Anda di halaman 1dari 114

BERITA DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU

NOMOR 11 TAHUN 2 0 1 4 NOMOR 11

PERA TURAN BUPATI LABUHANBATU

NOMOR 1 1 TAHUN 2 0 1 4

TENTANG

TATA CARA PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KABUPATEN

LABUHANBATU

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU

2014
BERITA DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU

NOMOR 11 TAHUN 2 0 1 4

PERATURAN BUPATI LABUHANBATU

NOMOR 1 1 TAHUN 2 0 1 4

T E N T AN G

TATA CARA PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS

TANAH DAN BANGUNAN DI KABUPATEN LABUHANBATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPA TILABUHANBA TU,

Menimbang :bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 10

ayat ( 2 ), Pasal 1 5 ayat ( 1 ), Pasal 1 6 ayat ( 1 ) dan

(2), Pasal 1 7 ayat ( 3 ), Pasal 1 8 ayat (4), Pasal 24

ayat (3), Pasal 25 ayat ( 2 ), Pasal 27 (3)

Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu

Nomor 02 Tahun 2011 ten tang Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan perlu

menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata

Cara Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas

Tan ah dan Bangunan Di Ka bu paten

Labuhanbatu;

Mengingat 1 . Undang-Undang Nomor 7 Ort Tahun 1956

tentang Pembentukan Daerah Otonom


-
Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan

Daerah P ro p i n s i Sumatera Utara (Lembaran

Negara R e p u b li k Indonesia Tahun 1956

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik I n d o n e s i a Nomor 1092);


-2-

2. Undang -Undang Nomor 1 9 Tahun 1 9 9 7 tentang

Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

(Lembaran Negara Republik In do n e sia Tahun

1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia N o mo r 3091) sebagaimana

telah diubah dengan U n d an g -U n dan g Nomor 19

Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang­


-
-- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang

Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara

R e p u b li k I n d o n e s i a N o m o r 4 0 4 8 ) ;

3. Undang-Undang Nomor 1 4 Tahun 2002 tentang

Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik

I ndo ne si a Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia No mo r

4189);

4. Undang-Undang N o m o r 1 7 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara ( Le m b a r a n Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik I n d o n e si a Nomor

4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4 3 5 5 ) ;
-3-

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

ten tang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4 4 0 0 ) ;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang N o m o r 32 Tahun 2004

ten tang Pemerin tahan Daerah (Lembaran

Negara R e p u b li k Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik I n d o n e s i a Nomor 4 8 4 4 ) ;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

ten t a n g . Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

( Le m b a r a n Negara R e p u b li k I n d o n e s i a Tahun

2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 4 3 8 ) ;

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

( Le m b a r a n Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a Tahun

2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 5 0 4 9 ) ;
-4-

1 0 . U n d an g - U n d a n g Nomor 1 2 Tahun 2 0 1 1 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik I nd on es i a Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik I n d o n e s i a Nomor 5 2 3 4 ) ;

1 1. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000

- tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik I n d o n e s i a N o m o r 4 5 9 3 ) ;

1 2 . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

ten tang Pengelolaan Keuangan Dae rah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik I n d o n e s i a N o m o r 4 5 7 8 ) ;

1 3 . Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan

Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan

Lembaran Negara R e p u b li k Indonesia N om or

5161);

1 4 . Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170

Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara

Pemungutan Pajak D a er ah ;
-5­

1 5 . Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43

Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur

dan Administrasi Pajak Daerah, Retribusi

Daerah dan Pendapatan Lain-Lain;

1 6 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapakali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri N o m o r 2 1 Tahun 2 0 1 1

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 1 3 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

D a e r ah ;

1 7 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55

Tahun 2008 ten tang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara Serta

Penyampaiannya;

1 8 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2014 ten tang Pembentukan

ProdukmHukum Daerah (Serita Negara

Republik I n d o n e s i a Tahun 2 0 1 4 Nomor 3 2 ) ;

1 9 . Peraturan Daerah Ka bu paten Labuhanbatu

Nomor 05 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran

Daerah Kabupaten Labuhanbatu Tahun

2006 Nomor 1 1 Seri D Nomor 11);

2 0 . Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu

Nom or 02 Tahun 2 0 1 1 ten tang


-6­

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten

Labuhanbatu Tahun 2011 Nomor 02 Seri A

Nomor 0 2 ) .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG TATA

CARA PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN

HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI

KABUPATENLABUHANBATU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Pcraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1 . Daerah adalah Kabupaten Labuhanbatu.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah

sebagai u n s u r penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Labuhanbatu.

4. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Labuhanbatu.

5. D i n a s adalah Dinas PendapatanPengelolaan Keuangan dan

A s se t Daerah Kabupaten Labuhanbatu yang selanjutnya

d i s e b u t D P P KA D ;

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas PendapatanPengelolaan

Keuangan dan A s s e t Daerah Kabupaten Labuhanbatu.

7. Kantor Bidang Pertanahan adalah Kantor Bidang

Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu.


-7­

8. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu

dibidang perpajakan Oaerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

9. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah

kontribusi wajib kepada Oaerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan


-
.-_

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

10. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang

selanjutnya disebut BPHTB adalah pajak atas P e ro l e h a n

Hak atas Tanah d a n / atau B a n gu n a n .

1 1 . Perolehan Hak atas Tanah d a n / a tau Bangunan adalah

perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan

diperolehnya Hak Atas Tanah d a n / atau Bangunan oleh

orang pribadi atau Sadan.

12. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah hak atas

tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan

diatasnya, sebagaimana dimaksud dalam undang­

undang di bidang pertanahan dan bangunan.

13. Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

adalah dokumen legal penetapan pemindahan hak atas

tanah d a n / a tau b a n gu n a n .

14. Dokumen terkait Perolehan Hak atas Tanah dan/atau

B a n gu n a n adalah dokumen yang menyatakan telah

terjadinya pemindahan hak atas kepemilikan tanah

d a n / atau bangunan. Dokumen ini dapat berupa surat

perjanjian, d o k u m e n jual b e li , surat hibah, surat waris,

dan l a i n - l a i n yang m e m i li k i kekuatan h u k u m .


-8-

15. W aj i b Pajak adalah orang pribadi atau Sadan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

. 16. Pejabat yang diberi wewenang adalah Pejabat Kepala


-�
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola Pajak

BPHTB yakni Kepala DPPKAD .

17. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya

disingkat S K P K D adalah D P P KA D .

18. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Sadan yang dapat

dikenakan pajak.

19. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan p e m u n gu t pajak,

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

20. Sadan adalah sekumpulan orang d a n / atau modal yang

merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun

yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan

usaha milik negara ( B U M N ) , atau badan usaha milik daerah

(SUMO) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,

kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

p o l i t i k , atau organisasi l a i n n y a , lembaga dan bentuk badan

lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk

usaha tetap.
-9-

21. Petugas adalah pegawai DPPKAD yang dihunjuk dan

yang diberi wewenang untuk melaksanakan pendataan,

penagihan dan menyetorkan pajak ke bendahara

penerima D P P KA D .

22. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar

pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak

atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah.

23. Self Assesment adalah pajak yang dapat dihitung dan

d i t e t a p k a n oleh wajib pajak s e n d i r i .

24. Official Assesment adalah pajak yang dihitung dan

ditetapkan oleh Pejabat D P P KA D .

25. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau Pejabat Lelang,

adalah pihak yang berwenang menerbitkan Akta

Pemindahan Hak atas Tanah d a n / atau Bangunan.

26. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang

ditunjuk untuk menerima, m e n yi m p a n , menyetorkan,

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang

pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD

pada D P P KA D .

27. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat

fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung

jawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka

pelaksanaan A P B D pada Satuan Kerja Perangkat Daerah .


-10­

28. Bank adalah pihak ketiga yang menerima pembayaran

B P H T B terutang dari Wajib Pajak.

29. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan

besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan

pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.

30. Surat Setoran Pajak Daerah untuk BPHTB, yang

selanjutnya disingkat S S P D BPHTB, adalah surat yang oleh

Wajib Pajak digunakan u n t u k melakukan pembayaran atau

penyetoran pajak terutang ke Kas Daerah atau tempat lain

yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan sekaligus untuk

melaporkan data perolehan hak atas tanah d a n / atau

bangunan.

31. S u ra t Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya

disingkat S PT P D adalah surat yang oleh wajib pajak

digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau

pembayaran pajak, objek pajak d a n / atau bukan objek

pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah.

32. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang

selanjutnya d i s i n g k a t S K P D K B adalah surat ketetapan yang

menentukan besarnya j u m l a h pokok pajak, jumlah kredit

pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,

besarnya sanksi administratif dan j u m l a h pajak yang m a s i h

harus dibayar.
- 1 1 ­

33. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan

yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat

ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah

pajak yang telah ditetapkan.

34. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya

disingkat D P P KA D , adalah Surat Ketetapan yang

menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan

jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak

ada kredit pajak.

35. Surat Ketetapan Pajak Daerah Le b i h Bayar, yang

selanjutnya disingkat SKPDLB, adalah Su rat Ketetapan

yang menentukan jumlah k el ebi h an pembayaran pajak

karena j u m l a h kredit pajak lebih besar dari pada pajak

yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

36. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat

STPD, adalah Surat untu k melakukan tagihan pajak

d a n / a tau sanksi administratif berupa bunga d a n / atau

denda.

37. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan

yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung,

d a n / atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan

tertentu dalam peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak

Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan,

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah,

Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan

Keberatan.
-12­

38. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas

keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih

- Bayar atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh

pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan ini adalah untuk mengatur

tata cara p e m u n gu t a n B P H T B di Kabupaten L a b u h a n b a t u .

Pasal 3

Peraturan i n i bertujuan u n t u k :

a. Mewujudkan pelaksanaan pemungutan BPHTB di

Kabupaten Labuhanbatu;

b. Mewujudkan tertib pelaksanaan pemungutan BPHTB di

Kabupaten Labuhanbatu.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 4

(1) Sistem dan P ro s e d u r Pemungutan BPHTB mencakup

s e l u r u h rangkaian p ro s e s yang harus d i l a k u k a n dalam


-13­

menenma, menatausahakan, dan melaporkan

penenmaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan.

(2) Si stem dan Prosedur Pemungutan se bagaimana

dimaksud pada ayat ( 1 ) m e l i p u t i :

a. pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan;

b. pembayaran B P H T B ;

c. penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD

BPHTB);

d. pendaftaran Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/ atau B a n gu n a n ;

e. pelaporan B P H T B ;

f. penagihan;

g. pengurangan.

(3) Sistem dan P ro s e d u r pengurusan Akta Pemindahan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a adalah p ro s e d u r penyiapan

rancangan akta pemindahan hak atas tanah d a n / a tau

bangunan s e k a l i g u s penghitungan besar B P H T B terutang

Wajib Pajak.

(4) Sistem dan Prosedur pembayaran BPHTB sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf (b) adalah prosedur

pembayaran pajak terutang yang dilakukan oleh Wajib

Pajak dengan menggunakan S S P D B P H T B .

(5) Sistem dan P ro s e d u r penelitian Surat Setoran Pajak

DaerahBPHTB ( S S P D B P H T B ) sebagaimana dimaksud


-14­

pada ayat (2) huruf c adalah prosedur verifikasi yang

dilakukan SKPKD atas kebenaran dan kelengkapan

S S P D BPHTB dan dokumen pendukungnya.

(6) Sistem dan Prosedur pendaftaran Akta Pemindahan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf d adalah prosedur pendaftaran akta ke

Kantor Bidang Pertanahan dan Penerbitan Akta oleh PPAT.

(7) Sistem dan Prosedur pelaporan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf e adalah prosedur pelaporan realisasi penerimaan

B P H T B dan akta p e m i n d a h a n h a k .

(8) Sistem dan Prosedur penagihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf f adalah p ro s e d u r penetapan Surat

Tagihan, SKPDKB, SKPDKBT dan Surat Teguran yang

dilakukan oleh S K P K D .

(9) Sistem dan Prosedur Pengurangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf g adalah prosedur penetapan

persetujuan/penolakan atas pengajuan pengurangan

BPHTB yang d i aj u k a n oleh Wajib Pajak.

(10) Tata cara pelaksanaan BPHTB m e l i p u t i :

a. Tata cara penerbitan S S P D , S T P D , S K P D K B , S K P D K B T ;

b. Tata cara pengisian S S P D , S K P D K B , S K P D K B T ;

c. Bentuk, i s i , dan tata cara penyampaian S T P D ;

e. Tata cara pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi

administrasi;
-15­

d. Tata cara penghapusan piutang pajak yang sudah

kadaluwarsa.

Pasal 5

(1) Untuk melaksanakan sistem dan prosedur sebagaimana

..:. dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1 ), SKPKD harus

mempersiapkan fungsi yang dibutuhkan, meliputi:

a. fungsi pelayanan;

b. fungsi data dan i n fo r m a s i ; dan

c. fungsi p e m b u k u a n dan pelaporan.

(2) Fungsi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a bertugas melakukan interaksi dengan wajib

pajak dalam tahapan-tahapan pemungutan BPHTB

seperti dalam p ro s e s penelitian SSPD dan p ro s e s

pengurangan B P H T B .

(3) Fungsi data dan i n fo r m a s i sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b bertugas untuk mengelola database

terkait objek pajak.

(4) Fungsi pembukuan dan pelaporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugas untuk

menyiapkan Laporan Realisasi Penerimaan BPH TB

berdasarkan data dan laporan dari pihak-pihak lain yang

ditunjuk.
-16­

BAB IV

SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN BPHTB

Bagian Kesatu

Penguru.san Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/ a tau

Bangunan

Pasal 6

(1) Wajib Pajak m e n gu ru s Akta Pemindahan Hak atas Tanah

d an / atau B a n gu n a n melalui PPAT atau Pejabat Lelang

sesuai peraturan perundang - undangan.

(2) PPAT atau Pejabat Le l a n g melakukan pe n e li t i a n atas objek

pajak yang haknya dialihkan.

(3) Dalam hal pendaftaran / peningkatan hak k e p e m i li k a n atas

objek pajak yang dimaksud pada ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ),

Wajib P aj a k ataupun PPAT yang d i be r i kuasa wajib

mencantumkan keadaan fi s i k B a n gu n a n untuk dapat di

hitung pajak BPHTB nya.

Pasal 7

Wajib Pajak menghitung dan mengisi SSPD BPHTB yang

disiapkan oleh PPAT.

Bagian Kedua

Pembayaran BPHTB

Pasal 8

- ( 1) Wajib Pajak melakukan pembayaran BPHTB terutang

dengan menggunakan S S P D BPHTB.

(2) Pembaya ra n sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)

dilakukan o l e h W aj ib Pajak sebelum ditandatanganin y a


-17­

akte, pendaftaran hak oleh Kantor Bidang Pertanahan,

diterbitkannya surat pemberian keputusan hak dan

ditandatanganinya risalah lelang oleh Kepala Kantor

Le l a n g / Pejabat Lelang.

(3) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Wajib Pajak melalui Bank yang ditunjuk.

Bagian Ketiga

Penelitian SSPD BPHTB

Pasal 9

( 1) Setiap pembayaran BPHTB w aj i b d i t e li t i oleh Fungsi

Pelayanan.

(2) Penelitiansebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) m e l i p u t i :

a. Kebenaran i n fo r m a s i yang tercantum dalam SSPD

BPHTB;dan

b. Kelengkapan d o k u m e n pendukung S S P D B P H T B .

(3) Jika d i p e rl u k a n , penelitian sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (2 ) disertai dengan penelitian lapangan oleh

petugas.

(4) Dalam penelitian lapangan Wajib Pajak dapat

m e n d a m p i n g i petugas p e n e l i t i lapangan.

(5) Kriteria penelitian lapangan SSPD BPHTB dalam hal

sebagai berikut :

a. Apabila terdapat perbedaan data antara SSPD dan

S P PT PBS atau b a s i s data P B S ;

b. Terdapat bangunan yang belum m as u k dalam basis

data P B B ;
-18-

c. Terdapat bangunan dalam bas is data PBB tetapi

tidak dicantumkan dalam S S P D ;

d. Kriteria lainnya yang ditentukan oleh pejabat.

(6) Hasil penelitian lapangan SSPD BPHTB dituangkan

dalam laporan hasil penelitian lapangan melalui Berita

..:: Acara Penelitian dan ditandatangani oleh Wajib Pajak

dan petugas peneliti lapangan.

Bagian Keempat

Pendaftaran Akta Pemindahan Hak

Pasal 10

1) Wajib Pajak melakukan pendaftaran Hak atas Tanah atau

pendaftaran pemindahan Hak atas Tanah kepada Kepala

Kantor Bidang Pertanahan.

2) SKPKD dapat melakukan kerjasama dengan Kantor Bidang

Pertanahan dalam rangka pendaftaran Pemindahan H a k .

Bagian Kelima

Pelaporan BPHTB

Pasal 1 1

( 1) Pelaporan BPHTB dilaksanakan oleh Fungsi Pembukuan

- dan Pelaporan.

2) Pelaporan BPHTB bertujuan untuk memberikan informasi

- t e nt a ng realisasi penerimaan BPHTB sebagai bagian dari

Pendapatan Asli Daerah ( P A D ) .


-19­

Pasal 12

(1) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menyiapkan Laporan

BPHTB berdasarkan dokumen-dokumen dari Bank

d a n / atau Bendahara Penerimaan dan/ atau PPAT.

(2) Fungsi Pembukuan dan Pelaporanmenerima laporan

penerimaan BPHTB dari Bank yang ditunjuk/ Bendahara

Penerimaan paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan

berikutnya.

(3) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima laporan

pembuatan akta Perolehan Hak atas Tanah d a n / atau

B a n gu n a n dari Pejabat PPAT paling l a m b a t pada tanggal

1 0 (sepuluh) bulan berikutnya.

Bagian Keenam

Prosedur Penagihan BPHTB

Pasal 13

(1) Prosedur penagihan dilakukan untuk menagih BPHTB

terutang yang belum dibayar o l e h Wajib Pajak.

(2) Prosedur penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan melalui penetapan STPD d a n / atau

S K P D K B BPHTB d a n / atau S K P D K B T B P H T B .

(3) STPD d a n / atau SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dapat diikuti dengan S u r a t Teguran d a n / atau Surat

Paksa j i k a d i p e rl u k a n .
-20­

Bagian Ketujuh

Prosedur Pengurangan BI HTB

Pasal 14

( 1) Pengurangan BPHTB diajukan olel L W aj i b Pajak dan

disampaikan kepada Kepala SKF D melalui Fungsi

Pelayanan untuk diteliti.

(2) Pengurangan BPHTB sebagaimana d maksud dalam ayat

( 1 ) dilaksanakan sesuai dengan keter.tuan yang berlaku.

(3) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengurangan BPHTB kepada Bupati Labuhanbatu

m e l a l u i D P P KA D dengan m e n g gu n a k n bahasa I n d o n e s i a

dengan disertai alasan yang j e l a s .

(4) Pengurangan B P H T B dapat diberikar dalam h a l :

a. wajib pajak orang pribadi yang m e m p e ro l e h hak baru

melalui program pemerintah d a n / atau Pemerintah

Daerah dibidang pertanahan clan tidak mempunyai

kemampuan dapat diberikan pengurangan maksimal

sampai 50 % dari BPHTB yang s c h a r u s n y a terutang.

b. w aj i b pajak badan yang memperoleh hak baru selain

hak pengelolaan dan telah m e n uasai tanah dan/atau

bangunan secara fi s i k lebih dari 20 tahun yang

dibuktikan dengan surat pernytaan Wajib Pajak dan

surat keterangan dari Cam at setempat dapat

diberikan pengurangan maksinal sampai 50 % dari

BPHTB yang seharusnya t e r u t a n g.

c. wajib Pajak orang pribadi yang m e m p e ro l e h hak atas

tanah d a n / a t a u bangunan Rumh Sederhana (RS), dan

rumah sangat Sederhana ( R S S ) y a n g d i p e r o l e h l a n g s u n g

dari pengembang dan dibayar se :::ara angsuran dapat


-21­

diberikan pengurangan maksimal sampai 25 % dari

BPHTB yang seharusnya terutang.

d. Wajib pajak yang memperolehan hak berdasarkan waris

dan hibah wasiat dapat diberikan pengurangan sebesar

30 % untuk nilai perolehan objek pajak (NPOP) diatas

Rp. 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , - (satu milyar rupiah).

- (5) Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan

sebab dan alasan tertentu :

a. Wajib Pajak orang pribadi Veteran, Pegawai Negeri

Sipil ( P N S ), TNI, POLRI, Pensiunan PNS,

Purnawirawan T N I / P O L R I d a n / a ta u janda/dudanya

yang m e m p e ro l e h hak atas tanah dan atau

bangunan rumah d i n a s pemerintah dapat diberikan

pengurangan sebesar 50 % .

b. Wajib Pajak badan yang memperoleh hak atas

tanah d a n / atau bangunan dalam rangka pengadaan

perumahan yang d i k h u s u s k a n bagi anggota KORPRI

dapat diberikan pengurangan sebesar 50 % .

c. Wajib pajak Pribadi anggota KORPRI yang

me m pe rol e h hak atas tanah dan/ atau bangunan

dari pengadaan perumahan khusus anggota

K O R P R I dapat diberikan pengurangan sebesar 50 % .

d. Pemberian pengurangan pada ayat (2), diberikan

hanya u n t u k satu objek pajak yang d i m i l i k i .

Pasal 15

(1) Surat ketetapan keputusa n permohonan pengurangan

BPHTB harus sudah m e n d a p a t keputusan persetujuan

paling lama 2 (dua) b u l a n sejak surat diterima.


-22­

(2) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan surat permohonan

pengurangan BPHTB tidak ditetapkan, berarti

permohonan pengurangan disetujui.

(3) Wajib Pajak BPHTB yang mendapatkan ketetapan

keputusan pengurangan BPHTB dapat membayar BPHTB

pada Bank yang ditunjuk penerima pembayaran BPHTB

melalui formulir SSPD-BPHTB dengan melampirkan surat

ketetapan keputusan pengurangan dalam waktu 7 (tujuh)

hari kerja setelah surat t e r s e b u t d i t e r i m a .

(4 ) Apabila dalam jangka \ ,:aktu


1
1 (satu) minggu sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), wajib pajak belum melakukan

pembayaran maka surat ketetapan keputusan penerimaan

pengurangan dinyatakan tidak b e r l a k u .

B AB V

PELAKSANAAN BPHTB

Bagian Kesatu

SSPD, STPD, SKPDKB, SKPDKBT dan SKPDN

Paragraf 1

Penerbitan

Pasal 16

(I) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat

terutangnya pajak, pejabat dapat melakukan pemeriksaan

atas kebenaran data objek pajak yang tertuang dalam SSPD

BPHTB.

(2) Berdasarkan hasil pemeriksaan se bagaimana dimaksud

pada ayat ( 1 ) atau keterangan lain ternyata jumlah pajak


-23­

yang terutang kurang dibayar, maka pejabat menerbitkan

SKPDKB.

(3) S K P D K B diterbitkan dalam hal :

a. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan

lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar.

b. jika SSPD tidak disampaikan kepada pejabat yang

berwenang dalam jangka waktu masa pajak dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan

pada waktunya sebagaimana d i t e n t u k a n dalam surat

teguran; atau

c. jika kewajiban mengisi SSPD tidak d i pe n u h i , pajak

yang terutang d i h i t u n g secara jabatan.

(4) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditambah sanksi

a d m i n i s t r a t i f berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus)

sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua p u lu h

empat) bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak

sampai dengan diterbitkannya S K P D K B .

(5) J u m l a h p aj a k yang terutang dalam S K P D K B sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) h u ru f c dikenakan sanksi

administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh

li ma perseratus) dari pokok pajak ditambah sanksi

a d m i n i s t r a t i f berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus)

s e b ula n dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau

terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24

(dua p u l u h e m p a t ) bu la n d i h i t u n g sejak saat terutangnya

pajak.
-24­

Pasal 17

( 1) Penerbitan STPD dilaksanakan oleh D P P KA D .

(2) STPD diterbitkan berdasarkan data yang telah tersedia

pada basis data Pemerintah Kabupaten atau berdasarkan

SPOP/ LSPOP/dokumen l a i n yang disampaikan oleh Wajib

Pajak.

(3) formulir STPD yang telah diis i dan disampaikan kepada

Wajib Pajak harus dibayar d a l a m waktu paling lama 1

(satu) bulan atau sesuai dengan batas waktu

pembayaran yang ditentukan pada dokumen yang

disam paikan.

(4) STPD disampaikan kepada wajib pajak oleh D P P KA D

melalui kecamatan, kelurahan/ desa setempat secara

berjenjang/ a tau melalui kantor pos dan jasa pengiriman

lain sejenis secara tercatat.

(5) Wajib Pajak dapat mengambil s e n d ir i fo r m u l i r STPD di

tempat-tempat yang telah d i t e n t u k a n oleh D P P KA D .

(6) wajib pajak, wajib menandatangani tanda bukti

penenmaan STPD a tau dokumen lainnya dan

mencantumkan tanggal diterimanya formulir / dokumen

terse b u t .

(7) STPD merupakan dasar u n t u k melaksanakan pembayaran

dan pelaksanaan p e n a g i h a n .

Pasal 18

( 1 ) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun s e sudah saat

terutangnya pajak, pejaba t d a p a t m e n e r b it k a n SKPDKBT


-25­

apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula

belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah

pajak yang terutang dan sebelumnya telah pernah

diterbitkan S K P D K B .

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam S KP DKBT

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan

sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100%

(seratus perseratus) dari jumlah kekurangan pajak

terse but.

(3) Sanksi administratif berupa kenaikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tidak dikenakan apabila

SKPDKBT diterbitkan berdasarkan laporan/keterangan

tertulis dari wajib pajak atas kehendak sendiri, dengan

syarat belum dilakukan tindakan pemeriksaan.

Pasal 19

Dala m jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya

pajak, pejabat dapat menerbitkan S K P D N jika j u m l a h pajak

yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit p aj a k

atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Pasal 20

( 1 ) SKPDKB dan SKPDKBT merupakan dasar penagihan

pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling

lama 1 (satu) bulan sejak tanggal d i t e r b i t k a n ;

(2) Pajak yang terutang berdasarkan SKPDKB, SKPDKBT,

surat keputusan p e m b e t u l a n , surat keputusan


-26­

keberatan, dan putusan banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh wajib pajak pada waktunya dapat ditagih

dengan surat paksa.

Pasal 2 1

( r) Pejabat dapat menerbitkan STPD apabila :

a. pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil pemeriksaan ternyata atas SSPD BPHTB

terdapat kekurangan pembayaran pajak karena salah

t u l i s d a n / atau salah hi t u n g .

c. wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa

denda d a n / a tau bunga.

(2) J u m l a h pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar

dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dan huruf b ditambah sanksi administratif berupa bunga

sebesar 2% (dua perseratus) sebulan untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak saat

terutangnya p aj a k ;

(3) Sanksi administratif berupa denda d a n / atau bunga

sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c , y a i t u :

a. sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

perseratus) sebulan, dalam hal wajib pajak

membetulkan sendiri SSPD BPHTB yang

mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar

sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan, dihitung

sejak berakhirnya p e n y a m p a i a n S S P D B P H T B sampai


-27­

dengan tanggal pembayaran karena pembetulan SSPD

BPHTB;

b. sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

perseratus} sebulan, dalam hal pajak yang terutang

tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo

pembayaran, dihitung sejak jatuh tempo sampai dengan

diterbitkannya STPD untuk jangka waktu paling lama

24 (dua puluh empat) bulan;

c. STPD mempunyai kekuatan hukum yang sama

dengan surat ketetapan pajak, s e h i n gg a dalam hal

penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat

Paksa.

Paragraf 2

Pengisian

Pasal 22

( 1) B e n t u k dan I s i S S P D

a. SSPD BPHTB adalah berbentuk empat persegi

panjang;

b. SSPD BPHTB menggunakan kertas HVS, dibuat

d a l a m rangkap 6 ( e n a m ) ;

c. S S P D B P H T B paling sedikit berisikan :

1) logo Pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu;

2) identitas Wajib Pajak;

3) besaran N J O P P B B ;

4) besaran B P H T B ;
-28­

5) jumlah setoran;

6) tanda tangan pejabat yang berwenang.

d. SSPD BPHT B sebagaimana dimaksud huruf a

terdiridari

1 ) lembar pertama untuk Wajib Pajak;

2) lembar keduauntuk PPAT/Notaris sebagai arsip;

3) lembar ketiga untuk kepala kantor bagian

pertanahan;

4 ) lembar keempat untuk D P P KA D ;

5) Lembar kelima untuk bank yang ditunjuk

bendahara penerimaan;

6) Lembar keenam un tu k bank yang

ditunjuk/bendahara.

(2) B e n t u k dan I s i STPD

Bentuk, isi, tata cara penerbitan, pengisian dan

penyampaian STPD adalah sebagai berikut:

a . STPD adalah berbentuk empat persegi panjang.

b . STPD menggunakan kertas HVS dibuat dalam rangkap 4

(empat).

c . STPD paling s edi ki t berisikan :

1) lo go Pemerintah D aerah K abupaten L abuhanbatu;

2) m asa p aj a k ;

3) identitas W ajib Pajak;

4) tanggal j atuh te m p o ;
-29­

5) jumlah ketetapan pajak, sanksi (bunga dan d e n d a ) ;

6) Tanda Tangan Pejabat yang berwenang.

d . STPD sebagaimana dimaksud huruf a terdiri d a r i :

1) lembar pertama berwarna putih untuk Wajib Pajak;

2) lembar kedua berwarna merah untuk Bendahara

Penerima D P P KA D / t e m p a t pembayaran yang

dihunjuk;

3) lembar ketiga kuning untuk arsip D P P KA D ;

4) lembar keempat warna biru untuk petugas

p e m u n gu t / kolektor.

(3) Bentuk dan I s i S K P D K B

a. S K P D K B adalah berbentuk empat persegi panjang.

b. SKPDKB menggunakan kertas HVS, dibuat dalam

rangkap 4 (empat).

c. S K P D K B paling s e d i k i t b e r i s i k a n :

1) logo Pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu;

2) masa Pajak;

3) identitas Wajib Pajak;

4) tanggal Jatuh T e m p o ;

5) jumlah Ketetapan Pajak, sanksi (bunga dan

denda);

6) j u m l a h pajak yang m a s i h kurang bayar;

7) tanda Tangan Pejabat yang berwenang.

d. S K P D K B sebagaimana d i m a k s u d h u r u f a terdiri dari :


-30­

1) lembar pertama berwarna putih untuk Wajib

Pajak;

2) lembar kedua berwarna merah untuk Bendahara

Penerima D P P KA D / tern pat pembayaran yang

dihunjuk;

3) lembar ketiga kuning untuk arsip D P P KA D ;

4) lembar keempat warna biru untuk petugas

pemungut/ kolektor.

(4) B e n t u k dan I s i S K P D K B T

a. S K P D K B T adalah b e r b e n t u k e m p a t persegi panjang.

b. SKPDKBT menggunakan kertas HVS, dibuat dalam

rangkap 4 (empat).

c. S K P D K B T paling sedikit berisikan :

1) logo Pemerintah daerah Kabupaten L a b u h a n b a t u ;

2) masa Pajak;

3) identitas W aj i b Pajak;

4) tanggal Jatuh Tempo;

5) jumlah Ketetapan Pajak, s a n k s i (bunga d a n d e n d a ) ;

6) j u m l a h pajak yang masih kurang bayar tambahan;

7) tanda Tangan Pejabat yang b e rw e n a n g .

d . S K P D K B T sebagaimana d i m a k s u d h u r u f a terdiridari :

1) lembar pertama berwarna p u t i h u n t u k Wajib Pajak;

2) lembar kedua berwarna merah untuk Bendahara

Penerima D P P KA D / t e m p a t pembayaran yang


-31­

dihunjuk;

3) lembar ketiga k u n i n g untuk arsip D P P KA D ;

4) lembar keempat warna biru untuk petugas

pemungut/ kolektor.

BAB VI

PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN

KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 23

( 1) Atas permohonan wajib pajak atau karena jabatannya,

Kepala D P P KA D dapat membetulkan SKPDKB,

SKPDKBT, D P P KA D , S K P D LB , atau STPD yang dalam

penerbitannya terdapat kesalahan tulis d a n / a tau

kesalahan hi tung d a n / a tau kekeliruan penerapan

ketentuan tertentu dalam peraturan perundang­

undangan perpajakan daerah.

(2) Permohonan Pembetulan sebagaimana dimaksud pada

ayat ( 1 ) harus m e m e n u h i persyaratan sebagai b e r i k u t :

a. setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk 1

(satu) surat keputusan atau surat ketetapan

sebagaimana d i m a k s u d pada ayat ( l ) ;

b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

disertai alasan yang m e n d u k u n g permohonannya;

c. diajukan kepada Kepala D P P KA D ; dan

d. surat permohonan ditandatangani oleh wajib

pajak/ kuasanya.
-32­

(3) Dalam hal tidak ada permohonan oleh wajib pajak tetapi

diketahui oleh Kepala D P P KA D telah terjadi kesalahan

t u li s , kesalahan hi tung, d a n / atau kekeliruan penerapan

ketentuan tertentu dalam SKPDKB, SKPDKBT, D P P KA D ,

SKPDLB, atau STPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) yang diterbitkannya, maka Kepala D P P KA D h a ru s

- menerbitkan surat keputusan pembetulan secara

jabatan.

(
) Kepala D P P KA D h a ru s memberi keputusan atas

permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) b u l an sejak

t ang g al surat permohonan pembetulan diterima.

