Anda di halaman 1dari 8

Nama Uji Prinsip Uji Alat Bahan Langkah Kerja Interpretasi

Acara 2 : Pemeriksaan Keadaan dan Susunan Susu


Uji Organnoleptik Susu
Warna susu - Susu 5 ml 5 ml susu → tabung reaksi → Normal : susu putih
- Tabung reaksi latar belakang putih, amati kekuningan, tidak
- Indera manusia kelainan warna susu tembus cahaya
Kebiruan : ditambah air
atau dikurangi lemaknya
Kemerahan : darah dari
sapi mastitis
Bau susu - Susu 5 ml 5 ml susu → dipanaskan hingga Normal : bau spesifik
- Bunsen mendidih → cium bau/aroma hewan penghasil susu
- Indera manusia susu
(Lemak susu mudah menyerap
bau sekitar → bau lebih mudah
Pengujian warna, bau,
tercium pada susu dalam kondisi
rasa dan kekentalan
panas)
susu dengan indera
Rasa susu - Susu 5 ml 5 ml susu → dipanaskan hingga Normal : sedikit manis
manusia sebagai alat
- Bunsen mendidih → susu dicicip dan Pahit : kuman
utama
- Indera manusia dirasakan apakah ada perubahan pembentuk pepton
rasa/tidak Rasa lobak : kuman coli
Rasa sabun : Bacillus
lactis saponacei
Rasa tengik : kuman
asam mentega
Anyir/amis : kuman
pada mastitis
Kekentalan susu - Susu 5 ml 5 ml susu → dimasukkan ke Normal : kekentalan
- Tabung reaksi tabung reaksi → dimiringkan dan sedang
ditegakkan → perhatikan susu Berlendir : ada
pada dinding tabung reaksi kontaminasi kuman
Uji Kebersihan Kotoran dan benda - Alat penyaring Susu 500 ml diaduk dahulu → (+) : ada kotoran di
Susu asing pada susu akan - Labu Erlenmeyer susun alat penyaring dengan saringan
tertinggal di kertas - Kapas penyaring kapas penyaring → saring susu → (-) : tidak ada kotoran di
saring - Corong susu yang telah disaring saringan
- Beaker glass ditampung pada labu Erlenmeyer Derajat kebersihan :
- Susu 500 ml → ambil kapas penyaring dan bersih, bersih sekali,
amati apakah ada kotoran/tidak kotor, kotor sekali
Uji derajat asam Kadar asam dalam susu - 2 labu 50 ml susu dimasukkan dalam 2 SNI : 6-7.5oSH
atau Soxhlet Henkel karena adanya Erlenmeyer labu Erlenmeyer → labu 1 sbg
o
( SH) pembentukan asam susu 100ml pembanding → labu 2 ditambah
dari laktosa pada - Pipet ukur 50 ml 2ml PP 2% → labu kedua dititrasi
metabolisme kuman. dan 2 ml dengan NaOH 0.25 N → hentikan pink
Derajat asam - Biuret skala 0/05- titrasi saat warna susu tidak
menunjukkan jumlah 0.1ml kembali putih → hitung volume
mm larutan 0.25N - Larutan 0.25N NaOH 0.25 N yang digunakan →
NaOH yang dibutuhkan NaOH kalikan 2 untuk mendapat derajat
untuk menitrasi asam - Indicator PP 2% asam susu
pada 100ml susu + PP
2%
Uji alkohol Susu berkualitas rendah - Tabung reaksi Susu + alcohol 70% (1:1) → (+) jika terbentuk
→ micelle casein - Pipet ukur masukkan dalam tabung reaksi → presipitat kasein
phosphate tidak stabil, - Filler kocok, homogenasi → amati (-) tidak terbentuk
Ca dan Mg kepas dari - Susu perubahan presipitat
partikel casein, - Alcohol 70%
pengikatan air
berkurang, ketika
ditambah alcohol MCP
akan terhidrasi dan
muncul presipitat
Uji katalase Katalase mempercepat - Tabung katalase 20 ml susu masuk ke tabung Standar = maksimum
peruraian H2O2 - Incubator suhu katalase → 10 ml H2O2 1% 3.0
menjadi H2O dan O2. 38-40C ditambahkan → homogenasi →
Susu banyak bakteri → - Pipet ukur 5 ml tutup dengan paraffin/kapas →
ada leukosit → enzim dan 10 ml incubator 3 jam, 38-40C → ukur
katalase terbentuk - Filler oksigen (x5)
dalam jumlah banyak - Susu
→ H2O2 diuraikan - H2O2 1%

