Anda di halaman 1dari 231

petunjuk teknis

PPDB 2024

https://ppdbsmp.disdik.cirebonkab.go.id
OBJECTIVE | TRANSPARAN | AKUNTABEL | BERKEADILAN DAN TIDAK DISKRIMINATIF
N. Format Laporan Pelaksanaan PPDB

BAB I : PENDAHULUAN
(berisi latar belakang, dll)

BAB II : PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


a. Sebaran Sekolah dan Potensi CPDB
(berisi penjelmasan jumlah SD/Sederajat dan
SMP/Sederajat di kecamatan/kelurahan
kedudukan sekolah maupun SD/Sederajat dan
SMP/Sederajat di kecamatan/kelurahan sekitar
kedudukan sekolah, dan jumlah anak usia
SD/sederajat, SMP/sederajat di
kecamatan/kelurahan kedudukan sekolah maupun
SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di
kecamatan/kelurahan sekitar kedudukan sekolah,
beserta kondisi geografis)
b. Kapasitas Daya Tampung Sekolah
(penjelasan yang berisi jumlah daya tampung yang
tersedia pada tiap jalur)
c. Sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku
kepentingan di sekitar lingkungan sekolah
(berisi penjelasan yang berisi pihak yang
melakukan sosialisasi, perihal yang
disosialisasikan, media sosialisasi)
d. aduan pelaksanaan PPDB yang disampaikan
ke sekolah
(berisi tentang aduan-aduan baik dari orang tua
CPDB maupun dari masyarakat yang disampaikan
ke sekolah)
e. Daftar ulang
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi
mekanisme daftar ulang, waktu pelaksanaan daftar
ulang)

BAB III : HASIL DAN PASCA PELAKSANAAN PPDB


a. Data Rekap Hasil PPDB
(paling sedikitnya memuat informasi tentang: i.
jumlah kuota pada setiap jalur; ii. jumlah
pendaftar pada setiap jalur; iii. jumlah peserta didik
yang diterima pada setiap jalur; dan iv. jumlah
peserta didik yang tidak diterima pada setiap jalur)
(format rekap terlampir pada bagian terpisah Juknis
ini)

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 0


b. Sebaran Domisili Peserta Didik Hasil PPDB
(berisi paling sedikit memuat penjelasan tentang
data domisili peserta didik hasil PPDB,
kemudahan akses keterjangkauan sekolah dari
domisili calon peserta didik)
c. Evaluasi Pelaksanaan PPDB
(berisi paling sedikit memuat penjelasan tentang
hasil evaluasi pelaksanaan PPDB dan
tindaklanjut hasil evaluasi untuk lebih
mengoptimalkan pelaksanaan PPDB)
d. Kendala/Permasalahan
(berisi paling sedikit memuat penjelasan tentang
kendala/permasalahan yang dialami oleh
sekolah selama proses PPDB dari pengumuman,
pendaftaran, seleksi, pengumuman penetapan
peserta didik, dan daftar ulang)
e. Solusi/Penanganan
(berisi penjelasan tentang solusi yang telah
dilakukan satuan pendidikan untuk mengatasi
kendala/permasalahan yang terjadi)
f. Praktik Baik
(berisi penjelasan tentang praktik baik yang telah
dilakukan oleh satuan pendidikan dan dapat
diimbaskan kepada satuan pendidikan lain)

BAB IV : PENUTUP
a. Kesimpulan
(berisi tentang penjelasan kesimpulan
pelaksanaan PPDB)
b. Saran dan Rekomendasi
(penjelasan yang berisi tentang saran dan
rekomendasi dari satuan pendidikan setempat
terkait PPDB kepada Dinas Pendidikan maupun
Kemendikbudristek)

LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Panitia PPDB tingkat satuan pendidikan;
b. Jadwal Pelaksanaan PPDB;
c. Keputusan Kepala Sekolah tentang Penetapan Peserta Didik Baru
Tahun Pelajaran 2024/2025
d. Rekap Laporan PPDB Tahun Pelajaran 2024/2025, paling
sedikitnya memuat informasi tentang:
i. jumlah kuota pada setiap jalur;
ii. jumlah pendaftar pada setiap jalur;
iii. jumlah peserta didik yang diterima pada setiap jalur;
iv. jumlah peserta didik yang tidak diterima pada setiap jalur
(format rekap terlampir pada bagian terpisah Juknis ini)

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 1


e. Rekap Sebaran Peserta Didik Baru Hasil PPDB Berdasarkan
Domisili Tempat Tinggal, paling tidak sedikitnya memuat
informasi tentang jumlah hasil PPDB pada setiap jalur
berdasarkan Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota
pada setiap jalurnya
(format rekap terlampir pada bagian terpisah Juknis ini)

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 2


O. Contoh Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Penetapan Peserta
Didik Baru Tahun Pelajaran 2024/2025

KOP SEKOLAH

KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ………..
...............................................................................................

NOMOR : …………………………..
LAMPIRAN : 1 (satu) berkas

TENTANG
PENETAPAN PESERTA DIDIK BARU
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …………………..
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …………………

Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Lampiran Keputusan Sekretaris


Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 47/M/2023
tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah
Menengah Kejuruan, Huruf G Angka 2 disebutkan
bahwa Penetapan peserta didik baru dilakukan
berdasarkan hasil rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah dan ditetapkan melalui keputusan kepala
sekolah
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, maka perlu ditetapkan Peserta
Didik Baru Sekolah Menengah Pertama
…………………………………… Tahun Pelajaran
2024/2025, dengan Keputusan Kepala Sekolah.

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 3


Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2021 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 1
Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Cirebon (Lembaran Berita Daerah
Kabupaten Cirebon Tahun 2022 Nomor 1);
Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 4
Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon
Nomor 4 Tahun 2019 Nomor 13);
6. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Fungsi, Tugas Pokok, dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
(Lembar Berita Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2022
Nomor 5);
7. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 22 Tahun 2023
tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Pendidikan Kesetaraan
(Program Paket A/B/C) di Lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon (Lembar Berita Daerah Kabupaten
Cirebon Tahun 2023 Nomor 22).
8. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Nomor 400.3.5/Kpts.634/Disdik-2024 Tahun 2024
tentang Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru
Jenjang SMP Tahun Pelajaran 2024/2025 di Kabupaten
Cirebon.

MEMUTUSKAN

Menetapkan
PERTAMA : Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Pertama …………..
Tahun Pelajaran 2024/2025, sebagaimana tercatum pada
lampiran sebagai bagaian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Sumber
Pada Tanggal : 2024

Kepala Sekolah Menengah Pertama


………………………………………….

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 4


..............................................
Pangkat / Golongan
NIP. xxxxxxxx xxxxxx x xxx

Tembusan:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon.
2. Yth. Ketua Komite SMP .......................
3. Yth. ……………………………………………..

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 5


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA KEPALA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA …………………………………………..
Nomor : ……………..
Tanggal : ……………..

PENETAPAN PESERTA DIDIK BARU


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ……………………….
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Nama Peserta
No. NISN NIS Kelas Keterangan
Didik Baru

2425 = Tahun
1. A 0123456789 2 4 2 5 – 0 7 – x x x VII – Pelajaran
2024/2025

07 = Kelas VII

2. B

xxx = Nomor
Urut Siswa ybs.
3. C

Dst.

REKAP JUMLAH SISWA TP 2024/2025 BERDASARKAN KELAS:


Jml Ket. / Jml Ket. / Jml Ket. /
Kelas VII Kelas VII Kelas IX
Siswa Cat. Siswa Cat. Siswa Cat.
VII – A VIII – A IX – A
VII – B VIII – B IX – B
VII – C VIII – C IX – C
VII – D VIII – D IX – D
VII – E VIII – E IX – E
VII – F VIII – F IX – F
VII – G VIII – G IX – G
VII – H VIII – H IX – H
VII – I VIII – I IX – I

Jumlah Jumlah Jumlah

Kepala Sekolah Menengah Pertama


………………………………………….

..............................................
Pangkat / Golongan
NIP. xxxxxxxx xxxxxx x xxx

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 6


P. Rekap Laporan Hasil PPDB Tahun Pelajaran 2024/2025
.
PASSING GRADE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA …………………………
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Jml Kuota Keterangan


Jumlah PD Jumlah PD Sisa Kuota
% Jumlah (Jarak terjauh yang
No. Nama Sekolah Tahap Jalur yang yang tidak yang tidak
Kuota Limpahan Pendaftar diterima/Skor/Pasinggrade Rapor/
Awal diterima diterima terserap
Tahap I Prestasi)

a b c D e f g h i j k l

SMPN 1
1 I Afirmasi 15% 52 0 49 49 0 3 4,715,62 M
CONTOH

Perpindahan Tugas Orang Tua


dan Anak Guru/Tenaga 5% 17 0 16 17 -1 1 3.250,44 M
Kependidikan

Prestasi Nilai Rapor 15% 52 0 60 60 0 0 377

Kejuaran Dari Luar


Prestasi Akademik & Non- Kemendikbud / Kemenag |
15% 52 0 100 52 48 0
Akademik Juara 3 Tk. Kab/Kota |
Tunggal

II Zonasi 50% 179 4 181 181 0 2 2.281,82 M

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 7


Jml Kuota Keterangan
Jumlah PD Jumlah PD Sisa Kuota
% Jumlah (Jarak terjauh yang
No. Nama Sekolah Tahap Jalur yang yang tidak yang tidak
Kuota Limpahan Pendaftar diterima/Skor/Pasinggrade Rapor/
Awal diterima diterima terserap
Tahap I Prestasi)

a b c D e f g h i j k l

Jumlah 100% 352 4 406 359 47 2

 Catatan : pada jalur afirmasi ada kuota 3 (tiga) orang dan pada jalur Perpindahan Tugas Orang Tua dan Anak Guru/Tenaga Kependidikan ada kuota 1 (satu) orang tidak terserap,
maka kuota yang tidak terserap tersebut dialihkan ke kuota jalur zonasi sehingga kuota total jalur zonasi menjadi 179 + 3 + 1 = 183, dan terserap 181 CPDB sehingga total
kuota yang tidak terserap ada 2 orang 

Kepala Sekolah,

Nama
Pangkat / Golongan
NIP.

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 8


Q. Rekap Sebaran Peserta Didik Baru Kelas VII Tahun Pelajaran 2024/2025 Berdasarkan Domisili Tempat
Tinggal

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Contoh


Alamat Sekolah
Desa / Kelurahan : Kelurahan Pasalakan
Kecamatan : Kecamatan Sumber

Jalur
Perpindahan
Desa / Tugas Orang Prestasi
No. Kecamatan Kabupaten/Kota Prestasi Jumlah Keterangan
Kelurahan Afirmasi Tua/Wali & Akademik
Nilai Zonasi
KETM Anak & Non
Rapor
Guru/Tenaga Akademik
Kependidikan
a b C d e f g h i j K
1 BABAKAN SUMBER KABUPATEN CIREBON 1 4 17 6 28
2 SUMBER SUMBER KABUPATEN CIREBON 4 40 44
3 PERBUTULAN SUMBER KABUPATEN CIREBON 1 4 9 14
4 KALIWADAS SUMBER KABUPATEN CIREBON 1 5 2 8
5 PASALAKAN SUMBER KABUPATEN CIREBON 5 5
6 WATUBELAH SUMBER KABUPATEN CIREBON 1 1 7 9
7 PEJAMBON SUMBER KABUPATEN CIREBON 2 6 7 8 23
8 GEGUNUNG SUMBER KABUPATEN CIREBON 1 5 3 9
9 KEMANTREN SUMBER KABUPATEN CIREBON 2 4 7 6 19
10 SENDANG SUMBER KABUPATEN CIREBON 3 5 8 16
11 TUKMUDAL SUMBER KABUPATEN CIREBON 5 9 14 28
12 KENANGA SUMBER KABUPATEN CIREBON 6 3 2 2 66 79
13 BOBOS DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON 8 5 2 15
14 CIKALAHANG DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON 2 4 3 9
15 MANDALA DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON 19 3 1 1 24
16 DUKUPUNTANG DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON 1 2 7 3 13
17 SIDADADI HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU 2 2

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 9


Jalur
Perpindahan
Desa / Tugas Orang Prestasi
No. Kecamatan Kabupaten/Kota Prestasi Jumlah Keterangan
Kelurahan Afirmasi Tua/Wali & Akademik
Nilai Zonasi
KETM Anak & Non
Rapor
Guru/Tenaga Akademik
Kependidikan
a b C d e f g h i j K
18 SUMBERMULYA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU 1 1
19 TANJUNGKERTA KROYA KABUPATEN INDRAMAYU 1 1
20 KADUGEDE CISUKADANA KABUPATEN KUNINGAN 3 4
21 KADUGEDE MARGABAKTI KABUPATEN KUNINGAN 1 1
Dst
Jumlah Kuota Terserap 50 18 35 70 178 351
Kuota 53 18 35 70 176 352
Kuota Tidak Terserap 3 0 0 0 -2 1
Catatan : pada jalur afirmasi ada kuota 3 (tiga) orang tidak terserap, maka kuota yang tidak terserap tersebut dialihkan ke kuota jalur zonasi sehingga kuota total jalur
zonasi menjadi 176 + 3 = 179, dan terserap 178 CPDB sehingga total kuota yang tidak terserap ada 1 orang

Kepala Sekolah,

Nama
Pangkat / Golongan
NIP.

Juknis PPDB Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025 10


BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

• ++,RE,i+i
NOMOR 22 TAHUN 2023

PERATURAN BUPATI CIREBON

NOMOR 22 TAHUN 2023

TENTANG

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU


PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAII DASAR, SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA, DAN PENDIDIKAN KESRTARAAN (PROGRAM PAKET A/B/C)
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIREBON,

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan


penerimaan peserta didik baru pada jenjang Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Pendidikan Kesetaraan (program Paket A/B/C) dapat
dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel dan
nondiskriminatif, perlu mengatur pelaksanaannya;
b. bahwa berdasarkan Pasal 44 Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pemerintah Daerah
menyusun dan menetapkan kebijakan PPDB dengan
berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Menteri
dimaksud;
c. bahwa Peraturan Bupati Cirebon Nomor 67 Tahun 2022
tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Program Kesetaraan (Paket A/B/C)
di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
Tahun Pelajaran 2022/2023 sudah tidak sesuai dengan
dinamika perkembangan peraturan perundang-undangan,
perlu dilakukan penyesuaian ;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Pendidikan
Kesetaraan (Paket A/B/C) di Lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon;

Men8ingat 1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 8 Agustus Tahun 1950) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi
Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta
Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan
Sekolah Menengah Kejuruan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 6);
5.Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 13
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2011
Nomor 13) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Nomor 4);
MEMUTUSRAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN
PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-RANAK,
SEKOLAH DASAR, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, DAN
PBNDIDIKAN KESETARAAN (PROGRAM PAKET A/B/C)
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON.

BABI
KRTENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Cirebon.
2.Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Cirebon.
4. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan di Kabupaten Cirebon.
5. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.
7. Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program
pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai
dengan 6 (enam) tahun.
8. Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar.
9. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat SMP
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SD atau MI.
10. Penerimaan Peserta Didik Baru yang selanjutnya disingkat
PPDB adalah penerimaan peserta didik baru pada TK, SD,
SMP, dan Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A/B/C).
11. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disingkat Dapodik
adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat
data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya
bersumber dari satuan pendidikan yang terus menerus
diperbaharui secara o7t!{.7ie.
12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 11
TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Bagian Kesatu
Penerimaan Peserta Didik

Pasal 2
(1) PPDB dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. transparan; dan
c. akuntabel.
(2) PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
tanpa diskriminasi kecuali bagi satuan pendidikan yang
secara khusus dirancang untuk melayani peserta didik
dari kelompok gender atau agama tertentu.

Bagian Kedua
Persyaratan

Pasal 3
(1) Calon peserta didik baru TK harus memenuhi persyaratan
usia:
a. paling rendah 4 (empat) tahun dan paling tinggi 5 (lima)
tahun untuk kelompok A; dan
b. paling rendah 5 (lima) tahun dan paling tinggi 6 (enam)
tahun untuk kelompok 8.
(2) Bagi calon peserta didik yang berasal dari keluarga
ekonomi tidak mampu, persyaratan paling tinggi usia
5 (lima) tahun untuk kelompok A sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dapat ditoleransi menjadi paling
tinggi 6 (enam) tahun pada tanggal 1 LJuli tahun berjalan
dan persyaratan paling tinggi usia 6 (enam) tahun untuk
kelompok 8 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dapat ditoleransi menjadi paling tinggi 7 (tujuh) tahun
pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.
(3) Calon peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibuktikan dengan keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

Pasal 4
(1) Calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD harus
memenuhi persyaratan usia:
a. 7 (tujuh) tahun; atau
b. paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli.
(2) Dalam pelaksanaan PPDB, SD memprioritaskan
penerimaan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
yang berusia 7 (tujuh) tahun.
(3) Persyaratan usia 7 (tujuh) tahun sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dapat dapat ditoleransi menjadi
paling tinggi 12 (dua belas) tahun pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan bagi calon peserta didik yang berasal dari
keluarga ekonomi tidak mampu.
(4) Calon peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dibuktikan dengan keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
(5) Persyaratan usia paling rendah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dapat dikecualikan menjadi paling
rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan bagi calon peserta didik yang memiliki:
a. kecerdasan dan/atau bakat istimewa; dan
b. kesiapan psikis.
(6) Calon peserta didik yang memiliki kecerdasan dan/atau
bakat istimewa dan kesiapan psikis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dibuktikan dengan rekomendasi
tertulis dari psikolog profesional.
(7) Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak tersedia, rekomendasi dapat
dilakukan oleh dewan guru sekolah yang bersangkutan.

Pasal 5
(1) Calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP harus
memenuhi persyaratan:
a. berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada
tanggal 1 Juli tahun berjalan; dan
b. telah menyelesaikan kelas 6 (enam) SD atau bentuk
lain yang sederajat.
(2) Persyaratan usia calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh)
SMP paling tinggi 15 (lima belas) tahun bagi anak yang
berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dapat
ditoleransi menjadi paling tinggi 18 (delapan belas) tahun.
(3) Calon peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibuktikan dengan keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

Pasal 6
Calon peserta didik baru pendidikan kesetaraan harus
memenuhi persyaratan:
a. untuk calon peserta didik baru pendidikan kesetaraan
program paket A usia harus memenuhi persyaratan usia
minimal 10 (sepuluh) tahun pada tanggal 1 Juli tahun
berjalan.
b. telah menyelesaikan pendidikan jenjang sebelumnya (SD
atau bentuk lain yang sederajat untuk calon peserta didik
kesetaraan paket a dan SMP atau bentuk lain yang
sederajat untuk calon peserta didik kesetaraan paket C).

Pasal 7
Persyaratan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 4 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 5
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 6 huruf a dibuktikan dengan:
a. akta kelahiran; atau
b. surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang dan dilegalisir oleh lurah/kepala desa atau
pejabat setempat lain yang berwenang sesuai dengan
domisili calon peserta didik.

Pasal 8
Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b dan Pasal 6 huruf b harus dibuktikan dengan:
a. ijazah; atau
b. dokumen lain yang menyatakan kelulusan.

Pasal 9
(1) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh)
SMP yang berasal dari sekolah di luar negeri harus
mendapatkan surat rekomendasi izin belajar dari direktur
jenderal di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi yang membidangi pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
untuk calon peserta didik Warga Negara Indonesia dan
Warga Negara Asing.
Pasal 10
(1) Bagi sekolah yang menerima peserta didik warga negara
asing wajib menyelenggarakan matrikulasi pendidikan
Bahasa Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang bersangkutan.
(2) Dalam hal sekolah yang menerima peseita didik warga
negara asing tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa peringatan tertulis.

Bagian Ketiga
Jalur Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru

Paragraf 1
Umum

Pasal 1 1
(1) PPDB untuk SD dan SMP dilaksanakan melalui jalur
pendaftaran PPDB.
(2) Jalur pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. zonasi;
b. afirmasi;
c. perpindahan tugas orang tua/wali;
d. prestasi.

Pasal 12
(1) Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. jalur zonasi SD paling sedikit 70°/o (tujuh puluh
persen) dari daya tampung sekolah;
b. jalur zonasi SMP paling sedikit 50°/o (lima puluh
persen) dari daya tampung sekolah; dan
(2) Jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf b paling sedikit 15% (lima belas persen)
dari daya tampung sekolah.
(3) Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 1 ayat (2) huruf c paling banyak
50/o (lima persen) dari daya tampung sekolah.
(4) Jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf d paling banyak 30°/o (tiga puluh persen)
dari daya tampung, terdiri dari:
a. jalur prestasi akademik dan non akademik paling
sedikit 15°/o (lima belas persen) dari daya tampung;
b. jalur prestasi peringkat nilai rapor paling banyak 150/o
(lima belas persen) dari daya tampung.

Pasal 13
|Jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 1 ayat (2)
huruf d tidak berlaku untuk jalur pendaftaran calon peserta
didik baru pada TK dan kelas 1 (satu) SD.

Pasal 14
Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dikecualikan untuk satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan khusus,
seperti pendidikan kesetaraan (program paket A/B/C), SMP
Terbuka dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat, namun waj ib melaksanakan
ketentuan-ketentuan lainnya sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1
Tahun 2022 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan.

Pasal 15
Untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat dapat melalui mekanisme dalam jejaring
(daring/orizt.7ie) atau luar jejaring (luring/o/pr{.7ie) sesuai
kesiapan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Paragraf 2
Jalur Zonasi

Pasal 16
(1) PPDB melalui jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) huruf a diprioritaskan bagi calon peserta
didik baru yang berdomisili di dalam wilayah zonasi.
(2) Wilayah zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah wilayah Kabupaten Cirebon.
(3) Domisili calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang
diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum tanggal
pendaftaran PPDB.
(4) Dalam hal kartu keluarga sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak dimiliki oleh calon peserta didik karena
keadaan tertentu, maka dapat diganti dengan surat
keterangan domisili.
(5) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
meliputi:
a. bencana alam; dan/atau
b. bencana sosial.

(6) Status keadaan tertentu meliputi bencana alam


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan
bencana sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf b ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.

Pasal 17
(1) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (4) diterbitkan oleh ketua rukun tetangga
atau ketua rukun warga yang dilegalisir oleh
lurah/kepala desa atau pejabat setempat lain yang
berwenang.
(2) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat mengenai keterangan bahwa peserta
didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat
1 (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan
domisili.
(3) Sekolah memprioritaskan peserta didik yang memiliki
kartu keluarga atau surat keterangan domisili dalam
Kabupaten Cirebon.

Pasal 18
Selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi,
calon peserta didik dapat melakukan pendaftaran PPDB
melalui jalur lain sebagaimana dimaksud pada Pasal 11
ayat (2), sepanjang memenuhi persyaratan.

