Anda di halaman 1dari 49

Makalah

Tumbuh Kembang Neonates


“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Oleh Dosen Ns. Ignasia Nila Siwi, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Abdurrabbi Azzam Haqqoni (M22010001)
Bayu Wisnu Sasongko (M22010004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tumbuh Kembang
Neonatus” dalam tugas mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit oleh dosen
NS. Ignasia Nila Siwi, M.Kep.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan
makalah ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwasannya didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka kami memohon maaf atasnya.
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan. Lebih dan
kurangnya di ucapkan Terima Kasih

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Definisi Tumbuh Kembang ........................................................................... 3
2.2 Pola dan Prinsip Tumbuh Kembang .............................................................. 4
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ............................... 6
2.4 Tumbuh Kembang Anak Berdasarkan Usia ................................................ 10
2.5 Masalah Perkembangan Pada Anak Baru Lahir ......................................... 15
2.6 Antisipatory Guidance ................................................................................. 17
2.7 Antisipatory Guidance ................................................................................. 19
2.8 Health Promotion of the Newborn and Family ........................................... 22
2.9 Sex Education (Anak Pra-Sekolah) ............................................................. 31
2.10 Sex Education (Anak Usia Sekolah) ......................................................... 35
2.11 Peran Perawat dalam Pendidikan Seks ...................................................... 37
2.12 Tumbuh Kembang Neonatus Dalam Perspektif Islam .............................. 39
BAB III ................................................................................................................. 45
PENUTUPAN ...................................................................................................... 45
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neonatus didefinisikan sebagai kehidupan seseorang dalam periode 0-28
hari pertama kehidupan seorang bayi, adalah fase yang sangat penting dalam
proses tumbuh kembang manusia. Pada periode ini, bayi mengalami
perkembangan yang cepat dan fundamental dalam berbagai hal termasuk fisik,
kognitif, emosional, dan sosial.

Konsep tumbuh kembang neonatus dalam Islam mencakup berbagai hal


penting yang berkaitan dengan perawatan, pendidikan, dan pengasuhan bayi
berdasarkan ajaran agama Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup anjuran tentang
nutrisi, kebersihan, pola tidur, hubungan sosial, serta perlindungan terhadap
bayi dari segala bentuk bahaya dan pengaruh negatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi tumbuh kembang?
2. Bagaimana pola dan prinsip tumbuh kembang pada bayi?
3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang bayi?
4. Bagaimana tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia?
5. Apa masalah perkembangan pada anak setiap tingkat usia?
6. Apa itu anticipatory guidance?
7. Bagaimana promosi kesehatan pada anak?
8. Bagaimana konsep tumbuh kembang neonates dalam islam?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui definisi tumbuh kembang.
2. Mahasiswa mengetahui pola dan prinsip tumbuh kembang pada bayi.
3. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang
bayi.
4. Mahasiswa mengetahui tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia.

1
5. Mahasiswa mengetahui masalah perkembangan pada anak setiap tingkat
usia.
6. Mahasiswa mengetahui anticipatory guidance.
7. Mahasiswa mengetahui promosi kesehatan pada anak.
8. Mahasiswa mengetahui konsep tumbuh kembang neonatus dalam islam.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tumbuh Kembang


Perkembangan adalah bertambahnya fungsi/ kemampuan sensoris
(mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium), motorik (gerak kasar, gerak
halus), kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi/berbahasa, emosi-
sosial, dan kemandirian (Depkes RI, 2013). Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih suatu kesatuan dalam
kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi
dan kemandirian seorang anak (Kemenkes RI, 2015).

Perkembangan merupakan perubahan secara bertahap-tahap mulai dari


tingkat yang paling terkecil ke tingkat yang paling besar/ tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran. Perkembangan berhubungan
dengan pengaruh secara kualitas hidup anak, di antaranya adalah terjadinya
peningkatan kapasitas individu berfungsi untuk dicapai melalui proses
pertumbuhan anak, kematangan fisik, dan pembelajaran/pengetahuan (Whaley
dan Wong, 2009).

Whaley dan Wong (2009) menjelaskan bahwa pertumbuhan merupakan


peningkatan masa tubuh dalam ukuran dan jumlah sel serta jaringan dalam
tubuh yang mengindikasikan peningkatan fisik dan struktural baik secara
parsial maupun keseluruhan yang dapat diukur menggunakan satuan panjang
dan berat. Sedangkan perkembangan merupakan perubahan yang terjadi secara
bertahap dari tingkat yang paling mendasar hingga yang paling kompleks
melalui proses pematangan dan pembelajaran.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam kuantitas yang


menunjukkan perubahan dalam jumlah dan ukuran sel tubuh yang tercermin
dalam peningkatan ukuran dan berat tubuh secara keseluruhan. Sementara itu,
perkembangan terkait dengan perubahan dalam kualitas, termasuk peningkatan
kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan,

3
pematangan, dan pembelajaran. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
bersamaan, tetapi perbedaannya adalah perkembangan melibatkan interaksi
antara kematangan sistem saraf pusat dengan organ yang terpengaruh, seperti
sistem neuromuskuler, kemampuan berbicara, emosi, dan sosialisasi. Semua
fungsi ini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia secara
menyeluruh.

2.2 Pola dan Prinsip Tumbuh Kembang


Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah terus berhenti (never
ending process). Artinya, manusia secara terus menerus berkembang
dipengaruhi oleh pengetahuan belajar. Semua aspek berkembang saling
berkesinambungan, artinya setiap aspek perkembangan individu baik fisik,
emosi, intelegensi, maupun social saling mempengaruhi jika salah satu aspek
berkurang.

Prinsip tumbuh kembang menurut Potter dan Perry (2005)

1. Perkembangan merupakan hal yang beraturan dan mengikuti alur tertentu.


2. Perkembangan adalah suatu yang saling berarahan dan yang saling
berkelanjutan, dalam pola seperti berikut.
a. Pola yang terarah (directional trends)
a) Pola Cephalocaudal Pertumbuhan terus berlangsung dari kepala
hingga terus kebawah sampai bagian tubuh. Kepala mengalami
perkembangan yang pertama, lebih besar, dan bersifat kompleks.
Semakin ke arah tubuh bagian bawah semakin kecil tahapan
perkembangan. Misalnya bayi terlebih dahulu bisa mengerakan
kepalanya daripada ekstremitasnya.
b) Pola Proximodistal (dari yang paling dekat ke yang jauh)
Perkembangan berlangsung dari arah pusat (proksimal) tubuh ke
arah luar tubuh (distal) atau Proximodistal perkembang dimulai dari
daerah pusat tubuh (midline) samapi kebagian daerah tubuh yang
jauh (perifer). Dari tengah yaitu paru-paru, jantung, dan sebagianya,
ke samping yaitu tangan (Proximo-distal). Struktur mendahului

4
fungsi tubuh. Ini berarti anggota tubuh individu samapai berfungsi
setelah matangnya struktur organ tubuh. Seperti mata, bisa melihat
setelah otot-ototnya matang, atau kaki dapat di gunakan setalah
semua otot-ototnya matang.
c) Pola Differentiation Ketika perkembangan berlangsung terus dari
yang ringan kearah yang lebih kompleks. Pola Differentiation
adalah perkembangan dari yang sederhana ke fungsi dan aktivitas
yang lebih baik. Perkembangan ini mencakup fisik, mental emosi,
dan emosional.

Perkembangan itu berdiferensasi. Maksudnya, perkembangan ini


berlangsung dari umum sampai ke yang khusus (spesifik). Dalam semua aspek
perkembangan, baik motoric (fisik) ataupun mental (psikis), tanggapan anak di
mulai bersifat umum. Contohnya, yaitu

1) Bayi menendang-mendang kaiknya secara tidak beraturan sebelum dapat


mengaturnya dengan baik untuk merankak atau berjalan.
2) Bayi bisa melihat benda yang lebih besar sebelum bayi itu bisa melihat
bedan yang kecil.
3) Bayi mengoceh atau bisacar yang gak jelas sebelum dapat mengucapkan
kata-kata yang benar.
4) Bayi bisa merasakan takut yang bersifat umum terhadap bentuk yang belum
dilihat sebelumnya, kemudian lambat laun rasa takutnya menjadi lebih
tertuju pada benda-benda tertentu.
b. Sequential trends Perkembangan ini sesuai dengan prinsip kontinuitas
ketka anak memulai dari tahap perkembangan. Setiap tahapan pertama
akan berpengaruh pada tahapan berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan motoric. Misalnya bayi akan belajar merangkak terlebih
dahulu sebelum berdiri sampai bisa berjalan. Jika semua dimensi
tumbuh kembang berjalan teratur dan kontinu gak ada hambatan, maka
urutan dari tumbuh kembang tersebut dapat diprediksi dengan baik.
Semua anak yang normal melalui tahpan setiap harinya denga baik.

5
Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misalnya
terungkurapmerangkak-berdiri-berjalan.
c. Development pace Kecepatan perkembangan setiap anak berbeda.
Perkembangan paling cepat sebelum dan setelah lahir dengan early
childhood, kemungkinan akan meningkan kembali setalah masa
adolescence dan berhenti pada masa early adulthood.
3. Sensitive Periods
Periode ketika individu lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal baik
positif atau negatif dari lingkungan sekitarnya.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Ada dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi, yaitu faktor
internal dan eksternal, meliputi:

1. Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi antara lain:
a. Asupan Makanan
Pertumbuhan dan perkembangan bayi terus berlangsung sampai
dewasa. Proses tumbuh kembang ini dipengaruhi oleh makanan yang
diberikan pada anak. Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah air
susu ibu (ASI). Dalam hal ini dapat diberikan ASI eksklusif selama 0
sampai 6 bulan untuk mencukupi kebutuhan perkembangan otak yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh.
WHO menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam
bulan pertama bayi adalah yang terbaik. Alasan pemerintah mendorong
para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif adalah karena
pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat
mengganggu pemberian ASI. Pemberian Makanan Pendamping ASI
terlalu dini juga akan meningkatkan angka kematian pada bayi. Bahkan
penelitian menyebutkan bahwa pemberian Makanan Pendamping ASI

6
terlalu dini mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
ASI sangat kaya akan zat gizi. DHA dan AA merupakan nutrisi yang
ada dalam ASI yang berfungsi untuk mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan. ASI juga merupakan makanan yang paling mudah
dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah
bayi mengeluarkan. lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga
ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya
misalnya pertumbuhan dan perkembangan." Setelah usia lebih dari 6
bulan, bayi perlu diberi MP ASI untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. MP-ASI atau makanan pendamping ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung gizi, yang diberikan pada
balita usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI.
Karena normalnya, pada usia 6 bulan berat badan bayi akan meningkat
2 sampai 3 kali berat badannya saat lahir. Selain itu pada usia 6 bulan
bayi normal memiliki aktivitas yang sudah cukup banyak, diantaranya
sudah mampu untuk berbalik dari telungkup ke telentang, meraih benda
di sekitarnya, menggenggam, serta menirukan bunyi. Dengan adanya
pertambahan berat badan dan aktivitas bayi, konsumsi ASI saja tidak
akan mencukupi kebutuhan kalorinya. Untuk itu perlu diberikan MP-
ASI guna mencukupi kebutuhan kalori tersebut. MP-ASI bukanlah
makanan pengganti ASI, karena ASI tetap memegang peran penting
pada kebutuhan gizi bayi. Maka selain ASI, pada usia 6-24 bulan
pemberian MP-ASI penting peranannya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, dimana pemberian MP-ASI tetap harus
diperhatian jenis makanan dan frekuensi pemberiannya yang
disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi yang masih dalam proses
perkembangan.
b. Infeksi Penyakit
Pertumbuhan dan perkembangan bayi juga dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya infeksi. Jika bayi mengalami infeksi, maka pertumbuhan

