Anda di halaman 1dari 32

Cara Menyatakan Perbandingan

Ada dua cara untuk menyatakan perbandingan :


1. Berdasarkan Selisih
2. Berdasarkan Pembagian
Supaya lebih jelas, yu kita lihat pada contoh soal berikut ini :

Contoh soal :
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun. Bandingkan umur ayah terhadap umur
ibu !!

Jawab :
1. Berdasarkan Selisih
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun, maka selisihnya :
40 - 35 = 5 tahun

Jadi perbandingan umur ayah dengan umur ibu adalah selisih 5 tahun

2. Berdasarkan Pembagian
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun, maka hasil pembagiannya :
40/35 atau 40 : 35 = 8 : 7.

Jadi perbandingan umur ayah dengan umur ibu adalah 8 : 7

Kesimpulan
Jadi untuk menyatakan perbandingan itu ada dua cara :
1. Berdasarkan Selisih
2. Berdasarkan Pembagian

Cara Menghitung Skala Perbandingan


Tentunya untuk menghitung skala perbandingan bisa dilakukan dengan menggunakan
rumus perbandingan sekala.

Rumus Perbandingan Sekala :

Panjang asli (Pa)/Panjang model (Pm) = Lebar asli (La)/Lebar Model (Lm) = Tinggi

asli (Ta)/Tinggi model (Tm)

Adapun beberapa langkah untuk menjalankan rumus perbandingan skala :


1. Tentukan semua hal yang diketahui dan ditanyakan
2. Masukan semua hal yang diketahui pada rumus
3. Cari hal yang ditanyakan pada soal
Supaya lebih jelas yu kita praktikan dalam soal.

Contoh soal :
Pada sebuah gambar, lebar rumah 25 cm dan tinggi pintu 5 cm. Jika tinggi pintu
sebenarnya 2m, tentukanlah lebar pintu rumah sebenarnya !!!

Jawab :
Langkah ke-1
Tentukan semua hal yang diketahui dan ditanyakan.
Diketahui :
Lebar model (Lm) = 25cm
Tinggi model (Tm) = 5cm
Tinggi asli (Ta) = 2,5m = 250cm
Ditanyakan :
Lebar asli (La) =....???

Langkah ke-2

Masukan semua hal yang diketahui pada rumus.


Panjang asli (Pa)/Panjang model (Pm) = Lebar asli (La)/Lebar Model (Lm) = Tinggi asli
(Ta)/Tinggi model (Tm)
Lebar asli (La)/25cm= 250cm/5cm

Langkah ke-3

Cari hal yang ditanyakan pada soal.


Hal yang ditanyakan pada soal adalah lebar asli (La). Maka untuk mencari La kita harus
mengkali silang rumus karena merupakan perbandingan senilai. Jadi :
La/25cm= 250cm/5cm
La x 5cm = 250cm x 25cm
5La = 6.250cm
5La x 1/5= 6.250cm x 1/5
La = 1.250cm

Jadi lebar pintu rumah sebenarnya adalah 1.000cm atau 12,5m

Kesimpulan
Untuk perbandingan yang melibatkan skala suatu benda biasanya selalu dengan
perbandingan senilai, jadi kita operasikan rumus dengan langsung kali silang saja.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentangCara Menghitung Perbandingan Segmen
Garis, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !

Gambar 1
Cara Menghitung Perbandingan Segmen Garis
Untuk cara menghitung perbandingan segmen garis bisa dilakukan dengan rumus
perbandingan segmen garis, yaitu :

Rumus Perbandingan Segmen Garis :

Perhatikan gambar di atas !!!

Misalkan diketahui titik C berada di antara titi A dan titik B, sehingga : AC : CB =

m : n, Maka Rumus perbandingan segmen garisnya :

AC : CB = m : n

AC : AB = m : (m + n)

CB : AB = n : (m + n)
Contoh Soal perbandingan segmen garis :

Jika panjang AB = 15cm, dan AP : PB = 2 : 3, tentukanlah panjang AP dan PB !!!

Penyelesaian soal perbandingan segmen garis :


Jawab :
Diketahui :
AB = 15
AP : PB = 2 : 3 = m : n

Ditanyakan :
AP = ???
PB = ???

Untuk menjawabnya kita gunakan rumus perbandingan segmen garis, maka :


Karena pada rumus sebagai titik tantara A dan B adalah C maka kita ganti
dengan P karena pada soal titik P yang berada diantara titik A dan titik B :
AP : PB = 2 : 3
AP : AB = 2 : (2 + 3)
AP : AB = 2 : 5
PB : AB = 3 : (2 + 3)
PB : AB = 3 : 5

AP : 15cm = 2 : 5
AP/15cm = 2/5
(AP/15cm) x 15 = (2/5) x 15cm, (Kedua ruas dikali dengan 15 untuk menyederhanakan)
AP = 6cm

PB : 15cm = 3 : 5
PB/15cm = 3/5
(PB/15cm) x 15 = 3/5 x 15, (Kedua ruas dikali dengan 15 untuk menyederhanakan)
PB = 9cm

Jadi panjang AP dan PB adalah 6cm dan 9cm

Rumus Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai


Sifat-Sifat Perbandingan Senilai
Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Perbandingan Senilai dan Berbalik
Nilai, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out
Pengertian Perbandingan
Perbandingan adalah bentuk dari suatu pembagian antara besaran sejenis a dan b,
yang dapat dinyatakan dalam bentuk seperti berikut:
a : b = a/b

Ada dua macam perbandingan , yaitu :


1. Perbandingan seniai
2. Perbandingan tak senilai

1. Rumus Perbandingan Senilai (Perbandingan Seharga)


Perbandingan senilai terjadi apabila besaran yang pertama nilainya semakin besar,
maka besaran kedua juga nilainya akan semakin besar, begitupun sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Banyak
No Harga Buku
Buku
1 2 Rp.2.000,00
2 4 Rp.4.000,00
3 6 Rp.6.000,00

Dan apabila kita gambarkan Grafik Perbandingan Senilai, menjadi :

Dari grafik terlihat bahwa garis grafiknya semakin ke kanan semakin ke atas.
Maka didapat rumus perbandingan senilai :
a/b = p/q maka a x q = b x p

Contoh :
Jika Chindy membeli 2 buku dengan harga Rp.8.000,00, maka berapakah jumlah buku
yang bisa didapat Pajar jika fajar hanya memiliki uang Rp.4.000,00???
Jawab :
a=2
b=?
p = 8000

q = 4000
a/b = p/q maka a x q = b x p
2/b =8000/4000 maka 2 x 4000 = b x 8000 maka 8000 = 8000b maka 8000/8000 = b
maka 1 = b
Maka buku yang didapat fajar hanyalah satu buah buku.
2. Rumus Perbandingan tak senilai ( Perbandingan Berbalik Nilai)
Perbandingan tak senilai terjadi jika besaran yang pertama semakin besar, maka
besaran yang kedua nilainya akan semakin kecil , begitupun sebaliknya. Perbandingan
tak senilai ini merupakan kebalikan dari perbandingan senilai.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Kecepatan
No Waktu (jam)
(km/jam)
1 1 60
2 2 20
3 3 12
Perhatikan tabel diatas jika kita memacu kecepatan kita semakin cepat maka waktu
yang didapatkan pun akan semakin singkat.

maka apabila kita gambarkan Grafik Perbandingan Tak Senilai, menjadi :

dari grafik bisa dilihat bahwa garis grafiknya semakin ke kanan semakin menurun.
Maka didapat rumus perbandingan berbaik nilai :
a/b = p/q maka a x p = b x q

Contoh :
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 15 orang dengan waktu 3 bulan. Jika
pekerjaan tersebut hanya dikerjakan oleh 9 orang, berapa lama pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan??
Jawab :
a = 15
b=9
p=3
q=?
a/b = p/q maka a x p = b x q

15/9 = 3/q maka 15 x 3 = 9 x q maka 45 = 9q maka 45/9 = q maka 5 = q


Maka apabila pekerjakaan diselesaikan dengan 9 orang, maka hanya memerlukan
waktu 5 bulan saja

Hubungan Perbandingan Jarak, Waktu, dan Kecepatan.