Paragraf 3
Jalur Afirmasi

Pasal 19
(1) PPDB melalui jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) huruf b diperuntukkan bagi calon peserta
didik baru berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu.
(2) Dalam hal calon peserta didik yang mendaftar melalui jalur
afirmasi melampaui jumlah kuota jalur afirmasi yang
ditetapkan, maka penentuan peserta didik dilakukan
dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal calon
peserta didik yang terdekat dengan sekolah.
Pasal 20
(1) Peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) wajib menyertakan:
a. bukti keikutsertaan peserta didik dalam program
penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
b. surat pernyataan dari orang tua/wali peserta didik
yang menyatakan bersedia diproses secara hukum
jika terbukti memalsukan bukti keikutsertaan dalam
program penanganan keluarga tidak mampu.
(2) Dalam hal terdapat dugaan pemalsuan bukti
keikutsertaan peserta didik dalam program penanganan
keluarga tidak mampu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, sekolah bersama Dinas Pendidikan wajib
melakukan veririkasi data dan lapangan serta
menindaklanjuti hasil verifikasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pemalsuan bukti keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paragraf 4
Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali

Pasal 2 1
(1) Perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c dibuktikan
dengan surat penugasan dari:
a. instansi;
b. 1embaga;
c. kantor; atau
d. perusahaan yang mempekerjakan.
(2) Dalam hal terdapat sisa kuota jalur perpindahan tugas
orang tua/wali, maka sisa kuota dapat dialokasikan
untuk calon peserta didik pada sekolah tempat orang
tua/wali mengajar dan calon peserta didik putra/putri
guru.
(3) Penentuan peserta didik dalam jalur perpindahan tugas
orang tua/wali diprioritaskan pada jarak tempat tinggal
calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah.
Paragraf 5
Jalur Prestasi

Pasal 22
(1) PPDB melalui jalur prestasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf d ditentukan berdasarkan:
a. rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan
peringkat nilai rapor peserta didik dari sekolah asal;
dan/atau
b. prestasi di bidang akademik maupun non-akademik.
(2) Rapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
menggunakan nilai rapor pada 5 (lima) semester terakhir.
(3) Bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diterbitkan paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 3 (tiga) tahun sebelum tanggal pendaftaran
PPDB.

(4) Pemalsuan bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

Dalam proses seleksi PPDB sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11 tidak menggunakan ujian tertulis atau tes
kemampuan akademik.

Bagian Keempat
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru

Paragraf 1
Tahapan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru

Pasal 24
Tahapan pelaksanaan PPDB meliputi:
a. pengumuman pendaftaran;
b. pendaftaran;
c. seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran;
d. pengumuman penetapan peserta didik baru; dan
e. daftar ulang.

Pasal 25
(1) Dalam tahapan pelaksanaan PPDB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24:
a. sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
telah menerima bantuan operasional sekolah
dilarang memungut biaya; dan
b. sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah dilarang:
1. melakukan pungutan dan/atau sumbangan
yang terkait dengan pelaksanaan PPDB maupun
perpindahan peserta didik; dan
2. melakukan pungutan untuk membeli seragam
atau buku tertentu yang dikaitkan dengan
PPDB.
(2) Pelanggaran ketentuan larangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Pengumuman Pendaftaran

Pasal 26
(1) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf a dilakukan secara terbuka.
(2) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Dinas Pendidikan bagi:
a. sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah
Daerah; dan
b. sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
menerima dana bantuan operasional sekolah.
(3) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru dilaksanakan paling lambat minggu pertama
bulan Mei.

(4) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon didik baru


paling sedikit memuat informasi berikut:
a. persyaratan calon peserta didik sesuai dengan
jenjangnya;
b. tanggal pendaftaran;
c. jalur pendaftaran yang terdiri dari jalur zonasi, jalur
afirmasi, jalur perpindahan tugas orang tua/wali,
dan/ atau jalur prestasi;
d. jumlah daya tampung yang tersedia pada kelas
1 (satu) SD, dan kelas 7 (tujuh) SMP sesuai dengan
data rombongan belajar dalam Dapodik; dan
e. tanggal penetapan pengumuman hasil proses seleksi
PPDB.
(5) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan melalui papan pengumuman sekolah maupun
media lainnya.
Paragraf 3
Pendaftaran

Pasal 27
(1) Pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 huruf b dilaksanakan dengan menggunakan
mekanisme daring.
(2) Pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengunggah dokumen yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratan ke laman
pendaftaran PPDB yang telah ditentukan.
(3) Pelaksanaan mekanisme daring sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah.
(4) Dalam hal tidak tersedia fasilitas jaringan, maka PPDB
dilaksanakan melalui mekanisme luring dengan
melampirkan fotokopi dokumen yang dibutuhkan sesuai
dengan persyaratan.

Paragraf 4
Seleksi sesuai dengan Jalur Pendaftaran

Pasal 28
(1) Seleksi jalur zonasi dan jalur perpindahan tugas orang
tua/wali untuk calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
mempertimbangkan kriteria dengan urutan prioritas
sebagai berikut:
a. usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1);
dan
b. jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam
wilayah zonasi yang ditetapkan.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sama, maka penentuan peserta didik
didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik
yang terdekat dengan sekolah.
(3) Seleksi calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD tidak
boleh dilakukan berdasarkan tes membaca, menulis,
dan/ atau berhitung.

Pasal 29
(1) Seleksi jalur zonasi untuk calon peserta didik baru kelas
7 (tujuh) SMP dilakukan dengan memprioritaskan jarak
tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam wilayah zonasi
yang ditetapkan.
(2) |Jika jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan
sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama,
maka seleksi untuk pemenuhan kuota/daya tampung
terakhir menggunakan usia peserta didik yang lebih tua
berdasarkan akta kelahiran atau surat keterangan lahir.

Pasal 30
(1) Jika berdasarkan hasil seleksi PPDB, sekolah memiliki
jumlah calon peserta didik yang melebihi daya tampung,
maka sekolah wajib melaporkan kelebihan calon peserta
didik tersebut kepada dinas pendidikan melalui bidang
pengampunya.

(2) Dinas pendidikan melalui bidang pengampunya


menyalurkan kelebihan calon peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pada sekolah lain dalam wilayah
zonasi yang sama.
(3) Penyaluran peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sampai dengan ayat (2) dilakukan sebelum
pengumuman penetapan hasil proses seleksi PPDB.
(4) Dalam pelaksanaan PPDB, sekolah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah tidak boleh:
a. menambah jumlah rombongan belajar, jika
rombongan belajar yang ada telah memenuhi atau
melebihi ketentuan rombongan belajar dalam
standar nasional pendidikan dan sekolah tidak
memiliki lahan; dan/atau
b. menambah ruang kelas baru.

Paragraf 5
Pengumuman Penetapan Peserta Didik Baru

Pasal 3 1
(1) Pengumuman penetapan peserta didik baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 huruf d dilakukan sesuai
dengan jalur pendaftaran dalam PPDB.
(2) Penetapan peserta didik baru dilakukan berdasarkan
hasil rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah dan ditetapkan melalui keputusan kepala
sekolah.
(3) Dalam hal kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) belum definitif, maka penetapan peserta didik
baru dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
Paragraf 6
Daftar Ulang

Pasal 32
(1) Daftar ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf e dilakukan oleh calon peserta didik baru yang
telah diterima di sekolah.
(2) Daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
memastikan statusnya sebagai peserta didik pada
sekolah yang bersangkutan dengan menunjukkan
dokumen asli yang dibutuhkan sesuai dengan
persyaratan.

BAB Ill
PENDATAAN ULANG DAN PEMUTAKHIRAN DATA

Pasal 33
(1) Sekolah melakukan pendataan ulang untuk memastikan
status peserta didik lama pada sekolah yang
bersangkutan.
(2) Pendataan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak boleh memungut biaya.

Pasal 34
Sekolah melakukan pengisian dan pemutakhiran data peserta
didik dan rombongan belajar dalam Dapodik secara berkala
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester.

BAB IV
PERPINDAHAN PESERTA DIDIK

Pasal 35
(1) Perpindahan peserta didik antarsekolah dalam 1 (satu)
daerah kabupaten/kota, antarkabupaten/kota dalam 1
(satu) daerah provinsi, atau antarprovinsi dilaksanakan
atas dasar persetujuan kepala sekolah asal dan kepala
sekolah yang dituju.
(2) Dalam hal terdapat perpindahan peserta didik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka sekolah yang
bersangkutan wajib memperbaharui Dapodik.
(3) Perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) wajib memenuhi ketentuan
persyaratan PPDB dan/atau sistem zonasi yang diatur
dalam Peraturan Bupati ini.
Pasal 36
(1) Peserta didik setara SD di negara lain dapat pindah ke SD
di Kabupaten Cirebon setelah memenuhi:
a. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;
b. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal
yang membidangi pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai
dengan kewenangan; dan
c. Iulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan sekolah yang dituju.
(2) Peserta didik setara SMP di negara lain dapat diterima di
SMP di Kabupaten Cirebon setelah:
a. menyerahkan fotokopi ijazah atau dokumen lain
yang membuktikan bahwa peserta didik yang
bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan
jenjang sebelumnya;
b. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;
c. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal
yang membidangi pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah untuk
calon peserta didik baru SMP; dan
d. Iulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan sekolah yang dituju.

Pasal 37
(1) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal
dapat diterima di SD tidak pada awal kelas 1 (satu)
setelah lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan oleh SD yang bersangkutan.
(2) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal
dapat diterima di SMP tidak pada awal kelas 7 (tujuh)
setelah memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah pendidikan kesetaraan program
Paket A; dan
b. Iulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan oleh SMP yang bersangkutan.
(3) Dalam hal terdapat perpindahan peserta didik dari jalur
pendidikan nonformal dan informal ke sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3), maka sekolah yang bersangkutan wajib
memperbaharui Dapodik.
BABV
PELAPORAN

Pasal 38
(1) Sekolah melaporkan pelaksanaan PPDB dan perpindahan
peserta didik antarsekolah setiap tahun pelajaran kepada
Dinas Pendidikan.
(2) Dinas pendidikan memiliki kanal pelaporan untuk
menerima laporan masyarakat terkait pelaksanaan PPDB.
(3) Masyarakat dapat melaporkan pelanggaran dalam
pelaksanaan PPD B melalui laman
hitp://wh.kerndikbud.go.id.

Pasal 39
Kepala dinas pendidikan melaporkan pelaksanaan PPDB
kepada Kementerian melalui unit pelaksana teknis
Kementerian yang membidangi penjaminan mutu pendidikan
dasar dan pendidikan menengah paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah pelaksanaan PPDB.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 40
Dinas Pendidikan melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
dan masyarakat.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 4 1
Dinas Pendidikan menyusun dan menetapkan kebijakan
teknis pelaksanaan PPDB dengan berpedoman pada
ketentuan dalam Peraturan Bupati ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Cirebon Nomor 67 Tahun 2022 tentang Pedoman
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Program
Kesetaraan (Paket A/B/C) di Lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2022/2023 (Berita
Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2022 Nomor 67),
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 43
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Cirebon.

Ditetapkan di Sumber
pada tanggal 19 Mei 2023
BUPATI CIREB0N,

ITD
IMRON
SALINAN

m l
.ht
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL

un
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

ah
NOMOR 47/M/2023 …/…/…
TENTANG

-t
PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

mk
KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS, DAN SEKOLAH

-s
MENENGAH KEJURUAN

ma
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,

p-s
Menimbang : a. -sm
bahwa penerimaan peserta didik baru harus
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021
-sd

tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman


Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
db

Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah


Menengah Kejuruan;
pp

b. bahwa untuk memastikan pelaksanaan penerimaan


peserta didik baru sesuai dengan ketentuan
is-

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun


pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru;
kn

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
/ju

menetapkan Keputusan Sekretaris


Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
/10

dan Teknologi tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun
23

2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada


Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
20

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan


Sekolah Menengah Kejuruan;
m/

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


.co

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
na

Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
lya

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor


17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
u

Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara


am

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
ain

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

l
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

m
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

.ht
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru

un
pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan

ah
Sekolah Menengah Kejuruan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 61);

-t
4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

mk
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia

-s
Tahun 2021 Nomor 963);

ma
MEMUTUSKAN:

p-s
Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN
-sm
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1
TAHUN 2021 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK
BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR,
-sd

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH


ATAS, DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.
db

KESATU : Menetapkan pedoman pelaksanaan Peraturan Menteri


pp

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang


Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,
is-

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah


Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang
kn

selanjutnya disebut Pedoman Pelaksanaan PPDB


sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
/ju

bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Sekretaris


Jenderal ini.
/10

KEDUA : Pedoman Pelaksanaan PPDB merupakan acuan bagi


23

pemerintah daerah dan sekolah dalam melaksanakan


penerimaan peserta didik baru.
20

KETIGA : Keputusan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada


m/

tanggal ditetapkan.
.co

Ditetapkan di Jakarta
na

pada tanggal 30 Oktober 2023


lya

SEKRETARIS JENDERAL,

TTD.
u
am

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Hukum SUHARTI
ain

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,

TTD.

