Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN DEMOKRASI INDONESIA

Islam Dan Demokrasi


1. Pengertian Islam
Menurut Bernard Lewis,ada tiga penjelasan mengenai pengertian
islam:
 Islam adalah wahyu dan teladan Nabi Muhammad saw. yang
dikodifikasikan menjadi Al-Qur'an dan Hadits. Kedua sumber
ajaran ini tidak pernah berubah. Yang berubah adalah penafsiran
terhadapnya.
 Islam yang diceritakan dalam ilmu kalam(terutama ilmu tauhid,
aqaid, dan ushuluddin), ilmu fiqih, dan tasawuf.
 Islam historis, yaitu Islam yang diwujudkan dalam peradaban dan
kebudayaan yang dikembangkan oleh para penganutnya dalam
arti luas, termasuk peradaban dan kebudayaan. yang diwarisi oleh
Islam walaupun bukan karya kaum muslimin.
Islam adalah agama. Sebagai agama, Islam diyakini
dan dipahami merupakan seperangkat ketentuan dan
aturan (aqidah wa al-syari‟ah) yang bersumber dari
Allah Swt. Agama, dalam keseluruhan aspek
ajarannya, dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi
manusia. Karena ia menjadi panduan bagi kehidupan
manusia, berarti ia juga harus menjadi basis bagi
semua atau keseluruhan perilaku manusia, yang antara
lain meliputi perilaku politik, ekonomi, sosial dan
seterusnya.
2. Pengertian Demokrasi
• Secara etimologi (lughawi), kata Demokrasi yaitu Democratie berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata : demos yang berarti rakyat
dan cratos yang berarti kekuasaan. Lebih dikenal dengan istilah
Kedaulatan Rakyat, rakyatlah yang berkuasa dan berhak mengatur
dirinya sendiri. Makna kata ‘Kedaulatan’ itu sendiri ialah “sesuatu
yang mengendalikan dan melaksanakan aspirasi”. 
• Secara terminologi (ishtilaahi), Demokrasi secara lugas ialah Sistem
Pemerintahan yang secara konseptual memiliki prinsip dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka, dikenal istilah vox populi vox
dei (suara rakyat suara Tuhan).
• Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah,
mendengarkan pendapat orang banyak untuk mencapai keputusan
dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan. Konsep demokrasi
tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan
Islam.
Dalam demokrasi kedaulatan berada di tangan rakyat,
konsekuensinya bahwa hak legislasi (penetapan hukum) berada di
tangan rakyat (yang dilakukan oleh lembaga perwakilannya, seperti
DPR). Sementara dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syara’,
bukan di tangan rakyat. Ketika syara’ telah mengharamkan sesuatu,
maka sesuatu itu tetap haram walaupun seluruh rakyat sepakat
membolehkannya.
 Berkenaan dengan kebebasan beragama, Islam memang melarang
memaksa manusia untuk masuk agama tertentu. Namun demikian
Islam mengharamkan seorang muslim untuk meninggalkan aqidah
Islam.
 Adapun kebebasan berpendapat, Islam memandang bahwa pendapat
seseorang haruslah terikat dengan apa yang ditetapkan oleh syariat
Islam. Artinya seseorang tidak boleh melakukan suatu perbuatan atau
menyatakan suatu pendapat kecuali perbuatan atau pendapat tersebut
dibenarkan oleh dalil-dalil syara’ yang membolehkan hal tersebut.
Islam mengharuskan kaum muslimin untuk menyatakan kebenaran
dimana saja dan kapan saja.
Dinamika Dan Tantangan
Demokrasi Di Indonesia
Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami
dinamika ketatanegaraan seiring dengan berubahnya
konstitusi yang dimulai sejak berlakunya UUD 1945
(I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, kembali ke
UUD 1945 (II) dan akhirnya telah berhasil
mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.
Ihwal postur demokrasi dapat di amati dari fungsi dan
peran lembaga permusyawaratan dan perwakilan
rakyat menurut UUD NRI Tahun 1945, yakni Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi
konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan UUD 1945,
yaitu:
Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
Demokrasi dengan kecerdasan.
Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
Demokrasi dengan rule of law.
Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara.
Demokrasi dengan hak asasi manusia.
Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka.
Demokrasi dengan otonomi daerah.
Demokrasi dengan kemakmuran.
Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Tjahjo Kumolo mengatakan, dalam setiap pelaksanaan demokrasi di
Indonesia, pasti ada dinamikanya. Dinamika demokrasi mulai terasa
ketika tibanya tahapan kontestasi politik.
Dinamika paling terasa menguat ketika dimulainya tahapan pemilu
legislatif dan pemilihan presiden pada 2014.
Dinamika terasa, karena setiap partai berkepentingan terhadap kontestasi
politik yang akan digelar. Tentu, ada tarik menarik kepentingan. Namun,
itu semua demi untuk membangun sistem demokrasi di Indonesia. Tahun
2015, Indonesia berhasil menggelar hajatan Pilkada serentak tahap
pertama. Keberhasilan ini diakui dunia internasional.
“Kemudian pada tahun 2016, penetuan regulasi Pileg dan Pilpres, serta
tahapan Pilkada 2017. Lantas Pilkada serentak kedua pada tahun 2017,
kemudian Pilkada serentak tahun 2018 dan nanti Pileg dan Pilpres pada
tahun 2019, serta pemilihan serentak nasional pada tahun 2024 nantinya
dimana pemilihan ini meliputi Pilpres, Pileg, dan Pilkada secara
serentak,
Tujuh tantangan demokratis di Indonesia mendatang:
 Hal korupsi pemilu yang menjadi tantangan terbesar adalah
penerimaan dana illegal partai politik dan dana kampanye pemilu.
 Isu penegakan hukum pemilu adalah pengaturan dan regulasi pemilu
yang tidak sinkron dan tidak terbarukan
 Dalam hal integritas penyelenggara pemilu menyoal keterbukaan
penyelenggara Pemilu terhadap data dan proses pelaksanaan tahapan
serta dukungan partisipasi masyarakat yang menjadi kunci atas
keberhasilan pelaksanaan Pemilu 2014.
 tantangan untuk isu konflik dan kekerasan adalah bentuk, aktor,
korban, dan cara kekerasan dalam pemilu semakin meluas.
Kekerasan tidak lagi berbentuk fisik tetapi juga non-fisik.
 proses Pemilu 2014 menghasilkan media yang terbelah antara yang
pro pemerintah, oposisi dan yang independen serta partisipasi warga
yang meningkat secara signifikan dalam isu demokrasi melalui
teknologi internet
 isu partisipasi politik warga masih dipahami sebagai
kehadiran dalan forum politik formal (misal memilih
dalam pemilu).
 terkait keterbukaan informasi, yang menjadi
tantangan adalah menyelenggarakan sistem
pengelolaan dan pelayanan informasi sebagaimana
yang diamanatkan oleh UU Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik

Anda mungkin juga menyukai