Anda di halaman 1dari 38

WALI KOTA BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN WALI KOTA BATAM


NOMOR r31 TAHUN 2023

TENTANG

PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA PERIKANAN MELALUI SISTEM


INTEGRASI KEGIATAN DAN BANTUAN PERIKANAN
(PERLAKUAN SI-IKAN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BATAM,

Menimbang a. bahwa dalam rangka keberlanjutan kegiatan


pemberdayaan pelaku usaha perikanan dan upaya
meningkatkan kemampuan Kelompok usaha
Perikanan dalam mengelola dan mengembangkan
bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah;
b. bahwa pemberdayaan pelaku usaha perikanan
melalui sistem integrasi kegiatan dan bantuan
perikanan merupakan pengembangan inovasi Dinas
perikanan dalam melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat Pelaku Usaha Perikanan
di Kota Batam;
c. bahwa dalam rangka mengimplementasikan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor KEP. 14 IME,N I 2Ol2 tentang
Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan
Kelompok Usaha Perikanan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf c
perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang
Pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan melalui
Sistem Integrasi Kegiatan dan Bantuan Perikanan
(Perlakuan Si-Ikan);

Mengingat 1 . Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang ...
-2-
Nomor 53 Tahun 1999 tentang
2 Undang-Undang
pemberrt t r,r,
-Kabup;;J pelalawan, Kabupaten
Rokan Hilir, Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten
*-iit'gingi'
Siak,Kabupatenf"ti*'"t'KabupatenNatuna'Kota Batam
' dan Tahun 1999
-Kuant"tt
Kabupaten
(Lembaran Negara T"pr-uiir. .i"a_"nesia
Nomorlsl,Tambar,anLembaranNegaraRepublik
t1"1 diubah
Indonesia tomor sg62l
""u.g"iman-a
dengan undang-Undang
beberapa k;1i terakhir
Nomor34Tahun20ostentangPerubahanKetiga
53 lahun t999 tentang
atas undang-undarrg-lll*or Kabupaten
Pembentukan r<tUuiatl; -Pelalawan'
Rokan Hilir, Kabupaten
Rokan Hulu, t<auuplien Natuna'
*-Si"gingi' Kabupaten Batam
Siak, Kabupaten f"ti*""' dan Kota
Kabupaten Kuant"" ' Tahun 2008
(Lembar;; Negara 1.rr-uiir. .i"aonesia
Nomorlo1,Tambak,a^nLembaranNegaraRepublik
irraot Nomor 4880);
"sia
Undang-Und'ang Nomor
31 Tahun 2OO4 tentang
3. Indonesia
perikanan (Lembaran Negara Republik Lembaran
Tambahan
Tahun 2oo4 No*J,^ i L;, Nomor 4433)
Negara Republik Indonesia
sebagai*'""ttelahdiubahdenganUndang-
2OOg tentang Perubahan
Undang Nomor as-fahun 31 tahun 2OO4
atas perikarr"rr--
Und'ang-Undang Nomor
Republik
tentang tiembaran Negara ,
Nomor-
Indonesia Tahun 2OOg ''51'^^I"*Oahan
LembaranNegara-n.p,bliklndonesiaNomor
5o73);
N-omor N:-Tot 23
Tahun 2Ol4
4. Undang-Undang ^ (Lembaran Negara
tentang Pemerintahan Daerah2OL4 Nomor 244 '
RepuUiit< Indonesia Tahun
TambahanLembaranNegaraRepublik.Indonesia
diubah beberapa
Nomor 5587) "tU"g"imana ::lah Nomor 1 Tahun
kali terakhir deng#u"aang-Undang
Keuangan antara
2022 tentang Hubungan
Pemerintahan Daerah
Pemerintah pu"^i dan I;donesia Tahun 2022
(Lembaran N"g.,J n"|,,u,ik Negara Republik
Nomor 4, Tambah; Lembaran
Indonesia Nomor 6757);

5. Undang-Undang "'
-3-

5 Und.ang-Undang Nomor 7 Tahun 2oL6 tentang


perlindu.ngan dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
itlorrror 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Ind.onesia Nomor 5870) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023
No*or 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
6 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 tentang
Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan
Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2Ot5 Nomor L66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 57191;
7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tat:run 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2l
ilo*ot 37, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6639);
8 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
rc IPERMEN-KP/ 2OL4 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2ol4
Nomor 3aO);
9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2Ol5 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 203611 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor l2O Tahun
2OLB tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2Ol5 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 157);
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
5 Tahun 2O2l tentang usaha Pengolahan Ikan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O2l
Nomor 59);
1 1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
19 Tahun 2023 tentang Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor al9l;

L2. Peraturan ...


-4-

12. Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap


Nomor 6/PER-DJPT/ 2Ol9 tentang Petunjuk Teknis
Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Usaha
Bersama;
13. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2OL4
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik
(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2Ol4 Nomof 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 95);
t4.Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2Ol4
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2Ol4 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 18)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Batam Nomor 7 Tahun 2ot9 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran
Daerah Kota Batam Tahun 2OL9 Nomor 7l;

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEMBERDAYAAN


PELAKU USAHA PERIKANAN MELALUI SISTEM
INTEGRASI KEGIATAN DAN BANTUAN PERIKANAN
(PERLAKUAN SI-IKAN).

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Wali Kota ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Batam.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Batam.
4. Dinas Perikanan yang selanjutnya disebut Dinas
adalah Dinas Perikanan Kota Batam.
5. Kepala Dinas Perikanan yang selanjutnya disebut
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perikanan Kota
Batam.
6. Pelaku Usaha Perikanan adalah setiap orang atau
korporasi yang mengelola sebagian atau seluruh
kegiatan usaha kelautan dan perikanan dari hulu
sampai hilir yang terdiri dari Nelayan Kecil,
Pembudidaya Ikan, Pengolah Hasil Perikanan, dan
Pemasar Ikan
7. Nelayan adalah orang yang mata pencaharian
utamanya melakukan penangkapan ikan.

8. Nelayan ...
-5-

B. Nelayan Kecil adalah Pelaku Usaha Perikanan yang


melakukan Penangkapan Ikan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak
menggunakan kapal penangkap ikan maupun yang
menggunakan kapal penangkap ikan paling besar 10
(sepuluh) gros ton (GT).
9. Pembudidaya Ikan adalah setiap orang dengan mata
pencaharian melakukan pembudidayaan ikan air
tawar, ikan air payau, dan ikan air laut.
10. Pelaku Usaha Pengolahan Ikan adalah perseorangan
atau non perseorangan yang melakukan usaha
d,anlatau kegiatan yang berbasis pada pengolahan
ikan.
1 1. Pengolah adalah orang dengan mata pencaharian
melakukan pengolahan hasil perikanan.
12. Pema.sar adalah orang dengan mata pencaharian
melakukan pemasaran hasil perikanan termasuk
produk olahannya.
13. Nelayan Kecil, Pembudidaya Ikan, Pengolah Hasil
Perikanan dan Pemasar Ikan yang selanjutnya
disebut Pelaku Usaha Perikanan.
14. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha
serta masyarakat secara sinergis dalam bentuk
penumbuhan iklim dan pengembangan usaha
terhadap sektor Kelautan dan Perikanan sehingga
mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha
yang tangguh dan mandiri bagi kesejahteraannya
sendiri, serta dapat berpartisipasi secara aktif dalam
keseluruhan proses pembangunan.
15. Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya disingkat
KUB adalah badan usaha non badan hukum yang
berupa kelompok yang dibentuk oleh Pelaku Usaha
Perikanan berdasarkan hasil kesepakatan I
musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh
keinginan untuk berusaha bersama dan
dipertanggungiawabkan secara bersama guna
meningkatkan pendapatan anggota dan disahkan
oleh instansi yang berwenang.
16. Kelompok PembudidayaIkan yang selanjutnya
disebut POKDAKAN adalah kumPulan
pembudidayaan ikan yang terorganisir.
17. Kelompok Pengolah dan Pemasar selanjutnya disebut
POKLAHSAR adalah pengolah danlatau pemasaran
hasil perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi
bersama dalam wadah kelompok.

18. Kelompok ...


-6-

18. Kelompok Usaha Perikanan adalah Kelompok Usaha


Bersama, Kelompok Pembudidaya Ikan, dan
Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan.
19. Fasilitasi adalah upaya memberikan kemudahan
dalam bentuk intervensi atau dukungan yang
diperlukan untuk meningkatkan kapasitas individu,
kelompok atau kelompok masyarakat, agar mampu
mengerahkan potensi dan sumber daya untuk
memecahkan masalah.
20. Fasilitator Pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan
adalah perorangan yang ditunjuk oleh Pemerintah
yang bertanggung jawab dalam mendampingi dan
memberdayakan kelompok Pelaku Usaha Perikanan
dalam merencanakan dan mengelola usaha.
21. Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki Kelompok
yang memiliki potensi manfaat ekonomi di masa
depan.
22. Kart:u Pelaku Usaha dan Pelaku Pendukung Sektor
Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat
kartu KUSUKA adalah kartu identitas tunggal bagi
pelaku utama di sektor Kelautan dan Perikanan yang
diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
23. Pengukuhan adalah pemberian penghargaanf
penetapan peningkatan kelas kemampuan kelompok
berdasarkan jenis kemampuan dan indikator yang
telah diidentifikasi/diverifikasi oleh tim penilai.
24. Sarana prasarana perikanan terdiri dari sarana
prasarana perikanan tangkap, sarana prasarana
perikanan budidaya, dan sarana prasarana
pengolahan hasil perikanan.
25. Si-Ikan adalah aplikasi yang dirancang berbasis Web
dan Android untuk memudahkan mengakses data
informasi dan pelayanan Dinas.

