[B.1.1.1.42.4]
i
SAMBUTAN
CHIEF LEARNING OFFICER
PLN CORPORATE UNIVERSITY
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik dan hidayahNya
penyusunan materi pembelajaran ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Seiring dengan metamorfosa PLN Pusdiklat sebagai PLN Corporate University, telah disusun beberapa
materi pembelajaran yang menunjang kebutuhan Korporat. Program pembelajaran ini disusun
berdasarkan hasil Learning Theme beserta Rencana Pembelajaran yang telah disepakati bersama dengan
LC (Learning Council) dan LSC (Learning Steering Commitee) Primary Energy & Power generation
Academy. Pembelajaran tersebut disusun sebagai upaya membantu peningkatan kinerja korporat dari
sisi peningkatan hard kompetensi pegawai.
Dengan diimplementasikannya PLN Corporate University, diharapkan pembelajaran tidak hanya untuk
meningkatkan kompetensi Pegawai, namun juga memberikan benefit bagi Bussiness Process Owner
sesuai dengan salah satu nilai CORPU, yaitu “Performing”. Akhir kata, semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi insan PLN.
SUHARTO
ii
KATA PENGANTAR
MANAJER PLN PRIMARY ENERGY & POWER GENERATION ACADEMY
PLN CORPORATE UNIVERSITY
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya, sehingga
penyusunan materi pembelajaran “Analisa Vibrasi Dasar” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Materi ini merupakan materi yang terdapat pada Direktori Diklat yang sudah disahkan oleh Direktur
Pengadaan Strategis selaku Learning Council Primary Energy & Power Generation Academy. Materi ini
terdiri dari 5 buku yang membahas mengenai Condition Base Maintenance, Dasar Vibrasi, Dasar Analisa
Vibrasi, Evaluasi Kondisi Peralatan Dengan Analisa Vibrasi Dan Petunjuk Praktek Pengukuran Dan Analisa
Vibrasi, sehingga diharapkan dapat mempermudah proses belajar dan mengajar di Primary Energy dan
Power Generation Academy bagi pegawai dalam melakukan Analisa Vibrasi.
Akhir kata, Pembelajaran ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja unit operasional dan
bisa menunjang kinerja ekselen korporat. Tentunya tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan materi pembelajaran ini. Saran dan kritik dari
pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan materi ini.
M. IRWANSYAH PUTRA
iii
DAFTAR BUKU PELAJARAN
Buku 1
Condition Base Maintenance
Buku 2
Dasar Vibrasi
Buku 3
Dasar Analisa Vibrasi,
Buku 4
Evaluasi Kondisi Peralatan Dengan Analisa Vibrasi
Buku 5
Petunjuk Praktek Pengukuran Dan Analisa Vibrasi
iv
BUKU I
DURASI : 4 JP
2. JEFRI SYANNI
1. Latar belakang
Secara teori, pemeliharaan yang baik didefinisikan sebagai pemeliharaan yang apabila
pemeliharaan corrective (tidak terencana) nya sangat sedikit dan apabila sekecil dan sebisa
mungkin dilaksanakan preventive maintenance (Cooke & Paulsen, 1997). Pemeliharaan secara
terus menerus akan dan pasti menurunkan availability dan menaikkan biaya pemeliharaan
dalam hal sebagai contoh biaya personil dan material/spare parts. Preventive maintenance
yang paling efektif seharusnya direncanakan untuk apabila kondisi peralatan sudah melewati
batas normalnya (sesuai design). Dalam beberapa kasus sebuah mesin sebenarnya dapat
Kebutuhan dari condition base maintenance diawali pada tahun 1960an melalui penelitian yang
dilakukan pada saat pengembangan program preventive maintenance untuk Boeing 747.
Tujuan penelitian ini untuk menentukan karakteristik kegagalan pada komponen pesawat
(Overman, 2002). Studi tersebut dilaksanakan atas perintah dari Departemen Pertahanan
(USA), didokumentasikan dan dipublikasikan oleh Nowland dan Heap pada tahun 1978.
Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa kerusakan komponen dengan karakter clear
ageing (penuaan) relatif kecil (11 %), yang memungkinkan dilakukannya overhaul secara
berkala (pemeliharaan yang ditentukan sebelumnya). Komponen sisa lainnya (89%) tidak
menunjukkan karakter ageing (artinya, lebih banyak atu sedikit kegagalan secara acak) dan
oleh karena itu tidak berlaku untuk overhaul berkala (Nowland & heap, 1978). Kondisi yang
hampir sama berdasarkan conditional-probability curve yang terjadi saat ini, dimana hanya 30
% dari seluruh komponen jelas memiliki karakter ageing, dan presentase tersebut menurun
seiring dengan kompleksitas dan kemajuan teknologi. Kenyataannya, mengutamakan faktor
ageing (penuaan) dari sebuah komponen bukanlah pendekatan yang paling baik, dan bahkan
didalam beberapa aplikasinya hampir tidak mungkin ketika merencanakan sebuah
pemeliharaan yang semestinya berdasarkan ageing (penuaan) sebuah komponen. Fakta ini
memperkenalkan CBM sebagai salah satu solusi untuk permasalahan tersebut.
Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan? Praktikal pemeliharan masa lalu dan masa kini baik
sector swasta maupun pemerintahan akan mengartikan bahwa pemeliharaan adalah
tindakan/kegiatan yang terkait dengan perbaikan peralatan pada saat peralatan tersebut
mengalami kerusakan. Definisi pemeliharaan pada kamus sebagai berikut: “ kegiatan untuk
menjaga sesuatu tetap pada kondisi yang semestinya”. Pernyataan ini mengartikan bahwa
seharusnya pemeliharaan merupakan tindakan/kegiatan untuk mencegah sebuat peralatan atau
komponen dari kegagalan/gangguan atau memperbaiki penurunan kinerja peralatan yang
dialami selama pengoperasian peralatan agar peralatan tersebut bekerja sebagaimana
mestinya. Sayangnya, berdasarkan banyak data penelitian yang dilakukan beberapa dekade
belakangan ini, data yang diperoleh mengindikasikan bahwa sebagian besar sector swasta dan
pemerintahan tidak mengerahkan sumber daya yang dibutuhkan yang ada untuk memelihara
peralatan sebagaimana mestinya. Lebih baik mereka menunggu sampai kegagalan/gangguan
peralatan terjadi dan mengambil tindakan apapun yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau
mengganti peralatan tersebut. Tidak ada yang bertahan selamanya dan seluruh peralatan
memiliki standar umur masa pakai atau umur masa operasinya. Sebagai contoh, sebuah
peralatan mungkin saja didesain untuk berperasi dengan beban penuh selama 5.000 jam dan
mungkin saja didesain untuk beroperasi selama 15.000 jam siklus start stopnya.
Agar dapat mencapai umur pakainya sebagian besar peralatan memerlukan pemeliharaan
periodik. Belt perlu penyetelan, alignment / kesejajaran perlu dipelihara, pelumasan yang
wajar/baik pada peralatan berputar sangat diperlukan, dan seterusnya. Dalam bebarapa kasus,
beberapa komponen perlu dilakukan penggantian, misalnya sebuah bearing pada motor untuk
menjamin peralatan utama (dalam hal ini motor itu sendiri) dapat beroperasi sesuai umur
desain/masa pakainya. Setiap kita gagal untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan sesuai
dengan desain dari peralatan tersebut, berarti kita memperpendek umur/masa pakai peralatan
tersebut. Jadi opsi apa yang kita punya? Lebih dari 30 tahun, berbagai macam pendekatan
tentang bagaimana pemeliharaan dilakukan untuk menjamin peralatan mencapai atau bahkan
melebihi umur pakainya telah dikembangkan diberbagai negara. Selain menunggu sebuah
peralatan mengalami kegagalan/gangguan (reactive maintenance) kita dapat memanfaatkan
preventive maintenance, predictive maintenance atau reliability centered maintenance.
Filosofi dari reactive maintenance pada dasarnya adalah metode “run it till it breaks”. Tidak ada
tindakan atau upaya untuk memelihara peralatan sesuai dengan yang diharapkan oleh desainer
peralatan tersebut untuk menjamin umur pakai peralatan tersebut tercapai. Dengan kata lain
tidak ada tindakan sebelum terjadi kegagalan/gangguan.
Keuntungan:
- Murah
- Personil sedikit
Kekurangan:
- Meningkatnya biaya produksi akibat tidak adanya persiapan terhadap terjadinya kerusakan
mesin (downtime) karena terjadinya mendadak.
- Kerusakan akan menyebar ke komponen lain dan bisa terjadi kerusakan fatal (catastrophic)
sehingga biaya perbaikan akan mahal.
Keuntungan dari reactive maintenance digambarkan seperti dua mata pisau, apabila kita
memelihara peralatan baru, maka kita dapat berharap kerusakan yang terjadi hanya sedikit.
Apabila metode pemeliharaan kita murni reactive, kita tidak akan mengeluarkan biaya man hour
atau biaya investasi sebelum sesuatu rusak/gagal.
Karena tidak adanya biaya terkait pemeliharaan, kita memandang periode ini sebagai periode
penghematan. Namun kenyataannya adalah sebaliknya, pada waktu dimana percaya bahwa
kita telah menghemat biaya pemeliharaan dan investasi sebenarnya kita mengeluarkan lebih
banyak biaya dari yang seharusnya apabila kita menggunakan pendekatan pemeliharaan lain.
Kita menghabiskan lebih banyak biaya investasi karena pada saat kita menunggu peralatan
4. Preventive Maintenance
Dikenal juga sebagai Calendar-based Maintenance, jenis perawatan ini menggunakan teori
yang menyebutkan bahwa umur mesin terbatas dan kemungkinan terjadinya kegagalan akan
meningkat seiring dengan meningkatnya umur mesin.
Keuntungan:
- Ada pengaturan yang jelas terhadap penyimpanan komponen cadangan dan biaya
Kekurangan:
- Masin terlalu sering diperbaiki bahkan pada saat dimana mesin itu sebenarnya tidak
mengalami masalah sama sekali.
Dilakukan pemeriksaan pada peralatan unit secara periodik sesuai buku petunjuk masing-
masing.melakukan pemeliharaan berencana (planed) meliputi :
b. Service berkala, mengencangkan baut dan mur yang kendor, tambah/ganti pelumas.
Pemeliharaan preventif akan menjaga peralatan tetap bersih dari kotoran cair, padat dan udara
sekitarnya. Contoh pemeliharaan preventif :
Pemeliharaan preventif berupa usaha pencegahan yang dilakukan oleh regu pemeliharaan agar
peralatan dapat dioperasikan dengan baik dan aman, serta usia panjang. Alasan dilakukan
preventive maintenance:
PEMELIHARAAN HARIAN
- Pembersihan mesin-mesin
- Pemeriksaan meter-meter
PEMELIHARAAN MINGGUAN
- Pemeriksaan kebocoran safety valve, pressure control valve (PVC), katup header.
- Pemeriksaan getaran
PEMELIHARAAN 3 BULANAN
PEMELIHARAAN 6 BULANAN
- Penggantian pelumas
- Pemeriksaan pelumas
- Lapping valve
5. Predictive Maintenance
Predictive maintenance dapat didefinisikan sebagai berikut: Pengukuran yang dilakukan untuk
mendeteksi gejala mekanisme kerusakan, sehingga memungkinkan untuk mencegah atau
mengontrol kerusakan yang biasa terjadi sebelum terjadi penurunan performa/ kerusakan yang
signifikan terhadap kondisi phisik peralatan tersebut. Hasil pengukurannya mengindisikan
kapabilitas peralatan secara fungsi saat pengukuran dan yang akan datang. Filosofinya “If it aint
broken, don’t fix it”
Pada dasarnya, yang membedakan antara predictive dengan preventive maintenance adalah
bahwa predictive maintenance kebutuhan pemeliharaannya lebih berdasarkan kondisi aktual
peralatan tersebut bukan berdasarkan pemeliharaan yang terjadwal. Seperti kita ketahui
preventive maintenance merupakan time based maintenance. Aktivitas seperti penggantian
minyak pelumas dilakukan berdasarkan waktu. Sebagai contoh, kebanyakan orang mengganti
minyak pelumas pada kendaraan mereka setelah kendaraan tersebut menempuh perjalanan
Keuntungan :
Kerugian:
- Biaya yang tinggi dalam mempersiapkan peralatan instrumen dan tenaga ahli.
6. Proactive Maintenance
Dikenal juga sebagai Precision Maintenance dan Reliability Based Maintenance. Metode
perawatan ini lebih menitikberatkan pada indentifikasi akar permasalahan dan memperbaikinya
untuk mengurangi kemungkinan mesin akan rusak.
Memaksimalkan umur operasi mesin dan meningkatkan keandalan serta efisiensinya melalui :
Keuntungan:
Kekurangan:
- Investasi dengan biaya tinggi untuk peralatan instrumen dan keahlian personel
- Butuh perubahan cara berpikir (filosofi) dari mulai level manajemen sampai ke level paling
bawah.
Proses condition base maintenance (CBM) memerlukan teknologi, keahlian personil dan system
yang menggabungkan seluruh data kondisi peralatan seperti data diagnostic dan performance,
data histori peralatan, data operasi, data design (manual) untuk membuat keputusan terkait
dengan waktu dan pemeliharaan yang dibutuhkan pada peralatan penting. Metodologi ini
merupakan metodologi yang baru dikembangkan dan telah berevolusi selama 4 dekade
belakangan ini dari metode pemeliharaan terdahulu.
Keputusan
merencanakan
pekerjaan untuk
mengurangi
Planned
Kegiatan untuk
Rp Maintenance mengurang Reactive 1980
Maintenance
Mengurangi biaya
pemeliharaan, tetapi
keandalan peralatan tidak
mengalami kemajuan
Planned Pengembangan
secara significan
program
Maintenance 1985
Preventive
with PM maintenance
Tingkat keandalan Priority (PM)
peralatan naik, namun tidak
konsisten. Perusahaan Program PM
penerbangan mempelajari Berevolusi
karena kemajuan yang Planned
Kegiatan yang
significan pada peralatan Maintenance focus pada peralatan 1992
with RCM kristis
Biaya pengembangan RCM Focus
untuk peralatan unik yang
Program RCM
ada di system berubah
Berevolusi
dalam prosesnya
Planned
Focus pada
Maintenance
kegiatan atau 1995
with SRCM penyederhanaan
Biaya dari time base Focus RCM
maintenance dan feedback
bahwa beberapa peralatan
tidak terdegradasi secara
significan selama selang Planned
waktu evaluasi SRCM Pengenalan dari
Maintenance Pre1998
- 1979
teknologi Pdm pada
with modified program PM
Pendekatan terstruktur SRCM
terhadap penggunaan Pdm
dibutuhkan untuk
mengatasi secara memadai
dimana selang waktu Planned Teknologi Pdm
flexible terhadap Maintenance berevolusi menjadi 2002
keuntungan dari biaya with CBM/ program CBM
pemeliharaan
SRCM
- Trend analysis
Mereview data (berupa parameter operasi, data vibrasi, dll) untuk melihat performa suatu
peralatan dari waktu ke waktu apakah peralatan tersebut mengalami penurunan performa
yang mengarah kepada kegagalan. Untuk trending data, diperlukan minimal 3 titik
monitoring sebelum terjadinya kegagalan. Tiga point tersebut untuk menentukan apakah
peralatan tersebut mengalami penurunan performa secara linear.
- Pattern recognition
Melihat data untuk mengetahui adanya hubungan antara penyebab suatu kejadian tertentu
dengan kegagalan peralatan. Sebagai contoh, setelah mesin x digunakan dalam berbagai
jenis pengoperasian, komponen ax mengalami kegagalan akibat pengoperasian peralatan
tersebut
Menyeting batasan alarm (berdasarkan manual book, standard, dll) dan memonitor apakah
batasan tersebut terlampaui atau tidak.
Data dikumpulkan, dianalisa, dibuatkan trending dan digunakan sebagai rancangan kegagalan
peralatan. Ketika prediksi waktu kegagalan peralatan telah diketahui,dapat dilakukan tindakan
untuk mencegah atau menunda terjadinya kegagalan tersebut. Dengan cara ini keandalan
peralatan dapat dijaga.
1. Pengukuran temperature
- Point temperature
- Area pyrometer
- Temperature paint / sticker
- Thermography
2. Dynamic monitoring
3. Oil analysis
4. Corrosion monitoring
5. Non-destructive test
8. Performance monitoring
Seiring dengan meningkatnya pengalaman sebagai dasar dari program CBM, pengguna dapat
menggunakan konsep proactive maintenance (PAM) untuk membuat perbaikan yang
berkelanjutan pada program tersebut dan aktivitas pemeliharaan pada umumnya. Proactive
maintenance adalah sebuah konsep untuk “learning from experience” (belajar dari pengalaman)
dari pekerjaaan pemeliharaan, preventive maintenance dan condition base maintenance.
Proses ini membutuhkan feedback langsung dari personil pemeliharaan, melalui kode
penyebab kegagalan, kode kondisi peralatan dan catatan penyelesaian work order. PAM juga
termasuk membuat justifikasi yang sesuai untuk menyeimbangkan tugas pemeliharaan dalam
rangka mengeliminasi kegagalan atau kekurangan dimasa depan. Kejadian yang membutuhkan
RCFA diidetifikasikan sebagai proses PAM.
Pemeliharaan memiliki peran penting dalam segala aspek dalam sebuah organisasi
pembangkit. Ketika mereview organisasi pembangkit sangatlah penting untuk tidak hanya
memeriksa proses bisnis yang ada, namun juga pendekatan management, budaya kerja,
keahlian, motivasi dari pekerja dan penggunaan teknologi yang efektif.salah satu dari hal
tersebut diatas dapat menjadi penghalang dari suksesnya transisi. Sangatlah penting untuk
merencanakan sebuah program yang matang untuk mencapai perubahan yang significant di
dalam organisasi, jika tidak akan dibutuhkan waktu yang cukup significant untuk mendapatkan
dukungan setelahnya dan membangun kembali rasa percaya diri yang hilang. Jadi focus
utamanya adalah optimalisasi dari pemeliharaan pembangkiy dan sebuah program untuk
menciptakan lingkungan kerja yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya, proses bisnis
pemeliharaan, keahlian pekerja dan teknologi demi mencapai tujuan dari pemeliharaan.