JOHN STUART MILL
kegembiraan setelah ada jeda ketenangan. Orang-
orang ini membutuhkan kegembiraan sebagai
penyakit sekaligus sumber ketentraman setelah
merasakan pula kegembiraan yang membosankan
dan hambar. Mereka tidak langsung merasa
senang dengan kegembiraan yang lebih dulu ada.
Ketika orang-orang yang lumayan beruntung
dalam kehidupan lahiriah justru tidak menemukan
kesenangan yang cukup sebagai hal yang berharga,
ini biasanya terjadi karena mereka tidak merawat
siapa pun selain diri mereka sendiri. Bagi mereka
yang tidak memiliki rasa kasih sayang dan
kepedulian terhadap publik maupun individu,
kegembiraan hidup menjadi sangat terbatas dan
dalam hal apa pun berkurang nilainya, apalagi
ketika semua kepentingan pribadi mereka harus
berakhir oleh kematian. Ini tidak dirasakan oleh
orang-orang yang menjadi objek kasih sayang dan
khususnya mereka yang juga menumbuhkan rasa
kebersamaan dengan mengutamakan kepentingan
kolektif manusia. Hingga akhir hidup mereka,
mereka tetap memiliki semangat hidup sebesar
semangat hidup masa muda dan masa sehat
mereka. Selain keegoisan, penyebab utama yang
menjadikan hidup berjalan tidak memuaskan
adalah keinginan untuk mengembangkan mental.
Pemikiran yang berkembang - yang saya maksud
bukan pikiran seorang filsuf, melainkan pemikiran
yang sudah menjadi pengetahuan dan diajarkanUTILITARIANISME
dalam tingkat apa pun untuk melatih kemampuan-
kemampuan seseorang — akan menemukan
sumber-sumber minatnya dari objek-objek alam
Taya, pencapaian-pencapaian seni, imajinasi-
imajinasi puisi, peristiwa-peristiwa bersejarah,
cara hidup manusia di masa lampau dan masa
kini, serta prospek mereka di masa depan. Hal ini
sebenarnya hal yang biasa saja dan tentu tidak
akan menghabiskan seluruh bagian (sebenarnya
hanya seperseribu bagian yang dipakai) dalam
otak manusia. Ketika seseorang sejak awal sudah
tidak memiliki minat terhadap moral atau
kepentingan manusia terkait hal-hal ini, tentu saja
dia mencari tahu hanya demi memuaskan rasa
penasarannya.
Kini sama sekali tidak ada alasan mengapa
budaya mental yang menarik minat intelektual
terhadap objek-objek yang bisa direnungkan ini
tidak menjadi warisan setiap orang yang lahir di
negara yang beradab. Ada sedikit keharusan yang
mengatakan bahwa setiap manusia sebaiknya
menjadi egois, tak peduli pada hal-hal lain selain
fokus pada kepentingannya sendiri. Sesuatu yang
jauh lebih unggul, yang kini menjadi hal yang
cukup umum, dengan sungguh-sungguh mem-
berikan apa saja yang bisa dibuat manusia. Kasih
sayang dan ketertarikan yang tulus terhadap
kebaikan umum memang mungkin tumbuh dalam
diri mereka meski tidak dalam tingkatan yang
27