Pasal 2
Peraturan Wali Kota ini dimaksudkan untuk:
a. menjamin keberlanjutan program pemberdayaan
Pelaku Usaha Perikanan di Daerah;
b. meningkatkan kemampuan Kelompok Usaha
Perikanan dalam mengelola keuangan dan
administrasi kelompok; dan
c. meningkatkan kemampuan Kelompok Usaha
Perikanan dalam mengelola dan mengembangkan
bantuan.

Pasal 3 ...
-7-

Pasal 3
Peraturan Wali Kota ini bertujuan untuk mewujudkan
Pelaku Usaha Perikanan di Daerah menjadi Kelompok
Usaha Perikanan yang bermartabat, sejahtera, dan
mandiri.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Wali Kota ini, meliputi:
a. Penyelenggaraan pemberdaYaan;
b. Pola Pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan;
c. Pendanaan;
d. Pengawasan; dan
e. Sanksi dan Penghargaan.
BAB III
PENYELEN GGARAAN PEM B ERDAYAAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5
(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
melaksanakan Pemberdayaan kepada Pelaku Usaha
Perikanan.
(2) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui strategi:
a. penumbuhan Kelompok Usaha Perikanan;
b. pendampingan manajemen kelompok;
c. pengembangan kelomPok; dan
d. fasilitasi bantuan.

Bagian Kedua
Kelompok Usaha Perikanan

Pasal 6
Bentuk Kelompok Usaha Perikanan, terdiri dari:
a. KUB yang dibentuk oleh nelaYan;
b. POKDAKAN yang dibentuk oleh pembudidaya ikan;
dan
c. POKLAHSAR yang dibentuk oleh pengolah dan
pemasar ikan.

Bagian ...
-8

Bagian Ketiga
Penumbuhan Kelompok Usaha Perikanan

Pasal 7
(1) Kelompok Usaha Perikanan berfungsi sebagai
lembagalbadan usaha bagi Pelaku Usaha Perikanan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan
keluarganya.
(2\ Manfaat Kelompok Usaha Perikanan bagi Pelaku
Usaha Perikanan:
a. menumbuhkan rasa kepentingan bersama;
b. menyelesaikan masalah yang dihadapi secara
bersama;
c. mempermudah proses kemitraan usaha;
d. mempermudah akses teknologi, informasi, pasar,
dan permodalan;
e. meningkatkan kemampuan pengelolaan,
pengembangan, dan diversifikasi usaha;
f. sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk
belajar; dan
g. sebagai fasilitator penyampaian dan pelaksanaan
kebijakan pemerintah bagi Pelaku usaha
Perikanan.
(3) Tahap Pembentukan Kelompok Usaha Perikanan:
a. melakukan rapat rencana pembentukan Kelompok
Usaha Perikanan yang difasilitasi oleh tenaga
fasilitator Dinas danlatau penyuluh perikanan
yang dibuktikan dengan berita acara
pembentukan Kelompok Usaha Perikanan yang
diketahui oleh lurah setemPat;
b. rapat rencana pembentukan Kelompok Usaha
Perikanan sekurang-kurangnya dihadiri oleh 10
(sepuluh) orang Pelaku Usaha Perikanan;
c. menyusun AD/ART yang memuat paling sedikit:
1. nama KelomPok Usaha Perikanan;
2. waktu dan temPat Pembentukan;
3. keanggotaan dan kePengurusan;
4. tujuan, fungsi, dan asas;
5. bentuk usaha dan kegiatan;
6. besar dan asal modal;

7 . pembagian ...
-9-

7. pembagian keuntungan;
8. pembagian kerugian;
9. mekanisme rapat dan musyawarah; dan
10. aturan tambahan.
d. membentuk dan memilih pengurus Kelompok
Usaha Perikanan paling sedikit terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendah ara;
e. keanggotaan dan kepengurusan dengan jumlah
anggota paling sedikit 10 (sepuluh) orang dan
paling banyak 25 (dua puluh lima) orang Pelaku
Usaha Perikanan; dan
f. membuat rencana kerja Kelompok Usaha
Perikanan;
(4) Pembentukan Kelompok Usaha Perikanan ditetapkan
melalui Keputusan Lurah.
(5) Kelompok Usaha Perikanan yang telah dibentuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mendaftarkan
kepada Dinas.
(6) Dinas menerima pendaftaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dengan menerbitkan Surat Pendaftaran
Kelompok Usaha Perikanan.

Bagian KeemPat
Pend,ampingan Manajemen Kelompok Usaha Perikanan

Pasal 8
(1) Dinas melakukan pendampingan kelompok baik
manajemen kelompok, keuangan, dan pengelolaan
bantuan.
(2) Dalam melakukan pendampingan kelompok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas dapat
menunjuk petugas pendampingan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pendampingan manajemen kelompok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur melalui keputusan
Kepala Dinas.
(4) Administrasi Kelompok terdiri dari :

a. berita acara pendirian kelompok dan Surat


Keputusan tentang pengukuhan Kelompok dari
Kelurahan
b. surat pendaftaran;
c. daftar anggota;

d. rencana ...
- 10-

d. rencana kerja;
e. buku tamu;
f. laporan produksi;
g. berita acara kesepakatan pengelolaan bantuan;
h. papan nama; dan
i.buku aset.
(5) Administrasi keuangan terdiri dari :

a. rekening tabungan kelomPok;


b. buku catatan tabungan anggota;
c. buku tabungan dan iuran anggota;
d. buku Kas;
e. buku catatan hutang dan piutang; dan
f. akad, kuitansi, dan dokumentasi.

Bagian Kelima
Pengembangan Kelompok Usaha Perikanan

Pasal 9
Pengembangan Kelompok Usaha Perikanan diarahkan
agar kelembagaan yang telah terbentuk dan tumbuh
dapat melaksanakan fungsi secara efisien dan efektif
melalui:
a. Penilaian kelas Kelompok Usaha Perikanan
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas Kelompok
Usaha Perikanan, yaitu:
1. Kelas Pemula, merupakan kelas terbawah dan
terendah dari segi kemampuan, dengan batas nilai
skoring penilaian 0 s.d. 350;
2. Kelas Madya, merupakan kelas menengah di
mana kelembagaan pada kelas madya sudah
melakukan kegiatan perencanaan meskipun
masih terbatas, dengan batas nilai skoring 351
s.d. 650; dan
3. Kelas Utama, menrpakan kelas yang tertinggi di
mana kelembagaan pada kelas utama sudah
melakukan kegiatan dalam perencanaan sampai
pelaksanaan meskipun masih terbatas, dengan
batas nilai skoring 651 s.d. 1.000.
b. Kriteria penilaian kelas Kelompok Usaha Perikanan
sebagaimana dimaksud pada huruf a tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

c. Pengklasifikasian ...
-11-

c. Pengklasifikasian kelas Kelompok Usaha Perikanan


sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan
memperhatikan;
1. penguasaan teknologi;
2. pengorganisasian;
3. skala usaha;
4. kemampuan permodalan;
5. kemitraanf kerja sama; dan
6. akses informasi Pasar.
d. Kelompok Usaha Perikanan Kelas Pemula
sebagaimana dimaksud pada hururf a angka 1

merupakan Kelompok Usaha Perikanan yang


memenuhi persyaratan paling sedikit yaitu:
1. melakukan kegiatan pembukuan/pencatatan
transaksi keuangan;
2. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan Rencana Usaha Bersama/ Rencana
Usaha KelomPok;
3. menjalankan kegiatan usaha kurang dari 1 (satu)
tahun;
4. jumlah pengurus dan anggota minimal 10
(sepuluh) orang;
5. pengurus Kelompok Usaha Perikanan terdiri dari
ketua, sekretaris, dan bendahara;
6. nilai aset yang dimiliki Kelompok usaha
Perikanan sebesar kurang dari Rp100.000.000,-
(seratus juta ruPiah);
7. kas yang dimiliki Kelompok Usaha Perikanan
besarnya kurang 5% (lima persen) dari modal awal
tahun pembukuan; dan
8. modal Kelompok Usaha Perikanan berasal dari
anggota;
9. memenuhi penilaian kemampuan yang dibuktikan
dengan piagam pengukuhan tingkat pemula dan
telah ditandatangani oleh Lurah I Kepala Dinas.
e. Kelompok Usaha Perikanan Kelas Madya merupakan
Kelompok Usaha Perikanan yang memenuhi
persyaratan paling sedikit:
1. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan Rencana Usaha Bersama/Rencana
Usaha Kelompok;
2. melakukan kegiatan pembukuan/pencatatan
transaksi keuangan dan mampu menyusun
neraca sederhana;
3. jumlah ...
-L2-

3. jumlah pengurus dan anggota minimal 10


(sepuluh) orang;
4. organisasi pengurus terdiri dari ketua, sekretaris,
bendah ara, dan koordinator unit usaha;
5. kegiatan usaha tercatat dalam pembukuan
sederhana;
6. telah melaksanakan kegiatan pertemuanf rapat
rutin L-2 kali/bulan;
7. nilai aset yang dimiliki Kelompok Usaha
Perikanan sebesar lebih dari Rp 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) < Rp 150.000.000 (seratus
lima puluh juta rupiah);
8. kas yang dimiliki Kelompok Usaha Perikanan
paling sedikit LOo/o (sepuluh persen) dari modal
awal;
9. modal berasal dari pihak ketiga dan anggota;
10. telah memanfaatkan tabungan kas untuk
kepentingan anggota; dan
1 1. memenuhi penilaian kemampuan yang dibuktikan
dengan piagam pengukuhan tingkat madya dan
ditandatangani oleh Camat lKepala Dinas.
f Kelompok Usaha Perikanan Kelas Utama merupakan
Kelompok Usaha Perikanan kelas madya yang
memenuhi persyaratan paling sedikit yaitu:
1. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan Rencana Usaha Bersama/Rencana
Usaha Kelompok;
2. telah melakukan kegiatan pembukuan/
pencatatan transaksi keuangan dan mampu
menyusun neraca sederhana serta menganalisa
rugi/ laba;
3. jumlah pengurus dan anggota 15 (lima belas)
sampai dengan 25 (dua lima) orang:
4. organisasi pengurus terdiri dari ketua, sekretaris,
bendah ara, dan koordinator unit usaha;
5. kegiatan usaha tercatat dalam pembukuan yang
akuntabel;
6. sudah melaksanakan kegiatan pertemuan f rapat
rutin;
7. nilai aset yang dimiliki Kelompok Usaha
Perikanan paling sedikit dari Rp 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah);

8. kas
- 13-

8. kas yang dimiliki Kelompok Usaha Perikanan


paling sedikit 2Oo/o (dua puluh persen) dari modal
awal;
9. modal Kelompok Usaha Perikanan berasal dari
pihak ketiga dan anggota;
10. telah memanfaatkan tabungan kas untuk
kepentingan anggota dengan pengembalian
lancar; dan
1 1. memenuhi penilaian kemampuan yang dibuktikan
dengan piagam pengukuhan tingkat utama dan
telah ditanda tangani oleh Wali KotalKepala
Dinas Provinsi yang membidangi.

BAB IV
POLA PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA PERIKANAN

Bagian Kesatu
Pengelolaan Bantuan

Pasal 10
(1) Pengelolaan bantuan berupa sarana usaha perikanan
diberikan kepada Kelompok Usaha Perikanan sesuai
pengelompokan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6.
(2) Bantuan berupa sarana usaha perikanan
sebagaimana dimaksud Pada aYat (1) menjadi
modal/aset Kelompok Usaha Perikanan.
(3) Kelompok Usaha Perikanan menyepakati dan
menetapkan nilai bantuan sarana usaha perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (21 sesuai dengan
harga yang disepakati sebelum diserahterimakan
kepada anggota Kelompok Usaha Perikanan yang
dituangkan dalam berita acara.
(41 Kelompok Usaha Perikanan menyepakati dan
menetapkan anggota yang menerima bantuan Sarana
usaha perikanan untuk dikelola dan dimanfaatkan
dan dituangkan dalam berita acara.
(5) Anggota Kelompok Usaha Perikanan yang menerima
bantuan sarana usaha perikanan sebagaimana
dimaksud pad a ayat (4) mengembalikan dengan cara
mengangsur sesuai dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam berita acara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu tertentu.

Pasal 1 1
-14-

Pasal 11

(1) Kesepakatan pengelolaan bantuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10, sekurang-kurangnya
memuat:
a. jenis barang;
b. jumlah barang;
c. nilai barang;
d. nilai pengembalian barang ke Kelompok Usaha
Perikanan;
e. jangka waktu; dan
f. penghargaan dan sanksi.
(2) Nilai pengembalian barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d disetorkan ke Kas Kelompok
Usaha Perikanan melalui bendahara.

Bagian Kedua
Pengelolaan Kas Kelompok Usaha Perikanan

Pasal 12
Pengelolaan kas Kelompok Usaha Perikanan terdiri dari:
a. kas Kelompok Usaha Perikanan bersumber dari iuran
anggota, simpanan anggota, dan pengembalian nilai
bantuan yang diterima anggota dan sumber-sumber
lain yang sah dan tidak mengikat;
b. biaya operasional Kelompok Usaha Perikanan dapat
menggunakan/memanfaatkan kas Kelompok Usaha
Perikanan yang berasal dari iuran anggota dan
sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat;
c. kas Kelompok Usaha Perikanan dapat dimanfaatkan
anggota Kelompok Usaha Perikanan dalam
pengembangan usaha anggota berupa sarana
prasarana perikanan;
d. anggota yang memanfaatkan Kas Kelompok Usaha
Perikanan wajib mengembalikan sejumlah uang
senilai barang yang diterima dalam jangka waktu
yang telah disepakati; dan
e. membuat kesepakatan pemanfaatan kas Kelompok
Usaha Perikanan untuk usaha anggota berupa sarana
prasarana perikanan, sekurang-kurangnya memuat
nilai barang, nilai pengembalian barang ke Kelompok
Usaha Perikanan, jangka waktu, dan sanksi.

Bagian
- 15-

Bagian Ketiga
Fasilitasi Bantuan

Pasal 13
(1) Pemerintah Daerah berdasarkan kewenangannya
dapat memberikan bantuan pengembangan usaha
dalam rangka penguatan modallaset Kelompok Usaha
Perikanan.
(2) Pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa sarana usaha perikanan yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas.
(3) Persyaratan penerima fasilitasi bantuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. syarat Kelompok Usaha Perikanan; dan
b. syarat Teknis dan Jenis Bantuan.
(41 Syarat Kelompok Usaha Perikanan sebagaimana
disebutkan pada ayat (3) huruf a, meliputi:
a. Kelompok Usaha Perikanan yang telah terdaftar
pada Dinas;
b. Kelompok Usaha Perikanan dan anggota
Kelompok Usaha Perikanan yang telah memiliki
kartu KUSUKA atau telah terdaftar pada modul
KUSUKA dalam laman satudata.kkp. go.id;
c. Kelompok Usaha Perikanan yang berdomisili di
Daerah/Memiliki Kartu Tanda Penduduk di
Daerah dan bukan ASN/TNI/ Polri/Anggota
Legislatif, Penyuluh / PPB ;
d. Kelompok Usaha Perikanan yang telah memiliki
rekening tabungan;
e. diutamakan Kelompok Usaha Perikanan yang
belum pernah menerima bantuan sarana
prasarana perikanan dari Pemerintah Daerah;
f. penerima bantuan tidak boleh menerima bantuan
2 (dua) tahun secara terus menerus;
g. telah menjalankan manajemen Kelompok Usaha;
dan
h. berkomitmen mengelola bantuan menjadi modal
Kelompok Usaha Perikanan dengan dituangkan
dalam surat pernyataan.
(5) Syarat Teknis dan Jenis Bantuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b tercantum dalam
Lampiran II, Lampiran III, dan Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Wali Kota ini.
(6) Calon ...
-16-

(6) Calon penerima bantuan akan diverifikasi oleh Tim


Verifikasi yang dibentuk melalui keputusan kepala
dinas.
(7) Pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa sarana prasarana perikanan dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Kelas Pemula paling tinggi senilai
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) ;

b. Kelas Madya paling tinggi senilai Rp 150.000.000,-


(seratus lima puluh juta rupiah); dan
c. Kelas Utama paling tinggi senilai Rp200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah).

BAB V
PENDANAAN

Pasal 14
Biaya yang ditimbulkan akibat dari Peraturan Wali
Kota ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kota Batam dan sumber-
sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

BAB VI
PENGAWASAN

Pasal 15
(1) Pengawasan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
Kelompok Usaha Perikanan dilakukan secara
periodik oleh Dinas melalui bidang yang membidangi
pemberdayaan pelaku usaha perikanan dengan
melibatkan bidang teknis terkait.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digunakan sebagai bahan perbaikan dan
pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan.
(3) Waktu dan metode pelaksanaan pengawasan dapat
dilakukan melalui observasi lapangan, diskusi
danlatau analisa dokumenllaporan secara berkala,
antara lain:
a. melakukan penilaian aset Kelompok Usaha
Perikanan dengan menilai kekayaan Kelompok
Usaha Perikanan baik aset lancar maupun tidak
lancar; dan

b. melakukan ...
-17-

b. melakukan penilaian terhadap pemanfaatan kas


Kelompok Usaha Perikanan dan kelancaran
pengembalian dengan menilai kelengkapan
administrasi proses pemanfaatan kas Kelompok
Usaha Perikanan.

