Oleh:
MUHAMMAD RIZQI MUBAROK
NIM. 191491053
Oleh:
MUHAMMAD RIZQI MUBAROK
NIM. 191491053
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
MOTTO
“Ajar Nggugu Dhawuhe Gusti Allah lan Kanjeng Nabi Muhammad SAW,
Ajar Tresno marang Habaib lan Para Kyai”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, nikmat dan
Tugas Akhir yang berjudul “Ajaran Kehidupan di Pesantren Sebagai Sumber Ide
Penciptaan Karya Seni Lukis” ini dengan baik. Adapun penyusunan laporan ini
sebagai syarat ujian mencapai derajat sarjana (S1) Jurusan Seni Rupa Murni,
Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Program Studi Seni Murni, Institut Seni
Penyelesaian laporan ini memerlukan waktu dan proses yang begitu panjang
pihak-pihak yang membantu secara moral dan material, maka dalam kesempatan
ini penulis ingin memberikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
2. Dr. Ana Rosmiati, S. Pd., M. Hum. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan
3. Dr. Sn. Syamsiar, S. Pd., M. Sn. selaku Ketua Jurusan dan pembimbing
4. I Nyoman Suyasa, S. Sn., M. Sn. selaku Ketua Prodi Seni Murni Institut
viii
akhir.
6. Seluruh Dosen Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta atas segala ilmu yang telah diberikan
7. Bapak, Ibu serta keluarga besar saya yang telah memberikan doa, dorongan
dan semangat, serta kasih sayang yang tak terhingga dalam menyelesaikan
Tugas Akhir.
9. Teman- teman santri kuliah khususnya Fika Fawziya yang telah membantu
10. Teman-teman Seni Rupa Murni, serta pihak-pihak yang sudah membantu
Penulisan menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan serta kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dalam memperbaiki laporan tugas akhir ini.
Semoga penulisan laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ......................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
x
C. Menyempurnakan, mengembangkan dan memantapkan gagasan awal35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 56
B. Penutup ................................................................................................ 57
LAMPIRAN .............................................................................................. 60
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 4.1 Karya Seni Lukis 1 ”Join”............................................................... 48
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran keagamaan adalah salah satu hal terpenting yang harus didapat dan
Indonesia baik formal maupun non formal seperti halnya pesantren. Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang telah ada
pesantren masih tetap populer hingga saat ini. Pesantren di Indonesia ada dua
jenis, yaitu pesantren salaf yang lebih dikenal dengan pesantren tradisional dan
pesantren modern yang memiliki fasilitas dan peralatan yang lebih memadai
kuning (kitab kuno) karangan para ulama’ terdahulu. Pesantren Salaf identik
dalam hal pengajaran dan infrastrukturnya. Pesantren salaf dengan ciri khasnya
zaman, akan tetapi pesantren salaf juga tetap mampu mengikuti arus tanpa
kehilangan budaya dan jati diri serta mempertahankan moral dan pelajaran
1
berkehidupan dengan mengedepankan nilai-nilai pancasila dan nasionalisme
bahwa :
berharap agar anaknya faham tentang pendidikan agama, memiliki akhlak yang
baik dan tidak terbawa oleh arus pergaulan remaja yang negatif. Masuk
pesantren untuk menjadi seorang santri merupakan sesuatu yang sakral, karena
mau tidak mau harus melepas kebiasaan sehari-hari, lingkungan dan kehidupan
baru yang lebih terbatas, serta hidup sederhana dan berpisah dengan keluarga.
hidup di pesantren yang awal mulanya terasa berat akan menjadi ringan bahkan
tak terasa akan semakin nyama. Sering dijumpai untuk santri baru saat pertama
kali masuk ke pesantren merasa sangat tidak nyaman, merasa tidak betah, ingin
pulang, ingin kabur dari pesantren dan yang pasti merindukan orang tua. Hal
orang tua. Namun ada juga yang masuk pesantren atas kemauan sendiri bahkan
karena tidak betah berada di rumah dan akhirnya merasa lebih nyaman di
pesantren.
menjadi tema utama dalam Tugas Akhir penciptaan karya ini dengan judul
Pengalaman ini bersifat pribadi namun tidak terlalu personal yang belum banyak
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, beberapa hal yang
menjadi perhatian dan perlu dibahas dalam tugas akhir ini antara lain:
3. Bagaimana hasil karya dan deskripsi karya seni lukis dengan tema:
pesantren.
