Anda di halaman 1dari 8

DATA INOVASI TAHUN 2022

NO JUDUL INOVASI PERANGKAT DAERAH DESKRIPSI INOVASI

Dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat sekarang ini menimbulkan permasalahan tersendiri terkait sampah, baik secara volume, jenis dan karakteristik sampah
yang semakin beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari limbah-limbah yang dihasilkan karena kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik limbah dalam bentuk organik maupun limbah
anorganik. Limbah-limbah tersebut apabila tidak tertangani dan langsung dibuang ke pekarangan ataupun halaman sekitar rumah nantinya akan menimbulkan permasalahan baru khususnya di bidang
kesehatan. Namun di dalam penanganannya tentunya membutuhkan sebuah sistem yang baik karena dapat menimbulkan menurunnya estetika lingkungan dan ancaman bagi kesehatan masyarakat
umum. Permasalahan sampah ini sekarang sedang terjadi di Kabupaten Bantul. Masalah tersebut menjadi isu yang hangat dan banyak disoroti karena memerlukan penangan karena dampak yang
ditimbulkan sangat serius. Dampak dari permasalahan tersebut dapat ditangani dengan mulai mengelola sampah agar lingkungan hidup dapat terasa nyaman untuk ditinggali dan dapat dimulai dari
menjaga kebersihan lingkungan di pekarangan ataupun halaman disekitar rumah. Apabila kebersihan lingkungan disekitar pekarangan ataupun halaman rumah bersih terntunya dapat, menimbulkan
lingkungan yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Apabila lingkungan pekarangan ataupun halam rumah hanya dibiarkan saja tanpa dikelola dengan baik akan menyebabkan lahan tersebut kurang
maksimal. Melihat hal tersebut munculah ide ataupun gerakan untuk mulai memanfaatkan pekarangan dan halaman di sekitar rumah. Salah satu upaya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat
BERLIAN MAHAL
di masa pandemi Covid-19 melalui pemberdayaan masyarakat dapat dimulai dengan peningkatan produksi pangan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman produktif.
(KEBERSIHAN
Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di dalamnya tumbuh sayur-sayuran, kolam ikan, tanaman buah-buahan dan obat-obatan yang dapat digunakan untuk kehidupan
LINGKUNGAN UNTUK
1 KAP BAMBANGLIPURO sehari-hari, baik untuk tamu maupun lainnya yang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli. Lahan pekarangan dapat ditanami dengan aneka jenis tanaman, seperti tanaman hias, tanaman
PEMANFAATAN
pangan, buah dan sayuran, seperti singkong, terong, pepaya, tomat, pisang, dll. Pekarangan juga dapat ditanami dengan aneka tanaman ubi ubian yang tahan bertahun-tahun dan adaptif dengan
PEKARANGAN DAN
segala musim dan cuaca. Kegiatan tersebut juga akan menggerakkan para ibu-ibu untuk turut aktif dalam mengelola pekarangan tersebut. Apabila dalam pekarangan tersebut tidak hanya
HALAMAN)
dimanfaatkan untuk menanam sayur dan buah juga bisa dimanfaatkan untuk bidang peternakan dan juga perikanan. Hasil dari pemnafaatn lahan halaman dan pekarangan tersebut harapannya hasil
yang dipanen dapat menunjang kebutuhan untuk PMT kegiatan Posyandu balita maupun lansia. Apabila dalam pemberian PMT menggunakan hasil dari sayur dan buah yang ditanam secara organik
maka pemenuhan gizi untuk anak dan lansia tercukupi. Hasil dari peternakan dan juga perikanan dapat menyumbang dari segi protein hewani yang tentunya juga sangat diperlukan oleh tubuh.
Melihat dampak dan manfaat dari kegiatan yang diawali dengan kebersihan lingkungan khususnya di lahan pekarangan dan halaman serta dapat memanfaatkan lahan pekarangan hal tersebut dapat
mendorong terpenuhinya gizi anak khususnya terciptalah suatu inovasi yang digagas oleh KAPANEWON BAMBANGLIPURO yaitu "GERAKAN BERLIAN MAHAL" (Gerakan Kebersihan Lingkungan untuk
Pemanfaatan Pekarangan dan Halaman).

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia saat ini belum mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s). Berbagai strategi penurunan AKI dan AKB harus dilakukan, antara lain akses
pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan tata kelola. Pelayanan antenatal termasuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tingkat
Kabupaten/Kota di bidang kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 yang pencapaiannya diwajibkan 100%. Puskesmas Pandak I memiliki inovasi pelayanan bagi ibu hamil
yaitu pelayanan ANC Terpadu yang harus selesai dalam satu kali kunjungan atau satu hari (PERI HAPSARI) sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu. Pelayanan ANC Terpadu ini merupakan
pemeriksaan ANC sesuai standar Buku KIA Revisi 2020, mendeteksi penyulit medis obstetri dan non obsteri, mengisi buku KIA Revisi 2020 dengan lengkap dan benar serta melakukan rujukan sedini
mungkin bila ditemukan risiko penyulit medis obstetri dan non obstetri. Layanan ANC Terpadu Satu hari (PERI HAPSARI) harus menjaga kualitas layanan ntenatal yang diberikan dengan melibatkan
lintas program. Dengan melakukan ANC terpadu yang sesuai standar diharapkan dapat menurunkan AKI karena ibu hamil terdeteksi dari awal apabila terdapat faktor risiko atau komplikasi kehamilan
2 PERI HAPSARI PUSKESMAS PANDAK 1 dengan faktor risiko persalinan. ANC terpadu yang dilaksanakan lebih dari satu hari membuat terlambatnya petugas kesehatan mengetahui berbagai macam risiko yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil. Hal tersebut dapat mempengaruhinya tata laksana yang harus diberikan kepada ibu hamil. Jika tidak segera teratasi akan mengakibatkan Angka
Kematian Ibu (AKI). Pelayanan ANC terpadu satu hari (PERI HAPSARI) mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil, melahirkan dan menjaga agar lingkungan sekitar mampu melindungi
bayi dari infeksi. Dokter dan bidan melaksanakan ANC yang berkualitas serta melakukan deteksi dini (skrining), menegakkan diagnosis, melakukan tatalaksana dan rujukan sehingga dapat
berkontribusi dalam upaya penurunan kematian maternal dan neonatal. Pelaksaan PERI HAPSARI adalah Pelayanan ANC Terpadu pada ibu hamil yang harus diselesaikan dalam 1 hari atau satu kali
kunjungan. Dengan pelaksaan ANC terpadu selesai dalam satu hari maka Ibu hamil mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien. PERI HAPSARI dibuat agar pelayanan ANC Terpadu dapat
dilaksanakan dengan tepat dan terselesaikan dalam satu hari pelayananan. PERI HAPSARI dilakukan agar petugas kesehatan segera mengetahui risiko-risiko yang ada pada ibu hamil sehingga langkah
tatalaksana dapat segera diberikan. Harapan kami dengan inovasi PERI HAPSARI dapat menurunkan AKI di wilayah Pandak 1 khususnya.

Aplikasi Geoportal adalah salah satu aplikasi jenis web-portal yang dapat digunakan untuk mencari dan mengakses informasi geografi yang berisi data-data peta dan pelayanan geografi. Aplikasi
Geoportal dilengkapi dengan dokumentasi pedoman teknis yang lengkap. Aplikasi Geoportal merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk dapat mengakses informasi dalam
bentuk peta, baik yang berupa titik, berupa sebaran, batas wilayah administrasi, yang dilengkapi dengan atribut-atribut yang berisi penjelasan dari setiap wilayah yang hendak dicari. Geoportal
DINAS KOMUNIKASI DAN
3 Aplikasi Geoportal PALAPA merupakan salah satu simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Data dan informasi geospasial disediakan dalam bentuk GIS web services dan dapat ditelusuri keberadaan
INFORMATIKA
datanya. Tujuan dari adanya pengembangan aplikasi ini adalah untuk memudahkan pengguna dalam mengakses dan menggunakan portal nasional dan aplikasi simpul jaringan palapa. Manual book
aplikasi Geoportal PALAPA ini dapat digunakan untuk pengunjung dan member (pengguna) dalam aplikasi website Geoportal. Aplikasi ini memiliki dua sisi aplikasi yaitu aplikasi frontend yang ditujukan
untuk pengunjung website geoportal dan aplikasi backend yang ditujukan untuk pengelola aplikasi (admin dan member).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bantul selaku Sekretaris Gugus Tugas KLA bertugas dalam perencanaan kebijakan program dan kegiatan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan pembangunan berbasis hak anak di daerah menginisiasi inovasi dengan tajuk "Creating and colaborating attempt for anak-anak Bantul” (CINTA ANAK BANTUL) sebagai Sistem Informasi
Manajemen Data, Proses Kinerja, Media Evaluasi dan Hasil Kinerja Percepatan Kabupaten Bantul Layak Anak. Sistem Cinta Anak Bantul pada tahun 2022 telah mengantar Kabupaten Bantul naik
predikat Nindya setelah sejak 2018 berada di predikat Madya. Manfaat yang diperoleh dari inovasi ini a. Bagi institusi Bappeda Kabupaten Bantul, dengan adanya sistem aplikasi yang akan
diimplementasikan ini diharapkan dapat memudahkan proses identifikasi, verifikasi, serta kompilasi dokumen pendukung sebagai bahan penilaian administrasi dalam proses evaluasi penyelenggaraan
KLA yang akan dilaporkan kepada Kementerian PPPA. Bagi Kabupaten Bantul: ∙ Pendelegasian: sebagai sarana untuk memastikan distribusi dan rincian tugas bupati serta perencanaan sumberdaya
BADAN PERENCANAAN DAN
4 Aplikasi Cinta Anak Bantul yang dibutuhkan kepada organisasi perangkat daerah; kapanewon; kalurahan; satuan pendidikan PAUD/RA/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; puskesmas dan rumah sakit daerah ∙ Kerjasama:
PEMBANGUNAN DAERAH
sebagai sarana pemetaan kerjasama Pemerintah Daerah dengan lembaga non pemerintah yang meliputi Dunia Usaha, Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), Akademik dan Pilantropi ∙
Media Komunikasi: sebagai sarana pemetaan bentuk komunikasi yang diperlukan antara Pemerintah Daerah dengan media, forum anak, lembaga masyarakat, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis
Masyarakat (PATBM), dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) termasuk di dalamnya program kerjasama, sumberdaya yang tersedia dan penyelarasan kepentingan. Sarana Komunikasi: sebagai
sarana konsultasi dalam pemecahan permasalahan dengan Pemerintah Daerah Provinsi, Kementerian dan Kabupaten/Kota lain. Sebagai sarana pemetaan hubungan linear yang diperlukan antara
pemerintah daerah dengan lembaga yudikatif (kejaksaan, pengadilan, polres), DPRD, instansi vertical (Kementiran Agama, Balai Dikmen, BNN, Lembaga Pemasyarakatan Anak), dan lembaga non-
government organization

Bantul memiliki 1.377 unit perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus/instansi, perpustakaan tempat ibadah, perpustakaan masyarakat/komunitas,
dan perpustakaan pondok pesantren. Sementara yang telah mendapatkan pelayanan melalui perpustakaan keliling baru 133 perpustakaan atau kurang lebih 10%. Jumlah buku yang tersedia di
Perpustakaan Daerah tahun 2022 sebanyak 40.364 judul 114.963 eksemplar. Hal itu menyebabkan buku tidak dapat terdistribusikan secara merata. Kepadatan buku di ruang koleksi menjadi tinggi.
Bahkan ada buku yang tidak mendapatkan tempat. Penambahan jumlah buku setiap tahun cukup berpengaruh terhadap kepadatan, sedang penambahan ruang koleksi belum dapat dilakukan karena
tidak ada penganggaran. Maka target inovasi dalam jangka pendek adalah mengurangi kepadatan ruang koleksi serta mengatasi dampak pendemi Covid-19 terhadap terhentinya layanan
perpustakaan. Perpustakaan Daerah merupakan layanan publik yang dipandang menimbulkan kerumunan massa. Perpustakaan keliling tidak mampu menjangkau seluruh perpustakaan karena
Si Jambul Mandi di Kolam
keterbatasan armada, SDM, dan ketersediaan buku yang hanya mampu menampung sekitar 2.000 per armada. Kondisi itu berimbas pada belum terpenuhinya permohonan masyarakat yang
(Sistem Pinjam Buku dan
DINAS PERPUSTAKAAN DAN mengajukan pelayanan perpustakaan. Masyarakat juga tidak memiliki alternatif dalam memilih judul buku yang diinginkan. Di samping itu, semua layanan perpustakaan terhenti oleh adanya kebijakan
5 Literatur secara Mandiri
KEARSIPAN PPKM dimasa pandemi. Berangkat dari latar belakang tersebut Si Jambul Mandi di Kolam kemudian dikembangkan untuk memberikan kesempatan masyarakat mengakses buku seluas-luasnya di
untuk Komunitas, Sekolah
Perpustakaan Daerah sehingga sirkulasi buku yang beredar pun bertambah. Pengelola perpustakaan bisa memilih langsung di ruang koleksi. Hal itu akan mengurangi kepadatan buku di ruang koleksi
dan Taman Bacaan)
sekaligus membuka peluang setiap buku terpinjam. Inovasi dapat mempertahankan layanan perpustakaan dan tidak menyebabkan kerumunan di masa pandemi karena hanya perwakilan
perpustakaan saja yang diperbolehkan ke Perpustakaan Daerah. Inovasi cukup memberikan pilihan bagi kelompok masyarakat yang mengajukan bantuan buku. Perpustakaan Daerah tidak bisa
memberikan bantuan/hibah disebabkan buku adalah aset. Si Jambul Mandi di Kolam akhirnya menjadi alternatif agar masyarakat tetap terlayani melalui peminjaman buku berkala. Sistem Pinjam Buku
serta Literatur secara Mandiri oleh Komunitas, Sekolah dan Taman Bacaan Masyarakat (Si Jambul Mandi di Kolam) dikembangkan sejaktahun 2021 sebagai komitmen pelayanan kepada masyarakat. Si
Jambul Mandi di Kolam dikenal pula dengan sebutan layanan mandiri dimana pengelola perpustakaan mitra layanan mengambil sendiri buku yang dibutuhkan ke Perpustakaan daerah. Perwakilan
perpustakaan bebas memilih buku yang tersedia.

Berawal dari gerakan kepedulian terhadap 248 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah Puskesmas Kasihan II. Dilakukan dari oleh dan untuk masyarakat (kaluarga dan kader kesehatan jiwa).
Dibinda oleh puskesmas dan kemitraan. Melibatkan lintas sektor, sukarelawan dari tingkat dusun hingga kapanewon. Mengatasi masalah kompleks orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sejak mereka
ditemukan hingga kembali produktif kembali. Menyajikan layanan yang komprehensif, mudah, murah, cepat, dekat, luwes, luas, dan terintegrasi dalam sistem layanan pemerintahan. Tujuan dari
adanya program ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, memperbaiki capaian SPM bidang kesehatan, memulihkan dan memberdayakan ODGJ agar berguna bagi dirinya sendiri dan
masyarakat. Ide awal dari inovasi ini terkait dengan pemberdayaan ketidakberdayaan untuk orang yang tidak berdaya (ODGJ) dengan prinsip kepedulian, melibatkan berbagai peran dan tanggung
jawab. GELIMASJIWO bercirikan gotong royong dan kepedulian dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan mudah, murah, luwes, dekat, cepat, dan lengkap. Kepedulian dalam sistem melibatkan
6 GELIMASJIWO PUSKESMAS KASIHAN 2
keluarga dan kader didukung oleh pelayanan antar lintas program, lintas sektor, dan kemitraan, diberikan secara pelayanan terpadu dan komprehensif. Melalui Gelimasjiwo diupayakan penanganan
dengan cara yang memanusiakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang seringkali mengalami tindakan diskriminatif seperti penghinaan, penganiayaan, hingga pengusiran. Beberapa permasalahan
yang diusahakan untuk diselesaikan adalah menemukan keberadaan ODGJ, merawat, sampai bisa kembali produktif untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bantul. Layanan komprehensif
meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Kepedulian semua tatanan masyarakat dalam bentuk one for all atau all for one menjadikan layanan menjadi murah, mudah, tuntas,
luas, dan fleksibel. Gelimasjiwo merupakan suatu gerakan kepedulian yang berbasis masyarakat dibidang kesehatan sosial dan digerakkan oleh kader kesehatan jiwa dan didukung lintas stakeholder.
Inovasi Gelimasjiwo merupakan Inovasi yang lahir dari tingkat Puskesmas yang merupakan Inovasi unggulan yang menjadi percontohan puskesmas lain.
Dalam kerangka otonomi daerah, pemerintah dalamkedudukannya memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah memberikan pelayanan publik dan yang kedua adalahmeningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam rangka mencapai masyarakat yang sejahtera terdapat tujuan-tujuan lain seperti halnya penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengentasan kemiskinan
serta mengatasi kesenjangan antar daerah. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 1 Tahun 2022 tentangHubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang bertujuan meratakan
kesejahteraan masyarakat dengan alokasi sumber daya nasional yang efektif dan efisienmelalui hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Tujuan ini dapat tercapai dengan adanya
penguatan kualitas belanja daerah, penguatan kapasitas fiskal daerah dan harmonisasi belanja pusat dan daerah. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pihak yang paling memahami situasi kondisi,
kebutuhan dan prioritas daerah adalah pemerintah daerah. Oleh sebab itu, penyelenggaraan pelayanan publik akan lebih optimal apabila dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Implikasinya, daerah
diberikan kewenangan untuk mengurusi dirinya sendiri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan desentralisasi dalam memberikan kewenanga ndan juga memberikan stimulus
proses pemberdayaan di daerah salah satunya terwujud dalam pemberian kewenangan dalam pengelolaan pajak dan retribusi daerah sebagai unsur pendapatan di daerah. Pemberian kewenangan
tersebut tertuang di dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi. Dengan adanya UU ini maka kewenangan daerah dalam mengelola pendapatannya sendiri semakin jelas dan
BADAN PENGELOLAAN terarah. Desentralisasi fiskal yang tertuang di dalam UU No. 28 Tahun 2009 memberikan daerah kewenangan penuh untuk mengelola pajak dan retribusi daerah (local taxing power)1 Artinya setiap
Bayar Pajak Mudah Nggak
7 KEUANGAN, PENDAPATAN DAN daerah memiliki tugas dan tanggung jawab baik untuk mencapai target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun tanggung jawab untuk mengelolanya. Kekuatan daerah menjadi aspek
Bikin Gerah
ASET DAERAH penting di dalam pengelolaan PAD. PAD merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang mendukung kemampuan keuangan daerah. Pendapatan asli daerah menjadi sangat penting, terutama
dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, dimana kemampuan keuangan yang bersumber dari pendapatan asli daerah dijadikan salah satu variabel untuk mengukur kemampuan daerah guna
melaksanakan tugas otonomi yang diserahkan atau yang telahdiserahkan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Dalam implementasinyadi daerah, Pemerintah Kabupaten Bantul telah
menerbitkan Perda No. 8 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah menjadi Perda No. 12 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pajak Daerah. Dengan adanya sistem pembayaran pajak online, warga negara dapat membayar pajak dengan mudah dan cepat dari mana saja dan kapan saja. Hal ini mengurangi waktu
dan biaya yang diperlukan untuk datang ke kantor pajak. Beberapa instansi pemerintah telah mengembangkan aplikasi mobile khusus untuk membantu warga negara dalam membayar pajak. Aplikasi
ini memudahkan warga negara untuk melakukan pembayaran pajak langsung dari ponsel pintar mereka tanpa harus datang ke kantor pajak. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas
layanan di kantor-kantor pajak dengan cara mengurangi waktu tunggu, menambah petugas pelayanan, dan memberikan pelatihan kepada petugas pajak. Hal ini membuat warga negara merasa lebih
nyaman saat datang ke kantor pajak dan tidak merasa gerahBeberapa instansi pemerintah juga telah mengembangkan sistem pengaduan online untuk menampung keluhan atau masalah yang terkait
dengan pembayaran pajak. Hal ini memudahkan warga negara untuk memberikan masukan dan saran kepada pemerintah, sehingga masalah dapat segera diatasi dan tidak menimbulkan rasa gerah.

Dalam proses pemenuhan perizinan dan non perizinan, pemohon sering menghadapi berbagai kendala, baik terkait pemenuhan syarat administratif maupun teknis. Bahkan untuk beberapa kategori
perizinan yang memerlukan pengurusan dan pemenuhan lintas OPD atau Kementerian/Lembaga (K/L), pemohon/investor mengalami kebingungan dalam menempuh urutan/prosedur perizinannya.
Di sisi lain proses transisi perizinan sebagai akibat perubahan regulasi juga menyebabkan persepsi yang berbeda baik antar OPD maupun K/L dalam melayani masyarakat/investor. Hal ini menimbulkan
ketidakpastian dalam proses pelayanan dan akhirnya juga berdampak pada persepsi investasi yang tidak ramah di Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, DPMPTSP Kab. Bantul menginisiasi sebuah
inovasi yang dinamakan FAMOUS (Fasilitasi Dan Mediasi Pemohon Yang Mengurus Perizinan). Inovasi ini adalah upaya memberikan fasilitasi dan juga mengupayakan mediasi pada pemohon/investor
yang sedang mengalami kendala/hambatan dalam menempuh proses perizinannya. Fasilitasi dan mediasi dilakukan baik dengan OPD/K/L yang terkait proses perizinan yang sedang ditempuh, atau
dengan masyarakat yang terdampak dalam proses perizinan. Inovasi FAMOUS dilakukan ketika ada keluhan pemohon/pelaku usaha terkait proses perizinannya. Dilakukan identifikasi masalahnya, di
DINAS PENANAMAN MODAL DAN
tahapan mana hambatan terjadi, pihak mana yang terkait dalam proses perizinannya. Kemudian dilakukan koordinasi baik secara informal maupun formal untuk menemukan pemecahan masalahnya.
8 FAMOUS PELAYANAN TERPADU SATU
Dan selanjutnya melakukan pendampingan pada pemohon/pelaku usaha dalam penyelesaian masalahnya. Inovasi ini pada awalnya adalah salah satu tindak lanjut dari adanya
PINTU
masukan/aduan/complain dari masyarakat terhadap proses pelayanan perizinan. Terhadap adanya aduan atau permasalahan perizinan, dilakukan koordinasi lintas bidang maupun lintas
sektor/OPD/K/L untuk pemecahan masalahnya. Dalam perkembangannya, kegiatan fasilitasi permasalahan ini dirasa sangat membantu baik dari sisi pelayan maupun masyarakat yang sedang
berproses perizinannya atau bahkan yang sedang terdampak terhadap suatu proses perizinan. Koordinasi dengan melibatkan semua stakeholder lebih memudahkan dan mempercepat penyelesaian
masalahnya. Proses pelaksanaan inovasi FAMOUS sangat bergantung pada bobot/varian permasalahan yang ada. Fasilitasi dan atau mediasi bisa dilakukan beberapa kali sampai ditemukan
solusi/pemecahan masalahnya. Yang menjadi acuan adalah fast response (cepat merespon dan cepat memfasilitasi permasalahan yang ada). Dengan adanya inovasi FAMOUS keluhan masyarakat
dapat lebih cepat tertangani. Tujuan dari inovasi ini adalah Memberikan fasilitasi dan juga mengupayakan mediasi pada pemohon/investor yang sedang mengalami kendala/hambatan dalam
menempuh proses perizinannya.

Dalam rangka membantu tercapainya misi ketiga Kabupaten Bantul tersebut, DPMPTSP Kabupaten Bantul mengajukan inovasi yang diberi nama “GEPLAK” (Gerakan Pendampingan LKPM), mengingat
setiap penanam modal berkewajiban membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal sesuai Undang-Undang No. 25 Tahun 2007. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) adalah laporan
mengenai perkembangan kegiatan perusahaan dan kendala/permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam merealiasasikan kegiatan usahanya, yang wajib disampaikan secara berkala. Latar
belakang adanya inovasi ini adalah rendahnya capaian nilai realisasi investasi di Kabupaten Bantul pada tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh : pelaku usaha belum memiliki Nomor Induk Berusaha,
sebagian besar pelaku usaha di Kabupaten Bantul adalah pelaku usaha mikro (tidak wajib LKPM), pelaku usaha belum mengenal aplikasi Online Single Submission Risk Based Approach, dan Aplikasi
DINAS PENANAMAN MODAL DAN Online Single Submission Risk Based Approach masih dalam proses penyempurnaan serta pelaku usaha belum memperoleh bimbingan teknis/pendampingan mengenai LKPM. Di masa pandemi Covid-
9 GEPLAK PELAYANAN TERPADU SATU 19, mayoritas pelaku usaha belum melakukan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Ini merupakan dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Upaya penyampaian
PINTU informasi secara daring agar LKPM dilakukan belum banyak berdampak terhadap capaian nilai realisasi investasi. Investasi menjadi sarana signifikan untuk meningkatkan perekonomian, mendorong
pemulihan, menurunkan akibat dari pandemi covid-19 guna mencapai target yang telah ditentukan. Untuk mengantisipasi tidak tercapainya target realisasi investasi tersebut, Pemerintah Kabupaten
Bantul melaksanakan pendampingan penyusunan Laporan Kegiatan Penanaman Modal, yang disebut dengan “GEPLAK” (Gerakan Pendampingan LKPM). Hal ini dilakukan mengingat LKPM dilaporkan
melalui aplikasi OSS-RBA (Online Single Submission Risk Based Approach), yang masih belum diketahui dan dipahami oleh para pelaku usaha , sehingga banyak diantaranya yang tidak melakukan
pelaporan LKPM. Untuk itu DPMPTSP Kabupaten Bantul memberikan pendampingan dan bimbingan kepada pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam penyusunan Laporan Kegiatan Penanaman
Modal (LKPM), melalui GEPLAK. Manfaat lnovasi GEPLAK berdampak pada perubahan mindset Pelaku Usaha bahwa LKPM mudah dan bermanfaat bagi kelangsungan usahanya.

Dalam rangka mewujudkan percepatan pencapaian tujuan pembangunan yang merata dan menjangkau sampai dengan wilayah padukuhan Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakan dan Kalurahan membuat Inovasi Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Padukuhan (PPBPM). Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Padukuhan (PPBPM)
Program Pemberdayaan adalah program pembangunan yang diusulkan berdasarkan musyawarah Padukuhan, dilaksanakan oleh Pemerintah kalurahan bersama masyarakat Padukuhan, dibiayai dengan bantuan Keuangan
DINAS PEMBERDAYAAN
10 Berbasis Masyarakat oleh Pemerintah Kabupaten kepada Kalurahan serta swadaya masyarakat. Maksud penyelenggaraan PPBMP adalah mengoptimalkan fungsi dan peran masyarakat dalam mewujudakan perencanaan
MASYARAKAT DAN KALURAHAN
Padukuhan (PPBMP) partisipatif dan pemberdayaan masyarakat untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan dan pemerataan hasil pembangunan. Pada tahun 2022 Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat
Padukuhan (PPBPM) Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.46.650.000.000,- untuk 933 Padukuhan dengan penerimaan Dana Bantuan masing masing padukuhan
sebesar Rp. 50.000.000,-. Untuk tahun 2023 alokasi anggaran dan penerimaan untuk PPBMP masih sama pada tahun 2022.

Dalam upaya ikut serta menurunkan AKI dan AKB, KIA puskesmas Jetis 1 berinovasi untuk memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak. KIA Puskesmas Jetis 1
bekerjasama dengan masyarakat (Kader Kesehatan) yang bersedia membantu, bekerja sama, untuk ikut serta mengawal, memotivasi, mengawasi dan melaporkan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi/
balita di wilayah masing masing. Puskesmas Jetis 1 memiliki 2 wilayah desa, yaitu Sumber Agung dan Tri Mulyo. Dimana setiap wilayah pedukuhan memiliki akses posyandu balita dan beberapa
BAKKPIA JETU ( BARISAN
posyandu lansia. Terdapat 20 posyandu balita di desa Tri Mulyo, dan 19 posyandu balita di desa Sumber Agung yang selain merupakan pos kesehatan balita juga digunakan untuk mengakses
KADER KESEHATAN
11 PUSKESMAS JETIS 1 pelayanan kesehatan ibu hamil dan nifas di tingkat dusun. Kader BAKKPIA JETU merupakan salah satu perwakilan satu orang kader dari setiap posyandu yang sudah bersedia berkoordinasi dan bekerja
PENDAMPING IBU DAN
sama dengan Puskesmas Jetis 1 (Bidan) untuk bersama sama mengawal, mendampingi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi di wilayah masing masing yang tentunya juga bekerjasama dengan tim
ANAK JETIS 1)
posyandu di wilayah tersebut untuk selalu memonitoring kesehatan ibu dan bayi. Sehingga total jumlah kader BAKKPIA JETU ada 39 kader. Tujuan dibentuk kader BAKKPIA JETU adalah kader bersama
dengan bidan/ puskesmas bekerja sama dalam mengawal dan memantau ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi agar selalu dalam kondisi sehat dengan harapan dapat menekan atau mengurangi angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Sehingga capaian SPM dan cakupan PWS meningkat.

Di Puskesmas Imogiri II, Penemuan kasus TBC BTA (+) tahun 2021 terdata sebanyak 4 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020 dan tahun 2019 yang terdata sebanyak 7 kasus, lebih
sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 5 kasus, menurun angkanya jika dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak 6 kasus.Untuk pasien yang diobati pada tahun 2021 terdata
sebanyak 8 pasien, lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 10 pasien, dan juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 16 pasien. Case Detection Rate
(CDR) tahun 2021 tercatat sebesar 12,9 %, angkanya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 22,58 %, dan tahun 2019 mencapai 38%. Juga menurun jika dibandingkan dengan
tahun 2018 yang tercatat 23,8%, dan turun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang tercatat 28,5 %. Angka ini masih jauh dari target sebesar 70%. Laporan Hasil Pengendalian Penyakit Tuberkulosis
(P2TB) di wilayah Puskesmas Imogiri II tahun 2017 - 2021 .Dari hasil PKP Puskesmas Imogiri II tahun 2021 skor capaian target adalah 10% (36 kasus) dari target 80% dengan jumlah sasaran tahun 2021
adalah 363 kasus. Sedang tahun 2022 sampai dengan Bulan September adalah 72 kasus (17,2% dari 418 target Dinas Kesehatan). Di Puskesmas Imogiri II Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis
(TPT) belum rutin dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat pada data Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) yang menujukkan belum adanya laporan
TEMU IRENG (TEMUKAN pemberian TPT di Puskesmas Imogiri II. Di Puskesmas Imogiri II sendiri penemuan kasus tuberkulosis tahun 2020 sebanyak 45 pasien (13,6% dari 331 kasus target Dinas Kesehatan), pada tahun 2021
12 PUSKESMAS IMOGIRI 2
TB SARENG-SARENG) sebanyak 102 kasus (28% dari 363 kasus target Dinas Kesehatan) capaian dan tahun 2022 sampai dengan Bulan September adalah 72 kasus (17,2% dari 418 taget Dinas Kesehatan). Ini menunjukkan
angka penemuan kasus TB di Puskesmas Imogiri II masih belum memenuhi target capaian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sehingga dibuatlah gerakan TEMU IRENG (Temukan TB Sareng-
Sareng) sebagai upaya untuk meningkatkan capaian penemuan kasus suspek TB di Puskesmas Imogiri II. Gerakan TEMU IRENG meliputi kegiatan pembentukan tim TOSS TB, pembuatan SOP skrining
TB, Pembuatan Poli khusus TB, pembuatan register kesehatan digital uspek TB, pelatihan kader dan guru sekolah, edukasi stigma TB, Skrining aktif TB, home visit dan investigasi kontak TB, skrining
balita stunting, skrining suntik mantoux tes, pemberian TPT (Terapi Pencegahan TB), pendampingan dan pemantuan minumobat (PMO) pasien TB Resisten Obat, pasien TB, pasien TPT (Terapi
Pencegahan TB). Gerakan TEMU IRENG (Temukan TB Sareng-Sareng) diharapkan dapat meningkatkan capaian penemuan kasus suspek TB di Puskesmas Imogiri II. Hasil gerakan tersebut
meningkatkan angka capaian suspek Tuberkulosis di Puskesmas Imogiri II. Pada triwulan 4 tahun 2022 angka suspek tuberkulosis meningkat sebanyak 155 kasus dibandingkan triwulan 1 (15 kasus),
triwulan 2 (16 kasus) dan triwulan 3 (40 kasus). Dengan meningkatnya penemuan kasus terduga/suspek, terjadi peningkatan pula pada kasus terkonfirmasi/positif TB sebanyak 4 orang di triwulan 4
dibandingkan triwulan 1 (2 kasus), triwulan 2 (1 kasus) dan triwulan 3 (2 kasus).

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul mempunyai tugas dan tantangan yang cukup berat yaitu ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa sebagaimana tercantum dalam alinea IV
Pembukaann UUD 1945. Dalam hal pelayanan yang terkait digital, Perpustakaan kami sudah melayani secara digital ini yaitu pelayanan anggota dengan on line, pelayanan pencarian buku yang akan di
Pusaka Susi Jintan
baca di pelayanan, pojok baca digital dan aplikasi Bantul Pinter dengan melihat judul buku secara on line. Tujuan perpustakaan berbasis inklusi yaitu menciptakan masyarakat yang sejahtera melalui
(Perpustakaan Berbasis
DINAS PERPUSTAKAAN DAN peningkatan peran perpustakaan sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat sesuai kebutuhannya. Selain itu tujuan yang hendak dicapai dari Proyek Perubahan ini adalah sesuai dengan tema
13 Inklusi Sosial pada
KEARSIPAN PKN adalah pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul, berkarakter dan berbudaya istimewa serta pendayagunaan potensi lokal dengan penerapan teknologi dan penyerapan investasi
Pengrajin Batik dan Petani
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi inklusif. Adapun manfaat dari perpusataan berbasis inklusi adalah memfasilitasi warga masyarakat yang inklusif untuk memahami akan arti pentingnya
Milenial)
membaca. Dengan membaca masyarakat dapat mempunyai ilmu dan dapat mempraktekkan dari apa yang mereka baca. Setelah mempraktekkan membuat kerajinan atau Bertani maka harapannya
produk kerajinan dan pertanian tersebut bisa dijual. Dari penjualan barang ini tentu akan mendapatkan uang sehingga arahnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
Era digital memudahkan siapa saja mengakses informasi secara mudah, kapan saja dan di mana saja. termasuk juga anak-anak. Anak-anak era generasi digital menjadi sangat cepat beradaptasi
terhadap perkembangan teknologi informasi Pola asuh orang tua kepada anaknya (parenting) menjadi solusi dari semua persoalan ini. Keluarga merupakan sekolah pertama sang anak sebelum ia
berinteraksi dengan lingkungan sosial di luar rumahnya. Dalam keluarga, sang anak dibentuk agar memiliki kekebalan terhadap pengaruh negative. Digital parenting merupakan pengasuhan dalam
keluarga dengan memanfaatkan perangkat digital yang tersedia. Sedangkan Edukasi Digital Parenting Terpadu adalah strategi pengasuhan keluarga dalam pemanfaatan media digital yang tersedia
pada keluarga dan lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Orang tua adalah ‘model percontohan’ bagi anaknya. Semakin sering anak melihat orang tuanya asyik bersama gadget, maka
semakin besar pula ketertarikan mereka terhadap gadget. Karakter tidak bisa diajarkan dengan pendekatan teori untuk anak-anak, tetapi harus diajarkan dengan perilaku dan contoh perbuatan. Oleh
karena itu sebagai orang tua sangat penting untuk saling bekerja sama dalam mendidik, mendampingi dan mengawasi anak serta melindungi anak dari bahaya yang mengancam dari kemajuan
teknologi digital. Beban tanggung jawab tersebut tidak hanya dibebankan pada salah satu pihak atau ibu saja, tetapi ayah juga harus terlibat mengambil peran di dalamnya. Ketika orang tua
menunjukkan kerjasama, sikap saling menghormati, komunikasi yang seimbang dan penyesuaian terhadap kebutuhan masing-masing, maka akan membantu anak dalam membentuk sikap yang positif
DINAS PEMBERDAYAAN
terhadap laki- laki maupun perempuan. Ketika ayah dan ibu bekerjasama dan berbagi tanggung jawab pengasuhan anak secara adil. Stress ibu menjadi berkurang dan ia bersikap lebih positif terhadap
PEREMPUAN DAN
suami. ketika suami mendukung, keluarga menjadi semakin tangguh dan berkulitas dengan mewujudkan kesetaraan gender dalam keluarga. Untuk itu perlu Mengedukasi ayah dan ibu bahwa mereka
14 Digital Parenting Terpadu PERLINDUNGAN ANAK,
punya tanggung jawab yang sama dalam membimbing anak di Era Digital serta mengajak orang tua untuk peduli mengawasi apa yang dilihat anak. Eduparent adalah edukasi Digital parenting kepada
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
orang tua dalam mendampingi, mengawasi anak dalam menggunakan media digital termasuk memberikan batasan yang jelas. Peran orang tua menjadi sangat penting. Perlu Peran Bersama antara
KELUARGA BERENCANA
Ayah dan Ibu dalam mendampingi putra putrinya menggunakan media digital. Orang tua perlu memahami perkembangan tehnologi digital yang luar biasa dan mengancam anak-anak mereka. Orang
tua perlu memiliki kesadaran yang penuh bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama dalam keluarga , tidak hanya menjadi beban tanggung jawab ibu saja namun perlu keterlibatan ayah
dalam melakukan upaya- upaya yang terbaik untuk melindungi anak mereka, menjadi figure yang baik bagi anak dan mengembangkan potensi anak. Upaya mengoptimalkan pola asuh keluarga
terhadap anak dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi dan globalisasi seharusnya dilaksanakan berpedoman pada regulasi dan dijabarkan lebih lanjut dengan Modul Digital Parenting
Terpadu sebagai bahan edukasi baik secara konvensional dengan workshop/seminar, pembuatan leaflet maupun Edukasi melalui Sosial Media. Tujuan dari inovasi digital paenting terpadu adalah
mendorong kesetaraan gender orang tua dalam menghadapi era digital dan mengedukasi ayah dan ibu bahwa mereka punya tanggung jawab yang sama dalam membimbing anak di Era Digital.
Inovasi digital parenting ini bermanfaat untuk organisasi, dan masyarakat/ pengguna layanan. Yang dimaksud masyarakat dalam konteks Organisasi adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana para pegawai, baik pegawai Pemerintah Kabupaten Bantul maupun pegawai di luar Pemerintah Kabupaten Bantul serta
masyarakat pada umumnya.

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan merupakan sebuah metode kontrol terhadap terjaminnya kegiatan tetap berjalan sesuai dengan perencanaan dan koridor yang telah ditentukan. Dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan tentu terdapat hambatan dan tantangan sehingga dibutuhkan sebuah perencanaan dan teknis pelaksanaan yang fleksibel sehingga tujuan utama
sebuah kegiatan tercapai dengan baik. Pelaksanaan sub kegiatan berupa evaluasi terhadap seluruh kegiatan oleh PA bersama dengan KPA dan PPTK, serta monitoring kinerj a sesuai dengan dokumen
Penilaian dan Evaluasi perencanaan. Evaluasi Kinerja Perangakat Daerah, dalam implementasinya mencakup beberapa unsur, unsur-unsur tersebut adalah Unsur keuangan, merupakan rangkaian kegiatan mengelola
15 Kinerja Sekretariat Daerah SEKRETARIAT DAERAH administrasi keuangan dalam melaksanakan kegiatan; Unsur manajemen, merupakan rangkaian kegiatan membandingkan antara target dengan realisasi dalam bentuk koefisien yang terukur
Kabupaten Bantul (persentase, jumlah, unit, dan lain-lain). Dalam rangka melakukan upaya untuk meningkatkan realisasi fisik dan serapan anggaran sesuai dengan perjanjian kinerja OPD dan transparansi kegiatan,
maka dibutuhkan sub kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah. Maksud dari Kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah adalah agar dalam menyusun dokumen laporan Evaluasi Kinerja Setda
dapat terarah dan terukur sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah Kegiatan agar terjaminnya kelancaran dan tersedianya dokumen LKj dan Laporan
Evaluasi Kinerja/rapotan Sekretariat Daerah. Sedangkan untuk penerima manfaatnya yakni internal bagian Perencanaan dan Keuangan serta 7 bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kab. Bantul

Gerakan Bantul Bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul merupakan suatu program berkelanjutan yang dilaksanakan secara kolaboratif, dengan penuh semangat, optimisme, dan
profesional untuk mewujudkan cita-cita bersama yakni Kabupaten Bantul yang bersih sampah dengan pengelolaan sampah dan lingkungan yang baik. Inovasi ini merupakan inovasi non digital yang
menggerakkan peran serta sumber daya manusia baik Pemerintah Kabupaten Bantul, Perguruan Tinggi, komunitas, industri, media, dan masyarakat Bantul dalam pengelolaan sampah. Inovasi gerakan
Bantul Bersama ini dilatarbelakangi dengan capaian kinerja persampahan yang kurang optimal, kondisi darurat TPA sampah Piyungan, volume sampah yang terus meningkat, kebijakan atau regulasi
yang tersedia belum operasional, pengurangan sampah disumbernya belum optimal, timbulnya tempat sampah illegal, gangguan kesehatan lingkungan dan kualitas kesehatan masyarakat menurun.
Gerakan Bantul Bersama ini memiliki 4 kegiatan utama Bantul Bersama yang dapat dilakukan yaitu : Membangun budaya/kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam pengurangan sampah dari
sumber sampah (rumah tangga), menyusun dan menetapkan kebijakan operasional pengelolaan sampah, mengoptimalkan kelompok pengelola sampah dan membangun model pengelolaan sampah
berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal), dan PengembanganFasilitas dan Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah. Gerakan Bantul Bersama dilaunching oleh Bupati Bantul pada hari selasa
16 BANTUL BERSAMA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
tanggal 12 Oktober 2021 di Grand Rohan Banguntapan Bantul. Pada saat launching telah terdapat logo gerakan Bantul Bersama yang memiliki 4 warna dasar yaitu merah yang menggambarkan
kekuatan, energi, dan semangat; biru menggambarkan profesional dan kepercayaan; kuning menggambarkan optimisme; dan hijau menggambarkan kehidupan, alam, lingkungan, dan harmoni.
Simbol "waste container"menggambarkan pengelolaan sampah dan hal-hal terkait lingkungan. Untaian tangan membentuk lingkaran dapat diartikan sebagai simbol kolaborasi kegiatan yang
berkelanjutan serta penggambaran 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sedangkan susunan tulisan mengerucut ke depan menggambarkan bahwa program ini merupakan salah satu langkah ke depan
untukmewujudkan cita-cita bersama yaitu Bantul Bersih Sampah. Pada tahun 2021, setelah launching gerakan Bantul Bersama diikuti dengan penetapan Peraturan Bupati No. 121 Tahun 2021 tentang
Lembaga Pengelola Sampah, dan Peraturan Bupati No.125 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis RT; Launching Model Pengelolaan Sampah Berbasis BUMKal;
Penandatanganan Nota Kesepahaman/Momerandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD); Penandatanganan Perjanjian
Kerjasama antara DLH Kab. Bantul dan Lembaga Sertifikasi Profesi UAD; Pengembangan aplikasi SIMBERSAMA (registrasi PSM dan laporan periodik kinerjapengelolaan sampah oleh PSM).

Gerdu Kuning (Gerakan Sedekah Seribu untuk Kurangi Stunting) merupakan inovasi dalam bidang kesehatan balita di Puskesmas Pandak 1 yang mendukung program penurunan stunting. Inovasi ini
bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita terutama yang masih ada di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan dari keluarga tidak mampu atau balita KEP usia 0-59 bulan yang dikhawatirkan
menjadi gizi buruk/stunting. Hal yang mendasari inovasi ini diantaranya karena masalah stunting di wilayah Puskesmas Pandak I masih banyak, hasil PSG bulan Agustus 2022 jumlah balita stunting di
desa Gilangharjo ada 48 dan Wijirejo ada 20 anak. Sebagian balita stunting berawal dari BBLR dan gagal laktasi, karena faktor kemiskinan, ibu stress karena harus menyusui sambil bekerja sehingga
ASInya tidak keluar. Mulai usia 6 bulan balita juga banyak yang mengalami penurunan status gizi, karena ASI sudah tidak cukup lagi dan harus diberikan makanan tambahan. Karena faktor kesibukan
ibu dan kemiskinan membuat asupan makan balita tidak memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Melalui inovasi ini, dilakukan pendataan terhadap bayi yang lahir BBLR dan bayi yang lahir normal
GERDU KUNING (Gerakan namun kenaikan berat badan minimal tidak mencapai target. Jika ditemukan status gizi sudah mengarah ke KEP atau stunting, dilakukan penelusuran lebih lanjut kepada keluarga bayi tersebut, jika
17 Sedekah Seribu untuk PUSKESMAS PANDAK 1 memang karena faktor ekonomi maka dilakukan pemberian PMT sesuai usia. PMT susu diberikan atas indikasi dari dokter. Selain itu PMT diberikan berupa makanan lokal yang diharapkan bisa
Kurangi Stunting) menaikkan status gizi bayi/balita tersebut. Selain itu dana Gerdu Kuning juga dibelikan peralatan memasak serta peralatan kebersihan pribadi bagi ibu balita yang memang secara ekonomi benar-
benar kurang mampu untuk membeli. Sebagai penunjang kesehatan bagi balita tersebut. PMT Gerdu Kuning juga diberikan kepada balita usia 24-59 bulan dengan status gizi kurang/buruk/stunting,
yang berasal dari keluarga miskin, dengan tujuan agar status gizi bisa meningkat. Melalui inovasi Gerdu Kuning ini diharapkan dapat meningkatkan status gizi masyarakat khususnya balita dengan
masalah gizi dari keluarga miskin. Pemberian Makanan Tambahan pada balita atau bayi dengan status gizi buruk maupun kurang diharapkan dapat meningkat menjadi gizi baik dalam kurun waktu
tertentu. Inovasi Gerdu Kuning juga pemberian peralatan kebersihan pribadi yang bertujuan membantu keluarga balita dalam upaya melaksanakan PHBS. Di samping memberikan bantuan PMT
peralatan kebersihan pribadi juga dilakukan pendampingan bagi keluarga balita dengan memberikan edukasi tentang PMBA dan cara menyusui yang baik dan benar. Tujuan dari inovasi Gerdu Kuning
ini adalah membantu menurunkan angka balita stunting dan kurang energi protein di wilayah Puskesmas Pandak I.

Guna mempercepat implementasi gistalisasi transaksi keuangan daerah sebuha inovasi pembayaran secara digital sangat amat dibutuhkan. Sehubungan dengan makin pentingnya memberikan
pelayanan prima sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan mengedepankan prinsip pelayanan yang transparan dan akuntabel, serta bebas dari
pungutan liar maka Dinas Perhubungan Kabpaten Bantul menciptakan inovasi berupa E-Retribusi Kios Terminal. E-Retribusi Kios Terminal merupakan kerjasama antara pemerintah daerah kabupaten
bantul dengan Bank BPD DIY sebagai sarana pembayara e-retribusi kios. Selain itu, dengan adanya eRetribusi Kios Terminal juga akan mempermudah pedagang kios dalam pembayaran sewa kiosnya
setiap bulannya, sehingga tidak perlu datang ke kantor Dishub Bantul, tetapi bisa membayar dari mana saja baik via gopay atau datang ke bank BPD terdekat . Aplikasi eRetribusi Kios Terminal ini
dibuat untuk mendukung proses digitalisasi ekosistem pembayaran retiribusi di Kabupaten Bantul yang selama ini masih dilakukan secara manual. Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi memiliki
tujuan strategis yaitu mendukung dan menyederhanakan sistematis tata kelola, pengadaptasian teknologi akan memunkinkan banyak pihak untuk melakukan pertukaran informasi guna
E-RETRIBUSI KIOS
18 DINAS PERHUBUNGAN mengefisienkan berbagai proses dan kegiatan. Dalam pengimplementasiannya, Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi bukan hanya sekedar memindahkan sumber daya menjadi serba digital,
TERMINAL
melainkan membangun sistem tata kelola yang bersifat sinergis sehingga dapat menghasilkan manfaat dan keuntungan yang optimal baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Dalam praktiknya,
Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi diharapkan mampu menjadi fasilitator yang efektif dalam menjembatani kolaborasi dan memberikan pelayanan yang cepat, akurat serta transparan.
Namun, untuk mencapai tingkat efisiensi dan fleksibilitas yang maksimal bukanlah hal yang mudah. Pemerintah harus bersedia dalam mendesentralisasikan tanggung jawab dan proses jika mulai
menggunakan sarana elektronik. Terdapat beberapa tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi baik dalam pengimplementasiannya maupun
pengelolaannya. Hambatan yang paling umum adalah kurangnya infrastruktur digital yang memadai. Untuk transisi menuju Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi diperlukan infrastruktur yang
mampu menyediakan seperangkat sistem, model, dan standar yang selaras. Implementasi Digitalisasi ekosistem pembayaran retribusi yang sukses sangat bergantung pada bagaimana kapasitas
infrastruktur terstruktur dan bagaimana hal tersebut dikapitalisasi dengan fokus yang terintegrasi.

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Penderita hipertensi merupakan pasien dengan risiko tertinggi
terjadinya penyakit stroke dan penyakit kardiovaskular, data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2013, terdapat 9,4 juta per 1 miliar penduduk di dunia meninggal akibat gangguan
penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa dan meningkat progresif prevalensinya seiring bertambahnya usia, dimana diketahui bahwa
terdapat prevalensi >60% pada usia >60 tahun. Prevalensi hipertensi meningkat paling cepat di negara berkembang (80% di dunia), di mana pengobatan hipertensi masih sulit untuk dikontrol,
sehingga berkontribusi pada meningkatnya epidemi penyakit kardioserebrovaskular (CVD). Hipertensi mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di
Asia Tenggara. Di Indonesia Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1%
POJOK SATE (POJOK
19 PUSKESMAS SEWON 1 dibandingkan 25,8% pada Riskesdas tahun 2013. Diperkirakan hanya seperempat kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, dan data menunjukkan bahwa hanya 0,7% pasien hipertensi
SADAR TENSI)
terdiagnosis yang minum obat antihipertensi. Pada tahun 2021 , capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan UPTD Puskesmas Sewon 1 pada indikator nomor 8 yaitu Pelayanan Kesehatan
pada Penderita Hipertensi baru mencapai angka 2,23 % dari target 100%. Salah satu upaya yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Sewon 1 dalam rangka pengendalian dan pencegahan Hipertensi
adalah dengan melakukan upaya deteksi dini melalui kegiatan screening usia produktif. Capaian SPM pada tahun 2021 terkait upaya penanggulangan masalah Hipertensi ini masih jauh dari target dan
belum sesuai dengan standar kegiatan PTM. Oleh karena itu diperlukan kegiatan inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan capaian tersebut secara efektif dan efisien dan memberikan dampak
yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hasil dari inovasi tersebut adalah . Penanganan pasien penderita Hipertensi lebih cepat tertangani dan Upaya penanganan pendertita
hipertensi lebih komprehensif
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan vaksin sehingga terjadi kekebalan terhadap penyakit tersebut. Pelayanan imunisasi yang tersedia di Puskesmas adalah
pelayanan imunisasi dasar dan lanjutan bagi bayi dan balita serta imunisasi TT bagi calon pengantin. Imunsasi dasar diberikan pada bayi sebelum usia 1 tahun yang bertujuan untuk melindungi dari
penyakit Hepatitis B, Polio, Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Pneumonia, Campak, dan Rubella. Sedangkan imunisasi lanjutan merupakan ulangan imunisasi dasar untuk mempertahankan
tingkat kekebalan anak yang sudah mendapat imunisasi dasar. Imunisasi lanjutan ini diberikan kepada anak usia di bawah dua tahun (baduta), anak usia sekolah, dan wanita usia subur. Penemuan
angka stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II cukup tinggi. Jumlah angka stunting pada tahun 2022 mencapai angka 296 balita. Jumlah ini menjadi angka tertinggi penemuan
stunting di Puskesmas se-Kabupaten Bantul. Kasus stunting ini merupakan suatu kondisi kurangnya tinggi badan anak dibandingkan dengan anak normal seusianya yang terjadi dalam jangka waktu
yang lama, sehingga kasus stunting seharusnya dapat dicegah sejak dini jauh sebelum mulainya terjadi stunting yakni sejak kunjungan pertama bayi ke Puskesmas. Rata-rata usia kunjungan pertama
ibu nifas beserta bayinya ke Puskesmas, sebelum usia bayi mencapai 1 bulan. Pada kunjungan ini dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir (pemantauan tumbuh kembang awal) dan
Timun Kemiri ( pemberian imunisasi BCG. Sedangkan pada ibunya dilakukan pemeriksaan nifas (KF ke-3) sehingga dapat diketahui secara dini bilamana terjadi permasalahan pada ibu nifas. Pada saat yang bersamaan
Tatalaksana Imunisasi dilakukan konseling terkait pemberian ASI Eksklusif untuk memastikan pemberian ASI dapat berjalan optimal sesuai target kenaikan berat badan (BB) dan panjang badan (PB) bayi. Rangkaian beberapa
20 PUSKESMAS IMOGIRI 2
terpadu Puskesmas pemeriksaan dan pemantauan tumbuh kembang bayi dan ibu nifas di atas dilakukan secara terpadu. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan capaian kunjungan ibu nifas
Imogiri II) serta capaian kunjungan imunisasi, sehingga diharapkan dapat menurunkan kemungkinan resiko peningkatan jumlah balita stunting dikemudian hari dan dapat mengetahui sejak dini apabila terdapat
balita dengan resiko stunting. Pelayanan terpadu ini merupakan bentuk skrining penemuan faktor resiko stunting sehingga dapat ditatalaksana sesegera mungkin. Pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Puskesmas yakni berupa UKM dan UKP. Dalam pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) yang tersedia di Puskesmas termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
imunisasi. Bermula dari penemuan angka stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II yang cukup tinggi, bahkan merupakan wilayah kerja dengan angka stunting tertinggi di
Kabupaten Bantul, maka dirasa perlu membuat sebuah inovasi pelayanan Timun Kemiri ini. Tujuan pembuatan program Timun Kemiri ini adalah untuk melakukan skrining sejak dini pada balita yang
berkunjung untuk melakukan imunisasi dasar di Puskesmas Imogiri II yakni dengan melakukan pemeriksaan pemantauan tumbuh kembang bayi. Hal ini dapat memberikan data jumlah bayi yang
beresiko stunting. Dengan demikian, pencegahan dan tatalaksana perbaikan gizi balita dapat dimulai sesegera mungkin sebelum jatuh pada kondisi stunting. Manfaat dari inovasi ini adalah
Meningkatkan kualitas pelayanan dan capaian kunjungan ibu nifas serta capaian kunjungan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Imogi II, sehingga diharapkan dapat menurunkan kemungkinan resiko
peningkatan jumlah balita stunting dikemudian hari dan dapat mengetahui sejak dini apabila terdapat balita dengan resiko stunting.

Inovasi ini akan meningkatkan pelayanan pemeriksaan ibu nifas di puskesmas bantul 1 dan dapat mengatasi masalah seperti keterlambatan dalam pemeriksaan diri dan kurangnya pengetahuan
mengenai tanda bahaya masa nifas. Manfaat dari inovasi ini adalah menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pelayanan pemeriksaan ibu nifas juga menjadi salah satu layanan yang
diselenggarakan di Puskesmas Bantul I, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan umum ibu nifas, mendeteksi adanya perdarahan selama masa nifas, mendeteksi adanya infeksi,
mendeteksi adanya kesulitan dalam pemberian ASI kepada bayi, dan mendeteksi adanya gangguan psikologis yang bisa terjadi pada ibu nifas. Sayangnya masih ada ibu nifas yang terlambat dalam
DIMAS (DETEKSI TANDA memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan, ibu memeriksakan diri setelah mengalami beberapa masalah seperti perdarahan, mastitis pada payudara, puting susu lecet, dan gangguan
21 PUSKESMAS BANTUL 1 )
BAHAYA MASA NIFAS) psikologis seperti baby blues. Padahal apabila ibu memeriksakan diri sesuai jadwal yaitu kunjungan nifas 1 pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca persalinan, kunjungan nifas 2
pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan, kunjungan nifas 3 pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca persalinan, dan kunjungan 4
pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan, maka hal-hal semacam itu akan dapat dideteksi dan tidak berlanjut menjadi permasalahan yang
lebih parah. Selain itu, ada pula ibu terutama ibu nifas yang baru pertama kali melahirkan belum mengetahui mengenai tanda bahaya masa nifas, sehingga mereka menunda untuk
memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan baru periksa setelah keluhan berlanjut.

Jodipati merupakan akronim dari Jogo wargo Dlingo dengan Pendidikan, Akhlak dan Budi pekerti. Inovasi ini berangkat dari keprihatinan kita bersama melihat fenomena kenakalan remaja dan
degradasi moral generasi muda dengan mulai terkikisnya sopan santun dan adat ketimuran yang menjadi ciri bangsa kita. Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang
penting. Remaja merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa berada di pundak mereka. Jika generasi bangsa maju maka majulah Negara, tetapi kalau generasinya bobrok
dan mundur, maka mundurlah Negara. Di tahun 2023 ini terdapat beberapa kasus kenakalan remaja seperti Perang Sarung yang belum lama terjadi di wilayah kapanewon Dlingo, serta Klitih atau aksi
kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja di Jogjakarta. Selain itu fenomena sosial tingginya angka pernikahan dini masih terjadi di Kapanewon Dlingo. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang
JODIPATI (Jogo Wargo
dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
Dlingo dengan
22 KAP DLINGO positif. Merespon fenomena tersebut perlu upaya dari semua pihak, tidak hanya tanggung jawab orang tua dan guru sebagai pendidik, namun perlu peran serta dari pemerintah. Dalam hal ini
Pendidikan, Akhlak, dan
Pemerintah Kapanewon Dlingo menginisiasi inovasi JODIPATI bersinergi dengan lintas sektoral. Inovasi ini sekaligus mendukung visi misi Bupati dan Wakil Bupati Bantul yaitu Misi kedua:
Budi Pekerti)
Pengembangan sumber daya manusia unggul, berkarakter dan berbudaya istimewa, serta visi kelima : Penanggulangan masalah kesejahteraan sosial secara terpadu dan pencapaian Bantul sebagai
Kabupaten Layak Anak, ramah perempuan dan difabel Inovasi Jodipati diterapkan sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi muda sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanggulangan
pada maraknya kenakalan remaja, dan juga untuk meningkatkan dan mempersiapkan Generasi Muda yang berkualitas dan berdaya saing dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Generasi Milenial
dihadapkan oleh peristiwa Bonus Demografi yang berarti usia produktif lebih banyak daripada non-produktif. Bonus demografi terjadi hingga 2030. Untuk menghadapi peristiwa tersebut maka harus
ada peran dari generasi muda terutama generasi milenial guna menciptakan generasi yang berkualitas serta mampu mewujudkan Indonesia Emas di Tahun 2045.

Jumlah Balita stunting di Wilayah Kapanewon Pandak yang masih tinggi serta Kapanewon Pandak termasuk dalam Kapanewon miskin di Kabupaten Bantul. Serta Untuk menuju Kabupaten Layak Anak
di Tahun 2024, maka mulai dari Balita hingga anak-anak yang merupakan anak generasi penerus bangsa harus dipenuhi hak hak nya, yaitu sehat, cerdas, dan sejahtera. Oleh karena itu, gizi dan
kesehatan dari anak anak penerus bangsa harus kita lindungi sehingga anak-anak akan tumbuh dengan normal, cerdas dan sehat. Untuk mengentaskan dan memberantas dari Balita stunting, maka
GEBERGAS ( GERAKAN kami mempunyai program untuk pengumpulan sedekah setiap Jum’at, berupa telur minimal 1 butir. Dan disalurkan ke Penerima di 4 (empat) Kalurahan se Kapanewon Pandak yaitu Kalurahan
23 BERANTAS GIZI BURUK KAP PANDAK ( Wijirejo, Gilangharjo, Triharjo dan Caturharjo. diharapkan dengan PMT Telur akan membantu peningkatan gizi Balita, sehingga pertumbuhan anak akan tumbuh secara baik,normal, sehat dan cerdas.
DAN ANAK STUNTING ) Yang selanjutnya akan ada penurunan angka stunting, dan pada akhirnya tidak adanya Balita stunting. Dengan berdasarkan pemikiran tersebut, kami berharap kerjasamanya semua pihak, untuk
mensukseskan demi kelancaran program ini . Program inovasi ini kami beri nama Gerakan Berantas Gizi Buruk dan Anak Stunting (GEBER GAS) Kapanewon Pandak. Manfaat dari inovasi ini Untuk
menekankan serendah mungkin dan mengentaskan kondisi Anak Stunting, Anak Gizi Buruk akan menjadi anak dengan kondisi Gizi Baik. Sehingga anak-anak akan tumbuh dengan normal, cerdas dan
sehat.

Kapanewon sebagai pelaksana teknis kewilayahan, memiliki wilayah pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh panewu. Berdasarkan beberapa permasalahan di wilayah inilah maka perlu penciptaan
inovasi dalam rangka percepatan penyelesaian masalah. Dalam rangka percepatan inilah maka diciptakan inovasi KELAS ELING TAHAN BANTING (Kapanewon Layak Anak Sinergi Eliminasi Stunting,
Tata Kelola Sampah Menjadi Tabungan Bersama Kapanewon Kasihan Menuju Trending). Dasar hukum yang melandasi penciptaan inovasi ini antara lain (1) Perbub Bantul No. 43 Tahun 2018 tentang
Rencana Aksi Daerah Pengembangan Kabupaten Layak Anak Kabupaten Bantul; (2) Perbub Bantul Nomor 8 Tahun 2022 tentang penanggulangan stunting; (3) Perbub Bantul Nomor 125 Tahun 2021
tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Adapun permasalahan yang mendasari pembuatan inovasi ini adalah (1) masih adanya fasilitas
KELAS ELING TAHAN
24 KAP KASIHAN umum yang belum menyediakan menyediakan sarana dan prasarana layak anak. Padahal, mewujudkan kapanewon layak anak dimulai dari pelayanan ramah anak dalam upaya mewujudkan
BANTING
pemerintahan yang baik (Good Governance), bersih dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya pelayanan yang nyaman untuk anak-anak; (2) masih adanya anak
stunting (245 orang); dan (3) masalah sampah yang belum terselesaikan karena adanya rencana penutupan tempat pembuangan sampah terpadu Piyungan. Inovasi KELAS ELING TAHAN BANTING
dilaksanakan dengan melakukan sinergi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kapanewon (FORKOMPINKAP) dan lintas sektor yang terdiri dari KORAMIL, POLSEK, pamong empat desa di wilayah
Kapanewon Kasihan, PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana), Pendamping PKH (Program Keluarga Harapan), TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan), TKPK (Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan), Puskesmas, KUA (Kantor Urusan Agama), Korwil Kasihan Bidang Pendidikan, Penyuluh pertanian.

Kawasan Kotagede merupakan kota lama bekas Ibukota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri tahun 1532 Masehi. Kawasan ini memiliki banyak peninggalan bersejarah yang terlihat dari arsitektur
bangunan maupun kehidupan sosial budaya masyarakat di sekitar kawasan. Namun demikian, banyak masyarakat, wisatawan domestik, maupun wisatawan mancanegara yang belum mendapatkan
informasi yang lengkap mengenai kebudayaan, sejarah dan objek wisata Kawasan Kotagede. Melalui sentuhan teknologi digital, permasalahan ketersediaan informasi yang lengkap, interaktif dan
mudah diakses akan teratasi. Sentuhan teknologi digital juga akan mengatasi masalah terbatasnya pemandu wisata di lokasi Kawasan Kotagede. Kehadiran teknologi digital diharapkan dapat
mendekatkan masyarakat luas kepada Kawasan Makam Kotagede melalui berbagai promosi event wisata yang akan lebih mudah dilakukan melalui teknologi digital. Untuk itu, Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Bantul melalui Program Penyelenggaraan Keistimewaan Yogyakarta Urusan Kebudayaan melaksanakan Kegiatan Sarana Prasarana Keistimewaan Urusan Kebudayaan -
Pembangunan Ekosistem Kultural DIY Berbasis Digital. Pada kegiatan tersebut terdapat pekerjaan Pembangunan Sistem Informasi Penanda Keistimewaan Makam Kotagede. Pekerjaan pembangunan
aplikasi ini diharapkan menjadi salah satu bentuk inovasi digital Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengatasi permasalahan tersebut di Kawasan Makam Kotagede. Aplikasi Penanda Keistimewaan
Kotagede merupakan aplikasi yang memuat informasi lengkap tentang Makam Raja - Raja Mataram di Makam Raja Mataram Kotagede. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi digital QR Code untuk
APLIKASI PENANDA
DINAS KOMUNIKASI DAN memudahkan pengguna dalam mengakses informasi yang lengkap tentang Makan Raja Mataram Kotagede. Sistem informasi penanda keistimewaan kotagede dikembangkan dengan keluaran berupa
25 KEISTIMEWAAN MAKAM
INFORMATIKA aplikasi yang berbasiskan website dan terintegrasi dengan Aplikasi Bantulpedia. Aplikasi Bantulpedia sendiri dapat diakses melalui android yang bisa diunduh melalui playstore maupun website di
KOTAGEDE
alamat Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada aplikasi ini pengunjung akan mendapatkan informasi mengenai Kasultanan Mataram, Sejarah pendirian makam, dan informasi tentang pemakaman. Selain
itu pengunjung juga akan mendapatkan informasi mengenai Situs Mataram Islam di Kotagede, fasilitas, dan tata cara berkunjung. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi
Makam Raja Mataram Kotagede dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Raja Mataram Kotagede. Aplikasi Penanda Keistimewaan
Kotagede merupakan aplikasi berbasis digital Pemerintah Kabupaten Bantul yang dikembangkan dengan tujuan agar dapat memberikan informasi seputar Makam Raja Mataram Kotagede yang
lengkap dan mudah diakses melalui teknologi digital QR Code pada situs Penanda Keistimewaan Makam Raja Mataram Kotagede. Pengembangan Aplikasi Penanda Keistimewaan Makam Kotagede ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Bantul dengan memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka membangun
karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sistem kode QR digunakan sebagai penanda keunikan makam raja-raja Mataram yang dapat dipindai
menggunakan smartphone untuk mengakses informasi sejarah dan keunikan masing-masing makam. Aplikasi tersebut memberikan informasi tentang makam dua raja Islam Mataram pertama,
Panembahan Senopati dan Panembahan Hanyakrawati, serta ayah mereka, Ki Ageng Pemanahan dan Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, yang dimakamkan di pemakaman kerajaan Kotagede.

