#24 - KU - MSKN - Dit - DRFT - Jukren-2023 - Alokasi - Anggaran - Update - Pysun SKK - Dekon 4 Okt - Edt P2PM 151022 - Rev3
#24 - KU - MSKN - Dit - DRFT - Jukren-2023 - Alokasi - Anggaran - Update - Pysun SKK - Dekon 4 Okt - Edt P2PM 151022 - Rev3
Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tahun 2022
Petunjuk Penyusunan Perencanaan Program P2P tahun 2023 i
DAFTAR ISI
Memasuki periode perencanaan kegiatan dan anggaran tahun anggaran 2023 saya ingin mengingatkan kita bersama bahwa tahun 2023 merupakan tahun
krusial dalam kita dalam melaksanakan berbagai upaya untuk dapat mencapai sasaran dan target yang telah tertuang dalam RPJMN dan Renstra tahun 2020-
2024. Terlebih lagi karena Renstra yang kita jadikan sebagai salah satu pedoman dalam penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran telah mengalami
perubahan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 13 tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Jika tahun 2023 kita gagal mencapai target yang ditetapkan maka
sasaran akhir program P2P pada tahun 2024 kemungkinan juga tidak tercapai. Tentu kita semua tidak berharap seperti itu.
Waktu kita dalam mencapai target sasaran program tidak lama lagi, tinggal tersisa dua tahun. Disisi lain kita semua mengetahui bahwa dalam dua tahun
sebelumnya kita juga tidak dapat berbuat banyak dalam melaksanakan berbagai program yang telah direncanakan. Pandemi covid-19 membuat pemerintah
melakukan berbagai penyesuaian APBN untuk menanggulangi pandemi covid-19, dan hal tersebut sangat berdampak terhadap berbagai upaya yang telah
kita rencanakan sebelumnya. Selain itu pembatasan aktifitas yang kita alami bersama juga tidak dapat kita pungkiri juga mempunyai dampak terhadap berbagai
upaya yang telah direncanakan sebelumnya. Penemuan kasus aktif, tracing penyakit menular, pelaksanaan deteksi dini penyakit tidak menular, pelaksanaan
imunisasi semuanya terdampak pembatasan aktifitas karena pandemi covid-19.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan agar kita dapat secara bersama-sama bangkit untuk mengakselerasi berbagai upaya dalam
kita mencapai target sasaran program. Penguatan transformasi kesehatan sebagaimana diamanahkan Menteri Kesehatan harus benar-benar kita jalankan
dalam upaya kita berakselerasi. Kita tidak dapat lagi berpikir dan bertindak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mengedapankan pendekatan Program yang
identik dengan Eselon I penanggung jawab program. Kita harus berubah bahwa pendekatan program harus melalui pendekatan enam pilar transformasi yang
kita yakini bersama sebagai solusi terbaik dalam mencapai target-target program kesehatan.
Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan pilar transformasi kesehatan, khsususnya terkait program P2P harus selalu kita jaga dan
tingkatkan dengan tetap memperhatikan tugas dan kewenangan masing-masing. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengalokasikan
sumber daya pembiayaan tidak hanya melalui APBN tetapi juga melalui APBD melalui Dana Alokasi Khusus baik fisik maupun non fisik (BOK) serta dana
hibah dengan harapan pelaksanaan transformasi kesehatan di daerah dapat dilaksanakan secara maksimal.
Sebagai panduan bagi Satuan Kerja lingkup Ditjen P2P dalam melakukan penyesuaian dokumen perencanaan dan anggaran agar inline dengan perubahan
Renstra dan Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang juga telah mengalami perubahan, perlu dilakukan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2023 yang harus kita jadikan pedoman dalam kita
menyusun rencana kegiatan dan anggaran.
Dengan mengucap Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, buku Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2023 ini dapat disusun untuk menjadi pedoman bersama dalam
penyusunan perencanaan kegiatan dan anggaran pada Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2023.
Buku ini memuat perencanaan Proyek Prioritas Nasional dan perencanaan Prioritas Bidang yang telah disesuaikan dengan perubahan Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2020-2024 dan perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Penyesuian tersebut menitik beratklan pada pelaksanaan
enam transformasi kesehatan untuk dapat mencapai sasaran program dan kegiatan. Penyesuaian juga dilakukan pada level Klasifikasi Rincian Output, Rincian
Output dan komponen yang merupakan jabaran dari pelaksanaan tranformasi kesehatan. Selain itu beberapa ketentuan khusus untuk Satuan Kerja Pusat juga
dilakukan penyesuaian sebagai bagian dari strategi pencapaian sasaran program.
Buku petunjuk teknis ini disusun sebagai upaya kita Bersama dalam mewujudkan sinkronisasi antara dokumen perencanaan nasional yang ditetapkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023, dokumen perencanaan Kementerian yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja KL)
dan dokumen perencanaan tingkat satuan Kerja yang dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L)..
Buku ini juga disusun dengan maksud agar perencanaan penganggaran program P2P tahun 2023 dapat memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas untuk
mengatasi keterbatasan sumberdaya penyelenggaraan program baik tenaga, anggaran, maupun sarana prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu agar semua
pemangku program P2P dapat menggunakan buku petunjuk ini dalam menyusun perencanaan program yang dituangkan dalam dokumen RKA K/L.
Kami meyakini, bahwa buku ini belum sempurna dan terus akan di-update untuk mengakomodir perkembangan kondisi internal dan eksternal pembangunan
kesehatan di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Oleh karena itu, masukan dari semua pihak untuk perbaikannya sangat dibutuhkan. Kepada
seluruh penyusun buku ini, kami mengucapkan terima kasih atas segala upayanya. Semoga perubahan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Ditjen Pengendalian Penyakit Tahun 2023 ini dapat mencapai tujuan penyusunannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai siklus perencanaan tahunan, tahun 2023 merupakan satu tahun terakhir sebelum berakhirnya periode perencanaan pembangunan jangka
menengah sebagaimana tersebut dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Sesuai dengan sasaran, indikator, dan
target yang telah ditetapkan dalam RPJMN tersebut, pelaksanaan program-program kesehatan tahun 2023 dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) tahun 2023 yang didalamnya memuat arah kebijakan, sasaran, indikator, dan target yang akan dicapai tahun 2023. Sasaran, indikator, dan target
tersebut dilakukan dalam kerangka pelaksanaan Program Prioritas : Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, pelaksanaan lima Kegiatan
Prioritas yaitu: Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan, Peningkatan
Pengendalian Penyakit, Percepatan perbaikan Gizi Masyarakat , Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi dan pelaksanaan
Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional dan Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting.
Sebagai Unit yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Kegiatan Prioritas Peningkatan Pengendalian Penyakit, Ditjen P2P bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pencapaian sasaran program yang ditetapkan sebagai berikut: 1) Tercapaianya persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi
rutin sebesar 85 persen, 2) Tercapainya cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA on ART) sebesar 50 persen, 3) Tercapainya cakupan
penemuan dan pengobatan kasus TBC sebesar 90 persen, 4) Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000 sebanyak 495 kabupaten/kota, 5)
Tercapainya proporsi kasus kusta baru tanpa cacat sebesar 90 persen , 6) Tercapainya persentase pengobatan penyakit menular pada balita sebesar 70
persen, 7) Tercapainya persentase skrining penyakit menular pada kelompok berisiko sebesar 100 persen, 8) Tercapainya jumlah kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi penyakit tropis terabaikan sebanyak 236 kab/kota, 9) Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM sebanyak
514 kab/kota, 10) Tercapainya jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian faktor risiko sebanyak 63 persen; 11) Persentase kabupaten/kota
yang memiliki laboratorium kesehatan masyarakat dengan kemampuan surveilans sebesar 58 persen; 12) Persentase fasyankes yang telah terintegrasi
dalam sistem informasi surveillans berbasis digital sebesar 90 persen; dan 13) Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
sebesar 65 persen.
Selain melaksanakan Kegiatan Prioritas Peningkatan Pengendalian Penyakit, Ditjen P2P juga mendukung pelaksanaan Kegiatan Prioritas Peningkatan
Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB), dan Kesehatan Reproduksi. Dalam melaksanakan kegiatan ini Ditjen P2P bertanggung jawab terhadap
pencapaian target indikator pada kegiatan tersebut yaitu persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan sebesar 75 persen dan jumlah
kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan sebanyak 471 kab/kota.
Untuk mencapai target-target yang ditetapkan tersebut, pelaksanaan kebijakan money follows program, peningkatan efektifitas dan efisiensi anggaran
(peningkatan value for money) dan perencanaan dengan pendekatan THIS (Tematik, Holistik, Integratif, Spasial) tetap dilanjutkan, sehingga anggaran
yang dialokasikan benar-benar fokus untuk mencapai target yang ditetapkan dari tingkat Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) hingga tingkat output kegiatan.
1. Transformasi Layanan Primer, mencakup upaya promotif dan preventif yang komprehensif, perluasan jenis antigen, imunisasi, penguatan kapasitas
dan perluasan skrining di layanan primer dan peningkatan akses, SDM, obat dan kualitas layanan serta penguatan layanan laboratorium untuk deteksi
penyakit atau faktor risiko yang berdampak pada masyarakat;
2. Transformasi Layanan Rujukan, yaitu dengan perbaikan mekanisme rujukan dan peningkatan akses dan mutu layanan rumah sakit, dan layanan
laboratorium kesehatan masyarakat;
3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan dalam menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah penyakit/kedaruratan kesehatan masyarakat,
melalui kemandirian kefarmasian dan alat kesehatan, penguatan surveilans yang adekuat berbasis komunitas dan laboratorium, serta penguatan
sistem penanganan bencana dan kedaruratan kesehatan;
4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan, untuk menjamin pembiayaan yang selalu tersedia dan transparan, efektif dan efisien, serta berkeadilan;
5. Transformasi SDM Kesehatan, dalam rangka menjamin ketersediaan dan pemerataan jumlah, jenis, dan kapasitas SDM kesehatan; dan
6. Transformasi Teknologi Kesehatan, yang mencakup: (1) integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan, (2) integrasi dan pengembangan
sistem aplikasi kesehatan, dan (3) pengembangan ekosistem (teknologi kesehatan (regulasi/kebijakan yang mendukung, memberikan
kemudahan/fasilitasi, pendampingan, pembinaan serta pengawasan yang memudahkan atau mendukung bagi proses pengembangan dan
pemanfaatan teknologi kesehatan yang berkelanjutan) yang disertai peningkatan tatakelola dan kebijakan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan kebijakan Menteri Kesehatan tersebut khususnya pada pilar Transformasi Layanan Primer dan Pilar Transformasi Sistem
Ketahanan Kesehatan serta untuk memastikan pencapaian target indikator program dan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah tahun 2023, diperlukan petunjuk teknis perencanaan kegiatan yang didalamnya menjabarkan/merinci bagaimana Program Prioritas, Kegiatan
Prioritas, dan Proyek Prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah 2023 dilaksanakan melalui pembagian peran yang harus dilakukan oleh semua Satker
sesuai dengan kewenangannya melalui penyusunan dokumen RKA KL.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 – 2025
5. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2022 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
C. Tujuan
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2023
disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan umum:
Tersusunnya pedoman penyusunan kegiatan, Klasifikasi Rincian Output, Rincian Output, dan anggaran Program P2P dan Dukungan Manajemen
2. Tujuan khusus:
a. Tersusunnya dokumen RKA –KL di lingkungan Ditjen P2P yang terstandar dan akuntabel.
b. Tersusunnya dokumen RKA –KL di lingkungan Ditjen P2P yang efektif dan efisien.
D. Sistematika
Perubahan Petunjuk Teknis Penyusunan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Ruang Lingkup Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bab III Mekanisme Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Bab IV Ketentuan Penyusunan Perencanaan dan Anggaran
A. Ketentuan Umum Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
B. Ketentuan Khusus Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
C. Ketentuan Perencanaan Penganggaran Satuan Kerja Pusat
D. Ketentuan Perencanaan Penganggaran Satuan Kerja Dekonsentrasi
E. Ketentuan Perencanaan Penganggaran Unit Pelaksana Teknis
Bab V Penutup
Lampiran-lampiran
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 5 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Tugas :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit.
b. Fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan
kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans
dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan
tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak
langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung,
surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dalam kerangka perencanaan program dan anggaran, pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan melalui perencanaan program, kegiatan, dan
rincian output untuk mencapai sasaran dan target indikator yang telah ditetapkan dalam RKP tahun 2023.
A. Program
Sesuai dengan perubahan Rencana Strategis dan Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit melaksanakan dua Program Kesehatan yaitu Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Program Dukungan Manajemen. Kedua
program tersebut dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Program Prioritas Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan dalam RPJMN dengan
indikator dan target sebagai berikut:
1. Insidensi HIV per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) dengan target 0,19 persen
Pelaksanaan program prioritas tersebut dijabarkan dalam Rencana Kerja tahun 2023 (Renja KL) dengan sasaran Program dan target Indikator Kinerja
Program sebagai berikut:
Sasaran Program:
1. Meningkatnya upaya pencegahan penyaki
2. Menurunnya Infeksi penyakit HIV
3. Menurunnya Insiden TBC
4. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai eliminasi malaria
5. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai eliminasi Kusta
6. Meningkatnya Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
7. Tidak meningkatnya prevalensi obesitas pada penduduk usia > 18 tahun
8. Menurunnya persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun
9. Meningkatnya jumlah kab/kota sehat
10. Meningkatnya kemampuan surveilans berbasis laboratorium
11. Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
B. Kegiatan, Sasaran, Indikator dan Target pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sesuai dengan perubahan Rencana Strategis dan Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan, pelaksanaan Program Prioritas dalam Rencana Kerja
Ditjen P2P tahun 2023 dilaksanakan melalui kegiatan (Eselon II) sebagai berikut:
B.2.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Manular adalah sebesar Rp. 1.563.366.236.000
B.3.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Tidak Penyakit Menular adalah sebesar Rp.
71.691.137.000
B.4.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pengeloaan Imunisasi adalah sebesar Rp. 125.618.272.000
B.5.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Penyehatan Lingkungan adalah sebesar Rp 110.095.858.000
B.7. Kegiatan Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah
B.7.1. Sasaran:
Sasaran kegiatan Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah adalah meningkatnya pelayanan kekarantinaan di pintu
masuk negara dan wilayah
B.7.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan kegiatan Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah adalah
sebesar Rp. 184.915.124.000
B.8. Kegiatan Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
B.8.1. Sasaran:
Sasaran kegiatan adalah meningkatnya Meningkatnya Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
B.8.3 Anggaran
B.8.1. Sasaran:
Sasaran kegiatan Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Provinsi adalah menguatnya pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian penyakit di provinsi.
B.8.3 Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Untuk
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah sebesar Rp. 218.960.728.000
Pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dilakukan dengan melaksanakan Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Program di Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Sasaran, indicator, target dan output pada kegiatan ini sebagai berikut:
C.1. Sasaran:
Sasaran kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Program di Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah meningkatnya dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
C.3. Anggaran
Indikasi kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah sebesar 1.077.433.868 (termasuk belanja mengikat)
Arah kebijakan dan staretegi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022 sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024 adalah peningkatan
pengendalian penyakit, dengan perhatian khusus pada HIV/AIDS, TB, malaria, jantung, stroke, hipertensi, diabetes, kanker, emerging diseases, penyakit
yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa, penyakit tropis terabaikan (kusta, filariasis, schistosomiasis), gangguan jiwa, cedera, gangguan
penglihatan, dan penyakit gigi dan mulut, mencakup:
1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit termasuk perluasan cakupan deteksi dini, penguatan surveilans real time, dan pengendalian
vektor dan perluasan layanan berhenti merokok;
2. Penguatan health security terutama peningkatan kapasitas untuk pencegahan, deteksi, dan respon cepat terhadap ancaman penyakit termasuk
penguatan alert system kejadian luar biasa dan karantina kesehatan;
3. Peningkatan cakupan penemuan kasus dan pengobatan serta penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera;
4. Pengendalian resistensi antimikroba.
5. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) merupakan dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian Negara/Lembaga
(K/L) yang disusun menurut Bagian Anggaran K/L. Sebagai dokumen penganggaran, dokumen RKA-K/L berisi program dan kegiatan suatu K/L yang
merupakan penjabaran dari Rencana Kerja (Renja) K/L beserta anggarannya pada tahun yang direncanakan. Dalam implementasinya, penyusunan RKA-K/L
berpedoman kepada kaidah-kaidah penganggaran dan disusun menggunakan program aplikasi. RKA-K/L yang disusun K/L meliputi RKA-K/L pagu anggaran
(pagu sementara) dan RKA-K/L Alokasi Anggaran (pagu definitif).
Ketentuan penyusunan perencanaan dan penganggaran tahun 2023 dalam bab ini harus dijadikan pedoman oleh Satuan Kerja dalam melakukan penyusunan
RKA KL sehingga dapat dihasilkan RKA KL yang akuntabel, efektif dan efisien. Dalam hal terdapat ketentuan dalam buku ini yang berbeda (tidak sesuai)
dengan peraturan perundangan yang berlaku maka ketentuan merujuk pada peraturan perundangan tersebut.
A. Ketentuan Umum
Satker Pusat:
a) Dilakukan selektif sesuai dengan strategi kunci yang diperlukan untuk mencapai target/sasaran indikator program/kegiatan.
b) Tidak duplikasi dengan kegiatan yang dilakukan melalui mekanisme DAK/ BOK dan Hibah yang meliputi jenis kegiatan maupun lokus kegiatan.
Untuk memastikan hal ini, setiap Direktorat agar menyampaikan matriks sandingan kegiatan yang dianggarkan melalui APBN, DAK Fisik,
BOK, dan Hibah untuk tahun anggaran 2023
c) Penetapan kriteria masyarakat/ kelompok masyarakat/pemda yang akan mendapatkan bantuan/rencana distribusi yang ditetapkan Direktur
Jenderal.
d) Rekapitulasi usulan dari Pemda (Dinas Kesehatan Provinsi)/penerima bantuan yang memuat tanggal, nomor, perihal usulan dan nama/jenis
barang serta volume barang yang diusulkan (rekapitulasi usulan ditanda tangan Direktur).
e) Surat Direktur tentang penetapan penerima bantuan dengan melampirkan nama Satker/ penerima bantuan, nama/jenis barang dan volume
barang.
f) Rekapitulasi surat pernyataan bersedia menerima bantuan dari Kepala Dinas Kesehatan/penerima bantuan (bermeterai) yang memuat
tanggal, nomor surat pernyataan (rekapitulasi surat pernyataan ditanda tangan Direktur).
g) Rekapitulasi surat pernyataan bersedia mendistribusikan barang ke kabupaten/kota (end user) dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk
pengadaan yang direncanakan didistribusikan sampai dengan provinsi.
h) TOR, RAB, Spesifikasi, dan rencana distribusi barang (TOR RAB disusun pada level RO dengan memperhatikan ketentuan petunjuk
penyusunan dan penelaahan RKA KL).
i) Surat pernyataan dari Pejabat Eselon I bahwa pengalokasian didukung proposal dari masyarakal/pemda penerima barang yang memuat
kesanggupan menerima barang yang akan diserahkan oleh Kementrian/Lembaga.
j) Kondisi eksisting ketersediaan barang di Pusat dan daerah (hasil stock opname tahun 2022) dan analisa gap kondisi eksisting-kebutuhan.
3) Belanja penunjang program dialokasikan sesuai dengan pagu yang telah ditetapkan Direktur Jenderal dan digunakan untuk penguatan upaya detect,
prevent, response penyakit dalam mendukung Penguatan Sistem Kesehatan Nasional dan penguatan kapasitas organisasi sebagai berikut:
a. Belanja sarana prasarana penunjang program P2P pada Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dapat dialokasikan untuk pengadaan bahan
kesehatan (antara lain: reagen, insektisida, larvasida, disinfektan) dan obat-obatan serta sarana prasarana sebagaimana tersebut dalam
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1314/Menkes/SK/IX/2010 tentang Pedoman Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Prasarana
di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan dan sarana kesehatan lainnya yang antara lain meliputi:
- Pengadaan ambulans paramedis/ gawat darurat (ketentuan teknis sesuai rekomendasi dari Ditjen Pelayanan Kesehatan)
- Pengadaan alat pemindai suhu
- Pengadaan boarding kit
- Alat pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
- Alat pemantau kualitas lingkungan (kualitas udara, air, limbah, tempat kerja, tempat tempat umum)
- Peralatan pelayanan kesehatan keperluan poliklinik dan gawat darurat
- Alat pelindung diri dengan masa manfaat diatas 1 tahun, tidak habis pakai dan dengan unit cost diatas Rp. 1.000.000,-
- Kendaraaan vector control (sesuai rekomendasi dari Dirjen P2P)
- Kendaraan boarding clearance (untuk pemenuhan maksimal 1 unit per Satker)
- Ambulans evakuasi/ transport (ketentuan teknis sesuai rekomendasi dari Ditjen Pelayanan Kesehatan)
- Kendaraan Evakuasi Penyakit Menular/ Ambulans Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (ketentuan teknis sesuai rekomendasi dari Ditjen
Pelayanan Kesehatan)
c. Belanja modal penguatan kapasitas organisasi Unit Pelaksana Teknis dapat dialokasikan untuk:
- Pembelian lahan untuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (Induk dan atau Wilayah Kerja) dengan ketentuan Kantor Induk atau Wilayah Kerja
tersebut belum mempunyai lahan milik sendiri (milik Kemenkes) dan mendesak untuk segera di adakan dengan menyertakan data dukung
antara lain : Surat dari instansi terkait yang menyatakan akan dilakukan perluasan pembangunan yang berakibat KKP harus segera pindah
atau data dukung lain yang sejenis.
- Pembangunan Kantor Kesehatan Pelabuhan (Induk dan atau Wilayah Kerja) dengan ketentuan Kantor Induk atau Wilayah Kerja tersebut belum
mempunyai gedung kantor milik sendiri (milik Kemenkes) atau terkena dampak perluasan/pengembangan Kawasan pelabuhan/bandara/lintas
batas dan telah mempunyai lahan milik sendiri (milik Kemenkes)
- Pembangunan/pengembangan Gedung Laboratorium Balai/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
- Rehab/renovasi gedung KKP dan BTKL PP dengan ketentuan kondisi Gedung tersebut memenuhi kriteria rehab/renovasi yang ditetapkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum (Kemen PU PR)
- Peningkatan sarana prasarana penunjang gedung, antara lain: pembangunan tempat parkir (sudah tersedia lahannya), gudang, sarana ibadah,
rehab rumah dinas dan sarana penunjang lainnya.
- Pengadaan alat pengolah data, dengan ketentuan untuk mengganti pengolah data dalam kondisi rusak berat atau pengganti penghapusan.
- Pengadaan meubelair dengan ketentuan untuk penggantian meubelair dalam kondisi rusak berat, pengganti penghapusan, atau pemenuhan
pemenuhan meubelair untuk gedung baru.
- Penyediaan lahan untuk rumah dinas belum dapat dialokasikan.
- Pembangunan/penyediaan rumah dinas baru belum dapat dialokasikan.
Pengalokasian belanja modal penguatan kapasitas organisasi Unit Pelaksana Teknis diinput dalam KRO sarana Layanan Sarana dan Prasarana
Internal pada Kegiatan Dukungan Manajemen
d. Belanja modal Satuan Kerja Pusat dapat dialokasikan dengan ketentuan memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut:
- Untuk keperluan bahan ajar
- Untuk keperluan kegiatan khusus (antara lain : intervensi pada situasi khusus bencana/KLB, bakti sosial, perayaan hari hari besar, dan kegiatan
khusus lain sesuai analisa kebutuhan )
- Untuk keperluan internal Satuan Kerja, antara lain: alat pengolah data, meubelair, peralatan perkantoran, rehab/renov ruangan, alat kesehatan
untuk keperluan internal Satker Pusat.
- Pengadaan kendaraan roda 4/6 sebagai pengganti kendaraan yang telah dihapus/rusak berat sesuai laporan BMN
B. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran program adalah sebagai berikut:
No Kegiatan yang memerlukan koordinasi atau Unit Utama yang Verifikasi Unit Eselon I
rekomendasi Satker Lain memberikan rekomendasi
1 Pendidikan dan pelatihan SDM Badan Pengembangan dan Sekretariat Ditjen, Bagian
Pemberdayaan Sumber daya Kepegawaian dan Umum
Manusia Kesehatan
(BPPSDMK). Penyampaian permohonan
melalui daring
2 Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (ILM) Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat Ditjen, Bagian
Program dan Informasi,
3 Kegiatan terkait penanggulangan krisis Pusat penanggulangan krisis Sekretariat Ditjen, Bagian
Program dan Informasi,
4 Satker yang mempunyai pengadaan obat vaksin dan Ditjen Binfar Alkes Sekretariat Ditjen, Bagian
reagen regular yang berkaitan dengan Program Nasional, Program dan Informasi
kecuali:
6 Pengadaan peralatan kesehatan, Alat Laboratorium Ditjen Yankes Sekretariat Ditjen, Bagian
Program dan Informasi
12 Pengadaan Kantor Induk/Rumah Negara (RKBMN) Direktur Jenderal P2P Sekretariat Ditjen, Tim Kerja
Keuangan dan BMN
Catatan: Mengacu pada PMK
153/PMK.06/2021
13 Pembelian/Sewa Kendaraan Jabatan/Operasional Roda 4 Direktur Jenderal P2P Sekretariat Ditjen, Tim Kerja
dan Roda 2 (RKBMN) Keuangan dan BMN
Catatan: Mengacu pada PMK
153/PMK.06/2021, dan
rekomendasi Biro Umum yang
diterbitkan pada saat penyusunan
RKBMN
14 Sewa Bangunan Kantor Wilayah Kerja/Pos/Tanah/Rumah Direktur Jenderal P2P Sekretariat Ditjen, Tim Kerja
(Non RKBMN) Kepegawaian dan Umum
15 Pembangunan/rehab/renov gedung/bangunan (Non Direktur Jenderal P2P Sekretariat Ditjen, Tim Kerja
RKBMN) Kepegawaian dan Umum
Terhadap rekomendasi yang telah diterbitkan tahun sebelumnya tetapi kegiatan belum dilaksanakan, rekomendasi dapat digunakan dengan
ketentuan tidak tertulis batas waktu dalam rekomendasi yang telah diterbitkan
3) Kegiatan oleh Satuan kerja Dekonsentrasi pelaksana program P2P yang bersifat bimtek, koordinasi, binwil, monitoring atau supervisi ke lapangan
dilakukan dengan ketentuan:
a. Memperhatikan lokus sasaran program/kegiatan
b. Hanya dianggarkan sampai tingkat kab/kota
c. Monitoring evaluasi dilakukan integrasi, secara berkala dengan mengedepankan mekanisme daring
d. Kegiatan dalam bentuk kunjungan ke lapangan untuk pendampingan teknis dilakukan untuk mengatasi permasalahan di lokus sasaran
program/kegiatan
e. Fasilitasi kegiatan assessment/verifikasi eradikasi/eliminasi/reduksi penyakit menular dan kab/kota melaksanakan KTR, Kab/Kota Sehat, Kab/Kota
yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan dapat dilakukan dalam bentuk verifikasi/assessment langsung ke lapangan.
f. Dilakukan sesuai kepatutan kewajaran
g. Perencanaan penganggaran kegiatan dilakukan pada kegiatan Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Provinsi
B.6. Pendukung Kegiatan Pertemuan/Pelatihan yang dapat dilakukan melalui mekanisme luring
No Uraian Keterangan
1 Tas Peserta Hanya boleh dilakukan untuk pertemuan Harga tas maksimal Rp. 200.000
dengan peserta minimal 200
2 Kit pertemuan Maksimal Rp. 100.000 1) Tidak boleh dalam bentuk tas
2) Tidak termasuk penggandaan
materi
3) Minimal peserta 200
4 Pendukung kegiatan pelatihan Disesuaikan dengan jenis pelatihan Berupa alat, bahan/media praktikum
sesuai kurikulum
5 ATK, computer supplies dan penggandaan 1) Peserta ≤100 orang: ATK [max
kegiatan/pertemuan 500rb], Penggandaan [max
500rb], Computer Supplies
[max 1,5jt]
2) Peserta lebih dari 100 orang;
ATK [max 1jt], Penggandaan
[max 1jt], Computer Supplies
[max 1.5jt]
Kebutuhan pengadaan
ATK/Computer Supply/Penggandaan
yang melebihi ketentuan pada poin
no 1 dan 2 harus dilengkapi dengan
justifikasi dan rincian biaya.
ATK, computer supplies dan penggandaan Harus melibatkan Unit Eselon I/KL lainnya Rp. 500.000 ( ATK, Penggandaan
kegiatan/pertemuan di kantor (rapat biasa di kantor) Computer Supplies)
Untuk peserta minimal 30 orang
(luring/blended)
5 Jumlah jam narasumber pada pertemuan fullboard, Jumlah jam maksimal narasumber pada Jumlah jam narasumber Pertemuan
fullday, halfday dan alokasi hononor narasumber pertemuan fullday : 4 OJ per hari Nasional dapat ditambahkan sesuai
dengan kebutuhan.
Jumlah jam maksimal narasumber pada Jumlah OJ per hari dapat melebihi
pertemuan halfday : 2 OJ ketentuan tersebut dengan syarat
total OJ salaam pertemuan tidak
melibihi jumlah maksimal OJ per hari
dikali jumlah hari pelaksanaan.
Pengalokasian honor:
Honor narasumber
/pembahas/moderator diberikan
sesuai SBM 2022
6 Jumlah jam pengajar pada kegiatan pelatihan Maksimal 10 jpl per hari atau Jpl = jam pelajaran (45 menit)
memeprhatikan kurikulum pelatihan yang
telah terakreditasi PPSDM
7 Honor panitia pertemuan (luring) Honor panitia dapat dialokasikan dengan Jumlah panita maksimal 10 % jumlah
jumlah peserta minimal 100 orang dan peserta.
minimal 51 % peserta berasal dari luar
Unit Eselon I Penyelenggara.
8 Honor panitia pelatihan Honor panitia dapat dialokasikan dengan Jumlah panita maksimal 10 % jumlah
jumlah peserta minimal 50 orang. peserta.
9 Honor instruktur senam Tidak diperbolehkan
B.8. ATK, computer supplies dan penggandaan kegiatan/pertemuan yang dilaksanakan secara daring tidak boleh dianggarkan
B.9. Kegiatan studi banding /orientasi /bertukar pengalaman/belajar pengalaman antar Satuan Kerja
Anggaran untuk kegiatan tersebut tidak boleh dialokasikan, kecuali untuk kegiatan yang bersifat urgent dan harus mendapat persetujuan Direktur
Jenderal P2P.
B.12. Perencanaan kegiatan media KIE dan pencetakan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis/NSPK lain
1) Perencanaan kegiatan KIE antara lain terdiri dari : pembuatan/pengadaan leaflet, brosur, banner, sticker, iklan di radio, iklan di televisi, iklan di
media sosial dan KIE dalam bentuk lain.
2) Media KIE dalam bentuk kaos, jaket, goody bag, tas, tumbler atau sejenisnya dilakukan secara sangat selektif dengan memperhatikan sasaran
utama penerima KIE
3) Jenis dan Isi/muatan KIE yang direncanakan oleh Satuan Kerja Dekonsentrasi dan UPT harus dikoordinasikan dengan Satuan Kerja Pusat selaku
penanggung jawab kegiatan.
4) Usulan volume/jumlah media KIE yang diusulkan harus disertai dengan data kondisi barang persediaan di gudang (stock) dan analisis kebutuhan
serta telah memperhitungkan biaya distribusi.
5) Pemilihan jenis dan isi media KIE harus disesuaikan dengan muatan/ budaya/ bahasa local
6) Pencetakan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis/NSPK lain diutamakan melalui bentuk digital. Pencetakan dalam bentuk fisik
dilakukan selektif dengan memperhatikan karakteristik penerima.
B.14. Pengalokasian anggaran sebagai tindak lanjut atas temuan / Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tim auditor (Itjen, BPK, BPKP)
Pengalokasian anggaran sebagai tindak lanjut atas temuan / Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tim auditor (Itjen, BPK, BPKP) wajib dilakukan sesuai
dengan isi temuan / LHP.
5) Referensi anggaran aplikasi meeting tersebut tidak bersifat mengikat, Satker dapat menyampaikan usulan aplikasi meeting selain zoom dengan
menyampaikan data dukung
B.20 Penggunaan akun pengadaan peralatan dan mesin dan gedung bangunan dibawah nilai kapitalisasi BMN:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN, bahwa terdapat perubahan batasan nilai minimum
per satuan BMN untuk dapat disajikan sebagai aset tetap pada neraca, maka penganggaran sesuai kelompok Akun mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Akun 521111 digunakan untuk :
a. Peralatan dan mesin dengan nilai per unit ‹ Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
b. Aset tetap renovasi peralatan dan mesin dengan nilai ‹ Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
2) Akun 523111 digunakan untuk:
a. Gedung dan bangunan dengan nilai ‹ Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);
b. Aset tetap renovasi gedung dan bangunan dengan nilai ‹ Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
3) Akun Persediaan.