Hubungan antar Jarak(s), Waktu(t), dan Kecepatan(v) dapat dituliskan sebagai berikut :

v = s/t atau s = v x t atau t = s/v

Contoh :
Sebuah bus berangkat dari kota sukabumi pukul 17:15 dan sampai dikota bogor pukul
06:45 hari berikutnya. Jika jarak kedu kota tersebut 108 km. Tentukan kecepatan rata-
rata bus tersebut!
Jawab :
t = 13,5 jam (dari jam 17:15 hingga jam 06:45)
s = 108 km
v=?
v = s/t
v = 108/13,5 = 8 km/jam
maka kecatan dari kota bogor ke sukabumi 8 km/jam
Sifat-Sifat Perbandingan Senilai
Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Sifat-Sifat Perbandingan Senilai, Tanpa
panjang lebar lagi yo check it out !

Sifat-Sifat Perbandingan Senilai


Ada beberapa sifat perbandingan seniai, a : b = c : d, berlaku :
 a/b = c/d ↔ ad = bc
 a : b = c : d ↔ ka : kb = kc : kd
 (a + b) : (c + d) = a : c = b : d
 (a - b) : (c - d) = a : b = c : d
 (a + c) : (b + d) = a : b = c : d
 (a - c) : (b - d) = a : b = c : d
Kita coba salah satu sifat ke dalam contoh :

Contoh :
Panjang ubin 10cm dan lebar 6cm. Jika akan menggambar ubin dengan lebar 3cm,
maka berapakah panjang ubin seharusnya pada gambar ???

Jawab :
Panjang ubin sebenarnya = c = 10cm
Lebar ubin sebenarnya = d = 6cm
Lebar ubin pada gambar = b = 3cm

Kita gunkan sifat (a + b) : (c + d) = a : c = b : d., maka :


(a + 3cm) : (10cm + 6cm) = 3cm : 6cm
(a + 3cm) : 16cm = 3cm : 6cm
6a + 18cm = 48cm
6a + 18cm - 18cm = 48cm - 18cm
6a = 30cm
6a x 1/6 = 30cm x 1/6
a = 5cm

Jadi panjang seharusnya pada gambar adalah 5cm

Kesimpulan
Jadi sifat-sifat perbandingan senilai dapat teman-teman gunakan dalam soal
perbandingan senilai dengan tujuan untuk mempermudah pengerjaan teman-teman.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Menghitung Bunga Bank, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !

1. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu
yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap
periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:
Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x modal

Contoh secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan


dengan suku bunga tunggal2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah 1 bulan, 2 bulan,
dan 5 bulan dapat diketahui sebagai berikut:
Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:


Bunga : B = M x i x t
Keterangan :
M: Modal
B : Bunga
i : persentase bunga
t : lamanya waktu

Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga tunggal i% tiap tahun, maka
berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B = M x i x t/100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B = M x i x t/120
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 360 hari )
B= M x i x t/36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 365 hari)
B= M x i x t/36500

Maka Rumus Modal Akhir :


Ma = M + B

Keterangan :
Ma : Modal akhir
M : Modal
B : Bunga

2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan
pada sisa pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai
dengan awal periode, maka bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga berbunga
(compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi
bank. Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah modal mengendap selama 3
tahun.

Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh:
B = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh :
B2 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00

Awal tahun ke tiga modal menjadi:


M3 = M2 + B = Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp 1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh :
B3 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun = Rp100.000,00 +
Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.

Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan dengan bunga majemuk i
% periode selama n periode maka modal akhir:

Rumus bunga majemuk :


Mn = M ( 1 + i )n

Keterangan :
Mn : Modal ke-n
M : Modal awal
i : Suku bunga
n : Lamanya waktu

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk


1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal
selama 3 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan
modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = 3 tahun
Ditanya : B = ?
Ma = ?

Jawab : B = M x i x t
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp 1.540.000,00

2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%.
Berapakah besar modal setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
M2 = Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp 220.500,00
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung Bruto, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !

Rumus Menghitung Bruto


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya

Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.

Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu

barang)

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Menghitung Bruto :

Bruto = Nato + Tara


Contoh soal menghitung bruto :
Jika pajar membeli sekarung beras dengan berat bersih beras 9kg, dan berat karung
berasnya 1kg, maka berapakah berat karung berasnya ?

Penyelesaian soal menghitung bruto :


Jawab :
Diketahui :
Berat bersih beras = Neto = 9kg

Berat karung beras = Tara = 1kg

Ditanyakan :
Berat kotor = bruto = ...??

Kita gunakan rumus menghitung tara untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Bruto = Neto + Tara
Bruto = 9kg + 1kg
Bruto = 10kg
Jadi berat kotor beras atau bruto adalah 10kg.

Kesimpulan :
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau bruto,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus menghitung netto, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !

Rumus menghitung neto


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya

Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.

Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu

barang)

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Menghitung Neto :

Neto = Bruto - Tara

Contoh menghitung soal neto :


Jika kita membeli sekarung beras dengan berat kotor 10 kg, dengan berat karung 1kg,
maka berapakah berat beras tanpa karung ????
Penyelesaiannya soal neto :
Jawab :
Diketahui :
Berat kotor = Bruto = 10kg
Berat karung = Tara = 1kg
Ditanyakan :
Berat beras tanpa karung = Berat bersih = Neto = ...??

Kita gunakan rumus menghitung neto untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Neto = Bruto - Tara
Neto = 10kg - 1kg
Neto = 9kg

Jadi berat bersih beras atau berat beras tanpa sebuah karung adalah 9kg.

Kesimpulan
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau neto,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus menghitung tara, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !

Rumus Menghitung Tara


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya

Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.

Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu

barang)

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Menghitung Tara :

Tara = Bruto - Neto

Contoh soal menghitung tara :


Jika pajar membeli sekarung beras dengan berat kotor 10 kg, dan berat bersih
berasnya 9kg, maka berapakah berat karung berasnya ?
Penyelesaian soal menghitung tara :
Jawab :
Diketahui :
Berat kotor = Bruto = 10kg
Berat bersih beras = Neto = 9kg

Ditanyakan :
Berat karung beras = tara = ...??

Kita gunakan rumus menghitung tara untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Tara = Bruto - Neto
Tara = 10kg - 9kg
Tara = 1kg

Jadi berat karung berasnya atau berat tara adalah 1kg.

Kesimpulan :
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau tara,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung Diskon, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !

Rumus Menghitung Diskon


Biasanya ketika menjelang hari raya, toko-toko atau mall-mall memberi diskon untuk
menarik para pembeli. Diskon atau bisa juga disebut dengan rabat merupakan
potongan harga dari sebuah barang.
Ada rumus untuk mencari diskon adalah sebagai berikut :

Rumus Diskon :

Besar diskon = persentase diskon x harga kotor

Namun ktika teman-teman mencari berapakah besarnya diskon dari suatu barang,
tentunya temen-teman pasti ingin tau berapa harga setelah diskonnya. Rumus harga
barang setelah diskon atau rumus harga bersih adalah :

Rumus Harga Bersih :

Harga Bersih = Harga Kotor - Besar Diskon


Contoh soal diskon:
Pada malam takbiran, jhay membeli celana jeans dengan harga Rp.135.000,00. Jika
penjual memberi diskon 25%, berapa rupiah kah Jhay harus membayar celana jeans
tersebut setelah dipotong diskon ????

Penyelesaian soal diskon :


Jawab :
Diketahui :
Harga kotor = Rp. 135.000,00
Persentase diskon = 25%

Ditanyakan :
Harga bersih = ...??

Sebelum kita mencari nilai bersih, kita cari dulu berapa rupiahkah besar diskonnya,
maka :
Besar diskon = Persentase diskon x Harga kotor
Besar diskon = 25% x Rp. 135.000,00
Besar diskon = (25/100) x Rp. 135.000,00
Besar diskon = 25 x Rp. 1.350,00
Besar diskon = Rp.33.750,00

Setelah menemukan besarnya diskon, kemudian kita tentukan harga bersih atau
berapa harga sebenarnya dari celana yang akan jhay beli, maka :
Harga Bersih = Harga kotor - Diskon
Harga Bersih = Rp. 135.000,00 - Rp.33.750,00
Harga Bersih = Rp. 101.250,00

Maka harga bersih dari celana jeans tersebut adalah Rp. 101.250,00, maka jika jhay
ingin membeli celana jeans tersebut, ia harus membayar sebesar Rp.101.250,00

Kesimpulan
Jika kita membeli barang mall atau toko-toko yang harganya mahal akan tetapi
dikenakan diskon, maka sebenarnya harga barang tersebut belum tentu mahal.