7
dan perkembangan bayi akan terhambat. Infeksi yang umum terjadi
pada bayi adalah infeksi ISPA. ISPA merupakan penyakit saluran
pernapasan akut yang mempunyai gejala demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, dan sesak nafas. ISPA bukan merupakan penyakit yang
berbahaya, namun bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
ISPA dapat menyebabkan radang paru yang dapat berakibat kematian.
c. Jenis Kelamin
Pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa terjadi dengan cara yang
berbeda, tergantung beberapa faktor. Salah satu faktor yang
memengaruhi adalah jenis kelamin. Dengan kata lain, ada perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi laki-laki dan perempuan.
Masing-masing bayi tidak bisa disamakan, karena setiap pertumbuhan
dan perkembangan bayi memiliki tahapan yang berbeda-beda.
Pertumbuhan dan perkembangan pada bayi laki-laki dan perempuan
nyatanya memiliki banyak perbedaan. Meskipun memiliki tinggi dan
berat badan yang hampir sama, tetapi pertumbuhan fisik bayi
perempuan akan lebih cepat dibandingkan bayi laki-laki. Meski pada
akhirnya, tinggi badan lakil-aki akan melebihi tinggi badan anak
perempuan."
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi antara lain:
a. Usia Ibu
Usia 20-35 tahun merupakan usia dimana seseorang sudah dianggap
matang baik secara fisiologis, psikologis dan kognitif. Usia seorang ibu
akan mempengaruhi pada perilaku dalam pola asuh terhadap anak.
Semakin muda usia seorang ibu, maka semakin sedikit pengetahuan
dan pengalaman dalam pola asuh anak. Seiring bertambahnya usía,
bertambah pula kebijaksanaan ibu dalam mengasuh anaknya sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anaknya dapat dikendalikan ibu.10

8
b. Perawatan dan Pengasuhan Orang Tua
Pada bayi atau balita usia kurang dari satu tahun, pertumbuhan dan
perkembangannya sangat bergantung pada perawatan dan pengasuhan
orang tua. Perawatan dan pengasuhan orang tua yang baik ditandai
dengan adanya pemenuhan terhadap kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh dengan optimal diantaranya kebutuhan pangan (gizi) dan
perawatan kesehatan dasar seperti pemberian ASI dan imunisasi."
c. Pengetahuan Orang Tua
Seorang ibu yang mempunyai pengetahuan yang cukup sudah
menyadari pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan
bayinya di Posyandu sehingga rutin berkunjung ke Posyandu dan
memperoleh informasi tentang pertambahan dan perkembangan
bayinya pada saat penyuluhan."
Pengetahuan ibu tentang gizi yang baik bagi bayi akan menyebabkan
seorang ibu mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi oleh
bayinya. Semakin banyak pengetahuan gizi seorang ibu, maka ibu akan
semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang akan
dikonsumsi oleh anaknya."
d. Pendidikan Orang Tua
Pendidikan ibu juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tingkat
pendidikan ibu akan menentukan mudah tidaknya seorang ibu
menyerap dan memahami pengetahuan gizi tentang jenis makanan dan
bagaimana memilih makanan yang mengandung gizi seimbang yang
pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
bayinya.
e. Akses Pelayanan Kesehatan
Keberadaan tempat pelayanan kesehatan terdekat (baik rumah sakit
atau puskesmas) menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Bayi yang pertumbuhan dan perkembangannya
kurang baik merupakan bayi yang kurang memanfaatkan pelayanan

9
kesehatan, sedangkan bayi yang pertumbuhan dan perkembangannya
baik merupakan bayi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
cukup.

2.4 Tumbuh Kembang Anak Berdasarkan Usia


2.4.1 Pertumbuhan dan Pekembangan Fisiologis

Pertumbuhan dan perkembangan bayi usia neonatus (0-28 bulan) terjadi


adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai
berfungsinya organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi dua periode:

a. Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.


b. Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling memerlukan


perhatian dan menentukan kualitas seseorang dimasa mendatang adalah pada
masa anak, karena pada masa ini merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 2002). Pertumbuhan dan
perkembangan pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai
usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak menurut WHO yaitu sejak
terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun. Pada dasarnya dalam kehidupan
manusia mengalami berbagai tahapan dalam tumbuh kembangnya dan setiap
tahap mempunyai ciri tertentu.

1. Pertumbuhan

Masa neonatus (028 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan


perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan
yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem
organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktivitas
pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan
antara 35-50 x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120 - 160x /menit
dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga

10
dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti
perkembangan fungsi organ- organ tubuh lainnya.

Pada masa Neonatus terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi


perubahan sirkulasi darah serta organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat
lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr - 3500 gr,
tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari
pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat
badan lahir, kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan.

2. Perkembangan
1) Gerak halus/ Motorik halus
Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat
fisiologis akan muncul. Diantaranya refleks moro yaitu reflek
merangkul, yang akan menghilang pada usia 3--5 bulan; refleks
menghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks
mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks); refleks
memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6--
8 tahun. Refleks- refleks tersebut terjadi secara simetris, dan seiring
bertambahnya usia, refleks-refleks itu akan menghilang. Pada masa
neonatal ini, fungsi pendengaran dan penglihatan juga sudah mulai
berkembang.
2) Gerak kasar/Motorik kasar
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini
diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tumbuh dan mulai
mengangkat kepala.
3) Kemampuan bicara dan bahasa
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan
adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara
atau bel.
4) Sosialisasi dan kemandirian

11
Perkembangan adaptasi sosial atau perilaku masa neonatus ini dapat
ditunjukan dengan adanya tanda tanda tersenyum dan mulai menatap
muka untuk mengenali seseorang.
2.4.2 Perkembangan Psikososial

Pada tahap pertama perkembangan menurut Erik Erikson (1963), yang


berlangsung dari kelahiran hingga sekitar usia 1 tahun, bayi sedang mencari
rasa percaya terhadap orang tua. Hal ini menunjukkan bayi mulai
membangun keyakinan pada diri sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya.
Bayi merasa percaya bahwa kebutuhan dasar mereka seperti makanan, rasa
nyaman, dan perhatian akan terpenuhi. Namun, untuk mencapai ini, tidak
cukup hanya dengan memberikan perawatan fisik, diperlukan hubungan
yang baik antara orang tua dan bayi. Orang tua perlu belajar bagaimana
memenuhi kebutuhan bayi secara keseluruhan untuk mencegah terjadinya
rasa tidak percaya.

Penting bagi bayi belajar menunda kepuasan juga terkait dengan fase ini.
Jika orang tua terlalu cepat memenuhi keinginan bayi tanpa memberikan
kesempatan untuk bayi mencoba mengontrol lingkungan, bayi mungkin
tidak belajar cara mengatasi emosinya. Hal ini bisa menyebabkan rasa tidak
percaya yang berkembang.

Pada tahap kedua, bayi mulai menunjukkan perkembangan yang lebih


maju, seperti menggigit untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. Hali
ini dapat menjadi cara bayi tersebut untuk mendapatkan keinginannya,
seperti menggigit saat menyusui.

2.4.3 Perkembangan Bayi Menurut Teori Piaget

Teori Piaget adalah cerita umum yang menyatukan tentang bagaimana


biologi dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget
berpikir bahwa, sama seperti tubuh fisik kita memiliki struktur yang
memungkinkan kita beradaptasi dengan dunia, kita membangun struktur
mental yang membantu kita beradaptasi dengan dunia. Adaptasi melibatkan

12
penyesuaian dengan tuntutan lingkungan baru. Piaget menekankan bahwa
anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri: informasi
tidak hanya dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Dia
berusaha untuk menemukan bagaimana anak-anak pada titik yang berbeda
dalam perkembangan mereka berpikir tentang dunia dan bagaimana
perubahan sistematis dalam pemikiran mereka terjadi.

1. Proses kognitif
Dalam teori Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia
kognitif mereka sendiri, membangun struktur mental untuk beradaptasi
dengan dunia mereka. Skema adalah tindakan atau representasi mental
yang mengatur pengetahuan. Skema perilaku (aktivitas fisik)
mencirikan masa bayi, sedangkan skema mental (aktivitas kognitif)
berkembang di masa kanak-kanak. Asimilasi terjadi ketika anak-anak
menggunakan skema yang ada untuk menangani informasi baru;
akomodasi mengacu pada penyesuaian anak-anak dari skema mereka
dalam menghadapi informasi baru. Melalui organisasi, anak-anak
mengelompokkan perilaku yang terisolasi ke dalam sistem kognitif yang
lebih tinggi dan berfungsi lebih lancar. Ekuilibrasi adalah mekanisme
yang diusulkan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak
berpindah dari satu tahap kognitif ke tahap berikutnya. Ketika anak-
anak mengalami konflik kognitif dalam mencoba memahami dunia,
mereka menggunakan asimilasi dan akomodasi untuk mendapatkan
keseimbangan. Hasilnya adalah tahap pemikiran baru. Menurut Piaget,
ada empat tahap pemikiran yang berbeda secara kualitatif.
2. Tahap Sensorimotor
Dalam pemikiran sensorimotor, yang pertama dari empat tahap
Piaget, bayi mengatur dan mengoordinasikan sensasi dengan gerakan
fisik.
Tahap ini berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2 tahun.
Pikiran sensorimotor memiliki enam subtahap: refleks sederhana;
kebiasaan pertama dan reaksi sirkular primer; reaksi melingkar

13
sekunder; koordinasi reaksi melingkar sekunder; reaksi melingkar
tersier, kebaruan, dan rasa ingin tahu; dan internalisasi skema. Salah satu
pencapaian kunci dari tahap ini adalah objek permanen, kemampuan
untuk memahami bahwa objek terus ada meskipun bayi tidak lagi
mengamatinya. Aspek lain melibatkan pemahaman bayi tentang sebab
dan akibat.
3. Mengevaluasi Piaget Tahap Sensorimotor
Piaget membuka cara baru dalam memandang perkembangan bayi
dalam hal mengoordinasikan masukan sensorik dengan tindakan
motorik. Dalam dekade terakhir, revisi pandangan Piaget telah
diusulkan berdasarkan penelitian. Sebagai contoh, para peneliti telah
menemukan bahwa dunia persepsi yang stabil dan berbeda terbentuk
lebih awal dari yang dibayangkan Piaget, dan bayi juga mulai
mengembangkan konsep. Isu naturenurture dalam kaitannya dengan
perkembangan kognitif bayi terus diperdebatkan. Spelke mendukung
pendekatan pengetahuan inti, yang menyatakan bahwa bayi dilahirkan
dengan sistem pengetahuan bawaan khusus domain. Kritikus
berpendapat bahwa Spelke belum memberikan perhatian yang memadai
pada pengalaman awal yang dimiliki bayi.
2.4.4 Perkembangan Moral

Dalam mengembangkan moral anak, saat anak masih berusia dini mereka
diajarkan tentang benar dan salah. Pada usia selanjutnya anak diberikan
pemahaman terkait mengapa sebuah perilaku dapat dikatakan baik dan
salah. Faktor yang paling memberikan dampak bagi pertumbuhan perilaku
anak adalah lingkungan sekitar mereka. Sehingga orang tua dan keluarga
anak harus benar-benar dikontrol dan diawasi perkembangan dan
pergaulannya (Rakimahwati, 2012).

