KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR l/MPR/2003
TENTANG
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2002
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI
2020
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR l/MPR/2003
TENTANG
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
SEMENTARA DAN KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2002
Vi + 262 halaman
ii
I. Pasal 2 37
iii
II. Pasal 4 71
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KETETAPAN MAJELIS PERMUSYA-
WARATAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PENIN-
JAUAN TERHADAP MATERI DAN
STATUS HUKUM KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT SEMENTARA DAN
KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1960
SAMPAI DENGAN TAHUN 2002.
Pasal 1
Pasal 2
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia sebagaimana dimaksud di
bawah ini dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan
masing—masing sebagai berikut.
10
YA
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-10
tentang Pengangkatan Wakil Presiden
Republik Indonesia.
11
12
rx—
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-12
Indonesia sampai dengan terbentuknya
undang-undang tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 18,
18A, dan 18B Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
13
1'"
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-13
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 5
14
Y_l_
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-14
Tertib yang baru oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia hasil pemilihan umum tahun 2004.
15
7"
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-15
Peraturan Tata Tertib Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia.
Pasal 6
i n
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-16
Ketetapan MPRS No. III/MPRS/ 1963 tentang
Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi
Indonesia Bung Karno Menjadi Presiden
Republik Indonesia Seumur Hidup.
17
in
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-18
14. Ketetapan MPRS No. XV/MPRS/ 1966
tentang Pemilihan/Penunjukan Wakil
Presiden dan Tata Cara Pengangkatan Pejabat
Presiden.
15. Ketetapan MPRS No. XVI/MPRS/ 1966
tentang Pengertian Mandataris MPRS.
16. Ketetapan MPRS No. XVII/MPRS/1966
tentang Pemimpin Besar Revolusi.
17. Ketetapan MPRS No. XVIII/MPRS/1966
tentang Peninjauan Kembali Ketetapan MPRS
No. III/MPRS/1963.
18. Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/l966
tentang Peninjauan Kembali Produk-Produk
Legislatif Negara di Luar Produk MPRS yang
Tidak Sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945.
19. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/ 1966
tentang Memorandum DPR-GR mengenai
Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia
dan Tata Urutan Peraturan Perundangan
Republik Indonesia.
20. Ketetapan MPRS No. XXI/MPRS/1966
tentang Pemberian Otonomi Seluas-luasnya
kepada Daerah.
21. Ketetapan MPRS No. XXII/MPRS/1966
tentang Kepartaian, Keormasan, dan
Kekaryaan.
19
7‘
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-19
22. Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966
tentang Pembaharuan Kebijaksanaan
Landasan Ekonomi, Keuangan, dan
Pembangunan.
23. Ketetapan MPRS No. XXIV/MPRS/ 1966
tentang Kebijaksanaan dalam Bidang
Pertahanan/ Keamanan.
24. Ketetapan MPRS No. XXVI/MPRS/ 1966
tentang Pembentukan Panitia Peneliti Ajaran-
ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
25. Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966
tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan.
x—n
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-20
30. Ketetapan MPRS No. )OOflll/MPRS/1967
tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan
Negara dari Presiden Soekarno.
22
x—x—
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-22
43. Ketetapan MPR No. II/MPR/l973 tentang Tata
Cara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia.
x!"
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-23
51. Ketetapan MPR No. I/MPR/1978 tentang
Peraturan Tata Tertib Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
24
v.;
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-24
dalam Pasal 3 Ketetapan MPR No. V/
MPR/1973.
59. Ketetapan MPR No. X/MPR/ 1978 tentang
Pengangkatan Presiden Republik Indonesia.
25
x—n
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-25
67. Ketetapan MPR No. VII/MPR/1983
tentang Pelimpahan Tugas dan Wewenang
kepada Presiden/Mandataris Majelis
Permusyawaratan Rakyat dalam Rangka
Pensuksesan dan Pengamanan Pembangunan
Nasional.
68. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1983 tentang
Pengangkatan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
69. Ketetapan MPR No. I/MPR/1988 tentang
Perubahan dan Tambahan Atas Ketetapan
MPR No.I/MPR/1983 tentang Peraturan
Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia.
x—n
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-26
74. Ketetapan MPR No. VII/MPR/1988 tentang
Pengangkatan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
75. Ketetapan MPR No. I/MPR/l993 tentang
Perubahan dan Tambahan Atas Ketetapan
MPR No. I/MPR/l983 tentang Peraturan
Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Sebagaimana Telah
Diubah dan Ditambah dengan Ketetapan MPR
No. I/MPR/ 1988.
76. Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara.
27
28
x—n
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-28
Republik Indonesia sebagaimana Telah
Beberapa kali Diubah dan Ditambah Terakhir
dengan Ketetapan MPR RI No. l/MPR/ 1998.
87. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR RI No. IV/
MPR/ 1983 tentang Referendum.
x—x
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-29
(Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
30
nn
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-30
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
untuk mempersiapkan Rancangan Perubahan
Undang—Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
31
Pasal 7
Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan
32
”C)/4%
Prof. Dr. H.M. Amien Rais
_,—
Wakil Ketua,
an
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-33
34
n_l
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-34
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
35
an
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-35
36
nn
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-36
PASAL 2
37
nn
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-38
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XXV/MPRS/1966
TENTANG
PEMBUBARAN PARTAI KOMUNIS
INDONESIA, PERNYATAAN
SEBAGAI ORGANISASI TERLARANG DI
SELURUH WILAYAH
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BAGI PARTAI KOMUNIS INDONESIA DAN
LARANGAN SETIAP KEGIATAN UNTUK
MENYEBARKAN ATAU MENGEMBANGILAN
FAHAM ATAU AJARAN
KOMUNIS/MARXISME-LENINISME
39
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XXV/MPRS/1966
TENTANG
PEMBUBARAN PARTAI KOMUNIS
INDONESIA, PERNYATAAN
SEBAGAI ORGANISASI TERLARANG DI
SELURUH WILAYAH
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BAGI PARTAI KOMUNIS INDONESIA DAN
LARANGAN SETIAP KEGIATAN UNTUK
MENYEBARKAN ATAU MENGEMBANGKAN
FAHAM ATAU AJARAN
KOMUNISIMARXISNIE-LENINISNIE
41
Menimbang :
a. Bahwa faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-
Leninisme pada inti—hakekatnya bertentangan
dengan Pancasila;
b. Bahwa orang-orang dan golongan-golongan
di Indonesia yang menganut faham atau ajaran
Komunisme/Marxisme—Leninisme, khususnya
Partai Komunis Indonesia, dalam sejarah
Kemerdekaan Republik Indonesia telah nyata-
nyata terbukti beberapa kali berusaha merobohkan
kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia yang
sah dengan jalan kekerasan;
c. Bahwa berhubung dengan itu, perlu mengambil
tindakan tegas terhadap Partai Komunis Indonesia
dan terhadap kegiatan-kegiatan yang menyebarkan
atau mengembangkan faham atau ajaran
Komunisme/Marxisme-Leninisme;
Mengingat :
42
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pasal 1
43
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Ketua,
Ttd
(Dr. A.H. Nasution)
Jenderal TNI.
45
46
47
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XVI/MPR/l998
TENTANG
49
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XVI/MPR/l998
TENTANG
POLITIK EKONOMI
DALAM RANGKA DEMOKRASI EKONOMI
51
53
MEMUTUSK AN
Menetapkan
KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN
RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA TENTANG
54
Pasal l
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasa16
56
Pasal 9
57
Pasal 11
Pinjaman luar negeri oleh swasta sepenuhnya
menjadi tanggung jawab yang bersangkutan selaku
debitur dengan monitoring secara fungsional dan
transparan oleh pemerintah dalam rangka keselamatan
ekonomi nasional.
Pasal 12
Dalam upaya mempercepat pemulihan dan
pertumbuhan ekonomi nasional, diperlukan penanaman
modal asing yang sekaligus diharapkan dapat menjalin
keterkaitan usaha dengan pelaku ekonomi rakyat.
Pasal 13
58
Pasal 15
Pasal 16
59
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR V/MPR/1999
TENTANG
61
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR V/MPR/l999
TENTANG
63
64
65
NIEMUTUSKAN
Pasal 1
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia mengakui hasil pelaksanaan penentuan
pendapat yang diselenggarakan di Timor Timur tanggal
30 Agustus 1999 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa
sesuai dengan persetujuan antara Republik Indonesia
dengan Republik Portugal mengenai Masalah Timor
Timur;
67
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia
untuk :
(1) bersama Badan—badan internasional mengambil
langkah-langkah nyata untuk memberikan
perlindungan terhadap warga Timor Timur sebagai
68
Pasal7
Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
69
70
71
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : XXIXINIPRSI1966
TENTANG
73
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : XXIX/MPRS/l966
TENTANG
75
Menimbang :
a. Bahwa semangat perjuangan melaksanakan
Amanat Penderitaan Rakyat perlu dibina sepanjang
masa;
Bahwa memperjuangkan terlaksananya Amanat
Penderitaan Rakyat merupakan perjuangan yang
universil dalam menyuarakan budi hati nurani
Rakyat, yaitu Kemerdekaan dan Keadilan;
Bahwa kepahlawanan dalam menegakkan dan
melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat perlu
dilanjutkan dari generasi ke generasi dalam
melanjutkan pelaksanaan Revolusi 1945 mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Mengingat :
76
Menetapkan:
Pasal 1
Pasal 2
Menugaskan kepada Pemerintah untuk meneliti
dan melaksanakan yang termaksud dalam pasal 1.
Pasal 3
Ketetapan ini mulai berlaku pada hari ditetapkan.
77
Ketua,
ttd.
(Dr. A.H. Nasution )
Jenderal TNI.
78
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR XI/MPR/1998
TENTANG
PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH
DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI, DAN
NEPOTISNIE
79
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR XI/MPR/1998
TENTANG
PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH
DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI, DAN
NEPOTISME
81
82
83
84
Permusyawaratan dalam
Sidang Istimewa Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia tanggal 10
sampai dengan 13 November
1998 yang membahas
Rancangan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia tentang
Penyelenggara Negara yang
85
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KETETAPAN MAJELIS PERMU-
SYAWARATAN RAKYAT RE-
PUBLIK INDONESIA TENTANG
PENYELENGGARA NEGARA
YANG BERSIH DAN BEBAS
KORUPSI, KOLUSI DAN NEPO-
TISlVIE.
Pasal 1
Pasal 2
(1) Penyelenggara negara pada lembaga—lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus
melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik
dan bertanggung jawab kepada masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
88
« w h o_
H l-Im‘molzo
' Kaus. Wakil Ketua.
” % “. m: o
89
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR XV/MPR/1998
TENTANG
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH;
PENGATURAN, PEMBAGIAN, DAN
PEMANFAATAN SUNIBER DAYA
NASIONAL YANG BERKEADILAN; SERTA
PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN
DAERAH DALAM
KERANGKA NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
91
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR XV/MPR/1998
TENTANG
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH;
PENGATURAN, PENIBAGIAN, DAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA
NASIONAL YANG BERKEADILAN; SERTA
PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN
DAERAH DALAM
KERANGKA NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
93
94
95
96
M E M U T U S K A N
97
Pasal 2
Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip demokrasi dan memperhatikan
keanekaragaman daerah.
Pasal 3
(1) Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber
daya nasional antara pusat dan daerah dilaksanakan
secara adil untuk kemakmuran masyarakat daerah
dan bangsa secara keseluruhan.
(2) Pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara
efektif dan efisien, bertanggungjawab, transparan,
terbuka, dan dilaksanakan dengan memberikan
kesempatan yang luas kepada usaha kecil,
menengah dan koperasi.
Pasal 4
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
dilaksanakan dengan memperhatikan potensi daerah,
luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk, dan
tingkat pendapatan masyarakat di daerah.
98
Pasal 6
Pasal 7
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ketetapan
ini diatur lebih lanjut dengan Undang-undang.
Pasa18
Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
99
M ' —
H . …
Zaki! Kana, s i l Kaus,
” W A , ” dr.AlldulGnhu'
WakilK WaldlKema,
R.I-Imil m
» m m
MW
lil-“a' MSH.
100
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR III/MPR/2000
TENTANG
101
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR III/MPR/2000
TENTANG
103
104
105
106
107
M E M U T U S K A N
Pasal]
(1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan
bahan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan.
108
Pasal 2
Tata urutan peraturan perundang-undangan
merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum
di bawahnya.
Tata urutan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia;
Undang-Undang;
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (Perpu);
Peraturan Pemerintah;
Keputusan Presiden;
Peraturan Daerah.