Ineke Indraswati
NIP 197809262000122001
jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL

m l
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

.ht
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 47/M/2023

un
TENTANG

ah
PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN

-t
2021 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK

mk
BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH
DASAR, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA,
SEKOLAH MENENGAH ATAS, DAN SEKOLAH

-s
MENENGAH KEJURUAN

ma
PEDOMAN PELAKSANAAN PPDB

p-s
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
-sm
Pasal 44 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun
-sd

2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,


Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
db

dan Sekolah Menengah Kejuruan mengatur bahwa Pemerintah Daerah


menyusun dan menetapkan kebijakan penerimaan peserta didik baru
pp

dengan berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.


Namun demikian, berdasarkan evaluasi Kementerian Pendidikan,
is-

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diperoleh fakta bahwa dalam


pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada beberapa daerah
kn

terdapat pelanggaran terhadap penerimaan peserta didik baru dan


penafsiran yang berbeda atas ketentuan di dalam Peraturan Menteri
/ju

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan


Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
/10

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah


Kejuruan.
Oleh karena itu, agar pelaksanaan penerimaan peserta didik baru mulai
23

tahun ajaran 2024/2025 dan seterusnya dilaksanakan secara objektif,


transparan, akuntabel, dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
20

atas beberapa pengaturan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan


m/

Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik


Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
.co

Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan,


maka perlu diterbitkan Pedoman Pelaksanaan PPDB.
na

B. Tujuan
Pedoman Pelaksanaan PPDB ini disusun dengan tujuan untuk
lya

memberikan panduan dan membangun persepsi yang sama bagi


Pemerintah Daerah dan sekolah dalam melaksanakan penerimaan
u

peserta didik baru.


am

C. Ruang Lingkup
ain

Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan PPDB ini meliputi:


1. perencanaan penerimaan peserta didik baru
a. penetapan wilayah zonasi;

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

b. penentuan persentase daya tampung setiap jalur penerimaan


peserta didik baru;

m l
c. pelibatan sekolah yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dan madrasah

.ht
dalam penerimaan peserta didik baru bersama;
d. penyusunan petunjuk teknis penerimaan peserta didik baru

un
oleh pemerintah daerah;
e. pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru;

ah
f. aplikasi penerimaan peserta didik baru online; dan
g. sosialisasi pelaksanaan penerimaan peserta didik baru.

-t
2. pelaksanaan penerimaan peserta didik baru

mk
a. persyaratan umum penerimaan peserta didik baru;
b. persyaratan khusus setiap jalur penerimaan peserta didik

-s
baru;
c. pengecualian ketentuan jalur penerimaan peserta didik baru;

ma
d. pengumuman penerimaan peserta didik baru;
e. pendaftaran penerimaan peserta didik baru;

p-s
f. seleksi penerimaan peserta didik baru;
g. pengumuman penetapan peserta didik; dan
h. daftar ulang. -sm
3. pasca pelaksanaan penerimaan peserta didik baru
a. integrasi data hasil penerimaan peserta didik baru pada
-sd
Dapodik;
b. pelaporan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru; dan
c. evaluasi pelaksanaan penerimaan peserta didik baru.
db

4. pembinaan dan pengawasan penerimaan peserta didik baru


a. pembinaan penerimaan peserta didik baru; dan
pp

b. pengawasan penerimaan peserta didik baru.


is-

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kn

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor


/ju

78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);


2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
/10

166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);


3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
23

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor


244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
20

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
m/

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022


tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
.co

Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
na

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan


dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
lya

Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan
u

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan


am

atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
ain

Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan


dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

m l
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

.ht
6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara

un
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 156);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

ah
2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

-t
Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (Berita Negara

mk
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 61);
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

-s
Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita

ma
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963);
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

p-s
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2022 tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 677); -sm
10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2023 tentang Standar
-sd
Pengelolaan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 596);
db

11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Nomor 48 Tahun 2023 tentang Akomodasi Yang Layak Untuk
pp

Peserta Didik Penyandang Disabilitas Pada Satuan Pendidikan Anak


Usia Dini Formal, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan
is-

Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023


Nomor 612);
kn
/ju

E. Ketentuan Umum
1. Taman Kanak-Kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur
/10

pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan


bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
23

2. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu


bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
20

pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.


3. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP,
m/

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang


menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
.co

dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD
na

atau MI.
4. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah
lya

salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang


menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
u

menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
am

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau
setara SMP atau MTs.
ain

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

5. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK,


adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

m l
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

.ht
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau
setara SMP atau MTs.

un
6. Sekolah Swasta adalah satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh penyelenggara satuan pendidikan

ah
yang didirikan oleh masyarakat.
7. Sekolah Negeri adalah satuan Pendidikan pada jalur pendidikan

-t
formal yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

mk
8. Penerimaan Peserta Didik Baru, yang selanjutnya disingkat PPDB,
adalah penerimaan peserta didik baru pada TK, SD, SMP, SMA, dan

-s
SMK.
9. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya

ma
menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak.
10. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

p-s
keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
-sm
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
-sd
11. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
db

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945.
pp

12. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
is-

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.


13. Dinas Pendidikan adalah organisasi perangkat daerah yang
kn

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan di


/ju

daerah sesuai kewenangannya.


14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang selanjutnya
disebut Dinas Dukcapil, adalah organisasi perangkat daerah yang
/10

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan


dan pencatatan sipil di daerah sesuai kewenangannya.
23

15. Dinas Sosial adalah organisasi perangkat daerah yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial di daerah
20

sesuai kewenangannya.
16. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
m/

pemerintahan di bidang pendidikan.


17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
.co

pemerintahan di bidang pendidikan.


18. Pusat Data dan Teknologi Informasi, yang selanjutnya disebut
na

Pusdatin, adalah unit kerja Kementerian yang mempunyai tugas


melaksanakan pengelolaan data dan statistik serta pengelolaan
lya

pendayagunaan teknologi informasi.


19. Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya
u

disingkat BBPMP adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon II.b


am

di bidang penjaminan mutu pendidikan.


20. Balai Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disingkat
BPMP adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon III.a di bidang
ain

penjaminan mutu pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

BAB II
PERENCANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

m l
A. Penetapan Wilayah Zonasi

.ht
1. Penetapan wilayah zonasi dilakukan pada setiap jenjang pendidikan
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dengan

un
prinsip mendekatkan domisili peserta didik dengan sekolah.
2. Dalam melakukan penetapan wilayah zonasi, Pemerintah Daerah

ah
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebaran Sekolah

-t
Penghitungan sebaran sekolah dilakukan dengan melakukan

mk
pemetaan lokasi dan titik koordinat sekolah. Dalam melakukan
pemetaan lokasi dan titik koordinat sekolah, Pemerintah

-s
Daerah harus:
1) berpedoman pada peta sebaran sekolah yang dapat

ma
diakses dalam data induk satuan pendidikan;
2) memperhatikan kondisi geografis; dan

p-s
3) memperhatikan sekolah yang berada di perbatasan
provinsi atau kabupaten/kota.
-sm
b. Data Sebaran Domisili Calon Peserta Didik
Pemerintah Daerah memastikan seluruh calon peserta didik di
wilayah administratifnya masuk ke dalam wilayah zonasi di
-sd
wilayahnya dengan melakukan pemetaan sebaran domisili
calon peserta didik dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemerintah Daerah melakukan pemetaan sebaran
db

domisili calon peserta didik dengan menggunakan data


dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dipadankan
pp

dengan data dari Dinas Dukcapil;


2) Dalam hal terdapat perbedaan antara data pada Dapodik
is-

dengan Dinas Dukcapil, maka Pemerintah Daerah


mengacu pada data dari Dinas Dukcapil;
kn

3) Pemerintah Daerah memperhatikan kemudahan akses


/ju

keterjangkauan sekolah dari domisili calon peserta didik;


dan
4) Pemerintah Daerah melakukan pemetaan sebaran
/10

domisili calon peserta didik yang ada di daerah perbatasan


provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan radius atau
23

wilayah administratif.
c. Kapasitas Daya Tampung Sekolah
20

Kapasitas daya tampung sekolah pada setiap:


1) kelas 1 (satu) SD dihitung berdasarkan potensi jumlah
m/

anak usia sekolah;


2) kelas 7 (tujuh) SMP dihitung berdasarkan jumlah lulusan
.co

SD/sederajat; dan
3) kelas 10 (sepuluh) SMA dihitung berdasarkan jumlah
na

lulusan SMP/sederajat.
Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya membuat
lya

proyeksi kapasitas daya tampung pada setiap kelas 1 (satu),


kelas 7 (tujuh), dan kelas 10 (sepuluh) dengan ketentuan
u

sebagai berikut:
am

1) proyeksi jumlah calon peserta didik:


a) kelas 1 (satu) SD dilakukan melalui penghitungan
jumlah penduduk usia 6 - 7 tahun melalui koordinasi
ain

dengan Dinas Dukcapil;

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

b) kelas 7 (tujuh) SMP dilakukan dengan menghitung


jumlah lulusan SD/sederajat; dan

l
m
c) kelas 10 (sepuluh) SMA dilakukan dengan
menghitung jumlah lulusan SMP/sederajat,

.ht
2) jumlah SD/sederajat dan SMP/sederajat sebagaimana
dimaksud pada angka 1) dihitung berdasarkan data pada

un
Dapodik dan Education Management Information System
(EMIS) pada kementerian yang menyelenggarakan urusan

ah
pemerintahan di bidang agama melalui koordinasi dengan
Pusdatin;

-t
3) penghitungan daya tampung kelas 1 (satu), kelas 7

mk
(tujuh), dan kelas 10 (sepuluh) pada Sekolah Negeri untuk
PPDB dilakukan dengan:

-s
a) menghitung jumlah ruang kelas 1(satu), kelas 7
(tujuh), dan kelas 10 (sepuluh) berdasarkan Dapodik;

ma
dan
b) mengalikan jumlah ruang kelas sebagaimana

p-s
dimaksud dalam huruf a dengan jumlah maksimal
peserta didik per rombongan belajar sesuai dengan
standar pengelolaan, -sm
Rumus Penghitungan Daya Tampung PPDB
-sd
Kelas 1

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 1 × 28 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


db

Ilustrasi:
pp

Kabupaten X memiliki 155 SD Negeri dengan total ruang kelas 1


sebanyak 234, maka perhitungan daya tampungnya adalah sebagai
is-

berikut:
Daya Tampung Kelas 1 = 234 × 28
kn

= 6.552
/ju

Rumus Penghitungan Daya Tampung PPDB


Kelas 7
/10

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 7 × 32 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


23

Ilustrasi:
Kabupaten Y memiliki 45 SMP Negeri dengan total ruang kelas 7
20

sebanyak 194, maka perhitungan daya tampungnya adalah sebagai


berikut:
m/

Daya Tampung Kelas 7 = 194 × 32


= 6.208
.co

Rumus Penghitungan Daya Tampung PPDB


na

Kelas 10
lya

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 7 × 36 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Ilustrasi:
u