E. Tinjauan Karya
kejujuran dalam proses penciptaannya. Demikian pula penciptaan karya seni lukis
Penciptaan Karya Seni Lukis” perlu melihat atau meninjau beberapa karya yang
karakter personal dari segi teknik maupun pengolahan warna dan bentuk serta
gagasan. Tinjauan karya yang dimaksud bukan untuk meniru atau mengikuti yang
sudah ada. Tetapi untuk menentukan letak originalitas karya yang akan diciptakan
sesuai gagasan serta berguna untuk mendapatkan ide kreatif baru dalam proses
penciptaan karya lukis. Berikut beberapa karya yang di jadikan tinjauan karya:
4
1. Claude Monet
Dikutip dari web National of Art Gallery Menurut Salva Rubio (2017: 100)
2017:100).
ruangan, mungkin dalam satu sesi yang berdurasi beberapa jam. Sang seniman
biasa saja, bukan potret formal, dan menggunakan pose dan penempatan untuk
memberi kesan bahwa istri dan putranya menyela jalan-jalan mereka sementara ia
5
memotret kemiripan mereka. Ringkasnya momen yang digambarkan di sini
disampaikan oleh rangkaian sapuan kuas animasi dengan warna cerah, ciri khas
gaya yang dibentuk oleh Monet. Sinar matahari yang cerah menyinari dari
belakang Camille untuk memutihkan bagian atas payungnya dan kain yang
Bentuk visual karya monet ini menggunakan figur manusia sebagai objek
karya, pada karya claude monet figur manusia dibuat sesederhana mungkin
garis untuk memberikan penegasan pada bentuk objek. Karya monet juga tidak
tidak secara detail. Terdapat kesamaan karya penulis dengan karya monet yaitu
6
2. Awiki
Banyuwangi. Saat ini memiliki studio dan galleri lukisan di Bandungan Jawa
menjual bunga-bunga di pasar yang merupakan koleksi pribadi di buat pada tahun
Semarang, dulu banyak pedagang bunga yang datang untuk menjual dagangannya
kepada Awiki.
(Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5863731/ini-lukisan-
yang-laku-rp-2-4-miliar-di-pameran-artos-kembang-langit-banyuwangi diakses
Terdapat kesamaan pada karya Awiki dengan karya penulis yaitu sama-
7
sama menggunakan gaya impressionis, menggunakan figur manusia sebagai objek
utama kemudian dibuat sesuai proporsi bentuk manusia namun tidak mencapai
detail yang akurat, warna yang digunakan juga sama-sama menggunakan warna
dengan karya Awiki yaitu pada karya Awiki menggunakan cat yang lebih tebal
Karya yang berjudul “Tirakat” ini dibuat pada tahun 2022, karya ini
dari guru dijelaskan bahwa santri sebaiknya harus tirakat dari segala sesuatu yang
8
bersifat nafsu atau keinginan duniawi.
Pada karya lukis ini terdapat visual figur lelaki muda yang tak lain adalah
pakaian yang sederhana namun tetap menutup aurat sebagaimana aurat leaki- laki
yaitu dari pusar sampai ke lutut. Kemudian terdapat beberapa kupu-kupu hinggap
dibeberapa bagian tubuh namun sama sekali tidak terganggu oleh kupu-kupu
adalah pada karya sekarang lebih menggunakan banyak warna daripada karya
9
BAB II
proses penciptaan karya. Dari konsep penciptaan karya seorang penulis dapat
bersumber dari latar belakang penciptaan karya yang dipilih dan disusun
berdasarkan pengalaman hidup yang dialami penulis yang didukung dengan data
hasil observasi telah dilakukan. Latar belakang penciptaan karya yang menjadi
dalam penciptaan karya seni lukis ini. Dalam konsep penciptaan karya seni lukis
ini terdapat dua konsep, yaitu konsep non-visual dan konsep visual. Konsep non
visual menjelaskan tentang apa yang menjadi pokok pikiran dalam penciptaan
karya, terdiri dari penjelasan tentang uraian terkait tema yang diangkat lalu
dirumuskan sebagai materi karya seni lukis yang diciptakan. Sedangkan konsep
perwujudan karya.
Berdasarkan latar belakang penciptaan karya pada tugas akhir ini, terkait
amatan penulis dalam merumuskan konsep non visual pada proses tugas akhir
penciptaan karya seni lukis ini. Seorang perupa dalam menjalani kehidupannya
10
tentu ada hal-hal yang bersentuhan dengan pengalaman hidupnya sebuah
perupa tergugah untuk menjadikannya topik penciptaan karya seni lukis. Dick
Hartoko (1983: 49) dalam buku Manusia dan Seni menjelaskan bahwa :
bagian dari santri yang sejak kecil hidup di lingkungan pesantren, ajaran
santri mendapatkan pendidikan yang ketat terkait agama dan pendidikan moral.
diketahui masyarakat luas. Selama ini masyarakat umum hanya melihat bahwa
kehidupan di pesantren hanya terdapat kegiatan belajar mengajar ilmu agama saja,
1. Kesenian Religi
11
corak dan karakter yang beraneka ragam. Corak atau karakter tersebut
muncul karena banyak dipengaruhi oleh sifat atau karakter budaya setempat,
2013: 1).
relegare yang berarti “berhati- hati”, dan berpegang pada norma- norma
atau aturan secara ketat. Dalam arti bahwa religi tersebut merupakan suatu
keyakinan, nilai- nilai dan norma- norma hidup yang harus dipegangi dan
dijaga dengan penuh perhatian, agar jangan sampai menyimpang dan lepas.
mengikatkan diri pada kekuatan gaib yang suci. Kekuatan gaib yang suci
tersebut diyakini sebagai kekuatan yang menentukan jalan hidup dan yang
kekuatan kekuatan gaib yang suci, yang menentukan jalan hidup dan
diikuti jalan- jalan dan aturan- aturan serta norma- normanya secara ketat,
agar tidak sampai menyimpang dan lepas dari kehendak atau jalan yang
telah ditetapkan oleh kekuatan gaib yang suci tersebut. (Muhaimin, 2005:
34).
keagamaan. Agama yang diambil dalam Tugas Akhir ini adalah agama
Islam, yang mana penulis disela- sela kesibukan kuliahnya juga mengambil
12
ilmu di Pondok Pesantren. Kesenian yang identik dengan kehidupan
dapat menambah variasi suara yang dihasilkan saat alat musik ini dipukul
bernuansa keagamaan.
2. Tawadhu’
sikap yang biasanya napak dari bagaimana cara bertuturnya, tekanan suara
dengan kesadaran dan mengatakan bahwa dirinya sama seperti manusia lain.
Tawadhu’ juga merupakan salah satu dari akhlak terpuji yang sangat
‘illiyun. Dan siapa yang takabur kepada Allah satu derajad, maka Allah
13
SWT. yang berbunyi:
rendah hati terhadap sesama, mereka yang memiliki sikap tawadhu’ akan
diangkat sama seperti ‘illiyun, jangan sampai kita memiliki sikap takabur.
berjalan setiap waktu karna kiai pasti selalu memberikan contoh terhadap
santri- santrinya. kiai disebut juga sebagai ulama dalam konteks yang lebih
pulau Jawa, walaupun sekarang ini istilah kiai digunakan secara generik
(umum) bagi semua ulama, baik tradisional maupun modern, di pulau Jawa
3. Tirakat
ini menjadi tirakat dan tirakatan. Tirakat berarti menjalani laku spiritual
sebagian masyarakat untuk mengisi hari raya Idul Fithri dengan cara lek-
tidak sama antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain, tetapi
dawud, puasa Senin Kamis, mutih, ngrowot, puasa dala’il dll, diiringi
dengan pembacaan hizib, doa, ratib, dan lain-lain yang diperoleh dengan
cara ijazah dari guru. Cara detail dalam melakukan tirakat, bisa berbeda-
menjadikan kualitas spiritual semakin dekat dengan Allah dan hajat bisa
bijaksana, berakhlak dll, serta juga untuk memenuhi hajat atau kepentingan-
kepentingan lain.