109
110
111
112
Pasal 7
Pasal 8
113
#7770 fl
PM. m. l-LM. A m
‘
M u m - u m
114
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR V/MPR/2000
TENTANG
115
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR V/MPR/2000
TENTANG
117
118
120
121
Pasal 1
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH
BAB III : KONDISI YANG DIPERLUKAN
BAB IV : ARAH KEBIJAKAN
BAB V : KAIDAH PELAKSANAAN
BAB VI : PENUTUP
Pasal 2
122
Pasal 4
123
Kenn.
M.D.-.mm:—
Weak… wuaka….
..
M.D.-.mw… us!-ugm
Wamxam, ' |<
m m ? “ Dul-I.M. …
mx… Waldlll.
M . M …
124
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
125
126
127
128
129
130
131
132
133
135
136
137
138
140
141
142
:SESEEuE 28: ::…—8 :::—8896 …:::… 5:8 …:… ::…—8 …:::…::…—82: Hwang:
Ga…—_…gu—B :::$$n :$… Enemy—% m5» ammfifi Eng…—?:: maa—…o… 38:85
s :E
IZ E< D AA M< m m— m< — 2 D
7:523:5—:$? oz; Gaze: 65552:
:>::: …:: $ :2 5 7 5 5 9 3
1 2 2 9 2 253mm: 2 3 2 5 3 2 : : 7 3 5 5 2 : : 8:55:
2425244
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-143
fi fi
«Eatonasa mai mafia
€38—:ESWE ton—:58
a fi s
5% ca.—manna… 8&2—
fiflfiog 228 awam: !…:a
9395 RETRE— …ma…“ xx: Emma—um
143
E 5% .833: Summa—asa …
.HE—Egmaa 5%nama: &…:a …ma…“ %: SEE: _5_€9_%__8_& a mas…
mamana—gga ESE gw…—ougw…—Scoresmag REE :uu v3.3a …Eb—
5% “a_i“ …na—Homann… 5395q 83… .2083 5312308 5 : 5 o &…
Buce ::…—% Emma—con Bangsa tau…—Ewa»:— 3.— Jaw—Eggs: usman—8
3: gmana—HB cam—__…o
5% 5 3 :20 mawon—B 5% …
SEO …an—E:… smg»… REE 5.6 SE» …an—E:… “&:a 82% 8:5
mmm—an 9325 E…: Husna.… mmm—an @325 Baa 5 3 3 3 ia
- E E 5% nama“ E…: Eula—E 5% «Saws gmana “b…—E.…— Eula—E
E: 5382 BEBE 5 Sa…… 35-32 __
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-144
144
danau
8 9 :
gw…—o…… .asmow : “ ? q
€33.58 3%“.
mami…—ow anu—8238 gmna…—fimEomEoE 58.358—
828 :… 9:55 o w MEE… 5 3 9 5 amang… qfisgwtomfiofi MEE…
5% Sauna 35808 2385…— :mw amne— 5 % ? ? n :28 5%
:w a s … «
«mm say—«9:08 95… 8 9 3 2 … an…—om %EEom
Saw»: …ma—cow… Ragom 28:85 558a maoe… ami…EG Sawo:
358:5 5 3 8 2 .N mmm &=??q . N _wgooE Eman—om 2:85…—. N
Swag €388— 5%
145
5898583 nama 5:3o icas—8 B… E.… .za—Eiga…
anw,—% «E8 «.58— 5% 3.353 23% amma—Eu… Sasa:— 635.08% :20
wow…? SEE: SEES E:… 5% fig E 8 8 ___…AN sa as as“.
Ha…—8338 x8828— ummuna— =8_=Eo_.m=8_ 228% Mau: mns…
E= d
5“Emu
__…Emwm x2083 Essa—ES REES mms… BE… 5:25.358—
§ § 5% 55… 38… nama: saman—oknum 289— …cq_ :28
quasxaoxcfiufimfico—z . m n » : c : .:… B … o H .… 933n— Ewo… ME…—8… . m
Zed—5.55—:5—4 Zed—Damage 512922 5 2 5 s —
QZ<> 5520M
:…:oan:Mai—i=9?