Provinsi Z memiliki 33 SMA Negeri dengan total ruang kelas 10


am

sebanyak 160, maka perhitungan daya tampungnya adalah sebagai


berikut:
Daya Tampung Kelas 10 = 160 × 36
ain

= 5.760

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

4) kondisi daya tampung sekolah diperoleh dengan hasil


penghitungan daya tampung sebagaimana dimaksud

m l
dalam angka 3) dikurangi hasil penghitungan jumlah
anak usia sekolah dan/atau lulusan tingkat satuan

.ht
pendidikan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam
angka 1);

un
Rumus Penghitungan Kondisi Daya Tampung

ah
Kelas 1

-t
Kondisi daya Daya tampung kelas Jumlah penduduk usia 6
= –

mk
tampung kelas 1 1 hingga 7 tahun

Ilustrasi:

-s
Kabupaten X memiliki:
- potensi anak usia 6-7 tahun sebanyak 6.729;

ma
- daya tampung siswa SD Negeri kelas 1 sebanyak 6.552.
Perhitungan kondisi daya tampung Sekolah Negeri sebagai berikut:

p-s
Kondisi daya tampung kelas 1
= 6.552 – 6.729
= –177 -sm
Kondisi ini menunjukkan bahwa daya tampung SD Negeri yang
diselenggarakan Kabupaten X tidak mencukupi.
-sd

Rumus Penghitungan Kondisi Daya Tampung


db

Kelas 7
pp

Kondisi daya Daya tampung kelas


tampung kelas 7 = 7 – Lulusan SD/sederajat
is-

Ilustrasi:
Kabupaten Y memiliki:
kn

- lulusan SD/sederajat sebanyak 5.634;


- daya tampung siswa SMP Negeri kelas 7 sebanyak 6.208.
/ju

Perhitungan daya tampung Sekolah Negeri sebagai berikut:


/10

Kondisi daya tampung kelas 7


= 6.208 – 5.634
= 574
23

Kondisi ini menunjukkan bahwa daya tampung SMP Negeri yang


diselenggarakan Kabupaten Y telah mencukupi.
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

Rumus Penghitungan Kondisi Daya Tampung


Kelas 10

m l
Kondisi daya Daya tampung kelas
= – Lulusan SMP/sederajat

.ht
tampung kelas 10 10

un
Ilustrasi:
Kabupaten Z memiliki:
- lulusan SMP/sederajat sebanyak 7.535;

ah
- daya tampung siswa SMA Negeri kelas 10 sebanyak 5.760.
Perhitungan kondisi daya tampung Sekolah Negeri sebagai berikut:

-t
mk
Kondisi daya tampung kelas 10
= 5.760 – 7.535
= –1.775

-s
ma
Kondisi ini menunjukkan bahwa daya tampung SMP Negeri yang
diselenggarakan Kabupaten Z tidak mencukupi.

p-s
5) dalam hal daya tampung sekolah yang diselenggarakan
Pemerintah Daerah tidak mencukupi, Pemerintah Daerah

Sekolah Swasta dan


-sm
wajib memperhatikan ketersediaan daya tampung pada
madrasah pada setiap
kabupaten/kota; dan
-sd

Ilustrasi Kondisi Daya Tampung SD


db

Kabupaten X memiliki:
- Jumlah penduduk usia 6-7 tahun sebanyak 6.729;
pp

- Daya tampung siswa SD Negeri kelas 1 sebanyak 6.552;


- 6 SD Swasta dengan total ruang kelas 1 sebanyak 24 sehingga diperoleh
is-

daya tampung SD Swasta sebesar 24 × 28 = 672;


- Total daya tampung siswa SD Negeri dan Swasta kelas 1 sebanyak
kn

7.224.

Perhitungan kondisi daya tampung Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta


/ju

sebagai berikut:
/10

Kondisi daya tampung


kelas 1
= 7.224 – 6.729

= 495
23

Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan melibatkan Sekolah Negeri dan


20

Sekolah Swasta, kapasitas daya tampung SD negeri dan swasta yang


diselenggarakan Kabupaten X mencukupi.
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

Ilustrasi Kondisi Daya Tampung SMP

l
Kabupaten Y memiliki:

m
- Jumlah lulusan SD/sederajat sebanyak 7.629;
- Daya tampung siswa SMP Negeri kelas 7 sebanyak 7.552;

.ht
- 5 SMP Swasta dengan total ruang kelas 7 sebanyak 49 sehingga
diperoleh daya tampung SMP Swasta sebesar 49 × 32 = 1.568;

un
- Total daya tampung siswa SMP Negeri dan Swasta kelas 7 sebanyak
9.120.

ah
Perhitungan kondisi daya tampung Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta

-t
sebagai berikut:

mk
Kondisi daya tampung
kelas 7
= 9.120 – 7.629

= 1.491

-s
Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan melibatkan Sekolah Negeri dan
Sekolah Swasta, kapasitas daya tampung SMP negeri dan swasta yang

ma
diselenggarakan Kabupaten Y mencukupi.

p-s
Ilustrasi Kondisi Daya Tampung SMA

Kabupaten Z memiliki:
-sm
- Jumlah lulusan SMP/sederajat sebanyak 5.432;
- Daya tampung siswa SMA Negeri kelas 10 sebanyak 4.252;
- 4 SMA Swasta dengan total ruang kelas 10 sebanyak 30 sehingga
-sd
diperoleh daya tampung SMA Swasta sebesar 40 x 36 = 1.440;
- Total daya tampung siswa SMA Negeri dan Swasta kelas 1 sebanyak
5.692.
db
pp

Perhitungan kondisi daya tampung Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta


sebagai berikut:
is-
kn

Kondisi daya tampung kelas 10 = 5.692 – 5.432

= 260
/ju

Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan melibatkan Sekolah Negeri dan


/10

Sekolah Swasta, kapasitas daya tampung SMA negeri dan swasta yang
diselenggarakan Kabupaten Z mencukupi.
23

6) khusus untuk penyusunan kondisi daya tampung pada


SMA/SMK, Pemerintah Daerah provinsi dapat
20

berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah


kabupaten/kota yang berada dalam wilayah provinsi yang
m/

sama untuk memperoleh data jumlah potensi lulusan


kelas 9 SMP/sederajat.
.co

3. Pemerintah Daerah memastikan seluruh peserta didik di wilayah


administratifnya masuk dalam penetapan wilayah zonasi dengan
na

menggunakan metode atau basis pendekatan:


a. radius sekolah ke wilayah administrasi terkecil domisili peserta
lya

didik;
b. wilayah administrasi; atau
u

c. metode lainnya yang sesuai dengan karakteristik daerah.


am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

Contoh: Pendekatan Radius Sekolah


Pendekatan ini menggunakan radius dalam jarak tertentu dimana sekolah

l
sebagai episentrum wilayah zonasi. Jarak radius ditentukan oleh Pemerintah

m
Daerah dengan memperhatikan:
- kepadatan penduduk usia sekolah/lulusan tingkat sebelumnya; dan

.ht
- akses ke sekolah,
sehingga radius wilayah sekolah yang satu dapat berbeda dengan sekolah

un
lainnya.

ah
Pemetaan Wilayah Zonasi di Kecamatan X

-t
-s mk
ma
p-s
-sm
-sd

Keterangan:
db

Kelurahan RW
pp

Kelurahan A 001, 002, 003, 004, 005, 006, 007, 008, 009
Kelurahan B 001, 002, 003, 004, 005, 006, 007, 008
is-

Kelurahan C 001, 002, 003, 004, 005, 006


Kelurahan D 001, 002, 003, 004, 005, 006, 007
Kelurahan E 001, 002, 003, 004, 005, 006, 007, 008
kn
/ju

Setelah memperhatikan kepadatan penduduk usia sekolah/lulusan dan akses


ke sekolah, Pemerintah Daerah menetapkan radius pada:
a. SMP N 1 = 4 km
/10

b. SMP N 2 = 4 km
c. SMP N 3 = 3 km
d. SMP N 4 = 3 km
23

e. SMP N 5 = 2 km
f. SMP N 6 = 2 km
20

Untuk wilayah RW yang penuh atau sebagian besar masuk ke dalam radius
m/

zonasi SMP N X ditetap menjadi wilayah zonasi SMP Negeri X. Sedangkan untuk
RW yang wilayahnya hanya sebagian kecil masuk ke dalam radius zonasi SMP
Negeri X akan masuk ke wilayah zonasi SMP lainnya (yang irisan radiusnya
.co

lebih besar). Sehingga hasil pemetaan zonasi di wilayah Kecamatan X sebagai


berikut:
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

m l
.ht
un
-tah
-s mk
ma
Wilayah Wilayah Administrasi Sekolah
Zonasi Kelurahan RW
1 (Kuning) Kelurahan A 001, 002, 003, 004, 005, - SMP N 1

p-s
006, 007, 008, 009 - SMP N 2

Kelurahan B 001,
006,
-sm
002, 003, 004, 005,
007, 008
Kelurahan C 001, 002
2 (Biru) Kelurahan C 002, 003, 004, 005, 006 SMP N 3
-sd

Kelurahan E 001
db

3 (Merah) Kelurahan D 001, 002, 003, 004, 005 SMP N 4

4 (Hijau) Kelurahan E 002, 003, 004, 005, 006 SMP N 5


pp

5 (Ungu) Kelurahan D 006, 007 SMP N 6


is-

Kelurahan E 007, 008


kn
/ju
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

Contoh: Pendekatan Wilayah Administrasi


Pendekatan ini dapat digunakan Pemerintah Daerah dalam menetapkan

l
wilayah zonasi dengan menentukan sejumlah wilayah administrasi terkecil

m
tertentu ke dalam 1 (satu) wilayah zonasi dengan terlebih dahulu
memperhatikan:

.ht
- kepadatan penduduk usia sekolah/lulusan tingkat sebelumnya; dan
- akses ke sekolah.

un
A. Penetapan Wilayah Zonasi berdasarkan Wilayah Administrasi Terkecil RT

ah
No. Nama Zonasi Zonasi Zonasi RT
Sekolah Kelurahan RW

-t
1 SMP Negeri 1 Kel. Karokoe 001 001, 002, 003,
004, 005, 006,

mk
007, 008, 009
002 001, 002, 003,
004, 005, 006

-s
2 SMP Negeri 2 Kel. Kulonjoyo 001 001, 002, 003,

ma
004, 005, 006,
007
002 001, 002, 003,

p-s
004, 005
003 001, 002, 003,
004, 005, 006

B.
-sm
Penetapan Wilayah Zonasi berdasarkan Wilayah Administrasi Terkecil
Kelurahan
-sd
No. Nama Sekolah Zonasi Kecamatan Zonasi Kelurahan

1 SMA Negeri 1 Kel. Maumure Kel. Doremi


db

Kel. Mifasol
2 SMA Negeri 2 Kel. Muremure Kel. Solasi
pp

3 SMA Negeri 3 Kel. Murbaut Kel. Palubor


Kel. Pakuling
is-

Kel. Obengmines
kn
/ju

Contoh: Metode Lainnya


Pemerintah Daerah dapat menetapkan wilayah RT yang berbatasan langsung
dengan RT dimana Sekolah berada sebagai 1 wilayah zonasi.
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

4. Pemerintah Daerah memastikan calon peserta didik yang


berdomisili di wilayah perbatasan provinsi atau kabupaten/kota

m l
masuk ke dalam wilayah zonasi pada sekolah terdekat melalui kerja
sama antar Pemerintah Daerah.

.ht
5. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menyampaikan
Hasil Penghitungan Daya Tampung dan Penetapan Wilayah Zonasi

un
kepada direktur jenderal yang membidangi pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah untuk calon

ah
peserta didik baru SMP dan SMA melalui kepala BBPMP/ BPMP
setempat paling lambat akhir Desember tahun sebelumnya.

