Anda di halaman 1dari 3

Luthfia Najmi Rachmadiyanti

223443039
1 AEC 2
BDS 1
Tugas Artikel

Pengenalan Dasar-dasar Database NoSQL


Database NoSQL adalah kategori database yang dirancang untuk menangani masalah skala besar data
dan struktur data yang fleksibel. Dibandingkan dengan database relasional, NoSQL tidak mengikuti
model tabel yang kaku dan biasanya tidak memerlukan skema yang terdefinisi dengan ketat. Itulah
mengapa NoSQL patutnya dipahami sebagai “not only SQL” (tidak hanya SQL), bukan “not SQL”.
Berbeda dengan SQL dan relational database yang menggunakan struktur tabel dalam penyimpanan
data, NoSQL mampu mengakomodir penyimpanan data yang tidak kompatibel dengan struktur
penyimpanan baris dan kolom. NoSQL lahir didorong oleh kebutuhan akan aplikasi berbasis web dan
infrastruktur search engine–yang notabene tidak bisa dipenuhi oleh struktur penyimpanan data dengan
SQL. Berbeda dengan SQL yang mengutamakan struktur, konsistensi, dan efisiensi, NoSQL
mengorbankan hal-hal tersebut untuk mengedepankan kecepatan dan fleksibilitas.

Macam-macam Database NoSQL


Terdapat banyak jenis database NoSQL. Berikut adalah lima tipe-tipe database NoSQL yang umum
ditemukan:
1. Key-value pair
Dalam jenis database ini, data disimpan dalam bentuk pasangan antara key dan value. Tiap key
bisa terdiri atas kategori unik apapun, dan value dapat berisikan JSON, BLOB (Binary Large
Objects), string, dan sebagainya. Jenis database NoSQL satu ini kerap digunakan untuk
menyimpan koleksi data, dictionaries, atau associative arrays. Key-value pair umum digunakan
oleh developer untuk menyimpan data yang tidak memiliki skema.
Contoh aplikasi database yang menggunakan key-value pair di antaranya:
 Redis
 Oracle BDB
 Amazon SimpleDB
 Riak
 DynamoDB
2. Column-based
Jenis database ini beroperasi dengan kolom-kolom yang bekerja secara independen. Tiap kolom
diproses secara terpisah. Value pada jenis database ini disimpan secara bersebelahan satu sama
lain. Karena data sudah tersimpan dalam bentuk kolom, jenis database ini menghasilkan performa
yang tinggi untuk query-query agregat seperti SUM, COUNT, AVG, atau MIN.
Contoh aplikasi database yang menggunakan column-based di antaranya:
 Cassandra
 HBase
 Hypertable
3. Document-oriented
Jenis database ini memanfaatkan informasi yang berisi sepasang key serta value, kemudian sistem
menyimpannya dalam format XML ataupun JSON. Sifat dari document-oriented database ini
sangat fleksibel, hierarkis, dan semi-terstruktur, sehingga memungkinkan dokumen berubah
sesuai kebutuhan pada aplikasi. Biasanya jenis database ini digunakan untuk blog, sistem CMS,
ecommerce, dan real-time analytics.
Contoh aplikasi database yang menggunakan document-oriented di antaranya:
 CouchDB
 MongoDB
 Amazon SimpleDB
 Lotus Notes
4. Graph-type
Jenis database satu ini menyimpan data dalam bentuk nodes dan edges. Tiap nodes
merepresentasikan entitas data, dan edges merepresentasikan hubungan antar nodes. Sebuah edge
juga merepresentasikan arah dengan penggambaran bentuk panah. Dikarenakan sifat graph-type
database yang multi-relational, penarikan hubungan antar data menjadi hal yang mudah tanpa
perlu adanya kalkulasi tambahan. Jenis database satu ini kerap digunakan untuk keperluan
pendataan logistik, analisis media sosial, hingga analisis data spasial.
Contoh aplikasi database yang menggunakan graph-type di antaranya:
 Neo4J
 FlockDB
 Infinite Graph
 Orient DB
5. Multi-model
Database NoSQL jenis multi-model dibuat khusus untuk mengolah beberapa model data berbeda.
Umumnya sebuah DBMS hanya mendukung satu jenis model data. Namun, jenis database ini
mampu menyimpan serta mengimplementasikan query dan index dari banyak model sekaligus.
Fitur utama dari multi-model database adalah kemampuannya untuk melakukan transformasi data
dari berbagai format. Contohnya, kamu bisa mengubah format JSON menjadi XML.
Contoh aplikasi database yang menggunakan multi-model di antaranya:
 OrientDB
 MongoDB
 MarkLogic Server
Setiap jenis NoSQL database memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, dan pemilihan yang tepat
harus mempertimbangkan kebutuhan aplikasi termasuk skala, kinerja, konsistensi data, dan kebutuhan
query. Dengan pilihan yang beragam ini, pengguna memiliki fleksibilitas untuk memilih solusi yang
paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan demikian, penggunaan database NoSQL telah menjadi pilihan yang penting dalam
pengelolaan data modern, memungkinkan organisasi untuk mengatasi tantangan skala besar dan
menangani struktur data yang beragam dengan lebih efektif.

Perbedaan Database Relasional dengan Database NoSQL


Database relasional dan NoSQL memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan mereka terhadap
penyimpanan dan pengelolaan data. Database relasional menggunakan tabel dengan skema yang telah
ditentukan sebelumnya, sementara NoSQL databases tidak memerlukan skema yang telah ditentukan
sebelumnya dan menyediakan berbagai model data yang berbeda.
Apa itu MongoDB
MongoDB adalah salah satu jenis database NoSQL (Not Only SQL) yang dirancang untuk
menyimpan data dalam bentuk dokumen JavaScript object notation (JSON). Database ini terbilang
cukup populer digunakan dalam pengembanan website.
Lebih dari itu, MongoDB juga dirancang untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi oleh
database relasional tradisional, seperti skalabilitas horizontal, fleksibilitas schema, dan kinerja yang
lebih baik untuk aplikasi dengan volume data yang besar dan kompleks.
MongoDB menyimpan data dalam dokumen yang dapat berisi berbagai jenis data seperti string,
angka, daftar, bahkan dokumen lain. Dokumen tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam koleksi,
yang setara dengan tabel dalam database relasional tradisional.
Salah satu kelebihan MongoDB adalah kemampuannya untuk skalabilitas horizontal, yang berarti
dapat dengan mudah menambahkan lebih banyak server untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas
penyimpanan. Selain itu, MongoDB juga menyediakan berbagai fitur untuk manajemen data seperti
index, replikasi, dan sharding.

Anda mungkin juga menyukai