Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MENYUSUN SKENARIO PEMBELAJARAN

MATA KULIAH STRATEGI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN


DISCOVERY LEARNING (DL) PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
KELAS 10 SEMESTER 1

Oleh : Sabrina Annastiar (22104040019)

A. Kajian Teoritik
1. Model Discovery Learning
Model pembelajaran penhingkapan/ penemuan ( discovery/ inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Model pembelajaran Discovery menurut brunner dalam
suherti (2017:53) ialah “pembelajaran yang bertujuan memperoleh pengetahuan dengan
suatu cara yeng dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang
keingin tahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka”. Pendapat ahli lain
mengatakan “Discovery adalah model pembelajaran yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahui tidak melalui pemberitahuan. Sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri”
ruseffendi dalam suherti (2017:53).
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui
observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process sedangkan discovery adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind. Melalui model ini siswa diajak untuk menemukan
sendiri apa yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami
maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Model Discovery Learning
membiarkan siswa-siswa mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai kompeten dan
kepuasan dari keingintahuan mereka.
Langkah –Langkah model pembelajaran Discovery Learning
1) Pemberian Rangsangan (Stimulation)
2) Pernyataan/Identifikasi masalah ( Problem Statement)
3) Pengumpulan data ( Data Collection)
4) Pengolahan data ( Data Processing)
5) Pembuktian ( Verification)
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Kelebihan discovery learning menurut suherman, dkk dalam Suherti (2001:59)


yaitu:

1) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir
2) Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat
3) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat siswa yang
memperoleh pengetahuan dengan pembelajaran Discovery akan lebih mampu
mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
4) Pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri

Kekurangan Discovery Learning menurut Hosnan dalam Suherti (2015:60)


sebagai berikut:

1) Biasanya terjadi kegagalan mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman


antara guru dengan pesrta didik.
2) Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan.
3) Tidak berlaku untuk semua topik pelajaran.
4) Kemampuan berfikir rasional siswa ada yang masih terbatas.
5) Berkenaan dengan waktu, model Discovery Learning membutuhkan waktu
lebih lama daripada ekspositori.

2. Materi Sifat-sifat Bilangan Berpangkat


BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

1. Pengertian Barisan.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang diurutkan menurut
aturan tertentu.Bentuk umum barisan bilangan a1, a2, a3, ...,an. Setiap
unsur pada barisan bilanan disebut suku. Suku ke-n dari suatu barisan
ditulis dengan simbol Un ( n merupakan bilangan asli ). Untuk suku
pertama dinyatakan dengan simbol a atau U1. Berdasarkan banyaknya
suku, barisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Barisan berhingga, jika banyaknya suku-suku tertentu jumlahnya.
b. Barisan tak berhingga, jika banyaknya suku-suku tak berhinga
jumlahnya.

2. Barisan Aritmetka.
Barisan atitmetika adalah suatu barisan bilangan dimana setiap dua
suku berurutan memiliki selisih yang tetap yang disebut beda ( b ). Secara
umum jika suku ke-n suatu barisan arimetika adalah Un, maka berlaku :
b = Un – Un – 1
Jika suku pertama dari barisan aritmetika ( U1 ) dinotasikan dengan a dan beda
dinotasikan dengan b, maka suku-suku pada barisan aritmetika tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
U1 = a
U2 = a + b
U3 = ( a + b ) + b = a + 2b
U4 = ( a + 2b ) + b = a + 3b
....
Un = a + ( n – 1 ) b
Merupakan rumus suku ke-n barisan aritmetika
Keterangan : Un = Suku ke-n, a = Suku pertama, b = Beda

Contoh Soal 1:
Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …
Pembahasan: Diketahui: a = 7 b = –2
ditanya 𝑈40 ?
Jawab:
𝑈𝑛= 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈40 = 7 + (40 − 1)(−2)
= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.

Contoh Soal 2 :
Rumus suku ke-n dari barisan 5, –2, –9, –16, … adalah …
Pembahasan:
Diketahui: a = 5 b = –7
Ditanya: rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut = ?
Jawab:
𝑈𝑛= 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
= 5 + (𝑛 − 1)(−7)
=5−7𝑛+7
= 12 − 7 𝑛
Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut adalah 𝑈𝑛 = 12 − 7𝑛

Contoh Soal 3 :
Dalam suatu gedung pertunjukan disusun kursi dengan baris paling depan
terdiri dari 12 kursi, baris kedua berisi 14 kursi, baris ketiga berisi 16 kursi, dan
seterusnya. Banyaknya kursi pada baris ke-20 adalah …
Pembahasan: Diketahui: a = 12 b = 2
Ditanyakan 𝑈20 ?
Jawab:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈20 = 12 + (20 − 1)(2)
=12+19.(2)=12+38
=50

Jadi, banyaknya kursi pada baris ke-20 adalah 50 kursi.

3. Deret Aritmetika.
Deret aritmetika adalah suatu deret yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
suku-suku dari barisan aritmetika. Jika a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n –
1 ) b merupakan deret aritmetika baku. Jumlah n suku deret aritmetika
dinotasikan dengan Sn, Sehingga :
Sn = a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n – 1 ) b
=
Rumus jumlah suku ke-n pada deret aritmetika dapat dicari dengan cara
sebagai berikur :
Sn = a + ( a + b ) + ( a + 2b) + ... + ( a + ( n – 1 ) b
Sn = ( a + ( n – 1 ) b + ( a + ( n – 2 ) b + ... + a
2 Sn = ( 2a + ( n – 1 ) b + ................. + ( 2a + ( n – 1 ) b Sebanyak n
suku Sehingga :
2 Sn = n ( 2a + ( n – 1 ) b
Sn = ½ n ( 2a + ( n – 1 ) b Merupakan rumus deret aritmetika
Keterangan : Sn = Jumlah suku ke-n , n = banyak suku
Contoh Soal 1 :
Rumus jumlah n suku pertama deret bilangan 2 + 4 + 6 + … + 𝑈𝑛 adalah …
Pembahasan:
Diketahui: a = 2 b = 2
Ditanya: rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika tersebut ?
Jawab :
Sn = n/2 (2a + (n-1)b)
= n/2 (2.2 + (n-1)2)
= n/2 (4 + 2n-2)
= n/2 (2 + 2n)
= n/2 . 2 (1 + n)
= n(1 + n) = n + n^2
Jadi, rumus n suku pertama barisan aritmatika tersebuat adalah Sn = n + n^2
B. PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
Pertemuan Pertama ( 2JP x 40 menit )

Tujuan Pembelajaran a. Membedakan barisan aritmatika dan geometri


b. Menentukan suku ke-n dari barisan aritmatika
c. Menentukan jumlah n suku pertama dari
barisan aritmatika
d. Menyelesaikan masalah terkait barisan
aritmatika
Kriteria Ketercapaian 0-40% : Artinya belum mencapai, remedial di
Tujuan Pembelajaran seluruh bagian
(KKTP) 41-65% : Artinya belum mencapai ketuntasan,
remedial di bagian yang diperlukan
66-85% : Artinya sudah mencapai ketuntasan, tidak
perlu remedial
86-100% : Artinya sudah mencapai ketuntasan, perlu
pengayaan atau tantangan lebih
Pemahaman Bermakna a. Siswa mampu menjelaskan bagaimana
penggunaan barisan dan deret aritmatika dan
geometri dalam persentase bunga tunggal dan
bunga majemuk dapat diterapkan dalam konteks
sehari-hari, misalnya seseorang menabung
sejumlah uang setiap bulan dengan penambahan
yang tetap. Jika mereka mulai dengan menabung
Rp. 500.000 per bulan dan menambahkan Rp.
100.000 setiap bulan, ini dapat diilustrasikan
sebagai barisan aritmatika. Suku pertama (a1)
adalah Rp. 500.000, dan selisih antar suku (b)
adalah Rp. 100.000.

Dengan menggunakan rumus barisan aritmatika, kita bisa


menghitung jumlah tabungan mereka setelah beberapa
bulan atau tahun.Jika mereka menabung selama 6 bulan,
suku keenam (a6) dapat dihitung dengan (a6 = a1 + (6-
1)b), dan jumlah total tabungan (s6) untuk 6 bulan dapat
dihitung dengan rumus jumlah suku pertama (Sn).Dalam
konteks ini, konsep barisan dan deret aritmatika
membantu dalam merencanakan keuangan dan
memahami bagaimana jumlah tabungan berkembang
secara teratur.

