Anda di halaman 1dari 27

Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP

Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN


JARINGAN SEMANTIK

A. TUJUAN
1. Mampu memahami konsep teknik pencarian buta atau blind search.
2. Mampu mengimplementasikan grafik pohon pada konsep pencarian buta.
3. Mampu membuat Python Code untuk teknik pencarian buta bread first search.
4. Mampu membuat Python Code untuk teknik pencarian buta depth first search.
5. Mampu membuat Python Code untuk mengetahui urutan node yang
dibaca sesuai dengan teknik yang digunakan.

B. LANDASAN TEORI
Ada beberapa algoritma yang dikategorikan ke dalam teknik pencarian blind search.
 Breadth First Search (BFS)
 Depth First Search (DFS)
 Uniform Cost Search (UCS)
 Depth Limited Search (DLS)
 Iterative Deepening Search (IDS)
 Bidirectional Search (BS)
Terdapat 4 komponen yang harus didefinisikan ketika mencari solusi dari
sebuah permasalahan pada teknik pencarian blind search.
1. Initial state
2. Goal State
3. Menentukan/menemukan urutan untuk mencapai Goal State
4. Biaya (cost) menemukan solusi (khusus algoritma Uniform Cost Search (UCS)).
Semua algoritma di atas mempunyai strategi dengan mencari goal yang dimulai
dari initial state. Terminologi tree dipilih sebagai salah satu teknik pencarian
untuk mencapai goal. Berikut penjelasan algoritma yang dikategorikan ke dalam
kelas blind search.
 Breadth First Search (BFS): adalah algoritma yang menjelajah node root
pertama sekali, kemudian menjelajah semua successor dari node root,
kemudian menjelajah semua successor dari successor, dan seterusnya sampai
successor yang terakhir. Fringe merupakan struktur data queue First In First
Out (FIFO).
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Depth First Search (DFS): selalu menjelajah node yang paling dalam pada tree.
Fringe merupakan struktur data queue (stack) Last In First Out (LIFO).

 Uniform Cost Search (UCS): merupakan modifikasi dari BFS dengan selalu
menjelajah node yang paling sedikit cost-nya pada fringe menggunakan path
cost function g(n) (misalnya biaya (banyaknya langkah) dari initial state ke
node n). Node disusun dengan algoritma queue untuk menentukan jumlah
(biaya) untuk mencapai node n.
 Depth Limited Search (DLS): Kegagalan algoritma DFS dalam menyediakan
space (memory) dapat diatasi dengan menentukan terlebih dahulu depth limit l,
yaitu node pada depth l diperlakukan seolah-olah mereka tidak memiliki
successors.
 Iterative Deepening Depth First Search (IDS): secara umum strategi algoritma
ini biasanya digunakan dengan mengkombinasikan algoritma depth first tree
search yang mencari the best depth limit. Ini dilakukan dengan menambahkan
limit dari 0, kemudian 1, kemudian 2, and dan seterusnya sampai goal-nya
ditemukan.
 Bidirectional Search (BS): Ide dari algoritma ini adalah untuk mencari secara
bersamaan baik dari goal ke initial state dan dari the initial state ke goal, dan
berhenti ketika kedua langkah pencarian bertemu di pertengahan pencarian.
Disini, terdapat dua fringe, fringe pertama digunakan untuk langkah dari initial
state ke goal (forward) dan fringe satu lagi untuk langkah dari goal ke initial
state (backward). Setiap fringe diimplementasikan dengan algoritma LIFO atau
FIFO tergantung dari strategi pencarian yang digunakan (misalnya
Forward=BFS, Backward=DFS).
Pada metode Pencarian Melebar Pertama (Breadth-First Search), semua node
pada level n akan dikunjungi terlebih dahulu sebelum mengunjungi node-node
pada level n+1. Pencarian dimulai dari node akar terus ke level ke-1 dari kiri ke
kanan, kemudian berpindah ke level berikutnya demikian pula dari kiri ke kanan
hingga ditemukannya solusi, seperti gambar dibawah ini.

Keuntungan Breadth-First Search, yaitu: a. Tidak akan menemui jalan


buntu. b. Jika ada satu solusi, maka breadth-first search akan menemukannya. Dan
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

jika ada lebih dari satu solusi, maka solusi minimum akan ditemukan.
Kelemahan Breadth-First Search, yaitu: a. Membutuhkan memori yang
cukup banyak, karena menyimpan semua node dalam satu pohon. b. Membutuhkan
waktu yang cukup lama, karena akan menguji n level untuk mendapatkan solusi
pada level yang ke-(n+1).
Pada Pencarian Mendalam Pertama (Depth-First Search), proses
pencarian akan dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke
node-node yang selevel. Pencarian dimulai dari node akar ke level yang lebih
tinggi. Proses ini diulangi terus hingga ditemukannya solusi, seperti gambar

dibawah ini.
Keuntungan Depth-First Search, yaitu: a. Membutuhkan memori yang
relatif kecil, karena hanya node-node pada lintasan yang aktif saja yang disimpan.
b. Secara kebetulan, metode depth-first search akan menemukan solusi tanpa harus
menguji labih banyak lagi dalam ruang keadaan.
Kelemahan Depth-First Search, yaitu a. Memungkinkan tidak
ditemukannya tujuan yang diharapkan. b. Hanya akan mendapatkan 1 solusi pada
setiap pencarian.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

C. PERENCANAAN PROGRAM
 Flowchart Program
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

D. IMPLEMENTASI

1. BFS
 Tambahkan pembacaan library pada google collab

 Pada program berikut adalah perintah untuk membuat grafik jaringan semantic dan
dilanjutkan dengan perintah untuk pembuatan node. definisi ini untuk membuat
perintah menentukan node utama dan node dibawahnya (termasuk node paling
ujung atau akhir) pada grafik pohon. definisi ini untuk perintah untuk membuat
link /edge antar node.

 Pada program selanjutnya adalah untuk mengetahui penerus (successor) sebuah


node, maka ditulislah perintah input variable yang dibutuhkan, dan perintah while
untuk mengetahui penerus (successor) sebuah node, disertai dengan perintah untuk
menampilkan node dan penerus (successor).
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada cell berikutnya adalah untuk menentukan urutan pembacaan node dengan
metode BFS, dengan menambahkan input variable yang dibutuhkan, dan perintah
untuk urutan pembacaan node dengan metode BFS.

 Pada cell berikutnya adalah untuk menentukan jalur dari node sumber ke node
tujuan dengan menambahkan input node tujuan, input variable yang dibutuhkan,
perintah untuk mengetahui jalur dari node sumber ke node tujuan, dan disertai
dengan perintah untuk menampilkan jalur yang telah diketahui
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada cell berikutnya adalah untuk membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui, dengan menambahkan perintah untuk mengetahui
jalur hasil hubungan yang ingin diketahui, perintah membuat daftar jalur dan
menetapkan warna berdasarkan apakah jalur tersebut berada di jalur hasil
hubungan yang ingin diketahui atau tidak, perintah untuk membuat layout grafik
pohon, dan disertai dengan perintah perintah menampilkan grafik pohon.

 Pada cell berikutnya adalah untuk membuat perintah untuk mendapatkan berbagai
hal yang dapat diketahui pada grafik pohon metode BFS, dengan menambahkan
perintah untuk mengetahui urutan pembacaan node metode BFS, perintah untuk
mengetahui node pendahulunya, perintah untuk mengetahui level node, perintah
untuk mengetahui jalur node yang ingin diketahui, perintah untuk mengetahui
jumlah node yang ada di grafik, perintah untuk mengetahui jumlah jalur yang ada
di grafik, perintah untuk mengetahui nama node yang ada di grafik, perintah untuk
mengetahui nama jalur dan hubungannya yang ada di grafik, dan perintah untuk
mengetahui jumlah node yang terhubung pada node itu sendiri.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

2. DFS
 Menentukan node dengan mengimplementasikan grafik pohon
Pada program program G = nx.DiGraph() digunakan untuk membuat objek
graf berarah. Terdapat juga relations yang merupakan daftar hubungan
dalam dalam bentuk tuple-tuple yang menyimpan informasi mengenai
hubungan antara berbagai entitas. Setiap tuple dalam daftar relations terdiri
dari tiga elemen, G.add_nodes_from([...]) digunakan untuk menambahkan
simpul-simpul (nodes) ke dalam objek grafik yang telah dibuat sebelumnya.
for i in relations: merupakan loop for yang akan mengiterasi melalui setiap
elemen (tuple) dalam daftar relations. Setiap elemen ini adalah informasi
tentang hubungan antara entitas atau konsep dalam bentuk (entitas1, entitas2,
hubungan).
G.add_edge(i[0], i[1], relation = i[2]): Dalam setiap iterasi loop, script ini
menggunakan metode add_edge dari objek grafik G untuk menambahkan sisi baru ke
dalam grafik. Dalam hal ini:
 i[0]: Merupakan entitas pertama dalam tuple i, yang akan menjadi simpul awal dari
sisi yang ditambahkan.
 i[1]: Merupakan entitas kedua dalam tuple i, yang akan menjadi simpul akhir dari
sisi yang ditambahkan.
relation = i[2]: Ini adalah argumen tambahan yang digunakan untuk memberikan
atribut atau informasi tambahan pada sisi yang ditambahkan. Dalam hal ini, atribut
tersebut diberi nama "relation" dan nilainya diambil dari elemen ketiga dalam tuple i,
yaitu i[2], yang mewakili hubungan antara dua entitas.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada program ini adalah untuk Mengetahui penerus (successor) sebuah


node dengan menambahkan input variable yang dibutuhkan dan
ditambahkan perintah while untuk mengetahui penerus (successor)
sebuah node. perintah untuk menampilkan node dan penerus
(successor).

 Pada program ini adalah Menentukan urutan pembacaann node dengan


metode DFS. input variable yang dibutuhkan. Tambahkan perintah
untuk urutan pembacaan node dengan metode DFS.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada program ini adalah Menentukan jalur dari node ke node tujuan.
Dengan menambahkan input node tujuan Tambahkan input variable
yang dibutuhkan. perintah untuk mengetahui jalur dari node sumber ke
node tujuan. Dan perintah untuk menampilkan jalur yang telah
diketahui.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada program ini adalah untuk Membuat grafik pohon dan jalur hasil
dari hubungan yang ingin diketahui. Tambahkan perintah untuk
mengetahui jalur hasil hubungan yang ingin diketahui. Danperintah
membuat daftar jalur dan menetapkan warna berdasarkan apakah
jalur tersebut berada di jalur hasil hubungan yang ingin diketahui
atau tidak. Dilakukan perintah untuk membuat layout grafik pohon.
Dan menampilkan grafik pohon

 Pada program ini adalah Membuat perintah untuk mendapatkan


berbagai hal yang dapat diketahui pada grafik pohon metode DFS.
Tambahkan perintah untuk mengetahui urutan pembacaan node
metode BFS. Ditambahkan perintah untuk mengetahui node
pendahulunya. Dan perintah untuk mengetahui urutan perjalanan
node dibaca, perintah untuk mengetahui jalur node yang ingin
diketahui, perintah untuk mengetahui jumlah node yang ada di
grafik, perintah untuk mengetahui jumlah jalur yang ada di grafik,
perintah untuk mengetahui nama node yang ada di grafik, perintah
untuk mengetahui nama jalur dan hubungannya yang ada di grafik.
Yang terakhir adalah perintah untuk mengetahui jumlah node yang
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

terhubung pada node itu sendiri.

TUGAS BFS

 Code program yang digunakan sama dengan yang dilakukan sebelumnya, hanya saja
mengubah source code pada cell kedua pada bagian relationsnya, seperti yang kita
inginkan. Pada tugas ini saya gunakan tema Kampus Indonesia.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada program ini adalah Menentukan jalur dari node ke node tujuan. Yang
nantinya dengan mencari node tujuan dari gadget yang akan dicari dan akan
memunculkan jalur dari node ke tujuan.

 Kode diabwah ini akan menghasilkan keluaran yang berisi informasi tentang
hasil dari algoritma BFS yang digunakan pada graf, termasuk urutan
pembacaan node, node pendahulu, level setiap node, jalur node yang dicari,
jumlah node, jumlah edge, list node, dan list edge, serta jumlah node yang
terhubung ke setiap node dalam graf tersebut.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

TUGAS DFS
 Program di bawah ini sama dengan program sebelumnya yang membedakan
adalah relations nya diisi sesuai tema yang diambil. Pada program ini adalah
tema mengenai Kampus Indonesia . Jadi semua yang berbuhubungan tentang
gadget ada pada program relations dan G.add_nodes_from

 Pada program ini adalah Menentukan jalur dari node ke node tujuan.
Dengan menambahkan input node tujuan Tambahkan input variable
yang dibutuhkan. perintah untuk mengetahui jalur dari node sumber ke
node tujuan. Dan perintah untuk menampilkan jalur yang telah
diketahui.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Menentukan urutan pembacaann node dengan metode DFS. input


variable yang dibutuhkan. Tambahkan perintah untuk urutan
pembacaan node dengan metode DFS.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

 Pada program ini adalah Menentukan jalur dari node ke node tujuan. Yang
nantinya dengan mencari node tujuan dari gadget yang akan dicari dan akan
memunculkan jalur dari node ke tujuan.

