Novel 1
Identitas Karya Sastra Judul : The Lord of The Rings: The Fellowship of The Ring
Penulis : J.R.R. Tolkien
Ringkasan Tokoh :
(tokoh, perwatakan, 1. Frodo Baggins, ia adalah seorang hobbit (makhluk kerdil) baik
alur, latar, dan amanat, hati yang tinggal di Shire. Ia mewarisi One Ring dari pamannya,
dan lain-lain) yaitu Bilbo Baggins. Frodo Baggins harus mengemban tugas
yang sangat berat, ia bertugas sebagai pembawa cincin untuk
untuk kemudian dihancurkan di kawan Gunung Doom yang ada
di Mordor.
2. Aragorn, digambarkan sebagai tokoh yang heroik dalam
membantu perjalanan Frodo. Ia selalu bekerja keras dan
mempunyai daya juang yang tinggi. Ia juga digambarkan sebagai
sosok yang awalnya tidak mau menerima takdirnya sebagai
pewaris Islidur yang terkhir, karena takut akan melakukan
kesalahan yang sama, terpengaruh oleh One Ring lalu menjadi
orang jahat.
3. Gandalf merupakan seorang penyihir yang baik dan bijak, ia juga
membantu Frodo dalam mengemban tugasnya.
4. Legolas adalah seorang peri yang dikenal tampan dan pemberani.
Ia juga berperan penting dalam misi penghancuran cincin.
5. Gimli, ia adalah seorang kurcaci. Seperti kebanyakan kurcaci
yang lain yang keras kepala, ia pun sama. Tapi kurcaci pun
dikenal sebagai makhluk yang pemberani.
6. Samwise Gamgee adalah seorang hobbit yang selalu menemani
Frodo kemanapun Frodo pergi. Ia adalah hobbit yang setia, tulus,
dan selalu berusaha membantu Frodo.
7. Sauron adalah seorang raja sekaligus iblis yang telah membawa
kehancuran di banyak tempat di Middle-Earth. Bahkan setelah
wujud fisiknya diceritakan berhasil dikalahkan, dia tetap
mempunyai kekuatan untuk menciptakan mata raksasa di atas
menara Barad Dur. Dengan mata raksasa tersebut, Sauron bisa
melihat semua yang terjadi di Middle-Earth dan merasakan
keberadaan One Ring.
8. Merry dan Pippin juga adalah hobbit dan teman Frodo, mereka
digambarkan sebagai tokoh yang sedikit ceroboh. Walaupun
begitu, mereka juga sosok teman yang baik karena selalu
berusaha membantu Frodo.
9. Saruman merupakan seorang penyihir putih yang awalnya adalah
teman Gandalf. Namun, Saruman yang merasa bahwa Sauron
tidak bisa dikalahkan, memilih untuk bersekutu dengan Sauron.
Di bawah perintah Sauron, Saruman mendapatkan tugas untuk
menyihir orang-orang Middle-Earth menjadi pasukan monster
yang mempunyai satu tujuan, yaitu menghancurkan Kerajaan
Rohan. Ia juga melakukan segala usaha untuk menghalagi
sembilan pembawa cincin dalam melaksanakan tugasnya.
Novel “The Lord of The Rings: The Fellowship of The Ring”
berlatar tempat di Middle Earth. Shire, Gondor, Rivendell. Mordor,
Rohan adalah secagian dari contoh wilayah-wilayah yang ada di
Middle Earth. Novel ini menggunakan alur campuran, karena ada
beberapa bagian novel yang menceritakan kembali kejadian yang
sudah terjadi di masa lalu, misalnya adalah kisah asal-usul cincin
kenapa kemudian bisa berada di tangan Bilbo Baggins.
Pembahasan The Lord of The Rings: The Fellowship of The Ring memuat hal, di
(teori, analisis, sudut antaranya, yaitu tidak peduli bagaimana latar belakang kehidupan kita,
pandang, dan lain- dengan tekad yang kuat kita tetap bisa mencipatakan perubahan untuk
lain) kehidupan sekitar kita. Pentingnya toleransi, dibuktikan dengan ikut
sertanya bangsa peri, manusia, kurcaci, dan hobbit dalam misi
penghancuran cincin. Sudut pandang pengarang dalam novel dapat
ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya :
1. Aspek Sosial
Novel ini memang merupakan novel fantasi murni, tapi tempat-
tempat yang diceritakan dalam novel juga terinpirasi dari tempat-
tempat yang pernah Tolkien kunjungi. Shire, daerah dimana
Bilbo dan Frodo tinggal terinpirasi dari tempat tinggal Tolkien
semasa kecilnya, yaitu di Sarehole, Inggris. Sedangkan nama
rumah The Baggins, rumah yang ditinggal Bilbo dan Frodo
diambil dari nama kebun bibinya Tolkien, yaitu Bag End.
Malvern Hills di wilayah Inggris Worcestershire, Herefordshire,
dan Gloucestershire, yang merupakan inspirasi untuk kisah
Rohan dan Gondor. Rivendell terinspirasi oleh Pegunungan
Alpen Swiss.
Selain hal-hal di atas, aspek sosial juga terlihat dari
penggambaran Frodo yang merupakan anak yatim piatu, yang
kemudian tinggal dengan pamannya, Bilbo. Tolkien juga
merupakan anak yatim piatu yang kemudian tinggal dengan
kerabatnya.
Tolkien juga pernah mengabdi bagi angkatan bersenjata Inggris
saat Perang Dunia I terjadi dengan pangkat letnan. Hal itu juga
yang menginpirasinya dalam mencipatakan adegan-adegan aksi
yang mendebarkan dalam Novel The Lord of The Rings.
2. Aspek Pendidikan
Saat masih kecil, Tolkien memiliki bakat dalam penggunaan
bahasa dan ia memiliki minat yang besar untuk mempelajarinya.
Tolkien adalah seorang anak yang cerdas yang mampu
menguasai bahasa kuno dan modern. Saking pintarnya dalam
menguasai bahasa, dalam Novel The Lord of The Rings Tolkien
menciptakan bahasanya sendiri. Di anatarnya, yaitu bahasa kaum
peri alias Elvish, bahasa Khuzdul yang diucapkan para kurcaci,
bahasa Valarin, dan Black Speech.
Penilaian The Lord of The Rings: Fellowship of The Ring adalah bagian pertama
(penilaian dan dari trilogy The Lord of The Rings. Mengisahkan tentang Frodo yang
argumen) mendapatkan warisan One Ring dan perjalannya bersama kedelapan
pembawa cincin. Buku karangan Tolkien memang tidak pernah
membuat saya tidak terpukau. Dengan dunia Middle Earth yang ia
ciptakan dengan begitu detail, seolah-olah dunia itu memang ada dan
berada dan berada di galaksi antah berantah selalu membuat saya
terkesima. Saya suka penggambaran Tolkien terhadap tempat-tempat
yang ada dalam ceritanya. Betapa suramnya Old Forest, betapa indahnya
hutan Lorien, dan betapa menakutkannya Mordor, semuanya
digambarkan begitu hidup. Novel ini juga dilengkapi dengan peta dunia
Middle Earth, sehingga kita tidak perlu bingung dengan tempat-tempat
yang diceritakan dalam novel.
Yang saya tidak suka dari novel ini ialah banyaknya sajak-sajak di
dalamnya. Saya tidak terlalu suka sajak dan bahasa yang digunakan
dalam sajaknya pun sulit saya mengerti.
Mengontruksi Kritik dan Sastra
Novel 2