BAB VI
SANKSI DAN PENGHARGAAN

Pasal 16
(1) Setiap Kelompok Usaha Perikanan yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal L2
dikenakan sanksi beruPa:
a. teguran tertulis; dan latau
b. tidak diberikan bantuan dalam bentuk apa pun
selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
(2) Tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Kepala Dinas.

Pasal 17
(1) Setiap Kelompok Usaha Perikanan yang melakukan
ketentuan Pasal 10, Pasal 1 1 , dan Pasal 12 dapat
diberikan penghargaan beruPa:
a. piagam penghargaan; danlatau
b. sarana prasarana perikanan.
(2) Tata cara pemberian penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala Dinas.

Pasal 18
(1) Informasi dan pelayanan Pemberdayaan Pelaku
Usaha Perikanan diperoleh melalui Aplikasi Si-Ikan
berbasis website dan Android.
(2) Dalam hal Aplikasi Si-lkan berbasis website dan
Android terjadi gangguan, maka dapat melakukan
pelayanan langsung di Dinas.

BAB VII ...


- 18-

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18
Pada saat Peraturan Wali Kota Batam ini mulai berlaku:
a. Peraturan Wali Kota Batam Nomor t4 Tahun 2Ol3
tentang Kriteria Calon Penerima dan Prosedur
Penyaluran Bantuan Kegiatan Pengembangan
Sarana Usaha Perikanan Budidaya dan Pengolahan
Hasil Perikanan Program Penanggulangan
Kemiskinan (Berita Daerah Kota Batam Tahun 2Ol3
Nomor 284); dan
b. Peraturan Wali Kota Batam Nomor 48 Tahun 2022
tentang Pola Jitu Pemberdayaan Nelayan Kota
Batam (Berita Daerah Kota Batam Tahun 2022
Nomor 9L6),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar
-t9-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batam.

Ditetapkan di Batam
pada tanggal 29 Asvxlr 2O2"

WALI KOTA BATAM

RUDI

Diundangkan di Batam
Pada tanggal lg Aorlrts L6Lg

SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM

IN

ERITA DAERAH KOTA BATAM TAHUN 2023 NOMOR t259


LAMPIRAN I PERATURAN WALI KOTA BATAM
NOMOR : I3I TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
PERIKANAN MELALUI SISTEM
INTEGRASI KEGIATAN DAN
BANTUAN PERIKANAN (PERLAKUAN
sI-IKAN)

KRITERIA PENILAIAN
KELOMPOK USAHA PERIKANAN

NO JENIS INDIKATOR DAN KOMPONEN KATEGORI KET


I PERENCANAAN 200
A. Kemampuan mengidentifikasi potensi 60
wilayah dan Sumber daya perikanan yang
ada di a
1. Infrastruktur 10 Nilai Mo<
a. > 66o/om ui infrastruktur 10 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 o/o rr.en ui infrastruktur 7,5 Nilai Max
c. > O o/o - 33 o/o trte. tahui infrastruktur 5 Nilai Max
d. Tidak men ui infrastruktur 0 Nilai Max
2. Kemam Melestarikan Lin 10
a. > 66 trta:rr melestarikan lin
o/o 10 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 oh mar.rrpu melestarikan 7 ,5 Nilai Max
lingkungan
c. O % - 33 oh rrrampu melestarikan 5 Nilai Max
lingkungan
d. Tidak mam melestarikan 0 Nilai Max
3. Kesadaran Hukum 15
a. > 66 %o sadar hukum 15 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 %o sadar hukum 10 Nilai Max
c. O % - 33 %o sadar hukum 5 Nilai Max
d. Tidak sadar hukum 0 Nilai Max
4. Kondisi tanah dan air 8
a. > 66 oh mengetahui kondisi tanah dan air 8 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 oh mengetahui kondisi tanah 6 Nilai Max
dan air
c. O o/o - 33 o/o rrengetahui kondisi tanah dan 4 Nilai Max
air
d. Tidak mengetahui kondisi tanah dan air 0 Nilai Max
5 Iklim 7
a. > 66 oh rne tahui kondisi iklim 7 Nilai Max
b. 34o/o-66ohm tahui kondisi iklim 5 Nilai Max
c. 33 o/o tTrerr
O o/o - ui kondisi iklim 3 Nilai Max
d. Tidak m ui kondisi iklim 0 Nilai Max
6. Sumber Air 10
a. > 66 o/o trre-nt tahui sumber air 10 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 o/o trreu tahui sumber air 7,5 Nilai Ma.>r
c. Oo/o - 33 ohme tahui sumber air 5 Nilai Max
d. Tidak men tahui sumber air 0 Nilai Max
B. Kemampuan memilih teknologi yang 50
dibutuhkan
1. Tekno SCS uksi 20
a. > 66 o/o trrdrnpu memilih teknologi proses 20 Nilai Max
uksi
b. 34 - 66 o/o trtalrrtpu memilih teknologi
o/o 15 Nilai Ma>r
rOSCS roduksi
c. O oh - 33 oh r.rrarrrpu memilih teknologi 10 Nilai Ma;r
rOSCS roduksi
d. Tidak mampu memilih teknologi proses 5 Nilai Ma><
duksi
2. Teknologi Pemanenan 15
a. > 66 o/o mampu memilih teknologi 15 Nilai Max
pemanenan
b. 34 o/o - 66 o/o rrt?rrrpu memilih teknologi 10 Nilai Max
pemanenan
c. O o/o - 33 o/o rrranr:rpu memilih teknologi 5 Nilai Ma><
pemanenan
d. Tidak mampu memilih teknologi proses 2,5 Nilai Max
pemanenan
3. Teknologi Pasca Panen 15
a. > 66 o/o rrrar.rrpu memilih teknologi pasca 15 Nilai Max
anen
b. 34 o/o - 66 oh rnarnpu memilih teknologi 10 Nilai Ma<
pasca panen
c. O o/o - 33 oh rnampu memilih teknologi 5 Nilai Max
pasca panen
d. Tidak mampu memilih teknologi proses 2,5 Nilai Mzur
pasca panen

C. Kemam dalam men RUK 40


1. Dasar p embuatan rencana usaha kegiatan 10
a. Musyawarah pe ngurus dan anggota 10 Nilai Max
b. Disusun pengurus, dikoreksi dan disahkan 7,5 Nilai Max
oleh anggota
c. Disusun tan ta 5 Nilai Ma>r
d. Disusun pihak lain 2,5 Nilai Ma>r
2. Kehadiran anggota dalam musyawarah 8
penyusunan RUK
a. > 66 oh anggota hadir 8 Nilai Ma><
b. 34o/o-66% ta hadir 6 Nilai Max
c. O - 33 anggota hadir
o/o o/o 4 Nilai Max
d. Tidak ada ta hadir 0 Nilai Ma>r
3. Keterikatan terhada RUK 6
a. > 66 oh ada keterikatan anggota 6 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 o/o ada keterikatan anggota 4 Nilai Max
c. O % - 33 oh ada keterikatan anggota 2 Nilai Max
d. Tidak ada keterikatan q4ggqlq 0 Nilai Mar
4. Pen aan kelom ok Ter Materi RUK 10
a. > 66 o/o tTreTr ai materi 10 Nilai Ma><
b. 34 o/o - 66 o/o tTte sai materi 7,5 Nilai Ma><
c. O o/o - 33 o/o rrre; asai materi 5 Nilai Max
d. Tidak me materi 2,5 Nilai Max
5. Caku an Materi RUK 6
a. Meliputi (1) pola tanarrrf pola usaha, (2) 6 Nilai Max
kebutuhan saprokan, (3) pengolahan
hasil, (4) pemasaran, (5) tabungan
kelompok, (6) pengembalian kredit, (7)
komoditas utama
b.H meli ti5-6butirkom onen a 4 Nilai Ma><
c. Han meli ti3-4butirkom nen a 2 Nilai Ma>r
d. Han meli uti0-2butirkom ena 1 Nilai Mar

