Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 3

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

NAMA : LATIFATUS ALYA ATTANIAH


NIM : 202310370311131
Jenis-jenis dari cybercrime lengkap beserta dengan
tujuan dan caranya

Berikut adalah beberapa jenis cybercrime yang paling umum, serta tujuan dan
metodenya, yang sering berubah seiring perkembangan teknologi dan kejahatan cyber:

1. Phishing

Phishing adalah sebuah istilah dalam dunia keamanan komputer yang merujuk
kepada praktik peretasan atau penipuan yang dilakukan dengan maksud untuk
memperoleh informasi pribadi atau sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit,
atau informasi finansial lainnya, dengan cara menipu korban. Phishing biasanya
terjadi melalui pesan elektronik palsu, yang sering kali meniru tampilan dari
institusi atau organisasi terpercaya. Ada beberapa jenis phishing, termasuk:

1. Phishing Email: Penyerang mengirimkan email palsu kepada korban yang


seolah-olah berasal dari institusi yang sah, seperti bank, layanan email, atau toko
online. Email tersebut biasanya berisi tautan atau lampiran yang mengarahkan
korban ke situs web palsu yang meniru situs asli untuk mencuri informasi pribadi.

2. Phishing Spear: Serangan ini lebih terarah, di mana penyerang menargetkan


individu atau entitas tertentu dengan pesan yang lebih dipersonalisasi. Mereka
sering menggunakan informasi pribadi atau kontekstual tentang target mereka
untuk membuat pesan tersebut lebih meyakinkan.

3. Phishing Man-in-the-Middle (MITM): Dalam jenis ini, penyerang mencoba


untuk menyelinap ke dalam komunikasi antara dua pihak yang sah, seperti antara
pengguna dan situs web perbankan. Mereka dapat mencuri informasi saat berada
di tengah komunikasi, tanpa diketahui oleh kedua pihak yang berkomunikasi.

4. Pharming: Penyerang mencoba untuk mengarahkan lalu lintas internet dari situs
web yang sah ke situs palsu. Ini dapat dilakukan dengan meretas DNS (Domain
Name System) atau menggunakan malware.
5. Vishing (Voice Phishing) : Ini melibatkan panggilan telepon palsu yang
berusaha untuk memperoleh informasi pribadi dari korban. Penipu sering mengaku
sebagai lembaga atau organisasi yang sah.

Tujuan: Mencuri informasi pribadi, seperti kata sandi dan informasi keuangan,
dengan membuat situs web palsu atau mengirim email palsu.

Cara: Penyerang mengirim email palsu yang mengaku berasal dari entitas
terpercaya dan meminta korban untuk membuat situs web palsu di mana mereka
dapat memberikan informasi pribadi mereka.

2. Malware (Malicious Software)

Malware adalah singkatan dari "Malicious Software" (Perangkat Lunak


Berbahaya) yang merujuk kepada perangkat lunak yang diciptakan dengan niat
jahat atau tujuan merusak. Malware adalah jenis perangkat lunak yang dirancang
untuk menyusup atau menginfeksi perangkat komputer, sistem, atau jaringan tanpa
izin pengguna, dan biasanya digunakan untuk tujuan yang merugikan, seperti
mencuri data, merusak perangkat, atau menjalankan aktivitas ilegal lainnya. Ada
berbagai jenis malware yang mencakup:

Malware dapat diunduh atau diinfeksikan ke perangkat melalui berbagai metode,


termasuk lampiran email berbahaya, tautan yang merugikan, perangkat lunak yang
disusupkan, dan kelemahan dalam sistem. Untuk melindungi diri dari malware,
pengguna perlu mengambil tindakan keamanan seperti menggunakan perangkat
lunak antivirus dan antispyware yang mutakhir, menjaga perangkat dan sistem
terbaru dengan pembaruan ke

Tujuan: Merusak atau mengendalikan komputer korban, mencuri data, atau


melakukan tindakan jahat lainnya.

Cara: Malware dimasukkan ke dalam program atau file yang tampaknya aman dan
dapat mengambil alih sistem korban ketika dijalankan oleh korban.

3. Ransomware

Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pada perangkat


komputer atau jaringan, dan kemudian meminta pembayaran tebusan (ransom)
kepada korban agar data tersebut dapat di-dekripsi atau dikembalikan ke keadaan
semula. Ransomware merampas akses pengguna ke data mereka dengan
menggunakan teknik enkripsi, sehingga data tidak dapat diakses tanpa kunci
dekripsi yang hanya dimiliki oleh penyerang.

Tujuan: Mengenkripsi data korban dan meminta pembayaran tebusan untuk


mengembalikan data tersebut.

Cara: Ransomware diinstal dan diinstal pada komputer korban, kemudian


mengenkripsi file dan folder di dalamnya.

4. Penipuan Identitas (Identity Theft)

Penipuan identitas (Identity Theft) adalah tindakan atau praktik di mana seseorang
atau entitas mencuri, menggunakan, atau memanfaatkan informasi pribadi orang
lain tanpa izin untuk tujuan penipuan atau keuntungan pribadi. Penipuan identitas
dapat melibatkan penggunaan informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir,
alamat, nomor Kartu Identitas, nomor rekening bank, nomor kartu kredit, atau
informasi penting lainnya untuk melakukan tindakan yang merugikan atau ilegal.

Tujuan: Mencuri informasi pribadi korban untuk tujuan keuangan atau kejahatan
lainnya.

Cara: Penyerang mencuri NIK, nama, alamat, dan informasi keuangan korban
untuk mengaku sebagai korban dan melakukan transaksi yang melanggar hukum.

5. Cyberbullying

Cyberbullying adalah tindakan yang dilakukan secara daring, di mana seseorang


menggunakan teknologi, seperti media sosial, pesan teks, atau email, untuk
melecehkan, mengintimidasi, atau meresahkan orang lain. Cyberbullying dapat
melibatkan sejumlah tindakan berbahaya, termasuk penggunaan kata-kata kasar,
ancaman, penyebaran pesan berisi fitnah, pencemaran nama baik, penyebaran
gambar atau informasi pribadi yang merendahkan, atau serangan verbal secara
umum.

Tujuan: Melecehkan, mengintimidasi, atau merugikan orang lain secara online.


Cara: Ini dapat mencakup penggunaan media sosial, pesan teks, atau email untuk
mengejar, mengancam, atau merendahkan orang lain.

6. Cyberstalking

Cyberstalking adalah tindakan melacak, mengawasi, atau mengganggu seseorang


secara online atau melalui teknologi digital dengan tujuan menimbulkan
ketakutan, kecemasan, atau ancaman terhadap korban. Ini melibatkan perilaku
yang berulang dan sering menakuti atau mengganggu korban dalam kehidupan
digital mereka.

Tujuan: menguntit seseorang secara online, mengumpulkan informasi tentang


mereka, atau melecehkannya.

Cara: Penyerang menggunakan berbagai metode, seperti melacak lokasi,


mengawasi aktivitas online, dan mengirim pesan yang mengganggu kepada
korban.

7. Karding (Carding):

Karding adalah istilah dalam dunia kriminal yang merujuk kepada tindakan
pencurian data kartu kredit atau informasi keuangan lainnya dari individu atau
organisasi dengan maksud untuk melakukan penipuan keuangan atau kegiatan
ilegal lainnya. Penjahat yang terlibat dalam kegiatan karding biasanya mencari,
memperoleh, dan menjual data kartu kredit yang dicuri atau informasi keuangan
yang dapat digunakan untuk tujuan penipuan atau pencurian.

Tujuan: Membeli barang atau layanan dengan menggunakan informasi kartu kredit
yang dicuri.

Cara: Penyerang mencuri data kartu kredit atau menggunakannya tanpa izin
pemilik untuk berbelanja online.

8. Attack Distributed Denial of Service (DDoS):

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) adalah serangan yang dilakukan


dengan cara menghambat atau mengganggu akses pengguna ke sebuah layanan,
situs web, atau jaringan dengan membanjiri sistem target dengan lalu lintas
internet yang sangat tinggi. Tujuan utama dari serangan DDoS adalah membuat
layanan atau situs web menjadi tidak tersedia atau mengalami gangguan berat,
sehingga pengguna yang sah tidak dapat mengaksesnya.

Tujuannya adalah mengganggu layanan online dengan membanjiri server atau


jaringan dengan lalu lintas sehingga tidak dapat diakses.

Caranya adalah penyerang menggunakan jaringan botnet, yang merupakan


sejumlah besar komputer yang dikompromikan, untuk mengirim lalu lintas ke
target sehingga server atau jaringan tidak dapat menanggapinya.

9. Ancaman Insider:

Tujuannya adalah menyusup atau mengungkapkan data atau sistem internal


organisasi.

Caranya adalah orang dalam (pekerja atau kontraktor) yang memiliki akses ke
sistem dan data rahasia mencoba mencuri, merusak, atau membocorkan informasi
penting.

10. Pengeksploitasi Anak:

Tujuannya adalah untuk mengeksploitasi anak-anak secara seksual dengan


membuat, menyebarkan, atau mengakses materi yang melibatkan anak.

Caranya termasuk membuat dan berbagi konten pornografi anak, merawat anak-
anak, atau mencari korban di internet.
Jenis-jenis dari cyberethic beserta dengan tujuan dan
caranya

Etika dunia maya, juga dikenal sebagai cyberethics, mencakup berbagai prinsip dan
perilaku yang harus dipatuhi dalam lingkungan digital. Berikut adalah beberapa jenis
cyberethics, serta tujuan dan metode untuk menerapkannya:

1. Privasi Online:

Tujuan: Melindungi privasi individu dan data pribadi di internet.

Cara: Gunakan pengaturan privasi yang ketat di platform media sosial; Hindari
berbagi informasi pribadi secara sembarangan; Gunakan kata sandi dan otentikasi
dua faktor yang kuat untuk melindungi akun online.

2. Keamanan Informasi:

Tujuannya adalah untuk mencegah data dan informasi dari akses yang tidak sah
atau peretasan.

Caranya adalah dengan menggunakan perangkat lunak keamanan yang paling


baru, terus memperbarui sistem operasi dan perangkat lunak, dan tidak berbagi
kata sandi atau informasi akun dengan orang lain.

3. Pencegahan Cyberbullying:

Tujuannya adalah mencegah pelecehan, penghinaan, atau penindasan orang lain


secara online.

Caranya adalah dengan berperilaku positif secara online dan menghindari


menghina atau mengancam orang lain. Laporkan tindakan cyberbullying kepada
otoritas atau platform yang relevan.
4. Pengetahuan Jejak Digital:

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang jejak digital pribadi di


internet.

Caranya adalah dengan berpikir dua kali sebelum membagikan informasi atau
konten di internet karena jejak digital dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.

5. Hak Kekayaan Intelektual:

Tujuannya adalah untuk menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual orang
lain.

Caranya adalah dengan tidak menyalin, menyebarkan, atau menggunakan karya


atau konten orang lain tanpa izin atau pembayaran yang sah.

6. Etika Internet (Netiquette):

Tujuannya adalah untuk berkomunikasi secara santun dan beradab saat


berinteraksi di internet.

Cara mencapai tujuan ini adalah dengan menghindari penggunaan huruf besar
yang berlebihan, yang dianggap sebagai teriakan, dan menghindari penggunaan
bahasa kasar atau menghina orang lain dalam interaksi online.

7. Keamanan Anak dan Pengguna Muda:

Tujuannya adalah untuk melindungi anak-anak dan remaja dari ancaman online.

Caranya adalah dengan mengajarkan mereka tentang ancaman online seperti


perawatan dan eksploitasi. Mereka juga harus memantau dan membatasi akses
mereka ke konten berbahaya.
8. Tanggung jawab Media Sosial:

Tujuan: Menggunakan media sosial dengan tanggung jawab dan etika.