(5) Apabila jangka waktu s eb a g a i m a n a dimaksud p ada ayat (4)

terlampaui, t e tap i K epa l a D P P KA D tidak memberi s uatu

keputusan, permohonan pembetulan dian g gap d i k a b u lk a n ,

dan Kepala D P P KA D wajib menerbitkan surat ke putus an

pembetulan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak pa lin g

lama 1 ( satu ) b u l a n .

(6) Keputusan se b a g aimana dimaksud p ada ayat (5) dapat

berupa menambahkan, men gu ran gk an a tau

men g hapuskan jumlah pajak y an g terutang, atau s an ksi

administrasi, memperbaiki kesalahan dan k ek eli ruan

lainnya, atau menolak permohonan w aj i b pa j ak.

Pasal 24

Kepala D P P KA D k arena j abatan dapat :

a. men gu ran gk an atau menghapuskan sanksi administratif

b erupa bunga, denda, dan kenaikan pajak y ang t eru tang


-33­

menurut peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena

kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya.

b. mengurangkan atau membatalkan SSPD, SKPDKB,

S K P D K B T atau D P P KA D atau S K P D L B yang tidak benar.

c. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak

yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan

tata cara yang d i t e n t u k a n ; dan

d. mengurangkan ketetapan pajak yang terutang

berdasarkan p e r t i m b a n g a n k e m a m p u a n membayar wajib

pajak atau k o n d i s i tertentu objek pajak.

BAB VII

PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK YANG SUDAH

KADALUWARSA

Pasal 25

( 1) Penghapusan p i u t an g p aj ak dilakukan terhadap

p i u t an g - p i u t a n g pajak yang diperkirakan tidak dapat

atau tidak mungkin ditagih lagi.

(2) Piutang pajak yang dapat dihapuskan adalah p i u t an g

pajak y an g t e r c an t u m d al am :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT

c. STPD; dan

d. Surat K e p u t u s an P e m b e t u l an , Surat Keputusan

Keberatan,dan Pu t u s an B an d i n g .
-34­

(3) Penghapusan piutang pajak yang diperkirakan tidak

dapat atau tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana

dimaksud padaayat ( 1 ), dilakukan terhadap p i u t an g

pajak d ari :

a. Wajib pajak yang meninggal dunia dengan tidak

meninggalkan harta warisan dan tidak rnem pun yai

ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan,

yang dibuktikan dengan Surat Keterangan

Kematian dan surat keterangan yang menyatakan

bahwa wajib pajak yang m e n i n gg al dunia tersebut

tidak meninggalkan harta wansan dan t i d ak

mempunyai ahli wans, dari pejabat yang

b e rw e n an g ;

b. Wajib pajak yang tidak m e m p u n y ai harta kekayaan

lagi, dibuktikan dengan surat keterangan d ar i

pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa

wajib p aj ak m e m an g benar-benar s u d ah tidak

mempunyai harta kekayaan lagi;

C. Wajib pajak yang hak penagihannya telah

kedaluwarsa;

d. W a j i b pajak yang tidak dapat ditagih lagi k ar e n a

sebab l ai n , misalnya wajib pajak tidak dapat

ditemukan, d o ku m e n dokumen t idak lengkap atau

tidak ditelusuri lagi disebab k an k eadaan yang tidak

d a pat d i hindarkan seperti b e n c an a al a m ,

kebakaran, ru sak diakibatkan c ua c a atau hewan

dan sebab l ai n sebagainya .

(4) Untuk memastikan piutang p aj ak yang tidak dapat

atau tida k mu n g k i n dita gi h lag i s e b a g ai m a n a dimaksud

pa d a Pasal 25 ayat (1) dan ( 2 ), dilakukan penelitian

setempat dan hasilnya dituangkan dalam la po ran hasil

penelitian setempat.
-35­

Pasal 26

( 1) Pejabat yang ditunjuk m e l ak s a n ak an p e n e li t i an

lapangan d an / atau p e n e l i t i an administrasi guna

memastikan piutang pajak dalam Pasal 25 ayat ( 1)

yang tidak dapat ditagih lagi.

(2) Pejabat yang ditunjuk m e n e r b i t k an surat p e ri n t ah

penelitian lapangan d an / atau penelitian administrasi

terhadap piutang pajak yang tidak dapat atau tidak

mungkin ditagih lagi s e b a g a i m an a dimaksud dalam

Pasal 25 ayat ( 1 ) .

Pasal 27

( 1) Penelitian administrasi a tau p e n e l i t i an setempat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)

dilakukan setiap perolehan h ak .

(2) Penelitian administrasi secara kolektif hanya dapat

dilakukan terhadap piutang pajak yang benar-benar

telah kedaluwarsa atau dokumen pendukungnya

tidak lengkap s e b a g ai m a n a dimaksud dalam Pasal 25

ayat (4).

Pasal 28

( 1 ) Laporan hasil p e n e li t i a n lapangan dan laporan h a sil

p e n e l i tian a d m i n i s trasi se bag ai mana d imak s ud

dal am Pas al 25 ayat (4) d i s am p ai k a n ke p ada Bup a ti

c/q K e pal a D P P KAD paling s e d i ki t 1 ( satu ) tahun

s e k al i .
-36­

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat ( 1)

dijadikan b ah an penyusunan Keputusan Bupati c/q

Kepala D P P KA D t e n t an g P e n g h a p u s an Piutang Pajak.

Pasal 29

(1) Saat daluwarsa penagihan pajak ini perlu ditetapkan untuk

memberi kepastian hukum, kapan utang pajak tersebut

tidak dapat ditagih lagi.

-
(2) Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 10 (sepuluh)

tahun apabila:

a. D P P KA D menerbitkan Surat Tegurand dan

menyampaikan Surat Paksa kepada P e n a n g gu n g Pajak

yang tidak melakukan pembayaran utang p aj a k

sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.

Dalam hal seperti itu daluwarsa penagihan dihitung

sejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

b. Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang p aj a k

dengan cara:

- Wajib Pajak mengajukan permohonan angsuran

atau p enundaan pembayaran utang pajak sebelum

tan g gal jatuh temp o pem b a y aran. Dalam hal s e p e r ti

itu daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal

surat perm oho nan angsuran atau penundaan

p em b ayaran utang pajak diterima D P P KA D .

- Wajib Pajak meng aj ukan permohonan pengajuan

keberatan. Dalam hal seperti itu daluwarsa

p ena g ihan dihitung sejak tanggal surat keberatan

Wajib Pajak d ite ri ma D P P KA D .


-37­

- Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian

utang pajaknya. Dalam hal seperti itu daluwarsa

penagihan dihitung sejak tanggal pembayaran

sebagian utang pajak tersebut.

c. Terdapat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

yang diterbit.kan terhadap Wajib Pajak karena

melakukan tindak pidana di bidang perpajakan

berdasarkan putusan Pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap. Dalam hal

s ep erti itu daluwarsa penagihan dihitung sejak

tanggal penerbitan ketetapan pajak tersebut.

Pasal 30

(l) Ketentuan mengenai sistem dan prosedur pemungutan

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Kabupaten Labuhanbatu sebagaimana tercantum

Lampiran I Peraturan Bupati i n i .

( 2) Format dan Tata Cara Pengisian STPD,· SSPD, SKPDKB,

SKPDKBT sebagaimana tercantum dalam Larnpiran II

Peraturan Bupati i n i .

(3) Bentuk Surat Penolakan, Bentuk Surat Pengurangan,

Bentuk Surat Teguran, Bentuk Surat Keputusan

Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan

Penghapusan S a n k s i A d m i n i s t r a s i , B e n t u k Laporan H a sil

Penelitian Lapangan SSPD, Bentuk Laporan H a si l

Penelitian Lapangan SSPD, tercantum dalam Lampiran

III Peraturan Bupati i n i .


-38­

BAB VIII

FASILITASI

Pasal 3 1

(1) Kepala D P P KA D melakukan fa s i li t a s i atas Pelaksanaan

Peraturan Bupati ini.

(2f Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup

a. mengkoordinasikan;

b. menyempurnakan lampiran-lampiran sesuai dengan

ketentuan p e ru n d a n g - u n d a n g a n ;

c. melaksanakan s o s i a li s a s i ;

d. s u p e rv i s i dan bimbingan teknis serta;

e. m e m be r i k a n asistensi untuk keiancaran penerapan

Peraturan Bupati ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, m e m e r i n t a h k an

p e n gu n d a n g a n Peraturan Bupati ini dengan penempatann y a

dalam Serita Daerah Kabupaten Labuhanbatu.


-39­

Ditetapkan di Rantauprapat.

pada tanggal 27 Maret 2 0 1 4

BUPATILABUHANBATU,

dto

TIGOR PANUSUNAN SIREGAR

Diundangkan dalam Serita Daerah Kabupaten La b u h a n b a t u

Nomor 1 1 Tahun 2 0 1 4

pada tanggal 2 8 M a r e t 20 1 4

TARIS DAERAH

Au±ATEN LABUHANBATU,

'

ALI USMAN HARAHAP

PEMBINA TINGKAT I

NIP.19640910 199703 l 00 1
Lampiran I : Peraturan Bupati Labuhanbatu

Nomor : 1 1 Tahun 2 0 1 4

Tanggal : 27 Maret 2 0 1 4

I. SISTEM DAN PROSEDUR PENGURUSAN AKTA

PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH DAN / ATAU

BANGUNAN

A. GAMBARAN UMUM

P ro s e d u r pengurusan akta pemindahan hak atas tanah

dan/ atau b a n gu n a n merupakan p ro s e s pengajuan pembuatan

akta scbagai dokumen legal penerimaan hak atas tanah

dan/atau bangunan yang dilakukan oleh Wajib ·Pajak selaku

penerima hak atas tanah d a n / a tau bangunan kepada Pejabat

Pembuat Akta Tanah.

Prosedur ini melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah

sebagai pihak yang menyiapkan form SSPD BPHTB dan draft

Akta Pemindahan Hak atas Tanah d a n / a tau B a n gu n a n .

Dalam prosedur ini, Pejabat Pembuat Akta Tanah akan

memeriksa kebenaran dan kelengkapan dokumen terkait

pemindahan hak atas tanah d a n / atau bangunan. Pemeriksaan

dilakukan dengan mengecek dokumen dan data terkait objek

pajak di Kantor Bidang Pertanahan.

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak selaku Penerima Hak

Merupakan pihak yang memiliki kewajiban membayar

BPHTB atas hak atas tanah d a n / atau bangunan yang

d i p e ro l e h n y a . D alam p ro s e d u r ini W ajib Pajak men y iapkan

dan men y erahkan dokumen pendukung terkait

pemindahan h a k atas tanah d a n / atau b a n g u n a n .


-2­

2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

Merupakan pihak yang mempunyai otoritas dalam

pengelolaan keuangan daerah, yang secara organisasi

adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah ( D P P KA D ) . Dalam prosedur ini, D P P KA D

berkoordinasi dan bekerja sama dengan PPAT dalam

menyiapkan Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD

BPHTB).

3. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Merupakan pihak yang membantu Wajib Pajak dalam

menghitung BPHTB terutang dan menyiapkan SSPD

BPHTB. Pihak yang dapat menjadi PPAT ialah camat atau

notaris. Dal am p ro se d u r i n i PPAT bertugas dan berwenang

untuk:

memeriksa kebenaran data terkait objek pajak ke

Kantor B i d a n g Pertanahan;

menyiapkan draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah

d a n / a tau Bangunan;

4. Kepala Kantor Bidang Pertanahan

Merupakan pihak yang mengelola database pertanahan di

wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Dalam prosedur ini,

Kepala Kantor Bidang Pertanahan menyediakan data yang

dibutuhkan PPAT terkait pemeriksaan objek pajak.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

Langkah 1

Wajib Pajak (selaku penerima hak atas tanah

d a n / a tau bangunan) menyiapkan dokumen pendukung

terkait perolehan hak atas tanah d a n / atau bangunan.

D o k u m e n pendukung ini menyatakan bahwa telah terjadi


-3-

penyerahan hak atas tanah d a n / b a n gu n a n antara kedua

belah pihak. Dokumen ini dapat berupa surat perjanjian,

dokumen jual beli, surat hibah, surat waris, dan lain-lain

yang pada dasarnya menyatakan telah terjadinya

pemindahan hak atas kepemilikan tanah d a n / atau

bangunan. Dokumen ini juga dapat disertai dengan

dokumen pendukung lainnya.

Wajib Pajak kemudian mengajukan permohonan

pengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/ atau

Bangunan kepada PPAT. Wajib Pajak menyerahkan

permohonan pengurusan akta kepada PPAT dilampiri

dengan dokumen pendukung terkait perolehan hak atas

tanah d a n / a tau b a n gu n a n .

Langkah 2

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) menenma

permohonan pengurusan akta dan dokumen pendukung

perolehan hak atas tanah dan/ atau bangunan dari Wajib

Pajak. PPAT lalu memeriksa kelengkapan dokumen

pendukung yang diterima. Jika dokumen pendukung yang

diterima telah lengkap, PPAT kemudian mengajukan

permohonan pemeriksaan data objek pajak kepada Kepala

Kantor Bidang Pertanahan.

Langkah 3

Atas permintaan dari PPAT, maka Kepala Kantor Bidang

Pertanahan menyediakan data yang dibutuhkan PPAT

untuk melakukan pemeriksaan objek pajak. Kepala

Kantor Bidang Pertanahan menyerahkan data objek pajak

kepada PPAT.
-4-

Langkah 4

PPAT menerima data objek pajak dari Kepala Kantor

Bidang Pertanahan. PPAT kemudian memeriksa kebenaran

data objek pajak dengan membandingkan dokumen

pendukung perolehan hak atas tanah d a n / atau bangunan

dan data objek pajak dari Kepala Kantor Bidang

Pertanahan. Jika diperlukan, PPAT dapat melakukan

pengecekan objek pajak dengan melakukan observasi

lapangan.

Langkah 5

PPAT menyiapkan draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah

d an / a t a u B a n gu n a n . Dokumen ini merupakan rancangan

akta pemindahan hak atas tanah d a n / atau b a n gu n a n yang

belum ditandatangani oleh PPAT. PPAT kemudian

menyimpan draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/ a tau Bangunan.

Langkah 6

Berdasarkan prosedur yang telah berjalan, PPAT menerima

formulir Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB ( S S P D BPHTB)

dari D P P KA D .

Langkah 7

Setelah kelengkapan dokumen dan kebenaran data objek

pajak terpenuhi, maka PPAT menghitung nilai BPHTB

terutang. PPAT kemudian mengisi informasi objek pajak

dan nilai BPHTB terutang ke dalam formulir Surat Setoran

Pajak Daerah BPHTB. Setelah mencantumkan seluruh

i n fo r m a s i yang dibutuhkan, PPAT lalu menandatangani

Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB. Surat Setoran Pajak

Daerah BPHTB merupakan surat yang oleh Wajib Pajak

digunakan untuk melakukan pembayaran atau


-5­

penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau

tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan

sekaligus untuk melaporkan data perolehan hak atas

tanah d a n / atau bangunan.

Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB terdiri atas 6 lembar,

dengan perincian sebagai berikut:

• Lembar 1:

Untuk Wajib Pajak

• Lembar 2 :

Untuk PPAT / Notaris sebagai arsip

• Lembar 3 :

Untuk Kepala Kantor Bidang Pertanahan

• Lembar 4 :

Untuk D P P KA D dalam p ro s e s p e n e l i t i a n

• Lembar 5 :

Untuk Bank Yang Ditunjuk B e n d a h a r a Penerimaan

• Lembar 6 :

Untuk Bank Yang Ditunjuk / Bendahara

Langkah 8

PPAT menyerahkan Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

yang telah diisi kepada Wajib Pajak.

Langkah 9

Wajib Pajak menerima Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

yang telah diisi dari PPAT.


-6-

D. BAGAN ALUR

Prosedur Pengunsan Ata Pernindatan Hal t.as Tarah dan/tau Bangunan

Wajb Pajak Kea'a Kantor Bidang


Uraian Pejabet Pembuat Aita Tanah
Sela«u Pererima Ha Pertaahan

I Wab paal (peoenma tali mergurs peroletan

zt za • ± zzu tzz2 e PA! ±en ' Joler tar


engn
menyeatin dolmen tert peroletan tail ruas waietr i e '
periean. ±al .as
wattr
tarah d/tu bvngnn rtar
tan@ran i AT ' 5rgr
I

2 P A T menenra doimen peroietan tai an


Wab Pak PAT lemudan memenkg dzt

regena obek pal ie Keal 2nor Bdrg Meer

tr obrt pa,al
lie «pal Lrtor

rgertr

j feeia A2ntox Bdzng Fer2net2n re+edan

dt vng dotui pie WA tet2

pement2an obyek pa2k


I
MeSur at
!
Ar Pert

·that gt"
4 FAT menyusun Datt At Pemdatan al t2s
3angrr

Tara dn/at Bangunan.

