Anda di halaman 1dari 11

Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT.

PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1


di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton

Irwan Santoso*, Mustakim, Yustina Suhandini Tj.


Program Studi Teknik Industri, Universitas Panca Marga, Probolinggo, Indonesia
Email : yustina.upm@gmail.com, takimteknik@gmail.com
*) Corresponding Author : irsantoso1901@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Dalam menentukan strategi sistem penjadwalan perawatan


Article history mesin diperlukan penerapan failure mode and effect analysis (FMEA)
Received 25 Februari 2022
untuk menentukan komponen kritis, mean time between failure
Revised 17 Maret 2022
Accepted 20 April 2022
(MTBF) dan mean time to repair (MTTR) untuk mengetahui rata-rata
Available Online 7 Juni 2022 waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum terjadinya kerusakan
dan rata-rata waktu untuk melakukan perbaikan yang dibutuhkan
oleh suatu komponen sistem penjadwalan mesin serta availability
Kata Kunci
untuk melihat line stop ditinjau dari aspek brackdown saja.
Perawatan Setelah dilakukan analisis dari hasil perhitungan dapat diketahui
Komponen Kritis bahwa didapatkan 10 komponen kritis dari RPN yang terbesar pada
Mean Time Between failure (MTBF) mode kerusakan line pyrite hopper 1A bolong dan yang terendah adalah
Sistem Penjadwalan pada sensor temp OB bering mtr mill 1C rembes. Setelah dilakukan
analisis dengan menggunakan mean time between failure (MTBF) dan
mean time to repair (MTTR) didapatkan availability kecil yaitu 28%
maka penjadwalan untuk mesin pulverizer berubah dari semula 2
minggu 2 kali, berubah menjadi 1 minggu 2 kali. maka perusahaan
harus komitmen terhadap pemenuhan preventive maintenance pada
mesin. Perusahaan perlu merubah jadwal kerja preventive maintenance
yang sudah ada dengan jadwal yang baru.

Pendahuluan meningkatkan produktivitas dan menurunkan


Dalam aktivitas produksi, kegiatan biaya mesin untuk proses produksi. Dengan
pemeliharaan memiliki peran yang penting pemeliharaan yang teratur dapat diperkirakan
untuk kelancaran kegiatan produksi. Kegiatan kemungkinan-kemungkinan terjadinya
pemeliharaan mencakup seluruh aspek dari kerusakan fasilitas produksi pada masa yang
fasilitas produksi seperti mesin, peralatan dan akan datang dengan memperhatikan data
gedung. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) pemeliharaan pada masa lalu. Adanya sistem
adalah kegiatan untuk memelihara atau yang dapat memprediksikan kemungkinan
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan terjadinya kerusakan dapat mempermudah
mengadakan kegiatan atau penyesuaian atau kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi
pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu sehingga kerugian karena tidak berjalannya
keadaan operasi produksi yang memuaskan fasilitas produksi dapat dikurangi (Deni Suhara,
sesuai dengan apa yang direncanakan (Assauri, 2012).
Sofyan, 2008). Pemeliharaan fasilitas produksi PT. PJB UP Paiton adalah salah satu unit
membutuhkan manajemen yang baik agar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang
pemeliharaan dapat berlangsung efektif dan menyuplai energi listrik dengan daya 800 Mega
efisien. Watt. Bahan bakar utama pada pembangkit
Manajemen pemeliharaan (Maintenance listrik tenaga uap adalah batu bara. Batu bara
Management) dan kerekayasaan pemeliharaan tersebut di gunakan sebagai bahan bakar untuk
(Maintenance Engineering) membutuhkan membuat panas di dalam boiler. Coal handling
perhatian yang lebih karena dapat system merupakan system atau mesin yang
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