D. Kemampuan dalam penyusunan rencana 30


kegiatan di bidang produksi, pengolahan
dan aran:
1. Produksi 10
a. 760/o - 100 % I 10 Nilai Ma<
b. 5L o/o - 75 o/o len 7,5 Nilai Max
c. 26 o/o - 50 o/o lengkap 5 Nilai Ma>r
d. O o/o - 25 o/o len n 2,5 Nilai Max
2 olahan hasil 10
a. 76 o/o - 100 %o lengkaP 10 Nilai Ma><
b. 5l o/o - 75 o/o lengkap 7,5 Nilai Max
c. 26 % - 50 o/o lengkaP 5 Nilai Ma><
d. O o/o - 25 o/o lengkap 2,5 Nilai Max
3. Pemasaran hasil 10
a. 76 % - 100 oh lengkap 10 Nilai Max
b. 5L o/o - 75 o/o I p 7,5 Nilai Max
c. 26 o/o - 50 o/o l,engkaP 5 Nilai Max
d. O o/o - 25 o/o lengkap 2,5 Nilai Max

E. Kemamp uan dalam Pembinaan kader 20


1. Dasar embinaan kader kelom k 8 Nilai Max
a. Mu warah rus dan ta 8 Nilai Max
b. Disusun pengurrrs, dikoreksi dan 6 Nilai Max
disahkan oleh ta
c. Disusun s tan an ta 4 Nilai Mor
d. Disusun pihak lain 2 Nilai Max
2. Kesem tan an ta men adi rus 7
a. pernah ada pergantian pengurus dalam 5 7 Nilai Max
tahun terakhir
b. pernah ada pergantian pengurus dalam 6- 5 Nilai Max
7 tahun terakhir
c. pernah ada pergantian pengurus dalam 8-9 3 Nilai Max
tahun terakhir
d. tidak pernah ada atau > 10 tahun 1 Nilai Ma;r
3. Kesempatan anggota mengikuti kursus 5
emlm nan
a. 66 o/o an ta rnah me
> ti 5 Nilai Max
b. 34 o/o - 66 o/o an ta rnah m ti 3 Nilai Mo<
c. O o/o - 33 o/o rnah ti 2 Nilai Ma>r
d. Tidak o Nilai Ma>r

II KEMAMPUAN BERORGANISASI 200


1 . Kemampuan mengidentifikasi perjanjian 40
dengan pihak lain dalam meningkatkan
usaha rikanan
a. > 66 o/o mampu mengidentifikasi pedanjian 40 Nilai Max
dengan pihak lain dalam meningkatkan
usaha
b. 34 o/o - 66 o/o mampu mengidentifikasi 25 Nilai Mor
perjanjian dengan pihak lain dalam
me tkan usaha
c. O % - 33ohrrrarrrpu mengidentifikasi 10 Nilai Ma>r
perjanjian dengan pihak lain dalam
menin tkan usaha
d. sama sekali tidak mampu mengidentifikasi 0
perjanjian dengan pihak lain dalam
men usaha
2. Kemampuan dalam Mengembangkan 40
Kelompok
a. musyawara 40 Nilai Max
b. pengurus, dikoreksi dan disampaikan oleh 25 Nilai Max
anggota
C rus tan ta 10 Nilai Ma>r
d. selain d, b, dan c 0
3. Kemampuan Menjalin Kemitraan secara 30
eksternal maupun internal
a. > 66 o/o melaksanakan an 1an 30 Nilai Max
b. 34 - 66 melaksanakan perjanjian
o/o o/o 20 Nilai Ma>r
c. O o/o - 33 o/o melaksanakan perjanjia!, 10 Nilai Max
d. Tidak melaksanakan an 1an 0
4. Kemamp uan dalam menaati peratUl4n 30
a. ada sanksi tertulis dan dilaksanakan 30 Nilai Max
b. ada peringatan tertulis dan lisan 20 Nilai Max
c. ada peringatan lisan 10 Nilai Mor
d. tidak ada peringatanltegur an 0
5. Kemampuan melakukan monitoring dan 30
evaluasi serta mengaudit keuangan
a. > 66 o/o rrram melakukan monev 30 Nilai Max
b. 34 oh - 66 o/o rnam u melakukan monev 20 Nilai Max
c. O%-33% mampume lakukan monev 10 Nilai Max
d. tidak mam u melakukan monev 0
6. Kemam dalam menaati setia an lan 30
a. > 66 mampu menaati perjanjian
o/o 30 Nilai Max
dengan pihak lain dalam meningkatkan
usaha
b. 34 o/o - 66 o/o rndrrrpu menaati perjanjian 20 Nilai Max
dengan pihak lain dalam meningkatkan
usaha
c. O o/o - 33 o/o rnarnpu menaati perjanjian 10 Nilai Max
dengan pihak lain dalam meningkatkan
usaha
d. sama sekali tidak mampu menaati 0
perjanjian dengan pihak lain dalam
meningkatkan usaha

III AKSES KELEMBAGAAN 150


A. Kemampuan dalam mengembangkan 30 Nilai Max
simpul jaringan kelem bagaan
e. > 66 % mengembangkan hubungan 30 Nilai Max
dengan kelembagaan ekonomi
f . 34 % - 66
o/o mengadakan hubungan 20 Nilai Max
dengan kelembagaan ekonomi
g. 0 % - 33 % mengadakan hubungan 10 Nilai Max
dengan kelembagaan ekonomi
h. tidak pernah mengadakan hubungan 0
dengan kelembagaan ekonomi
B. Kemampuan dalam mengembangkan akses 30
iaringan elektronik
a. > 66 o/o mengembangkan akses jaringan 30 Nilai Max
elektronik
b. 34 % - 66 o/o rrrettgembangkan akses 20 Nilai Mor
iaringan elektronik
C 0 o/o - 33 % mengembangkan akses 10 Nilai Ma;r
jaringan elektronik
d. tidak pernah mengembangkan akses 0
iaringan elektronik
C. Kemampuan dalam meningkatkan intensitas 30
komunikasi dan interaksi
a. > 66 % kemampuan meningkatkan 30 Nilai Max
komunikasi dan interaksi
b. 34 o/o - 66 oh kemampuan meningkatkan 20 Nilai Max
komunikasi dan interaksi
c. 0 o/o - 33 o/o kemampuan meningkatkan 10 Nilai Max
komunikasi dan interaksi
d. tidak mampu meningkatkan komunikasi 0
dan interaksi
D. Kemampuan dalam menumbuhkan 30
solidaritas sosial
a. > 66 o/o kemampuan dalam 30 Nilai Max
menumbuhkan solidaritas sosial
b. 34 o/o - 66 o/o kemampuan dalam 20 Nilai Mar
menumbuhkan solidaritas sosial
c. 0 o/o - 33 o/o kemampuan dalam 10 Nilai Max
menumbuhkan solidaritas sosial
d. tidak mampu menumbuhkan solidaritas 0
sosial
E. Kemampuan dalam mengakses dan 30
m teknol
>
a. 66 o/o kemampuan dalam mengakses dan 30 Nilai Max
men mban teknolo
oh
b. 34 % - 66 kernampuan dalam mengakses 20 Nilai Max
dan men ban tekno
o/o
c. O - 33 kemampuan dalam mengakses
o/o 10 Nilai Max
dan me m tekno
d. tidak mampu mengakses dan 0
m ban tekno

IV KEMAMPUAN WIRAUSAHA 250


A. Kemampuan dalam memupuk mp44llllekre 40
a. > 66 o/o kemampuan dalam memuPuk 40 Nilai Max
modal usaha
b. 34 o/o - 66 o/o kemampuan dalam memupuk 25 Nilai Max
modal usaha
c. O o/o - 33 oh kernampuan dalam memupuk 15 Nilai Max
modal usaha
d. tidak mampu memUp uk modal usaha 0
B. Kemam dalam m mb usaha 30 Nilai Ma>r
a. > 66 kemampuan dalam
o/o 30 Nilai Max
mengembangkan usaha
b. 34 o/o - 66 o/o kemampuan dalam 20 Nilai Max
mengembangkan usaha
c. O % - 33 oh kemampuan dalam 10 Nilai Ma><
mengembangkan usaha
d. tidak mampu mengembangkan usaha 0
C. Kemampuan dalam mengelola dan 30
mengembangkan saran
a. > 66 kemampuan dalam mengelola dan
o/o 30 Nilai Max
mengembangkan pemasaran
b. 34 % - 66 oh kemampuan dalam mengelola 20 Nilai Mo<
dan mengembangkan pemasaran
c. 0 % - 33 oh kemampuan dalam mengelola 10 Nilai Max
dan men ban masaran
d. tidak mampu mengelola dan 0
men ban saran
D. Kemampuan dalam Kredibilitas 30
usaha bankable
a. > 66 o/o kemampuan dalam Kredibilitas 30 Nilai Ma;r
usaha bankable
b. 34 % - 66 o/o kemampuan dalam 20 Nilai Max
Kredibilitas usaha bankable
c. 0 % - 33 o/o kemampuan dalam Kredibilitas 10 Nilai Max
usaha/ bankable
d. tidak mampu dalam kredibilitas
usaha/bankable
E. Kemampuan dalam menganalisis peluang 40
sar
a. 66 o/o kemampuan dalam menganalisis
> 40 Nilai Ma>r
el
b. 34 o/o - 66 o/o kemampuan dalam 25 Nilai Max
S1S

c. Ooh - 33 o/o
kemampuan dalam 15 Nilai Ma><
men S1S eluan sar
d. tidak mampu dalam menganalisis peluang 0
asar
F. Kemampuan dalam menciptakan peluang 40
a
a. semua anggota berusaha menciptakan 40 Nilai Max
ke a
b. semua pengurus berusaha menciptakan 25 Nilai Mo<
peluang kerja
c. hanya ketua yang berusaha menciptakan 15 Nilai Ma>r
peluang kerja
d. tidak ada yang berusaha menciptakan 0
peluang kerja
G. Kemampuan dalam menumbuhkan dan 40
m ,emban aset usaha
a. > 66 % kemampuan dalam menumbuhkan 40 Nilai Ma><
dan mengemban aset usaha
b. 34 o/o - 66 oh kemampuan dalam 25 Nilai Ma>r
menumbuhkan dan mengembangkan aset
usaha
c. 0 % - 33 o/o kemampuan dalam 15 Nilai Max
menumbuhkan dan mengembangkan aset
usaha
d. tidak mampu menumbuhkan dan 0
mengembangkan aset usaha

V KEMANDIRIAN 200
A. Kemampuan merespons lnovasl 50
a. > 66 oh kemampuan dalam merespons 50 Nilai Mo<
inovasi
b. 34 % - 66 o/o kemampuan dalam 30 Nilai Max
merespons inovasi
c. O o/o - 33 %o kemampuan dalam merespons 10 Nilai Max
inovasi
d. tidak mampu merespons in ovasl 0
B. Kemampuan mengelola risiko usaha 50
a. > 66 oh kemampuan dalam mengelola 50 Nilai Max
risiko usaha
b. 34 o/o - 66 o/o kemampuan dalam mengelola 30 Nilai Ma<
risiko usaha
c. O % - 33 oh kemampuan dalam mengelola 10 Nilai Max
risiko usaha
d. tidak mampu mengelola risiko usaha 0
C. Kemampuan menganalisis dan memecahkan 50
masalah
a. > 66 o/o kemampuan dalam menganalisis 50 Nilai Max
dan memecahkan masalah
b. 34 oh - 66 oh kernampuan dalam 30 Nilai Max
men sis dan memecahkan masalah
c. 0 o/o - 33 o/o kemamPuan dalam 10 Nilai Mor
menganalisi s dan memecahkan masalah
d. tidak mampu menganalisis dan 0
memecahkan masalah
D. Kemam meres S 1 usaha 50
a. semua anggota mamPu meresPons 50 Nilai Max
usaha
b. semua pengurus mampu merespons 30 Nilai Max
uan usaha
c. hanya ketua yang mampu merespons 10 Nilai Mar
usaha
d. tidak ada yang mampu meresPons 0
peluang usaha
1.000

WALI KOTA BATAM

MU MAD RUDI
LAMPIRAN II PERATURAN WALI KOTA BATAM
NOMOR : ,37 TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
PERIKANAN MELALUI SISTEM
INTEGRASI KEGIATAN DAN
BANTUAN PERIKANAN (PERLAKUAN
sr-rKAN)

SYARAT TEKNIS DAN JENIS BANTUAN


BIDANG PERIKANAN TANGKAP

A. JENIS BANTUAN:
1. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan dari 5 (lima)
GT beserta mesin, alat penangkapan ikan, dan sarana pendukung
kegiatan penangkapan ikan, terdiri dari:

No. Spesifikasi Kapal Uraian Alokasi


15 PK, 20 PK, API dAN
Paket Speed Boat Disesuaikan
1 sarana pendukung
t6l 17 Kaki disesuaikan
Kebutuhan
15 PK, 20 PK, API dAN
Paket Speed Boat 19 Disesuaikan
2 sarana pendukung
kaki Kebutuhan
disesuaikan
15 PK, 20 PK,40 PK, API
Paket Speed Boat Disesuaikan
3 dan sarana pendukung
2l Kaki disesuaikan
Kebutuhan
Paket Speed Boat 40 PK, API dan sarana Disesuaikan
4 pendulmng disesuaikan Kebutuhan
23 Kaki
Paket Boat Pacung 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan
5 Kebutuhan
20 kaki disesuaikan
15 PK, 20 PK, API dAN
Paket Boat Pancung Disesuaikan
6 sarana pendukung
24 Kaki Kebutuhan
disesuaikan
15 PK, 20 PK, API dAN
Paket Boat Pancung Disesuaikan
7 sarana pendukung
26 Kakl Kebutuhan
disesuaikan
15, 20 PK, API dAN
Paket Boat Pancung Disesuaikan
8 sarana pendukung
28 Kaki Kebutuhan
disesuaikan
15,20, 30 PK, API dan Disesuaikan
Paket Boat Pancung
9 sarana pendukung
30 kaki Kebutuhan
disesuaikan
15,20,30 PK, API dan Disesuaikan
Paket Boat Pancung
10 sarana pendukung
32 kaki Kebutuhan
disesuaikan
Paket Boat Pancung 40 PK, API dan sarana Disesuaikan
11
36 kaki pendukung disesuaikan Kebutuhan
6,5- 7 PK, API dAN
Sampan Disesuaikan
t2 Paket
Ketinting 18 Kaki
sarana pendukung
Kebutuhan
disesuaikan
16 PK, API dan sarana Disesuaikan
13 Paket Pompong 1 GT
pendukung disesuaikan Kebutuhan
16- 24 PK, API dan
Disesuaikan
t4 Paket Pompong2 GT sar€ula pendukung
Kebutuhan
disesuaikan
L6-24 PK, API dan
Disesuaikan
15 Paket Pompong 3 GT sar€ur,a pendukung
Kebutuhan
disesuaikan
32- 35 PK, API dan Disesuaikan
t6 Paket Pompong 4 GT sarana pendukung Kebutuhan
disesuaikan
32-35 PK dan API Disesuaikan
I7 Paket Pompong 5 GT
disesuaikan Kebutuhan

2. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT


beserta mesin dan alat penangkapan ikan kegiatan penangkapan ikan,
terdiri dari:

No. Spesifikasi Kapal Uraian Alokasi

Paket Speed Boat 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan


1
t6l 17 Kaki disesuaikan Kebutuhan
Paket Speed Boat 19 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan
2 disesuaikan Kebutuhan
kaki
Paket Speed Boat 2l 15 PK, 20 PK, 40 PK dAN Disesuaikan
3 API disesuaikan Kebutuhan
Kaki
Paket Speed Boat 23 40 PK dan API Disesuaikan
4 disesuaikan Kebutuhan
Kaki
Paket Boat Pacung 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan
5 disesuaikan Kebutuhan
20 kaki
Paket Boat Pancung 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan
6 Kebutuhan
24 Kaki disesuaikan
Paket Boat Pancung 15 PK, 20 PK dan API Disesuaikan
7 Kebutuhan
26 Kaki disesuaikan
Paket Boat Pancung t5,20 PK dan API Disesuaikan
8 disesuaikan Kebutuhan
28 Kaki
Paket Boat Pancung 15,20, 30 PK dan API Disesuaikan
9 disesuaikan Kebutuhan
30 kaki
Paket Boat Pancung 15, 20,30 PK dan API Disesuaikan
10 Kebutuhan
32 kaki disesuaikan
Paket Boat Pancung 40 PK dan API Disesuaikan
11 Kebutuhan
36 kaki disesuaikan
Paket Sampan 6,5- 7.O PK dan API Disesuaikan
L2 Kebutuhan
Ketinting 18 Kaki disesuaikan
16 PK dan API Disesuaikan
13 Paket Pompong 1 GT Kebutuhan
disesuaikan
16- 24 PK dan API Disesuaikan
L4 Paket Pompong 2 GT Kebutuhan
disesuaikan
16-24 PK dan API Disesuaikan
15 Paket Pompong 3 GT Kebutuhan
disesuaikan
32- 35 PK dan API Disesuaikan
L6 Paket Pompong 4 GT Kebutuhan
disesuaikan
32-35 PK dan API Disesuaikan
t7 Paket Pompong 5 GT
disesuaikan Kebutuhan
3. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan dari 5 (lima)
GT, terdiri dari:

