7210 Pemerintah Kabupaten Sigi
7210 Pemerintah Kabupaten Sigi
Tim Penyusun
Pengarah
Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring - Pahala Nainggolan
Penanggung jawab
Direktur Monitoring - Agung Yudha Wibowo
Supervisi
Tri Gamarefa
Moch. Agung Sasongko
Penulis
Wahyu Dewantara Susilo
Timotius Hendrik Partohap
Sitti Rachmawati
Dicky Ade Alfarisi
Bekti Ayu Selawati
Ganther Rizki Ariotejo
Sarah Azzahwa
Dimas Marasoma Sumarsono
Administrasi
Arrum Retnosari
Nitta Ratnasari
Diterbitkan oleh:
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Cetakan Pertama, Desember 2023
Jl. Kuningan Persada Kav. 4, Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2557-8300
www.kpk.go.id | www.jaga.id
ii
ii Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
KATA PENGANTAR
M
enjadikan Indonesia bersih dari korupsi adalah cita dan asa yang
senantiasa diperjuangkan bersama sejak Indonesia berdiri. Pemerintah
dan segenap komponen bangsa sudah melakukan berbagai upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi untuk memastikan agar korupsi tidak
menghalangi pencapaian tujuan berbangsa bernegara, mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur.
Tim Penyusun
Survei Penilaian Integritas 2023
01 RINGKASAN EKSEKUTIF
05 PENDAHULUAN
10 METODOLOGI
63 DAFTAR PUSTAKA
64 LAMPIRAN
iv
iv Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
DAFTAR GAMBAR
58 Faktor Koreksi
1
1 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
S
urvei Penilaian Integritas (SPI) CAPI di gawai enumerator. SPI dilakukan
memetakan risiko korupsi yang pada 629 instansi yaitu 88 kementerian/
muncul dalam pelaksanaan tugas lembaga, 34 pemerintah provinsi, dan 507
serta layanan di lembaga publik di pemerintah kabupaten/kota. Hasil SPI
Indonesia sebagai salah satu upaya 2023 menunjukkan Indeks SPI rata-rata
pencegahan korupsi. Survei ini bertujuan seluruh K/L/PD peserta berada di angka
untuk meningkatkan kesadaran publik dan 70,97, di mana Pemerintah Kabupaten Sigi
lembaga pemerintahan terkait dengan risiko mendapatkan skor sebesar 64,78.
dan bahaya korupsi. Hasil survei berupa
indeks SPI dan rekomendasi perbaikan/ Dari nilai tersebut, berikut adalah rangkuman
penguatan pencegahan korupsi yang terkait integritas yang ditemukan di
disampaikan kepada setiap kementerian/ Pemerintah Kabupaten Sigi.
lembaga/pemerintahan daerah (K/L/PD),
yang kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk •• Risiko korupsi pada integritas
rencana aksi. pelaksanaan tugas dapat dikatakan
sangat tinggi, setidaknya pada satu
Survei dilakukan terhadap 88 K/L, 34 aspek, seperti pada penyalahgunaan
pemerintah provinsi, dan 507 pemerintah fasilitas kantor untuk kepentingan
kabupaten/kota dengan total 553.321 pribadi, adanya konflik kepentingan
responden yang terdiri dari pegawai yang dipengaruhi oleh suku, agama,
K/L/PD, pengguna layanan/penerima hubungan kekerabatan, almamater,
manfaat/vendor pengadaan, dan eksper dan sejenisnya, adanya atasan yang
atau pemangku kepentingan lainnya. memberi perintah tidak sesuai aturan,
Survei dilakukan melalui metode random risiko gratifikasi/suap, termasuk adanya
sampling dengan derajat kepercayaan pegawai yang melanggar aturan.
95% dan margin of error sebesar 5%. Hasil •• Kalangan eksternal meyakini bahwa
survei kemudian dihitung dalam bentuk risiko berupa pemberian gratifikasi/
indeks untuk masing-masing K/L/PD dan suap/pemerasan masih tinggi di
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu instansi ini, setidaknya dalam satu
Rentan (indeks <73), Waspada (indeks di aspek penilaian integritas pegawai.
antara 73 – 77), dan Terjaga (indeks 78 – •• Risiko penyalahgunaan pengelolaan
100). Semakin tinggi nilai mengindikasikan anggaran berada pada tingkat sangat
instansi mampu meminimalisir risiko tinggi setidaknya untuk satu aspek.
korupsi pada tingkat tertentu dan memiliki Risiko ini dapat terjadi pada penggunaan
sistem yang relatif mampu merespon/ anggaran perjalanan dinas, penerimaan
mengantisipasi dengan tepat ketika korupsi honor/uang transport lokal/perjadin
terjadi. Indeks juga dihimpun dalam agregat tidak sesuai dengan SPJ yang
secara nasional untuk menjadi Indeks ditandatangani, dan penyalahgunaan
Integritas Nasional (IIN). anggaran kantor oleh pejabat.
•• Risiko penyalahgunaan pengelolaan
Sama seperti pada 2021 dan 2022 silam, pengadaan barang/jasa masih berada
kuesioner elektronik SPI 2023 diisi secara pada tingkat sangat tinggi, setidaknya
self-administered (pengisian sendiri) pada satu aspek PBJ. Bentuknya
dengan dua jenis pengiriman kuesioner, seperti pengaturan tender untuk
melalui elektronik (Whatsapp blast dan email memenangkan vendor tertentu, adanya
blast), maupun melalui tatap muka secara kedekatan pejabat dengan pemenang
3
3 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
kebijakan, regulasi, dan mekanisme pengadaan barang dan jasa sesuai
penanganan benturan kepentingan peraturan perundang-undangan yang
di instansi. (4) Menyusun program/ berlaku. (2) Memperkuat peran dan
kegiatan bagi calon pimpinan/pejabat di independensi unit kerja pengadaan
instansi untuk meningkatkan integritas barang dan jasa sesuai peraturan
dan deklarasi konflik kepentingan perundang-undangan yang berlaku.
yang dimiliki sebelum menjabat. (5) (3) Membangun mekanisme probity
Membangun mekanisme pengawasan audit berkala untuk mendeteksi adanya
internal untuk mendeteksi intervensi masalah dalam proses pengadaan
dan benturan kepentingan sebelum, barang dan jasa. (4) Memastikan dan
saat, dan setelah pimpinan menduduki memperkuat vendor management
jabatan. system. (5) Penegakan pengelolaan
•• Perbaikan mendasar terhadap benturan kepentingan dalam proses
upaya pencegahan suap/gratifikasi pengadaan. (6) Implementasi proses
dengan memastikan hal-hal berikut: pengadaan dan pembayaran secara
(1) Implementasi dan internalisasi elektronik yang sudah disiapkan sesuai
kebijakan, regulasi, mekanisme peraturan perundang-undangan yang
pelaporan/pengelolaan gratifikasi di berlaku.
instansi. (2) Menegakkan sanksi/ •• Perbaikan mendasar dalam proses
hukuman penerimaan suap/gratifikasi promosi dan mutasi pegawai, dengan
dari pihak eksternal dalam bentuk memastikan implementasi dan
apapun secara adil dan konsisten. (3) internalisasi aturan mengenai sistem
Pelatihan dan komunikasi rutin dengan merit dan pengelolaan benturan
pegawai/pimpinan agar tercipta perilaku kepentingan dalam pengelolaan SDM
yang menghindari penerimaan suap/ di seluruh tingkat jabatan di instansi.
gratifikasi. (4) Penguatan mekanisme
pengaduan dan tindak lanjutnya serta
perlindungan terhadap pelapor baik dari
pihak internal maupun eksternal.
•• Perbaikan mendasar dan menyeluruh
terhadap pengawasan internal agar
lebih proaktif, seperti audit berkala untuk
mendeteksi penyalahgunaan anggaran
perjalanan dinas, mark up anggaran,
penyalahgunaan pengadaan barang
dan jasa, hingga penyalahgunaan honor
kegiatan.