Pertanyann Pemantik a. Perhatikan barisan bilangan berikut! 2, 5, 8, 11,


14, ….. dan 3, 6, 12, 24, 48,…
b. Dapatkah kalian menentukan hubungan dari
barisan bilangan diatas?
c. Menurut kalian barisan bilangan diatas manakah
yang termasuk barisan aritmatika atau geometri?
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2 :
a. Membedakan barisan aritmatika dan geometri
b. Menentukan suku ke-n dari barisan aritmatika
c. Menentukan jumlah n suku pertama dari barisan aritmatika
d. Menyelesaikan masalah terkait barisan aritmatika
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam, berdoa, dan memeriksa
kehadiran peserta didik.
2. Peserta didik menjawab salam dilanjutkan berdoa bersama dan merespon
absensi guru.
3. Guru melakukan asesmen diagnostik (non kognitif) melalui tanya jawab
4. Peserta didik menjawab pertanyaan asesmen diagnostik yang diberikan oleh
guru.
5. Guru memberikan motivasi dengan bercerita tentang sejarah Barisan dan
Deret :

“Naskah kuno tertua yang berhubungan dengan barisan dan deret adalah
Papirus Rhind atau Papirus Ahmes (sekitar 1650 SM), di mana soal no. 79
dalam papirus berhubungan dengan masalah deret. Archimedes telah
bekerja dengan deret tak hingga, antara lain bersesuaian dengan deret 1+ 14
+ 142 + 143 +⋯. Selanjutnya deret bilangan kuadrat, kubik, dan seterusnya
antara lain dibahas oleh Yang Hui dalam buku Detailed Analysis, Ibnu
alBanna al-Marrakhusi (1256-1321) dalam bukunya Raf al-Hisab juga
Ibrahim AlUmawi (1400-1489). Akhirnya, di tangan Euler, deret-deret tak
hingga dibahas tuntas seperti dalam bukunya, Introductio in analysin
infinitorum. Euler antara lain tahun 1740 menyelesaikan masalah deret yang
terkenal yaitu 112 + 122 + 132 + 142 + ⋯= 𝜋2 6. Euler juga membuktikan
bahwa deret harmonik adalah divergen, dan deret kebalikan seluruh
bilangan prima juga divergen. Setelah jaman Euler, konsep deret telah
begitu pesat dan termasuk dalam studi analisis.”
6. Peserta didik memperhatikan motivasi dari guru
7. Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk menarik minat peserta didik
dalam mempelajari materi :
a. Perhatikan barisan bilangan berikut! 2, 5, 8, 11, 14, ….. dan 3, 6, 12, 24,
48,…
Dapatkah kalian menentukan hubungan dari barisan bilangan diatas?
b. Menurut kalian barisan bilangan diatas manakah yang termasuk barisan
aritmatika atau geometri?
8. Peserta didik merespon dan menjawab pertanyaan pemantik dari guru,
jawaban yang diharapan yakni :
“2, 5, 8, 11, 14, ….. merupakan deret aritmatika, karena setiap sukunya
merupakan penambahan dari suku sebelumnya yang bertambah secara
konstan, angkanya adalah 3. Sedangkan 3, 6, 12, 24, 48,… merupakan
barisan geometri karena setiap suku bilangannya dikalikan dengan
angka 2 secara konstan.”
9. Guru menyampaikan apersepsi dari pertanyaan pemantik yang diberikan
kepada siswa dengan cara mengingatkan Kembali tentang perbedaan antara
barisan deret aritmatika &geometri. Memberikan contoh sederhana dari
kehidupan sehari-hari yang dapat diilustrasikan sebagai barisan aritmatika,
misalnya penambahan atau pengurangan yang terjadi secara berulang.
barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang selisih atau bedanya
tetap antara suku-suku yang berdekatan. Sedangkan barisan
geometri yaitu baris bilangan yang nilai suku ditentukan dari suku
sebelumnya lewat perkalian suatu bilangan.
10. Peserta didik memperhatikan apersepsi yang diberikan oleh guru.
11. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
tentang barisan deret aritmatika dan menyelesaikan soal terkait barisan
aritmatika.
12. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
13. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan memperhatikan
penyebaran kemampuan matematika atau gender. Kemudian setiap
kelompok disajikan 1 permasalahan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Setelah menyelesaikan permasalahan 1 yang diberikan, peserta didik akan
diberikan LKPD yang diselesaikan secara berkelompok juga.
14. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang Langkah pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru.
15. Guru Membagikan gelas plastik kepada masing-masing kelompok yang
digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan terakit barisan dan deret
aritmatika.
16. Guru membagikan LKPD, tetapi guru menginformasikan kepada siswa
bahwa LKPD bisa dikerjakan setelah menyelesaikan permasalahan 1
Kegiatan Initi (70 Menit)
Permasalahan 1:
 Memberi rangsangan (Stimulation)
1. Guru meminta peserta didik untuk meletakkan gelas plastik di atas meja,
kemudian meminta peserta didik menyusun gelas plastik tersebut.
Figure 1gambar hanya ilustrasi

