Anda di halaman 1dari 91

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Dokumentasi SOAP dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. U


P2a0 Usia 32 Tahun Akseptor Kb Lama Suntik 1 Bulan” yang disusun oleh
mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2023/2024 ini sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang

Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST


NIP. 198006212002122001 NIP. 198209272008012007

Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb


NIP. 198103232008012014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

BAB I .....................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ...................................................................................................................4

1.1 Latar belakang.....................................................................................................4

1.2 Tujuan ..................................................................................................................5

1.3 Metode Pengumpulan.........................................................................................5

1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................6

BAB II ....................................................................................................................................7

TINJAUAN TEORI.................................................................................................................7

2.1 Konsep Managemen Kebidanan Keluarga Berencana ....................................7

BAB III .................................................................................................................................16

TINJAUAN KASUS..............................................................................................................16

BAB IV.................................................................................................................................20

PENUTUP ...........................................................................................................................20

4.1 Kesimpulan........................................................................................................20

4.2 Saran ..................................................................................................................20


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini daat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. dr. Khusnus Khotimah selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya
3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. Kharisma Kusumaningtyas, S. Si. T,. M. Keb. selaku ketua program studi D3
Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
5. Dita Harlidha, Amd.Keb selaku pembimbing praktik klinik kebidanan.
6. Evi Yuni, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3 Kebidanan Sutomo Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat
dibutuhkan.
Surabaya, 28 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindarkan kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Astuti, 2017). KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian
ibu melalui pencegahan kehamilan, pendewasaan usia hamil dan menjarangkan
atau membatasi kehamilan apabila anak dianggap sudah cukup. Setiap wanita
berhak memperoleh informasi dan akses terhadap metode KB yang mereka
inginkan meliputi keefektifitasan, keamanan, keterjangkauan dan juga metode
pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan hukum dan perundang-
undangan yang berlaku. Banyak metode kontrasepsi pasca persalinan yang dapat
digunakan oleh ibu. Metode kontrasepsi tersebut antara lain yaitu kondom dengan
tingkat kegagalan 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun, diafragma dengan
tingkat kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan, spermisida dengan
kegagalan 18-29 kehamilan per 100 perempuan, mini pil dengan efektifitas 98%,
suntik progestin dengan efektifitas 96% maupun IUD dengan tingkat kegagalan 1
dari 125-170 kehamilan (Mulyani, 2015).
Menurut hasil survei pelayanan KB baru BKKBN pasca persalinan atau
keguguran di provinsi Jawa Timur pada bulan Juli 2016, saat ini pengguna alat
kontrasepsi jangka pendek berupa suntik meningkat cukup berarti yaitu berkisar
pada 32% pengguna sehingga telah mencapai angka 61,03%. Sementara itu
terdapat pengguna kontrasepsi IUD (13,68%), MOW (4,91%), kondom (2,48%),
implant (3,30%), kontasepsi pil (14,59%) dengan total peserta KB aktif sebanyak
11.234 orang. Hal ini menunjukkan bahwa capaian KB didominasi oleh penggunaan
KB jenis non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).
Hasil tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
belum tersosialisasinya pelayanan KB pasca persalinan dengan baik dan kurangnya
konseling mengenai KB kepada pasangan usia subur, dukungan pasangan, jumlah
anak serta biaya yang digunakan dalam menggunakan kontrasepsi. Dari beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pasangan usia subur dalam memilih
metode kontrasepsi tersebut diketahui bahwa faktor sosialisasi dan konseling KB
sangat berperan penting, maka dari itu penting adanya konseling KB pada setiap
pasangan mengenai KB dan perlunya tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
kebidanan keluarga berencana, sehingga pengetahuan mengenai KB pada
pasangan usia subur semakin meningkat sehingga mereka dapat memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai dan dapat membantu dalam mewujudkan program
yang dicanangkan oleh pemerintah mengenai keluarga berencana.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada keluarga
berencana sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada ibu
akseptor KB
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada ibu
akseptor KB
c. Mahasiswa mampu menentukan assesment
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan

1.3 Metode Pengumpulan


Asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB disusun dengan cara :
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
2. Wawancara
Melakukan wawancara atau tanya jawab langsung pada klien.
3. Praktik
Melakukan praktik langsung melalui pendekatan.
4. Studi Pustaka
Memakai sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan
dapat membandingkan antara teori dengan praktik.

1.4 Sistematika Penulisan


Cover
Lembar Pengesahan
Daftar isi
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Managemen Kebidanan Keluarga Berencana

2.1.1 Data Subjektif


a. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke pelayanan kesehatan.
b. Riwayat kesehatan
1) Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak diperbolehkan pada ibu yang
menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, miom uterus,
diabetes mellitus disertai komplikasi, penyakit hati akut, jantung dan stroke
(Saifuddin, 2013).
2) Kontrasepsi implan dapat digunakan pada ibu yang menderita tekanan
darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia
bulan sabit (sickle cell) (Saifuddin, 2013).
3) Penyakit stroke, penyakit jantung koroner/infark, kanker payudara tidak
diperbolehkan menggunakan kontrasepsi pil progestin (Saifuddin, 2013).
4) Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas wanita penderita penyakit
jantung dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu diperlukan konseling
prakonsepsi dengan memperhatikan resiko masing-masing penyakit.
Pasien dengan kelainan jantung derajat 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil dan
dapat memilih cara kontrasepsi AKDR, tubektomi atau vasektomi pada
suami (Saifuddin, 2013).
5) Ibu dengan penyakit infeksi alat genital (vaginitis, servisitis), sedang
mengalami atau menderita PRP atau abortus septik, kelainan bawaaan
uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang mempengaruhi kavum
uteri, penyakit trofoblas yang ganas, TBC pelvik, kanker alat genital tidak
diperkenankan menggunakan AKDR dengan progestin (Saifuddin, 2013).
c. Riwayat Obstetri
1) Haid
Untuk mengetahui haid teratur atau tidak karena beberapa alat
kontrasepsi dapat membuat siklus haid menjadi tidak teratur. Siklus haid
beberapa alat kontrasepsi dapat membuat haid menjadi lebih lama dan
banyakdiantaranya implan. Dan apakah ibu mengalami disminore atau
tidak apabila sedang haid, penggunaan alat kontrasepsi iud juga dapat
menambah rasa nyeri saat haid.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Apabila ibu sedang menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan
maka pil kombinasi adalah meode pilihan terakhir. Namun apabila ibu
telah melahirkan namun tidak menyusui dianjurkan untuk menggunakan
pil kombinasi.
Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu pernah menggunakan KB sebelumnya, dan apa
alasan ibu ingin mengganti atau menggunakan KB tersebut.
2.1.2 Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tanda tanda vital
Pil kombinasi dan suntik kombinasi tidak disarankan untuk ibu yang
memiliki riwayat tekanan darah tinggi (sistolik >160 mmHg dan diastolik
>90 mmHg).
2) Pemeriksaan antropometri
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara
kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Penyebab
pertambahan berat badan tidak jelas, terjadi karena bertambahnya lemak
tubuh dan adanya retensi cairan yang disebabkan oleh kurangnya
pengeluaran air dan natrrium (Hartono, 2009). Permasalahan berat badan
merupakan efek samping penggunaan alat kontrasepsi hormonal, terjadi
peningkatan atau penurunan berat badan (Saifuddin, 2009). Perempuan
dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) 30 kg/m merupakan batas maksimal
dalam menggunakan alat kontrasepsi hormonal (Saifuddin, 2009).
b. Pemeriksaan fisik
1) Mata
Normalnya bentuk mata adalah simetris, konjungtiva merah muda, bila
pucat menandakan anemia. Ibu dengan anemia tidak dapat mengunakan
alat kontrasepsi IUD (Saifuddin, 2009 : MK-50). Seklera normal berwarna
putih, bila berwarna kuning menandakan mungkin terinfeksi hepatitis.
Sehingga ibu dengan riwayat hepatitis tidak dapat menggunakan alat
kontrasepsi alamiah (KBA) (Saifuddin, 2009 : MK-75).
2) Leher
Untuk mengetahui ada tidaknya perbesaran pada kelenjar gondok, adakah
tumor/tidak.
3) Payudara
Apakah ada benjolan abnormal pada payudara sebagai antisipasi awal
apabila terdapat tumor pada payudara atau riwayat kanker payudara tidak
diperboleh menggunakanalat kontrasepsi hormonal.
4) Abdomen
Untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan atau nyeri perut bagian bawah
kemungkinan terjadi kehamilan ektopik, infeksi saluran kemih, atau radang
panggul tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD
5) Genetalia
Pada kasus spoting untuk mengetahui perdarahan dan mengetahui adanya
flour albus terlihat bercak darah berupa flek-flek berwarna kemerahan,
ataupun kecoklatan.
6) Anus
7) Untuk mengetahui ada tidaknya hemoroid dan varises.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan kepada ibu dengan pemilihan alat
kontrasepsi tertentu. Pada kondisi tertentu, calon/akseptor KB harus menjalani
beberapa pemeriksaan penunjang untuk melengkapi data yang telah
dikumpulkan dan keperluan menegakkan adanya kehamilan, maupun efek
samping atau komplikasi penggunaan kontrasepsi. Beberapa pemeriksaaan
laboratorium yang harus dilakukan pada calon/akseptor KB yaitu pemeriksaan
tes kehamilan, USG, radiologi, untukmemastikan posisi IUD maupun implan,
kadar hemoglobin,kadar gula darah, dan lain-lain.
2.1.3 Assesment

P....A... calon akseptor Kb Suntik 1 Bulan.

2.1.4 Penatalaksanaan
1. Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan
2. Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya (pengalaman KB, kesehatan
reproduksi, tujuan, kepentingan).
3. Gunakan ABPK untuk menguraikan beberapa jenis kontrasepsi, meliputi
jenis, keuntungan, kerugian, efektifitas, indikasi dan kontraindikasi.
4. Bantulah klien untuk menentukan pilihannya. Anjurkan klien untuk memakai
metode lain apabila ia berhenti memakai MAL atau jika dia menginginkan
perlindungan tambahan. Metode lain yang baik selama menyusui adalah
metode non-hormonal seperti kondom, AKDR, Kontap. Metode yang hanya
berisi progestin juga bisa dipakai selama menyusui (suntik 3 bulanan,
implan). Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah partus, maka
klien harus merencanakan kelahiran di rumah sakit atau puskesmas.
Pemasangan dapat segera dilakukan segera setelah plasenta lahir hingga 48
jam setelah partus. Jika tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu untuk
dapat dipasang.
5. Jelaskan tentang KB IUD (AKDR) merupakan alat kecil yang dipasang dalam
rahim, sangat efektif dan aman, dapat dicabut kapan saja Anda inginkan,
bekerja hingga 10 tahun tergantung jenisnya, dapat menambah pendarahan
haid atau menyebabkan kram, dan tidak melindungi dari HIV AIDS dan IMS.
6. Jelaskan mengenai KB Implan yaitu 1 sampai 2 batang kecil yang diletakkan
di bawah kulit lengan atas, efektif selama 3-5 tahun, tergantung jenis implan,
mudah untuk berhenti, bisa dikeluarkan kapan saja, aman bagi hampir semua
perempuan, biasanya mempengaruhi haid, tidak melindungi terhadap HIV
AIDS dan IMS.
7. Jelaskan mengenai KB suntik 3 bulan yaitu Suntikan diberikan setiap 3 bulan
Sangat efektif, mudah untuk berhenti namun perlu waktu untuk dapat hamil,
aman bagi hampir semua perempuan, merubah haid bulanan, dan tidak
melindungi terhadap HIV/IMS.
8. Jelaskan mengenai kontrasepsi mantap (kontap). Tubektomi merupakan
tindakan operasi, rahim tidak diangkat ibu masih bisa mendapat haid, metode
yang tidak mudah dikembalikan ke semula hanya untuk ibu yang tidak
menginginkan anak lagi, sangat efektif, aman bagi hampir semua ibu, tidak
ada efek samping jangka Panjang dan tidak melindungi terhadap HIV/AIDS-
IMS.
9. Jelaskan mengenai KB kondom yaitu dapat mencegah kehamilan dan IMS
termasuk HIV, sangat efektif bila digunakan setiap kali bersenggama, bisa
hanya kondom dan atau bersama dengan metode KB lain, dan mudah
didapat dan digunakan.
10. Diskusikan pilihan tersebut dengan pasangan klien.
11. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
12. Pesankan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada masing-masing alat kontrasepsi
kepada calon akseptor KB yaitu:

a. Alat kontrasepsi MAL (Saifuddin, 2009)


1) Anjurkan klien memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu
melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam
pencernaannya.
2) Anjurkan klien agar tidak mengehentikan ASI untuk mulai suatu metode
kontrasepsi. Ibu yang menyusui yang mensruasinya belum muncul
kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin
yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi).
b. Alat kontrasepsi Suntik Progestin (Siswishanto, 2009)
1) Berikan kontrasepsi suntikan progestin pada klien
2) Jelaskan pada klien tentang efek samping kontrasepsi suntikan progestin
dan penanganannya. Supaya ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Menurut saifuddin (2009 : MK-47 – MK-48) efek samping yang bisa terjadi
yaitu : amenorea, perdarahan atau perdarahan bercak (spotting),
meningkatnya/menurunnya berat badan.
3) Anjurkan klien untuk kembali 12 minggu lagi, berikan tanggal pastinya.
Pemberian jadwal yang tepat dan tertulis akan memudahkan ibu untuk
mengingat/kembali suntik ulang secara tepat.
4) Anjurkan klien agar kembali ke klinik sebelum waktu suntik ulang yang
dijadwalkan apabila mengalami perdarahan banyak pervaginam dan
terlambat menstruasi (pada pola haid yang biasanya teratur).
c. Alat kontrasepsi PilProgestin (Siswishanto, 2009)
1) Berikan kontrasepsi pil progestin pada klien. Pemberian pil progestin
secara tepat, sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi obat.
2) Berikan instruksi pada klien tentang bagaimana menggunakan kontrasepsi
pil, efek samping dan penanganannya, masalah atau komplikasi yang
mengharuskan klien kembali ke klinik dan apa yang harus dilakukan bila
lupa minum pil. Supaya ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Menurut Saifuddin (2009 : MK-53) efek samping dari kontrasepsi pil
progestin, yaitu : amenorea, perdarahan tidak teratur/ spotting
3) Diskusikan kunjungan ulang dengan klien dengan pemberian jadwal yang
tepat dan tertulis akan memudahkan ibu untuk mengingatkan/kembali
suntik ulang secara tepat.
4) Yakinkan klien untuk kembali setiap saat apabila masih ada pertanyaan
atau masalah.
d. Alat kontrasepsi implan (Siswishanto, 2009)
1) Berikan konseling pra pemasangan implaan. Jelaskan kemungkinan efek
samping kontrasepsi implaan, proses pemasangan implaan dan apa yang
akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan, berikan informed consent. Dengan pengetahuan yang baik
klien akan termotivasi untuk lebih mudah bekerjasama dengan tenaga
kesehatan.
2) Lakukan penapisan calon akseptor KB implan
3) Lakukan pemasangan implaan.
4) Berikan konseling pasca pemasangan implaan.
5) Jelaskan pada klien apa saja yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping. Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya. Menurut Saifuddin
(2009: MK-58 – MK-59) efek samping penggunaan kontrasepsi implaan,
yaitu :
a) Amenorea
b) Perdarahan bercak (spotting) ringan
c) Ekspulsi
d) Infeksi pada derah insersi
e) Berat badan naik/turun.
f) Beritahu klien kapan harus datang lagi ke klinik untuk kontrol atau
sewaktu-waktu ada keluhan.
6) Ingatkan kembali masa pemakaian implaan. Ibu tidak lupa tanggal
pencabutan implaan.
7) Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi atau ingin mencabut kembali implint tersebut.
8) Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang. Observasi terjadi ekspulsi atau tidak.
e. Alat kontrasepsi IUD(Siswishanto, 2009)
1) Berikan konseling pra pemasangan IUD. Jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping kontrasepsi IUD, jelaskan pada klien bahwa
perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul, jelaskan proses
pemasangan IUD dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan, berikan informed consent. Ibu
dapat menerima perubahan yang terjadi setelah pemasangan KB IUD.
2) Lakukan penapisan calon akseptor KB IUD. Memastikan ibu cocok dalam
menggunakan KB IUD.
3) Lakukan pemasangan IUD
4) Berikan konseling pasca pemasangan IUD
5) Ajarkan pada klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang IUD dan
kapan harus dilakukan.
6) Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping.
Agar Ibu dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi setelah
pemasangan KB IUD. Menurut Saifuddin (2009 : MK-79) efek samping
penggunaan kontrasepsi IUD, yaitu :
a) Amenorea
b) Kejang
c) Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
d) Benang yang hilang
7) Adanya pengeluaran cairan dari vagina/ dicurigai adanya PRP Beritahu
klien kapan harus datang lagi ke klinik untuk control. Kontrol ulang
digunakan untuk memastikan IUD masih terpasang dengan baik
8) Ingatkan kembali masa pemakaian IUD. Ibu tidak lupa dengan tanggal
pencabutan IUD.
9) Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi atau ingin mencabut kembali IUD tersabut.
10) Lakukan observasi selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang. Observasi apakah terjadi perdarahan yang disebabkan oleh
perforasi.
f. Alat kontrasepsi Tubektomi(Siswishanto, 2009 :42-43)
1) Teliti dengan seksama untuk memastikan bahwa klien telah memenuhi
syarat sukarela, bahagia dan sehat. Memastikan ibu mantap dan
menggunakan kontrasepsi tubektomi.
2) Pastikan klien mengenali dan mengerti keputusannya untuk melakukan
tubektomi. Ibu dapat beradaptasi menerima perubahan yang terjadi
setelah dilakukan tubektomi.
3) Berikan informed consent. Ibu setuju dengan tindakan yang dilakukan
4) Berikan konseling sebelum pelayanan
a) Jelaskan bahwa sebelum prosedur tubektomi akan dilakukan
pemeriksaan fisik dan dalam (bimanual).
b) Lakukan penapisan calon akseptor kontrasepsi tubektomi
c) Jelaskan tentang teknik operasi, anestesi lokal, dan kemungkinan
rasa sakit atau tidak nyaman selama operasi.
5) Berikan konseling pasca tindakan tubektomi.
a) Jelaskan pada klien untuk menjaga agar daerah luka operasi tetap
kering.
b) Yakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali setiap saat bila terjadi
nyeri, perdarahan luka operasi atau pervaginam dan demam.
c) Jelaskan pada klien kapan senggaman dapat dilakukan dan jadwal
kunjungan ulang.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 02 Oktober 2023
Pukul : 09.00 WIB
Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi

A. Data Subjektif
1) Biodata
Nama : Ny. U Nama Suami : Tn. R
Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dukuh Kupang Barat 9/8
2) Alasan Datang
Ibu datang ingin suntik KB 1 bulan sesuai jadwal
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4) Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 6-7 hari
Keluhan : Tidak ada
5) Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu

Riwayat Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Ana Usia Penyul Penolon Cara Tempat Penyul Se BB/P H/M Usia ASI Penyul
k ke Ibu it g it x B it

1. 26 Tidak Bidan Norm PKM Tidak L 2950 Hidu 7 2 Tidak


ada al ada gram p tahu tahu ada
n n
2. 30 Tidak Bidan Norm RS Tidak P 3100 Hidu 2 8 Tidak
tahu ada al ada gram p tahu bula ada
n n n

6) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah menggunakan KB IUD ± 5 tahun setelah anak pertama
usia 5 tahun. Kemudian berganti menggunakan KB suntik 1 bulan setalah anak
kedua usia 8 bulan sampai sekarang.
7) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan
darah tinggi maupun menderita kanker seperti kanker payudara
8) Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung,
tekanan darah tinggi maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun
jenis kanker yang lain
9) Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB
tertentu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Suhu : 36,oC
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat badan : 57 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih
(tidak ikterik)
c. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak
ada benjolan abnormal
d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada
nyeri tekan
e. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal, tidak condiloma akuminata maupun condiloma lata
f. Anus : Tidak terdapat haemoroid
g. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
C. Analisa
Ny.U P2A0 Usia 32 Tahun dengan Akseptor Lama KB Suntik 1 Bulan
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (TD 110/60 mmHg, N 84
kali/menit, Suhu 36,oC, RR 20 kali/menit, BB 57 kg) dan menjelaskan bahwa
kondisi ibu baik
2. Mempersiapkan alat dan bahan seperti spuit 3cc, kapas alkohol dan obat KB
suntik 1 bulan (Cyclofem)
3. Memposisikan ibu dalam posisi tengkurap
4. Melakukan prosedur penyuntikan KB suntik 1 bulan dengan memberikan suntikan
di 1/3 SIAS dan coccyx dengan sudut 900 secara IM, melakukan aspirasi sebelum
menyuntik KB dan cabut jarum secara perlahan setelah KB disuntikkan, serta
tekan bekas suntikan dengan menggunakan kapas alkohol
5. Memberitahu ibu untuk tidak menggosok bagian yang telah disuntik
6. Memberitahukan ibu jadwal kunjungan ulang selanjutnya yaitu pada tanggal 30
Oktober 2023
7. Melakukan dokumentasi di buku register dan kartu KB ibu
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. U P2A0 dengan akseptor Lama
KB suntik 1 bulan (Cyclofem) pada tanggal 02 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB di
Puskesmas Dukuh Kupang. Data subjektif didapatkan bahwa ibu datang ingin
suntik KB dan tidak terdapat keluhan. Data objektif didapatkan bahwa keadaan
umum baik, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 84 x/menit, pernapasan 20
x/menit, dan suhu 36,7oC dalam batas normal, serta berat badan 57 kg. Dari
pengkajian data penulis dapat menentukan diagnosa dan masalah yang
selanjutnya sebagai dasar asuhan kebidanan yang akan diberikan pada ibu yaitu
diagnosa “Ny. U P2A0 usia 32 tahun akseptor lama KB suntik 1 bulan”.
Pada diagnosa dan masalah tersebut, penulis melakukan asuhan kebidanan
yaitu Penyuntikan KB suntik 1 bulan. Setelah memberikan KB suntik 1 bulan, Ny.
U diberikan konseling bahwa dan memberitahukan ibu jadwal kunjungan ulang
selanjutnya yaitu pada tanggal 30 November 2023.
4.2 Saran
1. Bagi Penulis
Meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
standar kebidanan, sehingga dapat mengaplikasikan dalam praktik klinik
kebidanan selanjutnya
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan khususnya bidan dapat melakukan skrining/deteksi dini
untuk ibu hamil yang beresiko rendah dan ibu hamil yang beresiko tinggi,
sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat dan dapat mencegah
terjadinya komplikasi untuk mengurangi angka kematian ibu maupun bayi
3. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta
didik agar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care.
DAFTAR PUSTAKA

Diana, S.(2017).Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care.Surakarta: CV Kekata Grup.


Kemenkes RI.(2015).Kebutuhan Tidur Manusia Berdasarkan Usia.Jakarta: Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI.(2019).Profil Kesehatan Indonesia 2018.Jakarta.
Manuaba, I. A.(2010).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2.Jakarta: EGC.
Manuaba, I. A.(2013).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2.Jakarta: EGC.
Saiffudin, A. B.(2010).Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Susilowati, Endang.(2012).KB Suntik 3 Bulan dengan Efek Samping Gangguan Haid dan
Penanganannya.Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Varney.(2007).Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. I Akseptor Baru
Kb Pil Kombinasi” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2023/2024
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang


Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST


NIP. 198006212002122001 NIP.198209272008012007

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb


NIP. 198103232008012014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini daat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. dr. Khusnus Khowatin selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya
3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. Kharisma Kusumaningtyas, S. Si. T,. M. Keb. selaku ketua program studi D3
Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
5. Dita Harlidha, S.ST selaku pembimbing praktik klinik kebidanan.
6. Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3
Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat
dibutuhkan.
Surabaya, 28 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................xxiv


BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum..............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus .............................................................................................2
1.3 Pelaksanaan ........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan ..............................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana......................................................................3
2.1.1 Pengertian ...................................................................................................3
2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana ........................................................................4
2.1.3 Sasaran Keluarga Berencana .......................................................................4
2.1.4 Manfaat Keluarga Berencana......................................................................4
2.1.5 Konseling Keluarga Berencana ....................................................................5
2.1.6 Metode Keluarga Berencana.......................................................................8
2.1.7 Tinjauan Kontrasepsi Pil Progestin ............................................................11
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana.......................................................11
2.2.1 Langkah I : Pengumpulan dan Analisa Data Dasar ....................................12
2.2.2 Langkah II : merumuskan diagnosa/masalah aktual .................................13
2.2.3 Langkah III : merumuskan diagnosa/masalah potensial. ..........................13
2.2.4 Langkah IV : melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi ...................14
2.2.5 Langkah V : Perencanaan tindakan/intervensi..........................................14
2.2.6 Langkah VI : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan .............................14
2.2.7 Langkah VII : Evaluasi ................................................................................14
2.3 Dokumentasi Kebidanan ........................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................16
3.1 Data Subjektif.........................................................................................................16
3.2 Data Obyektif ..........................................................................................................18
3.3 Analisa Data ............................................................................................................19
3.4 Penatalaksanaan .....................................................................................................19
BAB IV ...............................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan segera setelah ia
mendapatkan haid yang pertama (menarke), dan kesuburan seorang perempuan akan
terus berlangsung sampai mati haid (menopause).
Kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya risikonya paling rendah untuk ibu
dan anak, adalah antara 20-35 tahun sedangkan persalinan pertama dan kedua paling
rendah risikonya bila jarak antara dua kelahiran adalah 2 - 4 tahun.
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan mengatur
jarak waktu kelahiran mereka.Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode
kontrasepsi dan tindakan infertilitas.
Selain itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju
pembangunan di berbagai bidang, oleh karena itu upaya mengatasi
permasalahan ledakan penduduk tersebut, pemerintah Indonesia telah menerapkan
program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengendalikan
pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk tidak memfokuskan
pada masalah pengendalian penduduk saja, namun masalah Pembangunan
Keluarga Berencana.
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016. Secara regional,
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan kontrasepsi
modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir.Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%
,di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6% sedangkan di Amerika Latin dan
Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%.Diperkirakan 225 juta perempuan
dinegara-negara berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi, kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
kontrasepsi masih terlalu tinggi.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswi mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
keluarga berencana melalui manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif pada klien.
1.2.2 Tujuan Khusus
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses
asuhan kebidanan fisiologis serta mendapatkan pengalaman dalam
melakukan asuhan kebidanan fisiologis. Mahasiswa diharapkan mampu :
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu akseptor lama
KB pil progestin.
2) Menginterpretasi data serta menentukan diagnose kebidanan, masalah,
dan kebutuhan pada bayi ibu akseptor lama KB pil progestin.
3) Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial pada ibu akseptor lama
KB pil progestin.
4) Menilai adanya kebutuhan, tindakan segera, dan kolaborasi atau rujukan
pada ibu akseptor lama KB pil progestin.
5) Merencanakan tindakan yang dilakukan kepada ibu akseptor lama KB pil
progestin.
6) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan ibu akseptor lama KB pil
progestin
7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan ibu akseptor lama KB pil
progestin.
1.3 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilakukan ketika mahasiswa melaksanakan praktik klinik di
Puskesmas Porong Sidoarjo pada periode Tanggal 27 Maret – 17 April 2023.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan au
kebidanan ini terdiri dari bab 1 pengkajian yang menguraikan tentang belakang kasus,
tujuan penulisan, pelaksanaan, dan sistema penulisan.
Pada bab 2 landasan teori menguraikan mengenai konsep dasar dan asuhan
kebidanan yang meliputi tentang pengkajian data, diagnosamasalah, diagnose
potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana
tindakan, evaluasi, serta dokumentasi asuhan kebidanan. Kemudian pada bab 3 yaitu
tinjauan kasus, menguraikan tentang 7 langkah varney yaitu identifikasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan
segera dan kolaborasi, rencana tindakan, tindakan/intervensi dan evaluasi, serta
melakukan pendokumentasian (SOAP).
Pada bab 4 yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah
dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana


2.1.1 Pengertian
Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Anggraini, dkk, 2019). Keluarga berencana tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan serta
menjarangkan kehamilan (Pinem, dkk, 2018)
Menurut WHO (Expert Committe,2017) dalam Pinem (2018), manfaat KB
yaitu membantu individu/pasangan suami istri untuk :
a) Mendapatkan objektif-objektif tertentu.
b) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
c) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
d) Mengatur interval diantara kehamilan.
e) Mengontrol waktu saat-saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri.
f) Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk 5 tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh
bagi pelaksana program KB dimasa yang datang untuk mencapai keluarga KB
berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan khusus program KB adalah meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk indonesia, terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya
manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2.1.3 Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
2.1.4 Manfaat Keluarga Berencana
1) Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka
manfaatnya:
a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek
b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat,
dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya
2) Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:
a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang
mengandungnya dalam keadaan sehat
b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan, dan
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang
diinginkan dan direncanakan
3) Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:
a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya
lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang
cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang
dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk
mempertahankan hidup semata-mata
4) Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat:
a. Memperbaiki kesehatan fisiknya
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu luang untuk
keluarganya
5) Untuk seluruh keluarga, manfaatnya:
Kesehatan fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga
tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota
keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan
2.1.5 Konseling Keluarga Berencana
1. Pengertian
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu
masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan,
kebutuhan, dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang
membantu orang lain dengan komunikasi dalam kondisi saling
pengertian bertujuan untuk membangun hubungan.
Orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran
dan perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi,
melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga
dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang. Jadi,
konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang
mendalam, dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan
konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah
laku/sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
2. Manfaat Konseling
a. Meningkatkan penerimaan Informasi
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara
mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien
b. Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien.
c. Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana
menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi
yang keliru tentang cara tersebut
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut
memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya, dan mengatasi
efek sampingnya.
3. Jenis Konseling
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu:
a. Konseling Awal
1. Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
2. Bila dilakukan dengan objektif, langkah ini akan
membentuk klien untuk memilih jenis KB yang cocok
untuknya
3. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini:
a) Menanyakan langkah yang disukai klien
b) Apa yang diketahui tentang cara kerjanya,
kelebihan, dan kekurangannya
b. Konseling Khusus
1. Memberi kesempatan klien untuk bertanya tentang cara KB
dan membicarakan pengalamannya
2. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yang
diinginkannya
3. Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok
dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
c. Konseling Tindak Lanjut
1. Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
2. Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah
yang serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang
ringan yang dapat diatasi di tempat)
4. Langkah-Langkah Dalam Konseling
Menurut Handayani (2018) ada 6 langkah yang sudah dikenal dengan
kata kunci SATU TUJU. Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan
berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
1. SA: Sapa dan salam
a. Sapa klien secara terbuka dan sopan
b. Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
c. Bangun percaya diri pasien
d. Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa
yang dapat diperolehnya.
2. T: Tanya
a. Tanyakan informasi tentang dirinya
b. Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan
reproduksi
c. Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
3. U: Uraiakan
a. Uraikan pada klien mengenai pilihannya
b. Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta
jelaskan jenis yang lain
4. TU: BANTU
a. Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya
b. Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
5. J: Jelaskan
a. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
b. Jelaskan bagaimana penggunaannya
c. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
6. U: Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
2.1.6 Metode Keluarga Berencana
1. Metode Sederhana
1) Kondom
Kondom adalah selubung /sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagi bahan seperti latex (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani dipasang pada penis pada saat hubungan
sexual).Cara kerjanya: menghalangi terjadinya pertemuaan sperma
dan sel telur, mencegah penularan mikroorganisme
2) Diafragma
Diafragma adalah Kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
(karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya menghalangi sel mani
masuk kedalam kanalis servikalis. Diafragma dipasang sebelum
koitus dan dikeluarkan 6-8 jam setelah koitus selesai
3) Spermisida. Spermisida adalah sat kimia yang dapat melumpuhkan
sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang
hubungan seks. Cara kerjanya melumpuhkan dan mematikan
sperma atau sel mani, menutup mulut serviks (cervical prop)
4) Coitus terputus (senggama terputus) adalah suatu metode
kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intra vaginal. Cara kerjanya penarikan penis dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi, dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan
diluar untuk mencegah sel mani masuk arena fertilisasi
5) Pantang berkala. Pantang berkala adalah tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri yaitu sekitar terjadinya ovulasi.
Metode pantang berkala dikenal dua sistem yaitu :
a. Pantang berkala dengan sistem kelender adalah cara Keluarga
Berencana Alamiah (KBA) dimana hari subur ditaksir
berdasarkan kumpulan catatan siklus haid dari 6-12 bulan
terahkir. Untuk menetukan masa subur istri dipatokan sebagai
berikut: (1) Ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan
datang. (2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam
setelah ejakulasi. (3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
(Wiknjosastro, 2005).
b. Sistem mengukur suhu badan basal adalah cara Keluarga
Berencana Alamiah (KBA) dimana masa tidak subur
diperkirakan/ditetapkan berdasarkan adanya perubahan suhu
basal badan sesaat setelah ovulasi. Cara kerjanya menjelang
ovulasi yaitu suhu badan turun (pada hari ke-12 dan 13 siklus
haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, suhu akan naik sampai
lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16
siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang akan lebih
pendek namun lebih meninggikan efektifitas metode pantang
berkala (Mochtar, 2018)
2. Metode Modern
1. Hormonal
a) Pil KB
a. Progesteron only pil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron.
b. Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi
progesteron dan estrogen.
c. Pil sequensial adalah pil yang mengandung komponen yang
disesuaikan dengan system hormonal tubuh yang
mengandung estrogen dan progesteron.
d. Pil KB exluton adalah pil yang mengandung progesteron dan
disiapkan untuk ibu yang memberikan ASI
b) Suntikan KB
a. Depo provera yang mengandung medroxy progesteron asetat
150 mgr.
b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesetron asetat 50
mg dan komponen estrogen.
c. Norigest 200 mgr yang merupakan derivat tetesteron.
c) Susuk KB.
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan
36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg
keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan
75 mg levonor-gestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
2. Mekanis
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim untuk
menghambat masuknya spermatozoa. Cara kerjanya, menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
3. Metode Mantap
a. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
Dengan mengoklusi tuba fallopi, mengikat dan memotong atau
memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
b. Vasektomi Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
2.1.7 Tinjauan Kontrasepsi Pil Progestin
1. Mekanisme:
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
2. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui,
haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh
perempuan, dapat dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari..
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses
manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi langkahlangkah yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai
dengan klien.
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah:
2.2.1 Langkah I : Pengumpulan dan Analisa Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap,
menyeluruh dan fokus yaitu menanyakan riwayat kesehatan yang meliputi:
apakah ada penyakit yang diderita selama menjadi akseptor suntikan depo
progestin misalnya perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala, nyeri
pada mammae dan perut.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
i. Anamnese meliputi : melakukan tanya jawab untuk memperoleh data
meliputi : riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat
obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat ginekologi dan
riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi,
dan psikologi.
ii. Pemeriksaan fisik meliputi : keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi dan dilakukan
pemeriksaan penunjang bila perlu. Tahap ini merupakan langkah yang
menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan
kasus yang dihadapi akan menentukan, oleh karena itu proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan
klien yang sebenarnya.
2.2.2 Langkah II : merumuskan diagnosa/masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar, terhadap diagnosa
atau masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan, sehingga ditemukan masalah dan diagnosa keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa, tetapi sudah membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam
sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Berdasarkan teori , efek samping yang sering timbul yaitu:
i. Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi kecuali pada pemakaian cyclofem.
ii. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan. Metrorhagia yaitu perdarahan yang
berlebihan jumlahnya.
iii. Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan
lahir dan terasa mengganggu (jarang terjadi).
iv. Perubahan berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan
setelah menggunakan kontrasepsi suntikan. Seringkali berat badan
bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi.
v. Pusing dan sakit kepala. Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi
pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Insiden
sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor.
vi. Hematoma. Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan dibawah kulit. Jika didapatkan keluhan maka dapat di
diagnosa sebagai efek samping dari suntikan depo progestin.
2.2.3 Langkah III : merumuskan diagnosa/masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial
lain, yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi dilakukan
asuhan yang aman (Maryunani, Anik. 2015)
2.2.4 Langkah IV : melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi (Maryunani, Anik. 2015)
2.2.5 Langkah V : Perencanaan tindakan/intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasikan atau diantisipasi.
Rencana tindakan komperhensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta
hubungannya dengan masalah yang dialami oleh klien, serta konseling bila
perlu mengenai ekonomi, agama, budaya ataupun masalah piskologis.
Rencana harus disetujui oleh klien sebab itu harus berdasarkan rasional yang
relevan dan kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus secara
teoritas (Ambarwati,2018).
2.2.6 Langkah VI : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman
klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja
sama dengan kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang
efisien dan akan mengurangi waktu perawatan dan biaya perawatan serta
akan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
2.2.7 Langkah VII : Evaluasi
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada
klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan
observasi terhadap masalah yang dihadapi klien, apakah masalah diatasi
seluruhnya, sebagaian telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.
Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien
untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang
dilakukan.
Beberapa hal yang dapat dievaluasi, yaitu:
i. Apa ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan
ii. Apa ibu mengerti efek samping dari suntikan depo progestin
iii. Apa ibu masih ingin menjadi akseptor suntikan depo progestin
iv. Apa ibu bersedia datang kembali sesuai jadwal yag telah ditentukan
untuk mendapatkan suntikan ulang.
2.3 Dokumentasi Kebidanan
Dari 7 proses pikir di dokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu:
1. Proses pikir langkah I di dokumentasikan dalam bentuk subjektif (S) dan objektif
(O).
2. Proses pikir langkah II,III dan IV di dokumentasikan dalam bentuk assessment (A).
3. Proses pikir langkah V, VI, dan VII di dokumentasikan dalam bentuk planning (P)
(Tresnawati, 2018: 181-186).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 19 September 2023


