup
e. Manfaat
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi adalah keadaan yang normal, yang akan dialami oleh setiap perempuan
yang normal kesehatannya. Tetapi pada saat menstruasi dapat terjadi beberapa hal
yang mungkin dapat mencemaskan diri kita ataupun keluarga. Walaupun tidak semua
perempuan akan mengalami hal yang sama, namun beberapa gangguan atau
perubahan keadaan ketika menstruasi adalah normal. Namun demikian, kalau
dibiarkan begitu saja, apalagi kita tidak mengerti, tidak mempunyai ilmu tentang hal
tersebut, gangguan tersebut mungkin akan semakin parah. Akan tetapi kalau kita
memahaminya dan tahu cara mengatasinya, maka kemungkinan besar gangguan
tersebut akan menjadi ringan sehingga tidak akan mengganggu aktivitas kita sehari-
hari (Sinaga dkk, 2017). Kesehatan menstruasi merupakan salah satu aspek penting
dalam membangun kualitas sumber daya manusia dan berkaitan erat dengan
kesehatan reproduksi. Permasalahan seputar menstruasi sering kali dianggap tabu
untuk dibahas di ranah publik dan kurang mendapat perhatian untuk dipelajari dan
diajarkan, khususnya kepada perempuan. Hal tersebut antara lain yang menyebabkan
masih tersebarnya mitos seputar menstruasi dan persepsi yang tidak tepat berkaitan
dengan menstruasi. Masalah seputar menstruasi salah satunya adalah menoragia
(Sinaga dkk, 2017).
Menorhagea adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan.
Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30-40
ml darah selama sekitar 5-7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu
deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia atau menstruasi berat (Marret
et al, 2010 dalam Sinaga dkk, 2017). Penyebab menoragia antara lain
ketidakseimbangan hormonal, adanya tumor fibroid rahim, polip serviks, polip
endometrium, radang panggul, atau yang lebih parah adalah adanya kanker serviks,
kanker endometrium, atau gangguan penggumpalan darah. Di samping itu
penggunaan IUD atau alat kontrasepsi Rahim, gangguan tiroid, peradangan atau
infeksi pada vagina atau leher rahim juga dapat menyebabkan menoragia (Marret et
al, 2010 dalam Sinaga dkk, 2017). Penyebab lain dari menoragia adalah pelayanan
keluarga berencana diantaranya mengunakan kontrasepsi hormonal yang berupa
suntik progestis. Suntik progestis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan
diantaranya dapat menimbulkan efek samping yaitu terjadi perubahan pola haid tidak
teratur, perdarahan bercak atau menoragia dan perdarahan sela sampai 10 hari, mual,
penambahan berat badan (Prawiroharjo,2007). Kejadian menoragia di Indonesia bisa
menimpa wanita mulai remaja (sudah menstruasi) hingga premenopause (menjelang
berakhirnya masa menstruasi). Sekitar 20% bisa dialami oleh wanita remaja dan
wanita muda, sedangkan 40% pada wanita paruh baya (usia lebih 40 tahun). Menurut
RISKESDAS tahun 2012 presentasi gangguan reproduksi sebanyak 10% mengalami
haid tidak teratur. Dalam penelitian Pradyptasari (2012) yang mengalami polimenorea
adalah 6,8%, oligomenora adalah 8,4%, menometroragia adalah 2,5% dan
hipomenorea adalah 12,4%. Menoragia adalah bentuk gangguan siklus menstruasi
tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah
pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia yaitu
Ketidakseimbangan hormonal, Ovulasi yang tidak teratur, Miom dan polip rahim,
Adenomiosis, Kelainan pembekuan darah, Obat-obatan, Kanker dan Penyebab
lainnya seperti Endometriosis, keguguran, kehamilan ektopik dan penyakit radang
panggul.
Komplikasi yang ditimbulkan menoragia bentuk gangguan siklus menstruasi tetap
teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak bila menoragia terus berlanjut
bisa menyebabkan anemia (Verney, 2008). Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa
pasien menoragia harus ditangani dengan diberikan asuhan kebidanan. Angka kasus
remaja yang mengalami menoragia di wilayah kerja BPW Wiwik Panjang terutama di
kompleks pasar panjang sebanyak 7 orang dan perlu diberikan Asuhan Kebidanan
mengingat banyak gejala dan hal-hal yang dirasakan para remaja tersebut pada saat
siklus menstruasi akibat menoragia ini. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan
melakukan Asuhan Kebidanan pada pasien remaja yang mengalami menorhagea di
wilayah kerja BPM Wiwik Panjang Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A
Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang Bandar Lampung Tahun
2023.
C. Tujuan
Diperoleh nyata dalam melaksanakan pengkajian memberikan Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A Dengan Menorhagea Di Wilayah Kerja BPM
Wiwik Panjang Bandar Lampung secara komprehensif dengan menggunakan
manajemen SOAP.

