KE JAWA TIMUR
Disusun oleh:
1. Agustin Az-Zahra
2. Aminatazzuhriyyah
3. Cristin Adel Liani
4. Djesyda Ivanna Aurellia
5. Ledi Julianingsih
6. Mentari Khairunnisa
7. Meyla Kuny Azizah
8. Niki Dwi Fathonah Putri
KELAS VIII J
Mengetahui,
Kepala MTs Ma’arif NU 1 Wangon
Ahlan, S.Ag
NIP.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha esa telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kita semua bisa melaksanakan kewajiban kita sebagai siswa MTs Maarif NU 1 Wangon
dalam melaksanakan Ziarah Wisata ke Magelang-Jombang-Madura-Surabaya-Malang dengan
selamat dan tidak halangan apapun. Dan kami sangat bersyukur karena mendapat tugas untuk
menyusun laporan perjalanan ini dengan baik dan tanpa kekurangan. Laporan perjalanan ini
disusun sebagai syarat untuk melaksanakan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan tersusunnya Laporan Perjalanan Ziarah Wisata ini kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Ahlan, S.Ag. selaku Kepala MTs Ma’arif NU 1 Wangon
2. Ibu Enny Musrifa, M. S.Pd. selaku pembimbing
3. Ibu Ipung Purwanti, S.T. selaku pembimbing
4. Ibu Emi Astuti, S.E. selaku pembimbing
5. Ibu Siti Mukromah, S.Ag. selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
6. Bapak Sarifudin, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Wali kelas VIII J
7. Teman-teman kelas VIII J MTs Ma’arif NU 1 Wangon.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai pengetahuan. Kami
yang masih belajar dan kemampuan kami yang masih terbatas sehingga dalam penulisan Laporan
Perjalanan ini masih ada kekurangan kami mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun kami
harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Wangon, April 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pelajar adalah generasi muda yang akan menjadi pemimpin pada masa mendatang.
Oleh karena itu membuat laporan ini untuk memupuk rasa cinta kita kepada wali yang
menyebarkan agama Islam sehingga ke kita semua.
Kegiatan ziarah wisata memang sudah menjadi kegiatan yang selalu dilaksanakan
oleh sekolah. Hal ini disebabkan karena ziarah wisata ini untuk mencari wawasan keilmuan
yang didapatkan guna mempraktikkan dan juga untuk mencari hawa segar setelah bergelut
dengan buku-buku pelajaran.
Kegiatan ziarah wisata yang dilaksanakan oleh MTs Maarif NU 1 Wangon pada
tahun ajaran 2023/2024, sebagai kegiatan rutin tahunan program waka kesiswaan MTs
Ma’arif NU I Wangon.
Demi tercapainya tujuan dalam berziarah wisata tersebut,maka laporan disusun agar
tercapai maksud dan tujuan dari pelaksanaan ziarah wisata tersebut dengan hasil yang
maksimal.
B. Tujuan kegiatan
1. Untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap tempat- tempat yang bersejarah.
2. Memotivasi generasi muda untuk mengamalkan, mengenal, dan mencintai para wali.
3. Mengenal dan menambah pengetahuan terhadap tempat-tempat bersejarah di sekitar
daerah Jawa Timur.
4. Dan terakhir, sebagai sumber dokumen.
C. Peserta Kegiatan
Jumlah peserta yang mengikuti Ziarah Wisata ke Magelang-Jombang-
Surabaya-Madura-Malang yaitu siswa/siswi kelas VIII A s/d VIII J yaitu 316 siswa/siswi .
D. Waktu Kegiatan
Waktu dilaksanakan kegiatan ziara wisata pada hari Senin-Rabu Tanggal 26-28
February 2024
A. Masa Persiapan
Setiap akan melakukan sesuatu kegiatan dibutuhkan persiapan yang matang agar
memperoleh hasil yang memuaskan. Sebelum melakukan kegiatan study tour kami pun
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Kami menjaga kondisi dan kesehatan tubuh agar mendapat daya tahan tubuh yang
kuat saat study tour berlangsung. Selain itu kami juga menabung untuk bekal study tour
jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Dan kami juga minta do’a restu kepada orang tua dan
keluarga agar selamat sampai tujuan dan selalu dilindungi Tuhan serta kembali dengan
selamat.Sebelum pemberangkatan dikumpulkan di halaman madrasah dan diberi
pengarahan terlebih dahulu oleh bapak ketua panitia bapak Agus Rahmat, S.HI. pada pukul
12.00-13.00, dan setelah itu menuju bus pemberangkatan pada pukul 13.00.
B. Kunjungan Ke Lokasi
Jadwal pelaksanaan telah dibuat agar tertib dan teratur saat jalannya Ziarah Wisata.