2. Guru mengarahkan peserta didik membuat tangga menggunakan gelas


tersebut.
3. Guru menanyakan ciri-ciri apa yang harus dimiliki, dan guru juga memastikan
peserta didik dapat menetapkan bahwa tangga memiliki jarak dari satu anak
tangga ke tangga berikutnya sama
4. Peserta didik diharapkan dapat menjawab Tangga memiliki ciri bahwa
jarak antara satu anak tangga ke tangga berikutnya adalah konstan atau
tetap.
 Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
5. Guru memberikan pertanyaan : Jika susunan pertama 2 gelas, susunan
kedua 4 gelas, susunan ketiga 6 gelas dan susunan keempat 8 gelas,
apakah susunan tersebut membentuk pola tertentu? Bagaimanakah
selisih dua tumpukan yang berurutan? Berapakah banyak gelas pada
susunan kesepuluh? Apakah masalah ini bisa diselesaikan dengan
konsep barisan aritmetika?
6. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, jawaban
yang diharapkan siswa dapat mengetahui bahwa permasalahan tersebut
dapat diselesaikan dengan konsep barisan aritmetika.
7. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan susunan
koin yang terbentuk untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik, misalnya:
Percobaan 1 : susunan pertama 2 gelas, susunan kedua 4 gelas, susunan
ketiga 6 gelas, susunan keempat 8 gelas.
Percobaan 2 : susunan pertama 3 gelas, susunan kedua 6 gelas, susunan
ketiga 9 gelas, susunan keempat 12 gelas.
Percobaan 3 : susunan pertama 4 gelas, susunan kedua 8 gelas, susunan
ketiga 12 gelas dan susunan keempat 16 gelas
8. Guru meminta peserta didik untuk menuliskannya kedalam tabel.

 Data Collection (Pengumpulan Data)


9. Untuk menyelesaikan masalah diatas, siswa menuliskan susunan gelas tersebut
kedalam tabel agar memudahkan dalam menganalisis pola susunan gelas
tersebut. Diharapkan siswa mengetahui setiap selisih dari tumpukan gelas
tersebut.
Tumpukan ke-
I II III IV V VI
Percobaan 1 2 4 6 8 … …
Percobaan 2 3 6 9 12 … …
Percobaan 3 4 8 12 16 … …

 Data Processing (Pengolahan Data)


10. a. Guru meminta peserta didik mengamati dengan seksama tentang
tumpukan gelas yang terbentuk, Guru dapat membimbing peserta didik
dalam pengolahan data (data processing) serta menentukan
Bagaimanakah selisih dua tumpukan yang berurutan? Serta berapakah
banyak gelas pada susunan kesepuluh?. Setelah dianalis siswa
menyimpulkan selisih antar tumpukan gelas pada percobaan 1 adalah
berjarak 2 gelas( beda=2) jika tumpukan pertama 2 gelas, kedua 4 gelas
dan ketiga 6 gelas dan keempat 8 gelas
maka didapat :

Tumpukan ke-
I II III IV V VI
Percobaan 1 2 4 6 8 10 12
Percobaan 2 3 6 9 12 15 18
Percobaan 3 4 8 12 16 20 24

Begitupun seterusnya, siswa menganalisis semua selisih pada percobaan


kedua dan ketiga, yakni selisih yang sama pada setiap tumpukan gelas
tersebut.

b . Sedangkan untuk banyak susunan gelas pada susunan kesepuluh,


setelah diketahui selisih antar bilangan pada setiap masing percobaan
maka didapat banyak gelas pada susunan kesepuluh adalah :

Tumpukan ke-
I II III IV V VI VII VIII IX X
Kelompok 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Kelompok 2 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Kelompok 3 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

Setelah mencatat hasil pengumpulan data yang diperoleh, yaitu


tentang pola bilangan, beda, cara menentukan beda dan sifat bahwa
b=Un – U n−1 dan Un = a + (n – 1)b. dan tumpukan ke 10 yang
nantinya akan menjadi U10.
 Verifikasi (Pembuktian)
11. Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
sampai pada tahap b=Un – U n−1 dan Un = a + (n – 1)b.
12. Jawaban yang diharapkan dari peserta didik adalah :
a. Menenentukan selisih (beda), setelah diamati pola yang terbentuk
dari susunan gelas tersebut jika ingin mengetahui selisih dapat
menggunakan rumus b=Un – U n−1, misalkan kita mengambil suku
ke 3 pada percobaan 1 maka b = U3-(U3-1), b = U3-U2 = 6-4 = 2.
Sehingga didapat beda ( selisih) dari tumpukan gelas pada percobaan
1 tersebut adalah 2 (b=2) terbukti benar dengan cara penyelesaian
menggunakan tabel. Begitupun untuk percobaan 2 dan 3 dilakukan
dengan cara yang sama
b. Menentukan banyak gelas pada susunan kesepuluh, jika yang
diminta pada fase kesepuluh maka kita menggunakan Un = a(suku
pertama) + (n – 1)b. maka didapat untuk percobaan 1 maka didapat
U10 = 2+(10-1)2 = 2+18=20. Jadi terbukti juga bahwa banyak gelas
pada fase kesepuluh adalah sebanyak 20 gelas, jadi setelah
mengetahui rumus suku ke-n siswa diharapkan dengan cepat
menghitung banyaknya suku ke-n tanpa harus mengurutkan dari
awal sampai akhir, karena jika yang diminta adalah suku ke 100
maka cara dengan tabel dianggap tidak efektif dalam menylesaikan
soal tersebut.
 Generalization (Menarik Kesimpulan)
13. Guru memberikan penekanan pada kesimpulan yang disampaikan oleh
peserta didik, diantaranya adalah :
a. Barisan aritmetika merupakan susunan bilangan yang selisih dua
suku yang berurutan selalu sama yang disebut beda (b).
b. Beda (b) = b = Un – Un – 1
c. Rumus suku ke-n barisan aritmetika adalah Un = a + (n – 1 )
14. Kemudian setelah mengetahui kesimpulan dari permasalahan 1, guru
menjelaskan tambahan materi ajar(terlampir) terkait barisan dan deret
aritmatika.
 Aktivitas menyelesaikan LKPD secara berkelompok.
15. Setelah menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, seperti
yang disampaikan diawal pembelajaran yaitu peserta didik melanjutkan
kegiatan pembelajaran dengan menyelesaikan LKPD secara
berkelompok juga.
16. Peserta didik diharapkan dapat memahami permasalahan yang telah
dibahas, sehingga dapat dengan mudah menyelesaikan LKPD yang
diberikan oleh guru.
17. Guru menginformasikan bagi kelompok yang telah menyelesaikan
LKPD, dapat segera dikumpulkan dan diserahkan kepada guru.

Kegiatan Penutup (10 menit)


18. Guru memberikan konfirmasi dan penegasan bahwa dalam
pembelajaran ini, secara keseluruhan adalah : Kesimpulannya bahwa
barisan aritmetika dapat diidentifikasi oleh keberadaan selisih tetap
antara setiap dua suku berurutan. Rumus-rumus yang diberikan
memungkinkan perhitungan beda dan suku ke-n dalam barisan
aritmetika. Formulasi ini mempermudah analisis dan perhitungan dalam
konteks barisan aritmetika.
19. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi(terlmpir)
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
20. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Lampiran :

1. Asesmen Diagnostik (Non-Kognitif)

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apa kabar hari ini?
2 Apakah ada yang sakit hari ini?
3 Apakah kalian dalam keadaan sehat?
4 Apakah anak-anak merasa bersemangat hari ini?
5 Apakah tadi malam sudah belajar?
2. LKPD Nama Anggota Kelompok :
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …

Langkah 1. Marilah kita baca cerita berikut ini!


Ibu Qisya, seorang perajin batik di Yogyakarta dapat
menyelesaikan 9 helai kain batikselama 1 bulan.
Permintaan kain batik terus bertambah sehingga Ibu
Qisya harus menyelesaikan 14 helai kain batik pada
bulan kedua, 19 helai batik pada bulan ketiga, dan 24
helai kain batik pada bulan keempat. Ibu Qisya
menduga, jumlah kain batik untuk bulan berikutnya
selalu 5 helai lebih banyak dari bulan sebelumnya.
Dapatkah anda memperkirakan banyaknya kain batik
yang diselesaikan Ibu Qisya pada bulan ke sepuluh?
Langkah 2. Sebelum menjawab pertanyaan diatas, marilah kita isi tabel dibawah ini berdasarkan
cerita diatas!
Bulan ke- Banyak helai kain

1 9

2 14

3 …

4 …

… …

Apakah selisih dari banyak helai kain batik untuk dua bulan yang berurutan selalu sama?
Jika iya, berapa selisihnya?

Jawab :
Catatan : Apabila selisih yang anda
peroleh sama, maka itu disebut beda dan
dilambangkan dengan (b).

Misalkan :
 Bulan pertama kita sebut sebagai suku pertama dan dilambangkan dengan U 1
 Bulan kedua kita sebut sebagai suku kedua dan dilambangkan dengan U 2
 Bulan kedua kita sebut sebagai suku kedua dan dilambangkan dengan U 3
 dan seterusnya
Maka kita dapat menjabarkan setiap tingkatan bulan tersebut menjadi sebuah pola. Berdasarkan tabel
diatas, marilah kita susun pola berikut ini!

U 1=9=9+ 0 ×5=9+(1−1)×5
U 2=9+5=9+1× 5=9+(2−1)×5
U 3=9+5+…=9+2 × …=9+(3−1)×5
U 4=9+ …+…+ …=9+ … ×…=9+ ( …−… ) × …
U 5=…+…+ …+…+ …=…+ … ×…=…+ ( …−… ) × …
U n =…+ ( …−… ) × …

Misalkan, kita gunakan lambang berikut :


a=suku pertama
b=beda(selisih)
n=banyaknya suku

Maka, U n dapat dituliskan menjadi : U n =¿………………

Rumus di atas dikenal dengan rumus suku ke-n Barisan Aritmatika.


Dapatkah anda simpulkan apa itu Barisan aritmatika menurut pemahaman anda

Jawab :
Setelah mempelajari Kegiatan 1, dapatkah anda memperkirakan banyaknya kain batik yang
diselesaikan Ibu Qisya pada bulan ke sepuluh?

Diketahui : a=…
b=…
n=…
Ditanya : U 10=?
Jawaban :

Coba anda selesaikan dua masalah berikut ini!


Masalah 1
Diketahui suku pertama dari suatu barisan aritmatika adalah 60 dan beda barisan tersebut adalah 6,
maka suku ke-15 barisan tersebut adalah…

Diketahui :

Ditanya :
Jawaban :
Masalah 2
Diketahui barisan aritmatika suku ke-3 dan suku ke-7 adalah 8 dan 20. Tentukan rumus suku ke-n
pada barisan tersebut!

Diketahui :

Ditanya :
Jawaban :

Berikut ini beberapa masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan barisan Aritmatika.
Analisislah permasalahan tersebut dan selesaikan!

Masalah 3
Didalam rumah Annas terdapat sebuah tangga. Tinggi setiap baris
anak tangga adalah 25 cm. Jumlah keseluruhan anak tangga ada 30
baris. Apabila tinggi satu baris anak tangga adalah U 1 dan tinggi dua
baris anak tangga adalah U 2 , tentukan 5 suku pertama dari pola barisan anak
tangga yang terbentuk dan berapakah tinggi tangga tersebut?

Diketahui :

Ditanya :
Jawaban :
Masalah 4
Banyak kursi baris depan pada Gedung Pertunjukan adalah
16 buah. Banyak kursi pada baris dibelakangnya selalu lebih
4 buah dari kursi pada baris didepannya. Jika dalam gedung
ada 32 baris kursi, berapa banyak kursi pada baris ke-32 di
gedung tersebut?

Diketahui :

Ditanya :
Jawaban :

Masalah 5
Suatu pabrik sepatu memproduksi 5.000 pasang sepatu pada tahun pertama. Pada tahun-tahun
berikutnya, hasil produksi turun secara bertahap sebesar 80 pasang per tahun, tentukan pada tahun
keberapa perusahaan tersebut hanya memproduksi 3.000 pasang?

Diketahui :

Ditanya :
Jawaban :

--SELAMAT MENGERJAKAN--
3. Refleksi

LEMBAR REFLEKSI SISWA


NAMA : KELAS :
MATA PELAJARAN : ABSEN :
 Apa yang telah kalian pahami setelah melakukan pembelajaran pada materi Barisan dan Deret
Aritmatika ?
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
 Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran yang telah dilakukan? Jika belum
pada materi apa ?
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………
 Manfaat apa yang kalian rasakan setelah mempelajari materi barisan dan deret Aritmatika?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………….

Anda mungkin juga menyukai