Makalah Teori Sejarah Hukum Razi
Makalah Teori Sejarah Hukum Razi
Dosen Pengampu :
Oleh:
RAZI MARDHIKA
20040023503
TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “Teori Hukum dan
Realitas Dengan Tinjauan Tentang Implementasi Hukum Dalam Sistem Peradilan”
pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman mengenai konsep dari teori hukum. Dalam rangka
penulisan tugas ini, tim penulis banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun
karena dorongan moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga tim
penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini.
Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang
setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas
ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati tim
penulis mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga
dapat berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata, tim penulis
mengucapkan terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT, dan
semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
2
21 Januari 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang "Teori Hukum dan Realitas Dengan Tinjauan Tentang Implementasi
Hukum Dalam Sistem Peradilan" berasal dari suatu pengamatan tentang adanya
jurang antara hukum dalam teori dan hukum dalam praktek yang berlaku dalam
masyarakat. Pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana teori hukum berfungsi
sebagai pedoman dalam praktek dan bagaimana hukum diterapkan dan
diimplementasikan dalam sistem peradilan yang ada. Dalam banyak kasus,
implementasi hukum di lapangan tidak selalu sejalan dengan apa yang ada dalam
teori hukum, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penafsiran hukum
yang berbeda, korupsi, atau adanya pengaruh politik dalam peradilan. Studi ini
penting dilakukan untuk membantu memahami dan mengurangi kesenjangan antara
teori dan praktek hukum, serta memberikan panduan tentang bagaimana hukum dapat
diterapkan dengan lebih efektif dan adil dalam sistem peradilan. Tinjauan ini juga
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana
hukum berfungsi dalam masyarakat, dan bagaimana hukum dapat diperbaiki dan
diperbaharui untuk lebih baik mencerminkan dan melayani kebutuhan masyarakat.
Dalam pandangan awal, hukum dapat dianggap sebagai suatu sistem norma dan
aturan yang dirancang untuk mengatur perilaku masyarakat. Teori hukum
memberikan kerangka konseptual yang mendefinisikan prinsip-prinsip dasar, hak,
dan kewajiban yang mengatur hubungan antarindividu dan kelompok. Namun, dalam
realitasnya, terdapat jurang yang cukup besar antara teori hukum dan
implementasinya dalam sistem peradilan. Fenomena ini menciptakan tantangan yang
3
kompleks dan memicu pertanyaan kritis tentang sejauh mana teori hukum berfungsi
sebagai pedoman dalam praktek serta bagaimana hukum diterapkan dan
diimplementasikan dalam sistem peradilan yang ada.1
Teori hukum membentuk fondasi konseptual dari seluruh sistem hukum sebuah
negara. Pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar seperti keadilan,
kepastian hukum, dan hak asasi manusia menjadi pondasi bagi pembentukan teori
hukum. Teori ini menciptakan pedoman yang seharusnya menjadi pijakan bagi
perancangan dan penegakan hukum. Dalam teori hukum, prinsip-prinsip moral dan
etika juga sering kali menjadi elemen kunci, menciptakan sistem hukum yang
diharapkan tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai
masyarakat.
Selain itu, korupsi juga menjadi ancaman serius terhadap implementasi hukum yang
adil dan efektif. Keberadaan korupsi dalam sistem peradilan dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan hukum dan merusak integritas proses peradilan. Fenomena
ini dapat membawa dampak serius terhadap kepercayaan masyarakat terhadap sistem
hukum, karena pengaruh yang tidak sah dapat menyebabkan distorsi dalam penerapan
hukum.
1
Marzuki, P. M., & Sh, M. S. (2020). Teori Hukum. Prenada Media.
4
pembentukan undang-undang, dan intervensi politik dalam kasus hukum tertentu
dapat mengarah pada ketidaknetralan dan penyelewengan terhadap prinsip-prinsip
hukum yang seharusnya dijunjung tinggi.
2
Atmadja, I. N. P. B., & Budiartha, I. (2018). Teori-teori hukum.
5
Studi ini tidak hanya mengulas implementasi hukum dalam sistem peradilan, tetapi
juga menyoroti pentingnya memahami bagaimana hukum berfungsi dalam
masyarakat. Hukum yang efektif harus mampu menyesuaikan diri dengan dinamika
sosial dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada upaya
untuk secara terus-menerus meninjau dan memperbaharui hukum agar tetap relevan
dengan perkembangan masyarakat.
Penggunaan mekanisme umpan balik dari masyarakat dapat menjadi instrumen yang
efektif untuk memahami bagaimana hukum dapat diperbaiki dan diperbaharui.
Mekanisme ini dapat melibatkan partisipasi publik dalam proses legislatif, konsultasi
dengan pemangku kepentingan, dan survei secara berkala untuk menilai efektivitas
dan keadilan hukum dalam masyarakat.
Studi tentang "Teori Hukum dan Realitas Dengan Tinjauan Tentang Implementasi
Hukum Dalam Sistem Peradilan" memberikan pemahaman mendalam tentang
tantangan kompleks yang dihadapi dalam menjembatani jurang antara teori dan
praktek hukum. Implementasi hukum yang efektif dan adil merupakan hal krusial
dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan.
B. Rumusan Masalah
6
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya jurang antara teori hukum dan
realitas implementasinya dalam sistem peradilan?
2. Bagaimana dampak dari jurang antara teori dan praktik hukum terhadap penegakan
hukum dan keadilan dalam masyarakat?
3. Bagaimana cara meminimalisir jurang antara teori dan implementasi hukum dalam
sistem peradilan?
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui dampak dari jurang antara teori dan praktik hukum terhadap
penegakan hukum dan keadilan dalam masyarakat.
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir jurang antara teori dan implementasi hukum
dalam sistem peradilan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya jurang antara teori hukum dan realitas
implementasinya dalam sistem peradilan
Ada beberapa faktor penting yang menyebabkan jurang antara teori hukum dan
realitas implementasinya dalam sistem peradilan:3
2. Infrastruktur Hukum: Faktor lain adalah infrastruktur hukum yang ada. Jika
sistem peradilan tidak dilengkapi dengan sumber daya yang cukup, seperti
tenaga kerja yang terlatih dan dana yang memadai, penerapan hukum
mungkin menjadi tidak efektif. Selain itu, ketiadaan atau keterbatasan akses
ke pendidikan hukum juga bisa menghasilkan jurang antara teori dan realitas
dalam sistem peradilan.
3
Fuady, D. M., & SH, M. L. M. (2014). Teori-teori Besar Dalam Hukum: Grand Theory. Prenada
Media.
8
perbedaan antara apa yang seharusnya dilakukan menurut hukum dan apa
yang sebenarnya terjadi.
Semua faktor di atas, baik secara terpisah maupun kombinasi, dapat menciptakan
jurang antara teori hukum dan realitas implementasinya dalam sistem peradilan.
Untuk mencapai sistem peradilan yang adil dan efektif, sangat penting untuk
mengenali dan mengatasi faktor-faktor ini.
B. Dampak dari jurang antara teori dan praktik hukum terhadap penegakan hukum
dan keadilan dalam masyarakat
Jurang antara teori dan praktik hukum dapat menimbulkan berbagai dampak
signifikan terhadap penegakan hukum dan keadilan dalam masyarakat. Dibawah ini
beberapa dampak yang mungkin timbul:4
4
Sidharta, B. A. (2007). Meuwissen tentang pengembangan hukum, ilmu hukum, teori hukum, dan
filsafat hukum.
9
1. Kehilangan Kepercayaan Publik: Salah satu dampak paling serius adalah
penurunan kepercayaan publik terhadap sistem peradilan. Jika masyarakat
melihat bahwa hukum yang ada tidak diterapkan secara konsisten dan adil
sesuai dengan prinsip dan teori hukum, mereka mungkin kehilangan
kepercayaan pada sistem hukum dan penegakan hukum. Ini bisa
membahayakan stabilitas sosial dan politik suatu masyarakat.
2. Ketidakadilan: Ketika ada jurang antara teori dan praktik hukum, bisa terjadi
ketidakadilan. Misalnya, jika hukum diterapkan berdasarkan suap atau
nepotisme bukan berdasarkan hukum, hal ini bisa menciptakan ketidakadilan
yang signifikan dalam masyarakat. Orang yang tidak berhak mungkin
mendapatkan hukuman yang lebih ringan atau bahkan lolos dari hukuman,
sementara yang tidak bersalah mungkin mendapatkan hukuman yang tidak
adil.
3. Pelanggaran Hukum: Jika hukum tidak diterapkan secara konsisten dan adil,
ini bisa mendorong orang untuk melanggar hukum. Mereka mungkin merasa
bahwa mereka bisa lolos dari hukuman atau bahwa hukuman yang mereka
terima tidak adil, yang bisa mendorong mereka untuk melanggar hukum.
4. Konflik Sosial: Jurang antara teori dan praktik hukum juga bisa memicu
konflik sosial. Jika beberapa kelompok merasa diperlakukan tidak adil oleh
sistem hukum, ini bisa memicu konflik dan ketidakstabilan.
6. Penyalahgunaan Kekuasaan: Jurang antara teori dan praktik hukum juga bisa
memberikan peluang bagi penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang
berwenang. Misalnya, mereka mungkin menggunakan hukum sebagai alat
10
untuk mencapai tujuan politik atau pribadi mereka, bukan untuk melayani
keadilan dan kepentingan publik.
C. Cara meminimalisir jurang antara teori dan implementasi hukum dalam sistem
peradilan
Meminimalisir jurang antara teori dan implementasi hukum dalam sistem peradilan
memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai aspek, termasuk
pendidikan hukum, reformasi hukum, penegakan hukum, dan partisipasi masyarakat.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:5
1. Pendidikan Hukum: Pendidikan hukum yang baik dan efektif dapat membantu
memahami dan menerapkan hukum dengan cara yang lebih konsisten dan
adil. Ini melibatkan pendidikan hukum formal di institusi pendidikan, tetapi
juga pendidikan hukum informal melalui kampanye sosialisasi hukum dan
program pendidikan publik.
3. Penegakan Hukum: Penegakan hukum yang konsisten dan adil adalah kunci
untuk meminimalisir jurang antara teori dan praktik hukum. Ini memerlukan
penegakan hukum yang bebas dari korupsi, nepotisme, dan pengaruh politik.
11
dari melaporkan pelanggaran hukum, menjadi saksi di pengadilan, sampai
berpartisipasi dalam proses pembuatan hukum.
Kerangka umum tentang bagaimana teori hukum dapat dikembangkan dan diterapkan
untuk mencapai tujuan tersebut.6
12
didasarkan pada pemahaman mendalam tentang masyarakat dan kebutuhan
hukumnya. Untuk mencapai ini, peneliti hukum harus melakukan penelitian
empiris untuk memahami bagaimana hukum berfungsi dalam masyarakat dan
bagaimana masyarakat memahami dan berinteraksi dengan hukum. Selain itu,
teori hukum harus mempertimbangkan konteks sosial, ekonomi, dan politik
dari masyarakat tempat hukum diterapkan.
3. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Teori hukum harus cukup fleksibel dan dapat
beradaptasi untuk mengakomodasi perubahan dalam masyarakat. Ini berarti
bahwa teori hukum harus memungkinkan untuk revisi dan reformasi hukum
seiring dengan perubahan dalam masyarakat dan kebutuhan hukumnya.
Mekanisme seperti amendemen hukum, penafsiran hukum oleh pengadilan,
dan prosedur legislasi demokratis dapat membantu menjaga hukum tetap
relevan dan efektif.
4. Keadilan dan Kesetaraan: Teori hukum harus berfokus pada prinsip keadilan
dan kesetaraan. Ini berarti bahwa hukum harus dirancang untuk
mempromosikan keadilan dan mencegah diskriminasi. Hukum harus
memastikan bahwa semua orang diperlakukan secara adil dan sama di mata
hukum, dan bahwa hukum melindungi hak dan kebebasan individu.
