2023
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
PENDIDIKAN LANJUTAN GUNUNG HUTAN – SUSUR GUA – PANJAT
TEBING
ANGGOTA MUDA XXVIII MUPALAS
2023
KODE ETIK PENCINTA ALAM SE-INDONESIA
• Pencinta Alam Insonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan
yang maha esa.
• Pencinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan
tanggung jawabnya terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air.
• Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa pencinta alam sebagai makhluk yang
mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa
Berdasarkan hakikat diatas, kami dengan penuh kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan
kebutuhannya
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta
menghargai manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antar pencinta alam sesuai dengan asas
kepencinta alaman
6. Berusaha saling membantu dan menghargai dalam pelaksaan pengabdian
terhadap Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air
7. Selesai
I
LEMBAR PENGESAHAN
1. Nama Kegiatan : “Pendidikan Lanjutan Gunung Hutan – Susur Gua – Panjat
tebing Anggota Muda XXVIII MUPALAS”
2. Ketua Pelaksana : Syukron Biziyadir Rizqi
Pelaksana : Anggota Muda XXVIII MUPALAS
Pelaksanaan : Gunung Hutan – Susur Gua – Panjat Tebing
Hari : Jum’at – Ahad
Tanggal : 12 – 14 Mei 2023 / Gunung Hutan
19 – 21 Mei 2023 / Susur Gua
26 – 29 Mei 2023 / Panjat Tebing
Tempat : - Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kec. Trawas,
Kab. Mojokerto
- Gua Tomlan dan Gua Re’bere, Desa Buluh, Kec. Socah,
Kab. Bangkalan
- Tebing Lembah Kera, Dusun Dempok, Desa Gampingan,
Kec. Pagak, Kab. Malang
3. Total Anggaran
Pemasukan : Rp. 760.000
Pengeluaran : Rp. 760.000
Mengetahui
Ketua Umum MUPALAS, DIKLITBANG,
II
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Pengabdian MUPALAS
Untuk Lingkungan Hidup. Sebagai bukti terlaksanakannya kegiatan ini, maka
dengan ini kami tulis dalam laporan pertanggung jawaban. Rasa terima kasih kami
sampaikan kepada :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan ini dapat
terlaksanakan dengan lancar.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang.
3. Keluarga panitia yang telah memberikan izin untuk mengikuti kegiatan
4. Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya
Dr.dr. Sukodiono, M.M
5. Bidang Inovasi, Sumber Daya Manusia, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas
Muhammadiyah Surabaya
Ma’aruf Sya’ban, S.E., M.Ak.
6. Pembina UKM MUPALAS Universitas Muhammadiyah Surabaya
Ir. Gunawan, MT.
7. Ketua Umum MUPALAS Universitas Muhammadiyah Surabaya periode 2022 –
2023
Ichwan Kurnia Hidayat
8. Pengurus Harian MUPALAS Universitas Muhammadiyah Surabaya periode
2022 – 2023
9. Pendamping Lapangan Ichwan Kurnia Hidayat yang sudah bersedia
mendampingi kami selama Pendidikan lanjutan
10. Pendamping Lapangan Aqil Fikri Alauddin yang sudah bersedia mendampingi
kami selama Pendidikan lanjutan
11. Pendamping Lapangan Ach Soni yang sudah bersedia mendampingi kami selama
Pendidikan lanjutan
12. Pendamping Lapangan Muhammad Ferdy Yusfiansyah yang sudah bersedia
mendampingi kami selama Pendidikan lanjutan
III
13. Pendamping Lapangan Zuhrotun Sofiatun Azizah yang sudah bersedia
mendampingi kami selama Pendidikan lanjutan
14. Pendamping Lapangan yang sudah bersedia mendampingi kami selama
Pendidikan lanjutan
15. Pendamping Lapangan Lilis Bunganingrum yang sudah bersedia mendampingi
kami selama Pendidikan lanjutan
16. Pendamping Lapangan Alamsyah Cahya Cakradiningrat yang sudah bersedia
mendampingi kami selama Pendidikan lanjutan
17. Pendamping Lapangan Selvi Astutik yang sudah bersedia mendampingi kami
selama Pendidikan lanjutan
18. MUPALAS yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
19. UKPALH Jalawira yang telah berkenan untuk meminjam alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
20. PLH SIKLUS yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
21. NIKKAPALA yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
22. LAPALA yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
23. PASUNG yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
24. MAPALSA UINSA yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
25. MPA GHUBATRAS yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
26. Mahapala UPN JATIM yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
27. HIMMPAS yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
28. HIMPA WHISNUCITRA yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
IV
29. MAHAPALA STIESIA yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
30. Syukron Biziyadir Rizqi yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
31. Annas Fauzahri yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
32. Muhammad Hasan yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
33. Rabi’ah Balqis Al-may yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
34. Nur Ariska Faifatul Hasanah yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
35. Muhammad Ahya Assidiqqi yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk
kegiatan pendidikan lanjutan
36. Febrian Bimantara yang telah berkenan untuk meminjamkan alat untuk kegiatan
pendidikan lanjutan
37. Muhammad Ferdy Yusfiansyah yang telah berkenan untuk meminjamkan alat
untuk kegiatan pendidikan lanjutan
V
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia – Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Pendidikan Lanjutan
Anggota XXVIII MUPALAS Sesuai dengan agenda yang telah direncanakan.
Laporan pertanggung jawaban ini berisikan mengenai informasi kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih pada seluruh pihak yang
telah berkontribusi untuk melancarkan kegiatan ini. Kami berharap laporan
pertanggung jawaban ini dapat memberikan pengetahuan mengenai Gunung Hutan,
Susur Gua, dan Panjat Tebing kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik
dalam segi bahasa, susunan kalimat, maupun isi. Demikian Laporan
Pertanggungjawaban ini kami buat berdasarkan selama pelaksanaan kegiatan
berlangsung agar dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. Akhir kata kami
sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat.
Penyusun
VI
DAFTAR ISI
VII
3.4 Tempat dan Waktu Kegiatan ..................................................................... 51
3.5 Manajemen Perjalanan .............................................................................. 52
3.6 Manajemen Perlengkapan ......................................................................... 56
3.7 Rencana Anggaran Biaya .......................................................................... 60
BAB IV ................................................................................................................... 65
HASIL KEGIATAN ................................................................................................ 65
4.1 Gambaran Umum ...................................................................................... 65
4.2 Pra Kegiatan .............................................. Error! Bookmark not defined.
4.3 Pelaksana Kegiatan .................................................................................... 67
4.4 Kronologi Kegiatan ................................................................................... 76
4.5 Laporan Keuangan .................................................................................... 84
4.6 Manajemen Perlengkapan ......................................................................... 94
4.7 Pengkajian Kegiatan ................................................................................ 105
VIII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Helm Speleo ........................................................................................ 17
Gambar 2. 2 Headlamp ............................................................................................ 18
Gambar 2. 3 Cover all .............................................................................................. 18
Gambar 2. 4 Sarung Tangan..................................................................................... 18
Gambar 2. 5 Sepatu Boot ......................................................................................... 19
Gambar 2. 6 Dry Bag ............................................................................................... 19
Gambar 2. 7 Tali Karmentel Statis........................................................................... 19
Gambar 2. 8 Seat Harness........................................................................................ 20
Gambar 2. 9 Mailon Rapid ....................................................................................... 20
Gambar 2. 10 Croll .................................................................................................. 20
Gambar 2. 11 Chest Harness ................................................................................... 20
Gambar 2. 12 Jummar .............................................................................................. 21
Gambar 2. 13 Autostop ............................................................................................. 21
Gambar 2. 14 Foot Loop .......................................................................................... 21
Gambar 2. 15 Cowstail............................................................................................. 22
Gambar 2. 16 Carabinner delta screw ..................................................................... 22
Gambar 2. 17 Carabinner delta snap....................................................................... 22
Gambar 2. 18 Carabinner oval screw ...................................................................... 22
Gambar 2. 19 Carabinner oval snap ........................................................................ 22
Gambar 2. 20 Carabinner Delta autolock................................................................ 23
Gambar 2. 21 Carabinner Oval autolock ................................................................. 23
Gambar 2. 22 Webbing. ............................................................................................ 23
Gambar 2. 23 Prusik ................................................................................................ 24
Gambar 2. 24 Padding ............................................................................................. 24
Gambar 2. 25 Pulley................................................................................................. 24
Gambar 2. 26 Grigri ................................................................................................. 24
Gambar 2. 27 Paku piton .......................................................................................... 25
Gambar 2. 28 Chock ................................................................................................. 25
Gambar 2. 29 Peta Gua ............................................................................................ 28
Gambar 2. 30 Contoh Tabel Data ............................................................................ 30
Gambar 2. 31 Alat Ukur Jarak ................................................................................. 35
Gambar 2. 32 Pengukur Kemiringan ....................................................................... 35
Gambar 2. 33 Pengukur Bearing .............................................................................. 36
Gambar 2. 34 Carabinner delta snap...................................................................... 41
Gambar 2. 35 Chalkbag ........................................................................................... 41
Gambar 2. 36 Chock friend ...................................................................................... 41
Gambar 2. 37 Chock hexantrik................................................................................. 42
Gambar 2. 38 Chock stopper .................................................................................... 42
Gambar 2. 39 Etrier ................................................................................................. 41
Gambar 2. 40 Hammer ............................................................................................. 42
Gambar 2. 41 Harness.............................................................................................. 42
IX
Gambar 2. 42 Helm .................................................................................................. 42
Gambar 2. 43 Paku phyton ....................................................................................... 42
Gambar 2. 44 Runner .............................................................................................. 42
Gambar 2. 45 Sepatu climbing ................................................................................. 42
Gambar 2. 46 Skyhook ............................................................................................. 42
Gambar 2. 47 Vertical rescue .................................................................................. 43
Gambar 3. 2 letak astronomis basecamp Gunung Penanggungan ........................ 48
Gambar 3. 3 letak astonomis Gua Tomlan ............................................................ 48
Gambar 3. 4 letak astronomi Tebing Lembah Kera .............................................. 48
Gambar 3. 5 Rencana anggaran pendapatan ......................................................... 60
Gambar 3. 6 Diagram rencana anggaran pendapatan............................................ 61
Gambar 4. 1 Diagram rencana anggaran pendapatan............................................ 85
Gambar 4. 2 Diagram rencana anggaran belanja .................................................. 89
X
DAFTAR TABEL
XI
DAFTAR SINGKATAN
XII
DAFTAR LAMPIRAN
XIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
dilakukan disana adalah pengaplikasian Navigasi Darat dan Jungle
Survival.
Panjat tebing atau rock climbing merupakan salah satu dari sekian
banyak olahraga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari tebing
yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus
menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa
melewatinya. Panjat tebing ini dilakukan di tebing lembah kera yang
terletak di Dusun Dempok Desa Gampingan Kecamatan Pagak,
Kabupaten Malang Jawa Timur. Tempat ini merupakan spot favorit para
atlet panjat tebing untuk meningkatkan kemampuannya. Tebing Lembah
Kera ini merupakan tebing dengan ketinggian sekitar 45-50 meter.
Sebenarnya dulu kawasan ini namanya gua kasin akan tetapi, kawasan ini
sering kali disebut sebagai Lembah Kera dikarenakan banyak kera yang
dijumpai oleh para pencinta alam. Pengaplikasian yang akan dilakukan
pada pendidikan lanjut ini adalah orientasi medan yaitu melihat dan
mengamati tebing atau medan sebenarnya dan juga melihat grid tebing
yang bertujuan agar kita dapat memilih tempat pengaplikasian yang baik
dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain, kemudian
pengaplikasian teknik artificial yaitu olahraga yang dilakukan pada
tebing-tebing dengan kesulitan yang tinggi dengan bermodalkan alat yang
diselipkan pada celah-celah batu atau memanfaatkan pengaman alam
(natural anchor) dan yang terakhor yaitu vertical rescue yang bertujuan
agar kita dapat membantu orang lain saat terjadi kecelakaan ditebing
2
Susur Gua adalah olahraga rekreasi menjelajahi gua. Tantangan
dari olahraga ini tergantung dari gua yang dikunjungi. Pengaplikasian
susur gua akan dilakukan di Gua Re’bere’ dan Gua Tomlan yang terletak
di Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Gua lowo ini
menurut Wiporyono salah satu penjaga gua lowo, diperkirakan memiliki
panjang sekitar 5 km. Gua ini cukup unik karena lebar ruangan gua
mencapai 50 meter dengan ketinggian bervariasi antara 20 hingga 50
meter. Gua lowo juga memiliki banyak sekali bebatuan dan ornament
yang dapat dinikmati keindahannya. Terdapat beberapa pengaplikasian
materi yang akan dilakukan di gua ini, antara lain yaitu TPGV (Teknik
Penelusuran Gua Vertikal) dan TPGH (Teknik Penelusuran Gua
Horizontal) yang bertujuan untuk meningkatkan skill memasuki gua
vertikal maupun gua horizontal. Tak hanya itu saja, kegiatan ini juga
mengaplikasikan SRT (Single Rope Technique) yaitu teknik memasuki
gua vertikal dengan satu tali dan pemetaan gua yang bertujuan untuk
mengetahui lebar dan kedalaman ruang dalam gua.
1. Gunung Hutan
a. Meningkatkan skill membaca peta dan dapat mencari titik koordinat peta
b. Survival dapat melatih keterampilan dan meningkatkan ketahanan tubuh
di alam bebas
2. Susur gua
3
a. Meningkatkan skill memasuki gua vertikal maupun horizontal
3. Panjat tebing
LANDASAN KEGIATAN
4. Kode etik pencinta alam sesuai dengan poin ke- 2 yaitu memelihara alam
beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan
kebutuhannya dan poin ke-5 yaitu berusaha mempererat tali persaudaraan
antar pencinta alam sesuai dengan asas kepencinta alaman
NAMA KEGIATAN
4
1.3 TARGET PERDIVISI
1. Gunung Hutan
a. Navigasi darat
b. Jungle survival
c. Interpretasi peta
2. Susur Gua
c. Biospeleologi
e. Pemetaan Gua
3. Panjat Tebing
a. Orientasi medan
b. Teknik artificial
c. Vertical rescue
1.3 WAKTU DAN TEMPAT
1. Gunung Hutan
Kabupaten Mojokerto
2. Susur Gua
5
Hari : Jum’at – Ahad
Lokasi : Goa Tomlan dan Gua Re’bere’, Desa Socah, Kecamatan Socah,
Kabupaten Bangkalan
3. Panjat Tebing
6
1.4 SCHEDULE KEPANITIAAN
Kepanitiaan
Pembuatan Proposal
Penyerahan Proposal
Pra Dikjut
Survey Lokasi
Pelaksanaan Dikjut
Pembuatan LPJ
Penyerahan LPJ
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GUNUNG HUTAN
2.1.1 Mountenering
Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi
merupakan suatu kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya
dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri sebagai kelompok
Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya). Melainkan telah
dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demikian
bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang
berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung menjadi bidang ketrampilan
yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam
pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus di ketahui oleh
pendaki gunung (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa : aturan-
aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang
baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang
tercakup dalam bidang Mountenering. Mendaki gunung dalam
pengertian Mountenering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
1) Berjalan (Hill Walking) Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki
gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan
di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya
memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih
menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature
interested)
2) Memanjat (Rock Climbing) Walaupun kegiatan ini terpaksa harus
memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan
cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak
metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk
diperdalam secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan
berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya memberi pertolongan.
3) Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing) Kedua jenis kegiatan ini
dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara
8
pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah
teknik-teknik pendakian tebing gunung salju
2.1.2 Jungle Survival
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu
mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Sedangkan
Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan
yang buruk. Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan
untuk bertahan hidup. Survival merupakan kehidupan dengan waktu
mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan. Kuncinya
adalah menggunakan otak untuk improvisasi. Statistik membuktikan
hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat
hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan
cukup lama tercatat sangat sedikit sekitar 5 persen itupun karena
pengetahuan dan pengalamannya.
Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah
sikap mental atau psikologis untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk
memperolehnya dibutuhkan gagasan-gagasan dengan dasar
pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan yang pernah diikutinya,
pengalaman hidup dengan resiko tinggi dan aktivitas menantang terbukti
dapat membuat orang belajar untuk berbuat yang lebih baik dan
melakukan adaptasi efektif. Berikut adalah contoh susunan prioritas
dalam keadaan survival :
1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap
detik untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas
utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara umumnya hanya
bertahan selama 3 sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlindungan, dari cuaca buruk dan
keganasan alam. Sejak keberadaannya manusia dibatasi
lingkungannya sendiri mulai dari temperature yang sangat
berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat
melindunginya contohnya api yang dapat menghangatkan dan
9
menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua. Api
dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua Teknik membuat api
yaitu:
a. Mematik (cara ini dilakukan dengan membenturkan atau
menggesekkan dua benda keras).
b. Gergaji api (metodenya seperti menggergaji kayu dengan kayu
lainnya, sehingga menimbulkan bunga api, kayu yang dipilih
adalah kayu yang empuk agar memudahkan saat penggarjian)
c. Fire thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu
atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu
atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang
pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara
bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau
dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.
d. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan
tubuh akan terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain.
Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental
sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan.
Dengan demikian istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas
ketiga.
3. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum
adalah persoalan didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri
dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan bagian sistem
sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh,
memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi
lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi kemampuan
bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan
kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian
air dapat dihemat. Cara mendapatkan air dihutan:
a. Embun
b. Kondensasi (mengikat dedaunan ke dalam plastik)
c. Bagian rongga pohon bambu
10
d. Alang alang
e. Rotan
4. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi
sementara banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali
sehari atau bahkan tidak makan berhari- hari. Catatan menunjukkan
bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70
hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas
terakhir dalam survival. Penghematan energi adalah salah satu cara
untuk mengimbangi kekurangan makanan. Ciri – ciri makanan yang
bisa dimakan yaitu:
a. Tidak berbulu
b. Tidak berwarna mencolok
c. Di tes ke kulit, apabila tidak menimbulkan efek apa – apa berarti
tumbuhan tersebut aman
d. Tumbuhan yang bisa dimakan hewan
2.1.3 Navigasi Darat
Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang
menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik
keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan
minimal peta dan kompas. Pengetahuan navigasi darat juga diperlukan
untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau
tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara
lain lomba orienteering. Alat – alat Navigasi Darat
1. Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari
sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas,
kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu.
Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan
tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis kontur. Beberapa unsur yang bisa
dilihat dalam peta:
a. Judul peta, biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
11
b. Nomor peta, selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat,
kita juga bisa menggunakan sebagai petunjuk jika kelak kita akan
mencari sebuah peta
c. Titik koordinat, sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua
macam yaitu:
- Koordinat geografis (Geographical Coordinate), sumbu yang
digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur)
yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang
(lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya
menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama.
Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)
lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama
dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu
karvak sama dengan 1 menit (60").
- Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam
koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran
jarak setiap titik acuan. Sistem koordinat mengenal penomoran
4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya
menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan
2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4
angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6
angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian
(per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka
dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
d. Kontur, adalah garis khayal yang menghubungkan titik titik
yang berketinggian sama di atas permukaan laut.
e. Skala peta, adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak
horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala
angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu
senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di
12
keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta
skala garis berada dibawah skala angka).
f. Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta
tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisis
peta
2. Kompas
Alat yang satu ini wajib dibawa saat kamu melakukan pendakian
untuk menunjukkan arah. Kompas memiliki sifat magnetis, sehingga
jarumnya akan selalu menunjuk ke arah Utara-Selatan. Utara yang
dimaksud di sini bukan arah mata angin yang sebenarnya, tetapi utara
magnetis.
3. Protaktor
Douglas protractor atau busur derajat ini berbentuk kotak.
Berfungsi untuk menentukan posisi pendaki dan menentukan rute
jalan pada sebuah peta secara lebih efisien dengan membaca titik
koordinat. Ada 2 jenis navigasi darat, yaitu :
1. Resection
Resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik
ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas
dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk
latihan resection biasanya dilakukan di medan. Langkah langkah
melakukan resection:
a. Lakukan orientasi peta
b. Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta,
minimal 2 buah
c. Dengan busur dan penggaris, buat salip sumbu pada tanda-
tanda medan tersebut
d. Bidik tanda – tanda medan tersebut dari posisi kita dengan
menggunakan kompas bidik. Kompas orientering dapat
digunakan namun kurang akurat
13
e. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta
dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan hal yang sama pada
setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
f. Tarik perpotongan garis antar medan, perpotongan garis
tersebut adalah posisi kita di peta
2. Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda)
di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui
atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi
sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta.
Syaratnya sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih
dahulu posisi kita di peta.
a. Langkah – langkah melakukan intersection
b. Lakukan orientasi peta
c. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
d. Bidik obyek yang kita amati
e. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
f. Bergerak ke posisi kanan, kiri, depan dan belakang kemudian
ulangi tahapan a sampai d
g. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi kita
14
Paling mudah, serta cara paling efektif dan dengan dampak minimal
terhadap gua dalam lintasan jalan adalah dengan mengikuti jalan yang
sama dengan jalan yang dilewati oleh anggota team di depan, dengan
hati-hati menghindari area sensitive (flowstone, stalactites,
stalagmites, rimstone, dsb). Jalan dengan santai dan hindari perubahan
kemiringan yang tidak perlu-meskipun ini ditempuh dengan jarak
yang lebih jauh. Ini akan menghemat tenaga. Perhatikan pandangan di
depan untuk membantu menaruh pijakan kaki. Jika ada anggota tim
yang tertinggal di belakang, leader harus memperlambat jalannya.
Jika anggota yang paling lambat berhenti, leader harus berhenti dan
tidak melanjutkan jalannya seketika saat anggota paling belakang
sampai padanya, ini akan memberi waktu istirahat pada anggota team
yang lain.Adapun beberapa teknik berjalan di Gua Horizontal :
1. Duck Walking (Jalan seperti bebek)
2. Crouching (Merunduk)
3. Squeezing (Merayap dengan melepas helm)
4. Belly Crawling (Merayap)
5. Crawling (Merangkak)
6. Bear Walking (Jalan seperti beruang)
15
area medan yang akan dilewati. Adapun Peralatan yang digunakan
untuk teknik diatas:
1. Seat Harness (digunakan untuk dikaitkan pada pinggang)
2. ASCENDER (untuk lintasan naik)
a. Hand Ascender (digunakan untuk tangan)
Jummar
b. Chest Ascender (digunakan untuk ditempelkan didada)
Croll L dan Croll S
3. DESCENDER (untuk lintasan turun)
a. Simple
b. Autostop
c. Racks
d. Figur Of Eight
4. Mailon Rapid (MR) (untuk menyambungkan dua loop pada seet
harness)
a. Delta Mailon Rapid
b. Semi Serculair/Halfmoon Mailon Rapid
5. Chest Harness (untuk mengikat chest ascender dengan dada)
6. Cowstail (untuk penghubung dengan jumar dan backup pada saat
kondisi darurat)
7. foot loop (untuk pijakan kaki yang dihubungkan dengan jummar)
16
2. Keamanan
3. Kecepatan
Ascending digunakan sebuah hand ascender yang dihubungkan
dengan cowstail panjang, dan foot loop dari chest ascender yang
dikaitkan kedada
Descending menggunkan simple top maupun autostop ditambah
dengan carabiner disebelah kanan yang disebut (carabiner friksi
: untuk mengatur kelajuan tali saat turun, sebelum turun pastikan
alat descender sudah terkunci).
2.2.2 Manajemen Peralatan
1. Helm speleo
Helm yang digunakan dirancang untuk mampu menahan
benturan maupun jatuhan batu. Helm ini dirancang mampu menahan
jatuhan batu dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu.
Mempunyai bagian yang berupa pita yang digunakan untuk
mengikatkan helm pada kepala kita. Pada bagian depan terpasang
peralatan tambahan yang berfungsi sebagai alat penerangan.
17
Gambar 2. 2 Headlamp
3. Cover all
Sebuah pakaian khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini
pada bagian baju dan celana tersambung jadi satu. Bagian atas
berlengan panjang. Terbuat dari bahan parasut yang tidak terlalu
tebal, dengan bagian-bagian yang sering mendapat gesekan dibuat
dengan bahan yang Iebih tebal. Pakaian ini berfungsi untuk
melindungi tubuh kita dari gesekan dan menahan panas tubuh kita
pada gua yang berair.
18
sepatu khusus. Sepatu yang ideal untuk digunakan dalam kegiatan
caving adalah sepatu yang memiliki sol yang kuat, tebal, dan
bergerigi. Sol ini berfungsi untuk memberikan pijakan yang lebih
baik.
19
Gambar 2. 8 Seat Harness
9. Mailon rapid (MR)
Sebagai penghubung harness dan alat ascending dan
descending
Gambar 2. 10 Croll
11. Chest harness
Digunakan untuk mengikatkan sit harness dengan dada.
20
Gambar 2. 12 Jummar
13. Autostop
Alat ini dapat gunakan untuk descender dan Vertical Resque.
Gambar 2. 13 Autostop
14. Foot loop
Digunakan untuk pijakan kaki dan dihubungkan dengan
ascender. Ada beberapa macam bentuk foot loop yang biasa
digunakan.
21
Gambar 2. 15 Cowstail
16. Carabinner
Carabinner adalah salah satu jenis cincin pengait khusus
dengan pengait metal yang dilengkapi pegas. carabinner didesain
khusus untuk mengaitkan komponen-komponen dengan cepat dan
praktis. Istilah carabiner adalah kependekan dari Karabinhaken (kait
pegas). Kait pegas yang dimaksud adalah kait pegas yang penembak
senapan gunakan untuk mengaitkan sesuatu.
Gambar 2. 17 Carabinner
Gambar 2. 16 Carabinner delta snap
delta screw
22
Gambar 2. 20 Carabinner Gambar 2. 21 Carabinner
Delta autolock Oval autolock
17. Webbing
Berbentuk tabung ataupun pipih (plate), sangat berguna
untuk pemasangan tambatan alam, deviasi, maupun bentuk tambatan
lainnya. Lebar webbing yang dianjurkan untuk digunakan lebih besar
atau sama dengan 30 mm. Ukuran 25 mm jangan sekali-kali
digunakan. Dengan simpul tertentu kedua ujung webbing ini
disambungkan untuk kemudian dijadikan penambat.
Gambar 2. 22 Webbing.
18. Prusik
Prusiking menjadi salah satu materi dasar dalam ilmu caving
karena kegiatan prusiking bisa membantu seseorang dalam
menyusuri gua vertical. Selain menggunakan alat srt, perusiking
sangatlah membantu seseorang bisa mencapai suatu ketinggian
tebing ataupun selainnya yang tinggi.
23
Gambar 2. 23 Prusik
19. Padding
Padding adalah pelindung tali dari gesekan. Biasanya dibuat
bahan kaltun terpal yang radial yang kuat menerima gesekan.
Gambar 2. 24 Padding
20. Pulley
Berbentuk kerekan, yang prinsip kerjanya untuk
memperingan penarikan beban. Biasanya digunakan untuk rescue.
Gambar 2. 25 Pulley
21. Grigri
Alat ini digunakan sebagai membelai dan keamanan.
Gambar 2. 26 Grigri
22. Paku piton
Salah satu bentuk pengaman tambahan yang berbentuk
seperti palm, yang ditanamkan pada celah vertical maupun
horisontal. Piton akan sangat berguna pada beberpa jenis batuan, dart
dengan pengalaman yang cukup untuk penelusuran gua vertical.
24
Gambar 2. 27 Paku piton
23. Chock
a. Chock Stopper, Jenis ini berbentuk piramida tumpul. Bisa
digunakan untuk celah vertical maupun horisontal.
b. Hexentrik, Bisa digunakan untuk celah vertical maupun
horizontal.
c. Friend, Jenis ini digunakan untuk dibebani secara vertical.
d. Chock Stone, Jenis ini bekerja seperti pengaman sisip lainnya.
Bisa terpasang dengan sendirinya (batu yang terjatuh lalu terjepit
pada celah), maupun sengaja dipasang.
Gambar 2. 28 Chock
2.2.3 Rigging dan Achoring
1. Rigging (Teknik Pemasangan Lintasan)
Salah satu bentuk kegiatan dalam speleologi adalah caving.
Berdasarkan bentuk guanya maka ada dua jenis penelusuran gua
yaitu penelusuran gua vertical penelusuran gua horizontal. Teknik
pemasangan lintasan tali untuk gua-gua vertikal dengan syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat rigging yang baik :
a. Aman dilewati oleh semua anggota tim
b. Tidak merusak peralatan
c. Dapat dilewati oleh semua anggota tim
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelum memulai
pembuatan sebuah lintasan vertical yang nantinya akan
membantu untuk mencapai syarat-syarat rigging yang baik.
25
2. Anchor
Dalam memasang sebuah lintasan kita terlebih dahulu harus
memilih point tambatan. Point atau obyek yang akan di jadikan
tambatan di sebut anchor. Berdasarkan jenisnya, anchor di bagi
menjadi anchor alami (natural anchor) dan anchor buatan. Contoh-
contoh anchor alami/natural anchor :
a. Pohon
Sebelum kita memakai jenis ini, kita harus memeriksa umur
pohon yang dapat kita lihat dari besarnya, posisi pohon, maupun
kondisi dari pohon tersebut.
b. Lubang tembus
Sebuah lobang yang bisa kita temui di dinding, lantai
maupun atap gua. Kita harus memeriksa kekerasan batuan,
keutuhan dan struktur dari batuan tersebut sebelum kita
memutuskan untuk memakainya.
c. Rekahan
Atau celah yang bisa terbentuk dari penglisan lapisan
(horizontal) maupun crek (vertical). Kita harus selalu
memperhitungkan bentuk celah arah penyempitan celah dan arah
tarikan yang akan di terima.
d. Chock stone
Batu yang terjepit pada sebuah celah schin, berfungsi
sebagai pengaman sisip sehingga sering di sebut natural chock.
e. Stalaktit dan stalakmit
Untuk jenis ini hanya di pakai sebagai anchor deviasi karena
tidak boleh mendapat beban yang besar.
Berdasarkan posisi dan urutan mendapatkan beban, maka anchor
di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Main anchor (anchor utama), yaitu anchor yang secara
langsung mendapatkan beban saat lintasan di gunakan.
2. Back up anchor, berfungsi sebagai anchor cadangan bagi
main anchor jika main anchor terlepas atau jebol.
26
2.2.4 Pemetaan Gua
1. Pengertian Gua
Pemetaan gua sangat bermanfaat bagi kegiatan penelusuran
gua, baik untuk tujuan olahraga maupun untuk eksplorasi, karena
peta gua yang dihasilkan merupakan data yang menunjang kegiatan
selanjutnya. Kegiatan survey dan pemetaan dapat dibagi menjadi dua
jenis kegiatan yaitu survey dan pemetaan gua. Kegiatan survey
meliputi pengumpulan data, pengamatan secara kualitatif terhadap
obyek-obyek multitematik (air, flora, fauna dan cuaca goa dll) dan
deskripsi kasar konfigurasi lorong gua. Sedangkan pemetaan
meliputi kegiatan perhitungan, evaluasi dan pengeplotan data-data
hasil survey dan observasi kedalam bidang kertas dan penyajian data
berupa peta gua. Dari sini bisa diambil definisi dari peta yaitu bahwa
peta adalah suatu gambaran dua dimensi dengan skala lebih kecil,
dari suatu bidang tiga dimensi yang mempunyai batas-batas tertentu.
Sedangkan peta goa adalah suatu gambaran proyeksi dengan skala
lebih kecil dari suatu gua.
Adapun tujuan dan manfaat dibuatnya peta gua adalah :
a. Merupakan bukti otentik bagi penelusur gua, sebagai tim atau
penelusur pertama dari gua tersebut.
b. Sebagai alat bantu bagi para peneliti untuk meneliti
biospeleologi, hidrologi, atau disiplin lain yang berkaitan dengan
speleologi.
c. Untuk mencari hubungan atau korelasi dengan gua-gua
disekitarnya.
d. Untuk memudahkan dalam melakukan pertolongan atau rescue.
e. Kepentingan pertahanan dan keamanan.
f. Untuk memudahkan perencanaan pengembangan gua apabila gua
tersebut dijadikan sebagai gua wisata.
2. Jenis Peta Gua
Peta gua dapat digambarkan sebagai :
a. Plan Section
27
Adalah gambar peta gua tampak dari atas. Yang ditampilkan
adalah sudut belokan, letak ornamen, jenisnya dan bentuk lorong
gua atau arahnya.
b. Extended Section
Adalah peta gua tampak samping (gua dipotong secara
vertikal) tanpa adanya proyeksi. Yang ditonjolkan dalam
penggambarannya adalah perubahan elevasi lorong.
c. Projected Section
Adalah peta gua tampak samping tetapi merupakan hasil
proyeksi dari plan section. Fungsinya untuk menampilkan control
geologis dari bentukan sebuah gua dan kesamaan bentuknya.
28
Nama gua alangkah baiknya apabila sesuai dengan nama gua
yang diberikan oleh penduduk setempat. Nama gua ini juga bisa
digunakan daerah yang khas di dekat gua, sebagai misal nama
bukit/nama tempat/nama sungai. Klaim terhadap nama gua harap
dipertimbangkan kemungkinan dampaknya yang mungkin akan
muncul dikemudian hari.
B. Grade Peta
Grade peta yang dicantumkan sesuai dengan tingkat
ketelitian survey pemetaan yang dilakukan.
C. Lokasi Gua
Lokasi gua bisa berupa :
1. Sistem proyeksi dalam menentukan posisi dan letak geografis
suatu gua. Misalnya Gua Bribin (110o 38’ BT & 8o 5’ LS)
2. Sistem grid untuk menentukan posisi gua dalam suatu grid
proyeksi yang digunakan. Dapat bersifat lokal, misalnya
Luweng Daren (GR 742998) dan dapat pula bersifat nasional
misalnya Gua Semuluh (x = 4644000mT y = 9113900mS)
3. Letak administrasi untuk menentukan letak geografis dalam
kaitannya terhadap pengambilan keputusan oleh pemerintah
daerah setempat. Misalnya luweng Sapen, Desa Mudal, Kec.
Rongkop, Kab. Gunungkidul, DIY.
D. Orientasi
Menunjukkan arah utara magnetik dan tahun saat survei
dilakukan. Arah utara tidak harus menghadap atas, disesuaikan
dengan ukuran kertas dan gambar peta guanya. Tahun pembuatan
ditulis karena tidak sepanjang tahun arah utara magnetis tetap
atau sama.
Skala Peta (grafis, fraksi/angka)
1. Skala fraksi, contoh skala 1 : 200 artinya 1 cm di peta
mewakili 200 cm di lapangan
2. Skala verbal, contohnya 1 = 10 km.
29
3. Skala grafis, perbandingan jarak horisontal sesungguhnya
dengan jarak dalam peta yang ditunjukan dengan garis.
Contoh : artinya setiap balok mewakili 6 km.
Skala grafis ini mempunyai keuntungan apabila peta
diperbesar maka skala peta grafis akan ikut membesar sehingga
kesalahan skala peta bisa diatasi. Oleh karena itu, disarankan
untuk memakai dua skala yaitu skala fraksi dan skala grafis.
E. Cross Section
Adalah penampang melintang lorong, digambar sesuai skala.
Lebih menerangkan pada bentuk lorong.
F. Simbol-Simbol
Simbol ini mewakili kondisi, bentukan, ornamen, keadaan gua.
G. Keterangan
H. Tepi Peta
1. Waktu survey, tanggal, bulan, tahun, nama kegiatan contoh
Eksplorasi Goa IV Sekber PPA DIY, Panggang, 10 – 17
Agustus 2003.
2. Surveyor, atau bisa juga tim.
3. Total panjang dan kedalaman gua.
30
oleh ketelitian centerline (garis arah lorong) dan detail lorong gua
(penampang pada setiap titik sepanjang lorong). Adapun kriteria
grade sesuai dengan kegunaannya adalah :
31
Grade diatas merupakan ikhtisar dan ditujukan sebagai
peringatan bahwa grade survey yang ditunjukan diatas harus
dibaca bersama-sama dengan penambahan keterangan dalam-
dalam buku surveying cave. Untuk lebih jelasnya lihat
keterangan dibawah.
1. Pada semua kasus harus mengikuti tujuan dari definisi dan
tidak hanya yang terbaca saja.
2. Batas akurasi, definisinya adalah artinya adalah pendekatan
hasil terhadap harga sebenarnya, tidak boleh dikacaukan
dengan pengertian presisi yang mana pendekatan jumlah dari
hasil ulangan masing-masing, dengan mengesampingkan
keakuratannya.
3. Untuk grade 3 perlu menggunakan klinometer pada lorong
yang mempunyai kemiringan.
4. Peralatan perlu dikalibrasi terlebih dahulu untuk mencapai
grade 5.
5. Untuk grade 6 perlu menggunakan kompas yang adapat
melewati batas akurasi, misalnya + ½ derajat, begitu pula
untuk klinometer. Keakuratan jarak dan posisi stasiun kurang
dari 2,5 cm dan perlu adanya tripod untuk kedudukan
peralatan magnetik (kompas dan klinometer).
6. Untuk grade X harus di masukan dalam catatan yaitu gambar
dan tipe instrument serta teknik yang dipakai. Bersamaan
dengan perkiraan keakuratan dibanding dengan grade 3, 5,
atau 6.
7. Grade 2 dan 4 dipakai saat survey dilaksanakan menemui
kondisi yang menyebabkan survey dengan tingkat yang lebih
tinggi terhalangi, dan tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan survey lagi dimasa mendatang.
8. Publikasi ulang tabel diatas harus selalu disertai dengan
catatan ini.
B. Klasifikasi Detail Survey
32
Klas A :Semua detail dibuat berdasarkan hapalan di luar
kepala.
Klas B :Detail lorong gua dicatat dalam gua berdasarkan
perkiraan.
Klas C :Detail lorong diukur di stasiun survey.
Klas D :Getail diukur pada stasiun survey dan antar stasiun.
C. Kombinasi Grade dan Klasifikasi yang Direkomendasikan
Grade 1A
Grade 3B atau 3C
Grade 5C atau 5D
Grade 6D
Grade XB, XC, atau XD
Derajat pengukuran ini harus diusahakan, sejak dua stasiun
pertama, karena kesalahan akan bersifat kumulatif, makin jauh
dari titik awal, semakin besar pula kesalahan yang terjadi.
Catatan khusus :
1. Grade 3, Direkomendasikan jika memakai alat ukur
magnetis kasar, misal kompas saku (Suunto MC 1 mirrors)
Dan klinometer swakarya. Jarak dapat diukur dengan pita
ukur.
2. Grade 5, Type survey yang paling banyak dilakukan karena
merupakan survey yang cukup akurat dengan waktu yang
memungkinkan. Survey direkomendasikan menggunakan
leap frog method dan lokasi stasiun menggunakan penanda
khusus (kertas fluorosense, atau benda lain yang mudah
dilihat, posisinya diletakkan sedemikian sehingga tidak
mudah bergeser misal : ditancapkan dalam tanah, ditindih
batu,dll)
3. Grade 6, Diguankan oleh para spesialis. Grade ini
memenuhi keinginan untuk mendapatkan akurasi tinggi
dalam survey. Tripod digunakan untuk kompas dan
klinometer untuk meminimalkan kesalahan posisi stasiun.
33
4. Grade X, Penggunaan grade X pada survey gua, biasanya
pada perencanaan usaha-usaha pengembangan atau
eksploitasi gua.
5. Peralatan Pemetaan Gua
Secara umum, pembuatan peta gua relatih lebih mudah
dibandingkan dengan pemetaan permukaan tanah atau dasar lautan.
Oleh karena kondisi di dalam gua cukup rumit maka peralatan yang
digunakan dalam survey gua haruslah memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Dari segi jumlah, peralatannya seminimal mungkin namun serba
guna. Setidak-tidaknya yang mudah dibawa, ringan dan tidak
membutuhkan tempat yang besar. Hal ini cukup dimengerti
karena tingkat kesulitan gua yang beraneka ragam menuntut
penyesuaian sarana dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota
tim dalam melakukan survey tersebut.
b. Dari segi kualitas dan biaya, murah tetapi tahan lama, serta tidak
mudah pecah/rusak. Faktor ini dipertimbangkan mengingat efek
seperti terjatuh, terbentur, terhimpit dan resiko lainnya.
c. Dari segi waktu dan metode, mudah dan cepat dalam perolehan
data arah, jarak, luas. Di sini kemampuan tim kiranya merupakan
faktor yang dominan karena tiap-tiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda. Untuk itu, kekompakan tim sangat
diutamakan dalam kegiatan pemetaan gua ini.
Peralatan pemetaan gua secara khusus terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Alat Ukur
a. Alat ukur jarak
Alat ukur jarak ini meliputi pita ukur/meteran dengan
panjang yang diperlukan berkisar 30 – 50 meter dengan
alasan semakin panjang maka semakin besar pula
fluktuasi kesalahan yang ditimbulkan oleh alat.
Direkomendasikan menggunakan meteran yang terbuat
dari campuran fiberglass, karena efek kemulurannya
34
relatif kecil saat diregangkan/diulur. Alat lain bisa
menggunakan topofil, relatif mahal harganya.
b. Pengukur kemiringan
Alat ini berfungsi untuk mengetahui/ mengukur
derajat kemiringan atau sudut vertikal suatu lorong gua
terhadap garis rata-rata air. Umumnya alat yang
digunakan adalah klinometer, abney level bahkan sampai
kompas silva. Klinometer yang biasa digunakan Suunto,
type PM5/360.
c. Pengukur bearing
Alat-alat ini digunakan untuk mengetahui arah lorong
gua atau sudut horizontal yang terbentuk dengan arah
utara magnetis. Alat yang sering digunakan adalah
kompas : Suunto type K14/360. hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan kompas adalah bahwa
kompas mudah sekali terpengaruh oleh medan magnet
seperti besi, pemantik lampu karbit, aliran listrik pada
kabel, senter logam maupun kabel headlamp. Oleh karena
itu, diharapkan saat pengukuran jauhkan dari benda-benda
yang menimbulkan medan magnet.
35
Gambar 2. 33 Pengukur Bearing
2.Alat Pencatat
Hal yang harus ditekankan adalah setiap apa yang kita lihat
adalah ‘data’. Oleh karena itu, data harus dicatat. Catatan ini akan
sangat membantu dan mempengaruhi dalam penggambaran
petanya. Oleh karena itu, alat pencatat harus mendukung untuk
pelaksanaan tersebut. Alat pencatat harus kuat, tidak mudah basah
(tahan air), mudah dibawa/fleksibel. Alat pencatat yang sering
digunakan adalah kertas kalkir tahan air, kertas laminating atau
kodak trace dan pensil atau OHP marker sebagai alat tulisnya. Alat
tulis diusahakan yang tahan air juga. Alat pencatat ini didesain
khusus sehingga penggunaannya mudah, seperti pencatat variabel/
data pemetaan dan sisi lain untuk sket.