D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran penelitian dari asuhan kebidanan yaitu remaja dengan menorhagea
terhadap Nn.A
2. Tempat
Tempat lokasi pengambilan kasus dilakukan di wilayah kerja BPM Wiwik Tahun
2023.
3. Waktu
Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 15-20 september 2023.

E. Manfaat
1. Bagi Institusi
Pengkajian ini di harapkan dapat sebagai bahan referensi bagi orang lain dengan
materi sejenis.
2. Bagi Lahan Praktek
Pengkajian ini di harapkan dapat menjadi acuan agar lahan praktek dapat menjadi
lebih baik dalam menghadapi masalah menorhagea.
3. Bagi Responden
Pengkajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang menorhagea.
4. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji permasalahan
pada anak remaja
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Menorhagea
Menorhagea merupakan istilah medis untuk perdarahan haid berlebihan atau
berkepanjangan. Pada umumnya, wanita dengan menoragia sulit beraktivitas saat haid
karena terlalu banyak darah yang keluar serta mengalami kram perut berat (dismenore).
Sebagian besar siklus haid normal terjadi setiap 21-35 hari, yang dihitung dari hari
pertama haid ke hari pertama haid berikutnya, dengan rata-rata 28 hari. Pada siklus haid
yang normal, total darah yang keluar rata-rata 2-3 sendok makan (35-40 ml) dalam 4-8
hari. Namun, sebagian wanita kehilangan jauh lebih banyak daripada itu.
Secara objektif, wanita disebut mengalami menorhagea apabila kehilangan darah lebih
dari 5-6 sendok makan (+80 mL) selama haid. Kondisi ini bisa berujung pada anemia
atau kurang darah, yang menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan keluhan lainnya.

B. Gejala Menorhagea
Wanita dengan perdarahan yang berat atau berkepanjangan umumnya memiliki salah
satu atau lebih gejala berikut:
1. Harus mengganti pembalut setiap 1-3 jam sekali di hari-hari pertama haid.

2. Perdarahan haid berlangsung lebih dari 7 hari.


3. Harus menggunakan lebih dari satu pembalut di waktu yang sama karena
perdarahan sangat banyak.
4. Harus mengganti pembalut di malam hari saat istirahat.
5. Keluar gumpalan darah berukuran lebih dari 2,5 cm.
6. Membatasi aktivitas sehari-hari karena perdarahan yang berat.
7. Menunjukkan gejala anemia seperti kelelahan, lemas atau sesak napas.