146
: : : »
.Em—Eg .832 5533— :::
g 53933— 55388 was» u w
Show .oEmuomoc :$… :mm:au::.w:mu::._o:
539… &:o mas… 52:23 :::: 38:23
: g i g M E … a » —
::: Raga—=2: ::…:o: 4 % » 8 8 …ma:…::ESEB aia… 23%::…
…:::?E: …:::— :… :s: 53.6: a:“: E…: Sawo: mms; ::…: 53:32»:
2— :uu—asi
8 diam:… mmm:
SS : ::…: 2m — u u :m
c a a: am
……mgoawge :::55932: wag 38m …::: …:::—…se— Hau—5:35: “3:58 :::..
85…,naaammnswwnmfion:$… 5: 53:88. 88 52880… :::$$$—om…:
5529— 8 8 8 Sag—…:: 6 8 8 5 6 : us…: wmomoE :23 «Ecumgwfig
&&?a ::: :::—:: a:: sa…… E g g us…: ::: 5:23:3— …s:
Eseni—:… Binaan—>… . v …:::—:= 582… «bu—amok + 2 i
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-147
nEo—oe
nEw—:o… ms…» …Eozoxo
Eno… Ewangga»! 8.5…
……SQEEE Eva—cow
mas… 5,5288— 5%
5 5 3 5 9 3 atau»: no?
147
engage—22… 55% was: was» : 8 3
.sn—2% 52% 5:83w : 3 was: …gmcmhcmme—oeg
5% 528 _Eocoxo animo $ 8 9 2 8 5 5 mns… 30:30 wib—
ghauhonfiom «can 5 % : o was»Juga—E :SSBKEE :28 583
…an—:top ms…»___—oce…» Hana Scamwfiwaom 28%o Monako—S…»…
magma—Bea 332: 5% :…t Eons—o «can fiance: Show
$ 5 3 2 3 .ag—“8%“:— 533 53:20… …??—8 ,oEmuomoc 5 % 42:8—
:mmhoanamomox aaaoaov—Eom « S E E S 4 & o got—Em amung
5% 3:53“o icons: usage—Bom game…—MB mas…
anu…“sxwfcu—z .m w % = u _ … a p E o E . n …Eocoxu a_n—En…
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-148
.gm»: 5%
148
samaan max:…mEuaEuE
…an—“E 5% …ga—8238
Ema—Ea Gaw—2:
…ngan… wE—wmqwcos
as:—macan us…»
59582… 5312508 dia»? usungan…Ham—…gan»…—
89% sama:—om no? agunan… mE…» gxmcgromEoE 5%
maav—05% 35… …::…on Eugen 5632982… 6839… 98982: 2855
Eci… pagan—Hog zamzam—oe Eng was» m n s
___—22: 345839: 8 3 8 8 8 mug Manca 55305 5 5 v35
: m a m z n ec q — E o z .o «5 E 3:88 was…
B 8Mu…—om—
Swim . c E % a
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-149
149
gas 53% 53.5… 55
was» 55052… 3 8 5
E…… 3 % angg……ana
.Ew:%==.w=3=€&
5% EBB:samua…Hao… dapatcan 8 8 5 Eng—ocHaw.afiaw
…ng—08% 5% 495% dua… azab—08% 3 8 8 anfimagom anu,—9…
Azra 8 8 8 5 8 5 5 3 =nama—8… sauna auxin—Siva wang
swam—Eon hanmun—>… momok… «mauizéoh H ms…» 58358… ga…—So……. »
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-150
.sb—8 nggawe…
Ewan masa—3:08
gw.—oc asam:“: .mmmSB 5:38…5%
EA. musica—oc mE…» 5 3 8 5 … saga—35808 68588— 53938—
385 ___—22: 3.8: …:::: 58888— 5 5 8 5 mas… ingrown.—
uma—om 5352—8—muram 5 5 3 5 2 0 5 mmm—:no… a.s—Som sam 8 3 : 5 9
.cEEm Egon smaa, wasmmafibn mg… …:…o xflomom
150
agama“—.an “as“. 5% mason Eau»… ENDS «wag—omabs—Eon
58358— 5335 …::—2… 53539— imam“ SEE—m?»:—
5 S 53592… momen u Emma vac: :…s %
