Anda di halaman 1dari 9

UI/UX Expert

Empathize with User Using Persona


Daftar Isi
A. Empathize With User 3
B. Menerapkan Emphaty pada Pengembangan UI / UX 3
References 9

2
A. Empathize With User
Pada bidang UI/UX, Emphaty memungkinkan seorang UI/UX Designer untuk
memahami tidak hanya kesulitan dari pengguna, tetapi juga harapan,
ketakutan, kemampuan, keterbatasan, alasan, dan tujuan mereka. Emphaty
juga memungkinkan seorang UI/UX Designer untuk menggali lebih dalam
pemahaman dan menciptakan solusi yang tidak hanya menyelesaikan
kesulitan namun juga memenuhi kebutuhan pengguna saat menggunakan
aplikasi. Dapat diketahui bahwa Emphasize tidak hanya sebatas mengetahui
keluhan dari seorang pengguna, namun memperdalam dan merasakan
kebutuhan dan kesulitan dari pengguna untuk menghasilkan sebuah solusi
yang tepat.

B. Menerapkan Emphaty pada Pengembangan UI / UX


1. Menerapkan Emphaty pada riset kualitatif
Mempraktikkan empati harus dimulai dengan riset pada pengguna.
Kita harus mengesampingkan ego dan asumsi saat membangun
sebuah aplikasi atau merumuskan masalah. Pada metode kualitatif,
seperti wawancara atau Usability Testing, memungkinkan kita
menggali perilaku, motivasi, dan tujuan pengguna.

Hal yang paling dasar dilakukan adalah menggunakan open ended


question saat melakukan riset, seperti :
● Apa yang membuat kamu senang? Daripada Apakah aplikasi ini
membuat anda senang?

3
● Bagaimana lingkungan Anda mempengaruhi Anda? Daripada
Apakah lingkungan anda berpengaruh pada anda?

2. Memilih partisipan yang luas


Seringkali saat melakukan riset, partisipan yang di rekrut adalah orang
orang terdekat dari lingkup organisasi maupun dari lingkup personal
seorang peneliti. Untuk memperluas dan memperdalam emphaty,
rekrut partisipan dengan latar belakang yang berbeda beda, dengan
catatan masih di dalam lingkup tujuan dari riset tersebut.

Dengan memperluas keberagaman partisipan, maka produk akhir


anda akan memberikan solusi dan menarik pengguna dari latar
belakang yang berbeda beda juga.

3. Membentuk Empathy Maps


Saat melakukan pengembangan sebuah produk, tentunya kita tidak
bekerja sendirian. Ada tim developer, stakeholder, anggota tim lainnya.
Saat melakukan riset, kita akan mengidentifikasi kebutuhan dan latar
belakang dari subjek yang berpartisipasi pada riset tersebut, namun
kebutuhan dan latar belakang dari subjek tersebut tidak
terkomunikasikan dengan baik pada tim kita. Untuk mencegah hal
tersebut dibentuklah sebuah visualisasi yang disebut sebagai Empathy
Maps.

Empathy Maps adalah sebuah visualisasi kolaboratif yang digunakan


untuk mendefinisikan apa yang kita ketahui tentang tipe pengguna
4
tertentu. Empathy Maps menjabarkan pengetahuan tentang pengguna
dengan tujuan:
1) menciptakan pemahaman bersama tentang kebutuhan
pengguna
2) membantu tim dalam pengambilan keputusan.

Format Empathy Maps


Empathy Maps dibagi menjadi 4 bagian (Says, Thinks, Does, and Feels),
dengan pengguna di tengahnya. Empathy Maps memberikan
pandangan tentang siapa pengguna secara keseluruhan secara tidak
kronologis.

Gambar 1. Bentuk dari empathy map

5
Bagian Says berisi apa yang partisipan katakan saat dilakukan riset.
Bagian ini berisi kutipan dari partisipan.
● “Saya setia kepada aplikasi ini karena saya tidak pernah
memiliki pengalaman buruk.”
● "Aku ingin sesuatu yang bisa diandalkan."
● "Saya tidak mengerti apa yang harus dilakukan dari sini."

Bagian Thinks berisikan tentang apa yang dipikirkan partisipan


sepanjang riset dilakukan. Tanyakan pada diri Anda sendiri apa yang
sedang partisipan pikirkan saat melakukan skenario ini? Berikan
perhatian khusus pada apa yang dipikirkan partisipan, tetapi mungkin
tidak mau menerapkannya.
● “Ini benar-benar menjengkelkan.”
● "Saya tidak mengerti bahasanya "
● “Saya merasa kesulitan mengakses fitur ini”

Bagian Does berisi tentang tindakan yang dilakukan partisipan saat


dilakukan riset, apa yang dilakukan pengguna secara fisik? Bagaimana
cara pengguna melakukannya?
● Refresh halaman beberapa kali.
● Toko di sekitar untuk membandingkan harga.

Bagian Feels adalah keadaan emosional partisipan, sering


direpresentasikan sebagai kata sifat ditambah kalimat pendek untuk
konteks. Tanyakan pada diri Anda: apa yang membuat partisipan

6
khawatir? Apa yang membuat partisipan bersemangat? Bagaimana
perasaan partisipan tentang pengalaman tersebut?
● Tidak sabar: halaman dimuat terlalu lambat
● Bingung: terlalu banyak harga yang kontradiktif
● Khawatir: mereka melakukan sesuatu yang salah

Perlu digaris bawahi bahwa tujuan dari dibentuknya empathy maps


adalah membantu tim untuk mengetahui konteks lebih dalam dari
riset yang kalian lakukan. Maka tuliskan dan jabarkan hasil riset
sedetail dan sejelas mungkin untuk menghasilkan sebuah produk yang
sesuai.

4. Merancang User Persona


a. Definisi User Persona
User Persona adalah deskripsi tentang pengguna produk atau
target tertentu. Deskripsi pada User Persona haruslah
menyeluruh, termasuk detail tentang kebutuhan, masalah,
serta informasi latar belakang seperti usia, jenis kelamin,
perilaku, dan pekerjaan. User Persona membantu seorang UI UX
designer untuk emphasize dengan calon penggunanya

Fokus dari user persona ada pada satu individu—atau


sekelompok individu. Semakin banyak bentuk user persona
dengan latar belakang yang berbeda dibuat, maka desainer UI
UX akan mendapatkan insight yang lebih luas dan memecahkan
masalah yang lebih luas.
7
User Persona tidak perlu mendokumentasikan setiap aspek
kehidupan dari individu, melainkan harus fokus pada
karakteristik yang memengaruhi apa yang sedang dirancang.
Kemungkinan bisnis akan memiliki beberapa persona untuk
mencakup berbagai aspek organisasi mereka, dengan satu atau
dua di antaranya diidentifikasi sebagai target utama untuk
setiap produk atau layanan, set fitur, atau area konten situs
web.

b. Membangun User Persona


Untuk memulai proses perancangan user persona, mulailah
dengan mengidentifikasi karakteristik calon pengguna.
Kelompokkan atribut-atribut ini ke dalam kelompok untuk
mulai membentuk sebuah karakter yang jelas. Informasi
didalam User Persona yang harus disertakan adalah:
● Nama, usia, jenis kelamin, dan foto
● Tingkat pengalaman di bidang produk atau layanan Anda
● Konteks bagaimana mereka akan berinteraksi dengan
produk Anda
● Tujuan dan kekhawatiran ketika mereka melakukan
tugas yang relevan

Setiap informasi yang dicantumkan pada User Persona harus memiliki


tujuan dan tidak akan mempengaruhi desain akhir atau membantu
membuat keputusan lebih mudah.

8
References
Gibbons, S. (2018, January 14). Empathy Mapping: The First Step in Design Thinking.

Nielsen Norman Group. Retrieved October 31, 2023, from

https://www.nngroup.com/articles/empathy-mapping/

Gibbons, S. (2019, April 21). Sympathy vs. Empathy in UX. Nielsen Norman Group.

Retrieved October 31, 2023, from

https://www.nngroup.com/articles/sympathy-vs-empathy-ux/

Harley, A. (2015, February 16). Personas Make Users Memorable for Product Team

Members. Nielsen Norman Group. Retrieved October 31, 2023, from

https://www.nngroup.com/articles/persona/

Anda mungkin juga menyukai