Anda di halaman 1dari 42

TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

I. PENDAHULUAN.

A. Salah satu rekomendasi Siaga Genset RSWK 2017 FMEA adalah:


Penyempurnaan rumah Genset dengan perhatian khusus pada:
1. K3.
2. Bahaya Kebakaran.
3. Gas Beracun CO2.
4. Kebisingan.
5. Getaran.
6. Keamanan.

Sebagai tindak lanjut FMEA RSWK 2017 dalam tulisan ini memberikan bahan pertimbangan
pada pimpinan RSWK untuk penyempurnaan rumah Genset yang perhatian pada (1-6).

B. Maksud dan tujuan:


1. Melengkapi “FMEA Siaga Genset RSWK 2017” sebagai persyaratan Akreditasi RS
2012.
2. Sebagai saran pertimbangan dan keputusan bagi pimpinan RSWK dalam bidang
rumah Genset RSWK.

C. Tertib Urut.
1. Pengantar.
2. Daftar isi.
3. Pendahuluan.
4. Landasan pemikiran rumah Genset.
5. Kesimpulan & Saran.
6. Penutup.

D. Referensi.
1. Peraturan Perundangan K 3 Listrik. Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja.
Ditjen Pengawasan Ketenagakerjaan DEPNAKERTRANS. 2013.
2. PERMENKES No 2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RS.
3. Bacaan lain yang terkait.

II. LANDASAN PEMIKIRAN.

A. UMUM.

1. INSTALASI GENERATOR SET ( RSWK gunakan KRISBOW KW 2600920, Silent tipe ).


Untuk Instalasi Generator set besar memiliki persyaratan kita harus mengetahui berapa kapasitas
genset yang di gunakan.
Agar dapat memastikan bahwa generator terpasang dengan benar, mengutamakan keselamat an
pemakai, ramah lingkungan, dan tahan lama.
Yang harus diperhatikan dalam instalasi :
a. Perencanaan Site
b. Ukuran Ruang
c. Ruang generator harus dilindungi memiliki ventilasi yang baik dan pendinginan.

1
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

2. Beberapa pertimbangan untuk merencanakan ruang generator:


a. Jangan gunakan ruang Genset untuk penyimpanan barang lain selain yang ber hubungan
dengan genset.
b. Ruangan harus cukup besar untuk menampung Genset dan semua aksesoris, seperti ba
terai dan sistem mereka pengisian, transfer switch dan kontrol lainnya, dan unsur-unsur
pendinginan dan sistem bahan bakar.
c. Ruang Genset harus luas. generator mesin, memungkinkan ruang sama dengan panjang
dari generator (panjang pembangkit saja, bukan seluruh Genset).
d. Untuk keamanan ruang Genset tidak digunakan untuk rumah peralatan mekanik atau
listrik lainnya.
e. Lokasi ruang genset seringkali terpisah yang terletak di situs jauh dari bangunan utama
adalah yang paling sederhana dan biaya yang efektif.

3. Exhaust Sistem
Sistem pembuangan harus meminimalkan pembatasan knalpot. Pembatasan Exhaust harus
benar untuk memastikan pengoperasian mesin yang tepat.
Tekanan gas buang (inci Hg). Sistem pembuangan harus sesingkat dan memiliki beberapa
tikungan mungkin. Mesin knalpot harus diarahkan jauh dari yang diduduki bangunan, jen
dela dan pintu. Untuk alasan estetika, mempertimbangkan penempatan knalpot dalam
kaitannya dengan bangunan.
Selama periode waktu, endapan karbon gas buang akan cenderung menumpuk pada setiap
dinding di dekatnya atau struktur.
Perhatian juga harus diberikan untuk knalpot suara dalam memilih penem patan sistem
pembuangan jika Genset didinginkan dengan mesin yang dipasang radiator, dan udara yang
cukup dibawa ke dalam dari ruangan untuk memenuhi persyaratan radiator pendingin.

4. Syarat bangunan/ruang
a. Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendam air.
Ruang penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHB utama
atau dipisahkan dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB
keadaan darurat utama membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk mengha
dapi kebocoran yang berbahaya dari bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem
penampungan dan saluran pembuangnya.
Jalan ke luar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan
baru di kawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk
memperkecil akibat buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat
digunakan.

b. Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan kons
truksi tahan api yang memenuhi syarat.
Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem
darurat ini dan pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah
tembok maka ketentuan tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.

c. Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan.

2
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Semua pintu harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa
menutup sendiri.

d. Perlengkapan pemadam api


Harus disediakan perlengkapan pemadam api manual yang dapat mencakup ruang
tersebut.

e. Lampu untuk pelayanan darurat


Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai untuk
keperluan asut maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus sekurang-kurangnya
dapat menyalakan lampu yang bersangkutan selama 30 menit.

B. LOKASI.
Lokasi Genset I dekat masjid, sudah tepat dengan pertimbangan dekat dengan
pemakaiannya, mudah pengawasan.
Lokasi Genset II dipertimbangkan untuk dipindah kelokasi baru dengan alternatif;
1. Diutara Ruang Pertemuan dengan berbatasan Lapangan Golf: ( Lampiran ).
a. Keuntungan:
1/ Resiko keamanan terhadap bahaya keracunan kecil.
2/ Suara dan vibrasi minimal.
b. Kerugian:
1/ Pengamanan / Pengawasan barang sulit.
2/ Jauh dari area penggunaan.
2. Disebelah timur berbatasan dengan Genset I.

C. UKURAN RUANG.

Dimensi untuk Ruangan Genset


Untuk menentukan dimensi ruangan genset menurut Electrical Installation Handbook Vol 1
karangan Gunter G. Seip adalah untuk daya genset 100-200 kVA memiliki panjang ruangan =
6 meter, lebar = ruangan 4,5 meter, tinggi ruangan = 3,5 meter, lebar pintu = 1,5 meter dan
tinggi pintu = 2 meter. Karena genset 1 berkapasitas 150 kVA maka dimensi ruangan yang
dipakai antara daya genset 100-200 kVA.

( PERANCANGAN UNIT INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA DESIGN


NSTALLATION UNIT OF GENSETAT PT AICHI TEX INDONESIA. Hidayah Aprilawati
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2007 )

3
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

D. Ruang generator harus dilindungi memiliki ventilasi yang baik dan pendinginan.
Hal ini disiasati dengan membuat jendela jeruji yang cukup luas.

E. Lokasi penempatan genset 2 ( sementara masih dekat dengan Bekum ): dicarikan tempat
baru dengan 2 alternatif.
a. Sebalah timur Bekum utara Aula berdekatan dengan lapangan Golf. ( lampiran ).
1. Keuntungan: jauh dari objek terdampak.
2. Kerugian : jauh dari pengamanan dan pengoperasian.
perlengkapan / peralatan diperlukan 2 Unit ( misal pemadam
kebakaran, drum cadangan BBM ).

b. Berdekatan / berdempetan dengan Genset 1 ( lama ).


1. Keuntungan: Keamanan dan pengoperasian berdekatan.
Perlengkapan / peralatan diperlukan 1 Unit
2. Kerugian : Upaya pengurangan dampak ( suara & CO2 ) harus lebih prima.

4
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

III. KESIMPULAN & SARAN.

Agar dapat memastikan bahwa generator terpasang dengan benar, mengutamakan keselamat an
pemakai, ramah lingkungan, dan tahan lama.
Yang harus diperhatikan dalam instalasi :
*Perencanaan Site
*Ukuran Ruang
* Ruang generator harus dilindungi memiliki ventilasi yang baik dan pendinginan.

Tulisan ini sebagai saran dan pertimbangan untuk Pimpinan RSWK dalam menetukan tempat rumah
Genset 2 RSWK.

IV. PENUTUP.

Demikian telah ditulis Tindak Lanjut Siaga Genset FMEA RSWK 2017.

&&&&&

Purwokerto 12 Sept 2017


PMKP
Ketua.

Dr B Prayoga Sp B. FINACS
NPV 21.183.068.

5
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

PERANCANGAN UNIT INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA DESIGN NSTALLATION


UNIT OF GENSETAT PT AICHI TEX INDONESIA. Hidayah Aprilawati POLITEKNIK NEGERI
BANDUNG 2007

3.2.9 Dimensi untuk Ruangan Genset


Untuk menentukan dimensi ruangan genset menurut Electrical Installation Handbook Vol 1
karangan Gunter G. Seip adalah untuk daya genset 100-200 kVA memiliki panjang ruangan =
6 meter, lebar = ruangan 4,5 meter, tinggi ruangan = 3,5 meter, lebar pintu = 1,5 meter dan
tinggi pintu = 2 meter. Dan untuk daya genset 250- 550 kVA adalah panjang ruangan = 7
meter, lebar ruangan = 5 meter, tinggi ruangan = 4 meter, lebar pintu = 2,2 meter dan tinggi
pintu = 2 meter.
Karena genset 1 berkapasitas 150 kVA maka dimensi ruangan yang dipakai antara daya
genset 100-200 kVA. Sedangkan genset 2 berkapasitas 220 kVA, dimensi ruangan dipakai
antara daya genset 250-550 kVA. Genset 2 220 kVA ini lebih besar dari 200 kVA, maka
penulis mengambil dimensi ruangan yang lebih luas dari genset

6
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Dalam merencanakan instalasi genset yang khususnya terhadap kemampuan daya genset,
penghantar, pengaman dan kontaktornya.
Sebaiknya perlu direncanakan, diperhitungkan dan dianalisa dengan cermat, agar hasil yang
diinginkan lebih maksimal.
2. Untuk memasang genset sebagai back-up cadangan utama sebaiknya berdasarkan keseluruhan
total beban yang digunakan dari trafo.
3. Untuk dimensi ruangan genset sebaiknya menggunakan spesifikasi dimensi ruangan yang telah
ditentukan. Ruangan yang dibuat menggunakan sirkulasi dan peredam suara, agar ada pergantian
udara dan tidak terlalu bising.