 Pada program ini adalah untuk Membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui. Setelah mencari node tujuan maka program
akan menampilkan gambar grafik dan terdapat garis merah yang
menunjukan jalur hasil node ke node tujuan

- Pada program ini adalah Membuat perintah untuk mendapatkan berbagai hal
yang dapat diketahui pada grafik pohon metode DFS. Maka program nantinya
akan mempunyai output Muncul urutan pembacaan,angka open dan loop
setiap node, jumlah total node, jumlah total edge,list semua node,list semua
edge.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. BFS
- Tampilan dari code program Pencarian buta metode BFS, yang dimana output
dibawah ini merupakan contoh ketika ingin menuju node D. Node tujuan nya
adalah D, maka akan menunujukan jalur node dari sumber tujuan yg akan dituju
adalah (A,D)

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui. Hubungan yg ingin diketahui adalah D, maka
pada gambar grafik akan menunjukan jalur yang ada pada garis merah.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

- TUGAS BFS
- Output dari Praktikum Pencarian Buta Metode BFS
Tampilan dari code program Pencarian buta metode BFS, yang dimana output
dibawah ini merupakan contoh ketika ingin menuju node UIN.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui. Hubungan yg ingin diketahui adalah UIN,maka
pada gambar grafik akan menunjukan jalur yang ada pada garis merah.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat perintah untuk mendapatlan


berbagai hal yang diketahui pada grafik pohon metode BFS. Muncul urutan
pembacaan,angka open dan loop setiap node, jumlah total node, jumlah total
edge,list semua node,list semua edge.

Urutan Pembacaan Node Metode DFS : ['Kampus', 'Akademik', 'UM',


'Akuntansi', 'Pendidikan Akuntansi', 'TI', 'Pendidikan Elektronika
Informatika', 'Unisma', 'Sipil', 'Teknik Sipil', 'UIN', 'Ekonomi
Syariah', 'Pendidikan Ekonomi', 'Ekonomi Bisnis', 'Manajemen',
'Vokasi', 'Polinema', 'Elektro', 'Jaringan Telekomunikasi Digital',
'Polines', 'Elektronika', 'Teknik Elektro Industri', 'Polban', 'Teknik
Konversi Energi', 'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik']
Node Pendahulunya : {'Kampus': None, 'Akademik': 'Kampus', 'Vokasi':
'Kampus', 'UM': 'Akademik', 'Unisma': 'Akademik', 'UIN': 'Akademik',
'Polinema': 'Vokasi', 'Polines': 'Vokasi', 'Polban': 'Vokasi',
'Akuntansi': 'UM', 'TI': 'UM', 'Sipil': 'Unisma', 'Ekonomi Syariah':
'UIN', 'Elektro': 'Polinema', 'Elektronika': 'Polines', 'Teknik
Konversi Energi': 'Polban', 'Pendidikan Akuntansi': 'Akuntansi',
'Pendidikan Elektronika Informatika': 'TI', 'Teknik Sipil': 'Sipil',
'Pendidikan Ekonomi': 'Ekonomi Syariah', 'Jaringan Telekomunikasi
Digital': 'Elektro', 'Teknik Elektro Industri': 'Elektronika', 'Teknik
Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik': 'Teknik Konversi Energi',
'Ekonomi Bisnis': 'UIN', 'Manajemen': 'Ekonomi Bisnis'}
Urutan Perjalanan Pembacaan Node DFS :
Kampus --> [0, 49]
Akademik --> [1, 28]
Vokasi --> [29, 48]
UM --> [2, 11]
Unisma --> [12, 17]
UIN --> [18, 27]
Polinema --> [30, 35]
Polines --> [36, 41]
Polban --> [42, 47]
Akuntansi --> [3, 6]
TI --> [7, 10]
Sipil --> [13, 16]
Ekonomi Syariah --> [19, 22]
Elektro --> [31, 34]
Elektronika --> [37, 40]
Teknik Konversi Energi --> [43, 46]
Pendidikan Akuntansi --> [4, 5]
Pendidikan Elektronika Informatika --> [8, 9]
Teknik Sipil --> [14, 15]
Pendidikan Ekonomi --> [20, 21]
Jaringan Telekomunikasi Digital --> [32, 33]
Teknik Elektro Industri --> [38, 39]
Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik --> [44, 45]
Ekonomi Bisnis --> [23, 26]
Manajemen --> [24, 25]
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