Moral bukanlah bawaan lahir dari seorang manusia, manusia yang baru
lahir tidak mengenal masalah moral. Moral merupakan sesuatu yang
diajarkan atau ditanamkan pada seorang manusia setahap demi setahap

14
mulai dari dirinya menghidup udara dunia. Dengan demikian, ia akan
mampu memahami serta mengaplikasikan moral yang tertanam dalam
dirinya tersebut. Oleh karena itu, moral atau moralitas merupakan sisi dalam
diri manusia yang berkembang seiring dengan perkembangan dirinya
(Raihana & Wulandari, 2017).

Perkembangan perilaku pada setiap anak tidaklah sama, ada yang


perkembangan moralnya dinilai sangat patut dan ada pula yang memiliki
perkembangan moral yang sangat kurang. Perkembangan moral merupakan
salah satu proses perubahan yang terjadi sepanjang hidup manusia baik itu
tingkah laku, budi pekerti, akhlak maupun pembentukan karakter pada anak
seiring bertambahnya usia anak. Perkembangan tersebut terjadi pada
sebagian besar mental anak, namun ada juga pada fisik dari anak (Nurjanah,
2018). Perkembangan moral anak harus menjadi perhatian setiap orang tua.
Hal ini bertujuan untuk mengajarkan seorang anak agar dapat membedakan
yang benar maupun salah, sehingga anak dapat berperilaku dengan baik
(Usakli, 2010).

2.5 Masalah Perkembangan Pada Anak Baru Lahir


Cedera kepala yang terjadi selama proses kelahiran biasanya bersifat
benigna tetapi kadang-kadang mengakibatkan cedera yang lebih serius. Cedera
yang menghasilkan trauma serius, seperti perdarahan intrakranial dan
hematoma subdural, dibahas dalam kaitannya dengan gangguan neurologis
pada bayi baru lahir. Fraktur tengkorak dibahas bersama dengan fraktur lain
yang dialami selama proses kelahiran. Tiga jenis cedera perdarahan
ekstrakranial yang paling umum adalah caput succedaneum, perdarahan
subgalea, dan cephalhematoma.

1. Caput succedaneum

merupakan lesi kulit kepala yang paling sering diamati, berupa area jaringan
edematous yang berbatasan kabur yang terletak di bagian kulit kepala yang
muncul dalam persalinan vertex. Pembengkakan tersebut terdiri dari serum
dan/atau darah yang telah mengumpul di jaringan di atas tulang. Biasanya,

15
pembengkakan tersebut meluas melebihi batas tulang (atau jahitan) dan
mungkin terkait dengan petekia atau ekimosis yang menutupinya.
Pembengkakan tersebut hadir pada atau segera setelah kelahiran. Tidak
diperlukan pengobatan khusus, dan pembengkakan tersebut akan mereda
dalam beberapa hari.

2. Subgaleal hemorrhage

adalah perdarahan ke dalam ruang subgaleal. Ruang subgaleal


adalah ruang potensial yang berisi jaringan ikat yang tersusun longgar.
Ruang ini terletak di bawah galea aponeurosis, selubung tendon yang
menghubungkan otot-otot frontal dan okipital dan membentuk permukaan
dalam kulit kepala. Cedera terjadi sebagai akibat dari gaya yang menekan
dan kemudian menarik kepala melalui lubang panggul (Parsons, Seay, &
Jacobson, 2016; Shah & Wusthoff, 2016). Persalinan yang diinstrumentasi,
terutama dengan vakum ekstraksi dan penggunaan forceps, meningkatkan
risiko perdarahan subgaleal. Faktor risiko tambahan meliputi tahap kedua
persalinan yang berkepanjangan, distres janin, makrosomia, kegagalan
vakum ekstraksi, dan primiparitas maternal. Perdarahan meluas melewati
tulang, seringkali ke bagian posterior leher, dan berlanjut setelah kelahiran,
dengan potensi komplikasi serius dan morbiditas.

Deteksi dini perdarahan sangat penting; pengukuran lingkar kepala


secara berkala dan pemeriksaan bagian belakang leher untuk edema yang
meningkat dan massa yang keras adalah penting. Pembengkakan yang lunak
dan bergoyangan di atas kulit kepala yang melintasi garis jahitan dan
bergerak saat bayi diposisikan kembali adalah tanda awal dari perdarahan
subgaleal (Smith, Kandamany, Okafor, et al., 2016). Tanda lainnya termasuk
pucat, takikardia, posisi telinga bayi yang maju dan lateral ketika hematoma
memanjang ke bagian belakang, dan peningkatan lingkar kepala. Tomografi
komputer (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) berguna untuk
mengonfirmasi diagnosis. Penggantian darah yang hilang dan faktor
pembekuan diperlukan dalam kasus akut perdarahan. Memantau bayi untuk

16
perubahan tingkat kesadaran dan penurunan hematokrit juga penting untuk
pengenalan dan penanganan dini. Peningkatan kadar bilirubin serum dapat
terjadi sebagai akibat dari sel darah merah yang terdegradasi di dalam
hematoma.

3. Cephalhematoma

Cephalhematoma terbentuk ketika pembuluh darah pecah selama


persalinan dan menghasilkan perdarahan ke dalam area antara tulang dan
periosteumnya. Cedera ini terjadi paling sering pada wanita primipara dan
sering kali terkait dengan persalinan menggunakan forceps dan vakum
ekstraksi. Berbeda dengan caput succedaneum, batas-batas
cephalhematoma dapat dibedakan dan tidak melampaui batas-batas tulang.
Cephalhematoma mungkin melibatkan salah satu atau kedua tulang parietal
tetapi jarang memengaruhi tulang okipital dan frontal. Pembengkakan
biasanya minimal atau tidak ada saat lahir dan ukurannya bertambah pada
hari kedua atau ketiga. Kehilangan darah biasanya tidak signifikan.

Tidak ada pengobatan yang diperlukan untuk cephalhematoma yang


tidak rumit. Sebagian besar lesi diserap dalam waktu 2 minggu hingga 3
bulan. Lesi yang mengakibatkan kehilangan darah yang parah pada area
tersebut atau yang melibatkan patah tulang yang mendasari memerlukan
evaluasi lebih lanjut. Hiperbilirubinemia dapat terjadi selama resolusi
hematoma. Infeksi lokal dapat berkembang dan dicurigai ketika
pembengkakan tiba-tiba meningkat.

2.6 Antisipatory Guidance


Pengasuhan anak bukanlah tugas yang mudah, itu menimbulkan
tantangan baik bagi orang tua yang baru maupun yang berpengalaman. Dengan
perubahan peran dan norma-norma masyarakat, yang dikombinasikan dengan
populasi yang sangat mobilitas, model peran tradisional dan metode-metode
mendidik anak yang terhormat semakin menurun. Akibatnya, orang tua
mencari bimbingan dari para profesional. Perawat berada dalam posisi yang
menguntungkan untuk memberikan bantuan dan menawarkan saran. Setiap

17
fase kehidupan seorang anak memiliki trauma khususnya—seperti toilet
training bagi anak balita, ketakutan tak terjelaskan bagi anak prasekolah, dan
krisis identitas bagi remaja. Bagi orang tua seorang bayi, beberapa tantangan
berpusat pada ketergantungan, disiplin, mobilitas yang meningkat, dan
keselamatan. Area utama untuk bimbingan orang tua selama tahun pertama
tercantum dalam kotak Perawatan Berpusat Keluarga.

1. Bimbingan Selama Tahun Pertama Bayi

1) Lahir sampai 6 Bulan


a. Mengajarkan orang tua tentang keselamatan mobil dengan
menggunakan perangkat penahan yang disetujui secara federal,
menghadap ke belakang, di tengah kursi belakang—bukan di kursi
dengan bantalan udara.
b. Memahami penyesuaian setiap orang tua terhadap bayi baru,
terutama kebutuhan emosional pasca melahirkan ibu.
c. Mengajarkan perawatan bayi dan membantu orang tua memahami
kebutuhan dan temperamen bayi serta bahwa bayi mengekspresikan
keinginan melalui tangisan.
d. Menyakinkan orang tua bahwa bayi tidak akan dimanjakan dengan
terlalu banyak perhatian selama 4 hingga 6 bulan pertama.
e. Mendorong orang tua untuk menetapkan jadwal yang memenuhi
kebutuhan bayi dan diri mereka sendiri.
f. Membantu orang tua memahami kebutuhan bayi akan stimulasi di
lingkungan.
g. Mendukung kebahagiaan orang tua dalam melihat respons sosial dan
kehangatan tumbuh bayi, terutama senyuman.
h. Merencanakan bimbingan antisipatif untuk keselamatan.
i. Menekankan pentingnya imunisasi.
j. Mempersiapkan untuk pengenalan makanan padat.
2) Usia 6 hingga 12 Bulan

18
a. Mempersiapkan orang tua menghadapi "kecemasan terhadap orang
asing" pada bayi.
b. Mendorong orang tua untuk membiarkan bayi berpegangan pada
mereka dan menghindari pemisahan yang lama dari salah satu orang
tua.
c. Membimbing orang tua mengenai disiplin karena mobilitas bayi
yang semakin meningkat.
d. Mendorong penggunaan suara negatif dan kontak mata daripada
hukuman fisik sebagai cara disiplin.
e. Mendorong menunjukkan perhatian terbesar ketika bayi berperilaku
baik, daripada saat bayi menangis.
f. Mengajarkan pencegahan cedera karena keterampilan motorik yang
semakin baik dan rasa ingin tahu bayi.
g. Mendorong orang tua untuk meninggalkan bayi dengan pengasuh
yang sesuai untuk memberikan sedikit waktu luang.
h. Membahas kesiapan untuk penghentian menyusui.
i. Mengeksplorasi perasaan orang tua mengenai pola tidur bayi.
2.7 Antisipatory Guidance
Orang tua anak usia sekolah mendapati diri mereka berada dalam posisi
untuk berbagi waktu dan minat anak dengan kelompok teman sebaya yang
semakin penting. Saat seorang anak merasa perlu untuk cocok dengan
kelompok teman sebaya dan mendapatkan rasa industri melalui produksi dan
performa individu serta kerja sama, ia menjauh dari hubungan dekat dan akrab
dalam kelompok keluarga. Melalui hubungan teman sebaya awal ini, anak-
anak bersiap untuk berpindah dari hubungan keluarga yang sempit dan
dilindungi ke dunia hubungan yang lebih luas dan kemandirian yang
meningkat. Orang tua harus belajar memberikan dukungan sebisanya tanpa
merasa ditolak, terluka, atau marah. Perawat dapat membantu orang tua anak
usia sekolah dengan memberikan panduan antisipatif dan jaminan selama
periode perkembangan dan kematangan anak ini (lihat kotak Perawatan
Berpusat pada Keluarga).

19
1) Panduan Selama Tahun Sekolah
1) Usia 6 Tahun
a. Siapkan orang tua untuk mengharapkan preferensi makanan yang
kuat dan penolakan sering terhadap item makanan tertentu.
b. Siapkan orang tua untuk mengharapkan nafsu makan yang semakin
besar.
c. Siapkan orang tua untuk reaksi emosional saat anak mengalami
perubahan suasana hati yang erratic.
d. Bantu orang tua untuk mengantisipasi kelanjutan rentan terhadap
penyakit.
e. Ajarkan pencegahan cedera dan keselamatan, terutama
keselamatan bersepeda.
f. Dorong orang tua untuk menghormati kebutuhan privasi anak dan
menyediakan kamar tidur terpisah untuk anak, jika
memungkinkan.
g. Siapkan orang tua untuk minat anak yang semakin meningkat di
luar rumah.
h. Bantu orang tua memahami perlunya mendorong interaksi anak
dengan teman sebaya.
2) Usia 7 hingga 10 Tahun
a. Siapkan orang tua untuk mengharapkan peningkatan kesehatan
dengan lebih sedikit penyakit, tetapi beri peringatan kepada mereka
bahwa alergi mungkin akan meningkat atau menjadi lebih jelas.
b. Siapkan orang tua untuk mengharapkan peningkatan cedera kecil.
c. Tekankan hati-hati dalam memilih dan merawat peralatan olahraga
dan kembali menekankan keselamatan.
d. Siapkan orang tua untuk mengharapkan peningkatan keterlibatan
dengan teman sebaya dan minat dalam aktivitas di luar rumah.
e. Tekankan perlunya mendorong kemandirian sambil menjaga
pembatasan dan disiplin.

20
f. Siapkan orang tua untuk mengharapkan lebih banyak tuntutan pada
usia 8 tahun.
g. Siapkan ayah untuk mengharapkan pengaguman yang semakin
meningkat pada usia 10 tahun; dorong kegiatan antara ayah dan
anak.
h. Siapkan orang tua untuk perubahan pra-pubertas pada anak
perempuan.
3) Usia 11 hingga 12 Tahun
a. Bantu orang tua mempersiapkan anak untuk perubahan tubuh saat
pubertas.
b. Siapkan orang tua untuk mengharapkan pertumbuhan pesat pada
anak perempuan.
c. Pastikan pendidikan seks anak memadai dengan informasi yang
akurat.
d. Siapkan orang tua untuk mengharapkan perilaku energik namun
bergejolak pada usia 11 tahun, dengan anak menjadi lebih tenang
pada usia 12 tahun.
e. Dorong orang tua untuk mendukung keinginan anak untuk
"tumbuh dewasa" namun juga memperbolehkan perilaku regresif
saat diperlukan.
f. Siapkan orang tua untuk mengharapkan peningkatan masturbasi.
g. Beritahu orang tua bahwa anak mungkin membutuhkan istirahat
lebih banyak.
h. Bantu orang tua mengedukasi anak mengenai eksperimen dengan
aktivitas yang berpotensi berbahaya.
4) Panduan Kesehatan
a. Bantu orang tua memahami pentingnya perawatan kesehatan dan
gigi yang teratur bagi anak.
b. Dorong orang tua untuk mengajarkan dan mencontohkan praktik
kesehatan yang baik, termasuk diet, istirahat, aktivitas, dan
olahraga.

21
c. Tekankan perlunya mendorong anak-anak untuk terlibat dalam
aktivitas fisik yang sesuai.
d. Tingkatkan pentingnya menyediakan lingkungan fisik dan
emosional yang aman.
e. Dorong orang tua untuk mengajarkan dan mencontohkan praktik
keselamatan.
2.8 Health Promotion of the Newborn and Family
2.8.1 Penyesuaian Kehidupan Di luar Rahim
Perubahan fisiologis yang paling mendalam yang dibutuhkan
oleh bayi yang baru lahir adalah transisi dari sirkulasi janin atau plasenta
ke respirasi independen. Kehilangan hubungan plasenta berarti
kehilangan dukungan metabolisme yang lengkap, terutama pasokan
oksigen dan penghilangan karbon dioksida. Stres normal dari persalinan
dan kelahiran menyebabkan perubahan pola pertukaran gas plasenta,
keseimbangan asam-basa dalam darah, dan aktivitas kardiovaskular pada
neonatus. Faktor-faktor yang mengganggu transisi normal atau yang
mengganggu oksigenasi janin (termasuk kondisi seperti hipoksemia,
hiperkapnia, dan asidosis) akan memengaruhi penyesuaian janin dengan
kehidupan di luar rahim.
2.8.2 Penyesuaian Segera
1. Sistem Pernapasan
Perubahan fisiologis yang paling kritis dan segera yang dibutuhkan
oleh bayi yang baru lahir adalah dimulainya pernapasan. Stimulus yang
membantu memulai respirasi pada dasarnya bersifat kimiawi dan termal.
Faktor-faktor kimia dalam darah (oksigen rendah, karbon dioksida tinggi,
dan pH rendah) memulai impuls yang merangsang pusat pernapasan di
medula. Stimulus termal utama adalah penyejukkan mendadak pada bayi,
yang meninggalkan lingkungan hangat dan memasuki atmosfer yang relatif
lebih dingin. Perubahan suhu yang tiba-tiba ini merangsang impuls sensorik
di kulit yang ditransmisikan ke pusat pernapasan. Stimulasi taktil dapat
membantu memulai pernapasan. Penurunan melalui kanal lahir dan

22
penanganan normal selama persalinan, seperti mengeringkan kulit,
membantu merangsang pernapasan pada bayi yang tidak terganggu. Metode
yang diterima secara umum dari stimulasi taktil termasuk memukul atau
menggelitik telapak kaki atau menggosok lembut punggung, badan, atau
anggota tubuh bayi yang baru lahir. Memukul pantat atau punggung bayi
yang baru lahir adalah teknik yang berbahaya dan sebaiknya tidak
dilakukan. Stimulasi taktil yang berkepanjangan, melebihi satu atau dua
pukulan atau penggelitikan pada telapak kaki atau menggosok punggung
sekali atau dua kali, dapat membuang waktu berharga dalam kejadian
kesulitan pernapasan dan dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada
bayi yang telah mengalami hipoksemia sebelum atau selama proses
persalinan.
Masuknya udara pertama kali ke dalam paru-paru dibendung oleh
tegangan permukaan cairan yang mengisi paru-paru dan alveoli janin.
Sebagian cairan paru-paru janin dihilangkan selama gaya-gaya normal
persalinan. Saat dada keluar dari kanal lahir, cairan diperas keluar dari paru-
paru melalui hidung dan mulut. Setelah keluarnya dada neonatus
sepenuhnya, terjadi pemulihan cepat pada dada. Udara memasuki saluran
udara atas untuk menggantikan cairan yang hilang. Pada kelahiran caesar,
dada tidak dipadatkan, dan bayi mungkin memerlukan dukungan atau
pemantauan pernapasan tambahan sampai cairan paru-paru janin yang
tersisa diserap oleh kapiler paru-paru dan pembuluh getah bening. Di dalam
alveoli, tegangan permukaan cairan berkurang oleh surfaktan, zat yang
diproduksi oleh epitel alveolar yang melapisi permukaan alveoli.
2. Sistem Peredaran Darah
Seiring pentingnya dimulainya pernapasan adalah perubahan
peredaran darah yang memungkinkan aliran darah melalui paru-paru.
Perubahan ini terjadi lebih perlahan dan merupakan hasil dari perubahan
tekanan di paru-paru, jantung, dan pembuluh besar. Transisi dari peredaran
janin ke peredaran pasca lahir melibatkan penutupan fungsional shunt janin:
foramen ovale, ductus arteriosus, dan akhirnya ductus venosus. Setelah

23
paru-paru diperluas, oksigen yang terinspirasi memperlebar pembuluh darah
paru-paru, yang mengurangi resistensi vaskular paru-paru dan akibatnya
meningkatkan aliran darah paru-paru. Saat paru-paru menerima darah,
tekanan di atrium kanan, ventrikel kanan, dan arteri paru-paru menurun.
Pada saat yang sama, ada peningkatan progresif dalam resistensi vaskular
sistemik dan peningkatan volume darah sebagai akibat dari pemotongan tali
pusat. Hal ini meningkatkan tekanan di sisi kiri jantung. Karena darah
mengalir dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah, sirkulasi
darah melalui shunt janin dibalik.
Faktor paling penting yang mengendalikan penutupan duktus adalah
peningkatan konsentrasi oksigen dalam darah. Faktor sekunder adalah
penurunan prostaglandin endogen dan asidosis. Foramen ovale secara
fungsional menutup pada atau segera setelah lahir dari tekanan dua bagian
septum atrium. Duktus arteriosus secara fungsional tertutup pada hari
keempat pada bayi yang sehat, tetapi penutupan dapat tertunda pada bayi
sakit atau prematur. Penutupan anatomi dari deposisi fibrin dan produk sel
membutuhkan waktu yang lebih lama. Karena aliran balik darah melalui
duktus arteriosus selama periode neonatal awal, terkadang terdengar bising
fungsional.
2.8.3 Status Fisiologis Sistem Lain
1. Termoregulasi
Setelah memulai pernapasan, regulasi panas adalah yang paling
kritis bagi kelangsungan hidup bayi baru lahir. Meskipun kemampuan bayi
baru lahir untuk memproduksi panas memadai, beberapa faktor
memprediksi bayi baru lahir kehilangan panas yang berlebihan. Pertama,
luas permukaan bayi baru lahir relatif terhadap berat badannya
memfasilitasi kehilangan panas ke lingkungan. Luas permukaan tubuh bayi
baru lahir sebagian dikompensasi oleh posisi fleksi yang biasa, yang
mengurangi jumlah permukaan tubuh yang terpapar ke lingkungan. Faktor
kedua yang berkontribusi terhadap kehilangan panas tubuh adalah lapisan
lemak subkutan yang tipis pada bayi baru lahir. Karena suhu inti tubuh

24
sekitar 1°F (~0,5°C) lebih tinggi dari suhu tubuh permukaan, gradien suhu
(perbedaan) ini menyebabkan transfer panas dari suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah.
Faktor ketiga adalah mekanisme bayi baru lahir untuk memproduksi
panas. Berbeda dengan anak atau orang dewasa, yang dapat meningkatkan
produksi panas melalui gemetar, neonatus yang kedinginan tidak dapat
menggigil tetapi memproduksi panas melalui termogenesis non-gemetar
(NST). NST (atau termogenesis kimia) dihasilkan dengan merangsang
respirasi seluler, yang menghasilkan peningkatan kebutuhan akan oksigen
dan glukosa. Sumber termogenik, yang dulunya diyakini unik untuk bayi
baru lahir aterm, adalah jaringan adiposa coklat (BAT), atau lemak coklat,
yang nama itu berasal dari kandungan sitokrom mitokondria yang lebih
besar. BAT memiliki kapasitas lebih besar untuk produksi panas melalui
aktivitas metabolisme yang diperkuat daripada jaringan adiposa biasa.
Panas yang dihasilkan dalam lemak coklat didistribusikan ke bagian lain
tubuh oleh darah, yang dipanaskan saat mengalir melalui lapisan jaringan
ini. Deposito coklat superfisial terletak di antara skapula, di sekitar leher, di
aksila, dan di belakang sternum. Lapisan yang lebih dalam mengelilingi
ginjal, trakea, esofagus, beberapa arteri besar, dan kelenjar adrenal. Lokasi
lemak coklat mungkin menjelaskan mengapa bagian belakang leher sering
terasa lebih hangat dari bagian tubuh lainnya.
Karena faktor-faktor ini yang memprediksi bayi mengalami
kehilangan panas tubuh, penting bagi bayi yang baru lahir untuk segera
dikeringkan dan ditempatkan kulit-ke-kulit dengan ibu mereka setelah
persalinan dan ditutupi dengan selimut, atau, jika itu tidak mungkin,
dibungkus dengan selimut hangat dan kering. Meskipun kekhawatiran
biasanya adalah kemampuan bayi baru lahir untuk mempertahankan panas,
mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menyebar panas di
lingkungan yang terlalu panas, meningkatkan risiko hipertermia.
2. Sistem Hematopoietik

