Sabrina Annastiar
Sabrina Annastiar
A. Kajian Teoritik
1. Model Discovery Learning
Model pembelajaran penhingkapan/ penemuan ( discovery/ inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Model pembelajaran Discovery menurut brunner dalam
suherti (2017:53) ialah “pembelajaran yang bertujuan memperoleh pengetahuan dengan
suatu cara yeng dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang
keingin tahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka”. Pendapat ahli lain
mengatakan “Discovery adalah model pembelajaran yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahui tidak melalui pemberitahuan. Sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri”
ruseffendi dalam suherti (2017:53).
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process sedangkan discovery adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind. Melalui model ini siswa diajak untuk menemukan
sendiri apa yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami
maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Model Discovery Learning
membiarkan siswa-siswa mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai kompeten dan
kepuasan dari keingintahuan mereka.
Langkah –Langkah model pembelajaran Discovery Learning
1) Pemberian Rangsangan (Stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah ( Problem Statement)
3) Pengumpulan data ( Data Collection)
4) Pengolahan data ( Data Processing)
5) Pembuktian ( Verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
1) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir
2) Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat
3) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat siswa yang
memperoleh pengetahuan dengan pembelajaran Discovery akan lebih mampu
mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
4) Pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri
1. Pengertian Barisan.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang diurutkan menurut
aturan tertentu.Bentuk umum barisan bilangan a1, a2, a3, ...,an. Setiap
unsur pada barisan bilanan disebut suku. Suku ke-n dari suatu barisan
ditulis dengan simbol Un ( n merupakan bilangan asli ). Untuk suku
pertama dinyatakan dengan simbol a atau U1. Berdasarkan banyaknya
suku, barisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Barisan berhingga, jika banyaknya suku-suku tertentu jumlahnya.
b. Barisan tak berhingga, jika banyaknya suku-suku tak berhinga
jumlahnya.
2. Barisan Aritmetka.
Barisan atitmetika adalah suatu barisan bilangan dimana setiap dua
suku berurutan memiliki selisih yang tetap yang disebut beda ( b ). Secara
umum jika suku ke-n suatu barisan arimetika adalah Un, maka berlaku :
b = Un – Un – 1
Jika suku pertama dari barisan aritmetika ( U1 ) dinotasikan dengan a dan beda
dinotasikan dengan b, maka suku-suku pada barisan aritmetika tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
U1 = a
U2 = a + b
U3 = ( a + b ) + b = a + 2b
U4 = ( a + 2b ) + b = a + 3b
....
Un = a + ( n – 1 ) b
Merupakan rumus suku ke-n barisan aritmetika
Keterangan : Un = Suku ke-n, a = Suku pertama, b = Beda
Contoh Soal 1:
Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …
Pembahasan: Diketahui: a = 7 b = –2
ditanya 𝑈40 ?
Jawab:
𝑈𝑛= 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈40 = 7 + (40 − 1)(−2)
= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.
Contoh Soal 2 :
Rumus suku ke-n dari barisan 5, –2, –9, –16, … adalah …
Pembahasan:
Diketahui: a = 5 b = –7
Ditanya: rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut = ?
Jawab:
𝑈𝑛= 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
= 5 + (𝑛 − 1)(−7)
=5−7𝑛+7
= 12 − 7 𝑛
Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut adalah 𝑈𝑛 = 12 − 7𝑛
Contoh Soal 3 :
Dalam suatu gedung pertunjukan disusun kursi dengan baris paling depan
terdiri dari 12 kursi, baris kedua berisi 14 kursi, baris ketiga berisi 16 kursi, dan
seterusnya. Banyaknya kursi pada baris ke-20 adalah …
Pembahasan: Diketahui: a = 12 b = 2
Ditanyakan 𝑈20 ?
Jawab:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈20 = 12 + (20 − 1)(2)
=12+19.(2)=12+38
=50
3. Deret Aritmetika.
Deret aritmetika adalah suatu deret yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
suku-suku dari barisan aritmetika. Jika a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n –
1 ) b merupakan deret aritmetika baku. Jumlah n suku deret aritmetika
dinotasikan dengan Sn, Sehingga :
Sn = a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n – 1 ) b
=
Rumus jumlah suku ke-n pada deret aritmetika dapat dicari dengan cara
sebagai berikur :
Sn = a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n – 1 ) b
Sn = ( a + ( n – 1 ) b + ( a + ( n – 2 ) b + ... + a
2 Sn = ( 2a + ( n – 1 ) b + ................. + ( 2a + ( n – 1 ) b Sebanyak n
suku Sehingga :
2 Sn = n ( 2a + ( n – 1 ) b
Sn = ½ n ( 2a + ( n – 1 ) b Merupakan rumus deret aritmetika
Keterangan : Sn = Jumlah suku ke-n , n = banyak suku
Contoh Soal 1 :
Rumus jumlah n suku pertama deret bilangan 2 + 4 + 6 + … + 𝑈𝑛 adalah …
Pembahasan:
Diketahui: a = 2 b = 2
Ditanya: rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika tersebut ?
Jawab :
Sn = n/2 (2a + (n-1)b)
= n/2 (2.2 + (n-1)2)
= n/2 (4 + 2n-2)
= n/2 (2 + 2n)
= n/2 . 2 (1 + n)
= n(1 + n) = n + n^2
Jadi, rumus n suku pertama barisan aritmatika tersebuat adalah Sn = n + n^2
B. PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
Pertemuan Pertama ( 2JP x 40 menit )
“Naskah kuno tertua yang berhubungan dengan barisan dan deret adalah
Papirus Rhind atau Papirus Ahmes (sekitar 1650 SM), di mana soal no. 79
dalam papirus berhubungan dengan masalah deret. Archimedes telah
bekerja dengan deret tak hingga, antara lain bersesuaian dengan deret 1+ 14
+ 142 + 143 +⋯. Selanjutnya deret bilangan kuadrat, kubik, dan seterusnya
antara lain dibahas oleh Yang Hui dalam buku Detailed Analysis, Ibnu
alBanna al-Marrakhusi (1256-1321) dalam bukunya Raf al-Hisab juga
Ibrahim AlUmawi (1400-1489). Akhirnya, di tangan Euler, deret-deret tak
hingga dibahas tuntas seperti dalam bukunya, Introductio in analysin
infinitorum. Euler antara lain tahun 1740 menyelesaikan masalah deret yang
terkenal yaitu 112 + 122 + 132 + 142 + ⋯= 𝜋2 6. Euler juga membuktikan
bahwa deret harmonik adalah divergen, dan deret kebalikan seluruh
bilangan prima juga divergen. Setelah jaman Euler, konsep deret telah
begitu pesat dan termasuk dalam studi analisis.”
6. Peserta didik memperhatikan motivasi dari guru
7. Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk menarik minat peserta didik
dalam mempelajari materi :
a. Perhatikan barisan bilangan berikut! 2, 5, 8, 11, 14, ….. dan 3, 6, 12, 24,
48,…
Dapatkah kalian menentukan hubungan dari barisan bilangan diatas?
b. Menurut kalian barisan bilangan diatas manakah yang termasuk barisan
aritmatika atau geometri?
8. Peserta didik merespon dan menjawab pertanyaan pemantik dari guru,
jawaban yang diharapan yakni :
“2, 5, 8, 11, 14, ….. merupakan deret aritmatika, karena setiap sukunya
merupakan penambahan dari suku sebelumnya yang bertambah secara
konstan, angkanya adalah 3. Sedangkan 3, 6, 12, 24, 48,… merupakan
barisan geometri karena setiap suku bilangannya dikalikan dengan
angka 2 secara konstan.”
9. Guru menyampaikan apersepsi dari pertanyaan pemantik yang diberikan
kepada siswa dengan cara mengingatkan Kembali tentang perbedaan antara
barisan deret aritmatika &geometri. Memberikan contoh sederhana dari
kehidupan sehari-hari yang dapat diilustrasikan sebagai barisan aritmatika,
misalnya penambahan atau pengurangan yang terjadi secara berulang.
barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang selisih atau bedanya
tetap antara suku-suku yang berdekatan. Sedangkan barisan
geometri yaitu baris bilangan yang nilai suku ditentukan dari suku
sebelumnya lewat perkalian suatu bilangan.
10. Peserta didik memperhatikan apersepsi yang diberikan oleh guru.
11. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
tentang barisan deret aritmatika dan menyelesaikan soal terkait barisan
aritmatika.
12. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
13. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan memperhatikan
penyebaran kemampuan matematika atau gender. Kemudian setiap
kelompok disajikan 1 permasalahan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Setelah menyelesaikan permasalahan 1 yang diberikan, peserta didik akan
diberikan LKPD yang diselesaikan secara berkelompok juga.
14. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang Langkah pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru.
15. Guru Membagikan gelas plastik kepada masing-masing kelompok yang
digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan terakit barisan dan deret
aritmatika.
16. Guru membagikan LKPD, tetapi guru menginformasikan kepada siswa
bahwa LKPD bisa dikerjakan setelah menyelesaikan permasalahan 1
Kegiatan Initi (70 Menit)
Permasalahan 1:
Memberi rangsangan (Stimulation)
1. Guru meminta peserta didik untuk meletakkan gelas plastik di atas meja,
kemudian meminta peserta didik menyusun gelas plastik tersebut.
Figure 1gambar hanya ilustrasi
Tumpukan ke-
I II III IV V VI
Percobaan 1 2 4 6 8 10 12
Percobaan 2 3 6 9 12 15 18
Percobaan 3 4 8 12 16 20 24
Tumpukan ke-
I II III IV V VI VII VIII IX X
Kelompok 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Kelompok 2 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Kelompok 3 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Lampiran :
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apa kabar hari ini?
2 Apakah ada yang sakit hari ini?
3 Apakah kalian dalam keadaan sehat?
4 Apakah anak-anak merasa bersemangat hari ini?
5 Apakah tadi malam sudah belajar?
2. LKPD Nama Anggota Kelompok :
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
1 9
2 14
3 …
4 …
… …
Apakah selisih dari banyak helai kain batik untuk dua bulan yang berurutan selalu sama?
Jika iya, berapa selisihnya?
Jawab :
Catatan : Apabila selisih yang anda
peroleh sama, maka itu disebut beda dan
dilambangkan dengan (b).
Misalkan :
Bulan pertama kita sebut sebagai suku pertama dan dilambangkan dengan U 1
Bulan kedua kita sebut sebagai suku kedua dan dilambangkan dengan U 2
Bulan kedua kita sebut sebagai suku kedua dan dilambangkan dengan U 3
dan seterusnya
Maka kita dapat menjabarkan setiap tingkatan bulan tersebut menjadi sebuah pola. Berdasarkan tabel
diatas, marilah kita susun pola berikut ini!
U 1=9=9+ 0 ×5=9+(1−1)×5
U 2=9+5=9+1× 5=9+(2−1)×5
U 3=9+5+…=9+2 × …=9+(3−1)×5
U 4=9+ …+…+ …=9+ … ×…=9+ ( …−… ) × …
U 5=…+…+ …+…+ …=…+ … ×…=…+ ( …−… ) × …
U n =…+ ( …−… ) × …
Jawab :
Setelah mempelajari Kegiatan 1, dapatkah anda memperkirakan banyaknya kain batik yang
diselesaikan Ibu Qisya pada bulan ke sepuluh?
Diketahui : a=…
b=…
n=…
Ditanya : U 10=?
Jawaban :
Diketahui :
Ditanya :
Jawaban :
Masalah 2
Diketahui barisan aritmatika suku ke-3 dan suku ke-7 adalah 8 dan 20. Tentukan rumus suku ke-n
pada barisan tersebut!
Diketahui :
Ditanya :
Jawaban :
Berikut ini beberapa masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan barisan Aritmatika.
Analisislah permasalahan tersebut dan selesaikan!
Masalah 3
Didalam rumah Annas terdapat sebuah tangga. Tinggi setiap baris
anak tangga adalah 25 cm. Jumlah keseluruhan anak tangga ada 30
baris. Apabila tinggi satu baris anak tangga adalah U 1 dan tinggi dua
baris anak tangga adalah U 2 , tentukan 5 suku pertama dari pola barisan anak
tangga yang terbentuk dan berapakah tinggi tangga tersebut?
Diketahui :
Ditanya :
Jawaban :
Masalah 4
Banyak kursi baris depan pada Gedung Pertunjukan adalah
16 buah. Banyak kursi pada baris dibelakangnya selalu lebih
4 buah dari kursi pada baris didepannya. Jika dalam gedung
ada 32 baris kursi, berapa banyak kursi pada baris ke-32 di
gedung tersebut?
Diketahui :
Ditanya :
Jawaban :
Masalah 5
Suatu pabrik sepatu memproduksi 5.000 pasang sepatu pada tahun pertama. Pada tahun-tahun
berikutnya, hasil produksi turun secara bertahap sebesar 80 pasang per tahun, tentukan pada tahun
keberapa perusahaan tersebut hanya memproduksi 3.000 pasang?
Diketahui :
Ditanya :
Jawaban :
--SELAMAT MENGERJAKAN--
3. Refleksi