I I
Pveer } nat'l

For SSP0-

527E
-... ....

hratr'­
/
5 emudaan meympan Dt Act
a
\/
PPAT
1

Pe«daan Hat ts Ira 2r/at Bangura2n

6 Berdasrtn proedar ng beryaln, PPAT


weds
"
rang meratr

5$523073.4

meema formula 55P0-8PH78 dn Das


meandrgn

5$5929473
Perze+olaan Pedapatan eungan dan Aet

Dent
Jebr I]

7 PAT mengtung EPHTB tea2ng men2pin

z
$$20 3PT8

£ P bers2ma-sama dengan PAI ieradn


wAt

re2data2ngen 55PD-BP1% vw
or er
-7-

II. SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN BPHTB OLEH

PENERIMA HAK ATAS TANAH DAN / ATAU BANGUNAN

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur pembayaran BPHTB oleh penerima hak tanah

dan/ a tau bangunan merupakan proses pembayaran yang

dilakukan Wajib Pajak atas BPHTB terutang melalui Bank yang

ditunjuk.

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak selak:u. Penerima Hak

Merupakan pihak yang memiliki kewajiban membayar

BPHTB terutang atas perolehan hak atas tanah

d a n / atau bangunan.

2. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Merupakan pihak yang menyiapkan S u r a t Setoran Pajak

Daerah BPHTB sebagai dasar bagi Wajib Pajak dalam

membayar BPHT terutang dan membantu melakukan

perhitungannya.

3. Bank yang ditunjuk

Merupakan pihak yang menerima pembayaran BPHTB

terutang dari Wajib Pajak. Dalam prosedur ini Bank

berwenang un tuk:

• menerima pembayaran BPHTB terutang dari W aj i b

Pajak;

• memeriksa kelengkapan p e n g i s i a n S S P D B P H T B ;

• mengembalikan SSPD BPHTB yang pengisiannya

tidak lengkap / kurang;


-8­

• menandatangani SSPD BPHTB yang telah lengkap

pengisiannya; dan

• mengarsip SSPD BPHTB lembar 5 dan SSPD BPHTB

lembar 6 .

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

Langkah 1

Berdasarkan p ro s e d u r sebelumnya, Wajib Pajak akan

menerima Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB (SSPD

BPHTB) yang telah diisi. Surat Setoran BPHTB merupakan

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan

pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas

Daerah ditetapkan o l e h Kepala Daerah dan sekaligus untuk

melaporkan data perolehan hak atas tanah dan/ atau

bangunan.

Surat Setoran BPHTB terdiri atas 6 lembar, dengan

pe r i n c i a n sebagai berikut:

• Lembar l :

Untuk Wajib Pajak.

• Lembar 2 :

Untuk PPAT sebagai arsip.

• Lembar 3 :

Untuk Kantor Pertanahan sebagai lampiran

permohonan pendaftaran.

• Lembar 4 :

U n t u k Fungsi Pelayanan sebagai lampiran permohonan

penelitian S S P D B P H T B .

• Lembar 5 :

Untuk Bank Yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan

sebagai a r s i p .
-9­

• Lembar 6 :

Untuk Bank Yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan

sebagai laporan kepada Fungsi Pembukuan/ Pelaporan.

Sebelum digunakan dalam p ro s e s pembayaran, Wajib

Pajak dan PPAT menandatangani SSPD BPHTB

terse but.

Langkah 2

Wajib Pajak menyerahkan SSPD BPHTB kepada Bank yang

Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan. Pada saat yang

bersamaan, Wajib Pajak kemudian membayarkan BPHTB

terutang melalui Bank yang ditunjuk.

Langkah 3

Bank yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan menerima

SSPD BPHTB dan uang pembayaran BPHTB terutang dari

Wajib Pajak. B a n k yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan

kemudian memeriksa kelengkapan pengisian SSPD BPH TB

dan kesesuaian besaran nilai BP H TB terutang dengan uang

pembayaran yang d i t e r i m a dari Wajib Pajak.

Langkah 4

Bank yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan

menandatangani SSPD BPHTB. Lembar 5 dan 6 disimpan

sedangkan lembar 1 -4 dikembalikan ke Wajib Pajak.

Langkah 5

Wajib Pajak menerima SSPD BPHTB lembar 1, 2, 3, dan 4

dari Bank yang Ditunjuk/ Bendahara Penerimaan. Wajib

Pajak kemudian melakukan pro s e s berikutnya, yaitu

permohonan penelitian SSPD BPH TB ke Fungsi Pelayanan

di D P P KA D .
-10­

D. BAGAN DAN ALUR


------- ---·-·-1
Prosedur Pembayarn BPHTB oleh Penerima Hak Tanah dan/atau Bngunan
!

Wajib Pa2ja
Uraian Ba« yang Ditunjk/ Bendahara Penerim2a
Sela2kPenerima H2k

----,--
r ec. .

[Pree

esn Aa ,
l 6,rdas,run p<O\edur pengurwn al:ta
ran +at} '

�ocdahan ha<. mau Wajib Pa1ai. mer.fMli ISl'C­

B8TB dn PAT
!

ebr 'T
!

er

I
Er
w P ewe B. tetg M

renrer2an 5203PE pt Bans yrg


' ts
Jess
Dtunyud Bern Feenan · I
4sn2-13

l .. -- ..,., ....... ·-···


menem pembayrn, merand2tang2n 55P0
'
EPHTE, eng2rep 5SP0 -8PH18 emte: S 2n 6. d2­

remyeatin SP0BP18 lembar 1, 2, 3. dan 4

keada wyb Pak

�- Wapb Pa1ak meneoma IIP0--8Pl<iB lembar 1 . 2 . 3

�-
ban4
le
wz :

I

I
t i

\ S),,j.;�;r; I

I
<N
'

•W
S Wab Pk «emudan megatn permohonan

peneltuan S5PD-BPHTB egad Fangs Pelayran

J
-11­

111. SISTEM PROSEDUR PENELITIAN SURAT SETO RAN

PAJAK DAERAH -BPHTB (SSPD-BPHTB)

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur penelitian Surat Setoran Pajak Daerah

BPHTB merupakan p ro s e s verifikasi kelengkapan

dokumen dan kebenaran data terkait objek pajak yang

tercantum dalam Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB.

Prosedur ini dilakukan setelah Wajib Pajak melakukan

pembayaran BPHTB terutang dengan menggunakan

Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB melalui Bank yang

ditunjuk. Penelitian Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

dilakukan o l e h Fungsi Pelayanan di D P P KA D ' J i k a s e m u a

kelengkapan dan kesesuaian data objek pajak terpenuhi

maka Fungsi Pelayanan akan menandatangani Surat

Setoran Pajak Daerah BPHTB.

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak selaku Penerima Hak

Merupakan pihak yang mengajukan permohonan

penelitian kepada Fungsi Pelayanan atas Surat

Setoran Pajak Daerah BPHTB yang telah dibayarkan.

2. Fungsi Pelayanan

Fungsi Pelayanan berwenang dan bertugas untuk:

• meminta data terkait objek pajak kepada Fungsi

Pengolahan dan I n fo r m a s i ;

• memeriksa kelengkapan dokumen dan kebenaran

data terkait objek pajak yang tercantum dalam

S S P D BPHTB; dan


-12­

• menandatangani Surat Setoran Pajak Daerah

BPHTB yang telah diverifikasi.

3. Fungsi Pengolahan Data & lnformasi

Merupakan petugas yang menyimpan database objek

pajak. Fungsi ini menyediakan data terkait objek pajak

kepada Fungsi Pelayanan. Fungsi Pengolahan dan

Informasi berwenang dan bertugas untuk:

• mengelola database objek pajak yang termasuk

dalam wilayah wewenangnya; dan

• menyediakan data objek pajak atas permintaan

dari Fungsi P e l a y a n a n .

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

Langkah 1

Wajib Pajak selaku penerima hak menyiapkan dokumen

pendukung yang dibutuhkan untuk penelitian SSPD

BPHTB. Dok u men p e n d u k u n g terdiri atas:

• SSPD BPHTB yang tertera Nomor Transaksi

Penerimaan Dae rah (NTPD) / SSPD BPHTB disertai

Bukti Penerimaan Daerah ( B P D ) ;

• Fotokopi identitas Wajib Pajak (dapat berupa Kartu

Tanda Penduduk/ Surat Izin Mengemudi/ Paspor);

• Surat Kuasa dari Wajib Pajak (dalam hal dikuasakan);

• Fotokopi Kartu Keluarga atau Surat Keterangan

Hubungan Keluarga, dalam hal transaksi waris.

• Fotokopi identitas Kuasa Wajib Pajak (dalam hal

dikuasakan);

• Fotokopi Kartu NPWP;

• Dokumen pendukung lain yang diperlukan.


-13­

Wajib Pajak mengisi Formulir Permohonan Penelitian S S P D

BPHTB. Wajib Pajak kemudian menyerahkan Formulir

Permohonan Penelitian S S P D B P H T B , S S P D BPHTB (lembar

4), dan dokumen pendukung kepada Fungsi Pelayanan.

Langkah 2

Fungsi Pelayanan menerima Formulir Permohonan

Penelitian SSPD BPHTB, SSPD BPHTB (lembar 4), dan

dokumen pendukung dari W aj i b Pajak. Fungsi Pelayanan

kemudian mengajukan permintaan data terkait objek pajak

berdasarkan Formulir Permohonan Penelitian SSPD BPHTB

yang diterima. Pengajuan dilakukan dengan mengisi dan

menyampaikan Form Pengajuan Data kepada Fungsi

Pengolahan Data & I n f o r m a s i .

Langkah 3

Fungsi Pengolahan Data & I n fo r m a s i menenma Form

Pengajuan Data dari Fungsi Pelayanan. Fungsi Pengolahan

Data & I n fo r m a s i menarik data yang dibutuhkan dari

sistem database objek pajak. Fungsi Pengolahan Data &

Informasi kemudian mencantumkan informasi objek pajak

pada Form Pengajuan Data. Fungsi Pengolahan Data &

Informasi lalu menyerahkan kembali data Form Pengajuan

Data kepada Fungsi Pelayanan.

Langkah 4

Fungsi Pelayanan menerima Form Pengajuan Data yang

telah d i i s i data objek pajak dari Fungsi Pengolahan Data &

Informasi. Fungsi Pelayanan kemudian memeriksa

kebenaran data yang tercantum dalam SSPD BPHTB dan

dokumen pendukung S S P D BPHTB berdasarkan data objek

pajak dari Fungsi Pengolahan Data & Informasi. Dalam

kondisi tertentu,
-14­

DPPKAD berhak melakukan penelitian lapangan untuk

mengecek kebenaran data secara riil.

Langkah 5

Setelah semua kebenaran informasi objek pajak dalam

SSPD BPHTB dan kelengkapan dokumen pendukung

terpenuhi, maka Fungsi Pelayanan menandatangani SSPD

BPHTB (lembar 1 , 2 , 3, dan 4 ) . Fungsi Pelayanan mengarsip

SSPD BPHTB (lembar 4) sebagai dokumentasi. Fungsi

Pelayanan lalu menyerahkan SSPD BPHTB (lembar 1, 2,

dan 3) kepada Wajib Pajak.

Langkah 6

Wajib Pajak menerima SSPD BPHTB (lembar 1, 2, dan 3)

dari Fungsi Pelayanan.


-15­

F O R M U L I R P E R M O H O N A N PENELITIAN SSPD-BPHTB

Lampiran • 1(satu) set

Hal : Penyampaian SSPD BPHTB untuk diteliti

Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Daer ah

Pemerintah Kabupaten/Kota ....

Yang bertanda tangan di bawah i i :

Nama Wajib Pajak

NPwP

Alam at
­

Bersama ini mn e n y a m p a i k a n S5PD-BPHTB untuk diteliti atas perolehan hak atas tanah dan /atau bangunan

sebagai berikut :

NOP
L t LL L
Alamn at

Desa/Kelurahan

·------------------------------------------------------------------------------------
Kabupaten/Kota
------------------------------·--------
..

Tertamnpur dokumnen sebagas berkut

! } $ 5 P 0 - 8 +u T an& t e rt e r a iomor Iransaks Penerimaan Daerah (NTPD)/ S5PD-BPHT8 dsertai Bukti

Penerimnaan Daerah ( 8 P D ] )

(2)Fotokoprsppr tau SITS/ Stru ATM bukti pembayaran PB8/ Bukti Pembayaran PBB

launnya Tahun

(3]Fotokop identitas Wab Pa jak berupa

(4)Surat Kuasa dart wapb Paal ]

( 5 ) F o t ok o p r identtas Kua2sa Wab Pajak )

(6) Fotokopi Kartu NPWP

(7)

Derkan disamnpatkan untuk dapat ddakukan penelitian $5P0-8PHTB

Keterangan.

) coret yang tidak pertu Wt -------------....------------------------­


oajak/Kuasa Wajib Pajak)

··) dalam hal dikuasakan

PENELITIAN

Setelah melakukan pemeriksaan dan penelaahan SSPD-BPHTB dan d okumen pendukung dari Wajib Pajak, dengan iri kami menyatakan

bahwa.

- Data objek pajak yang tercantum dalam S5PD-BPHTB telah sesuai

- Nida BPHT terutang yang tercantum dalam SSPD-BPHT telah sesuai

- Dokumen pendukung perolehan hak atas tanah/dan bangunan telah lengkap

20
---:-,:-,-------------------
Fungsi Pelayanan
-16­

I FORM PENGAJUAN

Dengan hormat,

S e h u b u n g a n dengan proses p e n e l i t i a n S S P D - B P H T B y a n g s e d a n g b e r j a l a n , dengan ini kami

p e r m i n t a a n data terkait p e r o l e h a n h a k b u m i d a n / a t a u b a n g u n a n

' N a m a Wajib Pajak

'NPWP LL ( I


I

Serta data objek pajak atas

Nomor Objek Pajak .1 t r D

Atas pe r h a t i a n d a n kerjasamanya kami mengucapkan t e r i m a

Rantauprapat, 201

F u n g s i P e l a y a n a n / Petugas P e n e l i t i
-17­

D. BAGAN ALUR

Wab Pajak Fungsi.Pengolhan Data &


Uraian Fungsi Pelayanan
selaku Penenima Hak Informasi

1. Wajb Paak sell penerima hak menyiapkan.

dokumen tertat penelian SSPD-BPHTB. Wajpb Paek

kemudian mengzjukan Formulr Permohonan


Peneltan SSP0-8PH78 yang diampii dengan

&Pre
ssP0 ere 1 . 2 . 3 dn «. den domen, , [z]
pendulung linnya te Fungsi Pelayanan ! ;
-Ia
', t vw rer
TT
Jetar l +

-Z Irr;
=r..
JG/
· ! i H
'--"

; 5$70

'g»

2 Berdes2nan Fommuis Permohonan Peneltan ' •

S5PD-5PH76 yang dcenma. fungs Pelayanan

mengzjtan datz tertat obek pajgk iepad2 Fungs

Pengolehan Data & informasi dengan menggunakan

Fomm Pengajuan Data 7 ­


Pe,a ' ' b atese Ooet

3 Fungsi Pengolahan Data & Inlomasi menyediakan , bee . a


r

data terkat objek pajak dengan membuia database


!
objek pajgk Peaper Dea '

, ' a Tetu Oret

Feeiee Fe,par Pa t

4. Fungsi Pengolhan Data & Iniorasi mengisi data s� •·7 o..�� �-

objek pajgk peda For Pengapan Data. fungsi


1

/N
-r-
-'
Pengolahan Data & Informasi kemudian menyerahkan Fon i

Fomm Pengajvan Data kepada Fungsi Pelayanan. ' ' Dra (Terisl

I
IN
5. Fungsi Pelayanan menelit SSPD-8PH18 den

lampiran-4amp«ran pendulkung berdasardan data objek

pajak yang dtenima dan Fungsi Pengolhan Data &

"
6. Fungsi Pelayanan menandatangani SSPD-8PHTB' [sses»or ;
dan menyerahlannya kepeda Wajpb Pajak ] V

I
I
I

_____ .J
i
________ 1
I ••
-18­

IV. SISTEM PROSEDUR PENDAFTARAN AKTA KE KEPALA

BIDANG KANTOR PERTANAHAN

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur ini merupakan proses pendaftaran atas

perolehan / peralihan hak kepemilikan tanah. Pendaftaran

ini dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah kepada

Kepala Kantor Pertanahan.

Prosedur ini dilakukan sebagai prasyarat penerbitan

Akta Pemindahan Hak atas Tanah d a n / atau Bangunan.

PPAT menandatangani Akta Pemindahan Hak atas Tanah

d a n / atau B a n gu n a n setelah pemindahan hak atas tanah

telah terdaftar di Kantor Bidang Pertanahan.

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak selaku Penerima Hak

Merupakan pihak yang menyediakan dokumen-dokumen

pendukung pendaftaran akta pemindahan hak atas tanah

d a n / atau bangunan. Wajib Pajak menyerahkan dokumen­

dokumen tersebut kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah.

2. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Merupakan pihak yang mengajukan pendaftaran akta

pemindahan hak atas tanah kepada Kepala Kantor

Pertanahan. PPAT berwenang dan bertugas untuk:

• mengajukan pendaftaran pemindahan hak atas tanah;

dan

• menyiapkan dan menandatangani Akta Pemindahan

Hak atas Tanah dan/atau Bangunan yang telah

terdaftar di Kantor Kepala Bidang Pertanahan.


-19­

3. Kepala Kantor Bidang Pertanahan

Merupakan pihak yang memiliki daftar kepemilikan hak

tanah di Kabupaten Labuhanbatu. Dalam prosedur ini

Kepala Kantor B i d a n g Pertanahan berwenang dan bertugas

untuk:

• memeriksa kelengkapan dokumen pengajuan

pendaftaran hak atas tanah; dan

• memperbaharui daftar hak kepemilikan tanah.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

Langkah 1

Berdasarkan p ro s e d u r penelitian dan prosedur

pembayaran, Wajib Pajak menerima Surat Storan Pajak

Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) lembar 2 dan 3.

Sedangkan, Wajib Pajak m e m p e ro l e h Bukti Penerimaan

SSP PPh Pasal 4 ayat (2) atas pembayaran pajak

penghasilan melalui Kantor Pelayanan Pajak. Wajib Pajak

lalu menyerahkan Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

(SSPD BPHTB) lembar 2 dan lembar 3, serta Bukti

Penerimaan SSP PPh pasal 4 (2) kepada Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT).

Langkah 2

PPAT menerima Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

(SSPD BPHTB) lembar 2 dan lembar 3, serta Bukti

Penerimaan SSP PPh pasal 4 ayat (2) dari Wajib Pajak.

PPAT kemudian menyiapkan draft Akta Pemindahan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan kemudian PPAT

mengarsip S S P D BPHTB lembar 2 .


-20­

Langkah 3

PPAT mengajukan pendaftaran perolehan/peralihan hak

atas tanah dengan menyerahkan draft Akta Pemindahan

Hak atas Tanah d a n / atau Bangunan, Surat Setoran Pajak

Daerah BPHTB (SSPD BPHTB) lembar 3, serta Bukti

Penerimaan S S P PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Kepala Kantor

Bidang Pertanahan.

Langkah 4

Kepala Kantor Pertanahan menerima dokumen pengajuan

pendaftaran p e ro l e h a n / p e r a li h a n hak atas tanah.

kemudian menelaah kelengkapan dokumen dan kebenaran

data terkait objek pajak. Kemudian Kepala Bidang Kantor

P e rt a n a h a n lalu m e m p e r b a h a ru i database daftar

k e p e m i li k a n hak atas tanah.

Langkah 5

Kepala Kantor Bidang Pertanahan mengarsip Surat Setoran

Pajak Daerah BPH TB (SSPD BPHTB) lembar 3.

menyerahkan draft Akta Pemindahan Hak atas Tanah

d a n / atau Bangunan serta Bukti Penerimaan S S P PPh pasal

42 kepada PPAT.

Langkah 6

PPAT menerima dokumen tersebut dan kemudian

menandatangani Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan.

Langkah 7

PPAT menyerahkan Akta Pemindahan Hak atas Tana

d a n / atau Bangunan yang telah ditandatangani kepada Waji

Pajak.
-21-

Langkah 8

Wajib Pajak menerima Akta Pemindahan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan.
-22­

D. BAGAN DAN ALUR

' Prosedur Pendattaran Aita Pemindahan Ha2k ztas Tanah dan/tau Bangunan le Kepal Kantor Pertanatan

Kepala Kantor Bidang


Uraian Wajib Pajak Selaku Penerima Hak I Pej2bat Pembuat Akta Tana2h
Pertanahan
I

'

• i

i Bendas2rd2 proedur pembayaran danl

' ·��ur penek112n. W2J1b Pa1ak menerima SSPO i


· = i : i l = I :
BPIITB lembar I. 1. dan l. WaJib Pajak I.Jiu •
1
P!'hHPI' : I I
l
emberk.an 5590 3PH13 ember ?2 dan 3 kepadz

PAT [ l
T ' Teas

.L-
2 Beds2rdr trzrsts pemby2ran Ph
---
! Ac rear
-�
gar
.
2nto Pela2nan Pai, wajib Pal jug~ + «e l , 5 55 7%

_
meryetztlr Bl: ·ere&r 557 22l 4 at
(2\tecaz ?PAT

--
wvapur l
3. PA1 menyapln Alta Pemundahan Halk Aas
} reg.tr

...
Tanah dan/tau 5ngnar 2PAT kemudian weon at
1
meniapkan pengayuan per2taran hak aztas!
'rat f T

· pier atr.

�an.sh atau perahhan hak 2l21 tan.sh. PPAT ·, ! na

( at 4 .at
imengarsip SSPO BPHTB lembar 2 , �T.
'---
let ) l

4l
i 5505£ '1""- .. :

ga

PAT menyerahkan Akt Pemndahan Hak At a s ' e e e. [


;L e# t r , ----.
.

Tanah dan/tau Bngunan, 5$$PD 8PH18 embar 3,


l ear t
/>
' sw n o r. a l

dan Bkti Penenman $SP Pal 4 ayt ) e psd ; </.


lKepala (antor Bidang Pemnahan I ti'-/ 'ewer l

Vedh peng
an an

S. Kepala Kantor Bang Pertanahn menelaah


{

+; mempetabaru drtur

peroietan tau peoatan


[

pengajuan dan memperbharur cdatar perolehan/ k ts Tarah l

{per2lihan hak etas atas tanah epala Kantor ]

Bidang

'lenbar3

I
Pertanatan mergarp

6.epala Kantor Bud2ng Pertanahan menyeraehkan


5$PD 8PHTB

{
it leer

rite ,

A.at

« • 4.a/

Arr
ss±
_ 'ewa
'.at.
'war
.a

! Aka Pemindahan Hal Ats Ianazh den/atau i · I

~angunan dan Bult Penenmaan $SP Pasal 4 2yat, /


()epd PPAT ' %

I I

7 2PA1 menandatangam Akta Pemundahan Hal

lal Taoah dan/atau Bangunan. PPAT kemvdian I


%
menyerahlan Akta Peminzhan Hak Atas Tenah

� ar/tau Bzngunan kepad Wab Pak '


I I

LJ ·-- . _j __ _ _J _
- -· - -- - ----�
-23­

V. SISTEM DAN PROSEDUR PELAPORAN BPHTB

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur pelaporan BPHTB merupakan pro s es yang

dilakukan oleh Bank yang ditunjuk/ Bendahara

Penerimaan dalam melaporkan penerimaan pembayaran

BPHTB dari Wajib Pajak. Pro s edur in i juga meliputi p ro s e s

pelaporan yang dilakukan Pejabat Pembuat Akta Tanah

atas setiap akta pemindahan hak yang telah d i t e r b i t k a n .

P ro s e d u r ini melibatkan Bank yang ditunjuk atas

penerimaan pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak yang

melalui mekanisme penyetoran ke r e k e n i ni g penerimaan

kas daerah.

B. PIHAK TERKAIT

1. Bank yang ditunjuk

Merupakan pihak yang menerima pembayaran BPHTB

dari Wajib Pajak melalui mekanisme penyetoran ke

rekening penerimaan kas daerah. Bank yang ditunjuk

berwenang dan bertugas un tuk:

• menerima pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak;

• menerbitkan dan menyampaikan Nota Kredit

kepada Bendahara Penerimaan atas setiap

pembayaran BPHTB melalui rekening penenmaan

kas daerah; dan

• menyiapkan Register S S P D B P H T B .

2. Bendahara Penerimaan

Merupakan pejabat fungsional D P P KA D yang ditunjuk

untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,


-24­

menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang

pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan A P B D .

Dalam prosedur ini Bendahara Penerimaan berwenang

dan bertugas un tuk:

• menerima pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak

melalui mekanisme penyetoran tunai;

• menerima Nota Kredit dari Bank yang ditunjuk atas

setiap pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak melalui

mekanisme penyetoran ke rekening penerimaan kas

daerah;

• menerima Register SSPD BPHTB dari Bank yang

ditunjuk atas pembayaran BPHTB dari Wajib Pajak

m e l a l u i m e k a n i s m e penyetoran ke rekening penerimaan

kas d a e r a h ;

• menyiapkan Register SSPD B P H TB atas pembayaran

B P H T B dari Wajib Pajak yang m e l a l u i mekanisme tunai

ke Bendahara Penerimaan;

• mencat.at penerimaan BP HTB dalam Buku Penerimaan

& Penyetoran;

• menyiapkan Register STS; dan

• mendapatkan SSPD BPHTB lembar 6 dari Bank yang

ditunjuk/ Wajib Pajak.

3. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Merupakan pihak yang menyiapkan dan menandatangani

Akta Pemindahan Hak atas Tanah d a n / atau B a n gu n a n .

Dalam prosedur ini PPAT berwenang dan bertugas untuk

membuat Laporan Penerbitan Akta Pemindahan Hak atas

Tanah d a n / atau Bangunan.


-25­

4. Fungsi Pembukuan & Pelaporan

Merupakan pihak yang bertugas untuk menyiapkan

Laporan Realisasi PAD berdasarkan dokumen- dokumen

yang diterima dari Bank yang ditunjuk/ Bendahara

Penerimaan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Dalam prosedur ini Fungsi Pembukuan & Pelaporan

berwenang dan bertugas untuk:

• menerima SSPD BPHTB lembar 6 dari Bendahara

Penerimaan;

• menerima Register SSPD BPHTB dari Bendahara

Penerimaan;

• m e n e r i m a Register STS dari B e n d a h a r a P e n e r i m a a n ;

• menerima Buku Penerimaan & Penyetoran dari

Bendahara P e n e r i m a a n ; ·

• menerima Laporan Penerbitan Akta Pemindahan Hak

atas Tanah d a n / a t a u Bangunan dari PPAT; dan

• menyiapkan Laporan Realisasi PAD.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

C.1. Pelaporan BPHTB yang diterima melalui Bank yang

Ditunjuk

Langkah 1

Berdasarkan prosedur sebelumnya, B an k yang Ditunjuk

mengarsip SSPD BPHTB lembar 5 dan SSPD BPHTB

Lembar 6 atas setiap penerimaan pembayaran BPHTB dari

Wajib Pajak yang melalui mekanisme penyetoran ke

rekening penerimaan kas d a e r a h .


-26­

Langkah 2

Berdasarkan SSPD BPHTB lembar 5 dan lembar 6, Bank

yang Ditunjuk menerbitkan Nota Kredit dan membuat

Register S S P D BPHTB atas setiap penerimaan pembayaran

BPHTB dari Wajib Pajak. B ank yang ditunjuk mengarsip

S S P D BPHTB lembar 5 .

Langkah 3

Bank yang Ditunjuk kemudian menyerahkan Nota Kredit

ke Bendahara Penerimaan atas setiap penerimaan

pembayaran BPHTB melalui rekening penerimaan kas

daerah.

Langkah 4

Bendahara Penerimaan menerima Nota Kredit dari Bank

yang D i t u n j u k . Be n dahara P e n e r i m a a n kemudian mencatat

penerimaan BPHTB ke Buku Penerimaan & Penyetoran.

Bendahara Penerimaan juga mencatat penerimaan BP HTB

ke dalam Register STS.

Langkah 5

Secara periodik, Bank yang ditunjuk menyampaikan

Register S S P D BPHTB yang dilampiri dengan SSPD BPHTB

lembar 6 ke Fungsi Pembukuan dan Pelaporan.

Langkah 6

Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima Register

SSPD BPHTB yang dilampiri dengan SSPD BPHTB lembar

6.
-27­

C.2. Pelaporan BPHTB yang diterima melalui Bendahara

Penerimaan

Langk.ah 1

Berdasarkan prosedur sebelumnya, Bendahara Penerimaan

mengarsip S S P D BPHTB lembar 5 dan l e m b a r 6 atas setiap

penerimaan pembayaran BPH TB dari Wajib Pajak secara

tunai melalui B endahara Pe ne r i m a a n.

Langk.ah 2

Berdasarkan SSPD BPHTB lembar 5 dan lembar 6,

Bendahara penerimaan mencatat penerimaan B P HT B

da la m Buku Penerimaan & P e n ye to ra n . Bendahara

Penerimaan juga m e n c a t a t S S P D B P H T B ke dalam Register

SSPD BPHTB. Bendahara Penerimaan mlengarsip SSPD

BPHTB lembar 5 .

Langk.ah 3

Secara periodik, Bendahara Penerimaan menyampaikan

Register S S P D BPHTB yang dilampiri dengan S S P D BPHTB

lembar 6 , Buku Penerimaan & Penyetoran, beserta Register

STS kepada Fungsi Pembukuan & Pelaporan.

Langk.ah 4

Fungsi Pembukuan & Pelaporan menerima Register SSPD

BPHTB yang dilampiri dengan SSPD BPHTB lembar 6,

Buku Penerimaan & Penyetoran, beserta Register STS.

C . 3 . Pelaporan Penerbitan Ak:ta oleh PPAT

Langk.ah 1

Berdasarkan prosedur sebelumnya, PPAT menyiapkan dan

menandatangani Akta Pemindahan Hak atas Tanah


-28­

dan/atau B a n gu n a n . PPAT juga menenma SSPD BPHTB

lembar 2 dari Wajib Pajak.

Langkah 2

PPAT membuat Laporan Penerbitan Akta Pemindahan Hak

atas Tanah d an / atau Bangunan atas setiap akta yang telah

diterbitkan.

Langkah 3

PPAT menyampaikan Laporan Penerbitan Akta Pemindahan

Hak atas Tanah d a n / a tau Bangunan ke Fungsi

Pembukuan & P e l a p o r a n .

Langkah 4

Fungsi Pembukuan & Pelaporan menerima Laporan

Penerbitan Akta Pemindahan H ak atas Tanah d a n / a tau

B a n gu n a n .

C .4 . Pelaporan Realisasi PAD

Langkah 1

Berdasarkan p ro s e d u r C. l , C.2, dan C.3, maka

Fungsi Pembukuan & Pelaporan menerima

dokumen berupa Register SSPD BPHTB, SSPD

BP HT B lembar 6, Buku Penerimaan & Penyetoran,

Register STS, dan Laporan Penerbitan Akta

Pemindahan Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan.

Langkah 2

Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut, Fungsi

Pembukuan & Pelaporan menyusun Laporan

Realisasi B P H T B .
-29­

LAPORAN PENEREITAN AKTA OLEH PPAT

B ulan . . . . . . . . . . . . . . . . Tahun .......s...

am FPAT Kepada Yth.

ALamat Kepala Dinas Pendapata, Pengelolaan

NPWP Kagan dan Asset Daerah

Daerh Kerj Kabupaten Labuhanbat

S
S FD 5-15
reg»

rsers:

I
I

I I 9 \ 10 11 12 13 14 ] 15 16 17 18

I
!

I
-30­

PANDUAN PENGISIAN LAPORAN PENERBITAN AKTA OLEH

PPAT

Diluar Tabel

Nama PPAT : Nama PPAT yang bersangkutan, atau

PPA T Penggan ti

C o n t o h : Octavianus, S H , atau Birgitta, S H .

Alamat : Alamat PPAT yang bersangkutan.

NPWP : NPWP PPAT yang bersangkutan.

Daerah Kerja : Daerah Kerja PPAT yang bersangkutan.

Contoh: Kabupaten Labuhanbatu.

Kabupaten/Kota : Kantor wilayah pemerintah daerah.

Contoh: Kabupaten Labuhanbatu.

Bulan : Bulan bersangkutan

Tahun : Tahun bersangkutan

Didalam Tabel

Kolom 1 Nomor urut pengisian tabel.

Kolom 2 Nomor berdasarkan nomor akta yang dibuat

PPAT yang

Kolom 3 Tanggal pembuatan akta, pengisian

menggunakan angka. Contoh: tanggal

pembuatan akta 4 Oktober 2011 ditulis; 4 -

1 0 - 2 0 1 1 .

Kolom 4 Bentuk perbuatan hukum. Contoh: jual beli,

tukar menukar, hibah, d s b .

Kolom 5 Nama, alamat, dan NPWP pihak yang

mengalihkan/ memberikan. Contoh: John

beralamat di Jl. Industri Raya No. 9 dengan

NPWP 49. 171.680.9-045.000 ditulis; John

(baris 1 ), Jl. Industri Raya No. 9 (baris

selanjutnya), 49.171.680.9-045.000 (baris

selanjutnya).
-31­

Kolom 6 Nama, alamat, dan NPWP pihak yang

menerima (cara penulisan seperti kolom 5 ) .

Kolom 7 J e n i s dan nom or hak.

a. Apabila tanah sudah bersertifikat

disebutkan jenis, nomor hak dan

kelurahan/desa sesuai yang tercantum di

sertifikat.

Hak Milik = M

Hak Guna Usaha = U

Hak Pakai = P

Co nt oh: Hak M i li k N o . 3 7 3 / Industri

Raya terletak di Kelurahan Kemayoran

Utara

D i t u li s : ,

M.373/ Kemayoran Selatan (apabila

dialihkan seluruhnya)

M.373/ Kemayoran Selatan sebagian

(apabila dialihkan sebagian)

b. Apabila tanah bekas hak milik adat, diisi

no mor kohi dari petuk pajak yang

bersangkutan berikut persilnya atau

no mo r dan tanggal alat bukti hak yang

bersangku tan.

Contoh : Verosponding I nd one s i a Kohir

no mor 4 7 / 4 6 5 masa pajak tahun

1960 - 1964

Ditulis : V.I No 4 7 / 465 tahun

1 9 6 0 -- 1 9 6 4

Contoh : Petuk Pajak C. No

3 9 5 Blok 1 1. D persil 30

Ditulis : C. No. 395 Blok I I. D

ps.30
-32­

Kolom 8 : Letak tanah dan atau bangunan,

untukkejelasan dapat menyebut

kelurahan/ desa yang bersangkutan.

Kolom 9 , Diisi luas tanah dan atau bangunan yang

10 dialihkan/ d i p e ro l e h / di be bani.

Contoh : Jual beli tanah seluas 200 m?

dengan bangunan lantai dasar seluas 50 m?


2.
dan lantai satu seluas 25 m

D i t u l i s : Kolom 9 = 2 0 0 , kolom 10 = 75.

Kolom 1 1 D i i s i harga yang sebenarnya sesuai akta.

Contoh : Harga jual beli yang

terjadi adalah R p . 100.000.000

D i t u li s : 100.000.000

Nilai Hak Tanggungan tidak dilaporkan,

sedangkan perbuatan hukum pemberian Hak

Tanggungan a tau pemberian kuasa

membebankan hak tanggungan tetap

Kolom 12 : dilaporkan.

D i i s i berdasarkan nomor tahun S P PT .

Contoh : No. SPPT 3 1. 7 4 . 0 2 1. 0 0 2 . 0 4 0 -

Kolom 13 : 0124.0/11-01

Ditulis: 021.002.040 -- 0124.0/2011 (dapat

disambung ke bawah sehubungan dengan

terbatasnya lebar kolom)

Diisi NJOP sebagai dasar pengenaan PBB

( N J O P sebelum dikurangi NJOPTKP pada tahun

perolehan / pengalihan.

Contoh 1: Pengalihan/ perolehan seluruh Tanah

yang ada pada S P PT (NJ OP sebagai dasar

pengenaan PBB) adalar Rp. 2 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0

Ditulis : 250.000.000
-33­

Contoh 2: P e n g a li h a n / p e ro l e h a n atas sebagian

tanah dan keseluruhan bangunan yang ada


2
diatasnya Tanah seluas 100m dan bangunan

2 5 m ? adalah sebagian tanah atau seluas 50 m?

dan keseluruhan bangunan seluas 25 m?.

Diketahui NJOP (SPPT) tanah adalah Rp.

200.000.000 (untuk 100 m?) dan bangunan

adalah R p . 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0 (untuk 2 5 m ) , maka:

- NJOP tanah seluas 50 m? Rp.

100.000.000

- N J O P bangunan seluas 2 5 m 2 : Rp. 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0

- Total NJOP :Rp. 150.000.000

Ditulis : 150.000.000

Kolom 14, D i i s i tanggal p e m b a y a r a n ( d e n g a n · an g k a seperti

15 kolom 3) dan besarnya pembayaran PPh atas

penghasilan dari pengalihan hak atas tanah

dan atau bangunan (data d i p e ro l e h dari pihak

yang mengalihkan).

Kolom 16, : D i i s i tanggal pembayaran (dengan angka seperti

17 kolom 3) dan besarnya pembayaran B P H T B .

Kolom 18 : Mencantumkan keadaan tanah dan bangunan

yang diperoleh/ dialihkan dengan keterangan.

a. Pen u h / seluruhnya atau sebagian atas

tanah dan a tau bangunan.

Contoh : - Seluruh tanah dan bangunan

- Sebagian tanah dan seluruh

bangunan

b. Dicantumkan pemenuhan kewajiban

penyampaian akta dan dokumen ke Kepala

Kantor Bidang Pertanahan. Diisi nomor

daftar isian (pendaftaran) dan atau tanggal

penyampa1an.
-34­

Contoh d .i 3 0 1 / 4 0 9 7 / 1 1 atau

- tanggal 10 - 7 - 2 0 1 1

c. Diisi hubungan keluarga antara pemberi

hibah wasiat dengan penerima hibah wasiat

Contoh : hibah wasiat dari ayah ke anak

Ditulis : ayah - anak


-35­

PEMERIKTAH KABUPATEN LABUHABATU

BUKU PEERIMAAN DAN PENYETORAN

BENDAHARA PENERIMAAN

Peaerimaan Peasetoran
oaer{ Keterargan
Taszzl No. Eti Cara Pembayaran Kode Rekeaing Uraian Jurlah Taagzl lio. STS Jumlah

; I 2 3 : : 5 : 6 7 5 I 7 I 10 I ..
!

i
I

!
I

:
'

I I I

I !

I i i I

F ;
I i
­
,
±

%
i

! .# P z"ta + ! : ! ! I

'

I
+

­ of • em f I I

h di
.._ ..;
.. I i I
i

I
% f i

Kas di Eeri2hare I

Selco Aval
I

I
Jurlah Per.enm&Ar.
I

Jurlzh. yerg~setorka2r I

I
Salo Kas Bez.cahara Penenr.ear
I

I
Terdin
I

a. Tur.ai setesa: I

I
Mer.get?ui Meryetui Rar:aura:at. . . . . . • .
4

I
Per.gun& BeniehAr
I

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ :i!P _ ----------------------------------- \I? 1


-36­

Pasedur Pelaporan

8PH18

£ B ora «e rra te

Es Peral·veeuaese
h
S3.
6 Z err 5S-52-Ti ecri
-.- ' A I I E
V V
_)..

, 5carat Penrraan trudar errerant ,,\


+ ,
Fese SSPBPHTE or, iron. ea 5SP-

E M T? eta ~ f ags · eot.an ar eonr


r I
v
·e.gs

' er .r '
! eanor
S as enrar a t tar at
E
±±J 12Or 2.0¥

ng tut at Bencatan Feenraa rec \

peera BPTe abm Bat eenrra


P ar

Peet tar. Reese S'S

£ Bean Peenraan uer mer


reran Btu
Feenraan tan Peeton beer egger STS

epa
l fgs Petta A Pepo

1 PAT meerma SSP0-5PH75 erta 2 c

eraoa
n Lora Peerbae Ar Penta at

as Tarah dan.at Banguran


- uilm ·
.

1! PAT renbenin Lporan Peebaa A p

Penntatan tat as Iarat tarae Bangurar te

Fangs Pertutan A Peponan

i ·

1 Fags Pett.an A Peiaponan menenrr doire

bes Reser $SP0-8PT8 $SP8PT3 lerta E

Bi Peenran A Pereton Beg«er SIS tan

Loon Peebean. A Penndatan at as Tarat'


nae
@ B9ran j

I •

13 Bertsartan dottren-dolmen eretut Fangs

Pet#an A Peeporan nersur boonr reals2s


21
-37­

VI. SISTEM DAN PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur penetapan Surat Tagihan Pajak Daerah

BPHTB merupakan p ro s e s yang dilakukan Fungsi

Pelayanan dalam menetapkan tagihan BPHTB terutang

yang disebabkan karena BPHTB terutang menurut S S P D

BPHTB; tidak/kurang dibayar, salah tulis, salah hitung,

dan kena bunga/ denda.

Prosedur penetapan Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar B P H T B / Kurang Bayar Tambahan BPHTB

merupakan proses yang dilakukan Fungsi Pelayanan

dalam memeriksa BPHTB yang masih kurang dibayar

atas Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) BPHTB dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun semenjak dibayar oleh

Wajib Pajak atau atas Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) Kurang Bayar dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

semenjak diterbitkan oleh Fungsi Pelayanan.

Prosedur penetapan Surat Teguran merupakan proses

yang dilakukan Fungsi Pelayanan dalam

menindaklanjuti Wajib Pajak yang belum melunasi

BPHTB terutang hingga pada saat jatuh tempo.

Prosedur ini melibatkan Fungsi Pelayanan sebagai

pihak yang memiliki dan mengelola database Daftar

Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) BPHTB, Daftar S K P D

Kurang Bayar BPHTB, Daftar SKPD Kurang Bayar

Tambahan B P H T B , dan Daftar Surat Teguran.


-38­

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak

Merupakan pihak yang memiliki kewajiban membayar

BPHTB terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak

Daerah (STPD) BPHTB, Surat Keputusan Pajak

Daerah Kurang Bayar B P H T B , Surat Keputusan Pajak

Daerah Kurang Bayar Tambahan B P H T B . Wajib Pajak

juga akan menerima Surat Teguran jika pada saat

jatuh tempo belum melunasi BPHTB terutang.

2. Fungsi Pelayanan

Merupakan pihak yang berwenang dan bertugas

untuk:

• memeriksa S S P D BPHTB

• menerbitkan STPD BPHTB

• menerbitkan S K P D Kurang BayarBPHTB

• menerbitkan SKPDB Kurang Bayar Tambahan

BPHTB

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

C . 1. Penetapan STPD BPHTB

Langkah 1

Berdasarkan p ro s e d u r pembayaran BPHTB sebelumnya,

maka Fungsi Penagihan mengarsip SSPD BPHTB yang

telah dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Langkah 2

Fungsi Penagihan lalu memeriksa setiap SSPD BPHTB

terutang yang tidak/kurang dibayar, salah tulis, salah

salah hi tung, dan kena bunga/ denda.


-39­

Langkah 3

Atas SSPD BPHTB terutang yang tidak/kurang dibayar,

salah t u li s , salah salah hi tung, dan kena bunga/ denda

maka Fungsi Penagihan menerbitkan Daftar SSPD BPHTB

yang tidak/kurang dibayar, salah tulis, salah hitung, dan

kena bunga/ d e n d a . Fungsi Penagihan kemudian

mengarsip daftar tersebut.

Langkah 4

Fungsi Penagihan menerbitkan STPD BPHTB berdasarkan

Daftar SSPD BPHTB yang tidak/kurang dibayar, salah

t u li s , salah hi tung, dan kena bunga/ denda. STPD BPHTB

dicetak rangkap 2 .

Langkah 5

Fungsi Penagihan mengarsip STPD BPHTB ( l e m b a r 2 ) .

Langkah 6

Fungsi Penagihan mengirimkan STPD BPHTB (lembar 1)

kepada W aj i b Pajak.

Langkah 7

Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar STPD BPHTB

atas setiap STPD BPHTB yang telah dikirimkan kepada

Wajib Pajak.

Langkah 8

Wajib Pajak menerima STPD BPHTB dan membayarkan

BPHTB terutang sesuai dengan prosedur pembayaran

BPHTB.
-40­

C.2. Penetapan Surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD)

Kurang Bayar BPHTB / Kurang Bayar Tambahan BPHTB

Langkah 1

Berdasarkan prosedur pembayaran BPHTB sebelumnya,

maka Fungsi Penagihan akan mengarsip SSPD BPHTB

yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Langkah 2

Fungsi Penagihan memeriksa setiap SSPD BPHTB yang

telah berjangka waktu 5 (lima) tahun semenjak dibayar

oleh Wajib Pajak. Fungsi Penagihan memeriksa nilai

BPHTB terutang yang tercantum dalam SSPD BPHTB

t e r s e b u t. Atas SSPD B P H T B yang ternyata kurang bayar,

Fungsi Penagihan kemudian menerbitkan Daftar SSPD

BPHTB yang kurang dibayar.

Langkah 3

Fungsi Penagihan juga memeriksa setiap SKPD Kurang

Bayar yang telah berjangka waktu 5 (lima) tahun semenjak

diterbitkan. Fungsi Penagihan memeriksa nilai BPHTB

terutang yang tercantum dalam SKPD Kurang Bayar

tersebut.

Atas S K P D Kurang Bayar yang masih kurang bayar, Fungsi

Penagihan kemudian menerbitkan Daftar SKPD Kurang

Bayar yang masih kurang dibayar.

Langkah 4

Berdasarkan daftar yang telah dibuat, Fungsi Penagihan

menerbitkan SKPD Kurang Bayar (rangkap 2) dan SKPD

Kurang Bayar Tambahan (rangkap 2 ) .


I ,

-41­

Langkah 5

Fungsi Penagihan mengarsip SKPD Kurang Bayar (lembar

2) dan S K P D Kurang Bayar Tambahan (lembar 2 ) .

Langkah 6

Fungsi Penagihan mengirimkan SKPD Kurang Bayar

(lembar 1) dan SKPD Kurang Bayar Tambahan (lembar 1)

kepada Wajib Pajak.

Langkah 7

Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar SKPDB Kurang

Bayar atas setiap SKPDB Kurang Bayar yang telah

d i k i r i m k a n kepada Wajib Pajak.

Langkah 8

Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar SKPD Kurang

Bayar Tambahan atas setiap SKPD Kurang Bayar

Tambahan yang telah dikirimkan kepada Wajib Pajak.

Langkah 9

Wajib Pajak menerima S K P D Kurang Bayar / SKPD Kurang

Bayar Tambahan dan membayarkan BPHTB terutang

sesuai dengan prosedur pembayaran B P H T B .

C . 3 . Penerbitan Surat Teguran

Langkah 1

Berdasarkan prosedur penetapan STPD BPHTB / SKPD

Kurang Bayar / SKPD Kurang Bayar Tambahan, Fungsi

Penagihan menyimpan:

• Daftar STPD BPHTB

• Daftar S K P D Kurang Bayar

• Daftar S K P D Kurang Bayar Tambahan


-42­

Dengan menggunakan daftar-daftar tersebut, Fungsi

Penagihan memantau surat ketetapan BPHTB yang akan

mendekati jatuh tempo.

Langkah 2

Selama 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo, Fungsi Penagihan

menghubungi dan melakukan pendekatan persuasif

kepada W aj i b Pajak agar melunasi BPHTB yang masih

terutang. Pendekatan persuasif, meliputi:

• Menghubungi wajib pajak melalui telepon

• M e n g i r i m k a n Surat Pemberitahuan dan Himbauan

Langkah 3

Setelah 7 (ujuh) hari sejak j a t u h tempo, atas permintaan

penundaan atau pembayaran pajak secara mengangsur

oleh Wajib Pajak yang disetujui, maka Fungsi Penagihan

t e ru s m e l a k u k a n pendekatan p e rs u as if kepada Wajib Pajak

agar m e l u n a s i BPHTB yang masih terutang.

Langkah 4

Setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo, atas permintaan

penundaan atau pembayaran pajak secara mengangsur

oleh Wajib Pajak yang tidak disetujui, maka Fungsi

Penagihan menerbitkan Surat Teguran (rangkap 2 ) .

Langkah 5

Fungsi Penagihan mengarsip Surat Teguran (lembar 2 ) .

Langkah 6

Fungsi Penagihan mengirimkan Surat Teguran (lembar 1)

kepada Wajib Pajak.


-43­

Langkah 7

W aj i b Pajak menerima Surat Teguran.

Langkah 8

Fungsi Penagihan memperbaharui Daftar Surat Teguran

atas setiap Surat Teguran yang dikirimkan kepada Wajib

Pajak.
-44­

P E M ER I N T A H KABUPATEN LA B U H A N B A TU

D I N A S P E N D A P A T A N P E N G E L O LAA N K E U A N G A N DAN ASSET DAERAH

Daftar SSPD BPHTB

yang tidak/kurang dibayar, salah tulis, salah hitung, dan kena bunga/denda

PAJAK YANG MASH


NAMA DAN AUAMAT WP, SANK¥
NOMOR & TANGGAL PEN ERBITAN PAJAK YANG KURANG HARUS D8AYAR
NO LETAK TANAH DAN/ATAU ADMINSTRAS KETERAN GAN
$SP0 8PH18 DAYAR (Rp) (8p)
BANGUNAN, NOP P88 (Rp)
4+5

1 2 3 4 5 6 ' 1

Fungsi Pelayanan

NIP
-45­

P E M ER I N T A H K A B U P A TE N LA B U H A N B A TU

D I N A S P E N D A P A T A N P E N G E L O LAA N KEUANGAN DAN ASSET DAERAH

Daftar SSPD BPlfTB

yang kurang dibayar

PAJAK YANG MASIH


NAMA DAN AUAMAT WP, SANK
NOMOR & TANGGAL PENERBITAN PAJAK YANG KURANG HARU DAY AR
NO LETAK TANAH DAN/ATAU ADMINSTRAS KETERANGAN
$SP0 BP7TB 0BAY4R (Rp) (pl
BANGUNAN, NOP PB8 (Rp)
4+5

I l 3 4 5 6 7

Fungsi Pelayanan

NIP
-46­

P E M ER I N T A H K A B U P A T E N LA B U H A N B A T U

D I N A S PENDAPATAN P E N G E L O LAA N K E U A N G A N DAN ASSET DAERAH

DAFTAR SURAT TEGURAN

TAHUN .............

NAMA DAN AUAMAT WP,

LETAK OP, YANG JENIS TAHUN NOP, NO & TANGGAL SURAT TANGGAL PAJAK YANG KURANG
No.
DITERBITKAN SURAT PAJAK PAJAK TEGURAN JATUH TEMPO DIBAYAR (Rp)

TEGURAN

1 2 3 4 s 6 7

R a n t a u p r a p a t , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 201

An. Kepala D i n a s Pendapatan Pengelolaan

K e u a n g a n d a n Asset D a e r a h

Kepala B i d a n g P e n d a p a t a n

N a m a . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .. . .

N i p . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .
-47­

Bagan Alir 1: Penetapan STPD BPHTB

Uraian Wajib Pajak Fungsi Penagihan

:
; Predur '
j I

• Pem.taxana I

I Berdasardn proedur perbayaar BPHTB ebelumnya,'


vwor ]
mal Fungi Penagitan mengarup $SP BPHTB yang telah

dwbvrla oleh Wab Pak

EE
2 Fung Penagtan mements setap $5PD 8PTB terutang

al..
ivng tdak'kurang dbayar, salah tulrs, salat salah hrtung. dan

'era bung/end

wt bal
urn dtares.ala

uh al e g 4 e
3 At2552B273 trtrg ing tc'tang dbyr, salt
tame
rut stat tt rtu
g iew bug'eodz raka Fung

Pera~tar rererbr Ct $$2 523 ang ta/urang

cbavar, stat tu#rs, salt hrturg car ken2 burg/denda


ez:"uWl � . ut.lt- ,.,.. -"l, ,

! fungs, Penag!Nr. kemodt.n meng•r\lP Oihar tenebut.


l
"=.
.

' .

'4 Furgsi Pengihan menerb«kn $1PD BPHTB berdasardan'


' -f

Mee0bdap
ctr $$D 8PT yang tdak/rang bayar. salt tuis,'
BP¥TS
·alt t«tung. dn ken bunga/den Surat Taghan BPHTB'

<<ct@cs?

!�

I
Fungs, PeNglhJn mengcr� S TPO 6PHT8 (iemb¥ 2).
]

4
enoa
r} ­
tembr

51Po8PT6

i6 Fungs, PeNg1han mengw1mlan STPO BPHTB (lembar 1) I

'
'kepad Wjb Pak j

,.. . ,. . -·
l Meng«le rt
l at.an PKT6 cpd

w a t .al

7 Fung Penagihan memperbaharu Daft S1PD BPHTB 2ta25

etap Surat Iagiha yang telat dlimmlan kepad Wajib

Pak
temtat I

T 7
!

'4---

I
51o s» RT E '


8 w,j,b ••i•I membay,rl:>n BPHTB terutanc -.iurut STPD I

BPHTB euaidengan prosedur perbvran 8PHTB. ;

Prose

Pembnn dan

Lny regikuti I I
I
!
pre
dut ' o s o ;

wbelumny
vs I

- - · · · · I __
······-·J
-48­

Bagan Alir 2: Penetapan SKPD Kurang Bayar/ SKPD Kurang Bayar Tambahan untuk BPHTB

Uraian Wajib Pajak Fungsi Penagihan

1 Berdarin proedur pemtaran BPH


TB belumy, ma
Pocu' l

Fung Perap«an

darn oieh Wt P
an mengrs 5SP0 BP»TB ng teuh

ebr'
· NT '

2 Fungi Peaptan memerits etap $P0 820TB ng euh'

berg wcu 5 ( ir ) tatu eert ta»yr ciet j Fag«

Fung Petta memeoa uSTE trtng 4 tr,tu

dum $SP0 504I terebt

A SL 5 % 4urger+tu +g tu . iug ·eragun

lemudun menerbcn Datt 5$20 HT% sang urang eoayr

3 5 F e e t u « - e t ; c g i g
. as'»e
tea be@tu t i + u r

i > e t ? t
eeu teou +tv
.
..... w' B r

.
Fe.agreed e e
gt
Sop«ng b r e ve '
_N
A ! C r . i s + { u s . « t u . . F e « "

keutar reeu Dee «? ting u


i 4 "»" f
-

lung dt

4 Bed e t ee ta "z. ·ir

renebti S4
2 t n
i tg a « 44

Eu mtr ingul

FurgPeogtn merger o r i g Br [emt 2 d u n

SrPpunng Bar mt2r "emt2

. - ,__
Ve@weir

6 Fung

dan 5Pp Kunng


Peraghn

Er mun
mengim 54PD unng yr

[iemtar 1] pd wb
[lembt

Pai
I]
neg o

tepat at 2a

#
i

7 F u n g v P era p « ta n mempertunru Datt 5PD Kung Byr 2ts

setup

Pp
SP0 urg Sr ng teat dinmnln iepd Wt

7. I

8 Fung Pegun meroeatr Dtur $xPD unng Br


a=.'
wot
er}--'.
Tambatan ts tap 5Pp Kung Bayt 1ambtn yang teut

ditnmln iepa Wpb P t

7
9 Wt Pi meoenm Sr0 unng Bar/ 5PD Kuang Br
r·--' I

Tambtan an membrtn 8PHT terutang esu dengn

predur pembanan BPHTB .I. l

nrmegit

du'

wen
-49­

' B a g a n Alir 3: Penetapan Surat Teguran

raian Wajib Pajak Fungsi Penagihan

roedur Fenetpan
1 Berdasartan poedur peoetapn Surat Iaghan 3HT3]
510 8PH16/500
Sr? r.rat; &yr/ Sr? rang Bar Tamtatar, 1r;
urang Ba/ 40
(
Peraglan meryimpan: turang Brr Sura 7(tuut)

=i
- Dttar 51PD 8HT 12mbatan tan seat sat jtuh
' BPTB

- Datt2r 5GD 1rag Ba2yr tempo


i
pembanran,
- Datt2r 540 Knng 3axar Tambatar

Derzzn mergzratn dturfa terebt ·.ngy i ' melputi

DwturS40 y Mengtooun \
Pera;tar mer2rtau rat keteapar BPHT3 y2n; 2r
#a ; 7 ait pal metal f
mereiza tut tempo
: I eiepor

Mengnrir

2 Se at tan el a:t temoc ·t Perazdar De2 z


r+rt"z meatr percetr e'ax ea~ Lnng say' Fernberttua r

W : & · : ; : rel.ra3-T2;mat:etc; Ti2

3 Seel;t 7 {tut) tan seal jtuh tempo 2:2s perms ta;r

pencar 22 pemtarn pak er; menzzng olet

Wat ·at veng sett, mala furgs Peragtr :er.s

reltlr pereln peruast kepad Wat P2al ager

melnas 5PH5 yang mah tert2ng

Ida detuu

4 Seelzh 7 (tupuh] han seal jatut tempo, ts permmtaan

penundaan tu pembayarn pajak secara mengangur oleh

Wajb Pal yang tidal disetujui, mal Fung Penagitan

menebrkzn Surat Teguran (rangtapl)

r.:-. ··· 1
[tear.

5 +ungs Prenaphan mengarip Surat Ieguran [lembar )

6 Fungu Penaghan mengnmlan Surat Ieguran [lembar I]

kepdz Wab Pak


I

'
v
<
+ r'
Memperbatar
I
I

7 Wab Pal menenma Surat Ieguran

i
8 Fungs Penaghan mempetaharui Daftar Surat Teguran t s ;

setup Surat Teguran yang diinmlan kepad Wajib Pajak


I

'
# etnn

#
i I
I ,
I

L. ±
-50­

VII. PROSEDUR PENGURANGAN BPHTB

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur pengurangan BPHTB merupakan proses

yang dilakukan Fungsi Pelayanan dalam menetapkan

persetujuan/penolakan atas pengajuan pengurangan

BPHTB terutang dari Wajib Pajak. Fungsi Pelayanan

kemudian menelaah dan memeriksa pengajuan

pengurangan berdasarkan dokumen pendukung

p e n g aj u a n dan data terkait objek pajak.

Pemberian pengurangan sendiri d i l ak u k a n berdasar

Peraturan Bupati ini yang berisi tentang kriteria dan

kategori pengurangan. Prosedur ini melibatkan Fungsi

Pengolahan Data & i n fo r m a s i sebagai pihak yang

memiliki dan mengelola database objek pajak dan

disahkan oleh Kepala D P P KA D .

B. PIHAK TERKAIT

1. Wajib Pajak

Merupakan pihak yang mengajukan permohonan

pengurangan atas BPHTB terutang menurut surat

ketetapan B P H T B yang telah diterbitkan sebelumnya.

2. Fungsi Pelayanan

Merupakan pihak yang berwenang dan bertugas

untuk:

• menerima, menelaah, dan memeriksa

permohonan pengajuan pengurangan BPHTB

• menerbitkan Tanda Terima Pengajuan

Pengurangan BPHTB
-51­

• mengajukan data terkait objek pajak kepada

Fungsi Pengolahan Data & Informasi

• menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan, dan

• menerbitkan Surat Penolakan Pengajuan

Pengurangan BPHTB atau Surat Keputusan

Pengurangan B P H T B .

3. Fungsi Pengolahan Data & Informasi

Merupakan pihak yang berwenang dan bertugas

untuk:

• menyimpan dan mengelola database terkait objek

pajak, dan

• menyediakan data terkait objek pajak kepada

F u n g s i Pelayanan

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS

Langkah 1

Wajib Pajak mengirimkan Surat Pengajuan Pengurangan

BPHTB yang dilampiri dengan dokumen pendukung

pengajuan pengurangan dan Salinan Surat Ketetapan

BPHTB kepada Fungsi Pelayanan.

Langkah 2

Fungsi Pelayanan menerima dokumen pengajuan

pengurangan BPHTB. Fungsi Pelayanan kemudian

memberikan Tanda Terima Pengajuan Pengurangan BPHTB

kepada Wajib Pajak.

Langkah 3

Fungsi Pelayanan mengarsip dokumen pengajuan

pengurangan. Berdasarkan dokumen tersebut, Fungsi


-52­

Pelayanan kemudian mengajukan permintaan data terkait

objek pajak dengan menyiapkan Form Pengajuan Data.

Langkah 4

Fungsi Pelayanan mengirimkan Form Pengajuan Data

kepada Fungsi Pengolahan Data & I n fo rm a s i .

Langkah 5

Fungsi Pengolahan Data & I n fo r m a s i menerima Form

Pengajuan Data. Fungsi Pengolahan Data & Informasi

kemudian menarik data terkait objek pajak dari Database

Objek Pajak.

Langkah 6

Fungsi Pengolahan Data & I n fo r m a s i mengisikan Form

Pengajuan Data dengan data terkait objek pajak.

Langkah 7

Fungsi Pengolahan Data & I n fo r m a s i mengirimkan Form

Pengajuan Data (yang telah terisi) kepada Fungsi

Pelayanan.

Langkah 8

Fungsi Pelayanan menelaah dan memeriksa pengajuan

pengurangan BPHTB berdasarkan data objek pajak yang

telah diterima. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan atas

kesesuaian antara pengajuan yang diajukan dengan

ketetapan atau kriteria dalam Peraturan Kepala Daerah.

Langkah 9

Fungsi Pelayanan menyiapkan Serita Acara Pemeriksaan

dan:
-53­

• Surat Penolakan Pengajuan Pengurangan BPHTB

(untuk yang ditolak) atau,

• Surat Keputusan Pengurangan BPHTB (untuk yang

disetujui).

Langkah 1 0

Fungsi Pelayanan mengarsip Berita Acara Pemeriksaan.

Langkah 1 1

Fungsi Pelayanan mengirimkan Surat Penolakan

Pengajuan Pengurangan BPHTB (bagi yang ditolak) atau

S u ra t Keputusan Pengurangan B P H T B (bagi yang disetujui)

kepada Wajib P aj a k .

Langkah 1 2

Wajib Pajak menerima surat ketetapan BPHTB dan

melakukan pembayaran sesuai dengan prosedur

pembayaran B P H T B .
-54­

D. BAGAN ALUR

I I I Wab Faai

=s==sass
]

I
M
leg.or

i
eter
Sar Sor t e e.e w e.a

e l

I :
4 + nee + age r ea or .

e.e t + ewat r tr eon.r t le

- � · - .1 � ""'-t......... lJl'WTl � Wa,itl ! � .=.


1 "+ b i ·-

I \. j �

I +g» rt er toter t. <


g ee er . e
.a r r -.

. gr .or +o r Dar

4 .ew er see La.a

a 9 D i rr

he w d e w

4 de. _ . .4 e

0 La

:t-- • -

t @6a [.a 4 wo e +

Mere Dr 4 C b .a.

4 +es _ 4 r ow

g D . .a .a. + . Me.
e.+
=t.
----�
4at e r a. L e ta

get a b $. r e.a

'o r wor e fee

el.d e . L e

re.
tee egg@gel gt


. ,»
l;O IJ'O'�•¥...-�lorru&ut'I�

!
; 4 gee 8i a eag r e er0ir e.

Mg 8w 4 argar.at. we.a

re«gee$ g o t $a .

.4wt
' fa. o . e t . t r

I � ...... �··-°"""'-�---

:
BUPATILABUHANBATU,

dto

TIGOR PANUSUNAN SIREGAR


Lampiran II Peraturan Bupati Labuhanbatu

Nomor 1 1 Tahun 2 0 1 4

T a n g g al 27 Maret 2 0 1 4

S U R A T SETORAN PAJAK DAERRAH

BEA P E R O L E H A N HAK A TAS TANAH DAN B A N G U N A N Lembar

Untu

� r------.-,...
-.-_-
-;,G_s._s_,e_<_G_•_
-
E-7°
, ,..,-.,.-,-.,.-_-
....
-.-.,,-
-, "'-"_"_
_' '0
-.-
-
,!<
- P
'-J
-.-'-"
- ------i


PLJ4K FJICAN E: G U A N $ PO P p5 .

DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH

ag lmbat ru ter#ebat dahutu


PE4AILA: Bacalah petunyuk pegesran pada halaman belak

A 1 4am2 waPaya

t4e
W L±E L±E I I I I I I L±E
4 eluraran0es3 rm Ke2at3n

7 a"Caln2ta 8 K04Po

· · = · UL UL UILJ III LII IIII n


FIR

Ur a a n . .
el Z:±±..
r Pesa.

4uas Xto Pm"

1 #RE
· J

s]

CD 1 .: H.u�.1 tr a n s a ...s,,;n11cu pasar L


IR
'�o -1

1 FRO

2 Rp

4 E e a P e r o t e n a n Mar tas anan an Eaunan rang terutan

D. Junuan Seto«an Bercasaan

0 J Pen,;;;r-utunoan \•,a11: Pa1a•·

[] ± s r o e P T 8 S P O E U R + I G B A Y + · S »PDE

[] um=nuce=xmr+sou+ Tang3l

D c P<:n,;uran,;an 01n11uno s�ncm 1.,�n.a,:, CD era3saran Featuran D H 4 o

0 .
JU4t AM YANG DIS£TOR (engan angka): (engan hurufn

I I

tg IE4GET±4I DITE RILA= OLEH Teian Dent«st

A8 PAJAEWYE TOR PP±TRICTARIS TELMPAT PEMB+ARA4BHTE uAS+EAOAPA AN PEG.eOLAA

Te9pl
FUAGAN DA ASSET OAERA

CI LUI C I I I J C I J 0 LIL

c t (m t LI ( D

$1PD 8PHT

PEMERINTAH KA B U P A TE N LABUHANBATU

D I N A S PENDAPATAN P E N G E L O LAA N KEUANGAN DAN ASSET DAERAH

SURAT TAGIHAN PAJAK DAE RAH

BEA P E RR O L E H A N HAK ATAS TANAH DAN B A N G U N A N

4 o mn p r

7nggetFenet-to

Ro .

·········'

L;2k Q2 t : ± k P 2 2 N m 2 d n A l m 2L L2 L P 2 b

ebupeten

«ecoaten

TanggalJatuh Tempo Tempat Dembavaran

DERHAT1AN Rantauprapat. ·.......201.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan

2. Surat Taghan Bea Perolenan Hak Atas T a n a n dan K e u a n g a n dan Asset Daeran

Bangunan(sTo Bors i u n a r u s ulurast paling amoat Kabupaten Labunanbatu

satu(l)bulanseak t a n g@ a l ditertma

Apabla setelah teat tanggal gatuh tempo tang

payak belum od u u n a s t , maka tundakan pen&gnan aan

clanyutkan dengan penerbutan Sura Pa«sa

pelaksanaan s r t a , dan lelang


-3-

pEMERINTAH KABUPATEN LA B U H A N B A T U SURAT K E T ET A P A N P AJ A K DAERAH

DINAS PENDAPATAN P E N G E L O LA A N KURANG BAYAR Nomnor :

KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (SKPDKB)

KABUPATEN LA B U H A N BATU v o mn o r

Jens Pajak

NPwpp
U C (IL-ID ( L
4AMA

A LA M A T

T a n gg a l Jatuh Tempo

KETETAPAN PAJAK DAE RAH

Mase Pajak s/d

U r a i a n Rekening

1 Pajak Terhutang

2 Kreadit Pajak ( 2 a + 2 b + 2 c + 2 )

a Pajak yang telah d i s e t o r

b Kompensass Kelebrhan Masa Lalu

c Lain-lain

d STP ( P O k o k )

3 +aak Kurangtebh Bayar ( 1 . 2

4 Tambahan ayak (4a+4b)

a Bunga

b Kenarkan

5 Jumlah v a n g m a s h harus drbayar

Catatan T a m b a h a n

Terbilang

P E R HA TUA N

1 Harap penyetoran dlakukan melalu


i
i .}

B e n d a h 5 p % e s n mn a
.r atau Kas Daeran dengan

mnenggunak an S u rat Setoran ayak Daerah iSSD; atau Tanda But Pembayaran {TB;

2 Apabla SKPDK m tidak atau kurang dbayar setelah setelah lewat w a kt u paling lama 30

hani sejak SKDKE mi drteima dkenakan sanksi admuustrast berupa bunga s e be s a 2% pe r bu l a n

Rantauprapat, ......5..,..20....

