Tugas Kelompok 3 Kep - Anak
Tugas Kelompok 3 Kep - Anak
MAKALAH
Disajikan materi ajar :
KEPERAWATAN ANAK (NEONATUS ESENSIAL)
Dosen Pengajar:
BAIDAH,S.kep.,Ns.,M.kep
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Agus Indra Saputra
2. Ali Rahman
3. Dwi Ayu Astuti
4. Misdawati
5. Nor Rifani
6. Putri Alya Salsabela
7. Rosa Amalia
8. Wulan Ramadaningrum
Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat tersusun dan
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi.
Isi yang terdapat pada makalah ini disusun berdasarkan dari berbagai referensi yang
ada pada jurnal dan buku yang menunjang dalam pembuatan makalah ini. Penulis
tentunya mengucapkan terimakasih kepada Ibu tri mawarni selaku dosen pengampu
mata yang telah menyampaikan arahan dan pemahaman pada materi yang akan
disampaikan pada makalah ini.
Selanjutnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, dengan
demikian diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
supaya memperbesar manfaat makalah ini serta bagi penulis agar dapat menyusun
makalah yang lebih baik lagi di kesempatan berikutnya.
Besar harapan penulis, dengan adanya makalah ini semoga bisa bermanfaat untuk
para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Konsep Neonatal Esensial.....................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................13
B. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir........................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................16
A. KESIMPULAN......................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan neonatal esensial pada saat lahir
meliputi:
1). Dekontaminasi
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin
0,5%. Langkah ini perlu dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman
bila tersentuh/terpegang.
Tujuan :
Dalam Bagan Alur Manajemen BBdapat dilihat alur penatalaksanaan BBL mulai
dari persiapan, penilaian dan keputusan serta alternatif tindakan apa yang sesuai
dengan hasil penilaian keadaan BBL. Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban
jernih yang langsung menangis atau bernapas spontan dan bergerak aktif cukup
dilakukan manajemen BBL normal.
Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan (≥ 42
minggu/283 hari) dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak bernapas
atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan manajemen BBL dengan
Asfiksia.
3). Pemotongan dan Perawatan tali Pusat
a) Memotong dan Mengikat Tali Pusat
✓ Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah
tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu.
✓ Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT atau steril.
✓ Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
✓ Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
✓ Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu
Dini.
b) Merawat Tali Pusat
✓ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
✓ jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada
ibu dan keluarganya.
✓ Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan
apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
✓ Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa
tali pusat mengering dan terlepas sendiri.
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT
dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan
menggunakan kain bersih.
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda
infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas
kesehatan.
4). Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih),
memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks dan motorik bayi (asah).
Langkah Inisiasi Menyusu Dini Dalam Asuhan Bayi Baru Lahir
✓ Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu satu jam).
✓ Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air,
madu, larutan air gula atau pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh
dokter atas alasan-alasan medis; sangat jarang ditemukan ibu yang tidak
memiliki air susu yang cukup sehingga memerlukan susu tambahan (Enkin,
et al, 2000).
✓ Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru
dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah
periode eksklusif tersebut.
✓ Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun
malam (8-10 kali atau lebih, dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
5). Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
Vitamin K1 secara intramuskular.Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk
mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama pada jalur penularan ibu-
bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan
ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang
lain). Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus
diimunisasi Hepatitis B sedini mungkin.
Tinggi Badan
Lahir: 50 cm
Umur 1 tahun: 75 cm
Umur 2-12 tahun: umur (tahun) x 6 + 77
Atau
Umur 1 tahun: 1,5 x TB lahir
Umur 4 tahun: 2 x TB lahir
Umur 6 tahun: 1,5 TB umur 1 tahun
Umur 13 tahun: 3 x TB lahir
Dewasa: 3,5 x TB lahir (2 x TB umur 2 tahun)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jika alat pengisap lendir dimasukkan melalui mulut, maka panjang pipa
yang dimasukkan maksimum 5 cm dari ujung bibir.
2. Jika alat pengisap lendir dimasukkan melalui hidung, maka panjang pipa
yang dimasukkan maksimum 3 cm dari ujung hidung
POSISI MENYUSUI
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI
dan mencegah lecet puting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan
benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika
ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Posisi ibu yang benar saat menyusui akan memberikan rasa nyaman
selama ibu menyusui bayinya dan juga akan membantu bayi melakukan
isapan yang efektif. Posisi menyusui yang benar adalah:
1. Jika ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung
bersandar dan kaki tidak menggantung.
2. Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung
bayi tidak tertutup.
Gambar 11. Posisi menyusui yang baik (Sumber: Beck et al, 2004)
Posisi menyusui yang diuraikan di atas adalah posisi dimana ibu telah memiliki
kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi secukupnya. Masih ada beberapa
posisi alternatif lain yang disesuaikan dengan kemampuan ibu setelah
melahirkan anaknya, misalnya posisi berbaring telentang, miring kiri atau miring kanan,
dan sebagainya. Posisi ibu berbaring telentang dan setengah duduk mungkin
lebih sesuai untuk pemberian ASI dini.
Posisi menyusui yang benar akan membantu bayi untuk melekat dengan baik pada
payudara ibu.
Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar maka bayi akan
mengisap dengan efektif.
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang
diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
B. Mengajari Ibu Cara Meningkatkan Produksi ASI
ibu merasa produksi ASI-nya sedikit. ASI akan keluar lebih banyak jika payudara
mendapatkan rangsang yang lebih lama dan lebih sering. Anda perlu mengajari ibu
cara
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dengan dilakukan pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
semakin mengenal tentang konsep neonatus essensial. Kiranya hasil makalah ini
dapat memberikan informasi serta masukan dalam meningkatkan. pengetahuan
pembaca tentang neonatus essensial
DAFTAR PUSTAKA
WHO,2009 ; Ventilasi
Ekin,et al,2017 ;Langkah insisisi Menyusui Dini Dalam Asuhan Bayi Baru Lahir
Vivian Nanny Lia Dewi ; Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita