I. PENDAHULUAN.
Sebagai tindak lanjut FMEA RSWK 2017 dalam tulisan ini memberikan bahan pertimbangan
pada pimpinan RSWK untuk penyempurnaan rumah Genset yang perhatian pada (1-6).
C. Tertib Urut.
1. Pengantar.
2. Daftar isi.
3. Pendahuluan.
4. Landasan pemikiran rumah Genset.
5. Kesimpulan & Saran.
6. Penutup.
D. Referensi.
1. Peraturan Perundangan K 3 Listrik. Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja.
Ditjen Pengawasan Ketenagakerjaan DEPNAKERTRANS. 2013.
2. PERMENKES No 2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RS.
3. Bacaan lain yang terkait.
A. UMUM.
1
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
3. Exhaust Sistem
Sistem pembuangan harus meminimalkan pembatasan knalpot. Pembatasan Exhaust harus
benar untuk memastikan pengoperasian mesin yang tepat.
Tekanan gas buang (inci Hg). Sistem pembuangan harus sesingkat dan memiliki beberapa
tikungan mungkin. Mesin knalpot harus diarahkan jauh dari yang diduduki bangunan, jen
dela dan pintu. Untuk alasan estetika, mempertimbangkan penempatan knalpot dalam
kaitannya dengan bangunan.
Selama periode waktu, endapan karbon gas buang akan cenderung menumpuk pada setiap
dinding di dekatnya atau struktur.
Perhatian juga harus diberikan untuk knalpot suara dalam memilih penem patan sistem
pembuangan jika Genset didinginkan dengan mesin yang dipasang radiator, dan udara yang
cukup dibawa ke dalam dari ruangan untuk memenuhi persyaratan radiator pendingin.
4. Syarat bangunan/ruang
a. Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendam air.
Ruang penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHB utama
atau dipisahkan dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB
keadaan darurat utama membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk mengha
dapi kebocoran yang berbahaya dari bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem
penampungan dan saluran pembuangnya.
Jalan ke luar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan
baru di kawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk
memperkecil akibat buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat
digunakan.
b. Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan kons
truksi tahan api yang memenuhi syarat.
Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem
darurat ini dan pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah
tembok maka ketentuan tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
c. Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan.
2
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Semua pintu harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa
menutup sendiri.
B. LOKASI.
Lokasi Genset I dekat masjid, sudah tepat dengan pertimbangan dekat dengan
pemakaiannya, mudah pengawasan.
Lokasi Genset II dipertimbangkan untuk dipindah kelokasi baru dengan alternatif;
1. Diutara Ruang Pertemuan dengan berbatasan Lapangan Golf: ( Lampiran ).
a. Keuntungan:
1/ Resiko keamanan terhadap bahaya keracunan kecil.
2/ Suara dan vibrasi minimal.
b. Kerugian:
1/ Pengamanan / Pengawasan barang sulit.
2/ Jauh dari area penggunaan.
2. Disebelah timur berbatasan dengan Genset I.
C. UKURAN RUANG.
3
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
D. Ruang generator harus dilindungi memiliki ventilasi yang baik dan pendinginan.
Hal ini disiasati dengan membuat jendela jeruji yang cukup luas.
E. Lokasi penempatan genset 2 ( sementara masih dekat dengan Bekum ): dicarikan tempat
baru dengan 2 alternatif.
a. Sebalah timur Bekum utara Aula berdekatan dengan lapangan Golf. ( lampiran ).
1. Keuntungan: jauh dari objek terdampak.
2. Kerugian : jauh dari pengamanan dan pengoperasian.
perlengkapan / peralatan diperlukan 2 Unit ( misal pemadam
kebakaran, drum cadangan BBM ).
4
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Agar dapat memastikan bahwa generator terpasang dengan benar, mengutamakan keselamat an
pemakai, ramah lingkungan, dan tahan lama.
Yang harus diperhatikan dalam instalasi :
*Perencanaan Site
*Ukuran Ruang
* Ruang generator harus dilindungi memiliki ventilasi yang baik dan pendinginan.
Tulisan ini sebagai saran dan pertimbangan untuk Pimpinan RSWK dalam menetukan tempat rumah
Genset 2 RSWK.
IV. PENUTUP.
Demikian telah ditulis Tindak Lanjut Siaga Genset FMEA RSWK 2017.
&&&&&
Dr B Prayoga Sp B. FINACS
NPV 21.183.068.
5
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
6
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Dalam merencanakan instalasi genset yang khususnya terhadap kemampuan daya genset,
penghantar, pengaman dan kontaktornya.
Sebaiknya perlu direncanakan, diperhitungkan dan dianalisa dengan cermat, agar hasil yang
diinginkan lebih maksimal.
2. Untuk memasang genset sebagai back-up cadangan utama sebaiknya berdasarkan keseluruhan
total beban yang digunakan dari trafo.
3. Untuk dimensi ruangan genset sebaiknya menggunakan spesifikasi dimensi ruangan yang telah
ditentukan. Ruangan yang dibuat menggunakan sirkulasi dan peredam suara, agar ada pergantian
udara dan tidak terlalu bising.
7
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
8
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
darurat ini dan pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah
tembok maka ketentuan tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
8.21.2.3 Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua
pintu harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup
sendiri.
Luas bangunan bergantung pada susunan dan ukuran perlengkapan yang bergantung pada
kapasitas sistem. Harus tersedia jarak sekurang-kurangnya ¾ m sekitar perlengkapan guna
perawatan perlengkapan.
8.21.2.4 Ventilasi udara harus diatur sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir
sehingga suhu mesin tidak naik melampaui batas suhu kerja bila mesin beoperasi terus
menerus. Ujung saluran di tembok sebelah luar tidak boleh berjarak kurang dari 3 m dari
lubang-lubang terbuka atau gedung di sebelahnya.
8.21.2.5 Perlengkapan pemadam api
Harus disediakan perlengkapan pemadam api manual yang dapat mencakup ruang tersebut.
8.21.2.6 Lampu untuk pelayanan darurat
Harus ada lampu yang dinyalakan oleh baterai yang terpisah dari baterai untuk keperluan
asut maupun keperluan kendali. Kapasitas baterai harus sekurang-kurangnya dapat
menyalakan lampu yang bersangkutan selama 30 menit.
9
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok di atas atau di dekat mesin,
untuk mengingatkan kemungkinan asutan yang tiba-tiba dapat membahayakan orang yang
berada di sekitarnya.
Contoh kata peringatan adalah :
Awas Bahaya
Mesin Dapat Hidup Sendiri
Jangan Dekat-dekat
10
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
dan Hour Counter Meter ) berfungsi dengan baik pada saat mesin keadaan hidup.
III. CARA MEMATIKAN DIESEL 1 GENSET
IV. PEMELIHARAAN
asi (6 bulan)
11
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
bah )
-S-T-N terpasang dengan benar dan kuat ke pemakaian
->)
dan Hour Counter Meter ) berfungsi dengan baik pada saat mesin keadaan hidup.
III. CARA MEMATIKAN DIESEL 1 GENSET
IV. PEMELIHARAAN
ar 50 jam pertama, selanjutnya tiap 200 jam operasi (6 bulan)
tahun sekali)
12
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Note : Untuk lebih jelasnya lihat buku petunjuk mesin (Operation Manual Book)
ENGINEERING SUPPORT SYSTEM
AIRNAV CABANG SURABAYA
Rumah Genset direncanakan dibuat sedekat mungkin dengan ruangan khusus listrik ( Electrical
Room ), hal ini diambil berdasarkan pada pertimbangan terhadap tersedianya ruangan kosong yang
masih memungkinkan untuk pemasangan genset disamping pertimbangan terhadap besarnya biaya
yang diperlukan untuk pembangunan ruang genset baru ( diluar / jauh ) dari ruang listrik yang telah
ada.
Dalam pelaksanaannya dengan memanfaatkan ruang yang tersedia di ruang listrik adalah sebagai
berikut :
a. Pembuatan ruangan genset cukup dengan membuat sekatan dengan pasangan bata dengan sloop
dan kolom praktis sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
b. Pembuatan pondasi genset dengan ukuran sesuai kebutuhan dan pemasangan anker baut untuk
mesin diesel genset..
c. Penyediaan dan pembuatan saluran kabel ( Cable Trench ) pada lantai rumah genset , dari panel
genset ke SDP ( Sub Distribution Panel ) di ruang panel LVMDP. Dilengkapi tutup saluran kabel yang
terbuat dari plat bordes tebal 5 mm ukuran saluran kabel adalah : lebar = 400 mm; dalam saluran =
600 mm
13
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Pengencangan anker baut disertai dengan penyetelan dan pengecekan level kelurusan dudukan
mesin serta kelurusan antara mesin diesel dengan genset ( aligment ) untuk mendapat kelurusan
antara putaran mesin dengan genset.
Setelah dudukan dan setelan mesin dengan genset dinyatakan baik dan laik operasi, dilanjutkan
dengan pemasangan kelengkapan mesin diesel berupa :
a. Pemasangan dudukan / gantungan / support knalpot dan saringan ( silencer ).
b. Pemasangan pipa knalpot dan saringan dari mesin sampai keluar atau samping bangunan / rumah
genset, kemudian pipa knalpot diturunkan dan dimasukkan ke peredam suara yang dibuat dan
disediakan diluar / disamping bangunan rumah genset.
c. Pemasangan asbes kain atau asbes tambang disepanjang pipa knalpot sebagai peredam / penahan
panas.
3.3.3. Pemasangan Panel AMF / ATS dan Sub Distribution Panel / SDP
Pekerjaan pemasangan panel AMF/ATS dapat dilaksanakan setelah pemasangan mesin diesel genset
atau dapat juga dilaksanakan bersama-sama dengan pemasangan mesin diesel genset. Penempatan
panel AMF/ATS dipasang berdekatan dengan genset ( dalam R. Genset ) hal ini untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pengoperasian genset dan sistem kerja panel
AMF/ATS. Sedangkan SDP ( Sub Distribution Panel ) dipasang berdekatan / berdampingan dengan
panel utama ( LVMDP ) karena pengambilan dan pengalihan tegangan didistribusi dari LVMDP
dengan sistem penyambungan antara beban keseluruhan yang dilayani dari sumber PLN dan beban
yang memerlukan energi cadangan dimana ketika catu daya PLN mati / gangguan, beban ini tidak
boleh berhenti terlalu lama dan diharapkan dapat beroperasi secara kontinyu.
3.3.5 Pengujian / Pengetesan genset dan system instalasi genset Pengujian / pengetesan genset
adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah genset yang dipasang dapat beroperasi sebagaimana
yang semestinya; memiliki tegangan output / keluaran sesuai dengan yang dikehendaki ; mensuplai
daya sesuai dengan yang tertera pada name plat dan sebagainya.
Untuk mengetahui kemampuan sebuah genset dalam mensuplai daya listriknya dapat dilakukan
dengan 2 ( dua ) cara pengetesan yaitu antara lain :
1. Pengetesan dengan menggunakan beban semu ( Dummy Load Test )
14
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
2. Pengetesan dengan menggunakan beban nyata ( ke mesin-mesin listrik dan lampu-lampu yang
telah ada / terpasang )
a) Pengetesan dengan beban semu biasanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana beban
yang ada pada tempat tersebut belum siap dioperasikan ( diberi tegangan ) atau ditempat tersebut
belum ada beban yang akan dilayani atau memang genset diperuntukkan hanya sewaktu-waktu
dengan beban yang belum jelas dan bisa berubah-ubah atau operasional beban yang sudah ada
tidak dapat diganggu.
Dalam pelaksanaannya dummy load test ini menggunakan peralatan-peralatan test sebagai berikut :
_ Kabel power, biasanya dipakai kabel NYY tipe tunggal ( Single Core ) sebanyak 4 ( empat ) potongan
untuk R, S, T & N. masing-masing ± 15 meter. Luas penampang kabel disesuaikan dengan beban
maksimum test 3.3.5 Pengujian / Pengetesan genset dan system instalasi genset Pengujian /
pengetesan genset adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah genset yang dipasang dapat
beroperasi sebagaimana yang semestinya; memiliki tegangan output / keluaran sesuai dengan yang
dikehendaki ; mensuplai daya sesuai dengan yang tertera pada name plat dan sebagainya.
Untuk mengetahui kemampuan sebuah genset dalam mensuplai daya listriknya dapat dilakukan
dengan 2 ( dua ) cara pengetesan yaitu antara lain :
1. Pengetesan dengan menggunakan beban semu ( Dummy Load Test )
2. Pengetesan dengan menggunakan beban nyata ( ke mesin-mesin listrik dan lampu-lampu yang
telah ada / terpasang )
a) Pengetesan dengan beban semu biasanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana beban
yang ada pada tempat tersebut belum siap dioperasikan ( diberi tegangan ) atau ditempat tersebut
belum ada beban yang akan dilayani atau memang genset diperuntukkan hanya sewaktu-waktu
dengan beban yang belum jelas dan bisa berubah-ubah atau operasional beban yang sudah ada
tidak dapat diganggu.
Dalam pelaksanaannya dummy load test ini menggunakan peralatan-peralatan test sebagai berikut :
_ Kabel power, biasanya dipakai kabel NYY tipe tunggal ( Single Core ) sebanyak
4 ( empat ) potongan untuk R, S, T & N. masing-masing ± 15 meter. Luas penampang kabel
disesuaikan dengan beban maksimum test
V. LANDASAN PEMIKIRAN
VI. Bahaya yang terjadi pada ruang genset antara lain adalah kebakaran, kebisingan
yang beresiko pada tulinya para pekerja, bahaya ledakan dari genset, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, bahaya debu dan asap, getaran serta
suhu yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
Banayak cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya yang
ditimbulkan dari ruang genset. Misalnya, untuk mengurangi bahaya kebisingan
yang ditimbulkan dari genset maka dinding dari ruangan genset perlu dilapisi
dengan isolator khusus sehingga dapat meredam suara bising yang ditimbulkan
dari genset. Dengan meredam suara bising yang ditimbulkan genset tersebut
maka bahaya dan resiko dari rusaknya pekerja dapat dicegah dan dikurangi.
Pada umumnya penanggulangan bahaya kebisingan adalah :
• Terhadap sumbernya
- Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi
- Substitusi alat
• Terhadap penerimanya
- Pemasangan alat pelindung telinga
15
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Selain bahaya tersebut diatas mesin genset juga menghasailkn asap yang
berbahaya serta debu. Untuk itu pada pada ruang genset harus dilengkapi
dengan cerobong pembuangan asap serta alat penghisap debu. Cerobong
penghisap asap tersebut harus menjulang tinggi sehingga tidak membahayakan
masyrakat sekitar.
Getaran pada ruang genset juga membahayakan pekerja. Penanganan yang
harus dilakukan yaitu misalnya dengan memasang alat peredam dari getaran.
Untuk pengawasan jarak jauh maka diperlukan kamera CCTV dan acces control,
sehingga pengawasan dapat dilakukan setiap waktu untuk meminimalisasi
bahaya di ruangan tersebut.
Ruang genset harus selalu bersih dan rapi dari semua pengotor yang dapat
timbul diruang genset seperti debu maupun pelumas dari genset itu sendiri.
Untuk debu maka dalam ruangan genset harus terpasang alat penghisap debu.
Selain itu juga perlu dilakukan pembersihan secara berulang untuk menjaga
kebersihan dari ruang genset itu sendiri.
Untuk perawat dari alat yang ada diruang genset sendiri misalnya adalah
perawatan genset. Agar genset dapat bertahan lama perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
- Pastikan selalu mengganti oli mesin yang sesuai dengan petunjuk yang ada
buku pedoman
- Untuk pemakaian yang agak jarang, pemanasan mesin genset bisa dilakukan
16
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
setiap satu minggu sekali. Agar sirkulasi oli dalam ruang mesin tetap terjaga.
- Gunakan genset sesuai dengan kapasitas standard yang diajukan
Dengan perawatan yang teratur maka genset akan awet dan dapat bekerja
secara maksimal.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada
pimpinan direktur rumah sakit
2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air
bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset, dan Lift Elevator
4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
6. Pengukuran dan kalibrasi.
7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
8. Rujukan perbaikan
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja
Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-instalasi terkait, sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
FUNGSI:
JAM PELAYANAN
IPSRS diwajibkan untuk melakukan jam kerja Shift, yaitu :
Karena pelayanan IPSRS 24 jam/ sehari tanpa putus termasuk hari libur minggu dan hari besar
nasional, maka perlu diatur komposisi teknisi yang masuk pada shift pagi, siang dan malam.
Sangat dipertanyakan bila ada kekosongan jadwal jaga karena hari libur nasional dan absen ijin
teknisi karena jumlah ketenagaan yang terbatas. Intinya tidak boleh ada kekosongan jadwal jaga.
17
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Hal-hal yang sensitif seperti menyangkut keselamatan jiwa pasien juga sangat perlu diperhitngkan,
misalnya masalah suplai listrik. Bayangkan saja jika dalam suatu operasi tiba-tiba listrik mati. RS yang
berstandar internasional haruslah memiliki minimal satu generator pembangkit listrik sendiri.
Generator ini secara otomatis langsung men-cover seluruh kebutuhan listrik rumah sakit jika listrik
mati mendadak. Kalaupun tidak bisa secara otomatis, itupun sudah ada standar jeda waktu yang
diperbolehkan.
Di Lebanon misalnya, akreditasi disana mensyaratkan lag timenya hanya berkisar 30 detik. Untuk
setiap ruangan pun harus di pasang detector asap dan peralatan pemadam kebakaran sehingga
resiko kebakaran dapat dicegah sejak dini.
18
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
tenaga untuk kamar operasi di rumah sakit, sistem alarm kebakaran, proses industri yang bila aliran
listrik terputus dapat menyebabkan bahaya yang serius, komunikasi dan hal lain yang sejenis.
Ruang lingkup
Pasal ini mengatur sistem penyediaan tenaga listrik dan instalasi untuk keadaan darurat suatu
bangunan yang klasifikasi tegangannya termasuk tegangan rendah a.b. Ketentuan ini tidak berlaku
untuk pelayanan dengan keandalan amat tinggi atau suplai tanpa putus (misalnya rumah sakit).
Sumber tenaga listrik yang ditetapkan adalah generator dengan penggerak mula mesin diesel atau
turbin gas. Ketentuan ini mengatur kebutuhan pada pusat pembangkitan dan perlengkapan
penunjang, menetapkan besarnya pembebanan untuk keadaan darurat, sistem proteksi di dalam
gedung.
Syarat bangunan/ruang
1. Lokasi
Perlengkapan tidak boleh diletakkan pada daerah yang memungkinkan terendam air. Ruang
penempatan generator dan PHB-nya sebaiknya terpisah dari ruang PHB utama atau dipisahkan
dengan dinding tahan api, dengan masing-masing pintu masuk. PHB keadaan darurat utama
membutuhkan juga tempat/ruang yang terpisah. Untuk menghadapi kebocoran yang berbahaya dari
bahan bakar atau air, sebaiknya disediakan sistem penampungan dan saluran pembuangnya.
Jalan ke luar masuk diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertutup oleh bangunan baru di
kawasan tersebut. Harus dilakukan tindakan dan penyediaan sarana untuk memperkecil akibat
buruk dari suara dan asap ketika pusat pembangkitan darurat digunakan.
2. Konstruksi bangunan
Ruang harus tahan kerusakan dan terpisah dari bagian gedung lainnya dengan konstruksi tahan api
yang memenuhi syarat.
Tidak boleh ada pipa pelayanan lain yang masuk ke ruang ini selain pipa untuk sistem darurat ini dan
pipa proteksi terhadap api. Jika perlu untuk menembus atau memecah tembok maka ketentuan
tahan api dan tingkat kebisingan arus tetap terpenuhi.
3. Kebutuhan ruang
Pintu ke luar masuk bangunan instalasi harus disesuaikan untuk keperluan pemasangan
perlengkapan, pemeliharaan dan penggantian bagian perlengkapan jika diperlukan. Semua pintu
harus membuka ke luar dan sebaiknya dilengkapi dengan alat yang bisa menutup sendiri.
Generator darurat
1. Kapasitas beban
Generator darurat harus dapat memenuhi beban sebagai berikut:
a) Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan perlengkapan pengasut yang
memerlukan pengisian.
b) Lif keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lif hanya satu lif yang bekerja.
c) Daya yang digunakan untuk menurunkan lif.
d) Kipas untuk mengisap asap.
e) Pompa air untuk sistem pemadam kebakaran saat terjadinya kebakaran.
19
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
2. Beban tambahan
Beban yang tidak tercakup di atas dapat disambungkan tanpa perlu menambahkan kapasitas
pembangkit, kalau tersedia fasilitas untuk memutus beban-beban ini pada saat pembangkit
mencapai beban penuh. Pengendalian ini harus otomatis kecuali kalau pusat pembangkit berada di
bawah pengawasan terus-menerus.
3. Urutan asut
Untuk pemasangan yang ekonomis penyambungan perlengkapan listrik sebaiknya berurutan sebagai
berikut:
a). Lampu darurat (menyala dalam waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku)
b). Pompa air sprinkler
c). Sistem ventilasi (jika diperlukan) yang direncanakan untuk mengisap asap
d). Lif (jika ada)
e). Daya untuk pompa booster air
f). Beban lain
20
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
tertutup atau terbuka. Pipa bahan bakar harus dilindungi terhadap panas yang berlebihan dan
terhadap kerusakan mekanik.
2. Sistem pembuangan gas
Setiap sistem pembuangan gas harus dilengkapi dengan peredam dan sistem pipa atau cerobong
untuk membuang semua gas ke luar bangunan, cukup jauh dari jendela atau cerobong pemasukan
udara ke bangunan itu sendiri atau ke bangunan di sebelahnya.
Semua pipa dan alat sambung pipa, jika perlu harus dilindungi secukupnya agar terlindung dari
bahaya kebakaran.
3. Pendingin
Setiap penggerak utama jika mungkin harus mempunyai sistem pendingin tersendiri, baik pendingin
air maupun pendingin udara. Sistem pendingin tersebut tidak boleh bergantung pada sumber dari
luar, termasuk sumber airnya.
4. Pemasangan
Untuk memperkecil pengaruh getaran mesin, setiap mesin dapat dilengkapi peredam yang dipasang
pada pondasi yang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
5. Peringatan bahaya
Harus dipasang tanda peringatan pada tempat yang menyolok di atas atau di dekat mesin, untuk
mengingatkan kemungkinan asutan yang tiba-tiba dapat membahayakan orang yang berada di
sekitarnya.
6. Pengasutan penggerak utama
Setiap penggerak utama harus dilengkapi dengan sistem pengasut, yang terdiri atas penyimpan
energi dengan perlengkapan pengisinya yang otomatis.
Harus disediakan perlengkapan hidrometer, manometer dan semacamnya dalam ruang mesin untuk
memudahkan pemeriksaan tingkat isi sumber energi.
Baterai untuk pengasutan harus ditempatkan dekat dengan motor pengasut dengan tata letak yang
akan menghindarkan percikan asam pada perlengkapan yang vital.
Kendali
1. Fungsi otomatis
Sistem kendali harus menjalankan suplai listrik darurat secara otomatis termasuk memantau
bekerjanya sistem pengasutan, menerima isyarat tegangan suplai, mengasut sistem pembangkitan,
memantau tegangan generator, mengalihkan beban, memantau proteksi, memutuskan beban dan
mematikan sistem pembangkitan. Bekerjanya perlengkapan pengisi energi, pengasut, dan semua
fasilitas pemanas mesin, harus senantiasa diawasi agar dapat diketahui bahwa sirkitnya berfungsi
dengan baik.
2. Alarm
Semua alarm dan sinyal harus terlihat pada panel generator dan diperluas ke tempat pusat
pengawasan, jika ada.
3. Pelayanan manual
Harus ada pengasut manual yang dipasang di penggerak utama dan dapat membuka solenoid bahan
bakar dan menjalankan mesin, terpisah dari sirkit kendali otomatis. Harus dipasang peringatan yang
jelas, yang menyatakan bahwa bila dijalankan secara manual, mesin terlepas dari pemantauan
proteksi otomatis, jadi harus tetap diawasi.
4. Konstruksi
Semua relai, dan gawai kendali harus dipasang dalam kotak tidak mudah terbakar dan dilindungi
terhadap debu dan gas. Relai yang dapat dicabut harus mempunyai pegangan yang kokoh, kalau
tidak maka relai itu harus dipasang tegak untuk mencegah terlepas karena getaran.
5. Catu daya
Kendali, alarm dan sinyal dapat menggunakan baterai tersendiri dan catu daya atau disuplai dari
sistem baterai pengasut jika dirancang khusus dan diuji untuk dapat bekerja pada keadaan tegangan
terminal yang rendah pada pengasutan dingin. Semua baterai harus ditempatkan menjadi satu.
21
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
6. Pencegahan
Harus diusahakan agar sakelar kendali tidak mudah dicapai, dengan cara mengunci ruang, dan
kuncinya disimpan dalam kotak di dekat pintunya, yang kacanya mudah dipecahkan.
7. Hubungan paralel beberapa generator
Jika diperlukan lebih dari satu generator, dianjurkan agar beban darurat dibagi dalam bagian-bagian
yang terpisah sehingga generator tidak dipasang paralel. Tetapi untuk operasi yang ekonomis,
dibolehkan pengaturan sakelar untuk menyatukan beban dan menghubungkan paralel beberapa
generator.
8. Instrumen
Harus ada beberapa instrumen untuk memperlihatkan keadaan kerja penggerak utama (seperti
tekanan minyak pelumas, suhu air dan atau udara pendingin), ukuran persediaan bahan bakar,
jumlah jam kerja, besaran generator (termasuk frekuensi, tegangan, arus sesaat dan beban
maksimum yang diperkenankan untuk operasi dalam jangka waktu 15 menit), arus pengisian dan
pemakaian baterai.
9. Penyambungan ke luar
Jika mesin dipasang dengan menggunakan dudukan fleksibel, maka seluruh penyambung ke mesin
harus menggunakan perlengkapan yang fleksibel pula (termasuk sambungan pipa bahan bakar,
kabel, udara buang, dan lain-lain).
10. Petunjuk operasi
Petunjuk operasi dengan rincian cara pemeliharaan harus dipasang dalam ruang generator dengan
bingkai yang berkaca. Buku harian harus pula ada dalam ruang tersebut atau dijelaskan di dalam
petunjuk pemeliharaan dan tempat penyimpanannya.
Sistem kendali
22
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Dalam hal sistem PHB ganda dalam gedung bertingkat banyak, penerangan darurat harus dapat
dinyalakan dengan gawai pengindera yang dipasang pada setiap sirkit cabang, dan kegagalan pada
suatu sirkit cabang tidak boleh menyebabkan dalam seketika tanpa penerangan darurat.
VIII. PENUTUP
23
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
IX. PENDAHULUAN.
A. UMUM.
Banyaknya kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sebenarnya dapat dicegah di rumah
sakit telah lama menjadi pusat perhatian, di Amerika the Joint Comission on Accredit
ation of Health Organization (JCAHO) mewajibkan RS untuk melakukan setidaknya
satu Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) setiap tahun untuk dapat mengidenti
fikasi berbagai upaya pencegahan.
Failure mode and effects analysis (FMEA) merupakan suatu teknik yang digunakan un
tuk perbaikan sistem yang telah terbukti dapat meningkatkan keselamatan. FMEA
merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis, dan proaktif yang digunakan untuk
mencegah permasalahan dari proses atau produk sebelum permasalahan tersebut
muncul/terjadi.
Peralatan RS sebagian besar menggunakan listrik sebagai sumber operasionalnya dan pada
alat yang modern sudah disiapkan baterai sebagai cadangan sementara.
Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung,
yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Di Indonesia dalam dunia tek
nik listrik aturan yang ada antara lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
Maka dari itu perencanaan sistem istalasi listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu
pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang
Ketenaga Listrikan 2002. Pada RS biasanya membutuhkan energi listrik yang cukup besar,
oleh karena itu pendistribusian energi listriknya harus diperhitungkan sebaik mungkin agar
energi lisrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perencanaan sistem instalasi listrik RS ini selain disuplai dari PLN juga akan menggunakan
suplai genset sebagai daya cadangan ketika sumber dari PLN mengalami gangguan.
Genset sering digunakan oleh RS dan industri yang mempercayakan sumber daya yang
mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial
menghasilkan listrik.
Untuk suplai genset dapat dioperasikan secara otomatis. Kapasitas genset disesuaikan
dengan tipe RS tersebut.
24
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
C. Ruang lingkup.
Redisign cadangan listrik di RSWK, bila aliran PLN padam.
D. Tertib urut.
1. Pengantar.
2. Daftar isi.
3. Pendahuluan.
4. Landasan pemikiran & kebutuhan Listrk di RSWK.
5. Pendekatan FMEA
Langkah - langkah dalam menerapkan FMEA :
a. Group kerja.
b. Setting analisa pada group kerja.
c. Flow chart process dan fungsi kerja.
d. Prioritas atas subjek yang akan dikembangkan.
e. Pengumpulan data.
f. Analisa data
g. ‘RISK RATING = RPN’
h. Tindak lanjut perbaikan untuk mengurangi resiko dan menambah
manfaat.
6. Kesimpulan dan saran.
7. Penutup.
E. Referensi.
1. PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS C DEPARTEMEN
KESEHATAN RI SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN
KESEHATAN TAHUN 2007.
2. PERMENKES No 2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RS.
3. PEMBUATAN SISTEM CATU DAYA DENGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE UNTUK RUANG
PERTE MUAN GEDUNG-71 R.Enggar Timbul Santosa, Maradu Sibarani, Suripto, Rahmad
Widodo Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd.71, Lt.2 Serpong
4. Factors to consider when running generators with UPS systems. Alan Luscombe.
25
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
X. LANDASAN PEMIKIRAN
A. Pengertian.
1. Umum.
Permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan pasokan tenaga listrik emergency/genset
untuk RS mulai menjadi perhatian setelah frekwensi pemakaian dan kebutuhan daya listrik
bertambah yaitu berupa peralatan medis, laboratorium, Kamar Operasi, ICU, Hemodialisa,
Radiologi, Computer ( SIM RS ) dan lain lain yang memerlukan sumber daya listrik, walaupun
hampir semua peralatan medis yang canggih sudah dilengkapi dengan UPS ( Uninterruptible
Power Supply ) yang dapat diandalkan sampai 30 menit. RSWK tentu menginginkan pelayan
an yang terbaik untuk pasien, pelanggan, internal ( medis dan paramedis ) external, teruta
ma dalam kontinyuitas pasokan daya listrik, mengingat sering terjadinya pemadaman listrik
PLN baik yang diumumkan sebelumnya, apalagi tanpa pemberi tahuan. Hal ini apabila tidak
diantisipasi dengan segera, jelas akan meng ganggu aktivitas operasional RSWK.
Beberapa kejadian pemadaman listrik PLN yang tidak diantisipasi diluar RSWK dapat membe
rikan KTD / KNC , serta rusaknya peralatan medis yang sangat vital, memberikan dampak ke
tidak puasan pasien.
Untuk mengantisipasi kondisi seperti itu maka rancangan panel Ats-Amf yang dapat mem
berikan proteksi/pengaman terhadap genset yang diken dalikannya perlu direalisasikan.
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan
sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat
sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya.
Sedangkan ATS (Automa tic Transfer Switch ) merupakan pelengkap dari AMF ( Automatic
main failure) dan bekerja secara bersama-sama.
RSWK sudah menyiapkan 2 set genset untuk antisipasi pemadaman listrik PLN, sehingga per
masalahan yang harus selalu diingatkan / dilatihkan adalah pemeliharaan dan perawatan
genset agar dapat terwujudnya Instalasi listrik yang berkualitas sesuai fungsinya, andal,
efisien serasi dan selaras dengan lingkungan demi terselenggaranya fungsi prasarana
Instalasi Listrik RSWK yang menjamin keselamatan , kesehatan, kenyamanan, penggunanya
di RSWK ( Permenkes No 2306/Menkes/Per/XI/2011 ).
26
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Sistem daya siaga dirancang untuk menyediakan listrik ketika listrik normal mengalami
kegagalan ( UPS ).
2/ Sistem Daya Darurat.
Sistem tenaga darurat adalah jenis sistem yang mungkin mencakup pencahayaan,
generator, bahan bakar sel dan perangkat lain, untuk menyediakan tenaga cadangan
sumber daya dalam krisis atau ketika sistem daya normal gagal. Sistem ini dapat dijumpai
pada rumah tinggal sampai ke rumah sakit, laboratotium ilmiah, pusat data, peralatan
telekomunikasi dan kapal-kapal laut modern.
27
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Pada saat sumber PLN mengalami gangguan secara otomatis genset akan mengambil
alih supply PLN ke supply genset. Sebaliknya, apabila sumber PLN sudah normal kemba
li, maka unit alat tersebut secara otomatis akan mengembalikan suplai dari genset ke
PLN. Alat yang dapat mentransfer kedua sumber listrik tersebut disebut sebagai Auto
matic Main’s Failure (AMF).
Suplai energi listrik untuk rumah sakit ini menggunakan sistem 3 phasa dengan tegang
an suplai 220 / 380 V, sehingga perlu dilakukan pembagian kelompok beban, hal ini ber
tujuan untuk:
28
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
e. Jika ada gangguan pada satu kelompok, maka kelompok lain tetap tidak akan
terpengaruh gangguan tersebut.
Dalam tulisan ini, sebagai contoh misalkan daya total pada RS 400 KWatt, maka daya
untuk meningkatkan kenyamanan dan kehandalan sistem kelistrikan di RS ini, maka
suplai daya listriknya selain sumber listrik dari PLN juga dilengkapi dengan generator
listrik cadangan sebesar 400 KVA, genset ini mensuplai yang mempunyai total beban
300 KWatt, dengan pengoperasian atomatis.
2. UPS.
UPS merupakan singkatan dari Uninteruptible Power Supply. UPS memiliki pengertian
yaitu untuk memberikan suplai listrik ketika tegangan utama tidak berfungsi (terhenti,
pemadaman listrik). Jadi, UPS hanya akan berfungsi jika terjadi pemadaman listrik.
Artinya, UPS hanya sebagai cadangan.
UPS cukup berperan karena dapat memberi suplai listrik selama maksimal 30 menit.
waktu yang cukup singkat dapat dimanfaatkan untuk memberi kesempatan genset ber
operasi secara optimal.
b. Ruangan-ruangan yang harus dipasangi UPS antara lain : ruang operasi, ruang
perawatan intensif (ICU, NICU, PICU), dan ruang perawatan intensif khusus jantung
(ICCU).
2. RSWK.
29
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Telah memiliki 2 generator set (genset)sebagai back-up suplai utama (PLN)dengan daya
masing masing 165KVA dan 160 KVA.
Sumber daya listrik siaga adalah berupa diesel generator (Genset) dan harus disediakan
2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang pada masing-
masing unit. Genset dileng kapi dengan sistem AMF dan ATS.
3. Genset (Generating Set Supply) RSWK bekerja 10 detik ketika listrik padam, 10 detik
sesudahnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa nyala kembali. Cara
kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah 20 detik ini ditopang oleh
AVR (Automatic Voltage Regulator). Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu sema
cam trafo jenis CT (Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan be
saran arus beban yang melaluinya (secara rangkaian seri).
4. Penangkal Petir, telah terpasang Merk Gent Tipe A 150 Radius Proteksi : 150 Meter
30
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
31
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
A. Group kerja.
Ketua :
Wakil Ketua : Pa Urdal
Sekretaris : Bayu. S Phsy.
B. Setting analisa.
1. Sumber utama daya Listrik PLN dengan pagu. Kelebihan pagu dibayar RSWK
rerata Rp 12.000.000. / bln.
2. Penggunaan Listrik pada lokasi 1E dan 2E.
3. Alat Medis yang menggunakan Listrik sudah dilengkapi dengan UPS dengan daya
selama maksimal 30 menit.
4. Mempunyai 2 set Generator masing masing kekuatan 165 KVA dan 160 KVA.
5. Diperlukan pemeliharaan dan perawatan Generator sesuai ketentuan.
6. RSWK sudah mempunyai penangkal petir untuk pengamanan radius 150 m.
7. Diperlukan Kebijakan & SPO menghadapi Listrik PLN mati.
PENGUMPULAN
DATA
ANALISA DATA
SUMBER CADANGAN
LISTRIK RSWK
PLN GENSET
E. Pengumpulan data
XII. FMEA.
33
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
A. LANGKAH 1 & 2
BENTUK TIM
Ketua : PMKP
Wakil Ketua : Pa Urdal
Sekretaris : PMKP.
Apakah macam macam tingkat pengetahuan yang berbeda sudah terwakili Tim tersebut ?
- sudah
1 2 3
TAHAP I
SCOPE
1a. Studi Literarur. 2a. RSWK memiliki 3a. Ukur ulang kebu
Alkes yang kebanyak tuhan listrik total di
1b. Kebutuhan Listik
an sudah ada UPS. RSWK.
RSWK: ............
2b. RSWK punya 2 Ge 3b. Periksa ulang Insta
1c. Saat PLN padam, nerator yang sudah ter lasi Listrik pada lokasi
tanpa Generator seba hubung dengan lokasi yang memerlukan
gai cadangan dapat
yang memerlukannya. sesuai Indikasi.
timbul berbagai krisis.
2c. Diperkirakan kebu 3c. Siapkan Ahli listrik
1d. Pemadaman PLN tuhan listrik untuk RS yang kompeten.
sering tanpa pemberi WK masih belum tercu
tahuan kapan dan kupi cadangan Genset. 3d. Buat kebijakan /
berapa lama. SPO tentang operasio
2d. Diharapkan respon nal listrik Generator.
1e. Banyak RS sdh siap time Genset sesuai
kan Genset sebagai dengan peraturan 3e. Sosialisasikan dan
antisipasi. yang berlaku. laksanakan.
SCOPE
3. A. B. 3. C. D. E. 3. F. 3. G. H.
Kapasitas Genset Tim Ahli yang ter Kebijakan Harwat Tidak patuh pada
kurang . sedia kurang Genset dan SPO kebijakan dan
kompeten. belum tersedia SPO, sehingga ti
dak tercapai stan
SCOPE dar ketentukan
4. LENGKAPI FMEA
4.A. Penyusunan Template
4.B. Penyusunan Skor RPN
4.C. Menetapan Failure Mode
4.D. Menetapkan Effect, Causa & Detect ability
4.E. Menentukan Skor Consequenses, Likelihood, Detectability
5.F Menghitung RPN & Rangking
36
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
SEVERITY
PROBABILITY
YA
2. apakah Failure tersebut akan memberi
kan failure di tingkat sistim ?
37
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
DETECTABILITY
1 = Segera terde
LIKELIHOOD
Nilai 1 – 5. Nilai 1 – 5. teksi.
Nilai 1= Insigni Jarang = 1. 5 = Tidak terde
fican Sering = 5. teksi
Nilai 5= Mayor
CONSEQUENCE
CONSEQUENCE
38
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
HEALTH IMPACT
ENVIROME
FINANCIAL
ORGANISS
REPUTASI
SERVICES
LEGAL
PATIENC
VISITOR
CONSEQUENCE
STAFF
N
CATAGORY
Serius 5 5 3 2 2 3 3 4 3
Mayor 4
Moderat 3
Minor 2
Insignifican 1
LIKELIHOOD
DETECTABILITY
39
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
INSTALASI 3 4 3 36 2
GENSET 4 4 4 64 1
JAK /SPO 2 2 2 8 3
F5. Langkah 4. C, D. Menilai Hazard Score dan list semua potensi penyebab mode kegagalan.
FORM FMEA
Probabilitas
gal lemahan
Poim ung
trol/kendali
Adakah Kon
an: POTEN Tindak Tindak
Yang Bertang
Evaluasi SI an an /
Gung Jawab
Manajemen
Dukungan
Outcome
Nilai Hazard
Apakah mu
Ukuran
dh deteksi
Kadang
40
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
Rangkin
PRN
Model failure Mechanisme of gaps
failure
Consequence
Detectability
Target
Likelihood
Recommended PIC Completion Action
PRN
Action date
1. GENSET.
Kapasitas Genset RSWK telah mencukupi untuk Darurat Listrik. Standar adalah
40% kebutuhan, sementara RSWK = 59%.
2. INSTALASI.
Diharapkan sudah sesuai dengan PUIL 2000. Secara khusus akan ditulis pada kesem
patan lainnya.
3. KEBIJAKAN / SPO.
a. Diharapkan Ka RSWK segera mengeluarkan tentang kebijakan pelistrikan di
RSWK dengan tulisan ini sebagai salah satu acuannya.
b. Diharapkan Ka RSWK menandatangani SPO Pemeliharaan dan Perawatan
Generator di RSWK.
B. REKOMENDASI.
41
TINDAK LANJUT SIAGA GENSET FMEA RSWK 2017
XIV. PENUTUP.
Demikian telah ditulis tentang FMEA tentang Siaga Genset RSWK dalam menghadapi
Siaga maupun Darurat Listrik.
Masukan dan saran sangat diharapkan demi perbaikan FMEA ini.
Secara sederhana FMEA adalah “ sedia payung sebelum hujan”.
42