Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PENJUALAN

TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Oleh Dosen: Candra Vionela M., S.E., M.Sc.

Disusun Oleh:

1. Wahyu Anggraeni 1700013140


2. Novia Wulandari 1700013137
3. Siti Nabila Firda 1700013141
4. Prasetyo Utomo 1700013147

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir hasil penjualan ini tepat pada waktunya.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
akhir ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kami pun menerima dengan lapang dada
kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar kami dapat
membenahi diri.
Walaupun demikian, kami berharap dengan disusunya laporan akhir ini dapat
memberikan sedikit gambaran bagaimana proses penjualan dan praktek langsung kami
kelapangan dalam berwirausaha.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 15 Juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi costumer, maka sebagai
mahasiswa kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam tugas untuk
memenuhi mata kuliah kewirausahaan ini, kami mencoba melakukan sebuah usaha
sederhana untuk mendapatkan pembelajaran menjadi seorang wirausahawan. Usaha yang
kami jalankan merupakan sebuah usaha singkat yang mungkin bisa menjadi peluang bagi
kami untuk masa yang akan datang. Saat ini usaha yang kami jalankan adalah mencoba
menawarkan produk makanan cilok lele goreng (cilereng) di lingkungan sekitar Universitas
Ahmad Dahlan.
Di kota Yogyakarta salah satu peluang usaha yang masih terbuka adalah usaha di
bidang jajanan khususnya jajanan yang murah seperti cilok. Dapat kita ketahui bahwa anak-
anak, remaja maupun orang tua suka sekali dengan jajanan seperti cilok. Orang- orang
beranggapan bahwa cilok itu hanya terbuat dari aci atau tepung kanji yang dicampur dengan
penyedap rasa yang kemudian di kukus. Cilok disajikan dengan bumbu atau sambal baik
bumbu kacang atau bumbu kecap. Panganan cilok ini memang sangat popular di tengah
masyarakat. Tingginya pecinta cilok membuat banyak orang menjajakan cilok dalam berbagi
tempat. Namun dari waktu ke waktu inovasi cilok telah muncul dengan lebih menarik dan
inovasi.
Pada umumnya masyarakat selalu menginginkan sesuatu yang berbeda, tidak
terkecuali dengan hal kuliner atau makanan. Oleh karena itu, dengan menciptakan
CILERENG (Cilok Lele Goreng) dengan dari penamaan dan bahan dasar ikan lele ini
konsumen bisa lebih tertarik. Olahan CILERENG ini tidak menggunakan bahan pengawet
ataupun bahan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pada pengolahan
CILERENG ini ada beberapa bahan baku yang dibutuhkan seperti tepung terigu atau kanji
dan bahan dasar yaitu ikan lele, dan bahan lainya seperti pembuatan cilok pada umumnya.
Yang membedakan produk ini ada pada inovasi pemberian bahan dasar ikan lele.
Makanan baru yang unik, berbeda, dan inovatif sangat disukai oleh konsumen
begitupun dengan CILERENG bertoping varian rasa ini dimana hadirnya makanan tersebut
dalam usaha kuliner akan lebih diterima masyarakat dengan sambutan yang sangat positif.
Peluang lewat usaha CILERENG ini menjadi salah satu peluang usaha yang sangat
menguntungkan dan dapat dijadikan pilihan usaha menjanjikan.
Cilereng adalah singkatan nama dari ide produk. Memilih nama tersebut karena mudah,
unik, dan singkat. Dari kata tersebut memiliki harapan bahwa para konsumen akan kembali
kepada kami untuk membeli produk makanan yang telah di produksi. Cilereng adalah cilok
lele goreng yang diciptakan bukan hanya sebatas makanan untuk mengganjal perut saja.
Tetapi menelaah khasiat, kandungan gizi pada lele yang menjadi bahan utama terdapat
banyak maanfaat bagi kesehatan, contohnya : rendah kalori dan lemak, sumber protein
lengkap, sumber vitamin B12, dsb. Kelebihan dari produk ini terletak pada bahan utamanya,
yaitu ikan lele. Meminimalisir biaya produksi dengan menggunakan ikan lele sebagai bahan
utama. Tetapi dari bahan ikan lele ini mampu menciptakan produk yang memiliki keunikan
tersendiri.

B. Tujuan
Tujuan usaha ini bukan hanya memenuhi tugas dan profit saja, melainkan juga
mencari penekanan kepada pengalaman sebuah proses wirausaha karena melalui
pemasaran dan penjualan ini kami dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak,
bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan kepada konsumen, meyakinkankan
konsumen agar membeli produk yang kita tawarkan dan memberi penjelasan serta
pelayanan terbaik agar konsumen merasa puas

C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 2 hari, yaitu :

Hari : Kamis 09 mei 2019, Kamis 16 mei 2019, Jumat 17 mei 2019

Waktu : Kamis 15.00-selesai, Kamis 17.00-selesai, dan Jumat 15.00- selesai

Tempat : Daerah babaran, semaki, Jl. Sidikan, Glagah sari, sekitar Kampus 1 UAD.
BAB II

PEMBAHASAN

Pencapaian (Achievement)

1. Penjualan

Cilereng (cilok lele goreng) berdiri dan awal mulai memproduksi sejak tanggal 7 mei
2019, berawal dari tugas mata kuliah kewirausahaan di cetuskan. Usaha yang bergerak
dibidang penjualan makanan ringan. Makanan ringan yang di tawarkan yaitu berbentuk cilok
bahan dasar lele lalu digoreng menggunakan telur, yang berbeda dengan cilok yang sudah
ada dipasaran. Cilok lele ini sangat berbeda dengan cilok yang sudah ada dipasaran karena
selain kami tidak menggunakan pengawet dan bahan yang kami gunakan juga berasal dari
aci ini sangatlah sehat namun tetap menjaga cita rasa yang berkualitas.Sedangkan untuk
pengenalan produk dapat dilakukan secara langsung kepada masyarakat sekitar yang
bertempat sangat strategis dan banyak aktifitas yang dilakukan didaerah tersebut. Hal itu
akan memudahkan para penggemar cilok untuk menikmati produk yang kami tawarkan.
Dengan mengutamakan kualitas produk dan tempat strategis “Cilok lele goreng ” akan dapat
bersaing dengan usaha lain yang serupa.
Dalam penjualan, penawaran merupakan usaha produk yang ditawarkan pada
konsumen. Penawaran tersebut menunjukan kemampuan pesaing dalam memperoduksi
barang selama periode tertentu. Pada kenyataannya begitu banyak usaha yang bergerak
dibidang makanan ringan dengan objeknya yaitu cilok , dari usaha yang sederhana hingga
yang sudah sangat terkenal pun ada, namun terkadang mereka tidak memperhatikan aspek
kesehatan bagi konsumen dengan menggunakan bahan pengawet agar cilok yang tidak
terjual hari ini dapat dijual lagi dikemudian hari, hal ini sangat beresiko bagi bagi kesehatan
konsumen. Lokasi usaha yang kami pilih adalah daerah babaran, semaki, Jl. Sidikan,
Glagah sari, sekitar Kampus 1 UAD.
Strategi pemasaran pesaing
a. Product
Persaingan produk makanan ringan atau cemilan-cemilan seperti cilok terbagi
menjadi dua persaingan yaitu persaingan langsung dan tidak langsung. Produk pesaing
langsung merupakan jenis produk makanan ringan atau cemilan seperti cilok itu sendiri.
Namun, makanan ringan atau cemilan cilok ini biasanya dijual oleh pedagang yang
menjajakan makanannya di setiap area nongkrong mahasiswa. Tetapi, ada juga yang
menjual produk makanan ringan atau cemilan ini ditempat yang mereka miliki.
b. Price
Harga yang ditawarkan pesaing relatif murah dan dapat terjangkau oleh semua orang
dan semua kalangan.
c. Promosi
promosi dilakukan karena produk tersebut ditawarkan secara langsung kepada
konsumen. Konsumen dapat mengetahui produk tersebut karena banyaknya teman,
pamphlet dan repostan yang sering di post di sosmed produk tersebut. Promosi langsung
dilakukan dengan menggunakan media dan ditawar-tawarkan
Place
d. People
Anggota kelompok semua merupakan yang bekerja dan terlibat dalam kegiatan produk
makanan cemilan cilereng ini. Penjual produk makanan cemilan seperti cilereng memiliki ciri
khas tersendiri dalam melayani konsumen. Ciri khas sendiri dengan terlihat lebih sopan dan
rapih.

Rencana Strategi Pemasaran


Untuk menentukan strategi pemasaran digunakan analisis SWOT untuk mengetahui
bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi bisnis ini. Berikut adalah
analisisnya :
a. Strength
Kekuatan dari produk yang kita buat terletak pada bahannya yang menggunakan aci
dan ikan lele dan juga tidak menggunakannya bahan pengawet sehingga produk kita
terjamin sehat namun tidak meninggalkan kualitas dari cita rasa produk yang kita buat,
karena kita sudah banyak tahu cilok-cilok sejenis yang diproduksi oleh pesaing rata-rata
mereka tidak memikirkan aspek kesehatan pada produknya.
b. Weaknesess
Produk kami merupakan produk baru sehingga secara langsung belum mendapatkan
perhatian konsumen dan perlu dibuat strategi promosi yang efektif dan efisien. Kegiatan
Bisnis ini tergantung dari kemampuan inovatornya sejauh mana dapat mengembangkan
usaha yang terhitung baru dan memerlukan kerja keras untuk memperkenalkan produk baru
pada konsumen.
c. Opportunity
Produk baru pasti mempunyai kesempatan untuk berkembang dan melakukan
penjualan pasar. Selain itu hampir jarang produsen yang menjual cilok dengan memikirkan
dari aspek kesehatan, oleh karena itu peluang pasar dari produk yang kita buat cukup besar.
Menggunakan bahan dari ikan lele.
d. Threat
Hambatan yang kami temui dalam usaha ini kurang pekanya sebagian konsumen
terhadap suatu produk yang memiliki suatu hal yang penting bagi kebutuhan diri konsumen
itu sendiri, terkadang sebagian konsumen tersebut lebih mementingkan harga yang murah
namun bisa membahayakan kesehatan dari si konsumen tersebut atau malah lebih memilih
produk yang mahal agar gengsi meningkat namun kita tidak pernah tahu apakah produk
tersebut baik atau tidak.

Rancangan Biaya Penjualan Pertama


a. Bahan Habis Pakai
Harga satuan Jumlah
No. Nama Barang Satuan
(Rp) (Rp)
1. Tepung Terigu 1 Kg 9.000 9.000
2. Minyak Goreng ½ Liter 9.500 9.500
3. Tusukan/sindik 1 pack 9.000 9.000
4. Daun Bawang 3 tangkai 1.000 1.000
Bumbu Bawang
5. 100 gr 4.000 4.000
Putih
6. Saus Jawara 150 gr 7.500 7.500
7. Royko Daging Ayam 3 saset 2.000 2.000
8. Ikan Lele ½ kg 12.000 12.000
Jeruk Nipis
9. 3 biji 2.000 2.000

10. Telur 4 butir 6.000 6.000


Jumlah Rp. 62.000

Rancangan Biaya Penjualan Kedua


b. Bahan Habis Pakai
Harga satuan Jumlah
No. Nama Barang Satuan
(Rp) (Rp)
1. Tepung Terigu 2 Kg 18.000 18.000

2. Minyak Goreng 1 Liter 9.500 9.500

3. Daun Bawang 3 tangkai 1.000 1.000


4. Bumbu Bawang
100 gr 4.000 4.000
Putih

5. Saus Sambel 1 saset


6.500 6.500
besar
6. Royko Daging Ayam 3 saset 2.000 2.000

7. Ikan Lele 1 kg 24.000 24.000

8. Jeruk Nipis 3 biji 2.000 2.000

Jumlah Rp. 67.000

I. LABA
a. Hari Pertama

Harga produk kami menjual produk dengan harga Rp. 2.000/tusuk (I pack isi 3 tusuk)

Cilereng yang terjual habis ada 42 tusuk @Rp. 2.000 Rp 84.000


Modal awal yang dikeluarkan Rp 62.000
Keuntungan penjualan Rp 22.000

b. Hari Kedua

Harga produk kami menjual produk dengan harga Rp. 2.000/tusuk (I pack isi 3 tusuk)

Cilereng yang terjual habis ada 34 tusuk @Rp. 2.000 Rp 140.000


Modal awal yang dikeluarkan Rp 67.000
Keuntungan penjualan Rp. 73.000

c. Hari Ketiga

Harga produk kami menjual produk dengan harga Rp. 2.000/tusuk (I pack isi 3 tusuk)

Cilereng yang terjual habis ada 21 tusuk @Rp. 2.000 Rp 42.000


Modal awal yang dikeluarkan Rp 67.000
Keuntungan penjualan Rp. 25.000
II. RUGI
- Konsep produksi dengan memproduksi barang jualan sebanyak mungkin,
dan sesuai takaran bahan, karena para konsumen dianggap bisa menerima
produk yang jualan yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka
- Konsep produk, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan sebuah
mutu, dan kualitas testur yang enak
- Konsep Penjualan, melakukan sebuah usaha oleh sebab itu, jiwa melakukan
sebuah usaha terletak pada salah satunya promosi penjualan yang kuat,
kami menggunakan promosi di media sosial dan menawarkan kepada semua
kalangan, karena itulah metode promosi yang berbeda-beda untuk
menaikkan omset dan memperoleh keuntungan
- apabila terdapat sisa produksi dapat menggunakan metode menawarkan ke
tempat lain,memberikan diskon buy 4 gratis 1, atau menyimpan lalu
menjualnya kembali pada esok hari

III. PENYESUAIAN (ADJUSTMENTS)


a. Faktor Internal
Kemampuan kegiatan usaha kami berniat mengelola pejualan dengan
membuat stand, akan tetapi melihat kondisi internal kelompok, jadwal per
anggota tidak memungkinkan dan tidak pasti dikarenakan bertabrakan
dengan kegiatan perkuliahan,
b. Faktor Eksternal
- Terdapat perubahan selera konsumen yang tidak menetap, membuat kondisi
penjualan sedikit menurut ditambah promosi yang kurang diperkuat.
- Muncul persaingan baru dan banyak ragam macam makanan membuat
konsumen bingung memilih makanan yang akan dibeli pada bulan ramadhan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan ini, kami menarik kesimpulan bahwa mahasiswa sangat memerlukan
proses pembelajaran seperti ini, yang bukan hanya teori saja tapi langsung praktek
kelapangan. Dengan hal ini kita bisa secara langsung merasakan bagaimana berinteraksi
pada konsumen, menawarkan dan menjual produk kepada orang lain. Pengalaman ini bisa
menjadi dasar ketika nanti kami akan membuka suau usaha. Asal ada kemauan dan
keinginan pasti kita bisa melakukannya, karena dalam dunia bisnis modal bukanlah
segalanya tapi skill juga sangat berperang penting.

B. Saran
Semoga dalam perkuliahan kewirausahaan selanjutnya, kegiatan praktek lapangan
ini tetap bisa dilaksanakan dan lebih ditingkatkan lagi. Karena kegiatan seperti ini sangatlah
bermanfaat, agar mahasiswa memiliki bekal pengalaman ketika ingin terjun langsung
kedunia bisnis

Anda mungkin juga menyukai