25
Volume darah bayi baru lahir sebagian besar bergantung pada jumlah
darah yang ditransfer melalui plasenta sebelum penjepitan tali pusat.
Volume darah bayi aterm sekitar 80 hingga 85 ml/kg berat badan. Segera
setelah lahir, volume darah total rata-rata 300 ml, tetapi, tergantung pada
seberapa lama penjepitan tali pusat ditunda, atau jika tali pusat diperas,
hingga 100 ml dapat ditambahkan ke volume darah.
3. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Perubahan terjadi dalam volume total air tubuh, volume cairan
ekstraseluler, dan volume cairan intraseluler selama transisi dari kehidupan
janin ke kehidupan pasca kelahiran. Janin terdiri hampir seluruhnya dari air
pada awal kehamilan dan saat lahir, sekitar 73% berupa cairan,
dibandingkan dengan 58% pada orang dewasa. Janin memiliki lebih banyak
cairan ekstraseluler daripada cairan intraseluler, tetapi ini berubah secara
progresif sepanjang kehidupan pasca kelahiran, mungkin karena
pertumbuhan sel yang mengorbankan cairan ekstraseluler. Aspek penting
dari keseimbangan cairan adalah hubungannya dengan sistem lain. Tingkat
metabolisme bayi dua kali lipat dari pada orang dewasa dalam kaitannya
dengan berat badan. Akibatnya, lebih banyak asam terbentuk, menyebabkan
perkembangan asidemia yang lebih cepat. Selain itu, ginjal yang belum
matang tidak dapat mencukupi dalam mengkonsentrasikan urine untuk
mempertahankan air tubuh. Tiga faktor ini membuat bayi lebih rentan
terhadap dehidrasi, asidosis, dan kelebihan cairan.
4. Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna, menyerap, dan
memetabolisme makanan memadai namun terbatas dalam beberapa fungsi
tertentu. Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat
sederhana (monosakarida dan disakarida), tetapi produksi amilase pankreas
yang kurang membatasi penggunaan karbohidrat kompleks (polisakarida).
Kekurangan lipase pankreas membatasi penyerapan lemak, terutama dengan
konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh tinggi, seperti susu
sapi. ASI, meskipun memiliki kandungan lemak yang tinggi, mudah dicerna

26
dan diserap karena mengandung enzim seperti lipase, yang membantu
dalam pencernaan.
Hati adalah organ gastrointestinal yang paling tidak matang.
Aktivitas enzim glukuronyl transferase berkurang, memengaruhi konjugasi
bilirubin dengan asam glukuronat, yang berkontribusi pada ikterus fisiologis
pada bayi baru lahir. Hati juga kekurangan pembentukan protein plasma,
yang kemungkinan memainkan peran dalam edema biasanya terlihat saat
lahir. Prothrombin dan faktor koagulasi lainnya juga rendah. Hati
menyimpan sedikit glikogen saat lahir dibandingkan dengan nanti dalam
hidup. Akibatnya, bayi baru lahir rentan terhadap hipoglikemia, yang dapat
dicegah dengan pemberian makanan secara dini dan efektif, idealnya ASI.
Beberapa kelenjar ludah berfungsi saat lahir, tetapi sebagian besar
tidak mulai mengeluarkan air liur sampai sekitar usia 2 hingga 3 bulan,
ketika mengalirkan air liur umum terjadi. Kapasitas lambung bayi baru lahir
sulit ditentukan; namun, Bergman (2013) meninjau enam penelitian yang
diterbitkan yang mengeksplorasi hal ini, menyimpulkan bahwa kapasitas
lambung sekitar 20 ml saat lahir, sehingga bayi membutuhkan pemberian
makanan kecil dan sering. Bayi yang menyusui biasanya memiliki
pemberian makanan yang lebih sering dan tinja yang lebih sering daripada
bayi yang menerima susu formula.
Usus bayi lebih panjang dibandingkan dengan ukuran tubuh dibandingkan
dengan dewasa. Oleh karena itu, memiliki jumlah kelenjar sekretorik yang
proporsional lebih besar dan luas permukaan penyerapan yang lebih besar
dibandingkan dengan usus dewasa. Gelombang peristaltik cepat dan
gelombang nonperistaltik simultan terjadi sepanjang usus. Gelombang ini,
disebut kompleks motor migrasi (MMC), mendorong nutrisi ke depan.
Kematangan relatif MMC, yang dikombinasikan dengan penurunan tekanan
sfingter esofagus bawah (LES), relaksasi tidak tepat dari LES, dan
pengosongan lambung yang tertunda, membuat regurgitasi menjadi
kejadian umum. Perubahan progresif dalam pola buang air besar
menunjukkan bahwa saluran pencernaan berfungsi dengan baik.

27
5. Sistem Ginjal
Semua komponen struktural hadir dalam sistem ginjal, tetapi ginjal
memiliki kekurangan fungsional dalam kemampuannya untuk
mengkonsentrasikan urine dan mengatasi fluktuasi cairan dan elektrolit,
seperti dehidrasi atau beban solut yang terkonsentrasi. Volume total output
urin per 24 jam adalah sekitar 200 hingga 300 ml pada akhir minggu
pertama. Kandung kemih secara tidak sadar mengosongkan diri ketika
diregangkan oleh volume 15 ml, menghasilkan hingga 20 kali buang air
kecil per hari. Pengosongan pertama harus terjadi dalam 24 jam. Urin
bersifat tidak berwarna dan tidak berbau dan memiliki gravitasi spesifik
sekitar 1.020.
6. Sistem Integumen
Saat lahir, semua struktur dalam kulit ada, tetapi banyak fungsi dari
integumen belum matang. Dua lapisan kulit, epidermis dan dermis, longgar
terikat satu sama lain dan sangat tipis. Rete pegs, yang kemudian dalam
kehidupan mengikat epidermis ke dermis, belum berkembang. Gesekan
ringan melintasi epidermis, seperti dari pengangkatan pita secara cepat,
dapat menyebabkan pemisahan lapisan ini dan pembentukan lepuh atau
kehilangan epidermis. Pada bayi lahir tepat waktu, zona transisi antara
lapisan terkeratinisasi dan hidup dari epidermis efektif dalam mencegah
cairan mencapai permukaan kulit.
Kelenjar sebaceous aktif menjelang akhir kehidupan janin dan pada
awal masa bayi karena tingkat androgen maternal yang tinggi. Mereka
terletak paling padat di kulit kepala, wajah, dan alat kelamin dan
memproduksi verniks caseosa keabu-abuan yang berminyak yang menutupi
bayi saat lahir. Penyumbatan kelenjar sebaceous menyebabkan milia.
Kelenjar eccrine, yang memproduksi keringat sebagai respons
terhadap panas atau stimulus emosional, berfungsi saat lahir, dan pada usia
3 minggu, keringat telapak tangan saat menangis mencapai tingkat yang
setara dengan orang dewasa yang cemas. Kelenjar eccrine menghasilkan
keringat sebagai respons terhadap suhu yang lebih tinggi daripada yang

28
dibutuhkan pada orang dewasa, dan retensi keringat dapat mengakibatkan
milia. Kelenjar apokrin, kelenjar keringat yang berkembang sebagai
lampiran pada folikel rambut, tetap kecil dan tidak berfungsi sampai masa
pubertas.
Fase pertumbuhan folikel rambut biasanya terjadi secara bersamaan
saat lahir. Selama beberapa bulan pertama, keseimbangan antara kerontokan
rambut dan pertumbuhan kembali terganggu, dan mungkin terjadi
pertumbuhan rambut berlebihan atau kebotakan sementara.
Karena jumlah melanin rendah saat lahir, bayi lebih ringan kulitnya
dibandingkan saat mereka menjadi anak-anak. Akibatnya, bayi lebih rentan
terhadap efek berbahaya dari sinar ultraviolet seperti matahari.
7. Sistem Muskuloskeletal
Saat lahir, sistem rangka mengandung lebih banyak tulang rawan
daripada tulang yang terossifikasi, meskipun proses osifikasi cukup cepat
selama tahun pertama. Hidung, misalnya, sebagian besar berupa tulang
rawan saat lahir dan sering kali menjadi datar akibat tekanan saat proses
persalinan. Enam tulang tengkorak relatif lunak dan belum bergabung. Sinus
juga belum terbentuk sepenuhnya. Berbeda dengan sistem rangka, sistem
otot hampir sepenuhnya terbentuk saat lahir. Hipertrofi, bukan hiperplasia,
dari sel-sel menyebabkan pertumbuhan ukuran jaringan otot.
8. Pertahanan Terhadap Infeksi
Bayi lahir dengan beberapa pertahanan terhadap infeksi. Pertahanan
pertama adalah kulit dan selaput lendir, yang melindungi tubuh dari
organisme yang menyerang. Pertahanan kedua adalah elemen seluler dari
sistem imunologi, yang menghasilkan beberapa jenis sel yang mampu
menyerang patogen. Neutrofil dan monosit adalah fagosit, sel yang
menelan, mengonsumsi, dan menghancurkan agen asing. Eosinofil juga
kemungkinan memiliki sifat fagositik karena dalam kehadiran protein asing
mereka meningkat jumlahnya. Limfosit (sel T dan B) mampu diubah
menjadi jenis sel lain, seperti monosit dan antibodi. Meskipun sifat fagositik

29
darah ada pada bayi, respon peradangan jaringan untuk membatasi infeksi
belum matang.
Pertahanan ketiga adalah pembentukan antibodi spesifik terhadap
antigen. Proses ini memerlukan paparan terhadap berbagai agen asing agar
produksi antibodi terjadi. Biasanya, bayi tidak mampu menghasilkan
imunoglobulin sendiri hingga awal bulan kedua kehidupan, tetapi mereka
menerima kekebalan pasif yang signifikan dalam bentuk imunoglobulin G
(IgG) dari sirkulasi ibu dan dari ASI. Mereka dilindungi dari sebagian besar
penyakit anak-anak utama, termasuk difteri, campak, poliomielitis, dan
rubela, selama sekitar 3 bulan, asalkan ibu telah mengembangkan antibodi
terhadap penyakit-penyakit tersebut.
9. Sistem Endokrin
Biasanya, sistem endokrin bayi cukup berkembang, tetapi fungsinya
belum matang. Sebagai contoh, lobus posterior kelenjar pituitari
menghasilkan jumlah terbatas hormon antidiuretik, atau vasopresin,
sehingga risiko diuresis meningkat. Hal ini membuat bayi sangat rentan
terhadap dehidrasi. Efek hormon seks ibu terutama terlihat pada bayi baru
lahir. Labia mengalami hipertrofi, dan payudara pada kedua jenis kelamin
mungkin bengkak dan mengeluarkan susu selama beberapa hari pertama
kehidupan hingga usia 2 bulan. Bayi perempuan mungkin mengalami
pseudomenstruasi (lebih sering terlihat sebagai sekresi susu daripada darah
aktual) akibat penurunan tiba-tiba kadar progesteron dan estrogen.
10. Sistem Neurologis
Pada saat lahir, sistem saraf belum sepenuhnya terintegrasi namun
sudah cukup berkembang untuk mendukung kehidupan di luar rahim.
Sebagian besar fungsi neurologis adalah refleks primitif. Sistem saraf
otonom penting selama transisi karena merangsang pernapasan awal,
membantu menjaga keseimbangan asam-basa, dan sebagian mengatur
kontrol suhu.
Mielinisasi sistem saraf mengikuti hukum perkembangan dari
kepala ke ekstremitas (dari kepala ke kaki, dari pusat ke perifer) dan

