Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Pengumpulan dan Penulisan Al-Qur’an

(Rasm Al-Qur’an)

Oleh:

FADILLAH ZAKIYAH (11950120032)

FIRMAN ZAHRI (11950115068)

KELAS A

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, penulis akan membahas
mengenai “Sejarah Pengumpulan dan Penulisan Al-Qur’an (Rasm Al-Qur’an)”. Penulis
ucapkan terima kasih kepada pihak yang memberikan kontribusi materi dan pikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini menambah pengetahuan pembaca dan dapat
mengembangkan makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Studi Islam, Syarifuddin, M.Ag. yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman, banyak kekurungan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritiknya dari pembaca demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Pekanbaru, 3 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pada Masa Nabi Muhammad SAW..................................................................4
2.2 Pada Masa Abu Bakar As-Sidiq.......................................................................5
2.3 Pada Masa Usman bin Affan............................................................................7
2.4 Perbedaan antara Pengumpulan Abu Bakar dengan Usman.............................9
2.5 Pengumpulan al-Qur’an Menggunakan Perekam Suara...................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Penulisan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pada Masa Nabi Muhammad SAW


Pada masa Nabi Muhammad SAW para penulis al-Qur’an telah ditunjuk, seperti Ali,
Muawiyah, Ubai bin K’ab, dan Zaid bin Sabit. Ketika ayat turun Nabi Muhammad SAW
memerintakan untuk menulis dan menunjukan tempat turun ayat di dalam surah dengan
bentuk lembaran, sehingga penulisan pada lembaran tersebut dapat membantu proses
penghafalan di dalam hati. Selain itu, para sahabat juga menulis al-Qur’an pada pelepah
kurma, batu, daun lontar, kulit, kayu, dan potongan tulang binatang. Pada masa Nabi
Muhammad SAW cara tersebut yang hanya bisa dilakukan karena pada masa tersebut kertas
belum ada.
Tulisan-tulisan al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW tidak terkumpul pada
satu mushaf. Tulisan al-Qur’an yang ada pada seseorang belum tentu ada pada orang lain.
Para ulama mengatakan bahwa beberapa golongan seperti Ali, Muawiyah, Ubai bin K’ab,
Zaid bin Sabit, dan Abdullah bin Mas’ud telah menghafal seluruh isi al-Qur’an pada masa
tersebut. Selain itu, Zaid bin Sabit merupakan orang yang terakhir kali membaca al-Qur’an
dihadapan Rasullullah.
Saat Nabi Muhammad SAW wafat, al-Qur’an telah dihafal dan ditulis pada mushaf.
Susunannya seperti ayat-ayat dan surah-surah dipisahkan, atau dituliskan ayat-ayatnya saja
dan tiap-tiap surah ditulis pada lembaran terpisah. Pada saat tersebut al-Qur’an belum
dikumpul dalam satu mushaf yang menyeluruh (lengkap). Setiap ayat yang turun maka
dihafal oleh para qurra dan ditulis oleh para sahabat. Alasan al-Qur’an belum dituliskan
dalam satu mushaf karena Nabi Muhammad SAW masih menunggu wahyu dari waktu ke
waktu. Selain itu terdapat ayat yang manasih yaitu menghapuskan sesuatu yang turun
sebelumnya. Susunan atau tertib penulisan al-Qur’an tidak menurut tertib nuzulnya, tetapi
dituliskan berdasarkan petunjuk Rasullullah.

2.3 Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq


Setelah Rasullullah wafat yang menjalankan urusan pemerintahan dan agama islam
adalah Abu Bakar as-Siddiq. Beliau diuji dengan beberapa penyelewengan yang dilakukan
bangsa Arab seperti murtad. Oleh karena itu, Abu Bakar as-Siddiq mengirim pasukan untuk
menyerang orang-orang murtad. Pada tahun 12 H terjadi perang Yamamah yang melibatkan
para pengahafal al-Qur’an gugur. Perang tersebut mengakibatkan tujuh puluh qari meninggal
5
dunia. Umar bin Khattab merasa khawatir dengan peristiwa tersebut. Hal ini yang menjadikan
alasan Umar bin Khattab mengusulkan Abu Bakar as-Siddiq mengumpulkan serta
membukukan al-Qur’an agar tidak musnah.
Namun Abu Bakar as-Siddiq menolak usulan dari Umar bin Khattab. Hal tersebut
karena tidak pernah dilakukan semasa Rasullullah. Umar bin Khattab tetap terus membujuk
Abu Bakar as-Siddiq, sehingga Allah SWT membukakan hati Abu Bakar as-Siddiq untuk
menerima usulan Umar bin Khattab. Kemudian Abu Bakar as-Siddiq memanggil Zaid bin
Sabit dan menceritakan tentang usulan Umar bin Khattab dan meminta Zaid bin Sabit untuk
menulis al-Qur’an karena Zaid bin Sabit merupakan bagian dalam qiraat serta memiliki
kecerdasan dan hadir pada pembacaan terakhir kali bersama Rasullullah.
Pada awalnya Zaid menolak seperti Abu Bakar as-Siddiq, tetapi setelah berdiskusi
dan bertukar pendapat akhirnya Zaid bin Sabit menerima. Zaid bin Sabit menjalankan
tugasnya berdasarkan hafalan yang ada di dalam hati dan catatan yang ada pada penulis.
Kemudian, lembaran-lembaran tersebut disimpan oleh Abu Bakar as-Siddiq. Setelah Abu
Bakar as-Siddiq wafat pada tahun 13 H, lembaran-lembara tersebut disimpan oleh Umar bin
Khattab. Kemudian Umar bin Khattab wafat dan lembaran-lembaran tersebut disimpan oleh
Hafsah putri Umar bin Khattab.
Menurut () Zaid bin Sabit mengatakan bahwa “Abu Bakar memanggilku untuk
menyampaikan berita tentang korban perang Yamamah. Ternyata Umar bin Khattab sudah
ada di sana.” Abu Bakar berkata: “Umar telah datang kepadaku dan mengatakan bahwa
perang Yamamah telah banyak menelan korban dari kalangan qurra, dan ia khawatir kalau
terbunuhnya para qurra itu juga terjadi di tempat lain, sehingga sebagian besar al-Qur’an akan
musnah. Ia menganjurkan aku agar memerintakan seseorang untuk mengumpulkan al-
Qur’an.” Maka aku katakana padanya “Mana mungkin kita melakukan hal yang tidak pernah
dilakukan oleh Rasullullah?” tetapi Umar bin Khattab menjawab: “dan bersumpah, demi
Allah, perbuatan tersebut adalah baik.” Abu bakar pun berkata: “Ia selalu membujukku
sehingga Allah SWT membuka hatiku untuk sependapat dengan Umar.” Zaid bin Sabit
berkata lagi “Abu Bakar berkata kepadaku, engkau seorang pemuda yang cerdas dan kami
tidak meragukan kemampuanmu. Engkau telah menuliskan wahyu untuk Rasulullah. Oleh
karena itu carilah al-Qur’an dan kumpulkanlah.” Zaid bin Sabit pun menjawab “Demi Allah
sekiranya mereka memintaku untuk memindahkan gunung, rasanya tidak lebih berat
dibandingkan perintah mengumpulkan al-Qur’an.”
Zaid bin Sabit melakukan tugasnya dengan sangat teliti dan hati-hati. Beliau tidak
mencakupkan pada hafalan saja tetapi juga dengan tulisan
6
2.4 Pada Masa Usman bin Affan

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
7

Anda mungkin juga menyukai