Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 043158905
UPBJJ-UT : Purwokerto
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
1. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi kumulatif berdasarkan data yang diberikan:
atas adalah menggunakan diagram histogram atau diagram batang. Diagram ini akan memperlihatkan
persebaran frekuensi di setiap kelas dan memungkinkan pemahaman yang lebih visual terhadap data.
2. Untuk menghitung standar deviasi dan variance dari data yang diberikan, kita perlu membuat tabel
frekuensi terlebih dahulu. Berikut adalah tabel frekuensi yang telah dibuat:
Langkah-langkah untuk menghitung standar deviasi dan variance adalah sebagai berikut:
2. Hitung selisih kuadrat dari setiap nilai berat badan dengan rerata:
Untuk setiap rentang berat badan, hitung selisih antara nilai tengah rentang berat badan dengan
rerata, dan kuadratkan hasilnya. Kemudian, kalikan dengan frekuensinya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Selisih kuadrat untuk 24-34: (30 - 54.17)^2 × 4 = 668.75
Jumlahkan semua hasil selisih kuadrat yang telah dihitung pada langkah sebelumnya.
Jumlah selisih kuadrat = 668.75 + 200.14 + 166.66 + 33.47 + 251.19 + 392.20 + 740.97 = 2453.38
4. Hitung variance:
Jadi, standar deviasi dari data di atas adalah 6.39 dan variance adalah 40.89.
3. Cluster sampling adalah metode pengambilan sampel di mana populasi dibagi menjadi kelompok-
kelompok yang disebut kluster, dan beberapa kluster dipilih secara acak untuk menjadi sampel.
Dalam kasus ini, peneliti ingin menggunakan cluster sampling untuk mengukur intensitas konsultasi
pendidikan ke jenjang universitas pada siswa kelas XII SMA ABC berdasarkan jurusan.
Menentukan jumlah kluster yang akan diambil: Peneliti perlu menentukan jumlah kluster yang akan
diambil sebagai sampel. Jumlah kluster yang dipilih dapat bervariasi tergantung pada ukuran
populasi dan tingkat presisi yang diinginkan. Dalam kasus ini, terdapat 3 kelas dengan jur usan
Bahasa, 2 kelas dengan jurusan IPA, dan 2 kelas dengan jurusan IPS. Peneliti dapat memilih
misalnya 2 kluster dari setiap jurusan sebagai sampel.
Pemilihan kluster secara acak: Dalam tahap ini, peneliti secara acak memilih kluster yang akan
menjadi sampel. Dalam kasus ini, misalnya peneliti memilih kelas XII A dan XII C sebagai kluster
dari jurusan Bahasa, XII D dan XII E sebagai kluster dari jurusan IPA, serta XII F dan XII G sebagai
kluster dari jurusan IPS.
Menentukan besaran sampel dalam setiap kluster: Setelah kluster dipilih, peneliti perlu menentukan
jumlah responden yang akan diambil dari setiap kluster. Besaran sampel dalam setiap kluster dapat
ditentukan berdasarkan proporsi jumlah siswa dalam setiap kelas. Dalam kasus ini, jumlah siswa
dalam masing-masing kelas dapat digunakan untuk menentukan besaran sampel. Misalnya, jika
jumlah siswa dalam setiap kelas adalah sebagai berikut:
Jika total responden yang diinginkan adalah 50 responden, peneliti dapat menentukan besaran
sampel dalam setiap kluster berdasarkan proporsi jumlah siswa dalam setiap kelas terhadap jumlah
siswa keseluruhan. Misalnya, jika kelas XII A, XII B, dan XII C digunakan sebagai kluster untuk
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
jurusan Bahasa, dan jumlah siswa dalam ketiga kelas tersebut adalah 36 + 36 + 42 = 114 siswa,
maka proporsi siswa dalam kluster Bahasa adalah (114/283) x 50 = sekitar 20 responden.
Peneliti dapat melakukan perhitungan serupa untuk menentukan besaran sampel dalam kluster
lainnya, yaitu IPA dan IPS.
Hipotesis nol (HO): Tidak ada perbedaan hasil antara percobaan pertama dan percobaan kedua
dengan diterapkannya model X. Hipotesis alternatif (H1): Terdapat perbedaan hasil antara
percobaan pertama dan percobaan kedua dengan diterapkannya model X.
Tingkat signifikansi (alpha) yang diberikan adalah 0,05. Oleh karena itu!! kita akan menggunakan uji
statistik t dengan satu sisi (one-tailed test). Karena kita tidak mengetahui apakah percobaan pertama
atau kedua yang memiliki hasil yang lebih tinggi, kita akan menggunakan uji statistik t untuk
perbedaan berpasangan.
C. Melakukan Penghitungan:
1. Hitung selisih (D) antara percobaan pertama dan kedua: D= Percobaan 2- Percobaan 1
x=ΣD/n
Untuk mengetahui apakah hipotesis nol (HO) ditolak atau tidak, kita perlu membandingkan nilai ujit
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
yang dihitung dengan nilai kritis. Jika nilai uji t lebih kecil dari nilai kritis, kita tidak dapat menolak
hipotesis nol. Jika nilai uji t lebih besar dari nilai kritis, kita dapat menolak hipotesis nol dan
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara percobaan pertama dan kedua dengan
diterapkannya model X.
Untuk menghitung nilai kritis, kita perlu menentukan derajat kebebasan (df) berdasarkan jumlah
sampel (n) - dan tingkat signifikansi (alpha).
Kita perlu mencari nilai kritis pada tabel distribusi t-student dengan derajat kebebasan 14 dan tingkat
signifikansi 0,05 dengan satu sisi (one-tailed test). Misalnya, jika kita menggunakan tabel, kita dapat
menemukan bahwa nilai kritis t adalah sekitar 1,761. Jika nilai uji t yang dihitung lebih besar dari
1,761, maka kita dapat menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
antara percobaan pertama dan kedua dengan diterapkannya model X. Jika nilai ujit yang dihitung
lebih kecil dari 1,761, maka kita tidak dapat menolak hipotesis nol.