Kegiatan inovasi gizi Kader Aktif Konseling Cegah Stunting (KARAK SECETING) adalah salah satu kegiatan inovasi program gizi yang dilakukan oleh Puskesmas Bantul II dalam bentuk pemberdayaan
kader posyandu balita untuk mengaktifkan konseling di meja 4 dengan menggunakan alat peraga P3M4 (Paket Penyuluhan Posyandu Meja 4). Inovasi ini diharapkan dapat membantu kader dalam
memberikan konseling di kegiatan posyandu, sehingga dapat menjadi salah satu langkah untuk pencegahan stunting balita. Stunting atau pendek merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang
disebabkan karena kekurangan gizi pada balita. Beberapa tahun terakhir sudah banyak penelitian mengenai dampak apa saja yang mempengaruhi kekurangan gizi balita tersebut. Adanya risiko
terkena suatu penyakit, infeksi dan kematian serta terhambatnya sistem tumbuh kembang fisik dan mental pada anak. Jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2022 masih memiliki angka
prevalensi stunting balita cukup tinggi, yaitu 24,4 persen dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Menurut Susenas tahun 2019, Provinsi dengan prevalensi
stunting tertinggi pada tahun 2019 adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 43,82 persen. Terdapat 17 provinsi dengan prevalensi stunting berada di bawah prevalensi stunting nasional.
KARAK SECETING (KADER Hanya 4 provinsi dengan prevalensi stunting di bawah standar yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Bali. Meskipun DIY
26 AKTIF KONSELING CEGAH PUSKESMAS BANTUL 2 Yogyakarta tidak berada di ranking tertinggi kasus stunting namun angka kejadian gizi Balita sangat pendek dan pendek di Provinsi DIY juga cukup tinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar 21,04 persen
STUNTING) yang masih di atas nilai prevalensi stunting yang ditetapkan WHO (Susenas 2019). Hasil data peneliti sebelumnya tentang kejadian stunting di wilayah Puskesmas Bantul II kecamatan Bantul tahun
2019 mendapatkan hasil jumlah kasus stunting balita memiliki prevalensi sebesar 24,4 persen. Hal ini masih menjadi perhatian lebih bagi Puskesmas Bantul II. Menurut data Rekapitulasi Pemantauan
Status Gizi Balita Puskesmas Bantul II, jumlah kasus stunting tahun 2022 sebesar 8.99%. Angka ini masih cukup tinggi karena target kabupaten <9%. Puskesmas Bantul II memiliki cakupan wilayah
posyandu sebanyak 33 posyandu. Namun, konseling meja 4 di posyandu tidak berjalan dengan baik. Meja 4 posyandu memiliki peran penting dalam penyuluhan pencegahan stunting balita. Salah satu
faktor yang menghambat konseling di meja 4 adalah belum tersedia alat peraga yang lengkap di setiap posyandu untuk penyuluhan tentang pencegahan stunting pada balita. Untuk memudahkan
pelayanan konseling, diciptakan alat peraga yang dapat memenuhi kebutuhan lengkap untuk melakukan konseling pencegahan stunting balita yaitu P3M4 (Paket Penyuluhan Posyandu Meja 4). Alat
peraga ini menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi berbagai materi penjelasan mengenai stunting balita. Lima pintu keluar dari stunting adalah : Literasi, Edukasi, Imunisasi, Sanitasi dan
Perencanaan ekonomi keluarga dapat kita tingkatkan dengan inovasi ini.
Kemiskinan merupakan topik yang sangat sensitif dan akan menjadi prioritas utama dalam setiap periode penyelenggaraan pemerintahan dengan amanah dalam undang-undang dasar. Evaluasi
terhadap angka kemiskinan akan terus menjadi sorotan publik baik sosial maupun politik. Karena itulah penurunan angka kemisiknan akan menjadi indikator kinerja utama bagi kepala-kepala daerah
yang terpilih. Data merupakan komponen utama di dalam program penanggulangan kemiskinan. Tanpa data yang akurat program-program penanggulangan kemiskinan akan berisiko besar tidak tepat
sasaran. Selama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang diberi otoritas setiap tahun menyampaikan angka kemiskinan di tiap Kabupaten/Kota di Indonesia. Namun, data yang
disampaikan tersebut bersifat makro, artinya data tersebut tidak bisa menunjukkan by name by address (BNBA) penduduk yang masuk ke dalam kategori miskin. Untuk mendapatkan data mikro,
selama ini Kabupaten/Kota mengandalkan data yang bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dimiliki oleh Kementerian Sosial. Data DTKS tersebut kemudian dibreakdown ke
berbagai program penanggulangan kemiskinan. Namun, sejak tahun 2022, data DTKS dari Kemensos sudah tidak bisa lagi didapatkan data BNBA-nya karena berbagai alasan sehingga semenjak saat itu
SIDAMESRA (Sistem kabupaten/kota kesulitan utnuk menentukan data mikro sebagai penjabaran dari data makro yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya, hal tersebut tentu saja berimbas pada
27 Informasi Data Menuju DINAS SOSIAL program-program penanggulangan kemiskinan. Selain data DTKS, data-data lain yang dihimpun dan dibiayai oleh pemerintah pusat juga tidak dapat diakses oleh pemerintah kabupaten/kota sehingga
Sejahtera) membuat para pemangku kepentingan kesulitan untuk menentukan dan mengevaluasi sasaran program terutama program penanggulangan kemiskinan. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka
pada tahun 2022 di Kabupaten Bantul diinisiasi untuk menyusun sebuah aplikasi digital yang mampu menjawab permasalahan di atas. Aplikasi tersebut diberi nama "Sistem Informasi Data Menuju
Sejahtera" (SIDAMESRA). Di aplikasi tersebut setiap warga Bantul akan diukur status kesejahteraan sosialnya berdasarkan Indikator Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bantul. Dengan adanya
pengukuran tersebut maka kita bisa memerangkatakan status kesejahteraan sosial sehingga dapat menentukan calon penerima program-program penanggulangan kemiskinan, sekaligus
mengevaluasi pelaksanaan program serta data sanding angka kemiskinan yang di-release oleh BPS. SIDAMESRA merupakan bagian dari instrumen yang dipergunakan Kelompok Kerja Pendataan
bagian dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Tujuan dari inovasi sidamesra ini adalah untuk mendapatkan data mikro yang memuat status kesejahteraan setiap warga di Kabupaten
Bantul. Manfaat yang diperoleh dari inovasi sidamesra ini adalah dengan adanya data yang valid dan transparan, maka program program penanggulangan kemiskinan dapat lebih tepat sasaran
sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Bantul dapat menurun secara signifikan.

Latar belakang pembuatan inovasi “SIPETARUNG” (Sistem Informasi Pertanahan Dan Tata Ruang) disebabkan oleh kesulitan masyarakat dalam mengakses informasi tata ruang yang telah disahkan
sesuai peraturan oleh Pemerintah Daerah. Dengan adanya inovasi “SIPETARUNG” informasi tata ruang dapat semakin mudah diakses. Upaya pembuatan inovasi tersebut merupakan wujud
keterbukaan informasi pertanahan dan tata ruang di Kabupaten Bantul. Sipetarung sebagai wujud pembinaan dalam upaya pengendalian pengawasan pemanfaatan ruang, artinya masyarakat
mengetahui kebijakan pembangunan daerah melalui tata ruang dan dapat ikut serta dalam proses pengendalian pengawasan pemanfaatan ruang yang ada di lingkungannya. Sipetarung bukan hanya
DINAS PERTANAHAN DAN TATA dimanfaatkan untuk umum tapi juga dapat dimanfaatkan oleh DPTR untuk memudahkan petugas lapangan / petugas survey untuk mencocokan bahwa rekomendasi tata ruang yang diajukan telah
28 SIPETARUNG
RUANG sesuai atau tidak sesuai dengan peta rencana tata ruang yang ada di Kabupaten Bantul. Tujuannya agar masyarakat ikut serta dan aktif dalam mewujudkan tata ruang Kabupaten Bantul yang aman
nyaman produktif dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat mudah dalam mengakses informasi tata ruang sehingga masyarakat tidak asal dalam memanfaatkan ruang. Proses pembinaan dan
pengendalian tata ruang menjadi mudah dengan adanya sipetarung karena didalam sipetarung sudah termuat peta beserta informasi detilnya. Inovasi bertujuan agar masyarakat ikut serta dan aktif
dalam mewujudkan tata ruang Kabupaten Bantul yang aman nyaman produktif dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat mudah dalam mengakses informasi tata ruang sehingga masyarakat tidak asal
dalam memanfaatkan ruang. Proses pembinaan dan pengendalian tata ruang menjadi mudah dengan adanya sipetarung karena didalam sipetarung sudah termuat peta beserta informasi detilnya.

Makam Imogiri merupakan makam pendiri Kerajaan Mataram Islam dan salah satu situs budaya yang terletak di Kabupaten Bantul. Makam ini memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan
menjadi tujuan wisata unggulan di Kabupaten Bantul. Namun demikian, banyak masyarakat dan pengunjung yang belum mendapatkan informasi mengenai kebudayaan, sejarah dan pariwisata
Komplek Makam Imogiri secara lengkap, interaktif dan mudah diakses. Melalui sentuhan teknologi digital, permasalahan seperti informasi yang terbatas dan sulit didapat serta terbatasnya pemandu
wisata di lokasi, akan mudah diatasi. Teknologi digital juga akan mendekatkan suatu situs budaya kepada masyarakat yang lebih luas. Selain itu promosi event wisata juga akan lebih mudah dilakukan
melalui teknologi digital. Untuk itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul melalui Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa melaksanakan Kegiatan
Pembangunan Ekosistem Kultural DIY Berbasis Digital. Pada kegiatan tersebut terdapat pekerjaan Pembangunan Sistem Informasi Penanda Keistimewaan Makam Imogiri. Pekerjaan pembangunan
aplikasi ini diharapkan menjadi salah satu bentuk inovasi digital Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengatasi permasalahan tersebut di Kawasan Makam Imogiri. Aplikasi Penanda Keistimewaan
Makam Imogiri merupakan aplikasi berbasis digital Pemerintah Kabupaten Bantul yang memberikan informasi seputar tentang Makam Imogiri yang lengkap dan mudah diakses melalui teknologi
APLIKASI PENANDA digital QR Code pada situs Penanda Keistimewaan Makam Imogiri. Sistem informasi penanda keistimewaan Imogiri dikembangkan dengan keluaran berupa aplikasi yang berbasiskan website dan
DINAS KOMUNIKASI DAN
29 KEISTIMEWAAN MAKAM android. Sistem informasi ini terintegrasi dengan Aplikasi Bantulpedia. Aplikasi Bantulpedia sendiri dapat diakses melalui android yang bisa diunduh melalui playstore maupun website di alamat
INFORMATIKA
IMOGIRI Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada aplikasi ini pengunjung akan mendapatkan informasi mengenai Kasultanan Mataram, Sejarah, dan Raja dimakamkan. Selain itu pengguna juga akan mendapatkan
informasi peristiwa budaya, fasilitas, dan tata cara berkunjung. Ada juga informasi mengenai lokasi dan untuk mendapatkan informasi selengkapnya, silahkan kunjungi Makam Raja Mataram Imogiri
dan melakukan pemindaian QR Code pada masing-masing Situs Penanda Keistimewaan yang berada di Makam Raja Mataram Imogiri. Dengan adanya Inovasi Penanda Keistimewaan Makam Imogiri
akses data-data berkaitan dengan sejarah Raja-raja Imogiri dapat lebih lengkap dan dapat di update secara berkala. Tujuan aplikasi Penanda Keistimewaan Makam Imogiri adalah untuk menunjang
pembangunan ekosistem kultural DIY berbasis digital yang ada di Kabupaten Bantul dengan memberikan informasi yang lengkap dan mudah diakses kepada masyarakat melalui teknologi digital QR
Code. Manfaat dari Aplikasi Penanda Keistimewaan Makam Imogiri ini yaitu untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Bantul dengan memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk
memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka membangun karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil dari pengembangan Aplikasi
Penanda Keistimewaan Makam Imogiri ini dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Bantul dengan memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dalam rangka membangun karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada momentum berharga dalam pelayanan kesehatan tradisional dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 103. Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional yang mengatur
tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, tata cara pelayanan kesehatan tradisional, sumber daya, penelitian, dan pengembangan, , pendanaan, serta sanksi administratif. Pelayanan
KOLAM TAMANSARI
kesehatan tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat dalam mengatasi gangguan kesehatan secara mandiri (self-care) baik untuk pribadi maupun untuk keluarga melalui pemanfaatan tanaman
(KOLABORASI
obat keluarga serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat dari sektor kesehatan, ekonomi, maupun wisata dengan mengedepankan kearifan lokal daerah. Pada tahun 2021 dengan anggaran Dana
30 MENANGANI MASALAH PUSKESMAS KASIHAN 2
Keistimewaan telah dilaksanakan pelatihan pada petugas kesehatan tradisional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan konvensional. Kesehatan tradisional di Kabupaten Bantul mempunyai
GIZI BALITA DENGAN
potensi yang dapat dioptimalkan secara masif, yang jika dikomersialkan bisa menjadi bisnis masyarakat. Tujuan inovasi daerah ini adalah mengembangkan pelayanan tradisional integrasi di
ASUHAN MANDIRI)
Puskesmas, mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional empiris di masyarakat melalui pengembangan dusun asuhan mandiri kesehatan tradisional dan meningkatkan pengembangan kearifan
lokal dan potensi budaya khususnya budaya kesehatan tradisional

Pemerintah Kapanewon Jetis berupaya untuk lebih mengoptimalkan nilai SATRIYA pada seluruh karyawan dan karyawati mulai dari seluruh Pemerintah Kalurahan hingga instansi tingkat Kapanewon
dengan mengemas menjadi inovasi supaya lebih menarik dengan singkatan IBU SAY, yaitu lmplementasi Budaya Satriya dalam kesehariannya IBU SAY dikemas menjadi inovasi tahun 2022, meski
dalam pelaksanaannya sudah dilakukan sejak tahun 2019 walaupun belum sempurna. SATRIYA merupakan singkatan dari : Selaras, Akal Budi Luhur, Jati Diri, Teladan - Keteladanan, Rela Melayani
lnovatif, Yakin, Percaya Diri, Ahli Profesional, Kemudian kegiatan-kegiatan dalam keseharian SATRIYA dilaksanakan di antaranya : Apel Pagi, Tadarus Al Quran setelah apel pagi senin s/d kamis, Di tiap
31 IBU SAY KAP JETIS bulan hari jumat minggu II Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dibarengi dengan Sambang Warga Boga Sehat, Stunting lbu Hamil resiko tinggi, pilah sampah Rumah Tangga. Setiap Selasa Kliwon
pengajian bersama di Masjid An Nur Jumat minggu ke tiga senam bersama secara bergilir di instansi tingkat kapanewon maupun kalurahan se Kapanewon Jetis. Jumat minggu ke tiga Gerakan Jumat
Bersih Dalam keseharian menerapkan himbauan untuk hemat listrik dan air Serta pelayanan yang ramah pada masyarakat tanpa pandang bulu pada pencari layanan yang membutuhkan Dengan
demikian kegiatan tidak monoton tetapi bervariasi. Oleh karena itu, ASN melaksanakan kewajiban dan fungsinya dengan semangat SATRIYA. Inovasi Ibu Say yang diterapkan untuk ASN maupun Non
ASN di Kapanewon Jetis dapat diterima dengan baik dan sudah menjadi bagian dari budaya kerja.

Penguatan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, akuntabel dan menghadirkan pelayanan publik prima merupakan Misi I dalam proses pembangunan Kabupaten
Bantul Tahun 2021-2025. Misi tersebut merupakan upaya peningkatan tata kelola Pemerintah Daerah. Tuntutan masyarakat akan terbentuknya pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, akuntabel
mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul yang dapat diandalkan dan
terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif menjadi motivasi dan tantangan yang harus segera dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai menghadirkan pelayanan publik prima
tersebut. Dalam rangka pemenuhan tuntutan tersebut tentu saja membutuhkan sinergitas komitmen antar steakholder serta upaya pemenuhan sarana prasarana pendukung dan ketersediaan akan
kebutuhan data dan informasi secara cepat, mudah dan berkualitas yang bisa dimanfaatkan bersama-sama. Pemanfaatan data bersama yang terintegrasi merupakan langkah dan tujuan yang paling
strategis dalam mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Yang Berbasis elektronik (e-Government). Sebagai salah satu komponen e-Government, Jaringan komputer merupakan sistem yang
terdiri dari gabungan beberapa perangkat komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi dan akses informasi dari berbagai tempat antar komputer yang satu dengan
Jalur Utama Fiber Optik DINAS KOMUNIKASI DAN
32 komputer yang lain. Pemerintah Kabupaten Bantul pada Tahun 2013-2014 telah berhasil membangun Jaringan Internet/Intranet dan Komunikasi data sampai ke Wilayah Pemerintah Desa dengan
Topologi Ring INFORMATIKA
Jenis Jaringan Nirkabel yaitu jaringan komputer dankomunikasi data yang menggunakan menggunakan gelombangelektromagnetik dalam setiap kiriman sinyal informasinya sebagai alat
penghubungnya.Tujuan dari Pembangunan Jalur Utama (Backbone) Fiber Optik di Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu membangun jaringan internet/intranet sebagai sarana komunikasi data dan
informasi dengan kehandalan yang tinggi dan mengurangi permasalahan interferensi radio. Secara umum dengan adanya pembangunan Jalur Utama (Backbone) Fiber Optik ini, membawa manfaat
yang sangat signifikan khususnya proses kerja yang menggunakan media online dan memotivasi untuk mendukung proses kerja manual berubah menjadi metode online. Tentu saja ini akan
merubahproses kerja menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien dan efektif. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Bantul dapat mewujudkan Pemerintahan yang baik (good governace) yaitu kinerja
yang efektif, efisien, transpanan dan akuntabel. Sebagai wujud komitmen Diskominfo untuk memfasilitasi dari sisi teknologi, Diskominfo menghadirkan Infrastruktur Jaringan Internet/Intranet
Pemerintah Kabupaten Bantul yang handal dan berkualitas di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul. Dengan harapan besar penyelenggaran transformasi atau perubahan pola Pemerintahan yang
berbasis elektronik (e-Government) secara menyeluruh untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) demi percepatan Pembangunan Bantul Smart City.

