Anda di halaman 1dari 20

Nama matkul

“ Penanaman Nilai Moral”

Oleh

NURLINDA

A1G117016

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
A. Nilai Moral Dan Agama.....................................................................................7
B. Kegiatan Keagaman Siswa...............................................................................10
C. Penilitian Relevan..............................................................................................12
D. Kerangka Pikir..................................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................14
A. Jenis penelitian.................................................................................................14
B. Subjek Penelitian..............................................................................................14
C. Setting Penelitian..............................................................................................14
D. Desain Penelitian..............................................................................................13
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................17
F. Instrument Penelitian........................................................................................17
G. Teknik Analisis Data........................................................................................18
1. H. Indikator keberhasilan.................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
oleh karena itu pendidikan sangat penting dan hak bagi setiap orang. Menurut undang-undang
No. 20 Tahun 2003 pasal 1, ayat 1 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudukan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
(Gasong 2018) menyatakan bahwa belajar merupakan upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang
telah dipelajari.
Pendidikan juga merupakan pilar terbesar dalam misi pengembangan di setiap
sekolah dalam sebuah Negara serta segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh aspek yang
ada pada diri manusia, mulai dari fisik, mental dan moral. Oleh karena itu untuk
mengembangkan potensi dalam diri yakni dengan pendidikan yang bermutu atau pendidikan
yang mampu menghasilkan siswa yang unggul di bidangnya masing-masing dalam
menghadapi tantangan global dan persaingan bebas yang semakin ketat (Rusmaini, 2014: 20).
pendidikan juga tercantun dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 122 yaitu:
‫اِّ دي‬A ‫ة ٓا ُۡه م َطۡ مى ةِّ ٖ َ سِ مهُ كِّ ل ِۡف سَق َفَۡل ََى ل َو َف ِفيْ َيَتَفَّقُهى‬ٞ‫وَ ماَ كاَ نُ ۡم ؤِ مُى ۡ لَ كٓاَّفةْ ِلَيىِف ُ سوا ِئَف‬
‫ُزوَ نِ ه ل‬
Artinya: Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
Pendidikan adalah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

3
kepribadian yang utama. Pendidikan menyangkut seluruh pengalaman, orang tua,
mendidik anaknya, anak mendidik orang tuanya, guru mendidik muridnya, murid
mendidik gurunya (Ahmad Tafsir, 2011).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Pendidikan nilai-nilai moral agama pada program PAUD merupakan fondasi
yang kokoh dan sangat penting keberdaanya, dan jika hal itu telah tertanam dengan
baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi
pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa indonesia
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama. Nilai-nilai luhur ini pun
dikehendaki menjai motivasi spritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan
sila-sila lainnya dalam pancasila. Firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 14:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”
Piaget menyatakan bahwa anak anak berfikir dengan 2 cara yang sangat
berbeda tentang moralitas tergantung pada kedewasaan perkembangan mereka (Riski
Ananda, 2017). Piaget juga mengemukakan bahwa seorang manusia dalam
kehidupannya akan mengalami rentangan perkembangan moral yaitu : a) tahap
heteronomous yakni cara berfikir anak tentang keadilan peraturan yang bersifat
objektif artinya tidak dapat diubah dan tidak dapat di tiadakan oleh manusia. b) dan
tahap autonomous yaitu anak mulai menyadari adanya kebebasan untuk tidak
sepenuhnya menerima aturan itu sebagai hal yang datang dari luar dirinya (John,
2013).
Nilai moral dan agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak,
sehingga pembentukan pribadi anak akan membaur sesuai pertumbuhan dan

4
perkembangan anak sehingga diperlukan dengan persyaratan tertentu dan
pengawasan serta pemeliharaan yang terus-menerus. Kemudian pelatihan dasar dalam
pembentukan kebiasaan dan sikap kemungkinan untuk berkembang secara wajar
dalam kehidupan di masa mendatang. Pada dasarnya apabila sejak dini anak
ditanamkan nilai-nilai moral dan agama, niscaya anak akan mempunyai kemampuan
dalam berpikir positif dan tanggapan naluri untuk menerima sikap keutamaan dan
kemuliaan, serta akan terbiasa dalam mengimplementasikan akhlak mulia. Dengan
masalah tersebut penulis ingin melihat penanaman nilai moral dan agama pada anak
usia dini. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul
penanaman nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini di TK Pertiwi Desa
Parida.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti memfokuskan
penelitian sebagai berikut: Apa sajakah metode penanaman nilai-nilai moral dan
agama pada anak usia dini yang diterapkan oleh guru di TK Pertiwi Parida.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian peneliti adalah:
Untuk mengetahui apa sajakah metode penanaman nilai-nilai moral dan agama pada
anak usia dini yang diterapkan oleh guru di TK Goemerlang Bandar Lampung
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama anak usia dini di TK
Pertiwi.
b. Manfaat secara praktis, penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat, antara
lain peserta didik, dapat mengembangkan nilai-nilai moral agama serta bagi guru,

5
sebagai bahan masukan dalam mengembangkan nilai- nilai moral dan agama anak
dengan metode perkembangan

c. Bagi sekolah, sebagai bahan atau metode yang dapat mengembangkan nilai-nilai
perkembangan anak, khususnya moral agama

6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Nilai-Nilai Moral dan Agama
1. Pengertian Moral Agama Anak Usia Dini
Moral diartikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, yang
asusila bahwa moral adalah berkenaan dengan kesusilaan. Seorang individu dapat
dikatakan baik secara moral apabila bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah
moral yang ada. Sebaliknya jika perilaku individu itu tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah yang ada, maka ia akan dikatakan jelek secara mental.
Agama merupakan pondasi awal untuk menanamkan rasa keimanan pada
diri anak. Dalam agama terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu keyakinan dan
taat cara yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Sikap beragama memiliki arti yang
sangat luas dan bermuara kearah hal-hal yang mulia sebagai perwujudan manusia
sebagai makhluk ciptaan-Nya (Nilawati, 2014).
Menurut I Wayan Koyan, nilai adalah segala sesuatu yang berharga.
Menurutnya ada dua nilai ideal dan nilai actual. Nilai ideal adalah nilai-nilai yang
menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai actual adalah nilai yang diekspresikan
dalam kehidupan sehari-hari (Umaya, 2020).
Penalaran moral menekankan pada alasan mengapa suatu tindakan
dilakukan, dari pada sekedar arti suatu tindakan, sehingga dapat dinilai apakah
tindakan tersebut baik atau buruk. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada
pernyataan (statement) orang tentang apakah tindakan tertentu itu benar dan salah.
Alasannya, seorang dewasa dengan seorang anak kecil mungkin akan mengatakan
sesuatu yang sama, maka disini tidak tampak adanya perbedaan antara keduanya. Apa
yang berbeda dalam kematangan moral adalah pada penalaran yang diberikannya
terhadap sesuatu hal yang benar atau salah (Asri Budinigsih, 2013).
Tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku
manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dalam masyarakat.
Moral berkaitan erat dengan masalah tingkah laku perbuatan dan pikiran manusia.

7
Dikatakan jika moralnya baik apabila memiliki tingkah laku dan perbuatannya sesuai
dengan ajaran atau kaidah yang sudah digariskan berdasarkan ajaran Tuhan yang
maha Esa. Sanksi yang didapat berupa sanksi yang didapatkan dari Tuhan saat
diakhirat. Sanksi yang didapatkan dari keluarga dan masyarakat adalah dicela,
dicemooh, dihina dan dikucilkan. Sedangkan sanksi yang didapat pada diri sendiri
ialah yang bersifat kejiwaan seperti rasa resah sedih, dan rasa malu.
Dari pendapat tersebut, nilai moral dapat diartikan sebagai suatu nilai yang
berhubungan dengan perilaku baik dan buruk yang akan menjadi dasar kehidupan
atau kaidah manusia dan masyarakat, di mana manusia saling berhubungan dalam
tindakan yang memiliki nilai positif atau negatif sesuai dengan ajaran Tuhan yang
maha esa.
2. Bentuk-bentuk Nilai Moral
Perbedaan antara moral dengan aturan pelaksanaannya jangan diabaikan.
Moral berkaitan dengan disiplin dan kemajuan kualitas perasaan, emosi, dan
kecenderungan manusia, sedangkan aturan merupakan aturan paktis dan tingkah laku
yang tunduk pada sejumlah pertimbangan dan konvensi lainnya, meskipun kadang-
kadang sesuai dengan kriteria moral. Sebagai contoh harga diri (self-resfect),
ketekunan, keberanian, kesalehan dan sejenisnya merupakan kualitas-kualitas moral.
Meskipun prinsip-prinsip moral bersifat universal dan stabil, tetapi selalu ada
fleksibelitas dalam aplikasinya. Kriteria moral dalam islam sebagai berikut:
a. Memandang martabat manusia yaitu kapan saja dia bekerja untuk kepenigannya
dan untuk memenuhi kebutuhannya, dia harus memperhitungkan segala sesuatu
yang sekiranya bisa memalukan dan merendahkan posisinya seperti tidak
konsisten dengan martabatnya sebagai manusia, dan mempertimbangkan segala
tindakan yang akan yang bisa mengembangkan kematangan spiritualnya, dan
mengangkat posisinya agar bisa dibanggakan (Azhar, Basyir, and Alfitri 2016).
b. Mendekatkan manusia dengan Allah yaitu sifat-sifat mulia yang telah di sebutkan
di atas yang akan mendekatkan mabusia dengan Allah. Dengan demikian
manusia-manusia harus memiliki dan mengembangkan sifat-sifat tersebut apabila

8
kita akan membahas sifat-sifat Allah dan sebaliknya. Dia maha mengetahui,
maha kuasa, maha kompeten. Semua tindakan-Nya telah diperhitungkan baik-
baik. Dia maha adil, maha pengasih dan maha penyanyang. Semua merasakan
karunia-Nya. Dia menyukai kebenaran dan membenci keburukan. Dan
selanjutnya dan seterusnya. Manusia dekat dengan Allah sesuai dengan kualitas-
kualitas yang dia miliki. Jika sifat-sifat tersebut mendarah daging dalam dirinya
dan menjadi pelengkapnya, bisa dikatakan bahwa dia telah mendapatkan nilai-
nilai moral islam.
3. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Moral
Faktor internal berlangsung lewat proses penerapan perilaku diri yang salah
oleh seorang remaja dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan menerima
pengaruh dari luar. Perilaku mereka itu adalah suatu hasil dari dari proses belajar,
dalam hal ini mereka belum mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Faktor eksternalpun dapat mempengaruhi moral pada remaja. Faktor
eksternal di sini adalah faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.1)
Faktor lingkungan keluarga Keluarga yang tidak memiliki aturan di dalamnya
akan lebih mudah terpengaruh pada hal yang tidak baik. ketika keluarga yang
tergolong broken home kemudian mendatangkan konflik, akhirnya bercerai maka
disitulah akan dimulai keadaan sulit, terutama pada usia remaja. Anak akan
menjadi korban. Jadi penting sekali adanya aturan atau batasan dalam keluarga
agar anak atau remaja terbiasa memiliki batasan dalam berperilaku. 2) Faktor
lingkungan sekolah Sekolah merupakan salah satu lembaga yang mampu berperan
dalam membina para remaja atau anak untuk mampu berpikir dewasa, mampu
bertanggung jawab dan dan memiliki perilaku dan pribadi yang baik. 3) Faktor
lingkungan masyarakat Keadaan masyarakat serta kondisi di lingkungan dalam
berbagai bentuk akan berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap para
remaja di mana mereka hidup bermasyarakat. Di dalam hidup bermasyarakat jelas
sekali akan mudah mendapatkan berbagai contoh perilaku yang baik dan yang
buruk. Seorang remaja akan lebih mudah meniru setiap perilaku yang dilihatnya.

9
Contohnya ketika para masyarakat mampu bergotong royong, shalat berjamaah di
masjid dan melakukan perbuatan baik lainnya, remaja akan terpengaruh untuk
mengikutinya, sama halnya dengan perbuatan buruk ketika lingkungan sekitar
melakukan hal buruk, remaja pun akan menganggapnya sebagai perilaku yang
biasa atau normal (SbullahDaud et al. 2020).
Dalam rangka pembentukan karakter untuk mengembangkan moralitas anak
juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang mengenalkan dan membimbing anak tentang nilai-nilai serta
karakter yang baik sesuai ajaran agama. Di sekolah guru akan memberi media
pengajaran yang akan mudah ditangkap oleh anak sehingga anak akan
mendapatkan contoh bagaimana harus bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama
dan moral yang berlaku (Asti inawati, 2017).
4. Tujuan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral terdiri dari beberapa komponen yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan tentang tradisi moral, penalaran moral, rasa kasih dan
altruisme, serta tendensi moral (Fatimah, 2012).
Tujuan mendasar dari pendidikan moral adalah membantu siswa untuk
merasakan dunia dari sudut pandang orang lain, khususnya mereka yang berbeda
dengan dirinya. Penalaran moral adalah memaharni makna sebagai orang yang
bermoral dan mengapa seseorang harus bermoral. Prinsip-prinsip semacam ini
menuntun perbuatan moral dalam berbagai macam situasi.
B. Kegiatan Keagamaan Siswa
1. Pengertian Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan merupakan sesuatu yang dilakukan secara terus
menerus oleh seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan nilai-
nilai keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah merupakan suatu
usaha yang dilakukan agar para siswa di sekolah memiliki karakter dan sikap yang
baik sesuai ajaran agama dan membuat para siswa menjadi terbiasa menjalankan
kegiatan-kegiatan keagamaan serta ibadah. Oleh karena itu dapat disimpulkan

10
bahwa kegiatan keagaman adalah suatu aktifitas dan usaha yang berkaitan dengan
agama atau kepercayaan kepada Tuhan dengan tujuan untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan. Hal ini yang dimaksudkan adalah agama islam.
Kegiataan keagamaan mempunyai peran yang sangatlah penting dan dalam rangka
membentuk manusia menjadi seseorang yang bertakwa dan taat kepada perintah
Allah SWT. dalam rangka menjadikan seseorang memiliki sikap dan karakter baik
dan sesuai dengan perintah agama (Arfani 2016).
2. Tujuan Kegiatan Keagamaan
Sesuatu yang dilaksanakan dan dilakukan, tentunya memiliki tujuan yang
akan dicapai dan memiliki fungsinya. Pada dasarnya kegiatan keagamaan
merupakan suatu usaha yang dilakukan terhadap peserta didik agar dapat
memahami, mengamalkan ajaran-ajaran agama.
Tujuan diadakannya pendidikan agama atau kegiatan keagamaan di sekolah
umum adalah untuk selalu meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pengamalan dan
pemahaman siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi siswa dapat
menjadi manusia yang selalu bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara (Kartika 2019).
3. Macam-macam Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan dilakukan untuk pembinaan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Allah SWT dibagi menjadi kegiatan yang dilakukan harian, mingguan,
serta tahunan (Tamil 2021).
a. Kegiatan harian.
1) Membaca Al-Q uran di masjid setiap pagi sebelum memulai pelajaran
2) Melaksanakan shalat dhuha
3) Mengawali pelajaran dengan membaca doa
4) Mendengarkan ceramah
5) Bergantian ceramah di masjid sebelum memulai shalat zuhur
6) Melaksanakan shalat zuhur berjamaah
7) Melaksanakan shalat ashar berjamaah

11
b. Kegiatan mingguan
1) Melaksanakan infaq shadaqah setiap hari jum’at
2) Melaksanakan shalat Jumat
c. Kegiatan bulanan
Kegiatan yang dilakukan setiap bulan di sekolah adalah,
1) Melaksanakan doa bersama
d. Kegiatan tahunan
1) Mengadakan peringatan isra’ mi’raj
2) Melaksanakan buka puasa bersama ketiaka bulan ramadhan
3) Membagikan makanan dan minuman untuk buka puasa di jalan
4) Mengadakan peringatan nuzulul qur’an.
Moral merupakan kaidah atau aturan yang mengatur tingkah laku dan karakter
individu dalam kehidupannya dengan kelompok sosial serta bermasyarakat. Dengan
demikian nilai moral merupakan gambaran atau pandangan atas sisi kebenaran yang
dijalankan oleh seseorang dalam lingkungan bermasyarakat. Moral baik dan moral
buruk selalu berkaitan dengan perilaku manusia. Sehingga dari situlah pentingnya
mengajarkan nilai-nilai moral yang baik kepada anak sejak dini (Azhar et al. 2016).
Penanaman nilai moral bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang
sudah mulai luntur di lingkungan anak dan remaja akibat pengaruh pergaulan yang
kurang tepat. Sehingga menjadikan generasi muda menjadi penerus bangsa yang
bermoral.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bisa membuat satu cara yang bisa
dilakukan dalam rangka mengajarkan nilai moral yang baik kepada anak. Seperti
mengadakan kegiatan keagamaan diluar jam belajar. Seperti menjalankan sholat
berjamaan di sekolah, membaca Al-Qur’an bersama di sekolah, mengajarkan
berinfak, mengajarkan siswa berceramah di masjid, dan lainnya.
C. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan Wuri Wuryandani berjudul penanaman nilai moral
untuk aud penggunaan metode bercerita akan mampu menjadi metodyang

12
efektif digunakan untuk men anamkan nilai moral anak jika diterapkan secara
tepat. Dalam pendidikan anak usia dini salah satu kawasan yang harus
dikembangkan adalah nilai moral, karena dengan diberikannya pendidikan nilai
moral sejak usia dini, diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak
akan mampu membedakan baik dan buruk, benar salah, sehingga ia dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Penelitian yang dilakukan Muhammad Ali Saputra yang berjudul penanaman
nilai-nilai agama pada anak usia dini di RA.DDI Addariyah Palopo City,
menanamkan nilai-nilai agama pada anak peserta didik, RA DDI Addariyah
Palopo memadukan kurikulum kementrian pendidikan nasional (Kemendiknas)
maupun beragam metode penanaman. Penanaman nilai-nilai agama pada anak
usia dini dapat menggunakan beragam metode yang penggunaanya disesuaikan
dengan kondisi sekolah dan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya,
metode tersebut yaitu metode bercerita, demonstrasi , pemberian tugas
karyawisata, pembiasaan, dan bercakap-cakap.
D. Kerangka Pikir
Perubahan paradigma penyelenggara pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada aspek
pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam hal ini kurikulum PAUD pun menjadi
perhatian dan pemikiran baru sehingga mengala mi perubahan-perubahan kebijakan.
PAUD Pertiwi Desa Parida selalu berusaha untuk merespon adanya perubahan
tersebut baik dari segi pengelahan maupun dalam bidang pembelajaran yang
berkaitan dengan kurikulum.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Adapun pengertian penelitian tindakan kelas
menururut Arikunto dkk. 2007 adalah salah satu bentuk penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan meningkatkan Nilai Dan
moral terhadap anak duduk PAUD kemudian memberikan tindakan lanjutan yang
bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik (Purwati, Prayitno, and Sari 2016).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa PAUD Desa Parida
tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah 20 siswa terdiri dari 7 siswa
laki laki dan 13 siswa perempuan.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di siswa PAUD Desa Parida pada
semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.
D. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif, dimana dalam penelitian kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan
adalah guru PAUD, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Penelitian ini menggunakan
model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Menurut Kemmis dan Taggart ada 4
(empat) tahapan dalam penelitian tindakan dalam (Rahmansyah and Pricilia 2018)
yaitu:
1. Perencanaan (plan)
2. Tindakan (act)
3. Pengamatan (observe)

14
4. Refleksi (reflect)
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model desain Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Setiasih dkk, 2016)
seperti berikut ini:

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

perencanaan

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas


Pengamatan

Bila permasalahn belum


terselesaikan maka lanjut ke
1. Perencanaan siklus berikutnya
a. Peneliti membuat skenario pembelajaran berupa rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri
merancang lembar kegiatan peserta didik (LKPD).
b. Membuat alat bantu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Memilih dan mempersiapkan model pembelajaran

15
d. Peneliti belajar untuk kegiatan siswa
e. Mendesain alat evaluasi berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil yang
dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Tahap Awal
Pelaksanaan penelitian ini di awali tahap persiapan yang meliputi:
a. Peneliti berkonsultasi dengan kepala sekolah dalam hal pelaksanaan
penelitian.
b. Peneliti melakukan diskusi dengan guru PAUD Desa Parida untuk
mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan pembelajarannilai dan moral.
c. Melakukan observasi terlebih dahulu terhadap pelaksanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbng dalam pembelajaran di kelas sebagai langkah
awal membuat rancangan pembelajaran model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas merupakan implementasi pelaksanaan
rencana tindakan yang dirancang secara kolaboratif antara peneliti dan guru.
Adapun kegiatan yang dilakukan setiap siklus dengan pembelajaran model
inkuiri terbimbing dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
4) Siswa dibagi beberapa kelompok kecil.
b. Kegiatan Inti
1) Tiap kelompok melakukan demonstrasi dengan menggunakan lembar kerja
peserta didik.
2) Setiap kelompok menyampaikan laporan hasilnya dibawah bimbingan
guru.
c. Kegiatan Akhir

16
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.
2) Siswa mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
3) Secara individu siswa diberi pekerjaan rumah.
4. Refleksi
Peneliti melaksanakan diskusi dengan pengamat untuk merefleksikan
hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan. hasil refleksi digunakan untuk
mendapatkan langkah-langkah lebih lanjut pada tindakan siklus berikutnya
berdasarkan obyek yang diobservasi pada siklus berjalan. dalam kesempatan ini
didiskusikan kelemahan yang timbul selama dalam proses kegiatan dan
menyepakati hal-hal yang perlu di tindak lanjuti pada pertemuan siklus II.
E. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi digunakan
untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa, melalui observasi tersebut dapat diketahui
sejauh mana siswa dan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
2) Tes yaitu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana dengan cara atau aturan-aturan yang telah ditentukan.
F. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini berupa daftar Cheklist yang terdiri dari lembar observasi
kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa, masing-masing lembar
observasi terdiri dari 5 aspek.
2. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay yang diberikan
diakhir siklus.

17
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statisticdeskriptif artinya digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Amri 2016).
1. Analisis Data Tes Hasil Belajar
dilakukan disetiap akhir siklus. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan penanaman nilai dan moral PAUD Desa Parida. Analisis data
hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Menentukan nilai siswa dengan rumus
Ʃx
X=
Ʃn
Menghitung persentase ketuntasan siswa dengan rumus :
Keterangan :
P = Angka persentase (ketuntasan belajar)
f = Frekuensi yang sedang dicari persennya (jumlah siswa yang berada
KKM)
N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
H. Indikator keberhasilan
Efektifitas pembelajaran dapat di tentukan dengan menggunakan analisis
data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan
ketuntasan hasil belajar siswa adalah data post-test. Berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) paud desa parida setiap siswa dikatakan tuntas belajar
(ketuntasan individu) jika siswa tersebut sudah mencapai nilai KKM yaitu 70,
sedangkan tuntas belajar secara klasikal, apabila dikelas tersebut nilai siswa
mencapai 80% siswa yang sudah tuntas belajar.

18
DAFTAR PUSTAKA
Amri, A. R. Al. 2016. “Development of Teaching Materials Using Interactive
Multimedia Computer Based Learning.” ITEj (Information Technology
Engineering Journals) (20).
Ahmad Susanto “ Pendidikan Anak Usia Dini”, Jakarta: Bumi Aksara, 2017
Asti Inawati,“Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak Usia
Dini” (jurnal:Pendidikan anak), vol. 3, No.1, 2017
Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, Jakarta: PT. Rinerka Cipta, 2013.
Arfani, Laili. 2016. “Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar Dan Pembelajaran.”
Pelita BangsaPelestariPancasila11(2):81–97.doi:
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160.
Azhar, Azhar, M. Djahir Basyir, and Alfitri Alfitri. 2016. “Hubungan Pengetahuan
Dan Etika Lingkungan Dengan Sikap Dan Perilaku Menjaga Kelestarian
Lingkungan.” Jurnal Ilmu Lingkungan 13(1):36. doi: 10.14710/jil.13.1.36-41.
Fatimah, “Pendidikan Moral Anak Melalui Pengajaran Bidang Studi Ppkn Dan
Pendidikan Agama”(Jurnal:Ilmiah DIDAKTIKA)VOL. XII NO. 2. Tahun
2012
Gasong, Dina. 2018. Belajar Dan Pembelajaran. 3rd ed. Yogyakarta: Depublish.
John W. Santrock. Perkembangan Anak , Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama,
2013.
Kartika, Ayu. 2019. Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa
Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 75
Kota Bengkulu.
Khasanah, Dian Ratu Ayu Uswatun. 2020. “Ilmu Pendidikan.” Pendidikan Dalam
Masa Pandemi Covid-19 1–15.
Nilawati Tadjuddin, Meneropong Perkembangan Anak Usia Dini Perspektif
AlQur’an, Depok: Herya Media, 2014.
Purwati, Rani, Baskoro Adi Prayitno, and Dewi Puspita Sari. 2016. “Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Ekskresi Kulit

19
Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA.”
Jurnal Proceeding Biology Education Conference 13(1):325–29.
Rahmansyah, Habib, and Gabby Maureen Pricilia. 2018. “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 106830 Beringin
Melalui Story Telling.” Journal Education and Development 6(2):114–17.
SbullahDaud, Ha Mat, Ahmad Yussuf, Fakhrul Adabi, Abdul Kadir, and
Pendidikan Islam. 2020. “Pembentukan Akhlak Dan Sahsiah Pelajar Melalui.”
Journal of Social Sciences and Humanities 17(9):75–89.
Tamil, Nurjannah. 2021. Guru Menulis Merangkai Aksara. 2nd ed. Sukoharjo: CV
Oase Pustaka.
Umayah, Menanamkan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini.
Aibyan, Vol. 1, No. Tahun 2016, jurnal pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Issn 2541-5549

20

Anda mungkin juga menyukai