JOHN STUART MILL
dianggap sebagai tujuan, melainkan sebagai titik
tengah, formula ini mungkin bisa diterima atau
ditolak. Namun di sisi lain, formula ini bukanlah
subjek dari yang biasanya dipahami dengan bukti.
Kita tidak menyimpulkan bahwa penerimaan dan
penolakan pasti didasarkan oleh semata-mata
pilihan atau dorongan buta. Ada makna yang lebih
besar dalam pembuktian kata di mana pertanyaan
ini kemudian bisa diterima seperti pertanyaan
filsafat yang diperdebatkan. Subjek berada dalam
kemampuan rasional, dan kemampuan tidak pula
dapat terhubung dengan intuisi. Pertimbangan-
pertimbangan yang tersaji mampu mendorong
akal untuk memberikan atau menahan doktrin,
dan ini dapat dikatakan setara dengan bukti.
Kita sebaiknya meneliti hal-hal yang menjadi
pertimbangan misalnya, dengan cara apa pertim-
bangan itu berlaku dalam sebuah kasus dan alasan
rasional apa yang dapat diberikan untuk mene-
rima atau menolak formula utilitarian. Namun
dalam kondisi awal penerimaan atau penolakan
ini, formula utilitarian tentu harus dipahami
dengan benar. Saya percaya bahwa gagasan yang
sangat tidak sempurna, yang biasanya terbentuk
dari maknanya, menjadi penghambat utama dite-
rimanya gagasan itu, dan penghambatnya tentu
bisa dihilangkan. Bahkan dari kesalahpahaman
yang lebih buruk, pertanyaan kemudian akan
sangat disederhanakan dan sebagian besar hal-halUTILITARIANISME
yang menyulitkan akan dihilangkan. Karena itu,
sebelum saya masuk ke landasan filosofis untuk
menyetujui standar utilitarian, saya akan menawa-
rkan beberapa gambaran dari doktrin ini dengan
menjelaskan definisinya, perbedaannya dengan
hal-hal lain, dan menyingkirkan keberatan-kebe-
ratan praktis yang mengukungnya atau menga-
itkannya dengan interpretasi-interpretasi yang
salah. Dengan mempersiapkan dasarnya, saya
kemudian akan mencoba memberi pencerahan
sesuai dengan kemampuan saya atas pertanyaan
yang dianggap sebagai salah satu teori filsafat.