Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Cindy Fadia Hamidah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050372787

Kode/Nama Mata Kuliah : PEFI4101/Fisika Dasar 1

Kode/Nama UPBJJ : 18/Palembang

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1.

a. Gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin mobil tersebut:

Gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin mobil tersebut adalah gaya yang diperlukan untuk
melawan gaya gesekan dan gaya inersia. Gaya gesekan yang bekerja pada keempat roda mobil
tersebut sebesar 1x105 newton, sedangkan gaya inersia mobil adalah:

F_i = m * a
F_i = 800 kg * 5x102 m/s2
F_i = 40000 newton

Jadi, gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin mobil tersebut adalah:

F_d = F_g + F_i


F_d = 1x105 newton + 40000 newton
F_d = 140000 newton

b. Usaha yang dilakukan oleh mobil tersebut:

Usaha yang dilakukan oleh mobil tersebut adalah:

W = F * d
W = 140000 newton * 50 km
W = 70000000 joule

c. Usaha yang dilakukan mobil seandainya gaya gesekan pada keempat roda tidak bekerja:

Jika gaya gesekan pada keempat roda tidak bekerja, maka gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin
mobil tersebut hanya sebesar gaya inersia mobil. Jadi, usaha yang dilakukan mobil adalah:

W = F_i * d
W = 40000 newton * 50 km
W = 20000000 joule
d. Persentase selisih usaha jika gaya gesek bekerja pada keempat roda dengan tanpa gaya gesek:

Persentase selisih usaha jika gaya gesek bekerja pada keempat roda dengan tanpa gaya gesek
adalah:

(W_g - W_ng) / W_g * 100%


(70000000 joule - 20000000 joule) / 70000000 joule * 100%
71.42%
Jadi, persentase selisih usaha jika gaya gesek bekerja pada keempat roda dengan tanpa gaya
gesek adalah 71,42%. Artinya, usaha yang dilakukan oleh mobil jika gaya gesek bekerja pada
keempat roda lebih besar 71,42% daripada usaha yang dilakukan jika gaya gesekan tidak bekerja.
Penjelasan:

Gaya gesekan yang bekerja pada keempat roda mobil tersebut sebesar 1x105 newton. Gaya
gesekan ini akan melawan gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin mobil tersebut. Akibatnya, mobil
akan membutuhkan gaya dorong yang lebih besar untuk melawan gaya gesekan.

Usaha yang dilakukan oleh mobil adalah hasil kali gaya dan jarak. Jika gaya yang dibutuhkan lebih
besar, maka usaha yang dilakukan juga akan lebih besar.

Dalam kasus ini, usaha yang dilakukan oleh mobil jika gaya gesekan bekerja pada keempat roda
adalah 70000000 joule. Sedangkan usaha yang dilakukan jika gaya gesekan tidak bekerja adalah
20000000 joule. Selisih kedua usaha tersebut adalah 50000000 joule.
Persentase selisih usaha tersebut adalah 71,42%. Artinya, usaha yang dilakukan oleh mobil jika
gaya gesekan bekerja pada keempat roda lebih besar 71,42% daripada usaha yang dilakukan jika
gaya gesekan tidak bekerja.
2.
a. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Dalam kasus ini, beras
memiliki energi potensial karena berada pada ketinggian h di atas permukaan tanah.

Energi potensial beras adalah:

E_p = mgh
E_p = 1000 kg * 10 m/s² * 5 m
E_p = 50000 J
Jadi, energi potensial beras adalah 50000 J.

b. Usaha yang dilakukan oleh Pak Darto

Usaha adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan benda dari satu posisi ke posisi lain.
Dalam kasus ini, usaha yang dilakukan oleh Pak Darto adalah usaha untuk mengangkat beras ke
atas truk.

Usaha yang dilakukan oleh Pak Darto adalah:

W = Fd
F = mgsinθ
W = mgsinθ * d
W = 1000 kg * 10 m/s² * sin(7,5°) * 5 m
W = 2454,5 J
Jadi, usaha yang dilakukan oleh Pak Darto adalah 2454,5 J.

c. Gaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Darto

Gaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Darto adalah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beras
ke atas truk. Gaya ini adalah hasil kali massa beras dengan percepatan gravitasi dan sinus sudut
kemiringan papan.
Gaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Darto adalah:

F = mgsinθ
F = 1000 kg * 10 m/s² * sin(7,5°)
F = 147,1 J
Jadi, gaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Darto adalah 147,1 J.
Penjelasan:

Sudut kemiringan papan diatur oleh pak Darto sedemikian sehingga membentuk sudut dengan tg a
= ¾%. Dengan demikian, sudut kemiringan papan adalah:

θ = arctan(¾/100)
θ = 7,5°

Energi potensial beras adalah:

E_p = mgh
E_p = 1000 kg * 10 m/s² * 5 m
E_p = 50000 J

Usaha yang dilakukan oleh Pak Darto adalah:

W = Fd
F = mgsinθ
W = mgsinθ * d
W = 1000 kg * 10 m/s² * sin(7,5°) * 5 m
W = 2454,5 J

Gaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Darto adalah:

F = mgsinθ
F = 1000 kg * 10 m/s² * sin(7,5°)
F = 147,1 J
3.

a. Ilustrasikan dengan gambar kondisi tersebut.

b. Besar kecepatan benda A setelah bertumbukan beserta arahnya.

