Joko Purnomo
Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia
Jalan Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
e-mail: jpindustrialengineering@gmail.com
Abstrak
Pentingnya fungsi pemeliharaan dalam dunia industri merupakan hal yang
takterbantahkan. Dengan tidak disadari akan dampak besar terhadap perusahaan jika
pemeliharaan tidak dilakukan seperti operasi yang tidak aman, kemacetan produksi, kerugian
daya, panas, penerangan dan berbagai fungsi sarana lain yang tidak diketahui untuk masa yang
lama. PT Indogravure merupakan suatu perusahaan yang belum menerapkan suatu sistem
pemeliharaan yang baik. Dimana saat ini masih menerapkan suatu pemeliharaan yang bersifat
darurat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu jadwal pemeliharaan dalam memenuhi kebutuhan
akan suatu pemeliharaan. Mesin yang dianggap kritis adalah Mesin Fuji FS135-55-417. Mesin
tersebut dipilih dengan dasar analisis ABC. Dari analisis ABC dipilih mesin yang berkategori A
kemudian dianalisis dengan analisis ragam. Dari hasil analisis ragam dilakukan operasi
perkalian antara nilaitengah dan total frekuensi kerusakan. Nilai hasil perkalian yang tertinggi
dianggap sebagai mesin kritis. Sedangkan komponen kritis adalah roll karet, infeed, dan doctor
blade. Komponen kritis tersebut didasari dengan analisis tulang ikan. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan nilai MTTR secara berturut-turut adalah 28.50, 133.84, dan 117.10 menit
dan nilai MTTF secara berturut-turut adalah 255950.29, 184581.53, dan 154621.75 menit.
Berdasarkan nilai MTTR dan MTTF tersebut dapat ditentukan tingkat ketersediaan dari
komponen, tingkat ketersediaan komponen secara berturut-turut adalah 99.989%, 99.928%, dan
99.924%. Dengan menggunakan dasar ekonomi teknik maka didapatkan biaya anggaran selama
satu tahun secara berturut-turut adalah Rp4.560.078, Rp125.409, dan Rp147.763.
Abstraction
The importance of maintenance function in the industrial world is irrefutable.
Unconsciously will a major impact on the company if maintenance is not done such as unsafe
operations, production bottlenecks, power losses, heat, illumination and other functions of other
means are not known for a long time. PT Indogravure is a company that has not implemented a
good maintenance system. Where currently still apply an corrective maintenance. Therefore a
maintenance schedule is required to meet the need for maintenance. The engine that is
considered critical is the Fuji FS135-55-417 engine. The machine is selected on the basis of
ABC analysis. From the analysis of ABC selected machine that categorized A then analyzed by
analysis of variance. From the analysis of the variance carried out multiplication operations
between mean and total damage frequency. The value of the highest multiplication is considered
1
a critical engine. While critical components are rubber roll, infeed, and doctor blade. The
critical component is based on fish bone analysis. Based on calculations that have been done
the value of MTTR are respectively 28.50, 133.84, and 117.10 minutes and the value of MTTF
are 255950.29, 184581.53, and 154621.75 minutes respectively. Based on the value of MTTR
and MTTF can be determined the level of availability of components, the level of availability of
components in a row is 99.989%, 99.928%, and 99.924%. By using the economic engineering
basis, the budget cost for one year in a row is Rp4.560.078, Rp125.409, and Rp147.763.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Menurut Ngadiyono (2010), pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai semua
tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan komponen atau
mesin ke keadaan ideal sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Sedangkan Ginting (2009, dalam jurnal Taufik dan Selly, 2015)
berpendapat bahwa pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
kelangsungan fungsional mesin atau sistem produksi supaya beroperasi secara
maksimal.
Lebih lanjut Ngadiyono (2010:2) mengungkapkan bahwa tidak ada mesin maupun
peralatan yang mampu berproduksi selamanya, beberapa mampu bertahan atau bekerja
sesuai standar operasional. Secara garis besar manajemen pemeliharaan dapat dibagai
dalam tiga jenis, yaitu: improvement, preventive, dan corrective.
PT. Indogravure berdiri sejak tahun 1971 diprakarsai oleh Bapak Sunarto
Prawirosujanto, merupakan perusahaan percetakan pertama yang menggunakan mesin
cetak Rotogravure. Saat ini PT. Indogravure telah mampu memproduksi beraneka
ragam bentuk kemasan, diantaranya menggunakan bahan dasar alumunium foil dan
ceilphane.
Seiring perjalanannya perusahaan sering mengalami gangguan atau kerusakan
pada mesin. Jika perusahaan sering mengalami kerusakan pada mesin, maka akan
mempengaruhi proses produksi. Saat ini perusahaan tidak mempunyai perencanaan
perawatan mesin secara teratur. Perawatan dilakukan sesuai perkiraan dari teknisi atau
bila mesin mengalami kerusakan saja.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Teknik Umum, kerusakan mesin
telah dicatat dari bulan Januari hingga Maret 2016. Tetapi informasi tersebut belum
digunakan untuk menganalisa penjadwalan perawatan mesin yang teratur. Dari hasil
pencatatan peiode Januari-Maret 2016 terdapat 98 kerusakan pada Area Mesin Printing
(terdiri atas 75 kerusakan Mesin Fuji dan 23 kerusakan Mesin SungAn), 60 kerusakan
pada Area Mesin Laminasi (terdiri atas 12 kerusakan Mesin Dry Laminasi, 9 kerusakan
Mesin Imac, dan 39 kerusakan Mesin SAM), 10 kerusakan pada Area Mesin Sliting
(terdiri atas 1 kerusakan mesin CMR dan Dusenberry, 6 kerusakan Mesin Hwa Cho, dan
2 kerusakan mesin Intermac), dan 4 kerusakan pada Area Mesin Bag Making (terdiri
atas 1 kerusakan Mesin Sanghai dan 3 kerusakan Mesin Totani). Breakdown yang
terjadi sebanyak 58 kali selama tiga bulan (rata-rata 20 breakdown/bulan). Apabila
sering terjadi kerusakan tidak terjadwal pada mesin maka perusahaan akan mengalami
kerugian, antara lain perusahaan akan kehilangan kapasitas produksi, terlambat
memenuhi demand, dan tingkat keandalan mesin menurun.
2
Disisi yang lain pihak manajemen produksi membutuhkan tingkat kapasitas yang
tinggi akibat permintaan pasar yang meningkat. Sebagai langkah awal pihak manajemen
produksi menargetkan maksimum terjadi 10 breakdown per bulan. Berdasarkan data
Teknik Umum rata-rata breakdown per bulan saat ini adalah 20 kali. Artinya terdapat
ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
2. Metodologi
2.1. Diagram Alir Metode Penelitian
3
4
Sumber: Peneliti
5
8. Menghitung waktu rata-rata kerusakan (MTTF) dan waktu rata-rata
perbaikan (MTTR).
9. Menghitung tingkat ketersediaan (availability) mesin agar dapat diketahui
berapa lama waktu mesin bekerja optimal.
10. Menentukan jadwal dan biaya penggantian komponen selama satu tahun.
7. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah:
a. Data umum perusahaan.
b. Data waktu perbaikan mesin dari November 2014 hingga Agustus 2016.
c. Data waktu kerusakan mesin dari November 2014 hingga Agustus 2016.
8. Penentuan Mesin Kritis
Untuk mengefisienkan penelitian maka dilakukan penentuan mesin kritis. Mesin
kritis ditentukan berdasarkan analisis ABC, kemudian yang termasuk kelompok
A dilakukan uji analisis ragam (α=0,05) untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antarmesin di kelompok A. Jika data tidak berdistribusi normal maka
dilakukan transformasi sehingga berdistribusi normal. Dengan menggunakan
perkalian nilaitengah dan frekuensi kerusakan akan didapat nilai hasil tertinggi
yang dipilih menjadi satu mesin yang dianggap kritis.
9. Penentuan Komponen Kritis
Komponen kritis ditentukan untuk mengefisienkan penelitian. Data yang didapat
dari PT. Indogravure kurang tertata dengan baik maka dilakukan pemiliahan kata
kunci untuk menentukan komponen kritis.
10. Perhitungan Waktu Perbaikan
Waktu perbaikan diperhitungkan ke dalam satuan menit.
11. Perhitungan Waktu Operasional
Waktu operasional diperhitungkan ke dalam satuan menit. Dengan asumsi hari
libur tetap dihitung.
12. Perhitungan MTTR dan MTTF
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui waktu rata-rata perbaikan (MTTR) dan
waktu rata-rata kerusakan (MTTF). Data diasumsikan berdistribusi normal.
13. Perhitungan Availability
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketersediaan mesin.
14. Perhitungan Rencana Biaya
Perhitungan dilakukan dengan dasar ekonomi teknik.
15. Analisis
Analisis dilakukan terhadap semua pengolahan data yang telah dilakukan
16. Kesimpulan
Berisikan mengenai penelitian secara garis besar berdasarkan tujuan penelitian.
17. Selesai
Mengakhiri penelitian.
6
kumulatif berkisar 0 - 70%. Akan lebih jelas jika dilihat dari diagram pareto sebagai
berikut:
Sehingga dengan demikian yang termasuk kelompok A adalah Mesin Fuji 1, SungAn 2,
Tandem Sam 2, dan Dry Laminasi.
7
Berdasarkan hasil di atas nilai P-Value adalah 0.211, dengan tingkat signifikansi 0.05
artinya P-Value>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima sehingga cukup bukti untuk menyatakan perbedaan waktu reparasi
antarkeempat mesin. Kemudian dengan mengalikan antara nilaitengah dan frekuensi
didapat:
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai N*Mean tertinggi adalah Mesin Fuji 1 (Fuji
FS135-55-417) sehingga mesin tersebut dianggap sebagai mesin kritis.
...(3.1.)
8
menghindari nilai yang sifatnya negatif, di sini Neumann hanya ingin menghitung jarak
antara data setelahnya (xμ+1) dan data sebelumnya(xμ). Setelah seluruhnya dijumlahkan
kemudian dibagi dengan jumlah seluruh data dikurangi satu. Pengurangan satu ini
akibat dalam perhitungan itu ada satu data yang berselisih. Misalnya ada sepuluh data
maka dengan diterapkannya perhitungan menurut Neumann hanya akan ada sembilan
penjumlahan hasil dari data yang diselisihkan. Dengan dilakukannya pengkuadratan
maka terjadi bias yang besar untuk mengembalikan kepada nilai sesungguhnya maka
dilakukan operasi akar kuadrat sehingga didapatkan nilai δ.
Lebih lanjut Neumann melakukan perumusan tentang harapan dari nilai δ2.
Perumusan harapan tersebut adalah sebagai berikut:
...(3.2)
Dengan melakukan operasi akar kuadrat dari nilai harapan tersebut secara praktis kita
dapatkan nilai δ. Dengan nilai delta inilah ditentukannya nilai MTTR dan MTTF.
Berdasarkan perhitungan maka lama waktu untuk melakukan reparasi dari perbaikan
kedudukan komponen Doctor Blade adalah 117,10 menit dan Doctor Blade harus
diperiksa ketika usianya mencapai 154621,75 menit.
F (future) adalah variabel yang menyatakan nilai uang dimasa yang akan datang
sedangkan nilai P (present) adalah variabel yang menyatakan nilai uang dimasa
sekarang. Untuk variabel i dan n menyatakan nilai interest dan periode. Berdasarkan
variabel ini akan ditentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dalam melakukan jadwal
perawatan setahun kedepan.
9
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa biaya satu tahun
untuk penggantian roll karet, perbaikan Infeed, dan perbaikan kedudukan Doctor Blade
secara berturut-turut adalah Rp3.158.124, Rp126.312, dan Rp150.866. Sehingga
Bagaian Teknik Umum diusulkan untuk menganggarkan biaya perawatan secara total
selama setahun sebesar Rp3.435.302.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang usulan jadwal
perawatan pencegahan adalah:
1. Mesin kritis ditentukan dengan analisis ABC kemudian dipilih kelompok A dan
dianalisis dengan teknik analisis ragam. Mesin-mesin yang ada di kelompok A
adalah Fuji 1, SungAn 2, Tandem Sam 2, dan Dry Laminasi.. Nilai tertinggi dari
perkalian antara nilaitengah dan frekuensi kerusakan dianggap sebagai nilai
yang menunjukkan mesin kritis. Secara berturut-turut nilai tersebut adalah
793.29, 618.06, 626.99, dan 368.31. Sehingga mesin yang dianggap kritis adalah
mesin Fuji 1 atau Fuji FS135-55-417.
2. Komponen kritis ditentukan dengan melakukan analisis terhadap data mesin
kritis. Ternyata data yang ada cukup sulit untuk dibaca secara kelompok. Secara
sederhana sebagai solusi dari permasalahan tersebut maka dilakukan pemilihan
kata kunci. Kata kunci yang digunakan adalah “ganti”, “rusak”, dan “perbaikan”.
Dari ketiga kata kunci tersebut komponen yang dianggap kritis untuk masing-
masing kata kunci adalah Roll Karet, Infeed, dan Doctor Blade.
3. Dengan melakukan perhitungan statistik John von Neumann didapatkan nilai
MTTR komponen roll karet, infeed, dan doctor blade berturut-turut adalah
28.50, 133.84, dan 117.10 menit, sedangkan MTTF secara berturut-turut adalah
255950.29, 184581.53, dan 154621.75 menit.
4. Setelah didapatkan nilai MTTR dan MTTF maka dapat ditentukan tingkat
ketersediaan dari komponen roll karet, infeed, dan doctor blade. Secara berturut-
turut adalah 99.989%, 99.928%, dan 99.924%.
5. Berdasarkan perhitungan sederhana biaya yang diperlukan untuk melakukan
perawatan terjadwal untuk komponen roll karet, infeed, dan doctor blade secara
berturut-turut Rp3.158.124, Rp126.312, dan Rp150.866. Sehingga Bagaian
Teknik Umum diusulkan untuk menganggarkan biaya perawatan secara total
selama setahun sebesar Rp3.435.302. Untuk jadwal perawatan akan disajikan
dalam bentuk gantt chart yang terlampir.
5. Daftar Pustaka
Ch. Nendissa, Bendjamin. 2011. Modul Mata Kuliah Ekonomi Teknik. Serpong: Institut
Teknologi Indonesi – Prodi Teknik Industri.
10
Derry dkk. Sistem Persediaan Komponen Pada Mesin Cetak Berdasarkan Laju
Kerusakan di PT Karya Kita. Jurnal Teknik Industri Itenas, Vol. 03, Juli 2015.
ISSN: 2338-5081.
E. Walpole, Ronald et al. 2012. Probability & Statistics for Engineer & Scientists.
Ninth Edition. Boston: Pearson Education.
http://www.indogravure.co.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&
id=7&Itemid=2
John von Neumann. Distribution of The Ratio of The Mean Square Successive
Difference to The Variance. Journal Institut for Advanced Study.
John von Neumann et al. The Mean Square Successive Difference. Annals of Math.
Stat., Vol. 12 (1941), pp. 153-162.
K. Atmaja, Herlina. 2012. Penggunaan Analisis ABC Indeks Kritis untuk Pengendalian
Persediaan Obat Antibiotik di Rumah Sakit M. H. Thamrin Salemba. Tesis
Universitas Indonesia, Salemba.
library.binus.ac.id/eColls/.../2013-2-00485-TI%20Bab2001.pdf
Taufik dan Selly Septyani. Penentuan Interval Waktu Perawatan Komponen Kritis
Pada Mesin Turbin di PT PLN (Persero) Sektor Pembangkit Ombilin. Jurnal
Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 2, Oktober 2015. ISSN: 2088-4842 / 2442-
8795.
Teknik Umum PT. Indogravure. 2016. Data Reparasi November 2014 – Agustus 2016.
Weisberg, Sanford. 2005. Applied Linear Regression. John Wiley & Sons : United
States of America.
11