…
— a 823 an…—…u… VEE: n fixnmnohsoe amu—08% :
Efimc gaga—8… 5335.: mangaka— momok… Ewangga,:
usage am… E a 5% ME BEN—58 ms…» :28 was» 5 5 : 5 a
nanging Sa…—02 Gauge—cow gue:.nafoh. . w m x n m z s m m c s t o m . w
Eva—Amman E d d i ;
Zao—<img fi g
OM
U 7 3 9 … m — Q Z mmg—5,959
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-151
@
“nama cay—3328,
Gaung 8395 E…:
-Em: Ente…—maoe Suo… 33:85 5333…
151
582% nanggung 5% .::—cam: 5 5 8 3 … Emmoz Ev
5 8 8 6 managemen… 5388— c suasana Ee 532852: …::::
82% zmwEomox acan Susenas…— 5335; 5% 13:35
gantung—o…: Jian.… 938 …:…c 635… MEE! 158: 5355…
55%…om 588082… 25803 22095: :Eomc 53:5a
5 5 9 8 2 : ___—3… wus… … 5% Hmm—a :SEBEom :
gw…—n:“:— gangguan 833 gw…—2033 ESE a g i n g ; 5%
=nxfmww=39>=08 53—59a msg ___? gamma….zomoxaux—BEES
issue €288 8 8 8 53% E888 :28 munca
5 3 3 Egress»:.a «manuamwcflofior—L . a was… su…—S:…BEQL . a
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-152
.wStE-BaEgg:—
Sumo: Ewwwaflomfim
« 9 &“ a8 v — « E m a :
5
a g m m5 o u o 3m o x 2 4
95835 Mac: 895%
menawar»…— 5% Emha,
mas… cma—85552…
mav—m…mmmco_o_…=oe
gas: aficiofiom
:anmamaczmwcgom 5%
152
_…Scmmmcs nafas.—:o:—
:28 53.5: nama
nama nama «=58
.ru—30 =8 …tu—329… . g m o E B 962 5% “iguana—= :20
8 8 8 358 auxin—2: 52% 5 : 5 o gas: Emmasmcom «Eggnog
xmas “av—Sims: 5335…— Giana: 39% ato… J9EE ziv—mah……
fiximEBEuE 83… “amino… Kauman mas…—Eu… 5% 585582…
Emma: :gnmmgszgn scam»… ESE 5% 3585 cv_o 533532…
:83. ada“… masam—5 Emme: Samaun—oxzom …ma—5… gunaan… Emu
5.6 …oE……_a=o……£2m 838— Hsu—maza HSE“ Eman—8 58838—
…mSEmBE mana…—“552. 2 8 5 3 8 3 3 59:59…. 3 =mn==mnm…m>=om.o_
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-153
533:: dab—2:8
cs… :3m Gmane… 5a n : g
38:85 58:35 :
«Suez 833—335:8 mas… 38:85 &n…—:no”…
38:85 58332 Emmoz Samson; :8
n 83 33:09 EEK.— o 52 , —
EiaszamcuE 3.8m Baca Hamann—182…
69558…— magz 4%?»m 525…o 53—98%:8:
E38 :Semua…— mns… :… 5:2 :8 nama Ego…Pam 8:0_…m 8::
153
nama: :3: Hmm…—o… 88 insang… 5:8 833303 :5: Eman—o…
33:85 a_n—:no”… 38:85 Vin—aux 33:85 Magnum
Samoz msa—83… Samoz Sa…—oma… 3353…— css—mix
5 mast:—
:8 nu:B—ER… : gmanxgswsdEE :8
53% 5 5 9 3 mns… =…:o maaaf—l 33° 33:85 &=?a
3 nama: Ea Eman—8 : :$o nb:—:i 8 : 5 3
38:85 E3322 :3. 2:33:38o 5 3 8
8 :2 : u a m x w : _ : o m :30:
n a n g
gamma—Q
Z
E ed—<nama— ada; a d — 5 5 7 5 : —A
G
0725 _m—QZOM
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-154
154
.::—cam: 5588…
5% suasana men……
n9 a 8 g dammah—…o:
3 E…?au—
g
gw…—ou EEG «was? %.…a naungan… tame: gang“.
5% amu—an Gugum E… Ema sasa €382:39% €92;m
m
5«8% su…obnEoE x35.
u % % asa n€2.85 a
NFS—on REES “Es… susuan atom gmna: …ma: gw…—558—
mmm—:no… Emu—SE: nam… “.ae—B a g e 535982: 39% 2 3 5
89:88 95… 5 % ms…aeroa mns… sac 488… 4888…»
Eun:—=… gaga—:$… 38:8:—&…:a 99% 332… 5639…
nafsu—wing)… Hoe—E… “Ease“; . 3 52% maize . a
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VI/MPR/2000
TENTANG
PENIISAHAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA DAN
KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
155
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VI/MPR/2000
TENTANG
PEMISAHAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA DAN
KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
157
158
159
160
MEMUTUSKAN
Menetapkan KETETAPAN MAJELIS
PEMUSYAWARATAN
RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA TENTANG
PEMISAHAN TENTARA
NASIONAL INDONESIA
DAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
161
Pasal2
Pasal3
162
Pasal 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Agustus 2000
”WC/4N;
“of. Dr. H.M. Amin RI:
'l Kena.
DIS. Nuri…
163
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VII/MPR/2000
TENTANG
PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA
DAN
PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
165
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VII/MPR/2000
TENTANG
PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA
DAN
PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
167
168
169
. bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b,
c, d, e, f dan g maka perlu
adanya Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
tentang Peran Tentara Nasional
Indonesia dan Peran Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
170
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor IV/
MPR/ 1999 tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara Tahun
1999-2004;
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor I/
MPR/2000 tentang Perubahan
Pertama Atas Ketetapan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
Nomor II/MPR/1999 tentang
Peraturan Tata Tertib Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia;
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor VI/
MPR/2000 tentang Pemisahan
171
. Permusyawaratan dalam
Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Tanggal 7
sampai 18 Agustus 2000 yang
membahasRancanganKetetapan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
tentang peran Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia,
yang telah dipersiapkan
oleh Badan Pekerja Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia;
172
ME MUTUSK AN
173
Pasal 1
Pasal 2
Peran Tentara Nasional Indonesia
Pasal 3
Pasal 4
Tugas Bantuan Tentara Nasional Indonesia
176
177
Pasal 6
Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pasal 7
Susunan dan Kedudukan Kepolisian Negara
Republik Indonesia
178
Pasal 8
Lembaga Kepolisian Nasional
Pasal 9
Tugas Bantuan Kepolisian Negara Republik
Indonesia
179
Pasal 10
Keikutsertaan Kepolisian Negara Republik
Indonesia
dalam Penyelenggaraan Negara
BAB III
PENUTUP
Pasal l l
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketetapan
ini diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Pasal 12
Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
181
Kaus,
Dn. Nani…
182
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VI/lVIPR/2001
TENTANG
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
183
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VI/MPR/2001
TENTANG
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
185
186
187
Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia
Nomor II/MPR/ 1999
tentang Peraturan Tata Tertib
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
Nomor V/MPR/ 2001;
Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor V/
MPR/2000 tentang Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan
Nasional.
188
189
NIEMUTUSKAN
Pasal 1
Bab I :Pendahuluan
Bab II :Pokok-pokok Etika
Kehidupan Berbangsa
Bab III :Arah Kebijakan
Bab IV :Kaidah Pelaksanaan
Bab V :Penutup.
190
Pasal 3
Pasal 4
f—mGQN;
MIMI-IMAM”
“ & “ l MKQ-l...
4 3 W
human-Jr. W W has-lam
Wakil akilK’
1):. m m m m
191
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
192
194
195
196
197
198
199
6. Etika Lingkungan
20 1
202
204
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VII/MPR/2001
TENTANG
205
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VII/MPR/2001
TENTANG
207
208
209
210
211
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi,
yaitu :
(1) Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
(2) Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang
berlaku sampai dengan tahun 2020;
(3) Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Pasal 2
212
Pasal 3
Pasal 4
Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
213
f—moA, '
Wald! Ketua, Wakil Ketua,
Agus Widhi“
214
Latar Belakang
Dalam upaya mewujudkan cita-cita reformasi
untuk menyelesaikan masalah bangsa dan negara,
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia menetapkan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor VfMPR/ 2000 tentang Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Nasional menugasi
Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia untuk merumuskan Etika
Kehidupan Berbangsa dan Visi Indonesia Masa
Depan.
Dengan adanya rumusan Visi Indonesia Masa
Depan diharapkan penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara pada umumnya,
dan pelaksanaan rekonsiliasi nasional untuk
memantapkan persatuan dan kesatuan nasional
pada khususnya, lebih berlandaskan pemahaman
Visi Indonesia Masa Depan.
Rumusan Visi Indonesia Masa Depan
diperlukan untuk memberikan fokus pada
arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara menuju masa depan yang lebih
baik. Dalam menjaga kesinambungan arah
215
Pengertian Visi
Visi adalah wawasan ke depan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Visi bersifat kearifan intuitif yang menyentuh
hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat.
Visi tersebut merupakan sumber inspirasi,
motivasi, dan kreativitas yang mengarahkan
proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara menuju masa depan yang dicita-
citakan. Penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara diorientasikan ke arah perwujudan
visi tersebut, pada hakikatnya hal itu merupakan
penegasan cita-cita bersama seluruh rakyat.
Bagi bangsa Indonesia, Visi Indonesia
didasari dan diilhami oleh cita-cita luhur yang
telah digariskan para pendiri negara sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
216
217
218
219
220
221
222
Ketujuh, globalisasi
223
1. Religius
224
226
Sejahtera
meluasnya kesempatan kerja dan
meningkatnya pendapatan penduduk
sehingga bangsa Indonesia menjadi sejahtera
dan mandiri;
227
228
Mandiri
229
230
BAB VI
PENUTUP
231
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VIII/
MPR/2001
TENTANG
233
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR VIII/
MPR/2001
TENTANG
235
237
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor
II/MPR/1999 tentang
Peraturan Tata Tertib
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
Nomor V/MPR/ 2001;
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor IV/
MPR/1999 tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara Tahun
1999-2004.
238
MEMUTUSKAN
Menetapkan :KETETAPAN MAJELIS
PEMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG REKOMENDASI
ARAH KEBIJAKAN
PEMBERANTASAN DAN
PENCEGAHAN KORUPSI,
KOLUSI, DAN NEPOTISME
Pasal 1
Pasal 2
Arah kebijakan pemberantasan korupsi, kolusi,
dan nepotisme adalah :
Mempercepat proses hukum terhadap aparatur
pemerintah terutama aparat penegak hukum dan
penyelenggara negara yang diduga melakukan
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
dapat dilakukan tindakan administratif untuk
memperlancar proses hukum.
Melakukan penindakan hukum yang lebih
bersungguh-sungguh terhadap semua kasus
korupsi, termasuk korupsi yang telah terjadi di
masa lalu, dan bagi mereka yang telah terbukti
bersalah agar dijatuhi hukuman yang seberat-
beratnya.
Mendorong partisipasi masyarakat luas dalam
mengawasi dan melaporkan kepada pihak yang
berwenang berbagai dugaan praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang dilakukan oleh
pegawai negeri, penyelenggara negara dan anggota
masyarakat.
Mencabut, mengubah, atau mengganti semua
peraturan perundang-undangan serta keputusan-
241
Pasal 3
242
Pasal4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 November 2001
Kan.
mod};
MM.“…
WakilKum, dlna,
m.m.mumuxum usum
%m 'K
nunmmmrmtm mm Tham'h
w:Ketua. a Wakilna. /
Dn. AM mmm
243
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR IX/MPR/2001
TENTANG
245
KETETAPAN
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR IX/MPR/2001
TENTANG
247
. bahwaMajelisPermusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
mempunyai tugas konstitusional
untuk menetapkan arah dan
dasar bagi pembangunan
nasional yang dapat menjawab
berbagai persoalan kemiskinan,
ketimpangan dan ketidakadilan
sosial-ekonomi rakyat serta
kerusakan sumber daya alam;
248
249
250
. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/2000 tentang
251
Keputusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor
7/MPR/200l tentang
Pembentukan dan Tugas Komisi
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia
pada Sidang Tahunan Majelis
252
. Permusyawaratan dalam
Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Tanggal
1 sampai dengan 9 November
2001 yang membahas
Rancangan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia tentang
Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya
Alam, yang telah dipersiapkan
oleh Badan Pekerja Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia;
. Putusan Rapat Paripurna
ke-7 (lanjutan 2) Tanggal 9
November 2001 Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia.
253
Pasal 1
Pasal 2
254
Pasal 4
256
257
258
259
Pasal 7
Pasal 8
260
”C)/&…;
Wakil Kema, Wakil Kana,
261
v1“—
20998638_KETETAPAN MPR RI NOMOR 1-MPR-2003_T-262
01223453678989 011566