50
JOHN STUART MILL
nyata, poin-poin rumit dalam teori etika, dan dalam
panduan perilaku pribadi yang bertanggung jawab.
Permasalahan-permasalahan ini diatasi secara
praktis dengan kecerdasan atau kebajikan individu
yang peluang berhasilnya bisa lebih besar atau lebih
kecil; tetapi tindakan ini tidak bisa pura-pura
dilakukan oleh siapa pun yang kurang berkualifikasi
mengatasi permasalahan-permasalahan dalam
standar utama di mana hak dan tugas yang ber-
tentangan bisa disatukan. Jika utilitas adalah
sumber utama kewajiban moral, utilitas bisa
digunakan untuk memutuskan tuntutan mana saja
yang tidak sesuai. Meski penerapan standar
mungkin sulit dilakukan, ini lebih baik daripada
tidak menerapkannya sama sekali. Sementara
dalam sistem lain, semua hukum moral mengklaim
otoritas independen dan tidak ada wasit unum
yang berhak mencampuri sistem-sistem itu. Klaim
sistem-sistem itu untuk diprioritaskan daripada
sistem lain sebenarnya sedikit lebih baik jika
dibandingkan dengan cara berpikir yang tidak
masuk akal dan, kecuali jika sudah ditentukan,
pengaruh pertimbangan utilitas yang tidak diakui
sebagaimana umumnya tidak memberikan ruang
lingkup yang bebas untuk keinginan dan keber-
pihakan pribadi. Kita harus ingat bahwa prinsip-
prinsip awal harus menjadi syarat yang diajukan
dalam kasus-kasus konflik antarprinsip sekunder.
‘Tidak ada kasus kewajiban moral di mana beberapaUTILITARIANISME 61
prinsip sekunder tidak dilibatkan; dan jika hanya
ada satu prinsip sekunder, sementara prinsip ini
tidak lagi diragukan, maka setiap orang akan de-
ngan sendirinya mengadopsinya. %
Catatan kaki:
IA] Penulis esai ini punya alasan untuk meyakini dirinya sebagai orang
pertama yang menggunakan kata “utilitarian”. Dia tidak mencipta-
kanya, melainkan mengadopsinya dari ekspresi yang digambarkan
dalam Annals of the Parish karya John Galt. Setelah mengguna-
kannya sebagai sebutan selama beberapa tahun, dia dan pengikut-
nya tak lagi menggunakan istilah itu karena tidak suka disamakan
sebagai penanda dari perbedaan sektarian. Namun sebagai istilah
yang berasal dari pendapat tunggal, bukan seperangkat pendapat
(untuk menunjukkan pengakuan bahwa utilitas menjadi standar,
bukan sebagai cara tertentu untuk menerapkan), istilah ini diguna-
kan karena adanya keinginan berbahasa dengan menawarkan,
dalam banyak kasus, cara yang nyaman untuk menghindari pemo-
tongan informasi yang membuat orang salah paham.
[B] Seorang lawan, yang mengakui sumber kesenangannya adalah
keadilan intelektual dan moral, keberatan dengan bagian yang
mengatakan, “Tentu saja tindakan benar dan salah ketika menyela-
‘matkan seseorang yang tenggelam sangat tergantung pada motifnya
Misalkan seorang tiran ketika berhadapan dengan musuhnya yang
memutuskan melompat ke laut akan menyelamatkannya supaya dia
bisa memberikan siksaan yang lebih berat pada orang itu, bisakah
tindakan penyelamatan itu dianggap benar secara moral?” Atau
contoh lain misalnya, menurut salah satu ilustrasi utama dari perta-
nyaan etis, seorang lelaki mengkhianati kepercayaan yang diberikan
temannya dengan melakukan perbuatan yang sebenamya berimbas
fatal terhadap temannya atau orang yang menyayanginya. Dari
situasi ini, apakah utilitarianisme akan menyebut pengkhianatan
sebagai “sebuah kejahatan” yang didasari oleh motif paling kejam?”
Saya katakan bahwa orang yang menyelamatkan orang lain
ketika tenggelam supaya bisa membunuhnya dengan melakukan
penyiksaan sebenarnya memiliki motif yang tidak berbeda ketika
dia melakukan kebajikan, dan tindakannya sendiri yang berbeda.
Tindakan penyelamatan, seperti dalam kasus ini, hanya langkah
pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan tindakan yang
lebih mengerikan daripada membiarkannya tenggelam. Seandainya
ketika Tuan Davis mengatakan, “Kebenaran atau kesalahan ketika
menyelamatkan seseorang yang tenggelam memang sangat tergan-