Contoh soal :
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun. Bandingkan umur ayah terhadap umur
ibu !!
Jawab :
1. Berdasarkan Selisih
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun, maka selisihnya :
40 - 35 = 5 tahun
Jadi perbandingan umur ayah dengan umur ibu adalah selisih 5 tahun
2. Berdasarkan Pembagian
Umur ayah 40 tahun dan umur ibu 35 tahun, maka hasil pembagiannya :
40/35 atau 40 : 35 = 8 : 7.
Kesimpulan
Jadi untuk menyatakan perbandingan itu ada dua cara :
1. Berdasarkan Selisih
2. Berdasarkan Pembagian
Panjang asli (Pa)/Panjang model (Pm) = Lebar asli (La)/Lebar Model (Lm) = Tinggi
Contoh soal :
Pada sebuah gambar, lebar rumah 25 cm dan tinggi pintu 5 cm. Jika tinggi pintu
sebenarnya 2m, tentukanlah lebar pintu rumah sebenarnya !!!
Jawab :
Langkah ke-1
Tentukan semua hal yang diketahui dan ditanyakan.
Diketahui :
Lebar model (Lm) = 25cm
Tinggi model (Tm) = 5cm
Tinggi asli (Ta) = 2,5m = 250cm
Ditanyakan :
Lebar asli (La) =....???
Langkah ke-2
Langkah ke-3
Kesimpulan
Untuk perbandingan yang melibatkan skala suatu benda biasanya selalu dengan
perbandingan senilai, jadi kita operasikan rumus dengan langsung kali silang saja.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentangCara Menghitung Perbandingan Segmen
Garis, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !
Gambar 1
Cara Menghitung Perbandingan Segmen Garis
Untuk cara menghitung perbandingan segmen garis bisa dilakukan dengan rumus
perbandingan segmen garis, yaitu :
AC : CB = m : n
AC : AB = m : (m + n)
CB : AB = n : (m + n)
Contoh Soal perbandingan segmen garis :
Ditanyakan :
AP = ???
PB = ???
AP : 15cm = 2 : 5
AP/15cm = 2/5
(AP/15cm) x 15 = (2/5) x 15cm, (Kedua ruas dikali dengan 15 untuk menyederhanakan)
AP = 6cm
PB : 15cm = 3 : 5
PB/15cm = 3/5
(PB/15cm) x 15 = 3/5 x 15, (Kedua ruas dikali dengan 15 untuk menyederhanakan)
PB = 9cm
Dari grafik terlihat bahwa garis grafiknya semakin ke kanan semakin ke atas.
Maka didapat rumus perbandingan senilai :
a/b = p/q maka a x q = b x p
Contoh :
Jika Chindy membeli 2 buku dengan harga Rp.8.000,00, maka berapakah jumlah buku
yang bisa didapat Pajar jika fajar hanya memiliki uang Rp.4.000,00???
Jawab :
a=2
b=?
p = 8000
q = 4000
a/b = p/q maka a x q = b x p
2/b =8000/4000 maka 2 x 4000 = b x 8000 maka 8000 = 8000b maka 8000/8000 = b
maka 1 = b
Maka buku yang didapat fajar hanyalah satu buah buku.
2. Rumus Perbandingan tak senilai ( Perbandingan Berbalik Nilai)
Perbandingan tak senilai terjadi jika besaran yang pertama semakin besar, maka
besaran yang kedua nilainya akan semakin kecil , begitupun sebaliknya. Perbandingan
tak senilai ini merupakan kebalikan dari perbandingan senilai.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Kecepatan
No Waktu (jam)
(km/jam)
1 1 60
2 2 20
3 3 12
Perhatikan tabel diatas jika kita memacu kecepatan kita semakin cepat maka waktu
yang didapatkan pun akan semakin singkat.
dari grafik bisa dilihat bahwa garis grafiknya semakin ke kanan semakin menurun.
Maka didapat rumus perbandingan berbaik nilai :
a/b = p/q maka a x p = b x q
Contoh :
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 15 orang dengan waktu 3 bulan. Jika
pekerjaan tersebut hanya dikerjakan oleh 9 orang, berapa lama pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan??
Jawab :
a = 15
b=9
p=3
q=?
a/b = p/q maka a x p = b x q
Contoh :
Sebuah bus berangkat dari kota sukabumi pukul 17:15 dan sampai dikota bogor pukul
06:45 hari berikutnya. Jika jarak kedu kota tersebut 108 km. Tentukan kecepatan rata-
rata bus tersebut!
Jawab :
t = 13,5 jam (dari jam 17:15 hingga jam 06:45)
s = 108 km
v=?
v = s/t
v = 108/13,5 = 8 km/jam
maka kecatan dari kota bogor ke sukabumi 8 km/jam
Sifat-Sifat Perbandingan Senilai
Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Sifat-Sifat Perbandingan Senilai, Tanpa
panjang lebar lagi yo check it out !
Contoh :
Panjang ubin 10cm dan lebar 6cm. Jika akan menggambar ubin dengan lebar 3cm,
maka berapakah panjang ubin seharusnya pada gambar ???
Jawab :
Panjang ubin sebenarnya = c = 10cm
Lebar ubin sebenarnya = d = 6cm
Lebar ubin pada gambar = b = 3cm
Kesimpulan
Jadi sifat-sifat perbandingan senilai dapat teman-teman gunakan dalam soal
perbandingan senilai dengan tujuan untuk mempermudah pengerjaan teman-teman.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Menghitung Bunga Bank, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
1. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu
yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap
periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:
Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x modal
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga tunggal i% tiap tahun, maka
berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B = M x i x t/100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B = M x i x t/120
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 360 hari )
B= M x i x t/36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 365 hari)
B= M x i x t/36500
Keterangan :
Ma : Modal akhir
M : Modal
B : Bunga
2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan
pada sisa pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai
dengan awal periode, maka bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga berbunga
(compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi
bank. Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah modal mengendap selama 3
tahun.
Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh:
B = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh :
B2 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun = Rp100.000,00 +
Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan dengan bunga majemuk i
% periode selama n periode maka modal akhir:
Keterangan :
Mn : Modal ke-n
M : Modal awal
i : Suku bunga
n : Lamanya waktu
Jawab : B = M x i x t
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp 1.540.000,00
2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%.
Berapakah besar modal setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
M2 = Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp 220.500,00
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung Bruto, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya
Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.
Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu
barang)
Ditanyakan :
Berat kotor = bruto = ...??
Kita gunakan rumus menghitung tara untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Bruto = Neto + Tara
Bruto = 9kg + 1kg
Bruto = 10kg
Jadi berat kotor beras atau bruto adalah 10kg.
Kesimpulan :
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau bruto,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus menghitung netto, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya
Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.
Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu
barang)
Kita gunakan rumus menghitung neto untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Neto = Bruto - Tara
Neto = 10kg - 1kg
Neto = 9kg
Jadi berat bersih beras atau berat beras tanpa sebuah karung adalah 9kg.
Kesimpulan
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau neto,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus menghitung tara, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Bruto (Berat Kotor) adalah berat karung beserta kemasan atau bungkusnya
Netto (Berat bersih) adalah berat barang tanpa kemasan atau bungkusnya.
Tara adalah selisih antara bruto dan neto (berat kemasan atau bungkus suatu
barang)
Ditanyakan :
Berat karung beras = tara = ...??
Kita gunakan rumus menghitung tara untuk menyelesaikan soal ini, maka :
Tara = Bruto - Neto
Tara = 10kg - 9kg
Tara = 1kg
Kesimpulan :
Jadi ktika membeli suatu barang yang berkaitan dengan kiloan kita harus tau tara,
sehingga kita tidak akan dibodohi oleh si penjual.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung Diskon, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Rumus Diskon :
Namun ktika teman-teman mencari berapakah besarnya diskon dari suatu barang,
tentunya temen-teman pasti ingin tau berapa harga setelah diskonnya. Rumus harga
barang setelah diskon atau rumus harga bersih adalah :
Ditanyakan :
Harga bersih = ...??
Sebelum kita mencari nilai bersih, kita cari dulu berapa rupiahkah besar diskonnya,
maka :
Besar diskon = Persentase diskon x Harga kotor
Besar diskon = 25% x Rp. 135.000,00
Besar diskon = (25/100) x Rp. 135.000,00
Besar diskon = 25 x Rp. 1.350,00
Besar diskon = Rp.33.750,00
Setelah menemukan besarnya diskon, kemudian kita tentukan harga bersih atau
berapa harga sebenarnya dari celana yang akan jhay beli, maka :
Harga Bersih = Harga kotor - Diskon
Harga Bersih = Rp. 135.000,00 - Rp.33.750,00
Harga Bersih = Rp. 101.250,00
Maka harga bersih dari celana jeans tersebut adalah Rp. 101.250,00, maka jika jhay
ingin membeli celana jeans tersebut, ia harus membayar sebesar Rp.101.250,00
Kesimpulan
Jika kita membeli barang mall atau toko-toko yang harganya mahal akan tetapi
dikenakan diskon, maka sebenarnya harga barang tersebut belum tentu mahal.
Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai
Ditanyakan :
Harga pembelian = ???
Kita gunkan rumus menentukan harga pembelian untuk menjawab soal ini, maka :
Harga Pembelian = (100% / (100% + Persentase untung)) x Harga Penjualan
Harga Pembelian = (100% / (100% + 10%)) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = (100% / (110%) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = (100% / (110%) x Rp.165.000,00
Harga Pembelian = Rp.150.000,00
Kesimpulan
Pada dasarnya semua penjual pasti menarik keuntungan dari sebuah harga, namun
dibalik itu semua kita harus cerdas dalam memilih harga barang yang akan kita beli.
Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai
atau :
Jadi jika pedagang tersebut ingin mendapat keuntungan 15%, maka pedagang apel
tersebut harus menjual apelnya seharga Rp.431.250,00.
Kesimpulan
Jadi ktika kita akan menjual suatu barang, kita harus perhitungkan dulu berapa rupiah
kita harus menjual barang supaya mendapatkan untung.
Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut "harga pembelian", dan nilai
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi pengusaha, maka kita harus faham tentang bagaimana cara
mencari keuntungan, kerugian, atau bahkan impas, sehingga prusahaan kita akan
selalu maju.
Untuk contoh rumus yang lain bisa teman-teman praktikan sendiri ok :-)
pajak
Contoh soal :
Mia menerima gaji setiap bulannya sebesar Rp.2.500.000,00 dan harus membayar
pajak 2,5%. Berapakah besar pajak yang harus dibayar Mia ???
Jawab :
Diketahui :
Persantase pajak penghasilan = 2,5%
Penghasilan kena pajak = Rp. 2.500.000,00
Ditanyakan :
Besarnya pajak penghasilan = ???
Untuk menjawab soal ini kita gunakan rumus menghitung pph, maka :
Besar pajak penghasilan = Persentase pajak penghasilan x penghasilan kena pajak
Besar pajak penghasilan = 2,5% x Rp. 2.500.000,00
Besar pajak penghasilan = Rp.62.500,00
Jadi besar pajak yang harus dibayar oleh Mia adalah sebesar Rp.62.500,00
Kesimpulan
Jadi untuk menghitung besarnya pajak penghasilan atau pph yaitu tinggal mengkalikan
besarnya persentase pph dengan penghasilan kena pajak.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Menghitung PPN, Tanpa panjang
lebar lagi yo check it out !
Rumus Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Contoh soal :
Bu Mia membeli sebuah hand phone samsung galaxy dengan harga Rp.4.500.000,00
belum termasuk pajak. Berapakah besar pajak yang harus dibayar Bu Mia jika
persentase pajak sebesar 10% dan Bu Mia mendapatkan diskon 5% !!!
Jawab :
Diketahui :
Besar diskon = 5% x Harga Pokok Barang
Besar diskon = 5% x Rp.4.500.000,00
Besar diskon = Rp.225.000,00
Harga Pokok Barang = Rp.4.500.000,00 - Besar Diskon
Harga Pokok Barang = Rp.4.500.000,00 - Rp.225.000,00
Harga Pokok Barang = Rp.4.275.000,00
Persentase PPN = 10%
Ditanyakan :
Besar PPN = ....???
Jawab :
Kita gunakan rumus menghitung PPN untuk mencari besar PPN, maka :
Besar PPN = Persentase PPN x Harga Pokok Barang
Besar PPN = 10% x Rp.4.275.000,00
Besar PPN = Rp.427.500,00
Jadi besar pajak yang harus dibayar Bu Mia adalah Rp.427.500,00.
Kesimpulan
Jadi untuk menghitung besar pajak pertambahan nilai dari suatu barang yaitu dengan
cara pengkaliakn besar persentase pajak yang dikenakan terhadap barang dengan
harga pokok barang .
Pembulatan dan Bentuk Baku Pecahan
Hallo temen-temen !!
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Pembulatan dan Bentuk Baku Pecahan.
Yo simak !!
1. Pembulatan Pecahan
Perhatikan aturan pembulatan pecahan desimal berikut ini :
Apabila angka yang akan dibulatkan lebih besar atau sama dengan 5, maka
dibulatkan ke atas ( angka di depannya atau di sebelah kirinya ditambah dengan 1)
Apabila angka yang akan dibulatkan kurang dari 5, maka angka tersebut
dihilangkan dan angka di depannya (disebelah kirinya) tetap.
Contoh :
Bulatkan pecahan desimal berikut sampai dua tempat desimal !
0,7921
6,326
1,739
Penyelesaian :
0,7921 = 0,79 (angka 2 < 5 dihilangkan )
6,326 = 6,33 (angka 6 > 5, maka angka 2 dibulatkan ke atas )
1,739 = 1,74 ( angka 9 > 5, maka angka 3 dibulatkan ke atas )
Untuk menghindari kesalahan dalam pembulatan jangan membulatkan bilangan dari
hasil pembulatan sebelumnya. Perhatika contoh berikut :
3,63471 = 3,635 (benar, pembulatan sampai 3 tempat desimal)
3,63471 = 3,46 (salah, seharusnya pembulatan dilakukan dari bilangan semula)
3,63471 = 3,63 (pembulatan sampai 2 tampat desimal)
2. Menaksir Hasil Operasi Hitung Pecahan
Pada bab 1, kalian telah mempelajari cara menaksir hasil perkalian dan pembagian
pada bilangan bulat. Hal tersebut juga berlaku untuk menaksir hasil perkalian dan
pembagian pada bilangan desimal.
Perhatikan contoh berikut :'
Taksirlah hasil operasi pada bilangan pecahan berikut :
3,23 x 2,61
15,20 x 3,14
83,76 x 12,33
311,95 x 26,41
Penyelesaian :
3,23 x 2,61 taksiran : 3x 3 = 9
15,20 x 3,14 taksiran : 15 x 3 = 45
83,76 : 12,33 taksiran : 84 : 12 = 7
311,92 : 26,41 = 312 : 26 = 12
3. Bentuk Baku Pecahan
Dalam bidang ilmu pengetahuan alam, sering kali kalian menemukan bilangan-bilangan
yang bernilai sangat besar maupun sangat kecil. Hal ini terkadang membuat kalian
mengalami kesulitan dalam membaca ataupun menulisnya.
1. Panjang jari-jari neutron kira - kira :
0,000 000 000 000 00137 m.
106 = 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 = 1.000.000
100 = 10
10-1 = 1/101 = 1/10
10-2 = 1/102 = 1/100
10-3 = 1/103 = 1/1.000
dan seterusnya.
Jika dituliskan dalam bentuk baku maka diperoleh :
1. Panjang jari-jari neutron = 0,000 000 000 000 00137m = 1,37 x 10-15m;
2. Jumlah molekul dalam 18 gram air adalah :
602.000.000.000.000.000.000.000 = 6,02 x 1023
Secara umum, ada dua macam aturan penulisan bentuk baku satuan bilangan, yaitu
bilangan antara 0 sampai dengan 1 dan bilangan yang lebih dari 10 sebagai berikut.
Bentuk baku bilangan lebih dari 10 dinyatakan dengan a x 10n dengan 1 < a < 10 dan n
bilangan asli. Bentuk baku bilangan antara 0 sampai dengan 1 dinyatakan dengan a x
10-n dengan 1 < a < 10 dan n bilangan asli.
Contoh :
Nyatakan 635.000 dalam bentuk baku.
Penyelesaian :
635.000 = 6,35 x 105
2. Cara 1 :
21/4 - 3 = (2-3) + 1/4
21/4 - 3 = -1+ 1/4
21/4 - 3 = -4/4 + 1/4
21/4 - 3 = -3/4
Cara 2 :
21/4 - 3 = 9/4 - 3
21/4 - 3 = 9/4 -12/4
21/4 - 3 = -3/4
b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Pecahan
Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua pecahan, samakan
penyebut kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-
penyebutnya. Kemudian, baru dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya.
Contoh :
Tentukan hasil dari 3/7 + 4/5!
Penyelesaian :
KPK dari 5 dan 7 adalah 35, sehingga diperoleh :
3/7 + 4/5 = 15/35 + 28/35
3/7 + 4/5 = 43/35
3/7 + 4/5 = 18/35
c. Sifat-sifat pada penjumlahan dan pengurangan pecahan
Coba kalian ingat kembali sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan bilangan bulat.
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c maka berlaku :
1. Sifat tertutup : a + b = c ;
2. Sifat komutatif : a + b = b + c ;
3. Sifat asosiatif : (a+b) + c = a + (b+c) ;
4. Bilangan (0) adalah unsur identitas pada penjumlahan : a + 0 = 0 + a = a ;
5. Invers dari a adalah -a dan invers dari -a adalah a, sedemikian sehingga a + (-a)
= (-a) + a = 0
Sifat-sifat tersebut juga berlaku pada penjumlahan bilangan pecahan, artinya sifat-sifat
tersebut berlaku jika a, b, dan c bilangan pecahan. Coba buktikan hal ini dengan
mendiskusikan bersama temanmu.
2. Perkalian Pecahan
a. Perkalian pecahan dengan pecahan
Untuk mengetahui cara menentukan hasil perkalian pada pecahan, perhatikan gambar
di bawah ini:
Pada gambar di atas tampak bahwa luas yang berwarna hijau menunjukan pecahan 3/8
bagian dari luas keseluruhan.
Di pihak lain, daerah yang berwarna hijau menunjukan perkalian 1/2 x 3/4 = 3/8. Jadi
dapat dikatakan bahwa luas daerah yang berwarna hijau sama dengan perkalian
pecahan 1/2 x 3/4.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
Untuk mengalikan dua pecahan p/q dan r/s dilakukan dengan mengkalikan pembilang
dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut atau dapat ditulis p/q x r/s = p x r / q
x s dengan q, s tidak sama dengan 0.
Contoh :
Tentukan hasil perkalian dari 2/3 x 5/8 !
Penyelesaian :
2/3 x 5/8 = 2 x 5 / 3 x 8 = 10/24 = 10 : 2 / 24 : 2 = 5/12
b. Sifat-sifat perkalian pada pecahan
Ingat kemballi sifat sifat yang berlaku pada perkalian bilangan bulat berikut :
Untuk setiap bilangan bulat a, b , dan c berlaku :
1. Sifat tertutup : a x b = c ;
2. Sifat komutatif : a x b = b x a ;
3. Sifat asosiatif (a x b ) x c = a x ( b x c ) ;
4. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan : a x ( b x c ) = (a x b) + (a x c) ;
5. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan : a x ( b - c ) = (a x b) - (a x c) ;
6. a x 1 = 1 x a = a ; bilangan 1 adalah unsur identitas pada perkalian.
Sifat - sifat ini juga berlaku pada perkalian bilangan pecahan .
c. Invers Pada Perkalian
Perhatikan perkalian bilangan berikut :
2/5 x 5/2 = 1
-3/8 x (-8/3) = 1
Pada perkalian-perkalian bilangan di atas, 2/5 adalah invers perkalian (kebalikan) dari
5/2. Sebaliknya, 5/2 adalah invers perkalian (kebalikan) dari 2/5.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa hasil kali suatu bilangan dengan invers
(kebalikan) bilangan itu sama dengan 1. Secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut :
Invers perkalian dari pecahan p/q adalah q/p atau invers perkalian dai q/p adalah
p/q.
Suatu bilangan jika dikalikan dengan invers perkaliannya maka hasilnya sama
dengan 1.
3. Pembagian Pecahan
Kalian telah mempelajari bahwa operasi pembagian pada bilangan bulat merupakan
invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada pembagian bilangan
pecahan.
Perhatikan uraian berikut :
3/2 : 7/12 = (3/2) / (2/12) = 3/2 x 12/7 = 36/14 = 18/7 = 2 4/7
Dengan maengamati uaraian di atas, secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Untuk sebarang pecahan p/q dan r/s dengan q tidak sama degan 0, r tidak sama
dengan 0, s tidak sama dengan 0 berlaku p/q : r/s = p/q x s/r
Contoh :
Tentukan hasil pembagian bilangan 3/8 : 51/2
Penyelesaian :
3/8 : 51/2 = 3/8 : 11/2
3/8 : 51/2 = 3/8 : 2/11
3/8 : 51/2 = 3/4 : 1/11
3/8 : 51/2 = 3/44
4. Perpangkatan Pecahan
a. Bilangan pecahan berpangkat bilangan bulat positif
Pada pembahasan kali ini, kita hanya akan membahas perpangkatan pada pecahan
dengan pangkat bilangan bulat positif . Di kelas IX nanti kalian akan mempelajari
perpanggkatan pada pecahan dengan pangkat bilangan bulat negatif dan nol.
Pada bab sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa pada bilangan bulat berpangkat
bilangan bulat positif berlaku :
(1/2)1 =1/2
(1/2)2 =1/2 x 1/2 = 1/22 = 1/4
Untuk sebarang bilangan bulat p dan q dengan q tidak sama dengan 0 dan m bilangan
bulat positif berlaku.
(p/q)n = p/q x p/q x ... x p/q
Dalam hal ini, bilangan pecahan p/q disebut bilangan pokok.
Contoh :
Tentukan hasil operasi perpangkatan dari (-2/3)2!
Penyelesaian :
(-2/3)2 = (-2/3) x (-2/3) = (-2) x (-2) / 3 x 3 = 4/9
b. Sifat-sifat bilangan pecahan berpangkat
Coba kalian ingat kembali sifat-sifat pada bilangan bulat berpangkat bilangan bulat
positif. Sifat-sifat tersebut juga berlaku pada bilangan pecahan sebagai berikut :
Untuk bilangan bulat p, q dengan q tidak sama dengan 0 dan m, n bilangan bulat positif
berlaku sifat-sifat berikut :
(p/q)m = pm/qm
(p/q)m x (p/q)n = (p/q)m+n
(p/q)m : (p/q)n = (p/q)m-n
((p/q)m)n = (p/q)mxn
Contoh :
Tentukan nilai perpangkatan dari (2/3)5 : (2/3)2 !
Contoh :
Hitunglah hasil operasi hitung berikut :
28,62 + 2,27
54,36 - 36,68
Penyelesaian :
26,62
2,27 +
30,89
54,36
36,68-
17,68
b. Perkalian pecahan desimal
Untuk menentukan hasil perkalian bilangan desimal, perhatikan contoh berikut :
Hitung hasil perkalian berikut !
1,52 x 7,6
0,752 x 4,32
Penyelesaian :
1,52 x 7,6 = 152/100 x 76/10 = 152 x 76 / 1.000 = 11.552/1.000 = 11.552
0,752 x 4,32 = 752/1.000 x 432/100 = (752 x 432)/100.000 = 324.864/100.000 =
3,24864
Cara 2 :
3/4 = 3 : 4 = 0,75
Contoh :
Nyatakan bilangan 0,16 menjadi pecahan biasa/campuran yang paling
sederhana !
Penyelesaian :
Cara 1 :
0,16 = 0 + 1/10 + 6/100
0,16 = 10/100 + 6/100
0,16 =16/100
0,16 =4/25
Cara 2 :
0,16 = 16/100
0,16 = 16 : 4 / 100 : 4
0,16 =4/25
Contoh :
58. Nyatakan bentuk permil 22,5 0/00!
59. Penyelesaian :
60. 22,5 0/00 = 22,5 / 1.000 = 22,5 x 2 / 1.000 x 2 = 45 / 2.000 = 9/400
Mungkin untuk sebagian orang sangatlah mudah mengubah bilangan bentuk pecahan
ke-desimal. Akan tetapi pasti ada orang yang kesulitan mengubah bilangan bentuk
pecahan kedalam bentuk desimal. Bahkan bisa saja mereka tidak tahu apa itu bilangan
desimal. Tapi tenang ya bagi temen-temen yang belum bisa atau belum tau
cara mengubah bilangan pecahan ke dalam bilangan desimal atau begitupun
sebaliknya tenang saja, karena saya akan menjelaskannya kepada teman-teman
secara detail, supaya teman-taman faham dan bisa mengubah bilangan pecahan ke
bilangan desimal atau sebaliknya.
Langkah -Langkah Cara Mengubah Pecahan Ke Desimal
Untuk mengubah pecahan desimal bisa dilakukan dengan cara membagi pembilang
pada pecahan dengan penyebut pada pecahan. Maka :
Keterangan :
a : Pembilang
b : Penyebut
Cara pembagian pada bilangan bisa dilakukan dengan cara bagi kurung.
Contoh Soal :
Ubahlah 1/8 kedalam bentuk desimal !!!
Jawab :
a:1
b:8
Kemudian kita bagi 1 dengan 8, dengan cara bagi kurung :
Kesimpulan
Jadi untuk Cara Mengubah Pecahan Ke Desimal dan Sebaliknya ada cara atau pola
berfikir atau bisa juga disebut langkah berfikir, sehingga kita melakukan
pengubahannya secara sistematis.
Cara Mengubah Pecahan Ke Persen dan Sebaliknya
Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang
di blog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga
semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat
kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger
yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-
mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Mengubah Pecahan Ke Persen dan
Sebaliknya, Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !
Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu tentang bagaimana caranya mengubah
bilangan pecahan ke dalam bentuk persen. Namun saya hanya akan berbagi materi ini
kepada mereka yang merasa kesulitan saja. Biasanya seseorang yang kesulitan dalam
mengubah atau mengonversikan bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen, meraka
kesulitan dalam urutan pengerjaannya, mereka hanya berfikir secara abstrak tanpa tau
dasar dari cara mengubah bilangan bentuk persen ke bentuk pecahan.
Langkah – Langkah Mengubah Bilangan Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen
1. Ubah bilangan pecahan menjadi bilangan decimal dengan cara membagi
pembilang dengan penyebut.
2. Kalikan bilangan pecahan yang sudah diubah ke dalam bilangan decimal dengan
bilangan 100% sehingga hisal kalinya menjadi %(persen) juga.
Jadi hanya ada dua langkah urutan berfikir untuk mengubah atau mengonversikan
bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen. Saya akan jelaskan satu persatu langkah
tersebut supaya teman-teman bisa lebih faham tentang cara mengubah bilangan
pecahan ke bentuk bilangan persen.
1. Ubah bilangan pecahan menjadi bilangan decimal dengan cara membagi
pembilang dengan penyebut. Sebelumnya kalian tahu mana pembilang dan penyebut
pada bilangan bentuk pecahan ? mungkin sebagian besar tahu ya, tapi jika ada yang
lupa saya akan kasih tau deh. Jadi misalkan ada bilangan pecahan 2/3, nah yang
menjadi pembilang dari bilangan pecahan itu adalah 2 dan yang menjadi penyebut dari
bilangan pecahan itu adalah 3. Nah sudah faham kan??. Nah pada langkah yang
pertama ini kita harus mengubah
2. bilangan pecahan ke bentuk bilangan decimal dulu yaitu dengan cara membagi
pembilangan dengan penyebut, jadi karena pembilangnya adalah 2 dan penyebutnya
adalah 3 maka 2 : 3 = 0,666666667 atau kita gunakan saja dua bilangan setelah koma
maka menjadi 0,67. Bagi yang belum tau cara mengubah bilangan pecahan ke bilangan
decimal bisa baca di artikel cara mengubah atau mengonversikan bilangan pecahan ke
bilangan decimal.
3. Kalikan bilangan pecahan yang sudah diubah ke dalam bilangan decimal
dengan bilangan 100% sehingga hisal kalinya menjadi %(persen) juga. Jadi pada
langkah yang ke-dua ini kita tinggal mengkalikan bilangan pecahan yang telah diubah
ke bilangan decimal dengan bilangan 100%, sehingga pasti nilanya menjadi bilangan
persen pula. Nah untuk melanjutkan langkah yang pertama kita ambil saja contoh 2/3
yang telah diubah menjadi bilangan decimal yaitu 0,67. Maka kita tinggal kalikan
bilangan decimal 0,67 dengan 100% maka hasilnya adalah 67%. Jadi hasil konversi 2/3
ke dalam bentuk persen adalah 67% atau 2/3 = 67%
Langkah – Langkah Mengubah Bilangan Bentuk Persen ke Bentuk Pecahan
Nah ini merupakan kebalikan dari langkah – langkah mengubah bilangan bentuk
pecahan ke bentuk persen. Untuk langkah – langkah mengubah bilangan bentuk
persen ke bentuk pecahan pasti ada langkah-langkahnya juga, diantaranya :
1. Jadikan bilangan persen sebagai penyebut, dan bilangan 100 sebagai
pembilang, dan hilangkan tanda %(persen) pada pembilangnya
2. Kemudian sederhanakan bilangan pecahan yang penyebutnya berasal dari
bilangan persen dan pembilangnya adalah bilangan 100 sesederhana mungkin.
Pada langkah – langkah mengubah bilangan bentuk pecahan ke bentuk persen pun
hanya ada dua langkah pula. Saya akan menjelaskan langkah – langkah tersebut
supaya anda bisa memahaminya dengan sempurna.
1. Jadikan bilangan persen sebagai penyebut, dan bilangan 100 sebagai
pembilang, dan hilangkan tanda persen pada pembilangnya . Jadi pada langkah
yang ke-dua ini kita harus mengubah bilangan pecahan dengan cara menjadikan
bilangan persen sebagai pembilang dan bilangan 100 sebagai penyebut. Misalkan kita
ambil contoh bilangan persennya adalah 50%, maka 50%/100, kemudian kita hilangkan
tanda % pada pembilang maka akan menjadi 50/100
2. Kemudian sederhanakan bilangan pecahan yang penyebutnya berasal dari
bilangan persen dan pembilangnya adalah bilangan 100 sesederhana mungkin.
Nah pada langkah yang terakhir ini kita hasus menyederhanakan bilangan persen yang
telah diubah menjadi pecahan yang pembilangnya berasal dari bilangan persen yang
dihilangkan tanda persennya dan penyebutnya berasal dari bilangan 100, maka :
50/100 = (50 : 50)/(100 : 50), bagi penyebut dan pembilang dengan bilangan yang
sama yang dapat menyederhanakan bilangan pecahan tersebut :
50/100 = ½
Kesimupulan
Jadi untuk mengubah bilangan pecahan ke bilangan persen atau begitupun sebaliknya
sangatlah mudah, jika kita tahu dan mengerti langkah cara mengerjakannya.
Bilangan Pecahan
Hallo temen-temen???
Kali ini gue bakalan sahre materi tentang Bilangan Pecahan. Yo simak!
Dari uraian di atas, tampak bahwa untuk memperoleh pecahan-pecahan yang senilai
dapat dilakukan dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut dengan
bilangan yang sama.
Penyelesaian :
3/4 = 9/12
2/3 = 8/12
(KPK dari 4 dan 3 adalah 12)
karena 9/12 > 8/12 maka 3/4 > 2/3 atau 2/3 < 3/4
5. Menentukan Letak Pecahan Pada Garis Bilangan
Pada bab sebelumnya kalian telah mempelajari letak bilangan bulat pada garis
bilangan. Coba kalian ingat kembali garis bilangan pada bilangan bulat.
Pada garis bilangan, bilangan pecahan terletak di antara dua bilangan bulat. Sebagai
contoh, jika pada garis bilangan di atas, jarak antara dua bilangan bulat yang
berdekatan kalian bagi dua maka garis bilangannya menjadi :
Adapun untuk letak pecahan yang lain, dapat kalian tentukan dengan membagi jarak
antara dua bilangan bulat menurut besarnya penyebut.
Pada garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada di sebelah kanan, sedangkan
pecahan yang lebih kecil berada di sebelah kiri. Perhatikan gambar di atas !
Pada garis bilangan di atas, tampak terdapat pecahan negatif. Pecahan negatif adalah
pecahan yang nilainnya lebih kecil dari pada nol. Pecahan negarif menggunakan tanda
negatif, misalnya :
-1/2, -1/3, -1/4, dan -3/5. Coba, Letakan pecahan -1/2, -1/3, -1/4, dan -3/5 pada garis
bilangan.
6. Menentkan Pecahan Yang Nilainya di Antara Dua Pecahan
Misalkan, kita mempunyai pecahan 1/6 dan 2/6. Menurutmu, apakah ada bilangan
pecahan yang terletak di antara pecahan 1/6 dan 2/6? Untuk menjawabnya, perhatikan
bahwa 1/6 = 2/12 dan 2/6 = 4/12. Kita peroleh bahwa 2/12 < 3/12 < 4/12. Jadi, pecahan
yang terletak di antara 1/6 dan 2/6 adalah 3/12.
Coba cek hal ini dengan menggambarnya pada garis bilangan.
Di antara dua pecahan yang berbeda selalu dapat ditemukan pecahan yang nilainya di
antara dua pecaha tersebut.
Untuk menentukan pecahan yang nilainya di antara dua pecahan, langkah-langkahnya
sebagai berikut.
1. Samakan penyebut dari kedua pecahan. Kemudian, tentukan nilai pecahan yang
terletak di antara kedua pecahan tersebut.
2. Ubahlah lagi penyebutnya, jika belum diperoleh pecahan yang dimaksud. Begitu
seterusnya.
Contoh :
Tentukan sebuah pecahan yang terletak di antara 3/5 dan 2/3!
Penyelesaian :
3/5 = 3 x 3 / 5 x 3 = 9/15
2/3 = 2 x 5 / 3 x 5 = 10/15
Karena belum diperoleh pecahan yang dimaksud maka masing-masing penyebutnya
diperbesar lagi sehingga diperoleh :
9/15 = 9 x 2 / 15 x 2 = 18/30
10/15 = 10 x 2 / 15 x 2 = 20/30
Di antara pecahan 18/30 dan 20/30 terdapat pecahan 19/30. Jadi, pecahan yang
terletak di antara 3/5 dan 2/3 adalah 19/30.