bekerja untuk mengangkut batu bara sebagai Sumber : Data PT. PJB UP Paiton
bahan bakar boiler. Di dalam coal handling Berdasarkan data dari bulan November
system ada beberapa peralatan ataupun mesin 2018 – April 2019 didapatkan sebanyak 28 kali
yang bekerja di antaranya Silo, Coal Feeder, dan mesin pulverizer menggalami kegagalan. Angka
Pulverizer. Silo merupakan tempat tersebut sangat besar dalam kurun waktu 6
penampungan batu bara sementara sebelum bulan mesin beroperasi menggalami kegagalan.
menuju coal feeder. Coal feeder adalah mesin Sehingga diperlukan metode FMEA untuk
yang berfungsi untuk mengatur aliran jumlah mengetahui potensi penyebab kerusakan pada
batu bara yang masuk ke pulverizer. Sedangkan mesin untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
pulverizer adalah alat untuk menggiling atau dan menentukan komponen kritis pada mesin.
menghancurkan batubara sehingga menjadi Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
halus, fungsi pulverizer untuk mengeringkan merupakan suatu prosedur terstruktur yang
batu bara sehingga mudah dihaluskan dan digunakan untuk mengidentifikasi dan
dibakar atau menyaring batubara untuk mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan
memastikan bahwa betubara yang masuk failure mode (Satmiko, 2014) serta untuk
kedalam boiler benar-benar halus. mengetahui mesin-mesin dan komponen mesin
Salah satu permasalahan yang ada di PJB mana saja yang menjadi penyebab utama paling
UP Paiton ialah tingginya kegagalan pada mesin sering terjadi kegagalan sehingga
pulverizer yaitu 28 kali terjadi terjadi kegagalan, mengakibatkan terhambatnya proses produksi
mesin coal feeder 12 kali terjadi kegagalan, dan di mesin.
Silo 4 kali terjadi kegagalan. Selain itu faktor-faktor penunjang untuk
memproduksi energi listrik juga harus
Tabel 1. Data Kegagalan Disetiap Mesin diperhatikan seperti dengan adanya sistem
No. Job Work November % penjadwalan perawatan mesin yang baik adalah
2018 – acumul- dimana sistem penjadwalan yang dibentuk
April 2019 ative harus bisa menjadi tolak ukur sebuah performa
1. Pulverizer 28 64% mesin ketika sedang beroperasi.
2. Coal 12 91% Berikut ini adalah sistem penjadwalan coal
Feeder handling system unit 1 dari bulan November
3. Silo 4 100% 2018 – April 2019.

Tabel 2. Job Work Maintenance


NO JOB NOVEM- DESEM- JANUARI FEBRUA- MARET APRIL
WORK BER BER RI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pulveri-
zer
2 Coal
Feeder
3 Silo
Sumber : Data PT. PJB UP Paiton

Berdasarkan data diatas mesin pulverizer waktu suatu mesin dapat dioperasikan sebelum
dilakukan setiap 2 minggu 2 kali, coal feeder 3 terjadinya kerusakan dan rata-rata waktu untuk
minggu 2 kali dan silo 4 minggu 2 kali. Jadwal melakukan perbaikan yang dibutuhkan oleh
yang sudah ada dipandang tidak efektif dalam suatu komponen serta Availability untuk
perbaikan mesin sehingga perlu dilakukan melihat line stop ditinjau dari aspek Brackdown
perubahan jadwal kerja untuk jenis mesin saja (Kurniawan, 2013).
pulverizer. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
Salah satu pendekatan yang digunakan ingin melakukan penelitian terhadap sistem
untuk menanggulangi permasalahan yang penjadwalan perawatan mesin di PT. PJB UP
terjadi pada sistem penjadwalan PJB UP Paiton Paiton, dengan mengintegrasikan 3 metode
adalah dengan dilakukan perhitungan Mean yaitu Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time to Mean Time Between Failure (MTBF), and Mean
Repair (MTTR) untuk mengetahui rata – rata Time to Repair (MTTR) dengan harapan
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