Jalur Node Yang Ingin Diketahui : [('Kampus', 'Akademik'),


('Akademik', 'UIN'), ('UIN', 'Ekonomi Bisnis'), ('Ekonomi Bisnis',
'Manajemen')]
Jumlah Total Node : 25
Jumlah Total Edge : 24
List Semua Node : ['Kampus', 'Akademik', 'Vokasi', 'UM', 'Unisma',
'UIN', 'Polinema', 'Polines', 'Polban', 'Akuntansi', 'TI', 'Sipil',
'Ekonomi Syariah', 'Elektro', 'Elektronika', 'Teknik Konversi Energi',
'Pendidikan Akuntansi', 'Pendidikan Elektronika Informatika', 'Teknik
Sipil', 'Pendidikan Ekonomi', 'Jaringan Telekomunikasi Digital',
'Teknik Elektro Industri', 'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga
Listrik', 'Ekonomi Bisnis', 'Manajemen']
List Semua Edges : [('Kampus', 'Akademik'), ('Kampus', 'Vokasi'),
('Akademik', 'UM'), ('Akademik', 'Unisma'), ('Akademik', 'UIN'),
('Vokasi', 'Polinema'), ('Vokasi', 'Polines'), ('Vokasi', 'Polban'),
('UM', 'Akuntansi'), ('UM', 'TI'), ('Unisma', 'Sipil'), ('UIN',
'Ekonomi Syariah'), ('UIN', 'Ekonomi Bisnis'), ('Polinema', 'Elektro'),
('Polines', 'Elektronika'), ('Polban', 'Teknik Konversi Energi'),
('Akuntansi', 'Pendidikan Akuntansi'), ('TI', 'Pendidikan Elektronika
Informatika'), ('Sipil', 'Teknik Sipil'), ('Ekonomi Syariah',
'Pendidikan Ekonomi'), ('Elektro', 'Jaringan Telekomunikasi Digital'),
('Elektronika', 'Teknik Elektro Industri'), ('Teknik Konversi Energi',
'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik'), ('Ekonomi Bisnis',
'Manajemen')]
Jumlah Node Yang Terhubung Ke Node Sendiri : {'Kampus': 2, 'Akademik':
4, 'Vokasi': 4, 'UM': 3, 'Unisma': 2, 'UIN': 3, 'Polinema': 2,
'Polines': 2, 'Polban': 2, 'Akuntansi': 2, 'TI': 2, 'Sipil': 2,
'Ekonomi Syariah': 2, 'Elektro': 2, 'Elektronika': 2, 'Teknik Konversi
Energi': 2, 'Pendidikan Akuntansi': 1, 'Pendidikan Elektronika
Informatika': 1, 'Teknik Sipil': 1, 'Pendidikan Ekonomi': 1, 'Jaringan
Telekomunikasi Digital': 1, 'Teknik Elektro Industri': 1, 'Teknik
Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik': 1, 'Ekonomi Bisnis': 2,
'Manajemen': 1}

2. DFS

- Dibawah ini merupakan hasil output dari menentukan jalur dari node sumber
ke node tujuan. Node tujuan nya adalah C, maka akan menunujukan jalur node
dari sumber tujuan yg akan dituju adalah (A,B,C)

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui. Hubungan yg ingin diketahui adalah C, maka
pada gambar grafik akan menunjukan jalur yang ada pada garis merah.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat perintah untuk mendapatlan


berbagai hal yang diketahui pada grafik pohon metode DFS. Muncul urutan
pembacaan,angka open dan loop setiap node, jumlah total node, jumlah total
edge,list semua node,list semua edge.

- TUGAS DFS

- Dibawah ini merupakan hasil output dari menentukan jalur dari node sumber
ke node tujuan. Node tujuan nya adalah Teknik Pembangkit Tenaga Listrik,
maka akan menunujukan jalur node dari sumber tujuan yg akan dituju yaitu
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

['Kampus', 'Vokasi', 'Polban', 'Teknik Konversi Energi',


'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik']

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat grafik pohon dan jalur hasil dari
hubungan yang ingin diketahui. Hubungan yg ingin diketahui adalah Teknik
Pembangkit Tenaga Listrik, maka pada gambar grafik akan menunjukan jalur
yang ada pada garis merah.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

- Dibawah ini merupakan hasil dari membuat perintah untuk mendapatlan


berbagai hal yang diketahui pada grafik pohon metode DFS dengan temannya
adalah gadget maka akan muncul urutan pembacaan,angka open dan loop
setiap node, jumlah total node, jumlah total edge,list semua node,list semua
edge.

Urutan Pembacaan Node Metode DFS : ['Kampus', 'Akademik', 'UM',


'Akuntansi', 'Pendidikan Akuntansi', 'TI', 'Pendidikan Elektronika
Informatika', 'Unisma', 'Sipil', 'Teknik Sipil', 'UIN', 'Ekonomi
Syariah', 'Pendidikan Ekonomi', 'Ekonomi Bisnis', 'Manajemen',
'Vokasi', 'Polinema', 'Elektro', 'Jaringan Telekomunikasi Digital',
'Polines', 'Elektronika', 'Teknik Elektro Industri', 'Polban', 'Teknik
Konversi Energi', 'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik']
Node Pendahulunya : {'Kampus': None, 'Akademik': 'Kampus', 'Vokasi':
'Kampus', 'UM': 'Akademik', 'Unisma': 'Akademik', 'UIN': 'Akademik',
'Polinema': 'Vokasi', 'Polines': 'Vokasi', 'Polban': 'Vokasi',
'Akuntansi': 'UM', 'TI': 'UM', 'Sipil': 'Unisma', 'Ekonomi Syariah':
'UIN', 'Elektro': 'Polinema', 'Elektronika': 'Polines', 'Teknik
Konversi Energi': 'Polban', 'Pendidikan Akuntansi': 'Akuntansi',
'Pendidikan Elektronika Informatika': 'TI', 'Teknik Sipil': 'Sipil',
'Pendidikan Ekonomi': 'Ekonomi Syariah', 'Jaringan Telekomunikasi
Digital': 'Elektro', 'Teknik Elektro Industri': 'Elektronika', 'Teknik
Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik': 'Teknik Konversi Energi',
'Ekonomi Bisnis': 'UIN', 'Manajemen': 'Ekonomi Bisnis'}
Urutan Perjalanan Pembacaan Node DFS :
Kampus --> [0, 49]
Akademik --> [1, 28]
Vokasi --> [29, 48]
UM --> [2, 11]
Unisma --> [12, 17]
UIN --> [18, 27]
Polinema --> [30, 35]
Polines --> [36, 41]
Polban --> [42, 47]
Akuntansi --> [3, 6]
TI --> [7, 10]
Sipil --> [13, 16]
Ekonomi Syariah --> [19, 22]
Elektro --> [31, 34]
Elektronika --> [37, 40]
Teknik Konversi Energi --> [43, 46]
Pendidikan Akuntansi --> [4, 5]
Pendidikan Elektronika Informatika --> [8, 9]
Teknik Sipil --> [14, 15]
Pendidikan Ekonomi --> [20, 21]
Jaringan Telekomunikasi Digital --> [32, 33]
Teknik Elektro Industri --> [38, 39]
Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik --> [44, 45]
Ekonomi Bisnis --> [23, 26]
Manajemen --> [24, 25]
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

Jalur Node Yang Ingin Diketahui : [('Kampus', 'Vokasi'), ('Vokasi',


'Polban'), ('Polban', 'Teknik Konversi Energi'), ('Teknik Konversi
Energi', 'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik')]
Jumlah Total Node : 25
Jumlah Total Edge : 24
List Semua Node : ['Kampus', 'Akademik', 'Vokasi', 'UM', 'Unisma',
'UIN', 'Polinema', 'Polines', 'Polban', 'Akuntansi', 'TI', 'Sipil',
'Ekonomi Syariah', 'Elektro', 'Elektronika', 'Teknik Konversi Energi',
'Pendidikan Akuntansi', 'Pendidikan Elektronika Informatika', 'Teknik
Sipil', 'Pendidikan Ekonomi', 'Jaringan Telekomunikasi Digital',
'Teknik Elektro Industri', 'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga
Listrik', 'Ekonomi Bisnis', 'Manajemen']
List Semua Edges : [('Kampus', 'Akademik'), ('Kampus', 'Vokasi'),
('Akademik', 'UM'), ('Akademik', 'Unisma'), ('Akademik', 'UIN'),
('Vokasi', 'Polinema'), ('Vokasi', 'Polines'), ('Vokasi', 'Polban'),
('UM', 'Akuntansi'), ('UM', 'TI'), ('Unisma', 'Sipil'), ('UIN',
'Ekonomi Syariah'), ('UIN', 'Ekonomi Bisnis'), ('Polinema', 'Elektro'),
('Polines', 'Elektronika'), ('Polban', 'Teknik Konversi Energi'),
('Akuntansi', 'Pendidikan Akuntansi'), ('TI', 'Pendidikan Elektronika
Informatika'), ('Sipil', 'Teknik Sipil'), ('Ekonomi Syariah',
'Pendidikan Ekonomi'), ('Elektro', 'Jaringan Telekomunikasi Digital'),
('Elektronika', 'Teknik Elektro Industri'), ('Teknik Konversi Energi',
'Teknik Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik'), ('Ekonomi Bisnis',
'Manajemen')]
Jumlah Node Yang Terhubung Ke Node Sendiri : {'Kampus': 2, 'Akademik':
4, 'Vokasi': 4, 'UM': 3, 'Unisma': 2, 'UIN': 3, 'Polinema': 2,
'Polines': 2, 'Polban': 2, 'Akuntansi': 2, 'TI': 2, 'Sipil': 2,
'Ekonomi Syariah': 2, 'Elektro': 2, 'Elektronika': 2, 'Teknik Konversi
Energi': 2, 'Pendidikan Akuntansi': 1, 'Pendidikan Elektronika
Informatika': 1, 'Teknik Sipil': 1, 'Pendidikan Ekonomi': 1, 'Jaringan
Telekomunikasi Digital': 1, 'Teknik Elektro Industri': 1, 'Teknik
Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik': 1, 'Ekonomi Bisnis': 2,
'Manajemen': 1}
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

F. KESIMPULAN

Pencarian dalam ruang keadaan adalah suatu konsep yang mendasar dalam kecerdasan
buatan yang digunakan untuk mencari solusi atau jalur terbaik dalam lingkungan yang
kompleks. Dalam konteks pencarian buta, kita akan fokus pada metode BFS (Breadth-
First Search) dan metode DFS (Depth-First Search), yang merupakan dua pendekatan
utama dalam pencarian buta.

BFS adalah metode yang digunakan untuk menjelajahi graf atau ruang keadaan secara
melebar. Pencarian dimulai dari simpul awal dan dilanjutkan dengan mengeksplorasi
semua simpul yang terhubung pada kedalaman yang sama sebelum bergerak ke
kedalaman berikutnya. Metode ini memiliki keunggulan dalam menemukan solusi
terpendek karena mengeksplorasi simpul terdekat terlebih dahulu. Namun, ini bisa
memakan banyak memori jika graf memiliki cabang yang sangat banyak.

Sementara itu, DFS adalah metode pencarian yang berfokus pada eksplorasi kedalaman
sebelum melanjutkan ke cabang-cabang lain. Pencarian dimulai dari simpul awal dan
terus digali lebih dalam hingga mencapai simpul akhir atau mencapai batas kedalaman
tertentu. DFS lebih hemat memori dibandingkan dengan BFS karena hanya perlu
menyimpan simpul yang ada pada jalur saat ini. Namun, DFS tidak selalu menemukan
solusi terpendek.

Jadi, metode BFS dan DFS adalah dua metode utama dalam pencarian buta yang
digunakan untuk menjelajahi ruang keadaan. Keduanya memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. BFS cenderung lebih baik dalam menemukan solusi
terpendek, sementara DFS dapat lebih hemat memori. Pemilihan metode tergantung
pada jenis masalah yang dihadapi dan tujuan pencarian yang diinginkan. Seiring
dengan kemajuan teknologi dan pengembangan algoritma pencarian, peran dan
aplikasi dari kedua metode ini tetap menjadi bagian penting dalam pemecahan
masalah di berbagai bidang.
Nama : Yurisman Lase LAPORAN WORKSHOP
Kelas : 3F-JTD KECERDASAN BUATAN
JARINGAN SEMANTIK

Anda mungkin juga menyukai