Adapun tempatnya adalah sebagai berikut:
1. Makam Mbah Dalhar Watu Congol Muntilan
Mbah Dalhar Watucongol mempunyai nama asli KH. Nahrowi Dalhar. Ketika
lahir, ayah nya memberi nama Nahrowi, sedangkan nama Dalhar merupakan
pemberian dari Syekh As-Sayid Muhammad Bashol Al-Hasani. Rupanya dibelakang
waktu kiai Dalhar Nahrowi lebih masyhur dengan nama pemberian sang guru yaitu
Mbah Dalhar. Mbah Dalhar lahir di komplek Pesantren Darussalam, Watucongol,
Mutilan,
Pada hari Rabu tanggal 10 Syawal 1286 Hijriah atau 12 Januari 1869 Masehi.
Nasab kiai Dalhar tersambung sampai Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III.
Ayah Kiai Dalhar bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Pada saat itu
Kiai Abdurrauf dikenal sebagai salah satu panglima perang diponegoro. Dari silsilah
Kiai Hasan Tuqo tersambung pada Raja Amangkurat III atau Amangkurat Mas.
Sebagai keturunan raja, Kiai
Hasan Tuqo mempunyai nama ningrat yaitu Raden Bagus Kemuning. Kemudian
beliau keluar dari wilayah keraton karena lebih senang mempelajari ilmu agama
daripada hidup dalam kebangsawanan. Beliau hidup menyepi didaerah Godean,
Yogyakarta. Nama desa Tetuko sampai sekarang masih masyhur sebagai petilasan
Kiai Hasan Tuqo.
Kiai Abdurrauf merupakan salah satu putra Kiai Hasan Tuqo yang mengikuti
jejaknya yaitu senang belajar ilmu agama. Namun ketika Pangeran Diponegoro
membutuhkan kemampuan Abdurrauf untuk memerangi penjajah Belanda, Beliau mau
membantu sang Pangeran. Pangeran Diponegoro juga sempat habis-habisan
mempertahankan wilayah Magelang, Karena Magelang bagi militer Belanda nilainya
amat strategis untuk penguasaan teritori lintas kedu. Oleh karena itu, Pangeran
Diponegoro membutuhkan figur-figur yang dapat membantu beliau melawan Belanda
dan dapat menguatkan ruhul jihad masyarakat.
Melihat dari kelebihan yang dimiliki serta beratnya perjuangan Abdurrauf pada
waktu itu beliau diserahi tugas untuk mempertahankan serta menjaga wilayah
Muntilan. Kiai Abdurrauf tinggal di dukuh Tempur, Desa Gunung Pring, Kecamatan
Muntilan. Dikawasan ini, Kiai Abdurrauf membangun pesantren sehingga masyhurlah
namanya menjadi Kiai Abdurrauf. Dukuh santren di Desa Gunung Pring menjadi saksi
perjuangan dakwah dan militer Kiai Abdurrauf.
Setelah itu pesantren dilanjutkan oleh putranya yang bernama Abdurrahman.
Akan tetapi letak pesantrennya bergeser kesebelah utara ditempat yang dikenal Dukuh
Santren (masih dalam desa Gunung Pring). Ketika Mbah Dalhar sudah dewasa Beliau
juga meneruskan perjuangan ayahnya (Kiai Abdurrauf) namun letak pesantrennya itu
di geser lagi kearah sebelah barat ditempat yang bernama Watu Congol.
Profil KH Abdul Wahab Hasbullah, yang merupakan salah satu tokoh pendiri NU
sekaligus pahlawan RI. tirto.id - Berdasarkan perhitungan kalender hijriah, Nahdlatul
Ulama (NU) akan menginjak usia 1 abad pada 7 Februari 2023 (16 Rajab 1444 H).
Organisasi terbesar di Indonesia tersebut berdiri pada 16 Rajab 1344 H, berkat inisiasi
beberapa ulama Jawa Timur. Salah satu yang berperan besar dalam gagasan
pembentukannya adalah KH Abdul Wahab Hasbullah. KH Abdul Wahab Hasbullah
adalah seorang ulama, tokoh nasional, politikus, dan pemimpin di NU. Perannya tidak
hanya sebatas itu. Dia juga punya andil yang cukup besar dalam perkembangan
Nahdlatul Ulama hingga saat ini. Organisasi yang berada di bawah naungan NU,
Ansor, juga merupakan hasil gagasan Kiai Wahab. Ide tersebut berkembang setelah
pada awal 1920-an dia membentuk sayap pemuda Nahdlatul Wathan bernama
Syubbanul Wathan, Da’watus Syubban, dan Jam’iyyah Nashihin. Kiprah dan
pengaruhnya untuk NU terbilang cukup besar, di samping ulama dan tokoh besar
lainnya. Lantas, bagaimana perjalanan hidup sang kiai? Baca juga: Profil KH Bisri
Syansuri Tokoh Pendiri NU dan Sejarahnya Biografi KH Hasyim Asyari: Ulama dan
Tokoh Pendiri NU Silsilah KH Abdul Wahab Hasbullah K.H. Abdul Wahab Hasbullah
lahir di Tambakberas, Jombang, pada 31 Maret 1888. Sejak kecil, dia sudah terbiasa
dengan kultur islam-tradisional. Ayahnya adalah K.H. Hasbullah Said. Sementara itu,
ibu KH A. Wahab Hasbullah bernama Nyai Latifah. Keduanya merupakan pengasuh
Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Dalam buku Gerakan Modern
Islam di Indonesia (1980) karya Deliar Noer, silsilah KH. Wahab Hasbullah sampai
kepada Kiai Hasyim Asy'ari. Keduanya memiliki nenek moyang yang sama hingga
bersambung pada Brawijaya VI (Lembu Peteng).
Wahab merupakan anak dari pasangan Hasbullah Said dan Nyai Latifah.
Neneknya bernama Fatimah. Jika dirunut lagi, Fathimah lahir dari orang tua pasangan
Abdus Salam dan Kiai Soichah. Selain Fatimah, Abdus Salam juga memiliki anak
bernama Layyinah, yang kemudian melahirkan Halimah. Setelah menikah dengan Kiai
Asy'ari, Halimah melahirkan anak, yang nantinya menjadi tokoh ulama berpengaruh di
Indonesia, bernama Kiai Hasyim Asy'ari. Profil KH Abdul Wahab Hasbullah Mula-
mula kyai haji Abdul Wahab Hasbullah belajar dibimbing oleh sang ayah, Hasbullah
Said. Ilmu pertama yang diajarkan adalah terkait juz amma dan Al-Qur'an. Kiai
Wahab juga telah diperkenalkan dan diajarkan tentang kitab-kitab kuning sejak kecil.
Ketekunan, kemandirian, dan kecerdasarannya telah terbentuk sedari kecil. Terlebih,
dia merupakan putra pertama dari delapan bersaudara, yang tentu saja memiliki
tanggung jawab moral menjadi contoh bagi adik-adiknya. Usai mengantongi bekal
ilmu yang cukup, Kiai Wahab memutuskan merantau untuk menuntut ilmu. Beberapa
pesantren pernah ia singgahi. Salah satunya adalah Pesantren Bangkalan, Madura,
asuhan Syekh Kholil. Dia juga pernah nyantri di Pesantren Mojosari Nganjuk dan
Tebuireng Jombang. Sang ayah, Hasbullah Said, masih berperan besar dalam
perjalanan keilmuan Kiai Wahab semasa muda. Pada usia 23, dia dikirim oleh ayahnya
ke Makkah untuk menuntut ilmu. Di sana, Kiai Wahab berguru kepada para ulama
terkemuka, termasuk pula para ulama Jawa yang ada di Makkah seperti Syekh
Machfudz Termas dan Syekh Ahmad Khotib dari Minang. KH Abdul Wahab
Hasbullah bermukim di Makkah selama kurang lebih lima tahun. Dalam kurun
tersebut, dia tidak hanya belajar ilmu agama, melainkan juga mengikuti perkembangan
politik nasional dan internasional bersama rekan-rekannya. Pada 1914, Kiai Wahab
memutuskan pulang ke tanah air. Ia kemudian memutuskan mengasuh pesantren di
tempat kelahirannya, Tambakberas. Selain mengasuh pesantren, KH Wahab aktif
dalam pergerakan nasional. Hal ini merupakan wujud perjuangannya untuk
menyelamatkan bangsa dari berbagai persoalan. Tak lama setelah tinggal di Nusantara,
ia mendirikan Nahdlatul Wathan bersama Kiai Mas Mansur. Sebagai catatan,
Nahdlatul Wathan versi Kiai Wahab berbeda dengan lembaga bernama serupa yang
didirikan Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Lombok, Nusa Tenggara Timur,
pada 1953. Martin van Brulnessen dalam bukunya, NU: Tradisi-relasi Kuasa,
Pencarian Wacana Baru (1994) menyebut, boleh dibilang, Nahdlatul Wathan
merupakan lembaga pendidikan agama bercorak nasionalis moderat pertama di
Nusantara kala itu. Tak cukup sampai di situ. Pada 1918, dia mendirikan organisasi
lain bernama Nahdlatut Tujjar, yang berarti kebangkitan saudagar. Tujuannya adalah
membangun kemandirian ekonomi para pedagang kecil di wilayah Jawa Timur. Saat
itu, organisasi tersebut mencakup wilayah sekitar Jombang, Kediri, dan Surabaya.
Pada mulanya, Nahdlatut Tujjar dipimpin oleh KH Hasyim Asy’ari. Kiai Wahab
menjadi sekretaris sekaligus bendahara.
Salah satu anggota lainnya adalah Kiai Bisri Syansuri, yang tak lain merupakan
sahabat dekat Kiai Wahab Berangkat dari situasi perkembangan dunia keislaman yang
semakin kompleks, Kiai Wahab tergerak untuk mendirikan Taswirul Afkar pada 1919.
Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat yang diterapkan dalam forum membuat
Taswirul Afkar cepat dikenali oleh masyarakat dan mampu menarik perhatian
kalangan pemuda. Taswirul Afkar menjadi media bertemunya tokoh Islam untuk
memperdebatkan dan memecahkan permasalahan keagamaan yang dianggap krusial.
Selain menghimpun kaum ulama, Taswirul Afkar menjadi ajang komunikasi dan
forum saling tukar informasi antartokoh nasional sekaligus jembatan komunikasi
generasi tua-muda. Pada 1926, situasi keislaman di Indonesia terbilang cukup
memanas. Terlebih, pada dekade ketiga abad ke-20, banyak golongan Islam-reformis
yang digawangi misalnya oleh Al-Irsyad dan Muhammadiyah, menentang ajaran Islam
Nusantara. Sebenarnya pada saat itu organisasi Islam di Cianjur sempat mengirim
utusan ke Arab Saudi, untuk menghadap Raja Ibn Sa'ud, dan menyelesaikan persoalan
terkait praktik keagamaan islam tradisional di Nusantara. Namun, usulan itu ditolak
mentah-mentah oleh golongan Islam-reformis. Dari situlah Kiai Wahab mulai
menginisasi pembentukan organisasi yang bisa mewadahi masalah Islam-tradisional di
Nusantara. Para kiai yang berbasis di Jawa Timur berkumpul dalam forum Taswirul
Afkar untuk membahas ide Kiai Wahab tersebut. Sang guru, Kiai Hasyim, tidak lantas
menyetujui usulan tersebut. Namun, setelah diskusi alot yang melibatkan para ulama
lain, beliau akhirnya mengiyakan gagasan itu. Perjalanan tersebutlah yang menjadi
bakal pendirian NU. KH Wahab memiliki sikap dan pandangan yang selalu lentur
terutama dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Tak hanya itu, KH Wahab
juga dikenal lentur dalam menghadapi persoalan politik dan kenegaraan. Dalam hal
politik salah satu keputusan KH Wahab yang fenomenal adalah saat NU keluar dari
Masyumi pada tahun 1952. Menurut pandangan KH Wahab, keberadaan NU bagi
Masyumi seperti adagium bahasa Arab wujuduhu kaadamihi, adanya sama belaka
dengan ketiadaannya. KH Wahab Hasbullah meninggal di Jombang, 29 Desember
1971. Ia wafat di usia yang tergolong sepuh, 83 tahun, dan masih menjabat sebagai
Rais Aam Syuriah. Pada 2014 lalu atau 43 tahun setelah wafatnya KH Wahab
Hasbullah, Presiden Joko Widodo menetapkan sosoknya sebagai pahlawan nasional.
KH Abdul Wahab Hasbullah merupakan salah satu contoh nyata pahlawan nasional
dari kalangan ulama. Sosok KH Abdul Wahab Hasbullah membuktikan idealisme
seorang ulama yang mencintai bangsanya.
KH Hasyim Asy'ari
Silsilah KH Hasyim Asy’ari dapat ditelusuri sejak kelahirannya pada Selasa
Kliwon, 24 Zulkaidah 1287 H, atau 14 Februari 1871 M. Dari orang tua KH Hasyim
Asy'ari bernama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari. KH Hasyim Asy’ari
berasal dari keluarga pendiri pesantren di Jawa Timur. Ayahnya adalah pendiri
Pesantren Keras di Jombang, sementara kakeknya (ayah dari sang ibu) merupakan
pengasuh Pesantren Gedang. Pesantren Gedang merupakan pesantren yang terkenal
pada akhir abad ke-19. Selain menjadi tempat belajar ilmu agama, di pesantren itu
pula ayah Hasyim Asy’ari bertemu dengan ibunya. Dari silsilah KH Hasyim Asy’ari
berdasarkan garis sang ibu diketahui bahwa salah satu pendiri NU tersebut
merupakan keturunan darah biru atau bangsawan. Muhammad Rifai dalam buku KH
Hasyim Asy’ari: Biografi Singkat 1871-1947 (2009) dengan mengutip penuturan KH
Abdul Wahab Hasbullah menjelaskan, nasab KH Hasyim Asy’ari bersambung
hingga para pejabat Kerajaan Majapahit dan Demak. Jika ditelisik, nasab KH Hasyim
Asy’ari bisa ditarik hingga Raja Brawijaya VI, atau yang juga dikenal dengan nama
Lembu Peteng. Lembu Peteng memiliki beberapa putra, termasuk Jaka Tingkir atau
dikenal dengan nama Mas Karebet. Jaka Tingkir merupakan sosok pendekar yang
terkenal dengan ilmu kanuragan serta keislamannya. Salah satu jasanya dalam
menyebarkan agama Islam di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Menikahi putri raja
ketiga
Kesultanan Demak (Sultan Trenggono), Jaka Tingkir memiliki putra bernama
Pangeran Benawa. Pangeran Benawa adalah sosok yang tak menyukai urusan
duniawi, termasuk enggan mewarisi jabatan di kerajaan, dan memilih untuk menjadi
guru tarekat di Kudus. Pangeran Benawa kemudian memiliki putra bernama
Pangeran Sambo (nama aslinya Muhammad). Silsilah bersambung ke Pangeran
Sambo, yang memiliki putra bernama Ahmad. Lalu, Ahmad memiliki putra bernama
Abdul Jabbar, yang kemudian juga memunyai keturunan bernama Kiai Sichah. Kiai
Sichah memiliki putri bernama Nyai Lajjinah (Layyinah) yang kemudian menikah
dengan Kiai Usman. Kiai Usman ini adalah ayah dari Halimah, orang tua KH
Hasyim Asy'ari.
Sementara itu, nasab KH Hasyim Asy’ari dari jalur sang ayah menunjukkan
bahwa dirinya masih keturunan dari Nabi Muhammad saw. Silsilah KH Hasyim
Asy'ari sampai Nabi Muhammad ini dapat dilihat dari garis seorang ulama Wali
Songo yakni Sunan Giri. Nasab KH Hasyim Asy’ari dari Sunan Giri sampai ke Nabi
Muhammad adalah dari jalur Husain bin Ali RA, Ali Zainal Abidin, dan seterusnya.
Catatan nasab Sunan Giri tersebut diterangkan oleh Saadah Baalawi dari Hadramaut,
Yaman. Penjelasan terkait garis keturunan KH Hasyim Asy'ari yang bertemu dengan
Nabi Muhammad ini dipercaya sebagai sumber yang sahih di beberapa pesantren di
Jawa Timur. Dengan demikian, dari garis ayahnya, nasab KH Hasyim Asy’ari adalah
sebagai berikut: Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid
bin Abdul Halim bin Addurrohman (Pangeran Samhud Bagda) bin Abdul Halim
(Pangeran Benawa) bin Abdurrohman (Sultan Pajang) bin Raden Ainul Yaqin
(Sunan Giri) bin Maulana Ishaq. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Supriyadi dalam
bukunya, Ulama Pendiri, Penggerak, dan Intelektual NU dari Jombang (2015).
Supriyadi menuliskan bahwa jalur nasab KH Hasyim Asy’ari dari ayahnya
bersambung dari Maulana Ishaq hingga Imam Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-
Baqir, cicit dari Husain bin Ali (putra Nabi Muhammad saw.).
Gus Dur
Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan nama Gus Dur merupakan seorang
ulama, cendekiawan, dan Presiden Indonesia ke-4. Gus Dur lahir di Jombang pada 7
September 1940. Gus Dur dikenal sebagai sosok yang humanis dan humoris. Banyak
orang menyebutnya dengan sebutan Bapak Pluralisme Indonesia karena kebijakan-
kebijkannya selama menjadi presiden banyak membela kelompok-kelompok
minoritas.Sejak tahun 1980-an, Gus Dur sudah mulai berkecimpung dalam dunia
politik dan pada 1984 ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar yang
diselenggarakan di Situbondo. Setelah menjadi Ketua Umum PBNU, Gus Dur
semakin aktif untuk bergerilya dalam kegiatan politik. Gus Dur juga vokal untuk
mengkritik pemerintahan Soeharto yang dinaggapnya terlalu otoriter.
Jiwa politik yang mengalir dalam darah Gus Dur memang tidak bisa dilepaskan
dari garis keturunannya yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim merupakan kakek dan ayah Gus Dur.
Keduanya merupakan pejuang dan pahlawan nasional. Bahkan, ayah Gus Dur
merupakan mantan Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Agama. Sedangkan,
kakeknya merupakan seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama.Melansir laman
Laduni, disebutkan bahwa Gus Dur berada dalam satu garis keturunan dengan KH
Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim. Selain itu, Gus Dur juga berada dalam satu
garis keturunan dengan KH Bisyri Syansuri yang merupakan ulama pendiri Pondok
Pesantren Denanyar, anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), anggota
konstituante, dan Ketua Majelis Syuro partai Persatuan Pembangunan, serta Rais
Aam NU.
