TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensip (PONEK) di Rumah Sakit. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian
dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
managemen yang handal serta sistem rujukan yang baik.
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dimulai dari fasilitas kesehatan primer,
dilanjutkan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dalam hal ini Rumah Sakit PONEK. Proses
perujukan dari fasilitas kesehatan primer ke RS PONEK seringkali mengalami keterlambatan,
baik yang disebakan oleh keterlambatan dalam pengambilan keputusan merujuk,
keterlambatan mencapai tempat rujukan maupun terlambat mendapat penanganan di fasilitas
kesehatan.
Untuk mencegah terjadinya keterlambatan dalam proses rujukan tersebut, maka perlu
dibuat suatu sistem jejaring rujukan. Hal ini untuk meningkatkan komunikasi antara fasilitas
kesehatan yang merujuk dengan RS PONEK yang menerima rujukan. Selain itu pula, untuk
dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer dalam
tanggap terhadap tanda kegawatdaruratan serta dapat melakukan stabilisasi sebelum
melakukan proses rujukan.
1
antenatal pertama kali. Angka capaian tahun 2011 menunjukkan Kunjungan Pertama
Antenatal (K1) mencapai 95%. Sayangnya belum semua ibu tersebut mendapatkan pelayanan
Antenatal berkualitas, mengingat angka kunjungan antenatal minimal 4 kali (K4) lebih kecil
yaitu 89% dan bahkan belum semua mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terampil (Pn. 84%), serta masih cukup banyak yang melahirkan dirumah. Hal ini
cukup memprihatinkan padahal pemerintah telah meluncurkan program JAMPERSAL
(Jaminan Persalinan) dengan tujuan “universal coverage” yang artinya pelayanan persalinan
bagi semua ibu hamil. Walaupun demikian, telah makin banyak persalinan di tolong di
fasilitas kesehatan mulai dari Poskesdes/Polindes, BPS (BIdan Praktek Swasta), Puskesmas,
Rumah Sakit Ibu dan Anak maupun Rumah Sakit Umum baik pemerintah maupun swasta
yang berdampak terdorongnya kematian ke tingkat RS. Selayaknya kematian ibu dan bayi
dapat dicegah sebanyak mungkin, namun pada kenyataannya angka menunjukkan bahwa
kematian menurun sangat lambat dan data menunjukkan bahwa semakin banyak kematian
terjadi di rumah sakit, bahkan dibeberapa provinsi jumlah tersebut sangat meningkat,
walaupun mungkin merupakan rujukan tidak berkualitas.
Hal ini dapat diakibatkan karena pelayanan di tingkat institusi pelayanan belum prima
ataupun terjadi keterlambatan pelayanan rujukan ibu dan BBL/neonatus yang mengakibatkan
sangat terlambat pula ketibaan ibu/BBL/neonatus di fasilitas pelayanan rujukan. Di Indonesia
sudah sangat dikenal istilah “3 terlambat” yang menjadi penyebab kematian ibu dan neonatal
yaitu terlambat pengambilan keputusan di tingkat keluarga, terlambat mencapai fasilitas
pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan di tingkat fasilitas. Oleh sebab itu untuk
mengatasi “3 terlambat” tersebut diatas, perlu disiapkan suatu jejaring sistim pelayanan
rujukan kegawat-daruratan termasuk persiapan keluarga ibu hamil/BBL/Neonatus di tingkat
keluarga, masyarakat baik dari segi sosial ekonomi, pendidikan, budaya, agama sampai ke
tingkat pelayanan dasar di Bidan di Desa, Bidan Praktek Swasta, Puskesmas, praktik dokter,
pelayanan rujukan primer, sekunder dan tertier bila diperlukan.
Salah satu upaya yang dilakukan Rumah Sakit Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten
Way Kanan untuk mengatasi keterlambatan dalam proses rujukan adalah dengan melakukan
pembinaan terhadap jejaring rujukan RS pasien dari tingkat layanan primer ke Rumah Sakit.
b. Khusus
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit terkait panduan sistem jejaring rujukan
2. Terbentuknya Perjanjian Kerja Sama dengan fasilitas Kesehatan jejaring rujukan
2
3. Terlaksananya kegiatan pembinaan jejaring rujukan dalam rangka peningkatan
kompetensi SDM di fasilitas Kesehatan primer.
4. Adanya koordinasi serta monitoring dan evaluasi terhadap pembinaan jejaring rujukan.
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2 Pencatatan rujukan
masuk dan keluar
kasus maternal dan
neonatal
3 Melakukan evaluasi
kegiatan pembinaan
jejaring rujukan RS
Kegiatan pembinaan program jejaring rujukan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal
Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan merupakan pelayanan yang dilakukan setiap kali
kegiatan pembinaan jejaring rujukan terlaksana oleh Tim PONEK untuk kemudian dilakukan
koordinasi secara periode setiap triwulan, semester atau tahunan yang kemudian diserahkan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidian Pagaralam Kabupaten Way
Kanan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan.
Pelaporan serta kegiatan monitoring evaluasi program jejaring rujukan di Rumah Sakit
Umum Daerah Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan dilakukan pada bulan juli
2023, yang meliputi monitoring evaluasi program jejaring rujukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan dari bulan juli sampai dengan
desember tahun 2023.
4
BAB III
MONITORING EVALUASI SERTA RENCANA TINDAK LANJUT
5
LANJUT
-terdapat bidan -Mengedukasi
yang belum bidan-bidan terkait
mengisi partograf pengisian partograf
saat melakukan yang baru
rujukan
-Masih terdapat
beberapa -Memberikan
puskesmas yang edukasi serta materi
belum melakukan terkait stabilisasi
stabilisasi KU pra-rujukan
pasien secara
optimal saat
melakukan
rujukan
BAB IV
6
PENUTUP
Demikian laporan evaluasi kegiatan pembinaan jejaring rujukan RS periode juli sampai dengan
desember 2023. Kiranya laporan kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perbaikan pelayanan
PONEK selanjutnya.
Mengetahui
dr. Febri Jaya Gunawan, Sp.An., S.E., MM.Kes dr. M. Irawan SpOG
NIP 19850224 201411 1 001 NIP 19780303 200501 1 009