ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of officers’ integrity, competency, and
information technology capability on the effectiveness of fraud prevention system at the Government of City
of Banda Aceh. The population of this study conprises all Local government agencies (SKPD) consisted of 6
secretariates, 14 offices, 9 technical institutes, 9 sub districts where each are represented by Budget Users,
Secretaries, and Heads of Sub-Division. Data were collected using 45 items questionnare. The analytical
method used is a multiple linear regression. The results showed that officers’ integrity, officers’ competency,
and information technology capability contribute to the effectiveness of fraud prevention system in the
Government of City of Banda Aceh, simultaneously, as weel as partially.
Keywords: officers’ integrity, officers’ competency, utilizing information technology, and the effectiveness of
fraud prevention system.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji pengaruh integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud di Pemerintah Kota Banda
Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di
Pemerintah Kota Banda Aceh yang terdiri dari 6 unit sekretariat, 14 dinas, 9 lembaga teknis, 9 kecamatan,
dimana setiap SKPD diwakili oleh Pengguna Anggaran, Sekretaris, dan Kasubag. Data yang digunakan
adalah data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri atas 45
item pernyataan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud di Pemerintah Kota Banda Aceh.
Kata kunci: integritas aparatur, kompetensi aparatur, pemanfaatan teknologi informasi, dan
efektivitas sistem pencegahan fraudn
lebih efektif yakni: 1) peran serta atasan, 2) pencegahan fraud dan reformasi birokrasi
pengembangan dan penerapan kode etik, 3) dilingkungan kerjanya (Humas Setda, 2012)
rekrutmen pegawai sesuai peraturan 4) Untuk membangun sistem pendukung
penyesuaian praturan dengan kondisi yang terus kerja yang handal dibutuhkan aparatur
berkembang, dan 5) akuntabilitas berintegritas tinggi yang dapat dipercaya dan
Berdasarkan Laporan Temuan bertanggung jawab, kompeten, cerdas, trampil
Inspektorat Pemerintah Kota Banda Aceh dan memiliki keahlian khusus. Pemanfaatan
Tahun 2012 ditemui perbuatan, penyimpangan, teknologi informasi secara optimal dapat
dan sikap aparatur dalam menjalankan tugas membantu berjalannya sistem pencegahan
baik secara sengaja maupun tidak disengaja fraud yang telah terintegrasi pada semua SKPD
yang dapat digolongkan kedalam tindakan di Pemerintah Kota Banda Aceh.
fraud, seperti: Adanya aparatur yang hanya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menandatangani absen dan tidak melakukan menguji pengaruh integritas aparatur,
tugas/kewajibannya di kantor, menandatangani kompetensi aparatur, dan pemanfaatan
daftar hadir suatu kegiatan tanpa mengikuti teknologi informasi terhadap efektivitas sistem
kegiatan tersebut, kelebihan pembayaran pencegahan fraud pada SKPD Pemerintah Kota
terhadap jumlah hari kegiatan maupun jumlah Banda Aceh. Selanjutnya, pada bagain 2,
pengadaan barang, kemahalan harga barang, membahas tinjauan pustaka dan penelitian
dan jumlah pembayaran yang tidak sesuai sebelumnya mengenai efektivitas sistem
dengan spesifikasi taknis (Inspektorat Kota pencegahan fraud. bagian 3, memberikan
Banda Aceh, 2012) Kerangka metodologi untuk dasar analisis data.
Pemerintah Kota Banda Aceh telah Bagian 4 membahas temuan dan implikasinya
berupaya untuk mencegah terjadinya fraud dan akhirnya bagian 5 memberikan kesimpulan.
sedini mungkin melalui penerapan sistem
KAJIAN PUSTAKA
pencegahan fraud. Pemanfaatan teknologi
Menurut The Institute of Internal
informasi dalam berbagai program inovasi
Auditor (IIA), yang dimaksud dengan fraud
sistem pendukung kerja diterapkan sebagai
adalah “An array of irregularities and illegal
bentuk teknik sistem pencegahan faraud,
acts characterized by intentional deception.”
diantaranya sistem e- kinerja untuk mengukur
(Boyton at al, 2006)
dan menilai prestasi kerja dan pemberian
Cressey (1953) dalam Albercht dan
insentif kepada aparatur, e-procurement dalam
Albercht (2004), mengemukakan teori fraud
proses pengadaan barang dan jasa, dan
triangle yang menjelaskan tiga faktor
penetapan Zona Integritas sebagai bentuk
pendorong seseorang untuk melakukan
komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh dalam
tindakan fraud, yang terdiri dari; 1)
mencegah terjadinya korupsi melalui sistem
kecenderungan seseorang dalam melakukan facto, karena data penelitian diperoleh dari
fraud. Siahaan (2009), Salameh at al (2011), linkungan normal dan alami.
Hendriani (2013) dan Faiz (2014) menemukan Populasi dalam penelitian ini berjumlah
bahwa integritas dan kompetensi bepengaruh 39 SKPD dilingkungan Pemko Banda Aceh
terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. yang terdiri dari 6 unit sekretariat, 14 dinas, 9
Sedangkan Putri (2010), Korompis (2013) dan lembaga teknis, dan 9 kecamatan. Sedangkan,
, James (2013), membuktikan bahwa yang akan dijadikan responden adalah
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh Pengguna Anggaran (PA), Sekretaris dan
terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud Kasubag berjumlah 117 responden. Responden
Berdasarkan kajian pustaka, hubungan ini dipilih karena berperan sebagai manajer
hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: yang mengetahui keadaan SKPD secara
1. Integritasaparatur, kompetensi aparatur, dan keseluruhan dan bertanggung jawab dalam
pemanfaatan teknologi informasi secara pelaksanaan seluruh program kegiatan,
bersama-sama berpengaruh terhadap sehingga dianggap dapat mewakili populasi.
efektivitas sistem pencegahan fraud. Sumber data yang digunakan adalah
2. Integritas aparatur berpengaruh positif data primer, sedangkan teknik pengumpulan
terhadap efektivitas sistem pencegahan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner
fraud. yang terdiri dari 45 item pernyataan. Kuesioner
3. Kompetensi aparatur berpengaruh positif ini diberikan langsung kepada responden.
terhadap efektivitas sistem pencegahan Dalam menjawab kuisioner, responden diminta
fraud. memberikan penilaian terhadap setiap
4. Pemanfaatan teknologi informasi pernyataan dengan memilih salah satu dari lima
berpengaruh positif terhadap efektivitas pilihan jawaban yang disediakan. Pernyataan
sistem pencegahan fraud. yang digunakan terdiri dari dua pernyataan
positif dan satu pernyataan negatif dari setiap
METODE PENELITIAN
indikator. Untuk pernyataan positif diberi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
bobot 1 sampai 5 untuk setiap jawaban terhadap
hipotesis dan termasuk jenis penelitian
tingkat setuju atau ketidaksetujuannya.
kausalitas, yaitu penelitian yang menyatakan
Sebaliknya penilaian untuk pernyataan negatif
adanya hubungan sebab akibat antara variabel
bobot yang diberikan akan dibalik. Penelitian
integritas aparatur, kompetensi aparatur, dan
ini menggunakan skala Likert dengan interval 5
pemanfaatan teknologi informasi terhadap
point.
efektivitas sistem pencegahan fraud. Dalam
Selanjutnya, setelah kuesioner
penelitian ini tingkat intervensi peneliti minimal
terkumpul untuk melakukan analisis data perlu
dan dikatagorikan sebagai penelitian ex-post
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan Data yang diperoleh pada penelitian ini
teknik korelasi Product Moment dari Pearson diperoleh dari pengumpulan data primer
dengan tingkat signifikansi 5% untuk melalui daftar kuesioner yang telah diisi dan
mengetahui keeratan pengaruh antara variabel dikembalikan oleh responden. Kuesioner
bebas dengan variabel terikat dengan cara diberikan langsung kepada setiap responden
mengkorelasikan antara skor item pertanyaan dan diambil kembali pada waktu yang telah
terhadap skor total. disepakati. Seluruh kuesioner telah
Pengujian reliabilitas dalam penelitian dikembalikan dengan tingkat pengembalian
ini menggunakan cronboach alpha terhadap kuesioner sebesar 100%, sehingga jumlah
masing-masing instrumen. Dimana suatu responden akhir untuk penelitian ini sebanyak
instrument dapat dikatakan reliable bila 117 orang (N = 117).
memiliki koefisien keandalan atau alpha Hasil uji validitas menyatakan bahwa
sebesar : (a) < 0,6 tidak reliable, (b) 0,6-0,7 45 pernyataan dinyatakan valid karena nilai
acceptable, (c) 0,7-0,8 baik dan (d) > 0,8 sangat koefisien korelasi yang diperoleh dari masing-
baik (Sekaran, 2006:177). masing pernyataan berada diatas nilai kritis
Setelah Validitas dan Reliabilitas korelasi product moment (koefisien korelasi >
terpenuhi, maka dilakukan analisis data.Metode 0,180). Berdasarkan tabel r product moment,
analisis data dalam penelitian ini menggunakan hasil dengan nilai kritis 5% (N = 117) yaitu
metode analisis regresi linear berganda 0,180
(multiple regression model) yang merupakan Selanjutnya hasil uji realibilitas
suatu teknik untuk menjelaskan dan menguji menjelaskan bahwa nilai koefisien alpha untuk
hubungan dan pengaruh antara variabel masing-masing variabel diatas 0,6 dengan
dependen dan variabel independen (Lind et al., rincian variabel efektivitas sistem pencegahan
2011:120). Persamaan model empiris yang fraud (Y) dengan nilai alpha sebesar 0,633,
digunakan dalam meneliti pengaruh variabel variabel integritas aparatur (X1) dengan nilai
independen terhadap variabel dependen, yaitu: alpha sebesar 0,704, variabel kompetensi
Y=α+ + + +ε aparatur (X2) dengan nilai alpha sebesar 0,715,
Dimana Y adalah efektivitas sistem dan untuk variabel pemanfaatan teknologi
pencegahan fraud, α adalah konstansta, β1, β2, β3 informasi (X3) dengan nilai alpha sebesar 0,633.
adalah koefisien X1, adalah integritas aparatur, Dengan demikian, seluruh pernyataan dari
X2 adalah kompetensi aparatur, dan X3 adalah variabel penelitian dinyatakan handal karena
pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan ε nilai alpha berada diatas 0,60, sehingga dapat
adalah error term. disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan
alat ukur dalam penelitian ini layak digunakan.
variabel X1, X2, X3 ≠ 0 maka besarnya nilai (2011), dan Josheph dan Albert (2015)
efektivitas sistem pencegahan fraud 1,217. membuktikan bahwa efektivitas sistem
Variabel pemanfaatan teknologi pencegahan dipengaruhi secara bersama-sama
informasi (X3) mempunyai pengaruh dominan oleh integritas, kompetensi, dan pemanfaatan
terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud teknologi informasi fraud.
pada Pemerintah Kota Banda Aceh, dengan
persentase koefisien regresi 43,3%, diikuti Pengaruh Integritas Aparatur terhadap
dengan variabel pemanfaatan kompetensi Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud
Secara parsial, integritas aparatur
aparatur (X2) 18,80% dan variabel integritas
berpengaruh positif terhadap efektif sistem
aparatur (X1) sebesar 9,20%.
pencegahan fraud. Hal ini berarti bahwa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang paling penting dalam suatu kebijakan.
pertama dapat dibuktikan bahwa, integritas Integritas adalah bertindak konsisten sesuai
aparatur, kompetensi aparatur, dan pemanfaatan dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi
teknologi informasi secara simultan serta kode etik profesi, walaupun dalam
berpengaruh terhadap efektivitas sistem keadaan yang sulit untuk melakukan ini
aparatur, dan pemanfaatan teknologi informasi melandasi kepercayaan publik dan merupakan
maka akan semakin efektif sistem pencegahan patokan bagi aparatur dalam menjalankan
fraud yang diterapkan di Pemko Banda Aceh. tugas. Integritas mengharuskan semua
Dengan adanya sistem pencegahan aparatur untuk bersikap jujur dan transparan,
fraud yang lebih efektiv, peluang terjadinya berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam
tindakan fraud akan semakin kecil. Karena melaksanakan tugas (Pusdiklaswat BPKP,
yang dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian kebenaran teori fraud scale yang di kemukakan
integral dari kegiatan instansi pemerintah. oleh Albrecht dan Albrecht (2004). Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa integritas
Hasil penelitian ini mendukung
aparatur berpengaruh terhadap efektivitas
penelitian Siahaan. (2009), Salameh at al
sistem pencegahan fraud di Pemko Banda
61 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Aceh. Teori fraud scale menjelaskan bahwa keterampilan, sikap, dan perilaku yang
integritas merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
berpengaruh terhadap seseorang untuk sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan
melakukan tindakan fraud. tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien.
Selanjutnya hasil penelitian ini telah Hal ini didukung dengan pendapat
memberikan jawaban yang sama dengan Spancer & spencer (1993:82) mengatakan
keadaan yang terjadi di Latvia. Loskutovs bahwa kompetensi merupakan karakteristik
(2006) menemukan bahwa integritas pejabat dasar yang di miliki oleh seorang individu yang
publik sangat berpengaruh terhadap pencegahan berhubungan secara kausal dalam memenuhi
fraud dalam pelayanan publik sebagai bentuk kriteria yang di butuhkan dalam menduduiki
pemberantasan korupsi suatu jabatan. Oleh sebab itu kompetensi
Selain itu hasil penelitian ini juga sering digunakan sebagai kriteria utama untuk
mendukung penelitian yang dilakukan menentukan penempatan kerja aparatur di
Hernandez dan Groot (2007), Siahaan (2009) Pemko Banda Aceh.
dan Korompis (2013) memberikan bukti bahwa Hasil penelitian ini sesuai dengan
Integritas aparatur memiliki pengaruh terhadap penelitian Siahaan (2009) dan Hendriyani
efektifitas sistem pencegahan fraud (2013) menunjukkan bahwa kompetensi
aparatur ber pengaruh positif terhadap
Pengaruh Kompetensi Aparatur Terhadap
efektivitas sistem pencegahan fraud.
Efektivitas Sistem Pencegahan Fraud