memperbaiki sistem penjadwalan perawatan FMEA (failure mode and effect analysis)
mesin sehingga meningkatkan performa mesin. adalah suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak
Analisis Sistem mungkin mode kegagalan (failure mode). FMEA
Analisis sistem adalah penguraian dari digunakan untuk mengidentifikasi sumber-
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian- sumber dan akar penyebab dari suatu masalah
bagian komponennya dengan maksud untuk kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja
mengidentifikasikan dan mengevaluasi yang termasuk dalam kecacatan/kegagalan
permasalahan-permasalahan, kesempatan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, yang telah ditetapkan, atau perubahan dalam
dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan produk yang menyebabkan terganggunya fungsi
sehingga dapat diusulkan perbaikannya dari produk itu.
(Nurmansyah, 2017).
Penjadwalan Perawatan Performance Maintenance
Penjadwalan perawatan adalah rencana 1. Reliability
kerja yang tersusun dan saling terkait satu sama Adalah dimana peralatan dapat beroperasi
lainnya dengan berbasis waktu guna dibawah keadaan normal dengan baik. Menurut
mengefektifkan kerja, sehingga akan diperoleh Renty (2014), reliability atau tingkat keandalan
hasil yang baik berdampak pada laju merupakan probabilitas dari sebuah mesin atau
produktivitas. Sedangkan perawatan adalah peralatan untuk tidak mengalami kerusakan
suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang selama proses berlangsung. Mean Time Between
dilakukan untuk menjaga suatu barang dan Failure (MTBF) adalah rata-rata antar
memperbaikinya sampai pada suatu kondisi kegagalan atau rata-rata waktu beroperasinya
yang dapat diterima. Merencanakan memiliki komponen, subsistem, atau sistem tanpa
arti sebagai proses pemilihan informasi dan mengalami kegagalan (Armin, 2016). MTBF ini
pembuatan asumsi mengenai keadaan di masa dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu
yang akan datang guna mengembangkan pengoperasian mesin dibagi dengan
lintasan kegiatan perawatan, reparasi, dan jumlah/frekuensi kegagalan pengoperasian
pekerjaan overhaul. mesin karena breakdown. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Sistem Perawatan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
MTBF =
Perawatan (maintenance) adalah kegiatan 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛
pendukung utama yang bertujuan untuk 2. Maintainability
menjamin kelangsungan peranan (fungsional) Adalah suatu usaha dan biaya untuk
suatu sistem produksi (peralatan, mesin) melakukan perawatan (pemeliharaan). Suatu
sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai pengukuran dari maintainability adalah Mean
sesuai kondisi yang diharapkan. Menurut Fajar Time to Repair (MTTR) merupakan rata-rata
Kurniawan (2013) Perawatan (maintenance) waktu suatu komponen mengalami perbaikan
adalah aktivitas pemeliharaan, perbaikan (Luh, 2015).
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
pengantian, pembersihan, penyetelan dan MTTR =
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛
pemeriksaan terhadap objek yang dirawat. Dimana Breakdown Time adalah termasuk
Konsep ini berawal dari keinginan manusia waktu menunggu untuk repair, waktu yang
untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan terbuang untuk melakukan repair, waktu yang
terhadap objek yang dimilikinya, sehingga dapat terbuang untuk melakukan pengetesan dan
memenuhi kebutuhan manusia, dapat berfungsi mendapatkan peralatan yang siap untuk mulai
dengan baik dan dapat bertahan dalam jangka beroperasi. Breakdown terjadi ketika mesin
waktu yang diinginkan. Hal ini dapat dicapai mengalami kerusakan, dimana kerusakan dapat
antara lain dengan melakukan perencanaan mempengaruhi kemampuan mesin secara
dan penjadwalan tindakan perawatan dengan keseluruhan dan menyebabkan penurunan hasil
tetap memperhatikan fungsi pendukungnya dari proses dan mempengaruhi kualitas dari
serta dengan memperhatikan kriteria minimasi produk (Lukmandani, 2011).
ongkos. Peranan perawatan baru akan sangat 3. Availability
terasa apabila sistem mulai mengalami Menurut Heru (2014) availability adalah
gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. proporsi dari waktu peralatan/mesin yang
sebenarnya tersedia untuk melakukan suatu
Failure Method and Effect Analysis pekerjaan dengan waktu yang ditargetkan
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

seharusnya tersedia untuk melakukan suatu (O). Hasil dari nilai RPN untuk menentukan
pekerjaan. Atau dengan definisi lain bahwa resiko kritis. sedangkan MTBF berfungsi untuk
availability adalah ratio untuk melihat line stop mengetahui nilai rata-rata waktu suatu mesin
ditinjau dari aspek breakdown saja. Satu dapat dioperasikan sebelum terjadinya
pengukuran dari availability (A) adalah: kerusakan dan MTTR mengetahui nilai rata-
A=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
x 100% rata waktu untuk melakukan perbaikan yang
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
dibutuhkan oleh suatu komponen.
Diilustrasikan berdasarkan pada kerangka
Metode berikut ini :
Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan terdiri dari empat
langkah utama yaitu pengamatan awal,
perumusan masalah, menentukan tujuan
penelitan dan menentukan batasan masalah.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan tinjauan ke perusahaan yang
dijadikan tempat penelitian. Tempat penelitian
yang dipilih adalah PT PJB UP Paiton. Langkah
kedua yang harus dilakukan adalah
merumuskan masalah yang akan dianalisis.
Permasalahan yang akan dianalisis adalah
resiko kerusakan terhadap mesin. Langkah
ketiga yang harus dilakukan adalah
menentukan tujuan yang akan dicapai dari
penelitian yang dilakukan. Langkah keempat
yang harus dilakukan adalah menentukan
batasan masalah dari penelitian yang dilakukan.

Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menggambarkan
sistem penjadwalan perawatan mesin dan untuk
mengetahui berapa waktu dan berapa banyak
kegagalan yang terjadi yang dibutuhkan untuk
merawat sebuah mesin di PT. PJB UP Paiton.
Penelitian diawali dengan mengambil data
dari perusahaan untuk kebutuhan analisis
FMEA, MTBF dan proses MTTR, dilanjutkan Gambar 1. Kerangka Berpikir
dengan studi literatur dan studi lapangan untuk
menentukan tujuan dari proses perbaikan
mesin. Selanjutnya pengumpulan data, data Hasil & Pembahasan
yang akan di teliti meliputi : data mesin beserta Proses Operasi Pulverizer
komponennya, data breakdown, mesin yang Pulverizer atau Mill adalah alat yang
mengalami kerusakaan, data downtime, waktu digunakan untuk memecah dan menghacurkan
antar kerusakan dan perbaikan, total operation bongkahan batubara menjadi tepung halus yang
time, total waktu mesin beroperasi, frekuensi terdiri dari 3 buah grinder dan 1 bowl sehingga
breakdown, rincian frekuensi mesin yang lebih mudah dalam proses pembakaran di boiler.
mengalami kerusakan, breakdown time, waktu Fungsi mill (pulverizer) pada sistem bahan
kerusakan mesin, loading time, hasil dari bakar batubara adalah menggiling/
pembagian total operation time dengan frekuensi menghaluskan bongkahan-bongkahan batubara
breakdown. Penelitian ini menggunakan tiga sehingga menjadi bubuk batubara. Bubuk
metode yaitu FMEA, MTBF dan MTTR dimana batubara (Pulverizered Fuel) mempunyai ukuran
FMEA untuk mengidentifikasi dan mencegah sekitar 200 Mesh.
sebanyak mungkin mode kegagalan. Setelah Tujuan menggiling batubara adalah
data terkumpul selanjutnya menentukan nilai membuat luas permukaan bubuk batubara
RPN dengan cara menentukan Rating Severity menjadi besar, sehingga dalam proses
(S), Rating Detection (D), dan Rating Occurance pembakaran antara batubara dan udara lebih
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

homogen dan pembakaran menjadi lebih Sisi keluar batubara halus.


sempurna. Salah satu permasalahan yang ada di PT.
PJB UP Paiton ialah kegagalan 3 mesin yang
ada pada coal handling system, diilustrasikan
pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Data Kegagalan di Setiap Mesin


No Job work November %
2018 – acumu-
April 2019 lative
1. Pulverizer 28 64%
Gambar 2. Mesin Pulverizer
2. Coal Feeder 12 91%
Pulverizer terdiri dari 8 komponen terbesar 3. Silo 4 100%
yaitu : Sumber : Sata PT. PJB UP Paiton
1. Motor Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh data dari
Penggerak mill berfungsi sebagai penggerak bulan November 2018 – Juni 2019 didapatkan
Gerbox Mill. sebanyak 28 kali mesin pulverizer mengalami
2. Mill Gearbox kegagalan. Angka tersebut sangat besar dalam
Alat yang merubah gerak motor menjadi kurun waktu 6 bulan mesin beroperasi
gerak putar. mengalami kegagalan.
3. Hot Air Inlet Mill
Saluran masuk udara panas. Pengolahan Data FMEA
4. Grinding Rollers Berdasarkan data-data yang didapatkan
Alat yang berfungsi untuk menghancurkan akan dilanjutkan proses analisis FMEA untuk
batubara. menentukan komponen kritis. Adapun langkah-
5. Spring langkah pembuatan Failure Mode and Effect
Alat yang mengatur clearance grinding. Analysis (FMEA) dapat dilihat pada Tabel 4.
6. Dynamic Classiffier Selanjutnya dilakukan penentuan
Alat yang menyaring kehalusan batu bara. komponen kritis, ditentukan sepuluh urutan
7. Coal Inlet Pipe tertinggi RPN. Sepuluh urutan tertinggi RPN
Sisi masuk batubara kasar. dapat dilihat pada Tabel 5.
8. Coal Outlet Pipe

Tabel 4. Analisis Fmea Nilai RPN Mesin Pulverizer


No. Failure Failure Mode Failure effect S O D RPN
1 Sensor temp OB bering mtr mill Panas/Alarm Trip 7 8 3 168
1C rembes
2 Sensor temp IB bering mtr mill Panas/Alarm Trip 7 8 3 168
1A rembes
3 Bearing temp I/B motor mill 1B Kurang Pelumas Kebakaran 9 2 8 144
abnormal
4 Spring adjuster grinder mill 1D Kotor di Ruang Bising 2 3 4 24
menderit Spring
5 Sensor temp OB bering mtr mill Panas/Alarm Trip 7 8 3 168
1E rembes
6 Spray pyrites hopper 1C patah Batu Bara Batu Bara 6 4 5 120
Menumpuk Menumpuk
7 Strainer Lub. Oil Mill 1D kotor Oil Kotor Alarm 6 2 2 24
8 Supply udara CAG Mill 1E Panas Temperatur 6 4 5 120
bocor Panas
9 Coal Pipe Victaulic 1D Corner 4 Batu Bara Batu bara keluar 8 1 7 56
bocor Keluar mencemari
lingkungan
10 Scrapper Mill 1D putus 2 buah Batu Bara Batu Bara 6 4 5 120
Menumpuk Menumpuk
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

No. Failure Failure Mode Failure effect S O D RPN


11 Temp coal pipe mill 1B corner 1 Kurang Pelumas Kebakaran 9 2 8 144
abnormal
12 Gland packing vlve No.3 Mill 1B Kebocoran Uap Temperatur 6 6 5 180
Bocor Panas
13 Line Pyrite Hopper 1A Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
14 Line Pyrite Hopper 1D Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
15 Grating pyrite hopper 1D rusak Menyumbat mesin tak 8 1 7 56
Lubang berfungsi
16 Line pyrites hopper 1A menuju Batu bara Temperatur 6 7 6 252
SSC buntu Tumpah Panas
17 Gland packing vlve No.3 Mill 1E Kebocoran Uap Temperatur 6 6 5 180
Bocor Panas
18 Packing Mill isolation valve 1C Packingnya UAS Temperatur 6 2 6 72
bocor Panas
19 Line pyrites hopper 1C menuju Batu bara Temperatur 6 7 6 252
SSC buntu Tumpah Panas
20 Line Pyrite Hopper 1E Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
21 Mill 1D ampere tinggi dan pyrite Tutu Vane While Menyumbat 2 2 5 20
banyak Banyak Lubang Lubang
22 Line Pyrites Hopper 1E Menuju Batu bara Temperatur 6 7 6 252
SSC Buntu Tumpah Panas
23 Hot air gate mill 1B macet Terkontaminasi Temperatur 6 2 5 60
Debu Panas
24 Drain trap inerting mill 1C SWG Rusak Akan Keluar 6 2 6 72
ngowos Uap Panas
25 DP bowl mill 1D hunting Bulring Pecah Internal 8 1 7 56
Combution
26 Sensor temp IB bering mtr mill Panas/Alarm Trip 7 8 3 168
1B rembes
27 Sensor temp IB bering mtr mill Panas/Alarm Trip 7 8 3 168
1B rembes
28 Line Pyrite Hopper 1C Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
Jumlah 4388

Tabel 5. Sepuluh Urutan Tertingi RPN


No Failure Failure Mode Failure effect S O D RPN
1 Line Pyrite Hopper 1A Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
2 Line Pyrite Hopper 1D Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
3 Line Pyrite Hopper 1E Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
4 Line Pyrite Hopper 1C Bolong Menyumbat Temperatur 6 8 7 336
Lubang Panas
5 Line pyrites hopper 1A menuju Batu bara Temperatur 6 7 6 252
SSC buntu Tumpah Panas
6 Line pyrites hopper 1C menuju Batu bara Temperatur 6 7 6 252
SSC buntu Tumpah Panas
7 Line Pyrites Hopper 1E Batu bara Temperatur 6 7 6 252
Menuju SSC Buntu Tumpah Panas
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

No Failure Failure Mode Failure effect S O D RPN


8 Gland packing vlve No.3 Mill Kebocoran Uap Temperatur 6 6 5 180
1B Bocor Panas
9 Gland packing vlve No.3 Mill Kebocoran Uap Temperatur 6 6 5 180
1E Bocor Panas
10 Sensor temp OB bering mtr Panas / Alarm Trip 7 8 3 168
mill 1C rembes

Pengolahan Data MTBF dan MTTR handling system unit 1 dari bulan November
Berikut ini adalah Sistem penjadwalan coal 2018–April 2019 sebelum dianalisis.

Tabel 6. Job Work Maintenance


JOB NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
NO
WORK 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pulveri-
1
zer
Coal
2
Feeder
3 Silo

Tabel 7. Pulverizer Unit 1 November 2018 – April 2019 Dengan Menggunakan Metode MTBF dan MTTR
Perawatan
Pulverizer Kegagalan/ Operation Call Start End Work
No Tanggal Problem Action mesin
System bulan Time Time Time Time Time
2 miggu 2 x
Sensor
temp OB
Pulverizer penggantian
1 2/11/2018 bering mtr 19 8:45 9:00 14:00 300
1C seal
mill 1C
rembes
2
Sensor
temp IB
Pulverizer penggantian
2 9/11/2018 bering mtr 17 7:35 7:45 14:45 420
1A seal
mill 1A
rembes
4
Bearing
10:00 15:00 300
temp I/B
Pulverizer penyemprotan
3 16/11/2018 motor mill 16 9:00
1B udara
1B 15:00 18:00 180
abnormal
2
Spring
adjuster
Pulverizer
4 25/11/2018 grinder Adjust grinder 17 7:35 7:45 14:45 420
1D
mill 1D
menderit
Sensor
temp OB
Pulverizer penggantian
5 4/12/2018 bering mtr 17 7:20 7:30 14:30 420
1E seal
mill 1E
rembes 2
Spray
pengelasan
Pulverizer pyrites
6 9/12/2018 spray pyirites 18 8:50 9:00 15:00 360
1C hopper 1C
hopper 1C
patah
Strainer
Penggantian
Pulverizer Lub. Oil 5
7 18/12/2018 filter lube oil 17 7:15 7:25 14:25 420
1D Mill 1D
mill 1D
Kotor
2
Supply
Pengelasan
Pulverizer udara
8 23/12/2018 pipa line supply 17 7:40 7:50 14:50 420
1E CAG Mill
udara CAG
1E bocor
Coal Pipe
Pulverizer Victaulic penambalan
9 27/12/2018 0 0 0:00 0:00 0:00 0
1D 1D Corner dan pengelasan
4 bocor
Scrapper
Pengelasan
Pulverizer Mill 1D
10 5/1/2019 scrapper mill 18 9:45 10:00 16:00 360
1D putus 2
1D
buah
Temp coal 2
pipe mill
Pulverizer internal
11 101/2019 1B corner 17 8:00 8:10 15:10 420
1B combustion 5
1
abnormal
Gland
packing
Ppulverizer penggantian
12 17/1/2019 vlve No.3 2 17 8:45 9:00 16:00 420
1B packing mill
Mill 1B
Bocor
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

Perawatan
Pulverizer Kegagalan/ Operation Call Start End Work
No Tanggal Problem Action mesin
System bulan Time Time Time Time Time
2 miggu 2 x
Line
Pulverizer Pyrite penambalan
13 25/1/2019 18 14:50 15:15 21:15 360
1A Hopper 1A dan pengelasan
Bolong
Line
Pulverizer Pyrite penambalan
14 28/1/2019 0 0 0:00 0:00 0:00 0
1D Hopper 1D dan pengelasan
Bolong
7:30 15:00 450
Grating
penggantian
Pulverizer pyrite
15 6/2/2019 greating pyrites 6 7:00 15.00 23:00 480
1D hopper 1D
hopper
rusak
2 23:00 1:30 150
Line
pyrites
Pulverizer Disegrok dan
16 13/2/2019 hopper 1A 17 7:15 7:45 14:45 420
1A halep dicek
menuju
SSC buntu 4
Gland
packing
Pulverizer penggantian
17 20/2/2019 vlve No.3 19 15:00 15:10 20:10 300
1E packing mill
Mill 1E
Bocor
2
Packing
Mill
Pulverizer penggantian
18 25/2/2019 isolation 16 7:15 7:25 15:25 480
1C packing mill
valve 1C
bocor
Line
pyrites
Pulverizer Disegrok dan
19 3/3/2019 hopper 1C 19 9:45 10:00 15:00 300
1C halep dilecek
menuju
SSC buntu 2
Line
Pulverizer Pyrite penambalan
20 12/3/2019 17 8:00 8:10 15:10 420
1E Hopper 1E dan pengelasan
Bolong
Mill 1D
ampere
Pulverizer Pengecekan 5
21 16/3/2019 tinggi dan 18 14:50 15:15 21:15 360
1D innerpart mill
pyrite
banyak
2
Line
Pyrites
Pulverizer Disegrok dan
22 22/3/2019 Hopper 1E 16 7:40 8:00 15:00 480
1E halep dicek
Menuju
SSC Buntu
Hot air
Pulverizer
23 27/3/2019 gate mill Dilecek 0 0 0:00 0:00 0:00 0
1B
1B macet
Drain trap
Perbaikan 8:00 15:00 420
Pulverizer inerting
24 1/4/2019 drian trap 16 7:45
1C mill 1C
steam (Adjust) 15:00 16:00 60
ngowos 2
DP bowl
Pulverizer pengambilan
25 13/4/2019 mill 1D 20 8:20 8:30 12:30 240
1D batu bara
hunting
Sensor
temp IB
Pulverizer penggantian
26 20/4/2019 bering mtr 19 9:00 9:10 14:10 300
1B seal 5
mill 1B
rembes
2
Sensor
temp IB
Pulverizer penggantian
27 26/4/2019 bering mtr 17 7:11 7:20 14:20 420
1E seal
mill 1B
rembes
Line
Pulverizer Pyrite penambalan
28 28/4/2019 0 0 0:00 0:00 0:00 0
1C Hopper 1C dan pengelasan
Bolong
TOTAL 408 10080

Dengan didapatkannya total operation time 408


A𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = X 100% = 27,9%
maka untuk perhitungan MTBF adalah: 14,6
408 Berdasarkan perhitugan diatas didapatkan
MTBF = = 14,6 jam
28 hasil sebagai berikut :
10080
MTTR = 28 = 360 Menit/6 jam
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

Tabel 8. Hasil perhitungan MTBF, MTTR, dan Availability


PERIODE MTBF MTTR AVAILABILITY
November 2018- April 2019 14,6 Jam 360 Menit 27,9 %

Hasil Perhitungan Perbaikan Data mesin pulverizer yang semula dilakukan


Karena jadwal yang sudah ada dipandang perawatan 2 minggu 2 kali dijadikan 1 minggu 2
tidak efektif yaitu didapatkan availability 27,9 % kali. Selanjutnya dilakukan perhitungan MTBF
dalam perbaikan mesin sehingga perlu dan MTTR berdasarkan tabel data sebagai
dilakukan perubahan jadwal kerja untuk jenis berikut :

Tabel 9. Kegagalan MC Pulverizer Unit 1 November 2018 – April 2019 Dengan Menggunakan Metode MTBF dan
MTTR
Perawatan
Pulverizer Operation Call Start End Work
No Tanggal Problem Action mesin Kegagalan/bulan
System Time Time Time Time Time
1 miggu 2 x

Sensor temp
Pulverizer OB bering penggantian
1 2/11/2018 1 19 8:45 9:00 14:00 300
1C mtr mill 1C seal
rembes
Sensor temp
Pulverizer IB bering penggantian
2 9/11/2018 1 17 7:35 7:45 14:45 420
1A mtr mill 1A seal
rembes
4
Bearing
10:00 15:00 300
Pulverizer temp I/B penyemprotan
3 16/11/2018 1 16 9:00
1B motor mill udara
15:00 18:00 180
1B abnormal
Spring
Pulverizer adjuster Adjust
4 25/11/2018 1 17 7:35 7:45 14:45 420
1D grinder mill grinder
1D menderit
Sensor temp
Pulverizer OB bering penggantian
5 4/12/2018 1 17 7:20 7:30 14:30 420
1E mtr mill 1E seal
rembes
Spray pyrites pengelasan
Pulverizer
6 9/12/2018 hopper 1C spray pyirites 1 18 8:50 9:00 15:00 360
1C
patah hopper 1C
Strainer Lub. Penggantian
Pulverizer
7 18/12/2018 Oil Mill 1D filter lube oil 1 17 7:15 7:25 14:25 420
1D 5
Kotor mill 1D
Pengelasan
Supply udara
Pulverizer pipa line
8 23/12/2018 CAG Mill 1E 17 7:40 7:50 14:50 420
1E supply udara
bocor
CAG
1
Coal Pipe
penambalan
Pulverizer Victaulic 1D
9 27/12/2018 dan 16 7:15 7:25 15:25 480
1D Corner 4
pengelasan
bocor
Scrapper Pengelasan
Pulverizer
10 5/1/2019 Mill 1D scrapper mill 1 18 9:45 10:00 16:00 360
1D
putus 2 buah 1D
Temp coal
Pulverizer pipe mill 1B internal
11 101/2019 1 17 8:00 8:10 15:10 420
1B corner 1 combustion
abnormal
Gland
Ppulverizer packing vlve penggantian 5
12 17/1/2019 1 17 8:45 9:00 16:00 420
1B No.3 Mill 1B packing mill
Bocor
Line Pyrite penambalan
Pulverizer
13 25/1/2019 Hopper 1A dan 18 14:50 15:15 21:15 360
1A
Bolong pengelasan
1
Line Pyrite penambalan
Pulverizer
14 28/1/2019 Hopper 1D dan 16 7:15 7:30 15:30 480
1D
Bolong pengelasan

penggantian 7:30 15:00 450


Grating
Pulverizer greating
15 6/2/2019 pyrite hopper 1 6 7:00 15.00 23:00 480
1D pyrites
1D rusak
hopper
23:00 1:30 150
Line pyrites
Pulverizer hopper 1A Disegrok dan 4
16 13/2/2019 1 17 7:15 7:45 14:45 420
1A menuju SSC halep dicek
buntu
Gland
Pulverizer packing vlve penggantian
17 20/2/2019 1 19 15:00 15:10 20:10 300
1E No.3 Mill 1E packing mill
Bocor
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

Perawatan
Pulverizer Operation Call Start End Work
No Tanggal Problem Action mesin Kegagalan/bulan
System Time Time Time Time Time
1 miggu 2 x

Packing Mill
Pulverizer isolation penggantian
18 25/2/2019 1 16 7:15 7:25 15:25 480
1C valve 1C packing mill
bocor
Line pyrites
Pulverizer hopper 1C Disegrok dan
19 3/3/2019 1 19 9:45 10:00 15:00 300
1C menuju SSC halep dilecek
buntu
Line Pyrite penambalan
Pulverizer
20 12/3/2019 Hopper 1E dan 1 17 8:00 8:10 15:10 420
1E
Bolong pengelasan
Mill 1D
ampere
Pulverizer Pengecekan 5
21 16/3/2019 tinggi dan 1 18 14:50 15:15 21:15 360
1D innerpart mill
pyrite
banyak
Line Pyrites
Pulverizer Hopper 1E Disegrok dan
22 22/3/2019 16 7:40 8:00 15:00 480
1E Menuju SSC halep dicek
Buntu 1
Hot air gate
Pulverizer
23 27/3/2019 mill 1B Dilecek 19 10.25 10:35 15:35 300
1B
macet
Perbaikan
Drain trap 8:00 15:00 420
Pulverizer drian trap
24 1/4/2019 inerting mill 1 16 7:45
1C steam
1C ngowos 15:00 16:00 60
(Adjust)
Pulverizer DP bowl mill pengambilan
25 13/4/2019 1 20 8:20 8:30 12:30 240
1D 1D hunting batu bara
Sensor temp
Pulverizer IB bering penggantian
26 20/4/2019 1 19 9:00 9:10 14:10 300
1B mtr mill 1B seal 5
rembes
Sensor temp
Pulverizer IB bering penggantian
27 26/4/2019 17 7:11 7:20 14:20 420
1E mtr mill 1B seal
rembes 1
Line Pyrite penambalan
Pulverizer
28 28/4/2019 Hopper 1C dan 17 7:15 7:30 14:30 420
1C
Bolong pengelasan

TOTAL 476 11760

Dengan didapatkanya total operation time 476


A𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = X 100% = 28%
maka untuk perhitunggan MTBF adalah : 17
476
MTBF = 28 = 17 jam Berdasarkan perhitugan diatas didapatkan
11760 hasil sebagai berikut :
MTTR = 28
= 420 menit/15 jam

Tabel 10. Hasil Perhitungan MTBF, MTTR, dan Availability


PERIODE MTBF MTTR AVAILABILITY
November 2018- April 2019 17 Jam 420 Menit 28 %

Tabel 11. Hasil evaluasi job work maintenance


NO JOB WORK NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pulverizer
2 Coal Feeder
3 Silo

Kesimpulan Bolong dan yang terendah adalah pada


Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, Sensor temp OB bering mtr mill 1C rembes.
dapat disimpulkan sebagai berikut : 2. Untuk meningkatkan performa mesin
1. Dengan Analisis FMEA didapatkan 10 dilakukan Analisis MTBF, MTTR dan
komponen kritis dari RPN yang terbesar pada Availabiliy sehinga didapatkan hasil
mode kerusakan Line Pyrite Hopper 1A kegagalan mesin sebagai berikut :
Santoso, I., et al. / Analisis Sistem Penjadwalan Perawatan Mesin Pulverizer Unit 1 di PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton / JISE Vol. 1, No. 1, Juni 2022 pp.
46-56

Tabel 12. Hasil perhitungan MTBF, MTTR, dan Availability


PERIODE MTBF MTTR AVAILABILITY
November 2018- April 2019 17 Jam 420 Menit 28 %

Berdasarkan tabel di atas didapatkan Sehingga didapatkan hasil untuk merancang


availability kecil yaitu 28% maka penjadwalan sistem penjadwalan mesin sebagai berikut :
untuk mesin pulverizer berubah dari semula 2
minggu 2 kali, berubah menjadi 1 minggu 2 kali.

Tabel 13. Hasil Evaluasi Job Work Maintenance


NO JOB WORK NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pulverizer
2 Coal Feeder
3 Silo

Saran Heru,W. Sampurna,Y.N. (2014) “Analisis


Dengan memperhatikan hasil penelitian productive maintenance di PT. Sankyu
yang dicapai, maka dari itu diberikan saran- Indonesia Internasional”
saran yang mungkin diperlukan dan dapat Kurniawan, F. 2013. Manajemen Perawatan
dijadikan sebagai bahan masukan untuk Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu
perbaikan selanjutnya. Luh,A.A. Dwi,A. dan Haryono. 2015. “Analisis
Adapun saran-saran itu adalah sebagai Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin
berikut : Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan
1. Komitmen perusahaan terhadap pemenuhan Pendekatan Analisis Markov di PT. “X”
preventive maintenance pada mesin, terutama Lukmandani, A. Santosa, H. Maukar, A.L. 2011.
sepuluh mesin kritis yang sering terjadi “Penjadwalan perawatan di PT. Steel Pipe
Industy of Indonesia”. Widya Teknik. Vol. 10
kerusakan tersebut diharap akan
(1), pp. 103-116.
mengurangi kerusakan mesin yang beruntun.
Nurmansyah, Arif,W. Rizki,Y.D. 2017. ”Analisis
2. Perusahaan perlu merubah jadwal kerja
dan perancangan sistem informasi toko untuk
preventive maintenance yang sudah ada Mencapai keungulan kompetitif”
dengan jadwal yang baru. berdasarkan hasil
Renty, 2014. “Anugerah mahaji puteri analisis
analisis data kegagalan mesin. pengaruh nilai availability dan waktu
downtime Terhadap produktivitas mesin pada
DAFTAR PUSTAKA automatic ampoule Filling dan sealing
Armin, D. Amrin,R. Syafrillah,A. 2016 “Analisis machine di PT. Indofarma,tbk”
Perawatan Untuk Mendeteksi Risiko Satmiko AB, 2013, Implementation Ergonomi
Kegagalan Komponen Pada Excavator 390D” Untuk Meningkatkan Sistem Kerja di
Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan PT.Ekamas Fortuna Malang, Jurnal Teknik
Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Industri : 108-113.
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
ndonesia.
Deni Suhara, 2012 “Analisa Sitem Penjadwalan
Perawatanmesin Departemen Utility Di
Pt.Indorama Synthetics, Tbk Dengan
Menggunakan Metode MTBF.
Fajar Kurniawan (2013). Manajemen Perawatan
Industri Teknik dan Aplikasi Implementasi
total Productive Maintenance, Preventive
Maintenance & Reability Centered
Maintenance.
Hayati., Reza Abroshan (2017). Risk Assessment
Using Fuzzy FMEA (Case Study: Tehran
Subway Tunneling Operations). Indian Jurnal
Of Science and Technoligy.

Anda mungkin juga menyukai