C. Penyebab Menorhagea
Menorhagea dipicu oleh banyak hal, di antaranya:
1. Ketidakseimbangan hormonal
Keseimbangan hormon estrogen dan progesteron diperlukan untuk mengatur tebal
tipisnya dinding rahim (endometrium), yang keluar sebagai darah haid. Bila kadar
kedua hormon ini tidak seimbang, penebalan dinding rahim menjadi berlebihan
dan meluruh sebagai darah haid yang berlebihan pula. Kondisi-kondisi yang
memicu ketidakseimbangan hormonal, antara lain sindrom ovarium polikistik
(PCOS), obesitas, resistensi insulin, dan gangguan tiroid.
2. Ovulasi yang tidak teratur
Bila pelepasan sel telur (ovulasi) tidak selalu terjadi, dinding rahim dapat menjadi
terlalu tebal. Kondisi ini sebetulnya wajar dialami oleh remaja putri di masa
pubertas dan wanita yang memasuki masa menopause. Kondisi ini juga bisa
dialami oleh wanita dengan PCOS atau hipotiroidisme.
3. Miom dan polip rahim
Tumor jinak di dalam rahim ini kerap ditemukan pada wanita usia reproduksi.
Kelainan ini dapat menyebabkan perdarahan haid yang berlebihan atau
berkepanjangan.
4. Adenomiosis
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar di dalam dinding rahim tumbuh di dalam
jaringan otot rahim. Adenomiosis kerap memicu perdarahan dan nyeri haid yang
berat.
5. Kelainan pembekuan darah
Beberapa kelainan pembekuan darah, seperti penyakit von Willebrand, dapat
menyebabkan perdarahan haid yang abnormal.
6. Obat-obatan
Obat anti radang, pengencer darah, serta terapi hormon yang mengandung
estrogen dan progestin, dapat menyebabkan menorhagea. Penggunaan alat
kontrasepsi dalam rahim (IUD) tipe copper T juga dapat memicu menoragia,
khususnya di tahun pertama penggunaan.
7. Kanker
Menorhagea dapat menjadi tanda awal kanker rahim. Kanker serviks juga dapat
menyebabkan perdarahan haid yang berlebihan.
8. Penyebab lainnya
Endometriosis, keguguran, kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul juga
dapat menyebabkan menorhagea. Kadang-kadang, penyebabnya tidak diketahui.

D. Komplikasi Menorhagea
Komplikasi tersering dari menoragia adalah anemia. Perdarahan yang berlebihan
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah di dalam aliran darah. Dalam
jangka panjang, menoragia juga dapat menurunkan kadar zat besi sehingga terjadi
anemia defisiensi besi.
E. Diagnosis Dan Evaluasi Menorhagea
Untuk mendiagnosis menoragia, diperlukan wawancara medis yang mendalam dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berikut juga diperlukan untuk
mengonfirmasi diagnosis:
1. Tes kehamilan
2. Tes untuk mendeteksi infeksi menular seksual
3. Pemeriksaan darah untuk menilai anemia, kadar zat besi, penyakit tiroid, atau
kelainan pembekuan darah.
4. Ultrasonografi (USG) kandungan untuk mendeteksi mioma dan polip.
5. Sonohisterogram atau saline infusion sonogram (SIS). Ini merupakan USG
sembari memasukkan sejumlah cairan untuk melebarkan rahim. Cara ini
memungkinkan visualisasi polip atau mioma menjadi lebih jelas.
6. Pap smear untuk mendeteksi infeksi, peradangan atau perubahan sel yang
mengarah kepada kanker.
7. Biopsi endometrium.
8. Histeroskopi atau teropong rahim.

F. Cara Mengobati Menorhagea


Obat-obatan merupakan lini pertama dalam mengatasi menorhagea:
1. Menorhagea yang disebabkan oleh gangguan ovulasi, endometriosis, PCOS, dan
mioma dapat diatasi dengan metode kontrasepsi hormonal tertentu. Metode ini
dapat meringankan perdarahan haid, membuat haid lebih teratur, atau bahkan
menghentikan perdarahan.
2. Terapi hormon dapat mengatasi menorhagea yang terjadi di masa perimenopause.
Akan tetapi, perlu ditimbang manfaat dan efek sampingnya, oleh karena
meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung, stroke, dan kanker.
3. Agonis gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dapat menghentikan siklus haid
dan mengecilkan ukuran mioma. Obat dari golongan ini hanya digunakan dalam
waktu singkat (kurang dari 6 bulan) namun efeknya hanya bersifat sementara.
Bila dihentikan, mioma biasanya kembali ke ukuran awal.
4. Asam traneksamat untuk mengatasi perdarahan. Obat ini diminum setiap bulan di
awal periode haid.
5. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen untuk mengatasi
perdarahan dan mengurangi kram perut saat haid.
6. Obat antifibrinolitik untuk mengatasi gangguan pembekuan darah.
Bila obat-obatan di atas tidak dapat mengurangi perdarahan, maka diperlukan salah
satu operasi berikut:
1. Ablasi endometrium untuk menghancurkan dinding rahim. Prosedur ini akan
menghentikan perdarahan haid. Kehamilan bisa tetap terjadi namun sangat
berisiko. Wanita yang telah menjalani ablasi endometrium disarankan untuk
menggunakan kontrasepsi hingga menopause. Prosedur ini perlu dipertimbangkan
hanya bila obat-obatan atau terapi lain tidak berhasil.
2. Embolisase arteri uterina (UAE) untuk mengatasi mioma. Pada prosedur ini,
pembuluh darah yang menuju rahim diblokir dengan tujuan menghentikan aliran
darah yang memungkinkan mioma bertumbuh.
3. Miomektomi, yakni pembedahan untuk menghilangkan mioma tanpa mengangkat
rahim. Pada kasus mioma tertentu, dapat dilakukan pembedahan melalui prosedur
histeroskopi.
4. Histerektomi, yakni operasi pengangkatan rahim. Operasi ini dilakukan untuk
mengatasi mioma dan adenomiosis ketika cara lain tidak berhasil atau tidak ada
pilihan lain. Histerektomi juga dilakukan untuk mengatasi kanker rahim. Pasca
histerektomi, wanita tidak akan mengalami haid dan tidak bisa hamil.

G. Pengobatan Menorhagea

1. Langkah pertama. Pada sebagian besar kasus, pengobatan menoragia diawali


dengan pemberian obat-obatan.

 Bila wanita ingin hamil dalam beberapa bulan selanjutnya, OAINS atau obat
antifibrinolitik merupakan pilihan yang baik. Akan tetapi, obat-obatan ini
tidak seefektif terapi hormon dalam mengatasi menorhagea.
 Bila wanita ingin hamil, namun tidak dalam waktu segera, metode
kontrasepsi hormonal merupakan pilihan yang baik. Metode kontrasepsi yang
dimaksud, yakni pil KB yang mengandung progestin, suntikan progestin, dan
alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang mengandung hormon.
 Bila wanita sudah tidak ingin hamil, terapi hormonal dan obat antifibrinolitik
adalah kombinasi yang paling efektif.
2. Langkah kedua. Bila masih mengalami menoragia meski sudah menggunakan
salah satu atau lebih obat-obatan di atas, konsultasikan dengan dokter. Pada kasus
ini, operasi mungkin menjadi pilihan terbaik.

H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai


Segera cari pertolongan medis bila Anda telah menggunakan 2 pembalut dalam waktu
1-2 jam berturut-turut. Perdarahan yang sebanyak ini dapat sangat serius atau bahkan
mengancam nyawa.
Anda juga perlu mencari pertolongan medis bila mengalami:
a. Perdarahan hebat disertai dengan nyeri atau kram perut bawah yang intens
b. Perdarahan di antara dua siklus haid atau haid tidak teratur
c. Keluar darah dari vagina setelah menopause
d. Mengalami gejala menoragia yang disertai tanda-tanda anemia defisiensi besi,
seperti rasa lemas dan lelah, sakit kepala, sesak napas atau detak jantung sangat
cepat saat berolahraga
BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN DATA (SUBJEKTIF)


Nama Pengkaji : Siti Mardiyanti
Tanggal : 16-18 September 2023
Jam : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang

1. IDENTITAS/ BIODATA
Nama : Nn. A
Umur : 16 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Siswa
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Panjang

2. ANAMNESE
Pada tanggal : 16-18 September 2023
Pukul : 09.00 WIB
 Keluhan Saat Ini
Nn. A mengatakan mengalami menstruasi lebih dari 10 hari dan
mengganti pembalut 6x per hari serta kepala sedikit pusing
 Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 Tahun
2) Siklus : 28-30 hari
3) Teratur/ tidak : tidak teratur
4) Lamanya : 8-10 hari
5) Banyaknya : 5-6 x ganti pembalut
6) Konsistensi darah : cair kadang-kadang kental
7) Dismenorhoe : tidak
 Riwayat perkawinan
Nn. A mengatakan bahwa Belum Menikah

 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas


Nn. A mengatakan bahwa belum pernah hamil dan melahirkan
 Riwayat Penyakit terdahulu
Nn. A mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
 Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. A mengatakan kepala sedikit pusing namun sedang tidak menderita
sakit seperti batuk, flu atau demam
 Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
1) Penyakit jantung :Tidak Ada
2) Penyakit ginjal :Tidak Ada
3) Penyakit Asma/TBC :Tidak Ada
4) Penyakit Hepatitis :Tidak Ada
5) Penyakit DM :Tidak Ada
6) Penyakit Hipertensi :Tidak Ada
7) Penyakit Epilepsi :Tidak Ada
8) Lain –lain :Tidak Ada
 Riwayat penyakit keluarga
Nn. A mengatakan keluarga tidak sedang menderita sakit apapun
 Riwayat Operasi
Nn. A mengatakan tidak pernah melakukan operasi
 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Makan Frekuensi Porsi
 Jenis makanan : Nasi, sayur dan lauk pauk
 Makanan pantangan : Tidak ada
2) Pola Minum Frekuensi Porsi
 Jenis minuman : Air putih
3) Istirahat Lama tidur : Siang terkadang 1-2 jam dan malam 6-8 jam
4) Personal Hygiene
 Mandi : 2 x sehari
 Keramas : 1 x sehari
 Sikat gigi : 2 x sehari
 Ganti baju : 2 x sehari

5) Eliminasi
 Frekuensi BAK
 Warna : Kuning
 Bau : Khas
 Frekuensi BAB
 Warna : Kuning
 Bau : Khas
 Riwayat Imunisasi
1) Imunisasi TT
TT I : Sudah saat Sekolah Dasar Kelas 1
TT II : Sudah saat Sekolah Dasar Kelas 4
TT III : Belum pernah
TT IV : Belum pernah
TT V : Belum pernah
2) Imunisasi HPV
HPV I : Belum pernah
HPV II : Belum pernah
HPV III : Belum pernah
 Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
1) Konsumsi alkohol : Tidak
2) Merokok : Tidak
3) Penggunaan Napza : Tidak
4) Seks Bebas : Tidak
 Riwayat psikososial
Pola pengasuhan orang tua adalah Demokratis (menanamkan disiplin
kepada anak dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan
bimbingan penuh pengertian antara anak dan orang tua)

B. PEMERIKSAAN FISIK (OBJEKTIF)


1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Status Emosional : Stabil
4) Tanda Vital
- Tekanan Darah (TD) : 100/80 mmHg
- Pernapasan (P) : 22 x/i
- Nadi (N) : 83 x/i
- Suhu (S) : 37.5℃
- BB : 45 kg
- TB : 148 cm
5) Pemeriksaan Sistematis
 Rambut : Bersih, tidak berketombe, warna hitam
 Wajah : Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi
 Mata : Simetris
- Conjungtiva : Anemis
- Sklera mata : Tidak Ikterik
 Hidung : Tidak ada pembengkakan polip
 Telinga : Tidak ada serumen dan sekret
 Mulut/ Gigi/ Gusi :Tidak ada caries
 Leher
- Luka bekas operasi : Tidak ada
- Kelenjar thyroid : Tidak ada
- Pembuluh limfe : Tidak ada
 Dada dan Aksila
- Mammae : Simetris
- Membesar : Tidak ada
- Tumor : Tidak ada
- Simetris : Iya
- Putting susu : Menonjol
- Aksila : Tidak ada benjolan
- Benjolan : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
 Abdomen
- Pembesaran : Tidak ada
- Benjolan/ Tumor : Tidak ada
- Nyeri Tekan : Tidak ada
- Luka Bekas Operasi : Tidak ada

6) Pemeriksaan Penunjang
 Hb : 9 gr/dl
 Protein : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Glukosa urine : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Lain-lain : Tidak dilakukan pemeriksaan

C. ANALISA
Nn. A Umur 16 Tahun Dengan Gangguan Reproduksi Menorhagea disertai
Anemia Ringan.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan Nn. A tentang keadaan yang dialaminya dan


memberitahukan semua hasil pengkajian
2. Memberitahukan Nn. A tentang menorhagea
 Menorhagia adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama
dari normal yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali per hari.
Menstruasi normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal) jumlah
rata-rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal) kira- kira 2-3 kali
ganti pembalut per hari
 Mengenali tanda dan gejala seperti :
- Perdarahan dari vagina yang sangat banyak saat menstruasi (ganti
pembalut setiap 1-3 jam sekali)
- Menstruasi berlangsung selama lebih dari satu minggu.
- Aktifitas sehari-hari terganggu
3. Memberitahukan bahwa Nn. A saat ini sedang mengalami Anemia ringan
dengan memberitahukan hasil pemeriksaan hemoglobin diketahui Hb : 9
gr/dl serta memberitahukan gejala anemia seperti pusing/sakit kepala, lemas
dan mudah lelah, kulit pucat, sesak napas serta jantung berdebar.
4. Menganjurkan Nn. A untuk mengonsumsi gizi seimbang terutama makanan
yang mengandung zat besi.
5. Menganjurkan Nn. A untuk hidup dengan sehat seperti rajin olahraga
6. Memberitahukan hal-hal yang perlu diwaspadai akibat menorhagea seperti
Perdarahan hebat disertai dengan nyeri atau kram perut bawah yang intens
serta perdarahan di antara dua siklus haid atau haid tidak teratur
7. Menganjurkan Nn. A menjaga kebersihan alat genetalia dengan mengganti
pakaian dalam secara teratur setelah mengganti pembalut
 Membasuh vagina secara rutin
 Membersihkan vagina saat menstruasi
 Menggunakan pakaian dalam yang tepat
 Mencukur bulu kemaluan seperlunya
8. Memberikan Nn. A dukungan emosional seperti mensupport Nn. A agar
tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya saat ini
9. Menyarankan Nn. A untuk istirahat yang cukup 8 jam / hari
10. Menganjurkan Nn. A konsul ke dokter SPOG untuk dilakukan pemeriksaan
berkelanjutan seperti USG.
BAB IV PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja pada Nn. A
dengan menorhagea di Wilayah Kerja BPM Wiwik Panjang pada tanggal 15-16 September
2023, maka penulis akan membahas permasalahan yang akan ditimbulkan pada kasus dengan
menorhagea membandingkan antara teori dan kasus yang ada, adapun pembahasan dalam
manajemen kebidanan yaitu :

A. Pengkajian
1. Data Subjektif
 Keluhan Saat Ini
 Menurut teori menorhagea adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan
lebih lama dari normal yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali per hari.
Menstruasi normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal) jumlah rata-
rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal) kira- kira 2-3 kali ganti
pembalut per hari.
 Sedangkan Menurut kasus Nn. A mengatakan Menstruasi lebih dari 10 hari
dan ganti pembalut 6x per hari
 Jadi kebutuhan yang diperlukan adalah:
 Istirahat yang cukup
 Tidak melakukan aktivitas berat yang menambah kelelahan
 Rajin mengganti pembalut dan terapkan personal hygiene yang benar
 Artinya antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan dan Nn. A sedang
mengalami menorhagea
2. Data Objektif
 Pemeriksaan Penunjang
 Menurut teori remaja yang dikatakan mengalami anemia yaitu jika hasil
pemeriksaan hemoglobin dibawah 10 gr/dl
 Menurut kasus Nn. A dilakukan pemeriksaan hemoglobin hasilnya yaitu 9
gr/dl yang artinya Nn. A mengalami anemia ringan
 Jadi kebutuhan yang diperlukan yaitu : perbanyak konsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi, Perbanyak konsumsi sayur dan ikan,
Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin, Perbanyak minum air
putih hangat.
 Antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan diketahui akibat menorhagea
bisa menyebabkan seseorang mengalami anemia dan Nn. A mengalami
anemia ringan.
3. Penatalaksanaan
 Menurut teori salah satu untuk pengobatan dan pencegahan menorhagea
adalah melakukan pemeriksaan USG dengan konsul ke dokter SPOG
 Menurut kasus selama ini Nn. A belum pernah memeriksakan keluhan nya ke
dokter dikarenakan tidak tahu dan belum ada biaya
 Artinya terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu Nn. A belum
pernah memeriksakan dirinya ke dokter SPOG untuk dilakukan pemeriksaan
lanjutan dan pengkaji menganjurkan untuk pergi konsul ke dokter SPOG jika
keluhan terus berulang
 Menurut teori evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan akan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya
 Menurut kasus berdasarkan implementasi yang dilakukan
 Nn. A sudah mengetahui keadaannya.
 Nn. A sudah mengetahui tentang menorhagea
 Nn. A sudah mengetahui konsumsi gizi seimbang.
 Nn. A sudah mengetahui menjaga kebersihan genetalia.
 Nn. A sudah diberikan dukungan emosional
 Nn. A sudah disarankan untuk istirahat
 Pembahasan Setelah dilakukan evaluasi pada Nn. A tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus sebab dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan kepada Nn. A tidak terjadi masalah dan Nn. A juga mengerti dan
melakukan apa yang disarankan.

