Anda di halaman 1dari 105

PENGARUH MODAL SOSIAL dan KESIAPAN

TEKNOLOGI TERHADAP KINERJA USAHA KECIL


dan MENENGAH (UKM) DENGAN ADOPSI E –
COMMERCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada UKM di Kabupaten Demak)

Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disususn Oleh:
Aini Zulfa
NIM: 31401700013

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEMARANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

PENGARUH MODAL SOSIAL dan KESIAPAN TEKNOLOGI


TERHADAP KINERJA USAHA KECIL dan MENENGAH (UKM)
DENGAN ADOPSI E - C0MMERCE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Pada UKM di Kabupaten Demak)

Disusun oleh:
Aini Zulfa
NIM : 31401700013

Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya


dapat diajukan kehadapan sidang panitia ujian usulan penelitian skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung

Semarang, 1 Februari 2023


Pembimbing

Sutapa, S.E, M.Si, Akt., CA


NIK.211496007

ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN

Nama : Aini Zulfa

Nim : 31401700013

Program Studi : S1 Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Universita : Universitas Islam Sultan Agung

Menyatakan . dan tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan orang lain yang

penulis ambil. Peneliti siap menerima sanksi apabila terbukti bahwa peneliti terbukti

menyalin atau meniru tulisan orang lain dalam proposal penelitian ini.

Semarang, 1 Februari 2023

Yang memberi pernyataan

Aini Zulfa
NIM. 31401700013

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Aini Zulfa
NIM : 31401700013
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Alamat Asal : Ds. Wonokerto RT.03 RW.03 kec. Karang Tengah Kab. Demak
No. HP/Email : 081911657973 / ainizulfa08@std.unissula.ac.id
Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa Tugas
Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi* dengan judul “Pengaruh Modal Sosial dan
Kesiapan Teknologi Terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan
Adopsi E-Commerce Sebagai Variabel Intervening (studi Pada UKM di
Kabupaten Demak .” dan menyetujuinya menjadi hak milik Universitas Islam
Sultan Agung serta memberikan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif untuk disimpan,
dialih mediakan, dikelola dalam pangkalan data, dan dipublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama
penulis sebagai pemilik Hak Cipta.

Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari


terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka segala
bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 1 Februari 2023

Yang memberi pernyataan

Aini Zulfa
NIM. 31401700013
*Coret yang tidak perlu

v
ABSTRACT

Small and Medium Enterprises (SMEs) are businesses that have an


important role in making a full contribution to economic growth. The existence of
very tight competitiveness requires SMEs to continue to develop their businesses.
This study will examine and analyze the factors that support the performance of
SMEs, in this case, social capital and technology readiness with e-commerce
adoption as intervening variables. This study aims to provide an understanding of
SMEs, supported by the use of e-commerce adoption which will make it easier for
business actors to run their business.This research is a type of quantitative
research and the data used is primary data. The population in this study was
1,891 SMEs in the manufacturing sector in Demak Regency and the sample of this
study were 98 SMEs in the manufacturing sector in Demak Regency. The
sampling technique for this study by distributing questionnaires. The analytical
tool used for this research is SPSS version 25.
Keywords: Social Capital, Technology Readiness, e-commerce adoption, SME
performance

vi
ABSTRAK
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan usaha yang memiliki
peranan penting dalam memberikan kontribusi penuh terhadap pertumbuhan
ekonomi. Adanya daya saing yangsangat ketat menuntut pelaku UKM untuk terus
mengembangkan usahanya. Penelitian ini akan menguji dan menganalisis faktor –
faktor yang menunjang kinerja UKM, dalam hal ini yaitu modal sosial dan
kesiapan teknologi dengan adopsi e-commerce sebagai variabel intervening.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap pelaku UKM
dengan ditunjang adanya penggunaan adopsi e-commerce akan mempermudah
pelaku usaha menjalankan usahanya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kuantitatif dan data yang digunakan yaitu data primer. Populasi pada penelitian ini
adalah 1.891 UKM pada sektor industi pengolahan di Kabupaten Demak dan
sampel penelitian ini adalah 98 UKM sektor industry pengolahan di Kabupaten
Demak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan membagikan
kuesioner. Alat analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah SPSS versi 25.

Kata Kunci: Modal Sosial, Kesiapan Teknologi, Adopsi e-commerce, kinerja


UKM

vii
INTISARI

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan suatu usaha yang memiliki

peranan penting dalam memberikan kontribusi penuh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Pada era digital saat ini UKM dituntut untuk dapat

menggunakan teknologi guna meningkatkan efisiensi serta daya saing dalam

dunia bisnis dan juga perlu untuk mengetahui tentang keuangan digital yang dapat

memberikan banyak manfaat. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana

meningkatkan kinerja UKM di Kabupaten Demak dalam menghadapi era digital

ini dengan modal sosial, kesiapan teknologi dan adopsi e-commerce.

Penelitian ini menggunakan data primer yang disebarkan dengan

kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah pelaku UKM sektor industri

pengolahan di Kabupaten Demak sebanyak 98 responden. Metode pengambilan

sampel dalam penelitian ini dengan membagikan kuesioner, sedangkan analisis

data dengan regresi linier berganda menggunakan SPSS versi 25.

Hasil penelitian ini menunjukkan modal sosial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja UKM, kesiapan teknologi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja UKM dan adopsi e-commerce berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja UKM.

viii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Modal Sosial dan Kesiapan Teknologi

Terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dengan Adopsi E-Commerce

Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada UKM di Kabupaten Demak)”.

Penulis menyadari bahwa selama Menyusun skripsi banyak mendapatkan

bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehingga dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Heru Sulistyo, S.E, MSi. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Ibu Provita Wijayanti, S.E, MSi., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Prodi

S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung

Semarang.

3. Bapak Sutapa, S.E., Msi., Akt., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing baik, memberikan saran dan arahan dalam Menyusun

skripsi ini, sehingga penelitian yang dilakukan membuahkan hasil yang

maksimal.

4. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, dukungan

seta semangat kepada penulis.

5. Sahabat-sahabat penulis Aulia, Lina dan Nada yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis.

ix
6. Teman dalam satu pembimbing Alfiani Shoraya Aini dan Alya Hapsari

yang selalu memberikan saran dan semangat sekaligus teman dalam

mengerjakan skripsi.

7. Semua pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuan dan

doanya yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari kata

sempurna dan tentunya banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak. Penulis juga mengharapkan agar skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang,1 Februari 2023

Aini Zulfa
NIM.3140170003

x
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

INTISARI............................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 8

1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................ 8

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................11

2.1 Landasan Teori ..................................................................................................... 11

xi
2.1.1. Teori Resources Based View (RBV) ................................................................. 11

2.1.2. Teori Technology Readiness Index (TRI) ......................................................... 12

2.1.3. Teori Technology Acceptance Model (TAM) .................................................. 13

2.2 Variabel Penelitian ............................................................................................... 15

2.2.1. Kinerja UKM ........................................................................................................ 15

2.2.2. Modal Sosial ......................................................................................................... 17

2.2.3. Kesiapan Teknologi ............................................................................................. 20

2.2.4. Adopsi E-Commerce............................................................................................ 21

2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 23

2.3.1 Penelitian tentang modal sosial terhadap kinerja UKM.................................. 24

2.3.2 Penelitian tentang kesiapan teknologi terhadap kinerja UKM ....................... 25

2.3.3 Penelitian tentang adopsi e-commerce terhadap kinerja UKM ...................... 25

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ......................... 26

2.4.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................................. 26

2.4.2. Pengembangan Hipotesis .................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................34

3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 34

3.2. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 34

3.2.1. Populasi ................................................................................................................. 34

3.2.2. Sampel ................................................................................................................... 34

xii
3.3. Sumber dan Jenis Data ........................................................................................ 35

3.4. Metode Pengumpulan Data................................................................................. 35

3.5. Variabel dan Indikator ......................................................................................... 36

3.5.1 Variabel ................................................................................................................. 36

3.5.2 Definisi Operasional Variabel dan Indikator .................................................... 36

3.6. Teknis Analisis Data ............................................................................................ 41

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................ 41

3.6.2. Uji Kualitas Data .................................................................................................. 42

3.6.3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 43

3.6.4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 45

3.6.5. Uji Kelayakan Model........................................................................................... 45

3.6.6. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 46

3.6.7. Uji Sobel................................................................................................................ 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................48

4.1 Hasil Penelitan ...................................................................................................... 48

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................... 48

4.1.2 Deskripsi Responden ........................................................................................... 49

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................. 52

4.2.1 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Modal Sosial .............. 53

4.2.2 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kesiapan Teknologi .. 54

xiii
4.2.3 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Adopsi E-Commerce . 56

4.2.4 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Kinerja UKM ............................. 58

4.3 Uji Kualitas Data .................................................................................................. 59

4.3.1 Uji Validitas .......................................................................................................... 59

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................................... 60

4.4 Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 61

4.4.1 Uji Normalitas ...................................................................................................... 61

4.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................. 64

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedatisitas ............................................................................... 65

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................................... 66

4.6. Uji Kelayakan Model........................................................................................... 68

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ....................................................................... 68

4.6.2 Koefisien Determinasi (R2)................................................................................. 69

4.7 Pengujian Hipotesis ............................................................................................. 70

4.8 Uji Sobel................................................................................................................ 73

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 75

4.9.1 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM. ............................................ 75

4.9.2 Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Kinerja UKM ................................. 76

4.9.3 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Adopsi E-Commerce ................................ 77

4.9.4 Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Adopsi E-Commerce .................... 78

xiv
4.9.5 Pengaruh Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM. .............................. 78

4.9.6 Peran Adopsi E-Commerce memediasi hubungan Modal Sosial dan

Kesiapan Teknologi terhadap Kinerja UKM .............................................................. 79

BAB V PENUTUP .................................................................................................81

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 81

5.2 Keterbatasan Peneliti ........................................................................................... 82

5.3 Agenda Penelitian Mendatang............................................................................ 83

5.4 Implikasi ................................................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................85

LAMPIRAN ...........................................................................................................88

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Jumlah Omset UKM Kabupaten Demak Tahun 2017 - 2020 .............2

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ..........................................................................28

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Histogram ....................................................... 63

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Probability Plot .............................................. 63

Gambar 4. 3 Hasil Grafik Scatterplot .................................................................... 66

Gambar 4. 4 Hasil Kalkulator Sobel Test Variabel Modal Sosial ...................... 73

Gambar 4. 5 Hasil Kalkulator Sobel Test Variabel Kesiapana Teknologi ........... 74

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM ..................................................24

Tabel 2. 2 Kesiapan Teknologi Terhadap Kinerja UKM .......................................25

Tabel 2. 3 Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM .....................................26

Tabel 3. 1 Variabel dan Indikator ..........................................................................38

Tabel 4. 1 Data Kuesioner Responden 1 ............................................................... 48

Tabel 4. 2 Identitas Responden Berdasarkan Umur Usaha ................................... 49

Tabel 4. 3 Identitas Responden Berdasarkan Lokasi Usaha ................................. 50

Tabel 4. 4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................... 51

Tabel 4. 5 Identitas Responden Berdasarkan Penggunaan Adopsi E-Commerce . 52

Tabel 4. 6 Keterangan ........................................................................................... 53

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi (X1)..................................................................... 53

Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi (X2)..................................................................... 55

Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi (Z) ....................................................................... 56

Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi (Y)..................................................................... 58

Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................ 59

Tabel 4. 12 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 61

Tabel 4. 13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 62

Tabel 4. 14 Hasil Multikoliniaritas ....................................................................... 64

Tabel 4. 15 Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 65

Tabel 4. 16 Model Persamaan Regresi Antara Modal Sosial dan Kesiapan

Teknologi Terhadap Adopsi E-Commerce............................................................ 66

xvii
Tabel 4. 17 Model Persamaan Regresi Antara Modal Sosial, Kesiapan Teknologi

dan Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM ............................................... 67

Tabel 4. 18 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 69

Tabel 4. 19 Hasil Uji Koefisien Determinan ......................................................... 70

Tabel 4. 20 Hasil Tabel Uji t ................................................................................. 70

Tabel 4. 21 Hasil Tabel Uji t ................................................................................. 72

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan salah satu unsur kekuatan

yang dapat mendukung pembangunan dan pertumbuhan perekonomian di

Indonesia, karena UKM mampu mengurangi masalah kesenjangan antar golongan

pendapatan dan antar pelaku usaha serta dapat memperluas lapangan pekerjaan.

UKM memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan PDB ( Produk

Domestik Bruto ). Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, bahwa

UKM berkontribusi sebesar 60,3% terhadap PDB ( Produk Domestik Bruto ) pada

tahun 2018. Dengan adanya kontribusi tersebut, diharapkan UKM dapat

mempercepat dalam meningkatkan pendapatan pada perekonomia Indonesia.

UKM di Kabupaten Demak menjadi salah satu sektor unggulan yang

diutamakan akan perkembangannya karena mampu menggerakkan perekonomian

pada daerah Demak. Jumlah UKM di Kabupaten Demak mencapai 30.363 unit

usaha, omset per tahun mencapai 9,36 Trilyun dan penyerapan tenaga kerja

mencapai 87.357 orang (www.dindagkopukm.demakkab.go.id). Berikut informasi

terkait dengan jumlah omset UKM Demak tahun 2017 – 2020.

1
2

Gambar 1. 1 Jumlah Omset UKM Kabupaten Demak Tahun 2017 - 2020

Berdasarkan gambar diatas pada tahun 2017-2019 jumlah omset UKM pada

Kabupaten Demak setiap tahunnya mengalami peningkatan hal tersebuat dapat

diartikan bahwa UKM memiliki peran besar dalam menambah pendapatan pada

daerah Kabupaten Demak. Pada tahun 2020 terjadi pandemi akibat virus Covid-19

yang melumpuhkan semua sektor UKM. Pada Kabupaten Demak dampak wabah

Covid-19 telah melumpuhkan sektor UKM seperti diantaranya mulai menurunnya

omset penjualan, pembayaran utang bank yang telah jatuh tempo, pengurangan

tenaga kerja dan kurangnya inovasi (www.dindagkopukm.demakkab.go.id). Salah

satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi pandemi yaitu sektor indusrti

makanan dan minuman. menurut berita yang dilansir pada (bkpp.demakkab.go.id)

tanggal 02 April 2020 menjelaskan bahwa ditengah kondisi pandemi akibat virus

corona kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat. Hal tersebut membuat

para pelaku UKM harus bisa bersaing dengan ]\pelaku UKM yang lain terutama

pada sektor industri makanan dan minuman

Diperlukan strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya, seperti halnya

UKM pada Kabupaten Demak yaitu perlunya untuk meningkatkan kinerja UKM.
3

Pelaku UKM harus mengetahui kecapaian kinerja usahanya, agar dapat

merencanakan proses usaha untuk kedepannya. Kinerja merupakan sebuah alat

ukur yang digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam mencapai

tujuan perusahaan. Kinerja UKM menggambarkan hasil atau tingkat keberhasilan

yang telah diraih oleh pelaku UKM dalam menjalankan usahanya. Oleh karena

itu, kinerja UKM harus ditingkatkan dengan baik dan membutuhkan banyak

dukungan dari beberapa pihak seperti dukungan dari pemerintah.