hidup sederhana, serba terbatas dan puasa. Kemudian model tirakatan yang
lain adalah dengan belajar ilmu agama dengan media kitab kuning dengan
tekun, istiqomah sholat jamaah, serta membaca dzikir dan sholawat. Tujuan
4. Kedisiplinan
keteladanan yang ditunjukkan oleh kiai dan pengurus seperti datang lebih
awal saat kegiatan belajar mengajar dan berpakaian rapi dan sopan di dalam
pesantren pada santri dengan pemberian buku pedoman pada santri yang
berisi tata tertib dan penempelan tata tertib pada mading atau papan
16
melalui kegiatan musyawarah.
sanksi bagi santri yang melanggar tata tertib pemberian hukuman berupa
ayat-ayat al- Quran yang sudah di tentukan oleh pengurus atau pengajar
(Anam, 2014:482).
bejamaah lima waktu. Kegiatan shalat berjamaah tersebut bagi para santri di
secara rutin. Aktivitas olahraga para santri di Pesantren sudah ada ketentuan
dan waktunya yang diatur oleh pengurus Pesantren. Ketiga, para santri di
Quran dan keutamaannya tidak diragukan lagi bagi umat Islam. Kelima,
Model belajar yang baik dan peraturan yang ketat merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan pesantren. Jika para
saja yang diinginkan, namun tidak dengan seorang santri. Mereka harus
Dari sikap awal berupa disiplin tersebut yang akhirnya menjadikan santri
menjadi lebih kuat sehingga tumbuh menjadi sosok yang mandiri. Sikap
18
B. Konsep visual
seni lukis yang diciptakan pada tugas akhir ini berdasarkan konsep
dan kiai. Bentuk-bentuk yang ada dalam karya tugas akhir ini
warna yang kuat. Pada bagian kulit ataupun wajah dari figur manusia
yang bukan lagi menggunakan warna kulit seperti warna kulit figur
manusia pada aslinya. Pada bagian lain seperti pada bagian objek
19
pakaian juga terbentuk dari tumpukan warna- warna serta komposisi
1. Garis
menghubungkan dua atau lebih titik tanpa putus. Garis tidak harus
apa adanya tanpa menjadi suatu bidang ataupun bentuk, garis juga
metode arsiran.
secara bebas dari gambaran kehidupan alam dan tidak terbatas, bidang
organis ini dibatasi oleh lengkungan bebas. Contohnya antara lain: daun,
pohon, awan, bulan, dan lain-lain. Pada karya lukis tugas akhir ini,
3. Ruang
bisa disebut sebagai bentuk dua ataupun tiga dimensi, bidang, atau
dan dimensi yang meliputi panjang, lebar dan tinggi. menurut Mikke
dwimatra dan trimatra. Dalam suatu ruang, ilusi dapat dibuat dengan
21
garis dan bidang, kemudian dikombinasikan dengan warna yang dapat
menciptakan ilusi sinar seperti perspektif dan kontras gelap terang. Pada
4. Bentuk
rupa biasanya dikaitkan dengan matra yang ada, seperti: dwimatra atau
trimatra.
b. Objek pendukung
22
Objek pendukung berfungsi sebagai penambah visual kepada
5. Warna
sesuai dengan kenyataan yang ada, warna terdiri dari warna primer,
benda.
sebuah karya lukisan, seperti warna hangat sebagai penanda waktu sore,
warna ungu sebagai lambang kebijaksanaan. Pada karya seni lukis ini
23
penulis menggunakan warna sebagai penggambaran suasana di dalam
karya penulis.