30
berkaitan erat dengan penguasaan keterampilan motorik halus dan kasar
yang diamati. Mielin diperlukan untuk transmisi impuls saraf yang cepat
dan efisien sepanjang jalur saraf. Traktat yang mengembangkan mielin
paling awal adalah sensorik, serebelum, dan ekstrapiramidal. Ini
menjelaskan indra akut terhadap rasa, bau, dan pendengaran serta persepsi
nyeri pada bayi baru lahir. Semua saraf kranial memiliki mielin kecuali saraf
optik dan olfaktori.
11. Fungsi Sensorik
Fungsi sensorik bayi baru lahir sangat berkembang dengan baik dan
memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan,
termasuk proses perlekatan.
2.9 Sex Education (Anak Pra-Sekolah)
Anak prasekolah telah menyerap sejumlah besar informasi selama
hidup mereka yang singkat. Meskipun pemikiran mereka mungkin belum
matang, mereka terus-menerus mencari penjelasan dan alasan yang logis dan
masuk akal bagi mereka. Kata "mengapa" tampaknya menggantikan kata
"tidak," yang umum pada masa balita. Alami saja bahwa saat mereka belajar
tentang "diri saya," mereka juga akan ingin tahu "mengapa saya" dan
"bagaimana saya." Pertanyaan seperti "Dari mana bayi-bayi datang?" sepele
sebagaimana "Mengapa langit biru?," "Apa yang membuat hujan turun?," atau
"Siapa itu?" Cara orang dewasa menjawab pertanyaan tentang proses
reproduksi adalah yang membiasakan anak-anak, bahkan yang paling muda,
untuk memisahkan pertanyaan-pertanyaan ini dari pertanyaan-pertanyaan
lainnya tentang dunia mereka. Jika orang dewasa menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini secara jujur dan seperti halnya menjawab pertanyaan lainnya,
anak-anak akan merasa nyaman bertanya saat mereka menjelajahi tubuh dan
dunia mereka. Jika mereka dijawab dengan dongeng atau dengan cemas "Kamu
terlalu kecil untuk tahu tentang itu," anak-anak akan belajar untuk menyimpan
pertanyaan-pertanyaan semacam itu untuk diri mereka sendiri. Sayangnya, saat
mereka menyimpan misteri-misteri diam-diam ini, mereka merumuskan teori-
teori mereka sendiri untuk menjelaskan kelahiran. Karena pemikiran magis

31
tidak perlu didasarkan pada logika atau fakta, penjelasan fantastis dan
seringkali menakutkan dapat menggantikan kebenaran.
Ada dua aturan yang mengatur dalam menjawab pertanyaan sensitif
tentang topik seperti seks. Yang pertama adalah mencari tahu apa yang
diketahui dan dipikirkan oleh anak-anak. Sementara menyelidiki teori-teori
yang dihasilkan anak-anak sebagai penjelasan yang masuk akal, orang tua
dapat memberikan informasi yang benar dan juga membantu anak-anak
memahami mengapa penjelasan mereka tidak akurat. Alasan lain untuk
mengetahui apa yang dipikirkan oleh anak sebelum memberikan informasi
adalah untuk menghindari memberikan jawaban yang "tidak diminta". Sebagai
contoh, Lauren yang berusia 4 tahun bertanya kepada ayahnya, "Dari mana
saya berasal?" Kedua orang tua dengan cepat menganggap pertanyaan ini
sebagai petunjuk untuk menawarkan pendidikan seks. Setelah penjelasan,
Lauren berseru, "Saya tidak tahu tentang itu! Yang saya tahu adalah Mary
berasal dari New York, dan saya ingin tahu dari mana saya berasal."
Aturan kedua dalam memberikan informasi adalah jujur. Meskipun
anak prasekolah mungkin lupa atau salah paham banyak informasi yang benar,
informasi yang benar dapat diulang hingga anak menyerap dan memahami
fakta-fakta tersebut. Meskipun kata-kata anatomi yang benar mungkin sulit
untuk diucapkan atau sulit diingat, mereka menjadi penting untuk menjelaskan
konsep-konsep lainnya nantinya. Perawat memiliki kesempatan untuk
berkontribusi pada pendidikan seks awal dengan menyampaikan informasi
yang akurat tentang istilah genital selama pemeriksaan fisik.
Kejujuran tidak berarti menyampaikan setiap fakta kehidupan atau
memperbolehkan keingintahuan seksual yang berlebihan. Seorang anak yang
bertanya satu pertanyaan mencari satu jawaban. Ketika mereka siap, anak-anak
akan bertanya tentang bagian-bagian "belum selesai" lainnya dari cerita. Suatu
saat mereka akan bertanya bagaimana "sperma bertemu dengan sel telur" dan
"bagaimana bayi keluar," tetapi lebih baik menunggu sampai mereka bertanya.
Jika orang tua memberikan terlalu banyak informasi, anak akan
menjadi bosan atau mengakhiri percakapan dengan pertanyaan yang tidak

32
relevan. Orang tua sangat khawatir tentang apakah mereka dapat "mencelakai"
anak-anak mereka dengan memberikan "terlalu banyak" informasi atau
memberi tahu mereka hal-hal yang tidak akan mereka mengerti. Secara umum,
pengetahuan tidak berbahaya ketika disampaikan dengan cara yang sesuai
dengan perkembangan. Kemungkinan besar anak-anak tidak akan memahami
semua yang dijelaskan orang tua pada awalnya; mereka akan memproses
informasi sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. Yang penting adalah bahwa
orang tua dapat diakses dan tidak menolak pertanyaan anak mereka. Penting
juga bagi orang tua untuk menyadari bahwa pendidikan seks anak-anak
dipengaruhi tidak hanya oleh informasi yang mereka terima secara lisan tetapi
juga oleh hubungan dan perilaku seksual yang mereka lihat dari orang tua
mereka dan oleh konten seksual yang mereka lihat dalam lingkungan sehari-
hari mereka (misalnya, televisi, majalah, film).
Ketika seorang anak tidak bertanya pertanyaan, orang tua dan tenaga
kesehatan harus memanfaatkan kesempatan alami untuk membahas
reproduksi, seperti berbicara tentang seseorang yang sedang hamil atau
mendiskusikan program televisi atau film tentang aspek biologis. Banyak
buku-buku yang sangat baik tentang pendidikan seks tersedia untuk anak
prasekolah di perpustakaan umum. Selain itu, Dewan Informasi dan
Pendidikan Seksual Amerika Serikat dan Akademi Pediatri Amerika Serikat
memiliki daftar pustaka dari bahan bacaan yang disarankan. Orang tua
sebaiknya membaca materi tersebut sebelum memberikannya atau
membacanya kepada anak.
Tanpa memperhatikan apakah anak-anak diberi pendidikan seks,
mereka akan terlibat dalam permainan-permainan keingintahuan seksual dan
eksplorasi. Pada usia sekitar 3 tahun, anak-anak menyadari perbedaan anatomi
antara jenis kelamin dan tertarik pada bagaimana "pekerjaan" yang lainnya. Ini
sebenarnya bukan keingintahuan "seksual" karena banyak anak masih tidak
sadar akan fungsi reproduksi dari alat kelamin. Mereka penasaran tentang
fungsi eliminatif dari anatomi. Anak laki-laki kecil penasaran bagaimana anak
perempuan bisa buang air kecil tanpa penis, sehingga mereka memperhatikan

33
anak perempuan pergi ke kamar mandi. Karena mereka tidak bisa melihat apa
pun kecuali aliran urine yang keluar, mereka ingin mengamati lebih lanjut.
Permainan "bermain dokter" sering kali merupakan permainan yang diciptakan
untuk penyelidikan semacam itu. Anak perempuan kecil tidak kurang
penasaran tentang anatomi anak laki-laki. Mereka merasa tertarik untuk
memeriksa "benda" ini yang tidak dimiliki oleh anak perempuan.
Orang tua sering bertanya-tanya bagaimana mengatasi keingintahuan
seksual semacam itu. Pendekatan yang positif adalah tidak mengizinkan atau
mengutuk perilaku tersebut, tetapi memberi tahu anak-anak bahwa, jika mereka
memiliki pertanyaan, mereka harus bertanya kepada orang tua; kemudian
orang tua harus mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan lainnya.
Dengan cara ini, anak-anak memahami bahwa mereka dapat memuaskan
keingintahuan seksual mereka dengan cara lain selain bermain permainan
penyelidikan. Ini sama sekali tidak mengutuk tindakan tersebut tetapi
menekankan metode alternatif untuk mencari solusi dan jawaban.
Memperbolehkan anak-anak permissif tanpa batasan hanya akan
meningkatkan kecemasan dan kekhawatiran mereka karena menjelajahi dan
mencari biasanya memberikan sedikit bukti untuk memuaskan rasa ingin tahu
mereka.
Kadang-kadang, orang tua dihadapkan pada dilema khusus (misalnya,
ketika seorang anak secara tidak sengaja menyaksikan hubungan seksual).
Ketika peristiwa semacam itu terjadi, orang tua harus ingat bahwa pendidikan
seks jauh lebih dari sekadar fakta di buku teks. Ini adalah bagian dari konsep
yang lebih luas yang disebut seksualitas; dua orang bersatu secara intim karena
hubungan khusus yang mereka miliki bersama. Hubungan seksual bukanlah
tindakan fisik yang terpisah dari perasaan atau emosi, tetapi merupakan
tindakan pribadi yang dua orang bagikan untuk kesenangan dan untuk
mengekspresikan perhatian satu sama lain. Menawarkan penjelasan semacam
itu mengajarkan perilaku sosial yang sesuai, dan khususnya menekankan
hubungan intim yang berarti antara dua orang dewasa. Ketika anak-anak
menyaksikan tindakan seksual, orang tua harus menggunakan kesempatan

34
tersebut untuk menyampaikan bahwa seks adalah bagian dari hubungan dewasa
yang sehat dan alami. Namun, untuk mencegah gangguan berikutnya, anak-
anak diingatkan untuk selalu mengetuk terlebih dahulu; jika mereka terlalu
muda untuk memahami atau mematuhi, maka pemasangan kunci pada pintu
adalah tindakan yang tepat.
Salah satu kekhawatiran bagi beberapa orang tua adalah masturbasi,
atau stimulasi diri pada alat kelamin. Ini terjadi pada usia apa pun karena
berbagai alasan dan, jika tidak berlebihan, adalah hal yang normal dan sehat.
Bagi anak prasekolah, ini merupakan bagian dari keingintahuan seksual dan
eksplorasi. Jika orang tua khawatir tentang anak mereka melakukan
masturbasi, penting bagi perawat untuk menyelidiki keadaan yang terkait
dengan aktivitas tersebut. Masturbasi bisa menjadi ekspresi kecemasan,
kebosanan, atau stres. Dalam kasus masturbasi yang berlebihan, hal itu
mungkin terkait dengan masalah emosional atau perilaku, serta pelecehan fisik
atau seksual (Strachan & Staples, 2012). Penanganan masturbasi pada masa
anak-anak yang normal meliputi pendidikan orang tua dan memberikan rasa
aman, mengalihkan perhatian anak ke kegiatan lain, dan berdiskusi dengan
anak mengenai batasan yang sesuai (Strachan & Staples, 2012). Selain itu,
orang tua harus menekankan bahwa masturbasi adalah tindakan pribadi,
sehingga mengajarkan anak perilaku yang dapat diterima secara sosial.
2.10 Sex Education (Anak Usia Sekolah)
Orang tua mungkin tidak mengajarkan anak-anak muda istilah yang
benar untuk organ seksual atau perasaan seksual. Seringkali, satu-satunya
kosakata yang tersedia bagi anak-anak adalah yang mengidentifikasi organ
seksual dengan fungsi ekskresi. Jika anak-anak belajar bahwa organ dan
fungsi ekskresi itu kotor, mereka mungkin mengaitkan "kekotoran" dengan
organ dan fungsi reproduksi. Jika anak-anak belajar istilah yang benar untuk
organ dan fungsi mereka, ini akan menghilangkan atau mengurangi asosiasi
ini. Karena orang tua sering menekan atau menghindari rasa ingin tahu
seksual anak-anak mereka, informasi seksual yang diterima pada masa kecil
sering kali diperoleh hampir sepenuhnya dari teman sebaya. Satu penelitian