•• Perbaikan mendasar dan menyeluruh
terhadap upaya pencegahan korupsi
dalam proses pengadaan barang
dan jasa yang sudah dilakukan
dan memastikan hal-hal berikut:
(1) Menyusun proses dan alur dari
perencanaan hingga pelaksanaan
5
5 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
salah satu pertahanan terbaik untuk
1.1. Latar Belakang mencegah korupsi. Di Indonesia upaya
tersebut telah diinisiasi oleh berbagai
Praktik-praktik korupsi seperti K/L/PD. Inisiasi tersebut antara lain
penyuapan, pemerasan, gratifikasi, berupa pencanangan pembangunan
hingga penyalahgunaan wewenang untuk Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
kepentingan pribadi masih rawan terjadi di dari Korupsi, penyampaian Laporan
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara
(K/L/PD), yang dalam pelaksanaan tugas (LHKPN), Monitoring Center for Prevention
bersentuhan langsung dengan masyarakat. (MCP), dan sebagainya. Namun, capaian
Permasalahan korupsi dialami hampir upaya pemberantasan korupsi tersebut
semua negara di dunia, termasuk Indonesia. belum memiliki ukuran yang objektif. Oleh
Korupsi menjadi ancaman serius yang karena itu, perlu perangkat diagnostik
dapat membahayakan perkembangan yang mampu membantu organisasi publik
sendi-sendi kehidupan bangsa karena untuk memetakan persoalan integritas,
menggerogoti pembangunan dan mengembangkan program pencegahan dan
kesejahteraan rakyat. Di Indonesia, korupsi penindakan, serta mengukur keberhasilan
secara langsung merusak pertumbuhan strategi pencegahan korupsi.
ekonomi di tingkat pemerintahan daerah
(Alfada, 2019). Dalam perkembangannya, Berdasarkan kebutuhan tersebut, KPK
korupsi tidak hanya makin luas, tetapi menyelenggarakan Survei Penilaian
juga dilakukan secara sistematis. Tidak Integritas (SPI). Sejak awal membangun
berlebihan jika korupsi dianggap sebagai instrumen SPI, yaitu pada 2016, KPK dibantu
extraordinary crime (kejahatan luar biasa) oleh BPS. BPS dinilai mampu membangun
seperti terorisme dan narkotika, sehingga instrumen untuk mengidentifikasi
penanganannya perlu diprioritaskan. permasalahan integritas dalam organisasi
dan mengumpulkan data dengan lebih
Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor objektif. Namun, sejak 2020, KPK telah
7 Tahun 2006, ikut meratifikasi United melaksanakan survei secara mandiri
Nations Convention Against Corruption dengan dibantu oleh pihak ketiga. Dalam
(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa jangka panjang, mekanisme penilaian
Antikorupsi, UNCAC) 2003. Undang- integritas akan dilakukan secara mandiri
undang tentang Tindak Pidana Pencucian oleh masing-masing K/L/PD, sebagai alat
Uang (TPPU) serta didirikannya Komisi pemetaan risiko korupsi dan kemajuan
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya pencegahan korupsi.
pemberantasan korupsi juga menjadi
wujud keseriusan pemerintah Indonesia
untuk meminimalisir korupsi. Penindakan
yang tegas, pendidikan antikorupsi kepada
seluruh masyarakat sejak usia dini, serta
upaya pencegahan yang efektif, diharapkan
dapat mempercepat pemberantasan
korupsi di Indonesia.
Berbagai upaya perbaikan sistem untuk Hasil SPI 2023 memiliki banyak manfaat
mencegah korupsi sudah banyak dilakukan baik bagi Pemerintah Kabupaten Sigi yang
dan diinisiasi oleh kementerian/lembaga/ menjadi lokus survei maupun publik secara
pemerintah daerah di Indonesia, seperti umum. Bagi Pemerintah Kabupaten Sigi,
reformasi birokrasi, sosialisasi dan SPI 2023 memiliki manfaat antara lain:
kampanye nilai antikorupsi, monitoring 1. Memberikan informasi capaian upaya
center for prevention, zona integritas, pencegahan korupsi dan aktivitas
wilayah bebas korupsi, wilayah birokrasi
antikorupsi yang sudah dilakukan
bersih dan melayani, hingga strategi
Pemerintah Kabupaten Sigi.
nasional pencegahan korupsi. Namun,
upaya yang dapat mengukur dampak 2. Mengidentifikasi area prioritas
langkah tersebut dalam pencegahan perbaikan yang rentan terhadap
korupsi serta memperlihatkan peta risiko korupsi, sebagai dasar menyusun
korupsi yang masih terjadi di instansi, belum kebijakan dalam bentuk rencana aksi
banyak dilakukan. sebagai upaya pencegahan korupsi
pada Pemerintah Kabupaten Sigi.
Survei ini dikembangkan untuk dapat 3. Mendorong peran serta masyarakat
mengukur risiko korupsi yang masih terjadi dalam peningkatan integritas dan
di K/L/PD sekaligus mengukur dampak kepercayaan (trust) publik pada
(outcomes) dari berbagai upaya perbaikan Pemerintah Kabupaten Sigi secara
untuk mencegah korupsi yang sudah umum.
dilakukan. Hasil survei juga dikembangkan 4. Melihat kesiapan Pemerintah
untuk memberikan rekomendasi perbaikan
Kabupaten Sigi dalam pelaksanaan
lebih lanjut oleh K/L/PD sebagai bagian dari
survei secara elektronik, baik dari sisi
upaya pencegahan korupsi.
ketersediaan data populasi maupun
pelaksanaan survei elektronik.
1.3. Tujuan Bagi publik secara umum, SPI 2023 dapat
digunakan sebagai alat untuk melihat
Survei Penilaian Integritas merupakan upaya kesesuaian ekspektasi dan persepsi
untuk memetakan risiko korupsi dan capaian masyarakat dengan upaya yang dilakukan
upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh instansi terkait dengan korupsi di
Pemerintah Kabupaten Sigi. Sehingga instansi tersebut. Melalui perbandingan
tujuan dari SPI adalah menyediakan ukuran ini, masyarakat dapat turut serta dalam
dampak upaya perbaikan/pencegahan pemberantasan korupsi di instansi. Jika
korupsi yang telah dilakukan serta berbagai semua pihak dapat bersama-sama
risiko korupsi di instansi. Berdasarkan hasil melihat hasil survei yang terukur, perbaikan
ukuran tersebut, KPK kemudian menjadikan pemberantasan korupsi di lembaga dapat
hasil pemetaan sebagai dasar untuk diperkuat sehingga kebijakan yang diambil
menyusun rekomendasi perbaikan sebagai pemerintah akan makin dirasakan secara
salah satu upaya pencegahan korupsi. langsung oleh masyarakat. Selanjutnya,
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Sigi pelayanan publik yang diterima masyarakat
menyusun rencana aksi yang sesuai dengan juga akan makin bebas dari korupsi.
karakteristik instansi dan berdasarkan hasil
SPI 2023.
7
7 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
1.5. Ruang Lingkup
9
9 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Salah satu cara mengidentifikasi dan
2.1. Tinjauan Literatur memetakan korupsi adalah dengan
mengukur tingkat korupsi tersebut.
Korupsi merupakan masalah besar yang Gutmann et al. (2020) menyimpulkan bahwa
sudah banyak dipelajari dan dikaji dalam pengukuran korupsi dapat memberikan
berbagai literatur di dunia. Di antaranya gambaran mengenai kondisi korupsi dan
memunculkan perdebatan mengenai permasalahan integritas yang terjadi,
dampak korupsi terhadap pembangunan sehingga menghambat pelaksanaan tugas
ekonomi yang terbagi menjadi 2 (dua), yaitu dan fungsi berbagai lembaga sektor publik.
teori korupsi sebagai oli pembangunan Selanjutnya, hasil pengukuran dijadikan
(grease the wheel hypothesis) dan korupsi landasan untuk mengambil kebijakan
sebagai penghambat pembangunan (sand pemberantasan korupsi atau melakukan
the wheel hypothesis). intervensi sebagai tindak lanjut.
11
11 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
responden, sehingga responden dapat
2.2. Metode Pengumpulan Data memberikan jawaban secara objektif. Selain
itu, CAPI juga dilakukan di beberapa daerah
Survei Penilaian Integritas dilakukan karena ketiadaan atau ketidaklengkapan
dengan menggabungkan data primer dan data populasi baik data internal (pegawai)
data sekunder. Data primer didapatkan dari maupun eksternal (pengguna layanan/
survei terhadap pegawai instansi K/L/PD, penerima manfaat pelaksanaan tugas/
pengguna layanan dari K/L/PD tersebut, fungsi). Ketidaklengkapan dapat disebabkan
hingga eksper/ahli/pemangku kepentingan oleh ketiadaan data kontak pegawai
lainnya. Responden ahli yang dipilih, adalah dan/atau pengguna layanan, sehingga
responden yang mengerti mengenai kondisi penyebaran kuesioner tidak dapat dilakukan
integritas, risiko korupsi dalam instansi, melalui WhatsApp maupun e-mail.
serta upaya-upaya pencegahan korupsi
yang dilakukan oleh instansi bersangkutan. Survei ini dilakukan terhadap pegawai,
Selanjutnya, data primer menjadi penyusun pengguna layanan dalam satu tahun
indeks integritas yang disesuaikan dengan terakhir, dan responden eksper/ahli pada
faktor koreksi. Kemudian, faktor koreksi setiap K/L/PD yang menjadi peserta SPI.
dijadikan pengurang besaran indeks Dalam penentuan sampling secara acak,
dengan menggunakan beberapa data margin of error ditentukan dengan target
sekunder. Antara lain berupa jumlah kasus 5% dan tidak lebih dari 10% sesuai dengan
dan tersangka korupsi yang diambil dari jumlah populasi masing-masing K/L/
Surat Perintah Dimulainya Penyidikan PD. Hasil survei berbentuk angka skala 1
(SPDP) online dari seluruh penegak hukum, hingga 100. Semakin tinggi angka integritas
jumlah kejadian pengarahan yang dilakukan sebuah instansi, maka sistem yang berjalan
instansi sebelum pelaksanaan survei ini, di K/L/PD dalam mendeteksi risiko korupsi
dan hasil observasi pelaksanaan survei di dan menangani ketika terjadi tindak pidana
suatu instansi. korupsi, juga semakin baik.
13
13 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
dahulu mendatangi OPD-OPD untuk
meminta daftar pegawai. Selanjutnya,
2.3.2. Pemilihan Sampel Internal dilakukan penyamplingan langsung
sesuai target sampling yang ditetapkan
Cakupan responden internal pada setiap secara proporsional. Setelah sampling
lokus adalah pegawai pada unit kerja di terpilih, enumerator akan mendatangi
eselon II. Alokasi sampel internal dilakukan responden pegawai terpilih atau
secara proporsional berdasarkan basis
membuat perjanjian jadwal pengisian
data jumlah pegawai di masing-masing
kuesioner di kantor OPD, agar dapat
lokus dengan mengikuti ketentuan sebagai
berikut: mengisi kuesioner secara CAPI di gawai
enumerator.
1. Pegawai yang dijadikan sampel minimal
sudah bekerja selama satu tahun di 2.3.3. Pemilihan Sampel Eksternal
K/L/PD (baik ASN maupun non-ASN)
Responden eksternal merupakan para
dan melakukan tugas dan fungsi utama pengguna layanan atau mitra kerjasama
dari K/L/PD. Dengan demikian, pegawai dari K/L/PD. Secara umum, ketentuan
honorer dapat masuk dalam daftar pemilihan sampel eksternal adalah sebagai
populasi pegawai. Namun pegawai berikut:
yang tidak melakukan tugas dan fungsi
utama dikeluarkan dari daftar sampling, 1. Alokasi sampel responden eksternal
contohnya resepsionis, pengamanan, dihitung berdasarkan proporsi jumlah
pramusaji, supir, teknisi, tenaga pengguna layanan selama 12 bulan
kebersihan, dll. terakhir pada masing-masing unit kerja
2. Pegawai yang berada pada unit kerja yang menjadi sampling di instansi yang
yang tidak menjadi sampling (misalnya, mengikuti kegiatan SPI 2023.
unit kerja tidak terpilih secara acak 2. Pengguna layanan pada kementerian/
pada K/L klaster A, pengawas internal/ lembaga mencakup penerima manfaat
inspektorat, BLU atau BLUD, dan unit pelaksanaan tugas dan fungsi dari
kerja non-induk) juga dikeluarkan dari kementerian/lembaga tersebut, seperti
daftar sampling. perizinan, koordinasi, pengadaan
3. Pemilihan responden internal dilakukan barang dan jasa, konsultasi, koordinasi,
secara acak dari data populasi yang dsb.
dikirimkan oleh Inspektorat/Satuan 3. Pengguna layanan tidak termasuk
Pengawas Internal masing-masing pengguna layanan yang merupakan
K/L/PD. internal/pegawai dari instansi K/L/PD
4. Responden yang terpilih secara tersebut.
acak, akan menerima pesan melalui 4. Untuk K/L/PD yang hingga menjelang
WhatsApp dan/atau surel untuk mengisi akhir penutupan kegiatan survei masih
kuesioner melalui platform daring. belum mencapai target responden
5. Karena ketiadaan data populasi yang sesuai dengan proporsi pengguna
diberikan oleh instansi, untuk instansi layanan di unit kerja tersebut, jumlah
yang melaksanakan metode secara sampel yang dikumpulkan menjadi 30
CAPI, akan dilakukan dengan terlebih orang responden.
15
15 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
ahli/tokoh di setiap lokus survei yang bisa 16. Advisor dari lembaga donor yang
dijadikan sampel, sesuai dengan mekanisme membantu program pemerintah di
yang ditentukan. Teknik ini dikenal instansi terkait.
sebagai targeting sampling atau metode 17. Penyuluh antikorupsi pada level madya
pengambilan sampel dengan pertimbangan dan utama.
target populasi yang ditetapkan. 18. Kriteria narasumber ahli lain yang
ditetapkan KPK.
Target responden dari survei eksper/ahli
yang harus dicapai minimal 10 ahli/tokoh
untuk setiap K/L/PD dari berbagai kriteria
yang ditetapkan oleh KPK. Kriteria ahli/
tokoh yang bisa dijadikan sampel eksper/
ahli, yaitu:
1. Pensiunan maksimal lima tahun
terakhir (pejabat minimal eselon II
untuk K/L/Provinsi atau eselon III untuk
kabupaten/kota).
2. Auditor BPK.
3. Auditor BPKP.
4. Perwakilan Ombudsman.
5. Penanggung jawab program
pencegahan korupsi dari KPK
(Korsupgah, Stranas PK, Dit.
Monitoring);
6. Instansi lain yang terkait (Kementerian
PAN RB, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian PPN/Bappenas).
7. Asosiasi Pengusaha (KADIN, HIPMI,
APINDO) atau pengusaha yang
berpengaruh.
8. DPRD (Pimpinan DPRD dan ketua
komisi yang membidangi pemerintahan
(diutamakan Komisi A)).
9. Advokat.
10. Saber Pungli Polres.
11. Saber Pungli Kejari.
12. Saber Pungli Pengadilan Negeri.
13. Jurnalis (pemerhati kinerja instansi)
yang bereputasi.
14. LSM yang fokus pada kinerja instansi
atau antikorupsi.
15. Akademisi bidang hukum atau politik/
pemerintahan/sektor terkait/lokal
setempat.
17
17 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Pembobotan menggunakan PCA memiliki
3.1. Skema Penghitungan Indeks keunggulan, yaitu bobot yang terbentuk
Integritas berasal dari distribusi data itu sendiri
dengan melakukan perhitungan korelasi
Perhitungan Indeks Integritas dilakukan antar-variabel. PCA lebih tepat digunakan
dengan menggabungkan penilaian dari untuk menganalisis multivariat yang
tiga sudut pandang, yaitu penilaian internal, komprehensif, karena dapat mengukur
penilaian eksternal, dan penilaian eksper/ seberapa penting sebuah variabel dan
ahli. Penilaian internal dihitung berdasarkan dimensi relatif terhadap variabel dan
penilaian pegawai pada masing-masing dimensi lainnya (Wu et al., 2011; Kurek et
lokus survei terkait integritas unit kerja dan/ al., 2022).
atau organisasi. Sedangkan perhitungan
untuk penilaian eksternal berasal penilaian KPK sebagai lembaga yang dinilai memiliki
para pengguna layanan publik di lokus pemahaman mendalam mengenai seluk-
survei. Sementara, penilaian eksper/ahli beluk korupsi di Indonesia, juga turut andil
dihitung berdasarkan penilaian beberapa dalam memberikan judgement bobot faktor
narasumber atau eksper/ahli yang dianggap koreksi sebesar 20 persen berdasarkan
memiliki pengetahuan komprehensif terkait hasil eksperimen ekonomi yang dilakukan
masalah integritas dan korupsi pada K/L/ lembaga itu pada 2017.
PD tertentu.
Integritas dalam
Pelaksaanaan Tugas
19
19 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
tugas, penyelewengan jabatan oleh 3. Integritas pegawai: meliputi risiko
atasan, ketidakpatuhan pegawai, risiko penerimaan gratifikasi, suap, dan
pegawai menerima pemberian dalam pemerasan.
melaksanakan tugas.
3. Perdagangan pengaruh (trading in
influence): terkait adanya intervensi 3.2.3. Variabel dalam Penilaian Eksper
dari pihak tertentu terkait penentuan
program/kegiatan, pemberian izin, Penilaian eksper/ahli tersusun atas 12
negosiasi terkait sanksi/denda, variabel, yang meliputi praktik suap, pungli,
kebijakan pengelolaan SDM, dan konflik kepentingan, transparansi layanan,
kebijakan bantuan program pemerintah. intervensi pihak lain, transparansi anggaran,
4. Pengelolaan anggaran: mencakup transparansi PBJ, objektivitas kebijakan
SDM, pendeteksian korupsi, penerapan
penyelewengan anggaran, perjalanan
pesan antikorupsi, integritas pegawai, dan
dinas, pemotongan honor/transport
keterlibatan masyarakat dalam pencegahan
lokal maupun perjalanan dinas.
korupsi.
5. Pengelolaan PBJ: meliputi
penyelewengan dalam pengelolaan
6.
pengadaan barang/jasa.
Pengelolaan SDM: terkait hal-hal negatif
3.3. Penyetaraan Skala Variabel
dalam seleksi penerimaan pegawai dan Penyesuaian variabel merupakan
praktik KKN dalam peningkatan karir transformasi nilai dari variabel yang
pegawai. digunakan supaya dapat diproses
7. Sosialisasi antikorupsi: terkait dampak/ dengan metode statistik tertentu.
efektifitas dari pelaksanaan sosialisasi Proses transformasi ini diarahkan
antikorupsi yang dilakukan. pada penyesuaian skala masing-masing
variabel penyusun, menjadi skala 1-6.
Namun, proses ini tidak dilakukan pada
3.2.2. Variabel dalam Penilaian semua variabel penyusun, melainkan lebih
Eksternal difokuskan pada:
1. Pertanyaan yang bersifat negasi
Penilaian Eksternal tersusun atas 3 (tiga) 2. Variabel-variabel yang berkaitan
indikator yaitu transparansi dan keadilan dengan aspek pengalaman.
layanan, upaya pencegahan korupsi,
integritas pegawai. Ketiga variabel tersebut Berikut adalah ilustrasi proses transformasi
terbentuk dari 12 variabel, yaitu: variabel pada proses penyusunan indeks.
1. Transparansi dan keadilan layanan:
meliputi adanya kejelasan informasi 1. Pertanyaan yang bersifat negasi
layanan, kemudahan memahami
prosedur layanan, ketidakadilan Pertanyaan yang disusun pada kuesioner
layanan, nepotisme dalam pemberian SPI merupakan pertanyaan kombinasi
layanan/pelaksanaan tugas. antara skala dengan arah jawaban positif
2. Upaya pencegahan korupsi: meliputi dengan skala dengan arah jawaban negatif.
keberadaan kampanye/himbauan Dengan demikian dilakukan penyesuaian
antikorupsi, keberadaan media arah skala agar dapat diolah dengan makna
pengaduan/pelaporan masyarakat, yang sama, yaitu skala 1, 2, dan 3 bermakna
upaya perbaikan untuk pencegahan negatif dan sebaliknya skala 4, 5, dan 6
korupsi, dan persepsi terhadap bermakna positif. Sebagaimana terlihat
integritas pegawai. pada Gambar 3.3 merupakan ilustrasi
perbedaan arah skala.
21
21 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
tertimbang yang ada pada seluruh skor standarnya. Rumus penghitungan dapat
dalam variabel penyusun, setelah dikali dilihat pada Gambar 3.7. Penilaian eksper/
bobot standarnya. Secara visual, rumus ahli juga menggunakan skala 0 sampai
penghitungan dapat dilihat pada rumus di dengan 100. Semakin mendekati angka 100
Gambar 3.5. Dalam hal ini, penilaian internal menunjukkan penilaian para ahli terhadap
menggunakan skala 0 sampai dengan integritas lembaga semakin bagus.
100. Semakin mendekati angka 100,
menunjukkan penilaian internal terhadap Indeks Penilaian Eksper
integritas lembaga semakin bagus.
0,0817 X1 + 0,0814 X2 + 0,0832 X3 + 0,0845 X4 +
Indeks Penilaian Internal 0,0763 X5 + 0,0863 X6 + 0,0881 X7 +
0,0859 X8 + 0,0872 X9 + 0,0804 X10 + 0,0888 X11 +
0,1707 X1 + 0,1619 X2 + 0,1288 X3 + 0,1396 X4 + 0,0762 X12
0,1184 X5 + 0,1602 X6 + 0,1204 X7
dimana:
X1 : Variabel penilaian tentang keberadaan suap
dimana: X2 : Variabel penilaian tentang keberadaan pungli
X1 : Indikator Perdagangan Pengaruh (Trading in X3 : Variabel penilaian tentang keberadaan konflik
Influence) kepentingan
X2 : Indikator Pengelolaan PBJ X4 : Variabel penilaian tentang transparansi layanan publik
X3 : Indikator Pengelolaan Anggaran X5 : Variabel penilaian tentang Intervensi dari pihak lain
X4 : Indikator Pengelolaan SDM X6 : Variabel penilaian tentang transparansi anggaran
X5 : Indikator Integritas dalam Pelaksanaan Tugas X7 : Variabel penilaian tentang transparansi dan
X6 : Indikator Sosialisasi Antikorupsi akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
X7 : Indikator Transparansi X8 : Variabel penilaian tentang objektivitas kebijakan SDM
Gambar 3.5 Rumus Penghitungan Penilaian Internal X9 : Variabel penilaian tentang sistem deteksi kasus korupsi
pihak internal
X10 : Variabel penilaian tentang penerapan pesan-pesan
antikorupsi
3.5.2 Penilaian Eksternal X11 : Variabel penilaian tentang integritas pegawai
X12 : Variabel penilaian tentang keterlibatan masyarakat
Penilaian eksternal dihitung dari rata- dalam pencegahan korupsi
rata tertimbang pada seluruh skor dalam Gambar 3.7 Rumus Penghitungan Penilaian Eksper
variabel penyusun, setelah dikali bobot
standarnya. Rumus penghitungan dapat
dilihat pada Gambar 3.6. Penilaian eksternal 3.5.4 Faktor Koreksi
menggunakan skala 0 sampai dengan 100.
Semakin mendekati 100, menunjukkan Penghitungan indeks integritas juga
penilaian eksternal terhadap integritas memasukkan faktor koreksi sebagai bagian
lembaga semakin bagus. yang tidak terpisahkan dalam pembentukan
indeks integritas. Sama dengan tahun
Indeks Penilaian Eksternal sebelumnya, faktor koreksi dihitung
0,3285 X1 + 3115 X2 + 3599 X3
dengan memanfaatkan 2 (dua) komponen,
yaitu prevalensi korupsi dan integritas
dimana:
X1 : Indikator Upaya Pencegahan Korupsi
pelaksanaan SPI. Masing-masing data
X2 : Indikator Transparansi dan Keadilan Layanan tersebut disetarakan dengan menggunakan
X3 : Integritas Pegawai skala 0-100, kemudian diberi bobot yang
Gambar 3.6 Rumus Penghitungan Penilaian Eksternal sama.
Faktor Koreksi
3.5.3 Penilaian Eksper
0,5805 X1 + 0,4194 X2
dimana:
Penilaian eksper/ahli dihitung dari rata- X1 : Indeks Prevalensi Korupsi
rata tertimbang pada seluruh skor dalam X2 : indeks Integritas Pelaksanaan SPI
variabel penyusun, setelah dikali bobot
Gambar 3.8 Rumus Penghitungan Faktor Koreksi
23
23 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Tabel 3.2 Kategorisasi Keberadaan Korupsi Dimensi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Tabel 3.3 Kategorisasi Keberadaan Korupsi Dimensi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa
25
25 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
•• Risiko Korupsi yang dihadapi oleh K/L/PD dalam bentuk
Risiko korupsi diukur pada seluruh dimensi pengelompokkan risiko 1) rendah, 2) sedang,
internal dan jawaban dari responden 3) tinggi, 4) sangat tinggi. Sehingga, dalam
kemudian dibandingkan dengan KLPD bentuk tabel pengelompokan risiko korupsi
lainnya untuk menentukan tingkat risiko adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kategorisasi Risiko Korupsi Dimensi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
27
27 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Tabel 3.10 Kategorisasi Risiko Korupsi Dimensi Pengelolaan Anggaran
Tabel 3.13 Kategorisasi Keberadaan Korupsi dimensi Transparansi dan Keadilan Layanan
29
29 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Tabel 3.14 Kategorisasi Keberadaan Korupsi dimensi Integritas Pegawai
Tabel 3.15 Kategorisasi Risiko Korupsi Dimensi Transparansi dan Keadilan Layanan
Tabel 3.17 Kategorisasi Upaya Pencegahan Korupsi dimensi Sosialisasi dan Sistem Antikorupsi
3.6.3 Referensi Risiko Korupsi masing untuk menjadi satu penilaian dari
Berdasarkan Penilaian Eksper eksper/narasumber ahli. Dengan demikian,
seluruh variabel dari eksper memiliki
Sudut pandang eksper tidak terbagi kembali rentang niali keberadaan dan risiko korupsi,
ke dalam berbagai dimensi. Sehingga dan upaya pencegahan korupsinya adalah
seluruh variabel memiliki bobot masing- sebagai berikut:
31
31 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Tabel 3.18 Kategorisasi Keberadaan Korupsi Menurut Responden Eksper
33
33 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Secara garis besar, responden SPI
dapat dikelompokkan berdasarkan jenis 4.1.Profil Responden Pemerintah
instrumen pengumpulan data yang Kabupaten Sigi
dilakukan. Kelompok pertama berasal
dari responden internal yang merupakan 4.1.1 Profil Responden Internal
aparatur sipil negara (ASN) pada lokus Pemerintah Kabupaten Sigi
survei. Kelompok kedua berasal dari
responden eksternal yang merupakan Total sampel internal untuk Pemerintah
para pengguna layanan pada lokus survei. Kabupaten Sigi yang eligible yakni sebanyak
Sedangkan kelompok ketiga berasal dari 228 responden. Gambar 4.1. menampilkan
beberapa ahli/tokoh masyarakat yang profil responden internal berdasarkan jenis
menguasai betul kualitas pelayanan kelamin, usia responden jabatan responden,
publik yang dilakukan oleh instansi pada dan pendidikan terakhir responden.
lokus bersangkutan.
Sekitar 50.8 persen responden eksternal Kabupaten Sigi sebanyak 1 kali. Sementara
berjenis kelamin Pria. Kemudian, sebagian itu, sekitar 63.8 persen responden eksternal
besar responden berusia 25 hingga 34 berhubungan dengan unit kerja dalam
tahun dengan persentase sebesar 42.5 rangka Kepentingan keluarga/pribadi.
persen. Berdasarkan persentase, 63.8
persen responden pernah berurusan
dengan salah satu unit kerja di Pemerintah
35
35 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
4.1.3 Profil Responden Eksper dengan pertimbangan target populasi yang
Pemerintah Kabupaten Sigi ditetapkan.
Survei Eksper ini ditujukan untuk Realisasi responden eksper yang memberi
wawancara kepada narasumber ahli yang penilaian terhadap Pemerintah Kabupaten
memiliki pengetahuan komprehensif Sigi adalah sebanyak 13. Gambar 4.3 adalah
terhadap masalah integritas, korupsi dan profil responden eksper berdasarkan jenis
lain-lain terkait lokus survei. Pemilihan kelamin responden, usia responden, dan
responden dilakukan dengan terlebih pendidikan terakhir responden.
dahulu menentukan calon eksper yang
kompeten dengan kriteria yang ditetapkan.
Teknik ini dikenal sebagai targeting
sampling atau metode pengambilan sampel
Keberadaan dan risiko korupsi internal di Terdapat 7 dimensi yang diukur tingkat
dalam organisasi dinilai pada berbagai keberadaan, risiko dan upaya pencegahan
dimensi yaitu integritas dalam pelaksanaan korupsi internal:
tugas, perdagangan pengaruh (trading
in influence), pengelolaan anggaran, 1. Perdagangan pengaruh diukur
pengelolaan PBJ dan pengelolaan SDM. berdasarkan penilaian dan pemamahan
Sementara itu, upaya pencegahan korupsi responden internal (pegawai) terhadap
diukur dari aspek transparansi serta keberadaan pengaruh dari pihak di
pelaksanaan dan efektivitas sosialisasi luar organisasi dalam pengambilan
antikorupsi di setiap instansi. Penilaian berbagai keputusan strategis di unit
integritas menggunakan kombinasi kerja/organisasi. Dimensi ini mengukur
pendekatan persepsi dan pengalaman berbagai variabel keputusan strategis
(langsung maupun tidak langsung) tersebut dalam bentuk keputusan terkait
mengenai bagaimana organisasi yang pemberian izin dan/atau rekomendasi
diwakili oleh pegawai/pejabat publik teknis yang dibutuhkan dalam mengurus
37
37 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
perizinan hingga denda/sanksi yang hingga hasil dari PBJ tersebut yang tidak
dijatuhkan kepada pengguna layanan, bermanfaat.
penetapan penerima program bantuan 5. Keberadaan dan risiko korupsi pada
dari pemerintah, keputusan terkait integritas dalam pelaksanaan tugas
pengadaan barang dan jasa di unit diukur berdasarkan penilaian dan
kerja/organisasi, penentuan kegiatan/ pemahaman responden pegawai
program di unit kerja/organisasi, hingga unit kerja/organisasi terkait dengan
keputusan-keputusan pengelolaan pelaksanaan tugas pegawai yang
SDM di unit kerja/organisasi seperti sesuai dengan aturan yang berlaku.
rekrutmen dan promosi/mutasi. Variabel yang diukur dalam dimensi ini
2. Keberadaan risiko korupsi dalam aspek terdiri dari penggunaan fasilitas kantor
pengelolaan SDM diukur dari penilaian, untuk kepentingan pribadi, perintah
pemahaman, dan pengalaman pegawai dari atasan dan tindakan dari pegawai
terhadap nepotisme dengan berbagai yang tidak sesuai dengan aturan yang
faktor dalam promosi/mutasi pegawai berlaku, nepotisme dalam pelaksanaan
hingga dugaan adanya jual/beli jabatan tugas, hingga keberadaan penerimaan
dengan pemberian suap/gratifikasi suap/gratifikasi dari pengguna layanan/
dalam promosi/mutasi di unit kerja/ penerima manfaat pelaksanaan tugas
organisasi tersebut. Penilaian dan dari pegawai di unit kerja/organisasi.
pemahaman pegawai terkait keberadaan 6. Transparansi diukur berdasarkan
perlindungan terhadap pelapor korupsi di penilaian, pemahaman, dan pengalaman
unit kerja/organisasi pegawai tersebut. responden internal (pegawai) terhadap
3. Risiko korupsi aspek pengelolaan pemberian informasi yang memadai dan
anggaran diukur dari penilaian, mudah diakses dalam pelaksanaan tugas
pemahaman, dan pengalaman pegawai dan fungsi dari unit kerja/organisasi.
terhadap pengelolaan anggaran di Dimensi ini juga mengukur bagaimana
lingkungan unit kerja/organisasi. pimpinan dan atasan langsung di
Dalam dimensi ini, variabel yang masing-masing unit kerja memberikan
diukur merupakan variabel terkait teladan dalam pelaksanaan tugas yang
penyalahgunaan anggaran dalam transparan kepada pengguna layanan/
berbagai bentuk seperti membuat penerima manfaat dari pelaksanaan
laporan perjalanan dinas yang tidak tugas dan fungsi unit kerja/organisasi
sesuai dengan keadaan sesungguhnya tersebut. Penilaian terhadap informasi
hingga pejabat yang menyalahgunakan dari unit kerja/organisasi juga terkait
anggaran untuk kepentingan pribadinya. dengan adanya informasi kepada
4. Keberadaan korupsi pada pengelolaan seluruh pegawai di unit kerja/organisasi
pengadaan barang dan jasa diukur dari mengenai pelaku tindak korupsi yang
penilaian, pemahaman, dan pengalaman diproses sesuai ketentuan dalam 1 (satu)
pegawai terhadap pengelolaan anggaran tahun terakhir.
dalam bentuk pengadaan barang dan 7. Upaya pencegahan korupsi dalam
jasa di lingkungan unit kerja/organisasi. bentuk sosialisasi antikorupsi mengukur
Berbagai bentuk permasalahan dalam penilaian dan pemahaman responden
PBJ yang dapat terjadi dimulai dari internal (pegawai) terhadap frekuensi
pemilihan yang telah diatur untuk dari berbagai kegiatan sosialisasi
memenangkan penyedia tertentu, antikorupsi yang telah dilaksanakan di
indikasi suap/gratifikasi kepada pihak- unit kerja/organisasi selama 1 (satu)
pihak yang terkait dengan proses PBJ, tahun terakhir. Sosialisasi antikorupsi
Tabel 4.1 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Perdagangan Pengaruh di Pemerintah Kabupaten Sigi
39
39 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
•• Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Berikut adalah uraian mengenai keberadaan korupsi dalam aspek pengelolaan SDM.
Tabel 4.2 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Pengelolaan SDM di Pemerintah Kabupaten Sigi
Tabel 4.3 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Pengelolaan Pengadaan PBJ di Pemerintah Kabupaten Sigi
Tabel 4.4 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Integritas Pelaksanaan Tugas di Pemerintah Kabupaten Sigi
•• Pengelolaan Anggaran
Berikut adalah uraian mengenai keberadaan korupsi dalam aspek pengelolaan anggaran:
Tabel 4.5 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Pengelolaan Anggaran di Pemerintah Kabupaten Sigi
41
41 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
4.2.2.2 Risiko Korupsi dari perspektif pegawai, organisasi lain, swasta, parpol,
Responden Internal dll) dapat mempengaruhi negosiasi
terkait sanksi/denda pengguna layanan.
Uraian berikut akan menggali bagaimana Risikonya sangat tinggi, sehingga harus
pegawai mempersepsikan dan mengalami segera ditangani secara serius. Risiko
potensi korupsi dalam lingkungan kerjanya. pengaruh pihak lain dalam negosiasi di
Risiko korupsi dari perspektif responden Pemerintah Kabupaten Sigi meningkat
internal dibagi dalam 5 aspek: perdagangan jika dibanding tahun lalu.
pengaruh, pengelolaan SDM, pengeolaan 5. Sebesar 43 persen responden
anggaran, pengelolaan PBJ dan integritas berpendapat, pihak lain seperti oknum
pelaksanaan tugas. pejabat/pegawai, organisasi lain,
swasta, parpol, dll) dapat mempengaruhi
•• Perdagangan Pengaruh kebijakan rekrutmen pegawai non-
ASN, promosi pegawai, rotasi pegawai,
Berikut adalah uraian dari keberadaan mutasi pegawai, diklat pegawai, dll di
korupsi di Pemerintah Kabupaten Sigi Pemerintah Kabupaten Sigi. Kondisi
menurut pengamatan responden internal: ini berisiko sangat tinggi, sehingga
1. Pemerintah Kabupaten Sigi memiliki harus ditangani sangat serius. Risiko
risiko sangat tinggi yang harus diatasi pengaruh pihak lain dalam rekrutmen
secara serius, karena 38 persen di Pemerintah Kabupaten Sigi relatif
responden menyebut, pihak lain stagnan jika dibanding tahun lalu.