6. Tekstur
kesat, lunak atau keras. Jadi tekstur itu adalah kesan yang ditimbulkan
oleh atau nilai raba dari satu permukaan. Menurut Mikke Susanto
kulit, rambut, dan bisa merasakan kasar- halusnya, teratur tidaknya suatu
objek.
Ada 2 jenis tekstur, yaitu tekstur nyata yakni apabila diraba secara
semu atau ilusi tekstur, dimana kualitas permukaan secara fisik berbeda
menonjol.
24
1. Pusat Perhatian
pada setiap karya seni lukis dalam tugas akhir ini selalu
2. Keseimbangan
berat sebelah.
3. Kesatuan
sub- azas dominasi dan subordinasi (yang utama dan kurang utama)
4. Harmoni
memiliki keserasian.
27
BAB III
A. Metode Penciptaan
landasan teori L.H Chapman tentang proses penciptaan karya, dalam buku
Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika”,
28
B. Upaya Menemukan Gagasan
gagasan yang mendasari seniman menemukan sumber ide dalam penciptaan- nya.
Sumber ide bisa muncul dari sebuah pengalaman, lingkungan, berita serta
Penciptaan karya tugas akhir kali ini lebih mengarah ke kehidupan santri di
dengan dunia pesantren. Ide-ide yang muncul didapat karena penulis memiliki
latar hidup di pondok pesantren sebagai seorang santri sehingga penulis juga
1. Pondok Pesantren
penciptaan karya kali ini karena Pondok pesantren menjadi latar dari objek
yang akan diciptakan pada karya ini. Terdapat beberapa tempat di pondok
pesantren yang menjadi latar dari penciptaan karya ini yaitu, dapur, ndalem
29
(rumah kiai), dan tempat mengaji.
Gambar 3. 1
Foto tampak depan Kanzus Sholawat Pondok
Pesantren Al-Inshof
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof)
Gambar 3. 2
Foto Kegiatan masak bersama di dapur Pondok
Pesantren Al-Inshof
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof )
30
2. Kiai
pondok pesantren. kiai menjadi salah satu figur objek utama dalam
banyak juga masyarakat luar yang datang bertamu untuk konsultasi masalah
agama ataupun masalah yang lain. Sehingga kiai sering diibaratkan sebagai
Gambar 3.3
Foto kiai Anshori Syukri Sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inshof
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof)
31
3. Santri
tinggal di suatu tempat tertentu dengan tujuan mencari ilmu. Ilmu utama
yang dicari di Pondok Pesantren yaitu ilmu tentang agama. Santri disini
menjadi objek utama dari penciptaan karya ini, karena santri adalah
gambaran dari diri pribadi sang penulis yang menjadi seorang santri yang
Gambar 3.4
Foto kegiatan santri ketika Jum’at pagi “mujahadah dan pembacaan kitab
nurul burhan manaqib syaikh abdul qodir jailani” di Maqbaroh
Almaghfurlah Romo Kyai Abdullah Sa’ad
(Pendiri Pondok Pesantren Al-Inshof)
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof )
32
Gambar 3.5
Foto Suasana Santri sedang makan bersama setelah kegiatan “mujahadah
dan pembacaan kitab nurul burhan manaqib syaikh abdul qodir jailani” di
depan Maqbaroh Almaghfurlah Romo Kyai Abdullah Sa’ad
(Pendiri Pondok Pesantren Al-Inshof)
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof )
Gambar 3.6
Foto Santri sedang Mencuci Pakaian
(Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inshof )
33
4. Diri Pribadi
hidup selama menjadi santri karena dalam karya tugas akhir ini banyak
yang ada di Pesantren pasti memiliki makna dan manfaat yang mungkin
manfaat tersebut tidak bisa dirasakan sekarang, namun seorang santri bisa
jadi merasakan manfaat dan barokahnya kelak ketika santri sudah terjun di
masyarakat.