Dalam meningkatkan kinerja UKM, pemerintah memberikan beberapa

dukungan berupa program-program yang ditujukan kepada para pelaku UKM

seperti; menyederhanakan prosedur perijinan melalui One Single Submission

(OSS). Kemudian memberi keringanan biaya perijinan bagi pembentukan Usaha

Kecil serta dukungan pembiayaan yang terjangkau bagi UKM. Pemerintah juga

hadir memberi penyederhanaan administrasi perpajakan, insentif pajak dan

kepabeanan. Selain itu, pemerintah juga menyediakan bantuan dan pendampingan

hukum bagi UKM, pelatihan dan pendampingan sistem aplikasi pembukuan dan

pencatatan keuangan UKM (www.kemenkeu.go.id, 2020). Pada tahun 2020

Kemenkop UKM telah memberikan setidaknya 3 stimulus bagi UKM di masa

pandemi ini guna menjaga keberlangsungan aktivitas UKM, yakni: kelonggaran

pembayaran pinjaman, keringanan pajak UKM enam bulan, dan transfer tunai

untuk bisnis skala mikro (Implikasi & Usaha, 2020). Terdapat faktor yang dapat

memepengaruhi kemajuan kinerja UKM, salah satunya yaitu modal sosial.

Modal sosial didefinisikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan

harmonisasi antara individu, norma dan kepercayaan untuk memfasilitasi


4

koordinasi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalamkehidupan Bersama

(Sutikno et al., 2022). Modal sosial disusun menjadi 3 dimensi yaitu dimensi

struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif. Dimensi struktural

merupakan pola hubungan antar orang dan interaksi sosial yang ada dalam

organisasi. Dimensi relasional merupakan asset yang diciptakan dan tumbuh

dalam hubungan antar anggota organisasi yang mencakup kepercayaan (trust) dan

kelayakan dipercaya (trust worthiness). Dimensi kognitif merupakan sumber daya

yang memberikan representasi dan interpretasi bersama, serta menjadi sistem

makna (system of meaning) antar pihak dalam organisasi (Jabeen et al., 2022).

(Hasbullah, 2005) menjelaskan “Modal sosial merupakan segala sesuatu dimana

dalam masyarakat tersebut bersama sama menuju kepada kemajuan dan

perubahan yang pada dasarnya ditopang oleh norma – norma seperti

kepercayaan”. Dilihat dari definisi modal sosial tersebut, dapat dikatakan bahwa

esensi utama dari modal sosial adalah kebersamaan dan hubungan yang erat baik

itu dengan rekanan sesama pengusasa, pelanggan dan pemangku kepentingan

terkait (Walenta, 2019).

Modal sosial mengasumsikan pentingnya hubungan dalam urusan - urusan

ekonomi. Pada perusahaan, lembaga – lembaga pemerintah, lembaga industri baik

pada tingkat regional maupun nasional dapat berfungsi lebih efisien jika satu sama

lain saling menghargai dan memiliki hubungan kepercayaan. World Bank, (2003)

mengakui bahwa modal sosial sangat relevan bagi pembangunan ekonomi suatu

negara. hal ini karena, modal sosial merupakan aset yang dapat menaikkan

prospek ekonomi masyarakat dan bangsa, termasuk meningkatkan fasilitas –


5

fasilitas pendidikan dan kesehatan, pembangiunan secara kompeten dan

akuntabilitas institusi politik (Fadli, 2020).

Premis yang diajukan dalam penggunaan modal sosial adalah semakin besar

modal sosial yang dimiliki oleh UKM, maka tingkat keberhasilan sekaligus

keberlangsungan usaha tersebut lebih besar. Hal ini karena dengan adanya modal

sosial yang dimiliki, UKM mudah memperoleh trust terhadap pemangku

kepentingannya. Adanya kepercayaan tersebut mempermudah UKM untuk bisa

mengakumulasi aset, misalnya SDM yang baik, kemudian mengakses kredit

karena terbukanya informasi dan yang terakhir bisa mendapatkan collective action

atau dukungan masyarakat dalam menjalankan kegiatannya (Walenta, 2019).

Dengan demikian modal sosial dapat membantu dalam melancaran penyediaan

keuangan UKM dan pertumbuhan usaha UKM. Penelitian yang dilakukan oleh

(Walenta, 2019) menunjukkan bahwa pengaruh modal sosial tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja UKM dan juga penelitian yang dilakukan oleh

(Lestari et al., 2021) menunjukkan bahwa pengaruh modal sosial berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja UKM.

Dalam menjalin hubungan kerjasama yang baik suatu usaha diperlukan juga

kesiapan teknologi, sehingga akan mempermudah dalam menjalankan usaha serta

dapat meningkatkan kinerja UKM. Perkembangan teknologi menuntut pengguna

untuk mempelajari lebih dalam perangkat teknologi yang digunakan, dari yang

sederhana hingga yang rumit. Terkait dengan kesiapan teknologi, pengguna

dikelompokkan menjadi lima segmen yaitu penjelajah, perintis, skeptis, paranoid

dan lamban. Dalam segmen penjelajah ini cepat dalam merespon adanya
6

teknologi baru untuk mencoba serta mempelajari suatu teknologi. Sebaliknya,

segmen lamban merupakan kelompok terakhir yang tertarik dengan teknologi

baru dan termasuk dalam faktor penghambat serta skor terendah dalam faktor

kontribusi. Segmen perintis memiliki nilai faktor optimis dan inovasi yang tinggi.

Segmen skeptis memiliki nilai motivasi rendah dalam merespon teknologi. Selain

itu, juga merupakan penghambat kecil yang perlu diyakinkan terlebih dulu

mengenai pemanfaatan penggunaan teknologi. Segmen paranoid cukup menarik

perhatian dalam merespon teknologi dan mempertimbangkan faktor resiko

(Napitupulu, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh (Syafa Fitriyana Vellinda,

2021) menunjukkan kesimpulan bahwa Kesiapan Teknologi berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja UKM.

Kesiapan pengguna dalam menerima teknologi sangat penting untuk

dipahami, karena pada perkembangan globalisasi saat ini yaitu Teknologi

Informasi (TI) terus mengalami berkembang dengan pesat. Teknologi Informasi

(TI) sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu perekonomian

masyarakat. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) dapat memberikan manfaat

yang begitu besar dan masyarakat lebih mudah dalam melakukan transaksi bisnis

dan berkomunikasi. Menurut Ershad Ketua Forum Demak Kreatif bahwa

digitalisasi akan menciptakan pelaku UKM dan ekonomi kreatif lebih produktif

dan berdaya saing tinggi yang menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional

dan bertekad untuk menciptakan etalase digital untuk produk – produk UKM dan

ekonomi kreatif agar dapat memajukan produk – produk UKM di Kabupaten

Demak ( https://realitasonline.id/ ). Salah satu pemanfaatan Teknologi Informasi


7

(TI) yaitu pemanfaatan teknologi online melalui bisnis online dengan

menggunakan E-Commerce. E-Commerce merupakan proses jual beli atau

pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasuk

internet. Pentingnya E-Commerce tidak hanya dilihat dari kemudahan, efisiensi

waktu, tenaga dan biaya menjadi nilai utama apalagi bagi Usaha Kecil dan

Menengah (UKM). Dimasa pandemi COVID-19 ini, para pelaku usaha dituntut

untuk melakukan pemanfaatan teknologi yang ada untuk menjalankan dan

meningkatkan usahanya. Karena adanya peraturan pemerintah yang

mengharuskan untuk tetap dirumah saja, sehingga semua kegiatan yang bersifat

offline beralih ke online.

Menurut Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika kementerian Kominfo

mengatakan bahwa pertumbuhan nilai perdagangan elektronik (e-commerce) di

Indonesia mencapai 78% (www.kominfo.go.id, 2019). Hal ini menunjukkan

bahwa usaha perdagangan eloktronik memiliki nilai ekonomi yang bagus,

sehingga harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha khususnya pelaku Usaha

Kecil dan Menengah (UKM). Penelitian yang dilakukan oleh Malik Hakim M,

Nurkamid M (2017) menunjukkan bahwa pengaruh adopsi E-commerce tidak

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja ukm. Penelitian yang dilakukan

oleh (Fathimah, Vidya, 2019) menunjukkan bahwa Adopsi E-Commerce

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja UKM.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian (Warmana &

Widnyana, 2018) yang berjudul Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan


8

menambahkan variabel independennya yaitu Adopsi E-Commerce. Karena

beberapa pelaku usaha UKM masih belum memanfaatkan teknologi untuk

menjalankan usahanya. Dengan mengadopsi e-commerce akan mempermudah dan

membantu penjualan bagi pelaku UKM, sehingga akan meningkatkan sumber

pendapatan dan meningkatkan efektifitas kegiatan yang berhubungan dengan

keuangan ataupun produksi yang mengakibatkan kinerja UKM meningkat.

1.2. Rumusan Masalah

Hubungan Modal Sosial, Kesiapan Teknologi dan Adopsi E-Commerce

terhadap kinerja UKM sangat berpengaruh penting dalam menjalankan dan dapat

meningkatkan suatu usaha. Namun berdasarkan research gap atau peneliti

sebelumnya yang dikemukakan di atas ditemukan masalah bahwa, “masih adanya

ketidakpastian dari temuan hasil penelitian mengenai peran modal sosial dan

kesiapan teknologi terhadap kinerja UKM dengan adopsi e-commerce sebagai

variabel intervening. Di satu sisi modal sosial dan adopsi e-commerce menjadi

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja UKM, akan tetapi dari sisi lain modal

sosial dan adopsi e-commerce tidak mempengaruhi terhadap kinerja UKM”.

Maka dari itu, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“bagaimana peran modal sosial dan kesiapan teknologi terhadap kinerja Usaha

Kecil dan Menengah dengan adopsi e-commerce sebagai variabel intervening

pada wilayah Kabupaten Demak?”.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini mencoba menempatkan variable adopsi e-commerce

sebagai variable intervening yang diharapkan dapat menjebatani hubungan modal


9

sosial dan kesiapan teknologi terhadap kinerja. Maka dari itu, pertanyaan

penelitian diajukan sebagai berikut :

1. Apakah Modal Sosial berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja

UKM di Kabupaten Demak?

2. Apakah Kesiapan Teknologi berpengaruh sidnifikan positif terhdap

Kinerja UKM di Kabupaten Demak?

3. Apakah Modal Sosial berpengaruh signifikan positif terhadap Adopsi E-

Commerce?

4. Apakah Kesiapan Teknologi berpengaruh signifikan positif terhadap

Adopsi E-Commerce?

5. Apakah Adopsi E-Commerce berpengaruh signifikan positif terhadap

Kinerja UKM di Kabupaten Demak?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan sesuatu hal yang hendak dicpai dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis Modal Sosial terhadap Kinerja UKM di

Kabupaten Demak.

2. Untuk menguji dan menganalisis Kesiapan Teknologi terhadap Kinerja

UKM di Kabupaten Demak.

3. Untuk menguji dan menganalisis Modal Sosial terhadap Adopsi E-

Commerce.
10

4. Untuk menguji dan menganalisis Kesiapan Teknologi terhadap Adopsi

E-Commerce.

5. Untuk menguji dan menganalisis Adopsi E-Commerce terhadap kinerja

UKM di Kabupaten Demak.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

empiris sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana dalam

menambah pengetahuan dan sebagai perbandingan antara teori yang ada

dengan praktek yang sebenarnya terjadi mengenai UKM.

2) Manfaat Praktis.

a. Bagi UKM.

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi,

referensi dan rekomendasi kepada para pelaku UKM untuk menjadi

masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

untuk meningkatkan kinerja UKM.

b. Bagi Regulator.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan membantu

pemerintah sebagai tambahan informasi mengenai keadaan yang

sesungguhnya di UKM mengenai permasalahan yang dihadapi para

pelaku UKM.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Teori Resources Based View (RBV)

Teori Resources Based View (RBV) merupakan sebuah teori yang

digunakan untuk melihat kemampuan sumberdaya internal suatu perusahaan

dengan kapabilitas yang unik, sehingga mampu mendukung implementasi sebuah

stategi untuk menghadapi persaingan dan mencapai tujuan perusahaan secara

optimal (Sombolayuk et al., 2019). Wenerfelt (1984) dalam Leonardus Ricky

Rengkung (2015) mengemukakan bahwa RBV didasarkan pada dua ide utama

yaitu sumberdaya dan kapabilitas yang berbeda (heteregeneous) yang dimiliki

para organisasi-organisasi yang berkompetisi serta sumberdaya yang dimilikinya

yang bersifat immobile dengan tujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan

keuntungan kompetisinya ditengah semakin ketatnya pesaingan. Sumberdaya

(resources) merupakan suatu kekayaan yang dimiliki oleh organisasi, sedangkan

kapabilitas (capabilities) mengacu pada kemampuan organisasi untuk mengelola

sumberdaya dan menjadi hal sangat penting dalam suatu organisasi (Rengkung,

2015). Sumberdaya terdiri dari komponen-komponen berwujud dan tak berwujud.

Komponen-komponen berwujud diantaranya ada aset keuangan dan fisik seperti

bangunan, pabrik, dan peralatan, sedangkan komponen-komponen tak berwujud

seperti sumberdaya manusia, paten, pengetahuan teknologi (Lekatompessy, 2012).

Teori RBV pertama kali diperkenalkan oleh Edith Penrose dan merupakan

akademisi pertama yang memperkenalkan bahwa sumberdaya sangat penting

11
12

untuk pencapaian dalam posisi kompetitif perusahaan. Edith penrose mengatakan

bahwa suatu perusahan digambarkan sebagai sebuah ikatan sumberdaya, dimana

pertumbuhan perusahaan difasilitasi dan dibatasi oleh manajemen dalam usaha

untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia. Hal ini, maka Edith Penrose

menerbitkan sebuah buku yang berjudul “The Theory of the Growth of the Firm”

pada tahun 1959 (Lekatompessy, 2012).

Salah satu kekuatan dari teori RBV yaitu kemampuannya dalam

menjelaskan mengapa suatu perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan

pesaingnya, dengan melakukan dan menunjukkan pengintegrasian dari

pendekatan-pendekatan yang ada, sehingga mampu memberikan penjelasan yang

lebih sistemik dan holistik (Lekatompessy, 2012). Dengan demikian, maka

penelitian ini menggunakan teori RBV. Alasan penggunaan teori tersebut karena

teori RBV sangat relevan dalam memberikan penjelasan secara sistemik dan

holistik, sehingga suatu perusahaan dapat mempertahankan keunggulan bersaing

berkelanjutan yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap kinerja perusahaan.

2.1.2. Teori Technology Readiness Index (TRI)

Teori Technology Readiness Index (TRI) pertamakali diperkenalkan oleh

Parasuraman pada tahun 2000. Pada teori ini menghubungkan beberapa

karkteristik seseorang dengan kepercayaannya terhadap penggunaan teknologi

baru. Menurut Parasuraman (2000), terdapat empat komponen penting yang dapat

mempengaruhi tingkat kesiapan seseorang dalam menggunakan dan

memanfaatkan teknologi yaitu antara lain:


13

a) Optimism

Dibutuhkan pandangan – pandangan yang positif terhadap suatu teknologi.