(seperti oknum pejabat/pegawai, 6. Sebesar 40 persen responden percaya,
organisasi lain, swasta, parpol, dll) pihak lain seperti oknum pejabat/
dapat mempengaruhi keputusan pegawai, organisasi lain, swasta,
di Pemerintah Kabupaten Sigi, saat parpol, dll) dapat mempengaruhi
menentukan program/kegiatan penetapan penerima dan penyaluran
(termasuk anggaran kegiatan). Tahun bantuan-bantuan program pemerintah
ini risiko perdagangan pengaruh di di Pemerintah Kabupaten Sigi. Suatu
Pemerintah Kabupaten Sigi cenderung kondisi yang berisiko sangat tinggi,
bertambah. sehingga harus segera ditangani
2. Menurut pendapat 39 persen responden, secara serius. Risiko pengaruh pihak
pihak lain seperti oknum pejabat/ lain dalam penentuan penyaluran
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, bantuan di Pemerintah Kabupaten Sigi
dll) dapat mempengaruhi keputusan meningkat jika dibanding tahun lalu.
di Pemerintah Kabupaten Sigi untuk
menentukan pemenang tender/
pengadaan barang/jasa. Kondisi ini
berisiko sangat tinggi dan harus segera
ditangani secara serius. Dibanding
tahun lalu, risiko pengaruh pihak lain
terhadap penentuan pemenang tender
cenderung naik.
3. Sebesar 39 persen responden meyakini,
pihak lain seperti oknum pejabat/
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol,
dll) dapat mempengaruhi keputusan
di Pemerintah Kabupaten Sigi dalam
pemberian izin dan rekomendasi teknis.
Risikonya sangat tinggi, sehingga harus
segera ditangani secara serius. Risiko
munculnya perdagangan pengaruh di
Pemerintah Kabupaten Sigi, cenderung
naik dibanding tahun lalu.
4. Sebesar 36 persen responden meyakini,
pihak lain seperti oknum pejabat/
43
43 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
pengelolaan SDM di Pemerintah Kabupaten
Sigi, beserta tingkat keberadaannya di
tahun lalu:
Tabel 4.7 Risiko Korupsi dalam Aspek Pengelolaan SDM di Pemerintah Kabupaten Sigi
Tabel 4.8 Risiko Korupsi dalam Aspek Pengelolaan PBJ di Pemerintah Kabupaten Sigi
45
45 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
2. Risiko sangat tinggi di Pemerintah mendengar pegawai di Pemerintah
Kabupaten Sigi ini harus segera Kabupaten Sigi menerima pemberian
diatasi secara serius, karena sebanyak dalam bentuk uang/barang/fasilitas
28 persen responden mengatakan, dari pengguna layanan. Dibanding
suku, agama, hubungan kekerabatan, tahun lalu, risiko pegawai menerima
almamater, dan sejenisnya dapat pemberian di Pemerintah Kabupaten
mempengaruhi pengambilan Sigi meningkat.
keputusan dalam pelaksanaan tugas 7. Sekitar 3 persen responden
pegawai di Pemerintah Kabupaten menyatakan melihat/mendengar kasus
Sigi. Tingkat risiko ini di Pemerintah korupsi (suap, gratifikasi, jual beli
Kabupaten Sigi, cenderung stagnan jabatan, pemerasan, penyalahgunaan
dibanding tahun lalu. anggaran, dll) berhasil diungkap.
3. Harus segera ada penanganan yang Kondisi ini menunjukkan risiko sangat
serius untuk menghadapi risiko sangat tinggi, sehingga perlu tindakan sangat
tinggi di Pemerintah Kabupaten Sigi, serius secepat mungkin. Dibanding
mengingat 21 persen responden tahun lalu, risiko tersebut di Pemerintah
berpendapat atasan telah memberikan Kabupaten Sigi relatif stagnan.
perintah yang tidak sesuai aturan. 8. Sebesar 5 persen responden sering
Tingkat risiko atasan memberi perintah melihat/mendengar pegawai
tak sesuai aturan di Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Sigi
Kabupaten Sigi, cenderung naik memberikan sesuatu (uang, barang,
dibanding tahun lalu. fasilitas, dan sejenisnya) dalam
4. Risiko sangat tinggi di Pemerintah kebijakan promosi dan mutasi pegawai.
Kabupaten Sigi harus segera ditangani Kondisi ini menunjukkan risiko tinggi
dengan serius, karena 16 persen dan harus ada tindakan serius. Angka
responden mengatakan, banyak risiko ini di Pemerintah Kabupaten Sigi
pegawai di Pemerintah Kabupaten Sigi cenderung naik dibanding tahun lalu.
bertindak tidak sesuai aturan. Tingkat
risiko pegawai bertindak tak sesuai
aturan di Pemerintah Kabupaten Sigi,
cenderung stagnan dibanding tahun
lalu.
5. Menurut 21 persen responden,
besar kemungkinan pegawai di
Pemerintah Kabupaten Sigi bakal
menerima pemberian (uang/barang/
fasilitas/dsb) dari pengguna layanan
untuk memperoleh kemudahan/
keistimewaan. Kondisi berisiko tinggi
dan perlu ditangani serius. Ada
penurunan risiko pegawai menerima
pemberian di Pemerintah Kabupaten
Sigi dibanding tahun lalu.
6. Perlu kewaspadaan terhadap risiko
sedang yang ada di Pemerintah
Kabupaten Sigi, mengingat 5 persen
responden menyatakan pernah
47
47 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
yang menerima honor/uang transport Kabupaten Sigi, jika banding tahun lalu.
lokal/perjadin tidak sesuai dengan SPJ
yang mereka tanda tangani. Risikonya
sangat tinggi, sehingga harus cepat
ditindak secara serius. Risikonya pada
tahun di Pemerintah Kabupaten Sigi
lebih besar jika dibanding tahun lalu.
6. Harus ada penanganan serius dan
cepat untuk mengatasi risiko sangat
tinggi di Pemerintah Kabupaten
Sigi, mengingat sebesar 17 persen
responden meyakini, ada pejabat yang
menggunakan anggaran kantor untuk
kepentingan pribadi di Pemerintah
Kabupaten Sigi. Risikonya pada tahun
di Pemerintah Kabupaten Sigi, lebih
besar jika dibanding tahun lalu.
7. Sebanyak 8 persen responden pernah
melihat/mendengar ada pejabat yang
menggunakan anggaran kantor untuk
kepentingan pribadi di Pemerintah
Kabupaten Sigi. Risikonya tergolong
sangat tinggi dan segera harus ditindak
secara serius. Pada tahun ini ada
kenaikan risiko tersebut di Pemerintah
Tabel 4.10 Risiko Korupsi dalam Aspek Pengelolaan Anggaran di Pemerintah Kabupaten Sigi
•• Transparansi
Berikut adalah uraian upaya pencegahan
korupsi per komponen:
1. Transparansi di Pemerintah Kabupaten
Sigi masih sangat rendah dan perlu
perbaikan serius, karena 77 persen
responden menyebut ada informasi
yang memadai bagi pegawai untuk
melaksanakan tugas yang diberikan
Tabel 4.11 Upaya Pencegahan korupsi dalam Aspek Transparansi di Pemerintah Kabupaten Sigi
49
49 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
bawah rata-rata , sehingga perlu segera keteladanan untuk mendorong
ditingkatkan. pencegahan korupsi. Angka ini
5. Sebanyak 47 persen responden tergolong berada di bawah rata-rata
berpendapat, para pegawai di nasional.
Pemerintah Kabupaten Sigi menghindari 8. Upaya pencegahan korupsi di
konflik kepentingan. Artinya, sosialisasi Pemerintah Kabupaten Sigi kurang dan
antikorupsi yang dilakukan tergolong di perlu intervensi, karena baru 69 persen
bawah rata-rata dan perlu ditingkatkan. responden yang menilai pimpinan/
6. Terdapat 76 persen responden yang kepala di unit kerja telah memberikan
keteladanan untuk mendorong
berpendapat bahwa pegawai yang
pencegahan korupsi. Angka ini berada
diduga korupsi (suap, gratifikasi, jual beli
di bawah rata-rata nasional.
jabatan, pemerasan, penyalahgunaan
anggaran, dll) di Pemerintah Kabupaten
Sigi akan diproses sesuai ketentuan.
Angka ini berada di bawah rata-rata
nasional. Kondisi ini menunjukkan
tingkat transparansi yang masih kurang
dan perlu intervensi.
7. Upaya pencegahan korupsi di
Pemerintah Kabupaten Sigi kurang dan
perlu intervensi, karena baru 71 persen
responden yang menilai pimpinan
tertinggi di instansi telah memberikan
Tabel 4.12 Upaya Pencegahan korupsi dalam Aspek Sosialisasi Antikorupsi di Pemerintah Kabupaten Sigi
Tabel 4.13 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Transparansi dan Keadilan Layanan di Pemerintah Kabupaten Sigi
•• Integritas Pegawai
Tabel 4.14 Keberadaan Korupsi dalam Aspek Integritas Pegawai di Pemerintah Kabupaten Sigi
51
51 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
4.2.3.2 Risiko Korupsi dari sudut tertentu pada Pemerintah Kabupaten
pandang Eksternal Sigi. Walaupun berisiko kecil, namun
perlu diperhatikan. Risiko munculnya
•• Transparansi dan Keadilan Layanan perlakuan istimewa yang tidak sesuai
aturan di Pemerintah Kabupaten Sigi,
Risiko korupsi pada aspek transparansi dan berkurang jika dibanding tahun lalu.
keadilan layanan pada tahun 2023 dapat 4. Sejumlah 17 persen responden
dijelaskan oleh berbagai observasi berikut: berpendapat, suku, agama, kekerabatan,
1. Terdapat 5 persen responden yang almamater, komunitas, dan hubungan
memberi penilaian buruk terhadap kedekatan lainnya dapat mempengaruhi
kejelasan informasi tentang standar petugas di Pemerintah Kabupaten
dan prosedur pelaksanaan tugas/ Sigi ketika melaksanakan tugas
layanan di Pemerintah Kabupaten atau memberikan layanan hingga
memproses perizinan. Kendati risikonya
Sigi. Kondisi ini menunjukkan risiko
kecil, kondisi ini perlu dihilangkan. Risiko
tinggi, dan membutuhkan langkah
tersebut di Pemerintah Kabupaten Sigi
perbaikan segera. Risiko ketidakjelasan berkurang jika dibanding tahun lalu.
informasi di Pemerintah Kabupaten Sigi
meningkat dibanding tahun lalu.
2. Dibutuhkan kewaspadaan untuk
merespons risiko berlevel sedang di
Pemerintah Kabupaten Sigi karena ada 3
persen responden yang menilai standar
dan prosedur terkait tugas/layanan yang
ditetapkan sulit diikuti. Angka risikonya
di Pemerintah Kabupaten Sigi menurun
dibanding tahun lalu.
3. Terdapat 14 persen responden yang
berpendapat, ada perlakuan istimewa/
khusus yang tidak sesuai aturan bagi
pengguna layanan/stakeholder/pihak
Tabel 4.15 Risiko Korupsi dalam Aspek Transparansi dan Keadilan Layanan di Pemerintah Kabupaten Sigi
Tabel 4.16 Risiko Korupsi dalam Aspek Integritas Pegawai di Pemerintah Kabupaten Sigi
53
53 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Tingkatan upaya berada di atas rata-rata tergolong di atas rata-rata nasional
nasional, sehingga harus dipertahankan sehingga perlu dipertahankan.
atau ditambah. 7. Terdapat 83 persen responden yang
3. Ada 76 persen responden yang menilai bahwa semua pegawai yang
berpendapat Pemerintah Kabupaten bekerja/melayani di Pemerintah
Sigi telah banyak melakukan upaya Kabupaten Sigi menjunjung tinggi
perbaikan untuk mencegah korupsi. kejujuran. Kondisi ini menggambarkan
Artinya upaya pencegahan korupsi yang upaya pencegahan korupsi yang masih
dilakukan masih berada di bawah rata- berada di bawah rata-rata nasional
rata nasional. sehingga harus ditambah.
4. Sebesar 62 persen responden melihat 8. Terdapat 83 persen responden yang
ada media pengaduan/pelaporan menyatakan bahwa pegawai yang
masyarakat terkait korupsi di bekerja/melayani di Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Sigi. Kondisi Kabupaten Sigi menjalankan tugas
ini menunjukkan langkah pencegahan sesuai aturan. Kondisi ini menunjukkan
korupsi yang dilakukan tergolong di atas langkah pencegahan korupsi yang masih
rata-rata nasional sehingga sebaiknya berada di bawah rata-rata nasional dan
dipertahankan atau bisa ditambah. perlu ditambah.
5. Tercatat 82 persen responden menilai
Pemerintah Kabupaten Sigi memberikan
perlindungan kepada masyarakat yang
melaporkan korupsi. Ini berarti upaya
pencegahan korupsinya tergolong
di atas rata-rata nasional dan harus
dipertahankan.
6. Sebesar 80 persen responden menyebut
laporan masyarakat tentang korupsi
di Pemerintah Kabupaten Sigi akan
ditindaklanjuti. Kondisi ini menunjukkan
upaya pencegahan korupsi yang
55
55 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
responden memberi penilaian buruk ditangani secara serius dan cepat.
terhadap kualitas transparansi layanan Risiko terhadap objektivitas kebijakan
publik dalam setahun terakhir. Kondisi SDM di Pemerintah Kabupaten Sigi
ini membutuhkan penanganan yang cenderung naik dibanding tahun lalu.
sangat serius dan segera. Risiko 9. Sebesar 36 persen responden
terhadap kualitas transparansi layanan menyatakan, kemampuan pihak internal
publik di Pemerintah Kabupaten Sigi, di Pemerintah Kabupaten Sigi untuk
cenderung naik dibanding tahun lalu. mendeteksi kasus korupsi, sangat
5. Responden yang menjawab buruk. Dengan demikian, ada risiko
kemungkinan terjadi intervensi pihak yang sangat tinggi dan membutuhkan
lain di Pemerintah Kabupaten Sigi penanganan serius sesegera mungkin.
sangat besar, yaitu mencapai 53 persen Risiko terhadap kemampuan di
responden. Dengan risiko yang tinggi Pemerintah Kabupaten Sigi mendeteksi
seperti ini, diperlukan penanganan kasus korupsi, cenderung lebih besar
serius dan cepat. Dibanding tahun lalu, dibanding tahun lalu.
risiko terjadinya intervensi pihak lain di 10. Sebanyak 36 persen responden
Pemerintah Kabupaten Sigi meningkat. berpendapat, penerapan pesan-pesan
6. Dalam 12 bulan terakhir, tercatat 36 sosialisasi antikorupsi di kalangan
persen responden memberi penilaian pegawai-pejabat di Pemerintah
buruk terhadap kualitas transparansi Kabupaten Sigi sangat rendah dalam
anggaran di Pemerintah Kabupaten 12 bulan terakhir. Angka tersebut
Sigi. Tingkat risikonya sangat tinggi, menunjukkan risiko tinggi yang
sehingga harus segera ditangani membutuhkan penanganan serius.
dengan sangat serius. Risiko terhadap Dibanding tahun lalu, risiko tersebut
kualitas transparansi anggaran di di Pemerintah Kabupaten Sigi lebih
Pemerintah Kabupaten Sigi meningkat rendah.
dibanding tahun lalu. 11. Penilaian buruk terhadap integritas
7. Pemerintah Kabupaten Sigi pegawai di Pemerintah Kabupaten Sigi
membutuhkan penanganan sangat diberikan oleh 17 persen responden,
serius dan segera untuk mengatasi yang menunjukkan risiko tinggi dan
risiko yang sangat tinggi, karena 62 perlu ditangani secara serius. Dibanding
persen responden memberi penilaian tahun lalu ada peningkatan risiko
buruk terhadap kualitas transparansi tersebut di Pemerintah Kabupaten Sigi.
dan akuntabilitas pengadaan barang 12. Sebesar 17 persen responden
dan jasa dalam setahun terakhir. menyatakan Pemerintah Kabupaten
Tahun ini kondisi risiko terhadap Sigi tidak cukup memberi kesempatan
kualitas transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat terlibat dalam
pengadaan barang dan jasa di pencegahan korupsi, seperti membuka
Pemerintah Kabupaten Sigi cenderung akses pengaduan, transparansi
naik. anggaran, transparansi layanan, dll.
8. Sebesar 44 persen responden Kondisi ini menggambarkan risiko
menyebutkan, dalam setahun terakhir tinggi sehingga harus ditangani
tingkat objektivitas kebijakan SDM di dengan serius. Risiko ini di Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Sigi bernilai Kabupaten Sigi, cenderung turun
buruk. Angka tersebut menunjukkan dibanding tahun lalu.
risiko sangat tinggi, sehingga perlu
57
57 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
4.2.5 Faktor Koreksi Pemerintah yaitu prevalensi korupsi dan integritas
Kabupaten Sigi pelaksanaan SPI. Untuk tahun 2023, faktor
koreksi Pemerintah Kabupaten Sigi adalah
Skor indeks integritas untuk setiap peserta sebagai berikut:
SPI 2023, termasuk Pemerintah Kabupaten
Sigi, akan dikurangi dengan suatu faktor
koreksi. Faktor koreksi dihitung dengan
memanfaatkan 2 (dua) komponen,
4.2.6 Catatan Pelaksanaan SPI 2023 KPK juga melakukan analisis terkait
anomali data survei yang didapatkan dari
Pelaksanaan SPI 2023 di Pemerintah responden. Anomali merujuk pada keadaan
Kabupaten Sigi memiliki tambahan dimana jawaban responden berpotensi
catatan. Mengingat kerangka sampel yang tidak merepresentasikan situasi integritas
digunakan merujuk pada daftar pegawai di Pemerintah Kabupaten Sigi KPK tidak
dan pengguna yang diberikan instansi mendeteksi adanya praktik yang tidak sesuai
peserta SPI, kualitas dari hasil survei juga dengan integritas pelaksanaan SPI pada
dapat dipengaruhi oleh kerangka sampel. Pemerintah Kabupaten Sigi. Meski demikian,
Sangat sedikit, yakni hanya sebesar 15.32 Pimpinan dan Satuan Pengawas Internal
persen dari data sampel pegawai yang diharapkan untuk tetap mempertahankan
datanya bersifat clean. Ini merupakan integritas dalam pelaksanaan survei SPI
angka yang sangat rendah, sehingga perlu agar mendapatkan gambaran risiko korupsi
dilakukan perbaikan sistem pendataan secara kredibel pada survei mendatang.
pegawai. Hanya sebesar 36.1 persen dari
data sampel pengguna layanan datanya
bersifat clean. Angka tersebut merupakan
angka yang relatif rendah, sehingga perlu
dilakukan perbaikan sistem pendataan
pengguna layanan untuk pelaksanaan
survei di masa depan.
59
59 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
5.1. Kesimpulan Risiko korupsi dalam pengelolaan SDM
saat promosi/mutasi diyakini masih berada
Menyimpulkan paparan dari bab 4 di atas, pada level tinggi di instansi ini. Setidaknya
berikut adalah rangkuman terkait integritas terdapat satu aspek pengelolaan SDM
yang ditemukan di Pemerintah Kabupaten yang memiliki risiko tinggi. Risiko ini dapat
Sigi. disebabkan konflik kepentingan yang
dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan,
Risiko korupsi pada integritas pelaksanaan kedekatan dengan pejabat, dan kesamaan
tugas dapat dikatakan sangat tinggi, almamater/golongan/organisasi.
setidaknya pada satu aspek, seperti
pada penyalahgunaan fasilitas kantor Risiko perdagangan pengaruh (trading in
untuk kepentingan pribadi, adanya konflik influence) di instansi ini berada pada tingkat
kepentingan yang dipengaruhi oleh suku, yang sangat tinggi, setidaknya pada satu
agama, hubungan kekerabatan, almamater, aspek. Risiko ini ditengarai terjadi pada
dan sejenisnya, adanya atasan yang area-area rawan seperti saat penentuan
memberi perintah tidak sesuai aturan, risiko program/kegiatan, penentuan pemenang
gratifikasi/suap, termasuk adanya pegawai tender, perizinan, pemberian sanksi/denda,
yang melanggar aturan. rekrutmen pegawai, dan pemberian/
penyaluran bantuan.
Kalangan eksternal meyakini bahwa
risiko berupa pemberian gratifikasi/suap/ Upaya pencegahan korupsi melalui
pemerasan masih tinggi di instansi ini, sosialisasi antikorupsi terbilang masih
setidaknya dalam satu aspek penilaian berada di bawah rata-rata nasional.
integritas pegawai. Sosialisasi antikorupsi yang dilakukan
hendaknya dirancang agar efektif
Risiko penyalahgunaan pengelolaan sehingga pegawai dapat menghindari
anggaran berada pada tingkat sangat tinggi konflik kepentingan, melaporkan/menolak
setidaknya untuk satu aspek. Risiko ini gratifikasi/suap, dan melaporkan tindak
dapat terjadi pada penggunaan anggaran pidana korupsi yang dilihat/didengar/
perjalanan dinas, penerimaan honor/ diketahui.
uang transport lokal/perjadin tidak sesuai
dengan SPJ yang ditandatangani, dan Hasil SPI menunjukkan bahwa indikator
penyalahgunaan anggaran kantor oleh transparansi berada di bawah rata-rata
pejabat. nasional, terutama terkait informasi yang
memadai dan kemudahan akses bagi pihak
Risiko penyalahgunaan pengelolaan eksternal.
pengadaan barang/jasa masih berada
pada tingkat sangat tinggi, setidaknya Kalangan eksternal menilai setidaknya
pada satu aspek PBJ. Bentuknya seperti satu aspek dalam indikator transparansi
pengaturan tender untuk memenangkan dan keadilan layanan masih memiliki risiko
vendor tertentu, adanya kedekatan pejabat tinggi. Risiko tersebut mencakup kejelasan
dengan pemenang PBJ, adanya kemahalan informasi terkait standar dan prosedur
harga (tidak sesuai kualitas dengan harga), pelaksanaan tugas/layanan, kemudahan
adanya risiko gratifikasi/suap dari vendor standar/prosedur, memastikan tidak ada
pemenang tender, serta hasil PBJ yang perlakukan istimewa/khusus yang tidak
tidak bermanfaat. sesuai aturan, dan menghindari konflik
61
61 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
berlaku. (2) Memperkuat peran dan
independensi unit kerja pengadaan
barang dan jasa sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Membangun mekanisme probity
audit berkala untuk mendeteksi adanya
masalah dalam proses pengadaan
barang dan jasa. (4) Memastikan dan
memperkuat vendor management
system. (5) Penegakan pengelolaan
benturan kepentingan dalam proses
pengadaan. (6) Implementasi proses
pengadaan dan pembayaran secara
elektronik yang sudah disiapkan sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Perbaikan mendasar dalam proses
promosi dan mutasi pegawai, dengan
memastikan implementasi dan
internalisasi aturan mengenai sistem
merit dan pengelolaan benturan
kepentingan dalam pengelolaan SDM
di seluruh tingkat jabatan di instansi.
Armand, Alex, Alexander Coutts, Pedro C. Vicente, and Inês Vilela. 2023. “Measuring Corruption in
the Field Using Behavioral Games.” Journal of Public Economics 218:104799. doi: 10.1016/j.
jpubeco.2022.104799.
Bo, Shiyu, Yiping Wu, and Lingna Zhong. 2020. “Flattening of Government Hierarchies and Misuse
of Public Funds: Evidence from Audit Programs in China.” Journal of Economic Behavior &
Organization 179:141–51. doi: 10.1016/j.jebo.2020.08.045.
Chaudhuri, Sarbajit, Krishnendu Ghosh Dastidar, and Sushobhan Mahata. 2022. “Cronyism and
Corruption in India: A Game Theoretic Analysis.” Managerial and Decision Economics
43(6):2607–18. doi: 10.1002/mde.3550.
Dastidar, Krishnendu Ghosh, and Sonakshi Jain. 2023. “Favouritism and Corruption in Procurement
Auctions.” Mathematical Social Sciences 123:10–24. doi: 10.1016/j.mathsocsci.2023.02.003.
Gutmann, Jerg, Fabio Padovano, and Stefan Voigt. 2020. “Perception vs. Experience: Explaining
Differences in Corruption Measures Using Microdata.” European Journal of Political Economy
65:101925. doi: 10.1016/j.ejpoleco.2020.101925.
Liu, Xizi. 2016. “A Literature Review on the Definition of Corruption and Factors Affecting the Risk of
Corruption.” Open Journal of Social Sciences 04(06):171–77. doi: 10.4236/jss.2016.46019.
Qia, Zhang, and Jin Yanting. 2023. “Historical or Contemporary Causes of Corruption: International
Evidence.” Finance Research Letters 56:104044. doi: 10.1016/j.frl.2023.104044.
Safina, Dinara. 2015. “Favouritism and Nepotism in an Organization: Causes and Effects.” Procedia
Economics and Finance 23:630–34. doi: 10.1016/S2212-5671(15)00416-5.
Standaert, Samuel. 2015. “Divining the Level of Corruption: A Bayesian State-Space Approach.”
Journal of Comparative Economics 43(3):782–803. doi: 10.1016/j.jce.2014.05.007.
UNDP. 2008.
63
63 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
LAMPIRAN
65
65 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Gambar 03 : Internal - Pengelolaan Anggaran Pemerintah Kabupaten Sigi
Gambar 04 : Internal - Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Sigi
67
67 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Gambar 07 : Internal - Sosialisasi Antikorupsi Pemerintah Kabupaten Sigi
69
69 Laporan Survei Penilaian Integritas Tahun 2023
Gambar 11 : Eksper - Integritas Instansi Pemerintah Kabupaten Sigi