Penyakit Menular (HIV AIDS dan IMS ) merupakan salah satu masalah yang di perhatikan di Puskesmas Banguntapan I diantaranya Masyarakat membutuhkan layanan perawatan, dukungan dan
pengobatan (PDP) , rendahnya populasi yang beresiko HIV untuk ikut tes HIV dan terdapat stigma negatif terhadap ODHA di masyarakat. ODHA merupakan individu yang terinfeksi HIV /AIDS. HIV
menyerang sistem imunitas tubuh sehingga menyebabkan kondisi yang disebut dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), yaitu sindrom (kumpulan gejala penyakit) akibat menurunnya
TRANSFORMASI DUDHA
sistem imunitas tubuh. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan virus ini dari tubuh manusia, dengan kata lain ODHA akan selamanya membawa HIV dalam tubuhnya. Tetapi
KEREN (DUKUNG ODHA
virus ini bisa dikendalikan sampai pada tingkat viral load tidak terdeteksi yang artinya ODHA tidak akan menularkan virusnya ke orang lain. (Eisinger, Dieffenbach, Fauci, 2019) Salah Satu program yang
33 DAN KELOMPOK RENTAN PUSKESMAS BANGUNTAPAN 1
dilaksanakan di Puskesmas Banguntapan I adalah disusunnya standarisasi persyaratan, prosedur, waktu dan biaya layanan PDP dan VCT (Volunteer Cosulting Test) layanan yang dikemas dengan
) MAS BANU (PUSKESMAS
sebutan DUDHA KEREN (dukung ODHA dan kelompok Rentan) 1. 2021- pemenuhan standar layanan, advokasi dan komunikasi dengan stakeholder, komunikasi dengan jejaring 2. 2022- 2023
BANGUNTAPAN 1)
penyusunan standar layanan yang lebih efektif dan efisien , advokasi dengan stakeholder , komunikasi dengan jejaring lintas program dan lintas sektor, pengembangan kemitraan dengan spesialis
Transformasi layanan ODHA dengan inovasi DUDHA KEREN MAS BANU ' memberikan peningkatan kinerja yang signifikan bagi masyarakat, Orang dengan HIV AIDS dan kelompok rentan. Tujuan dari
Program Inovasi ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ODHA dan kelompok rentan dan mengurang stigma negatif masyarakat terhadap ODHA.
Peran Puskesmas perlu diperkuat dalam hal prevensi, deteksi dan respon sesuai dengan kewenangannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Namun di sisi lain, Puskesmas juga
memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal bagi masyarakat yang tidak boleh
ditinggalkan selama masa pandemi ini berlangsung. Kejadian pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga, bahwa Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) baik di fasilitas kesehatan maupun
di masyarakat adalah kegiatan prioritas yang wajib dilaksanakan. Petugas kesehatan di FKTP wajib menerapkan PPI secara konsisten saat memberikan pelayanan di dalam fasilitas kesehatan maupun
saat di masyarakat guna memutus mata rantai infeksi. Salah satu paya pencegahan dan pemutusan rantai penularan penyakit infeksi adalah dengan pengaturan penempatan pasien. Penempatan
pasien adalah menempatkan pasien pada tempat yang telah ditentukan atau mengatur jarak pasien berdasarkan kewaspadaan transmisi (kontak, udara dan droplet) untuk memudahkan pelayanan
One Stop Service Poli dengan mempertimbangkan aspek keamanan serta keselamatan pasien maupun petugas kesehatan. Penempatan pasien dilakukan pertama kali saat pasien datang melalui kegiatan skrining dengan
34 PUSKESMAS BANTUL 1
Batuk menilai gejala pernafasan pada pasien. Pasien dengan gejala pernafasan seperti batuk, sesag nafas, nyeri tenggorokan akan dilayani di poli batuk sedangkan yang tidak ada gejala pernafasan akan
dilayani di poli nonbatuk. Adanya poli batuk memungkinkan pasien dengan gejala pernafasan dan tanpa gejala pernafasan mendapat pelayanan di tempat yang terpisah. Jenis pelayanan di poli batuk
meliputi pemeriksaan oleh dokter dan perawat serta pelayanan obat. Sementara itu kebutuhan pasien dengan gejala pernafasan tidak sebatas dipelayanan medis dan obat. Pasien dengan gejala
pernafasan memerlukan pelayanan lain seperti pelayanan laboratorium, tindakan medis lain sesuai indikasi, pelayanan obat, pelayanan rujukan dan kasir. Menjawab kebutuhan masyarakat tersebut,
Puskesmas bantul I membuat inovasi berupa pelayanan terpadu untuk pasien dengan gejala pernafasan yaitu One Stop Service Poli Batuk. One Stop Service Poli Batuk memiliki nilai kebaruan yaitu
mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan gejala pernafasan dengan pelayanan terpadu meliputi : pemeriksaan umum oleh dokter dan perawat, pelayanan laboratorium sesuai
indikasi, tindakan medis sesuai indikasi, pelayanan obat, pelayanan rujukan dan kasir.

Perkembangan teknologi di dunia ini berkembang sangat pesat, khususnya pada teknologi informasi yang sekarang ini sudah menjadi sebuah kebutuhan primer bagi manusia seperti halnya pada
bidang pekerjaan sekarang hampir semua sudah menggunakan komputerisasi. Teknologi ini akan membuat semua pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan dapat memberi pelayanan bagi
pelanggan yang lebih baik. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik. Salah satu contoh penyelenggara pelayanan publik di daerah adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor dalam mewujudkan kendaraan yang berkeselamatan (Surat Edaran Menteri
ROBOT UJI KOLONG Pendayagunaan Aparatur Negara 2005 nomor: SE/10/M.PAN.07/2005 tentang Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik). Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji
35 DINAS PERHUBUNGAN DINAS PERHUBUNGAN dan/atau memeriksa bagian atau komponen Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Ruang lingkup di
BANTUL (ROJIKO HUBBA) pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor memiliki 2 proses, yaitu proses administrasi dan pemeriksaan teknis kendaraan. Menurut Peraturan Menteri nomor 133 tahun 2015 tentang Pengujian
Kendaraan Bermotor, salah satu tujuan Pengujian Kendaraan Bermotor yaitu memberikan jaminan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor, kereta gandengan dan kereta tempelan di
jalan. Salah satu pemeriksaan teknis yang dilakukan yaitu pemeriksaan bagian bawah kendaraan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menguji kondisi, fungsi, dan pemasangan komponen-komponen
bagian bawah kendaraan dimana penguji turun ke kolong uji untuk memeriksa kerusakan bagian bawah kendaraannya. Hal ini akan memerlukan waktu yang lama untuk memberikan informasi kepada
pemilik kendaraan dan memiliki dampak kesehatan terhadap pengujinya sendiri dimana akan terpapar langsung emisi gas buang dari kendaraan yang berada diatasnya. Sehingga diperlukan metode
pemeriksaan bagian bawah kendaraan bermotor agar lebih efektif dalam memberikan hasil pemeriksaan terhadap pemilik kendaraan dan meminimalisir tingkat risiko kesehatan terhadap penguji
kendaraan bermotor. Dengan demikian diperlukan pemeriksaan optimal yang sesuai dengan prosedur guna menjamin keakuratan hasil sehingga tujuan PKB dapat terlaksana sesuai harapan.
Berdasarkan uraian diatas, Dinas perhubungan kabupaten bantul menciptakan sebuah inovasi “ROJIKOHUBBA” ROBOT UJI KOLONG PERHUBUNGAN BANTUL.

Proses surat menyurat secara tradisional pada organisasi atau lembaga pemerintahan hingga saat ini masih menjadi metode utama komunikasi. Namun, proses ini seringkali memakan waktu yang
lama dan membutuhkan upaya manual yang intensif. Hal ini dapat menghambat efisiensi dan produktivitas, terutama ketika ada kebutuhan mendesak untuk mengirim dan menerima informasi
dengan cepat. Proses surat menyurat tradisional memiliki kerumitan dalam pengelolaan dan penyimpanan. Proses ini juga memiliki resiko kehilangan atau kerusakan dokumen yang tinggi. Selain itu
proses tradisional ini memberikan kerentanan dari sisi kerahasiaan dan keamanan informasi. Surat-surat fisik yang masuk dan keluar harus diklasifikasikan, diarsipkan, dan disimpan secara manual,
dimana proses ini dapat memakan waktu, menyulitkan pencarian informasi, dan memerlukan ruang penyimpanan yang signifikan. Selain itu surat tradisional rentan terhadap risiko kehilangan,
kerusakan, atau bahkan pencurian, dengan demikian informasi berharga yang terkandung dalam surat tersebut dapat hilang secara permanen. Surat tradisional juga rentan terhadap akses yang tidak
sah dan pelanggaran privasi, sehingga informasi yang terdapat dalam surat-surat tersebut dapat disalin, dibaca, atau dicuri oleh pihak yang tidak berwenang. Di era yang semakin terhubung dan
Aplikasi Persuratan mobilitas tinggi, kebutuhan untuk mengakses dan mengirim surat secara instan dari perangkat mobile menjadi sangat penting. Surat elektronik memungkinkan pengguna untuk mengelola proses
DINAS KOMUNIKASI DAN
36 Kabupaten Bantul komunikasi menjadi lebih mudah dan dengan fleksibilitas yang tinggi. Adanya aplikasi surat elektronik dapat mengatasi berbagai masalah tersebut dengan menyediakan sistem pengarsipan dalam
INFORMATIKA
(SURBAN) format digital yang dapat di-backup secara teratur, memberikan tingkat keamanan dan enkripsi yang lebih tinggi, dan pencarian digital yang efisien. Dengan pertimbangan tersebut, Pemerintah
Kabupaten Bantul membangun layanan administrasi pemerintahan dengan mengembangkan Aplikasi Surat Bantul atau disingkat Surban. Aplikasi Surban ini yang berfungsi untuk mengelola persuratan
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul. Pengembangan aplikasi persuratan ini merupakan terobosan baru dalam merubah budaya persuratan yang ada sebelumnya menjadi budaya persuratan
digital. Aplikasi ini telah mengimplementasikan penggunaan TTE yang tersertifikasi dari Balai Sertifikasi Elektronik Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSrE BSSN RI). Dengan
mengimplementasikan TTE di Aplikasi Surban diharapkan dapat menutup celah keamanan dari perubahan data dokumen elektronik yang dikirimkan melalui Aplikasi Surban, sehingga penerima
dokumen elektronik dapat dengan mudah melakukan verifikasi keaslian dokumen elektronik tersebut. Pengembangan Aplikasi Surat Bantul memberikan manfaat dalam mengefisiensikan operasional
surat menyurat. Penggunaan aplikasi ini dapat mempermudah pengajuan surat dinas, penemuan dokumen yang diperlukan, meminimalkan kehilangan dokumen, dan meningkatkan efisiensi dalam
pencarian informasi.

Proses tumbuh kembang dapat menunjukkan kualitas anak. Oleh Karena itu perhatian yang akurat pada fase keemasan dibutuhkan karena merupakan fase penting pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Deteksi dini penting untuk menemukan masalah pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika bisa mendeteksi masalah sejak dini maka dapat melakukan intervensi yang berharga
untuk mencegah permanen cacat. Untuk menemukan secara dini penyimpangan perkembang anak pada usia 0 hingga 72 bulan dapat menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan).
KPSP ini dapat membantu orang tua dalam mengetahui masalah perkembangan yang terjadi kepada anaknya sejak dini sehingga orang tua memiliki banyak waktu dalam meningkatkan kualitas anak
Aplikasi Tes KPSP sebagai
jika memang adanya keterlambatan dalam perkembangan. KPSP adalah salah satu metode skrining yang sering digunakan untuk mengatasi masalah perkembangan anak. Namun orang tua masih
Alat Deteksi Dini DINAS PENDIDIKAN
37 harus mendatangi klinik jika ingin melakukan skrining KPSP. Maka dari itu dibangunlah Aplikasi KPSP online berbasis android sehingga orang tua tidak perlu datang ke klinik jika ingin melakukan
Perkembangan Anak Usia KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
skrining KPSP secara mandiri di manapun berada. Hasil yang didapat dari screening ini dapat digunakan sebagai bahan mendeteksi apakah perkembangan ananda normal, meragukan atau
Dini
menyimpang. Jika terdapat gangguan dalam perkembangan maka dibutuhkan intervensi. Instrumen yang digunakan untuk screening perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. KPSP ini sudah tersedia alat ukur yang dikembangkan oleh tenaga ahli yaitu dokter anak dan psikolog.
Jadwal screening KPSP rutin adalah pada umur 3, 6,9,12,15,18,21,24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Alat/ instrument yang digunakan adalah berupa formulir KPSP menurut umur dan berisi 9-
10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak.

Puskesmas Imogiri I Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dalam rangka mendukung visi puskesmas yaitu Terwujudnya Masyarakat Imogiri Yang Sehat melakukan kegiatan peningkatan kesehatan jiwa
dengan melaksanakan kegiatan Eling Jiwa Sure yaitu kegiatan pemeriksaan dan pemberiaan pengobatan dengan metode injeksi haloperidol setiap bulannya dipadukan dengan pemberian akupresure
atau pemijatan atau totok jari kepada pasien jiwa yang ada di wilayah Imogiri I khususnya. Dalam rangka membantu tercapainya visi puskesmas ini tim pelayanan Jiwa mengajukan inovasi yang di
namakan ELING JIWA SURE ( Injeksi Keliling Jiwa dan Akupresure) merupakan pengembangan dari inovasi Eling jiwa yang sebelumnya hanya berfokus dari pengobatan secara medis. Ditambahkan
layanan akupresure adalah untuk menambah kualitas pelayanan untuk odgj berat. Latar belakang adanya Inovasi Ini adalah karena sekitar 10% dari pasien jiwa di wilayah puskesmas Imogiri I tidak
mau untuk berobat atau meminum obat jiwa secara rutin sehingga diperlukan sebuah inovasi baru agar pasien jiwa yang tidak mau atau tidak berobat rutin tetap mendapatkan pengobatan yang
38 ELING JIWA SURE PUSKESMAS IMOGIRI 1 ( baik.Eling jiwa dilaksanakan sejak tahun 2019. Kemudian adanya penambahan layanan dengan pemberian akupresure pada odgj berat mulai diuji coba sejak bulan februari 2021. Mulai 1 januari 2022
inovasi eling jiwa sure dilakukan ke 15 pasien odgj berat yang tidak mau berobat rutin dengan obat oral. Sebelum melakukan layanan dilaksanakan persiapan yaitu dengan mengadakan koordinasi
dengan pamong desa, kader, babinsa dan babinkamtibnas. Setelah mengadakan koordinasi sekitar 10 menit melalui aplikasi whats app, petugas puskesmas menuju lokasi penyuntikan serta
melakukan tindakan akupresure bersama-sama. Setiap pasien membutuhkan waktu 10 menit untuk pelayanan injeksi dan akupresure. Inovasi ELING JIWA SURE mendatangi rumah rumah pasien jiwa
yang berobat atau tidak mau minum obat secara rutin, dengan menjadwalkan setiap bulannya untuk mendapatkan injeksi, selain injeksi keliling jiwa juga di lakukan pemeriksaan kesehatan kesehatan
dan pemberian terapi akupresure untuk memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik- titik tertentu atau akupoint pada tubuh. Akupresure diberikan pada odgj berat agar memberikan ketenangan,
mengurangi gelisah, memperbaiki kualitas tidur, dan mengurangi stress dengan tehnis relaksasi akupresure.