Selalu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi, dapat

meningkatkan kontrol, fleksibilitas dan efisiensi didalam kehidupan sehari-

hari maupun dalam menjalankan suatu usaha.

b) Innovativeness

Diperlukan adanya kecenderunagn, sifat dan kebiasaan untuk menjadi

pelopor dalam penggunaan teknologi terbaru maupun dalam teknologi

yang terus terbarui.

c) Discomfort

Adanya rasa ketidaknyamanan dalam penggunaan teknologi didalam

kehidupan sehari- hari maupun dalam dunia usaha. Masih adanya

kecenderungan dengan menggunakan cara- cara yang masih tradisional.

d) Insecurity

Adanya rasa ketidakamanan dari para pengguna dalam menggunakan

teknologi salah satunya karena alasan pribadi.

2.1.3. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

Pada penelitian ini menggunakan teori TAM (Technology acceptance

Model) sebagai landasan teori dalam adopsi informasi teknologi yang e-commerce

pada UMKM. Davis (1986) mengungkapkan bahwa TAM merupakan sebuah

teori sistem informasi yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana pengguna

mengerti dan menggunakan sebuah teknologi informasi. TAM merupakan

adaptasi dari TRA (Theory of Reasoned Action) yang dikenalkan oleh Davis pada
14

tahun 1986. TAM menggunakan TRA sebagai dasar teoritikal untuk

menspesifikasi hubungan kausal antara dua kunci kepercayaan (belief) yaitu

persepsi manfaat (Perceive Usefulness) dan presepsi kemudahaan penggunaan

(Perceieved Ease of Use). Teori TAM dalam melakukan pengukuran penggunaan

pada sistem informasi dapat menelusuri melalui model Cognitive Behavioral

Model, dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan pemahaman terhadap hal-hal

yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan atau implementasi sistem

teknologi dalam suatu usaha.

Teori TAM memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diterimanya

suatu sistem teknologi, dengan demikian mampu menjelaskan hubungan sebab

akibat dari suatu sistem informasi tersebut apakah dapat bermanfaat atau dapat

memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya. Kemudian reaksi para

pengguna teknologi informasi akan mempengaruhi presepsinya dalam penerimaan

terhadap teknologi melalui pemanfaatan dan kemudahan para pengguna sebagai

tolak ukurnya. Fakto-faktor yang terdapat pada teori TAM sebagai berikut :

a) Presepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use).

Suatu kepercayaan seseorang terhadap penggunaan sistem teknologi dapat

mudah digunakan dalam pengoperasiannya. Menurut Davis (1989)

terdapat indikator untuk kemudahan penggunaan teknologi informasi

yaitu:

1) Komputer sangat mudah dipelajari

2) Komputer dengan mudah mengerjakan sesuatu yang diinginkan

oleh pengguna
15

3) Komputer sangat mudah untuk dioperasikan

4) Keterampilan akan bertambah jika menggunakan komputer

b) Presepsi Kegunaan (Perceived Usefulness).

Suatu kepercayaan seseorang terhadap penggunaan sistem teknologi

informasi bahwa dalam menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan

kinerja.

c) Sikap Terhadap Penggunaan Teknologi (Attitude Toward Using).

Mengevaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya terhadap penggunaan

teknologi.

d) Minat Perilaku Menggunakan Teknologi (Behavioral Intetion to Use).

Ketertarikan seseorang terhadap penggunaan sistem teknologi informasi.

e) Penggunaan Teknologi Sesungguhnya (Actual Technology Usage).

Kegiatan interaksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi

dengan jumlah waktu yang digunakan sebagai ukurannya (Poetri et al.,

2010).

Dari 5 faktor yang terdapat pada teori TAM diatas memposisikan dua

kepercayaan (beliefs), yaitu perceive usefulness dan perceieved ease of use

sebagai faktor utama perilaku penerimaan komputer.

2.2 Variabel Penelitian

2.2.1. Kinerja UKM

Kinerja merupakan suatu hasil kerja atau tingkatan suatu keberhasilan

yang telah diraih oleh para pelaku UKM dalam menjalankan usahanya

berdasarkan target yang telah ditetapkan serta tanggungjawab yang penuh, maka
16

dari itu akan tercapailah peningkatan suatu kinerja yang efektif dan efisien.

Kinerja UKM dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan);

aspek keuangan, aspek teknis produksi, dan aspek pemasaran. Sedangkan faktor

eksternal meliputi kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya, dan ekonomi

(Walenta, 2019).

Tujuan kinerja yaitu menyusun sasaran yang bermanfaat, tidak hanya

untuk evaluasi kinerja pada periode tetapi juga untuk mengelola proses kerja

selama periode tersebut. Apabila kinerja seseorang dikatakan baik, maka

kemungkinan besar kinerja dalam suatu perusahaan atau suatu organisasi akan

baik. Menurut Munizu (2010) menjelaskan bahwa tingkat keberhasilan kinerja

UKM didentifikasi beberapa indikator dalam penilaian keberhasilan kinerja suatu

usaha, yaitu:

1) Tingkat pertumbuhan penjualan.

Pertumbuhan penjualan merupakan suatu keberhasilan investasi pada

periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan massa

yang akan datang. Pertumbuhan penjualan yang tinggi akan

mempengaruhi peningkatkan pendapatan, sehingga kinerja usaha juga

meningkat.

2) Tingkat pertumbuhan modal.

Pertumbuhan modal merupakan tingkat perubahan modal yang digunakan

untuk kegiatan usahanya. Modal memiliki peranan yang sangat penting


17

dalam menciptakan laba, sehingga pertumbuhan modal yang tinggi akan

meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi.

3) Tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi.

Tenaga kerja adalah seseorang yang bekerja kepada pemilik usaha untuk

menjalankan setiap aktivitas yang ada dalam perusahaan. Semakin besar

perusahaan, maka semakin banyak tenaga kerja yang dipakai oleh

perusahaan. Oleh karena itu, pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi

menunjukkan kinerja usaha yang dimiliki semakin bagus.

4) Tingkat pertumbuhan pasar yang luas.

Pertumbuhan pasar merupakan gambaran dari tingkat perubahan

penerimaan pasar atas produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Oleh

karena itu, semakin tinggi pertumbuhan pasar akan maka akan

meningkatkan tingkat pengembalian investasi, sehingga kinerja

perusahaan menjadi lebih baik.

5) Tingkat pertumbuhan laba.

Laba adalah kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Dengan memperoleh laba yang maksimal maka dapat

mempertahankan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, pertumbuhan

laba yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan semakin bagus (Kore &

Septarini, 2018).

2.2.2. Modal Sosial

Modal sosial merupakan sumber daya aktual serta potensial yang

didapatkan melalui jaringan hubungan yang dibentuk oleh individu atau unit
18

sosial guna menencapai tujuan bersama (Lestari et al., 2021). Para wirausahawan

yang melakukan berjejaringan dengan baik diberbagai kalangan, akan membuka

wawasan serta peluang terhadap pemasaran produk UKM. Menurut (Walenta,

2019) modal sosial diartikan sebagai kemampuan masyarakat dalam melakukan

kerjasama satu sama lain dengan berdasarkan atas kesamaan-kesamaan tertentu,

sehingga akan membentuk sebuah ikatan kemudian akan menjadi kekuatan

penting dalam aspek ekonomi dan aspek eksistensi sosial lainnya.

Terdapat unsur-unsur pada modal sosial diantaranya yaitu :

1) Jaringan sosial

Suatu ikatan yang berhubungan antara satu sama lain guna memperoleh

sesuatu yang dikerjakan, kemudian juga sebagai jembatan untuk

memudahkan hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya, maupun

sebagai perekat yang mampu memberikan tatanan dan makna kehidupan

sosial.

2) Norma

Norma adalah sebuah aturan dan kaidah yang digunakan sebagai tolak

ukur untuk menilai sesuatu, termasuk nilai kelakuan pada manusia. Semua

ketentuan, keharusan dan larangan merupakan norma bagi kelakuan

manusia, yang dapat digunakan untuk mengukur apakah kelakuan itu baik

(sesuai dengan norma) ataukah jelek (melanggar norma).

3) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan serangkaian harapan positif dari perusahaan dan

anggota, yang kemudian akan mengurahi ketidakpastian. Tingkat


19

kepercayaan yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas hubungan

pertukaran yang tinggi.

Tipe-tipe pada modal sosial diantaranya yaitu :

1) Modal sosial yang mengikat

Suatu ikatan antar orang dalam situasi yang sama seperti keluarga, teman

dekat dan rukun tetangga.

2) Modal sosial yang menjembatani

Suatu ikatan yang mencakup lebih luas seperti teman jauh dan rekan

sekerja.

3) Modal sosial yang menghubungkan

Suatu ikatan antar orang yang berada pada situasi berbeda seperti mereka

yang berada diluar komunitas, sehingga mendorong anggotanya untuk

memanfaatkan sumber daya daripada yang tersedia didalam komunitas.

peran modal sosial (Fadli, 2020).

Jaringan sosial dalam suatu bisnis sangat berperan penting pada

kesuksesan sebuah unit usaha. Jaringan menggambarkan suatu alat yang

digunakan oleh pengusaha untuk mengurangi resiko dan biaya transaksi. Selain

itu, juga memberikan akses kepada ide bisnis. Dalam modal sosial terdapat

beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menilai sebuah

unit bisnis apakah sudah memanfaatkan modal sosial secara optimal. Menurut

Muin (2013) dalam (Rapih, 2015) ada lima indikator yang digunakan untuk

mengetahui sebuah UKM telah mengoptimalkan potensi dari modal sosial yang

ada, antara lain :


20

1) Kemampuan menghimpun sumberdaya.

2) Kemampuan membangun kerjasama.

3) Kemampuan membangun kepercayaan.

4) Kemampuan membangun rasa hormat.

5) Kemampuan membangun reputasi.

2.2.3. Kesiapan Teknologi

Kesiapan teknologi merupakan suatu bentuk kesiapan yang dimiliki para

pelaku UKM untuk menghadapi perubahan dengan menggunakan atau

menerapkan suatu teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan kualitas UKM.

Pada tingkat pengukuran, indeks kesiapan teknologi dikembangkan untuk

mengukur kepercayaan atau keyakinan dan pemikiran umum seseorang tentang

penggunaan teknologi. Ini merupakan kombinasi dari keyakinan yang

berhubungan dengan teknologi positif atau negatif, sehingga dapat dilihat sebagai

keseluruhan keadaan pikiran yang menentukan kecenderungan seseorang untuk

menggunakan teknologi baru yang nantinya akan diimplementasikan pada

usahanya. Menurut Parasuraman dan Colby ( 2001 ) dalam (Napitupulu, 2017)

terdapat empat indikator dalam kesiapan teknologi, antara lain :

1) Optimis (Optimism).

Pandangan positif tentang teknologi dengan keyakinan mudah

menguasai, fleksibel, dan efisiensi dalam memahami pengetahuan

teknologi.
21

2) Inovatif (innovativeness).

Kecenderungan menjadi pionir dalam penggunaan teknologi. Dimana

seseorang dapat mengukur sejauh mana dalam memandang diri mereka

yang terdepan dalam penggunaan teknologi.

3) Ketidaknyamanan (Discomfort).

Kurangnya kontrol terhadap teknologi, sehingga timbul rasa cemas,

ketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi penggunaan pada

teknologi.

4) Ketidakamanan (Insecurity).

Ketidakpercayaan terhadap penggunaan teknologi dan skeptisisme

tentang kemampuannya untuk bekerja dengan baik, sehingga timbul rasa

tidak aman dan kekhawatiran yang dimiliki orang dalam menggunakan

teknologi.

2.2.4. Adopsi E-Commerce

E-Commerce adalah sebuah teknologi yang dipakai para pelaku usaha

untuk menjalankan bisnis secara cepat dan mudah, baik melakukan aktivitas

bisnisnya baik itu aktivitas penjualan, pembelian maupun aktivitas lainnya. E-

Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang

menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu dengan melalui

transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang

dilakukan secara elektronik (Fitri et al., 2020), Adopsi E-Commerce merupakan

salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan usaha. Beberapa

indikator dalam keberhasilan usaha, diantaranya yaitu peningkatan modal,


22

peningkatan jumlah produksi, peningkatan jumlah pelanggan, perluasan usaha,

perluasan daerah pemasaran, perbaiki sarana fisik dan peningkatan pendapatan

usaha (Windyasta, 2021). Penggolongan pada e-commerce yang digunakan orang

adalah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut (Suyanto, 2003) dalam (Hanum et

al., 2017) menjelaskan beberapa tipe-tipe dari e-commerce diantaranya :

1) Business to business (B2B).

Suatu model e-commerce dimana para pelaku bisnisnya adalah

perusahaan, sehingga proses transaksi dan transaksinya adalah anatara satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya.

2) Business to Consumer (B2C).

Suatu model e-commerce dimana para pelaku bisnisnya melibatkan

langsung antara pihak penjualan (penyedia jasa e-commerce) dengan

individual atau pembeli).

3) Consumer to Consumer (C2C).

Suatu model e-commerce dimana perorangan atau individu sebagai penjual

berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan individu lain sebagai

pembeli. Biasanya konsep ini digunakan dalam situs lelang secara online.

4) Consumer to Business (C2B).

Suatu model e-commerce dimana para pelaku bisnis perorangan atau

individual melakukan transaksi atau interaksi dengan suatu atau beberapa

perusahaan.

Dengan menggunakan e-commerce, transaksi bisnis ini bergantung pada

sejumlah aplikasi dan media online lainnya yang tentunya akan membantu
23

meningkatkan usaha yang sedang dijalankan seperti katalog, email, toko pedia,

shopee, lazada, shopping carts, eb service, EDI dan file transfer protocol. Maka

dari itu tentunya akan melibatkan kegiatan B2B (business to business). Menurut

Nurlinda dan Vidya Fathimah (2019) untuk meningkatkan keberhasilan dalam E-

Commerce terdapat beberapa indikator diantaranya yaitu :

1) Dukungan seluruh elemen organisasi

2) Kecukupan sumber daya

3) Ketersediaan sarana dan prasarana

4) Teknologi informasi

5) Dorongan pihak eksternal

6) E-commerce mempermudah akses informasi

7) E-commerce dapat meningkatkan kinerja usaha

8) E-commerce dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan pada

mitra bisnis

9) E-commerce dapat meningkatkan efisensi biaya, E-commerce lebih unggul

disbanding perdagangan berbasis konvensional

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh modal sosial dan kesiapan teknologi terhadap

kinerja UKM dengan adopsi e-commerce sebagai variable intervening telah

dilakukan oleh berbagai penelitian terdahulu. Berikut merupakan hasil penelitian

yang dilakukan penelitian terdahulu sebagai berikut :


24

2.3.1 Penelitian tentang modal sosial terhadap kinerja UKM

Penelitian yang dilakukan oleh Devi Ayu Lestari, Enni Savitri, Riskia

Natariasari (2021) menghasilkan kesimpulan bahwa Modal Sosial berpengaruh

signifikan positif terhadap kinerja UKM.

Tabel 2. 1 Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM


No Penelitian Sampel dan Variabel Metode Hasil
Periode Analisis
1 (Lestari et Pelaku 1. Variable Metode Terdapat
al., 2021) UMKM pada Dependen : analisis pengaruh yang
sector  Kinerja dalam positif dan
industry UMKM penelitian ini signifikan
pengolahan 2. Variable menggunkan antara budaya
yang terdapat Independen : a metode organisasi,
di Kecamatan  Budaya Struktural orientasi
Tampan Kota Organisasi Equation kewirausahaan,
Pekanbaru  Orientasi Model manajemen
yang Kewirausa (SEM) kualitas total,
berjumlah haan berbasis dan modal
122 unit  Manajemen varian atai sosial terhadap
usaha. Pada Kualitas soft kinerja usaha.
tahun 2021. Total modeling.

 Modal Pengumpula

Sosial n data
dilakukan
dengan
menyebarkan
kuesioner.
25

2.3.2 Penelitian tentang kesiapan teknologi terhadap kinerja UKM

Penelitian yang dilakukan oleh Vellinda Fitriyana Syafia (2021)

menghasilkan kesimpulan bahwa Kesiapan Teknologi berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja UKM.

Tabel 2. 2 Kesiapan Teknologi Terhadap Kinerja UKM


1. (Syafa Pelaku 1. Variable Menggunaka Terdapat
Fitriyana UMKM yang Dependen : n jenis pengaruh yang
Vellinda, ada di  Kinerja penelitian positif dan
2021) Semarang UKM eksplanatori signifikan
sejumlah 2. Variable dengan antara E-
kurang lebih Independen : pendekatan Readiness dan
225 UKM.  E- kuantitatif. Dynamic
Pada tahun Readiness Jenis data Capability
2021.  Dynamic penelitian ini terhadap
Capability menggunaka kinerja UKM.
n yang
didapatkan
secara
langsung
dengan
menyebarkan
kuesioner.

2.3.3 Penelitian tentang adopsi e-commerce terhadap kinerja UKM

Penelitian yang dilakukan oleh Nurlinda, Vidya Fathimah (2019)

menghasilkan kesimpulan bahwa adopsi e-commerce berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja UKM.


26

Tabel 2. 3 Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM


1. (Fathimah, Seluruh 1. Variable Metode Terdapat
Vidya, UKM di Kota Dependen : analisis data pengaruh yang
2019) Medan yang  Kinerja dalam positif dan
menggunaka UMKM penelitian ini signifikan
n media 2. Variable menggunaka adopsi e-
online dan Independen : n deskripsi commerce
menggunaka  Kesiapan statistic terhadap
n jasa Organisasi dengan peningkatan
transportasi  Kesipana SPSS. Jenis kinerja UMKM
online gojek Teknologi data dalam di Kota Medan.
sebagai  Lingkungan penelitian ini
sarana External adalah data
penjualan 3. Variable primer
sejumlah 222 Intervening : dengan
UKM. Pada  Adopsi E- Teknik
tahun 2019. Commerce pengumpula
n data
menggunaka
n kuesioner.

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoristik dibawah ini merupakan gambaran mengenai

pengaruh modal sosial dan adopsi e-commerce terhadap kinerja UKM.

Modal sosial dalam dunia bisnis merupakan hubungan dengan keseluruhan

stakeholder seperti konsumen, distributor, komunitas dan pemerintah. Dengan

adanya jalinan dengan stakeholder maka akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan (Rapih, 2015). Selain itu, modal sosial dapat meningkatkan


27

kemampuan bisnis dalam mengumpulkan sumber daya sehingga dapat

meningkatkan kinerja UKM.

Dalam menjalankan suatu usaha dengan mudah diperlukan kesiapan yang

matang, sehingga hubungan dengan stakeholder juga berjalan dengan baik.

Kesiapan teknologi merupakan kesiapan yang harus dimiliki para pelaku UKM

untuk menghadapi perubahan pada era sekarang ini dengan menerapkan suatu

teknologi baru, sehingga mampu meningkatkan kualitas kinerja UKM.

Peran adopsi e-commerce dapat memberikan kemudahan dalam

melakukan hubungan dengan stakeholder seperti memudahkan berkomunikasi

dalam memberikan informasi sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih

besar, dengan begitu akan meningkatkan kinerja UKM. Dalam kondisi pandemi

saat ini menuntut masyarakat untuk tidak saling berkerumun untuk mencegah

penyebaran virus covid-19 semakin meluas. Oleh karena itu, para pelaku UKM

memilih jalan yang efektif dan mengenai sasaran untuk meningkatkan

penjualannya, dengan begitu akan semakin mendorong para pelaku usaha untuk

lebih terampil dan kompeten dalam memanfaatkan teknologi berbasis e-commerce

dan semakin mendorong kinerja UKM.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berupa gambar skema yang

menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah modal sosial dan adopsi e-commerce.

Sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah kinerja UKM. Berdasarkan

uraian tersebut maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
28

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

2.4.2. Pengembangan Hipotesis

Perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menguji bagaimana pengaruh modal sosial dan kesiapan teknologi terhadap

kinerja UKM dengan adopsi e-commerce sebagai variabel intervening.

Berdasarkan penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja UKM.

Modal sosial mampu menghasilkan jumlah sumber daya yang lebih dan

berkualitas suatu usaha, karena memiliki jaringan tahan lama yang berupa

hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak

terinstitusionalkan. Jaringan sosial dalam bisinis sangat berperan penting dalam

kesuksesan sebuah unit usaha. Jaringan menggambarkan alat yang digunakan


29

pelaku pengusaha untuk mengurangi resiko dan biaya transaksi, juga dapat untuk

memperbaiki akses kepada ide bisnis, pengetahuan dan modal. Dengan memiliki

modal sosial, pelaku usaha akan dapat menjalin kerjasama yang saling

menguntungkan dengan berbagai pihak pelaku usaha yang nantinya akan lebih

mudah memperoleh informasi,fluktuasi harga, keserdiaan bahan dan informasi

penting lainnya. Modal sosial akan semakin kuat jika mampu memanfaatkan suatu

jaringan atau hubungan yang saling mengenal antaranggotanya, dengan begitu

mampu dapat meningkatkan relasi bisnis sehingga berdampak pada kinerja

usahanya (Sutikno et al., 2022).

Modal sosial menghasilkan jumlah sumber daya yang berkualitas untuk

pelaku usaha kecil dan menengah, diantara sebagai cara untuk pencapaian usaha.

Hal ini mengacu pada teori Resources Based View yang mengatakan bahwa

sumber daya sangat penting digunakan untuk pencapaian dalam posisi kompetitif

perusahaan. Hal tersebut digunakan pelaku UKM untuk mendapatkan dan

mempertahankan keuntungan kompetisinya dan mendukung implementasi sebuah

strategi untuk menghadapi persaingan dan mencapai tujuan secara optimal.

Sehingga akan membantu pelaku usaha kecil dan menengah dalam meningkatkan

kinerja UKM.

Hasil penelitian (Lestari et al., 2021) menemukan bahwa modal sosial

berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Jika suatu usaha memiliki modal sosial

yang baik maka akan menambah jaringan yang luas dan kerjasama yang semakin

terjaga dan menghasilkan informasi yang berguna bagi usaha untuk meningkatkan

kinerja UKM, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut :


30

H1 : Modal Sosial Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja UKM

2. Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Kinerja UKM

Kesiapan teknologi merupakan suatu kondisi dimana pelaku UKM perlu

memiliki kesiapan yang matang dalam memiliki pengetahuan penggunaan

teknologi baru, sehingga mudah untuk memahami teknologi yang nantinya akan

diimplementasikan dalam menjalankan usahanya.

Kesiapan teknologi bagi pelaku UKM dapat melancarkan dalam

menjalankan usahnya karena adanya pengetahuan dalam penggunaan teknologi

yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan usahanya. Hal ini mengacu pada teori

Technology Readiness Index (TRI) yang mengatakan bahwa kecenderungan

seseorang untuk menerima dan menggunakan teknologi baru untuk mencapai

tujuannya. Kesiapan teknologi pada UKM dapat dilihat dari sejauhmana

pemahaman seseorang dalam menggunakan teknologi baru. Apabila masih

sedikitnya pemahaman dalam menggunakan teknologi dalam usahanya maka akan

rendah pula pengaruhnya terhadap kesiapan penerapan teknologi. Dan jika masih

sedikit dan kurangnya kesiapan UKM dalam menerapkan teknologi baru maka

bisa menghambat kinerja UKM.

Hasil penelitian (Syafa Fitriyana Vellinda, 2021) menemukan bahwa E-

readiness berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja UKM. Jika suatu usaha

memiliki pengetahuan dalam penggunaan suatu teknologi baru maka akan

mempermudah dalam menjalankan usahanya dan melancarkan dalam kegiatan

operasional usahanya, sehingga akan meningkatkan kinerja UKM, maka hipotesis

yang dapat dirumuskan sebagai berikut:


31

H2 : Kesiapan Teknologi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja UKM

3. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Adopsi E-Commerce

Jenis modal sosial yang memungkinkan pedagang untuk bisa bertahan dan

melanjutkan usahanya adalah dengan menggunakan jaringan sosial yang berbasis

e-commerce. Dengan jaringan sosial yang dimiliki para pelaku usaha UKM

memudakan dalam melakukan pertukaran informasi. E-commerce menjadi jalan

alternatif sebagai media pemasaran produk yang memungkinkan jangkauan

perdagangan menjadi lebih luas baik di daerah lokal maupun nasional.

Hubungan sosial yang baik sangat diperlukan para pelaku usaha UKM.

Dengan berbasis teknologi akan mempermudah dalam jaringan sosial. Hal ini

mengacu pada teori Technology Acceptence Model yang mengatakan bahwa suatu

teknologi akan mempermudahkan pengguna dalam mengoperasikan segala

sesuatu. Dengan begitu akan meningkatkan kinerja UKM.

Hasil penelitian dari (Hikmah et al., 2021) menemukan bahwa modal

sosial berpengaruh positif terhadap adopsi e-commerce. Hal ini berarti semakin

tinggi jaringan sosial dengan menggunakan teknologi, maka akan meningkatkan

kinerja UKM, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebgai berikut :

H3 : Modal Sosial Berpengaruh Positif Terhadap Adopsi E-Commerce

4. Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Adopsi E-Commerce

Potensi perkembangan teknologi yang cepat dapat menguntungkan para

konsumen, selain itu juga dapat mempermudah dan mempercepat suatu pekerjaan.

Kesiapan teknologi bagi pelaku UKM perlu dimiliki untuk kesiapan menghadapi

perubahan pada teknologi, karena teknologi mampu meningkatkan kualitas UKM.


32

Kesiapan dalam menerima dan menggunakan teknologi sangat penting

untuk dipahami, dengan mengadopsi e-commerce pengguna akan merasakan

kemudahan dalam menjalankan usahnaya. Hal ini mengacu pada teori Technology

Readiness Index (TRI) yang mengatakan bahwa seseorang perlu memiliki

pengetahuan terhadap penggunaan teknologi baru dengan begitu akan

mempermudah dalam efisiensi dan efektivitas proses suatu usaha, sehingga akan

meningkatkan kinerja UKM.

Hasil penelitian (Fathimah, Vidya, 2019) menemukan bahwa kesiapan

teknologi berpengaruh positif terhadap adopsi e-commerce. Hal ini bearti

seseorang perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu teknologi

baru dan dengan mengadopsi e-commerce suatu pekerjaan akan menjadi mudah

dan cepat, sehingga akan meningkatkan kinerja pada UKM, maka hipotesis yang

dapat dirumuskan sebagi berikut :

H4 : Kesiapan Teknologi Berpengaruh Positif Terhadap Adopsi E-

Commerce

5. Pengaruh Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM

Adopsi e-commerce digunakan untuk menghadapi tingkat pesaingan bisnis

dan kebutuhan efektivitas dan efesiensi dalam pengolahan usaha. E-commerce

akan membantu palaku UKM untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kecepatan

dan memperluas akses produk. Penggunaan e-commerce akan memepermudah

pelaku usaha kecil dan menengah dalam proses transaksi perdagangan /

perniagaan barang atau jasa. Sehingga akan memberikan dampak peningkatan

kinerja UKM.
33

Mengadopsi e-commerce bagi pelaku usaha kecil dan menengah akan

membantu mempermudahkan dan mempercepat dalam kegiatan operasional

usaha, sehingga pekerjaan akan terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Hal ini

mengacu pada teori Technology Acceptance Model yang mengatakan bahwa suatu

teknologi akan mempermudahkan pengguna dalam mengoperasikan segala

sesuatu. Dengan cara tersebut usaha akan mengalami keberhasilan dan

meningkatkan kinerja UKM.

Hasil penelitian dari Nurlinda dan Vidya Fathimah (2019) menemukan

bahwa adopsi e-commerce berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja

UKM. Hal ini berarti semakin tinggi pengadopsian e-commerce para pelaku

usaha, maka akan semakin meningkatkan kinerja UKM. Dari uraian diatas, maka

hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

H5 : Adopsi E-Commerce Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja UKM


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantiatif

merupakan penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel. Penelitian ini berupa angka – angka

analisis yang menggunakan statistik untuk mengukur serta mendapatkan hasil

penelitian melalui kuesioner (Sugiyono, 2019). Alat analisis yang digunakan

adalah SPSS versi 25.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, sehingga dapat ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

pelaku usaha kecil dan menengah yang sejumlah 1.891 yang terdaftar di Dinas

Koperasi dan UKM Kabupaten Demak pada tahun 2021.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2019). Dalam pengambilan sampel harus dilakukan dengan

baik supaya memperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. Dalam penelitian ini sempel yang diambil adalah UKM pada sektor

industri pengolahan pada tahun 2021 di Kabupaten Demak. Untuk menentukan

34
35

jumlah sampel, penelitian ini menggunakan rumus Yamane (Sugiyono, 2019)

sebagai berikut :

n = N

1+N(e)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling erroe), 10%

3.3. Sumber dan Jenis Data

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data primer.

Menurut (Sugiyono, 2019) data primer adalah jenis data yang sumber datanya

didapatkan langsung kepada pengumpul data. Sumber data pada penelitian ini

adalah pelaku usaha kecil dan menengah yang terdaftar di Dinas Perdagangan

Koperasi dan UKM Kabupaten Demak pada tahun 2021 yang bergerak pada

sektor industri pengolahan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode survey lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner ke

sejumlah responden potensial yaitu para pelaku UKM yang berada di Kabupaten

Demak. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini pengisian kuesioner

menggunakan skala likert. Menurut (Sugiyono, 2019) skala likert digunakan


36

untuk mengukur sikap, pendapatan dan presepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial.

3.5. Variabel dan Indikator

3.5.1 Variabel

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja UKM.

2. Variabel Independent (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) (Sugiyono, 2019). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah modal sosial dan kesiapan teknologi.

3. Variabel Intervening (Z)

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independent dan dependent menjadi hubungan tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2019), variabel

intervening dalam penelitian ini adalah adopsi e-commerce.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel dan Indikator

1. Kinerja UKM (Y)

Kinerja merupakan suatu hasil kerja atau tingkatan suatu keberhasilan

yang telah diraih oleh para pelaku UKM dalam menjalankan usahanya

berdasarkan target yang telah ditetapkan serta tanggungjawab yang penuh, maka
37

dari itu akan tercapailah peningkatan suatu kinerja yang efektif dan efisien

(Walenta, 2019). Indikator pada penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan

penjualan atau omset penjualan yang meningkat, tingkat pertumbuhan modal atau

financial yang meningkat, tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi, tingkat

pertumbuhan pasar yang luas dan tingkat pertumbuhan laba atau keuntungan yang

terus meningkat. Kuesioner yang digunakan mengacu pada kuesioner (Munizu,

2010) yang telah dimodifikasi.

2. Modal Sosial (X1)

Modal sosial merupakan sumber daya aktual serta potensial yang

didapatkan melalui jaringan hubungan yang dibentuk oleh individu atau unit

sosial guna menencapai tujuan bersama (Lestari et al., 2021). Indikator pada

penelitian ini adalah kemampuan membangun kerjasama, kemampuan

membangun kepercayaan, kemampuan membangun reputasi, partisipasi dalam

masyarakat lokal dan kerjasama dalam dinas terkait. Kuesioner yang digunakan

mengacu pada kuesioner (Rapih et al., 2013) yang telah dimodifikasi.

3. Kesiapan Teknologi (X2)

Kesiapan teknologi merupakan bentuk kesiapan yang dimiliki para pelaku

UKM yang menerapkan teknologi baru. Kesiapan UKM terhadap implementasi

teknologi baru harus didasari dengan tingkat kematangan seseorang dalam

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang teknologi baru. Indicator pada

penelitian ini adalah optimis, inovatif, ketidaknyamanan dan

ketidakamanan.kuesioner yang digunakan mengacu pada kuesioner (Napitupulu,

2017) yang telah dimodifikasi.


38

4. Adopsi E-Commerce (Z)

E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses

bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu

dengan melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan

informasi yang dilakukan secara elektronik (Fitri et al., 2020). Indikator pada

penelitian ini adalah dukungan seluruh elemen organisasi, kecukupan sumber

daya, ketersediaan sarana dan prasarana, teknologi informasi, dorongan pihak

eksternal, e-commerce mempermudah akses informasi, e-commerce dapat

meningkatkan kinerja usaha, e-commerce dapat meningkatkan kualitas dan

kecepatan layanan pada mitra bisnis dan e-commerce dapat meningkatkan

efisiensi biaya, e-commerce lebih unggul disbanding perdagangan konvensional.

Kuesioner yang digunakan mengacu pada kuesioner (Nurlinda, Vidya Fathimah.

2019) yang telah dimodifikasi.

Tabel 3. 1 Variabel dan Indikator


No Variabel Definisi Indikator

1. Kinerja UKM kinerja UKM merupakan suatu 1. Tingkat pertumbuhan

(Y) tingkat pencapaian ataupun penjualan.

prestasi dari usaha dalam 2. Tingkat pertumbuhan

periode tertentu (Abbas, 2018). modal.

Untuk mengukur suatu kinerja 3. Tingkat pertumbuhan

terdapat 2 jenis pendekatan, tenaga kerja yang tinggi

yaitu : secara obyektif dan 4. Tingkat pertumbuhan

secara subyektif. Pendekatan pasar yang luas


39

secara obyektif yaitu 5. Tingkat pertumbuhan

pendekatan dengan laba

menggunakan data – data (Munizu, 2010)

berupa data akuntansi

keuangan. Sedangkan secara

subyektif yaitu pendekatan

berdasarkan pada presepsi dari

para manajer.

2. Modal Sosial Modal social merupakan 1. Kemampuan

(X1) sumberdaya actual dan menghimpun

potensial yang mampu sumberdaya.

menghasilkan jejaringan 2. Kemampuan

hubungan Kerjasama membangun kerjasama.

(Sholikah Ummu, 2020). 3. Kemampuan

Terbangunnya sebuah membangun

hubungan dengan sesama kepercayaan.

usaha dan menjaganya supaya 4. Kerjasama membangun

terus berlangsung maka rasa hormat.

mampu mencapai tujuan 5. Kemampuan

bersama yaitu mampu membangun reputasi.

membantu kelancaran (Rapih, 2015)

penyediaan keuangan dan

pertumbuhan usaha.
40

3. Kesiapan Kesiapan teknologi merupakan 1. Optimis.

Teknologi suatu bentuk kesiapan yang 2. Inovatif.

(X2) dimiliki para pelaku UKM 3. Ketidaknyamanan.

dengan pengetahuan dan 4. Ketidakamanan.

pemahaman yang matang (Napitupulu, 2017)

tentang teknologi baru.

Dengan begitu, akan

mempermudah dan

mempercepat dalam

menjalankan usahanya.

4. Adopsi E- E-Commerce merupakan 1. Dukungan seluruh

commerce proses jual beli barang atau elemen organisasi

(Z) jasa melalui jaringan informasi 2. Kecukupan sumber daya

termasuk internet (Dimas, 3. Ketersediaan sarana dan

2021). E-Commerce prasarana

memudahkan para pelaku 4. Teknologi informasi

usaha dalam mengidentifikasi 5. Dorongan pihak

alur kerja, persaingan, eksternal

membangun kemitraan dan 6. E-commerce

pemasaran produk. mempermudah akses

informasi

7. E-commerce dapat

meningkatkan kinerja
41

usaha

8. E-commerce dapat

meningkatkan kualitas

dan kecepatan layanan

pada mitra bisnis

9. E-commerce dapat

meningkatkan efisiensi

biaya, E-commerce lebih

unggul disbanding

perdagangan berbasis

konvensional.(Fathimah,

Vidya, 2019)

3.6. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, uji

kualitas data (uji validasi dan uji reabilitas), uji asumsi klasik, uji regresi linier

berganda dan uji kelayakan model uji hipotesis dan uji sobel. Pada penelitian ini

alat analisis yang digunakan adalah menggunakan SPSS versi 25.

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
42

untuk umum atau generalisasi. Penggambaran statistik ini yaitu dengan penyajian

data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,

median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata – rata, standar deviasi dan perhitungan prosentase (Sugiyono,

2019).

3.6.2. Uji Kualitas Data

3.6.2.1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan persamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas digunakan

untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat

dikatakan valid jika kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2019). Terdapat kriteria dalam pengujian validitas

yaitu sebagai berikut :

1) Jika nilai r hitung > r tabel maka dapat dikatakan bahwa indikator yang

digunakan adalah valid.

2) Jika nilai r hitung < r tabel maka dapat dikatakan bahwa indikator yang

digunakan adalah tidak valid.

3.6.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu pengukuran yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2019). Hasil penelitian yang reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk

meyakinkan bahwa kuesioner tersusun dengan baik dalam mengukur gejala dan
43

menghasilkan data yang valid. (Ghozali, 2018) menjelaskan bahwa untuk

mengukur besarnya nilai reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s

Alpha dengan kriteria yaitu jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kuesioner

datap dikatakan reliabel atau konsisten. Sedangkan jika nilai Cronbach’s Alpha <

0,60 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel dan tidak konsisten.

3.6.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan salah satu syarat statistik yang harus

dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square

(OLS). Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan uji linier berganda.

3.6.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian data dengan tujuan untuk menguji apakah

sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Data dapat dikatakan normal

apabila grafik normal probability plots dan uji kolmogorov smirnov menunjukkan

bahwa titik disekitar garis diagonal tidak melenceng dan mengikuti arah garis.

Data dikatakan diterima, apabila nilai signifikan > dari 0,05. Sebaliknya, data

dikatakan ditolak apabila nilai signifikan < dari 0,05.

3.6.3.2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji

apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamat ke pengamat

yang lain. Dasar pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas adalah :

Apabila titik – titik membentuk pola tertentu secara teratur seperti bergelombang,
44

melebar maupun menyempit maka terjadi heterokedatisitas. Sedangkan, apabila

titik – titik menyebar di atas dan di bawah dari angka 0 pada sumbu Y tanpa

membentuk pola tertentu maka tida terjadi heterokedastisitas (Imam ghozali,

2018). Model regresi yang baik adalah model regresi yang heterokedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji heterokedastisitas menggunakan

uji Glejser. Uji glejser merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjukkan

bahwa koefisien parameter pada variabel independen tidak memiliki signifikan

terhadap variabel dependen. Jika suatu nilai signifikan > 0,05 maka regresi tidak

terjadi heterokedastisitas.

3.6.3.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah terdapat kolerasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. Model regresi yang baik adalah tidak

adanya kolerasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidak

adanya multikolinearitas dapat dilihat menggunakan nilai Variance Inflation

Factors (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≥ 10 menunjukan adanya multikolinearitas. Apabila nilai tolerance ≥

0,10 atau sama dengan VIF ≤ 10 menunjukan tidak terjadi multikolinearitas

(Ghozali, 2018).
45

3.6.4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Uji analisis regresi linier berganda merupakan pengujian yang digunakan

untuk menguji hubungan liner dengan minimal dua variabel independen yang

mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui hubungan antara variabel

independe (Modal Sosial dan Kesiapan Teknologi), terhadap variabel dependen

(Kinerja UKM) dengan pengaruh langsung atau tidak langsung variabel

intervening (Adopsi E-Commerce) diperlukan software SPSS dalam penelitian ini.

Adapun persamaan regresinya yaitu sebagai berikut :

Y1 = a + β1.MS + β2.KT + ɛ

Y2 = a + β1.MS + β2.KT + β3.AE + ɛ

Keterangan :

Y1 = Adopsi E-Commerce

Y2 = Kinerja UKM

B1-3 = Koefisien Regresi

MS = Modal Sosial

KT = Kesiapan Teknologi

AE = Adopsi E-commerce

ɛ = error

a = Konstanta

3.6.5. Uji Kelayakan Model

3.6.5.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama – sama atau


46

simultan mempengaruhi variabel terikat (dependen). Kriteria dalam uji F adalah :

Jika Fhitung > Ftabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat menerangkan

variabel terikat secara bersama – sama. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel dengan taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) maka H0 diterima dan Hα ditolak, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel bebas tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya.

3.6.5.2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan kontribusi berpengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai dari koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu bearti

menunjukkan bahwa variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).

3.6.6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji parsial (Uji t). Uji parsial (Uji

t) digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen secara individu

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Dengan tingkat signifikansi sebesar

5%, maka kriteria dalam pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut : Apabila nilai signifikansi t < 0,05, maka Ho ditolak atau Ha

diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai

signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Sehingga dapat dikatakan
47

bahwa variabel independen secara parsila tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

3.6.7. Uji Sobel

Uji sobel merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

mediasi yaitu adopsi e-commerce. Uji sobel dilakukan dengan cara menguji

kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z. Menurut (Imam ghozali, 2018)

pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh

Sobel (Sobel test). Rumus uji sobel adalah sebagai berikut :

sab = √𝑏 2 𝑠𝑎2 + 𝑎2 𝑠𝑏 2 + 𝑠𝑎2 𝑠𝑏 2

keterangan :

sab : besarnya standar error pengaruh tidak langsung


a : jalur variabel independen (X) dengan variable intervening (Z)
b : jalur variabel intervening (Z) dengan variabel dependen (Y)
sa : standar error koefisien a
sb : standar error koefisien b
Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung, maka perlu menghitung nilai t

dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :

𝑎𝑏
𝑡=
𝑠𝑎𝑏

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai, jika t hitung > nilai t tabel yaitu 1,96

maka dapat disimpulkan pengaruh mediasi. Asumsi uji sobel memerlukan jumlah

sampel besar, jika jumlah sampel kecil maka uji sobel menjadi kurang

konservatif.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitan

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada daerah Demak yang merupakan salah satu

daerah berkembangnya UKM di Jawa Tengah. Data penelitian ini dikumpulkan

dengan cara membagikan kuesioner secara langsung. Kuesioner dibagikan kepada

responden yang merupakan pelaku UKM di sektor industri pengolahan yang

terdaftar di Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Demak. Berikut

adalah tabel penyajian hasil penyebaran kuesioner :

Tabel 4. 1 Data Kuesioner Responden 1


Keterangan Jumlah

Kuesioner yang disebar 130


Kuesioner Yang Tidak memenuhi kriteria 32
Kuesioner yang dapat diolah 98

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel diatas, Hasil kuesioner yang sudah diisi oleh

responden yaitu 130 kuesioner disebarkan dan hanya 98 kuesioner yang dapat

diolah karena tidak memenuhi dengan kriteria sampel yang sudah ditentukan oleh

peneliti diantaranya yaitu 19 responden memiliki umur usaha dibawah 2 tahun

dan sebanyak 13 responden tidak menggunakan adopsi e-commerce. Jadi

48
49

kuesioner yang dapat digunakan sebagai sampel adalah 98 kuesioner yang sesuai

dengan perhitungan rumus Yamane.

4.1.2 Deskripsi Responden

Penyajian data deskripsi responden bertujuan untuk mengetahui profil

responden dan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan

variabel penelitian. Selain itu, juga dapat mempermudah pembaca dalam

memahami hasil-hasil penelitian.

1) Identitas Responden Menurut Umur Usaha

Data mengenai umur usaha responden, penelitian mengelompokkan

menjadi dua kategori yaitu 3-5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Adapun data

mengenai umur usaha responden pelaku UKM pada sektor industri pengolahan di

Kabupaten Demak sebagai berikut :

Tabel 4. 2 Identitas Responden Berdasarkan Umur Usaha


Keterangan Frekuensi Presentase

3-5 Tahun 62 62,0%

Lebih dari 5 Tahun 36 36,0%

Total 98 98,0%

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mengenai umur usaha

pelaku UKM pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Demak yang diambil

sebagai responden paling banyak yaitu 3-5 Tahun sebesar 62 responden. Dari

keterangan tersebut menunjukkan bahwa Sebagian besar usia pelaku UKM di

Kabupaten Demak masih dini.

2) Identitas Responden Menurut Lokasi Usaha


50

Data mengenai lokasi usaha responden, penelitian ini mengelompokkan

menjadi beberapa Kecamatan di Kabupaten Demak. Adapun data mengenai lokasi

uaha responden pelaku UKM pada sektor industri pengolahan di Kabupaten

Demak sebagai berikut :

Tabel 4. 3 Identitas Responden Berdasarkan Lokasi Usaha


Keterangan Frekuensi Presentase
Sayung 12 12,0%
Guntur 4 4,0%
Demak 18 18,0%
Gajah 5 5,0%
Dempet 10 10,0%
Wedung 23 23,0%
Mranggen 6 6,0%
Karangtengah 3 3,0%
Karanganyar 17 17,0%
Total 98 98,0%
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar usaha

pelaku UKM di Kabupaten Demak adalah pada daerah Kecamatan Wedung

sebanyak 23 responden. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa Wedung

termasuk daerah berkembangnya UKM di Kabupaten Demak.

3) Identitas Responden Menurut Pendidikan

Data mengenai Pendidikan responden, peneliti mengelompokkan

menjadi 4 kategori yaitu SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan D3/S1/S2.

Adapun data mengenai Pendidikan responden sebagai berikut :


51

Tabel 4. 4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan


Presentase
Keterangan Frekuensi

3 3,0%
SD/MI

7 7,0%
SMP/MTs

84 84,0%
SMA/MA/SMK

4 4,0%
D3/S1/S2

98 98,0%
Total

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

Pendidikan pelaku UKM di Kabupaten Demak adalah SMA/MA/SMK dengan 84

responden. Keterangan tersebut menunjukkan sebagian besar pelaku UKM di

Kabupaten Demak adalah SMA/MA/SMK.

4) Identitas Responden Menurut Pelaku UKM Menggunakan Adopsi E-

Commerce

Data mengenai dalam penggunaan adopsi e-commerce, peneliti

mengelompokkan menjadi dua kategori yaitu menggunakan adopsi e-commerce

dan tidak menggunakan adopsi e-commerce. Adapun data mengenai penggunaan

adopsi e-commerce responden pelaku UKM di Kabupaten Demak sebagai berikut

:
52

Tabel 4. 5 Identitas Responden Berdasarkan Penggunaan Adopsi E-


Commerce
Keterangan Frekuensi Presentase

Menggunakan adopsi e-commerce 98 98,0%

Tidak Menggunakan Adopsi e-commerce 0 0%

Total 98 98,0%

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua pelaku UKM

pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Demak yang menjadi responden

yaitu yang menggunakan adopsi e-commerce sebanyak 98 responden.keterangan

tersebut menunjukkan bahwa sebagian pelaku UKM telah menggunaka adopsi e-

commerce di dalam usahanya.

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif variabel digunakan untuk memberikan jawaban dan

gambaran dari tanggapan responden di setiap variabel penelitian. Ringkasan

jawaban dari responden menggunakan rentang skala untuk mengukur variabel

yang menunjukknan tingkat dominasi atau kecenderungan jawaban yang

diberikan dari responden disetiap variabel. Adapun perhitungan rentang skala

yang diperoleh dari rumus :

Skala = Skor Max- Skor Min


Jumlah Kategori

= 5-1 = 0,8
5
53

Hasil dari perhitungan rentang skala diatas maka dapat dibuat tabel

rentang skala dengan nilai numeric sebagai berikut :

Tabel 4. 6 Keterangan
Rentang Keterangan
1 – 1,80 Sangat Rendah
1,81 – 2,60 Rendah
2,61 – 3,40 Sedang
3,41 - 4,20 Tinggi
4,21 - 5 Sangat Tinggi

4.2.1 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Modal Sosial

Indikator yang dibangun peniliti dari Modal Sosial adalah kemampuan

menghimpun sumberdaya, kemampuan membangun Kerjasama, kemampuan

membangun kepercayaan, Kerjasama membangun rasa hormat dan kemampuan

membangun reputasi. Perhitungan distribusi frekuensi indikator-indikator dari

variabel Modal Sosial dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi (X1)


No. Modal Sosial STS TS N ST SS Rata- Keterangan

1 2 3 4 5 Rata

1. Hubungan kerjasama 0 13 25 42 18 3,65 Tinggi


dengan berbagai pihak.

2. Semakin banyak 0 9 37 29 23 3,67 Tinggi


anggota kelompok
maka semakin mudah
dalam memasarkan
produk.
54

3. Penyatuan kepercayaan 0 20 33 19 26 3,52 Tinggi


antara pemerintah dan
pelaksana dapat
meningkatkan
produktivitas UKM.
4. Menyisihkan Sebagian 0 10 29 34 25 3,76 Tinggi
kecil dari keuntungan
untuk kepentingan
warga sekitar sangat
bermanfaat dalam
menjalin hubungan
dengan warga.
5. Hilangnya kepercayaan 0 8 33 32 25 3,76 Tinggi
dalam masyarakat
dapat menghancurkan
suatu usaha.
Nilai Rata-Rata 3,67 Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa hasil tanggapan dari

responden menunjukkan bahwa pada 98 responden terdapat nilai rata-rata pada

variabel modal sosial sebesar 3,67. Dengan nilai tersebut maka dapat dikatakan

bahwa kategori tanggapan responden berada pada tingkatana tinggi. Dari hasil

tersebut menunjukkan bahwa variabel modal sosial memiliki rentang tanggapan

responden pada variabel kinerja UKM adalah tinggi.

4.2.2 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Kesiapan

Teknologi

Indikator yang dibangun peniliti dari Kesiapan Teknologi (X2) adalah

optimis, inovatif, ketidaknyamanan dan ketidakamanan. Perhitungan distribusi


55

frekuensi indikator-indikator dari variabel Kesiapan Teknologi dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi (X2)


No. Kesiapatan Teknologi STS TS N ST SS Rata- Keterangan

1 2 3 4 5 Rata

1. Teknologi dapat 0 10 31 32 25 3,73 Tinggi


meningkatkan usaha
saya.
2. Teknologi memberikan 0 8 33 34 23 3,73 Tinggi
lebih banyak
kebebasan dalam
bergerak.
3. Saya merasa lebih 0 6 34 36 22 3,76 Tinggi
sedikit dalam
menggunakan
teknologi dari pada
orang lain.
4. Tidak ada panduan 0 11 33 32 22 3,66 Tinggi
dalam penggunaan
produk berteknologi
tinggi yang ditulis
dalam Bahasa
sederhana.
5. Saya tidak 0 8 42 23 25 3,66 Tinggi
menganggap aman
dalam memberikan
nomor kartu kredit
melalui komputer.
6. Saya merasakan 0 13 38 35 12 3,47 Tinggi
ketidakamanan dalam
melakukan transaksi
keuangan online.
Nilai Rata-Rata 3,67 Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah, 2022


56

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa hasil tanggapan dari

responden menunjukkan bahwa pada 98 responden terdapat nilai rata-rata pada

variabel kesiapan teknologi sebesar 3,67. Dengan nilai tersebut maka dapat

dikatakan bahwa kategori tanggapan responden berada pada tingkatana tinggi.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kesiapan teknologi memiliki

rentang tanggapan responden pada variabel kinerja UKM adalah tinggi.

4.2.3 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Variabel Adopsi E-

Commerce

Indikator yang dibangun peniliti dari adopsi e-commerce (Z) adalah

dukungan seluruh elemen organisasi, kecukupan sumber daya, ketersediaan sarana

dan prasarana, teknologi informasi, dorongan pihak eksternal, e-commerce

mempermudah akses informasi, e-commerce dapat meningkatkan kinerja usaha, e-

commerce dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan pada mitra bisnis

dan e-commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya, e-commerce lebih unggul

dibandingkatkan perdagangan berbasis konvensional. Perhitungan distribusi

frekuensi indikator-indikator dari variabel adopsi e-commecre dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi (Z)


No. Adopsi E-Commerce STS TS N ST SS Rata- Keterangan

1 2 3 4 5 Rata

1. Saya menggunakan 0 5 37 34 22 3.74 Tinggi


website dalam
menjalankan usaha
serta menjelaskan
tentang produk usaha
57

saya.

2. E-commerce membantu 0 10 29 33 26 3,77 Tinggi


saya dalam
mempermudah dalam
pertukaran informasi
dengan konsumen.
3. Saya melakukan 0 7 30 34 27 3,83 Tinggi
pemasaran, pemesanan
dan pembayaran
melalui internet.
4. E-commerce membantu 0 8 25 37 28 3,87 Tinggi
saya dalam
memperluas jangkauan
bisnis.
5. E-commerce membantu 0 12 30 26 30 3,76 Tinggi
saya dalam mengurangi
biaya promosi.
6. Saya meberikan 0 9 33 32 24 3,72 Tinggi
layanan customer
service di internet.
Nilai Rata-Rata 3,78 Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa hasil tanggapan dari

responden menunjukkan bahwa pada 98 responden terdapat nilai rata-rata pada

variabel adopsi e-commerce sebesar 3,78. Dengan nilai tersebut maka dapat

dikatakan bahwa kategori tanggapan responden berada pada tingkatana tinggi.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel adopsi e-commerce memiliki

rentang tanggapan responden pada variabel kinerja UKM adalah tinggi.


58

4.2.4 Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Kinerja UKM

Indikator yang dibangun peniliti dari kinerja UKM (Y) adalah tingkat

pertumbuhan penjualan, tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan tenaga

kerja yang tinggi, tingkat pertumbuhan pasar yang luas dan tingkat pertumbuhan

laba Perhitungan distribusi frekuensi indikator-indikator dari variabel kinerja

UKM dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi (Y)


No. Kinerja UKM STS TS N ST SS Rata- Keterangan

1 2 3 4 5 Rata

1. Kualitas SDM yang 0 10 29 34 25 3,76 Tinggi


baik mampu
mendorong kemajuan
pertumbuhan
penjualan.
2. Tanggung jawab yang 0 8 33 34 23 3,73 Tinggi
besar dapat
meningkatkan modal
usaha.
3. Saya mengalami 0 6 34 35 23 3,77 Tinggi
peningkatan
keuntungan setiap
bulannya.
4. Saya mengalami 0 10 32 34 22 3,69 Tinggi
peningkatan modal
setiap bulannya.
Nilai Rata-Rata 3,74 Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa hasil tanggapan dari

responden menunjukkan bahwa pada 98 responden terdapat nilai rata-rata pada

variabel kinerja UKM sebesar 3,74. Dengan nilai tersebut maka dapat dikatakan
59

bahwa kategori tanggapan responden berada pada tingkatana tinggi. Dari hasil

tersebut menunjukkan bahwa variabel kinerja UKM memiliki rentang tanggapan

responden adalah tinggi.

4.3 Uji Kualitas Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner.

Jika nilai r hitung >r tabel maka dapat dikatakan bahwa indikator yang digunakan

adalah valid. Sedangkan, jika nilai r hitung >r tabel maka dapat dikatakan bahwa

indikator yang digunakan adalah tidak valid. Berikut adalah hasil dari uji

validitas:

Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Instrumen


Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan
X1_1 0,766 Valid
X1_2 0,626 Valid
Modal Sosial (X1) X1_3 0,748 0,198 Valid
X1_4 0,763 Valid
X1_5 0,686 Valid
X2_1 0,750 Valid
X2_2 0,692 Valid
X2_3 0,761 Valid
Kesiapan Teknologi (X2) 0,198
X2_4 0,727 Valid
X2_5 0,665 Valid
X2_6 0,565 Valid
Z_1 0,739 Valid
Z_2 0,745 Valid
Adopsi E-commerce (Z) Z_3 0,809 0,198 Valid
Z_4 0,844 Valid
Z_5 0,729 Valid
60

Z_6 0,822 Valid

Y_1 0,779 Valid


Y_2 0,815 Valid
Kinerja UKM (Y) 0,198
Y_3 0,781 Valid
Y_4 0,800 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan dalam

penelitian untuk mengukur variabel Modal Sosial (X1), Kesiapan Teknologi (X2),

Adopsi E-Commerce (Z) dan Kinerja UKM (Y) penelitian ini dinyatakan valid

dan layak dengan ketentuan nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel, sehingga dapat

digunakan dalam pengumpulan data selanjutnya.

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui mampu tidaknya suatu

instrument penelitian dipercaya berdasarkan tingkat ketetapan dan kemantapan

suatu alat ukur. Standar untuk menentukan relibel suatu kuesioner ketika jawaban

responden terhadap pernyataan yaitu stabil dan konsisten. Uji Cronbach’s alpha

digunakan untuk menguji reliabilitas instrument penelitian dengan ketentuan

pengujian. Apabila nilai cronbach’s alpha > 0,60 maka variabel penelitian dapat

dikatakan reliabel. Begitu sebaliknya, apabila nila dari cronbach’s alpha < 0,60

maka variabel penelitian dapat dikatakan tidak reliabel. Adapun hasil pengujian

reliabilitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


61

Tabel 4. 12 Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Reability Cronbach’s Keterangan
Coefficients Alpha
Modal Sosial (X1) 5 Item 0,783 Reliabel
Kesiapan Teknologi 6 Item 0,774 Reliabel
(X2)
Adopsi E-commerce 6 Item 0,795 Reliabel
(Z)
Kinerja UKM (Y) 4 Item 0,813 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Dari hasil tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing

variabel Modal Sosial, Kesiapan Teknologi, Adopsi E-Commerce dan Kinerja

UKM memiliki nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel yang ada pada instrumen adalah reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

dari variabel independen dan variabel dependen dan residual memiliki distribusi

normal. Untuk mendeteksi nilai residual terdistribusi normal atau tidaknya, dapat

dilakukan melalui uji Kolmogorov-Sminov. Terdapat kriteria dalam uji

Kolmogrov-Sminov yaitu sebagai berikut :

1) Jika besarnya nilai signifikansi > 0,05 maka menunjukkan bahwa distribusi

residual data penelitian dalam kategori normal.

2) Jika besarnya nilai signifikansi < 0,05 maka menunjukkan bahwa distribusi

residual data penelitian dalam kategori tidak normal.


62

Berikut adalah hasil dari uji normalitas menggunakan One Sampel

Kolmogrov-Sminov test :

Tabel 4. 13 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 98
Normal Parametersa,b Mean 0
Std. Deviation 0,93386384
Most Extreme Absolute 0,060
Differences Positive 0,060
Negative -0,047
Test Statistic 0,591
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,876
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.13 Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-

Smirnov menunjukkan bahwa, nilai Kolmogorov smirnov adalah sebesar 0,876

dimana 0,876 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian normalitas pada

variabel Modal Sosial, Kesiapan Teknologi, Adopsi E-Commerce dan Kinerja

UKM memiliki residual terdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga bisa

dilihat dengan Histogram dan Grafik P-Plot. Adapun hasil grafik Histogram dan

P-Plot sebagai berikut:


63

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Histogram


Sumber : Outpus SPSS 25, 2022

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Probability Plot


Sumber : Output SPSS 25, 2022

Berdasarkan grafik histogram dan normal p-plot dapat dilihat bahwa

grafik Histogram menunjukan bentuk lonceng yang artinya pola tersebut

berdistribusi normal. Sedangkan pada grafik Normal P-Plot menunjukan titik –

titik menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti garis diagonalnya. Maka
64

dapat disimpulkan bahwa data sampel dari masing – masing variable berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi

diperoleh adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Imam ghozali,

2018). Model regresi yang baik seharusnya tidak akan terjadi korelasi di antara

variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya suatu gejala multikoliaritas

dalam model regresi, maka harus dilakukan dengan cara menilai nilai tolerance.

Apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 maka

menunjukkan adanya multikolinearitas. Sedangkan apabila nilai tolerance ≥ 0,10

atau sama dengan VIF ≤ 10 maka menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas.

Berikut adalah hasil uji multikolinearitas:

Tabel 4. 14 Hasil Multikoliniaritas


Variabel Tolerance VIF Keterangan
Modal Sosial (X1) 0,376 2,661 Tidak terjadi multikolinearitas
Kesiapan Teknologi (X2) 0,301 3,324 Tidak terjadi multikolinearitas
Adopsi E-Commerce (Z) 0,233 4,299 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan table 4.14 dapat diketahui hasil uji multikolinearitas

menunjukan bahwa nilai VIF pada variable Modal Sosial 2,661 < 10, variable

Kesiapan Teknologi 3,324 < 10 dan Adopsi E-Commerce 4,299 < 10. Sedangkan

pada nilai toleransi variable Modal Sosial 0,376 > 0,1, Kesiapan Teknologi 0,301

> 0,1 dan Adopsi E-Commerce 0,233 > 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan
65

bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen pada model

regresi.

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji apakah didalam model

regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya (Imam ghozali, 2018). Model regresi yang baik yaitu tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan alat

ukur yaitu uji glejser. Tingkat signifikansi pada riset ini adalah 0,05. Jika nilai

signifikannya > 0,05 maka model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika

nilai signifikansinya < 0,05 maka model regresi terjadi heteroskedastisitas.

Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas sebagi berikut :

Tabel 4. 15 Uji Heteroskedastisitas


Variabel Sig Keterangan
Modal Sosial (X1) 0,094 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Kesiapan Teknologi (X2) 0,057 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Adopsi E-commerce (Z) 0,727 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Dari hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.15 diatas dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model regresi variabel tersebut

tidak terjadi heteroskedastisitas, artinya maka tidak ada korelasi antara besaran

data dengan residual. Uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat dari grafik

Scatterplot, Adapun hasil grafik Scatterplot dapat dilihat sebagai berikut :


66

Gambar 4. 3 Hasil Grafik Scatterplot


Sumber: Output SPSS 25, 2022

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hubungan

linier minimal dua variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (Modal Sosial dan

Kesiapan Teknologi), terhadap variabel dependen (Kinerja UKM) dengan

pengaruh langsung atau tidak langsung variabel intervening (Adopsi E-

Commerce) diperlukan software SPSS dalam penelitian ini.

Tabel 4. 16 Model Persamaan Regresi Antara Modal Sosial dan Kesiapan


Teknologi Terhadap Adopsi E-Commerce
Unstandardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error
67

(Constant) 0,406 1,323 0,307 0,759


Modal Sosial (X1) 0,495 0,089 5,589 0,000
Kesiapan Teknologi0,636 0,080 7,917 0,000
(X2)
Sumber : Data primer yang diolah, 2022
Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dianalisis
sebagai berikut :
Y1 = α + β1.MS + β2.KT

Hasil persamaan regresi sederhana tersebut memberikan pengertian bahwa:

a. Nilai Konstanta (α) sebesar 0,406 dapat diartikan bahwa apabila Modal

Sosial dan Kesiapan Teknologi konstan atau tetap, maka nilai dari

variabel Adopsi E-Commerce bernilai positif sebesar 0,406.

b. Variabel Modal Sosial memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar

0,495 mempunyai arti bahwa jika Modal Sosial meningkat, maka Adopsi

E-Commerce akan semakin meningkat.

c. Variabel Kesiapan Teknologi memiliki nilai koefisien regresi positif

sebesar 0,636 mempunyai arti bahwa jika Kesiapan Teknologi

meningkat, maka Adopsi E-Commerce akan semakin meningkat.

Tabel 4. 17 Model Persamaan Regresi Antara Modal Sosial, Kesiapan


Teknologi dan Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM
Unstandardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error
(Constant) 1,457 0,585 2,490 0,015
Modal Sosial (X1) 0,245 0,045 5,434 0,000
Kesiapan Teknologi0,366 0,046 7,993 0,000
(X2)
Adopsi E-commerce (Z) 0,170 0,045 3,738 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2022
68

Dari persamaan regresi linier berganda di atas maka dapat dianalisis


sebagai berikut :
Y2 = a + β1.MS + β2.KT + β3.AE

Hasil persamaan regresi sederhana tersebut memberikan pengertian bahwa:

a. Nilai Konstanta (α) sebesar 1,457 dapat diartikan bahwa apabila Modal

Sosial, Kesiapan Teknologi dan Adopsi E-Commerce konstan atau tetap,

maka nilai dari variabel Kinerja UKM bernilai positif sebesar 1,457.

b. Variabel Modal Sosial memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar

0,245 mempunyai arti bahwa jika Modal Sosial meningkat, maka Kinerja

UKM akan semakin meningkat.

c. Variabel Kesiapan Teknologi memiliki nilai koefisien negative sebesar

0,366 mempunyai arti bahwa jika Kesiapan Teknologi meningkat,maka

Kinerja UKM akan semakin meningkat.

d. Variabel Adopsi E-Commerce memiliki nilai koefisien positif sebesar

0,170yang mempunyai arti bahwa jika Adopsi E-Commerce meningkat,

maka Kinerja UKM akan semakin meningkat.

4.6. Uji Kelayakan Model

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan dilakukan untuk melihat pengaruh independen

(bebas) dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (terikat). Uji F dilakukan dengan cara membandingkan Fhitung

dengan Ftabel :

1. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat secara simultan.


69

2. Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat secraa simultan.

Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95% ( α = 0,05 ) :

1. Jika nilai Sig < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat secara simultan.

2. Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat secara simultan. Berikut hasil olah data

mengenai uji signifikan simultan (F test) :

Tabel 4. 18 Hasil Uji Statistik F


Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 746,151 3 248,717 276,372 0,000
Residual 84,594 94 0,900
Total 830,745 97
Sumber : Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 4.18 diatas dapat dilihat nilai Fhitung 276,372 > Ftabel

2,70 dengan perhitungan df1 = k - 1 = 4 -1 = 3 dan df2 = n – k = 98 – 4 = 94 dan

nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulan bahwa variabel

Modal Sosial (X1), Kesiapan Teknologi (X2) dan Adopsi E-Commerce (Z)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja UKM (Y) secara simultan

4.6.2 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel - variabel independen memberikan hamper

semua informasi yang dibutuhkan untuk mengukur variasi variabel dependen.


70

Sebaliknya, nilai koefisian determinasi yang kecil menandakan kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas (Imam

ghozali, 2018).

Tabel 4. 19 Hasil Uji Koefisien Determinan


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,948 0,898 0,895 0,949
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Penjelasan dari masing-masing model regresi adalah:

Berdasarkan model table 4.19 diatas dapat diketahui besarnya

determinasi berganda (Adjusted R Square) sebesar 0,895. Hasil tersebut dapat

diartikan bahwa 89,50% besarnya Kinerja UKM di Kabupaten Demak

dipengaruhi oleh kedua variable bebas yang terdiri dari Modal Sosial, Kesiapan

Teknologi dan Adopsi E-Commerce. Sedangkan sisanya sebesar 10,50%

dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

4.7 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu parsial (Uji t). Uji parsial (Uji t)

digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (Modal Sosial, Kesiapan

Teknologi dan Adopsi E-Commerce) terhadap variabel dependen (Konerja UKM).

Tabel 4. 20 Hasil Tabel Uji t


Unstandardized Coefficients
Model Sig.
B Std. Error
(Constant) 1,457 0,585 0,015
Modal Sosial 0,245 0,045 0,000
Kesiapan Teknologi 0,366 0,046 0,000
71

Adopsi E-Commerce 0,170 0,045 0,000


Sumber : Data primer yang diolah, 2022

1. Pengaruh Modal Sosial (X1) terhadap Kinerja UKM.

Berdasarkan hasil tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien dari Modal Sosial sebesar 0,245. Koefisien variabel Modal Sosial

bernilai positif. Nilai signifikan 0,000 lebih kecil 0,05, maka Ha diterima dan

Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja

UKM, hal ini menunjukan bahwa nilai sig. < 0,05 maka Modal Sosial

berpengaruh positif terhadap Kinerja UKM.

2. Pengaruh Kesiapan Teknologi (X2) terhadap Kinerja UKM

Berdasarkan hasil tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien dari Kesiapan Teknologi sebesar 0,366. Koefisien variabel

Kesiapan Teknologi bernilai positif. Nilai signifikan 0,000 lebih kecil 0,05,

maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Kesiapan

Teknologi terhadap Kinerja UKM, hal ini menunjukan bahwa nilai sig. < 0,05

maka Kesiapan Teknologi berpengaruh positif terhadap Kinerja UKM.

3. Pengaruh Adopsi E-Commerce (Z) terhadap Kinerja UKM

Berdasarkan hasil tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien dari Adopsi E-Commerce sebesar 0,170. Koefisien variabel Adopsi

E-Commerce bernilai positif. Nilai signifikan 0,000 lebih kecil 0,05, maka Ha

diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Adopsi E-Commerce

terhadap Kinerja UKM, hal ini menunjukan bahwa nilai sig. < 0,05 maka

Adopsi E-Commerce berpengaruh positif terhadap Kinerja UKM.


72

Tabel 4. 21 Hasil Tabel Uji t


Unstandardized Coefficients
Model Sig.
B Std. Error
(Constant) 0,406 1,323 0,759
Modal Sosial 0,495 0,089 0,000
Kesiapan Teknologi 0,636 0,080 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2022

1. Pengaruh Modal Sosial (X1) terhadap Adopsi E-Commerce

Berdasarkan hasil tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien dari Modal Sosial sebesar 0,495. Koefisien variabel Modal Sosial

bernilai positif. Nilai signifikan 0,000 lebih kecil 0,05, maka Ha diterima dan

Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Modal Sosial terhadap Adopsi E-

Commerce, hal ini menunjukan bahwa nilai sig. < 0,05 maka Modal Sosial

berpengaruh positif terhadap Adopsi E-Commerce.

2. Pengaruh Kesiapan Teknologi (X2) terhadap Adopsi E-Commerce.

Berdasarkan hasil tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien dari Kesiapan Teknologi sebesar 0,636. Koefisien variabel

Kesiapan Teknologi bernilai positif. Nilai signifikan 0,000 lebih kecil 0,05,

maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh Kesiapan

Teknologi terhadap Adopsi E-Commerce, hal ini menunjukan bahwa nilai sig.

< 0,05 maka Kesiapan Teknologi berpengaruh positif terhadap Adopsi E-

Commerce.
73

4.8 Uji Sobel

Uji sobel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel mediasi yaitu adopsi

E-Commerce. Jika nilai test lebih besar dibandingkan nilai critical rsio 1,96 maka

adopsi E-Commerce dapat dikatan memediasi :

Modal Sosial Kinerja UKM


(X1) (Y)

A : 0,245 B :
0,170 Adopsi E-
Commerce (Z)
Sa : 0,045 Sb :
0,045

Gambar 4. 4 Hasil Kalkulator Sobel Test Variabel Modal Sosial


Berdasarkan kalkulator sobel, nilai sobel sebesar 3,103 dimana nilai

tersebut lebih besar dari dibandingkan nilai critical ratio adalah 1,96. Uji sobel

juga dapat diuji dengan dengan Standar error dari koefisien indirect effect (Sab).

𝑆𝑎𝑏 = √𝑏 2 𝑆𝑎2 + 𝑎2 𝑆𝑏 2 + 𝑆𝑎2 𝑆𝑏 2


𝑆𝑎𝑏 = √(0,170)2 (0,045)2 + (0,245)2 (0,045)2 + (0,045)2 (0,045)2
𝑆𝑎𝑏 = √0,0000585225 + 0,0001215507 + 0,0000041007
𝑆𝑎𝑏 = 0,0001841739
74

Berdasarkan hasil perkalian ab dapat digunakan untuk menghitung t

statistic pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut :

𝑎𝑏 0,245 × 0,170 0,04165


𝑡= = = = 226,15
𝑆𝑎𝑏 0,0001841739 0,0001841739

Oleh karena itu hasil t statistic adalah 226,15 lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,96, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien

mediasi 0,04165 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi Adopsi E-

Commerce dalam memediasi hubungan Modal Sosial terhadap Kinerja UKM.

Kesiapan Kinerja UKM


Teknologi (X2) (Y)

A : 0,366 Adopsi E-
B : 0,170
Sa : 0,046 Commerce (Z)
Sb : 0,045

Gambar 4. 5 Hasil Kalkulator Sobel Test Variabel Kesiapana Teknologi


75

Berdasarkan kalkulator sobel, nilai sobel sebesar 3,412 dimana nilai

tersebut lebih besar dari dibandingkan nilai critical ratio adalah 1,96. Uji sobel

juga dapat diuji dengan dengan Standar error dari koefisien indirect effect (Sab).

𝑆𝑎𝑏 = √𝑏 2 𝑆𝑎2 + 𝑎2 𝑆𝑏 2 + 𝑆𝑎2 𝑆𝑏 2


𝑆𝑎𝑏 = √(0,170)2 (0,046)2 + (0,366)2 (0,045)2 + (0,046)2 (0,045)2
𝑆𝑎𝑏 = √0,0000611524 + 0,0002712609 + 0,0000042849
𝑆𝑎𝑏 = 0,0003366982

Berdasarkan hasil perkalian ab dapat digunakan untuk menghitung t

statistic pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut :

𝑎𝑏 0,366 × 0,170 0,06222


𝑡= = = = 184,80
𝑆𝑎𝑏 0,0003366982 0,0003366982

Oleh karena itu hasil t statistic adalah 184,80 lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,96, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien

mediasi 0,06222 signifikan dan berarti ada pengaruh mediasi Adopsi E-

Commerce dalam memediasi hubungan KesiapanTeknologi terhadap Kinerja

UKM.

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan secara lebih mendalam mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan yang ditujukan untuk menjawab secara ilmiah

permasalahan yang diajukan dalam pertanyaan penelitian.

4.9.1 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Modal Sosial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Kinerja UKM, artinya suatu jaringan hubungan sosial mampu

memberikan keputusan yang digunakan dalam perencanaan suatu usaha dan cara
76

agar usaha tetep berlanjut. Modal sosial memberikan informasi- informasi dan

menghasilkan jumlah sumber daya dengan melalui jaringan hubungan sosial dan

kerjasama antar pelaku usaha UKM yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan usaha. Informasi tersebut akan mendorong pelaku UKM

dalam merencanakan dan menjalankan usahanya. Semakin luas hubungan sosial

yang digunakan pada usaha, semakin besar pelaku usaha untuk menjaga

konsistensi usaha agar tetap berlanjut.

Mendasarkan pada Teori RBV (Resources Based View), Modal Sosial

menghasilkan sumber daya yang berkualitas bagi pelaku UKM. Sumber daya

sangat penting digunakan untuk pencapaian dalamposisi kompetitif usaha. Hal

tersebut digunakan pelaku UKM untuk mendapatkan dan mempertahankan suatu

keuntungan. Sehingga akan membantu pelaku usaha dalam meningkatkan kinerja

UKM.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Devi Ayu Lestari, Enni Savitri dan Riska Natariasari (2021) menghasilkan

kesimpulan bahwa Modal Sosial berpengaruh terhadap Kinerja UKM.

4.9.2 Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Kinerja UKM

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesiapan Tekonologi memiliki

pengaruh signifikan terhadap Kinerja UKM, artinya suatu kesiapan yang dimiliki

para pelaku UKM mampu memberikan kemudahan dalam menjalankan usahanya

dan tetap berlanjut. Kesiapan Teknologi dapat melancarkan dan menjalankan

usahanya karena adanya pengetahuan dalam penggunaan teknologi yang dimiliki.


77

Semakin besar pemahaman dalam menggunakan teknologi,maka tinggi pula

pengaruhnya terhadap kesiapan penerapan teknologi.

Mendasarkan pada Teori TRI (Technology Readiness Index), kesiapan

Teknologi memudahkan dalam menjalankan usahnya dengan tingginya

pengetahuan teknologi yang dimiliki. Besarnya pemahaman seseorang dalam

menggunakan teknologi baru, maka akan mempelancar jalannya suatu usaha.

Sehingga kinerja UKM meningkat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Vellinda Fitriyana Syafia (2021) menghasilkan kesimpulan bahwa Kesiapan

Teknologi berpengaruh terhadap Kinerja UKM.

4.9.3 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Adopsi E-Commerce

Hasil penelitian menunjukan bahwa Modal Sosial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Adopsi E-Commerce, artinya adanya era digitalisasi akan

mendorong adopsi e-commerce digunakan untuk memperluas jaringansehingga

dapat meningkatkan suatu usaha. Modal sosial akan mempermudah pelaku UKM

dalam memperluas hubungan sosial antar pelaku UKM. Daya saing yang

kompetitive mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan usaha dengan

menggunakan adopsi e-commerce. Semakin efektif penggunaan adopsi e-

commerce, maka besar pula efektivitas dalam menjalankan usaha.

Mendasarkan pada Teori TAM (Technology Acceptence Model),

mengadpsi e-commerce akan mempermudahkan dan mempercepat dalam kegiatan

operasional suatu usaha. Dengan adanya adopsi e-commerce akan membantu


78

mempermudah dalam memperluas hubungan sosial, sehingga akan mengalami

keberhasilan dan meningkatkan kinerja UKM.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Lailatul Hikmah, Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti dan Eko Handoyo (2021)

menghasilkan kesimpulan bahwa Modal Sosial berpengaruh terhadap Adopsi E-

Commerce.

4.9.4 Pengaruh Kesiapan Teknologi Terhadap Adopsi E-Commerce

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesiapan Teknologi memiliki

pengaruh signifikan terhadap Adopsi E-Commerce, artinya di era digitalisasi ini

semua kegiatan menggunakan teknologi. Maka dari itu diperlukan kesiapan

dengan pengetahuan tinggi yang dimiliki. Dengan mengadopsi e-commerce serta

pengetahuan dalam penggunaan teknologi yang dimiliki pengguna akan

merasakan kemudahan dalam menjalankan usahanya.

Mendasarkan pada Teori TRI (Technology Readiness Index),

seseoarang perlu memiliki pengetahuan terhadap penggunaan teknologi, dengan

begitu akan mempermudah dalam efisiensi dan efektivitas proses suatu usaha.

Sehingga akan meningkatkan kinerja UKM.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Nurlinda dan Vidya Fathimah (2019) menghasilkan kesimpulan bahwa Kesiapan

Teknologi berpengaruh terhadap Adopsi E-Commerce.

4.9.5 Pengaruh Adopsi E-Commerce Terhadap Kinerja UKM.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Adopsi E-Commerce memiliki

pengaruh signifikan terhadap Kinerja UKM, artinya adopsi e-commerce akan


79

memberikan kemudahan dan efektivitas dalam menjalankan usaha bagi pelaku

UKM. Pengadopsian e-commerce bagi pelaku UKM sangat membantu untuk

meningkatkan kualitas kecepatan pelayanan, memperluas akses hubungan

jarinagan sosial dan memperluas akses produk. Pelaku UKM menggunakan

adopsi e-commerce untuk mengelola data – data seperti produksi dan jual beli,

sehingga membuka peluan UKM untuk meningkatkan usahanya. Semakin besar

kegunaan adopsi e-commerce pada usaha, maka semakin besar pula kinerja UKM.

Mendasarkan pada Teori TAM (Technology Acceptance Model), adopsi

teknologi memiliki factor utama yaitu presepsi kegunaan sistem yang dapat

diartikan dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan suatu

usaha.pemanfaatan teknologi akan mempermudahkan pelaku UKM untuk

mengelola usaha, sehingga meningkatkan kinerja UKM.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Nurlinda dan Vidya Fathimah (2019) menghasilkan kesimpulan bahwa Adopsi E-

Commerce berpengaruh terhadap Kinerja UKM.

4.9.6 Peran Adopsi E-Commerce memediasi hubungan Modal Sosial dan

Kesiapan Teknologi terhadap Kinerja UKM

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adopsi E-Commerce memiliki

pengaruh signifikan dalam memediasi hubungan Modal Sosial dan Kesipaan

Teknologi terhadap Kinerja UKM, artinya kinerja usaha pada UKM di Kabupaten

Demak dipengaruhi oleh Adopsi E-Commerce yang memediasi variabel Modal

Sosial dan Kesiapatan Teknologi. Modal sosial pada pelaku UKM bertujuan untuk

mengahasilkan sumber daya yang berkualitas dengan memperluas jaringan


80

hubungan sosial. Hal ini dapat diimbangi dengan pengapdosian e-commerce yang

akan meningkatkan kualitas dalam memperluas akses jaringan. Semakin besra

jaringan hubungan sosial, semakin besar pula usaha untuk tetap berlanjut. Maka

dari itu dibutuhkan teknologi melalui adopsi e-commerce sebagai penunjang

efektivitas. Kesiapan teknologi pada pelaku UKM bertujuan untuk mempermudah

dan mempercepat dalam menjalankan bisnis dengan pemahaman dan pengetahuan

yang dimilikinya. Hal ini dapat diimbangi dengan pengapdosian e-commerce yang

akan membantu dalam proses jual beli.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Nurlinda dan Vidya Fathimah (2019) mengahsilkan kesimpulan bahwa Adopsi E-

Commerce mampu memediasi hubungan Modal Sosial dan kesiapan teknologi.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil kesimpulan data,

pengolahan data dan hasil data tentang “Pengaruh Modal Sosial dan Kesiapan

Teknologi Terhadap Kinerja UKM Dengan Adopsi E-Commerce Sebagai

Variabel Intervening Pada UKM Di Kabupaten Demak” yaitu sebagi berikut :

1. Modal Sosial terbukti berpengaruh positif terhadap Kinerja UKM di

Kabupaten Demak. Hal ini karena pelaku UKM menerapkan modal sosial

dengan baik, sehingga memperoleh sumber daya yang berkualitas melalui

jaringan hubungan sosial. Dengan begitu dapat membantu menjaga

konsistensi usaha tetap berlanjut dan kinerja UKM akan meningkat.

2. Kesiapan Teknologi terbukti berpengaruh positif terhadap Kinerja UKM di

Kabupaten Demak. Hal ini karena semakin besar pengetahuan mengenai

penggunaan teknologi yang dimiliki pelaku UKM, maka semakin besar pula

kesiapan pelaku usaha dalam menjalankan usahanya sehingga mampu

meningkatkan kinerja UKM.

3. Adopsi E-Commerce terbukti berpengaruh terhadap Kinerja UKM di

Kabupaten Demak. Hal ini karena dengan menggunakan teknologi yang baik,

maka dapat meningkatkan kualitas kecepatan layanan konsumen dan

memudahkan dalam pengoperasian maupun jual beli suatu usaha.

4. Modal Sosial terbukti berpengaruh positif terhadap Adopsi E-Commerce pada

UKM di Kabupaten Demak. Hal ini karena perlunya menjalin hubungan

81
82

sosial yang baik dalam menjalankan usahanya dengan menggunakan

teknologi akan membantu mempermudah dalam mengakses informasi dan

menjaga konsistensi usaha tetap berlanjut.

5. Kesiapan Teknologi terbukti berpengaruh positif terhadap Adopsi E-

Commerce pada UKM di Kabupaten Demak. Hal ini karena adanya kesiapan

para pelaku UKM dalam menggunakan teknologi sehingga mampu

mengoperasikan usahanya dengan baik. Dengan begitu dapat meningkatkan

kinerja UKM.

5.2 Keterbatasan Peneliti

Berdasarkan pada pengalaman langsung yang dilakukan oleh peneliti

dalam proses penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat

menjadi beberapa faktor agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti –

peneliti yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya, karena

dalam penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki

dalam penelitian – penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian

ini, antara lain :

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berasal dari kalangan

pelaku UKM pada sektor industri pengolahan di Kabupaen Demak. Sehingga

sampel yang digunakan perlu diperluas cakupannya kedalam sampel yang

lebih bervariasi dari segi populasi dari responden. Hal tersebut dimaksudkan

agar dapat diketahuinya berbagai pola perilaku pelaku UKM dalam

meningkatkan kinerja usahanya yang terjadi tidak hanya pada kalangan

tertentu, melainkan pada seluruh kalangan masyarakat yang lebih luas.


83

Sehingga hasil penelitian yang diperolehpun dapat menggambarkan kondisi

yang sebenarnya.

2. Pengambilan data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner, sehingga memungkinkan tidak menunjukkan keadaan yang

sebenarnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat, anggapan

maupun pemahaman yang berbeda setiap responden dan beberapa faktor lain

seperti kejujuran dalam mengisi kuesioner.

5.3 Agenda Penelitian Mendatang

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka agenda penelitian

selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Pada penelititan mendatang,diharapkan dapat mengembangkan model

penelitian dengan menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi

kinerja UKM.

2. Penelitian sebaiknya menambah jumlah sempel dan menggunakan subjek

yang berbeda, sehingga dapat mengetahui keadaan UKM pada daerah lain

yang sebenarnya baik yang sudah menggunakan teknologi berbasis Adopsi E-

Commerce maupun yang belum menggunakannya.

5.4 Implikasi

Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, maka dapat dikemukakan

implikasi sebagai berikut :


84

1. Implikasi Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

menjadi penjelasan serta menjadi bahan perbandingan antara teori yang

adadengan praktek UKM yang sebenarnya terjadi.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan kepada para pelaku UKM di Kabupaten

Demak pada era digital saat ini UKM dituntut untuk memperluas

pengetahuan dalam penggunaan teknologi, sehingga mampu meningkatkan

efisiensi serta daya saing dalam dunia bisnis dan juga perlu memperluas

jaringan hubungan sosial guna memperoleh suatu informasi.


85

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, D. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Kota Makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 95–111.
https://doi.org/10.24252/minds.v5i1.4991

Dimas, A. (2021). Pengaruh E-Commerce dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja


Pemasaran UMKM Di Kabupaten Malang Di Era New Normal. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 6–21.

Fadli, M. R. (2020). Peran Modal Sosial dalam Pendidikan Sekolah. In


Equilibrium: Jurnal Pendidikan (Vol. 8, Issue 2).
https://doi.org/10.26618/equilibrium.v8i2.3363

Fathimah, Vidya, N. (2019). Determinan Adopsi E-Commerce Dan Dampaknya


Pada Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm). Jurnal Riset Akuntansi
Dan Keuangan, 7(3), 445–464. https://doi.org/10.17509/jrak.v7i3.18105

Fitri, L., Melan, S., Anggi, O., Herman, K., & Hendri. (2020). Pelatihan
Pengenalan E-Commerce Untuk Peningkatan. Abdimas Nusa Mandiri, 2(2),
63–68.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Universitas Diponegoro.

Hanum, A. N., Sinarasri, A., Akuntansi, P., & Muhammadiyah, U. (2017).


Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Commerce dan
Pengaruh Terhadap Kinerja UMKM. Maksimum Media Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Semarang, 8(1), 1–15.

Hikmah, L., Dian, S., Prajanti, W., & Handoyo, E. (2021). MSME Social Capital
Based On E-Commerce For Business Continuity In The Era Covid-19 Article
Info. Journal of Educational Social Studies JESS, 10(2), 50–57.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess

Implikasi, C.-, & Usaha, B. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 0(0), 59–64.
https://doi.org/10.26593/jihi.v0i0.3870.59-64

Jabeen, A., Razak, A., & Srinivasulu, Y. (2022). The Effect of Social Capital
Dimensions on Entrepreneurial Performances of MSME’s. Journal of
Contemporary Issues in Business and Government, 28(02), 1–15.
https://doi.org/10.47750/cibg.2022.28.02.009
86

Kore, E. L. R., & Septarini, D. F. (2018). Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil
dan menengah (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Sektor Industri Kecil
Formal Di Kabupaten Merauke). Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial, 9(1), 22–37.
https://doi.org/10.35724/jies.v9i1.703

Leatemia, S. Y. (2020). Adopsi E-Commerce Pada UMKM Di Era Pandemi


COVID-19 (Studi Kasus pada UMKM di Kota Ambon). Sosoq, 8(2), 1–11.

Lekatompessy, eduard jantje. (2012). Peran sistem pengendalian manajemen


dalam meningkatkan kinerja perusahaan: Analisis Kontinjensi dan Resource-
Based View. Dissertation.

Lestari, A. D., Savitri, E., & Natariasari, R. (2021). Kinerja UMKM Ditinjau Dari
Budaya Organisasi, Orientasi Kewirausahaan, Manajemen Kualitas Total dan
Modal Sosial. Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 1(1), 89–105.

Munizu, M. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap


Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, 12(1), 33–41.
https://doi.org/10.9744/jmk.12.1.pp.33-41

Napitupulu, D. B. (2017). Clustering SMEs Based on Technology Readiness using


K-Means Algorithm. Jurnal Penelitian Pos Dan Informatika, 7(2), 97.
https://doi.org/10.17933/jppi.2017.070202

Poetri, A. R., Ekonomi, F., & Maret, U. S. (2010). Adopsi E-Commerce Dengan
Pendekatan Technology Acceptance Model ( TAM ) Bagi UKM. Ekonomi.

Rapih, S. (2015). Analisis Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (Sdm),


Modal Sosial Dan Modal Finansial Terhadap Kinerja Umkm Bidang Garmen
Di Kabupaten Klaten. Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan, 4(2), 168.
https://doi.org/10.25273/jap.v4i2.685

Rapih, S., Martono, T., & Riyanto, G. (2013). Analisis Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Modal Sosial dan Modal Finansial Terhadap Kinerja
UMKM Bidang Garmen Di Kabupaten Klaten. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Rengkung, L. R. (2015). Keuntungan Kompetitif Organisasi Dalam Perpsektif


Resources Based View (Rbv)." Agri-Sosioekonomi, 11(2A), 1.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.11.2a.2015.9447

Sholikah Ummu. (2020). Pengaruh Modal Sosial, Kemampuan Pemasaran dan


Inovasi Produk Dalam Keberhasilan Meningkatkan Kinerja Pemasaran.
Ekonomi Dan Bisnis Islam.
87

Sombolayuk, W., Sudirman, I., & Yusuf, R. M. (2019). Pengaruh Modal


Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan UKM Melalu Strategi Inovasi (Studi
Empiris Perusahaan UKM di Kota Makassar). Dinamika Akuntansi,
Keuangan Dan Perbankan, 8(2), 134–157.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


ALFABETA,cv.

Sutikno, S., Fikriyah, M., & Nurkhin, A. (2022). Relationship of Social Capital,
Entrepreneurial Competence, and Performance: The Case of Convection
SMEs. Economic Education Analysis Journal, 11(1), 18–27.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v11i1.53976

Syafa Fitriyana Vellinda. (2021). Peran E-Readiness dan Dynami Capability Pada
Peningkatan KIinerja UKM. Ekonomi, 119–130.

Walenta, A. S. (2019). Pengaruh Modal Sosial Terhadap Peningkatan Kinerja


Pada UMKM Rumah Makan di Kota Tentena Kabupaten Poso The Influence
of Social Capital Againts Performance Improvement in SMES Restaurant in
the City of Tentena , Poso Regency Abdi Sakti Walenta. Jurnal Pinisi
Business Administration Review, 1(2), 125–136.
http://103.76.50.195/PBAR/article/view/10658/0

Warmana, O., & Widnyana, W. (2018). Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja
Usaha. Issn 1978-6069, 13(1), 27–34.

Windyasta, R. (2021). Analisis Efisiensi Biya, Kompabilitas, Kepercayaan dan


Resiko Atas Penggunaan E-Commerce Terhadap Knerja UMKM. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2015, 6–24.

Anda mungkin juga menyukai