Uji bertujuan untuk


melihat banyaknya O2
yang dibebaskan oleh
H2O2 dalam 100 ml
susu
Uji reduktase Susu banyak bakteri → - Tabung 20 ml susu masuk ke tabung Jelek : 0-0.5 jam
ada enzim reduktase reduktase → 1 ml MB masuk → Cukup : 0.5-2 jam
dehydrogenase → - Pipet ukur homogenasi → tambah 10 tetes Bagus : 2-5 jam
oksidasi → - Filler paraffin liq → waterbath 40C →
menghasilhkan - Waterbath hitung waktu larutan menjadi
hidrogen - Susu putih
- Methylene blue
Hidrogen + MB → - Paraffin liquidum
tereduksi → leuko MB
→ ridak berwarna
Berat jenis susu Benda padat yg - Laktodensimeter Isi laktodensimeter dengan ¾ Standar : minimal
dicelupkan pada cairan - Gelas ukur 500ml susu → masukkan 1.0270 pada suhu 27.5C
akan mendapat tekanan - Beaker glass laktodensimeter → tambahkan
ke atas sebesar volume - Susu susu hingga gelas ukur penuh →
cairan yang baca BJ dan susu → angka
dipindahkan terbaca adalah angka 2 dan 3
dibelakang koma (1,0xx) →
Berat jenis diukur pada sesuaikan dengan BJ pada suhu
suhu 20-30C dan 27.5C
disesuaikan pada 27.5C
BJ standar = BJ terukur + (T
terukur – 27.5) x 0.0002
Kadar lemak Asam sulfat 92% → - Butirometer dan 10 ml asam sulfat masuk Standar : min 3.0%
membakan komponen sumbatnya butirometer → tambah 11 ml susu
nirlemak → lemak (dari dinding butirometer) →
bebas → kadarnya - Pipet ukur 10 ml, tambah 1 ml amil alcohol → tutup
dapat dibaca pada skala 11 ml dan 1 ml dengan sumbat karet →
- Filler homogenasi dengan serbet →
- Sentrifus masuk waterbath 70C 10 menit
- Rak tempat → sentrifugasi 1200 rpm 5 menit
butirometer → masuk waterbath 70C 10
- Waterbath 70C menit → baca kadar lemak dalam
- Asam sulfat 92% %
- Amil alcohol
- Susu
Bahan/sisa kering Perlu presentase kadar 𝟏𝟎𝟎 (𝑺−𝟏) Standar = minimal
D = 1.23V + 2.71
tidak berlemak lemak dan berat jenis 𝑺 7.8%
D = sisa kering
susu
V = kadar lemak
S = berat jenis

Vd = D – V
Vd = sisa kering tidak berlemak
Acara 3 : Pemeriksaan Bahan Asing (Tambahan) pada Susu, Susu Mastitis
Uji karbonat dengan Karbonat punya gugus - Methanol Susu + methanol (2:3) (+) campuran homogen,
methanol yg bisa berikatan sama - Tabung reaksi dimasukkan ke tabung reaksi → beberapa jam ada
asam laktat → asam - Pipet ukur 10 dan homogenasi → amati perubahan presipitat halus
laktat diikat → susu 20ml (-) langsung ada
stabil → methanol tidak - susu presipitat
bisa mendehidrasi MCP
Uji karbonat dengan Alcohol mendehidrasi - alcohol 95% 5 ml susu → tabung reaksi → (+) mengandung
neutral res MCP → neutral red - neutral red 0.1% tambah 5 ml alkohol 95% → karbonat kalo warna jd
masuk ke partikel - tabung reaksi tetesi dengan neutral red (3-5 kuning
protein → warna jadi - pipet ukur 10 ml tetes) → homogenasi → amati (-) kalo warna jd merah
merah - susu perubahan

Ada karbonat, →
alcohol tidak bisa
mendehidrasi MCP →
berikatan dengan
neutral red → berwarna
kuning
Uji gula Gula dalam susu → - susu 2 ml susu masuk ke tabung reaksi (+) kalo warna jd merah
susu kental → tekanan - larutan → tambah 2.5 ml larutan (-) kalo warna jd
osmotik naik → air Seliwanoff Seliwanoff → homogenasi → putih/kuning
dalam tubuh bakteri - tabung reaksi panaskan hingga mendidih →
terserap → bakteri mati - bunsen amati perubahan
→ masa keasaman
diperpanjang
Uji formalin - ferric chloride, 10 ml susu + 0.5 ml FeCl 1% + (+) terbentuk cincin
FeCl 1% aquades → homogenasi → 10 ml ungu diantara lapisan
- aquades H2SO4 pekat ditambahkan → larutan
- H2SO4 pekat amati perubahan (-) tidak terbentuk cincin
- Formalin ungu
- Tabung reaksi
- Pipet ukur 10 dan
1 ml
- susu
Uji CMT Alkyl aryl sulfate akan - alkyl aryl sulfate Susu + 5 tetes reagen CMT → (+) ada jonjot susu
berikatan dengan sel 1% gelas arloji → diaduk dengan (-) tidak ada jonjot susu
somatik pada susu → - NaOH 1.5% tusuk gigi → amati perubahan
terbentuk jonjot - Indicator brom
cresol purple
- Susu
- Gelas arloji
- Tusuk gigi
Uji WST Reagen akan berikatan - Reagen NaOH Susu + 5 tetes reagen WST → (+) ada jonjot susu
dengan sel somatik 4% gelas arloji → diaduk dengan (-) tidak ada jonjot susu
pada susu → terbentuk - Susu tusuk gigi → amati perubahan
jonjot - Gelas arloji (susu : reagen = 1:1)
- Tusuk gigi
IPB-1 Mastitis Test Reagen akan berikatan - Reagen IPB-1 2 ml susu + 2 ml reagen → gelas (+) ada jonjot susu
dengan sel somatik - Susu arloji → aduk dengan tusuk gigi (-) tidak ada jonjot susu
pada susu → terbentuk - Gelas arloji → amati perubahan
jonjot - Tusuk gigi (susu : reagen = 1:1)
Uji mastitis dengan Alkyl aryl sulfate akan - Deterjen 5% susu + reagen → gelas arloji → (+) ada jonjot susu
deterjen 5% berikatan dengan sel - Susu aduk dengan tusuk gigi → amati (-) tidak ada jonjot susu
somatik pada susu → - Gelas arloji perubahan
terbentuk jonjot - Tusuk gigi (susu : reagen = 1:1)
Acara 4 : Uji Awal Pembusukan Daging dan Uji Bahan Tambahan Makanan di Lab
Uji Eber Gas NH3 pada awal - Tabung reaksi Sepotong daging dipasang pada (+) ada embun
pembusukan akan - Sumbat karet kawat di sumbat karet → 5 ml (-) tidak ada embun
diidentifikasi dengan - Kawat/lidi reagen eber masuk ke tabung
HCl pada reagen yang - Daging reaksi → tutup dgn sumbat karet
akan berikatan - Reagen eber : → amati perubahan
membentuk embun (1:3:1) HCl
NH4Cl pekat, Etanol
96%, dietil eter
Uji Postma NH3 berikatan dgn as. - Cawan petri 2 ml daging + 20 ml aquades (+) kertas lakmus merah
laktat → ekstrak daging - Waterbath suhu (1:10) dihancurkan → 10 ml jd biru
mempermudah 50C ekstrak daging masuk ke cawan (-) kertas lakmus merah
pengeluaran NH3 → - Alu mortar petri → tambah 100 mg MgO → tetap
ditambah MgO → - Pipet ukur campurkan → tutup dengan tutup (?) kertas lakmus merah
dipanaskan → ada uap - Filler cawan petri yg sdh ada lakmus → berubah sebagian
NH3OH di dinding atas - Isolasi masuk waterbath 5-10 menit →
cawan → NH3OH basa - Kertas lakmus amati perubahan
lemah → mengubah merah
kertas lakmus merah jd - MgO
biru
Uji H2S Gas H2S dihasilkan - Cawan petri Potong daging kecul kecil → (+) ada bintik
oleh bakteri pembusuk - Kertas saring letakkan di cawan petri → tutup coklat/hitam di kertas
→ berikatan dengan Pb - Larutan Pb asetat dengan kertas saring → tambah saring
asetat → menjadi 10% Pb asetat 10% (secukupnya, (-) tidak ada bintik
kertas jgn menyentuh daging) → coklat/hitam
PbSO3 (Pb sulfit) → tutup cawan petri → tunggu 10
bitnik coklat menit → amati perubahan
Uji Deteksi Bangkai Hb kompetisi sama - Alu mortar Ekstraksi daging (5 gr daging + 5 (+) larutan hijau keruh
Malachite green di - Penyaring ml aquades) → 2 ml ekstrak (-) larutan hijau jernih –
reagen durantee dlm - Tabung reaksi masuk ke tabung reaksi → biru
mengikat O2 di daging - Pipet ukur tambah reagen durantee 2-3 tetes
→ afinitas Hb lebih - Filler → homogenasi → amati
tinggi jd lebih cepat - Reagen durantee perubahan
mengikat O2

Daging bangkai →
darah tidak keluar
sempurna → larutan
hijau keruh
Daging segar → darah
keluar sempurna →
larutan hijau bening –
biru jernih
Uji boraks Boraks akan bereaksi -Alu mortar Ekstraksi bakso (25 gr bakso+50 (+) kalo kertas kunyit jd
dgn asam klorida pekat -Penyaring ml aquades) → 1 ml ekstrak merah oranye
mjd asam boraks → as. -Tabung reaksi masuk tabung reaksi → tambah (-) kertas kunyit tetap
boraks bereaksi -Lemari asam HCl pekat 0.7 ml → homogenasi kuning
kurkumin menjadi -Pipet ukur dengan vortex → masukkan
rosocyanine (warna -Filler kertas kunyit → lihat perubahan
merah oranye -Vortex
-Kertas kunyit
-Aquades
-HCl pekat
-Natrium
tetraboraks
Acara 6 : Pemeriksaan Telur dan Ikan
Specific gravity Telur baru kantung - Keranjang plastik Buat larutan garam dengan Standar : larutan dgn
udara masih kecil, - Ember plastik berbagai tingkat pengenceran → specific gravity >1.075
mengukur kerapatan - Larutan garam masukkan telur → amati apakah telur mulai mengapung
kalsium kerabang - Telur telur mengapung/tidak
Yolk index Makin tua telur → - Telur Pecahkan telur → ukur tinggi dan Mutu I : 0.458-0.521
makin besar kuning - Wadah plastik diameter kuning telur dengan Mutu II : 0.394 – 0.457
telur → makin kecil - Jangka sorong jangka sorong → masukkan Mutu III : 0.330 – 0.394
index kuning telur rumus

Yolk index = a/b


a = tinggi kuning telur
b = diameter kuning telur
Albumin index Makin tua telur → - Telur Pecahkan telur → ukur diameter Mutu I : 0.134-0.175
makin lebar diameter - Wadah plastik albumin tebal dan albumin tipis Mutu II : 0.092 – 0.133
putih telur → makin - Jangka sorong → ukur tinggi albumin → Mutu III : 0.050 – 0.091
kecil index kuning telur masukkan rumus

Albumin index = a/b


a = tinggi albumin
b = diameter rata-rata albumin

Anda mungkin juga menyukai