Anda di halaman 1dari 27

KEBUTUHAN MASA NIFAS, MEKANISME

PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU NIFAS

FITRI HIJRI KHANA


Perubahan dan Adaptasi Fisiologi
Tubuh Pasca Persalinan

 Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau


40 hari. Menurut Bobak, et.al (2005)
 Pada masa nifas ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan
fisiologis pada ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas,
walaupun dianggap normal.
1. Perubahan pada sistem reproduksi

 Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-


angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
keseluruhan alat genetelia ini disebut involusi.
2. Perubahan Tanda-Tanda Vital pada
Masa Nifas
 Pada ibu pascapersalinan, terdapat beberapa pe
a. suhu:
 selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkatkan menjadi
38°C, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan
perubahan hormonal.
 Jika terjadi peningkatan suhu 38°C yang menetap 2 hari setelah
24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti
sepsis puerperalis (infeksi selama postpartum), infeksi saluran
kemih, edometritis (peradangan endometrium), pembengkakan
payudara, dan lain-lain
b. nadi:
 Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering
ditemukan adanya bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya
80-100 kali permenit) dan dapat berlangsung sampai 6-10 hari
setelah melahirkan.
c. tekanan darah:
 selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami
hipotensi orthostik (penurunan 20 mmHg)
 yang ditandai dengan adanya pusing segera setelah berdiri, yang
dapat terjadi hingga 46 jam pertama. Hasil pengukuran tekanan
darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan.
 Penurunan tekanan darah bisa mengindikasikan penyesuain
fisiologis terhadap penurunan tekanan intrapeutik atau adanya
hipovolemia sekunder yang berkaitan dengan hemorhagi uterus.
Perubahan dalam sistem Endokrin
 Sistem endrokrin mengalami perubahan secara tiba-tiba selama
kala IV persalinan dan mengikuti lahirnya plasenta. Menurut
Maryunani (2009) Selama periode postpartum, terjadi perubahan
hormon yang besar.
 Selama kehamilan, payudara disiapkan untuk laktasi (hormon
estrogen dan progesteron) kolostrum, cairan payudara yang keluar
sebelum produksi susu terjadi pada trimester III dan minggu
pertama postpartum.
 Pembesaran mammae/payudara terjadi dengan adanya
penambahan system vaskuler dan limpatik sekitar mammae. Waktu
yang dibutuhkan hormon-hormon ini untuk kembali ke kadar
sebelum hamil sebagai ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau
tidak.
Ketentuan Asuhan Pasca Persalinan di
Unit Pelayanan Kesehatan

 Menurut WHO, Recommendations on Postnatal care for the mother


and newborn, tahun 2013. Mejelaskan hal-hal yang
direkomendasikan pada postnatal meliputi 12 hal yaitu:
1. Waktu pemulihan di fasilitas Kesehatan
 Setelah bersalin, kesehatan ibu dan bayi harus mendapatkan
perawatan paling tidak 24 jam setelah kelahiran.
2. Jumlah dan waktu kunjungan post natal
 Jika bersalin difasilitas kesehatan ibu dan bayi harus
mendapatkan perawatan selama paling tidak 24 jam setelah
bersalin
 Jika bersalin dirumah, kunjungan postnatal yang pertama
sedini mungkin selama 24 jam persalinan.
 Setidaknya ada 3 kunjungan postnatal yang direkomendasikan
untuk ibu dan bayi, pada hari ke 3 (48-72 jam), antara hari ke
7-14 setelah melahirkan, dan 6 minggu setelah melahirkan.
3.Penilaian kondisi bayi
4. Home visit postnatal care
5. Menyusui Eksklusif : menyusui sampai dengan usia 6 bulam
6. Perawatan tali pusat
7. Perawatan bayi yang lain seperti memandikan bayi, imunisasi,
8. Penilaian kondisi ibu; pemantau kondisi fisik ibu yang harus
dilakukan seperti cairan vagina, kontraksi uterus, dan tanda
vital ibu
9. Konseling
10. Konsumsi zat besi dan asam folat
11. Diberikan antibiotik profilaksis
12. Dukungan psikologis
Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas Secara
Umum

 Sedangkan menurut panduan California WIC Training tentang


Postpartum Nutrition tahun 2005 menguraikan kebutuhan nutrisi
post partum sebagai berikut:
 Kebutuhan nutrisi wanita post partum
Pentingnya diet nutrisi pada ibu post partum
 Untuk menggantikan nutrient yang hilang selama kehamilan
 Untuk energi
 Untuk perawatan tubuhnya
 Kebutuhan wanita menyusui
 Wanita menyusui dibandingkan dengan tidak menyusui
biasanya membutuhkan:
 Kalori lebih banyak
 Sajian makanan berprotein lebih besar.
 Wanita menyususi membutuhkan jumlah kalori yang sama
besar saat dia hamil. Kebutuhan kalori terbesarnya selama 6
bulan pertama (jika bayi tidak mendapatkan makanan
tambahan dan formula). Ibu menyusui juga harus
memperoleh paling tidak 3 penyajian makanan jenis protein.
Masalah umum yang dialami Ibu post partum:
Masalah Solusi Nutrisi