Akun persediaan diatur sebagai berikut:
1 Pendekatan beban 521111 Belanja Keperluan Perkantoran 1. Tidak dicatat dalam aplikasi Persediaan.
2. Menggunakan pendekatan beban, dimana
521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh
setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian
521119 Belanja Barang Operasional Lainnya barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan atau konsumsi segera mungkin.
521131 Belanja Barang Operasional – Penanganan
Pandemi COVID-19
521211 Belanja Bahan
2 Pendekatan aset 521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 1. Dicatat dalam aplikasi Persediaan.
2. Menggunakan pendekatan aset, dimana
setiap pembelian barang dan jasa akan
521831 Belanja Barang Persediaan untuk tujuan diakui/dicatat sebagai persediaan jika
strategis/berjaga-jaga pembelian barang dan jasa itu dimaksud
521832 Belanja Barang Persediaan Lainnya untuk digunakan dalam satu periode
anggaran atau untuk sifatnya berjaga-jaga.
3. Tidak menggunakan akun 521813 (Belanja
521841 Belanja Barang Persediaan – Penanganan
Barang Persediaan Pita Cukai, Meterai dan
Pandemi COVID-19
Leges) dalam mengalokasikan belanja
523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan persediaan karena akun tersebut
Gedung dan Bangunan diperuntukkan bagi Kementerian Keuangan.
523123 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
B.21 Kegiatan pembuatan program aplikasi baru /pengembangan aplikasi tidak boleh diusulkan. Kebutuhan kegiatan ini disampaikan ke Pusdatin
B.24. Media penyimpanan data online (Cloud), dapat dialokasikan di masing-masing satker sesusai kebutuhan antara lain berupa : google drive, Drop Box,
iCloud dan penyedia layanan lainnya
24) Untuk mendukung pemanfaatan dan efisieni anggaran kegiatan dalam bentuk pertemuan maka pada tiap unit kerja dapat mengalokasikan anggaran
untuk berlangganan aplikasi meeting berbayar dengan ketentuan:
- Dalam satu unit kerja maksimal 10 host/ lisensi.
- Kebutuhan spesifikasi (jumlah peserta) disesuaikan dengan kebutuhan.
- Anggaran dialokasikan di KRO dengan komponen mayoritas kegiatan daring pada tiap tim kerja.
- Kebutuhan kegiatan dalam bentuk webinar, difasilitasi oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes.
25) Pelaksanaan kegiatan bersifat pertemuan/konferensi diutamakan melalui kegiatan swakelola. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga harus disertai
telaah perlunya jasa pihak ketiga
26) Kegiatan integrasi Sekretariat Ditjen dengan Unit Kerja (ADUM) :
Anggaran pada kegiatan ini dialokasikan di Satker Sekretariat Ditjen:
3 Penyusunan laporan evaluasi Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
program - Adum : 3 orang (petugas monitoring evaluasi lampiran kegiatan dukungan manajemen.
program)
- Tim Kerja : maksimal 2 orang (petugas
monitoring evaluasi program)
5 Desk DAK (Fisik/Non Fisik): Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
- - Adum : 3 orang (petugas penyusunan lampiran kegiatan dukungan manajemen.
perencanaan dan anggaran)
- Tim Kerja : maksimal 2 orang (petugas
penyusunan perencanaan dan anggaran)
6 Desk RKAKL/Revisi RKAKL Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
- Adum : 3 orang (petugas penyusunan lampiran kegiatan dukungan manajemen.
perencanaan dan anggaran)
- Tim Kerja : maksimal 2 orang (petugas
penyusunan perencanaan dan anggaran)
8 Fasilitasi Pemda (monev, Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
pelaksanaan/ evaluasi program) Adum : 2 orang lampiran kegiatan dukungan manajemen.
11 Penyusunan laporan keuangan Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
dan BMN Adum : 3 orang (petugas keuangan BMN) lampiran kegiatan dukungan manajemen.
12 Pengeloaan umum dan Rumah Kegiatan dianggarkan untuk memenuhi seluruh
Tangga kebutuhan Direktorat
13 Desk LK, Desk BMN, Kegiatan melibatkan: Kegiatan sesuai dengan menu dalam
lampiran kegiatan dukungan manajemen.
Adum : 4 orang (petugas keuangan BMN)
14 Perjalanan dinas pimpinan - Dianggarkan untuk kebutuhan Direktur Di input di KRO koordinasi dengan RO
Jenderal sesuai peruntukan kegiatan
- Dianggarkan untuk kebutuhan Sekretais Ditjen
dan Direktur
- Jumlah pelaksanaan kegiatan sesuai
pedoman penelitian Sekjen Kemenkes
- Anggaran pendamping: dialokasikan untuk
satu pendamping
15 Pelatihan/seminar Sesuai jumlah pegawai Adum di tiap unit kerja Pembiayaan disesuaikan dengan
jumlah/jenis pelatihan sesuai kebutuhan
dan data dukung yang disampaikan
Kegiatan ini sebagai pelaksanaan dari
kebijakan pemenuhan peningkatan
kapasitas SDM 20 JPL/tahun/pegawai
16 Pemusnahan penghapusan Kegiatan melibatkan: Jumlah pelaksanaan kegiatan sesuai
barang Adum : sesuaiobyek yang akun dilakukan dengan jumlah barang yang akan dilakukan
penghapusan. penghapusan.
21) Anggaran bersumber PNBP di Balai/Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit
Anggara bersumber PNBP digunakan untuk membiayai kegiatan sebagai berikut:
a. Pemantauan kualitas lingkungan dan surveilans penyakit berbasis lingkungan
b. Pelaksanaan investigasi dan mitigasi masalah pencemaran lingkungan dan kejadian luar biasa penaykit-penyakit berbasis lingkungan
c. Pelayanan kalibrasi peralatan laboratorium dan penunjang
d. Penapisan ilmu pengetahuan dan teknologi
e. Pengembangan metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan serta penerapan teknologi tepat guna
f. Pelaksanaan sosialisasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungan
g. Penyusunan sistem informasi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, dan pemberantasan penyakit berbasis lingkungan.
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lingkungan.
22) Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas SDM teknis diutamakan untuk dibebankan pada anggaran bersumber PNBP.
Dalam RKA KL, kegiatan bersumber PNBP diinput di kegiatan teknis atau dukungan manajemen sesuai distribusi pagu yang ditetapkan Direktur
Jenderal.
23) Pengalokasian anggaran perjalanan dinas tuntuk keperluan teknis dianggarakan di kegiatan Dukungan Pelayanan Surveilans dan Laboratorium
Kesehatan Masyarakat Untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (B/BTKL PP) dan Kegiatan Kegiatan Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di
Pintu Masuk Negara dan Wilayah (KKP). Yang termasuk dalam kegiatan teknis antara lain : verifikasi rumor KLB, penyeledikian epidemiologi,
investigasi kasus, intervensi kesehatan pada situasi khusus/KLB.
24) Koordiinasi antar Satuan Kerja UPT
Koordinasi antar Satuan Kerja UPT dilakukan secara daring
25) Standar Biaya Keluaran
SBK tahun 2023 ditetapkan untuk kegiatan sebagai berikut:
Layanan Kewaspadaan Dini Kejadian Kegiatan analisa data pasif B/BTKLPP dari minimal 2 (dua) jenis
Panyakit contoh uji pada periode tertentu tahun berjalan yang dilaporkan tiap
semester secara tidak kumulatif dalam rangka sistem kewaspadaan
dini munculnya penyakit potensial KLB
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan 600.000 RO digunakan hanya untuk KKP yang mempunyai pelabuhan
penyakit di pelabuhan penyeberangan penyeberangan
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan 800.000 RO digunakan hanya untuk KKP yang mempunyai bandara udara
penyakit di bandara internasional atau domestik
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan 800.000 RO digunakan hanya untuk KKP yang mempunyai Pos Lintas Batas
penyakit di PLBN Negara
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan kegawat daruratan dan rujukan 1 layanan 940.000 RO digunakan untuk semua KKP
(katagori I)
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
rujukan orang sakit/penderita pada kondisi gawat darurat penyakit
atau kejadian khusus yang dilaksanakan dengan waktu lebih dari 8
(delapan) jam. Perhitungan 8 (delapan) jam pelaksanaan kegiatan
dihitung sejak diterimanya penderita/pasien, tindakan awal, hingga
dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan dan dinyatakan selesai
proses rujukannya.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan kegawat daruratan dan rujukan 1 layanan 890.000 RO digunakan untuk semua KKP
(katagori II)
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
rujukan orang sakit/penderita pada kondisi gawat darurat penyakit
atau kejadian khusus yang dilaksanakan dengan waktu lebih dari 8
(delapan) jam. Perhitungan 8 (delapan) jam pelaksanaan kegiatan
dihitung sejak diterimanya penderita/pasien, tindakan awal, hingga
dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan dan dinyatakan selesai
proses rujukannya.
RO ini digunakan untuk KKP yang tidak memerlukan biaya tol dalam
melaksanakan kegiatan rujukan.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan 2.200.000 RO digunakan hanya untuk KKP Soekarno Hatta
penyakit di Bandar Udara Soekarno Hatta
Terminal Internasional Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
pengendalian faktor risiko penyakit di bandara Soekarno Hatta
Terminal Internasional yang dilaksanakan selama 8 (delapan) jam
dan dilaksanakan di luar jam kerja.
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kebutuhan.
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan 1.455.000 RO digunakan untuk semua KKP
penyakit pada situasi khusus
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
pengendalian faktor risiko pada situasi khusus (posko) yang
dilaksanakan selama lebih dari 8 (delapan) jam dan dilaksanakan di
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan survei faktor risiko penyakit DBD 1 layanan 320.000 RO digunakan untuk semua KKP
katagori II
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
survei risiko factor risiko penyakit DBD pada luas wilayah 1 hektar di
wilayah asrama embarkasi/debarkasi haji yang berlokasi satu kota
dengan KKP. Pelaksanaan kegiatan mempedomani
pedoman/ketentuan teknis suvei factor risiko DBD.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
Layanan survei faktor risiko penyakit diare 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP
320.000
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
survei faktor risiko penyakit diare pada 2 (dua) titik pengendalian di
wilayah perimeter dan buffer pelabuhan/bandara/PLBN.
Pelaksanaan kegiatan mempedomani pedoman/ketentuan teknis
pengendaliani factor risiko penyakit diare.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan survei faktor risiko penyakit 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP yang mempunyai
malaria 1.520.000 perindukan/habitat vector malaria
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan pengendalian faktor risiko 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP yang mempunyai
penyakit malaria 1.239.000 perindukan/habitat vector malaria
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan survei faktor risiko penyakit pes 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP
2.585.000
Pengertian 1 layanan adalah 1 (satu) kali pelaksanaan kegiatan
survei faktor risiko penyakit pes di wilayah perimeter dan buffer
pelabuhan/bandara/PLBN sesuai dengan pedoman survey pes..
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan Penemuan Aklif Surveilans 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP yang melayani pemeriksaan alat
Migrasi Malaria 870.000 angkut yang dating dari daerah endemis malaria
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan 8 jam, sehingga dalam 1 (satu) hari 24 jam dapat
diajukan usulan lebih dari satu layanan sesuai kondisi di masing-
masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Layanan Penemuan Aklif Surveilans 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP yang melayani pemeriksaan alat
Migrasi Malaria Katagori 2 1.920.000 angkut yang dating dari daerah endemis malaria
Sesuai RAB SBK yang menjadi dasar penetepan unit cost SBK,
maka anggaran 1 (satu) layanan adalah untuk pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan lebih dari 8 jam. Untuk SBK ini jumlah layanan
dalam 1 hari maksimal 2 dua layanan layanan sesuai kondisi di
masing-masing UPT.
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
Layanan survei faktor risiko penyakit HIV 1 layanan RO digunakan untuk semua KKP yang mempunyai sasaran survei
AIDS 1.274.000 faktor risiko penyakit HIV AIDS (populasi kunci HIV AIDS)
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Layanan survei faktor risiko penyakit TB 1 layanan 5.415.000 RO digunakan untuk semua KKP yang mempunyai sasaran survei
faktor risiko penyakit TBC (masyarakat dengan risiko TBC)
Volume RO dihitung untuk 1 KKP yang terdiri dari Wilker dan Induk.
Dasar penetapan volume RO harus dituangkan dalam TOR
Jika kondisi SDM yang tersedia tidak dapat memenuhi jumlah SDM
pelaksana sebagaimana tersebut dalam RAB SBK maka
penghitungan anggaran menggunakan perhitungan biasa dengan
tetap merujuk pada RAB SBK (hanya mengkoreksi jumlah SDM).
Terhadap kondisi ini kegiatan diinput dalam RO layanan
pemeriksaan orang, barang, alat angkut
Demikian buku perubahan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tahun 2023 ini disusun untuk menjadi salah satu pedoman dalam penyusunan penyesuaian perencanaan dan penganggaran Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2023.
Buku ini juga akan menjadi acuan dalam pengendalian dan pengawasan pada semua level manajemen yakni perencanaan; pelaksanaan dan
penggerakan; serta pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Sehingga akan menjadi lebih transparan dan akuntabel pada setiap prosesnya.
Tema
KLASIFIKASI RINCIAN Sub komponen/detil Keterangan
Transformasi
KODE OUTPUT / RINCIAN
OUTPUT / KOMPONEN Pusat Dekon
01.PEA Koordinasi
01.PEA.001 Penguatan jejaring Sistem
pelaksanaan pencegahan Ketahanan
dan pengendalian penyakit Kesehatan
potensial KLB/Wabah (HS)
01.PEA.001.051 Pertemuan Koordinasi dan a. Pertemuan Koordinasi dan a. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan/atau
Jejaring Surveilans Jejaring Surveilans luring (dalam kantor dan/atau Gedung Record
Centre Ditjen P2P), untuk membangun
koordinasi dengan pengelola program LP/LS
terkait kegiatan kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB dan respon KLB, termasuk
pembiayaan lisensi video conference.
b. Koordinasi Integrasi dan b. Kegiatan koordinasi dengan Digital
Interoperabilitas SKDR Transformation Office (DTO) Kementerian
Kesehatan dalam rangka integrasi dan
interoperabilitas aplikasi SKDR dengan aplikasi
yang dibangun oleh DTO. Kegiatan dilakukan
secara hybrid, yaitu daring dan luring (dalam
kantor), untuk membahas pengembangan
digitalisasi sistem surveilans.
c. Evaluasi Kinerja SKDR c. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan/atau
Provinsi luring (dalam kantor) untuk mengevaluasi
capaian indikator kinerja SKDR di 34 provinsi
serta untuk mengidentifikasi kendala/masalah
pencapaian indikator.
d. Pertemuan Koordinasi d. Pertemuan dilakukan secara daring dan/atau
Kekarantinaan Kesehatan luring (dalam kantor dan/atau Gedung Record
di Pelabuhan, Bandar Centre Ditjen P2P), termasuk pembiayaan
Udara dan PLBDN lisensi video conference.
01.PEF.004.052 Sosialisasi Tools Pemetaan Sosialisasi Tools Pemetaan Dilaksanakan secara daring berupa
Risiko Risiko Sosialisasi Tools Pemetaan Resiko Pengendalian
virus Nipah, Virus Hanta, dan Covid 19.
Sasarannya yaitu Dinkes Provinsi dan Dinkes
Kab/Kota.
01.PEF.010 Sosialisasi Alert Digital Sistem
Sistem (HS) Ketahanan
Kesehatan
01.PEF.010.051 Sosialisasi Alert Digital Sosialisasi Alert Digital Sosialisasi tentang alert digital sistem di Pintu
Sistem di Pintu Masuk Sistem di Pintu Masuk Masuk Negara dengan peserta KKP dan LS/LP,
Negara Negara meliputi sosialisasi tatalaksana, dan tools
pelaksanaan Alert Digital System menggunakan
aplikasi SINKARKES.
01.PEF.010.052 Sosialisasi Alert Digital Sosialisasi Alert Digital Sosialisasi tentang alert digital sistem di
Sistem di Laboratorium Sistem di Laboratorium laboratorium surveilans dilakukan secara daring
Surveilans Surveilans dengan peserta Dinkes Provinsi/Kab/Kota (Surv,
Lab dan RS), UPT Kemenkes dan LS/LP bidang
laboratorium surveilans pencegahan pengendalian
penyakit menggunakan aplikasi ESIMBADU
(Elektronik Sistem Informasi Data Terpadu) yang
sedang dikembangkan oleh DTO tahun 2022.
01.PEF.011 Sosialisasi Kegiatan Sistem
Surveilans Berbasis Ketahanan
Laboratorium (HS) Kesehatan
01.PEF.011.051 Sosialisasi NSPK a. Sosialisasi NSPK a. Sosialisasi secara daring terkait NSPK
Surveilans Berbasis Surveilans Berbasis Surveilans Berbasis Laboratorium dengan
Laboratorium Laboratorium peserta Dinkes Provinsi/Kab/Kota (Surv, Lab
dan RS), UPT Kemenkes dan LS/LP
01.QAH.008.052 Analisis Data dan Respon Layanan Respon KLB Kegiatan yang dialokasikan untuk operasional
KLB/Wabah (PHEOC) (PHEOC) layanan PHEOC sesuai SK Dirjen P2P Nomor:
HK.02.02/1/162/2022 tentang Tim Public Health
Emergency Operations Center (PHOEC) Dit
Surkarkes yang meliputi antara lain:
• Honor petugas PHEOC Non ASN
• Uang lembur dan uang makan Non ASN
• Bahan administrasi ATK, computer supplies,
penggandaan, pulsa
• Pelaksanaan verifikasi rumor/ penyelidikan
epidemiologi
01.QAH.013 Rencana Kontinjensi dan Sistem
Simulasi Kedaruratan Ketahanan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan
(KKM) (HS)
b. On the Job Training (OJT) b. Dilakukan secara luring untuk memberikan OJT
dan Pendalaman dan pendalaman tentang konfirmasi vektor dan
6818.PEA Koordinasi
6818.PEF.051. 052 Sosialisasi Program Sifilis Sosialisasi hasil Pertemuan dilakukan daring
IMS pemetaan dan estimasi dengan mengundang seluruh
IMS di Indonesia Dinkes Prov/Kab/Kota yang ada
di Indonesia
6818.PFA Norma, Standard, Prosedur
dan Kriteria
6818.PFA.051 NSPK Pencegahan dan Layanan Primer
Pengendalian Penyakit HIV
AIDS (LP)
6818.PFA.051. 051 NSPK Program HIV AIDS Penyusunan pedoman Pertemuan daring untuk
RAN HIV AIDS dan penyusunan pedoman RAN HIV
PIMS 2025-2029 AIDS dan PIMS 2025 -2029
6818.RAB.051. Pemenuhan Bahan Pengadaan Bahan Sero - Bahan Sero Sentinel berupa
052 Surveilans HIV dan IMS Sentinel BHP Sero Sentinel
- BHP Sero Sentinel
didistribusikan sesuai Juknis
- Volume Rapid BHP Sero
Sentinel didasarkan pada
Juknis Surveilans HIV, IMS
dan Hepatitis B pada Ibu
hamil.
6818.RAB.052 Alat dan bahan kesehatan Layanan Primer
pencegahan dan
pengendalian penyakit IMS
(LP)
6818.RAB.052. Penyediaan sarana dan Penyediaan Reagen - Reagen Sifilis dan RPR
051 prasarana program IMS Sifilis dan RPR untuk Puskesmas dan RS
yang yang melakukan
layanan IMS
6818.PEA Koordinasi
6818.PEF.061.051 Sosialisasi P2 TBC dengan Sosialisasi Program ● Pertemuan tatap muka yang
LP/ LS dan Mitra TBC (HTBS) terintegrasi dengan kegiatan
GERMAS
● Kegiatan termasuk deteksi
dini TBC/ penemuan kasus
secara aktif dengan sasaran
Pondok Pesantren, Lapas
tempat-tempat padat
penduduk, kumuh dan
investigasi kontak massal di
lokasi terpilih sebagai upaya
pemicuan penggerakan
masyarakat dan pemberian
pemberian penghargaan
terhadap daerah berprestasi/
petugas berprestasi/ kader
berprestasi
● Pelaksanaan daring dan
luring.
Peserta luring: Perwakilan
Dinkes Prov/Kab/Kota dan
perwakilan Fasyankes, dan
perwakilan masyarakat.
Sosialisasi GERMAS Pelaksanaan secara luring
dan Kampanye untuk sosialisasi dan kampanye
Program TBC TBC pemangku kepentingan di
daerah, petugas Kesehatan dan
masyarakat di kab/kota bersama
Lintas Sektor dan melibatkan
mitra potensial.
6818.QAH.061.051 Distribusi Logistik P2 TBC Distribusi Logistik Kegiatan distribusi buffer berupa
dalam Pengendalian pengiriman obat dan BMHP ke
TBC daerah sesuai kebutuhan untuk
menjaga ketersediaan stok
sehingga tidak ada daerah yang
kehabisan stok untuk obat dan
BMHP.
6818.QAH.062.051 Penemuan kasus dan Penemuan kasus dan Dilakukan pada kondisi dan
Deteksi Dini Kasus TBC Deteksi Dini Kasus TBC lokasi khusus sesuai data
evaluasi capaian program TBC
di daerah.
6818.QMA.061.051 Penyediaan Media KIE P2 Media KIE P2 TBC Penyediaan media KIE dalam
TBC bentuk, leaflet, buku juknisTBC,
kaos, tas, spanduk, pulpen Buku
pedoman yang didistribusi ke
pusat dan Provinsi sebagai
pendukung pelaksanaan
kegiatan advokasi, sosialisasi,
6818.QMA.061.052 Penyediaan ILM Media ILM TBC Penyediaan media ILM untuk
iklan layanan TBC
6818.RAB Sarana Bidang Kesehatan
6818.UBA.061.051 Advokasi, Monitoring dan Advokasi/ Tindak Lanjut Kegiatan dilaksanakan dengan
Mentoring P2 TBC Pelaksanaan Perpres tujuan melakukan pemantauan
no. 67 tahun 2021 dan advokasi pelaksanaan
tentang perpres Penangulangan TBC
penanggulangan TBC yang dilaksanakan daerah .
Lokasi dan jumlah hari
pelaksanaan kegiatan
memperhatikan hasil evaluasi
Bimbingan Teknis ● Bimbingan teknis ke layanan
dalam Penemuan kesehatan baik pemerintah
Kasus melalui Pelibatan maupun swasta dalam
Pemerintah dan Swasta penanganan TBC.
● Bimtek dikoordinasikan
dengan petugas Dinas
Kesehatan Provinsi
6818.PEA Koordinasi
6818.QAH.011.052 Surveilans dan Surveilans dan Faktor Surveilans dan Faktor Risiko
Pengendalian Faktor Risiko Risiko Malaria penanggulangan malaria pada
Malaria kondisi terjadi kenaikan kasus/
kasus indigenous pada daerah
pemeliharaan, dan kondisi
bencana.
1. Pada kabupaten/kota
mempunya hasil negative atau
positive palsu
6818.QMA.011.051 Media KIE Pencegahan dan Media KIE Pencegahan Penyediaan media KIE dan
Pengendalian Malaria dan Pengendalian promosi Malaria berupa Buku
Malaria saku tatalaksana malaria, buku
pedoman surveilans malaria,
buku pedoman vektor malaria,
buku permenkes malaria, dan
banner p2 malaria dalam upaya
peningkatan pengetahuan
masyarakat terkait malaria.
6818.SCM.011.051 Workshop/Peningkatan On The Job Training Dilakukan secara tatap muka On The Job Training
Kapasitas Pengelola Sistem Pengelola Sistem dengan jumlah hari pelaksanaan Pengelola Sistem
Informasi Surveilans Malaria Informasi Surveilans sesuai bahan ajar yang Informasi Surveilans
(SISMAL) Malaria (SISMAL) ditetapkan. Malaria (SISMAL)
Tenaga yang dilatih adalah satu
orang pengelola program di
Dinkes Provinsi, satu orang
Dinkes Kab/ Kota dan satu
orang dari fasyankes.
6818.SCM.011.053 Pelatihan Diagnosis dan Pelatihan Jarak Jauh Pelatihan diagnostik dan
Tatalaksana Malaria (LJJ) Mikroskopis tatalaksana malaria malaria
Malaria bagi Tenaga dimaksudkan untuk melakukan
Ahli Teknologi peningkatan kapasitas petugas
Laboratorium Medik uji silang dan pengobatan
(ATLM) provinsi dalam melakukan
pemeriksaan mikroskopis dan
Pelatihan tatalaksana pengobatan malaria serta dapat
malaria melakukan pembinaan terhadap
petugas mikroskopis malaria
yang ada di wilayah kerjanya.
Kualitas pelayanan laboratorium
malaria sangat diperlukan dalam
menegakkan diagnosis dan
sangat tergantung pada
kompetensi dan kinerja petugas
laboratorium di setiap jenjang
fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelatihan tatalaksana
dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan
tenaga kesehatan tatalaksana
malaria di Fasyankes sesuai
dengan pedoman terbaru.
6818.SCM.011.054 Pelatihan Manajemen Dasar Pelatihan Blended Pelatihan manajemen dasar Pelatihan
Program Malaria Manajemen Dasar program malaria dimaksudkan Manajemen Dasar
Program bagi Tenaga untuk melakukan peningkatan Program Malaria
Pengelola Program kapasitas petugas pengelola
Malaria malaria agar mampu mengelola
upaya pengendalian malaria di
wilayah kerjanya.
04.PEA Koordinasi
6818.QAH.033.053 Verifikasi Kasus Rumor Verifikasi Kasus Rumor Investigasi ke lokasi terjadinya
Frambusia (LP) Frambusia kasus dan kontak Frambusia
dengan melakukan penyelidikan
langsung ke lapangan. Kegiatan
dilakukan oleh tim pusat Tim
Komli Frambusia Provinsi dan
kab/Kota bersama dengan
LP/LS terkait
6818.QMA.032.051 Media KIE P2P Kusta dan Media KIE P2 Kusta Penyediaan Media KIE berupa
Frambusia dan Frambusia pencetakan juknis surveilans
kusta dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan
pemberdayaan masyarakat
terkait kusta dan frambusia dan
pedoman bagi nakes
6818.RAB Sarana Bidang Kesehatan
Pendampingan
Kegiatan Assessment Kegiatan pendampingan
Eliminasi Kusta kegiatan assessment eradikasi
frambusia di provinsi/kab/kota.
Melibatkan Tim Pusat dan 2
orang komli frambusia dari
PERDOSKI dan PEAI.
6818.PEA Koordinasi
6818.PEA.021 Koordinasi pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian penyakit DBD
dan Arbovirosis Lainnya
(LP)
6818.PEA.021.051 Koordinasi LS/LP Koordinasi LS/LP Koordinasi dengan sasaran
pengendalian penyakit DBD pengendalian penyakit Lintas Sektor, Lintas Program,
DBD Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kab/Kota,
Para Ahli DBD terkait program
DBD yang dilaksanakan secara
daring dan luring
6818.PEA.031.052 Koordinasi dan Reviu Koordinasi dan Reviu ● Pertemuan koordinasi dan
Implentasi Kegiatan dalam Implementasi Kegiatan reviu dalam rangka
Rangka Eliminasi dalam Rangka pemantauan capaian
Schistosomiasis Lintas Eliminasi program.
Kementerian dan lembaga Schistosomiasis Lintas ● Kegiatan Luring merupakan
Kementerian dan kegiatan rapat dalam kantor
lembaga sesuai dengan bab
ketentuan petunjuk teknis ini.
Sasaran : lintas program/lintas
sektor/lintas
kementerian/lembaga serta
pemerintah daerah Sulawesi
6818.PEA.071.051 Penguatan Jejaring dan Penguatan Jejaring dan Kegiatan fasilitasi kemitraan
Kemitraan P2 Hepatitis Kemitraan P2 Hepatitis yang dilaksanakan secara luring
untuk mengikuti kegiatan/
undangan yang
diselenggarakan satker lain
6818.PEA.072 Koordinasi Pelaksanaan
Pencegahan dan
Pengendalian Diare dan
Penyakit ISP (LP)
6818.PEA.072.051 Koordinasi dengan lintas Pertemuan koordinasi Pembiayaan untuk pertemuan
program, lintas sektor dan LP, LS dan unit terkait daring dan luring.
unit terkait P2 Diare dan Penyakit
Infeksi Saluran Pertemuan dengan Lintas
Pencernaan Program, Lintas Sektor, Mitra
Penyakit ISP terkait untuk
membahas program atau
pembaharuan (update) P2
Penyakit Diare dan Infeksi
Saluran Pencernaan Lainnya
(Hepatitis A & E, Typhoid dan
HFMD
6818.PEF.041.051 Gerakan Masyarakat dalam Gerakan Masyarakat Kegiatan bersama mitra dan
rangka Pencegahan dan dalam rangka P2 stakeholder dalam rangka
Pengendalian Zoonosis dan Zoonosis dan Penyakit sosialisasi program Zoonosis
Penyakit Akibat Hewan Akibat Hewan Berbisa dan Penyakit Akibat Gigitan
Berbisa dan Tanaman dan Tanaman Beracun Hewan Berbisa dan Tanaman
Beracun bersama mitra Beracun. Peserta LS,
masyarakat dan tenaga
kesehatan
6818.PEF.071.051 Sosialisasi Skrining Deteksi dini (skrining) ● Pertemuan tatap muka yang
Pengendalian Hepatitis dan sosialisasi P2 terintegrasi dengan kegiatan
Hepatitis dalam rangka GERMAS. Kegiatan termasuk
Hari Hepatitis Sedunia deteksi dini
ke-13 ● Kegiatan deteksi dini
dilakukan bersamaan dengan
peringatan Hari Hepatitis
Sedunia (HHS) Tahun 2023.
05.PEF.081.052 Sosialisasi Gejala dan Sosialisasi Gejala dan Kegiatan bersama mitra dalam
6818.PEF.081.052 Tanda Pneumonia dan Tanda Pneumonia dan rangka sosialisasi gejala dan
Influenza di Masyarakat Influenza di Masyarakat tanda pneumonia dan influenza
Penyusunan Pedoman
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Akibat Hewan berbisa
dan Tanaman Beracun
Penyusunan
PERMENKES
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Akibat Hewan Berbisa
dan Tanaman Beracun
05.PFA.052 NSPK Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit IMS
05.PFA.052.051 NSPK Program IMS Finalisasi Pedoman Kegiatan finalisasi PNPK IMS
Nasional Pelayanan dilakukan secara daring.
Kedokteran (PNPK)
IMS
- Pelaksanaan survei
memperhatikan pedoman
survei
4. Surveilans kasus
klinis/kronis Filariasis 4. Surveilans kasus klinis/kronis
Filariasis:
- Kegiatan dilaksanakan di
daerah endemis atau non
edemis yang dilaporkan
adanya kasus baru
dengan yang perlu
konfirmasi lanjutan.
- Kunjungan untuk
memastikan pelaksanaan
pemeriksaan kontak, dan
pelaksanaan paket
perawatan
esensial/Tatalaksana
kasus di daerah.
- Kegiatan dilaksanakan
dengan melibatkan
Provinsi/ kab/kota/ PKM/
kader/ pendamping survei
di kab/kota.
- Termasuk penyediaan
bahan kontak dan
bahan pendukung
- Pelaksanaan survei
memperhatikan pedoman
survei
2. Kegiatan lapangan
Pelaksanaan Kegiatan
Pengendalian Fokus Keong
schistosomiasis terutama
pada desa endemis
schistosomiasis termasuk
pembelian bahan
pendukung.
6818.QAH.032.051 Pengiriman Obat dan Pengiriman Obat dan Berupa logistik, bahan
logistik lainnya logistik lainnya pendukung kegiatan surveilans,
KIE dan obat donasi
- permainan edukasi
cacingan.
6818.QMA.071.051 Media KIE dan Promosi P2 Media KIE P2 Hepatitis Produksi media KIE dalam
Hepatitis bentuk digital P2 Hepatitis B dan
C, serta penyediaan media
promosi berupa kaos, tas,
tumbler, jaket didistribusi ke
pusat dan Provinsi sebagai
pendukung pelaksanaan
kegiatan advokasi, sosialisasi,
edukasi P2 Hepatitis.
6818.QMA.072 Media Komunikasi,
Informasi, Edukasi dan
Promosi P2 Diare dan
Penyakit ISP (LP)
6818.QMA.072.051 Media KIE dan Promosi P2 Media KIE P2 Penyakit Produksi media KIE dalam
Diare dan penyakit ISP ISP bentuk digital P2 Diare dan
Hepatitis A
02.QMA.081 Media Komunikasi,
6818.QMA.081 Informasi, Edukasi
Pneumonia (LP)
02.QMA.081.051 Media KIE dan Promosi P2 Pencetakan Media Pencetakan bahan Media KIE
6818.QMA.081.051 Pneumonia Advokasi dan KIE dan Advokasi Program
Penyakit ISPA Pengendalian Penyakit ISPA
berupa advokasi set dalam
rangka Hari Pneumonia
Sedunia.
6818.RAB.021.051 Alat dan bahan kesehatan Alat dan bahan Pengadaan alat dan bahan
pencegahan dan kesehatan pencegahan pencegahan dan pengendalian
pengendalian DBD dan pengendalian DBD DBD berupa larvasida DBD,
jumantik kit, RDT DBD Combo,
dan APD penyemprot
Bahan-bahan tersebut
dipergunakan untuk kegiatan
pencegahan dan pengendalian
05.RAB.081.051 Penyediaan Alat dan bahan Pengadaan Alat dan Pengadaan ARI Sound Timer
6818.RAB.081.051 kesehatan untuk menunjang Bahan Kesehatan dan Pulse Oximeter, untuk
kegiatan P2 Pneumonia Pencegahan dan menunjang kegiatan deteksi dini
Pengendalian Penyakit penemuan kasus pneumonia di
ISPA daerah.
6818.SCM.021.051 Peningkatan Kapasitas On the Job Training On the Job Training bagi
petugas surveilans DBD petugas surveilans petugas surveilans DBD terkait
DBD pengumpulan data hingga
analisis data serta dikaitkan
dengan penggunaan siarvi
dilaksanakan secara daring dan
luring
6818.SCM.021.052 Peningkatan Kapasitas On the Job Training kegiatan OJT teknis bagi
teknis bagi pengelola teknis bagi pengelola pengelola program DBD terkait
program DBD dan program DBD dan pelaksanaan PE serta tata
arbovirosis lainnya arbovirosis lainnya laksana (sistem rujukan dan
pertolongan pertama)
dilaksanakan secara daring dan
luring
6818.SCM.072.051 Orientasi Petugas dalam On Job Training Sasaran kegiatan tiap provinsi
rangka P2 Diare dan tatalaksana Diare adalah 1 orang yaitu pengelola
Penyakit ISP sesuai standar program diare provinsi
6818.SCM.081.051 Workshop Deteksi Dini Workshop Deteksi Dini Kegiatan berupa webinar yang
Pneumonia Balita dalam Pneumonia Balita dilakukan secara daring dalam
rangka Hari Pneumonia dalam Rangka Hari rangka Hari Pneumonia Sedunia
Sedunia Pneumonia Sedunia dengan peserta umum
(masyarakat, mahasiswa,
tenaga kesehatan dll) dan
narasumber yang berkompeten.
6818.SCM.081.052 Orientasi Penemuan dan Orientasi Penemuan - Kegiatan secara daring
Tatalaksana Pneumonia dan Tatalaksana Kasus berupa orientasi untuk
untuk Petugas Puskesmas Pneumonia untuk meningkatkan kapasitas
secara daring Petugas Puskesmas petugas kesehatan dalam
diagnosa dan tata laksana
kasus Pneumonia.
- Narasumber berasal dari
Organisasi Profesi.
- Peserta adalah tenaga
kesehatan yang berasal dari
32 provinsi dengan sasaran
150 peserta per Provinsi.
Peserta terdiri atas 1 dokter
puskesmas, 1 petugas MTBS
dan 1 petugas ISPA per
puskesmas.
6818.SCM.081.053 On Job Training Petugas On the Job Training - Kegiatan dilaksanakan secara
Puskesmas dalam Deteksi Petugas Puskesmas luring selama 2 hari, 1 hari
Dini dan pengobatan dalam Deteksi Dini pemaparan teori, 1 hari untuk
Pneumonia di Papua dan Pneumonia di Papua praktek pemeriksaan tanda
Papua Barat dan Papua Barat dan gejala pneumonia pada
balita (hitung napas dan
melihat tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam).
- Narasumber berasal dari
Organisasi Profesi
- Sasaran kegiatan sebanyak
40 petugas kesehatan yang
terdiri dari 1 dokter
puskesmas, 1 petugas MTBS
atau petugas ISPA per
puskesmas.
6818.SCM.081.054 Workshop Pengendalian Workshop - Kegiatan workshop terkait
Penyakit Infuenza Pengendalian Penyakit pengendalian penyakit
Infuenza influenza (refresher ILI dan
SARI) dilaksanakan secara
daring sebanyak 4 kegiatan.
- Peserta berasal dari Dinas
Kesehatan Provinsi/Kab/Kota
dan site sentinel ILI dan SARI.
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
05. PEA.001.051 Koordinasi kegiatan kesehatan Advokasi Kepala Kegiatan berupa kerja sama
lingkungan mendukung kab/kota Daerah Percepatan dengan pihak ketiga dengan
sehat melalui Pelaksanaan 5 pilar SBS dan Air Minum AKKOPSI, APEKSI dan
STBM Aman (Kerjasama ADINKES dalam
AKKOPSI/APPEKSI/ mengadvokasi pimpinan
ADINKES) daerah agar daerah dapat
memprioritaskan kegiatan
STBM dan membuat
langkah-langkah strategis
dalam percepatan capaian
serta implementasinya bagi
masyarakat
05. PEA.001.052 Koordinasi kegiatan kesehatan Koordinasi Jejaring Kegiatan berupa
lingkungan mendukung kab/kota Laboratorium rapat/pertemuan koordinasi
sehat melalui Pengawasan Kualitas secara daring bersama
Air Minum perwakilan laboratorium
kesehatan di daerah, B/BTKL
PP dan badan akreditasi
laboratorium, dinas
kesehatan provinsi dan
kabupaten/kota serta lintas
program lainnya dalam
mendukung pemeriksaan
kualitas air minum menuju air
minum aman melalui
pengawasan kualitas air
minum
05. PEA.001.053 Koordinasi kegiatan kesehatan A. Koordinasi Tim Kegiatan berupa
lingkungan mendukung kab/kota Pembina KKS rapat/pertemuan koordinasi
sehat Pusat secara hybrid antar tim
Kegiatan Luring
merupakan kegiatan
rapat dalam kantor sesuai
dengan bab ketentuan
petunjuk teknis ini.
C. Koordinasi
Pengendalian Kegiatan berupa
Dampak Merkuri rapat/pertemuan koordinasi
secara hybrid dalam
membangun kemitraan
dengan pemerintah dan
swasta dalam upaya
percepatan penghapusan
penggunaan merkuri di PESK
dan alkes bermerkuri di
fasyankes serta
pengendalian dampak
penggunaan merkuri di
masyarakat dan fasyanke
C. Jejaring
Kemitraan dalam Kegiatan berupa
Pelaksanaan rapat/pertemuan koordinasi
TFU
B. Koordinasi LP,
LS dan Kegiatan berupa
Pemangku rapat/pertemuan koordinasi
Kepentingan secara daring dalam rangka
lainnya di tingkat penguatan koordinasi LP, LS
Kab/ Kota dan pemangku kepentingan
F. Koordinasi
Kedaruratan Kegiatan berupa
Bencana rapat/pertemuan koordinasi
Kesehatan secara daring yang
Lingkungan melibatkan perwakilan
Pusat dan provinsi dengan lintas
Daerah program, lintas sektor terkait,
mitra pembangunan, Lintas
Program Kemkes (Direktorat
PL, Ditjen P2P, Promkes,
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.PEF.001 Sosialisasi dan Diseminasi
Penyehatan Lingkungan
05. 6821.PEF.001. 051 Sosialisasi dan Diseminasi Kegiatan A. Sosialisasi Kegiatan berupa pertemuan
5 Pilar STBM EHRA sosialisasi secara daring
kepada Dinas Kesehatan
Kab/Kota, Dinas PU Kab/Kota,
serta Bappeda Kab/Kota yang
memiliki kewenangan tugas
terkait EHRA di daerah untuk
mendiseminasikan pedoman
EHRA yang terbaru dan
terupdate yang melibatkan
Bappenas, Kementerian
PUPR, dan KOMLI dan serta
05. 6821.PEF.001. 057 Sosialisasi dan Diseminasi Kegiatan Sosialisasi Adaptasi Kegiatan berupa pertemuan
Adaptasi Perubahan Iklim Perubahan Iklim sosialisasi dan advokasi
Kesehatan (APIK) dan Bidang Kesehatan secara daring kepada LP, LS
Kebencanaan Lingkungan di Tingkat Daerah dan pemangku kepentingan
lainnya di Pusat dan Daerah
terkait adaptasi perubahan
iklim bidang kesehatan
(APIK) dengan melibatkan
Dit. Fasyankes, Ditjen P2P,
Pusat Krisis Kesehatan,
Kemendagri, KemenLHK,
BMKG, Bappenas, Komite
Ahli Kesehatan Lingkungan,
Organisasi Profesi (HAKLI,
IAKMI). Mitra Pembangunan,
Swasta, Kemenkeu, K/L
lainnya.
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.PEG.001 Konferensi dan Event Penyehatan
Lingkungan
05. 6821.PEG.001.051 Konferensi dan Event Kegiatan 5 STBM Award Kegiatan berupa kerja sama
Pilar STBM dengan pihak ketiga dalam
rangka pemberian
penghargaan kepada
pimpinan daerah sebagai
apresiasi kepada
Bupati/Walikota yang
berkomitmen dalam hal
percepatan SBS (Stop
Buang Air Besar
Sembarangan) maupun
STBM 5 Pilar dan berhasil
mencapai kondisi seluruh
desa/kelurahan di
wilayahnya
yang telah SBS.
Penghargaan juga diberikan
kepada sanitarian teladan
05. 6821.PEG.001.055 Konferensi dan Event Kegiatan Penghargaan terkait Kegiatan berupa pertemuan
Pengawasan Tempat Pengelolaan Higiene Sanitasi secara luring untuk verifikasi
Pangan (TPP) Pangan di TPP dokumen dan pleno hasil
verifikasi lapangan serta
kerja sama dengan pihak
ketiga dalam rangka
pemberian penghargaan bagi
Tempat Pengelolaan Pangan
yang telah menerapkan
mekanisme organisasi,
kerangka kerja sama, teknis,
implementasi rencana
APRFHE, dan Deklarasi Bali
dengan melibatkan 51
negara anggota terkait
Kesehatan dan Lingkungan
ini.
Rapat Koordinasi
Sekretariat APRFHE Kegiatan berupa rapat
koordinasi (joint meeting)
secara luring sekretariat
APRFHE nasional dan
international
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.PFA.001 NSPK Penyehatan Lingkungan
05. 6821.PFA.001. 051 Penyusunan NSPK Kegiatan 5 Pilar Review Permenkes Kegiatan berupa
STBM STBM rapat/pertemuan secara
daring untuk mereview
Permenkes STBM. Perlu
Review Dampak
Perubahan Iklim Kegiatan berupa kerja sama
terhadap Penyakit dengan pihak ketiga untuk
Tidak menular mendapatkan baseline data
secara nasional untuk
penyakit tidak menular yang
sensitif iklim di Indonesia,
serta sebagai dasar untuk
perencanaan berbasis bukti
dan rekomendasi kebijakan
Review Dampak
Perubahan Iklim Kegiatan berupa kerja sama
terhadap Kesehatan dengan pihak ketiga untuk
Anak mendapatkan baseline data
secara nasional untuk
dampak kesehatan anak
akibat perubahan sensitive
iklim di Indonesia, serta
sebagai dasar untuk
perencanaan berbasis bukti.
dan rekomendasi kebijakan
terhadap kesehatan anak
Diagregasi sistem
pemetaan Kegiatan berupa kerja sama
kerentanan Adaptasi dengan pihak ketiga untuk
Perubahan Iklim mendapatkan pemetaan
Bidang Kesehatan
kerentanan Adaptasi
pada level desa
untuk penyakit yang Perubahan Iklim Bidang
sensitif iklim Kesehatan pada level desa
untuk penyakit yang sensitif
iklim ( Peta Kerentanan
sampe level tapak/desa)
untuk seluruh Indonesia
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821. QKA.001 Pemantauan masyarakat dan
kelompok masyarakat dalam rangka
Implementasi Penyehatan
Lingkungan
05. 6821. QKA.001.051 Pemantauan masyarakat dan Pemantauan Kegiatan berupa
kelompok masyarakat dalam rangka Percepatan pendampingan ke daerah
Intervensi Kualitas Kesehatan Pelaksanaan PKTD untuk memantau
Lingkungan Lembaga pelaksanaan kegiatan
Pendidikan Kelompok Kerja Masyarakat
Keagamaan (KKM) dan Lembaga
Pendidikan Keagamaan
dalam melakukan
perencanaan,dan
penyusunan dokumen
Peningkatan Kualitas
Lingkungan di Lembaga
Pendidikan Keagamaan yang
dilaksanakan melalui metode
Padat Karya Tunai Desa
(PKTD)
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.SCM.001 Pelatihan Bidang Kesehatan
Lingkungan
05. 6821.SCM.001.053 Pelatihan Penyelenggaraan Workshop Kegiatan berupa pertemuan
Kabupaten Kota Sehat Implementasi e- secara daring untuk petugas
monev KKS forum kabupaten kota sehat
dalam penginputan,
pemrosesan data kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan
oleh Kabupaten Kota dalam
menyelenggarakan tatanan
dan indikator KKS dalam
bentuk e-monev KKS
Workshop Dokumen Kegiatan berupa pertemuan
Self Assessment secara daring untuk lintas
(Penilaian Diri) sektor meliputi Kemendagri,
Penyelenggaraan KLHK, Kementerian
Kabupaten Kota Pariwisata, Kemendag,
Sehat Kemendikbud dan lintas
sektor lainnya, tim pembina
kab/kota dan forum KKS
serta internal Kemenkes
dalam mewujudkan
pelaksanaan
penyelenggaraan Kabupaten
Kota Sehat yang baik dan
05. 6821.SCM.001.056 Pelatihan Pengawasan Tempat dan Pelatihan Modul Kegiatan berupa pelatihan
Fasilitas Umum (TFU) dan Kurmod untuk pengelola program
Pelaksanaan Pasar lintas sektor meliputi
Sehat Kemendag, Kemendagri,
KLHK, serta lintas sektor
lainnya, dinas kesehatan,
bappeda, dinas
perdagangan, dinas LH dan
OPD terkait lainnya dan
internal Kemenkes dalam
rangka peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan di
Tempat Fasilitas Umum
khususnya pasar untuk
mewujudkan pasar yang
sehat
Workshop Validasi Kegiatan berupa pertemuan
Data E-monev TFU secara daring yang
(e-satu) untuk 3 melibatkan dinkes,
regional puskesmas, akademisi,
organisasi profesi dan
internal Kemenkes yang
bertujuan untuk memvalidasi
hasil pengawasan dari
sarana TFU yang diinput ke
dalam aplikasi e monev TFU
oleh daerah
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.QMA.001 Data dan Informasi Publik
Penyehatan Lingkungan
05. 6821.QMA.001.051 Data dan Informasi Publik Media KIE HSP Kegiatan berupa kerja sama
Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan pihak ketiga untuk
Sehat menyusun Media KIE HSP
berupa leaflet, brosur cetak
dan digital
Media Publikasi Kegiatan berupa kerja sama
APIK dan dengan pihak ketiga untuk
Kebencanaan menyusun Media Publikasi
(Kedaruratan APIK dan Kebencanaan
Kesling) (Kedaruratan Kesling)
berupa substansi (pesan
kunci dan pesan
pendukung), dan jenis media
publikasi (cetak/elektronik),
Sasaran (masyarakat/ aparat
(Pusat dan Daerah)/
legislatif/ dll dan tersedia
(naskah/draft/storyboard)
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821.UBA.001 Fasilitasi dan Pembinaan
Pemerintah Daerah dalam rangka
penyehatan lingkungan
PP : Pengendalian
Penyakit Berbasis
Masyarakat melalui
UKBM dan Pelibatan
Swasta
05. 6821. QEG. 001 Bantuan Peralatan/Sarana
Penyehatan Lingkungan
05. 6821. QEG. 001.051 Bantuan Peralatan/Sarana Dukungan Kegiatan berupa belanja
Peningkatan Kualitas Lingkungan Pembinaan dan barang persediaan barang
Sehat Pengawasan TPP di konsumsi untuk mendukung
event khusus pelaksanaan event khusus
(Nasional dan/atau
Internasional) menjadi aman
dan sehat melalui
pemeriksaan kualitas pangan
03.PEA Koordinasi
03.PEA.001 Koordinasi Pelaksanaan Layanan Primer
Layanan Upaya Berhenti
Merokok
03.PEA.001.051 Pertemuan Koordinasi Pertemuan Koordinasi Utk mendukung
Pelaksanaan Layanan UBM di Pelaksanaan Layanan UBM upaya Konseling
FKTP di FKTP Layanan UBM
diperlukan
keterlibatan berbagai
pihak, terutama lintas
Program, lintas
profesi, & layanan
UBM yang
terintegrasi dengan
layanan kesehatan
lainnya. Kegiatan
Kordinasi secara
Daring.
03.PEA.002 Koordinasi pelaksanaan Layanan Primer
pencegahan dan pengendalian
penyakit diabetes melitus dan
gangguan metabolik
03.PEA.002.051 Pertemuan Lintas Sektor dan a. Pertemuan LP/LS Kegiatan Koordinsi
Lintas Program DMGM dengan LP/LS,
kegiatan dilakukan
secara Luring untuk
menghadiri undangan
LP/LS Lain, dimana
biaya
penyelenggarannya
dibebankan kepada
satker masing-
masing
03.PEA.002.052 Jejaring Kemitraan pencegahan - Pertemuan jejaring a. Pertemuan
dan pengendalian DM dan GM kemitraan pencegahan jejaring kemitraan
dan pengendalian DM pencegahan dan
dan GM pengendalian DM
dan GM dengan
mengundang
LP/LS. Kegiatan
dilakukan secara
blended.
Luring = Rapat
dalam kantor
sesuai ketentuan
SBM dan Bab
ketentuan
b. Kegiatan
- Persiapan persiapan
pelaksanaan dilakukan secara
implementasi daring dengan
pengelolaan mengundang
prediabetes dan lokus ujicoba.
diabetes
c. Kegiatan
- Advokasi dan Audiensi Advokasi,
pengembangan Audiensi
Kampus Sehat dilakukan secara
daring.
- Persiapan d. Persiapan
pelaksanaan pengelolaan
obesitas
Kegiatan Luring
merupakan kegiatan
rapat dalam kantor
sesuai dengan bab
ketentuan petunjuk
teknis ini.
b.Untuk mendukung
b. Pertemuan LP/LS PKKD kegiatan PKKD yang
diselenggarakan oleh
LP/LS
Kegiatan dilakukan
secara luring
C. Pertemuan Koordinasi
Pandu PTM dengan jejaring Rapat koordinasi
dan kemitraan kegiatan program
Layanan terpadu
PTM melalui Pandu
PTM dengan
mengundang
organisasi profesi
seperti Perhati -KL,
Perdami
,PPNI,IDI,PDPI, IFI,
Perdosri, IDAI,
Dinkes Provinsi
/Kabupaten /Kota
,LP/LS terkait,
SCR,NGO dll,melalui
Luring (rapat di dalam
kantor) dan daring
03.PEA.006.053 Pertemuan Evaluasi Binwil P2P Pertemuan Evaluasi Binwil Pertemuan Blended
P2P (Luring dan Daring)
di Provinsi Sumatera
Selatan (selaku
Binwil P2P dengan
Pengampu Dit.
P2PTM). Peserta dari
Kab/kota (luring) dan
Puskesmas (daring),
LS terkait di Prov.
Sumsel, LP terkait di
Pusat dan Daerah
(UPT terkait).
Perjadin untuk
Persiapan
03.PEA.007 Koordinasi Pelaksanaan Layanan Primer
Integrasi Program PTM Prioritas
03.PEA.007.051 Pertemuan Integrasi Capaian a. Pengembangan dan Kegiatan
Posbindu, Prolanis dan Pandu Penguatan Replikasi dilaksanakan secara
PTM Integrasi Posbindu, Prolanis daring. melibatkan
dan PANDU PTM lintas sektor dan
lintas program terkait,
peran serta
masyarakat
03.PEA.007.052 Koordinasi Pemetaan Sasaran a. Koordinasi Pemetaan Kegiatan dilakukan
Penduduk Skrining PTM Sasaran Penduduk Skrining secara daring dengan
Prioritas PTM Prioritas mengundang
perwakilan setiap
provinsi , kab kota
untuk membahas
teknis pelaksanaan
skrining PTM
maupun pemerhati
atau LSM.
03.PEF.002 Sosialisasi Faktor Risiko PTM Layanan Primer
03.PEF.002.051 Sosialisasi pencegahan dan a. Media Briefing a. Bentuk Kegiatan :
pengendalian penyakit diabetes - Media Briefing
melitus dan gangguan metabolik peringatan hari
obesitas dan hari
diabetes sedunia
dengan mengundang
media cetak, media
elektronik untuk
menyebarluaskan
informasi terkait
P2PTM. Kegiatan
dilaksanakan di
Jakarta secara hybrid
(daring dan luring di
Kantor),
e. kegiatan Webinar
Kampanye CERDIK
dan PATUH
dilaksanakan di
Jakarta secara hybrid
(daring dan luring di
Kantor), dengan
menggunakan zoom
webinar sasaran :
nakes dan umum
Hipertensi Sedunia
(HHS), Hari Jantung
Sedunia (HJS), Hari
Stroke Sedunia
(HSS), Hari Ginjal
Sedunia (HGS)
Kegiatan yang
dilaksanakan
meliputi:
- Media Briefing
- Talkshow
- Webinar
b. Sosialisasi Germas Kegiatan dilakukan
dalam Penanggulangan secara daring
Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah di Daerah e. Sosialisasi Germas
Terpilih Bersama Mitra
dalam
Penanggulangan
penyakit jantung
dan pembuluh
darah di 8 lokasi
c. Sosialisasi RAN GGL secara luring
f. Dilaksanakan
secara daring
dibagi dalam 3 2
regional. Sasaran
peserta adalah
masyarakat umum,
tenaga kesehatan,
Dinkes Provinsi dan
Dinkes Kabupaten,
Industri makanan
dan minuman,
Kementerian
Industri dan
Perdagangan,
UMKM Kemenko
Perekonomian,
Balai POM, Loka
POM, Dit Gizi.
Narasumber
berasal dari
PERSAGI, BPOM,
Akademisi
c. Pada peringatan
c. Peringatan Hari Kanker hari kanker
dilaksanakan deteksi
dini kanker payudara
dan kanker leher
rahim dengan
sasaran
:Pegawai/karyawati/is
tri pegawai jumlah
100 orang ( wanita
usia 30-50 tahun atau
sudah pernah
berhubungan
seksual) dengan
metode Sadanis dan
IVA. (luring)
Dinkes Provinsi,
Direktorat
PKP,PKR, Kesga.
Narasumber: BPJS,
PHTDI,IDAI.
PTM dilaksanakan
dengan 3 bacth di 34
proviinsi secara luring
di dalam kantor dan
daring
03.PEF.002.055 Sosialisasi Pelaksanaan a. Sarasehan Nasional a. Sosialisasi kepada
Layanan Kawasan Tanpa Rokok Penanggulangan masyarakat akan
Konsumsi Rokok pada Bahaya Dampak
Generasi Muda Tembakau,
Sosialisasi KTR bagi
pengelola program
dan tenaga
kesehatan di provinsi,
masyarakat, remaja,
generasi
muda.meliputi :
Pertemuan hybid (
daing dan luring
(rapat dalam kantor),
termasuk Webinar
03.PEF.002.056 Sosialisasi Deteksi Dini Faktor Sosialisasi Deteksi Dini dan Sosialisasi tentang
Risiko PTM Prioritas intervensi Faktor Risiko pelaksanaan deteksi
PTM Prioritas dini faktor risiko PTM
secara daring dan
luring dikantor
dengan
menggunakan zoom
webinar
03.PEF.007 Sosialisasi Pelaksanaan PPOK
finalisasi dilakukan
secara luring
03.PFA.002.053 Penyusunan Panduan Penyusunan Panduan Kegiatan
Pengenalan DM Tipe 1 Sejak Pengenalan DM Tipe 1 dilaksanakan secara
Dini Sejak Dini daring dan luring
dengan tahapan
Persiapan,
Pembahasan, dan
Finalisasi. Kegiatan
Persiapan dan
pembahasan
dilakukan secara
daring sedangkan
finalisasi dilakukan
secara luring
03.PFA.002.054 Penyusunan Juknis Pelayanan Penyusunan Juknis Kegiatan
DM Terpadu Pelayanan DM Terpadu dilaksanakan secara
daring dan luring
dengan tahapan
Persiapan,
Pembahasan, dan
Finalisasi. Kegiatan
Persiapan dan
pembahasan
dilakukan secara
daring sedangkan
finalisasi dilakukan
secara luring
03.PFA.003 NSPK pencegahan dan Layanan Primer
pengendalian penyakit jantung
dan pembuluh darah
finalisasi
dilaksanakan secara
luring.
03.PFA.004.053 Penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Petunjuk Penyusunan buku
Penanggulangan Kanker Teknis Penanggulangan dilaksanakan secara
Kolorektal Kanker Kolorektal daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
dilaksanakan secara
luring.
03.PFA.004.054 Penyusunan Pedoman/Juknis a. Penyusunan a. Penyusunan buku
Introduksi HPV DNA Pedoman/Juknis Introduksi dilaksanakan secara
HPV DNA daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
dilaksanakan secara
luring.
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
03.PFA.005.052 Penyusunan RPP PTM Penyusunan RPP PTM Penyusunan
dilaksanakan secara
daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
03.PFA.005.053 Penyusunan Pedoman Deteksi Penyusunan Pedoman Penyusunan
dini Gangguan Indera di Usia Deteksi dini Gangguan dilaksanakan secara
Produktif Indera di Usia Produktif daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
03.PFA.005.054 Penyusunan Reviuw Pedoman Penyusunan Reviuw Penyusunan
RBM Pedoman RBM dilaksanakan secara
daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi
03.PFA.006 NSPK Layanan Upaya Berhenti Layanan Primer
Merokok
03.PFA.006.051 Penyusunan E-Book Penyusunan E-Book Kegiatan
Penanganan Serangan ASMA di Penanganan Serangan dilaksanakan secara
Rumah bagi awam / PRE- ASMA di Rumah bagi daring dengan
Hospital awam / PRE-Hospital tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi (luring)
03.PFA.008 NSPK PPOK Layanan Primer
03.PFA.008.051 Penyusunan Juknis Deteksi Dini Review/Update Juknis Kegiatan
PPOK Deteksi Dini PPOK dilaksanakan secara
daring dengan
tahapan persiapan,
pembahasan, dan
finalisasi (Luring)
02.QAA Pelayanan Publik kepada
masyarakat
02.QAA.004 Layanan konseling upaya Layanan Primer
berhenti merokok
02.QAA.004.051 Layanan quitline dengan a.Layanan konseling upaya a.Penyelenggaraan
mhealth berhenti merokok Layanan Konseling
Berhenti Merokok
berupa Quitline INA
secara gratis yaitu di
0-800-177-6565 yang
dilayani oleh tenaga
konselor terlatih
02.QAA.005.051 Deteksi Dini Kanker Leher Uji Coba Deteksi Dini Merupakan kegiatan
Rahim Kanker Kanker Leher Rahim Uji Coba Deteksi Dini
dengan HPV DNA Kanker Leher rahim
dengan HPV DNA,
lokus kegiatan di 3
Provinsi , target
36.000.
Tahapan kegiatan :
pre implementasi,
pembekalan petugas,
implementasi dan
monev kegiatan.
dilakukan secara
daring
02.QAH.002.051 Intervensi Deteksi Dini PPOK di Intervensi Deteksi Dini Uji Coba
Masyarakat PPOK dilaksanakan di 3
Provinsi dengan
tahap persiapan
(daring), pelaksanaan
(luring), dan evaluasi
(daring)
a. Rapat persiapan
dilakukan secara
daring
b. Pelaksanaan
dilakukan secara
luring di 3 provinsi
c. Pertemuan
evaluasi dilakukan
secara daring
02.RAB.003
03.SCM.005.052 Workshop Deteksi Dini Bagi Workshop Deteksi Dini Bagi Workshop
Komunitas Komunitas dilaksanakan secara
daring
Sasaran : nakes dan
masyarakat
02.SCM.007. Pelatihan Deteksi Dini PPOK
diabetes dilakukan
secara daring
Kegiatan
dilaksanakan di 7
provinsi terpilih.
03.UBA.003.052 Pendampingan Assistensi Pendampingan Assistensi Pendampingan dan
Teknis Pengendalian Hipertensi Teknis Pengendalian bimbingan terkait
Hipertensi strategi pencapaian
target indikator
renstra
03.UBA.004 Monev Supervisi Pencegahan Layanan Primer
dan Pengendalian Penyakit
Kanker dan Kelainan Darah
03.UBA.004.051 Monev Supervisi P2 Kanker a. Monev Supervisi P2 a. Monev supervisi
Kanker PKKD dilaksanakan
di 34 provinsi
b. Pendampingan b. Kegiatan
Penguatan pelayanan pendampingan
paliatif terintegrasi pelayanan paliatif
pada 14 provinsi
lokus
03.UBA.004.052 Monev Supervisi Tindak Lanjut Monev Supervisi Tindak Monev supervisi
Lesi Prakanker Leher Rahim Lanjut Lesi Prakanker tindaklanjut lesi
Leher Rahim prakanker
dilaksanakan di 15
provinsi
03.UBA.005 Monev Supervisi pencegahan Layanan Primer
dan pengendalian gangguan
indera dan fungsional
03.UBA.005.051 Monev Supervisi Pencegahan Monev Supervisi Monev Supervisi
dan Pengendalian Gangguan Pencegahan dan Pencegahan dan
Indera dan Pandu PTM pengendalian Gangguan Pengendalian
Indera dan Pandu PTM Gangguan Indera dan
17 Lokasi Lokus
daerah yg sudah
punya Perda KTR
03.UBA.006.055 Monev penerapan integrasi Monev penerapan integrasi Monev penerapan
skrining merokok pada anak skrining merokok pada integrasi skrining
sekolah anak sekolah merokok pada anak
sekolah di lokus
dengan Presentasi
merokok usia 10-18
th.
03.UBA.008 Monev Supervisi Pelaksanaan
Deteksi Dini PPOK
03.UBA.008.051 Monev Supervisi Pelaksanaan Monev Supervisi Monev Supervisi
Deteksi Dini PPOK Pelaksanaan Deteksi Dini Deteksi Dini PPOK
PPOK dilaksanakan di 30
Daerah/Lokasi
intervensi
Tema
KLASIFIKASI RINCIAN Sub komponen/detil
Transformasi
KODE OUTPUT / RINCIAN Keterangan
OUTPUT / KOMPONEN Pusat Dekon
6820.PEA Koordinasi
6820.PEA.0 Koordinasi Pelaksanaan Layanan
01 Imunisasi Primer
6820.PEA.0 Koordinasi Pelaksanaan a. Koordinasi dalam Kegiatan dilaksanakan secara daring & luring untuk
01. 051 Imunisasi Rutin Rangka Penguatan membangun koordinasi dengan pengelola program Dinkes
Imunisasi Dasar Prov, Dinkes Kako, Lintas Program terkait dan mitra
Lengkap pembangunan. Kegiatan bertujuan untuk penyampaian
kebijakan/ informasi terbaru, mendiskusikan tantangan &
strategi dalam rangka peningkatan cakupan IDL,
mempelajari lesson learned dari upaya-upaya untuk
menjangkau sasaran dan peningkatan cakupan imunisasi
6820.PEF.0 Sosialisasi Pelaksanaan a. Sosialisasi dalam Kegiatan sosialisasi program imunisasi kepada
01. 051 Imunisasi Rutin Rangka Penguatan masyarakat dengan melibatkan lintas sektor/mitra
Imunisasi legislatif. Dilaksanakan secara luring di 5 kab/kota
(GERMAS)
b. Sosialisasi Kegiatan sosialisasi pelaksanaan program imunisasi
revisi/update kepada Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota, organisasi
NSPK Imunisasi profesi, LP/LS terkait dan mitra pembangunan. Kegiatan
rutin dilakukan secara daring
6820.PEF.0 Sosialisasi Pelaksanaan a. Sosialisasi dalam Kegiatan sosialisasi imunisasi kepada masyarakat dengan
01. 052 Imunisasi Tambahan dan Rangka melibatkan lintas sektor/mitra pembangunan.
Khusus Penguatan
Imunisasi
(GERMAS)
b. Sosialisasi Kegiatan Sosialisasi perluasan antigen baru kepada Dinas
Perluasan Antigen Kesehatan Prov/Kab/Kota/Puskesmas, dan LS/LP terkait
Baru secara daring
6820.PEF.0 Sosialisasi Surveilans PD3I a. Sosialisasi Kegiatan sosialisasi pencegahan PD3I melalui imunisasi
01. 053 dan KIPI Pencegahan PD3I kepada masyarakat dengan melibatkan lintas sektor/mitra
melalui Imunisasi kerja Kemenkes di 5 lokus terpilih
(GERMAS)
b. Sosialisasi NSPK Kegiatan sosialisasi pedoman surveilans PD3I secara
Surveilans PD3I daring kepada dinkes provinsi/kab/kota, mitra
pembangunan, dan LS/LP terkait
c. Sosialisasi NSPK Kegiatan sosialisasi petunjuk teknis surveilans KIPI secara
Surveilans KIPI daring kepada dinkes provinsi/kab/kota, mitra
pembangunan, dan LS/LP terkait
Meningkatnya Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Pada
Program Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit
Indikator:
Nilai reformasi birokrasi
pada program pembinaan
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Persentase kinerja
RKAKL pada program
pembinaan Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit
KRO : Koordinasi Satuan RO sama
4815.AEA (satuan: kegiatan) dengan satuan KRO
4815.AEA.501 RO : Koordinasi lintas
program lintas sektor
perencanaan program
Komponen :
051 Pelaksanaan koordinasi Koordinasi lintas Koordinasi lintas Koordinasi lintas Pusat :
lintas program lintas program lintas program lintas program lintas Untuk kegiatan yang
sektor sektor terkait sektor terkait sektor terkait diselenggarakan Satker
lain tanpa pembiayaan
UPT:
Untuk kegiatan yang
diselenggarakan Satker
lain tanpa pembiayaan
dari Satker
penyelenggara
Untuk konsultasi ke
Pusat, Jumlah
pelaksanaan kegiatan
dengan memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
UPT:
Untuk kegiatan yang
diselenggarakan Satker
lain tanpa pembiayaan
dari Satker
penyelenggara
Bimtek/monev Program
Dukman ke Wilayah
Kerja
Jumlah pelaksanaan
kegiatan konsultasi
memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
Jumlah kegiatan
bimtek/monev ke
Wilayah Kerja
memperhatikan
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan
UPT:
Untuk kegiatan yang
diselenggarakan Satker
lain tanpa pembiayaan
dari Satker
penyelenggara
Bimtek/monev Program
Dukman ke Wilayah
Kerja
Jumlah pelaksanaan
kegiatan konsultasi
memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
Jumlah kegiatan
bimtek/monev ke
Wilayah Kerja
memperhatikan
Untuk konsultasi ke
Pusat, Jumlah
pelaksanaan kegiatan
dengan memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
4815.AEA.504 RO : Koordinasi lintas
program lintas sektor
hukum dan organisasi
Komponen :
051 Pelaksanaan koordinasi Koordinasi lintas Koordinasi lintas Koordinasi lintas Pusat :
lintas program lintas program lintas program lintas program lintas Untuk kegiatan yang
sektor sektor terkait sektor terkait hukum sektor terkait diselenggarakan Satker
hukum dan dan organisasi hukum dan lain tanpa pembiayaan
organisasi organisasi dari Satker
penyelenggara
UPT:
Untuk kegiatan yang
diselenggarakan Satker
lain tanpa pembiayaan
dari Satker
penyelenggara
Untuk konsultasi ke
Pusat, Jumlah
pelaksanaan kegiatan
dengan memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
Untuk konsultasi ke
Pusat, Jumlah
pelaksanaan kegiatan
dengan memperhatikan
pedoman penelitian
Kementerian Kesehatan
4815.EBA KRO : Layanan
Dukungan Manajemen
Internal ( satuan :
layanan )
4815.EBA.994 RO:Layanan Perkantoran
Komponen :
001 Gaji dan Tunjangan Pembayaran gaji Pembayaran gaji Pembayaran gaji Satker Pusat hanya
dan tunjangan dan tunjangan dan tunjangan untuk Setditjen dan
c. Pemeliharaan:
kantor (antara lain
bangunan gedung,
instalasi jaringan,
sarana prasarana
kantor, kendaraan dinas
dan pengurusan pajak
kendaraan dinas)
d. Pembayaran terkait
operasional
kantor (antara lain:
operasional honor
terkait operasional
kantor, bahan makanan,
penambah daya tahan
tubuh (hanya diberikan
kepada pegawai yang
bekerja di tempat
dengan kondisi atau
suhu tidak normal) ,
pemeriksaan kesehatan
pegawai, pelantikan
/pengambilan sumpah
jabatan/ pegawai,
pakaian dinas, pakaian
kerja.
e. Perjalanan dinas
pimpinan dalam rangka
konsultasi/ koordinasi
Jumlah pelaksanaan
kegiatan memperhatikan
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan
4815.EBA.957 RO : Layanan Hukum
Pertemuan luring/tatap
muka merupakan
pertemuan dalam kantor
sesuai dengan BAB
ketentuan
Bimtek, Pendampingan/
Penguatan, assessment
satker yang diusulkan
sebagai Satker
WBK/WBBM.
Pusat:
- Melalui penyusunan
Media KIE (Newsletter,
Buku, Brosur, Standing
Banner, buku saku,
Poster dan lainnya).
- Penyusunan jurnal dan
warta P2P.
- Publikasi pelaksanaan
program P2P melalui
media sosial oleh pihak
ketiga.
Pusat:
Keikutsertaan Pusat
dalam pameran
kesehatan pada
kegiatan LP/LS seperti
HKN, Rakerkesnas baik
di Pusat dan Daerah.
Peliputan/pendam Meliputi
pingan pimpinan pendokumentasian
kegiatan pimpinan dan
pelaksanaan program.
052 Pelayanan humas dan Digunakan jika
protokoler (PNBP) dibebankan PNBP.
Menu sama dengan
komponen 051
4815.EBA.962 RO : Layanan umum
Komponen :
051 Pelayanan umum dan Paket Data dan Paket Data dan Paket Data dan - Paket data dan
perlengkapan Komunikasi Komunikasi Komunikasi komunikasi
dialokasikan sesuai
SBM
- Paket data dan
komunikasi satker
UPT:
1. Rapat biasa dalam
kantor, koordinasi
daring dengan LP/LS
terkait untuk
Verifikasi Dokumen
Barang/ Jasa
2. Pembuktian
kualifikasi ke
lapangan
3. Honor Pokja dan
pejabat pengadaan
sesuai dengan
ketentuan SBM
Pengelolaan Kegiatan meliputi:
Rumah Tangga - Sewa peralatan kantor
Satker Pusat - Pengiriman surat/pos
dinas
- Penyediaan dukungan
administrasi
Kegiatan dan
dianggarkan
berkarakteristik
operasional dan
pemeliharaan
perkantoran (berkarakter
komponen 002)
052 Layanan Umum
Direktorat Surveilans dan
Karantina Kesehatan
Detil :
Pelayanan Umum, - -
Pelayanan Rumah
Tangga Dan
Perlengkapan
053 Layanan Umum - - - -
Direktorat Pengelolaan
Imunisasi
Komponen
Media KIE
Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit
Pengelolaan data
dan informasi
Pencegahan dan
Komponen :
Komponen :
051 Pengadaan lahan Pengadaan lahan Pengadaan lahan - Untuk lahan induk dan
wilker.
- Pengusulan juga
mengikuti petunjuk
khusus pedoman
perencanaan
052 Pembangunan gedung Pembangunan Pembangunan - Untuk Gedung induk
Gedung kantor Gedung dan wilker.
Pengelolaan - Pembekalan
Tugas/izin Belajar pelaksanaan tugas/izin
belajar secara daring
melalui rapat biasa
dalam kantor
-
Pendampingan/penyeles
aian permasalahan
tugas/izin belajar ke
penyelenggara
Pendidikan dan ke UPT
- Pendampingan
permasalahan UPT
berdasarkan hasil
Pengelolaan
administrasi mutasi
kepegawaian,
Konsolidasi/koordinasi
pengelolaan mutasi
kepegawaian,
penunjang mutu layanan
kepegawaian.
- Pendampingan
bimbingan teknis
pengelolaan mutasi
kepegawaian ke UPT.
Lokasi berdasarkan hasil
evaluasi dan jumlah hari
pelaksanaan sesuai
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
UPT:
Pelaksanaan pelantikan
setijab/sumpah PNS
(daring)
Asessmen pengisian ke
UPT.
Lokasi berdasarkan hasil
evaluasi dan jumlah hari
pelaksanaan sesuai
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
UPT:
Penyelenggaraan
Pelantikan/setijab/sumpa
h PNS di kantor.
Pengelolaan Rapat biasa dalam
Jabatan kantor untuk persiapan
Fungsional DUPAK dan UKOM.
Pelaksanaan penilaian
DUPAK (luring).
Penyelenggaraan UKOM
(daring) jabfung
kesehatan lingkup Ditjen
P2P.
Rapat koordinasi
pembinaan jabfung
kesehatan
(Dilaksanakan secara
daring)
Bimtek administrasi
jabatan fungsional ke
UPT.
Lokasi berdasarkan hasil
evaluasi dan jumlah hari
pelaksanaan sesuai
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
Pengelolaan Data Rapat biasa dalam
dan Informasi kantor untuk
Kepegawaian pemutakhiran data dan
penataan arsip
kepegawaian,
penyusunan
informasi/profil
kepegawaian.
Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pusat:
Pegawai Pegawai Pegawai Rapat biasa dalam
kantor untuk
pembinaan/penyelesaia
n masalah kepegawaian,
penilaian kinerja
pegawai, pengelolaan
dan pembinaan pegawai
non ASN.
Bimtek pengelolaan
kepegawaian ke UPT.
Penyelesaian masalah
kepegawaian berat
dengan APIP, Ropeg,
dan LP/LS terkait
(luring).
Pembentukan Tim
Penyelesaian Masalah
Kepegawaian.
UPT:
Rapat biasa dalam
kantor untuk pembinaan
pegawai.
Pelaksanaan kegiatan
dapat dilakukan dalam
bentuk:
- Keikut sertaan ke
Lembaga
penyelenggara
- penyelenggaran oleh
Satker (sesuai
standar)
Diklat/seminar/kursus
antara dukungan
manajemen antara lain
meliputi:
- Diklat/seminar/kursus
perencanaan
- Diklat/seminar/kursus
Analisa anggaran
- Diklat/seminar/kursus
pengelolaan
keuangan
- Diklat/seminar/kursus
BMN
- Diklat/seminar/kursus
pengelolaan SDM
- Diklat/seminar/kursus
kehumasan
- Diklatpim/latsar CASN
4815.EBD.955 RO : Layanan
Manajemen Keuangan (
satuan : laporan)
Pusat:
- Rapat biasa dengan
Satker terperiksa
dengan BPK, BPKP,
Itjen, Bareskrim, dan
Stakeholder terkait.
- Desk LHP secara luring
dan daring dengan APIP
setiap triwulan
(keterlibatan BPK dan
BPKP dalam desk
sesuai penjadwalan).
Pendampingan Pendampingan
Penyelesaian LHP Penyelesaian LHP dan
Ditjen P2P (U) asistensi Pemeriksaaan
dengan APIP, External
Auditor ke Satker.
• Lokasi berdasarkan
hasil evaluasi dan
jumlah hari pelaksanaan
sesuai ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
Upaya Upaya Upaya UPT & Dekon:
Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian - Rapat biasa dengan
LHP/Tuntutan LHP/Tuntutan LHP/Tuntutan BPK, BPKP, Itjen,
Perbendaharaan Perbendaharaan Perbendaharaan Bareskrim, dan
dan Ganti Rugi(U) dan Ganti Rugi(U) dan Ganti Stakeholder terkait.
Rugi(U) - Pembentukan Tim
Penyelesaian Kerugian
Negara sesuai
ketentuan.
Pusat:
- Rapat biasa dengan
Satker terperiksa
dengan BPK, BPKP,
Itjen, Bareskrim, dan
Stakeholder terkait.
- Asistensi ke Satker
dengan temuan
Tuntutan
Perbendaharaan dan
Ganti Rugi.
- Jumlah hari
pelaksanaan sesuai
ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
Pembinaan - Bimtek
Perbendaharaan perbendaharaan ke
(U) Satker.
- Lokasi berdasarkan
hasil evaluasi dan
jumlah hari pelaksanaan
sesuai ketentuan khusus
petunjuk perencanaan.
Penyusunan SPIP - Bimtek penyusunan
pada Satker di SPIP ke Satker yang
lingkungan Ditjen belum mempunyai
P2P dokumen SPIP.
Pertemuan Koordinasi/
Pengelolaan Rapat/Pertemuan
Persuratan, secara daring dengan
Kearsipan dan UPT dan LP/LS terkait.
Kerumahtanggaan
Penyusunan SOP • Koordinasi / Rapat
Pengelolaan secara luring dan
Kearsipan daring dengan UPT.
Sosialisasi terkait SOP
Pengelolaan Kearsipan
dilaksanakan secara
luring dan daring.
SASARAN
Meningkatnya Pelayanan
Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
INDIKATOR
Persentase faktor resiko
penyakit di pintu masuk yang
dikendalikan
PRIORITAS NASIONAL Transformasi
sistem
ketahanan
4249.PEA KRO : Koordinasi
4249.PEA.001 Koordinasi Pelayanan
Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
4249.PEA.001. Koordinasi pelayanan Koordinasi pelayanan kekarantinaan Kegiatan koordinasi untuk:
051 kekarantinaan di di pelabuhan/bandara/PLBD - Rapat dalam kantor dengan LP LS terkait
pelabuhan/bandara/PLBD - Bimtek/monev Program P2P ke Wilayah Kerja
- Konsultasi pelaksanaan Program P2P ke Pusat
- Jumlah pelaksanaan kegiatan memperhatikan
pedoman penelitian Kementerian Kesehatan
4249.PEF KRO : Sosialisasi dan
Diseminasi
4249.PEF.001 Sosialisasi dan Diseminasi Transformasi
sistem
ketahanan
4249.PEF.001. Sosialisasi kekarantinaan di Sosialisasi pelayanan kekarantinaan Digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
051 pelabuhan/bandara/PLBD di pelabuhan/bandara/PLBD Sosialisasi dan Diseminasi untuk mendukung
pelaksanaan Kekarantinaan Keehaatan
051 Pelayanan kesehatan haji di a. Pelayanan kesehatan pra Untuk KKP Embarkasi dan EHA, atau KKP lain
bandara embarkasi yang dilibatkan dalam kegiatan. Kegiatan berupa
persiapan pelaksanaan embarkasi LP/LS
b. Pelayanan kesehatan embarkasi Untuk KKP Embarkasi dan EHA, atau KKP lain
yang dilibatkan dalam kegiatan Meliputi :
a. Biaya operasional Petugas selama
embarkasi
b. Operasional Ambulans selama embarkasi
c. Jasa Internet Siskohatkes selama embarkasi
d. Rapat evaluasi pelaksanaan embarkasi
Pelayanan kesehatan debarkasi Meliputi :
a. Biaya operasional Petugas selama debarkasi
b. Operasional Ambulans selama debarkasi
c. Jasa Internet Siskohatkes selama debarkasi
d. Rapat evaluasi pelaksanaan debarkasi
Komponen :
051 Pemeriksaan kesehatan a. Pelayanan kesehatan di Pelayanan kesehatan pada situasi khusus antara
masyarakat poliklinik KKP lain :
b. Pelayanan kesehatan pada a. Even-even Nasional / Internasional.
situasi gawat darurat non Keagamaan di luar perimeter /buffer
rujukan b. Penanganan PMI (Pekerja Migran
c. Pelayanan rujukan kurang Indonesia) bermasalah
dari 8 jam c. Bencana
d. Pelayanan kesehatan situasi
khusus
e. Pelayanan vaksinasi Pengawasan dapat dilakukan melalui mekanisme:
f. Verifikasi terhadap Rumah a. Uji petik (maksimal 20% dari jumlah
Sakit dan Klinik yang klinik/RS) secara periodik 1 kali dalam 1
mengajukan persetujuan tahun
penerbitan ICV b. Survei lapangan dilakukan kepada
g. Pelaksanaan mobile Faskes yang mengajukan usulan baru
vaksinasi covid-19 c. Pertemuan evaluasi
h. Pengawasan terhadap
Rumah Sakit dan Klinik yang
melaksanakan penerbitan
ICV
Komponen:
053 Pelaksanaan pencegahan Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
pengendalian HIV AIDS
4249.QAH.U15 RO : Layanan deteksi dini
terduga TBC
Komponen:
053 Deteksi dini terduga TB Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
4249.QAH.U18 RO : Layanan
Kegawatdaruratan dan
Rujukan (katagori II)
Komponen:
051 Layanan Kegawatdaruratan Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
dan Rujukan
4249.QAH.U19 RO : Layanan Pengendalian
Faktor Risiko Penyakit di
Pelabuahn
Komponen:
053 Layanan Kekarantinaan Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
Kesehatan di Pelabuhan
4249.QAH.U20 Layanan penemuan aktif
surveilans migrasi malaria
053 Layanan penemuan aktif Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
surveilans migrasi malaria
4249.QAH.U21 Layanan penemuan aktif
surveilans migrasi malaria
katagori II
051 Layanan penemuan aktif Output SBK Rincian sesuai RAB SBK
surveilans migrasi malaria
katagori II
4249.QAH.016 RO : Layanan pengendalian
faktor risiko lingkungan
Komponen:
051 Pengendalian faktor risiko a. Pemeriksaan kesehatan penjamah Termasuk pada saat pelaksanaan pra
lingkungan makanan termasuk pemeriksaan embarkasi,embarkasi dan debarkasi haji
rectal swab
b. Pengawasan/pemeriksaan sampel Termasuk pada situasi khusus/bencana di luar
makanan dan minuman perimeter dan buffer
c. Pemeriksaan sanitasi lingkungan :
Kualitas air, makanan, limbah, Termasuk pada situasi KLB/Wabah/KKM
udara, sanitasi Gedung/bangunan
d. Survey dan Pengendalian vektor
dan BPP .
e. Uji resistensi insektisida
f. Pengelolaan limbah medis
Komponen :
053 Pengadaan alat dan bahan Sarana dan prasarana pengawasan Pengadaan alat, bahan pengendalian vektor (
kesehatan vektor termasuk alat fogging, mikroskop, insektisida,
perangkap tikus, larvasida, alat dan bahan
konfirmasi vektor ).
No/Kode SASARAN/INDIKATOR/ RINCIAN KOMPONEN (SUB KOMPONEN/ DETIL KEGIATAN) Keterangan Tema
KRO/ RO-satuan/ Transformasi
KOMPONEN
Sasaran:
Meningkatnya Pelayanan Transformasi
Surveilans dan sistem
Laboratorium Kesehatan ketahanan
Masyarakat
INDIKATOR
Persentase rekomendasi
hasil surveilans faktor risiko
dan penyakit berbasis
laboratorium yang
dimanfaatkan
Dilakukan secara
daring
4250.QAH KRO : Pelayanan Publik Satuan RO sama
Lainnya (satuan : layanan) dengan satuan KRO
4250.QAH.003 Layanan deteksi dini dan
respon kejadian penyakit
menular
051 Surveilans faktor resiko Surveilnas Sentinel penyakit menular Antara lain meliputi
penyakit pengambilan dan
pengiriman specimen
Lokasi memperhatikan
target RPJMN dan
Renstra dan hasil
Dilaksanakan sesuai
NSPK/pedoman
Dapat didahului
dengan pembekalan
pelaksanaan kegiatan
kepada petugas terkait
sesuai kondisi
kemampuan petugas
Dilakukan melalui
kunjungan ke lapangan
ataupun daring sesuai
hasil evaluasi
Lokasi memperhatikan
target RPJMN dan
Renstra dan hasil
koordinasi dengan
Dinas Kesehatan
Dilaksanakan sesuai
NSPK/pedoman
Dilakukan melalui
kunjungan ke lapangan
ataupun daring sesuai
hasil evaluasi
052 Surveilans faktor resiko Surveilans Faktor Risiko Lingkungan Kegiatan meliputi:
berbasis lingkungan - Penilaian faktor risiko
lingkungan di lokasi
tertentu.
- Faktor risiko
lingkungan meliputi
udara, air, tanah,
makanan dan
minuman.
- Lokasi tertentu
merujuk pada data dan
informasi parameter
lingkungan dan
penyakit internal dan
eksternal.
- Pelaksanaan sesuai
peraturan dan
pedoman teknis terkait.
- Implementasi
penggunaan TTG
terkait.
Pelaksanaan sesuai
peraturan dan
pedoman teknis terkait
053 Respons KLB/Wabah Verifikasi rumor KLB ataupun masalah kesehatan : Dilakukan secara
- Konfirmasi dengan dinkes Provinsi dan kab/kota; daring
- Validasi data
- Identifikasi kasus.
- Quality control
eksternal melalui
konsultasi ke lab
rujukan, uji banding/uji
profisiensi sesuai
standar akreditasi.
- Assessment
akreditasi oleh asesor
(KAN)
- Kaji ulang
manajemen
- Audit internal
- Pengelolaan limbah
laboratorium
4250.RAB KRO : Satuan RO sama
Sarana Bidang Kesehatan dengan satuan KRO
(satuan : paket)
4250.RAB.001 RO : Pengadaan alat dan Target RO ditentukan
bahan laboratorium ditentukan dengan
menghitung rencana
pemaketan
pengadaan alat dan
bahan kesehatan.
Rencana pemaketan
pengadaan barang
jasa dapat ditentukan
antara lain
berdasarkan jenis alat
dan bahan yang akan
diadakan
Komponen :
051 Pengadaan alat dan bahan Pengadaan alat dan bahan kesehatan/laboratorium Digunakan untuk
kesehatan mendukung seluruh
kegiatan B/BTKL PP
Komponen :
051 Pemeliharaan alat Pemeliharaan alat kesehatan/laboratorium - Pembiayaan jasa
kesehatan kepada pihak ketiga
untuk pemeliharaan
alat kesehatan lab:
- Penyediaan suku
cadang alat
kesehatan/lab.
Komponen :
051 Pembuatan model teknologi Pembuatan dan Pengembangan model Teknologi Tepat Guna Kegiatan meliputi:
tepat guna - Perancangan, uji
fungsi skala lab, uji
fungsi lapangan,
implementasi.
- Pengalokasian alat
dan bahan pembuatan
TTG, jasa pihak ketiga
pendukung
pelaksanaan kegiatan.
- Lingkup TTG
memperhatikan tugas
dan fungsi B/BTKL PP.
- Pemrosesan hibah
TTG ke masyarakat.
4250.SDD KRO : Satuan RO sama
Penelitian dan dengan satuan KRO
Pengembangan yang
Dipatenkan (satuan :
Kekayaan Intelektual)
KLASIFIKASI Tema
Sub komponen/detil Keterangan
RINCIAN OUTPUT / Transformasi
KODE
RINCIAN OUTPUT /
Pusat Dekon
KOMPONEN
Penguatan Surveilans dan Karantina Kesehatan
6790.SCM.001 Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit
Penguatan Imunisasi
IPV 2:
- Jateng, Jatim, Sumut, Aceh,
NTT, Kep.Riau, Lampung,
- Rotavirus: 34 Provinsi
IPV 2:
- Jateng, Jatim, Sumut, Aceh,
NTT, Kep.Riau, Lampung,
Sulsel, Sumbar, Riau, Jambi,
Sumsel, Bengkulu, Kep Bangka
Belitung, DIY, Bali, NTB, Kalbar,
- Rotavirus: 34 Provinsi
6790.SCM.001 Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit
6790.SCM. Pelatihan Pandu PTM Pelatihan Pandu PTM di - Pelatihan Pandu PTM di FKTP di 34
002.059 di FKTP FKTP Provinsi. Peserta Pelatihan :Nakes
PKM. Durasi kegiatan 6 hari efektif (5
hari teori dan 1 hari praktik).
6790.SCM. Pelatihan Deteksi Dini Pelatihan Deteksi Dini Pelatihan di 34 provinsi dilaksanakan
002.060 PPOK PPOK secara luring
Sasaran :
tenaga kesehatan Kab/Kota/FKTP.
- Durasi kegiatan 5 hari efektif (4 hari
tatap muka dan 1 hari praktik
lapangan).
6790.SCM. Pelatihan Pengelolaan Pelatiahan Pengelolaan Kegiatan Pelatihan dilakukan di 34
002.061 Diabetes Melitus Tipe Diabetes Melitus Tipe 2 provinsi dilakukan secara luring,
2 Sasaran :
Dokter di FKTP
Durasi pelatihan 3 hari efektif secara
luring terdiri dari teori dan penugasan.
-
6790.UBA Fasilitasi dan
Pembinaan
Pemerintah Daerah
6790.UBA.001 Bimbingan teknis,
monitoring evaluasi
pencegahan dan
pengendalian
penyakit
Lokus Pelatihan P2P Kusta dan Frambusia Bagi Pengelola Program Kusta dan Frambusia di Tk.Puskesmas
No Provinsi Kabupaten
1. Aceh 3 kab/kota
2 DKI Jakarta 1 kab/kota
3 Gorontalo 1 kab/kota
4 Jawa Timur 4 kab/kota
5 Maluku Utara 1 kab
6 NTT 2 kab
7 Sulawesi Barat 1 kab
8 Sulawesi Selatan 4 kab
9 Sulawesi Tengah 1 kab
10 Sulawesi Tenggara 3 kab
11 Sulawesi Utara 3 kab
Jumlah
NO PROVINSI LOKUS
1 Aceh Aceh Barat Daya, Aceh Tengah
2 Sumatera Utara Langkat, Tapanuli Tengah, Kota Medan
3 Sumatera Barat Lima Puluh Kota, Pasaman, Solok Selatan, Payakumbuh
4 Riau Bengkalis, Kampar, Rokan Hilir, Rokan Hulu
5 Jambi Kerinci, Muara Jambi, Sungai Penuh
6 Sumatera Selatan Lahat, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Hulu Timur, Kota Pagaralam
7 Bengkulu Bengkulu Tengah, Kaur, Mukomuko
8 Lampung Lampung Barat, Mesuji, Pesisir Barat, Tanggamus, Kota Metro
9 Bangka Belitung Bangka selatan, Kota Pangkalpinang
10 Kepulauan Riau Karimun , Kota Tanjungpinang
11 DKI Jakarta Kepulauan Seribu, Jakarta Timur, Jakarta Pusat
12 Jawa Barat Cikarang, Cibinong, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok
13 Jawa Tengah Banyumas, Batang, Blora, Brebes, Cilacap, Demak, Kebumen, Purworejo, Kota Magelang.
14 DI Yogyakarta Sleman, Kota Yogyakarta,
15 Jawa Timur Bangkalan, Bojonegoro, Pamekasan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Tuban, Tulungagung
16 Bali Buleleng, Klungkung
17 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah, Kota Bima, Kota Mataram
18 Nusa Tenggara Timur Manggarai, Sabu Raijua
19 Kalimantan Barat Bengkayang, Ketapang, Sintang, Kota Pontianak
20 Kalimantan Tengah Barito Selatan, Barito Timur, Kotawaringin Timur, Seruyan
21 Kalimantan Selatan Banjar, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut
22 Kalimantan Timur Berau, Kutai Timur, Mahakam Hulu
23 Kalimantan Utara Bulungan, Malinau
NO PROVINSI LOKUS
1 Maluku Maluku Tenggara, Maluku tengah, Buru, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur
2 Maluku Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula
Utara
3 NTT Alor, Belu, Ngada, Sumba Barat, Sumba Barat Daya
4 Papua Manokwari, Sorong, Maybrat, Sorong Selatan, Fakfak, Raja Ampat, Tambrauw, Manokwari Selatan
5 Papua Barat Supiori, Asmat, Mappi, Boven Digoel, Kota Jayapura, Jayapura, Biak Numfor, Keerom, Kepulauan Yapen, Waropen,
Nabire, Paniai, Sarmi, Mimika
32 Kab. Sanggau
33 KALIMANTAN TENGAH Kab. Kapuas
36 Kota Tarakan
37 SULAWESI UTARA Kab. Minahasa Selatan
38 SULAWESI TENGAH Kab. Donggala
40 Kab. Pangkep
41 Sulawesi Tenggara Kab. Buton
46 Kota Tual
47 MALUKU UTARA Kab. Halmahera Timur
48 Papua Kab. Keerom
49 PAPUA BARAT Kab. Fak Fak
50 Kab. Sorong
No Provinsi Kabupaten/Kota
1 ACEH SIMEULUE
2 KOTA LHOKSEUMAWE
3 KOTA SUBULUSSALAM
4 SUMATERA UTARA NIAS
5 SAMOSIR
6 KOTA PADANGSIDIMPUAN
7 SUMATERA BARAT PESISIR SELATAN
8 KOTA PAYAKUMBUH
9 KEPULAUAN RIAU KARIMUN
10 LINGGA
11 RIAU KUANTAN SINGINGI
12 INDRAGIRI HULU
13 JAMBI KERINCI
14 TANJUNG JABUNG BARAT
15 TEBO
16 SUMATERA SELATAN MUSI BANYUASIN
17 BANYU ASIN
18 OGAN KOMERING ULU TIMUR
19 BENGKULU BENGKULU SELATAN
20 REJANG LEBONG
33 GUNUNG KIDUL
34 JAWA TIMUR PACITAN
35 PONOROGO
36 LUMAJANG
37 PAMEKASAN
38 BANTEN PANDEGLANG
39 KOTA CILEGON
40 KOTA SERANG
41 BALI JEMBRANA
42 KLUNGKUNG
43 BULELENG
44 NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK BARAT
45 LOMBOK TENGAH
46 LOMBOK TIMUR
47 SUMBAWA
48 NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA BARAT
49 SUMBA TIMUR
50 LEMBATA
61 TABALONG
62 TANAH BUMBU
63 KOTA BANJAR BARU
64 Kab. Banjar
65 KALIMANTAN TIMUR PASER
66 MAHAKAM HULU
67 KOTA BALIKPAPAN
68 KOTA BONTANG
69 KALIMANTAN UTARA MALINAU
70 BULUNGAN
71 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW
72 MINAHASA
73 KOTA KOTAMOBAGU
74 SULAWESI TENGAH BANGGAI KEPULAUAN
75 POSO
76 DONGGALA
77 SULAWESI SELATAN KEPULAUAN SELAYAR
78 LUWU
79 TANA TORAJA
98 TELUK BINTUNI
99 SORONG
100 RAJA AMPAT
Nama
NIP.
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
2. ……
B. Penerima Manfaat
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
E. Biaya Yang Diperlukan
KONTRIBUTOR
Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM. MARS; dr. Yudhi Pramono, MARS; dr. Anas Maruf, MKM ; dr. Prima Yosephine, MKM; dr. Imran Pambudi, MPHM, dr. Eva
Susanti, , S.Kp, M.Kes; dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M
EDITOR:
dr. Elvieda Sariwati, M.Epid ; drg. Retna Ayu Wiarsih, MPH ; Dwi Mazanova, SKM, M.Kes ; Anita Gultom ; Bunga Mayung Datu Linggi, SKM, M.Kes ; Husni
Mochtar, SKM, MPH
SEKRETARIAT:
Tri Susanto, SKM, MScPH ; Indra Jaya SKM, M.Epid ; Sherly Hinelo, SKM, MKM ;Muh Purwanto, SKM, M.Kes ; Putro Febryanto; dr. M. Ikhsan Akbar ; Iwin
Cahya Wijaya, ST ; Ramlan Susilo Winardi, SKM ; H.Harling Sulaiman, SKM, M.Kes; Muji Yuswanto, S.Kom ; Husni Mochtar, SKM, MPH ; Rano Banyuaji, SKM,
M.Kes ; Tri Joko, SKM, M.Epid ; Ade Frisma Pratama, SE, MAP ; Nurhidayat, S.Sos; Prayit Susilo Aji, SKM. MKes ; Budi Hermawan ; Christin M Panjaitan, SKM,
M.Kes ; Tri Yulianti, SPd ; Ali Rahmansyah, SKM, M.Epid ; Tri Indah Budiarti, SKM ; Nurul Badriyah, SKM , Yatinawati, SKM, M.Epid.; Alifia Rahma, SKM, M,KM;;
Shinta Devita Astiti, M. Epid ; M.Epid; Azkiya Zulfa, SKM ; Gustia Rakhmanita, SE ; Dinasti Mularsih, SKM ; Dwi Asmoro, SKM; Femmy Imelia Pical, SKM ;
Marlinda, S.Kom, MKM ; Hanifah Rogayah, SKM, MPH ; Yahiddin Selian, SKM, MSc ; Muhammad Arsyam, SKM, MPH; Nadiatul Maunah, S,Kep; Stefanus
Darmawan; Mira Meilani, SKM, M.Epid ; Retno Nur Safitri, SP, MM ; drg. Ni Kadek Dyah Antari K ; Sri Lestari, SKM, M Epid ; Siti Aisyah, S.Si; Nengsih Hikmah
S, SKM, MKM; dr. Fristika Mildya, MKM; Nindya Kharisma Cahyaningtyas, SKM; Zainul Fadilah, SKM; Tommy Ramadhana, Amd; Dhany Yuliatmoko, SKM,
M.Kes ; Megawati A, SKM, MKM ; Renita Hertadiningtyas, SE; Marlinda, S.Kom, MKM; arlinda, S.Kom, MKM; Shinta Devita Astiti, M. Epid; Femmy Imelia Pical,
SKM; Yatinawati, SKM, M.Epid; Azkiya Zulfa, SKM; Burhannudin Thohir, SKM; Tri Indah Budiarty, SKM; Hermawan Susanto, S.Si, MKM; Anzala Khoirun Nisa',
SKM; Muhammad Arsyam AR, SKM, MPH; Alan Dwi Krisnandi, SKM; Dwi Asmoro, Husni Mochtar, SKM, MPH, Yahiddin Selian, SKM, M.Sc; Megawati Aslyna,
SKM, M.Epid; Shelvia Nova, SKM; Ibrahim, SKM,MPH; Dian Kartika Irnayanti, SKM; Muhammad Amar Ghani, A.Md.; Anggun Pratiwi, SKM, M Epid; Andini
Wisdhanorita, SKM, M Epidl; Rita Yulihane, SKM, M Epid; Nugroho Budi Utomo, SKM