35
menemukan bahwa sebagian besar orang tua anak pra-remaja dan remaja
percaya bahwa mereka terbuka dalam diskusi pendidikan seks; namun, hanya
sedikit orang tua yang menyampaikan informasi langsung tentang praktik
seks aman (Hyde, Drennan, Butler, dkk., 2013). Ketika teman sebaya menjadi
sumber utama informasi seksual, informasi tersebut sering disampaikan dan
ditukar dalam percakapan rahasia dan berisi informasi yang keliru.
Komunikasi semacam ini juga dapat menciptakan kecemasan pada anak-anak
dan menghambat ekspresi spontan atau pertanyaan kepada orang tua mereka.
Meskipun masa anak tengah adalah waktu yang ideal untuk
pendidikan seks resmi, subjek ini telah menimbulkan kontroversi yang
signifikan. Banyak orang tua dan kelompok yang secara mutlak menentang
penambahan pendidikan seks di sekolah. Yang lain percaya bahwa informasi
tentang kematangan seksual dan proses reproduksi harus disajikan
sebagaimana halnya informasi tentang fenomena alam lainnya, seperti
pertumbuhan tumbuhan, pergantian musim, dan kebiasaan migrasi burung.
Ketika pendidikan seks disajikan dari perspektif sepanjang hidup dan
dianggap sebagai bagian normal dari pertumbuhan dan perkembangan,
informasi tersebut kurang cenderung memiliki nuansa ketidakpastian, rasa
bersalah, atau rasa malu yang pada gilirannya dapat menimbulkan kecemasan
pada anak-anak. Program pendidikan seks telah berhasil
diintegrasikan ke dalam sejumlah kurikulum sekolah dasar. Dalam banyak
program ini, seksualitas disajikan dalam konteks peran sentralnya sebagai
mekanisme biologis untuk kelangsungan budaya. Anak-anak belajar bahwa
kematangan seksual dan reproduksi mewakili kontribusi setiap individu
terhadap tata tertib alam. Pendekatan ini memberikan pintu masuk alami ke
dalam diskusi tentang seksualitas sebagai dasar bagi unit keluarga,
pernikahan, dan sikap terhadap anak-anak, serta sebagai pintu masuk ke
dalam penyajian fakta-fakta biologis tentang seksualitas. Banyak program
pendidikan seks juga menekankan bahwa intimasi seksual adalah bagian dari
hubungan pribadi yang dekat dan merupakan sarana untuk menyampaikan
cinta, serta sarana untuk memastikan kelangsungan hidup spesies.

36
2.11 Peran Perawat dalam Pendidikan Seks
Tidak peduli di mana perawat praktik, mereka dapat memberikan
informasi tentang seksualitas manusia kepada kedua orang tua dan anak-anak.
Untuk mendiskusikan topik tersebut secara memadai, perawat harus
memahami aspek fisiologis dari seksualitas; mengetahui mitos dan
kesalahpahaman umum yang terkait dengan seks dan proses reproduksi;
memahami nilai-nilai budaya dan sosial; dan menyadari sikap, perasaan, dan
bias mereka sendiri. Ketika perawat menyampaikan informasi seksual kepada
anak-anak, mereka harus memperlakukan seks sebagai bagian normal dari
pertumbuhan dan perkembangan. Perawat harus menjawab pertanyaan dengan
jujur, tanpa banyak omong, dan pada tingkat pemahaman anak. Anak-anak usia
sekolah mungkin akan merasa lebih nyaman ketika anak laki-laki dan
perempuan dipisahkan untuk diskusi; namun, setiap kelompok membutuhkan
informasi tentang kedua jenis kelamin.
Anak-anak membutuhkan bantuan untuk membedakan antara seks dan
seksualitas. Latihan yang difokuskan pada klarifikasi nilai-nilai,
mengidentifikasi panutan, menyelesaikan masalah, dan mempraktikkan
tanggung jawab penting untuk mempersiapkan anak usia sekolah untuk masa
pra-remaja dan pubertas awal. Selain itu, anak-anak memerlukan penjelasan
tentang informasi seksual yang dibahas melalui media atau lelucon. Sebuah
program pendidikan seks yang komprehensif termasuk informasi tentang
anatomi, kehamilan, kontrasepsi, dan penyakit menular seksual harus disajikan
dalam istilah yang sederhana dan akurat. Mengajarkan anak untuk bertanggung
jawab secara seksual adalah komponen penting dari pendidikan seks. Pra-
remaja membutuhkan informasi yang tepat dan konkret yang akan
memungkinkan mereka menjawab pertanyaan seperti "Bagaimana jika saya
menstruasi di tengah pelajaran?" atau "Bagaimana cara saya menghindari
orang menceritakan bahwa saya ereksi?" Penting untuk memberi tahu mereka
apa yang ingin mereka ketahui dan apa yang bisa mereka harapkan akan terjadi
saat mereka matang secara seksual. Selama pertemuan dengan orang tua,
perawat dapat terbuka dan tersedia untuk pertanyaan dan diskusi. Mereka dapat

37
memberikan contoh dengan bahasa yang mereka gunakan dalam membahas
bagian tubuh dan fungsinya serta dengan cara mereka menangani masalah yang
memiliki nuansa emosional, seperti permainan seks eksplorasi dan masturbasi.
Orang tua membutuhkan bantuan untuk memahami perilaku normal dan untuk
melihat rasa ingin tahu seksual pada anak-anak mereka sebagai bagian dari
proses perkembangan. Menilai tingkat pengetahuan dan pemahaman orang tua
tentang seksualitas memberikan petunjuk tentang kebutuhan mereka akan
informasi tambahan yang akan mempersiapkan mereka untuk penjelasan yang
semakin kompleks seiring bertambahnya usia anak-anak mereka.
Anak-anak dengan gangguan perkembangan membutuhkan hubungan
emosional dan seksual. Orang tua anak-anak dengan gangguan perkembangan
mungkin memerlukan bantuan khusus dan bantuan dalam pendidikan seks.
Pada tahun 1996, American Academy of Pediatrics mengembangkan pedoman
khusus yang membahas cara mengajarkan anak-anak ini tentang anatomi
manusia, perubahan pubertas, ekspresi kasih sayang fisik, perlindungan dari
pelecehan seksual atau eksploitasi, dan kemandirian dalam kebersihan pribadi
dan perawatan diri. Sebuah laporan klinis yang dirilis pada tahun 2016
menyediakan bukti terbaru tentang pendidikan kesehatan seksual dan
reproduktif, termasuk hubungan intim, infeksi menular seksual, orientasi
seksual, identitas gender, serta hak dan tanggung jawab reproduksi (Breuner,
Mattson, Komite tentang Remaja, dkk., 2016). Pendidikan seks untuk anak-
anak dengan kondisi kesehatan kronis dan disabilitas memerlukan teknik
individualis yang disesuaikan, tergantung pada masalah kesehatan dan
disabilitas (Breuner, Mattson, Komite tentang Remaja, dkk., 2016). Perawat
harus mengambil peran aktif dalam membicarakan masalah seksualitas dan
mempromosikan gagasan bahwa seksualitas adalah bagian dari identitas setiap
individu untuk mengatasi kebutuhan pendidikan. Terkadang, partisipasi dalam
kelas singkat atau diskusi kelompok dapat membantu orang tua mengatasi
perilaku yang mengganggu dan mengantisipasi pertanyaan serta kebutuhan
belajar anak-anak mereka. Bijaksana untuk melibatkan kedua orang tua dalam
aktivitas tersebut bila memungkinkan. Kedua orang tua harus bertanggung

38
jawab atas pendidikan seks di rumah sehingga anak-anak tidak akan
memperoleh pandangan yang terdistorsi tentang peran laki-laki atau peran
perempuan yang mungkin mengubah hubungan dengan lawan jenis di masa
dewasa nanti.
2.12 Tumbuh Kembang Neonatus Dalam Perspektif Islam
Kehadiran seorang bayi merupakan momen kegembiraan bagi kedua
orang tua. Al-Qur'an telah menggambarkan kebahagiaan atas kelahiran anak
dalam berbagai ayat, dengan tujuan untuk mengajarkan umat Muslim akan
pentingnya peristiwa ini. Kabar baik tentang kelahiran seorang bayi memiliki
dampak positif dalam memperkuat ikatan kasih sayang dan cinta di antara
kaum Muslim. Orang tua yang merasa bahagia diharapkan juga
menyampaikan rasa syukur kepada Allah sebagai Pencipta. Rasa syukur
tersebut dapat tercermin dalam pemenuhan kebutuhan bayi yang baru lahir.
Selain kebutuhan fisik, pendidikan dan perhatian spiritual juga penting bagi
bayi yang baru lahir. Berikut adalah beberapa aspek dari pendidikan dan
kebutuhan spiritual untuk bayi yang baru lahir.

1. Mendo’akan

Mendo’akan bayi baru lahir adalah salah satu perintah agama kepada
orang tua. Do’a ini bertujuan untuk melindungi bayi dari gangguan setan
baik dari golongan jin maupun manusia. Dalam sebuah hadis disebutkan
bahwa “Jeritan anak ketika dilahirkan adalah (karena) tusukan dari setan”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim). Diharapkan dengan membacakan do’a bayi
menjadi tenang dan terhindar dari berbagai macam keburukan. Di antara
do’a yang dibacakan bagi bayi baru lahir adalah:

َ ‫ ِمن ك ِل شَي‬،‫َللا التّا ّم ِة‬


‫ َو ِمن ك ِل عَين ََل ّمة‬،‫طان َو َها ّمة‬ ِّ ‫ت‬ ِ ‫أ ِعيذ ِك ِب َك ِل َما‬
Artinya: “Aku memohon perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu
serta dari pAndangan mata buruk.” (HR. Abu Daud). Do’a di atas adalah
do’a yang dibacakan oleh Rasulullah kepada kedua cucunya yaitu Hasan dan

39
Husen. Ini menunjukkan bahwa do’a ini memiliki keutamaan yang besar.
Maka kedua orang tua hendaknya membacakan do’a tersebut ketika dikarunia
seorang anak sebagai perlindungan baginya dari segala macam gangguan
(Wati, 2019).

