Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN HBSAG

No. SOP :

S
No. Revisi : 00
O
P Tgl Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD
Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP:19790718200312 1 003
NANU

Pemeriksaan HBsAg merupakan pemeriksaan laboratorium


dengan bahan pemeriksaan plasma yang bertujuan untuk
1. Pengertian mendeteksi ada atau tidaknya antigen spesifik untuk HBsAg

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


laboratorium untuk mengetahui adanya penyakit HBsAg.
2. Tujuan

SK Kepala Puskesmas Nomor :


3. Kebijakan Tentang Jenis Pelayanan
Laboratorium
Panduan Insert Kit HBsAg
4. Referensi
a. Alat :
• Rapid diagnose test HbsAg
• Dispo 1 cc
• Tourniquet
5. Alat dan • Swab alcohol
bahan b. Bahan :
• Spesimen darah
a. Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
laboratorium
b. Petugas menerima lembar permintaan
pemeriksaan laboratorium

c. Petugas mencocokkan identitas yang tertera pada lembar


permintaan dengan menanyakan pada pasien.
d. Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan

e. Petugas menulis di buku register laboratorium dengan nama,


alamat, umur .
f. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yanag akan
digunakkan.
g. Petugas meminta persetujuan pada pasien untuk pengambilan
darah.

h. Dilakukan pemasangan tourniquet kemudian minta pasien


6. Prosedur/
Langkah- untuk mengepalkan tangannya.
Langkah i. Petugas membersihkan daerah yang akan di ambil darah
menggunakan swab alcohol.
j. Dilakukan pengambilan darah di daerah mediana cubiti/
cephalica.
k. Darah yang telah di ambil di teteskan pada sumuran RDT
HBsAg.
l. Di tunggu hasil kurang lebih 15-20 menit.
Interpretasi Hasil
• Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis control dan
zona garis test
• Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis control
Di catat hasil

7. Bagan alir -

Jika terjadi kesalahan penulisan identitas, maka akan terjadi


8. Hal-hal yang kesalahan pengobatan yang bisa berakibat fatal. Oleh karena itu
perlu petugas wajib memperhatikan identitas pasien.
diperhatikan

9. Unit terkait Ruang laboratorium


a. buku register laboratorium
10.Dokumen
Terkait b. permintaan pemeriksaan laboratorium
No. Yang diubah Isi Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
11. Rekaman
historis
perubahan

PEMERIKSAAN HCG URIN


No. SOP :

S No. Revisi : 00
O
P Tgl Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD
Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP:19790718200312 1 003
NANU

Pemeriksaan HCG Test adalah serangkaian proses yang


dilakukan untuk mendeteksi adanya HCG pada sampel urin.
1. Pengertian

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya HCG (Hormon
2. Tujuan chorionic gonadotropin) pada sampel urin.

SK Kepala Puskesmas Nomor :


3. Kebijakan
Tentang Jenis Pelayanan Laboratorium
4. Referensi
Panduan Stik HCG Tes
1. Alat :

• Pot
5. Prosedur urine •
HCG test
2. Bahan :
a. Specimen Urin
a. Petugas mempersilahkan pasien untuk masuk ruangan
laboratorium
b. Petugas meminta lembar blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium dari pasien
c. Petugas membaca blanko permintaan pemeriksaan lab
d. Petugas memberikan pengarahan tentang maksud dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan
e. Petugas mempersiapkan alat dan bahan.(HCG stik, pot
6. LangkahLangkah
penampung sampel urin, form hasil laborat, buku
register, alat tulis )
f. Petugas mengambil pot penampung sampel urin
g. Petugas memberikan label dengan menuliskan nama
pasien pada badan pot sampel urin
h. Petugas menyerahkan pot sampel urin kepada pasien
i. Petugas mempersilakan pasien untuk menampung urin
dalam pot sampel penampung urin
j. Petugas menerima pot sampel urin yang sudah berisi urin
dari pasien
k. Petugas mengambil HCG stik
l. Petugas mencelupkan stik dalam urine sesuai dengan
tanda panah batas garis maksimum selama 15 - 20 detik.
m. Petugas mengangkat strip tunggu 1 - 3 menit baca
hasilnya.
n. Petugas menulis hasil pada buku register lab
o. Petugas menulis hasil pada blanko hasil pemeriksaan
p. Petugas menyerahkan hasil yang telah ditulis pada blanko
hasil pemeriksaan pada pasien
q. Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke poli
umum atau poli KIA/KB Interpretasi Hasil.

• Negative : terlihat satu garis pada strip.

• Positif : terlihat dua garis pada strip

Petugas menyiapkan
strip urin HCG

Petugas memveridikasi identitas pasien

7. Bagan alir

Dicelupkan strip urin kedalan urin

Tunggu dan baca hasil

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatika Kondisi pasien
n
a.Poli umum
9. Unit terkait b.Kia / KB
c.UGD
10. Dokumen a. Register laboratorium
terkait b. Permintaan pemeriksaan laboratorium
Yang Isi
No. diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
11. Rekaman
historis
perubahan
PEMERIKSAAN HIV
No. SOP :

S
No. Revisi : 00
O
P Tgl Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep


PUSKESMAS NIP:19790718200312 1 003
NANU

Pemeriksaan HIV merupakan pemeriksaan laboratorium


dengan bahan pemeriksaan plasma yang bertujuan untuk
1. Pengertian mendeteksi ada atau tidaknya antigen spesifik untuk HIV

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


laboratorium untuk mengetahui adanya penyakit HIV.
2. Tujuan

SK Kepala Puskesmas Nomor :


3. Kebijakan
Tentang Jenis Pelayanan Laboratorium
Panduan Insert Kit HIV
4. Referensi
a. Alat :
• Rapid diagnose test HIV
• Dispo 1 cc
• Tourniquet
5. Alat dan bahan • Swab alcohol
b. Bahan :
• Spesimen darah
m. Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan masuk
ke laboratorium
n. Petugas menerima lembar permintaan
pemeriksaan laboratorium

o. Petugas mencocokkan identitas yang tertera pada


6. Prosedur/ lembar permintaan dengan menanyakan pada pasien.
Langkah-
p. Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan
Langkah
dilakukan

q. Petugas menulis di buku register laboratorium dengan


nama, alamat, umur .
r. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yanag akan
digunakkan.
s. Petugas meminta persetujuan pada pasien untuk
pengambilan darah.

t. Dilakukan pemasangan tourniquet kemudian minta pasien


untuk mengepalkan tangannya.
u. Petugas membersihkan daerah yang akan di ambil darah
menggunakan swab alcohol.
v. Dilakukan pengambilan darah di daerah mediana cubiti/
cephalica.
w. Darah yang telah di ambil di teteskan pada sumuran RDT
HIV.
x. Di tunggu hasil kurang lebih 15-20 menit.
Interpretasi Hasil
• Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis
control dan zona garis test
• Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis
control
Di catat hasil
-
7. Bagan alir
8. Hal-hal Jika terjadi kesalahan penulisan identitas, maka akan terjadi
yang perlu kesalahan pengobatan yang bisa berakibat fatal. Oleh karena
diperhatika itu petugas wajib memperhatikan identitas pasien.
n
9. Unit terkait Ruang laboratorium

c. buku register laboratorium


10. Dokumen
Terkait d. permintaan pemeriksaan laboratorium

No. Yang diubah Isi Tanggal mulai diberlakukan


perubahan
11. Rekaman
historis
perubahan
Pemeriksaan Mikroskopis Malaria
No. SOP :

S No. Revisi : 00
O Tgl Terbit :
P
Halaman : 1/7

UPTD
Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP:19790718200312 1 003
NANU

Pemeriksaan parasit malaria adalah : pemeriksaan darah


penderita yang diduga malaria, baik secara pemeriksaan
mikroskopis maupun pemeriksaan cepat dengan Rapid
Diagnostic test (RDT). Penderita dinyatakan positif malaria
1. Pengertian apabila pada pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan
Plasmodium sp. dalam darahnya atau apabila pemeriksaan RDT
positif.

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
parasit malaria dan untuk menigkatkan mutu
2. Tujuan diagnosis pemeriksaan darah malaria disemua fasilitas
pelayanann kesehatan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor :


Tentang Jenis Pelayanan Laboratorium

4. Referensi Pedoman teknis pemeriksaan malaria, Kementrian Kesehatan RI.


a. Alat :
• Lancet steril
• Objeck glass
• Pipet tetes
• mikroskop
b. Bahan :
• Spesimen darah
• Kapas alcohol
5. Alat dan bahan • Giemsa
• Aquades
• Methanol
• Oil imersi
6. Prosedur/
Langkah- A. PENGAMBILAN SEDIAAN DARAH MALARIA
Langkah
• Untuk bahan pemeriksaan yang terbaik adalah
darah dari ujung jari

• Bila menggunakan darah vena,sebaikanya darah


yang digunakan adalah darah yang belum
tercampur dengan anti koagulan (darah yang
masih dalam spuit) sediaan darah harus segera
dibuat sebelum darah membeku.
• Bila menggunakan darah dengan anti koagulan
harus segera dibuat SD malaria,karena bila
sudah lebih dari 1 jam,jumlah parasit berkurang
dan morfologi dapat berubah.
• Untuk darah yang dimasukkan ke dalam tabung
yang berisi anti koagulan,tabung tersebut harus
di isi penuh dengan darah yang akan diperiksa
B. JENIS SEDIAAN DARAH

Jenis sediaan darahuntuk membuat SD malaria dibuat 2 jenis


SD,yaitu sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.
• Sediaan darah tebal

Terdiri dari sejumlah besar sel darah yang terhemolisis.


Parasite yang ada terkonsentrasi pada area yang lebih
kecil sehingga akan lebih cepat terlihat di bawah
mmikroskop.
• Sediaan darah tipis

Terdiri dari satu lapisan sel darah merah


yang tersebar dan digunakan untuk
membantu identifikasi parasit malaria
setelah ditemukan dalam SD tebal.
C. PEMBUIATAN SEDIAAN DARAH

• Pegang tangna kiri pasien dengan posisi telapak


tangan menghadap keatas.
o Pilih jari tengah atau jari manis (pada
bayi usia 6-12 bulan darah diambil dari
ujung jari kaki dan bayi <6 bulan darah
diambil dari tumit).
o Bersihkan ujung jari dengan kapas
alkohol
untuk menghilangkan kotoran dan minyak
yang menempel pada jari tersebut. o Setelah
kering, jari ditekan agar darah banyak
terkumpul di ujung jari
o Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir,
dekat kuku) secara cepat dengan
menggunakan lancet.
o Tetes darah pertama yang keluar
dibersihkan dengan kapas kering, untuk
menghilangkan bekuan darah dan sisa
alkohol.
o Tekan kembali ujung jari sampai darah
keluar, ambil object glass bersih (pegang
object glass di bagian tepinya). Posisi
object glass berada di bawah jari tersebut.
o Teteskan 1 tetes kecil darah (± 2𝜇𝐿) di
bagian tengah object glass untuk SD tipis.
Selanjutnya 2-3 tetes kecil darah (± 6𝜇𝐿) di
bagian ujung untuk SD tebal.
o Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan
kapas.
o Letakkan object glass yang berisi tetesan
darah diatas meja atau permukaan yang
rata.
o Untuk mebuat SD tipis, ambil object glass
baru(object glass kedua) tetapi bukan
cover glass.Tempelkan ujungnya pada
tetes darah kecil sampai darah tersebut
menyebar sepanjang object glass.
o Dengan sudut 45° geser object glass
tersebut dengan cepat kea rah yang
berlawanan dengan tetes darah tebal,
sehingga di dapatkan sediaan
hapus(seperti bentuk lidah)


Untuk sediaan darah tebal, ujung object glass
ke dua di tempelkan pada ke tiga tetes darah
tebal. Darah dibuat homogen dengan cara
memutar ujung object glass searah jarum jam,
sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm.

• Pemeberian label/etiket pada bagian ujung


object glass dekat sediaan darah tebal, biasa
menggunakan kertas label atau object glass
prosted. Pada label dituliskan kode/inisial
nama/tanggal pembuatan.

• Proses pengeringan sedian darah harus di


lakukan secara perlahan-lahan di tempat yang
datar. Tidak dianjurkan menggunakan lampu
(termasuk lampu mikroskop), hairdryer. Hal ini
dapat menyebabka sediaan darah menjadi
retak-retak.

• Tuang larutan giemsa 3% dari tepi hingga


menutupi seluruh permukaan object glass.
Bairkan selama 45– 60 menit.

• Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan


dari tepi objeck glass sampai larutan giemsa
yang terbuang menjadi jernih. Angkat dan
keringkan sediaan darah,setelah kering
sediaan darah siap diperiksa.

• Pada keadaan darurat dapat dipakai


pewarnaan cepat dengan larutan giemsa 10%
pada pH 7,2 dengan mencampur 1 cc giemsa
stock dan 9 cc larutan buffer selama 25 menit.
Dalam hal ini pewarnaan standar tetap di
lakukan.
D. PEMERIKSAAN RUTIN UNTUK SEDIAAN DARAH
MALARIA.

• Pemeriksaan sediaan darah tebal

• Sediaan darah diletakkan pada meja sediaan


mikroskop

• Lihat sediaan darah dengan lensa objektif 10x dan


fokuskan lapang pandang pada bagian tepi
sediaan darah tebal
• Teteskan minyak imersi salah satu bagian darah
tebal

• Ganti lensa objektif dengan pembesaran 100x

• Fokuskan lapang pandang dengan memutar


micrometer sampai leukosit terlihat jelas. Periksa
sediaan darah dengan mengerakkan meja sediaan
dengan arah ke kiri dan ke kanan secara zig-zag

• Pemeriksaan rutin tebal di nyatakan negative bila


tidak ditemukan parasite pada 200 lapang
pandang. Bila di temukan parasite, pemeriksaan
dilanjutkan dengan 100 lapangan pandang
sebelum diagnose ditegakan. Hal ini di lakukan
untuk memastikan ada tidaknya infeksi campuran.
• Pemeriksaan sediaan darah tipis

• Sediaan darah di letakkan pada meja sediaan


mikroskop
• Lihat sediaan darah dengan lensa objektif
pembesaran 10x dan fokuskan lapang pandang
pada bagian ujung hapusan darah tipis.

• Teteskan minyak imersi pada salah satu bagian


ujung sediaan darah tipis

• Ganti lensa objektif dengan pembesaran100x

• Fokuskan lapang pandang dengan memutar


micrometer sampai eritrosit terlihat jelas. Periksa
sediaan darah dengan menggerakkan meja kearah
kiri dan ke kanan sesuai arah panah atau zig-zag
• Pemeriksaan di lakukan sampai 100 lapangan
pandang untuk menentukan negative bila
diperlukan dapat di lihat sampai 400 lapang
pandang.
• Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan
morfologi parasite

• Menghitung jumlah parasite sediaan darah

Ada 2 metode yang digunakan untuk menghitung


jumlah parasite yaitu : Jumlah parasite/𝜇𝐿 darah dihitung
berdasarkan jumlah leukosit pada sediaan darah tebal
(standar = 8.000/ 𝜇𝐿).
Untuk penghitungan parasite diperlukan 2 buah tally counter.
Satu tally counter untuk menghitung parasite, dan yang
lainnya untuk menghitung leukosit. o Bila pada 200 leukosit
ditemukan 10 parasit atau lebih, catat hasilnya per 200
leukosit.
o Bila pada 200 leukosit hanya ditemukan 9
parasit atau kurang, lanjutkan pemeriksaan
sampai menjadi 500 leukosit, catat hasilnya
per 500 leukosit.
o Jadi jumlah parasite dalam 1 𝜇𝐿 darah :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 𝑥 8.000

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡

• Apabila perhitungan parasite dilakukan terhadap 200


leukosit maka jumlah parasite dikalikan 40.Bila
perhitungan parasite dilakukan terhadap 500 leukosit,
jumlah parasite dikalikan 16.
• Secara umum jumlah gametosit dan stadium aseksual
dihitung secara terpisah.
d. Secara semi kuantitatif atau system plus. Merupakan metode
yang lebih sederhana untuk menghitung parasite dalam
sediaan darah tebal. Namun cara ini kurang memuaskan,
hanya dilakukan apabila perhitungan dengan metode a) tidak
memungkinkan. System ini menggunakan kode 1+sampai 4+
seperti dibawah ini :1) + = 1 sampai 10 parasit dalam 100
lapang pandang sediaan darah tebal. 2)
++ = 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang
sediaan darah tebal. 3) +++ = 1 sampai 10 salam 1 lapang
pandang sediaan darah tebal. 4) ++++ = >10 parasit dalam 1
lapang pandang tebal.
E. PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN SEDIAAN
d
Informasi yang harus dicatat dari pasien yang
darahnya adalah:

a. Wilayah, provinsi atau kecamatan


pemeriksaan dilakukan

b. Alamat lengkap pasien (jalan, RT/RW, dsb)

c. Nama, umur dan jenis kelamin pasien

d. Kode sediaan darah

e. Hasil pemeriksaan ;

7. Bagan alir -

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan Kondisi Mikroskop

1.UGD
9. Unit terkait 2.Poli Umum
3.Poli KIA KB
10. Dokumen a. buku register laboratorium
Terkait b. permintaan pemeriksaan laboratorium

Yang Isi
No. diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
11. Rekaman
historis
perubahan
PEMERIKSAAN RDT MALARIA

PEMERIKSAAN PARASIT MALARIA


No. SOP :

S
O No. Revisi : 00
P Tgl Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD
Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP:19790718200312 1 003
NANU

1. Pengertian Pemeriksaan parasit malaria adalah : pemeriksaan darah


penderita yang diduga malaria, baik secara pemeriksaan
mikroskopis maupun pemeriksaan cepat dengan Rapid
Diagnostic test (RDT). Penderita dinyatakan positif malaria
apabila pada pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan
Plasmodium sp. dalam darahnya atau apabila pemeriksaan RDT
positif.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
parasit malaria dan untuk menigkatkan mutu
diagnosis pemeriksaan darah malaria disemua fasilitas
pelayanann kesehatan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor :


Jenis
Pelayanan Laboratorium
4. Referensi Manual petunjuk Rapid diagnostic Test (RDT)

5. Prosedur a. Alat :

• Lancet steril

• Rdt Malaria

• Pipet tetes

• mikroskop

b. Bahan :

• Spesimen darah

• Buffer malaria

6. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke


langkah laboratorium
2. Petugas menerima lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium
3. Petugas mencocokkan identitas yang tertera pada lembar

permintaan dengan menanyakan pada pasien.

4. Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan


dilakukan

5. Petugas menulis di buku register laboratorium dengan


nama, alamat, umur .
6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yanag akan
digunakkan.

7. Petugas meminta persetujuan pada pasien untuk


pengambilan darah.
8. Dilakukan pemasangan tourniquet kemudian minta pasien
untuk mengepalkan tangannya.
9. Petugas membersihkan daerah yang akan di ambil darah
menggunakan swab alcohol.
10. Dilakukan pengambilan darahdi daerah mediana cubiti/
cephalica.
11. Darah yang telah di ambil di teteskan pada sumuran
pertama (1) RDT malaria. Kemudian di teteskan buffer 1-3
tetes pada sumuran kedua (2) pada RDT malaria.
12. Di tunggu hasil kurang lebih 15 – 20 menit.
13. Dicatat hasil

Interpretasi Hasil

➢ Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis


control dan zona garis test
➢ Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis
control

1. Bagan alir -

2. Hal-hal Kondisi Pasien


yang perlu
diperhatika
n

3. Unit terkait 1.UGD


2.Poli Umum
3.Poli KIA KB
4. Dokumen g. buku register laboratorium
Terkait h. permintaan pemeriksaan laboratorium
5. Rekaman
No. Yang Isi Tanggal mulai diberlakukan
historis diubah perubahan
perubahan
PEMERIKSAAN SIFILIS
No. SOP :

S
No. Revisi : 00
O
P Tgl Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD
Ignasius M.Hurint,A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP:19790718200312 1 003
NANU

Pemeriksaan sifilis merupakan pemeriksaan laboratorium


dengan bahan pemeriksaan plasma yang bertujuan untuk
1. Pengertian mendeteksi ada atau tidaknya antigen spesifik untuk sifilis

Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah bagi petugas


. laboratorium untuk mengetahui adanya penyakit sifilis.
2. Tujuan

SK Kepala Puskesmas Nomor :


3. ebijakan Tentang Jenis Pelayanan Laboratorium
Panduan Insert Kit sifilis
4. Referensi
a. Alat :
• Rapid diagnose test sifilis
• Dispo 1 cc
• Tourniquet
5. Alat dan bahan • Swab alcohol
b. Bahan :
• Spesimen darah
 Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
laboratorium
 Petugas menerima lembar permintaan
pemeriksaan laboratorium aa. Petugas mencocokkan
identitas yang tertera pada lembar permintaan dengan
6. Prosedur/ menanyakan pada pasien.
Langkah-
Langkah  Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan
dilakukan cc. Petugas menulis di buku register laboratorium
dengan nama, alamat, umur .
 Petugas mempersiapkan alat dan bahan yanag akan
digunakkan.
 Petugas meminta persetujuan pada pasien untuk
pengambilan darah.
 Dilakukan pemasangan tourniquet kemudian minta pasien
untuk mengepalkan tangannya. gg. Petugas membersihkan
daerah yang akan di ambil darah menggunakan swab
alcohol.
 Dilakukan pengambilan darah di daerah mediana cubiti/
cephalica. ii. Darah yang telah di ambil di teteskan pada
sumuran RDT sifilis. jj. Di tunggu hasil kurang lebih 15-20
menit.
Interpretasi Hasil
• Positif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis control
dan zona garis test
• Negatif : Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis control
Di catat hasil

7. Bagan alir -

8. Hal-hal Jika terjadi kesalahan penulisan identitas, maka akan terjadi


yang perlu kesalahan pengobatan yang bisa berakibat fatal. Oleh karena itu
diperhatika petugas wajib memperhatikan identitas pasien.
n
9. nit terkait Ruang laboratorium

i. buku register laboratorium


10. Dokumen
Terkait j. permintaan pemeriksaan laboratorium

No. Yang diubah Isi Tanggal mulai diberlakukan


perubahan
11. Rekaman
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai