Anda di halaman 1dari 6
DINAS KESEHATAN JRA. Kant No, |= Kab TES, Provinsi NTT, Kode Pos #5511 s PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Nama Kegiatan Laporan Surve 7 Desa di Keeamatan Amanuban Barat Tahun 2022 ‘Tanggal Pelaksanaan + Maret 2022 Penanggung jawab Kegiatan —: Koordinator SKDR Kabupaten TTS Pelaksana : Sarah S, Banamtuan, SKM I. LATAR BELAKANG Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB seperti malaria, DBD, diare, kolera,difteri, antrax, rabies, campak, pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia, Penyakit-penyakit tersebut apabila ‘tidak dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam keschatan masyarakat Indonesia dan menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangea lainnya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VIN/2004 Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadien kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, Jumlah KLB di Indonesia sebanyak 30.448 kasus dengan Case Fatality Rate (CER) sebesar 0,32 (Depkes, 2009). Di Sulawesi Selatan, jumlah KLB mengalami flukruasi dari tahun 2009 hingga 2011. Pada tahun 2009 terdapat 142 KLB (CFR = 5,76%) kemudian ‘menurun pada tahun 2010 menjadi 121 KLB (CFR = 3,89%), namun kembali meningkat pada tahun 2011 menjadi 136 KLB (CFR =3,11%) (Dinkes Prov:Sulsel, 2012). International Health regulation (IHR 2005) Bab II pasal 5 menyatakan bahwa suatu negara harus_mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai dan melaporkan Kejadian sebagaimana ditetapkan lampiran 1 THR, sedini mungkin dan paling Jama lima tahun sejak 11 diberlakukannya THR bagi suatu negara. Indonesia sebagai bagian dari anggota WHO berkewajiban untuk ikut melaksanakannya, Oleh arena itu, pelaksanaan SKD-KLB ditingkatkan kembali pada seluruh wilayah di Indonesia dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons. Strategi yang digunakan pemerintah dalam pengendalian program diare adalah melalui surveilans epidemiologi diare di samping tata laksana penderita sesuai standar, pencegahan, pengelolaan logistik dan pemantauan dan promosi keschatan, cevaluasi program. Masih tingginya kasus diare di Indonesia bukan berarti pemerintah tidak rmelakukan berbagai upaya yang kKomprehensif dalam pengendaliannya, namun karen ompletitas dari maselah dare termasuk di dalamnya sistem survellansnya membuat dare lah di Indone terus-menerus menjadi masal & Dipindai dengan CamScanner Jumlah Kasus diare di Indonesia Tahun 2022 mencapai 307.549 kasus. dengan ematian sebanyak 45 kasus karena diare, Sedangkan Data Dinkes Dukcapil Prov. Nusa ‘Tenggara Timur Menunujukan kasus diare Tahun 2022 sebanyak 15.836 kasus. Data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2022 menunjukan adanya kasus diare sebanyak 234 Kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 3 kasus pada anak-anak, Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu adanya system kewaspadaan dint penyakit potensial KLB di unit-unit pelayanan keschatan yang salah satu bentuknya adalah Laporan Surveilans Penyakit Menular/Wabah khususnya diare oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2022. . TUJUAN a. Tyjuan Umum Untuk mengetahui dan menyediakan data dan informasi epidemiologi sebagai dasar mangjemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program keschatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat danerhadap penyakit- peayakit yang berpotensi wabah. b, Tujuan Khusus ‘Tujuan Khusus dari Surveilans Diare adalah menguatkan kapasitas surveilans, tersedianya data dan informasi yang Komperehensif, meningkatkan kemampuan respon cepat terhadap kejadian penyakit diare dan faktor risiko dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit diare. Il, RUANG LINGKUP a, Lingkup Materi Masalah Kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh Karena itu secara operasional masalah-masalah Kesehatan tidak dapat dselesaikan oleh sector Kesehatan sendiri, diperlukan tata laksana terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sector dan antra program, sehingga perlu dikembangkan subsistem surveilans epidemiologi Kesehatan yang terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi ‘Menular, Surveilans Epidemiologi Peny: Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku, Surveilans Epidemiologi Masalah Keschatan, Surveilans Epidemiologi Keschatan Matra. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular ‘Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular. Penyakit Tidak Menular Merupakan analisis terus menerus b.Surveilans Epidemiologi ddan sistematis teshadap peny: ‘enular.¢ Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan dan sistematis terhadap penyakitdan faktor kungan.d Surveilans Epidemiologi rakittidak menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit m PerilakuMerupakan analisis terus menerus resiko untuk mendukung program penyehatan lin & Dipindai dengan CamScanner masalahkeschatan dan faktor resiko untuk mendukung program-programkesehatan tertentu.e.Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalahkesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program keschatanmatra. b. Lingkup Metode Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan cara wawancara dan pemeriksaan sampel oleh Tim Gerak Cepat (TRC) Dinas Kesehatan Kabupaten Timor ‘Tengah Selatan, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Laporan dari Unit Surveilans Dinas Kesehatan Kab.ITS, telah terjadi berjangkit penyakit diare di Kecamatan Amanuban Barat, Kab.TTS secara berturut-turut selama 12 minggu terakhir. Diare merupakan penyakit potensial KLB yang disertai dengan kematian, Penyakit ini menjadi perhatian abli penyakit menular dunia, terutama risiko terjadinya penularan yang cepat dari manusia ke Diare. Oleh karena, surveilans diare telah dikembangkan dengan cepat di Kabuoaten Atas Angin. KLB diare di Kecamatan Amanuban Barat, telah terjadi sejak minggu ke-10 (Bulan Maret 2022), tepatnya tersebar di 5 Desa dengan jumlsh penderita di Desa Mnelalete sebanyak 420 orang meninggal 8 orang, di Desa Pusu penderita 350 meninggal 7, Desa Oenali penderita 295 meninggal 4, Desa Neonmat penderita 297, meninggal 2, Desa Konkabi Penderita 358, meninggal 3, Desa Kelurahan Kobekamusa penderita 406 meninggal 4, Desa Teas penderita 369 meninggal 2. Selengkapnya dapat disampaikan dalam tabel sebagai berikut : ‘Surveilans Penyakit Diare di Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten TTS, Maret 2021 Desa Penderita Diare Meninggal Mnelalete 420 @ Pusu. 350 7 Ocnali 295 4 Neonmat 297 2 Konkabi 358 3 Kobekamusa 406 4 Teas 369 2 TOTAL — 2500 30 Pengambilan specimen terbadap 200 orang yang tersebar di 7 Desa Kecamatan ‘Amanuban Barat didapati bahwa 80% responden terdapat Bakteri E.Coli yang merupakan penyebab terjadinya diare pada manusia, Pada saat ini, minggu ke 13, 2022, KLB diare masih berlangsung di Kecamatan ‘Amanuban Barat dengan jumlah kejadian semakin Kecil. Surveilans ketat di Puskesmas i 7 Desa ini terus dilakukan, Surveilans ketat dan juga Pustu dan Polindes yang ada & Dipindai dengan CamScanner ilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Amanuban Barat dengan Puskesmas setempat dan juga Tenaga Kesehatan yang ada di Desa. Memperhatikan hasil temuan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi KLB Diare karena Penyebaran Bakteri E.Coli yang telah menular pada masyarakat yang, tinggal di wilayah Kecamatan Amanuban Barat, Langkah-langkah yang perlu diambil adalah : Pertama, semakin memperketat pelaksanaan surveilans epidemiologi diare, terutama Kemungkinan berkembangnya jenis bakteri pada tipe ganas dan penularan manusia ke manusia Kedua, menegakkan promosi keschatan agar masyarakat memahami bahaya penyakit diare; Ketign tata laksanana penderita susuai standar dengan berkoordinasi dengan Gudang Farmasi untuk memperbanyak stok Oralit dan zinc ke Kecamatan Amanuban Barat arena oralit dan Zine penting saat anak banyak kehilangan cairan akibat diare dan kecukupan zine di dalam tubuh balita akan membantu proses penyembuhan; Keempat memperluas sistem kewaspadaan dini diare di seluruh Kabupaten TTS dan daerah daerah Iain yang berdekatan. Bersama ini dilampirkan peta Kecamatan Amanuban Barat dan Desa yang berjangkit KLB diare dan hasil selengkapnya pemeriksaan specimen pada masyaraket selama periode KLB unggas berlangsung. Terlampir Lampiran 1 Peta Kecamatan Amanuban Barat dan Desa yang berjangkit KLB diare & Dipindai dengan CamScanner Hasil Pemeriksaan Spesimen Pada Masyarakat Lampiran 2. ERSEGuuazy saenumnnnenenea| 2. Cara terbaik agar informasi itu bisa sampai kepada pimpinan sebagai suatu pemasaran informasi yang dapat dipahami dan dimanfastkan untuk segera mengambil keputusan adalah dengan membangun komunikasi terus menerus, antara Unit surveilans, dengan unit surveilans dengan unit program dan penelitian juga dimanfaatkan untuk mengetahui kebutuhan program dan penelitian yang dapat didukung oleh unit surveilans epidemiologi. program dan penelitian, sehingga timbul pengertian yang sama. Komunikasi unit agian yaitu: at j | i i i pimpinan, pimpinan sedang tidak sibuk agar penyampaian dapat dimengerti oleh Penyampaian informasi disampaikan dalam waktu secepatnya minimal 1x24 jam supaya Jangkah-langkah penanganan secepatnya agar pimpinan dapat melaporkan dan mengam! Dipindai dengan CamScanner + Membangun komunikasi sccara terus menerus antara surveilans dengan unit program terkait schingga timbul pengertian yang sama dan untuk mengetahui kebutuhan program dan penelitian yang dapat didukung oleh unit surveilans epidemiologi. + Informasi disampaikan pada saat sudah adanya kelengkapan data dan sudah Malaksana siapnya rencana Surveilans KLB termasuk didalamnya SKD Diare, PE dan ‘ diare yang tepat. 4, Evaluasi yang dapat dilakukan yaitu melakukan pengamatan, wawancara,mendata penderita secara tepat dengan kegiatan penyclidikan epidemiologi secara sistematik dan berkesinambungan agar dapat diketahui penyebab KLB Diare secara sepat dan merekomendasikan cara yang tepat untuk pengendalian penanganan kasus diate, PENUTUP Demikian Laporan Surveilans Penyakit diare ini dilakukan dengan rekomendasi kiranya dapat dijadikan acuan untuk Pencegahan dan Penanggulangan kasus Diare di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan. ‘Mengetahui, SoE, 31 Maret 2022 Koordinator Seksi Surveilans dan Imunisasi, Pelaksana Gabrial Gantur, SKM Sarah S. Banamtuan, S.KM NIP : 19651231 198801 1 054 NIP : 19870919 201902 2 002 & Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai