Disusun oleh :
NIM : 2112152034
2016
ABSTRAK
PT. SEMEN JAWA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen. Salah
satu faktor produksi yang harus dioptimalkan penggunaannya seperti yang terjadi pada PT.
SEMEN JAWA yaitu mesin produksi. Dewasa ini mesin yang digunakan dalam kegiatan produksi
harus mampu beroperasi dengan optimal. PT. SEMEN JAWA menggunakan konsep condition
based maintenance yaitu melakukan perawatan memprediksi kerusakan mesin kapan mesin
tersebut direpair atau di maintenance seperti perawatan harian seperti pengisian oli, cleaning,
kencangkan baut apabila ada yang kendor. Metode tersebut mengeluarkan biaya perbaikan yang
sangat besar karena harus mengganti komponen yang rusak dengan komponen yang baru.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan konsep condition based maintenance atau
predictive maintenance yang digunakan oleh perusahaan dengan konsep preventive
maintenance dengan mengambil penelitian pada mesin circulating Fan atau ID Fan yang
berkapasitas 2800 KW. Metode analisa vibrasi ini sangat efektif karena dari cara tersebut bisa
mencari kendala mesin seperti misalignment, unbalance, bend shaft, loosesness bahkan kendala
pada bearing dan dari kendala tersebut bisa mengestimasi waktu untuk perbaikan sehingga
metode ini tepat digunakan oleh perusahaan.
Kata Kunci : condition based maintenance , predictive maintenance, preventive
maintenance, vibration, unbalance, misalignment, looseness .
1 Pendahuluan
Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan getaran sama sekali,
karena seluruh energi yang dihasilkan diubah menjadi kerja. Namun di dunia ini tidak ada yang
sempurna, sehingga sebagian energy salah satunya terbuang menjadi getaran. Getaran timbul
akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang ada, dimana elemen-elemen
tersebut saling beraksi satu sama lain dan energi didesipasi melalui struktur dalam bentuk
getaran. Kerusakan atau keausan serta deformasi akan mengubah karakteristik dinamik sistem
dan cenderung meningkatkan energi getaran. Metode masa lalu dengan cara mendengarkan suara
mesin dan menyentuh/meraba (hearing and touching) dikembangkan untuk menentukan apakah
mesin bekerja baik atau tidak, tetapi metode klasik tersebut tidak lagi andal untuk saat ini, karena
dua faktor berikut ini :
1. Mesin-mesin modern dirancang untuk berjalan secara otomatis, sehingga interaksi antara
manusia (operator) dan mesin tidak lagi efektif dan ekonomis
3 Dasar teori
Gangguan (breakdown) di dalam sistem suatu industri dapat mempunyai dampak penting
pada profitabilitas suatu unit bisnis. Peralatan produksi banyak yang tidak berfungsi, tenaga kerja
tidak lagi optimal, dan perbandingan biaya-biaya tetap ke keluaran produk secara negatif pun
terpengaruh.
Sistem perbaikan yang cepat terhadap peralatan yang mulai menurun adalah titik tolak
kesuksesan sebuah unit bisnis. Proses dalam menujukan gejala-gejala gangguan dari sebuah
peralatan setelah kejadian dikenal sebagai Corrective Maintenance dan sudah eksis dalam
berbagai format di dalam bermacam unit industri.
Fatalnya dampak sebuah gangguan pada saat produksi berlangsung baik dari segi biaya
perbaikan, waktu, dan menurunya harga jual produksi selama gangguan berlangsung, untuk itu
diperlukan sebuah usaha pencegahan-pencegahan yang sesegera mungkin dapat menanggulangi
adanya gangguan dalam process line produksi. Proses analisa, pencegahan dan perawatan
peralatan dalam rangka mencegah adanya gangguan yang fatal dalam sebuah unit bisnis dikenal
dengan istilah Preventive Maintenance.
Dengan Preventative Maintenance secara rutin di inspeksi dan di servis dalam rangka
mencegah munculnya gangguan yang fatal. Inspeksi semacam ini didasarkan pada, entah itu
secara periode penanggalan ataupun jumlah lamanya peralatan aktif/bekerja, dan biasanya
meliputi data laporan yang dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk menentukan jika ada
pergeseran hal negatif yang mengindikasikan adanya suatu masalah peralatan akan segera terjadi.
Filosofi Predictive atau condition based maintenance adalah bahwa aktivitas pemeliharaan
dilakukan hanya bila dideteksi adanya kegagalan fungsi. Kondisi operasional dan fungsional
secara periodik dimonitor, jika ditemukan adanya kecenderungan ke arah yang tidak sehat, maka
bagian-bagian mesin yang mengalami kelainan diidentifikasi dan dijadwalkan untuk
pemeliharaan. Mesin tersebut kemudian dimatikan pada waktu yang paling memungkinkan, dan
komponen yang rusak diganti.
Mean Time Beetween Failure (MTBF) adalah istilah dalam perhitungan reliability
yang artinya waktu peralatan atau aset atau komponen mulai operasi sampai dengan
failure. Misal waktu operasi 2000 jam dan terjadi failure 10 kali, maka MTBFnya
adalah :
Dalam perhitungan reliability seringkali kita mengenal aset peralatan yang bisa di
perbaiki (repairable) dan tidak dapat diperbaiki (non repairable). Contoh peralatan
repairable adalah kompresor, pompa, motor, valve, sistem hidraulik,dll. Sedangkan
peralatan non-repairable seperti lampu, Circuit board, dll.
Untuk aset yang bisa diperbaiki waktu mulai operasi sampai terjadinya failure di
kenal dengan MTBF (mean time beetween failure) sedangkan aset yang tidak bisa
diperbaiki waktu mulai operasi sampai terjadinya failure disebut MTTF(Mean time to
failure).
MTTR sering menjadi bagian dari kontrak pemeliharaan, di mana sistem yang
MTTR adalah 24 jam umumnya lebih berharga dari pada satu dari 7 hari jika waktu
yang berarti antara kegagalan adalah sama, karena Operasionalnya ketersediaan lebih
tinggi.
Namun, dalam konteks kontrak pemeliharaan, itu akan menjadi penting untuk
membedakan apakah MTTR dimaksudkan untuk menjadi ukuran waktu yang berarti
antara titik di mana kegagalan tersebut pertama kali ditemukan sampai titik di mana
kembali peralatan untuk operasi (biasanya diistilahkan "berarti waktu untuk pemulihan"),
atau hanya ukuran waktu berlalu antara titik di mana perbaikan benar-benar dimulai
sampai titik di mana kembali peralatan untuk operasi (biasanya disebut "berarti waktu
untuk memperbaiki"). Sebagai contoh, sebuah sistem dengan kontrak layanan
menjamin waktu yang berarti untuk PERBAIKAN dari 24 jam, tetapi dengan bagian
tambahan lead time, keterlambatan administrasi, dan penundaan transportasi teknisi
menambahkan hingga rata-rata 6 hari, tidak akan ada lebih menarik daripada yang lain
sistem dengan kontrak layanan menjamin waktu yang berarti untuk RECOVERY dari 7
hari.
START
FINISH
Dengan mengambil data dan bahan percobaan dari mesin di PT. Semen Jawa yaitu ID fan
atau Circulating Fan yang berfungsi sebagai pengalir udara panas dari Kiln sebagai pembakar
bahan dasar semen yang disirkulasikan ke raw mill, coal mill bahkan power plant dari gas buang
kiln dengan spesifikasi mesin sebagai berikut:
5 Hasil Dan Pembahasan
Pengecekan dilakukan dengan vibration meter dengan titik pengecekan sebagai berikut:
Hasil pengukuran dengan rentang 0 1600 Hz, dengan interval pengukuran setiap
harinya dari tanggal 28 januari sampai 17 februari maka didapat data:
Dari hasil diatas dapat disimpulkan maka bearing 1 pada posisi horizontal terdapat
simpangan > 4 yang berarti status hati-hati dan axial terdapat simpangan > 6 mm/s maka dari
itu perlu dianalisa vibrasi tersebut dengan menggunakan FFT maka didapat spectrum:
Gambar V. 5 FFT pengukuran bearing 1 pada posisi horizontal
Dari Signal FFT Bearing Fan B1 Horizontal terdapat 16x harmonic, 1x show 12.75 Hz peak 4.95
mm/s Velocity Rms overall 5.80 mm/s, dengan 16x yang didapat dari fan blade dan Signal FFT 1x
maka fan tersebut Unbalance pada posisi horizontal, dan untuk posisi axial didapat:
Dari spectrum tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat looseness pada bagian axial
bearing 1 fan yaitu terdapat 3x amplitude yang menyimpang dan 2x pada 95,5 Hz terdapat 6,67
simpangan getaran rengan rms overall 8,6 mm/s, artinya pada bagian bearing 1 terjadi
looseness, termasuk looseness pada rumah bearing, kopling, atau baut pada blade fan.
Dari analisa dan pengukuran yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa mesin
tersebut perlu diperbaiki dengan rincian perbaikan sebagai berikut:
N Unit Harga
o Deskripsi Material Unit Jumlah
1 Repair Kopling
Materia 50000
l . Membran Kopling 14 ply 0 7000000
15000
. Baut M 24 x 60 18 pcs 0 2700000
. Mur M 24 18 pcs 90000 1620000
Balanci
2 ng
. Baja Plat 122x244 12 32000
mm 2 ply 00 6400000
. Kawat las Rd RD-718 60000
(4.0) 2 box 0 1200000
Cleanin
3 g
. Sikat Kawat 6 pcs 20000 120000
. Pekerja untuk cleaning
3 orang 2500 m3 20000 50000000
Jumlah 70940000
Dari perhitungan tersebut didapatlah estimatasi total biaya yaitu Rp. 70,940,000,-
6 Kesimpulan