34
C. Menyempurnakan, mengembangkan dan memantapkan gagasan awal
Pesantren Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis” yang akan dituangkan
dalam karya seni lukis tugas akhir. Pengembangan yang dilakukan ialah
1. Pengamatan
santri yang berada di pondok pesantren dan juga peran kiai di pondok
2. Perenungan
gambaran, media dan bahan serta bahasa bentuk apa yang sekiranya
beberapa hasil yang dituangkan pada sketsa secara langsung pada kanvas
35
Gambar 3.8
Sketsa 1
(Sumber : Di scane pada tanggal 12 September 2023 oleh M. Rizqi
Mubarok (penulis))
Gambar 3.9
Sketsa 2
(Sumber : Di scan pada tanggal 1 Oktober 2023 oleh M. Rizqi Mubarok
(penulis))
36
gagasan maupun persiapan alat dan bahan serta teknik garap yang akan
dan bahan serta teknik garap yang akan di paparkan sebagai berikut :
pembuataan karya seni lukis yang harus diperhatikan, hal ini berguna
pengetahuan tentang penciptaan seni lukis serta kapasitas memilih alat dan
masing- masing. Pemilihan jenis bahan dan alat serta fungsinya dapat
ulasan alat bahan serta teknik yang digunakan penulis dalam proses
A. Alat
1. Kuas
37
Kuas merupakan alat utama yang digunakan dalam proses penciptaan
karya seni lukis, kuas yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ini
cukup bervariasi, baik dari berbagai jenis kuas, ukuran, hingga merk yang
digunakan.
2. Palet
38
3. Wadah air
Wadah air gunakan untuk mencuci atau membersihkan kuas dari sisa-sisa
1. Bahan
1. Kanvas
Kanvas merupakan medium yang paling tepat dalam penciptaan karya seni
lukis tugas akhir ini serta dirasa paling nyaman dalam menungkan gagasan dalam
penciptaan-nya. Kanvas yang digunakan pada tugas akhir ini adalah kanvas
39
pengolahan sendiri. Kanvas pengolahan sendiri dalam pembuatannya melalui
beberapa tahapan dari mulai pemilihan kain kanvas yang terjangkau serta
pemilihan cat lapisan anti bocor yang berkualitas, kanvas yang dibentang pada
sebuah spanram lalu di lapisi cat anti bocor pada permukaan nya kurang lebih 2-3
lebih menguntungkan dalam kualitas serta tekstur kainnya dapat dipilih sesuai
keinginan.
2. Cat Akrilik
Dalam penciptaan karya seni lukis ini cat yang digunakan adalah cat akrilik
pengaplikasiannya.
40
3. Kain lap
Kain digunakan untuk mengelap kuas dalam penciptaan karya seni lukis
tugas akhir ini. Kain yang dipilih adalah kain katun karena dapat menyerap sisa
air pembersihan dan membersihkan sisa-sisa cat kering yang masih menempel.
Air Bersih
Air yang digunakan adalah air biasa sehingga dalam kegunaanya memiliki dua
fungsi, fungsi pertama adalah untuk mencampur cat sehingga cat tidak terlalu
kesat dan mudah dalam menggoresnya serta fungsi ke dua adalah untuk
B. Teknik Garap
Pada proses penciptaan karya lukis tugas akhir ini penulis menggunakan
dalam bentuk gaya serta teknik yang diharapkan. Beberapa teknik yang digunakan
1. Teknik sapuan
Pada karya tugas akhir ini menggunakan teknik sapuan untuk membentuk
41
objek yang diciptakan.
2. Teknik Transparan
Pada karya tugas akhir ini teknik transparan juga digunakan pada objek-
objek tertentu.
seni lukis tugas akhir ini lebih tersusun dalam penciptaan-nya, beberapa
tahapan dalam perwujudan karya seni lukis tugas akhir ini. Tahapan ini
meliputi persiapan dalam memilih alat dan bahan serta sampai ke tahap
finishing.
i. Tahap Sketsa
42
ini terkadang memunculkan proses-proses improvisasi dalam
sekat dalam pewarnaan dalam sebuah objek agar penciptaan karya seni
43
iii. Tahap Detail Pewarnaan
44
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan dalam penciptaan
karya seni lukis tugas akhir ini. Mengamati objek serta subjek serta
diciptakan dan sudah dalam tahap selesai, harus dilapisi dengan lapisan
pelindung varnish agar terhindar dari kotoran, awet, dan aman dari
v. Pasca penciptaan
pameran seni lukis. Beberapa syarat atau tahapan yang harus dilakukan
spanram.
ditampilkan.