No. Spesifikasi Kapal Uraian Alokasi


Paket Speed Boat 15 PK, 20 PK Disesuaikan
1
16l 17 Kaki Kebutuhan
Paket Speed Boat 19 15 PK, 20 PK Disesuaikan
2 Kebutuhan
kaki
Paket Speed Boat 2L 15 PK, 20 PK dan 40 Disesuaikan
3 Kebutuhan
Kaki PK
Paket Speed Boat 23 40 PK Disesuaikan
4 Kebutuhan
Kaki
Paket Boat Pacung 20 15 PK, 20 PK Disesuaikan
5 Kebutuhan
kaki
Paket Boat Pancung 15 PK, 20 PK Disesuaikan
6 Kebutuhan
24 Kaki
Paket Boat Pancung 15 PK, 20 PK Disesuaikan
7 Kebutuhan
26 Kakr
Paket Boat Pancung 15, 20 PK Disesuaikan
8 Kebutuhan
28 Kakt
Paket Boat Pancung 15, 20,30 PK Disesuaikan
9 Kebutuhan
30 kaki
Paket Boat Pancung L5,20,30 PK Disesuaikan
10 Kebutuhan
32 kaki
Paket Boat Pancung 40 PK Disesuaikan
11 Kebutuhan
36 kaki
Paket Sampan 6,5- 7.O PK Disesuaikan
L2 Kebutuhan
Ketinting 18 Kaki
16 PK Disesuaikan
13 Paket Pompong 1 GT Kebutuhan
t6- 24 PK Disesuaikan
l4 Paket Pompong2 GT Kebutuhan
t6-24 PK Disesuaikan
15 Paket Pompong 3 GT Kebutuhan
32- 35 PK Disesuaikan
t6 Paket Pompong 4 GT Kebutuhan
32-35 PK Disesuaikan
t7 Paket Pompong 5 GT Kebutuhan

4. Mesin kapal perikanan untuk perahulkapal penangkap ikan berukuran


sampai dengan 5 (lima) GT, terdiri dari:
a. mesin ketinting
b. mesin tempel:

No. Jenis Mesin Daya Alokasi


Disesuaikan
1 Mesin Tempel 15 PK
Kebutuhan
Disesuaikan
2 Mesin Tempel 20 PK Kebutuhan
Disesuaikan
3 Mesin Tempe1 25- 30 PK Kebutuhan
Disesuaikan
4 Mesin Tempel 40 PK, 50 PK (4 tak) Kebutuhan
c. mesin stasioner (diesel fuel)

No. Daya Alokasi


1 16 PK Disesuaikan Kebutuhan
2 16- 24 PK Disesuaikan Kebutuhan
3 t6-24 PK Disesuaikan Kebutuhan
4 32- 35 PK Disesuaikan Kebutuhan
J5 32-35 PK Disesuaikan Kebutuhan

nis dan spesifikasi mesin kapal perikanan untuk perahu lkapal


penangkap ikan sampai dengan 5 (lima) GT disesuaikan dengan
kebutuhan.
5. Alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan.
6. Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan:
Jenis sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan yang diadakan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan, seperti: alat pengumpul ikan
(lampu, atraktor), alat navigasi (GPS, kompas, peta laut), alat pendeteksi
ikan (fish finder), dan cool box.
7. Sarana dan prasarana keselamatan pelayaran:
Jenis sarana keselamatan pelayaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, seperti: radio komunikasi, life jacket/buoy lpelampung, alat
pemadam kebakaran ringan, radar reflector, dan lainnya.

B. SYARAT TEKNIS:
1. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
beserta mesin, alat penangkapan ikan, dan sarana pendukung kegiatan
penangkapan ikan.
a. Pengertian
1) yang dimaksud dengan pengadaan perahu lkapal penangkap
ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT beserta mesin, alat
penangkapan ikan, dan sarana pendukung kegiatan
penangkapan ikan adalah pengadaan dalam 1 (satu) paket;
2) kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin utama yang
digunakan untuk menangkap ikan termasuk menamPunE,
menyimp&fl, mendinginkan, dan latau mengawetkan serta
berukuran sampai dengan 5 (lima) GT;
3) alat penangkapan ikan adalah alat penangkap ikan yang
diizinkan yaitu alat penangkapan ikan yang tidak mengganggu
dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan serta tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
4) sarana pendukung penangkapan ikan adalah sarana dan
perlengkapan atau benda-benda lainnya yang digunakan untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan.
b. Persyaratan Teknis
1) Anggota KUB yang menjadi sasaran penerima adalah nelayan;
dan
2) melengkapi surat pernyataan kesanggupan memanfaatkan
kapal.
2. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
beserta mesin dan alat penangkapan ikan kegiatan penangkapan ikan.
a. Pengertian
1) yang dimaksud dengan pengadaan perahu lkapal penangkap
ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT beserta mesin dan
alat penangkapan ikan adalah pengadaan dalam 1 (satu) paket;
2) kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin utama yang
digunakan untuk menangkap ikan termasuk menamPung,
menyimpofl, mendinginkan, dan latau mengawetkan serta
berukuran sampai dengan 5 (lima) GT;
3) alat penangkapan ikan adalah alat penangkap ikan yang
diizinkan yaitu alat penangkapan ikan yang tidak mengganggu
dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan serta tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
b. Persyaratan Teknis
1) Anggota KUB yang menjadi sasaran penerima adalah nelayan;
dan
2) melengkapi surat pernyataan kesanggupan memanfaatkan
kapal.
3. Perahu lkapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
beserta mesin.
a. Pengertian
1) yang dimaksud dengan pengadaan perahu lkapal penangkap
ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT beserta mesin adalah
pengadaan dalam 1 (satu) Paket;
2) kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT
adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin utama yang
digunakan untuk menangkap ikan termasuk menamPung,
menyimp?o, mendinginkan, dan latau mengawetkan serta
berukuran sampai dengan 5 (lima) GT;
b. Persyaratan Teknis
1) Anggota KUB yang menjadi sasaran penerima adalah nelayan;
dan
2) melengkapi surat pernyataan kesanggupan memanfaatkan
kapal.
4. Mesin kapal perikanan untuk perahulkapal penangkap ikan berukuran
sampai dengan 5 (lima) GT
a. Pengertian
Mesin kapal perikanan untuk perahu lkapal penangkap ikan
berukuran sampai dengan 5 (lima) GT adalah sarana yang
dipergunakan sebagai sumber penggerak pada kapal penangkap
ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT.
b. Persyaratan Teknis
Anggota KUB yang menjadi sasaran penerima adalah nelayan yang
telah memiliki kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5
(lima) GT yang didukung dengan dokumen:
1) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan dokumen
kepemilikan kapal atau Tanda Daftar Kapal Perikanan (TDKP)
dan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT; dan
2) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi pernyataan
kesanggupan memanfaatkan mesin kapal perikanan.
5. Alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan
a. Pengertian
Alat penangkapan ikan ramah lingkungan adalah alat penangkapan
ikan yang tidak mengganggu danlatau merusak keberlanjutan
sumber daya ikan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor IB/PERMEN-KP l2O2L tentang
Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan AIat Bantu Penangkapan
Ikan di WPPNRI dan Laut Lepas serta Penataan Andon Penangkapan
Ikan.
b. Persyaratan Teknis
1) Anggota KUB yang menjadi sasaran penerima adalah nelayan.
2) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi pernyataan
kesanggupan memanfaatkan alat tangkap.
6. Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan
a. Pengertian
Sarana pendukung kegiatan penangkapan ikan adalah sarana dan
perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk
membantu kegiatan penangkapan ikan.
b. Persyaratan Teknis
Anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran penerima adalah
nelayan yang telah memiliki kapal penangkap ikan berukuran
sampai dengan 5 (lima) GT yang didukung dengan dokumen:
1) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan dokumen
kepemilikan kapal atau Tanda Daftar Kapal Perikanan (TDKP)
dan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT; dan
2) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi pernyataan
kesanggupan memanfaatkan alat penangkapan ikan.
7. Sarana keselamatan PelaYaran
a. Pengertian
Sarana keselamatan pelayaran adalah sarana dan perlengkapan
atau benda-benda lainnya yang digunakan untuk menunjang
keselamatan kegiatan PelaYaran.
b. Persyaratan Teknis
Anggota koperasi atau KUB yang menjadi sasaran penerima adalah
nelayan yang telah memiliki kapal penangkap ikan berukuran
sampai dengan 5 (lima) GT yang didukung dengan dokumen:
1) legalitas kepemilikan kapal dibuktikan dengan dokumen
kepemilikan kapal atau Tanda Daftar Kapal Perikanan (TDKP)
dan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT; dan
2) surat pernyataan nelayan penerima yang berisi pernyataan
kesanggupan memanfaatkan sarana dan prasarana keselamatan
pelayaran.

WALI KOTA BATAM

MU MAD RUDI
LAMPIRAN III PERATURAN WALI KOTA BATAM
NOMOR I lfl TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
PERIKANAN MELALUI SISTEM
INTEGRASI KEGIATAN DAN
BANTUAN PERIKANAN (PERLAKUAN
sr-rKAN)

JENIS BANTUAN DAN SYARAT TEKNIS


BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA

A. JENIS BANTUAN:
1 Benih Ikan Air Laut meliputi Ikan Kerapu, Ikan Kakap, Ikan Bawal
dan lain-lain;
2 Benih Ikan Air Payau meliputi Udang, Ikan Bandeng, Ikan Kakap,
Ikan Bawal, Ikan Nila Salin dan lain-lain;
3 Benih Ikan Air Tawar meliputi Lele, Patin, Nila, Gurami, Bawal Ikan
Mas, Udang dan lain-lain;
4 Paket Indukan Air Laut terdiri dari Calon Induk Ikan Kerapu, Calon
Induk Ikan Kakap, Calon Induk Ikan Bawal dan lain-lain;
5 Paket Indukan Air Payau terdiri dari Calon Induk Udang, Calon Induk
Ikan Kakap, Calon Induk Ikan Bawal, Calon Induk Ikan Bandeng,
Calon Induk Ikan Nila Salin dan lain-lain;
6 Paket Indukan Air Tawar terdiri dari Calon Induk Ikan Lele, Calon
Induk Ikan Patin, Calon Induk Ikan Nila, Calon Induk Gurami, Calon
Induk Ikan Bawal, Calon Induk Ikan Mas, Calon Induk Udang dan
lain-lain;
7 paket Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air Laut terdiri dari benih
ikan, pakan ikan, keramba jaring apung, keramba jaring tancap,
bagan apung, Obat-obatan dan Vitamin serta peralatan pendukung
kegiatan budidaya Ikan air laut lainnya;
8 Paket Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air Payau terdiri dari
benih ikan, pakan ikan, keramba jaring apung, keramba jaring
tancap, Terpal, kincir Tambak, Obat-obatan dan Vitamin serta
peralatan pendukung kegiatan budidaya lainnya;
9 Paket Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Air Tawar terdiri dari
benih ikan, pakan ikan, keramba jaring apung, keramba jaring
tancap, Terpal, kincir Tambak, Obat-obatan dan Vitamin serta
peralatan pendukung kegiatan budidaya Ikan Air Tawar Lainnya;
10. Paket Analisa Kualitas Air dan Tanah adalah Paket Pengadaan untuk
menganalisa air dan tanah yang ditujukan pada Pokdakanl
Masyarakat dan lingkungan perairan. Hasil analisanya merupakan
pemeriksaan yang dilakukan Unit Laboratorium Berstandar SNI
(Laboratorium PT. Sucofindo I Laboratorium Karantina Ikan);
11. Paket Kolam Fiber berupa Kolam yang terbuat dari Fiber dengan
berbagai ukuran. Adapun jenis kolam fiber yang biasanya tersedia
adalah Kolam Fiber yang dibuat secara manual maupun pabrikasi;
t2. Paket Kolam terpal berupa Kolam Terpal dengan berbagai ukuran.
Adapun jenis kolam terpal yang biasanya tersedia adalah Kolam terpal
yang berada di atas permukaan tanah dan kolam terpal di dalam
tanah;
13. Paket Obat dan Vitamin Ikan terdiri dari Obat-obatan dan Vitamin
yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan;
14. Paket Budidaya Ikan Hias terdiri dari Benih ikan hias berbagai jenis,
pakan ikan, wadah berbagai jenis, serta sarana dan prasarana,
coaching klinik dan lain-lain;
15. Paket Budidaya Ikan Sistem Bioflok terdiri dari Benih Ikan Nila, Benih
Ikan Lele, Benih Ikan Patin, Benih Ikan Bawal, Pakan ikan, wadah
Terpal, Aerator, Filter air, dan peralatan lainnya;
L6. Paket Budidaya Ikan Dalam Ember terdiri dari Benih Ikan Nila, Benih
Ikan Lele, Benih Ikan Patin, Benih Ikan Bawal, Pakan ikan, Aerator,
Filter air, dan peralatan lainnya;
17. Paket Budidaya Rumput Laut terdiri dari Benih Rumput laut berbagai
jenis, Perahu, Mesin penyemprot, Waring, Jaring, Tali, Skop net,
Timbang&n, dan peralatan lainnya;
18. Pakan Ikan Air Laut terdiri dari Pakan Ikan Terapung dan Pakan Ikan
Tenggelam serta Rucah, Obat dan vitamin yang dapat di campur
dalam pakan;
19. Pakan Ikan Air Payau terdiri dari Pakan Ikan Terapung dan Pakan
Ikan Tenggelam serta Rucah, Obat dan vitamin yang dapat di campur
dalam pakan;
20. Pakan ikan Air Tawar terdiri dari Pakan Ikan Terapung dan Pakan
Ikan Tenggelam dan Pakan ikan tambahan, Artemia, Cacing sutera,
Tubifex Kutu air, moina sp, serta Obat dan vitamin yang dapat di
campur dalam pakan;
2L. Keramba Jaring Apung HDPB adalah Jenis Keramba jaring Apung
berbahan HDPE dengan berbagai ukuran;
22. Keramba Jaring Apung adalah Jenis Keramba jaring Apung berbahan
Biasa (Orchid) dengan berbagai ukuran;
23. Keramba Jaring Tangkap adalah Keramba jaring Apung berbahan
biasa, Kayu untuk pembuatan rangka keramba, serta pengikat dan
dilengkapi peralatan pendukung;
24. Paket Sarana Pendukung Kegiatan Budidaya terdiri dari Genset,
peralatan kelistrikan, timbang&fl, Pupuk, Obat dan Vitamin, kapur,
Alat sortir, Anco, gunting, penggaris, tali temali, alat ukur kualitas air
dan tanah, gerobak sorong, cangkul, Excapator mini, tangguk, waring,
jaring, paranet, kincir, Aerator, dan lain-lain.

B. SYARAT TEKNIS:

1. kelompok pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang dengan ketentuan


membuka akses seluas-luasnya untuk anggota laki- laki dan
perempuan untuk pengarusutamaan gender perikanan budidaya;
2. Ketua kelompok pembudidaya ikan calon penerima bantuan bersedia
menandatangani surat pernyataan bermeterai, yang memuat
kesediaan menerima bantuan, mengelola bantuan barang yang
diterima dan memanfaatkanoy&, berita acara serah terima (BAST);
3. Kelompok calon penerima bantuan bersedia memberikan keterangan
yang benar terhadap aparat pengawas internal maupun eksternal
terkait dengan data dan informasi kegiatan perikanan yang
dikelolanya;
4. Kelompok penerima wajib memberdayakan anggota kelompok dalam
pengelolaan bantuan yang diterima, sehingga kemandirian kelompok
dapat tercapai;
5. Melampirkan profil POKDAKAN, fotokopi KTP ketua dan anggota ,
serta foto kegiatan pembudidayaan ikan;
6. Pembudidaya ikan diutamakan yang sudah memiliki sarana atau
lahan pembudidayaan ikan;
7. Calon penerima bantuan sudah atau pernah melakukan usaha
pembudidayaan ikan.

WALI KOTA BATAM


I

MU MAD RUDI
LAMPIRAN IV PERATURAN WALI KOTA BATAM
NOMOR : l?L TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA
PERIKANAN MELALUI SISTEM
INTEGRASI KEGIATAN DAN
BANTUAN PERIKANAN (PERLAKUAN
sr-rKAN)

JENIS BANTUAN DAN SYARAT TEKNIS


BIDANG PENGAUTAN DAYA SAING PRODUK PERIKANAN

A. JENIS BANTUAN:
1. Freezer,
2. Chest Freezer,
3. Mesin Cetak Bakso;
4. Mesin Cetak Sosis;
5. Mesin Vaqtm Sealer,
6. Spinneri
7. Meqt Grinder,
8. Food Processor;
9. Blenda;
10. Mixer,
1 1. Insect Killen
12. Kompor 2 Tungku;
13. Kompor Portable;
14. Alat Pemotong Kerupuk;
15. Pengukus Susun;
16. Panci Perebusan stainless;
LT . Panci Presto;
18. Dandang Besar;
19. Deep Friaer,
20. Kuali Penggorengan;
2L. Baskom Stainless;
22. Cool Box;
23. Keranjang berlubang;
24. Keranjang tanpa lubang;
25. Bahan Alat Packing;
26. Hand Sealer,
27 . Paket Pisau Stainless Steel;
28. Timbangan Digital;
29. Tabung Gas;
30. Therma Gel lce;
31. FrizJel;
32. Talenan;
33. Meja Sfainless.
B. PERSYARATAN TEKNIS DAN KRITERIA:
1. Persyaratan Teknis:
a. Mengajukan usulan/proposal bantuan pemerintah ke Dinas;
b. Melampirkan profil POKLAHSAR, fotokopi KTP ketua dan anggota
POKLAHSAR, serta foto kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan; dan
c. Telah melaksanakan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan.
2. Kriteria:
a. Kelompok calon penerima bantuan tergabung dalam Kelompok
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan skala mikro dan kecil;
b. Kelompok calon penerima bantuan secara aktif melakukan kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dan
c. Ketua kelompok pengolahan dan pemasaran calon penerima
bantuan bersedia menandatangani surat pernyataan bermeterai,
yang memuat kesediaan menerima bantuan, mengelola bantuan
barang yang diterima dan memanfaatkannya.

WALI KOTA BATAM

MU MAD RUDI

Anda mungkin juga menyukai