2. Azan dan ikamah

Hukum Azan dan ikamah bagi bayi baru lahir ada perbedaan
pendapat ulama. Sebagian tidak menganjurkan karena hadis-hadis tentang
azan dan ikamah bagi bayi baru lahir dinilai lemah (D. C. Sari & Utomo,
2019). Sebagian yang lain menganjurkan karena ada hadis penguat dari
hadis-hadis lemah tersebut. Teks azan dan ikamah memiliki makna yang
baik dan termasuk kalimat yang baik atau kalimat thoyyibah. Diharapkan
dengan suara azan dan ikamah bayi menjadi lebih tenang dan mendengarkan
kalimat-kalimat yang baik (Saraswati; Aprilia, Dian Ihdinasti Nur;
Nurfitriani, Nurfitriani, 2014). Azan dan ikamah pada kedua telinga Sang
Bayi bermakna ketenangan psikologis untuk Sang Ayah (Muhtarom, 2013).
Kumandang azan dan ikamah bernilai pendidikan untuk kebaikan. Menurut
tinjauan sains, kumandang azan dan ikamah bernilai positif. Dengan
demikian, kumandang azan dan ikamah bukan aspek keharusannya,
melainkan kebaikan yang boleh ditunaikan meskipun setelah beberapa hari
kelahiran Sang Bayi (Darmalaksana, 2021).

3. Tahnik

Imam Nawawi menjelaskan bahwa ulama menganjurkan bagi kedua


orang tua untuk mentahnik bagi bayi yang baru lahir dengan kurma. Tahnik
adalah orang tua (ayah) atau orang saleh mengunyah kurma sampai lembut
kemudian diberikan kepada bayi dengan diletakkan di ‘hanek’ (langit-langi
mulut) bayi sehingga dapat masuk ke dalam mulutnya (Masrur, 2021).

Adapun dalil tentang dianjurkannya tahnik adalah: Dari Anas bin


Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa putera Abu Tholhah sakit.
Ketika itu Abu Tholhah keluar, lalu puteranya tersebut meninggal dunia.

40
Ketika Abu Tholhah kembali, ia berkata, “Apa yang dilakukan oleh
puteraku?” Istrinya (Ummu Sulaim) malah menjawab, “Ia sedang dalam
keadaan tenang.” Ketika itu, Ummu Sulaim pun mengeluarkan makan
malam untuk suaminya, ia pun menyantapnya. Kemudian setelah itu Abu
Tholhah menyetubuhi istrinya. Ketika telah selesai memenuhi hajatnya,
istrinya mengatakan kabar meninggalnya puteranya. Tatkala tiba pagi hari,
Abu Tholhah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
menceritakan tentang hal itu. Rasulullah pun bertanya, “Apakah malam
kalian tersebut seperti berada di malam pertama?” Abu Tholhah menjawab,
“Iya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mendo’akan, “Allahumma
baarik lahumaa, Ya Allah berkahilah mereka berdua.” Dari hubungan
mereka tersebut lahirlah seorang anak laki-laki. Anas berkata bahwa Abu
Tholhah berkata padanya, “Jagalah dia sampai engkau mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengannya.” Anas pun membawa anak tersebut
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu Sulaim juga menitipkan
membawa beberapa butir kurma bersama bayi tersebut. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu mengambil anak tersebut lantas berkata, “Apakah ada
sesuatu yang dibawa dengan bayi ini?” Mereka berkata, “Iya, ada beberapa
butir kurma.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dan
mengunyahnya. Kemudian beliau ambil hasil kunyahan tersebut dari
mulutnya, lalu meletakkannya di mulut bayi tersebut. Beliau melakukan
tahnik dengan meletakkan kunyahan itu di langit-langit mulut bayi. Beliau
pun menamakan anak tersebut dengan ‘Abdullah. (HR. Muslim).

Tahnik ini bertujuan agar bayi terlatih untuk mengkonsumsi


makanan yang baik dan dapat memberi energi kepadanya. Tahnik dapat
dikatakan sebagai vaksin alami tanpa mengabaikan vaksin modern yang
disediakan oleh pemerintah. Tahnik diakui oleh dunia ilmiah sebagai
memberi kemanfaatan bagi pertumbuhan Sang Bayi. Hal ini mengingat
olahan kurma diakui memiliki khasiat. Komposisi dan porsi dalam
mengonsumsi buah kurma diajarkan oleh Nabi Muhammad. Keistimewaan

41
buah kurma terbukti manjur menurut al-Qur’an dan perspektif ilmu
kesehatan (Deti Lestari, Tatu Septiani Nurhikmah, 2019).

4. Akikah

Akikah adalah sembelihan dengan niat mendekatkan diri kepada


Allah dan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat diberi anak yg
dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran si bayi. Ulama menjelaskan
bahwa hukum akikah adalah Sunnah muakkadah atau Sunnah yang sangat
dianjurkan dan mendekati wajib. Untuk bayi laki-laki 2 ekor kambing,
sedangkan untuk bayi perempuan 1 ekor kambing. Apabilah orang tua tidak
mampu menyembelih 2 ekor kambing untuk bayi laki-laki maka dibolehkan
menyembelih 1 ekor kambing. Dasar hukum pelaksanaan akikah adalah
sabda Rasulullah: “Setiap anak tergadaikan dengan akikahnya, [hewan
kambing] disembelih pada hari ketujuh, dicukur habis rambutnya, dan diberi
nama” (HR. Ahmad dan at-Turmudzi). Menurut para ulama, aqiqah
merupakan sunnah muakadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Aqiqah
dilaksanakan pada hari ke 7 (tujuh), atau hari ke 14, atau hari ke 21
(Kamaludiningrat, n.d.).

5. Mencukur Rambut

Salah satu kebutuhan spiritual bagi bayi lahir adalah mencukur habis
rambutnya pada hari ketujuh (hari lahir dihitung sebagai hari pertama).
Mencukur rambut bayi berlaku untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan
(Yulizawati, 2021). Disunnahkan bersedekah kepada orang-orang miskin
dengan perak atau senilainya sesuai berat rambutnya yang dicukur sesuai
dengan hadis: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengakikahi Hasan
dengan seekor kambing.” Kemudian beliau bersabda, “Wahai Fatimah,
gundullah rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya.” Ali
berkata, “Aku kemudian menimbang rambutnya, dan beratnya sekadar uang
satu dirham atau sebagiannya.” (HR. Tirmidzi).

42
Tujuan mencukur habis rambut bayi baru lahir adalah untuk
membuang kotoran yang ada pada diri bayi (Masrur, 2021). “Pada anak
lelaki ada perintah ‘aqiqah, maka potongkanlah hewan sebagai akikah dan
buanglah keburukan darinya.” (HR. Bukhari no. 5472). Al Hasan Al Bashri
mengatakan bahwa “imathotul adza” (membuang keburukan) dalam hadits
ini adalah mencukur rambut bayi. (HR. Abu Daud)

6. Memberi Nama

Orang tua memiliki kewajiban untuk memberi nama yang baik untuk
anaknya. Nama tersebut diharapkan menjadi do’a bagi anak tersebut agar
menjadi anak yang sukses dunia akhirat (Saraswati; Aprilia, Dian Ihdinasti
Nur; Nurfitriani, Nurfitriani, 2014). Ada tingkatan menamai seorang anak
dalam Islam. Ulama menjelaskan bahwa tingkat nama terbaik adalah
Abdullah atau Abdurrahman. Kedua nama tersebut adalah nama yang paling
dicintai Allah, sebagaimana sabda Rasulullah: “Sesungguhnya nama kalian
yang paling dicintai di sisi Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”(HR.
Muslim).

Seorang muslim boleh juga menamakan anaknya dengan nama yang


lain selain Abdullah atau Abdurrahman. Nama yang baik adalah nama yng
mengandung do’a dan kebaikan untuk anak. pemberian nama yang baik
disiapkan oleh orang tua. Pemberian nama yang baik dimaksudkan sebagai
doa kebaikan. Nama juga dapat menjadi sebagai perlindungan untuk anak
karena namanya bermakna do’a perlindngan. Biasanya sejumlah buku berisi
berbagai nama dengan maknanya diterbitkan. Dari sudut pandang
pemerintah, pemberian nama berperan untuk keabsahan nasab dalam akta
kelahiran. Di era modern, biasanya administrasi pemerintah berlangsung
otomatis melalui sistem pencatat kelahiran bayi (Saman, 2011).

7. Khitan

Khitan termasuk sunanul fithrah (sunnah para nabi). Seorang


muslim harus memperhatikan masalah khitan ini karena bagian dari

43
kesucian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Fitrah itu ada
lima atau lima bagian fitrah, yaitu, “Berkhitan, mencukur bulu kemaluan,
memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis.” (HR.
Bukhari dan Muslim). Khitan hukumnya wajib bagi laki-laki, karena ia
merupakan sunnah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan kita diperintahkan
mengikutinya, di samping itu khitan termasuk syi’ar agama Islam yang
membedakannya dengan agama lain (Yulizawati, 2021). Khitan bagi wanita
merupakan keutamaan bagi mereka, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sebagian wanita tukang khitan di
Madinah: “Rendahkanlah dan jangan berlebihan, karena yang demikian
dapat mengindahkan muka dan menyenangkan suami.” (shahih, HR. Abu
Dawud, al-Bazzar, Thabrani dll, lih. Silsilah ash-Shahiihah 2:353-358)

44
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam kuantitas yang
menunjukkan perubahan dalam jumlah dan ukuran sel tubuh yang tercermin
dalam peningkatan ukuran dan berat tubuh secara keseluruhan. Sementara itu,
perkembangan terkait dengan perubahan dalam kualitas, termasuk peningkatan
kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan,
pematangan, dan pembelajaran. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
bersamaan, tetapi perbedaannya adalah perkembangan melibatkan interaksi
antara kematangan sistem saraf pusat dengan organ yang terpengaruh, seperti
sistem neuromuskuler, kemampuan berbicara, emosi, dan sosialisasi. Semua
fungsi ini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia secara
menyeluruh.

Kehadiran seorang bayi merupakan momen kegembiraan bagi kedua


orang tua. Al-Qur'an telah menggambarkan kebahagiaan atas kelahiran anak
dalam berbagai ayat, dengan tujuan untuk mengajarkan umat Muslim akan
pentingnya peristiwa ini. Kabar baik tentang kelahiran seorang bayi memiliki
dampak positif dalam memperkuat ikatan kasih sayang dan cinta di antara
kaum Muslim. Orang tua yang merasa bahagia diharapkan juga menyampaikan
rasa syukur kepada Allah sebagai Pencipta. Rasa syukur tersebut dapat
tercermin dalam pemenuhan kebutuhan bayi yang baru lahir. Selain kebutuhan
fisik, pendidikan dan perhatian spiritual juga penting bagi bayi yang baru lahir.

45
DAFTAR PUSTAKA

Hockenbarry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care Of Infants and
Children Eleventh EDITION. Canada: Elsevier

Irawansah, O. I., Susanti, S., & Sohimah, S. (2023). Pendidikan dan Kebutuhan
Bagi Bayi Baru Lahir Perspektif Islam dan Ilmu Kebidanan. Jurnal
Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 50–57.
https://doi.org/10.47709/jpsk.v3i01.1969

L.Wong Donna et al. (2008). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 6.


Jakarta: EGC

Na'imah, M. F. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada


Anak. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 1-4, 6-7, 8-11.

Setiyani, Astuti. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Balita. KemenKes
RI.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-
Apras-Komprehensif.pdf. diakses 17 Februari 2024

46

Anda mungkin juga menyukai