Anda di halaman 1dari 5

Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.

Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang mulia ini, kami berwasiat
kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa
meningkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan arti takwa yang
sebenar benarnya yaitu dengan cara berusaha selalu mengerjakan segala perintah-
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Sukur Alhamdulillah pada siang hari ini kita masih diberikan kenikmatan yang luar
biasa oleh Allah Swt yang berupa nikmat iman, islam, serta kesehatan jasmani, dan rokhani
sehingga kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jum’at dalam keadaan sehat wal afiat Amin
yrb. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke baginda Nabi agung Muhammad
‫ﷺ‬.
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Sebgaimana yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya
mengatur kehidupan manusia secara vertikal saja yang yaitu mengurus hubungan manusia
dengan Tuhan. Namun agama Islam juga mengatur hubungan secara horizontal yakni
dengan sesama manusia.
Allah telah mengatur bagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhan, juga
dengan Nabinya,sahabat, dan semua penghuni alam semesta ini yang tentunya tetap
terjalin harmonis. dengan demikian Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tidak
diperbolehkan bertindak semena mena,sombong serta berkata kotor apalagi sampai
berbuat kekerasan fisik tanpa ada alasan yang jelas bahkan melanggar syariat.
Berkata kotor bagi sebagian orang mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan.
Berkata kotor bisa berbentuk kata-kata yang kasar atau bisa juga dengan menyebut nama
hewan tertentu dan sebagainya. Hal ini tidak baik sebagai seorang muslim.
Kita tidak mengetahui secara hakikat, apakah orang yang kita hina kita umpat itu di
mata Allah lebih buruk dari kita, ataukah justru dia itu lebih baik di mata Allah dibanding
kita yang berkata kotor.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat al-hujarat :

1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.

"
"Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi
yang direndahkan itu lebih baik.

" "
Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan.

"Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman"

"
dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS.
Al-Hujurat: ayat 11)
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Di antara maksiat lisan adalah mencaci seorang muslim, melaknatnya,
melecehkannya, dan mengatakan setiap perkataan yang menyakiti hatinya tanpa ada sabab
syar’i atau alasan yang dibenarkan oleh syariat.
Mencaci dan melaknat saudara sesama muslim bukanlah sifat seseorang mukmin
yang sempurna imannya sebagaimana ditegaskan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Artinya: Seorang mukmin yang sempurna imannya bukanlah seorang pencaci, pelaknat,
bukan pula orang yang berkata keji dan kotor. (HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan lain-lain).
Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah dengan tegas bersabda:

Artinya: Sesungguhnya termasuk manusia yang paling buruk adalah seseorang yang
ditinggalkan orang lain karena takut akan perkataan keji dan kotornya. (HR Al-Bukhari).
Sebaliknya, mukmin yang baik adalah mereka yang orang lain selamat dari gangguan
lidah dan tangannya. Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

Artinya: Muslim yang sempurna imannya adalah seseorang yang orang muslim lainnya
selamat dari gangguan lidah dan tangannya. (Muttafaqun ‘alaih).

2
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Oleh karena itulah, mari kita jaga lidah kita. Jangan sampai menjadi sumber bencana
bagi diri sendiri maupun orang lain. Lidah bisa menjadi bencana bagi diri sendiri, karena jika
tidak hati-hati, ucapan-ucapan yang haram dan mengandung dosa akan meluncur dari lidah
kita. Imam al-Ghazali menuturkan: “Lidah adalah nikmat yang agung. Bentuknya kecil. Tapi
akibat yang ditimbulkannya bisa sangat besar.”
Dengan lidah bisa meyebabkan, seorang anak bisa bertengkar dengan kedua orang
tuanya. Lantaran karena lidah, bisa terjadi perceraian antara suami istri. Dengan sebab
lidah, kerusuhan dan huru-hara dapat meletus di mana-mana dan meluas ke mana-mana.
Disebabkan lidah, seseorang bisa membunuh teman atau tetangganya. Dengan sebab lidah,
bisa saja terjadi kekacauan yang memporak-porandakan seluruh penjuru negeri. Dan
dengan sebab lidah, bisa jadi kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi keutuhan
sebuah negara, yaitu persatuan dan kesatuan.
Sangat tepat apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang
baik atau diam. (Muttafaqun ‘alaih).

Artinya: Sebagian besar dosa dan kesalahan manusia itu bersumber dari lidahnya. (HR Ath-
Thabarani).
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Sahabat Nabi yang lain, Mu’adz bin Jabal Radliyallahu ‘Anhu suatu ketika bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Apakah kita akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang kita bicarakan?” Rasulullah lalu balik bertanya:

Artinya: Adakah sesuatu yang menjerumuskan manusia ke neraka lebih banyak daripada
perkataan yang diucapkan lidah-lidah mereka? (HR At-Tirmidzi).
Baginda Nabi juga menasihati:

Artinya: Sesungguhnya engkau senantiasa selamat selagi diam, namun jika engkau telah
berbicara, maka ucapanmu akan bermanfaat bagimu atau membahayakanmu. (HR Ath-
Thabarani).

3
Jama’ah solat jumah yang di rahmati Allah.
Menjelang pemilihan umum serentak 2024 mendatang, marilah kita jaga persatuan
dan kesatuan. Jangan beri peluang sedikit pun kepada para pengadu domba untuk
menceraiberaikan kita. Tahan setiap ucapan atau komentar yang berpotensi memecah
belah persatuan dan kesatuan. Beda pilihan boleh. Asalkan jangan saling memaki. Beda
pendapat boleh. Asalkan jangan saling membenci. Kritikan boleh disampaikan. Asalkan
tetap menjaga kesantunan dan kesopanan. Jauhkan lisan kita dari sumpah serapah,
mencaci, memaki, mencela, menista, mengejek, melaknat, mengutuk, menghina, mengolok-
olok, melecehkan, merendahkan, mencibir, mencemooh, menjelekkan, menghasut,
menggunjing, mengadu domba dan memfitnah.
Ingat, setiap apa yang kita ucapkan, lakukan dan yakini akan kita pertanggungjawabkan
kelak di akhirat. Allah Taala berfirman:

Artinya: Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS An-Nur: 24)
Sebagai pemilih, marilah kita siapkan diri sebagai pemilih yang bijak dan cerdas dengan
tanpa caci maki. Semoga dunia yang kita huni ini selalu damai, dilindungi oleh Allah dari
segala macam pertikaian sehingga kita hidup damai, bisa beribadah kepada Allah dengan
baik, dan pada saatnya nanti kita dipanggil oleh Allah, akan mati dalam keadaan husnul
khatimah, amin ya Rabbal alamin.

4
5

Anda mungkin juga menyukai