3.Alat Tambahan Lainnya
Alat ukur dan alat pencatat tidaklah berfungsi jika alat
tambahan pendukung lainnya tidak ada. Alat tambahan ini
meliputi alat penerangan tambahan seperti senter yang tahan air,
tongkat ukur atau sering disebut sebagai Yalon. Panjang Jalon ini
2 meter dan tiap panjang 20 cm diselang-seling dengan warna
yang berbeda untuk memudahkan dalam pengukuran. Kertas
fluorosens untuk membantu dalam pemberian tanda di setiap
percabangan, kertas ini akan memancarkan sinar karena efek
fluor. Spidol waterproof, untuk menulis pada alat pencatat atau
kertas fluorosens. Tas atau kantong dada, berfungsi untuk
menyimpan peralatan pemetaan apabila ditemui medan yang
sulit. Tas ini sebaiknya dikalungkan di leher. Kamera, jika
36
diperlukan untuk mengabadikan obyek-obyek yang sekiranya
diperlukan dalam tampilan pemetaan atau informasi lainnya.
37
b. Perubahan ekstrem bentuk lorong (3 dimensi): belokan, turunan,
atap turun, perubahan lebar dinding
c. Batas pengukuran (30 m)
d. Perubahan elevasi ekstrem (pitch, climb)
e. Temuan-temuan penting : biota, ornamen khusus, litologi, dan
sebagainya.
Pembagian Team Survei
Idealnya dalam satu tim survey/ pemetaan gua terdiri dari 4 orang,
dengan pembagian tugas sebagai berikut:
1. Orang pertama : Sebagai pembaca alat-alat ukur, membawa
clinometer, kompas, dan meteran.
2. Orang ke dua : Sebagai pencatat data pengukuran, diskriptor,
cross section (irisan lorong), dan skets perjalanan.
3. Orang ke tiga : Sebagai target pengukuran, membawa ujung
meteran. Tinggi badan orang pertama dan ketiga ini harus sama,
tujuannya mengurangi kesalahan dalam pengukuran sudut elevasi
(kemiringan lantai).
4. Orang ke empat : Sebagai leader, penentu titik stasiun maupun
sebagai pemasang lintasan pada penelusuran gua vertikal.
2.2.5 Biospeleologi
Biospeleologi penelitian ilmiah kehidupan hewan gua, atau biologi
gua, karst, dan air tanah. Seorang ahli biologi yang mengkhususkan diri
dalam studi ini disebut biospeleologist (Elliott, 1999). Biospeleologi
studi tentang organisme yang hidup di bawah tanah, terutama di gua-gua
karst dan lubang lainnya dalam formasi batuan (Lowe dan Waltham,
1995). Diterjemahkan dari A Lexicon of Cave and Karst Terminology
with Special Reference to Environmental Karst Hydrology (Field, 2002).
Zonasi, lingkungan gua lazim dibagi menjadi 3 zona yaitu:
1. Zona masuk / zona terang mengacu pada titik masuk sebuah gua, yang
biasanya menerima sinar matahari yang cukup. Bagian gua ini terbuka
untuk lingkungan luar dan mengalami suhu yang bervariasi, karena
menyesuaikan dengan lingkungan luar dan iklim. Zona masuk dapat
38
dibentuk secara alami atau dibuat oleh manusia. Tumbuhan hijau
tumbuh di zona ini karena mengandung sinar matahari yang
dibutuhkan untuk fotosintesis. Zona masuk sebuah gua dapat dihuni
oleh berbagai bentuk kehidupan , antara lain kumbang, tikus kecil,
laba-laba, ular, salamander, cacing tanah, kaki seribu, burung hantu,
dan siput. Selain itu, hewan darat tertentu, seperti rakun dan beruang,
mungkin berlindung di zona masuk untuk tidur, makan, dan
bersarang.
2. Zona senja (Twilight Zone)/zona remang-remang merupakan bagian
dari gua yang menerima sedikit sinar matahari karena tidak terlalu
jauh dari pintu masuk. Zona ini sejuk dan lembab, dan suhunya
biasanya konstan. Zona senja dibagi oleh organisme luar dan
penghuni gua, sehingga terjadi perpindahan energi, dalam bentuk
nutrisi, dari luar gua ke dalam. Hewan yang hidup di zona senja adalah
trogoloxenes, seperti laba-laba, kelelawar, ngengat, jangkrik gua,
kumbang gua, dan kaki seribu.
3. Zona gelap adalah bagian gua yang paling dalam dan paling gelap. Itu
terletak di belakang gua dan tidak menerima sinar
matahari. Akibatnya, zona gelap selalu sejuk, gelap, dan suhunya
konstan. Zona gelap dihuni oleh troglobita, seperti udang tanpa mata
dan lobster buta. Hewan di zona ini memiliki ciri-ciri tertentu seperti
antena panjang, berwarna putih, merah muda atau tidak berwarna, dan
memiliki penglihatan yang buruk. Tubuh yang tidak berwarna adalah
akibat dari kurangnya pigmentasi. Organisme yang hidup di zona
gelap tidak pernah meninggalkan gua.
39
interpretasi terhadap fitur-fitur medan seperti pegangan, pijakan, tumpuan, dan
lintasan yang optimal untuk mencapai puncak atau tujuan yang ditetapkan.
Pengenalan terhadap Pegangan dan Pijakan:
Pegangan dalam panjat tebing merujuk pada permukaan atau struktur yang
dapat digenggam oleh tangan pendaki. Pijakan adalah area atau struktur yang
dapat digunakan sebagai tempat untuk menempatkan kaki. Dalam orientasi
medan, pendaki harus mampu mengidentifikasi dan memilih pegangan dan
pijakan yang paling sesuai dengan rute panjatannya. Ini melibatkan pengamatan
visual dan pengambilan keputusan yang cepat untuk menentukan posisi yang
optimal.
Pemetaan Rute Panjat:
Sebelum memulai panjat tebing, seorang pendaki perlu memahami struktur
medan dan menciptakan peta mental atau visual dari rute panjat yang
diinginkan. Ini melibatkan mengamati jalur yang tersedia, mengidentifikasi
pegangan dan pijakan yang dapat digunakan, serta memperkirakan jalur terbaik
untuk mencapai tujuan. Pemetaan rute panjat yang efektif sangat penting dalam
orientasi medan.
Penggunaan Tumpuan:
Tumpuan adalah area di mana seorang pendaki dapat memposisikan tubuhnya
dengan aman dan stabil. Dalam orientasi medan, pendaki harus mampu mencari
tumpuan yang kuat dan stabil di sekitar mereka untuk memastikan keamanan
dan keseimbangan selama panjat tebing. Mempelajari bagaimana mengenali
dan memanfaatkan tumpuan secara efektif adalah keterampilan penting dalam
orientasi medan.
Keterampilan Navigasi selain memahami medan lokal, orientasi medan juga
melibatkan keterampilan navigasi untuk berpindah dari satu titik ke titik
lainnya. Ini termasuk memilih jalur yang tepat, memanfaatkan pegangan dan
pijakan yang tersedia, serta memahami struktur medan secara keseluruhan.
Keterampilan navigasi yang baik membantu pendaki untuk menghemat energi
dan waktu serta mencapai tujuan dengan efisien.
Orientasi medan adalah kemampuan yang berkembang seiring pengalaman
dan latihan dalam panjat tebing. Pendaki yang terampil dalam orientasi medan
40
akan lebih efektif dalam memilih jalur, mengatur gerakan tubuh, dan mencapai
tujuan dengan sukses. Penting untuk mengembangkan kepekaan terhadap
medan sekitar dan melatih keterampilan pengamatan serta pengambilan
keputusan yang cepat dalam konteks panjat tebing.
2.Teknik Artificial
Artificial adalah salah satu teknik dalam olahraga panjat tebing yang
Biasa digunakan untuk menambah ketinggian dan membuka jalur di tebing
Yang belum ada pengamanya atau hungger. Karena tidak adanya pengaman
yang sudah terpasang jadi kita memasang pengaman sendiri atau bisa disebut
pengaman buatan. Banyak juga alat yang bisa dijadikan pengaman buatan salah
satunya prusik, jika menemukan lubang tembus bisa di masukin prusik kalau
lubangnya terlalu dalam bisa ditambah runner.
Alat-alat untuk Teknik Articial :
Gambar 2. 39 Etrier
41
Gambar 2. 37 Chock Gambar 2. 38 Chock
hexantrik stopper
Gambar 2. 45
Gambar 2. 43 Paku Gambar 2. 44 Runner
Sepatu climbing
phyton
Gambar 2. 46 Skyhook
3.Vertical rescue
Vertical rescue dalam kontek panjat tebing merujuk pada proses
penyelamatan atau evakuasi seseorang yang terjebak atau terluka di tebing atau
dinding panjat. Evaluasi Situasi Pertama-tama, tim penyelamat harus
melakukan evaluasi situasi dengan cermat. Mereka perlu memahami kondisi
pendaki yang terjebak atau terluka, lokasi dan tingkat kesulitan rute panjat, serta
42
faktor-faktor lingkungan seperti cuaca, aksesibilitas, dan keadaan tebing.
Komunikasi yang efektif antara tim penyelamat dan pendaki yang terjebak
sangat penting. Tim harus menjelaskan rencana penyelamatan, memberikan
instruksi kepada pendaki untuk menjaga ketenangan, serta memastikan pendaki
mengerti dan mematuhi instruksi yang diberikan. Koordinasi tim penyelamat
juga penting untuk memastikan setiap anggota tim mengetahui peran dan tugas
mereka dengan jelas.
Vertical rescue juga memiliki beberapa cara salah satunya yaitu dari bawah ke
atas terus korban di papah turun, cara ini adalah cara yang digunakan kami
saat berkegiatan kemarin di lembah kera
43
BAB III
RENCANA KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum
A. Sosial Budaya
1. Gunung Hutan
Gunung Penanggungan memiliki peninggalan arkeologi yang
menunjukkan keberadaan manusia di daerah tersebut sejak zaman
prasejarah. Beberapa situs prasejarah yang ditemukan di sekitar gunung
termasuk gua-gua batu, artefak, dan relief-relief batu yang
menunjukkan adanya aktivitas manusia pada masa lampau.
Era Hindu-Buddha: Pada abad ke-10 hingga abad ke-15, Gunung
Penanggungan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan
Hindu-Buddha di Jawa Timur. Wilayah sekitar gunung ini diperintah
oleh beberapa kerajaan Hindu-Buddha, seperti Kerajaan Kediri,
Singhasari, dan Majapahit. Gunung Penanggungan diyakini menjadi
tempat persembahyangan dan tempat tinggal para raja dan bangsawan
pada masa itu.
Kerajaan Kediri: Pada abad ke-11, Gunung Penanggungan berada
di bawah pemerintahan Kerajaan Kediri. Salah satu tokoh terkenal dari
kerajaan ini adalah Raja Jayabaya, yang terkenal dengan ramalan-
ramalannya yang tercatat dalam "Praniti Jayabaya". Di lereng Gunung
Penanggungan, terdapat candi-candi peninggalan era Kediri, seperti
Candi Jago dan Candi Belahan.
Kerajaan Majapahit: Pada abad ke-14, Gunung Penanggungan
termasuk dalam wilayah Kedatuan Mojopahit yang kemudian
berkembang menjadi Kerajaan Majapahit. Raja Hayam Wuruk dan
Patih Gajah Mada, tokoh-tokoh terkenal dari Kerajaan Majapahit,
diyakini memiliki kaitan dengan Gunung Penanggungan. Terdapat juga
candi-candi seperti Candi Gentong yang berhubungan dengan
keberadaan Kerajaan Majapahit di wilayah ini.
Perkembangan Islam: Pada abad ke-15, seiring dengan
perkembangan agama Islam di Jawa, Gunung Penanggungan menjadi
44
semakin terpinggirkan sebagai pusat pemerintahan. Kerajaan Majapahit
mulai melemah, dan banyak penguasa lokal yang beralih ke agama
Islam. Sebagai akibatnya, pemukiman-pemukiman Islam muncul di
sekitar gunung, seperti Desa Penanggungan. Meskipun jalur Via
Jolotundo lebih terjal, jalur ini memiliki keunikan tersendiri yaitu
terdapat beberapa candi di sepanjang jalur menuju puncak. Candi–candi
ini memiliki nama – nama yang unik seperti contoh candi bayi, candi
putri, candi carek, candi camat dan masih banyak lagi. Menurut warga
setempat sebagian candi–candi ini digunakan untuk ritual, contoh nya
candi carek dan candi camat konon katanya kalau ada orang yang ingin
mencalonkan diri sebagai carek/camat mereka melakukan ritual
terlebih dahulu di candi–candi tersebut agar dirinya dapat terpilih
sebagai pemimpin. Tak hanya terdapat banyak candi, sepanjang jalur
ini juga terdapat banyak tumbuh–tumbuhan herbal yang bisa olah atau
dimakan langsung contohnya tumbuhan lantong, palendra dan alang -
alang. Akan tetapi sumber air digunung ini hanya ada di pos perizinan,
jadi kita akan melakukan pendakian kita harus memanajemen air yang
akan kita bawa agar cukup sampai kita kembali turun.
45
rebutan.“Ini menjadi kesenangan masyarakat untuk menyambut hari
kelahiran baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang di warnai dengan
cara rebutan,” ungkap dia.“Yang direbut oleh masyarakat bukan
buahnya, melainkan barokah dari buah yang sudah di doakan, dengan
harapan mendapatkan syafaat Nabi Besar Muhammad SAW,” Dia
menambahkan. Karim menyampaikan walaupun acara maulid banyak
yang tumpang tindih saat merebut buah yang sudah di sediakan namun
diantara mereka tidak ada satupun yang marah atau sampai baku
hantam.“Walaupun tumpang tindih tidak ada satupun yang marah,
bahkan diantara mereka merasa senang dengan karena berharap
mendapatkan barokah dari bulan maulid,”.
B. Letak Geografis
46
1. Gunung Penanggungan
Gunung Penanggungan terletak di perbatasan dua kabupaten
yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi
timur) dan berjarak sekitar kurang lebih 55 km sebelah selatan Kota
Surabaya. Secara geografis gunung penanggungan terletak pada
ketinggian 1.653.
2. Gua Tomlan dan Gua Re’bere
Gua Tomlan terletak di Desa Buluh, Kecamatan Socah,
Kabupaten Bangkalan terletak disebelah utara Kota Surabaya yang
beranjak sekitar 29 Km dengan melewati jembatan Suramadu dan
Universitas Trunojoyo Madura..
3. Tebing Lembah Kera
Tebing Lembah Kera terletak di Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur, Indonesia. Desa Sumberbrantas: Tebing Lembah Kera
terletak di Desa Sumberbrantas, yang merupakan bagian dari
Kecamatan Gedangan. Desa Sumberbrantas terletak di bagian barat
daya Kabupaten Malang. Ketinggian: Daerah sekitar Tebing Lembah
Kera memiliki ketinggian yang bervariasi. Secara umum, tempat ini
terletak di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 500-700 meter di
atas permukaan laut. Ketinggian tersebut memberikan pemandangan
yang indah ke lembah dan sekitarnya. Perbukitan dan Lembah: Tebing
Lembah Kera berada di wilayah perbukitan yang terdiri dari formasi
batuan dan lereng curam. Di sekitar Tebing Lembah Kera, Anda akan
menemukan lembah yang hijau dengan aliran sungai yang mengalir di
tengahnya. Pemandangan alam yang indah ini menjadikan tempat ini
sebagai daya tarik wisata yang populer.
C. Letak Astronomis
1. Gunung Penanggungan
Basecamp perizinan Gunung penanggungan berada pada titik
koordinat 07°36′29′′ Lintang Selatan dan 112°35′35′′ Bujur Timur.
47
Gambar 3. 1 letak astronomis basecamp Gunung Penanggungan
2. Gua Tomlan dan Gua Re’bere
Desa Bulu, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan : 112° 40’ 06” -
113° 08’ 04” Bujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang Selatan.
48
ke basecamp agar lebih mudah. Selain itu juga bisa diakses
menggunakan mobil atau travel, namun kami lebih menyarankan
menggunakan kendaraan pribadi karena bisa menuju langsung ke
basecamp pendakian Jolotundo. Yang jalan nya berkelok kelok dan
kecil namun mayoritas jalannya aspal jadi cukup bagus. Hal penting
yang harus kalian lakukan di basecamp adalah mendaftar ke petugas.
Setiap orang akan dikenai biaya masuk sebesar Rp10.000, biaya ini
tidak berrbatas waktu untuk naik turunnya pendakian dan parkir per
motor Rp. 5.000.
2. Gua Tomlan dan Gua Re’bere
Untuk menuju ke lokasi Gua Tomlan dapat menggunakan
kendaraan pribadi maupun angkutan umum,. Kondisi jalan menuju ke
lokasi beraspal, berbelok, dan bertanjakan dan memasuki wilayah
hutan. Jarak tempuh dari Surabaya menuju lokasi di perkirakan 45
menit untuk kendaraan pribadi. Jika ingin memakai angkutan umum
dari Surabaya hanya bisa sampai bangkalan, selanjutnya bisa memakai
jasa becak warga sekitar. Jika ingin memakai kendaraan pribadi itu
tidak bisa membawa kendaraannya langsung ke lokasi gua. Oleh
karena itu kendaraannya diparkirkan di dekat rumah warga dan kami
memberikan sembako untuk warga yang sudah memberikan kami izin
untuk masuk Gua tersebut. Saat menuju ke Gua, kami semua melewati
ladang warga desa.
3. Tebing Lembah Kera
Untuk menuju lokasi tebing Lembah Kera ini dapat menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Untuk kendaraan pribadi
bisa menggunakan mobil atau sepeda motor. Kendaraan umum seperti
kereta atau angkot, untuk naik kereta bisa turun distasiun kepanjen dan
dilanjut naik angkotan umum hingga menuju lokasi Tebing Lembah
Kera. Tetapi, disarankan menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan
perjalanan menuju Tebing Lembah Kera melewati hutan dan cukup
jauh dari permukiman warga.
49
3.2 Daftar Peserta dan Pendamping
1. Daftar Peserta
50
3.4 Tempat dan Waktu Kegiatan
1. Pra Kegiatan
1. Materi
a. Gunung Hutan
Tanggal : 7 Maret – 10 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
b. Susur Gua
Tanggal : 12 Maret – 18 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
c. Panjat Tebing
Tanggal : 5 Mei – 24 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
2. Fisik
• Gunung Hutan
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Maret – 7 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
b. Susur Gua
Hari : Senin - Ahad
Tanggal : 17 April – 9 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
c. Panjat Tebing
Hari : Selasa – Sabtu
Tanggal : 21 Maret – 23 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
2. Karantina Alat
a. Gunung Hutan
Hari : Jumat
Tanggal : 12 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
51
b. Susur Gua
Hari : Jumat
Tanggal : 19 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
c. Panjat Tebing
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Mei 2023
Tempat : Sekretariat MUPALAS
1. Gunung Hutan
Pemberangkatan dari
22.00 – 00.00 surabaya menuju lokasi
52
07.00 – 09.00 Memasak dan makan
2.Susur Gua
Waktu
Hari/Tanggal Kegiatan PJ
(WIB)
53
16.00 –18.00
Karantina Alat
Jum’at, 12 Mei 19.00 – 21.00 Presentasi + Karantina
Faiqoh Nur
2023 Peserta
MaslihatulIzzah
21.00 – 04.30
Istirahat
04.30 – 06.00
Sholat
06.00 – 06.15
Persiapan Upacara
06.15 – 06.40
Upacara Pemberangkatan
06.40 – 07.00
Persiapan Pemberangkatan
07.00 – 09.00
Berangkat Menuju Lokasi
09.00 – 09.30 Mempersiapkan Alat -
Alat
09.30 – 09.45 Menuju Lokasi Gua
Re’bere’
09.45 – 10.00 Koordinasi Aktifitas
Sabtu, 13 Mei Aplikasi Kegiatan Rabi’ah Balqis
2023 10.00 – 13.45 Al-May
TPGH + Pemetaan Gua
13.45 – 15.30
ISHOMA
15.30 – 16.00 Menuju Lokasi Gua
Tomlan
16.00 – 17.00
Mendirikan Tenda
17.00 – 17.15
Checklist alat
17.15 – 19.00
ISHOMA
19.00 – 20.00
Briefing + Evaluasi
20.00 – 20.30
Bayar Point
20.30 – 05.00
Istirahat
05.00 – 07.00
Sholat + Makan
Minggu, 14
Mei 07.00 – 07.30 Checklist Alat dan Maulida Yuniva
2023 Persiapan Alat
07.30 – Koordinasi Aktifitas
3. 4 manajemen perjalanan susur gua
54
3.Panjat Tebing
55
12.00 - 13.30
Minggu, 28 ISHOMA
Mei 2023 13.30 - 15.00 Lanjut Aplikasi Vertikal
Rescue
15.00 - 16.30 Checklist Alat + Cleaning Muhammad
Basecamp Ahya A.
16.30 - 16.45 Evaluasi
16.45 - 23.59 Perjalanan Pulang
3. 5 manajemen perjalanan panjat tebing
3.6 Manajemen Perlengkapan
A. Gunung Hutan
Perlengkapan kelompok
1 Kompas 2 Unit
2 Kompor 2 Unit
3 Nesting 2 Set
7 Tenda 2 Unit
10 Webbing 5 Unit
11 Protaktor 1 Unit
12 Peta 1 Unit
56
6 P3K Pribadi 1 Unit
7 Alat Mandi 1 Unit
8 Peralatan makan (sendok, cup) 1 Unit
9 Sling Bag 1 Unit
10 Blangket emergency 1 Unit
11 Jas hujan single 1 Unit
12 Kaos Kaki 2 Unit
13 Sarung Tangan 1 pasang
14 Headlamp + Baterai cadangan 1 Unit
15 Matras 1 Unit
16 Parang 1 Unit
17 Jas hujan ponco 1 Pasang
18 Sleeping bag 1 Unit
19 Jaket 1 Unit
20 Celana lapangan 1 Unit
3. 7 manajemen perlengkapan individu gunung hutan
B. Susur Gua
Perlengkapan Kelompok
57
13 Croll 6 unit
14 Autostop 6 unit
15 Mailon Rapid (MR) 6 unit
16 Carabinner Delta Screw 12 unit
17 Carabinner Oval Screw 15 unit
18 Carabinner Delta Snap 12 unit
19 Carabiner Evernew 6 unit
20 Padding 6 unit
21 Matras 6 unit
22 Tenda 2 unit
23 Fly Seet 2 unit
24 Carrier 4 unit
25 Dry Bag 2 unit
26 Gas Butana 6 unit
27 Kompor 2 unit
28 Nesting 2 set
29 Pelampung 2 unit
30 Perusik 6 unit
31 Pulley 1 unit
32 Peluit 4 Buah
33 Tali Semi Statis 1 Unit
3. 8 manajemen perlengkapan kelompok susur gua
Perlengkapan Individu
58
C. Panjat Tebing
Perlengkapan Kelompok
59
29 Karmentel statis 1 Unit
30 Palu 1 Unit
3. 10 manajemen perlengkapan kelompok panjat tebing
Perlengkapan Individu
19%
16% Unuversitas
Muhammadiyah Surabaya
Pengurus Harian
MUPALAS
15%
50% Donatur
Panitia
60
Gambar 3. 5 Diagram rencana anggaran pendapatan
B. Rencana Anggaran Belanja
KETUA PELAKSANA
No. Keterangan Qty Satuan Harga Jumlah
- - - - - -
Sub Total -
SEKRETARIS
No. Keterangan Qty Satuan Harga Jumlah
1. Print Proposal 3 Unit Rp 25.000 Rp 75.000
2. Print Surat 30 Lembar Rp 500 Rp 15.000
3. Amplop Besar 1 Pack Rp 35.000 Rp. 35.000
Sub Total Rp 125.000
BENDAHARA
No. Keterangan Qty Satuan Harga Jumlah
- - - - - -
Sub Total -
PUBDEKDOK
1. Stiker A3 2 Lembar Rp 20.000 Rp 40.000
Perlengkapan
61
Humas
Kesehatan
Konsumsi
62
15 Kecap 2 Bungkus Rp 2.000 Rp 4.000
Rp 110.500
Sub Total
TOTAL Rp 588.500
Perlengkapan
Humas
Kesehatan
Konsumsi
63
2. Telur 1 Kg Rp 26.000 Rp 26.000
TOTAL Rp.654.000
Ketua Pelaksana -
Sekretaris Rp 125.000
64
Bendahara -
Total Rp 1.968.000
0% 0%
6% 5%
26% Ketua Pelaksana
Sekretaris
Bendahara
Sie Pubdekdok
29%
34% Divisi Panjat Tebing
Divisi Susur Gua
Divisi Gunung Hutan
BAB IV
HASIL KEGIATAN
4.1 Gambaran Umum
A. Sosial Petualang
1. Gunung Penanggungan
65
Gunung penanggungan atau pawitra adalah gunung berapi
kerucut yang sedang dalam kondisi istirahat. Gunung ini memiliki
ketinggian 1.653 mdpl. Posisinya berada di perbatasan dua kabupaten,
yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi
timur) dan berjarak kurang lebih 55 km sebelah selatan kota Surabaya.
Gunung penanggungan memiliki beberapa jalur pendakian, yaitu yaitu
via jolotundo, via tamiajeng, via kengungudi, via wonosunyo dan via
ngoro. Jalur via tamiajeng lebih banyak dilewati oleh para pendaki dari
pada via jolotundo yang jalur nya sedikit lebih terjal.
Meskipun jalur via jolotundo lebih terjal, jalur ini memiliki
keunikan tersendiri yaitu terdapat beberapa candi di sepanjang jalur
menuju puncak. Candi – candi ini memiliki nama – nama yang unik
seperti contoh candi bayi, candi putri, candi carek, candi camat dan
masih banyak lagi. Menurut warga setempat sebagian candi – candi ini
digunakan untuk ritual, contoh nya candi carek dan candi camat konon
katanya kalau ada orang yang ingin mencalonkan diri sebagai
carek/camat mereka melakukan ritual terlebih dahulu di candi – candi
tersebut agar dirinya dapat terpilih sebagai pemimpin. Tak hanya
terdapat banyak candi, sepanjang jalur ini juga terdapat banyak tumbuh
– tumbuhan herbal yang bisa olah atau dimakan langsung contohnya
tumbuhan lantong, palendra dan alang - alang. Akan tetapi sumber air
digunung ini hanya ada di pos perizinan, jadi kita akan melakukan
pendakian kita harus memanajemen air yang akan kita bawa agar
cukup sampai kita kembali turun.
66
pembangunan dan rumah kosong yang sering ditinggal sama
pemiliknya diluar kota.
67
00.20 – Istirahat (indomart
00.35 krian)
00.35 – Perjalanan menuju
01.00 basecamp pendakian
01.00 – Registrasi dan
01.17 pengarahan
01.17 – Breifieng dan
02.30 istirahat
Sabtu/13 Mei 02.30 – Persiapan pendakian
Annas Fauzahri
2023 03.00
03.00 – Pendakian sampai di
04.00 pos gubuk
04.00 – Istirahat sholat
04.30
04.30 – Perjalanan pendakian
05.00 sampai pos 2
05.00 – Istirahat Nur Ariska Faifatul
05.05 Hasanah
05.05 – Perjalanan pendakian
05.29 sampai candi bayi
05.29 – Pengaplikasian jerat Syukron Biziyadir
06.05 Rizqi
06.05 – Perjalanan sampai di
06.20 pos 3
06.20 – Perjalanan sampai di
Annas Fauzahri
06.30 candi putri
06.30 – Istirahat makan
08.33
08.33 – Packing
08.45 Nur Ariska Faifatul
08.45 – Perjalanan sampai Hasanah
08.50 pos 4
68
08.50 – Pengaplikasian
11.04 Navigasi Darat
11.04 – Ishoma
13.50
13.50 – Perjalanan pendakian
14.12 sampai di candi puro
Perjalanan pendakian
14.12 –
sampai di candi
14.30
gentong
Perjalanan pendakian
14.30 – Syukron Biziyadir
sampai di candi
14.36 Rizqi
shinta
Perjalanan pendakian
14.36 –
sampai di candi
14.46
shiwa
14.46 - Istirahat
14.49
14.49 – Perjalanan pendakian
14.59 sampai di candi guru
Annas Fauzahri
15.00 – Pengaplikasian jerat
16.00
Perjalanan pendakian
16.00 –
sampai di candi
16.25 Nur Ariska Faifatul
wisnu
Hasanah
16.25 – Mendirikan tenda
17.10 dan flysheet
17.10 – Aplikasi membuat Syukron Biziyadir
17.25 api Rizqi
17.25 – Ishoma
Annas Fauzahri
19.10
Evaluasi dan Nur Ariska Faifatul
18.43 – 19.0
briefieng Hasanah
69
19.50 – Bayar poin
20.30
20.30 – Istirahat tidur
04.35
04.35 – Ishoma Syukron Biziyadir
06.10 Rizqi
Persiapan
06.10 –
pengaplikasian
06.15
Ahad/14 Mei Navigasi Darat
Annas Fauzahri
2023 Pengaplikasian
06.15 –
Navigasi Darat (di
06.25
candi wisnu )
06.25 – Perjalanan pendakian
06.52 sampai di goa Nur Ariska Faifatul
06.52 – Perjalanan pendakian Hasanah
07.25 sampai di puncak
Pengaplikasian
07.25 – Syukron Biziyadir
Navigasi Darat
08.08 Rizqi
(dipuncak)
Perjalanan turun dari
08.08 –
puncak (sampai di
08.39
goa)
Annas Fauzahri
Perjalanan turun dari
08.39 –
puncak sampai di
09.09
candi wisnu
09.10 – Cleaning basecamp Nur Ariska Faifatul
09.52 dan packing Hasanah
09.52 – Persiapan turun ke
09.57 pos perizinan Syukron Biziyadir
09.57 – Perjalanan turun Rizqi
10.10 sampai di candi guru
70
Perjalanan turun
10.10 –
sampai di candi
10.15
shiwa
Perjalanan turun
10.15 –
sampai di candi
10.30
shinta
Perjalanan turun
10.30 – Annas Fauzahri
sampai di candi
10.31
gentong
10.31 – Perjalanan turun
10.35 sampai di candi pura
10.35 – Perjalanan turun
10.37 sampai di pos 4
10.37 – Perjalanan turun Nur Ariska Faifatul
10.47 sampai di candi putri Hasanah
10.47 – Perjalanan turun
11.00 sampai di pos 3
11.00 – Istirahat
11.03 Syukron Biziyadir
11.03 – Perjalanan turun Rizqi
11.10 sampai di candi bayi
11.10 – Pengecekan jerat
11.13
11.13 – Perjalanan turun
Annas Fauzahri
11.28 sampai di pos gubuk
11.28 – Istirahat
12.04
12.04 – Perjalanan turun
12.12 sampai di pos 2 Nur Ariska Faifatul
12.12 – Perjalanan turun Hasanah
12.21 sampai di pos 1
71
Perjalanan turun
12.21 –
sampai di pos
12.50
perizinan
12.50 – Laporan dan bersih
14.00 diri Syukron Biziyadir
14.00 – Istirahat Rizqi
15.00
15.00 – Perjalanan menuju
Annas Fauzahri
18.00 surabaya
Tabel 4. 7 Rundown pelaksanaan kegiatan gunung hutan
2. Susur Gua
72
09.12 – Menuju Gua Re’bere’ Faiqoh Nur
09.22 Maslihatul Izzah
Sabtu, 20 Mei 09.22 – Masuk Gua Rabi’ah Balqis Al-
2023 09.27 May
09.27 – Selesai Kegiatan Maulida Yuniva
10.44
10.44 – Checklist alat Ismail Haq
11.46
11.46 – Perjalanan Menuju Faiqoh Nur
12.24 Gua Tomlan Maslihatul Izzah
12.24 – Checklist alat dan Rabi’ah Balqis Al-
12.55 Bangun Basecamp May
12.55 – ISHOMA Maulida Yuniva
15.30
15.30 – Latihan Rigging dan Ismail Haq
19.00 Anchoring
19.00 – Checklist alat Faiqoh Nur
20.00 Maslihatul Izzah
20.00 – ISHOMA Rabi’ah Balqis Al-
21.40 May
21.40 – Briefing dan Evaluasi Maulida Yuniva
23.00
23.00 – Bayar Point Ismail Haq
23.30
23.30 – Istirahat Faiqoh Nur
04.45 Maslihatul Izzah
04.45 – SHOMA, Checklist Rabi’ah Balqis Al-
07.30 alat dan Persiapan May
Alat
07.30 – Koordinasi Aktivitas Maulida Yuniva
07.45 Aplikasi Kegiatan
73
07.45 – TPGV, Rigging dan Ismail Haq
11.14 Achoring
Minggu, 21 Mei 11.14 – ISHOMA, Checklist Faiqoh Nur
2023 13.00 Alat, dan Cleaning Maslihatul Izzah
Alat
13.00 – Cleaning Basecamp Rabi’ah Balqis Al-
13.36 May
13.36 – Evaluasi Maulida Yuniva
14.02
14.02 – Kedatangan Tamu Ismail Haq
14.45 GHUBATRAS
14.45 – Perjalanan Pulang Ke Faiqoh Nur
15.45 Surabaya Maslihatul Izzah
Tabel 4. 8 Rundown pelaksanaan kegiatan susur gua
3.Panjat Tebing
74
22.20 – 05.00 Istirahat
75
16.45 – 23.59 Perjalanan Pulang
76
Setelah sampai kami langsung memarkirkan motor yang telah
disediakan dari pihak basecamp, selanjutkan melakukan SIMAKSI dan
arahan dari pihak basecamp, registrasi selesai kami istirahat di ruangan
yang telah disediakan dari basecamp, sembari istirahat kami melakukan
briefing kemudian membagi tugas Ariska isi air ke botol minum, Annas
Fauzahri packing carier dan Syukron Biziyadir Rizqi membuat minuman
hangat. Pukul 02.30 WIB selesai packing dan dilanjutkan persiapkan
pendakian, pukul 03.00 WIB memulai pendakian dengan urutan Leader
Annas, Logistik Ariska, Sweper Syukron, dibelakang ada pendamping
lapangan Aqil dan Ichwan. Setelah melakukan perjalanan selama 1 jam
sampai di pos Gubuk melakukan sholat subuh dan istirahat sebentar.
Dikarenakan matahari sudah mulai menampakkan cahayanya kami
langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 2, kemudian istirahat
sebentar di pos 2 sambil mengatur nafas, lalu melanjutkan perjalanan lagi
menuju candi Bayi, sekitar pukul 05.30 WIB kami sampai di Candi Bayi,
disini kami disambut dengan suara ayam hutan yang berkokok di diatas
ranting bambu, dari hal ini kami memutuskan untuk segera membuat jerat
dari senar pancing yang di pasang di bawah pohon bambu tersebut, karena
cuacanya tampak berkabut setelah selesai aplikasi jerat kami langsung
melanjutkan perjalanan meuju pos 3 karena takut puncaknya tertutup kabut
dan tidak terlihat. Pada saat kita sampai di pos 3 kami duduk dan istirahat
sebentar, kemudian melanjutkan perjalanan menuju candi Putri, sampai di
candi Putri ternyata cuacanya mendung akhirnya kami memutuskan untuk
makan pagi dan memasak nasi, tumis kangkung, menggoreng tempe, tahu
dan telur kamudian makan pagi.
Setelah makan akhirnya cuacanya cerah dan langsung cepat-cepat
packing logistik dan melanjutkan perjalanan menuju pos 4, setelah sampai
di pos 4 pemandangan mulai terbuka yang sebelumnya tertutup kabut, jadi
pemandangan Gunung Penanggungan dan Gunung Bekel terlihat jelas,
melihat itu kami langsung melakukan navigasi darat sampai pukul 11.00
WIB, setelah itu ISHOMA sampai pukul 14.00 WIB. Saat ishoma kami
juga sempat bertemu dengan bapak pemilik jalur yaitu pak Didik, beliau
77
sedikit bercerita bagaimana lika – liku beliau saat membuat jalur pendakian
ini tak hanya bercerita beliau juga memberi kami jamur telinga untuk
dimasak. Setelah selesai ishoma kami melanjutkan perjalanan ke Candi
Puro, disini ada persimpangan ke kiri arah Puncak Bekel yang lurus ke
Puncak Penanggungan, kita memilih arah jalan lurus sampai melewati
Candi Gentong pada pukul 14.30 WIB setelah berjalan 5 menit melewati
Candi Shinta kemudian lurus ada persimpangan jika lurus menuju ke
puncak Penanggungan via jalur lama yang sudah tidak dianjurkan karena
medannya terlalu terjal, kami ambil yang arah kiri menuju persimpangan
jalur arah Kedungudi kemudian masih lurus sampai pertigaan jika turun
kebawah terdapat beberapa candi diantaranya (Candi Shiwa, Candi Lurah,
Candi Carik) kita memilih arah jalan ke puncak atau ke kiri menuju Candi
Guru.
Sesampainya di Candi Guru, kami memasang jerat yang ke dua di
atas Candi Guru sampai pukul 15.30 WIB kemudian melanjutkan
perjalanan ke Candi Wisnu, dikarenakan waktu sudah sore kami terus
melanjutkan perjalanan sampai menemukan area buat mendirikan tenda
dan flysheet. Setelah sampai diarea yang cukup luas sehingga dapat
mendirikan tenda dan flysheet, selanjutnya bergegas untuk mendirikannya
karena hari sudah mulai petang, ada yang membuat api dan ISHOMA dan
dilanjutkan evaluasi kegiatan dan briefing untuk kegiatan besok harinya.
78
setengah jam kami melewati goa yang biasanya bisa dijadikan tempat camp
juga.
Kemudian dilanjutkan menuju Puncak Pawitra sampai pada pukul
07.25 WIB selanjutnya langsung melakukan navigasi darat secara
bergantian, sambil menikmati pemandangan yang sangat cerah sehingga
terlihat beberapa puncak dari Puncak Penanggungan diantara puncak
Gunumg Semeru. Kemudian kami berfoto untuk dokumentasi, selanjutnya
baru turun ke tempat camp. setelah berjalan 1 jam kami sampai di tempat
camp pukul 09.00 WIB, selanjutnya kami langsung packing semua
peralatan kedalam carier setelah selesai packing kemudian persiapan turun
ke basecamp pukul 10.00 WIB kami turun dari tempat camp.
Setelah turun dari tempat camp kita melewati Candi Wisnu
kemudian Candi Guru setelah itu pertigaan Candi Shiwa belok kanan arah
basecamp Jolotundo, setelah melewati persimpangan kalo arah kiri turun
ke basecamp Kedungudi, kita tetap ambil lurus setelah itu kita melewati
perempatan kalo kanan arah puncak penanggungan jalur lama, lurus arah
candi, kiri arah basecamp Jolotundo setelah melewati candi Shinta
kemudian candi Gentong setelah itu candi Puro kemudian ada pertigaan
kalo kanan arah puncak Bekel, terus lurus sampai pos 4, selanjutnya candi
Putri setelah itu pos 3 kemudian melewati candi Bayi, langsung menuju pos
2 setelah itu sampai warung gubuk dan istirahat, di warung gubuk kami
istirahat cukup lama sekitar 30 menit setelah itu lanjut jalan sampai di pos
1 kemudian sampai di basecamp Jolotundo pada pukul 14.00 WIB.
Kemudian laporan penmdakian ke pihak basecamp setelah itu bersih
bersih diri. Setelah selesai kemudian kami langsung pulang ke Surabaya
saat diperjalan kami mampir di pom bensin daerah Sidoarjo untuk isi bensin
dan sholat, setelah sholat kami melanjutkan perjalanan pulang dan sempat
terjebak macet sehingga sedikit memperlambat perjalanan sehingga kami
sampai di sekretariat pada pukul 18.00 WIB.
2. Susur Gua
Jumat 19 Mei 2023
79
Pada hari jum’at, kami memulai rangkaian kegiatan Pendidikan
Lanjutan susur gua, diawali dengan presentasi yang dihadiri oleh pengurus
harian dan anggota muda. Presentasi dimulai pada pukul 19.00 WIB dan
berakhir pukul 21.30 WIB disekretariatan MUPALAS. Dalam pelaksanaan
presentasi yang memulai ada 3 orang yakni Rabiah Balqis Al-May, Faiqoh
Nur Maslihatul Izzah dan Maulida Yuniva. Selang beberapa waktu saudara
Ismail Haq datang terlambat dikarenakan ada pekerjaan. Setelah presentasi
selesai, kami melakukan persiapan upacara pemberangkatan didepan
laboratorium anatomi. Setelah itu, kami melangsungkan upacara
pemberangkatan, upacara selesai pada pukul 22.15 WIB. Dilanjut packing
alat dan makan malam, selesai packing peralatan kami beranjak menuju ke
tempat karantina peserta untuk istirahat.
80
gua kami istirahat sebentar, dalam kegiatan pemetaan tadi, Ismail Haq
sebagai stasiuner, Rabi’ah Balqis Al-May sebagai shooter, Faiqoh Nur
Maslihatul dan Maulida Yuniva sebagai deskriptor. Kemuadian, Ismil Haq
membuat kopi dan yang lain mendokumentasi kegiatan. Setelah selesai
aplikasi, kami kembali ketempat awal lalu melanjutkan checklist alat dan
packing alat hingga pukul 11.46 WIB. Setelah packing alat kami
melanjutkan perjalanan menuju Gua Tomlan. Kami tiba di Gua Tomlan
pukul 12.24 WIB perjalanan kami lancar dan juga tanpa hambatan,
Sesampainya di Gua Tomlan kami langsung mendirikan basecamp, dan
cheklist alat hinggal pukul 12.55 WIB. Pada saat mendirikan basecamp
terjadi kendala frame yang tertinggal dan pada akhirnya kami dibantu
mendirikan basecamp oleh salah satu pendamping lapangan ketika
mendirikan basecamp salah satu dari kami menelpon saudara Annas,
Wildan dan Ariska yang ada disurabaya untuk membantu membawa frame
yang tertinggal. Kemudian kami melanjutkan kegiatan yaitu ISHOMA
hingga pukul 14.00 WIB. Setelah itu kami melakukan Latihan rigging dan
anchoring hingga pukul 19.51 WIB dan dilanjut dengan ISHOMA dan
checklist alat, kemudian kami melakukan briefing dan evaluasi yang
dimulai pukul 21.40 WIB dan dilanjut melakukan bayar poin sebesar 50
poin setelah selesai kami pun langsung beristirahat.
81
yang tidak mencukupi. Yang akhirnya kami memulai pengaplikasian
TPGV dengan turun satu persatu melewati entrance gua, Ketika seluruh
anggota sampai di dasar gua kami pun melanjutkan dengan menyusuri Gua
Tomlan hingga pukul 10.37 WIB dan kembali ke tempat kami turun karena
akan kembali naik keluar dari gua dengan menerapkan aplikasi SRT.
Setelah seluruh peserta berhasil keluar dari gua dan seluruh aplikasi sudah,
kami pun melakukan cleaning alat dan melakukan ISHOMA. Kemudian
seluruh anggota melakukan cleaning basecamp yang selesai pada pukul
13.36 WIB. Ketika seluruh basecamp sudah bersih dan tidak ada yang
tertinggal, kami pun melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu evaluasi
dengan kritik dan saran tambahan yang membangun kami menjadi lebih
baik. Kemudian semua berkumpul dan segera melanjutkan perjalanan
menuju Surabaya. Kami tiba di Surabaya pukul 14.31 WIB, kami pun
segera kembali kerumah masing-masing dan acara Pendidikan Lanjutan
susur Gua telah selesai dilakukan
3. Panjat Tebing
Kamis, 25 Mei 2023
Pada hari kamis, 26 Mei 2023 kami Angkatan Rumah Adat divisi panjat
tebing melaksanakan kegiatan Pendidikan lanjutan. Divisi Panjat Tebing
beranggotakan enam orang yakni : Wildan Fathurrahman, Anthonio
Rhenaldy Cristiani, Muhammad Ahya Asshidiqi, Febian Bimantara, Dhian
Rheinndra Puspa Jati, Siti Umrotul Khoiriyah. Pukul 4 diawali dengan
karantina peserta Dan karantina alat, setelah shalat isya’ kami memulai
presentasi keberangkatan, yang dihadiri oleh Alamsyah Cahya Diningrat,
Muhammad Ferdy Yusfiansyah, Aqil Fikri, Ichsan Nur wahid, Selvi
Astutik. Presentasi sendiri berlangsung dari pukul 19.00 – 23.30, Kemudian
kami semua melakukan Upacara Pemberangkatan hingga pukul 23.55,
kemudian melakukan dokumentasi.
82
Pada hari Jum’at kami berangkat pada pukul 14.00 dikarenakan masih
ada matkul dipagi harinya sewaktu di perjalanan tak lupa kami mengisi
bahan bakar terlebih dahulu, dan langsung tancap gas ke Malang, sekitar
jam 16.30 kami melakukan rest di pasar malang sekalian membeli sayur’an
dan air mineral. Kemudian kami sampai di lokasi Lembah Kera pada pukul
19.10. Kami langsung mendirikan tenda dan masak, sedangkan tongko,
betang, dan mas aru mengambil alat di Himpa Wisnu Citra dan mereka
sampai di Lembah Kera sekitar jam 23.45 dan langsung istirahat
83
panjang kami memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu di hwc. Pada
pukul 02.15 kami memulai perjalanan lagi ke surabaya dan sampai
surabaya pada pukul 05.15, kemudian kami bersantai dan melepas penat.
NO KETERANGAN JUMLAH
A. DANA TETAP
B. DANA BANTUAN
1 Donatur Rp 200.000
TOTAL Rp760.000
26% 26%
Pengurus Harian MUPALAS
Iuran Anggota Muda MUPALAS
14%
Penggalian Dana
34%
Donatur
84
Gambar 4. 1 Diagram rencana anggaran pendapatan
KETUA PELAKSANA
- - - - - -
Sub Total -
SEKRETARIS
BENDAHARA
- - - - - -
Sub Total -
PUBDEKDOK
Humas
85
1 Karcis 5 Unit Rp6.000 Rp30.000
Kesehatan
Konsumsi
Total Rp 236.000
86
DIVISI SUSUR GUA
Humas
Konsumsi
Rp 124.000
87
Rp 184.000
Humas
Konsumsi
88
TOTAL Rp243.000
Ketua Pelaksana -
Sekretaris Rp 50.000
Bendahara -
Total Rp760.000
7%
6% Ketua
32% Sekretaris
Bendahara
31% Pubdekdok
Panjat Tebing
89
02 Mei 2/G/001 Stempel Rp -Rp 35.000
2023 35.000
90
12 Mei 2/F/001 Motor Rp 0
2033 60.000
91
19 Mei 2/I/023 Sayur Asem Rp 3.000 Rp 25.000
2023
92
26 2/H/032 Bumbu Racik Rp 5.000 -Rp 51.000
Mei2023
TOTAL Rp Rp Rp 0
760.000 760.000
93
800.000
700.000
600.000
500.000
Debit
400.000
Kredit
300.000 Saldo
200.000
100.000
0
Debit Kredit Saldo
PEMINJAMAN ALAT
MUPALAS
94
9 Carabiner 2 Unit MUPALAS
LAPALA
UKPALH JALAWIRA
UKPALH
1 Tenda 1 Unit
JALAWIRA
UKPALH
2 Flysheet 1 Unit
JALAWIRA
PRIBADI
Aqil Fikri
2 Kompas 1 Unit
Alauddin
Syukron Biziyadir
3 Carrier 1 Unit
Rizqi
Syukron Biziyadir
4 Nesting 1 Unit
Rizqi
Nur Ariska
5 Carier 1 Unit
Faifatul Hasanah
Nur Ariska
6 Sepatu 1 Unit
Faifatul Hasanah
Nur Ariska
7 Sling Bag 1 Unit
Faifatul Hasanah
95
10 Sepatu 1 Unit Annas Fauzahri
Muhammad Ahya
14 Sepatu 1 Unit
Asshidiqi
96
16 Carabinner Delta Snap 4 Unit MUPALAS
17 Padding 6 Unit MUPALAS
18 Matras 5 Unit MUPALAS
19 Tenda 1 Unit MUPALAS
20 FlySheet 1 Unit MUPALAS
21 Dry Bag 1 Unit MUPALAS
22 Gas Butana 4 Unit MUPALAS
23 Kompor 1 Unit MUPALAS
24 Nesting 1 Unit MUPALAS
25 Perusik 3 Unit MUPALAS
26 Pulley 1 Unit MUPALAS
27 Parang 1 Unit MUPALAS
28 Rol Meter 1 Unit MUPALAS
29 Klino Tandem 1 Unit MUPALAS
30 Laser Disto 1 Unit MUPALAS
31 Bendera 1 Unit MUPALAS
HIMMPAS
1 Cover All 3 Unit HIMMPAS
2 Harness Avanty 2 Unit HIMMPAS
3 Webbing 5 Unit HIMMPAS
4 Chest Harness 2 Unit HIMMPAS
5 Foot Loop 2 Unit HIMMPAS
6 Cowstail 2 Unit HIMMPAS
7 Hand Jummar 2 Unit HIMMPAS
8 Croll 2 Unit HIMMPAS
9 Autostop 2 Unit HIMMPAS
10 Mailon Rapin (MR) 2 Unit HIMMPAS
11 Carabinner Delta 2 Unit HIMMPAS
Screw
12 Carabinner Oval Screw 5 Unit HIMMPAS
13 Carabiner Oval Snap 6 Unit HIMMPAS
97
14 Dry Bag 1 Unit HIMMPAS
15 Prusik 3 Unit HIMMPAS
16 Pulley 1 Unit HIMMPAS
MAHAPALA UPN VETERAN JATIM
1 Chest Harness 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
2 Harness Avanty 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
3 Hand Jummar 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
4 Croll 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
5 Autostop 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
6 Carabinner Delta 1 Unit MAHAPALA UPN
Screw VETERAN JATIM
7 Carabinner Evernew 2 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
8 Carabinner Oval Screw 2 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
9 Carabinner Oval Snap 2 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
10 Mailon Rapid (MR) 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
11 Padding 1 Unit MAHAPALA UPN
VETERAN JATIM
MPA GHUBATRAS
1 Harness Avanty 2 Unit MPA GHUBATRAS
2 Simple 1 Unit MPA GHUBATRAS
3 Hand Jummar 1 Unit MPA GHUBATRAS
4 Autostop 1 Unit MPA GHUBATRAS
98
5 Mailon Rapid (MR) 2 Unit MPA GHUBATRAS
6 Croll 2 Unit MPA GHUBATRAS
7 Foot Loop 1 Unit MPA GHUBATRAS
8 Cowstail 1 Unit MPA GHUBATRAS
PLH SIKLUS ITS
1 Carabinner Delta 2 Unit PLH SIKLUS ITS
Screw
2 Carabinner Delta Snap 4 Unit PLH SIKLUS ITS
3 Carabinner Oval Snap 2 Unit PLH SIKLUS ITS
4 Pulley 1 Unit PLH SIKLUS ITS
5 Webbing 3 Unit PLH SIKLUS ITS
MAPALSA
1 Cover All 2 Unit MAPALSA
2 Carabinner Delta Snap 2 Unit MAPALSA
3 Mailon Rapid (MR) 1 Unit MAPALSA
4 Croll 1 Unit MAPALSA
5 Autostop 1 Unit MAPALSA
6 Chest Harness 1 Unit MAPALSA
7 Webbing 3 Unit MAPALSA
NIKKAPALA
1 Harness Avanty 2 Unit NIKKAPALA
2 Cowstail 1 Unit NIKKAPALA
3 Foot Loop 1 Unit NIKKAPALA
4 Mailon Rapid (MR) 1 Unit NIKKAPALA
5 Hand Jummar 1 Unit NIKKAPALA
6 Croll 1 Unit NIKKAPALA
7 Autostop 1 Unit NIKKAPALA
8 Chest Harness 1 Unit NIKKAPALA
9 Webbing 2 Unit NIKKAPALA
PASUNG
99
1 Carabinner Delta 4 Unit PASUNG
Screw
2 Carabinner Delta Snap 1 Unit PASUNG
3 Mailon Rapid (MR) 1 Unit PASUNG
4 Hand Jummar 1 Unit PASUNG
5 Croll 1 Unit PASUNG
6 Webbing 5 Unit PASUNG
7 Cowstail 2 Unit PASUNG
8 Harness Avanty 1 Unit PASUNG
LAPALA
1 Tenda 1 Unit LAPALA
JALAWIRA
1 Tenda 1 Unit UKPALH
JALAWIRA
PRIBADI
1 Carrier 1 Unit Muhammad Ferdy Y.
2 Kompor 1 Unit Muhammad Ferdy Y.
3 Carrier 1 Unit Syukron Biziyadir
4 Carrier 1 Unit Nur Ariska F.
5 Matras 1 Unit Nur Ariska F.
6 Kompor 1 Unit Muhammad Hasan
7 Carrier 1 Unit Rabi’ah Balqis Al-
May
8 Nesting 1 Unit Rabi’ah Balqis Al-
May
MUPALAS
100
1 Runner 5 Unit MUPALAS
101
5 Webbing 4 Unit PLH SIKLUS ITS
STIESIA
HIMMPAS
102
6 Tali Karmantel 1 Unit HIMMPAS
Dinamis
HIMPA WISNUCITRA
103
3 Harnes 1 Unit Alamsyah Cahya
Cakradiningrat
Febrian Bimantara
104
1 Carrier 1 Unit Syukron Biziyadir
Rizqi
105
Reseksi G. Bekel G. Penanggungan
Titik
1 Nama Back Back
Azimuth Azimuth Koordinat
(Pos 4) Azimuth Azimuth
1120 36’ 41”
Syukron Biziyadir BT
1 330⁰ 150⁰ 110⁰ 360⁰
Rizqi 070 36’ 52”
LS
1120 36’ 40”
Nur Ariska Faifatul BT
2 332⁰ 152⁰ 102⁰ 282⁰
Hasanah 070 36’ 20”
LS
1120 36’ 35”
BT
3 Annas Fauzahri 342⁰ 162⁰ 101⁰ 281⁰
070 36’ 50”
LS
Reseksi G. Arjuno G. Welirang
2 Titik
Nama Back Back
(Candi Azimuth Azimuth Koordinat
Azimuth Azimuth
Wisnu)
1120 39’ 47”
Syukron Biziyadir BT
1 200⁰ 20⁰ 220⁰ 40⁰
Rizqi 070 37’ 43”
LS
1120 36’ 49”
Nur Ariska Faifatul BT
2 191⁰ 11⁰ 200⁰ 20⁰
Hasanah 070 37’ 43”
LS
106
1120 41’ 00”
BT
3 Annas Fauzahri 205⁰ 25⁰ 229⁰ 49⁰
070 37’ 57”
LS
Reseksi G. Arjuno G. Welirang
3 Titik
Nama Back Back
(Area Azimuth Azimuth Koordinat
Azimuth Azimuth
Puncak)
1120 49’ 46”
Syukron Biziyadir BT
1 200⁰ 20⁰ 232⁰ 52⁰
Rizqi 070 36’ 56”
LS
1120 36’ 46”
Nur Ariska Faifatul BT
2 188⁰ 8⁰ 199⁰ 19⁰
Hasanah 070 36’ 55”
LS
1120 36’ 55”
BT
3 Annas Fauzahri 223⁰ 43⁰ 199⁰ 19⁰
070 40’ 46”
LS
Tabel 4. 12 Pengkajian hasil kegiatan gunung hutan
107
2. Susur Gua
131
Sarung Tangan 5 Pasang
Alat Tulis 2 Unit
Tabel 4. 14 Peralatan susur gua
2. Aplikasi TPGV, Rigging dan Achoring
Nama Gua : Gua Tomlan
Hari/Tanggal : Minggu, 14 Mei 2023
Estimasi waktu : 3.5 Jam
Mulai Pengaplikasian : 07.45 WIB
Selesai Pengaplikasian : 11.14 WIB
Pendamping : - Muhammad Ferdy Yusfiansyah
- Zuhrotul Sofiatun Azizah
- Lilis Bunga Ningrum
Nama Target Keterangan
M. Ismail Haq TPGV, Rigging dan Telah melakukan
Achoring pengaplikasian
Faiqoh Nur Maslihatul TPGV, Rigging dan Telah melakukan
Izzah Achoring pengaplikasian
Maulida Yuniva TPGV, Rigging dan Telah melakukan
Achoring pengaplikasian
Rabi’ah Balqis Al-May TPGV, Rigging dan Telah melakukan
Achoring pengaplikasian
Tabel 4. 15 Target pencapaian TPGV susur gua
132
Cowstail 5 Unit
Hand Jummar 5 Unit
Croll 5 Unit
Autostop 5 Unit
Mailon Rapid (MR) 5 Unit
Carabinner Delta Screw 12 Unit
Carabinner Oval Screw 15 Unit
Carabinner Delta Snap 12 Unit
Padding 6 Unit
Matras 3 Unit
Dry Bag 2 Unit
Headlamp 5 Unit
Sarung Tangan 5 Pasang
Tabel 4. 16 Peralatan aplikasi TPGV susur gua
3.Panjat Tebing
Aplikasi ke-1
Tim 1
Teknik : Artificial
133
1. Pemanjat
Nama alat Jumlah
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
Harness 1
Moncong babi 1
Helm 1
134
Waktu yang digunakan Pemanjat
135
karena lubang
terlalu dalam
Teknik : Artificial
1. Pemanjat
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
136
Paku piton 1 set
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
2. Bellayer
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Helm 1
Moncong babi 1
137
pegangan yang
belum pas
TIM 3
Pemanjat : Anthonio Rhenaldy Cristian
Teknik : Artificial
138
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
2. Bellayer
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Helm 1
Moncong babi 1
139
Pengaman 1 10.16 – Pengaman satu menggunakan
10.19 chock friend
TIM 4
Teknik : Artificial
140
1. Pemanjat
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
2. Bellayer
NAMA ALAT JUMLAH ALAT
Harness 1
Helm 1
Moncong babi 1
141
Uraian Waktu Keterangan
Kegiatan
Pengaman 1 13.56 – Pengaman satu menggunakan
13.58 chock friend
TIM 5
Teknik :Artificial
142
Nama alat Jumlah alat
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
2. Bellayer
Harness 1
Helm 1
Moncong babi 1
Waktu Pemanjatan
143
Uraian Waktu Keterangan
Kegiatan
TIM 6
Pemanjat : Wildan Fathurrahman
Teknik : Artificial
144
Nama alat Jumlah alat
Harness 1
Chalk bag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Hammer 1
Prusik 10
Runner 5
Cowstail 1
Skyhook 1
Webbing 1
2. Bellayer
Harness 1
Helm 1
Moncong babi 1
Waktu Pemanjatan
145
Uraian Kegiatan Waktu (WIB) Keterangan
C. Aplikasi ke-2
TIM 1
Pemanjat : Muhammad Ahya Assidqi dan Anthonio Rhenaldy
Bellayer : Febrian Bimantara dan Wildan Fathurrahman
Notulen : Siti Umrotul Khoiriyah
Teknik : Vertical Rescue
Nama Jalur : Gong Setan
Grid Tebing : Mudah
Hanger :5
Tinggi Tebing : 12 Meter
146
Mulai Pemanjatan : 07.55 dan 08.07
Selesai Pemanjatan : 07.58 dan 08.58
Waktu Pemanjatan : 3 Menit dan 51 Menit
Keterangan : Target tercapai
Harness 1
Sepatu panjat 1
Helm 1
Chalk bag 1
Cowstail 1
Runner 5
Webbing 1
Harness 1
Chalkbag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Cowstail 1
Chock friend 2
Pulley 1
147
Carabiner delta screw 1
Bendera MUPALAS 1
Prusik 4
3.Bellayer 1 dan 2
Helm 2
Harness 2
Sarung tangan 2
Figur of eight 1
Moncong babi 1
Urutan kegiatan
1. Pemanjat 1 (Korban)
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
07.55 –
Runner 1 Memasang pengaman 1 dengan runner
07.55
07.55 –
Runner 2 Memasang pengaman 2 dengan runner
07.56
07.56 –
Runner 3 Memasang pengaman 3 dengan runner
07.56
07.56 –
Runner 4 Memasang pengaman 4 dengan runner
07.57
148
menambah pengaman dan menunngu
penyelamat datang
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
08.08 –
Runner 2 Memasang pengaman 2 dengan runner
08.11
08.11 –
Rest Istirahat
08.17
08.17 –
Runner 3 Memasang pengaman 3 dengan runner
08.29
TIM 2
149
Hanger :5
Tinggi Tebing : 12 Meter
Mulai Pemanjatan : 09.03 dan 09.12
Selesai Pemanjatan : 09.10 dan 09.17
Waktu Pemanjatan : 7 Menit dan 5 Menit
Keterangan : Memenuhi Target
Alat pada pemanjat
1.Pemanjat 1 (Korban)
Hurness 1
Sepatu panjat 1
Helm 1
Chalk bag 1
Cowstail 1
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Hurness 1
Chalkbag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Cowstail 1
Bendera MUPALAS 1
Prusik 4
2. Bellayer 1 dan 2
150
Nama alat Jumlah alat
Helm 2
Harness 2
Sarung tangan 2
Figur of eight 1
Moncong babi 1
Urutan kegiatan
1. Pemanjat 1 (Korban)
2. Pemanjat 2 ( Rescuer )
151
Uraian Waktu Keterangan
kegiatan
TIM 3
Pemanjat : Dhianrendra Puspa Jati dan Siti Umrotul Khoiriyah
Bellayer : Wildan Fathurrahman dan Anthonio Rhenaldy
Cristian
Notulen : Febrian Bimantara
Teknik : Vertical Rescue
Nama Jalur : Gong setan
152
Grid Tebing : Mudah
Hanger :5
Tinggi Tebing : 12 Meter
Mulai Pemanjatan : 09.28 dan 09.35
Selesai Pemanjatan : 09.34 dan 09.38
Waktu Pemanjatan : 6 Menit dan 3 Menit
Keterangan : Tidak terselesaikan karena ada kecelakaan
Hurness 1
Sepatu panjat 1
Helm 1
Chalk bag 1
Cowstail 1
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Hurness 1
Chalkbag 1
Sepatu panjat 1
Cowstail 1
Bendera MUPALAS 1
Prusik 4
3.Bellayer 1 dan 2
153
Nama alat Jumlah alat
Helm 2
Harness 2
Sarung tangan 2
Figur of eight 1
Moncong babi 1
1. Pemanjat 1 (Korban)
2. Pemanjat 2 ( Rescuer )
154
Runner 09.36 – 09.37 Memasang pengaman 3 dengan runner
3
TIM 4
1.Pemanjat 1 (Korban)
Hurness 1
Sepatu panjat 1
Helm 1
Chalk bag 1
155
Cowstail 1
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Hurness 1
Chalkbag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Cowstail 1
Bendera MUPALAS 1
Prusik 4
3.Bellayer 1 dan 2
Helm 2
Harness 2
Sarung tangan 2
Figur of eight 1
Moncong babi 1
1. Pemanjat 1 (Korban)
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
156
Runner 09.29 – 09.30 Memasang pengaman 2 dengan runner
2
2. Pemanjat 2 (Rescue )
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
TIM 5
157
Nama Jalur : Gong setan
Grid Tebing : Mudah
Hanger :5
Tinggi Tebing : 12 Meter
Mulai Pemanjatan : 10.26 dan 10.43
Selesai Pemanjatan : 10.33 dan 11.00
Waktu Pemanjatan : 7 Menit dan 17 Menit
Keterangan : Target tercapai
Alat pada pemanjat
1.Pemanjat 1 (Korban)
Hurness 1
Sepatu panjat 1
Helm 1
Chalk bag 1
Cowstail 1
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Hurness 1
Chalkbag 1
Helm 1
Sepatu panjat 1
Cowstail 1
Prusik 4
Bendera MUPALAS 1
3.Bellayer 1 dan 2
158
Nama alat Jumlah alat
Helm 2
Harness 2
Sarung tangan 2
Figur of eight 1
Moncong babi 1
1. Pemanjat 1 (Korban)
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
2. Pemanjat 2 (Rescuer)
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
159
Runner 2 10.43 – 10.44 Memasang pengaman 2 dengan
runner
TIM 6
Pemanjat : Wildan Fathurrahman
Bellayer :Dhianrendra Puspa Jati
Notulen : Muhammad Ahya Assidqi
Teknik : Lead dan Cleaning
Nama Jalur : Gong Setan
Grid Tebing : Mudah
Hanger :5
Tinggi Tebing : 12 Meter
Mulai Pemanjatan : 11.11
Selesai Pemanjatan : 11.33
Waktu Pemanjatan : 22 Menit
Keterangan : Mencapai Tarrget
Alat pada pemanjat
1.Pemanjat
Hurness 1
Sepatu panjat 1
160
Helm 1
Chalk bag 1
Cowstail 1
Runner 5
Webbing 1
2.Bellayer
Helm 1
Harness 1
Sarung tangan 1
Moncong babi 1
1. Pemanjat
Uraian
Waktu Keterangan
kegiatan
161
Lepas pulley 11.17 – 11. 18 Melepaskan pulley dan carabiner
delta screw
162
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Pra kegiatan
B. Pelaksanaan Kegiatan
C. Ketercapaian Hasil
Gunung Hutan
163
Target Ketercapaian Keterangan
Peserta telah memahami
dan mengaplikasikan
Navigasi Darat Tercapai
materi yangctelah didapat
pada saat pra dikjut
Peserta telah memahami
dan mengaplikasikan
Jungle Survival Tercapai
materi yangctelah didapat
pada saat pra dikjut
Tabel 5. 1 ketercapaian hasil gunung hutan
Susur Gua
164
Target Ketercapaian Keterangan
Peserta telah memahami
dan mengaplikasikan
Teknik Artificial Tercapai
materi yang telah didapat
pada saat pra dikjut
Peserta telah memahami
dan mengaplikasikan
Vertical Rescue Tercapai
materi yang telah didapat
pada saat pra dikjut
Peserta telah memahami
dan mengaplikasikan
Orientasi Medan Tercapai
materi yang telah didapat
pada saat pra dikjut
Tabel 5. 3 ketercapaian hasil panjat tebing
5.2 Hambatan
5.3 Solusi
165
5.4 Saran
5.5 Penutup
166
13/04/2023 001/A.001/AM- UNDANGAN A Pengurus Harian
MUP/UMS/IV/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
03/05/2023 002/D.001/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
03/05/2023 003/D.002/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 LAPALA
03/05/2023 004/D.003/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 UKPALH
JALAWIRA
04/05/2023 005/B.001/AM- PERMOHONAN B Pengurus Harian
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
04/05/2023 006/D.004/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PATAGA
04/05/2023 007/B.002/AM- PERMOHONAN B Seluruh Anggota
MUP/UMS/V/2023 Biasa
10/05/2023 008/D.005/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PASUNG
10/05/2023 009/D.006/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
11/05/2023 010/D.007/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 NIKKAPALA
11/05/2023 011/D.008/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PALASDHIKA
11/05/2023 012/D.009/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMPAS
12/05/2023 020/D.011/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 UKPALH
JALAWIRA
167
13/05/2023 021/D.012/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MAPALSA
15/05/2023 022/D.013/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum MPA
MUP/UMS/V/2023 GHUBATRAS
15/05/2023 023/D.014/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 NIKKAPALA
15/05/2023 024/D.015/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MAHAPALA UPN
Veteran Jawa
Timur
15/05/2023 025/D.016/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 LAPALA
15/05/2023 026/D.017/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum PLH
MUP/UMS/V/2023 SIKLUS ITS
15/05/2023 027/D.018/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMAPALA
UNESA
17/05/2023 021/E-001/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 UKPALH
JALAWIRA
17/05/2023 022/E-002/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
17/05/2023 023/E-003/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 LAPALA
17/05/2023 024/A.003/AM- UNDANGAN A Pengurus Harian
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
17/05/2023 025/C.001/AM- PEMBERITAHU C Pengelola Gua
MUP/UMS/V/2023 AN Tomlan
17/05/2023 026/C.002/AM- PEMBERITAHU C Kepala Desa Buluh
MUP/UMS/V/2023 AN
168
17/05/2023 027/C.003/AM- PEMBERITAHU C Kepala Dusun
MUP/UMS/V/2023 AN Buluh
17/05/2023 028/D.019/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PRAPALA
STIKOSA-AWS
17/05/2023 030/D.021/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 WANALA UNAIR
17/05/2023 031/D.021/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MAHAPALA
STIESIA
24/05/2023 032/E-004/AM- UCAPAN E Ketua Umum MPA
MUP/UMS/V/2023 GHUBATRAS
24/05/2023 033/E-005/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMMPAS
24/05/2023 034/E-006/AM- UCAPAN E Ketua Umum PLH
MUP/UMS/V/2023 SIKLUS ITS
24/05/2023 035/E-007/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 LAPALA
24/05/2023 036/E-008/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 NIKKAPALA
24/05/2023 037/E-009/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PRAPALA
STIKOSA-AWS
24/05/2023 038/E-010/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 WANALA UNAIR
24/05/2023 039/E-011/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMAPALA
UNESA
24/05/2023 040/E-012/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MAHAPALA UPN
169
24/05/2023 041/E-013/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
24/05/2023 042/E-014/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 PASUNG
24/05/2023 043/E-015/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 MAPALSA
24/05/2023 044/E-016/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 UKPALH
JALAWIRA
24/05/2023 045/D.022/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMPA
WHISNUCITRA
24/05/2023 046/D.023/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMMPAS
24/05/2023 047/D.024/AM- PEMINJAMAN D Ketua Umum PLH
MUP/UMS/V/2023 SIKLUS ITS
170
23/05/2023 054/A.004/AM- UNDANGAN A Pengurus Harian
MUP/UMS/V/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
31/05/2023 055/E.019/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 HIMMPAS
31/05/2023 055/E.019/AM- UCAPAN E Ketua Umum
MUP/UMS/V/2023 STIESIA
31/05/2023 057/E.021/AM- UCAPAN E Ketua Umum PLH
MUP/UMS/VI/2023 SIKLUS ITS
07/06/2023 058/A.005/AM- UNDANGAN A Pengurus Harian
MUP/UMS/VI/2023 MUPALAS
Periode 2022-2023
171
Pra dikjut materi dan latihan fisik
Registrasi dan pengaplikasian navigasi darat di pos 4, dan sarapan di candi putri
172
Pengaplikasian membuat api, aplikasi jerat, dan evaluasi
SUSUR GUA
173
Latihan pra dikjut, latihan SRT, makan bersama
174
Pengaplikasian SRT (single rope teknik)
Presentasi pemberangkatan
175
PANJAT TEBING
Upacara pemberangkatan
176
Lampiran 3 nota pembelanjaan
177