Anemia Makan makanan kaya zat besi (seperti buncis, dan sereal dengan zat besi yang
Hb < 11 gr% tinggi) ditambah dengan makanan kaya vitamin C (seperti jus jeruk, tomat dan
Hct _ 35.6 % brokoli). Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi
Masak makanan pada alat masak tertentu
Lanjutkan mengkonsumsi vitamin prenatal atau splement bei atas saran dokter.
Kurangi asupan kopi dan teh ( dapat menghambat penyerapan zat
Rujuk ke ahli gizi jika Hgb <10g/dl or Hct <30%.

Konstipasi •Ibu dianjurkan ke dokter jika kondisi berlangsung lebih dari 1 minggu
Sulit Buang air •Minum:
besar bisa jadi banyak cairan untuk membantu melembekkan feses
karena: Kurangi jus, dan atau cairan yang panas atau terlalu dingin untuk membantu
Tekanan pada pergerakan usus.
perut dan isi perut •Makan makanan tinggi serat (seperti cereal, gandum, buah-buahan kering,
selama bersalian buah segar dan sayuran)
Asupan makanan •Lakukan latihan ringan (seperti berjalan) setiap hari
yang tidak baik •Jangan memaksakan buang air besar
Jangan gunakan:
Pencahar kecuali saran dokrter
Minyak mineral ( dapat menghambat penyerapan lemak-vitamin larut
High Dose Vitamin A Supplementation of Breast-Feeding Indonesian Mothers: Effects on the Vitamin
A Status of Mother and Infant1'2, Rebecca J. Stoltzfus,3 Mohammad Hakimi,* Kevin W. Miller,
Kathleen M. Rasmãoessen, Siti Dawiesah, ' Jean-Pierre Habicht And Michael J. Dibley*,
jn.nutrition.org by guest on July 14, 2011

 Untuk daerah dimana kekurangan vitamin A adalah suatu hal umum,


suplementasi vitamin A ibu menyusui saat ini dianjurkan
 dilakukan secara acak, double-blind di mana 153 ibu Indonesia 1-3
minggu postpartum menerima baik kapsul yang mengandung 312
µmol dari vitamin A sebagai retinyl palmitate atau plasebo dosis
tinggi
 Dosis tinggi vitamin A supplementation ibu menyusui adalah cara
efektif untuk meningkatkan status vitamin A ibu dan bayi yang diberi
ASI (P <0,03).
Early oral intake and gastrointestinal function after cesarean delivery:
a systematic review and meta-analysis Hsu YY 2013

 TUJUAN:
Untuk mengevaluasi apakah asupan oral awal setelah persalinan
sesar memiliki efek pada hasil pencernaan selama pemulihan
pascapersalinan.
 METODE STUDI SELEKSI:
Percobaan terkontrol acak (RCT) dan percobaan nonrandomized
dimasukkan. Data diambil secara sistematis dan kualitas masing-
masing studi itu dinilai secara independen
 Tujuh belas studi memenuhi kriteria yang memenuhi syarat
dan yang diambil, termasuk 14 RCT dan tiga non-RCT.
Mayoritas asupan oral awal diberikan dalam waktu 6-8 jam
setelah melahirkan sesar.
 Asupan oral Awal secara signifikan berhubungan dengan
kembalinya fungsi gastrointestinal dibandingkan dengan
asupan oral tertunda (bising usus -9,2 jam, bagian dari flatus
-10 jam, usus evakuasi -14,6 jam).
 Kesimpulan : Asupan oral awal tidak signifikan meningkatkan
terjadinya komplikasi gastrointestinal dibandingkan dengan
asupan oral tertunda setelah melahirkan sesa
Kategori 4 jam pertama 4-8 jam pasca persalinan 8-24 jam pasca bersalin

Aktivitas Vaginal Birth: Bantuan Vaginal Birth : Vaginal Birth : Up ad lib


ketika turun dari tempat Mendorong waktu
Cesarean Birth:
tidur pertama kalinya, istirahat setelah Ambulasi;
Membantu wanita untuk
Ambulasi dilakunan kemungkinan dapat
ambulasi secepat mungkin
sesuai kenyamanan. meninggalkan unit
melahirkan setelah
Cesarean Birth : Bantuan
memberitahukan staf
dengan gerakan di tempat
rencana untuk ambulasi
tidur, untuk termasuk
off
latihan kaki dan duduk
tegak Cesarean Birth: gerakan
muka untuk memasukkan
menggantung
kaki di tepi tempat tidur
dan berdiri singkat
Kegel Exercises Post Partum Pervagina

