Database NoSQL adalah kategori database yang dirancang untuk menangani masalah skala besar data dan struktur data yang fleksibel. Dibandingkan dengan database relasional, NoSQL tidak mengikuti model tabel yang kaku dan biasanya tidak memerlukan skema yang terdefinisi dengan ketat. Itulah mengapa NoSQL patutnya dipahami sebagai “not only SQL” (tidak hanya SQL), bukan “not SQL”. Berbeda dengan SQL dan relational database yang menggunakan struktur tabel dalam penyimpanan data, NoSQL mampu mengakomodir penyimpanan data yang tidak kompatibel dengan struktur penyimpanan baris dan kolom. NoSQL lahir didorong oleh kebutuhan akan aplikasi berbasis web dan infrastruktur search engine–yang notabene tidak bisa dipenuhi oleh struktur penyimpanan data dengan SQL. Berbeda dengan SQL yang mengutamakan struktur, konsistensi, dan efisiensi, NoSQL mengorbankan hal-hal tersebut untuk mengedepankan kecepatan dan fleksibilitas.
Macam-macam Database NoSQL
Terdapat banyak jenis database NoSQL. Berikut adalah lima tipe-tipe database NoSQL yang umum ditemukan: 1. Key-value pair Dalam jenis database ini, data disimpan dalam bentuk pasangan antara key dan value. Tiap key bisa terdiri atas kategori unik apapun, dan value dapat berisikan JSON, BLOB (Binary Large Objects), string, dan sebagainya. Jenis database NoSQL satu ini kerap digunakan untuk menyimpan koleksi data, dictionaries, atau associative arrays. Key-value pair umum digunakan oleh developer untuk menyimpan data yang tidak memiliki skema. Contoh aplikasi database yang menggunakan key-value pair di antaranya: Redis Oracle BDB Amazon SimpleDB Riak DynamoDB 2. Column-based Jenis database ini beroperasi dengan kolom-kolom yang bekerja secara independen. Tiap kolom diproses secara terpisah. Value pada jenis database ini disimpan secara bersebelahan satu sama lain. Karena data sudah tersimpan dalam bentuk kolom, jenis database ini menghasilkan performa yang tinggi untuk query-query agregat seperti SUM, COUNT, AVG, atau MIN. Contoh aplikasi database yang menggunakan column-based di antaranya: Cassandra HBase Hypertable 3. Document-oriented Jenis database ini memanfaatkan informasi yang berisi sepasang key serta value, kemudian sistem menyimpannya dalam format XML ataupun JSON. Sifat dari document-oriented database ini sangat fleksibel, hierarkis, dan semi-terstruktur, sehingga memungkinkan dokumen berubah sesuai kebutuhan pada aplikasi. Biasanya jenis database ini digunakan untuk blog, sistem CMS, ecommerce, dan real-time analytics. Contoh aplikasi database yang menggunakan document-oriented di antaranya: CouchDB MongoDB Amazon SimpleDB Lotus Notes 4. Graph-type Jenis database satu ini menyimpan data dalam bentuk nodes dan edges. Tiap nodes merepresentasikan entitas data, dan edges merepresentasikan hubungan antar nodes. Sebuah edge juga merepresentasikan arah dengan penggambaran bentuk panah. Dikarenakan sifat graph-type database yang multi-relational, penarikan hubungan antar data menjadi hal yang mudah tanpa perlu adanya kalkulasi tambahan. Jenis database satu ini kerap digunakan untuk keperluan pendataan logistik, analisis media sosial, hingga analisis data spasial. Contoh aplikasi database yang menggunakan graph-type di antaranya: Neo4J FlockDB Infinite Graph Orient DB 5. Multi-model Database NoSQL jenis multi-model dibuat khusus untuk mengolah beberapa model data berbeda. Umumnya sebuah DBMS hanya mendukung satu jenis model data. Namun, jenis database ini mampu menyimpan serta mengimplementasikan query dan index dari banyak model sekaligus. Fitur utama dari multi-model database adalah kemampuannya untuk melakukan transformasi data dari berbagai format. Contohnya, kamu bisa mengubah format JSON menjadi XML. Contoh aplikasi database yang menggunakan multi-model di antaranya: OrientDB MongoDB MarkLogic Server Setiap jenis NoSQL database memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, dan pemilihan yang tepat harus mempertimbangkan kebutuhan aplikasi termasuk skala, kinerja, konsistensi data, dan kebutuhan query. Dengan pilihan yang beragam ini, pengguna memiliki fleksibilitas untuk memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, penggunaan database NoSQL telah menjadi pilihan yang penting dalam pengelolaan data modern, memungkinkan organisasi untuk mengatasi tantangan skala besar dan menangani struktur data yang beragam dengan lebih efektif.
Perbedaan Database Relasional dengan Database NoSQL
Database relasional dan NoSQL memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan mereka terhadap penyimpanan dan pengelolaan data. Database relasional menggunakan tabel dengan skema yang telah ditentukan sebelumnya, sementara NoSQL databases tidak memerlukan skema yang telah ditentukan sebelumnya dan menyediakan berbagai model data yang berbeda. Apa itu MongoDB MongoDB adalah salah satu jenis database NoSQL (Not Only SQL) yang dirancang untuk menyimpan data dalam bentuk dokumen JavaScript object notation (JSON). Database ini terbilang cukup populer digunakan dalam pengembanan website. Lebih dari itu, MongoDB juga dirancang untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi oleh database relasional tradisional, seperti skalabilitas horizontal, fleksibilitas schema, dan kinerja yang lebih baik untuk aplikasi dengan volume data yang besar dan kompleks. MongoDB menyimpan data dalam dokumen yang dapat berisi berbagai jenis data seperti string, angka, daftar, bahkan dokumen lain. Dokumen tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam koleksi, yang setara dengan tabel dalam database relasional tradisional. Salah satu kelebihan MongoDB adalah kemampuannya untuk skalabilitas horizontal, yang berarti dapat dengan mudah menambahkan lebih banyak server untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas penyimpanan. Selain itu, MongoDB juga menyediakan berbagai fitur untuk manajemen data seperti index, replikasi, dan sharding.