Rumus Menentukan Harga Pembelian


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai

uang dari suatu barang yang dijual disebut "harga penjualan"

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Menentukan Harga Pembelian

Harga Pembelian = (100% / (100% + Persentase untung)) x Harga Penjualanatau :

Harga Pembelian = (100% / (100% - Persentase rugi)) x Harga Penjualan

Contoh soal menentukan harga pembelian :


Pajar pergi ke supermarket untuk membeli 1kg apel seharga Rp.165.000,00. Jika
ternyata supermarket tersebut mengambil keuntungan 10% dari penjualan
setiap 1kg apel, maka berapakah harga pembelian sebelum dikenakan keuntungan
untuk supermarket???
Penyelesaian soal menetukan harga pembelian :
Jawab :
Diketahui :
Harga penjualan = Rp.165.000,00
Persentase keuntungan = 10%

Ditanyakan :
Harga pembelian = ???

Kita gunkan rumus menentukan harga pembelian untuk menjawab soal ini, maka :
Harga Pembelian = (100% / (100% + Persentase untung)) x Harga Penjualan
Harga Pembelian = (100% / (100% + 10%)) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = (100% / (110%) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = (100% / (110%) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = Rp.150.000,00

Jadi harga pembelian sebelum dikenakan keuntungan untuk supermarket


adalah Rp.150.000,00

Kesimpulan
Pada dasarnya semua penjual pasti menarik keuntungan dari sebuah harga, namun
dibalik itu semua kita harus cerdas dalam memilih harga barang yang akan kita beli.

Rumus Menentukan Harga Penjualan


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai

uang dari suatu barang yang dijual disebut "harga penjualan"

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Menentukan Harga Penjualan

Harga penjualan = (100% + Persentase untung) x Harga Pembelian

atau :

Harga Penjualan = (100% - Persentase rugi) x Harga Pembelian

Contoh soal menentukan harga penjualan :


Seorang pedagang buah membeli apel sebanyak 7,5kg dengan harga Rp.375.000,00.
Berapa rupiahkah pedagang tersebut harus menjual apelnya, Jika pedagang tersebut
ingin mendapat keuntungan 15%??

Penyelesaian soal menentukan harga penjualan :


Jawaban :
Diketahui :
Harga beli = Rp.375.000,00
Persantese untung = 15%
Kita gunkan rumus menentukakn harga penjualan untuk menjawab soal ini, maka :
Harga penjualan = (100% + persentase untung) x Harga Pembelian
Harga penjualan = (100% + 15% ) x Rp.375.000,00
Harga penjualan = 115% x Rp.375.000,00
Harga penjualan = Rp.431.250,00

Jadi jika pedagang tersebut ingin mendapat keuntungan 15%, maka pedagang apel
tersebut harus menjual apelnya seharga Rp.431.250,00.

Kesimpulan
Jadi ktika kita akan menjual suatu barang, kita harus perhitungkan dulu berapa rupiah
kita harus menjual barang supaya mendapatkan untung.

Rumus Mencari Untung atau Rugi


Sebelum teman-teman menghafal rumusnya, inget uraian dibawah ini terlebih dulu :

Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai

uang dari suatu barang yang dijual disebut "harga penjualan"

Jika sudah menghafal uraian di atas, nih saya kasih rumusnya :

Rumus Mencari Untung :

Untung = Harga Penjualan - Harga Pembelian

Persentase Untung = (Untung/Harga Pembelian) x 100%

Rumus Mencari Rugi :

Rugi = Harga Pembelian - Harga Penjualan

Persentase Rugi = Rugi/Harga Pembelian x 100%

Rumus Mencari Impas

Impas = Harga Pembelian = Harga Penjualan

Contoh soal mencari untung :


Jika pajar membeli 1kg apel dengan harga Rp.100.000,00, maka berapakah
keuntungan pajar jika ia menjual kembali dengan harga Rp.110.000,00 ???

Penyelesaian soal mencari untung :


Jawaban :
Diketahui :
Harga Pembelian = Rp.100.000,00
Harga Penjualan = Rp.110.000,00
Kita gunkan rumus mencari untung untuk menjawab soal ini, maka :
Untung = Harga Penjualan - Harga Pembelian
Untung = Rp.110.000,00 - Rp.100.000,00
Untung = Rp.10.000,00

Jadi besar keuntungan yang didapat pajar adalah Rp.10.000,00.

Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi pengusaha, maka kita harus faham tentang bagaimana cara
mencari keuntungan, kerugian, atau bahkan impas, sehingga prusahaan kita akan
selalu maju.
Untuk contoh rumus yang lain bisa teman-teman praktikan sendiri ok :-)

Rumus Menghitung PPh

Besar pajak penghasilan = Persentase pajak penghasilan x penghasilan kena

pajak

Contoh soal :
Mia menerima gaji setiap bulannya sebesar Rp.2.500.000,00 dan harus membayar
pajak 2,5%. Berapakah besar pajak yang harus dibayar Mia ???

Jawab :
Diketahui :
Persantase pajak penghasilan = 2,5%
Penghasilan kena pajak = Rp. 2.500.000,00

Ditanyakan :
Besarnya pajak penghasilan = ???

Untuk menjawab soal ini kita gunakan rumus menghitung pph, maka :
Besar pajak penghasilan = Persentase pajak penghasilan x penghasilan kena pajak
Besar pajak penghasilan = 2,5% x Rp. 2.500.000,00
Besar pajak penghasilan = Rp.62.500,00

Jadi besar pajak yang harus dibayar oleh Mia adalah sebesar Rp.62.500,00

Kesimpulan
Jadi untuk menghitung besarnya pajak penghasilan atau pph yaitu tinggal mengkalikan
besarnya persentase pph dengan penghasilan kena pajak.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung PPN, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Rumus Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Besar PPN = Persentase PPN x Harga Pokok Barang

Contoh soal :
Bu Mia membeli sebuah hand phone samsung galaxy dengan harga Rp.4.500.000,00
belum termasuk pajak. Berapakah besar pajak yang harus dibayar Bu Mia jika
persentase pajak sebesar 10% dan Bu Mia mendapatkan diskon 5% !!!

Jawab :
Diketahui :
Besar diskon = 5% x Harga Pokok Barang
Besar diskon = 5% x Rp.4.500.000,00
Besar diskon = Rp.225.000,00
Harga Pokok Barang = Rp.4.500.000,00 - Besar Diskon
Harga Pokok Barang = Rp.4.500.000,00 - Rp.225.000,00
Harga Pokok Barang = Rp.4.275.000,00
Persentase PPN = 10%

Ditanyakan :
Besar PPN = ....???

Jawab :
Kita gunakan rumus menghitung PPN untuk mencari besar PPN, maka :
Besar PPN = Persentase PPN x Harga Pokok Barang
Besar PPN = 10% x Rp.4.275.000,00
Besar PPN = Rp.427.500,00
Jadi besar pajak yang harus dibayar Bu Mia adalah Rp.427.500,00.

Kesimpulan
Jadi untuk menghitung besar pajak pertambahan nilai dari suatu barang yaitu dengan
cara pengkaliakn besar persentase pajak yang dikenakan terhadap barang dengan
harga pokok barang .
Pembulatan dan Bentuk Baku Pecahan
Hallo temen-temen !!
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Pembulatan dan Bentuk Baku Pecahan.
Yo simak !!
1. Pembulatan Pecahan
Perhatikan aturan pembulatan pecahan desimal berikut ini :
 Apabila angka yang akan dibulatkan lebih besar atau sama dengan 5, maka
dibulatkan ke atas ( angka di depannya atau di sebelah kirinya ditambah dengan 1)
 Apabila angka yang akan dibulatkan kurang dari 5, maka angka tersebut
dihilangkan dan angka di depannya (disebelah kirinya) tetap.
Contoh :
Bulatkan pecahan desimal berikut sampai dua tempat desimal !
 0,7921
 6,326
 1,739
Penyelesaian :
 0,7921 = 0,79 (angka 2 < 5 dihilangkan )
 6,326 = 6,33 (angka 6 > 5, maka angka 2 dibulatkan ke atas )
 1,739 = 1,74 ( angka 9 > 5, maka angka 3 dibulatkan ke atas )
Untuk menghindari kesalahan dalam pembulatan jangan membulatkan bilangan dari
hasil pembulatan sebelumnya. Perhatika contoh berikut :
3,63471 = 3,635 (benar, pembulatan sampai 3 tempat desimal)
3,63471 = 3,46 (salah, seharusnya pembulatan dilakukan dari bilangan semula)
3,63471 = 3,63 (pembulatan sampai 2 tampat desimal)
2. Menaksir Hasil Operasi Hitung Pecahan
Pada bab 1, kalian telah mempelajari cara menaksir hasil perkalian dan pembagian
pada bilangan bulat. Hal tersebut juga berlaku untuk menaksir hasil perkalian dan
pembagian pada bilangan desimal.
Perhatikan contoh berikut :'
Taksirlah hasil operasi pada bilangan pecahan berikut :
 3,23 x 2,61
 15,20 x 3,14
 83,76 x 12,33
 311,95 x 26,41
Penyelesaian :
 3,23 x 2,61 taksiran : 3x 3 = 9
 15,20 x 3,14 taksiran : 15 x 3 = 45
 83,76 : 12,33 taksiran : 84 : 12 = 7
 311,92 : 26,41 = 312 : 26 = 12
3. Bentuk Baku Pecahan
Dalam bidang ilmu pengetahuan alam, sering kali kalian menemukan bilangan-bilangan
yang bernilai sangat besar maupun sangat kecil. Hal ini terkadang membuat kalian
mengalami kesulitan dalam membaca ataupun menulisnya.
1. Panjang jari-jari neutron kira - kira :
0,000 000 000 000 00137 m.

3. Jumlah molekul dalam 18 gram air adalah :


602.000.000.000.000.000.000.000.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, ada cara yang lebih singkat dan lebih
mudah, yaitu dengan menggunakan notasi ilmiah yang sering disebut penulisan
bentuk baku. Dalam penulisan bentuk baku, digunakan aturan - aturan seperti
pada perpangkatan bilangan.
4. Perhatikan perpangkatan pada bilangan pokok 10 berikut ini.
1
10 = 10
102 = 10 x 10 = 100
103 = 10 x 10 x 10 = 1.000
104 = 10 x 10 x 10 x 10 = 10.000

106 = 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 = 1.000.000
100 = 10
10-1 = 1/101 = 1/10
10-2 = 1/102 = 1/100
10-3 = 1/103 = 1/1.000
dan seterusnya.
Jika dituliskan dalam bentuk baku maka diperoleh :
1. Panjang jari-jari neutron = 0,000 000 000 000 00137m = 1,37 x 10-15m;
2. Jumlah molekul dalam 18 gram air adalah :
602.000.000.000.000.000.000.000 = 6,02 x 1023
Secara umum, ada dua macam aturan penulisan bentuk baku satuan bilangan, yaitu
bilangan antara 0 sampai dengan 1 dan bilangan yang lebih dari 10 sebagai berikut.
Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan dengan a x 10n dengan 1 < a < 10 dan n
bilangan asli. Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1 dinyatakan dengan a x
10-n dengan 1 < a < 10 dan n bilangan asli.
Contoh :
Nyatakan 635.000 dalam bentuk baku.
Penyelesaian :
635.000 = 6,35 x 105

Operasi Hitung Pecahan


Hallo temen-temen!!!
Kali ini gue bakalan share materi tentang Operasi Hitung Pecahan. Yo simak !!
1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan bilangan bulat.
Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan pecahan dengan bilangan
bulat, ubahlah bilangan bulat itu kedalam bentuk pecahan dengan penyebut sama
dengan penyebut pecahan itu. Kemudian jumlahkan atau kurangkan pembilangnya
sebagaimana pada bilangan bulat. Jika pecahan tersebut berbentuk pecahan
campuran, jumlahkan atau kurangkan bilangan bulat itu dengan bagian bilangan bulat
pada pecahan campuran.
Contoh :
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan beriktut :
a. 2/5 + 3
b. 21/4 - 3
Penyelesaian :
1. 2/5 + 3 = 2/5 + 15/5
2/5 + 3 = (2 +15 )/5
2/5 + 3 = 17/5
2/5 + 3 = 32/5

2. Cara 1 :
21/4 - 3 = (2-3) + 1/4
21/4 - 3 = -1+ 1/4
21/4 - 3 = -4/4 + 1/4
21/4 - 3 = -3/4
Cara 2 :
21/4 - 3 = 9/4 - 3
21/4 - 3 = 9/4 -12/4
21/4 - 3 = -3/4
b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Pecahan
Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua pecahan, samakan
penyebut kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-
penyebutnya. Kemudian, baru dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya.
Contoh :
Tentukan hasil dari 3/7 + 4/5!

Penyelesaian :
KPK dari 5 dan 7 adalah 35, sehingga diperoleh :
3/7 + 4/5 = 15/35 + 28/35
3/7 + 4/5 = 43/35
3/7 + 4/5 = 18/35
c. Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan pecahan
Coba kalian ingat kembali sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan bilangan bulat.
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c maka berlaku :
1. Sifat tertutup : a + b = c ;
2. Sifat komutatif : a + b = b + c ;
3. Sifat asosiatif : (a+b) + c = a + (b+c) ;
4. Bilangan (0) adalah unsur identitas pada penjumlahan : a + 0 = 0 + a = a ;
5. Invers dari a adalah -a dan invers dari -a adalah a, sedemikian sehingga a + (-a)
= (-a) + a = 0
Sifat-sifat tersebut juga berlaku pada penjumlahan bilangan pecahan, artinya sifat-sifat
tersebut berlaku jika a, b, dan c bilangan pecahan. Coba buktikan hal ini dengan
mendiskusikan bersama temanmu.
2. Perkalian Pecahan
a. Perkalian pecahan dengan pecahan
Untuk mengetahui cara menentukan hasil perkalian pada pecahan, perhatikan gambar
di bawah ini:

Pada gambar di atas tampak bahwa luas yang berwarna hijau menunjukan pecahan 3/8
bagian dari luas keseluruhan.
Di pihak lain, daerah yang berwarna hijau menunjukan perkalian 1/2 x 3/4 = 3/8. Jadi
dapat dikatakan bahwa luas daerah yang berwarna hijau sama dengan perkalian
pecahan 1/2 x 3/4.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
Untuk mengalikan dua pecahan p/q dan r/s dilakukan dengan mengkalikan pembilang
dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau dapat ditulis p/q x r/s = p x r / q
x s dengan q, s tidak sama dengan 0.
Contoh :
Tentukan hasil perkalian dari 2/3 x 5/8 !
Penyelesaian :
2/3 x 5/8 = 2 x 5 / 3 x 8 = 10/24 = 10 : 2 / 24 : 2 = 5/12
b. Sifat-sifat perkalian pada pecahan
Ingat kemballi sifat sifat yang berlaku pada perkalian bilangan bulat berikut :
Untuk setiap bilangan bulat a, b , dan c berlaku :
1. Sifat tertutup : a x b = c ;
2. Sifat komutatif : a x b = b x a ;
3. Sifat asosiatif (a x b ) x c = a x ( b x c ) ;
4. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan : a x ( b x c ) = (a x b) + (a x c) ;
5. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan : a x ( b - c ) = (a x b) - (a x c) ;
6. a x 1 = 1 x a = a ; bilangan 1 adalah unsur identitas pada perkalian.
Sifat - sifat ini juga berlaku pada perkalian bilangan pecahan .
c. Invers Pada Perkalian
Perhatikan perkalian bilangan berikut :
2/5 x 5/2 = 1
-3/8 x (-8/3) = 1
Pada perkalian-perkalian bilangan di atas, 2/5 adalah invers perkalian (kebalikan) dari
5/2. Sebaliknya, 5/2 adalah invers perkalian (kebalikan) dari 2/5.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa hasil kali suatu bilangan dengan invers
(kebalikan) bilangan itu sama dengan 1. Secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut :
 Invers perkalian dari pecahan p/q adalah q/p atau invers perkalian dai q/p adalah
p/q.
 Suatu bilangan jika dikalikan dengan invers perkaliannya maka hasilnya sama
dengan 1.
3. Pembagian Pecahan
Kalian telah mempelajari bahwa operasi pembagian pada bilangan bulat merupakan
invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada pembagian bilangan
pecahan.
Perhatikan uraian berikut :
3/2 : 7/12 = (3/2) / (2/12) = 3/2 x 12/7 = 36/14 = 18/7 = 2 4/7
Dengan maengamati uaraian di atas, secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Untuk sebarang pecahan p/q dan r/s dengan q tidak sama degan 0, r tidak sama
dengan 0, s tidak sama dengan 0 berlaku p/q : r/s = p/q x s/r
Contoh :
Tentukan hasil pembagian bilangan 3/8 : 51/2
Penyelesaian :
3/8 : 51/2 = 3/8 : 11/2
3/8 : 51/2 = 3/8 : 2/11
3/8 : 51/2 = 3/4 : 1/11
3/8 : 51/2 = 3/44
4. Perpangkatan Pecahan
a. Bilangan pecahan berpangkat bilangan bulat positif
Pada pembahasan kali ini, kita hanya akan membahas perpangkatan pada pecahan
dengan pangkat bilangan bulat positif . Di kelas IX nanti kalian akan mempelajari
perpanggkatan pada pecahan dengan pangkat bilangan bulat negatif dan nol.
Pada bab sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa pada bilangan bulat berpangkat
bilangan bulat positif berlaku :

An = a x a x a x.... x a, untuk setiap bilangan bulat a.


Dengan kata lain, perpangkatan merupakan perkalian burulang dengan bilangan yang
sama. Defininsi tersebut juga berlaku pada bilangan pecahan berpangkat.
Perhatika uraian berikut :

(1/2)1 =1/2
(1/2)2 =1/2 x 1/2 = 1/22 = 1/4

(1/2)3 =1/2 x 1/2 x 1/2 =1/23= 1/8


......
(1/2)n = 1/2 x 1/2 x ... x 1/2
Dari uraian di atas, secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :

Untuk sebarang bilangan bulat p dan q dengan q tidak sama dengan 0 dan m bilangan
bulat positif berlaku.
(p/q)n = p/q x p/q x ... x p/q
Dalam hal ini, bilangan pecahan p/q disebut bilangan pokok.
Contoh :
Tentukan hasil operasi perpangkatan dari (-2/3)2!
Penyelesaian :
(-2/3)2 = (-2/3) x (-2/3) = (-2) x (-2) / 3 x 3 = 4/9
b. Sifat-sifat bilangan pecahan berpangkat
Coba kalian ingat kembali sifat-sifat pada bilangan bulat berpangkat bilangan bulat
positif. Sifat-sifat tersebut juga berlaku pada bilangan pecahan sebagai berikut :
Untuk bilangan bulat p, q dengan q tidak sama dengan 0 dan m, n bilangan bulat positif
berlaku sifat-sifat berikut :

(p/q)m = pm/qm
(p/q)m x (p/q)n = (p/q)m+n
(p/q)m : (p/q)n = (p/q)m-n
((p/q)m)n = (p/q)mxn

Contoh :
Tentukan nilai perpangkatan dari (2/3)5 : (2/3)2 !

(2/3)5 : (2/3)2 = (2/3)5-2


(2/3)5 : (2/3)2 = (2/3)3
(2/3)5 : (2/3)2 = (2/3) x (2/3) x (2/3)
(2/3)5 : (2/3)2 = 8/27
5. Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Pecahan.
Coba ingat kembali aturan-aturan yang berlaku pada operasi hitung campuran bilanga
bulat berikut :
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda
kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut :
1. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
2. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang terletak
disebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
3. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat dari pada operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan (-), artinya operasi perkalian (x) dan pembagian (:)
dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi operasi penjumlahan (+) dan pengurangan
(-).
Aturan tersebut juga berlaku pada operasi hitung campuran pada bilangan pecahan.
Contoh :
Sederhanakan bentuk 45/9 – 12/3 + 31/6 !
Penyelesaian :
45/9 – 12/3 + 31/6 = (4 - 1 + 3) + (5/9 - 2/3 + 1/6)
45/9 – 12/3 + 31/6 = 6 + (10/18 - 12/18 + 3/18)
45/9 – 12/3 + 31/6 = 6 +1/18
45/9 – 12/3 + 31/6 = 61/18
6. Operasi Hitung pada Pecahan Desimal
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal
Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dilakukan pada masing-masing nilai
tempat dengan cara bersusun. Urutkan angka - angka ratusan, puluhan, satuan,
persepuluhan, perseratusan, dan seterusnya dalam satu kolom.

Contoh :
Hitunglah hasil operasi hitung berikut :
 28,62 + 2,27
 54,36 - 36,68
Penyelesaian :
 26,62
2,27 +
30,89
 54,36
36,68-
17,68
b. Perkalian pecahan desimal
Untuk menentukan hasil perkalian bilangan desimal, perhatikan contoh berikut :
Hitung hasil perkalian berikut !
 1,52 x 7,6
 0,752 x 4,32
Penyelesaian :
 1,52 x 7,6 = 152/100 x 76/10 = 152 x 76 / 1.000 = 11.552/1.000 = 11.552
 0,752 x 4,32 = 752/1.000 x 432/100 = (752 x 432)/100.000 = 324.864/100.000 =
3,24864

Menyelesaikan Masalah Sehari-hari yang Berkaitan dengan Pecahan


Hallo temen-temen !
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Menyelesaikan Masalah Sehari-hari yang
Berkaitan dengan Pecahan. Yo simak !!!
Contoh :
Pak Togar seorang karyawan di sebuah prusahaan. Setiap bulan ia menerima gaji
Rp.840.000,00. Dari gajih tersebut 1/3 bagian digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga, 1/5 bagian untuk membayar pajak,1/4 bagian untuk biaya pendidikan anak, dan
sisanya ditabung.
1. Berapa bagiankah uang Pak Togar yang ditabung ?
2. Berapa rupiahkah bagian masing-masing kebutuhan ?
Penyelesaiannya :
1. Upah seluruhnya adalah 1 bagian, sehingga bagian yang ditabung
= (1 - 1/3 - 1/5 - 1/4) bagian
= (60/60 - 20/60 - 12/60 - 15/60) bagian
= ((60 - 20 - 12-15)/60) bagian
= 13/60 bagian dari gajih seluruhnya
2. Bagian masing-masing kebutuhan sebagai berikut :
Kebutuhan rumah tangga = 1/3 x Rp.840.000,00 = Rp.280.000,00
Membayar pajak = 1/5 x Rp.840.000 = Rp.168.000,00
Biaya pendidikan anak = 1/4 x Rp.840.000,00 = Rp.210.000,00
Sisa uang yang ditabung = 13/60 x Rp.840.000,00 = Rp.182.000,00
3. ara Mengubah Pecahan Kebentuk Lain
4. Hallo teman-teman ????
5. Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Cara Mengubah Pecahan Kebentuk
Lain . Yo simak !
6. 1. Pecahan Sebagai Perbandingan Bagian dari Keseluruhan
7. Telah kalian ketahui bahwa pecahan merupakan bagian dari keseluruhan.
Apabila terdapat dua besaran yang dibandingkan, pecahan dikatakan sebagai
perbandingan bagian dari keseluruhan. Perhatikan contoh berikut :
8. Seorang anak memiliki 12 kelereng, yang terdiri atas 3 kelereng warna merah, 4
kelereng warna hijau, dan 5 kelereng warna biru.

9. Tentukan perbandingan kelereng warna merah terhadap hijau !


10. Tentukan perbandingan kelereng warna merah terhadap biru!
11. Tentukan perbandingan kelereng warna hijau terhadap biru!
12. Penyelesaian :
13. a. Perbandingan kelereng warna merah terhadap hijau adalah 3/12 : 4/12 atau
1/4 : 1/3
14. b. Perbandingan kelereng warna merah terhadap biru adalah 3/12 : 5/12.
15. c. Perbandingan kelereng warna hijau terhadap biru adalah 4/12 : 5/12
16. 2. Menyatakan Bilangan Bulat dalam Bentuk Pecahan
17. Perhatikan garis bilangan berikut :
18.

19. Dari gambar di atas diperoleh :


20. 0 = 0/2 = 0/3
21. 1 = 2/2 = 3/3
22. 2 = 4/2 = 6/3
23. 3 = 6/2 = 9/3
24. 4 = 8/2 = 12/3
25. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
26. Setiap bilangan bulat p,q dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan p/q, dimana p
merupakan kelipatan dari q,q tidak sama dengan 0.
27. 3. Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran dan Sebaliknya
28. Ibu memiliki 3 buah apel yang akan dibagikan kepada 2 orang anaknya dengan
sama besar. Bagian apel yang akan diperoleh tiap anak adalah satu apel dan
setengah apel. Hal ini dapat dinyatakan sebagai 3 : 2 atau
29. 11/2 . Bentuk pecahan11/2 merupakan bentuk pecahan campuran. Pecahan
campuran 11/2 terdiri dari atas bilangan bulat 1 dan bilangan pecahan 1/2.
30. Contoh :
31. Nyatakan pecahan 35/4 ke dalam pecahan campuran!
32. Penyelesaian :
33. Cara 1 :
34. 35/4 = 35 dibagi 4. Hasilnya 35 : 4 = 8 sisa 3
35. 35/4 = 83/4
36. Cara 2 :
37. 35/4 = 32/4 + 3/4
38. 35/4 = 8 + 3/4
39. 35/4 = 83/4
40. 4. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal dan Sebaliknya
41. Coba kalian ingat kembali mengenai nilai tempat pada bilangan pecahan
desimal. Perhatikan nilai tempat pada bilangan 235,674 berikut :
42. 4 : Perseribuan, nilainya 4/1.000 atau 0,004
43. 7 : Perseratusan, nilainya 7/100 atau 0,07
44. 6 : Persepuluhan, nilainya 6/10 atau 0,6
45. 5 : Satuan, nilainya 5
46. 3 : Puluhan, nilainya 30
47. 2 : Ratusan, nilainya 200
48. Jika ditulis dalam bentuk panjang, diperoleh :
49. 235,674 = 200 + 30 + 5 + 0,6 + 0,07 + 0,004
50. 235,674 = 200 + 30 + 5 + 6/10 + 7/100 +4/1.000
235,674 = 200 + 30 + 5 + 600/1.000 + 70/1.000 +4/1.000
235,674 = 235 + 674/1.000
51. Apabila satuan pecahan biasa atau campuran akan diubah atau dinyatakan ke
dalam bentuk pecahan desimal, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah
penyebutnya menjadi 10, 100, 1.000, 10.000, dan seterusnya. Dapat pula
dengan cara membagi pembilang dengan penyebutnya.
Sebaliknya, untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan
biasa/campuran dapat kalian lakukan dengan menguraikan bentuk panjangnya
terlebih dahulu.
Contoh :
Ubahlah pecahan 3/4 ke dalam bentuk pecahan desimal !
Penyelesaian :
Cara 1 :
3/4 = 3 x 25 / 4 x 25 = 75/100 = 0,75
Jadi, 3/4 = 0,75

Cara 2 :
3/4 = 3 : 4 = 0,75

Contoh :
Nyatakan bilangan 0,16 menjadi pecahan biasa/campuran yang paling
sederhana !
Penyelesaian :
Cara 1 :
0,16 = 0 + 1/10 + 6/100
0,16 = 10/100 + 6/100
0,16 =16/100
0,16 =4/25
Cara 2 :
0,16 = 16/100
0,16 = 16 : 4 / 100 : 4
0,16 =4/25

Perhatikan bentuk desimal 2,333....


Bentuk desimal seperti 2,333... disebut bentuk desimal berulang.
Untuk mengubah bentuk desimal berulang seperti di atas ke bentuk pecahan
biasa dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalkan x = 2,333.... maka 10x = 23,333...
10x - x = 23,333... - 2,3....
9x = 21
x = 21/9
x = 7/3
jadi, 2,333... = 7/3
52. 5. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen dan Sebaliknya
53. Dapatkah kalian mengubah bentuk 2/5 dan 3/4 ke bentuk perseratus ?
2/5 = 2 x 20 / 5 x 20 = 40/100
3/4 = 3 x 25 / 4 x 25 = 75/100
Bentuk pecahan perseratus seperti di atas disebut bentuk persen atau ditulis
"%", sehingga 2/5 = 40/100 = 40% dan 3/4 = 75/100 = 75%
Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen dapat dilakukan dengan
cara mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 100.
Jika hal itu sulit dikerjakan maka dapat dilakukan dengan cara mengalikan
pecahan tersebut dengan 100%. Adapun untuk mengubah bentuk persen ke
bentuk pecahan biasa/campuran, ubahlah menjadi perseratus, kemudian
sederhanakannlah!
Contoh :
Nyatakan pecahan 7/8 dalam bentuk persen !
Penyelesaian :
7/8 = 7 x 12,5 / 8 x 12,5 = 87,5/100 = 87,5 %
54. 6. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Permil dan Sebaliknya
55. Pecahan dalam bentuk perseribu disebut permil atau ditulis "0/00". Bentuk
pecahan 275/1.000 dikatakan 275 permil dan ditulis 2750/00.
Dalam mengubah bentuk pecahan ke bentuk permil dapat dilakukan dengan
mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 1.000.
Jika hal ini sulit dikerjakan maka dapat dilakukan dengan mengalikan pecahan
semula dengan 1.000 0/00 .
Contoh :
Nyatakan pecahan 17/20 dalam bentuk permil!
Penyelesaian :
56. 17/20 = 17 x 50 / 20 x 50 = 850 / 1.000 = 850 0/00
57.

Contoh :
58. Nyatakan bentuk permil 22,5 0/00!
59. Penyelesaian :
60. 22,5 0/00 = 22,5 / 1.000 = 22,5 x 2 / 1.000 x 2 = 45 / 2.000 = 9/400

ara Mengubah Pecahan Ke Desimal dan Sebaliknya


Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Mengubah Pecahan Ke Desimal dan
Sebaliknya, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !

Mungkin untuk sebagian orang sangatlah mudah mengubah bilangan bentuk pecahan
ke-desimal. Akan tetapi pasti ada orang yang kesulitan mengubah bilangan bentuk
pecahan kedalam bentuk desimal. Bahkan bisa saja mereka tidak tahu apa itu bilangan
desimal. Tapi tenang ya bagi temen-temen yang belum bisa atau belum tau
cara mengubah bilangan pecahan ke dalam bilangan desimal atau begitupun
sebaliknya tenang saja, karena saya akan menjelaskannya kepada teman-teman
secara detail, supaya teman-taman faham dan bisa mengubah bilangan pecahan ke
bilangan desimal atau sebaliknya.
Langkah -Langkah Cara Mengubah Pecahan Ke Desimal
Untuk mengubah pecahan desimal bisa dilakukan dengan cara membagi pembilang
pada pecahan dengan penyebut pada pecahan. Maka :

Keterangan :
a : Pembilang
b : Penyebut

Cara pembagian pada bilangan bisa dilakukan dengan cara bagi kurung.
Contoh Soal :
Ubahlah 1/8 kedalam bentuk desimal !!!
Jawab :
a:1
b:8
Kemudian kita bagi 1 dengan 8, dengan cara bagi kurung :

jadi bentuk desimal dari 1/8 adalah 0,125


Langkah -Langkah Cara Mengubah Desimal Ke Pecahan
Untuk mengubah bentuk desimal ke dalam pecahan itu ada beberapa langkah
diantaranya :
1. Kalikan bilangan desimal dengan 100, kemudian jadikan bilangan desimal yang
sudah dikalikan dengan 100 menjadi pembilang pecahan dengan penyebutnya bilangan
100
2. Sederhanakanlah bilangan desimal yang sudah dijadikan pembilangan pada
pecahan dengan penyebutnya bilangan 100 sesederhana mungkin.
Supaya teman-teman tidak bingung, saya akan menjelaskan langkahnya satu persatu.
1. Kalikan bilangan desimal dengan 100, kemudian jadikan bilangan desimal
yang sudah dikalikan dengan 100 menjadi pembilang pecahan dengan
penyebutnya bilangan 100. Jadi pada langkah pertama ini kita harus menjadikan
bilangan desimal yang akan kita ubah sebagai pembilang pecahan dan harus dikali 100
dahulu dengan penyebutnya adalah 100. Misalkan bilangan desimal tersebut adalah
0,50, maka kita harus kalikan dulu 0,50 dengan 100, maka :
0,50 x 100 = 50
Kemudian kita jadikan bilangan desimal yang telah dikali 100 tadi sebagai pembilang
pecahan dengan penyebutnya adalah bilangan 100, maka :
50/100
2. Sederhanakanlah bilangan desimal yang sudah dijadikan pembilangan
pada pecahan dengan penyebutnya bilangan 100 sesederhana mungkin. Nah
untuk langkah yang terakhir ini kita hanya tinggal menyederhanakan bilangan desimal
yang sudah menjadi bentuk pecahan sesederhana mungkin maka :
50/100 = (50 : 50) / (100 : 50), (untuk menyederhanakannya kita bagi penyebut dan
pembilang dengan bilangan 50), maka :
50/100 = (50 : 50) / (100 : 50) = 1/2
Jadi 0,50 setelah diubah kedalam bentuk pecahan adalah menjadi 1/2

Kesimpulan
Jadi untuk Cara Mengubah Pecahan Ke Desimal dan Sebaliknya ada cara atau pola
berfikir atau bisa juga disebut langkah berfikir, sehingga kita melakukan
pengubahannya secara sistematis.
Cara Mengubah Pecahan Ke Persen dan Sebaliknya
Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Mengubah Pecahan Ke Persen dan
Sebaliknya, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !

Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu tentang bagaimana caranya mengubah
bilangan pecahan ke dalam bentuk persen. Namun saya hanya akan berbagi materi ini
kepada mereka yang merasa kesulitan saja. Biasanya seseorang yang kesulitan dalam
mengubah atau mengonversikan bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen, meraka
kesulitan dalam urutan pengerjaannya, mereka hanya berfikir secara abstrak tanpa tau
dasar dari cara mengubah bilangan bentuk persen ke bentuk pecahan.
Langkah – Langkah Mengubah Bilangan Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen
1. Ubah bilangan pecahan menjadi bilangan decimal dengan cara membagi
pembilang dengan penyebut.
2. Kalikan bilangan pecahan yang sudah diubah ke dalam bilangan decimal dengan
bilangan 100% sehingga hisal kalinya menjadi %(persen) juga.
Jadi hanya ada dua langkah urutan berfikir untuk mengubah atau mengonversikan
bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen. Saya akan jelaskan satu persatu langkah
tersebut supaya teman-teman bisa lebih faham tentang cara mengubah bilangan
pecahan ke bentuk bilangan persen.
1. Ubah bilangan pecahan menjadi bilangan decimal dengan cara membagi
pembilang dengan penyebut. Sebelumnya kalian tahu mana pembilang dan penyebut
pada bilangan bentuk pecahan ? mungkin sebagian besar tahu ya, tapi jika ada yang
lupa saya akan kasih tau deh. Jadi misalkan ada bilangan pecahan 2/3, nah yang
menjadi pembilang dari bilangan pecahan itu adalah 2 dan yang menjadi penyebut dari
bilangan pecahan itu adalah 3. Nah sudah faham kan??. Nah pada langkah yang
pertama ini kita harus mengubah

2. bilangan pecahan ke bentuk bilangan decimal dulu yaitu dengan cara membagi
pembilangan dengan penyebut, jadi karena pembilangnya adalah 2 dan penyebutnya
adalah 3 maka 2 : 3 = 0,666666667 atau kita gunakan saja dua bilangan setelah koma
maka menjadi 0,67. Bagi yang belum tau cara mengubah bilangan pecahan ke bilangan
decimal bisa baca di artikel cara mengubah atau mengonversikan bilangan pecahan ke
bilangan decimal.
3. Kalikan bilangan pecahan yang sudah diubah ke dalam bilangan decimal
dengan bilangan 100% sehingga hisal kalinya menjadi %(persen) juga. Jadi pada
langkah yang ke-dua ini kita tinggal mengkalikan bilangan pecahan yang telah diubah
ke bilangan decimal dengan bilangan 100%, sehingga pasti nilanya menjadi bilangan
persen pula. Nah untuk melanjutkan langkah yang pertama kita ambil saja contoh 2/3
yang telah diubah menjadi bilangan decimal yaitu 0,67. Maka kita tinggal kalikan
bilangan decimal 0,67 dengan 100% maka hasilnya adalah 67%. Jadi hasil konversi 2/3
ke dalam bentuk persen adalah 67% atau 2/3 = 67%
Langkah – Langkah Mengubah Bilangan Bentuk Persen ke Bentuk Pecahan
Nah ini merupakan kebalikan dari langkah – langkah mengubah bilangan bentuk
pecahan ke bentuk persen. Untuk langkah – langkah mengubah bilangan bentuk
persen ke bentuk pecahan pasti ada langkah-langkahnya juga, diantaranya :
1. Jadikan bilangan persen sebagai penyebut, dan bilangan 100 sebagai
pembilang, dan hilangkan tanda %(persen) pada pembilangnya
2. Kemudian sederhanakan bilangan pecahan yang penyebutnya berasal dari
bilangan persen dan pembilangnya adalah bilangan 100 sesederhana mungkin.
Pada langkah – langkah mengubah bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen pun
hanya ada dua langkah pula. Saya akan menjelaskan langkah – langkah tersebut
supaya anda bisa memahaminya dengan sempurna.
1. Jadikan bilangan persen sebagai penyebut, dan bilangan 100 sebagai
pembilang, dan hilangkan tanda persen pada pembilangnya . Jadi pada langkah
yang ke-dua ini kita harus mengubah bilangan pecahan dengan cara menjadikan
bilangan persen sebagai pembilang dan bilangan 100 sebagai penyebut. Misalkan kita
ambil contoh bilangan persennya adalah 50%, maka 50%/100, kemudian kita hilangkan
tanda % pada pembilang maka akan menjadi 50/100
2. Kemudian sederhanakan bilangan pecahan yang penyebutnya berasal dari
bilangan persen dan pembilangnya adalah bilangan 100 sesederhana mungkin.
Nah pada langkah yang terakhir ini kita hasus menyederhanakan bilangan persen yang
telah diubah menjadi pecahan yang pembilangnya berasal dari bilangan persen yang
dihilangkan tanda persennya dan penyebutnya berasal dari bilangan 100, maka :
50/100 = (50 : 50)/(100 : 50), bagi penyebut dan pembilang dengan bilangan yang
sama yang dapat menyederhanakan bilangan pecahan tersebut :
50/100 = ½
Kesimupulan
Jadi untuk mengubah bilangan pecahan ke bilangan persen atau begitupun sebaliknya
sangatlah mudah, jika kita tahu dan mengerti langkah cara mengerjakannya.
Bilangan Pecahan
Hallo temen-temen???
Kali ini gue bakalan sahre materi tentang Bilangan Pecahan. Yo simak!

Pengertian Bilangan Pecahan


Ibu mempunyai 20 buah jeruk yang akan dibagikan pada 3 orang anak, adi memperoleh
4 buah jeruk, fitri memperoleh 5 buah jeruk, dan ketut memperoleh 10 buah jeruk.
Adapun sisanya disimpan oleh ibu. Dalam hal ini, Adi memperoleh 4/20 bagian jeruk,
Fitri memperoleh 5/20 bagian jeruk, dan ketut memperoleh 10/20 bagian jeruk. Apakah
menurutmu sisa yang disimpan oleh ibu 1/20 bagian jeruk ?
Bilangan-bilangan 4/20, 5/20, 10/20, dan 1/20 yang merupakan banyak buah jeruk
dibandingkan jumlah keseluruhan buah jeruk disebut bilangan pecahan. Bilangan-
bilangan pecahan sering disebut sebagai pecahan saja. Pada pecahan tersebut, angka-
angka 4, 5, 10, dan 1 disebut pembilang, sedangkan angka 20 disebut penyebut.
Dari urain di atas, dapat dikatakan bahwa pecahan merupaka bagian dari keseluruhan.

Sekarang perhatikan gambar di atas!