Syeikh Muhammad Kholil atau yang kerap dipanggil dengan Syekh Kholil
Bangkalan atau Mbah Kholil lahir pada 11 Jumadil akhir 1235 H atau 25 Mei 1835
M di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten
Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim,
anak dari Kyai Abdul Karim.
Syeikh Muhammad Kholil wafat dalam usia 106 tahun, pada 29 Ramadan 1343
Hijrah, bertepatan dengan tanggal 23 April 1925 Masehi, jasadnya dikebumikan di
desa Mertajesa, Kecamatan Bangkalan.
Syeikh Muhammad Kholil muda belajar kepada Kyai Muhammad Nur di
Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke
Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok
Pesantren Keboncandi. Selama belajar di Pondok Pesantren ini beliau belajar pula
kepada Kyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri.
Pada tahun 1859 M, saat usianya mencapai 24 tahun, Syeikh Muhammad
Kholil memutuskan untuk pergi ke Mekkah. Tetapi sebelum berangkat,Syeikh
Muhammad Kholil Mbah Kholil menikah dahulu dengan Nyai Asyik, anak
perempuan Lodra Putih. Setelah menikah, berangkatlah beliau ke Mekkah. Di
Mekkah Syeikh Muhammad Kholil belajar dengan Syeikh Nawawi Al-Bantani (Guru
Ulama Indonesia dari Banten).
Diantara gurunya di Mekkah ialah Syeikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi,
Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-
Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani. Beberapa sanad hadits
yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi Al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh
bin Ismail Al-Bimawi (Bima, Sumbawa).
Sepulangnya dari Tanah Arab (tak ada catatan resmi mengenai tahun
kepulangannya), Syeikh Muhammad Kholil dikenal sebagai seorang ahli Fiqh dan
Tarekat.
Bahkan pada akhirnya,beliau dikenal sebagai salah seorang Kiai yang dapat
memadukan kedua hal itu dengan serasi. Beliau juga dikenal sebagai al-Hafidz (hafal
Al-Qur’an 30 Juz). Hingga akhirnya,
Syeikh Muhammad Kholil dapat mendirikan sebuah pesantren di daerah
Cengkubuan, sekitar 1 Kilometer Barat Laut dari desa kelahirannya. Dengan tangan
dinginnya Syeikh Muhammad Kholil mampu mencetak santri-santrinya menjadi
ulama-ulama besar dan terkenal hingga sepanjang masa.
Buku Khutbah
1. Buku Dzikir dan Wiridan, bertahun Ramadhan 1323 H.
2. Al-‘Awāmil
3. Taqrirat Matn al-Ajurrumiyah dan makna pego Jawa (Nahwu tingkat dasar)
4. Taqrirat Alfiyah dan makna pego Jawa (nahwu tingkat lanjutan)
5. Taqrirat Alfiyah dan makna pego Jawa, bertahun 3 Ramadhan 1314 H.
6. Jauharah al-Tauhid dan makna pego Jawa (ilmu tauhid).
7. Bad-u al-Amāli dan makna pego Jawa.
8. Kitab Wasiat bi Taqwa Allah, dan makna pego Jawa, bertahun 1308 H.
9. Maulid al-Barzanji dan makna.
10. Qashidah Hubbi li Sayyidana Muhammad dan makna, bertahun 1309 H.
11. Taqrirat Nazham al-Jazariyyah (ilmu tajwid), bertahun 1314 H.
Makam Sunan Ampel salah satu makam tak pernah sepi dikunjungi peziarah
dari berbagai daerah di nusantara. Siang dan malam, kawasan makam Sunan Ampel
selalu ramai peziarah. Tak heran di kawasan tersebut, banyak pedagang berjualan
makanan, minuman hingga pakaian muslim.
Menurut sejarah, Sunan Ampel memiliki nama asli yaitu Rahmatulloh atau
biasa dipanggil dengan Raden Rahmat. Sunan Ampel merupakan pria kelahiran
Champa.Beliau dilahirkan tahun 1401. Beliau diketahui adalah anak dari Maulana
Malik Ibrahim atua Sunan Gresik dengan putri Raja Champa bernama Dewi
Chandrawulan.
Sunan Ampel diyakini sebagai satu dari sembilan wali yang menyebarkan
ajaran Islam di Pulau Jawa atua yang biasa dikenal Wali Songo. Beliau juga yang
mencetuskan istilah “Ma Lima” yang melarang perbuatan seperti berjudi, mencuri,
mabuk, memakai narkoba, serta berzina.
Catatan sejarah mengatakan bahwa Sunan Ampel diperkirakan wafat tahun
1481. Beliau meninggal di Demak serta dimakamkan di barat Masjid Ampel di
Surabaya. Kini, makamnya menjadi tempat ziarah dan ramai dikunjungi terutama
ketika menjelang bulan Ramadhan.