Berdasarkan hukum kekekalan momentum, momentum total sebelum dan sesudah tumbukan
adalah sama.

m_1v_1 + m_2v_2 = m_1v_1' + m_2v_2'


(500 gr)(20 m/s) + (400 gr)(-10 m/s) = (500 gr)v_1' + (400 gr)(10 m/s)
10000 gr m/s - 4000 gr m/s = 500 gr v_1' + 4000 gr m/s
6000 gr m/s = 900 gr v_1'
v_1' = 6000 gr m/s / 900 gr
v_1' = 6,67 m/s

Arah kecepatan benda A setelah bertumbukan adalah ke kiri.

c. Koefisien restitusinya dari tumbukan tersebut dan jenis tumbukannya.

Koefisien restitusi adalah perbandingan kecepatan relatif kedua benda sesaat setelah tumbukan
dengan kecepatan relatif kedua benda sesaat sebelum tumbukan.

e = (v_2' - v_1') / (v_2 - v_1)


e = (10 m/s - (-6,67 m/s)) / (10 m/s - 20 m/s)
e = 0,77

Koefisien restitusi tersebut lebih besar dari 0 tetapi kurang dari 1, sehingga tumbukan tersebut
termasuk tumbukan lenting sebagian.
d. Energi Kinetik hilang.

Energi Kinetik hilang adalah energi kinetik yang tidak berubah menjadi energi kinetik setelah
tumbukan. Energi Kinetik hilang dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

E_k hilang = (m_1 + m_2)(v_1^2 + v_2^2 - v_1'^2 - v_2'^2) / 2


E_k hilang = (500 gr + 400 gr)(20 m/s^2 + (-10 m/s)^2 - 6,67 m/s^2 - 10
m/s^2) / 2
E_k hilang = 33,33 J

Energi Kinetik hilang tersebut merupakan energi yang hilang dalam bentuk panas, suara, dan
deformasi benda.

Penjelasan:

Pada tumbukan sentral lurus, momentum total kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah
sama. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan hukum kekekalan momentum untuk menentukan
kecepatan benda A setelah bertumbukan.

Koefisien restitusi adalah perbandingan kecepatan relatif kedua benda sesaat setelah tumbukan
dengan kecepatan relatif kedua benda sesaat sebelum tumbukan. Koefisien restitusi tersebut lebih
besar dari 0 tetapi kurang dari 1, sehingga tumbukan tersebut termasuk tumbukan lenting sebagian.

Energi Kinetik hilang adalah energi kinetik yang tidak berubah menjadi energi kinetik setelah
tumbukan. Energi Kinetik hilang dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

E_k hilang = (m_1 + m_2)(v_1^2 + v_2^2 - v_1'^2 - v_2'^2) / 2

Dalam kasus ini, energi Kinetik hilang tersebut merupakan energi yang hilang dalam bentuk panas,
suara, dan deformasi benda.
4.

a. Momen inersia terhadap sumbu putar P

Momen inersia terhadap sumbu putar P adalah momen inersia benda M1 dan benda M2 yang
dijumlahkan. Momen inersia benda M1 terhadap sumbu putar P adalah:

I_1 = m_1r_1^2
I_1 = 2 kg * 2 m^2
I_1 = 4 kg m^2

Momen inersia benda M2 terhadap sumbu putar P adalah:

I_2 = m_2r_2^2
I_2 = 4 kg * 3 m^2
I_2 = 36 kg m^2

Oleh karena itu, momen inersia terhadap sumbu putar P adalah:

I_p = I_1 + I_2


I_p = 4 kg m^2 + 36 kg m^2
I_p = 40 kg m^2

b. Momen Inersia terhadap sumbu putar Q

Momen inersia terhadap sumbu putar Q adalah momen inersia benda M2 terhadap sumbu putar Q.
Momen inersia benda M2 terhadap sumbu putar Q adalah:

I_q = m_2r_2^2
I_q = 4 kg * 1 m^2
I_q = 4 kg m^2
c. Momen inersia seandainya diputar dengan sumbu putar di titik R

Momen inersia seandainya diputar dengan sumbu putar di titik R adalah momen inersia benda M1
dan benda M2 yang dijumlahkan. Momen inersia benda M1 terhadap sumbu putar R adalah:

I_1 = m_1r_1^2
I_1 = 2 kg * 3 m^2
I_1 = 18 kg m^2

Momen inersia benda M2 terhadap sumbu putar R adalah:

I_2 = m_2r_2^2
I_2 = 4 kg * 2 m^2
I_2 = 16 kg m^2

Oleh karena itu, momen inersia seandainya diputar dengan sumbu putar di titik R adalah:

I_r = I_1 + I_2


I_r = 18 kg m^2 + 16 kg m^2
I_r = 34 kg m^2

Penjelasan:

Momen inersia adalah ukuran kelembaman benda terhadap rotasi. Semakin besar momen inersia,
semakin sulit benda untuk berputar.

Dalam kasus ini, momen inersia terhadap sumbu putar P adalah yang terbesar. Hal ini karena
sumbu putar P berada jauh dari kedua massa. Momen inersia terhadap sumbu putar Q adalah yang
terkecil. Hal ini karena sumbu putar Q berada dekat dengan massa M2. Momen inersia seandainya
diputar dengan sumbu putar di titik R adalah lebih besar dari momen inersia terhadap sumbu putar
Q, tetapi lebih kecil dari momen inersia terhadap sumbu putar P. Hal ini karena sumbu putar R
berada lebih dekat dengan massa M1 dibandingkan dengan sumbu putar P, tetapi lebih jauh dari
massa M2 dibandingkan dengan sumbu putar Q.
5.

a. Percepatan sudut dari sistem katrol tersebut.

Percepatan sudut dari sistem katrol tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:

α = F_t / I
α = 100 N / 34 kg m^2
α = 2,94 rad/s^2
Oleh karena itu, percepatan sudut dari sistem katrol tersebut adalah 2,94 rad/s^2.

b. Besar Moment gaya masing-masing yang bekerja pada tali.

Moment gaya pada tali adalah hasil kali gaya dengan lengan gaya.

Moment gaya pada tali yang dipegang oleh orang tersebut:


M_1 = F_1 * r_1
M_1 = 100 N * 0,5 m
M_1 = 50 Nm
Moment gaya pada tali yang menghubungkan katrol dan beban:
M_2 = F_2 * r_2
M_2 = 100 N * 0,3 m
M_2 = 30 Nm
Jadi, besar moment gaya masing-masing yang bekerja pada tali adalah 50 Nm untuk tali yang
dipegang oleh orang tersebut dan 30 Nm untuk tali yang menghubungkan katrol dan beban.
Penjelasan:

Percepatan sudut dari sistem katrol tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:

α = F_t / I

Dimana:

 α adalah percepatan sudut (rad/s^2)

 F_t adalah gaya total yang bekerja pada sistem (N)


 I adalah momen inersia sistem (kg m^2)

Dalam kasus ini, gaya total yang bekerja pada sistem adalah gaya yang diberikan oleh orang
tersebut, yaitu 100 N. Momen inersia sistem dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:

I = I_1 + I_2

Dimana:

 I_1 adalah momen inersia massa 1 (kg m^2)

 I_2 adalah momen inersia massa 2 (kg m^2)

Momen inersia massa 1 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

I_1 = m_1r_1^2
I_1 = 2 kg * 0,5 m^2
I_1 = 1 kg m^2

Momen inersia massa 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

I_2 = m_2r_2^2
I_2 = 4 kg * 0,3 m^2
I_2 = 3,6 kg m^2

Oleh karena itu, momen inersia sistem adalah:

I = 1 kg m^2 + 3,6 kg m^2


I = 4,6 kg m^2
Dengan demikian, percepatan sudut dari sistem katrol tersebut adalah 2,94 rad/s^2.

Moment gaya pada tali adalah hasil kali gaya dengan lengan gaya.

Moment gaya pada tali yang dipegang oleh orang tersebut:


M_1 = F_1 * r_1
M_1 = 100 N * 0,5 m
M_1 = 50 Nm
Lengan gaya adalah jarak antara titik putar dengan garis kerja gaya. Dalam kasus ini, lengan gaya
adalah jarak antara tangan orang tersebut dengan katrol.

Moment gaya pada tali yang menghubungkan katrol dan beban:


M_2 = F_2 * r_2
M_2 = 100 N * 0,3 m
M_2 = 30 Nm

Lengan gaya adalah jarak antara titik putar dengan garis kerja gaya. Dalam kasus ini, lengan gaya
adalah jarak antara katrol dengan beban.

Referensi :BMP PEFI4101/Fisika Dasar 1

Anda mungkin juga menyukai