Luas daerah warna hijau pada gambar di atas (a) menunjukan pecahan 1/3
Luas daerah warna hijau pada gambar di atas (b) menunjukan pecahan 3/6
Luas daerah warna hijau pada gambar di atas (c) menunjukan pecahan 3/12
Luas daerah warna hijau pada gambar di atas (d) menunjukan pecahan 5/24
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagain berikut :
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p,q
bilangan bulat dan q tidak sama dengan 0. Bilangan p disebut pembilangan dan
bilangan q disebut penyebut.
2. Pecahan Senilai

Perhatikan Gambar di atas !


Luas daerah yang berwarna hijau (a) pada gambar di atas menunjukan 1/4 dari luas
lingkaran.
Luas daerah yang berwarna hijau (b) pada gambar di atas menunjukan 2/8 dari luas
lingkaran.
Luas daerah yang berwarna hijau (c) pada gambar di atas menunjukan 3/12 dari luas
lingkaran.
Dari ketiga gambar tersebut, tampak bahwa daerah yang berwarna hijau memiliki luas
yang sama. Hal ini berarti 1/4 = 2/8 = 3/12, selanjutnya, pecahan-pecahan 1/4, 2/8, dan
3/12 dikatakan sebagai pecahan-pecahan senilai.
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang benilai sama.
Untuk memperoleh pecahan yang senilai, pelajari uraian berikut!
1/3 = 1x2 / 3x2 = 2/6
1/3 = 1x3 / 3x3 = 3/9
1/3 = 1x4 / 3x4 = 4/12
2/6 = 2 : 2 / 6 : 2 = 1/3
3/9 = 3 : 3 / 9 : 3 = 1/3
4/12 = 4 :4 / 12 : 4 = 1/3
5/15 = 5 : 5 / 15 : 5 = 1/3
Pecahan - pecahan 1/3, 2/6, 3/9, 4/12, dan 5/15 di atas mempunyai nilai yang sama,
sehingga dapat ditulis 1/3 = 2/6 = 3/9 = 4/12 = 5/15.

Dari uraian di atas, tampak bahwa untuk memperoleh pecahan-pecahan yang senilai
dapat dilakukan dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut dengan
bilangan yang sama.

Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :


Jika diketahui pecahan p/q dengan p , q tidak sama dengan 0 maka berlaku p/q = p x a
/ q x a atau p/q = p : b / q : b, di mana a, b, konstanta positif bukan no.
Contoh :
Tentukan dua pecahan yang senilai dengan pecahan 2/3
Penyelesaian :
2/3 = 2 x 2 / 3 x 2 = 4/6
2/3 = 2 x 5 / 3 x 5 = 10/15
3. Menyederhanakan Pecahan
Kalian telah mengetahui cara menentukan pecahan senilai, yaitu dengan mengkalikan
atau membagi pembilang dan pecahan dengan bilangan yang sama, kecuali nol (0).
Sekarang perhatikan cara menemukan pecahan pecahan senilai berikut :
24/36 = 24 : 2 / 36 : 2 = 12/18
24/36 = 24 : 3 / 36 : 3 = 8/12
24/36 = 24 : 6 / 36 : 6 = 4/6
24/36 = 24 : 12 / 36 : 12 = 2/3
Pecahan 2/3 pada pengerjaan di atas tidak dapat dibagi lagi dengan bilangan lain selain
nol. Dalam hal ini, pecahan 2/3 merupakan bentuk paling sederhana 24/36.
Untuk memperoleh bentuk paling sederhana, pecahan 24/36 harus dibagi dengan
bilangan 12. Coba cek apakan 12 adalah FPB dari bilangan 24 dan 36?
Suatu pecahan p/q, q tidak sama dengan 0 dapat disederhanakan dengan cara
membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB nya. Hal ini dapat
ditulis sebagai berikut.
Dalam menyederhanakan sebarang pecahan p/q, q tidak sama dengan 0, berlaku p/q =
p : a / q : a, dimana a Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari p dan q.
Contoh :
Nyatakan pecahan 18/45 dalam bentuk pecahan paling sederhana!
Penyelesaian :
FPB dari 18 dan 45 adalah 9.
18/45 = 18 : 9 / 45 : 9 = 2/5
Jadi, bentuk pecahan paling sederhana dari 18/45 adalah 2/5.
4. Menyatakan Hubungan Antara Dua Pecahan

Perhatikan gambar di atas !


Luas daerah berwarna hijau (a) pada gambar di atas menunjukan 1/3 dari luas
keseluruhan. Adapun luas daerah berwarna hijau (b) menunjukan 2/3 dari keseluruhan.
Tampak bahwa pada gambar di atas (b) lebih besar dari luas arsiran pada gambar (a)
atau dapat ditulis 2/3 > 1/3 atau 1/3 < 2/3.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk menyatakan hubungan dua pecahan,
bandingkan pembilangnya, jika penyebut kedua pecahan sama. Adapun jika penyebut
kedua pecahan berbeda, untuk membandingkan pecaha tersebut, samakan terlebih
dahulu penyebut kedua pecahan (dengan menentukan KPK dan penyebut kedua
pecahan), kemudian dibandingkan pembilangnya. Contoh :
berilah tanda > atau < untuk setiap pernyataan berikut sehingga menjadi pernyataan
yang benar.
3/4 ... 2/3

Penyelesaian :
3/4 = 9/12
2/3 = 8/12
(KPK dari 4 dan 3 adalah 12)
karena 9/12 > 8/12 maka 3/4 > 2/3 atau 2/3 < 3/4
5. Menentukan Letak Pecahan Pada Garis Bilangan
Pada bab sebelumnya kalian telah mempelajari letak bilangan bulat pada garis
bilangan. Coba kalian ingat kembali garis bilangan pada bilangan bulat.

Pada garis bilangan, bilangan pecahan terletak di antara dua bilangan bulat. Sebagai
contoh, jika pada garis bilangan di atas, jarak antara dua bilangan bulat yang
berdekatan kalian bagi dua maka garis bilangannya menjadi :

Adapun untuk letak pecahan yang lain, dapat kalian tentukan dengan membagi jarak
antara dua bilangan bulat menurut besarnya penyebut.
Pada garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada di sebelah kanan, sedangkan
pecahan yang lebih kecil berada di sebelah kiri. Perhatikan gambar di atas !
Pada garis bilangan di atas, tampak terdapat pecahan negatif. Pecahan negatif adalah
pecahan yang nilainnya lebih kecil dari pada nol. Pecahan negarif menggunakan tanda
negatif, misalnya :
-1/2, -1/3, -1/4, dan -3/5. Coba, Letakan pecahan -1/2, -1/3, -1/4, dan -3/5 pada garis
bilangan.
6. Menentkan Pecahan Yang Nilainya di Antara Dua Pecahan
Misalkan, kita mempunyai pecahan 1/6 dan 2/6. Menurutmu, apakah ada bilangan
pecahan yang terletak di antara pecahan 1/6 dan 2/6? Untuk menjawabnya, perhatikan
bahwa 1/6 = 2/12 dan 2/6 = 4/12. Kita peroleh bahwa 2/12 < 3/12 < 4/12. Jadi, pecahan
yang terletak di antara 1/6 dan 2/6 adalah 3/12.
Coba cek hal ini dengan menggambarnya pada garis bilangan.
Di antara dua pecahan yang berbeda selalu dapat ditemukan pecahan yang nilainya di
antara dua pecaha tersebut.
Untuk menentukan pecahan yang nilainya di antara dua pecahan, langkah-langkahnya
sebagai berikut.
1. Samakan penyebut dari kedua pecahan. Kemudian, tentukan nilai pecahan yang
terletak di antara kedua pecahan tersebut.
2. Ubahlah lagi penyebutnya, jika belum diperoleh pecahan yang dimaksud. Begitu
seterusnya.
Contoh :
Tentukan sebuah pecahan yang terletak di antara 3/5 dan 2/3!
Penyelesaian :
3/5 = 3 x 3 / 5 x 3 = 9/15
2/3 = 2 x 5 / 3 x 5 = 10/15
Karena belum diperoleh pecahan yang dimaksud maka masing-masing penyebutnya
diperbesar lagi sehingga diperoleh :
9/15 = 9 x 2 / 15 x 2 = 18/30
10/15 = 10 x 2 / 15 x 2 = 20/30
Di antara pecahan 18/30 dan 20/30 terdapat pecahan 19/30. Jadi, pecahan yang
terletak di antara 3/5 dan 2/3 adalah 19/30.

Anda mungkin juga menyukai