45
mencukupi standar.
46
BAB IV
KARYA
A. Deskripsi Karya
dalam proses penciptaan karya seni lukis ini. Meliputi sumber ide, gagasan
pada karya, serta pesan moral yang ada pada tiap karya. Pada penciptaan
karya ini dihasilkan delapan buah karya dengan ukuran yang bervariasi yang
47
Karya berjudul Join, berangkat dari pengalaman hidup di pesantren
penciptaan oleh penulis. Pada karya ini terdapat visualisasi dua santri yang
santri sangatlah kuat, mereka saling berbagi dan saling membantu satu sama
lain. Bahkan para santri menganggap apa yang ada di pesantren adalah
milik bersama.
ilmu di pesantren. Hafalan wajib dilakukan bagi semua santri sebagai jalan
untuk mempelajari ilmu- ilmu yang di ajarkan oleh kiai. Dalam karya ini
48
dihafalkannya. Bagi para santri hafalan memang terkadang berat bahkan ada
umumnya sesuatu yang dihafalkan para santri berupa bait ataupun nadzom
ataupun nadzom yang dihafalkan pun tidak sedikit, untuk satu kitab saja
bisa mencapai 300 hingga 1000 bait ataupun nadzom. Untuk itu Dalam fase
tradisi dan ajaran yang ada di pesantren. Dalam karya ini terdapat
49
visualisasi seorang santri yang sedang menata atau merapikan sandal kiai
Indonesia dan sudah menjadi tradisi yang umum dilakukan bahwa santri
keluarga kiainya sebagai bentuk pengabdian diri karena sang kiai sudah
memberikan ilmu kepada santri dan juga sebagai bentuk upaya untuk
dalam ranah tholabul’ilmi dan merupakan adab yang bagus bagi seorang
santri terhadap kiai, sekaligus mengharap ridho dan barokah dari sang
kiai.
51
5. Karya Seni Lukis 5 “Kebersamaan”
karya ini divisualkan dengan tiga orang santri yang sedang memasak di
52
6. Karya Seni Lukis 6 “Mandiri”
di pesantren yang dijadikan ide penciptaan oleh penulis. Dalam karya ini
kamar mandi pesantren. Menjadi seorang santri yang jauh dari orang tua
memang dituntut untuk selalu hidup mandiri dalam melakukan berbagai hal
53
7. Karya Seni Lukis 7 “Terbangan”
pesantren pada malam jum’at yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid
yang diiringi dengan alat musik yang bernama rebana. Rebana merupakan
sering dikenal dengan sebutan “Terbangan”. Pada karya ini terdapat 2 santri
untuk syi’ar lewat syair dan sholawat sebagai ekspresi kecintaan terhadap
sholat berjamaah, ta’lim, membaca kitab atau yang sering disebut dengan
sorogan, kerja bakti atau roan dan masih banyak kegiatan wajib yang
lainnya. Karya ini divisualisasikan dengan dus orang santri yang masing-
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menjadi tema utama dalam Tugas Akhir penciptaan karya ini dengan judul
Pengalaman ini bersifat pribadi namun tidak terlalu personal yang belum banyak
Visualisasi objek pada karya tugas akhir ini telah sesuai dengan konsep
visualisasi berupa figur manusia yang dibuat sesuai proporsi realistik namun tidak
mencapai detail yang akurat, warna yang digunakan cenderung warna cerah, serta
yang dilukis. Dengan terciptanya karya tugas akhir ini semoga dapat memberikan
diri sendiri dan khalayak pada umumnya, sehingga karya yang diciptakan tidak
hanya bernilai estetik dan artistik semata, akan tetapi juga memiliki pesan moral
56
Penulis juga membaurkan berbagai data, guna memicu imajinasi dalam
proses penciptaan karya seni lukis. Proses pengumpulan data dilakukan dengan
karya yang diciptakan ditampilkan tanpa dibingkai karena telah memenuhi unsur
Visual dalam karya tugas akhir ini lebih menonjolkan pembahasan pada
objek yang terlalu rumit sehingga butuh proses panjang dalam menyusun dan
B. Saran
dalam berkarya dan beberapa permasalahan dalam proses pembuatan karya seni
Tugas Akhir ini. Tema Ajaran Kehidupan di Pesantren sebagai Sumber Ide
Penciptaan Karya Seni Lukis Tugas Akhir ini dapat dikembangkan misalnya
penciptaan karya seni grafis, seni patung, dan instalasi serta video art berkaitan
dengan tema yang tentunya memiliki proses yang bertahap dalam eksplorasi
maupun observasi.