Waktu : 09.30 WIB
Pengkaji : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
Tempat : Puskesmas Dukuh Kupang

3.1 Data Subjektif


1. Biodata
Nama istri : Ny. A
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dukuh Pakis 6/42

Nama suami : Tn. A


Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Dukuh PakiS 6/42
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pil KB yang sebelumnya sudah habis.
3. Riwayat Perkawinan
Status : Kawin
Menikah sejak umur : 21 tahun
Lama perkawinan : 3 tahun
4. Riwayat Menarche
Menarche : 12 tahun
Lama haid : 5-6 hari
Siklus haid : teratur / 30 hari
Dysmenorea : tidak ada
Pemakaian pembalut : kali/hari
5. Riwayat Obstetri
Ha UK Penolong Jenis Penyulit Penyulit JK BB / Usia anak
mil persalinan persalina bersalin nifas PB ASI KB
ke n anak
1 39-40 Bidan Spontan Tidak ada Tidak ada P 3200 8 bln ASI kondo
mg gram/ Eksklusif m
52 cm
6. Riwayat KB
Ibu menggunakan kondom saja sebelumnya
7. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang menderita penyakit menular, menurun
dan menahun.
8. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun.
9. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3 x/hari
Jenis : nasi, lauk, sayur dan buah
Porsi : 1 piring
Pola Minum : 1,5 liter/hari
Jenis : Air putih
Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : kuning
Konsistensi : lunak, tidak terlalu encer
Keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5x/hari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
c. Istirahat
Pola Tidur : Tidur ± 8 jam/hari (malam) tanpa tidur siang
Keluhan : Ibu tidak memiliki keluhan mengenai pola istirahat
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
Gosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 3x/seminggu
e. Pola Aktivitas
Pekerjaan : Ibu mengurus rumah tangga (menyapu, memasak, dsb.)
Olahraga : Ibu biasanya mengikuti senam aerobik pada
sore hari
Keluhan : Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan
mengenai pola aktivitas
f. Seksualitas
Ibu mengatakan frekuensi hubungan seksual ±2 kali seminggu.
3.2 Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a) TD : 100/70 mmHg
b) N : 80 x/menit
c) S : 36 0C
d) RR : 20 x/menit
4. Antropometri: BB : 49 kg
TB : 150 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak ada edema, dan Kondisi Normal
b. Rambut : Tidak Rontok dan Berwarna Hitam
c. Muka : Tidak ada Benjolan/Pembengkakan
d. Mata : Konjungtiva berwarna Merah Muda, Sklera
berwarna putih, keadaan simetris, tidak juling
e. Hidung : Keadaan Normal dan Bersih, tidak pernapasan cuping
hidung
f. Telinga : keadaan bersih, keadaan simetris
g. Mulut : Bibir berwarna pink muda, tidak kering,bersih
h. Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan.
i. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, pola nafas
teratur
j. Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan.
k. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Ekstremitas : Atas : keadaan simetris, tidak ada edema,
akral hangat kering merah
: Bawah: keadaan simetris, tidak ada edema,
akral hangat kering merah
5. Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai KB Pil Kombinasi
Trifasik 0,5 mg.
Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan.
3.3 Analisa Data
Ny. I usia 24 tahun Akseptor Baru KB Pil Kombinasi
3.4 Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan
Darah 100/70 mmHg, Nadi 85 x/menit, Suhu 36,3 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
3. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada
waktu yang sama setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka
segera meminum pada waktu ingat, kemudian pada waktu yang sama setiap
harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam sehari akan meminum dua kali pil
KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
4. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang
pertama dan selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang
seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 16
November 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan pada akseptor lama KB pil
kombinasi Ny. I pada tanggal 19 Oktober 2023 pukul 09.30 di Puskesmas Dukuh
Kupang. Didapatkan hasil pengkajian data subjektif Ny. I ingin melakukan kunjungan
ulang KB pil Kombinasi. Data objektif keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 36 0C, frekuensi pernapasan 20 x/menit, nadi 80
x/menit. Dari pengkajian data yang dilakukan, telah didapatkan rumusan diagnose dan
masalah yang selanjutnya sebagai dasar asuhan kebidanan yang diberikan kepada
ibu, yaitu diagnose “akseptor lama KB pil Koombinasi”. Dari diagnosa dan masalah
tersebut penulis melakukan asuhan kebidanan berupa memberikan konseling
mengenai aturan minum pil kombinasi dan cara meminum jika terlupa, menganjurkan
pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2018. "Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny Nn P1a0 Akseptor Kb


Suntik 3 Bulan Di Klinik Siti Kholijah Medan Marelan Tahun 2018". Medan:
Poltekkes Kemenkes Ri Medan.

Fatmala, Figi Julia. 2021. "Asuhan Kebidanan Komprehensif Keluarga Berencana Ny ’’F’’
Di Wilayah Kerja Pmb Y Kabupaten Jember". Jember: Universitas Dr. Soebandi
Jember.

Matahari, Ratu., Dkk. 2018. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.

Nurjannah, S. N., & Susanti, E. (2018). Implementasi Program Kampung Keluarga


Berencana (Kb) di Kabupaten Kuningan Tahun 2018 (Studi Kuantitatif Dan
Kualitatif). Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 9(2),
27–33.

Priyanti, Sari., Dan Agustin Dwi Syalfina. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana. Surakarta: Kekata Group.

Prijatni, Ida., Dan Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Bppsdm Kesehatan.

Rahayu, Muji. 2018. "Asuhan Kebidanan Pada Ny.Y Dengan Kb Suntik Di Puskesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018". Medan: Poltekkes
Kemenkes Ri Medan.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. A Akseptor Lama
Kb Pil Kombinasi” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2023/2024
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang


Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST


NIP. 198006212002122001 NIP.198209272008012007

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb


NIP. 198103232008012014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini daat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. dr. Khusnus Khowatin selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya
3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. Kharisma Kusumaningtyas, S. Si. T,. M. Keb. selaku ketua program studi D3
Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
5. Dita Harlidha, S.ST selaku pembimbing praktik klinik kebidanan.
6. Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3
Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat
dibutuhkan.
Surabaya, 28 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................vii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum..............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus .............................................................................................2
1.3 Pelaksanaan ........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan ..............................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana......................................................................3
2.1.1 Pengertian ...................................................................................................3
2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana ........................................................................4
2.1.3 Sasaran Keluarga Berencana .......................................................................4
2.1.4 Manfaat Keluarga Berencana......................................................................4
2.1.5 Konseling Keluarga Berencana ....................................................................5
2.1.6 Metode Keluarga Berencana.......................................................................8
2.1.7 Tinjauan Kontrasepsi Pil Progestin ............................................................11
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana.......................................................11
2.2.1 Langkah I : Pengumpulan dan Analisa Data Dasar ....................................12
2.2.2 Langkah II : merumuskan diagnosa/masalah aktual .................................13
2.2.3 Langkah III : merumuskan diagnosa/masalah potensial. ..........................13
2.2.4 Langkah IV : melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi ...................14
2.2.5 Langkah V : Perencanaan tindakan/intervensi..........................................14
2.2.6 Langkah VI : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan .............................14
2.2.7 Langkah VII : Evaluasi ................................................................................14
2.3 Dokumentasi Kebidanan ........................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................16
3.1 Data Subjektif.........................................................................................................16
3.2 Data Obyektif ..........................................................................................................18
3.3 Analisa Data ............................................................................................................19
3.4 Penatalaksanaan .....................................................................................................19
BAB IV ...............................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan segera setelah ia
mendapatkan haid yang pertama (menarke), dan kesuburan seorang perempuan akan
terus berlangsung sampai mati haid (menopause). Kehamilan dan kelahiran yang
terbaik, artinya risikonya paling rendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun
sedangkan persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya bila jarak antara
dua kelahiran adalah 2 - 4 tahun.
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan mengatur
jarak waktu kelahiran mereka.Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode
kontrasepsi dan tindakan infertilitas. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi
akan menghambat laju pembangunan di berbagai bidang, oleh karena itu
upaya mengatasi permasalahan ledakan penduduk tersebut, pemerintah Indonesia
telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk tidak memfokuskan
pada masalah pengendalian penduduk saja, namun masalah Pembangunan
Keluarga Berencana.
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016. Secara regional,
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan kontrasepsi
modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir.Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%
,di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6% sedangkan di Amerika Latin dan
Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%.Diperkirakan 225 juta perempuan
dinegara-negara berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi, kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
kontrasepsi masih terlalu tinggi.
1.5 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswi mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
keluarga berencana melalui manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif pada klien.
1.2.2 Tujuan Khusus
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses
asuhan kebidanan fisiologis serta mendapatkan pengalaman dalam
melakukan asuhan kebidanan fisiologis. Mahasiswa diharapkan mampu :
8) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu akseptor lama
KB pil progestin.
9) Menginterpretasi data serta menentukan diagnose kebidanan, masalah,
dan kebutuhan pada bayi ibu akseptor lama KB pil progestin.
10) Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial pada ibu akseptor lama
KB pil progestin.
11) Menilai adanya kebutuhan, tindakan segera, dan kolaborasi atau rujukan
pada ibu akseptor lama KB pil progestin.
12) Merencanakan tindakan yang dilakukan kepada ibu akseptor lama KB pil
progestin.
13) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan ibu akseptor lama KB pil
progestin
14) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan ibu akseptor lama KB pil
progestin.
1.6 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilakukan ketika mahasiswa melaksanakan praktik klinik di
Puskesmas Porong Sidoarjo pada periode Tanggal 27 Maret – 17 April 2023.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan au
kebidanan ini terdiri dari bab 1 pengkajian yang menguraikan tentang belakang kasus,
tujuan penulisan, pelaksanaan, dan sistema penulisan.
Pada bab 2 landasan teori menguraikan mengenai konsep dasar dan asuhan
kebidanan yang meliputi tentang pengkajian data, diagnosamasalah, diagnose
potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana
tindakan, evaluasi, serta dokumentasi asuhan kebidanan. Kemudian pada bab 3 yaitu
tinjauan kasus, menguraikan tentang 7 langkah varney yaitu identifikasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan
segera dan kolaborasi, rencana tindakan, tindakan/intervensi dan evaluasi, serta
melakukan pendokumentasian (SOAP).
Pada bab 4 yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah
dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana


4.1.1 Pengertian
Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Anggraini, dkk, 2019). Keluarga berencana tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan serta
menjarangkan kehamilan (Pinem, dkk, 2018)
Menurut WHO (Expert Committe,2017) dalam Pinem (2018), manfaat KB
yaitu membantu individu/pasangan suami istri untuk :
g) Mendapatkan objektif-objektif tertentu.
h) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
i) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
j) Mengatur interval diantara kehamilan.
k) Mengontrol waktu saat-saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri.
l) Menentukan jumlah anak dalam keluarga
4.1.2 Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk 5 tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh
bagi pelaksana program KB dimasa yang datang untuk mencapai keluarga KB
berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan khusus program KB adalah meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk indonesia, terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya
manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
4.1.3 Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
4.1.4 Manfaat Keluarga Berencana
6) Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka
manfaatnya:
c. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek
d. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat,
dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya
7) Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:
c. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang
mengandungnya dalam keadaan sehat
d. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan, dan
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang
diinginkan dan direncanakan
8) Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:
d. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya
lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang
cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
e. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang
dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
f. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk
mempertahankan hidup semata-mata
9) Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat:
c. Memperbaiki kesehatan fisiknya
d. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu luang untuk
keluarganya
10) Untuk seluruh keluarga, manfaatnya:
Kesehatan fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga
tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota
keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan
4.1.5 Konseling Keluarga Berencana
5. Pengertian
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu
masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan,
kebutuhan, dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang
membantu orang lain dengan komunikasi dalam kondisi saling
pengertian bertujuan untuk membangun hubungan.
Orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran
dan perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi,
melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga
dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang. Jadi,
konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang
mendalam, dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan
konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah
laku/sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
6. Manfaat Konseling
e. Meningkatkan penerimaan Informasi
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara
mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien
f. Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien.
g. Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana
menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi
yang keliru tentang cara tersebut
h. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut
memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya, dan mengatasi
efek sampingnya.
7. Jenis Konseling
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu:
a. Konseling Awal
4. Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
5. Bila dilakukan dengan objektif, langkah ini akan
membentuk klien untuk memilih jenis KB yang cocok
untuknya
6. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini:
c) Menanyakan langkah yang disukai klien
d) Apa yang diketahui tentang cara kerjanya,
kelebihan, dan kekurangannya
b. Konseling Khusus
4. Memberi kesempatan klien untuk bertanya tentang cara KB
dan membicarakan pengalamannya
5. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yang
diinginkannya
6. Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok
dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
c. Konseling Tindak Lanjut
3. Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
4. Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah
yang serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang
ringan yang dapat diatasi di tempat)
8. Langkah-Langkah Dalam Konseling
Menurut Handayani (2018) ada 6 langkah yang sudah dikenal dengan
kata kunci SATU TUJU. Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan
berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
7. SA: Sapa dan salam
a. Sapa klien secara terbuka dan sopan
e. Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
f. Bangun percaya diri pasien
g. Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa
yang dapat diperolehnya.
8. T: Tanya
d. Tanyakan informasi tentang dirinya
e. Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan
reproduksi
f. Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
9. U: Uraiakan
a. Uraikan pada klien mengenai pilihannya
b. Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta
jelaskan jenis yang lain
10. TU: BANTU
a. Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya
b. Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
11. J: Jelaskan
a. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
b. Jelaskan bagaimana penggunaannya
c. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
12. U: Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
4.1.6 Metode Keluarga Berencana
3. Metode Sederhana
6) Kondom
Kondom adalah selubung /sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagi bahan seperti latex (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani dipasang pada penis pada saat hubungan
sexual).Cara kerjanya: menghalangi terjadinya pertemuaan sperma
dan sel telur, mencegah penularan mikroorganisme
7) Diafragma
Diafragma adalah Kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks
(karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya menghalangi sel mani
masuk kedalam kanalis servikalis. Diafragma dipasang sebelum
koitus dan dikeluarkan 6-8 jam setelah koitus selesai
8) Spermisida. Spermisida adalah sat kimia yang dapat melumpuhkan
sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang
hubungan seks. Cara kerjanya melumpuhkan dan mematikan
sperma atau sel mani, menutup mulut serviks (cervical prop)
9) Coitus terputus (senggama terputus) adalah suatu metode
kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intra vaginal. Cara kerjanya penarikan penis dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi, dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan
diluar untuk mencegah sel mani masuk arena fertilisasi
10) Pantang berkala. Pantang berkala adalah tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri yaitu sekitar terjadinya ovulasi.
Metode pantang berkala dikenal dua sistem yaitu :
c. Pantang berkala dengan sistem kelender adalah cara Keluarga
Berencana Alamiah (KBA) dimana hari subur ditaksir
berdasarkan kumpulan catatan siklus haid dari 6-12 bulan
terahkir. Untuk menetukan masa subur istri dipatokan sebagai
berikut: (1) Ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan
datang. (2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam
setelah ejakulasi. (3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
(Wiknjosastro, 2005).
d. Sistem mengukur suhu badan basal adalah cara Keluarga
Berencana Alamiah (KBA) dimana masa tidak subur
diperkirakan/ditetapkan berdasarkan adanya perubahan suhu
basal badan sesaat setelah ovulasi. Cara kerjanya menjelang
ovulasi yaitu suhu badan turun (pada hari ke-12 dan 13 siklus
haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, suhu akan naik sampai
lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16
siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang akan lebih
pendek namun lebih meninggikan efektifitas metode pantang
berkala (Mochtar, 2018)
4. Metode Modern
4. Hormonal
d) Pil KB
e. Progesteron only pil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron.
f. Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi
progesteron dan estrogen.
g. Pil sequensial adalah pil yang mengandung komponen yang
disesuaikan dengan system hormonal tubuh yang
mengandung estrogen dan progesteron.
h. Pil KB exluton adalah pil yang mengandung progesteron dan
disiapkan untuk ibu yang memberikan ASI
e) Suntikan KB
d. Depo provera yang mengandung medroxy progesteron asetat
150 mgr.
e. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesetron asetat 50
mg dan komponen estrogen.
f. Norigest 200 mgr yang merupakan derivat tetesteron.
f) Susuk KB.
d. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan
36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
e. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg
keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
f. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan
75 mg levonor-gestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
5. Mekanis
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim untuk
menghambat masuknya spermatozoa. Cara kerjanya, menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
6. Metode Mantap
c. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
Dengan mengoklusi tuba fallopi, mengikat dan memotong atau
memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
d. Vasektomi Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
4.1.7 Tinjauan Kontrasepsi Pil Progestin
1. Mekanisme:
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
2. Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3. Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4. Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5. Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui,
haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual.
6. Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh
perempuan, dapat dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
7. Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari..
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses
manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi langkahlangkah yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai
dengan klien.
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah:
4.2.1 Langkah I : Pengumpulan dan Analisa Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap,
menyeluruh dan fokus yaitu menanyakan riwayat kesehatan yang meliputi:
apakah ada penyakit yang diderita selama menjadi akseptor suntikan depo
progestin misalnya perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala, nyeri
pada mammae dan perut.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
iii. Anamnese meliputi : melakukan tanya jawab untuk memperoleh data
meliputi : riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat
obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat ginekologi dan
riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi,
dan psikologi.
iv. Pemeriksaan fisik meliputi : keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi dan dilakukan
pemeriksaan penunjang bila perlu. Tahap ini merupakan langkah yang
menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan
kasus yang dihadapi akan menentukan, oleh karena itu proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan
klien yang sebenarnya.
4.2.2 Langkah II : merumuskan diagnosa/masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar, terhadap diagnosa
atau masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan, sehingga ditemukan masalah dan diagnosa keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa, tetapi sudah membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam
sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Berdasarkan teori , efek samping yang sering timbul yaitu:
vii. Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi kecuali pada pemakaian cyclofem.
viii. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan. Metrorhagia yaitu perdarahan yang
berlebihan jumlahnya.
ix. Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan
lahir dan terasa mengganggu (jarang terjadi).
x. Perubahan berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan
setelah menggunakan kontrasepsi suntikan. Seringkali berat badan
bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi.
xi. Pusing dan sakit kepala. Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi
pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Insiden
sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor.
xii. Hematoma. Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan dibawah kulit. Jika didapatkan keluhan maka dapat di
diagnosa sebagai efek samping dari suntikan depo progestin.
4.2.3 Langkah III : merumuskan diagnosa/masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial
lain, yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi dilakukan
asuhan yang aman (Maryunani, Anik. 2015)
4.2.4 Langkah IV : melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi (Maryunani, Anik. 2015)
4.2.5 Langkah V : Perencanaan tindakan/intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasikan atau diantisipasi.
Rencana tindakan komperhensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta
hubungannya dengan masalah yang dialami oleh klien, serta konseling bila
perlu mengenai ekonomi, agama, budaya ataupun masalah piskologis.
Rencana harus disetujui oleh klien sebab itu harus berdasarkan rasional yang
relevan dan kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus secara
teoritas (Ambarwati,2018).
4.2.6 Langkah VI : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman
klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja
sama dengan kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang
efisien dan akan mengurangi waktu perawatan dan biaya perawatan serta
akan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
4.2.7 Langkah VII : Evaluasi
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada
klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan
observasi terhadap masalah yang dihadapi klien, apakah masalah diatasi
seluruhnya, sebagaian telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.
Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien
untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang
dilakukan.
Beberapa hal yang dapat dievaluasi, yaitu:
v. Apa ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan
vi. Apa ibu mengerti efek samping dari suntikan depo progestin
vii. Apa ibu masih ingin menjadi akseptor suntikan depo progestin
viii. Apa ibu bersedia datang kembali sesuai jadwal yag telah ditentukan
untuk mendapatkan suntikan ulang.
2.3 Dokumentasi Kebidanan
Dari 7 proses pikir di dokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu:
4. Proses pikir langkah I di dokumentasikan dalam bentuk subjektif (S) dan objektif
(O).
5. Proses pikir langkah II,III dan IV di dokumentasikan dalam bentuk assessment (A).
6. Proses pikir langkah V, VI, dan VII di dokumentasikan dalam bentuk planning (P)
(Tresnawati, 2018: 181-186).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 20 September 2023