Puskesmas Imogiri II merupakan salah satu puskesmas non rawat iniyang berada di Kabupaten Bantul dengan luas wilayah kerja 33,82 km2 dan kondisi geografis beragam, mulai dari wilayah dataran
rendah, berbukit hingga pegunungan. Dengan jumlah ibu hamil riil di tahun 2020 sejumlah 553dan 110 sasaran ibu hamil risiko tinggi. Terdapat 4 wilayah kelurahan denganjumlah pedukuhan 42 dan 4
bidan penanggung jawab kelurahan. Untuk jumlah kunjungan ibu hamil ke puskesmas Imogiri II tahun 2020 sejumlah 1350 kunjungan total, menurun dibanding tahun sebelumnya Pelayanan
kesehatan ibu hamil secara terpadu dilakukan di masyarakat dan di dalam gedung (puskesmas) melalui kemudahan akses dengan mendaftar online melalui nomor call center dan QR code
meningkatkan jumlah kunjungan ibu hamil ke puskesmas dari tahun 2020- 2022. Di Puskesmas Imogiri II mempunyai Inovasi untuk meningkatkan kunjungan k1 yaitu kunjungan ibu hamil pertama kali
Siaga Bumil ( Sistem untuk mengakses pelayanan di puskesmas di trimester satu, ibu hamil berisiko yang tertangani dan dirujuk terencana, serta meningkatnya pengetahuan ibu hamil terkait kehamilannya. Untuk kegiatan
39 Informasi dan Aksi Cepat PUSKESMAS IMOGIRI 2 dalam gedung dilakukan secara tim yang melibatkan interprofesi dengan kemudahan pendaftaran online. Petugas juga memberikan info tentang kesehatan melalui whatsapp grup ibu hamil dimana
Tanggap Ibu Hamil ) rata rata ibu hamil punya telepon seluler. Layanan yang menjadi unggulan adalah USG kehamilan oleh dokter di awal kehamilan (trimester 1) dan trimester 3 untuk mendeteksi faktor risiko Untuk
kegiatan di masyarakat, kader dibekali dengan pengetahuan dasar tentang pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi tanda bahaya dalam kehamilan dan tatalaksana awal serta hal hal terkait
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker (P4K), pemasangan alarm pengingat PL, edukasi kelompok dan kelas ibu hamil, serta kunjungan rumah untuk ibu hamil
risiko tinggi Manfaat kegiatan ini bagi ibu hamil adalahibu hamil mendapat pelayanan anc terpadu berkualitas dan mendapat informasi kesehatan dengan mudah. Bagi kader/masyarakat adalah
membantu mempermudah pemantauan ibu hamil wilayah dan mengurangi risiko keterlambatan merujuk ke fasyankeskarena adanya perencanaan dan deteksi dini. Dan bagi puskesmas adalah
meningkatkan kunjungan K1 serta memudahkan memantau dan merencanakan rujukan ibu hamil risti. Meningkatnya peran kader kesehatan dalam upaya deteksi dini dan rujukan persalinan,

Puskesmas memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan bagi pasien jiwa di masyarakat, maka pelayanan kesehatan mental atau jiwayang
menyeluruh menjadi salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk menjamin tercapainya kebutuhan pasien jiwa. Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Jetis II dengan cakupan
wilayah dusun Patalan dan dusun Canden di tahun 2020 terdapat 120 orang, Data dari hasil PIS-PK wilayah Puskesmas Jetis II pada tahun 2018 rata-rata permasalahan yang muncul pada pasien
gangguan jiwa disebabkan karena tidak rutinnya berobat di layanan kesehatan dan tidak berobat sesuai standart. Hasil data yang didapatkan terdapatkan 35% pasien tidak berobat secara rutin di
layanan kesehatan dan 27% pasien tidak berobat sesuai standart. Sehingga dapat disimpulkan untuk ditahun 2021 pasien yang berobat secara rutin terdapat 37% pasien dari jumlah total penderita
ODGJ ditahun tersebut. Sementara untuk pasien dengan permasalahan tidak rutin berobat dan tidak berobat sesuai standart sering menunjukkan indikasi relaps yaitu sering mengamuk, mengancam,
menciderai diri sendiri dan orang lain, mondar-mandir sambil berteriak-teriak dilingkungan tempat tinggal, merusak fasilitas rumah tangga di rumah, dll. Melihat kondisi permasalahan ODGJ yang
muncul dikalangan masyarakat wilayah Puskesmas Jetis II menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Oleh karena itu
40 PANDU HATI PUSKESMAS JETIS 2
pemberian informasi dan motivasi kepada pasien agar mau untuk berobat secara rutin dan sesuai standart sangat diperlukan agar pasien tidak mudah relaps dan bisa diterima keberadaannya serta
diperlakukan secara wajar di lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat tinggalnya..Agar proses kunjungan rumah berjalan efektif maka dibutuhkan dukunganpenuh dariTim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Wilayah Kecamatan Jetis dalam pelaksanaan kunjungan pada Orang dengan gangguan Jiwa yang ada di wilayah Puskesmas Jetis II sehingga pelayanan kesehatan
Jiwa menjadi lebih serta sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Permasalahan kesehatan jiwa di Puskesmas Jetis II menjadi masalah yang berdampak besar dalam kehidupan sosial dan
ekonomi di masyarakat, di wilayah Puskesmas Jetis II pada tahun 2021 terdapat 87 ODGJ dan 35 % belum berobat ke pelayanan kesehatan, untuk mengatasi permasalahan tersebut Puskesmas Jetis II
membuat Inovasi PANDU HATI ( Pos Pelayanan Terpadu Kesehatan Jiwa ) dikembangkan karena kebutuhan Puskesmas dalam melaksanakan Program pelayanan Kesehatan Jiwa khususnya dalam
penanganan orang dengan gangguan jiwa yang belum berobat ke pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu upaya rehabilitasi berbasis masyarakat. PANDU HATI pertama kali dilaksanakan setelah
melihat data ODGJ yang berobat di Tahun 2021 ada 78 % dan belum sesuai target.
Saat ini teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat, untuk itu manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut. Terbukti banyak kegiatan manusia yang awalnya dilakukan secara
manual kini mulai beralih ke sistem yang sudah terkomputerisasi. Teknologi memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia contohnya dalam
bidang pendidikan, teknologi berperan penting dalam proses belajar mengajar. Selain digunakan dalam proses belajar mengajar, teknologi juga dapat digunakan dalam proses pembelajaran
demokrasi secara langsung bagi siswa yaitu Pemilihan Ketua OSIS. Keberadaan OSIS akan mampu menjadi kawah candradimuka untuk membangun kepemimpinan baru yang berkarakter, sehingga
akan muncul pemimpin muda yang berkepribadian positif dan kreatif, pribadi yang optimis, pribadi yang toleran, pribadi yang mencintai kemanusiaan, berjiwa gotong royong, serta punya rasa percaya
diri. "Kepemimpinan yang berkarakter haruslah kita bangun sejak dini dan dimulai dari lingkungan keluarga dan sekolah,"Pemilihan Ketua OSIS sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul masih dilakukan
secara manual yaitu menggunakan media kertas untuk memilih calon ketua OSIS. Siswa akan mengantri untuk memberikan suara/ mencoblos foto atau nomor Calon Ketua OSIS dan dikumpulkan
BADAN KESATUAN BANGSA DAN menjadi satu untuk dihitung. Namun cara ini dirasa kurang efektif dan membutuhkan waktu lama. Pemakaian media kertas untuk memilih Calon Ketua OSIS sering dijumpai permasalahan antara lain
41 Aplikasi E-Pemilos EVOSS
POLITIK kertas kusut, kertas basah dan kertas robek. Sehingga kertas suara yang bermasalah tidak dapat dihitung ke dalam perolehan suara, perhitungan suara pun menjadi tidak akurat dan memerlukan
waktu lama karena harus menghitung satu per satu perolehan suara. Dari pengalaman dan permasalahan tersebut diperlukan solusi dan sebuah terobosan sehingga pelaksanaan pemilihan Ketua Osis
dapat berjalan dengan cepat dan lancar. E-Pemilos dapat mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengurangi batasan-batasan organisasi birokrasi, serta membentuk
jaringan sistem manajemen proses kerja yang memungkinkan pihak-pihak bekerja secara terpadu. Dengan adanya E-Pemilos dapat menjaga keamanan data dari manipulasi pihak yang
berkepentingan tertentu, menghemat biaya percetakan surat suara, serta mempermudah panitia dalam perhitungan surat suara karena perhitungan surat suara menjadi lebih efektif dan efisien
sampai ditentukannya siapa yang terpilih menjadi Ketua OSIS. Tujuan inovasi daerah antara lain untuk mengetahui proses pemilihan Ketua OSIS di Kabupaten Bantul dan membuat aplikasi yang dapat
digunakan untuk pemilihan Ketua OSIS di Kabupaten Bantul sehingga diharapkan siswa/pelajar dapat melakukan proses Pemilihan Ketua OSIS dengan mudah dan cepat menggunakan bagian sistem
informasi dan teknologi tanpa mengurangi unsur pemilihan demokrasi yang sudah ada.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Secara umum inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat tentang pilah sampah. Detol Masdatu merupakan gerakan mengumpulkan sampah botol
plastik dalam keranjang plastik yang diimplementasikan di kompleks perkantoran kecamatan, koramil, polsek, dan KUA. Hasil penjualan dari program Detol Masdatu ini digunakan untuk mendukung
program Jumat Makan Buah (Jumaah) di Puskesmas Sedayu I. Gerakan Detol Masdatu sudah meluas ke tujuh belas Taman Kanak-Kanak dan dua belas Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas
Detol Masdatu (Sedekah Sedayu I. Pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan
42 Botol Puskesmas Sedayu PUSKESMAS SEDAYU 1 mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang
I) baik dan dapat mendorong terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Kegiatan sedekah botol merupakan salah satu cara untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pilah
sampah dari sumbernya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan lintas sektor seperti kapanewon, KUA Sedayu, Polsek Sedayu, dan Koramil Sedayu. Kegiatan pokoknya adalah
menempatkan keranjang sedekah botol plastik pada kantor kapanewon, KUA Sedayu, Koramil SedayuI, dan KUA Sedayu. Petugas menempatkan keranjang sedekah botol plastik di kantor lintas sektor
dan Puskesmas Sedayu I kemudian bila penuh maka mengambil dan membawa ke bank sampah watu untuk ditabungkan. Sedekah botol plastik diletakkan di depan kantor lintas sektor kemudian
petugas Sanitarian mensosialisasikan kepada lintas sektor dan launcing pada kegiatan lokakarya mini lintas sektor di Joglo Resodnomo dan menyampaikan bila sudah penuh bisa memberikan informasi

Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data dan menggunakan kode referensi dan data induk. Kebijakan ini dimaksudkan
untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh instansi pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan,
sehingga akan menghasilkan data dan informasi yang berkualitas. Aplikasi Metadata merupakan aplikasi pengisian, pengumpulan, dan verifikasi sekumpulan atribut informasi yang memberikan
gambaran/dokumentasi dari penyelenggaraan kegiatan statisik. Aplikasi Metadata adalah aplikasi mengenai atribut informasi penyelenggaraan kegiatan statistik, yang menghimpun berbagai proses
kegiatannya, mulai dari tujuan kegiatan statistik, pengumpulan datanya, hingga publikasi hasil akhir kegiatan statistik tersebut. Tujuan pembangunan aplikasi ini adalah sebagai wadah pengisian
formulir penyelenggaraan kegiatan statistik. Aplikasi ini dapat mempermudah proses pengisian dan penghimpunan metadata kegiatan statistik, melalui pengisian berbagai variabel/atribut secara
DINAS KOMUNIKASI DAN
43 Aplikasi Metadata terurut, sehingga dapat terdokumentasi dengan baik. Dalam rangka mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
INFORMATIKA
dibagipakaikan antar perangkat daerah, serta memberikan pedoman bagi perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola data untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pengendalian pembangunan, ditetapkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 44 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul, yang dapat
dilihat secara lengkap dalam tautan. Penerapan aplikasi ini telah didukung oleh stakeholder terkait yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Nomor 70 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim
Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul Tahun 2023, yang dapat dilihat secara lengkap dalam tautan berikut link Salah satu kemanfaatan dari Aplikasi Metadata adalah ketika
pengguna aplikasi ini akan membuat sebuah dokumen baru yang judulnya sama dengan dokumen di tahun sebelumnya, pengguna tidak perlu lagi untuk membuat dari awal, cukup untuk menyalin
metadata lama dan otomatis akan tereplikasi menjadi dokumen baru, yang selanjutnya hanya tinggal menambah isian di tahun yang baru. Dengan adanya aplikasi Metadata dapat memberi
kemudahan kepada seseorang yang akan mencari atau membutuhkan literasi sesuai kebutuhan.

Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data dan menggunakan kode referensi dan data induk. Kebijakan ini dimaksudkan
untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh instansi pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan,
sehingga akan menghasilkan data dan informasi yang berkualitas. Aplikasi Metadata merupakan aplikasi pengisian, pengumpulan, dan verifikasi sekumpulan atribut informasi yang memberikan
gambaran/dokumentasi dari penyelenggaraan kegiatan statisik. Aplikasi Metadata adalah aplikasi mengenai atribut informasi penyelenggaraan kegiatan statistik, yang menghimpun berbagai proses
kegiatannya, mulai dari tujuan kegiatan statistik, pengumpulan datanya, hingga publikasi hasil akhir kegiatan statistik tersebut. Tujuan pembangunan aplikasi ini adalah sebagai wadah pengisian
formulir penyelenggaraan kegiatan statistik. Aplikasi ini dapat mempermudah proses pengisian dan penghimpunan metadata kegiatan statistik, melalui pengisian berbagai variabel/atribut secara
terurut, sehingga dapat terdokumentasi dengan baik. Dalam rangka mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar perangkat daerah, serta memberikan pedoman bagi perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola data untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
KAK GIMUL (Kader pengendalian pembangunan, ditetapkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 44 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul, yang dapat
44 Kesehatan Gigi dan PUSKESMAS DLINGO 2 dilihat secara lengkap dalam tautan. Penerapan aplikasi ini telah didukung oleh stakeholder terkait yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Nomor 70 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim
Mulut) Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul Tahun 2023, yang dapat dilihat secara lengkap dalam tautan berikut link Salah satu kemanfaatan dari Aplikasi Metadata adalah ketika
pengguna aplikasi ini akan membuat sebuah dokumen baru yang judulnya sama dengan dokumen di tahun sebelumnya, pengguna tidak perlu lagi untuk membuat dari awal, cukup untuk menyalin
metadata lama dan otomatis akan tereplikasi menjadi dokumen baru, yang selanjutnya hanya tinggal menambah isian di tahun yang baru. Dengan adanya aplikasi Metadata dapat memberi
kemudahan kepada seseorang yang akan mencari atau membutuhkan literasi sesuai kebutuhan. Tujuan membentuk kader kesehatan gigi dan mulut adalah membentuk akder kesehatan gigi dan
mulut di setiap Posyandu sebagai wujud pemberdayaan masyarakat untuk mendukung penurunan stunting. Manfaat dari adanya kader kesehatan gigi dan mulut antara lain meningkatkan deteksi dini
penyakit gigi dan mulut pada ibu hamil dan balita di wilayah kerja Puskesmas Dlingo II, mempermudah rujukan penyakit gigi dan mulut ke Puskesmas, meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu
balita tentang kesehatan gigi dan mulut, mengurangi angka karies gigi susu serta mendukung penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Dlingo II. Manfaat dari adanya kader kesehatan gigi
dan mulut antara lain meningkatkan deteksi dini penyakit gigi dan mulut pada ibu hamil dan balita di wilayah kerja Puskesmas Dlingo II, mempermudah rujukan penyakit gigi dan mulut di Puskesmas,
meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang kesehatan gigi dan mulut, mengurangi angka karies gigi susu serta mendukung penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas
Dlingo II.

Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data dan menggunakan kode referensi dan data induk. Kebijakan ini dimaksudkan
untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh instansi pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan,
sehingga akan menghasilkan data dan informasi yang berkualitas. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan ini, dibentuk aplikasi yang dinamakan dengan Aplikasi Portal Satu Data, aplikasi tersebut
merupakan aplikasi yang memuat media bagi-pakai data di Kabupaten Bantul. Aplikasi portal satu data dapat diakses dan digunakan oleh siapapun baik antar instansi pusat maupun daerah, akademisi,
dan juga masyarakat umum. Aplikasi Portal Satu Data merupakan aplikasi yang berfungsi untuk berbagai-pakai data, dapat digunakan mulai dari pengumpulan data, verifikasi data, hingga
DINAS KOMUNIKASI DAN penyebarluasan data, yang bersumber dari organisasi perangkat daerah maupun instansi vertikal. Dalam rangka mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
45 Aplikasi Portal Satu Data
INFORMATIKA dipertanggugnjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar perangkat daerah, serta memberikan pedoman bagi perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola data untuk
mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian pembangunan, ditetapkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 44 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan
Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul. Aplikasi Portal Satu Data dalam perjalanannya telah menerapkan berbagai inovasi yang bertujuan memberikan kemudahan dalam menggunakannya. Dengan
diterapkannya aplikasi ini, maka acara pelatihan dan bimbingan teknis yang menjadi bagian penting telah dilakukan setiap tahunnya. Berikut adalah tautan mengenai bukti pelatihan Aplikasi Portal
Satu Data. Sebagaimana telah didukung anggaran dalam DPA Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul, maka program kegiatan ini juga termuat dalam RKPD. Kabupaten Bantul. Salah satu
kemanfaatan dari Aplikasi Portal Satu Data, pengguna dalam hal ini adalah walidata pendukung yang mempunyai ketugasan dalam input data, dapat memasukkan datanya menggunakan file
spreadsheet (xlsx). Fitur ini dapat bermanfaat bagi perangkat daerah yang daftar datanya cukup banyak

Sebagaimana terjadi pada instansi pemerintah lainnya, Pemerintah Kabupaten Bantul mengalami moratorium penerimaan PNS sejak 2010. Dengan terjadinya moratorium penerimaan PNS praktis
jumlah PNS di Kabupaten Bantul semakin menyusut, dikarenakan pensiun ataupun sebab lainnya. Kondisi ini menyebabkan semakin banyak kekosongan formasi jabatan yang berdampak besar dalam
birokrasi pemerintahan. Baru mulai tahun 2018 keran penerimaan PNS dibuka lagi oleh pemerintah. Sebagaimana terjadi pada instansi pemerintah lainnya, Pemerintah Kabupaten Bantul mengalami
moratorium penerimaan PNS sejak 2010. Dengan terjadinya moratorium penerimaan PNS praktis jumlah PNS di Kabupaten Bantul semakin menyusut, dikarenakan pensiun ataupun sebab lainnya.
EL SULTAN (LAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN Kondisi ini menyebabkan semakin banyak kekosongan formasi jabatan yang berdampak besar dalam birokrasi pemerintahan. Baru mulai tahun 2018 keran penerimaan PNS dibuka lagi oleh
46 ELEKTRONIK USUL PENGEMBANGAN SUMBERDAYA pemerintah. Sebagaimana terjadi pada instansi pemerintah lainnya, Pemerintah Kabupaten Bantul mengalami moratorium penerimaan PNS sejak 2010. Dengan terjadinya moratorium penerimaan
MUTASI ANTAR INSTANSI) MANUSIA PNS praktis jumlah PNS di Kabupaten Bantul semakin menyusut, dikarenakan pensiun ataupun sebab lainnya. Kondisi ini menyebabkan semakin banyak kekosongan formasi jabatan yang berdampak
besar dalam birokrasi pemerintahan. Baru mulai tahun 2018 keran penerimaan PNS dibuka lagi oleh pemerintah. inovasi ini akan megatasi beberapa permasalahan yang teridentifikasi dalam
pelayanan usul mutasi PNS, seperti permhonan yang kurang memahami mekanisme dan prosedur mutasi antar instansi pemerintah, kurang memahami syarat administrasi mutasi antar instansi
pemerintah, dan tidak memperoleh informasi yang cepat berkaian dengan pengajuan usul mutasi. Dalam jangka panjang, inovasi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas ASN dan
mewujudkan birokrasi pemerintah yang memenuhi tuntutan era revolusi industry 4.0 dengan implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama dan Peraturan Bupati Bantul Nomor 79 Tahun 2021 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama. Dalam Peraturan Daerah diatur pembagian wilayah urban,
sub urban dan rural dan dalam Peraturan Bupati diatur bentuk, jenis dan ketinggian menara yang diperbolehkan berdasarkan zona wilayah. Aplikasi sis-zora memiliki fasilitas Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) untuk mendeteksi titik yang diajukan oleh provider berada pada zona urban, sub urban atau rural dan ketentuan bentuk, jenis dan ketinggian yang diperbolehkan. Dalam aplikasi sis-
zora memiliki fasilitas unggah file berkas permohonan rekomendasi zona menara sehingga provider lebih mudah dalam mengajukan berkas permohonan rekomendasi zona menara karena bisa
mengunggah file berkas permohonan kapanpun dan dimanapun tanpa harus datang langsung kekantor. Selain itu aplikasi sis-zora menampilkan peta persebaran menara telekomunikasi di seluruh
wilayah Kabupaten Bantul, dalam peta tersebut dapat dilihat dimana wilayah yang banyak terdapat menara telekomunikasi dan wilayah yang masih sedikit terdapat menara telekomunikasi. Sehingga
DINAS KOMUNIKASI DAN dengan peta tersebut dapat menjadikan pertimbangan provider dalam mengembangkan infrastruktur menara telekomunikasi di wilayah Kabupaten Bantul. Sesuai dengan Peraturan Daerah
47 Sis-Zora
INFORMATIKA Kabupaten Bantul Nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama dan Peraturan Bupati Bantul Nomor 79 Tahun 2021 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan
Daerah Kabupaten Bantul Nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama. Dalam Peraturan Daerah diatur pembagian wilayah urban, sub urban dan rural dan dalam
Peraturan Bupati diatur bentuk, jenis dan ketinggian menara yang diperbolehkan berdasarkan zona wilayah. Aplikasi sis-zora memiliki fasilitas Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk mendeteksi
titik yang diajukan oleh provider berada pada zona urban, sub urban atau rural dan ketentuan bentuk, jenis dan ketinggian yang diperbolehkan. Dalam aplikasi sis-zora memiliki fasilitas unggah file
berkas permohonan rekomendasi zona menara sehingga provider lebih mudah dalam mengajukan berkas permohonan rekomendasi zona menara karena bisa mengunggah file berkas permohonan
kapanpun dan dimanapun tanpa harus datang langsung kekantor. Selain itu aplikasi sis-zora menampilkan peta persebaran menara telekomunikasi di seluruh wilayah Kabupaten Bantul, dalam peta
tersebut dapat dilihat dimana wilayah yang banyak terdapat menara telekomunikasi dan wilayah yang masih sedikit terdapat menara telekomunikasi. Sehingga dengan peta tersebut dapat menjadikan
pertimbangan provider dalam mengembangkan infrastruktur menara telekomunikasi di wilayah Kabupaten Bantul.
Sistem Perizinan Online Terintegrasi (SIPOT) merupakan inovasi teknologi pelayanan perizinan non berusaha di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Bantul, berupa aplikasi dengan sistem online (dalam jaringan) yang sudah terhubung secara teknis dengan aplikasi perizinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis yang mengeluarkan
rekomendasi perizinan non berusaha. Adanya inovasi ini untuk menunjukkan kepada masyarakat tentang kemudahan layanan dan kemudahan mendapatkan informasi perizinan sesuai dengan
DINAS PENANAMAN MODAL DAN
SIPOT (Sistem Perizinan perkembangan era digital saat ini. Sebelum adanya Inovasi SIPOT, pemohonan izin yang menjadikan rekomendasi izin sebagai salah satu syarat permohonan izin diajukan di awal permohonan.
48 PELAYANAN TERPADU SATU
Online Terintegrasi) Pemohon masih mencari surat rekomendasi izin terlebih dahulu di OPD Teknis kemudian baru mengajukan izinnya ke DPMPTSP Bantul. Namun dengan adanya SIPOT maka tidak perlu lagi pemohon
PINTU
izin mencari surat rekomendasi izin karena akan secara otomatis terbit dari aplikasi perizinan online. Sehingga SIPOT ini menguntungkan masyarakat dari sisi waktu dan biaya. Tujuan dari inovasi
daerah ini adalah Memberikan kemudahan bagi masyarakat tentang layanan dan kemudahan mendapatkan informasi perizinan sesuai dengan
perkembangan era digital saat ini.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan
anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat
banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila
dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Selain itu, anak stunting juga memiliki
resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. Prevalensi stunting di wilayah puskesmas Imogiri 2 hingga pada tahun 2022 tidak menunjukkan adanya penurunan yang signifikan.
Bahkan pada tahun 2022, Kapanewon Imogiri menduduki peringkat pertama stunting di Kabupaten Bantul dengan sumbangan terbesar dari wilayah puskesmas Imogiri II. Berkaitan dengan hal
tersebut menunjukkan bahwa masalah stunting perlu menjadi perhatian dan harus segera ditangani. PMBA adalah Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. PMBA dimulai sejak lahir yaitu Inisiasi
MAMI MUDA (Motivator
Menyusu Dini (IMD) dilanjutkan dengan asi eksklusif dan MPASI. Menurut hasil recall yang dilakukan kepada balita yang berkunjung di Puskesmas Imogiri II, masih banyak ditemukan praktek PMBA
49 PMBA Mobile Puskesmas PUSKESMAS IMOGIRI 2
yang masih tidak sesuai dengan gizi seimbang baik dari segi jumlah maupun jenis. Salah satu inovasi Puskesmas Imogiri II adalah Mami Muda yaitu Motivator PMBA Mobile Puskesmas Imogiri Dua.
Imogiri Dua)
Maksudnya adalah motivator PMBA berkeliling untuk melakukan pendampingan dengan cara membimbing, memberi semangat, nasehat, dan kemudahan kepada keluarga sasaran dalam mengenali,
mencegah, dan mengatasi masalah dalam kegiatan praktek PMBA yang dihadapi. Yang menjadi pelaksana mami muda adalah motivator PMBA yang terdekat dengan tempat tinggal baduta sasaran.
Kegiatan ini diawali dengan pemilihan kader dari masing-masing posyandu. Kemudian dilakukan edukasi dan pelatihan PMBA secara teori dan praktek. Setelah semua paham maka kader posyandu
yang terlatih mengalih informasikan kepada kader yang lain dan mensosialisasikan ke ibu balita pada saat posyandu. Kemudian ibu kader yang terlatih akan mendampingi balita yang memiliki
permasalahan gizi lewat pemberian makannya. Dalam kegiatan mami muda ini juga diterapkan dalam kegiatan CFC (Community Feeding Center) yaitu program dalam penanganan stunting. Dimana
dalam proses penyajian makanan diberikan makanan keluarga sehingga ibu kader yang sudah terlatih dan sebagai kader piket akan mengajari ibu balita untuk menyesuaikan teksture dan jumlah
dalam pemberian makan. Mami Muda merupakan inovasi kategori pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang membantu meningkatkan pengetahuan ibu balita supaya dapat meningkatkan
Tindakan ibu baduta atau pengasuh dalam melaksanakan praktik kegiatan PMBA yang baik dan benar sehingga dapat meningkatan pemenuhan gizi untuk menjamin keberhasilan menyusui secara
eksklusif pada bayi 0-6 bulan dan keberhasilan pemberian MPASI pada baduta. Manfaat akhir dari inovasi ini adalah pencegahan dan penanggulangan masalah gizi pada balita.

Total Jumlah benda cagar budaya dan bangunan cagar budaya yang telah terdaftar adalah 272 buah. Sedangkan bangunan cagar Budaya yang sudah terdaftar di dinas kebudayaan (Kundha
Kabudayan) Kabupaten Bantul ada 17 buah. Pelestaraian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya, dengan cara melindungi, menetapkan,
mengembangkan dan memanfaatkannya. Dalam rangka Pelestarian cagar budaya yang terbaru pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional
dan Pelestarian Cagar Budaya yang merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022. Oleh karena itu agar dalam proses pengembangan benda-benda cagar budaya dan bangunan
cagar budaya agar bisa mempunyai nilai manfaat bagi kesejahteraan masyarakat maka perlu diadakan akselerasi/percepatan dalam pemanfaatan bangunan cagar budaya agar mempunyai nilai
ekonomi lebih, sehingga dapatmen sejahterakan bagi masyarakat yang memiliki bangunan cagar budaya tersebut, mengingat selama ini ada pandangan bahwa bangunan cagar budaya itu adalah
bangunan kuno warisan budaya yang mempunyai nilai tinggi dan keberadaannya harus senantiasa dijaga dan dilestarikan agar keasliannya tetap terjaga, Kondisi seperti ini memang bagus apabila
GEMISETITI (Gerakan
bangunan cagar budaya (Joglo) itu dimiliki oleh Pemerintah sehingga ada alokasi dana untuk merawat dan memeliharanya mengingat bangunan cagar budaya (Rumah Joglo) yang sudah ditetapkan
50 Memaksimalkan Potensi DINAS KEBUDAYAAN
sebagai bangunan cagar budaya adalah milik pribadi maka menjadi permasalahan tersendiri hal itu dikarenakan untuk perawatan dan pemeliharaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena
Ekonomi secara Hati-Hati)
bangunan yang sudah kuno pasti akan mengalami pelapukan dan penurunan daya tahan juga kekuatannya, disamping itu tidak semua pemilik bangunan cagar budaya (Joglo) punya kemampuan yang
memadai untuk menjaga, merawat, merehabilitasi dan mengawasi, karena dalam proses pengelolaan tersebut juga harus melibatkan Tim Ahli cagar Budaya, maka dalam aksi Perubahan ini kami
mencoba mengangkat “Akselerasi Pemanfaatan Bangunan Cagar budaya Berbasis Komunitas melalui Program Gemi Setiti” Akselerasi dimaksudkan agar proses percepatan bangunan cagar budaya
dalam pemanfaatannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama akan tetapi ada progress yang jelas, Berbasis Komunitas disini artinya dalam memanfaatkan Potensi bangunan cagar budaya
tersebut dengan melibatkan Komunitas Pemilik bangunan cagar budaya tersebut yang saat ini di Bantul sudah ada wadahnya yaitu “Forum Pelestari Cagar Budaya yang sudah ada Pengurusnya dan
berbadan hukum. Gemi artinya Gerakan maksimalkan Potensi Ekonomi diartikan agar Bangunan Cagar budaya yang ada tersebut selain fungsinya sebagai benda cagar budaya yang mempunyai nilai
sangat tinggi, karena keunikan dan masa gayanya, serta mempunyai nilai kemanfaatan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan,.

Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan masalah baik dalam skala Global, Nasional, dan Regional DIY, Kabupaten Bantul sampai dengan Kapanewon Kecamatan Pundong. Penemuan kasus yang
masih relatif rendah (Feneomena Gunung Es), kasus putus pengobatan dan angka keberhasilan pengobatan belum 100%. data tahun 2016 di wilayah Pundong jumlah relawan / kader TB ada 2 orang
per desa, jumlah penderita TB diobati ada 13 orang, dan jumlah tersangka ada 65 orang. Untuk tahun 2017 Jumlah kader per desa ada 2 dengan jumlah penderita berjumlah 36 orang, jml tersangka
ada 68 orang, sedangkan yang putus pengobatan ada 3 orang, meninggal 2 orang dan angka keberhasilan pengobatan 86,111%, Analisa faktor penyebab permasalahan tersebut di atas antara lain : 1.
kurangnya keterlibatan masyarakat dalam penemuan TB dan masih rendahnya relawan peduli TB (Kader), 2. dukungan lintas sektor belum sepenuhnya optimal, 3. permaslahan pengetahuan,
kesadaran dan stigma negatif terhadap TBC dan 4. di dukung dengan faktor lingkungan rumah yang tidak sehat, rumah penderita TBC masih lembab, sinar matahari tidak optimal masuk rumah serta
kurangnya ventilasi. Sehingga masalah di tahun tersebut melatarbelakangi gagasan untuk mengatasi permasalahan TBC di wilayah Pundong. Dengan meluncurkan Gerakan Pemberantasan
Tuberkulosis Bersama Warga Masyarakat Kecamatan Pundong (GEPLAK MANIS DIBAWA ANDONG) dengan kegiatan meliputi SAHABAT TB (Sapa, Beri Harapan dan Dukungf Pengobatan TB), KUKUS
GEPLAK MANIS DIBAWA COKLAT (Kumpulkan bungkus obat untuk menccocokkan jumlah obat), DUTA JEMPOL (Jemput bola data PPM), PERMATA BATU (Pemberian Makanan Tambahan untuk penderita TBC), PANCAR SURYA
51 PUSKESMAS PUNDONG
ANDONG (Pemasangan Genting Kaca di rumah Penderita TB), GULE JARAN (Google Calender pengingat jadwal rencana kunjungan), PENDOPO SEPARUH (Pendopo sehat Paru). Harapan dengan di idekannya
dengan tujuan untuk : meningkatkan penemuan tersangka penderita TBC, meningkatnya peran serta warga dalam peneriman penderita TBC, meningkatnya kepatuhan minum obat bagi penderita
TBC, gemregahnya lintas sektor secara maksimal dalam penanganan penderita, dan secara tidak lanngsung, terwujudnya lingkungan perumahan yang sehat seiring meningkatnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap upaya P2 TBC dengan hasil Evaluasi : jumlah Kader kader TB menjadi 20 orang, jumlah tersangka penderita TB meningkat menjadi 84 orang, Jumlah penderita TBC
diobati 43 orang, tidak ada kasus penderita dengan putus obat maupun meninggal, keberhasilan pengobatan penderita 100%. Untuk meningkatkan penemuan tersangka penderita, meningkatkan
penemuan kasus TB, meningkatkan kepatuhan minum obat bagi penderita sehingga dapat meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB. Peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku,
berubahnya stigma TBC di masyarakat, terwujudnya lingkungan perumahan yang sehat, juga meningkatnya dukungan lintas sektoral terhadap pemberantasan dan pencegahan TBC. Peningkatan
jumlah relawan kader peduli TBC menjadi 20 orang, munculnya gerakan masyarakat pundong peduli lingkungan sehat, peningkatan tersangka penderita TBC yang ditemukan, jumlah penderita di obati
meningkat menjadi 43 orang, tidak ada kasus putus obat dan angka keberhasilan pengobatan 100%.

Anda mungkin juga menyukai