Cara: Pertimbangkan sebelum membagikan informasi palsu atau berita palsu;


menghindari kebencian dan diskusi yang tidak bermutu.

9. Penghindaran Penyebaran Hoaks:

Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran informasi palsu dan hoaks.

Caranya adalah sebagai berikut: periksa fakta sebelum menyebarkan informasi;


jangan sengaja menyebarkan hoaks; dan beritahu orang lain tentang pentingnya
sumber informasi yang dapat dipercaya.

10. Keamanan Sistem dan Jaringan:

Tujuan: Melindungi sistem dan jaringan dari ancaman keamanan.

Cara: Gunakan perangkat lunak keamanan yang kuat; Lindungi jaringan dan
hindari serangan yang dapat membahayakan sistem; dan gunakan perangkat lunak
keamanan yang kuat.
Etika Berbisnis Online
Etika berbisnis online mencakup set prinsip dan perilaku yang berlaku untuk bisnis yang
dilakukan secara online. Etika ini mencakup nilai-nilai dan standar yang mengarahkan
tindakan bisnis di internet. Berikut ini adalah penjelasan menyeluruh tentang etika
berbisnis online:

1. Transparasi
Penjelasan: Transparansi dalam bisnis online berarti memberikan informasi yang jelas
dan jujur kepada pelanggan dan pihak terkait. Ini termasuk pengungkapan harga, syarat
dan ketentuan, kebijakan privasi, dan informasi produk atau layanan yang mudah diakses
dan dipahami.

2. Perlindungan Data Pengguna:


Penjelasan: Bisnis online harus menghormati privasi pengguna dengan melindungi data
pribadi mereka. Ini termasuk pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data secara
sah dan jelas, serta memberikan pengguna otoritas untuk mengatur data mereka sendiri.

3. Keamanan Informasi:
Penjelasan: Keamanan data adalah prinsip penting dalam bisnis online. Perusahaan harus
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengamankan data mereka dan mengikuti
standar keamanan yang relevan untuk melindungi data pelanggan mereka dari akses yang
tidak sah, peretasan, atau pelanggaran keamanan lainnya.

4. Kepatuhan terhadap Hukum:


Penjelasan: Bisnis online harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di
yurisdiksi mereka, termasuk pajak, hak cipta, hak perlindungan data, dan peraturan
perdagangan elektronik.
5. Proteksi Konsumen:
Penjelasan: Perusahaan online harus memberikan perlindungan yang memadai kepada
pelanggan, seperti dukungan pelanggan yang responsif, kebijakan pengembalian barang,
dan pengembalian dana. Mereka juga harus menghindari praktik bisnis yang
menyesatkan atau menipu.

6. Kepedulian Sosial dan Masyarakat terhadap Lingkungan:


Penjelasan: Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah bagian dari etika berbisnis
online. Bisnis harus mempertimbangkan bagaimana operasi mereka berdampak pada
masyarakat dan lingkungan, dan berusaha untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan
dan peduli terhadap masyarakat.

7. Transaksi yang Menguntungkan:


Penjelasan: Prinsip dasar etika bisnis online adalah transaksi yang adil dan jujur.
Perusahaan harus menjual barang atau layanan dengan harga yang wajar dan tidak boleh
menerapkan praktik harga yang menyesatkan atau diskriminatif.

8. Kejujuran dalam Periklanan dan Pemasaran:


Penjelasan: Pemasaran dan periklanan harus didasarkan pada kebenaran dan tidak
menyesatkan pelanggan. Klaim dan janji harus dapat dipertanggungjawabkan, dan
informasi harus akurat.

9. Perlindungan merek dan hak kekayaan intelektual perusahaan:


Penjelasan: Bisnis internet harus menghormati hak cipta, merek dagang, dan hak
kekayaan intelektual orang lain. Mereka tidak boleh menyalin atau menggunakan konten
yang dilindungi hak cipta tanpa izin pemiliknya.

10. Inovasi yang Bertanggung Jawab:


Penjelasan: Bisnis online harus berinovasi secara etis dengan mempertimbangkan
dampak sosial, lingkungan, dan etis dari produk dan teknologi baru yang mereka buat.
HAKI dan hubungannya dengan lisensi perangkat lunak
HAKI adalah singkatan dari Hak Kekayaan Intelektual, yang merupakan kumpulan hak
hukum yang diberikan kepada pencipta atau pemilik karya intelektual sebagai
perlindungan terhadap penggunaan, duplikasi, atau distribusi tanpa izin dari karya
tersebut. HAKI mencakup beberapa jenis hak yang meliputi hak cipta, hak paten, hak
merek dagang, dan hak rahasia dagang. HAKI bertujuan untuk mendorong inovasi,
melindungi hak pemilik karya, dan memfasilitasi perdagangan yang adil dan berwibawa.

Dalam konteks perangkat lunak, hak cipta adalah salah satu bentuk HAKI yang paling
sering berhubungan. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang hubungan antara hak
cipta dan lisensi perangkat lunak:

1. Hak Cipta dalam Perangkat Lunak


- Perangkat lunak adalah karya intelektual yang tunduk pada hak cipta begitu selesai
dibuat dalam bentuk tertulis atau terekam. Ini berarti bahwa pemilik perangkat lunak
secara otomatis memiliki hak eksklusif untuk mengontrol penggunaan, reproduksi,
distribusi, dan adaptasi perangkat lunak tersebut.

2. Lisensi Perangkat Lunak


- Lisensi perangkat lunak adalah dokumen hukum yang menentukan syarat-syarat
penggunaan perangkat lunak. Lisensi ini dikeluarkan oleh pemilik hak cipta (biasanya
pengembang atau perusahaan perangkat lunak) kepada pengguna akhir perangkat lunak.
Lisensi ini memungkinkan penggunaan perangkat lunak dalam batasan tertentu, seperti
jangka waktu, jumlah lisensi, dan penggunaan tertentu.

3. Hubungan Antara Hak Cipta dan Lisensi Perangkat Lunak


- Meskipun pemilik hak cipta memegang hak eksklusif untuk perangkat lunak, lisensi
perangkat lunak memungkinkan penggunaan, distribusi, atau pengembangan perangkat
lunak sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam lisensi. Pengguna perangkat
lunak tidak memiliki hak untuk melakukan apa pun yang melanggar ketentuan lisensi
tersebut. Jika lisensi perangkat lunak melarang duplikasi, modifikasi, atau redistribusi
perangkat lunak, pengguna perangkat lunak harus mematuhi larangan tersebut.
4. Jenis Lisensi Perangkat Lunak
- Ada berbagai jenis lisensi perangkat lunak, termasuk lisensi open source (sumber
terbuka) yang memberikan akses kode sumber kepada publik dengan beberapa
keterbatasan, serta lisensi propietary yang membatasi hak pengguna untuk mengakses
dan mengubah kode sumber perangkat lunak. Jenis lisensi akan memengaruhi sejauh
mana perangkat lunak dapat digunakan, dimodifikasi, dan didistribusikan.

5. Pelanggaran Hak Cipta dan Lisensi Perangkat Lunak


- Melanggar hak cipta dalam perangkat lunak atau melanggar ketentuan lisensi
perangkat lunak dapat berakibat pada tindakan hukum, termasuk tuntutan hukum dari
pemilik hak cipta. Ini dapat berarti sanksi perdata dan pidana, serta tuntutan ganti rugi.

Penting untuk membaca dan memahami lisensi perangkat lunak sebelum


menggunakannya dan mematuhi ketentuan yang ada. Hal ini membantu memastikan
bahwa penggunaan perangkat lunak berada dalam batas hukum dan etika, serta
melindungi hak pemilik hak cipta.

Anda mungkin juga menyukai