13
Penegakan hukum juga harus dilakukan dengan cara yang adil dan tidak
diskriminatif.
Kerangka umum ini memberikan beberapa panduan tentang bagaimana teori hukum
dapat dikembangkan dan diterapkan untuk mencerminkan dan memenuhi kebutuhan
hukum dalam masyarakat. Meskipun ini bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan
banyak upaya dan dedikasi, ini adalah langkah penting menuju sistem hukum yang
lebih adil dan efektif.
14
8. Reformasi Hukum: Jika terdapat ketidaksesuaian antara teori hukum dan
praktiknya dalam masyarakat, maka reformasi hukum mungkin diperlukan.
Reformasi hukum dapat melibatkan perubahan dalam hukum itu sendiri, atau
perubahan dalam cara hukum ditafsirkan dan diterapkan. Dalam semua kasus,
proses reformasi harus mempertimbangkan suara masyarakat dan memastikan
bahwa perubahan tersebut mencerminkan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
9. Penegakan Hukum: Teori hukum bisa menjadi abstrak dan tidak efektif jika
tidak ditegakkan secara tepat. Oleh karena itu, penegakan hukum yang kuat
dan konsisten adalah kunci untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang
dituangkan dalam teori hukum dihormati dan diikuti dalam praktik.
10. Evaluasi dan Tinjauan: Seiring berjalannya waktu, penting untuk secara
teratur mengevaluasi dan meninjau bagaimana teori hukum diaplikasikan
dalam praktek. Tinjauan ini dapat membantu mengidentifikasi area di mana
teori dan praktek tidak sejalan, dan tempat di mana reformasi atau perubahan
mungkin diperlukan.
7
Syahputra, A. (2015). Fungsi dan Kedudukan Advokat Sebagai Penegak Hukum dan Penemu Hukum
dalam Sistem Peradilan Pidana. Jurnal Hukum PRIORIS, 4(3), 279-302.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari bahasan di atas adalah bahwa terdapat jurang yang signifikan antara
teori hukum dan implementasinya dalam sistem peradilan, yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti interpretasi hukum, infrastruktur, korupsi, pengaruh politik,
perubahan sosial, dan kesadaran hukum masyarakat. Jurang ini memiliki dampak
serius terhadap penegakan hukum dan keadilan, termasuk kehilangan kepercayaan
publik, ketidakadilan, peningkatan pelanggaran hukum, konflik sosial, penundaan
penyelesaian kasus, dan penyalahgunaan kekuasaan.
16
B. Saran
Berdasarkan diskusi sebelumnya, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
Pertama, peningkatan pendidikan hukum merupakan aspek yang sangat penting. Ini
tidak hanya berlaku bagi para profesional hukum, namun juga masyarakat luas.
Meningkatkan literasi hukum masyarakat bisa membantu mereka memahami dan
menavigasi sistem hukum dengan lebih baik, serta mempromosikan kepatuhan
terhadap hukum.
17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Fuady, D. M., & SH, M. L. M. (2014). Teori-teori Besar Dalam Hukum: Grand
Theory. Prenada Media.
Hasanah, U., & Suastuti, E. (2020). Buku Ajar Teori Hukum. SCOPINDO MEDIA
PUSTAKA.
Salim, H. S. (2013). Penerapan teori hukum pada penelitian tesis dan disertasi.
Diantha, I. M. P., & Sh, M. S. (2016). Metodologi penelitian hukum normatif dalam
justifikasi teori hukum. Prenada Media.
PANGGABEAN, D. H., & SH, M. (2023). Penerapan teori hukum dalam sistem
peradilan Indonesia. Penerbit Alumni.
JURNAL
18
Prasetyo, D., & Herawati, R. (2022). Tinjauan Sistem Peradilan Pidana Dalam
Konteks Penegakan Hukum dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap
Tersangka di Indonesia. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 4(3), 402-
417.
19
Syahputra, A. (2015). Fungsi dan Kedudukan Advokat Sebagai Penegak Hukum dan
Penemu Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana. Jurnal Hukum
PRIORIS, 4(3), 279-302.
20