Bahkan, pada malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan,
yang datang ke sini mencapai ribuan orang. Pemkot Surabaya telah menetapkan
kawasan ini sebagai salah satu lokasi wisata religi sejak tahun 1972.
Sejak saat itu, ribuan pengunjung baik lokal maupun mancanegara mendatangi
Makam Sunan Ampel. Wisatawan mancanegara yang kerap bertandang ke makam ini
diantaranya berasal Belanda, China, Malaysia, Saudi Arabia, Malaysia, dan banyak
lagi.
Kampung Arab
Selain masjidnya, daya tarik wisatwan terhadap kawasan Ampel ini terletak
pada perkampungan Arab. Anda bisa sekedar berjalan-jalan dan melihat-lihat
kampung multi etnis yang unik ini.Sama seperti di Kampung Melayu dan Kampung
Layur di Semarang. Ada banyak etnis yang tinggal di daerah ini. Namun etnis Arab
banyak mendominasi kawasan ini.
Di kampung Arab ini anda pun bisa memperoleh barang-barang khas Arab.
Mulai dari barang fashion seperti peci, parfum dan gamis. Ada juga kuliner khas negri
Arab seperti nasi kebuli, kurma, kebab, roti maryam, sampai air zam-zam.Alamat
Makam Sunan Ampel terletak di Jalan Ampel Suci 45 dan Jl Ampel Masjid 53. Daerah
ini tidak sulit dijangkau. Letaknya kira-kira 10 km dari pusat Kota Surabaya.
Karena sebuah makam, maka anda bisa sewaktu-waktu datang kemari. Karena
tidak ada jam tutup lokasinya. Namun, disarankan untuk selalu mematuhi peraturan
yang dibuat oleh pihak pengelola makam.
Interaktif
Museum Bagong Adventure menggunakan teknologi multimedia yang modern
untuk menyajikan informasi tentang anatomi tubuh manusia. Teknologi ini membuat
pembelajaran tentang anatomi tubuh manusia menjadi lebih interaktif dan
menyenangkan.
Menyenangkan
Museum Bagong Adventure merupakan tempat wisata edukasi yang
menyenangkan. Pengunjung dapat belajar tentang anatomi tubuh manusia dengan cara
yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Berdasarkan ulasan pengunjung, Museum Bagong Adventure merupakan
tempat wisata edukasi yang sangat patut dikunjungi.
Museum ini menawarkan pengalaman belajar yang unik dan menarik tentang
anatomi tubuh manusia.
Secara keseluruhan, Museum Bagong Adventure merupakan tempat wisata
edukasi yang sangat patut dikunjungi. Museum ini menawarkan pengalaman belajar
yang unik dan menarik tentang anatomi tubuh manusia.
8. Jatim Park 1
Jatim Park 1 dirancang sebagai sebuah taman bermain modern. Tempat wisata
ini bisa jadi tempat melepas penat dengan lebih dari 50 wahana seru untuk berbagai
kalangan usia. Beberapa wahana yang ada di sini di antaranya Spinning Coaster, 360°
Pendulum, Aero Test, dan Flying Tornado. Keempatnya sangat cocok untuk
menantang adrenalin kamu
Selain untuk rekreasi, Jatim Park 1 juga menawarkan wahana untuk belajar
seperti Galeri Etnik Nusantara, Science Center, dan Rumah Adat Madura. Favorit
wisatawan di sini yaitu Museum Tubuh yang membantu anak-anak untuk memahami
fungsi dan bentuk organ tubuh manusia. Museum ini pun memiliki 16 zona untuk
dijelajahi, mulai dari zona gigi, telinga, hidung, pembuluh darah, jantung, hati, dan
masih banyak lainnya
Jatim Park 1 berlokasi di Jalan Kartika No 2, Desa Sisir, Kota Batu. Berada di
ketinggian 850 mdpl, Jatim Park 1 akan membuat kamu betah berlama-lama di sini
karena hawa udara sejuk dan pemandangan indah.
Puas bermain dan belajar, kamu pun bisa beristirahat sambil berwisata kuliner
khas Jawa Timur dan berbelanja suvenir yang tersedia.
Tempat wisata ini buka setiap hari pukul 08:30 16:30. Harga tiket masuknya
dibanderol Rp75.000/orang pada hari kerja dan Rp120.000/orang pada hari libur.
Sementara bagi yang ingin masuk Museum Tubuh harus membayar tambahan tiket
Rp50.000/orang
9. Wisata Santerra De Laponte
Flora Wisata San Terra De Lafonte, yang merupakan salah satu tempat wisata
baru di daerah Pujon.
Objek wisata itu tepatnya berada di Jalan Trunojoyo, Jurangrejo Pandesari, Kecamatan
Pujon, Malang.
Meskipun sempat disambut dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat sejak pagi
hari, Jumat (10/1/2020) tidak menyurutkan niat untuk mengeksplorasi wisata itu.
Apabila ingin mengunjungi San Terra hendaknya melihat prediksi cuaca terlebih dulu.
Mengingat wisata ini terletak di wilayah dataran tinggi sehingga cuaca sangat
memengaruhi kondisi di tempat ini, tak jarang ketika musim penghujan seperti akhir atau awal
tahun ini membuat daerah sekitar wisata terselimuti kabut.
Lokainya cocok dikunjungi bersama dengan keluarga dan sahabat.
Flora wisata ini adalah salah satu destinasi wisata yang diresmikan 24 Desember 2019.
Pihak manajemen mempromosikan tempat wisata dengan membebaskan tiket masuk
untuk pengunjung.
Namun per 1 Januari 2020 sudah dikenakan tiket normal dengan harga Rp 25.000
untuk dewasa dan Rp 20.000 untuk anak-anak.
Tempat itu didesain ala tempat di luar negeri, yakni ada spot yang menyerupai
bangunan Belanda, juga spot yang menyerupai bangunan di Korea. Lokasi yang strategis
membuat San Terra sudah ramai pengunjung.
Akses menuju ke tempat wisata itu sangat mudah, karena berada di pinggir jalan besar
arah Kediri. Apabila mengambil rute dari pusat Kota Malang dapat langsung mengambil arah
Batu.
Selanjutnya meneruskan perjalanan ke Pujon jalur jurusan Kediri. Lokasi berada di
sebelah kiri jalan.
Akan semakin lengkap rasanya menikmati pemandangan yang ditawarkan
sekaligus menggunakan baju tradisional ala luar negeri yakni hanbook (baju
tradisional Korea) dan meneer Belanda.
Hanya dengan membayar Rp 30.000 sampai Rp.50.000 per 30 menit,
pengunjung sudah bisa menggunakan baju tradisional yang disediakan sebagai bagian
dari fasilitas pendukung tempat wisata.
Destinasi itu juga menawarkan fasilitas lain seperti hamparan kebun bunga
yang instagramable yang tentunya sangat cocok untuk tempat swafoto.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penulisan laporan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang perjalanan
study tour yakni :
1. Dengan adanya kegiatan ziarah wisata siswa/siswi dapat memperoleh pengalaman
belajar diluar sekolah.
2. Ziarah Wisata sebagai kegiatan untuk menempatkan kesadaran siswa/siswi dalam
mengimbangi perkembangan zaman yang serba modern guna berkompetisi
menghadapi globalisasi.
3. Ternyata banyak sekali metode pembelajaran yang lebih baik dan menyenangkan.
4. Ziarah wisata memberikan hikmah kepada penulis untuk mensyukuri nikmat Allah
SWT dan menjaga kebersamaan sesama siswa MTS MA’ARIF NU 1 Wangon .
Sumber Buku
Suyonto, Agus. 2012.Atlas Wali Songo. Depok: Pustaka IiMan.
Alam Bakhtiar, Nur. 2008. 99 Keistimewaan Gus Dur. Jakarta: Kultura.
Muhammad Waskito, Abu. 2010. Cukup 1 Gus Dur Saja. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.
Sumber Internet
https://id.scribd.com/document/329998280/Sejarah-Makam-Sunan-Ampel-Surabaya
https://www.laduni.id/post/read/8559/ziarah-di-makam-syaichona-kholil-bangkalan gurunya-
para-ulama
https://kliping.um.ac.id/index.php/wisata-lokal-rasa-luar-negeri-flora-wisata-san-terra-de-
lafonte-bikin-traveler-betah-berlama-lama/
https://malang.times.co.id/news/wisata/sf4et88awx/Museum-Tubuh-Jatim-Park-Edukasi-
Anatomi-Tubuh-Manusia-yang-Menyenangkan
https://tirto.id/profil-kh-abdul-wahab-hasbullah-tokoh-pendiri-nu-pahlawan-ri-gBBB
https://jatim.idntimes.com/travel/destination/dhafintya-noorca-achni-1/museum-islam-indonesia-
kh-hasyim-asy-ari-jombang-c1c2?
page=all&_gl=1*10bx9ha*_ga*Z0p2QVNXWGNUNlpidzNUM0ZxaVpaVkFmcmptNjlvX
25XN3VNR1pScmlTZFA4RVlNcUpxMnlBbktUbjlqbXhHcw..*_ga_TT180KERFB*MTcx
MDY1Nzg3NC4xLjAuMTcxMDY1Nzg3NS4wLjAuMA
https://tirto.id/silsilah-kh-hasyim-asyari-apakah-nasabnya-sampai-nabi-muhammad-gRhB
https://nasional.tempo.co/amp/1631669
LAMPIRAN