Waktu : 09.30 WIB
Pengkaji : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
Tempat : Puskesmas Dukuh Kupang

3.1 Data Subjektif


10. Biodata
Nama istri : Ny. A
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dukuh Pakis 6/42

Nama suami : Tn. A


Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Dukuh PakiS 6/42
11. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pil KB yang sebelumnya sudah habis.
12. Riwayat Perkawinan
Status : Kawin
Menikah sejak umur : 21 tahun
Lama perkawinan : 3 tahun
13. Riwayat Menarche
Menarche : 12 tahun
Lama haid : 5-6 hari
Siklus haid : teratur / 30 hari
Dysmenorea : tidak ada
Pemakaian pembalut : kali/hari
14. Riwayat Obstetri

Ha UK Penolong Jenis Penyulit Penyulit JK BB / Usia anak

mil persalinan persalina bersalin nifas PB ASI KB

ke n anak

1 38 Bidan Spontan Tidak ada Tidak ada L 3100 18 bln ASI Suntik
gram/ Eksklusif 3
50 cm bulan

15. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB Suntik tiga bulan sampai tiga kali suntik, lalu
menggunakan KB pil karena tidak ingin disuntik setelah melahirkan anak
pertama hingga sekarang.
16. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang menderita penyakit menular, menurun
dan menahun.
17. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun.
18. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3 x/hari
Jenis : nasi, lauk, sayur dan buah
Porsi : 1 piring
Pola Minum : 1,5 liter/hari
Jenis : Air putih
Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : kuning
Konsistensi : lunak, tidak terlalu encer
Keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5x/hari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
c. Istirahat
Pola Tidur : Tidur ± 8 jam/hari (malam) tanpa tidur siang
Keluhan : Ibu tidak memiliki keluhan mengenai pola istirahat
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
Gosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 3x/seminggu
e. Pola Aktivitas
Pekerjaan : Ibu mengurus rumah tangga (menyapu, memasak, dsb.)
Olahraga : Ibu biasanya mengikuti senam aerobik pada
sore hari
Keluhan : Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan
mengenai pola aktivitas
f. Seksualitas
Ibu mengatakan frekuensi hubungan seksual ±2 kali seminggu.
3.2 Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
6. Keadaan Umum : Baik
7. Kesadaran : Composmentis
8. TTV
e) TD : 100/60 mmHg
f) N : 84 x/menit
g) S : 36 0C
h) RR : 19 x/menit
9. Antropometri: BB : 54 kg
TB : 158 cm
Pemeriksaan Fisik
m. Kepala : Tidak ada edema, dan Kondisi Normal
n. Rambut : Tidak Rontok dan Berwarna Hitam
o. Muka : Tidak ada Benjolan/Pembengkakan
p. Mata : Konjungtiva berwarna Merah Muda, Sklera
berwarna putih, keadaan simetris, tidak juling
q. Hidung : Keadaan Normal dan Bersih, tidak pernapasan cuping
hidung
r. Telinga : keadaan bersih, keadaan simetris
s. Mulut : Bibir berwarna pink muda, tidak kering,bersih
t. Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan.
u. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, pola nafas
teratur
v. Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan.
w. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
x. Ekstremitas : Atas : keadaan simetris, tidak ada edema,
akral hangat kering merah
: Bawah: keadaan simetris, tidak ada edema,
akral hangat kering merah
10. Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai KB Pil Kombinasi
Trifasik 0,5 mg.
Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan.
3.3 Analisa Data
Ny. A usia 24 tahun Akseptor lama KB Pil Kombinasi
3.4 Penatalaksanaan
7. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan
Darah 100/70 mmHg, Nadi 85 x/menit, Suhu 36,3 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
8. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
9. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada
waktu yang sama setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka
segera meminum pada waktu ingat, kemudian pada waktu yang sama setiap
harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam sehari akan meminum dua kali pil
KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
10. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang
pertama dan selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang
seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
11. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
12. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 17
Oktober 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan pada akseptor lama KB pil
kombinasi Ny. A pada tanggal 20 Oktober 2023 pukul 09.30 di Puskesmas Dukuh
Kupang. Didapatkan hasil pengkajian data subjektif Ny. A ingin melakukan kunjungan
ulang KB pil Kombinasi. Data objektif keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 36 0C, frekuensi pernapasan 19 x/menit, nadi 84
x/menit. Dari pengkajian data yang dilakukan, telah didapatkan rumusan diagnose dan
masalah yang selanjutnya sebagai dasar asuhan kebidanan yang diberikan kepada
ibu, yaitu diagnose “akseptor lama KB pil Koombinasi”. Dari diagnosa dan masalah
tersebut penulis melakukan asuhan kebidanan berupa memberikan konseling
mengenai aturan minum pil kombinasi dan cara meminum jika terlupa, menganjurkan
pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2018. "Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny Nn P1a0 Akseptor Kb


Suntik 3 Bulan Di Klinik Siti Kholijah Medan Marelan Tahun 2018". Medan:
Poltekkes Kemenkes Ri Medan.
Fatmala, Figi Julia. 2021. "Asuhan Kebidanan Komprehensif Keluarga Berencana Ny ’’F’’
Di Wilayah Kerja Pmb Y Kabupaten Jember". Jember: Universitas Dr. Soebandi
Jember.
Matahari, Ratu., Dkk. 2018. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Nurjannah, S. N., & Susanti, E. (2018). Implementasi Program Kampung Keluarga
Berencana (Kb) di Kabupaten Kuningan Tahun 2018 (Studi Kuantitatif Dan
Kualitatif). Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 9(2),
27–33.
Priyanti, Sari., Dan Agustin Dwi Syalfina. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana. Surakarta: Kekata Group.
Prijatni, Ida., Dan Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Bppsdm Kesehatan.
Rahayu, Muji. 2018. "Asuhan Kebidanan Pada Ny.Y Dengan Kb Suntik Di Puskesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018". Medan: Poltekkes
Kemenkes Ri Medan.
LAPORAN ASUHAN SOAP

KB PIL PROGESTIN

2. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 13 Oktober 2023

Pukul : 09.00 WIB

Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi

E. Data Subjektif
10)Biodata
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. E
Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Putat Jaya RT.04/RW.02
11)Alasan Datang
Ibu datang karena KB pil kombinasi yang diminum biasanya sudah habis
12)Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
13)Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Keluhan : Tidak ada
14)Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu
Ibu mengatakan masih ingin menunda kehamilan
15)Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah menggunakan KB pil kombinasi ± 1 tahun
16)Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi
maupun menderita kanker seperti kanker payudara
17)Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah
tinggi maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun jenis kanker yang lain
18)Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB tertentu
F. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat badan : 54 kg
2. Pemeriksaan Fisik
h. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
i. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih (tidak ikterik)
j. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak ada benjolan
abnormal
k. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
l. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan abnormal,
tidak condiloma akuminata maupun condiloma lata
m. Anus : Tidak terdapat haemoroid
n. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
G. Analisa
P1A0H1 Usia 25 Tahun dengan Akseptor Lama KB Pil Kombinasi
H. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan Darah 100/60
mmHg, Nadi 84 x/menit, Suhu 36 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
3. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada waktu yang
sama setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka segera meminum pada waktu
ingat, kemudian pada waktu yang sama setiap harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam
sehari akan meminum dua kali pil KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
4. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang pertama dan
selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 03 November 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Dokumentasi SOAP dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P1A0H1 Usia 31
Tahun Akseptor Lama KB Pil Kombinasi” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2023/2024
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang


Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST


NIP. 198006212002122001 NIP. 198209272008012007

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb


NIP. 198103232008012014
LAPORAN ASUHAN SOAP
KB PIL KOMBINASI
3. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 2 Oktober 2023


Pukul : 09.00 WIB
Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
I. Data Subjektif
19)Biodata
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. R
Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngesong RT.04/RW.02
20) Alasan Datang
Ibu datang karena KB pil kombinasi yang diminum biasanya sudah habis
21) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
22) Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Keluhan : Tidak ada
23) Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu
Ibu mengatakan masih ingin menunda kehamilan
24) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah menggunakan KB pil kombinasi ± 1 tahun
25) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi maupun
menderita kanker seperti kanker payudara
26) Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi
maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun jenis kanker yang lain
27) Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB tertentu
J. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat badan : 51 kg
2. Pemeriksaan Fisik
o. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
p. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih (tidak ikterik)
q. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak ada benjolan
abnormal
r. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
s. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak
condiloma akuminata maupun condiloma lata
t. Anus : Tidak terdapat haemoroid
u. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
K. Analisa
Ny. D Usia 25 Tahun dengan Akseptor Lama KB Pil Progestin
L. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan Darah 110/60 mmHg,
Nadi 84 x/menit, Suhu 36 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
3. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada waktu yang sama
setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka segera meminum pada waktu ingat, kemudian
pada waktu yang sama setiap harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam sehari akan meminum dua
kali pil KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
4. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang pertama dan
selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 03 November 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LAPORAN ASUHAN SOAP

KB PIL PROGESTIN

4. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 22 Oktober 2023

Pukul : 09.00 WIB

Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi

M. Data Subjektif
28)Biodata
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. E
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Putat Jaya RT.03/RW.01
29)Alasan Datang
Ibu datang karena ingin ganti metode KB dari implan menjadi KB pil kombinasi
30)Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak pakai implan, ibu mengalami 9 bulan tidak haid dan 9 bulan haid terus
sampai hari ini.
31)Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Keluhan : Tidak ada
32)Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu
Ibu mengatakan masih ingin menunda kehamilan
33)Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah menggunakan KB implan selama 18 bulan. Sebelumnya menggunakan
KB Suntik 3 bulan dua kali, lalu berhenti karena tidak menyukai efek samping jerawat.
34)Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi
maupun menderita kanker seperti kanker payudara
35)Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah
tinggi maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun jenis kanker yang lain
36)Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB tertentu
N. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat badan : 65 kg
2. Pemeriksaan Fisik
v. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
w. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih (tidak ikterik)
x. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak ada benjolan
abnormal
y. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
z. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan abnormal,
tidak condiloma akuminata maupun condiloma lata
aa. Anus : Tidak terdapat haemoroid
bb. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
O. Analisa
Ny. M Usia 27 Tahun Akseptor Lama KB Pil Progestin
P. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan Darah 100/60
mmHg, Nadi 84 x/menit, Suhu 36 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
3. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada waktu yang
sama setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka segera meminum pada waktu
ingat, kemudian pada waktu yang sama setiap harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam
sehari akan meminum dua kali pil KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
4. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang pertama dan
selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 19 November 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LAPORAN ASUHAN SOAP
KB PIL PROGESTIN
5. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 6 Oktober 2023


Pukul : 09.00 WIB
Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
Q. Data Subjektif
37)Biodata
Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. R
Umur : 41 tahun Umur : 43 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dk Kupang Utara 1 BLOK GX/1A
38) Alasan Datang
Ibu datang karena KB pil kombinasi yang diminum biasanya sudah habis
39) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
40) Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Keluhan : Tidak ada
41) Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu
Ibu mengatakan masih ingin menunda kehamilan
42) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah menggunakan KB pil kombinasi ± 6 bulan
43) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi maupun
menderita kanker seperti kanker payudara
44) Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi
maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun jenis kanker yang lain
45) Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB tertentu
R. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat badan : 55 kg
2. Pemeriksaan Fisik
cc. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
dd. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih (tidak ikterik)
ee. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak ada benjolan
abnormal
ff. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
gg. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak
condiloma akuminata maupun condiloma lata
hh. Anus : Tidak terdapat haemoroid
ii. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
S. Analisa
P2A0H2 Usia 25 Tahun dengan Akseptor Baru KB Pil Progestin
T. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemerikan kepada ibu bahwa kondisi umum ibu baik, Tekanan Darah 110/70 mmHg,
Nadi 84 x/menit, Suhu 36 0C, frekuensi napas 20 x/menit.
E: Ibu mengetahui bahwa kondisinya baik.
2. Memberikan informed consent sebelum pemberian pil.
E: Ibu mengerti dan menerima pemberian pil.
3. Mengingatkan kepada ibu aturan minum KB pil Kombinasi yaitu 1 kali sehari pada waktu yang sama
setiap harinya dan tidak boleh terlupa. Jika terlupa, maka segera meminum pada waktu ingat, kemudian
pada waktu yang sama setiap harinya juga tetap meminum. Sehingga dalam sehari akan meminum dua
kali pil KB apabila terlupa.
E: Ibu mengerti tentang aturan minumnya.
4. Memberikan penjelasan kepada ibu bila ingin memberikan jarak antara anak yang pertama dan
selanjutnya sebaiknya menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan.
E: Ibu menerima penjelasan dengan baik dan akan berdiskusi dengan suami.
5. Menganjurkan pada ibu untuk datang kembali jika terdapat masalah yang
sehubungan dengan pemberian alat kontrasepsi.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 03 November 2023.
E : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Dokumentasi SOAP dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. E P3A0H3 Usia 31
Tahun Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2023/2024
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang

Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST


NIP. 198006212002122001 NIP. 198209272008012007

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb


NIP. 198103232008012014
LAPORAN ASUHAN SOAP

KB SUNTIK 1 BULAN

6. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 14 September 2023


Pukul : 11.00 WIB
Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
U. Data Subjektif
46)Biodata
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. F
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dukuh Kupang Barat Gg 2 No.45
47)Alasan Datang
Ibu datang ingin suntik KB satu bulan
48)Keluhan Utama
suntik KB 1 bulan ketiga kalinya. sedang menstruasi hari ketiga. mual di malam hari setelah
suntik KB di pagi hari. Sebelumnya KB implan 3 tahun.
49)Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 6-7 hari
Keluhan : Tidak ada
50)Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, Nifas) yang lalu
Riwayat Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Ana Usia Penyul Penolon Cara Tempat Se BB/P H/M Usi ASI
k ke Ibu it g x B a
1. 24 - Bidan Spt PMB L 2,8 Hidu 7 8 Bln
th Kg p Th
2. 27 Bidan Spt PMB P 3,1 Hidu 4 9 Bln
th Kg p Th
3. 29 Bidan Spt PKM L 3,3 Hidu 2 2 Bln
th Kg p Th
51)Riwayat Kontrasepsi
KB 1 bulan sejak satu bulan yang lalu. Ibu mengatakan menggunakan KB kondom dan
kalender selama menyusui bayi.
52)Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah tinggi
maupun menderita kanker seperti kanker payudara
53)Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti kencing manis, jantung, tekanan darah
tinggi maupun menderita kanker seperti kanker payudara maupun jenis kanker yang lain
54)Riwayat Budaya dan Agama
Dalam budaya dan agama ibu tidak terdapat larangan dalam menggunakan KB tertentu
V. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70mmHg
Suhu : 36 oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 19 x/menit
Berat badan : 51 kg
Tinggi Badan : 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
jj. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
kk. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih (tidak ikterik)
ll. Payudara :Simetris, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran asi, tidak ada
benjolan abnormal
mm. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat massa, tidak ada nyeri
tekan
nn. Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal, tidak condiloma akuminata maupun condiloma lata
oo. Anus : Tidak terdapat haemoroid
pp. Ektremitas : Tidak ada varises, tidak oedema
W. Analisa
P1A0H1 Usia 23 Tahun Akseptor Lama KB suntik kombinasi
X. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (TD 110/70 mmHg, N 80 kali/menit, Suhu 36
oC, RR 20 kali/menit, BB 51 kg) dan menjelaskan bahwa kondisi ibu baik
2. Mempersiapkan alat dan bahan seperti spuit 3cc, kapas alkohol dan obat KB suntik 3 bulan
(Cyclofem)
3. Memposisikan ibu dalam posisi tengkurap
4. Melakukan prosedur penyuntikan KB suntik kombinasi dengan memberikan suntikan di 1/3
SIAS dan coccyx dengan sudut 900 secara IM, melakukan aspirasi sebelum menyuntik KB dan
cabut jarum secara perlahan setelah KB disuntikkan, serta tekan bekas suntikan dengan
menggunakan kapas alkohol
5. Memberitahu ibu untuk tidak menggosok bagian yang telah disuntik
6. Memberitahukan ibu jadwal kunjungan ulang selanjutnya yaitu pada tanggal 11/10/2023
7. Melakukan dokumentasi di buku register dan kartu KB ibu

Anda mungkin juga menyukai