BAB V PENUTUP

Dengan menyelesaikan Penyusunan Laporan Stase yang berjudul “Asuhan Kebidanan


Kesehatan Reproduksi Pada Nn. A Dengan menorhagea Di wilayah kerja BPM Wiwik
Panjang maka dapat di ambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Pengkajian dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data lembar format yang tersedia
melalui teknik wawancara dan observasi secara sistemik. Data subjektif khususnya pada
keluhan utama menstruasi lebih dari 10 hari dan ganti pembalut 6 x per hari, Tekanan
Darah (TD): 100/80 mmHg, Pernapasan (P): 22 x/i, Nadi (N): 83 x/i, Suhu (S): 37.5 ℃,
mata tidak oedema, konjungtiva pucat atau anemis, seklera putih dan kadar hemoglobin 9
gr/dl.
Analisa telah ditentukan oleh pengkaji yaitu dengan menegakkan diagnosa kebidanan
serta masalah dan kebutuhan pada Nn. A dengan menorhagea dan anemia ringan.
Tindakan segera yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kalaborasi dengan
tenaga kesehatan dan pasien.
Perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan pada Nn. A umur 16 tahun adalah
memberitahukan tentang hasil pemeriksaan, jelaskan tanda dan gejala serta penanganan
menorrhagia dan anemia, konsultasi ke dokter SPOG.
Evaluasi adalah tahapan penilaian terhadap keberhasilan asuhan yang diberikan dalam
mengatasi konsultasi ke dokter SPOG.
B. Saran
Setelah pengkaji melakukan tindakan secara langsung pada remaja dengan menorhagea,
maka pengkaji dapat memberikan saran guna meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
pada kesehatan reproduksi Nn. A dengan menorhagea . Adapun saran-saran yang
diberikan sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi Nn. A
dengan menorhagea secara mandiri maupun kolaborasi sehingga dapat membantu
mengatasi menorhagea.
2. Bagi Pasien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan yang diberikan agar hasilnya maksimal
maka perlu kerja sama yang baik dengan tenaga kesehatan dan pasien untuk
melakukan rencana asuhan yang telah dibuat serta memecahkan masalah yang akan
timbul.
3. Bagi Institusi
Di harapkan dapat memberikan pengetahuan dan referensi buku tentang asuhan
kebidanan pada kesehatan reproduksi dengan menorhagea supaya dapat menambah
pengetahuan mahasiswa.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan asuhan
kebidanan pada kesehatan reproduksi dengan menorhagea. Agar dapat
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
b. Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan mampu memberikan konseling
kepada pasien tentang cara mengatasi menorhagea.
5. Bagi Lahan Praktek
Bisa dilakukan kerjasama dengan kader untuk mendata para remaja yang mengalami
keluhan kesehatan terutama pada saat menstruasi agar bisa di berikan asuhan dan
penanganan segera.
DAFTAR PUSTAKA

Yessi.2015, Teori Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: CV Budi Utami


Hendrik. H. dr. 2016, Problema Haid. Solo: Tiga Serangkai
Wirenviona Rima. 2020, Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Surabaya:Airlangga
University Press
Putu luh.2014, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Bogor: In Media
Wildan.Moh. 2015, Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salembi Medika
Eny Kusmira.2019, Kesehatan reproduksi Remaja dan Wanita .Jakarta : Salemba Medika
Nurul Jannah. 2017, Kesehatan reproduksi & keluarga berencana . Jakarta
Jalilah Hidayatun Nurul. 2020, Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana.
Jawa barat : CV Adanu Abimata
Nugroho. Dan arisetiawan. 2014, Kesehatan Wanita, Gender Dan Permasalahannya.
Yogyakarta: Nuha Medika
Uliyah M, dan Aziz Alimul Hidayat. Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan.
Jakarta : salemba medika
Varney H, Jan M. Kribes, Carolyn L, Gegor, 2012. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta :
EGC
Pinem S.2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans info media

Anda mungkin juga menyukai