 A Hospital based Randomized Controlled Trial to Evaluate the


Effectiveness of Kegel’s Exercise on Postpartum Perineal Laxity oleh
Sheeba TT, Sudha A Raddi, MB Ballad7
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kekuatan otot
perineum ibu setelah melahirkan setelah persalinan
pervaginam pada kelompok eksperimen dan kontrol
sebelum dan sesudah intervensi; mengevaluasi efektivitas
latihan Kegel di kelemahan perineum pada kelompok
eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
 Metode yang digunakan adalah percobaan kelompok kontrol
secara acak pada 1.000 tempat tidur rumah sakit pendidikan
tersier perawatan di India, terdaftar 290 ibu setelah melahirkan
antara 20 dan 40 tahun yang memiliki persalinan pervaginam
dengan <2 pada modifikasi skala penilaian Oxford yang diukur
dengan per pemeriksaan vagina.

 Subyek secara acak ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol.


Kelompok eksperimen menerima instruksi Latihan Kegel
bersama dengan perawatan postnatal rutin sedangkan kelompok
kontrol menerima nasihat tentang perawatan pasca melahirkan
rutin. Dua tindak lanjut penilaian dilakukan pada 6 dan 10
minggu. Parameter utama adalah peningkatan Oxford skor
grading.
Kebutuhan Istirahat

 Pada jam-jam awal postpartum, ibu memerlukan istirahat


yang cukup. Karena beristirahat mambantu menyembuhkan
dan memberi energi yang dibutuhakn untuk menjadi seorang
ibu.
 Ibu postpartum mungkin memiliki begitu banyak kegiatan
yang harus dilakukan setiap hari seperti menyusui dan
merawat bayinya.
 Ibu mengalami tahap baru dalam keluarga dan memerlukan
penyesuaian diri yang mungkin menyebabkan ibu
mengabaikan kebutuhan diri sendiri.9
UPAYA MENINGKATKAN KENYAMANAN IBU NIFAS
 Effect of Self Perineal Care Instructions on Episiotomy Pain and Wound Healing of Postpartum Women dilakukan
oleh Hoda Abed El-Azim Mohamed & Nahed Saied El-Nagger di bangsal Obstetri dan Ginekologi RSU El Miniae pada tahun
2012

 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh instruksi perawatan perineum


mandiri pada nyeri episiotomi dan penyembuhan luka ibu nifas. Desain penelitian
yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain eksperimen kuasi. Sebanyak
delapan puluh ibu nifas (eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing kelompok
terdiri dari 40 perempuan) dipilih secara acak untuk penelitian ini dari bangsal
postpartum di El-Rumah Sakit Umum Minia

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan signifikan secara statistik pada


tingkat nyeri perineum pada 4, 24, & 48 jam dan tujuh hari postpartum antara kedua
kelompok. Perbedaan yang sangat signifikan secara statistik antara kelompok
berkaitan dengan gangguan nyeri dengan berjalan, duduk, dan buang air kecil pada 24
& 48 jam, dan pada tujuh hari postpartum. Penurunan nilai dari penyembuhan luka
pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
 Studi saat ini menyimpulkan bahwa, wanita yang menerima dan
mempraktikkan petunjuk perawatan perineum mandiri pada
nyeri episiotomi dan penyembuhan luka selama periode
postpartum terbukti menurunkan tingkat skor nyeri postpartum
akibat episiotomi, mengurangi rasa sakit yang terkait dengan
episiotomi perineum yang mengganggu aktivitas sehari-hari ibu
nifas, seperti berjalan, duduk, buang air kecil dan buang air besar,
dan lebih baik dalam kemajuan penyembuhan luka.

 Penekanan pada temuan penelitian ini disarankan agar instruksi


diri nyeri perineum dapat diperkenalkan kepada wanita antenatal
dan kemudian dapat digunakan pada saat postnatal.
 Berdasarkan penelitian Deborah Da Costa dkk yang berjudul “A randomized clinical
trial of exercise to alleviate postpartum depressed mood”.

 Pada tiga bulan setelah melahirkan, latihan lembut seperti yoga dan
senam dapat membantu memulihkan otot, kekuatan otot dan
fleksibilitas.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan tidak ada


latihan, berolahraga mengurangi gejala PND (dengan perbedaan rata-
rata standar dalam ukuran efek -0.8 dan interval kepercayaan 95% dari
-1.53 sampai -0.10). Dritsaet al. (2009) menunjukkan bahwa olahraga
mengurangi ketegangan dan meningkatkan konsumsi energi-latihan
terkait, sehingga mengurangi kelelahan postpartum.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai