1
TanggalTerbi
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM : 28 Januari 2016
t
FORMULIR Revisi : 00
UBJ O&M PLTU
PACITAN ENGINEERING CHANGE PROPOSAL (ECP ) Halaman : 1 dari 12
PEMASANGAN HARD WIRE SHUT OFF OUTLET MILL DAN PNEUMATIC VALVE INERTING
STEAM UNTUK FAIL SAFE BOILER UNIT 1 UNIT 2
No. : 104/ ECP/ SOB/ N/ 2018
PLTU Pacitan merupakan pembangkit dengan menggunakan batubara sebagai bahan baku
utamanya. Di dalam proses penghalusan batubara, PLTU Pacitan menggunakan 5 mill per unitnya.
Proses grinding di dalam mill melibatkan banyak faktor dan parameter yang harus dicermati
dinamikanya.
Berlatarbelakang kegagalan sistem power yang ada di unit pembangkit tertentu sehingga
mengakibatkan loss control dari central control room. Beberapa hal terangkum lebih merinci sebagai
akibat kegagalan sistem power beserta mitigasinya:
1. Operator tidak dapat melihat feedback parameter operasi di lokal (tidak bisa secara
remote)
2. Sistem otomasi pembangkit kemungkinan akan terganggu karena kehilangan power,
sehingga akan mempengaruhi berbagai macam kegagalan kontrol, seperti kontrol
temperature pipa-pipa boiler yang terkait dengan feed water terhadap besar kecilnya
pembakaran.
3. Sistem kontrol transport batubara terhadap kondisi penyalaan/ pembakaran di burner
(interlock close slide gate valve outlet mill, interlock trip mill, dan masih banyak lagi)
4. Sistem fire fighting untuk mill tidak dapat bekerja untuk mengkompensasi combustion
yang mungkin saja terjadi pasca mill trip.
Mengingat banyaknya parameter operasi yang harus dihandle dan monitor, maka harus ada
sebuah mekanisme, prosedur maupun fasilitas untuk melakukan failsafe pada sistem sehingga dapat
menyelamatkan asset maupun juga fatality pada manusia jika ada parameter operasi yang tidak
terkontrol.
Pada dokumen ini akan dibahas sebuah modifikasi untuk penambahan hard wire pada slide gate
valve outlet mill. Pada saat MFT (main fuel trip) terpicu, maka seharusnya sistem akan menginterlock
untuk mematikan mill. Sistem interlock tersebut sudah tersedia di PLTU Pacitan beserta dengan sistem
hard wire-nya (hard-wire sudah dipararel dengan push button MFT). Namun menurut standard NFPA,
sistem interlock trip mill tidak cukup untuk failsafe. Oleh karenanya menurut NFPA 85 seharusnya
ditambahkan 1 lapis safety control lagi yaitu untuk memutus transport batubara menuju furnace.
Ketiadaan penyalaan di furnace dengan tetap mentrasfer bahan bakar akan berimbas ledakan pada
furnace. Ledakan akan merugikan perusahaan karena akan muncul banyak deformasi di berbagai sistem
pembakaran maupun juga kebakaran.
Selain itu sistem fire fighting pada mill yang menggunakan inerting steam juga akan
dipasangkan hard wire untuk aktivasi dengan menggunakan tombol MFT dengan mekanisme modifikasi
yang mirip dengan modifikasi pada outlet mill. Dengan adanya hardwire pada inerting mill ini maka
action push button akan langsung membuka valve inerting mill dan akan menghentikan potensi
combustion di mill.
Deskripsi Modifikasi
2.1 Desain Wiring Sebelum Modifikasi Shut Off Outlet Mill
220 VAC
MFT FBM
MFT BELUM
TERKONEKSI A
DENGAN SLIDE
B
GATE OUT MILL
C
ENERGIZED
FROM MFT
BUTTON CCR 2
V1
1 3
Pada wiring eksisting, manuver MFT sama sekali tidak menjangkau closing slide gate valve outlet mill. Ketika
terjadi abnormal yang memicu MFT (loss all flame, loss all IDF, loss all PAF dsb) maka sistem akan dimatikan. Namun
ketiadaan koneksi dari MFT dengan jalur closing slide gate valve outlet mill akan memicu atau berpotensi
mengakibatkan explotion pada furnace, karena bahan bakar meluncur masuk ke dalam furnace yang tanpa penyalaan.
Akibatnya batubara menumpuk di dalam furnace tanpa dibakar, berakibat sel combustion dan explotion di dalam
furnace.
MFT_DO1
+24V 9
38 39 40 10
+24V
16
11 12 13 14 15
DO_MFT
1 2 3 4 5 DJ1 DJ2 DJ3
6
0V
MFT_DO1
0V
DJ1
19 20 24 25 27 28 31 32 33 34 35 36 37 7 8
MFT_DO2
MFT_DCS
0V Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
24V I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7
4
38 MFT1 MFT2 MFT3 MFT4 MFT5 MFT6 MFT7 MFT8 MFT9 MFT10 MFT11 MFT48 J1 J2 J3 53
MFT_DO2
PURGE_START
17 18 52
4142 44 45
DJ2
MFT ON
46 47 49 50
MFT_DO3
PURGE_COM DO_MFT
J2
J1
21 2223 4 4
MFT-1
0V
Purge Start
DJ3
40
39
J2
J3
MFT-2
MFT ack +24V 55 57 58 59
0V
0V
RST_DO1
54
RST_DO1
J3
RST_DO2
4. SETELAH 3 DETIK MAKA DJ4 DJ5 OFF
DJ4
RST_DO2
DJ5
+24V
DJ5
21
18
MFT_DCS
0VQ0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
24VI0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7
a
Wiring hard wire failsafe out mill
PURGE_START
b
c
d
Purge Start
f
+24V
g 0V
h
+24V
i
R/L
MFT48
LOC_PBOP_A1
LOC_PBOP_A3
R1
LOC_PB_A3
m LOC_PB_A1
DO_OP_A3
n R1
DO_OP_A1
l
o R1 DO_CL_A3
LOC_PBOP_A2
LOC_PBOP_A4
k p LOC_PB_A4
DO_CL_A1
q LOC_PB_A2
R1 DO_OP_A2 DO_OP_A4
j R1
DO_CL_A4
MCB MCB MCB MCB
DO_CL_A2
SOL_CL_A1
SOL_CL_A2 SOL_CL_A3 SOL_CL_A4
0V
Gambar 3. Wiring MFT modifikasi terhubung slide gate out mill A (merah = DCS, biru = local)
pada gambar 3 di atas ditunjukkan desain wiring dari MFT hard wire outlet mill. Penjelasan dari setiap komponen yang dibutuhkan dalam wiring dijelaskan
pada deskripsi di bawah ini.
Dokumenterkendalidanterkini PJB-IMS dapatdiaksespadaAplikasie-PJB-IMS padahttp://ims.ptpjb.com
Dokumeniniterbatashanyauntukkalangansendiri. Dokumentercetakbersifattidakterkendali.
(kesalahandanperbedaanisidengan Master Document diluartanggungjawabManajemenPT PJB UBJ O&M Pacitan)
PT PJB UBJ O&M PLTU PACITAN No.Dokumen : FMN-4.1.4.1
TanggalTerbi
PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM : 28 Januari 2016
t
FORMULIR Revisi : 00
UBJ O&M PLTU
PACITAN ENGINEERING CHANGE PROPOSAL (ECP ) Halaman : 5 dari 12
pada gambar 3 di atas ditunjukkan desain wiring dari MFT hard wire outlet mill A. Penjelasan
dari setiap komponen yang dibutuhkan dalam wiring dijelaskan pada deskripsi di bawah ini:
1. SOL_CL_A1: solenoid close mill A1 (mill A corner 1)
2. DO_CL_A1: command close dari DCS untuk solenoid close (mill A corner 1)
3. LOC_PB_A1: local push button untuk action close out mill A corner 1
4. MFT 48: kontak NO dari relay MFT 48 (missal kita ambil relay MFT 48)
5. SOL_OP_A1: solenoid open mill A1 (mill A corner 1)
6. DO_OP_A1: command open dari DCS untuk solenoid open (mill A corner 1)
7. LOC_PBOP_A1: local push button untuk action open out mill A corner 1
8. a, b, c, d : line power untuk local push button mill B, C, D, E
9. f, g, h, i line interkoneksi MFT dengan shut off valve outlet mill B, C, D, E
10. j, k, l, m line power standby untuk solenoid open-close out mill B, C, D, E
11. n, o, p, q line power DO (command open-close) dari DCS menuju mill B, C, D, E
12. SELECTOR: untuk mengubah state dari remote ke local sekaligus me-deenergize
solenoid-solenoid close yang sebelumnya ditrigger melalui MFT
Pada dasarnya wiring yang tertampil untuk mill B, C, D dan E nantinya juga akan identic, untuk
memperjelasnya maka ditampilkan wiring untuk mill B pada gambar di bawah ini.
220 VAC
MFT FBM
MFT BELUM
TERKONEKSI A
DENGAN
B
PNEUMATIC
INERTING C
STEAM MILL
ENERGIZED
FROM MFT
BUTTON CCR 2
V1
1 3
Pada wiring eksisting, manuver MFT sama sekali tidak menjangkau opening pneumatic inerting steam mill. Ketika terjadi
abnormal yang memicu MFT (loss all flame, loss all IDF, loss all PAF dsb) maka sistem akan dimatikan, termasuk juga mill. Namun
ketiadaan koneksi dari MFT dengan jalur opening pneumatic valve inerting steam mill akan memicu atau berpotensi mengakibatkan
combustion yang ada di dalam mill tidak dapat dipadamkan karena kasus khusus yang mengakibatkan interlock tidak beroperasi
maupun juga pengoperasian manual yang sangat berat. Akibatnya combustion akan terjadi di dalam mill dan akan merusak inner part
mil, coal pipe, maupun juga instrumen lainnya, sehingga akan terjadi kerugian aset.
+24V
+24V DJ1 DJ2 DJ3
0V
DJ1
MFT_DO2
MFT1 MFT2 MFT3 MFT4 MFT5 MFT6 MFT7 MFT8 MFT9 MFT10 MFT11 MFT48 J1 J2 J3
DJ2
J2
KONTROL DCS
J1
MFT-1
0V
DJ3
+24V
J2
J3
MFT-2
MFT ack
DO_MFT1
0V
RST_DO1
MFT_DO1
J3
J1
MFT_DCS
DO_MFT2
MFT trip
0V Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
24V I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7
DO_MFT3
+24V 0V
MFT_DO2
PURGE_START
DO_MFT1
DJ4
RST_DO2
MFT ON
DJ4
DJ5
DO_MFT2
MFT_DO3
PURGE_COM
DJ5
DO_MFT3
Purge Start
0V
RST_DO1
PURGE_COM
+24V
0V
RST_DO2
2. DO DJ1,DJ2,DJ3 DARI NOT MFT, MAKA DJ1,2,3 OFF
+24V
3. PURGING START DARI DCS MAKA DJ4 DAN DJ5 ON
4. SETELAH 3 DETIK MAKA DJ4 DJ5 OFF
5. SAAT DJ4 DAN DJ5 ON MAKA MFT HILANG SEHINGGA DJ1,2,3 ON
LOC_PB_C LOC_PB_E
LOC_PB_A
MFT48
R/L
LOC_PB_D4
LOC_PB_A1 LOC_PB_C3 LOC_PB_E5
R2 R2 R2 R2 R2 LOC_PB_B2
R2
DO_CL_E
DO_CL_A DO_CL_B DO_CL_C DO_CL_D
DO_OP_E
DO_OP_A DO_OP_B DO_OP_C DO_OP_D
RF RG RH RI RJ
RA RB RC RD RE
MCB
MCB MCB MCB MCB
RA RF RB RG RC RH RD RI
RE RJ
SOL_CLS_1B SOL_CLS_1C
SOL_OPEN_1E
SOL_CLS_1A
SOL_OPEN_1D
SOL_OPEN_1B
SOL_CLS_1E
SOL_OPEN_1C
SOL_OPEN_1A
0V SOL_CLS_1D
LOC_PB_C LOC_PB_E
LOC_PB_A
LOC_PB_B2 LOC_PB_D4
MFT48
R/L
DO_CL_E
DO_CL_A DO_CL_B DO_CL_C DO_CL_D
DO_OP_E
DO_OP_A DO_OP_B DO_OP_C DO_OP_D
RA RB RC RD RE RF RG RH RI RJ
MCB
MCB MCB MCB MCB
RA RF RB RG RC RH RD RI
RE RJ
SOL_CLS_1B SOL_CLS_1C
SOL_OPEN_1E
SOL_CLS_1A
SOL_OPEN_1D
SOL_OPEN_1B
SOL_CLS_1E
SOL_OPEN_1C
SOL_OPEN_1A
0V SOL_CLS_1D
Gambar 6. Wiring MFT modifikasi terhubung dengan inerting steam mill (merah = DCS, biru = local)
Pada gambar 6 ditunjukkan secara mendetail pada modkifikasi wiring untuk menghubungkan antara MFT dengan opening inerting steam mill. Pada dasarnya tidak
ada perubahan ataupun perbedaan antara wiring modifikasi outlet mill.
pada gambar 6 di atas ditunjukkan desain wiring dari MFT hard wire inerting mill A. Penjelasan
dari setiap komponen yang dibutuhkan dalam wiring dijelaskan pada deskripsi di bawah ini:
1. SOL_OPEN_1A: solenoid OPEN pneumatic valve inerting mill 1A
2. DO_OP_A: command open dari DCS untuk solenoid open pneumatic valve inerting
mill
3. LOC_PB_A: local push button untuk action open pneumatic valve inerting mill
4. MFT 48: kontak NO dari relay MFT 48 (missal kita ambil relay MFT 48)
5. SOL_CL_1A: solenoid close pneumatic valve inerting mill
6. DO_CL_A: command CLOSE dari DCS untuk solenoid close pneumatic valve inerting
mill
7. LOC_PB_A1: local push button untuk action close pneumatic valve inerting mill
8. SELECTOR: untuk mengubah state dari remote ke local sekaligus me-deenergize
solenoid-solenoid close yang sebelumnya ditrigger melalui MFT
Wiring untuk inerting pada mill A, B, C, D dan E sudah tertampil pada pada gambar 6 seluruhnya.
2.3 Detail modifikasi
Scope modifikasi ini adalah dengan melakukan penarikan kabel dari terminal MFT di panel MFT
menuju panel DCS untuk closing slide gate outlet mill dan pneumatic opening inerting steam:
1. Pelaksana pekerjaan melakukan pembuatan desain wiring yang disesuaikan dengan referensi
scenario yang dipaparkan pada dokumen ini dan diserahkan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pada dasarnya, seluruh mill A, B, C, D dan E outlet shutoff valve harus dapat terinterlock close
serentak dengan adanya MFT (soft MFT maupun hard MFT). Begitu juga dengan inerting steam
mill A, B, C, D dan E harus dapat terinterlock open serentak dengan picuan dari Hard MFT
maupun Soft MFT
2. Survey lapangan untuk melihat detail jasa dan material pekerjaan yang dipelukan (kebutuhan
safety relay, socket relay, panjang kabel, dan sebagainya)
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana pekerjaan memastikan bahwa kondisi pemasangan
yang melibatkan perubahan ataupun penambahan wiring tidak mengintervensi proteksi yang lain.
4. Melakukan penarikan dan pemasangan sesuai scope pekerjaan dengan pengawasan dari teknisi
UBJOM Pacitan (termasuk dalam hal ini pembuatan koneksi pada relay MFT dan juga line FBM
pada outlet mill dan juga inerting steam).
5. Comissioning dilakukan langsung oleh teknisi UBJOM setelah memastikan semua koneksi sudah
benar.
5. Work Package
Pekerjaan Hari
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan safety permit, koordinasi dengan
bidang terkait dan penyiapan tool serta
material
Pelaksanaan pekerjaan modifikasi
Pengetesan hasil pekerjaan modifikasi
7. Prosedur Pengujian
a. Terminasi rapi
b. Penyambungan tidak kendor
c. Pastikan wiring yang baru dilengkapi dengan tagging