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN GENERATOR SET (GENSET) DI HOTEL ARYA DUTA


MANADO Disusun oleh AWALUDDIN. KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI POLITEKNIK NEGRI MANADO TAHUN 2016

2.9. Pemeliharaan dan Perawatan Generator Set


Pertama, tidak menempatkan genset di dalam ruangan, mengingat karbon monoksida yang
dihasilkannya dapat mengontaminasi kualitas udara di dalam rumah yang tidak boleh dihi
rup manusia. Untuk amannya, letakkan genset di ruangan luar dengan sirkulasi udara yang
baik namun tetap terlindung dari hujan dan aliran udara tidak mengarah ke dalam ruangan.
Penempatan ini juga sebaiknya menggunakan system /grounding/ untuk system listrik di
rumah, sehingga kelebihan arus listrik yang ditimbulkan medan magnet dapat tersalurkan
ke tanah dan menghindari terjadinya sengatan listrik.
Kedua, usahakan untuk tidak menggunakan genset gas melebihi kapasitasnya dan biasakan
menghidupkan barang elektronik yang memerlukan daya listrik paling besar terlebih dahulu.
Ketiga, perawatan genset gas secara langsung akan berpengaruh pada kinerja genset. Jika
setiap komponen genset dirawat dan dijaga kondisinya, maka kinerjanya menjadi lebih baik
serta memberi keamanan selama proses bekerja. Itu sebabnya, selain dibersihkan secara
berkala, periksalah volume oil, air radiator, dan tangki bahan bakar secara teratur dan
melakukanpenggantian dengan rutin. Dianjurkan juga untuk menyalakan genset diesel
setiap minggu sekali tanpa diberi beban untuk sirkulasi oli sehingga seluruh komponen
genset diesel lebih tahan lama. Kencangkanlah baut-baut genset jika ada yang kendur dan
lakukan service tenaga ahli.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-0225-2000

8.21 Instalasi generator (genset) darurat


8.21.1 Umum
8.21.1.1 Definisi
Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki yang
membahayakan keselamatan manusia, bahaya kebakaran dan keamanan bangunan serta

7
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

isinya, yang ditimbulkan karena penyediaan listrik utama terganggu.


Penerangan darurat pada umumnya dipasang di gedung-gedung umum yang banyak
dikunjungi orang seperti hotel, pasar, toserba, gedung pertunjukan, tempat ibadah,
gelanggang olah raga, rumah sakit dan gedung lainnya yang sejenis.
Genset darurat dapat menyediakan daya untuk beberapa keperluan seperti pendinginan,
pelayanan alat bantu pernapasan mekanis, ventilasi jika penting untuk keselamatan jiwa,
penerangan dan tenaga untuk kamar operasi di rumah sakit, sistem alarm kebakaran, proses
industri yang bila aliran listrik terputus dapat menyebabkan bahaya yang serius, komunikasi
dan hal lain yang sejenis.
Pasal ini berlaku untuk instalasi genset darurat. Untuk penerangan darurat lihat 8.22.
8.21.1.2 Ruang lingkup
Pasal ini mengatur sistem penyediaan tenaga listrik dan instalasi untuk keadaan darurat
suatu bangunan yang klasifikasi tegangannya termasuk tegangan rendah a.b. Ketentuan ini
tidak berlaku untuk pelayanan dengan keandalan amat tinggi atau suplai tanpa putus
(misalnya rumah sakit).
Sumber tenaga listrik yang ditetapkan adalah generator dengan penggerak mula mesin
diesel atau turbin gas. Ketentuan ini mengatur kebutuhan pada pusat pembangkitan dan
perlengkapan penunjang, menetapkan besarnya pembebanan untuk keadaan darurat,
sistem proteksi di dalam gedung dan tindakan yang harus diambil dalam rangka uji fungsi
dan perawatan instalasi.
CATATAN :
a) Untuk bangunan yang menggunakan jaringan tegangan menengah yang mensuplai
transformator
di beberapa bagian gedung, ketentuan ini dapat disesuaikan, asalkan tetap memperhatikan
tingkat
keandalan.
b) Daya untuk penerangan darurat dapat diambil dari suplai terpisah (baterai atau
generator) atau
genset seperti ditentukan dalam pasal ini. Jika digunakan genset seperti tersebut dalam
pasal ini
harus diperhatikan persyaratan 8.22 yang lebih ketat.
8.21.2 Syarat bangunan/ruang
8.21.2.1 Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendam air. Ruang
penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHB utama atau
dipisahkan dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB keadaan
darurat utama membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk menghadapi
kebocoran yang berbahaya dari bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem
penampungan dan saluran pembuangnya.
Jalan ke luar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan
baru di kawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk
memperkecil akibat buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat
digunakan.
8.21.2.2 Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan konstruksi
tahan api yang memenuhi syarat.
Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem

8
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

darurat ini dan pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah
tembok maka ketentuan tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
8.21.2.3 Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua
pintu harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup
sendiri.
Luas bangunan bergantung pada susunan dan ukuran perlengkapan yang bergantung pada
kapasitas sistem. Harus tersedia jarak sekurang-kurangnya ¾ m sekitar perlengkapan guna
perawatan perlengkapan.
8.21.2.4 Ventilasi udara harus diatur sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir
sehingga suhu mesin tidak naik melampaui batas suhu kerja bila mesin beoperasi terus
menerus. Ujung saluran di tembok sebelah luar tidak boleh berjarak kurang dari 3 m dari
lubang-lubang terbuka atau gedung di sebelahnya.
8.21.2.5 Perlengkapan pemadam api
Harus disediakan perlengkapan pemadam api manual yang dapat mencakup ruang tersebut.
8.21.2.6 Lampu untuk pelayanan darurat
Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai untuk keperluan
asut maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus sekurang-kurangnya dapat
menyalakan lampu yang bersangkutan selama 30 menit.

8.21.3.3 Instalasi pusat pembangkit

8.21.3.3.1 Suplai bahan bakar


Tangki bahan bakar harus disediakan dalam ruang pembangkit masing-masing untuk setiap
unit penggerak utama, dengan kapasitas beban penuh selama 8 jam. Tempat pengisian
bahan bakar harus ditempatkan cukup jauh dari baterai dan perlengkapan lainnya. Untuk
setiap tangki bahan bakar harus tersedia alat duga bahan bakar yang mudah terlihat. Untuk
isi 2/3 bagian harus diberi tanda yang mengingatkan perlunya pengisian kembali. Alat duga
dibuat sedemikian rupa sehingga kalau rusak, minyak tidak akan bocor. Pemipaan bahan
bakar harus disusun sedemikian rupa sehingga tercegah masuknya lumpur dan endapan
kotoran minyak dan udara yang dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa. Semua keran
harus diberi tanda keadaan tertutup atau terbuka. Pipa bahan bakar harus dilindungi
terhadap panas yang berlebihan dan terhadap kerusakan mekanik.
8.21.3.3.2 Sistem pembuangan gas
Setiap sistem pembuangan gas harus dilengkapi dengan peredam dan sistem pipa atau
cerobong untuk membuang semua gas ke luar bangunan, cukup jauh dari jendela atau
cerobong pemasukan udara ke bangunan itu sendiri atau ke bangunan di sebelahnya.
Semua pipa dan alat sambung pipa, jika perlu harus dilindungi secukupnya agar terlindung
dari bahaya kebakaran, dan agar tidak ada bagian yang menonjol bersuhu lebih dari 70 °C.
SNI 04-0225-2000
8.21.3.3.3 Pendingin
Setiap penggerak utama jika mungkin harus mempunyai sistem pendingin tersendiri, baik
pendingin air maupun pendingin udara. Sistem pendingin tersebut tidak boleh bergantung
pada sumber dari luar, termasuk sumber airnya. Jika air didinginkan di luar bangunan
dengan menggunakan menara pendingin atau bak pendingin atau sistem apapun, harus

9
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

diperhatikan agar kemungkinan kebakaran tidak akan mempengaruhi sistem pendinginan


tersebut.
8.21.3.3.4 Pemasangan
Untuk memperkecil pengaruh getaran mesin, setiap mesin dapat dilengkapi peredam yang
dipasang pada pondasi yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
8.21.3.3.5 Peringatan bahaya
Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok di atas atau di dekat m

Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok di atas atau di dekat mesin,
untuk mengingatkan kemungkinan asutan yang tiba-tiba dapat membahayakan orang yang
berada di sekitarnya.
Contoh kata peringatan adalah :
Awas Bahaya
Mesin Dapat Hidup Sendiri
Jangan Dekat-dekat

8.21.3.4 Pengasutan penggerak utama


8.21.3.4.1 Setiap penggerak utama harus dilengkapi dengan sistem pengasut, yang terdiri
atas penyimpan energi dengan perlengkapan pengisinya yang otomatis. Perlengkapan ini
harus berkapasitas cukup untuk 2 x operasi yang berurutan seperti berikut : operasi utama
dimulai pada persediaan daya penuh, dan operasi kedua berlangsung setelah pengisian
selama 4 jam. Selama pengisian ini perlengkapan pengisi harus secara otomatis mengisi
penyimpan energi secukupnya untuk menjalankan daur kedua. Setelah itu untuk periode 20
jam berikutnya perlengkapan pengisi harus mencapai pengisian penuh, kemudian siap
melakukan daur asut berikutnya dan besarnya pengisian harus sebanding sehingga kalau
tidak diasut, pengisian tetap berjalan untuk mengganti kebocoran normal sehingga tidak
merusak.
8.21.3.4.2 Sistem asut harus dapat bekerja tanpa pemanasan awal. Sistem asut ulang
harus sebagai berikut:
a) Untuk mesin diesel yang menggunakan pengasut listrik :
Tiga pengasutan otomatis yang terpisah, masing-masing tidak kurang dari 5 detik dengan
selang waktu tidak lebih dari 5 detik, disusul dengan beberapa pengasutan manual
selama 15 detik berikutnya.
b) Untuk diesel yang diasut langsung dengan angin:
Tiga kali pengasutan berturut-turut dalam waktu yang normal disusul dengan tiga
pengasutan manual.

10
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

STANDARD OPERATING PROCEDURE


MONITOR CONTROL INTERFACE
I. SEBELUM DIESEL / GENSET DIHIDUPKAN

-S-T-N terpasang dengan benar dan kuat ke pemakaian


->)

II. WAKTU MENGHIDUPKAN

dan Hour Counter Meter ) berfungsi dengan baik pada saat mesin keadaan hidup.
III. CARA MEMATIKAN DIESEL 1 GENSET

menit pendinginan mesin (Cooling Down) baru matikan

IV. PEMELIHARAAN

asi (6 bulan)

11
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

zat kapur, garam dan besinya rendah.


V. MENGATASI TROUBLE SEMENTARA JIKA MESIN TIDAK MAU HIDUP
(tersumbat)
-benar mengalir / buang angin palsunya

/ discharge terlebih dahulu


ama (±15 detik) Tunggu 2 menit untuk
melakukan Start Engine berikutnya, untuk mencegah Dynamo Stater Terbakar
VI. DISARANKAN

solar / water separator


il mesin meditrans S- 40 atau yang sejenis
-S-T diusahakan Balance / seimbang

ENGINEERING SUPPORT SYSTEM AIRNAV CABANG SURABAYA STANDARD OPERATING


ROCEDURE
MONITOR CONTROL INTERFACE
I. SEBELUM DIESEL / GENSET DIHIDUPKAN

bah )
-S-T-N terpasang dengan benar dan kuat ke pemakaian
->)

II. WAKTU MENGHIDUPKAN


0 Menit (Warming Up)

dan Hour Counter Meter ) berfungsi dengan baik pada saat mesin keadaan hidup.
III. CARA MEMATIKAN DIESEL 1 GENSET

menit pendinginan mesin (Cooling Down) baru matikan

IV. PEMELIHARAAN
ar 50 jam pertama, selanjutnya tiap 200 jam operasi (6 bulan)

tahun sekali)

12
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

kapur, garam dan besinya rendah.


V. MENGATASI TROUBLE SEMENTARA JIKA MESIN TIDAK MAU HIDUP
dak ada kotoran (tersumbat)
-benar mengalir / buang angin palsunya

/ discharge terlebih dahulu


Engine Terlalu lama (±15 detik) Tunggu 2 menit untuk
melakukan Start Engine berikutnya, untuk mencegah Dynamo Stater Terbakar
VI. DISARANKAN

solar / water separator


Pergunakanlah Oil mesin meditrans S- 40 atau yang sejenis
-S-T diusahakan Balance / seimbang

Note : Untuk lebih jelasnya lihat buku petunjuk mesin (Operation Manual Book)
ENGINEERING SUPPORT SYSTEM
AIRNAV CABANG SURABAYA

3.3 SISTEM INSTALASI GENSET

3.3.1. Rumah Genset ( Power House )

Rumah Genset direncanakan dibuat sedekat mungkin dengan ruangan khusus listrik ( Electrical
Room ), hal ini diambil berdasarkan pada pertimbangan terhadap tersedianya ruangan kosong yang
masih memungkinkan untuk pemasangan genset disamping pertimbangan terhadap besarnya biaya
yang diperlukan untuk pembangunan ruang genset baru ( diluar / jauh ) dari ruang listrik yang telah
ada.
Dalam pelaksanaannya dengan memanfaatkan ruang yang tersedia di ruang listrik adalah sebagai
berikut :
a. Pembuatan ruangan genset cukup dengan membuat sekatan dengan pasangan bata dengan sloop
dan kolom praktis sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
b. Pembuatan pondasi genset dengan ukuran sesuai kebutuhan dan pemasangan anker baut untuk
mesin diesel genset..
c. Penyediaan dan pembuatan saluran kabel ( Cable Trench ) pada lantai rumah genset , dari panel
genset ke SDP ( Sub Distribution Panel ) di ruang panel LVMDP. Dilengkapi tutup saluran kabel yang
terbuat dari plat bordes tebal 5 mm ukuran saluran kabel adalah : lebar = 400 mm; dalam saluran =
600 mm

3.3.2. Pemasangan Genset


Pelaksanaan pemasangan genset dilakukan setelah pondasi genset betul-betul kering dan usia beton
sudah cukup untuk di bebani oleh beban berat dan getaran. Diesel generating set dipasang diatas
pondasi yang telah disediakan anker baut dibeberapa tempat sesuai dengan kebutuhan yang
dipasang pada saat pengecoran pondasi.

13
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Pengencangan anker baut disertai dengan penyetelan dan pengecekan level kelurusan dudukan
mesin serta kelurusan antara mesin diesel dengan genset ( aligment ) untuk mendapat kelurusan
antara putaran mesin dengan genset.
Setelah dudukan dan setelan mesin dengan genset dinyatakan baik dan laik operasi, dilanjutkan
dengan pemasangan kelengkapan mesin diesel berupa :
a. Pemasangan dudukan / gantungan / support knalpot dan saringan ( silencer ).
b. Pemasangan pipa knalpot dan saringan dari mesin sampai keluar atau samping bangunan / rumah
genset, kemudian pipa knalpot diturunkan dan dimasukkan ke peredam suara yang dibuat dan
disediakan diluar / disamping bangunan rumah genset.
c. Pemasangan asbes kain atau asbes tambang disepanjang pipa knalpot sebagai peredam / penahan
panas.

3.3.3. Pemasangan Panel AMF / ATS dan Sub Distribution Panel / SDP
Pekerjaan pemasangan panel AMF/ATS dapat dilaksanakan setelah pemasangan mesin diesel genset
atau dapat juga dilaksanakan bersama-sama dengan pemasangan mesin diesel genset. Penempatan
panel AMF/ATS dipasang berdekatan dengan genset ( dalam R. Genset ) hal ini untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pengoperasian genset dan sistem kerja panel
AMF/ATS. Sedangkan SDP ( Sub Distribution Panel ) dipasang berdekatan / berdampingan dengan
panel utama ( LVMDP ) karena pengambilan dan pengalihan tegangan didistribusi dari LVMDP
dengan sistem penyambungan antara beban keseluruhan yang dilayani dari sumber PLN dan beban
yang memerlukan energi cadangan dimana ketika catu daya PLN mati / gangguan, beban ini tidak
boleh berhenti terlalu lama dan diharapkan dapat beroperasi secara kontinyu.

3.3.4. Pemasangan Kawat Penghantar / Kabel


Kawat penghantar / kabel dipasang dari panel genset ke panel SDP melalui sistem pengaturan /
kendali panel AMF/ATS ( Automatic Main Failure / Automatic Transfer Switch ), yang dalam hal ini
kawat penghantar / kabel yang akan dipergunakan adalah kabel type : NYY dengan ukuran luas
penampang kabel disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan pada besarnya beban maksimum
yang akan dilayani.
Pemasangan kawat penghantar / kabel dimulai dari panel genset 1 ditarik/digelar melalui saluran
kabel yang telah disediakan sesuai rencana, menuju ke panel SDP 1 melalui kontaktor Genset ( KG )
yang dipasang dalam panel AMF/ATS. Kemudian dari KG ditarik ke SDP 1 dan disambung ke MCCB
utama SDP 1. untuk suplai tegangan 220/380 volt. Dan kabel induk / Power dari Trafo PLN yang
menuju ke LVMDP 1 tetap tersambung seperti apa adanya. Dari busbar LVMDP 1 ditarik kabel
menuju SDP 1 melalui MCCB kemudian disambung ke kontaktor trafo PLN ( KT ) dalam panel AMF /
ATS sebagai suplai tegangan utama.
MCCB utama SDP 1 interlock dengan MCCB yang ada di LVMDP 1 yang menghubungkan suplai daya
PLN ke SDP 1.
Demikian juga halnya dengan sistem pemasangan kawat penghantar / kabel pada genset 2 ke SDP 2
dan kabel dari LVMDP 2 ke SDP 2 adalah identik dengan sistem pada genset 1 / LVMDP 1.
Perbedaaan antara LVMDP 1 dengan LVMDP 2 adalah dari sisi sumber tegangan dan Total beban
yang dilayani oleh masing-masing LVMDP.

3.3.5 Pengujian / Pengetesan genset dan system instalasi genset Pengujian / pengetesan genset
adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah genset yang dipasang dapat beroperasi sebagaimana
yang semestinya; memiliki tegangan output / keluaran sesuai dengan yang dikehendaki ; mensuplai
daya sesuai dengan yang tertera pada name plat dan sebagainya.
Untuk mengetahui kemampuan sebuah genset dalam mensuplai daya listriknya dapat dilakukan
dengan 2 ( dua ) cara pengetesan yaitu antara lain :
1. Pengetesan dengan menggunakan beban semu ( Dummy Load Test )

14
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

2. Pengetesan dengan menggunakan beban nyata ( ke mesin-mesin listrik dan lampu-lampu yang
telah ada / terpasang )
a) Pengetesan dengan beban semu biasanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana beban
yang ada pada tempat tersebut belum siap dioperasikan ( diberi tegangan ) atau ditempat tersebut
belum ada beban yang akan dilayani atau memang genset diperuntukkan hanya sewaktu-waktu
dengan beban yang belum jelas dan bisa berubah-ubah atau operasional beban yang sudah ada
tidak dapat diganggu.
Dalam pelaksanaannya dummy load test ini menggunakan peralatan-peralatan test sebagai berikut :

_ Kabel power, biasanya dipakai kabel NYY tipe tunggal ( Single Core ) sebanyak 4 ( empat ) potongan
untuk R, S, T & N. masing-masing ± 15 meter. Luas penampang kabel disesuaikan dengan beban
maksimum test 3.3.5 Pengujian / Pengetesan genset dan system instalasi genset Pengujian /
pengetesan genset adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah genset yang dipasang dapat
beroperasi sebagaimana yang semestinya; memiliki tegangan output / keluaran sesuai dengan yang
dikehendaki ; mensuplai daya sesuai dengan yang tertera pada name plat dan sebagainya.
Untuk mengetahui kemampuan sebuah genset dalam mensuplai daya listriknya dapat dilakukan
dengan 2 ( dua ) cara pengetesan yaitu antara lain :
1. Pengetesan dengan menggunakan beban semu ( Dummy Load Test )
2. Pengetesan dengan menggunakan beban nyata ( ke mesin-mesin listrik dan lampu-lampu yang
telah ada / terpasang )
a) Pengetesan dengan beban semu biasanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana beban
yang ada pada tempat tersebut belum siap dioperasikan ( diberi tegangan ) atau ditempat tersebut
belum ada beban yang akan dilayani atau memang genset diperuntukkan hanya sewaktu-waktu
dengan beban yang belum jelas dan bisa berubah-ubah atau operasional beban yang sudah ada
tidak dapat diganggu.
Dalam pelaksanaannya dummy load test ini menggunakan peralatan-peralatan test sebagai berikut :
_ Kabel power, biasanya dipakai kabel NYY tipe tunggal ( Single Core ) sebanyak
4 ( empat ) potongan untuk R, S, T & N. masing-masing ± 15 meter. Luas penampang kabel
disesuaikan dengan beban maksimum test

V. LANDASAN PEMIKIRAN

VI. Bahaya yang terjadi pada ruang genset antara lain adalah kebakaran, kebisingan
yang beresiko pada tulinya para pekerja, bahaya ledakan dari genset, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, bahaya debu dan asap, getaran serta
suhu yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
Banayak cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya yang
ditimbulkan dari ruang genset. Misalnya, untuk mengurangi bahaya kebisingan
yang ditimbulkan dari genset maka dinding dari ruangan genset perlu dilapisi
dengan isolator khusus sehingga dapat meredam suara bising yang ditimbulkan
dari genset. Dengan meredam suara bising yang ditimbulkan genset tersebut
maka bahaya dan resiko dari rusaknya pekerja dapat dicegah dan dikurangi.
Pada umumnya penanggulangan bahaya kebisingan adalah :
• Terhadap sumbernya
- Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi
- Substitusi alat
• Terhadap penerimanya
- Pemasangan alat pelindung telinga

15
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Selain bahaya kebisingan, diruangan genset juga berpotensi menyebabkan


kebakaran dan ledakan. Potensi kecelaaan tersebut dapat dicegah dan
ditanggulagi dengan suatu upaya penanggulangan yang baik. Upaya tersebut
misalnya pada bahaya kebakaran yaitu dilakukan dengan pemasangan alat
penaggulangan kebakaran seperti Fire Extinguisher, Hydrant, serta Hydrant Box.
Fire Extinguisher merupakan tabung berisi gas CO2 yang sangat mudah
pemakainnya. Tabung ini harus diletakkan pada area yang mudah terlihat
sehingga mudah dalam penanggapannya. Sedangkan untuk Hydrant, maka alat
tersebut harus diletakkan pada luar ruangan dengan jarak maksimal 20 m dari
bangunan. Sementara untuk pemasangan hydrant box yaitu dipasang pada titik
tertentu pada bangunan yang mudah terjangkau. Selain itu juga dipasang alat
peringatan bahaya seperti alarm. Pencegahan dari bahaya kebakaran antara lain
yaitu konstruksi bangunan yang tahan api, penyimpanan bahan yang mudah
terbakar yang baik, pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya bahaya
kebakaran, jalan untuk menyelamatkan diri, serta tersedia perlengkapan dan
penanggulangan kebakaran.

Untu bahaya berupa kecelakaan akibat hubungan dengan instalasi listrik


pencegahan dapat dilakukan dengan pemasangan alat listrik yang benar. Selain
kabel- kabel dari genset juga harus merupakan kabel yang berstandar dan di
bungkus dengan suatu pelindung untuk melindungi dari terbukanya kabel yang
dapat menyebabkan terjadinya hubungan arus pendek.

Selain bahaya tersebut diatas mesin genset juga menghasailkn asap yang
berbahaya serta debu. Untuk itu pada pada ruang genset harus dilengkapi
dengan cerobong pembuangan asap serta alat penghisap debu. Cerobong
penghisap asap tersebut harus menjulang tinggi sehingga tidak membahayakan
masyrakat sekitar.
Getaran pada ruang genset juga membahayakan pekerja. Penanganan yang
harus dilakukan yaitu misalnya dengan memasang alat peredam dari getaran.
Untuk pengawasan jarak jauh maka diperlukan kamera CCTV dan acces control,
sehingga pengawasan dapat dilakukan setiap waktu untuk meminimalisasi
bahaya di ruangan tersebut.

PERAWATAN DAN ALAT DIRUANG GENSET

Ruang genset harus selalu bersih dan rapi dari semua pengotor yang dapat
timbul diruang genset seperti debu maupun pelumas dari genset itu sendiri.
Untuk debu maka dalam ruangan genset harus terpasang alat penghisap debu.
Selain itu juga perlu dilakukan pembersihan secara berulang untuk menjaga
kebersihan dari ruang genset itu sendiri.
Untuk perawat dari alat yang ada diruang genset sendiri misalnya adalah
perawatan genset. Agar genset dapat bertahan lama perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
- Pastikan selalu mengganti oli mesin yang sesuai dengan petunjuk yang ada
buku pedoman
- Untuk pemakaian yang agak jarang, pemanasan mesin genset bisa dilakukan

16
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

setiap satu minggu sekali. Agar sirkulasi oli dalam ruang mesin tetap terjaga.
- Gunakan genset sesuai dengan kapasitas standard yang diajukan
Dengan perawatan yang teratur maka genset akan awet dan dapat bekerja
secara maksimal.

Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada
pimpinan direktur rumah sakit
2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air
bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset, dan Lift Elevator
4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
6. Pengukuran dan kalibrasi.
7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
8. Rujukan perbaikan
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja

Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-instalasi terkait, sesuai
dengan tugasnya masing-masing.

FUNGSI:

1. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.


2. Mengadakan program pemeliharaan/perbaikan secara rutin, baik preventif maupun break down
maintenance.
3. Secara berkala mengadakan kalibrasi dan uji performa alat-alat agar berfungsi sesuai dengan
standar yang berlaku.
4. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan dalam program
pelayanan kesehatan, serta kebutuhan suku cadang yang diperlukan.
5. Melaksanakan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit.

JAM PELAYANAN
IPSRS diwajibkan untuk melakukan jam kerja Shift, yaitu :

• Shift Pagi : Pukul 08.00 - 15.00


• Shift Siang : Pukul 15.00 - 22.00
• Shift Malam : Pukul 22.00 - 08.00
• Libur Lepas

Karena pelayanan IPSRS 24 jam/ sehari tanpa putus termasuk hari libur minggu dan hari besar
nasional, maka perlu diatur komposisi teknisi yang masuk pada shift pagi, siang dan malam.
Sangat dipertanyakan bila ada kekosongan jadwal jaga karena hari libur nasional dan absen ijin
teknisi karena jumlah ketenagaan yang terbatas. Intinya tidak boleh ada kekosongan jadwal jaga.

Uraian Tugas Sub Bagian IPSRS secara singkat


b. Teknisi Elektromedis
· Pemeliharaan alat-alat kesehatan

17
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

· Uji fungsi dan uji performa alat-alat kesehatan


· Perbaikan & kalibrasi alat-alat kesehatan
· Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsung (* Surat Tugas)
c. AC & Refrigerator Pendingin
· Pengecekan & Pemeliharaan AC Split
· Pengecekan & Pemeliharaan AC Central dan Chiller
· Pengecekan & Pemeliharaan Refrigerator Pendingin
· Perbaikan AC Split, AC Central &Refrigerator Pendingin
f. Listrik / Elektrikal & Mekanikal
· Pengecekan dan pemeliharaan Instalasi Panel Listrik &Panel Grounding
· Mengontrol penyediaan dan pemakaian listrik PLN
· Mengontrol penyediaan dan pemakaian catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset
· Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
· Memperbaiki Saklar, Panel dan Sistem Kunci Kelistrikan
· Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)
g. Pemeliharaan Gedung Bangunan & Pertukangan
· Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan
· Memperbaiki bagian gedung yang rusak (Handle pintu, lemari, plavon, dll)
· Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
· Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung (* Surat Tugas)

Menuju Rumah Sakit Berstandar Internasional

Hal-hal yang sensitif seperti menyangkut keselamatan jiwa pasien juga sangat perlu diperhitngkan,
misalnya masalah suplai listrik. Bayangkan saja jika dalam suatu operasi tiba-tiba listrik mati. RS yang
berstandar internasional haruslah memiliki minimal satu generator pembangkit listrik sendiri.
Generator ini secara otomatis langsung men-cover seluruh kebutuhan listrik rumah sakit jika listrik
mati mendadak. Kalaupun tidak bisa secara otomatis, itupun sudah ada standar jeda waktu yang
diperbolehkan.

Di Lebanon misalnya, akreditasi disana mensyaratkan lag timenya hanya berkisar 30 detik. Untuk
setiap ruangan pun harus di pasang detector asap dan peralatan pemadam kebakaran sehingga
resiko kebakaran dapat dicegah sejak dini.

8.21 Instalasi generator (genset) darurat


Definisi
Penerangan darurat pada umumnya dipasang di gedung-gedung umum yang banyak dikunjungi
orang seperti hotel, pasar, toserba, gedung pertunjukan, tempat ibadah, gelanggang olah raga,
rumah sakit dan gedung lainnya yang sejenis.
Genset darurat dapat menyediakan daya untuk beberapa keperluan seperti pendinginan, pelayanan
alat bantu pernapasan mekanis, ventilasi jika penting untuk keselamatan jiwa, penerangan dan

18
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

tenaga untuk kamar operasi di rumah sakit, sistem alarm kebakaran, proses industri yang bila aliran
listrik terputus dapat menyebabkan bahaya yang serius, komunikasi dan hal lain yang sejenis.

Ruang lingkup
Pasal ini mengatur sistem penyediaan tenaga listrik dan instalasi untuk keadaan darurat suatu
bangunan yang klasifikasi tegangannya termasuk tegangan rendah a.b. Ketentuan ini tidak berlaku
untuk pelayanan dengan keandalan amat tinggi atau suplai tanpa putus (misalnya rumah sakit).
Sumber tenaga listrik yang ditetapkan adalah generator dengan penggerak mula mesin diesel atau
turbin gas. Ketentuan ini mengatur kebutuhan pada pusat pembangkitan dan perlengkapan
penunjang, menetapkan besarnya pembebanan untuk keadaan darurat, sistem proteksi di dalam
gedung.

Syarat bangunan/ruang
1. Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendam air. Ruang
penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHB utama atau dipisahkan
dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB keadaan darurat utama
membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk menghadapi kebocoran yang berbahaya dari
bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem penampungan dan saluran pembuangnya.
Jalan ke luar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan baru di
kawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk memperkecil akibat
buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat digunakan.

2. Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan konstruksi tahan api
yang memenuhi syarat.
Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem darurat ini dan
pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah tembok maka ketentuan
tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
3. Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua pintu
harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri.

4. Perlengkapan pemadam api


Harus disediakan perlengkapan pemadam api manual yang dapat mencakup ruang tersebut.

5. Lampu untuk pelayanan darurat


Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai untuk keperluan asut
maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus sekurang-kurangnya dapat menyalakan lampu
yang bersangkutan selama 30 menit.

Generator darurat
1. Kapasitas beban
Generator darurat harus dapat memenuhi beban sebagai berikut:
a) Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan perlengkapan pengasut yang
memerlukan pengisian.
b) Lif keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lif hanya satu lif yang bekerja.
c) Daya yang digunakan untuk menurunkan lif.
d) Kipas untuk mengisap asap.
e) Pompa air untuk sistem pemadam kebakaran saat terjadinya kebakaran.

19
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

f) Pemanfaat listrik yang digunakan pada saat terjadinya kebakaran.


g) Penerangan darurat yang dihubungkan ke generator tersebut.
h) Jumlah beban lainnya yang dapat disuplai dari sistem pembangkit.

2. Beban tambahan
Beban yang tidak tercakup di atas dapat disambungkan tanpa perlu menambahkan kapasitas
pembangkit, kalau tersedia fasilitas untuk memutus beban-beban ini pada saat pembangkit
mencapai beban penuh. Pengendalian ini harus otomatis kecuali kalau pusat pembangkit berada di
bawah pengawasan terus-menerus.

3. Urutan asut
Untuk pemasangan yang ekonomis penyambungan perlengkapan listrik sebaiknya berurutan sebagai
berikut:
a). Lampu darurat (menyala dalam waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku)
b). Pompa air sprinkler
c). Sistem ventilasi (jika diperlukan) yang direncanakan untuk mengisap asap
d). Lif (jika ada)
e). Daya untuk pompa booster air
f). Beban lain

4. Kapasitas generator dan penggerak utama


Keluaran generator (kW, kVA) harus cukup mampu untuk memikul beban dasar dan beban asut dari
motor lain tanpa menimbulkan fluktuasi yang berlebihan pada tegangan suplainya.
Unit mesin generator harus mempunyai kemampuan sedemikian rupa sehingga seluruh beban
lampu yang tersambung dapat disuplai olehnya segera setelah kecepatan penuh tercapai.

Desain dan konstruksi


1. Syarat kecepatan tanggap
Pusat pembangkit untuk pelayanan darurat harus dapat mencapai kecepatan penuh dan siap
memikul beban dalam waktu 15 detik sejak diterimanya sinyal asut. Beban penuh harus siap dipikul
dalam waktu 30 detik berikutnya (jumlah 45 detik).
2. Penggerak utama
Penggerak utama harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
Generator harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Pada waktu dimasukkan beban penuh turun
tegangan sebaiknya tidak melebihi 25% dan dalam waktu 0,5 detik tegangan sudah pulih kembali
dalam batas 5% dari tegangan normal.
3. Rakitan
Penggerak utama, generator, kopling dan dudukan mesin harus dipilih yang sesuai satu sama lain.
4. Uji coba pekerjaan
Harus dilaksanakan uji coba berfungsinya penggerak utama dan generator dengan beban yang dapat
diatur dan harus memenuhi persyaratan bekerja dan kemampuan daya nominal.

Instalasi pusat pembangkit


1. Suplai bahan bakar
Tangki bahan bakar harus disediakan dalam ruang pembangkit masing-masing untuk setiap unit
penggerak utama, dengan kapasitas beban penuh selama 8 jam. Tempat pengisian bahan bakar
harus ditempatkan cukup jauh dari baterai dan perlengkapan lainnya. Untuk setiap tangki bahan
bakar harus tersedia alat duga bahan bakar yang mudah terlihat. Pemipaan bahan bakar harus
disusun sedemikian rupa sehingga tercegah masuknya lumpur dan endapan kotoran minyak dan
udara yang dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa. Semua keran harus diberi tanda keadaan

20
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

tertutup atau terbuka. Pipa bahan bakar harus dilindungi terhadap panas yang berlebihan dan
terhadap kerusakan mekanik.
2. Sistem pembuangan gas
Setiap sistem pembuangan gas harus dilengkapi dengan peredam dan sistem pipa atau cerobong
untuk membuang semua gas ke luar bangunan, cukup jauh dari jendela atau cerobong pemasukan
udara ke bangunan itu sendiri atau ke bangunan di sebelahnya.
Semua pipa dan alat sambung pipa, jika perlu harus dilindungi secukupnya agar terlindung dari
bahaya kebakaran.
3. Pendingin
Setiap penggerak utama jika mungkin harus mempunyai sistem pendingin tersendiri, baik pendingin
air maupun pendingin udara. Sistem pendingin tersebut tidak boleh bergantung pada sumber dari
luar, termasuk sumber airnya.
4. Pemasangan
Untuk memperkecil pengaruh getaran mesin, setiap mesin dapat dilengkapi peredam yang dipasang
pada pondasi yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
5. Peringatan bahaya
Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok di atas atau di dekat mesin, untuk
mengingatkan kemungkinan asutan yang tiba-tiba dapat membahayakan orang yang berada di
sekitarnya.
6. Pengasutan penggerak utama
Setiap penggerak utama harus dilengkapi dengan sistem pengasut, yang terdiri atas penyimpan
energi dengan perlengkapan pengisinya yang otomatis.
Harus disediakan perlengkapan hidrometer, manometer dan semacamnya dalam ruang mesin untuk
memudahkan pemeriksaan tingkat isi sumber energi.
Baterai untuk pengasutan harus ditempatkan dekat dengan motor pengasut dengan tata letak yang
akan menghindarkan percikan asam pada perlengkapan yang vital.

Kendali
1. Fungsi otomatis
Sistem kendali harus menjalankan suplai listrik darurat secara otomatis termasuk memantau
bekerjanya sistem pengasutan, menerima isyarat tegangan suplai, mengasut sistem pembangkitan,
memantau tegangan generator, mengalihkan beban, memantau proteksi, memutuskan beban dan
mematikan sistem pembangkitan. Bekerjanya perlengkapan pengisi energi, pengasut, dan semua
fasilitas pemanas mesin, harus senantiasa diawasi agar dapat diketahui bahwa sirkitnya berfungsi
dengan baik.
2. Alarm
Semua alarm dan sinyal harus terlihat pada panel generator dan diperluas ke tempat pusat
pengawasan, jika ada.
3. Pelayanan manual
Harus ada pengasut manual yang dipasang di penggerak utama dan dapat membuka solenoid bahan
bakar dan menjalankan mesin, terpisah dari sirkit kendali otomatis. Harus dipasang peringatan yang
jelas, yang menyatakan bahwa bila dijalankan secara manual, mesin terlepas dari pemantauan
proteksi otomatis, jadi harus tetap diawasi.
4. Konstruksi
Semua relai, dan gawai kendali harus dipasang dalam kotak tidak mudah terbakar dan dilindungi
terhadap debu dan gas. Relai yang dapat dicabut harus mempunyai pegangan yang kokoh, kalau
tidak maka relai itu harus dipasang tegak untuk mencegah terlepas karena getaran.
5. Catu daya
Kendali, alarm dan sinyal dapat menggunakan baterai tersendiri dan catu daya atau disuplai dari
sistem baterai pengasut jika dirancang khusus dan diuji untuk dapat bekerja pada keadaan tegangan
terminal yang rendah pada pengasutan dingin. Semua baterai harus ditempatkan menjadi satu.

21
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

6. Pencegahan
Harus diusahakan agar sakelar kendali tidak mudah dicapai, dengan cara mengunci ruang, dan
kuncinya disimpan dalam kotak di dekat pintunya, yang kacanya mudah dipecahkan.
7. Hubungan paralel beberapa generator
Jika diperlukan lebih dari satu generator, dianjurkan agar beban darurat dibagi dalam bagian-bagian
yang terpisah sehingga generator tidak dipasang paralel. Tetapi untuk operasi yang ekonomis,
dibolehkan pengaturan sakelar untuk menyatukan beban dan menghubungkan paralel beberapa
generator.
8. Instrumen
Harus ada beberapa instrumen untuk memperlihatkan keadaan kerja penggerak utama (seperti
tekanan minyak pelumas, suhu air dan atau udara pendingin), ukuran persediaan bahan bakar,
jumlah jam kerja, besaran generator (termasuk frekuensi, tegangan, arus sesaat dan beban
maksimum yang diperkenankan untuk operasi dalam jangka waktu 15 menit), arus pengisian dan
pemakaian baterai.
9. Penyambungan ke luar
Jika mesin dipasang dengan menggunakan dudukan fleksibel, maka seluruh penyambung ke mesin
harus menggunakan perlengkapan yang fleksibel pula (termasuk sambungan pipa bahan bakar,
kabel, udara buang, dan lain-lain).
10. Petunjuk operasi
Petunjuk operasi dengan rincian cara pemeliharaan harus dipasang dalam ruang generator dengan
bingkai yang berkaca. Buku harian harus pula ada dalam ruang tersebut atau dijelaskan di dalam
petunjuk pemeliharaan dan tempat penyimpanannya.

Sumber daya darurat


1. Baterai (dengan atau tanpa inverter)
Baterai dari jenis timbal harus mempunyai karakteristik kerugian yang rendah, dan dinyatakan
demikian oleh pembuatnya (pabriknya).
Baterai harus mempunyai kapasitas untuk dapat mempertahankan tingkat penerangan ketika
penerangan utama padam untuk waktu sekurang-kurangnya satu jam dalam rumah sakit dan untuk
waktu sekurang-kurangnya setengah jam untuk tempat lainnya.
2. Persyaratan tambahan untuk inverter baterai
Perlengkapannya dapat terdiri pengisi baterai, baterai dan inverter. Pada waktu sumber suplai
normal hilang, inverter baterai harus dapat mengatur, meneruskan pemberian suplai kepada beban
dalam jangka waktu tersebut.
Untuk proteksi perlengkapan secara menyeluruh harus dipasang pengaman lebur yang karakteristik
dan kemampuannya memadai untuk proteksi perlengkapan semikonduktor.
3. Pengasutan mesin generator secara automatis
Untuk kemampuan sampai 3,5 kW atau 4 kVA, mesin penggerak utama menggunakan BB bensin
atau berupa mesin diesel yang dijalankan dengan sistem pendingin. Untuk mesin yang besarnya
lebih dari kemampuan tersebut mesin penggerak utamanya berupa mesin diesel. Mesin diesel yang
digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Mesin harus mempunyai tangki bahan bakar yang cukup besar yang dapat beroperasi dengan beban
penuh selama 4 jam. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan alat duga bahan bakar. Setiap
katup, selain katup untuk kebakaran, dalam perpipaan suplai bahan bakar harus terlihat jelas mulai
dari titik masuk sampai ke kamar mesin dan harus jelas terlihat apakah tertutup atau terbuka. Pipa
minyak harus dicegah terhadap kemungkinan masuknya lumpur dan endapan dan kemungkinan
tersumbat karena kemasukan udara.
4. Perlengkapan kendali
Seluruh gawai kendali harus dipasang dalam lemari yang kokoh.

Sistem kendali

22
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Dalam hal sistem PHB ganda dalam gedung bertingkat banyak, penerangan darurat harus dapat
dinyalakan dengan gawai pengindera yang dipasang pada setiap sirkit cabang, dan kegagalan pada
suatu sirkit cabang tidak boleh menyebabkan dalam seketika tanpa penerangan darurat.

VII. KESIMPULAN & REKOMENDASI.

VIII. PENUTUP

23
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

IX. PENDAHULUAN.

A. UMUM.
Banyaknya kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sebenarnya dapat dicegah di rumah
sakit telah lama menjadi pusat perhatian, di Amerika the Joint Comission on Accredit
ation of Health Organization (JCAHO) mewajibkan RS untuk melakukan setidaknya
satu Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) setiap tahun untuk dapat mengidenti
fikasi berbagai upaya pencegahan.
Failure mode and effects analysis (FMEA) merupakan suatu teknik yang digunakan un
tuk perbaikan sistem yang telah terbukti dapat meningkatkan keselamatan. FMEA
merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis, dan proaktif yang digunakan untuk
mencegah permasalahan dari proses atau produk sebelum permasalahan tersebut
muncul/terjadi.
Peralatan RS sebagian besar menggunakan listrik sebagai sumber operasionalnya dan pada
alat yang modern sudah disiapkan baterai sebagai cadangan sementara.
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung,
yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Di Indonesia dalam dunia tek
nik listrik aturan yang ada antara lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
Maka dari itu perencanaan sistem istalasi listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu
pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang
Ketenaga Listrikan 2002. Pada RS biasanya membutuhkan energi listrik yang cukup besar,
oleh karena itu pendistribusian energi listriknya harus diperhitungkan sebaik mungkin agar
energi lisrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perencanaan sistem instalasi listrik RS ini selain disuplai dari PLN juga akan menggunakan
suplai genset sebagai daya cadangan ketika sumber dari PLN mengalami gangguan.
Genset sering digunakan oleh RS dan industri yang mempercayakan sumber daya yang
mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial
menghasilkan listrik.
Untuk suplai genset dapat dioperasikan secara otomatis. Kapasitas genset disesuaikan
dengan tipe RS tersebut.

24
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

B. Maksud dan tujuan.

1. Sebagai produk dokumen persyaratan Akreditasi RS 2012.


2. Sebagai kajian (potret eksisting) pelaksanaan manajemen salah satu bidang properti (
kebutuhan cadangan listrik RSWK ).
3. Sebagai konsep FMEA RSWK dalam melakukan intervensi melalui pendekatan FMEA
terhadap sasaran kebutuhan cadangan listrik.
4. Redisign kebutuhan cadangan listrik dari sumber utama PLN menjadi, sehingga RS
tetap dapat beroperasi secara optimal.
5. Sebagai rekomendasi pelaksanaan program penurunan Resiko dengan pendekatan
FMEA.

C. Ruang lingkup.
Redisign cadangan listrik di RSWK, bila aliran PLN padam.

D. Tertib urut.
1. Pengantar.
2. Daftar isi.
3. Pendahuluan.
4. Landasan pemikiran & kebutuhan Listrk di RSWK.
5. Pendekatan FMEA
Langkah - langkah dalam menerapkan FMEA :
a. Group kerja.
b. Setting analisa pada group kerja.
c. Flow chart process dan fungsi kerja.
d. Prioritas atas subjek yang akan dikembangkan.
e. Pengumpulan data.
f. Analisa data
g. ‘RISK RATING = RPN’
h. Tindak lanjut perbaikan untuk mengurangi resiko dan menambah
manfaat.
6. Kesimpulan dan saran.
7. Penutup.

E. Referensi.
1. PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS C DEPARTEMEN
KESEHATAN RI SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN
KESEHATAN TAHUN 2007.
2. PERMENKES No 2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RS.
3. PEMBUATAN SISTEM CATU DAYA DENGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE UNTUK RUANG
PERTE MUAN GEDUNG-71 R.Enggar Timbul Santosa, Maradu Sibarani, Suripto, Rahmad
Widodo Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd.71, Lt.2 Serpong
4. Factors to consider when running generators with UPS systems. Alan Luscombe.
25
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

5. Sistem Kelistrikan Rumah Sakit Kelas B. DEPKES RI.


http://jasalistrik5758.blogspot.com/
6. MENGETAHUI PERATURAN DALAM MEMBANGUN RUANG OPERASI RS. Sistem
kelistrikan. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI tahun 2012
7. Langkah-Langkah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hanevi Djasri, dr,
MARS
8. Peraturan Perundangan K 3 Listrik. Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja.
Ditjen Pengawasan Ketenagakerjaan DEPNAKERTRANS. 2013.
9. Failure Mode and Effect Analysis (Analisa modus kegagalan dan dampaknya)
Dr Aryati W Daud MARS . IMRK. 2008. et all.
10. SNI Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) ICS 91.140.50 Badan
Standardisasi Nasional

X. LANDASAN PEMIKIRAN

A. Pengertian.
1. Umum.
Permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan pasokan tenaga listrik emergency/genset
untuk RS mulai menjadi perhatian setelah frekwensi pemakaian dan kebutuhan daya listrik
bertambah yaitu berupa peralatan medis, laboratorium, Kamar Operasi, ICU, Hemodialisa,
Radiologi, Computer ( SIM RS ) dan lain lain yang memerlukan sumber daya listrik, walaupun
hampir semua peralatan medis yang canggih sudah dilengkapi dengan UPS ( Uninterruptible
Power Supply ) yang dapat diandalkan sampai 30 menit. RSWK tentu menginginkan pelayan
an yang terbaik untuk pasien, pelanggan, internal ( medis dan paramedis ) external, teruta
ma dalam kontinyuitas pasokan daya listrik, mengingat sering terjadinya pemadaman listrik
PLN baik yang diumumkan sebelumnya, apalagi tanpa pemberi tahuan. Hal ini apabila tidak
diantisipasi dengan segera, jelas akan meng ganggu aktivitas operasional RSWK.
Beberapa kejadian pemadaman listrik PLN yang tidak diantisipasi diluar RSWK dapat membe
rikan KTD / KNC , serta rusaknya peralatan medis yang sangat vital, memberikan dampak ke
tidak puasan pasien.
Untuk mengantisipasi kondisi seperti itu maka rancangan panel Ats-Amf yang dapat mem
berikan proteksi/pengaman terhadap genset yang diken dalikannya perlu direalisasikan.
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan
sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat
sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya.
Sedangkan ATS (Automa tic Transfer Switch ) merupakan pelengkap dari AMF ( Automatic
main failure) dan bekerja secara bersama-sama.
RSWK sudah menyiapkan 2 set genset untuk antisipasi pemadaman listrik PLN, sehingga per
masalahan yang harus selalu diingatkan / dilatihkan adalah pemeliharaan dan perawatan
genset agar dapat terwujudnya Instalasi listrik yang berkualitas sesuai fungsinya, andal,
efisien serasi dan selaras dengan lingkungan demi terselenggaranya fungsi prasarana
Instalasi Listrik RSWK yang menjamin keselamatan , kesehatan, kenyamanan, penggunanya
di RSWK ( Permenkes No 2306/Menkes/Per/XI/2011 ).

a. Situasi pada saat sumber listrik utama ( PLN ) mengalami gangguan.


1/ Sistem Daya Siaga.

26
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Sistem daya siaga dirancang untuk menyediakan listrik ketika listrik normal mengalami
kegagalan ( UPS ).
2/ Sistem Daya Darurat.
Sistem tenaga darurat adalah jenis sistem yang mungkin mencakup pencahayaan,
generator, bahan bakar sel dan perangkat lain, untuk menyediakan tenaga cadangan
sumber daya dalam krisis atau ketika sistem daya normal gagal. Sistem ini dapat dijumpai
pada rumah tinggal sampai ke rumah sakit, laboratotium ilmiah, pusat data, peralatan
telekomunikasi dan kapal-kapal laut modern.

b. Pembagian Zona / Lokasi di RS saat terjadinya gangguan listrik PLN. ( K 3 LISTRIK ).


1/. Kelompok 1. Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengaruh
langsung pada pasien.
2/. Kelompok 1 E. Instalasi listrik untuk Instalasi Medik yang berfungsi langsung pada
pasien, bila terputus dari dalam < 10 detik harus mendapat Catu Daya Pengganti Khusus
( CDPK ).
3/. Kelompok 2 E. Instalasi listrik untuk Instalasi Medik yang berfungsi langsung pada
pasien, bila terputus dari dalam bila terputus harus langsung mendapat Catu Daya
Pengganti Khusus ( CDPK ).

KEP MENKES NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS


PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT 15 November 2011
Kelompok lokasi, terdiri dari:
a. Kelompok 0 adalah Lokasi medik dimana tidak ada bagian terapan yang akan
digunakan.
b. Kelompok 1 adalah Lokasi medik dimana bagian terapan yang dimaksudkan untuk
digunakan secara eksternal atau masuk ke sembarang bagian tubuh, kecuali berlaku
pada kelompok 2 .
c. Kelompok 2 adalah Lokasi medik dimana terdapat bagian terapan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam penerapan seperti prosedur intrakardiak, ruang operasi/
bedah dan perawatan vital jika diskon tinuitas (kegagalan) suplai dapat
menyebabkan kematian

27
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

B. Istilah / pengertian peralatan listrik.


1. Generator:
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik
melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari
prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator.
Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana
suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas. Sedangkan genset (generator set)
merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik

Pada saat sumber PLN mengalami gangguan secara otomatis genset akan mengambil
alih supply PLN ke supply genset. Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kemba
li, maka unit alat tersebut secara otomatis akan mengembalikan suplai dari genset ke
PLN. Alat yang dapat mentransfer kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Auto
matic Main’s Failure (AMF).

Suplai energi listrik untuk rumah sakit ini menggunakan sistem 3 phasa dengan tegang
an suplai 220 / 380 V, sehingga perlu dilakukan pembagian kelompok beban, hal ini ber
tujuan untuk:

b. Menjaga keseimbangan beban pada tiap phasa.


c. Melokaslisir gangguan yang timbul dengan tidak mempengaruhi kerja sistem secara
keseluruhan.
d. Mempermudah dalam pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian dan perbaikan.

28
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

e. Jika ada gangguan pada satu kelompok, maka kelompok lain tetap tidak akan
terpengaruh gangguan tersebut.

Dalam tulisan ini, sebagai contoh misalkan daya total pada RS 400 KWatt, maka daya
untuk meningkatkan kenyamanan dan kehandalan sistem kelistrikan di RS ini, maka
suplai daya listriknya selain sumber listrik dari PLN juga dilengkapi dengan generator
listrik cadangan sebesar 400 KVA, genset ini mensuplai yang mempunyai total beban
300 KWatt, dengan pengoperasian atomatis.

2. UPS.
UPS merupakan singkatan dari Uninteruptible Power Supply. UPS memiliki pengertian
yaitu untuk memberikan suplai listrik ketika tegangan utama tidak berfungsi (terhenti,
pemadaman listrik). Jadi, UPS hanya akan berfungsi jika terjadi pemadaman listrik.
Artinya, UPS hanya sebagai cadangan.
UPS cukup berperan karena dapat memberi suplai listrik selama maksimal 30 menit.
waktu yang cukup singkat dapat dimanfaatkan untuk memberi kesempatan genset ber
operasi secara optimal.

a. Fungsi utama UPS:


1/. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada
listrik utama.
2/. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset
(sistem daya darurat) sebagai pengganti listrik utama.
3/. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan backup
data dan mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan shutdown sesuai
prosedur ketika listrik utama padam.
4/.UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi
perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh
sistem komputer berupa tegangan yang stabil.
5/. UPS dapat melakukan diagnosa dan manajemen terhadap dirinya sendiri sehingga
memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap
sistem.
6/. User friendly dan mudah dalam installasi.

b. Ruangan-ruangan yang harus dipasangi UPS antara lain : ruang operasi, ruang
perawatan intensif (ICU, NICU, PICU), dan ruang perawatan intensif khusus jantung
(ICCU).

3. Kebutuhan listrik RS sesuai standar adalah:


RSWK ( RS tingkat III = C ) mempunyai 185 TT, standart kebutuhan adalah 3 KVA /
TT, sehingga standart untuk RSWK = 3 KVA X 185 = 555 KVA.

C. Keadaan Pelistrikan RSWK saat ini.


1. PLN.
Untuk seluruh RSWK diberikan pagu oleh dinas ( TNI AD ) sebesar 305.000 watt.
Apabila penggunaannya melebihi pagu, ditanggung managemen RSWK.

2. RSWK.

29
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Telah memiliki 2 generator set (genset)sebagai back-up suplai utama (PLN)dengan daya
masing masing 165KVA dan 160 KVA.

Sumber daya listrik siaga adalah berupa diesel generator (Genset) dan harus disediakan
2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang pada masing-
masing unit. Genset dileng kapi dengan sistem AMF dan ATS.

Kekuatan Genset sudah memenuhi kebutuhan standar ( 555 KVA ) = 59%.

Gambar Genset 1 = 165 KVA

Gambar Genset 2 = 160 KVA

3. Genset (Generating Set Supply) RSWK bekerja 10 detik ketika listrik padam, 10 detik
sesudahnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa nyala kembali. Cara
kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah 20 detik ini ditopang oleh
AVR (Automatic Voltage Regulator). Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu sema
cam trafo jenis CT (Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan be
saran arus beban yang melaluinya (secara rangkaian seri).

4. Penangkal Petir, telah terpasang Merk Gent Tipe A 150 Radius Proteksi : 150 Meter

Penangkal Petir Gent Tipe A i50

30
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

5. Penggunaan tenaga listrik RSWK pada Kelompok 1E dan 2E:


a. KAMAR OPERASI: 6.325.watt.
b. ICU: 8.500.watt.
c. Hemodialise: 40.000. watt.
d. IGD: 900. watt
e. Poli Gigi; 1.840.Watt.
f. Poli Mata: 1.000. Watt.
g. Laboratorium Klinik: 5.000. watt.
h. Radiologi: 12.700.watt
i. Server Komputer ( SIM RS ): 3.150.watt.
j. CSSD: 9.900.watt.
k. Lain2: 10.000.watt.
Jumlah: 99.315.watt.

6. Jenis peralatan medis yang memerlukan tenaga listrik ( terlampir ).

D. Manajemen Pengelolaan Listrik.


Dibawah URDAL RSWK.

E. Dampak yang ditimbulkan akibat krisis Listrik di RSWK.


1. Rusaknya alat medis dan non medis yang menggunakan listrik.
2. Pengeluaran untuk bahan bakar solar ( genset 380 KVA = 40 l solar / jam ).

31
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

3. Pemeriksaan penunjang dan tindakan operasi yang tertunda.


4. Terganggunya cadangan air bersih.
5. Terganggunya pencucian linen, dapur.
6. Terganggunya pendaftaran dan pelayanan pasien.
7. Ketidak nyamanan diakhiri dengan ketidak puasan pasien.
8. KTD / KNC.

XI. PENDEKATAN FMEA.

Langkah - langkah dalam menerapkan FMEA :

A. Group kerja.
Ketua :
Wakil Ketua : Pa Urdal
Sekretaris : Bayu. S Phsy.

Anggota : 1. Komite Medis:


2. Ka Instal Rawat Jalan :
3. Ka Instal Rawat Inap :
4. Ka Instal Jang Med :
5. Ka Instal Jang Um :
6. Bag Har Wat Listrik :

B. Setting analisa.
1. Sumber utama daya Listrik PLN dengan pagu. Kelebihan pagu dibayar RSWK
rerata Rp 12.000.000. / bln.
2. Penggunaan Listrik pada lokasi 1E dan 2E.
3. Alat Medis yang menggunakan Listrik sudah dilengkapi dengan UPS dengan daya
selama maksimal 30 menit.
4. Mempunyai 2 set Generator masing masing kekuatan 165 KVA dan 160 KVA.
5. Diperlukan pemeliharaan dan perawatan Generator sesuai ketentuan.
6. RSWK sudah mempunyai penangkal petir untuk pengamanan radius 150 m.
7. Diperlukan Kebijakan & SPO menghadapi Listrik PLN mati.

C. Flow chart process dan fungsi kerja.


1. Alur pemikiran.

MULAI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK RSWK meliputi :


- Lab, Loundry, Dapur. Persyaratan Tehnis Pra
- Ra Jal, Ra Nap, Kantor. sarana Inst Elektrical RS
- IGD, ICU, IBS, HD. PERMENKES RI No: 2306
- Kamar Jenasah. /MENKES /PER/XI /2011.
- Angkutan.
- Musola.
32
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

PENGUMPULAN
DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


- PENGGUNAAN
LISTRK / BIAYA STUDI LITERATUR
PLN, DLL DATA INSTANSI
- DATA PASIEN
( JUMLAH TT )

ANALISA DATA

SUMBER CADANGAN
LISTRIK RSWK

PLN GENSET

2. Alur tehnis dilapangan.


- Urdal siapkan Spesifikasi Instalasi Listrik baik PLN maupun Genset.
- Personil Listrik laporkan pengukuran2 kekuatan terpasang & cadangannya.

D. Prioritas atas subjek yang akan dikembangkan.


1. Pembuatan dan pelaksanaan SPO pemeliharaan dan perawatan Instalasi Listrik
di RSWK.
2. Pembuatan dan pelaksanaan SPO pemeliharaan dan perawatan Generator.
3. Pengukuran daya dan respon time Generator, apakah sudah memenuhi
ketentuan.
4. Diperlukan Organisasi pemeliharaan dan perawatan Instalasi Listrik dan Gene
rator di RSWK.

E. Pengumpulan data

XII. FMEA.

33
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Diperlukan pemeliharaan dan perawatan Generator sesuai ketentuan, sehingga tidak


mengganggu proses pelayanan RSWK, terutama bila listrik PLN mati.

A. LANGKAH 1 & 2
BENTUK TIM

Ketua : PMKP
Wakil Ketua : Pa Urdal
Sekretaris : PMKP.

Anggota : 1. Komite Medis:


2. Ka Instal Rawat Jalan :
3. Ka Instal Rawat Inap :
4. Ka Instal Jang Med :
5. Ka Instal Jang Um :
6. Bag Har Wat Listrik :

Apakah semua area terkait sudah terwakili : - sudah

Apakah macam macam tingkat pengetahuan yang berbeda sudah terwakili Tim tersebut ?
- sudah

Tanggal dimulai : 20 Februai 2017 Tanggal dilengkapi : 21 Agustus 2017.

B. LANGKAH 3 A, B, C, D : ALUR PROSES

1 2 3

TAHAP I

GENERATOR ( RSWK ) PERALATAN MEDIS SOSIALISASI HAR &


MENCUKUPI UNTUK DAN NON MEDIS WAT GENERATOR
BACK UP PLN MATI SUDAH DILENGKAPI DENGAN PEMBUATAN
DENGAN
34 UPS SPO / KEBIJAKAN
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

SCOPE

1a. Studi Literarur. 2a. RSWK memiliki 3a. Ukur ulang kebu
Alkes yang kebanyak tuhan listrik total di
1b. Kebutuhan Listik
an sudah ada UPS. RSWK.
RSWK: ............
2b. RSWK punya 2 Ge 3b. Periksa ulang Insta
1c. Saat PLN padam, nerator yang sudah ter lasi Listrik pada lokasi
tanpa Generator seba hubung dengan lokasi yang memerlukan
gai cadangan dapat
yang memerlukannya. sesuai Indikasi.
timbul berbagai krisis.
2c. Diperkirakan kebu 3c. Siapkan Ahli listrik
1d. Pemadaman PLN tuhan listrik untuk RS yang kompeten.
sering tanpa pemberi WK masih belum tercu
tahuan kapan dan kupi cadangan Genset. 3d. Buat kebijakan /
berapa lama. SPO tentang operasio
2d. Diharapkan respon nal listrik Generator.
1e. Banyak RS sdh siap time Genset sesuai
kan Genset sebagai dengan peraturan 3e. Sosialisasikan dan
antisipasi. yang berlaku. laksanakan.

SCOPE

3. A. B. 3. C. D. E. 3. F. 3. G. H.

Disiapkan 2 Gen Siapkan tim ahli Buat kebijakan / Sosialisasikan


set dan instalasi untuk pemeriksa SPO pemelihara dan latihkan
nya ke lokasi an dan pengukur an , perawatan dalam
yang sudah an dan operasional menghadapi
terpasang. 35 Generator pemadaman PLN.
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

C. LANGKAH 4 A. Daftar kegagalan

Mode Kegagalan Mode Kegagalan Mode Kegagalan Mode Kegagalan

Kapasitas Genset Tim Ahli yang ter Kebijakan Harwat Tidak patuh pada
kurang . sedia kurang Genset dan SPO kebijakan dan
kompeten. belum tersedia SPO, sehingga ti
dak tercapai stan
SCOPE dar ketentukan

4. LENGKAPI FMEA
4.A. Penyusunan Template
4.B. Penyusunan Skor RPN
4.C. Menetapan Failure Mode
4.D. Menetapkan Effect, Causa & Detect ability
4.E. Menentukan Skor Consequenses, Likelihood, Detectability
5.F Menghitung RPN & Rangking

LANGKAH 4. TENTUKAN SEVERITY & PROBABILITY SETIAP PENYEBAB. DILANJUTKAN PADA


HAZARD MATRIX SCOR
RATING PROBABILITY
FREQUENT TERJADINYA BEBERAPA X DALAM 1 TAHUN
OCCASIONAL TERJADINYA BEBERAPA X DALAM 1 – 2 TAHUN
UNCOMMON KEMUNGKINAN TERJADI DALAM 2 – 5 TAHUN
REMOTE KEMUNGKINAN TERJADI DALAM 5 – 30 TAHUN

36
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

D. HAZARD SCORING MATRIX

SEVERITY
PROBABILITY

CATASTROPHIC MAYOR MODERATE MINOR


FREQUEN 16 12 8 4
OCCASION 12 9 6 3
UNCOMON 8 6 4 2
REMOTE 4 3 2 1

E. Langkah 4 B. Pohon Keputusan.

1.Apakah Hazard tersebut cukup sering ter


jadi dan gawat untuk tindakan pengendali
an ( Hazard Scor > 8 ) .

YA
2. apakah Failure tersebut akan memberi
kan failure di tingkat sistim ?

YA 4. Apakah Hazard ter


3. Apakah ada pengendalian yang efektif sebut cukup nyata
untuk Hazard yang teridentifikasi tersebut dan jelas sehingga ti
TIDAK
? dak diperlukan pe
ngendalian

5. Lanjutkan ke langkah 5 FMEA. TIDAK

F. Langkah 4 C. Risk Priority Number ( RPN )


4.C. RPN ( RISK PRIORITY
NUMBER

37
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Potensial effect Penyebab / Me Nilai 1 – 5


of failure kanisme gagal.
CONSEQUENCES

DETECTABILITY
1 = Segera terde

LIKELIHOOD
Nilai 1 – 5. Nilai 1 – 5. teksi.
Nilai 1= Insigni Jarang = 1. 5 = Tidak terde
fican Sering = 5. teksi
Nilai 5= Mayor

• Nilai yang menunjukan dimana posisi bahaya berada.


• Alat bantu menentukan prioritas.
• Merupakan hasil X dari Consequences X Likelihood X Detectabelity.

CONSEQUENCE

MINOR MODERAT MAYOR CATASTROPE


1 2 3 4
Kegagalan yang tidak Kegagalan dapat Kegagalan menyebab Kegagalan menyebab kan
mengganggu Proses mempengaruhi pro kan kerugian berat. kerugian besar.
pelayanan kepada ses dan menimbulkan
pasien. kerugian ringan.
Tidak ada cedera. Cedera ringan Ada cedera luas / be Kematian
Tidak ada perpan Ada perpanjangan rat. Kehilangan fungsi tubuh se
jangan hari rawat. hari rawat . Ada perpanjangan cara permanen ( sensorik,
hari rawat ( > 1 bln ). motorik, psykologi, intelek
tual ).
Operasi pada bagian /
orang yang salah.
Tertukarnya bayi.
Tidak ada cedera Cedera ringan. Cedera luas / berat. Kematian.
Tidak ada perawatan Ada penanganan / tin Perlu dirawat. Perawatan 6 staf.
Terjadi pada 1 – 2 dakan. Kehilangan waktu /
staf. Kehilangan waktu / kecelakaan kerja 4 –
kecelakaan kerja 1 – 6 staf.
2 staf.
Kerugian < Rp 1 Jt, Kerugian Rp 1 Jt – Kerugian Rp 10 Jt – Kerugian > Rp 50 Jt.
tanpa menimbulkan Rp 10 Jt. Rp 50 Jt.
dampak pada pasien.

F 1. Langkah 4 C. 1. Consequences = GENSET = Mayor = 4. INSTALASI = 3. KEBIJAKAN / SPO


=2

CONSEQUENCE

38
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

HEALTH IMPACT

ENVIROME
FINANCIAL

ORGANISS

REPUTASI
SERVICES

LEGAL
PATIENC

VISITOR
CONSEQUENCE

STAFF

N
CATAGORY

Serius 5 5 3 2 2 3 3 4 3
Mayor 4
Moderat 3
Minor 2
Insignifican 1

F2. Langkah 4 C. 2. Likelihood = GENSET, INSTALASI = Sering = 4. KEBIJAKAN / SPO = 2

LIKELIHOOD

Likelihood Score definition of Occurrences Score


Catagory
Rare Jarang terjadi ( setiap 5 – 30 thn ). 1
Unlikely Kadang – kadang ( setiap 2 – 5 thn ). 2
Possible Kejadian ( setiap 1 – 2 thn ). 3
Likely Kejadian beberapa X / thn. 4
Frequent Kejadian setiap minggu / bulan. 5

F3. Langkah 4 C. 3. Detectable = INSTALASI = Possible to detect = 3 GENSET = 4 KEBIJAKAN


/ SPO = 2

DETECTABILITY

DETECTABILITY CATAGORIES SCORE


Segera terdeteksi 1
Mudah terdeteksi 2
Memungkinkan terdeteksi 3
Sulit terdeteksi 4
Tidak terdeteksi sampai terlambat 5

F4. Langkah 4 D. 3. Menghitung RPN & Ranking

4 E. Menghitung RPN dan Ranking


Langkah Conse Likeli Detec RPN Ranking
Tenaga quensi hood ability
Ahli

39
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

INSTALASI 3 4 3 36 2

GENSET 4 4 4 64 1

JAK /SPO 2 2 2 8 3

F5. Langkah 4. C, D. Menilai Hazard Score dan list semua potensi penyebab mode kegagalan.
FORM FMEA

FMEA Langkah 4 – Analisa Hazard FMEA Langkah 5 – Identifikasi


Tindakan & Outcome
Modus SKORING Analisa Pohon Keputusan
Kegagal Tipe
Kegawatan

Probabilitas

gal lemahan
Poim ung

trol/kendali
Adakah Kon
an: POTEN Tindak Tindak

Yang Bertang
Evaluasi SI an an /

Gung Jawab

Manajemen
Dukungan
Outcome
Nilai Hazard

Apakah mu

Ukuran
dh deteksi

awal PENYE (Kontr Alasan


Modus BAB Proses ? ol teri untuk
Kegagal ma menga
an Elimina khiri
sebabka si )
n
Genset Kon Tidak Listrik Ur Ya
MAYOR

Kadang

12 Tdk Tdk Ya trol ada tercu dal


kupi

G. Langkah 5. – Re-disain proses / disain kontrol.

RE-DISIGN PROSES / DISIGN KONTROL

40
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

Potensial Failure Potensial Effect of Potensial Causes / Current design control

Rangkin
PRN
Model failure Mechanisme of gaps
failure

GENSET Macet, tidak optimal Salah pemelihara Kebijakan, SPO 64 1


an
INSTALASI Konslet / Hubungan Spesifikasi alat. Ganti ahlinya. 36 2
pendek ). Profesionalism.
Tidak sesuai peraturan (
SNI ).
JAK / SPO Tidak dilaksanakan. Genset tidak Laksanakan Jak / SPO 8 3
optimal

Consequence

Detectability
Target

Likelihood
Recommended PIC Completion Action

PRN
Action date

GENSET Urdal AGUSTUS 2017 Model terbaru 4 4 4 64


INSTALASI Urdal AGUSTUS 2017 SNI yg sesuai 3 4 3 36
JAK / SPO Urdal AGUSTUS 2017 Buat dan 2 2 2 8
Laksanakan

XIII. KESIMPULAN & REKOMENDASI.


A. KESIMPULAN.

1. GENSET.
Kapasitas Genset RSWK telah mencukupi untuk Darurat Listrik. Standar adalah
40% kebutuhan, sementara RSWK = 59%.

2. INSTALASI.
Diharapkan sudah sesuai dengan PUIL 2000. Secara khusus akan ditulis pada kesem
patan lainnya.

3. KEBIJAKAN / SPO.
a. Diharapkan Ka RSWK segera mengeluarkan tentang kebijakan pelistrikan di
RSWK dengan tulisan ini sebagai salah satu acuannya.
b. Diharapkan Ka RSWK menandatangani SPO Pemeliharaan dan Perawatan
Generator di RSWK.

B. REKOMENDASI.

41
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017

1. Penyempurnaan rumah Genset dengan perhatian khusus pada:


1. K3.
2. Bahaya Kebakaran.
3. Gas Beracun CO2.
4. Kebisingan.
5. Getaran.
6. Keamanan.
2. Pelaksanaan Kebijakan dan SPO tentang Harwat Genset dengan cara:
1. Sosialisasi.
2. Pelatihan kondisi darurat listrik.
3. Lengkapi personil yang profesional dibidang Listrik dan Genset.
4. Pemeriksaan secara rutin seperti pada ronde keselamatan
pasien.

XIV. PENUTUP.

Demikian telah ditulis tentang FMEA tentang Siaga Genset RSWK dalam menghadapi
Siaga maupun Darurat Listrik.
Masukan dan saran sangat diharapkan demi perbaikan FMEA ini.
Secara sederhana FMEA adalah “ sedia payung sebelum hujan”.

42

Anda mungkin juga menyukai