Kepala SKPD

N I P ............•................................

· · · · · · · · · · · · · · · · · · - · · . . . . . G u n t i n g Di s i n i . . . . .

No. SKPDK8

NPVPD

4ama

413mat

·································20 .
Yang Menerima

( )
-4-

25MERIT4 < A 3 2 A T E N LA S U H A N 3 A T U
S U R A T KETETAPAN P AJ A K
Masa P a y a :
DIAS 2ENDA2ATAN P E N G 5 . 0 LA A N
DAERAH N I H I L
< 5 A G A N D A N A S S ET D A 5 R A H

<A5ATEN _ABHAN5ATU

.tr - 1 4 . - E 5£Tu 2 L L. 7 3 5 . . £ 2 - .2 - ± , ¢ or

• 52H15

V2\w2D5 \OD

2M

ALMAT

L0<ASi05.5<

T a g g@ a ' . a : u r Temp0 :

Dart a s + p e e r i s a a n awnrras:' pemersaan: «era£ala1,peg+uga y m i a n o a j a k aalan

sebagaioeriut:

Paa«er.tag

Des a c . i s : r a s r

. u a °

-as·ig.±sdoaxar
P a a < s g as·r ars c r p a , a r

2 2 2 .A D 7 \ 1 . : \ D . 2 1 1 2 2 5 \ G 5 . 0 .A 4

<A G A D1ASS-T DA5RA

222/\0­

ALA

ALAM.T

e"oar ' ; a r a P u t a : « : a 1 o -P a y a

2 e"oar wa rs 'Meran a«Bzcaara Deer.aa

3 ±roar :arna <urng a< Ar$1 p22 <22

A. emoar I v a r a B i r tu<-e;gas Pemgut <cle<tor


-5-

E E R I rN T A « KA B U A T E N LA B U 4 A 4 B A T U SURAT K ET E T A P A N AAK D A E RRA H

0INA PENOAPATAN P E N G E L O UA A N K U RA 4 G BAYAR TBA4AN 4 o mn o r ;

KEUANGAN DAN A S S ET DAERAM (SKPDKBT)

KABLPATEN LA B U 4 A N BATU 4 o rn o r

Jens Pajak

N+wop
U CIJ LITT,TIT CJ CL
4AA

A uA T

T a n gg a l Jatuh Tempo

KETETAPAN PAJAK DAE RAH

Masa Pajak s/d

Uraian R e k e n i ng

1 Paa Terhutang

2 Kreadit Pajak (2a+2b+2c+2c)

a Pajak yang telah cdrsetor

b Kompensast Kelebihan Masa Lalu

c Lan-lain

d ST (OkKok)

3 Faak KurangrLebih Bayar ( 1 - 2 )

d Tambahan Pajak (4a+4b)

a B u ng a

ts Kenaukan

5 vang m a s i n narus uax@'


umntan
_ u
lcatatan T a mb a h a n j i l t - " i

Terbtang

{ F E R +H A T UA N

1 tatat pe n y e t o r a n c d a k u an melalu Bl e n d a h a r a enerma atau Kas Daerah dengan

roggunaan Surat Setoran faya Daerah tSspp atau Tanda Gukt fembayaran (TE3>;

a A p a tu d a SPp8T r tidal atau kurang cibayat setelah setelah lewat waktu pahung lama 3O

a sea SK+pKBT o ctenma dikenakan sanksr admustrasi be r u p a bunga s e be s a r 2% pe r t u l a n

Rantauprapat, 20..

epala $pp

N I P ...........•...•..•................••........

. . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . G u n ti n g Ot s l n 1. - - · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·

4oS«Doer

4 F VV P> p

41gt

········•········•··•······•· 20 .

<··-·············································>

BUPATILABUHANBATU,

dto

TIGOR PANUSUNAN SIREGAR


Lampiran III : Peraturan Bupati Labuhanbatu

Nomor

Tanggal

I. FORMAT BENTUK SURAT KEPUTUSAN

PENOLAKAN /PENGURANGAN BPHTB

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN P E N G E L O L AA N

KEUANGAN D A N ASSET D A E RA H KA B U P A T E N

LABUHANBATU

NOMOR: .

TENTANG

PEMBERIAN P E N G U RA N G A N BEA PEROLEHAN HAK ATAS

TANAH DAN B A N G U N A N YANG T E R U T A N G

KEPALA DINAS DINAS PENDAPATAN P E N G E L O L AA N

KEUANGAN DAN A S S E T DAERAH KABUPATEN

LABUHANBATU

Membaca Surat permohonan pengurangan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

nama .

Nomor .

tanggal .

Menimbang a. Hasil pemeriksaan atas permohonan

pengurangan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan yang terutang

sebagaimana dituangkan dalam Serita

Acara Pemeriksaan :
-2­

Nomor .

Tanggal: .

b. Bahwa terdapat/tidak terdapat*) cukup

alasan untuk mengurangkan besarnya

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan yang terutang;

Mengingat 1. Peraturan Kepala Daerah Nomor .

Tahun tentang Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan.

2. Peraturan Kepala Daerah Nomor

3. Tahun . .. . .. .. . . . Ten t a n g Pemberian

Pengurangan Bea Perolehan ' Hak atas

Tanah dan B a n gu n a n .

M E M U T U S KA N

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET

DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU

TENTANG PEMBERIAN P E N G U RA N G A N

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN

PERTAMA B A N G U N A N YANG T E R U T A N G .

Mengabulkan seluruhnya/ mengabulkan

sebagian/ menolak permohonan

pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) yang terutang

kepada Wajib Pajak :

Nama Wajib Pajak : .

Alamat Wajib P aj a k : .

Latak Objek Pajak .

Tahun BPHTB .
-3-

Atas perolehan hak atas tanah dan/ atau

bangunannya dengan :

Akta/ Risalah Lelang/ Keputusan Pemberian

Hak/ Putusan H a k i m / Dokumen Lainnya )

Nomor .

Tanggal .

NOP .

LetakObjek .

Desa/Kel .

Kecamatan

Kab/Kota

KEDUA Sesuai dengan keputusan sebagaimana

dimaksud pada diktum PERTAMA, maka

besarnya BPHTB yang seharusnya dibayar

adalah sebagai b e r i k u t :

a. B P H T B terutang Rp .

b. Besarnya pengurangan ( ) Rp .

c. Jumlah BPHTB yang seharusnya dibayar

Rp .

(sebesar )

KETIGA Apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan dalam keputusan ini maka akan

dibetulkan sebagaimana mestinya.

KEEMPAT a. Asli Keputusan ini disampaikan kepada

Wajib Pajak:

b. Salinan Keputusan i n i disimpan sebagai

arsip Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten

Labuhanbatu.
-4­

Ditetapkan di Rantauprapat

Pada Tanggal .

KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN A S S ET DAERAH

KABUPATENLABUHANBATU

Nama .

NIP .

*) Core t yang tidak perlu

**) D i i s i sesuai keperluan


-5-

11 . BENTUK SURAT KEPUTUSAN PENGURANGAN PAJAK

DAERAH

KOP SURAT D I N A S

K E P U T U S A N KEPALA D I N A S PENDAPATAN P E N G E L O L AA N

KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN

LABUHANBATU

N O M O R : 973/ / D P P KA D - II / 2 0 1 4

TENTANG

PEMBERIAN P E N G U RA N G A N PAJAK D A E RA H Y A N G

TERUTANG

KEPALA D I N A S DINAS PENDAPATAN P E N G E L O L AA N

KEUANGAN DAN A S S E T D A E RA H KABUPATEN

LABUHANBATU

Membaca Surat permohonan pengurangan Pajak

Dae rah atas :

Nama .

Nomor : tanggal .

Menimbang a. hasil pemeriksaan atas permohonan

pengurangan Pajak Dae rah yang

terutang sebagaimana tertuang dalam

berita acara pemeriksaan :

Nomor .

Tanggal : .
-6-

b. bahwa terdapat/tidak terdapat*) cukup

alasan untuk mengurangkan besarnya

Pajak Daerah yang terutang

Mengingat 1. Peraturan Daerah Kabupaten

Labuhanbatu Nomor Tahun .

tentang Pajak Daerah

2. Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor

........... Tah un ........... Ten tang

Pemberian Pengurangan Pajak Daerah.

M E M U T U S KA N

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN A S S ET

D A E RA H KABUPATEN LABUHANBATU

TENTANG PEMBERIAN P E N G U RA N G A N

PAJAK DAERAH

PERTAMA Mengabulkan seluruhnya/ mengabulkan

sebagian/menolak permohonan

pengurangan Pajak Daerah yang terutang

kepada Wajib Pajak :

Naina Wajib Pajak

Alamat Wajib Pajak .

NOP

Latak Objek Pajak

D e s a / Kelurahan

Kecamatan

KEDUA Sesuai dengan keputusan sebagaimana

dimaksud pada Diktum PERTAMA, maka

besarnya Pajak Daerah yang seharusnya

dibayar adalah sebagai berikut :


-7 ­

a. Pajak Terutang Rp .

b . Besarnya Pengurangan (...% x Rp )

Rp .

c . Jumlah Pajak yang seharusnya dibayar

Rp .

(sebesar )

KETIGA Apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan dalam keputusan ini maka akan

dibetulkan sebagaimana mestinya.

KEEMPAT a. As li Keputusan ini disampaikan kepada

Wajib Pajak:

b. Salinan Keputusan ini disimpan sebagai

arsip Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten

Labuhanbatu.

Ditetapkan di Rantauprapat

Pada Tanggal .

KEPALA D I N A S PENDAPATAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN A S S ET DAERAH

KABUPATENLABUHANBATU

NIP .

*) C ore t yang tidak perlu

**) D i i s i sesuai keperluan


-8­

III. Bentuk Surat Teguran

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU

D I N A S PENDAPATAN PENGELOLAAN K E U A N G A N

DAN A S S ET DAERAH

J l n . Gose Gautama N o . 096 Telp ( 0 6 2 4 ) 2 1 1 7 3 Fax 2 4 8 1 5

Kepada Yth,

· Nama

NOP

Alamat

SURAT TEGURAN

Nomor: .

Menurut Tata Usaha kami, hingga saat ini Saudara

m a s i h mempunyai tunggakan pajak sebagai b e r i ku t :

Jenis Tahun Nop, No dan Tgl Tgl Jatuh Jlh

Pajak Pajak S T P D / S K P D KB / S K P D K Tempo Tunggakan

Pembayaran Pajak (Rp)


BT(*)

Jumlah

(*) coret yang tidak perlu


-9-

Dengan h uruf : .

Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan surat

paksa berdasarkan Peraturan Daerah Labuhanbatu Nomor ....

Tahun .. . . Ten tang Pajak Daerah, maka diminta kepada

Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu

21 (dua puluh satu) hari.

Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut

diatas, mohon agar Saudara melaporkan kepada kami.

PERHATIAN Rantauprapat, .

PAJAK HA R U S DI L U N A S I DALAM

WAKTU 2 1 (DUA PULUH SATU) Kepala Dinas Pendapatan


HARI SETELAH TANGGAL SURAT
Pengelolaan Keuangan dan Aseet
T E G U RA N INI

Daerah Kabupaten Labuhanbatu


SESUDAH BATAS WAKTU

TERSEBUT, T I N D A KAN AKAN

D I LA N J U T KA N DENGAN

PENERBITAN S U RA T PAKSA

NIP .
-10­

IV. BENTUK SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN,

PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN

PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI KEPADA

WAJIB PAJAK

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU

D I N A S PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN

A S S ET DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA D I N A S PENDAPATAN, PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASSET D A E RA H KABUPATEN

LABUHANBATU

NOMOR: .

TENTANG

PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN

K E T E T A P A N / P E N G H A P U S A N * ) S A N K S I A D M I N I S T RA S I BPHTB

AAS S K P D K B / S K P D K B T / S T P D N O M O R TANGGAL

Kepala D i n a s Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan. As.·

Daerah Kabupaten Labuhanbatu

Membaca Surat permohonan pembetulan, pembatalan,

pengurangan ketetapan, penghapusan*)

sanksi administrasi Pajak Daerah yang

diajukan Wajib Pajak/Kuasa dari W aj i b

Pajak. nomor .. . tanggal .

atas SKPDKB/SKPDKBT/STPD nomor .

tanggal ........., berdasarkan tanda terima

nomor.......tanggal , perlu diterbitkan

keputusan atas permohonan, pembetulan,

pembatalan, pengurangan ketetapan,


- 1 1 ­

penghapusan*) sanksi administrasi Pajak

Daerah dimaksud;

Bahwa berdasarkan hasil penelitian

sebagaimana dituangkan dalam Laporan

Hasil Penelitian pembetulan, pembatalan,

pengurangan ketetapan, penghapusan)

Sanksi Administrasi Pajak Daerah nomor

...... ... tanggal ......... perlu menetapkan

keputusan pembetulan, pembatalan,

pengurangan ketetapan, penghapusan)

sanksi administrasi Pajak Daerah atas

permohonan pengurangan sanksi

Menimbang administrasi dimaksud;

1 . Peraturan Daerah Kabupaten

Labuhanbatu Nomor 02 Tahun 2011

ten tang B PHTB

2. Peraturan Bupati Labuhanbatu N omor

Tahun tentang Tata Cara

Pemungutan BPHTB di Kabupaten

Labuhanbatu

Mengingat KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG

P E M B ET U L A N , PEMBATALAN,

P E N G URAN GAN KETETAPAN,

PENGHAPUSAN*) S AA N K S I A D M I N I S T RA S I

PAJAK D A E RA H .

Menetapkan Mengabulkan sebagian / mengabulkan

seluruhnya / menolak) atas permohonan

pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan, penghapusan*) sanksi

KESATU administrasi Pajak D a e r a h :

a . N a m a Wajib Pajak .

Alamat .
-12­

b. S K P D K B / S K P D KB T / S T P D * )

Nomor .

Tanggal : .

KEDUA Penghitungan besarnya sanksi administrasi

Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada

dictum KESATU adalah sebagai b e r i k u t :

a. Sanksi Administrasi Rp.

b.Besarnya pengurangan/penghapusan

Rp. { % X Rp )

c . Sanksi administrasi setelah pengurangan

Rp .

KETIGA Keputusan ini berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Rantauprapat

Pada tanggal

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah

Kabupaten Labuhanbatu

{ - )

NIP .
-13­

v. BENTUK LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN DAN

LAMPIRAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN PAJAK

DAERAH

A. Bentuk Laporan Hasil Penelitian Lapangan SSPD

BPHTB

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN SSPD BPHTB

NO MOR .
.
TANGGAL . .

Yang bertanda tangan dibawah i n i :

1. Nama .

NIP .

Jabatan

2. Nama

NIP

Jabatan

Berdasarkan Surat Tugas Kepala Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Nomor

tanggal telah mengadakan Penelitian Lapangan SSPD

BPHTB pada tanggal atas SPPD BPHTB yang

disampaikan oleh Wajib Pajak :

Nama

NPWP

Alamat

Yang tercatat dalam surat tanda terima nomor

........................... terhadap Objek Pajak :


-14­

NOP

Alamat

Berdasarkan penelitian lapangan tersebut diperoleh fakta

(terlampir), sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian

SSPD.

Penelitian ini dilakukan dengan sebenar-benarnya, mengingat

Sumpah Jabatan.

Petugas Peneliti,

1.

Nama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • ·

NIP .

2.

Nama .

NIP .

Mengetahui dan Mengesahkan Kepala Seksi

Kepala Dinas .

Nama . Nama .

NIP . NIP _ .

*) Coret yang tidak perlu


-15­

LAMPIRAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN

SSPD BPHTB
.
NOMOR . . .

TANGGAL : .

URAIAN
NO

1. TUJUAN PENELITIAN LAPANGAN S S P D

A. l .

8.1 .

C. l .

2. HASIL PENELITIAN

A. l .

8.1 .

C. l .

3. KESIMPULAN / S A RA N

Petugas Peneliti,

1. Nama .

NIP .

2. Nama .

NIP .

BUPATILABUHANBATU,

dto

TIGOR PANUSUNAN SIREGAR

Anda mungkin juga menyukai