lain dalam penambahan referensi tentang ide atau gagasan, membangun sebuah
pemikiran yang luas dalam mengangkat tema yang lebih luas dalam berbagai
bentuk kekaryaan seni rupa maupun pertunjukan. Masih banyak bentuk ajaran-
ajaran di Pesantren yang belum penulis masukkan ke dalam tema Tugas Akhir ini
57
karena kurangnya ide untuk konsep karya dan keterbatasan waktu yang mungkin
masih bisa di eksplorasi lebih jauh lagi kedepannya. Penulis berdoa semoga
58
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, Al-Maqassary. 2013. Pengertian Kesenian Menurut Para Ahli. Jurnal hasil riset
beranda, psikologi teknik ilmu sosial pendidikan kesehatan.
Arifin H.M. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Al-bustani, Fuad Iqrami. 1986. Munjid Ath-Thullab. Beirut: Dar Al-Masyriqi.
Al-Ghozali, Al-Imam. 2013. Ihya’ ’Ulumiddin, terj. Ibnu Ibrahim Badalillah Jakarta:
Republika.
Asmuni, M.Yusran. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen P & K,
Jakarta. 1989.
Az-Zuhaili,Wahbah. 2013. Tafsir al-Wasith. Jakarta: Gema Insani.
Gulena, Muhammad Fethullah. 2013. Tasawuf untuk Kita Semua. Jakarta: Republika.
Hartoko, Dick. 1983. Manusia dan Seni. Dalam Hasaharu Anesahi, Seni, Kehidupan
dan Alam Jepang. Yogyakarta: Kanisius
Mas’ud, Jubaran. 1967. Raid Ath-Thullab. Beirut : Dar Al ‘ilmi Lilmalayyini. dalam
bukunya “Ilmu Tauhid” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rubio, Salva. 2017. Monet Itinerant of Light. New York: Nantier Beall Minouststchine.
Susanto, Mike. 2011. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.
Yogyakarta: Dicti Art
Muhaimin, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2005 Kawasan dan Wawasan Studi
Islam. Jakarta: Kencana.
Zarkasyi, Imam. 1996. Serba-serbi Singkat Tentang Pondok Darussalam Gontor.
Ponorogo: Darussalam
Sumber Internet
Woman with a Parasol – Madame Monet and Her Son. 1875.
https://www.nga.gov/collection/art-object-page.61379.html diunduh pada 4
januari 2024
“Luncheon of the Boating Party” by Pierre-Auguste Renoir
https://www.nga.gov/collection/art-object-page.61379.html diakses pada: 4
Januari 2024
“Pasar Bunga Bandungan” by Awiki
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5863731/ini-lukisan-yang-laku-rp-2-4-
miliar-di-pameran-artos-kembang-langit-banyuwangi diakses pada 16 januari
2024
59
60
LAMPIRAN
BIODATA
61
PAMFLET PAMERAN
62
DESAIN KATALOG
63
PROSES DISPLAY KARYA
64
FOTO BERSAMA DOSEN PENGUJI DAN DOSEN PEMBIMBING
65