-t
Contoh:

mk
Untuk pelaksanaan PPDB Tahun Ajaran 2024/2025, maka
penyampaian Hasil Penghitungan Daya Tampung dan Penetapan

-s
Wilayah Zonasi dilakukan paling lambat tanggal 30 Desember
2023.

ma
6. Penetapan wilayah zonasi SMA tidak dapat dilakukan per satu

p-s
wilayah kabupaten/kota.
Contoh:
Jika di Kabupaten X ada 10 SMA Negeri, maka Pemda Provinsi
-sm
menetapkan beberapa zonasi untuk 10 SMA Negeri tersebut.
-sd

7. Wilayah zonasi SMA dapat ditetapkan lintas wilayah


db

kabupaten/kota.
Contoh:
pp

Jika SMA Negeri Z berada pada Kabupaten X dan berbatasan


dengan Kabupaten Y, maka Pemda Provinsi dapat menetapkan
is-

wilayah zonasi SMA meliputi wilayah administrasi pada


Kabupaten X dan Kabupaten Y.
kn

8. Penetapan wilayah zonasi diumumkan oleh Dinas Pendidikan


/ju

kepada masyarakat melalui papan pengumuman resmi sekolah,


media pengumuman resmi Dinas Pendidikan, dan/atau media
/10

massa/media online lainnya paling lambat 1 (satu) bulan sebelum


pengumuman pendaftaran PPDB.
23

Contoh:
Jika Kabupaten X melakukan pengumuman pendaftaran PPDB
20

pada tanggal 5 Mei 2024, maka pengumuman penetapan wilayah


zonasi dilakukan paling lambat dilakukan pada tanggal 5 April
m/

2024.
.co

B. Penentuan Persentase Daya Tampung Setiap Jalur PPDB


1. Jalur Zonasi
na

a. Jalur zonasi terdiri atas:


1) jalur zonasi SD paling sedikit 70% (tujuh puluh persen)
lya

dari daya tampung sekolah;


2) jalur zonasi SMP paling sedikit 50% (lima puluh persen)
u

dari daya tampung sekolah; dan


am

3) jalur zonasi SMA paling sedikit 50% (lima puluh persen)


dari daya tampung sekolah.
b. Jalur zonasi diperuntukkan bagi calon peserta didik baru yang
ain

berdomisili di dalam wilayah zonasi yang ditetapkan


Pemerintah Daerah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

c. Dalam menentukan besaran persentase daya tampung pada


jalur zonasi, Pemerintah Daerah dapat mengatur lebih besar

m l
kuota daya tampung setelah melakukan penghitungan jumlah
daya tampung dan proyeksi calon peserta didik.

.ht
2. Jalur Afirmasi
a. Jalur afirmasi paling sedikit 15% (lima belas persen) dari daya

un
tampung sekolah.
b. Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil dan

ah
Dinas Sosial untuk menghitung potensi jumlah calon peserta
didik usia sekolah yang berasal dari keluarga ekonomi tidak

-t
mampu, dan untuk data calon peserta didik Penyandang

mk
Disabilitas bisa berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil yang ada
di wilayah binaannya.

-s
c. Dalam menghitung potensi calon peserta didik Penyandang
Disabilitas pada jenjang pendidikan dasar, Dinas Pendidikan

ma
kabupaten/kota harus berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan provinsi.

p-s
d. Dinas Pendidikan melalui Unit Layanan Disabilitas
menyediakan data calon peserta didik Penyandang Disabilitas
-sm
mengenai informasi identitas, ragam disabilitas, dan layanan
pembelajaran yang dibutuhkan.
e. Dinas Pendidikan melaksanakan PPDB pada jalur afirmasi
-sd
terlebih dahulu bagi calon peserta didik yang tidak mampu dan
calon peserta didik Penyandang Disabilitas tanpa membatasi
ragam disabilitas, mulai dari tahap pendaftaran sampai
db

dengan pengumuman penetapan peserta didik.


3. Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali
pp

a. Jalur perpindahan tugas orang tua/wali paling banyak 5%


(lima persen) dari daya tampung sekolah.
is-

b. Dinas Pendidikan menentukan kuota maksimal jalur


perpindahan tugas orang tua/wali.
kn

c. Dalam hal terdapat sisa kuota jalur perpindahan tugas orang


/ju

tua/wali, maka sisa kuota dapat dialokasikan untuk calon


peserta didik pada sekolah tempat orang tua/wali mengajar.
4. Jalur Prestasi
/10

a. Dalam hal masih terdapat sisa kuota dari jalur pendaftaran


zonasi, afirmasi, dan perpindahan tugas orang tua/wali,
23

Pemerintah Daerah dapat membuka jalur prestasi.


b. Dinas Pendidikan memastikan bahwa penentuan kuota jalur
20

prestasi dapat dilakukan jika terdapat potensi sisa daya


tampung berdasarkan hasil proyeksi daya tampung,
m/

perhitungan potensi calon peserta didik usia sekolah pada


jalur afirmasi, dan kuota calon peserta pada jalur perpindahan
.co

tugas orang tua/wali.


na

C. Pelibatan Sekolah Swasta dan Madrasah dalam PPDB Bersama


1. Pemerintah Daerah melibatkan Sekolah Swasta dan madrasah
lya

dalam:
a. PPDB bersama; dan/atau
u

b. penyaluran calon peserta didik ke Sekolah Swasta atau


am

madrasah,
apabila daya tampung Sekolah Negeri tidak mencukupi.
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

2. Penyaluran calon peserta didik ke Sekolah Swasta atau madrasah


sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b merupakan pilihan

m l
bagi calon peserta didik untuk menerima atau menolak penyaluran
dimaksud sesuai kebutuhannya.

.ht
3. Pelaksanaan PPDB bersama dan penyaluran peserta didik
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan melalui kerja sama

un
antara Pemerintah Daerah dengan penyelenggara Sekolah Swasta
atau madrasah.

ah
4. Sekolah Swasta dan madrasah yang dilibatkan dalam PPDB
Bersama sebagaimana dimaksud pada angka 1 melaksanakan

-t
tahapan PPDB yang sama dengan Sekolah Negeri. Tahapan PPDB

mk
dimaksud terdiri atas:
a. pengumuman;

-s
b. pendaftaran;
c. seleksi;

ma
d. pengumuman penetapan peserta didik; dan
e. daftar ulang.

p-s
5. Pemerintah Daerah memberikan bantuan pendidikan berupa:
a. pembebasan biaya pendidikan; atau
b. pengurangan biaya pendidikan, -sm
bagi peserta didik yang diterima di Sekolah Swasta atau madrasah
sebagaimana dimaksud pada angka 1.
-sd
6. Pemberian bantuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka
5 diprioritaskan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga
ekonomi tidak mampu.
db

7. Jenis dan besaran bantuan pendidikan ditetapkan oleh Pemerintah


Daerah.
pp

D. Penyusunan Petunjuk Teknis PPDB oleh Pemerintah Daerah


is-

1. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan


petunjuk teknis pelaksanaan PPDB di daerahnya paling lambat 3
kn

(tiga) bulan sebelum pengumuman pendaftaran PPDB dengan


/ju

berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
/10

Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan dan


Pedoman Pelaksanaan PPDB ini.
23

2. Dalam menyusun petunjuk teknis pelaksanaan PPDB, Pemerintah


Daerah mengikutsertakan paling sedikit BBPMP/BPMP setempat.
20

3. Petunjuk teknis pelaksanaan PPDB sebagaimana dimaksud dalam


huruf b paling sedikit memuat:
m/

a. persyaratan PPDB;
b. kriteria jalur PPDB;
.co

c. daya tampung jalur PPDB;


d. jangka waktu pelaksanaan PPDB;
na

e. mekanisme pelaksanaan PPDB, termasuk informasi aplikasi


PPDB online yang dikembangkan di daerah;
lya

f. larangan pungutan pada saat pelaksanaan PPDB;


g. pemantauan dan evaluasi; dan
u

h. pelaporan pelaksanaan PPDB, termasuk laporan aduan


am

melalui kanal pelaporan/pengaduan.


ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

4. Persyaratan PPDB sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a


tidak menggunakan ujian tertulis atau tes kemampuan akademik

m l
baik yang diselenggarakan pada saat pelaksanaan PPDB maupun
sebelum pelaksanaan PPDB yang hasilnya digunakan untuk seleksi

.ht
PPDB.
5. Kanal pelaporan/pengaduan sebagaimana dimaksud dalam angka

un
3 huruf h disediakan dan diinformasikan oleh Dinas Pendidikan
melalui papan pengumuman di sekolah atau media lain yang

ah
mudah diakses oleh masyarakat.

-t
E. Pembentukan Panitia PPDB

mk
1. Kepala daerah sesuai kewenangannya membentuk panitia PPDB
tingkat daerah.

-s
2. Keanggotaan panitia PPDB tingkat daerah dapat melibatkan
perangkat daerah terkait, antara lain:

ma
a. Dinas Pendidikan;
b. Dinas Dukcapil;

p-s
c. Dinas Sosial; dan
d. dinas komunikasi dan informatika.
-sm
3. Kepala sekolah membentuk panitia PPDB tingkat sekolah.
4. Keanggotaan panitia PPDB tingkat sekolah terdiri dari pendidik
dan/atau tenaga kependidikan.
-sd
5. Penetapan pembentukan panitia PPDB sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dan angka 3 dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum pengumuman pendaftaran PPDB.
db

F. Aplikasi PPDB Online


pp

1. Pemerintah Daerah harus menyediakan sistem aplikasi PPDB online


dengan anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
is-

belanja daerah.
2. Penyediaan sistem aplikasi PPDB online sebagaimana dimaksud
kn

pada angka 1 didukung dengan sumber daya:


/ju

a. jaringan;
b. ketersediaan perangkat keras di sekolah; dan
c. kemampuan sumber daya manusia/operator di sekolah.
/10

3. Pemerintah Daerah menetapkan pelaksanaan PPDB luring bagi


sekolah yang tidak memiliki sumber daya sebagaimana dimaksud
23

pada angka 2.
4. Sekolah yang melaksanakan PPDB secara daring dilarang menerima
20

calon peserta didik baru secara luring.


5. Pemerintah Daerah harus memastikan data pada sistem aplikasi
m/

PPDB telah terintegrasi paling sedikit dengan data pada:


a. Dapodik dari Kementerian;
.co

b. EMIS dari kementerian yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang agama;
na

c. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari kementerian


yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
lya

sosial; dan
d. data kependudukan dari direktorat jenderal yang membidangi
u

kependudukan dan pencatatan sipil pada kementerian yang


am

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam


negeri.
6. Dinas Pendidikan dapat mengajukan permohonan kepada Pusdatin
ain

untuk mendapatkan data awal peserta didik dalam pelaksanaan


PPDB.

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

7. Pemerintah Daerah untuk memperoleh data calon peserta didik


baru yang berasal dari luar wilayah administrasinya dapat:

m l
a. menggunakan Application Programming Interface (API) dari
Pusdatin Kementerian; atau

.ht
b. berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah asal calon peserta
didik.

un
8. Dalam aplikasi PPDB online yang dibangun oleh Pemerintah
Daerah, calon peserta didik yang memiliki ijazah/bukti kelulusan

ah
dari satuan pendidikan luar negeri yang menggunakan sistem
pendidikan asing dan belum memiliki NISN tidak perlu mengisi

-t
kolom NISN pada saat pendaftaran, tetapi tetap perlu mengunggah

mk
surat rekomendasi izin belajar yang diterbitkan oleh direktur
jenderal terkait pada Kementerian.

-s
Contoh Kasus:
Susi merupakan seorang peserta didik lulusan setingkat SD di

ma
Singapura. Susi belum terdaftar sebagai peserta didik di Indonesia
sehingga tidak memiliki NISN. Pada tahun ajaran baru, Susi ingin

p-s
melanjutkan pendidikan di Indonesia karena mengikuti orang
tuanya yang pindah bekerja. Saat mendaftarkan dirinya untuk
-sm
melanjutkan pendidikan di SMP, Susi tidak diwajibkan untuk
memiliki NISN sebagai syarat PPDB. Namun, Susi perlu
mengunggah surat rekomendasi izin belajar ke dalam aplikasi
-sd
PPDB.

G. Sosialisasi Pelaksanaan PPDB


db

1. Sosialisasi PPDB dilaksanakan oleh:


a. Kementerian/BBPMP/BPMP;
pp

b. Dinas Pendidikan; dan


c. sekolah.
is-

2. Kementerian/BBPMP/BPMP paling sedikit melakukan sosialisasi


kn

kepada Dinas Pendidikan.


3. Dinas Pendidikan paling sedikit melakukan sosialisasi kepada:
/ju

a. sekolah, termasuk operator sekolah;


b. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS);
/10

c. Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS);


d. Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS);
e. Forum Komunikasi Pengawas Sekolah (FKPS);
23

f. kantor wilayah/kantor kementerian yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang agama; dan/atau
20

g. orang tua/wali calon peserta didik baru.


4. Sekolah paling sedikit melakukan sosialisasi kepada:
m/

a. orang tua/wali calon peserta didik baru; dan


b. calon peserta didik baru.
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

Contoh:
a. Kepala TK melakukan sosialisasi tentang syarat, mekanisme,

m l
penetapan zonasi, dan jadwal PPDB masuk SD kepada orang
tua siswa TK yang akan masuk SD.

.ht
b. Kepala SD melakukan sosialisasi tentang syarat,
mekanisme, penetapan zonasi, dan jadwal PPDB masuk SMP

un
kepada orang tua siswa kelas 6 yang akan lulus SD dan
melanjutkan ke SMP.

ah
c. Kepala SMP melakukan sosialisasi syarat, mekanisme,
penetapan zonasi SMA, dan jadwal masuk PPDB masuk SMA

-t
dan SMK kepada orang tua siswa kelas 9 yang akan lulus

mk
SMP dan melanjutkan ke SMA/SMK.
d. Kepala SD melakukan sosialisasi ke TK tentang syarat,

-s
mekanisme, penetapan zonasi, dan jadwal PPDB masuk SD
kepada orang tua siswa TK yang akan masuk SD.

ma
e. Kepala SMP melakukan sosialisasi ke SD tentang syarat,
mekanisme, penetapan zonasi, dan jadwal PPDB masuk SMP

p-s
kepada orang tua siswa kelas 6 yang akan lulus SD dan
melanjutkan ke SMP.
f. -sm
Kepala SMA/SMK melakukan sosialisasi ke SMP tentang
syarat, mekanisme, penetapan zonasi SMA, dan jadwal
masuk PPDB masuk SMA/SMK kepada orang tua siswa
-sd
kelas 9 yang akan lulus SMP dan melanjutkan ke SMA/SMK.
5. Sosialisasi PPDB yang dilakukan oleh Kementerian/BBPMP/BPMP
db

paling sedikit meliputi:


a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1
pp

Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada


Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
is-

Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah


Kejuruan;
kn

b. Pedoman Pelaksanaan PPDB; dan


c. hal-hal yang dilarang untuk dilakukan oleh orang tua/wali
/ju

peserta didik dan panitia PPDB.


6. Sosialisasi PPDB yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan
/10

Sekolah paling sedikit meliputi:


a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1
Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada
23

Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah


Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
20

Kejuruan;
b. Pedoman Pelaksanaan PPDB;
m/

c. penetapan wilayah zonasi;


d. penetapan daya tampung;
.co

e. petunjuk teknis PPDB di daerah;


f. aplikasi PPDB online; dan
na

g. hal-hal yang dilarang untuk dilakukan oleh orang tua/wali


peserta didik dan Panitia PPDB.
lya

7. Sosialisasi aplikasi PPDB online sebagaimana dimaksud pada angka


6 huruf f termasuk simulasi pendaftaran PPDB online.
u

8. Sosialisasi PPDB oleh Kementerian/BBPMP/BPMP dilaksanakan


am

mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember pada tahun


sebelum (n-1) PPDB dilaksanakan.
ain

9. Sosialisasi PPDB oleh Dinas Pendidikan dan sekolah dilaksanakan


mulai bulan Desember tahun sebelumnya sampai dengan bulan
April pada tahun PPDB dilaksanakan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

10. Sosialisasi PPDB dapat dilakukan melalui:


a. bimbingan teknis;

m l
b. pertemuan komite sekolah;
c. forum MKKS/KKKS;

.ht
d. forum organisasi pendidikan;
e. penyampaian surat;

un
f. media sosial milik Pemerintah Daerah;
g. media sosial milik sekolah;

ah
h. papan pengumuman di sekolah;
i. media massa setempat; dan/atau

-t
j. kanal informasi lain yang dapat diakses dengan mudah oleh

mk
masyarakat.

-s
ma
p-s
-sm
-sd
db
pp
is-
kn
/ju
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

BAB III
PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

m l
A. Persyaratan Umum PPDB

.ht
1. Persyaratan umum pendaftaran PPDB TK, yaitu calon peserta didik
baru TK harus memenuhi persyaratan usia:

un
a. paling rendah 4 (empat) tahun dan paling tinggi 5 (lima) tahun
untuk kelompok A; dan

ah
b. paling rendah 5 (lima) tahun dan paling tinggi 6 (enam) tahun
untuk kelompok B.

-t
2. Persyaratan umum pendaftaran PPDB SD sebagai berikut:

mk
a. Calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD harus memenuhi
persyaratan usia:

-s
1) 7 (tujuh) tahun; atau
2) paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun

ma
berjalan.
b. Usia 7 (tujuh) tahun sebagaimana dimaksud pada angka 2

p-s
huruf a merupakan usia sebelum 8 (delapan) tahun.
Contoh: Usia 7 tahun 8 bulan.
c. -sm
Dalam pelaksanaan PPDB, SD memprioritaskan penerimaan
calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD yang berusia 7
(tujuh) tahun. Usia peserta didik berusia paling rendah 6
-sd
(enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan dapat
diterima sepanjang kuota masih tersedia dan calon peserta
didik berusia 7 (tujuh) telah tertampung sepenuhnya pada
db

sekolah.
d. Persyaratan usia paling rendah sebagaimana dimaksud pada
pp

huruf a dapat dikecualikan menjadi paling rendah 5 (lima)


tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan bagi
is-

calon peserta didik yang memiliki:


1) kecerdasan dan/atau bakat istimewa; dan
kn

2) kesiapan psikis.
/ju

e. Calon peserta didik yang berusia paling rendah 5 (lima) tahun


6 (enam) bulan dapat diterima sepanjang kuota masih tersedia
dan calon peserta didik berusia 7 (tujuh) dan 6 (enam) tahun
/10

pada tanggal 1 Juli tahun berkenaan telah tertampung


sepenuhnya pada sekolah.
23

f. Calon peserta didik yang memiliki kecerdasan dan/atau bakat


istimewa dan kesiapan psikis sebagaimana dimaksud pada
20

huruf c dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog


profesional.
m/

g. Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud pada


huruf e tidak tersedia, rekomendasi dapat dilakukan oleh
.co

dewan guru sekolah yang bersangkutan.


na

Contoh Prioritas Usia pada PPDB SD:


lya

Skenario A
Jika daya tampung kelas 1 SD Maka hasil seleksi calon peserta
Negeri X adalah 56 peserta didik, didik yang memenuhi syarat
u

dengan pendaftar sebagai berikut: berdasarkan prioritas usia sebagai


am

berikut:
Usia Pendaftar Jumlah Yang Diterima Yang Tidak
Pendaftar Diterima
ain

7 tahun 74 56 18
6 tahun 32 0 32
5 tahun 6 bulan 7 0 7

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

m l
Contoh Prioritas Usia pada PPDB SD:

.ht
Skenario B
Jika daya tampung kelas 1 SD Maka hasil seleksi calon peserta

un
Negeri X adalah 84 peserta didik, didik yang memenuhi syarat
dengan pendaftar sebagai berikut: berdasarkan prioritas usia sebagai
berikut:

ah
Usia Pendaftar Jumlah Yang Diterima Yang Tidak

-t
Pendaftar Diterima

mk
7 tahun 68 68 0
6 tahun 25 16 9

-s
5 tahun 6 bulan 8 0 8

ma
Contoh Prioritas Usia pada PPDB SD:

p-s
Skenario C
Jika daya tampung kelas 1 SD Maka hasil seleksi calon
Negeri X adalah 112 peserta
didik, dengan pendaftar
-sm
peserta didik yang memenuhi
syarat berdasarkan prioritas
sebagai berikut: usia sebagai berikut:
-sd

Usia Pendaftar Jumlah Yang Diterima Yang Tidak


Pendaftar Diterima
db

7 tahun 93 93 0
6 tahun 10 10 0
pp

5 tahun 6 bulan 24 9 15
is-

3. Persyaratan umum pendaftaran PPDB SMP sebagai berikut:


kn

Calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP harus memenuhi


/ju

persyaratan:
a. berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan; dan
/10

b. telah menyelesaikan kelas 6 (enam) SD atau bentuk lain yang


sederajat.
23

4. Persyaratan umum pendaftaran PPDB SMA/SMK sebagai berikut:


a. Calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMA/SMK harus
20

memenuhi persyaratan:
1) berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada
m/

tanggal 1 Juli tahun berjalan; dan


2) telah menyelesaikan kelas 9 (sembilan) SMP atau bentuk
.co

lain yang sederajat.


b. SMK dengan bidang keahlian, program keahlian, atau
na

konsentrasi keahlian tertentu dapat menetapkan tambahan


persyaratan khusus dalam penerimaan peserta didik baru
lya

kelas 10 (sepuluh).
5. Persyaratan usia sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2,
u

angka 3, dan angka 4 dibuktikan dengan:


am

a. akta kelahiran; atau


b. surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang dan dilegalisasi oleh lurah/kepala desa atau
ain

pejabat setempat lain yang berwenang sesuai dengan domisili


calon peserta didik.

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

6. Persyaratan usia sebagaimana dimaksud pada angka 5


dikecualikan untuk sekolah dengan kriteria:

m l
a. menyelenggarakan pendidikan khusus;
b. menyelenggarakan pendidikan layanan khusus; dan

.ht
c. berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
7. Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 6 huruf a

un
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan

ah
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. Contoh: Sekolah Luar Biasa (SLB),

-t
Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO).

mk
8. Pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 6
huruf b merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah

-s
terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil,
dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak

ma
mampu dari segi ekonomi. Contoh: Sekolah Terbuka, Sekolah
Darurat, Sekolah Kecil.

p-s
9. Persyaratan bukti kelulusan pada satuan pendidikan sebelumnya
harus dibuktikan dengan:
a. ijazah; atau -sm
b. dokumen lain yang menyatakan kelulusan.
10. Calon peserta didik baru Penyandang Disabilitas dikecualikan dari
-sd
ketentuan persyaratan:
a. batas usia; dan
b. ijazah atau dokumen lain yang menyatakan kelulusan.
db

11. Selain memenuhi persyaratan usia dan bukti kelulusan, calon


peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP atau kelas 10 (sepuluh)
pp

SMA/SMK yang berasal dari sekolah di luar negeri harus


mendapatkan surat rekomendasi izin belajar.
is-

12. Permohonan surat rekomendasi izin belajar sebagaimana dimaksud


pada angka 8 disampaikan kepada:
kn

a. direktur jenderal yang membidangi pendidikan anak usia dini,


/ju

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah untuk calon


peserta didik baru SMP dan SMA; atau
b. direktur jenderal yang membidangi pendidikan vokasi untuk
/10

calon peserta didik baru SMK.


13. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11 berlaku untuk
23

calon peserta didik warga negara Indonesia dan warga negara asing.
20

B. Persyaratan Khusus Setiap Jalur PPDB


1. Selain memenuhi persyaratan umum PPDB sebagaimana dimaksud
m/

di atas, calon peserta didik harus memenuhi persyaratan khusus


PPDB yang disesuaikan dengan kriteria setiap jalur PPDB yang
.co

dipilih calon peserta didik.


2. Jalur Zonasi
na

a. Domisili calon peserta didik didasarkan pada alamat pada


Kartu Keluarga (KK) yang diterbitkan paling singkat 1 (satu)
lya

tahun sebelum tanggal pendaftaran PPDB.


b. Apabila kurang dari 1 (satu) tahun terjadi perubahan data KK
u

yang tidak menyebabkan perpindahan domisili, maka KK


am

tersebut masih dapat digunakan sebagai dasar seleksi jalur


zonasi.
c. Perubahan data pada KK yang tidak menyebabkan
ain

perpindahan domisili sebagaimana dimaksud pada huruf b,


antara lain:

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

1) penambahan anggota keluarga (penambahan anggota ini


selain calon peserta didik);

m l
2) pengurangan anggota keluarga (meninggal dunia, anggota
keluarga pindah); atau

.ht
3) KK hilang atau rusak.
d. Dalam hal terdapat perubahan data pada KK, maka harus

un
disertakan:
1) KK yang lama bagi perubahan data (penambahan atau

ah
pengurangan anggota keluarga) atau rusak; atau
2) surat keterangan kehilangan dari kepolisian apabila KK

-t
hilang.

mk
e. Dalam hal perubahan KK karena perpindahan harus disertai
dengan kepindahan domisili seluruh keluarga yang ada pada

-s
KK tersebut.
f. Nama orang tua/wali calon peserta didik baru yang tercantum

ma
pada KK harus sama dengan nama orang tua/wali calon
peserta didik baru sama dengan nama yang tercantum pada

p-s
rapor/ijazah jenjang sebelumnya, akta kelahiran, dan/atau KK
sebelumnya.
g. -sm
Dalam hal terdapat perbedaan nama orang tua/wali calon
peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada huruf e, maka
KK terakhir dapat digunakan jika orang tua/wali meninggal
-sd
dunia atau bercerai sebelum tanggal penerbitan KK terakhir
yang harus dibuktikan dengan surat kematian/surat
perceraian yang diterbitkan instansi berwenang.
db

h. Dalam rangka verifikasi kebenaran data dalam KK, Dinas


Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil sesuai
pp

kewenangannya.
3. Jalur Afirmasi
is-

a. Bukti keikutsertaan calon peserta didik baru yang berasal dari


keluarga ekonomi tidak mampu yang dapat digunakan antara
kn

lain:
/ju

1) Kartu Program Indonesia Pintar (PIP) yang diterbitkan oleh


Kementerian dan terdata dalam Dapodik;
2) Kartu Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang
/10

diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang sosial dan terdata dalam
23

DTKS Dinas Sosial; atau


3) bukti keikutsertaan program penanganan keluarga tidak
20

mampu lainnya yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat


atau Pemerintah Daerah.
m/

b. Data keluarga ekonomi tidak mampu tidak boleh


menggunakan data Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Surat
.co

Keterangan Tidak Mampu (SKTM).


c. Bagi calon peserta didik Penyandang Disabilitas dibuktikan
na

dengan:
1) surat keterangan dari dokter dan/atau dokter spesialis;
lya

2) surat keterangan dari psikolog; dan/atau


3) kartu Penyandang Disabilitas yang dikeluarkan oleh
u

kementerian yang menyelenggarakan urusan


am

pemerintahan di bidang sosial.


4. Jalur Perpindahan Tugas Orang tua/Wali Peserta Didik
a. Perpindahan tugas orang tua/wali dibuktikan dengan:
ain

1) surat penugasan dari instansi/lembaga/perusahaan yang


mempekerjakan; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

2) surat keterangan pindah domisili orang tua/wali dan


calon peserta didik yang diterbitkan oleh Dinas Dukcapil.

m l
b. Perpindahan tugas orang tua/wali yang digunakan sebagai
dasar seleksi dalam jalur perpindahan tugas orang tua/wali

.ht
paling lama 1 (satu) tahun sebelum tanggal pendaftaran PPDB.
c. Untuk anak guru/tenaga kependidikan yang akan

un
menggunakan sisa persentase jalur perpindahan orang
tua/wali yang tidak terpenuhi haruslah pada sekolah di mana

ah
orang tua/walinya sebagai guru/tenaga kependidikan pada
sekolah yang sama.

-t
5. Jalur Prestasi

mk
a. PPDB melalui jalur prestasi ditentukan berdasarkan:
1) rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan

-s
peringkat nilai rapor peserta didik dari sekolah asal;
dan/atau

ma
2) prestasi di bidang akademik maupun non-akademik.
b. Rapor menggunakan nilai rapor pada 5 (lima) semester terakhir

p-s
yang terdata pada Dapodik.
c. Bukti atas prestasi akademik diperoleh dari kompetisi di
-sm
bidang riset dan inovasi yang terdiri dari:
1) sains;
2) teknologi;
-sd
3) riset; dan/atau
4) inovasi.
d. Bukti atas prestasi non-akademik diperoleh dari kompetisi di
db

bidang:
1) seni budaya; dan/atau
pp

2) olahraga,
tanpa membatasi jenis seni budaya dan/atau olahraga.
is-

Sekolah tidak boleh menerima bukti prestasi hanya dari satu


jenis bidang kompetisi.
kn

e. Kompetisi sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan huruf d


/ju

memiliki kriteria sebagai berikut:


1) minimal pada tingkat kabupaten/kota; dan
2) dapat diikuti oleh peserta dari seluruh kalangan (non-
/10

diskriminasi).
f. Bukti atas prestasi akademik atau non-akademik diperoleh
23

dari kompetisi yang diselenggarakan oleh:


1) Pemerintah Pusat;
20

2) Pemerintah Daerah;
3) badan usaha milik negara (BUMN);
m/

4) badan usaha milik daerah (BUMD); dan/atau


5) lembaga lainnya.
.co

g. Bukti atas prestasi diterbitkan paling singkat 6 (enam) bulan


dan paling lama 3 (tiga) tahun sebelum tanggal pendaftaran
na

PPDB.
h. Bukti atas prestasi akademik dan non-akademik berlaku
lya

untuk prestasi individu dan beregu/kelompok.


i. Pemerintah Daerah dapat menetapkan poin atas prestasi
u

berdasarkan tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan


am

internasional.

Contoh:
ain

- prestasi tingkat kabupaten/kota: 10-30 poin


- prestasi tingkat provinsi: 31-50 poin

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

- prestasi tingkat nasional: 51-75 poin


- prestasi tingkat internasional: 76-100 poin

m l
C. Pengecualian Ketentuan Jalur Pendaftaran PPDB

.ht
1. Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB dikecualikan untuk:
a. TK;

un
b. SMK;
c. satuan pendidikan kerja sama;

ah
d. sekolah Indonesia di luar negeri;
e. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus;

-t
f. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan khusus;

mk
g. sekolah berasrama;
h. sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar; dan

-s
i. sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia sekolah tidak
dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam 1

ma
(satu) rombongan belajar.
2. Sekolah berasrama sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf g

p-s
merupakan sekolah yang seluruh peserta didiknya tinggal di
asrama pada lingkungan sekolah.

D. Pengumuman Pendaftaran PPDB


-sm
1. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru
-sd
dilakukan secara terbuka.
2. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru
dilakukan oleh Pemerintah Daerah bagi:
db

a. Sekolah Negeri; dan


b. Sekolah Swasta yang menerima dana bantuan operasional
pp

sekolah.
3. Dalam hal terdapat Sekolah Swasta yang tidak menerima dana
is-

bantuan operasional sekolah/bantuan operasional satuan


pendidikan yang dilibatkan dalam PPDB bersama, Pemerintah
kn

Daerah juga melakukan pengumuman pendaftaran bagi Sekolah


/ju

Swasta dimaksud.
4. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru
dilaksanakan paling lambat minggu kesatu bulan Mei.
/10

5. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru


paling sedikit memuat informasi sebagai berikut:
23

a. persyaratan calon peserta didik sesuai dengan jenjangnya;


b. tanggal pendaftaran;
20

c. jalur pendaftaran yang terdiri dari jalur zonasi, jalur afirmasi,


jalur perpindahan tugas orang tua/wali, dan/atau jalur
m/

prestasi;
d. jumlah daya tampung yang tersedia pada kelas 1 (satu) SD,
.co

kelas 7 (tujuh) SMP, dan kelas 10 (sepuluh) SMA/SMK sesuai


dengan data rombongan belajar dalam Dapodik; dan
na

e. tanggal penetapan pengumuman hasil proses seleksi PPDB.


6. Daya tampung yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada
lya

angka 5 huruf d, merupakan data yang diperoleh berdasarkan


pemetaan data dalam tahapan perencanaan sebagaimana diatur
u

dalam Bab II.


am

7. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru


dilakukan melalui papan pengumuman sekolah maupun media
lainnya yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah.
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

E. Pendaftaran PPDB
1. Mekanisme Daring

m l
a. Pemerintah Daerah yang telah mampu menyediakan fasilitas
jaringan di wilayahnya, pendaftaran PPDB dilaksanakan

.ht
menggunakan mekanisme daring.
b. Pendaftaran PPDB dilakukan dengan mengunggah dokumen

un
yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan ke laman
pendaftaran PPDB yang telah ditentukan oleh Pemerintah

ah
Daerah sesuai dengan kewenangan.
c. Pemerintah Daerah dan/atau sekolah menyediakan layanan

-t
pendampingan bagi calon peserta didik yang tidak mampu

mk
mengakses pendaftaran PPDB secara daring. Layanan ini dapat
disediakan di lingkungan sekolah atau Dinas Pendidikan.

-s
Pemerintah Daerah dan/atau sekolah menyediakan layanan
pendampingan melalui pembentukan posko PPDB. Layanan

ma
pendampingan dimaksud dapat berupa:
1) akses laman PPDB;

p-s
2) pembuatan akun akses laman PPDB; dan
3) unggah dokumen persyaratan pendaftaran PPDB.
2. Mekanisme Luring -sm
a. Dalam hal tidak tersedia fasilitas jaringan, maka PPDB
dilaksanakan melalui mekanisme luring dengan melampirkan
-sd
fotokopi dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan
persyaratan.
b. Fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a
db

diserahkan kepada panitia PPDB di sekolah tempat calon


peserta didik mendaftar dan memperlihatkan dokumen
pp

aslinya.
c. Fotokopi dokumen yang belum ditandatangani secara
is-

elektronik harus dilegalisasi oleh instansi terkait.


3. Dinas Pendidikan membuat posko informasi pendaftaran PPDB di
kn

tingkat daerah.
/ju

4. Kepala sekolah membuat posko informasi pendaftaran PPDB di


tingkat sekolah.
/10

F. Seleksi PPDB
1. Panitia PPDB yang dibentuk pada setiap sekolah melakukan seleksi
23

berdasarkan dokumen persyaratan yang:


a. diunggah dalam aplikasi PPDB online; atau
20

b. diserahkan kepada panitia PPDB sekolah.


2. Panitia PPDB melakukan verifikasi dan validasi terhadap:
m/

a. keabsahan KK;
b. dokumen keikutsertaan peserta didik dalam program
.co

penanganan keluarga tidak mampu;


c. surat keterangan sebagai Penyandang Disabilitas;
na

d. surat pernyataan dari orang tua/wali peserta didik yang


menyatakan bersedia diproses secara hukum jika terbukti
lya

memalsukan bukti keikutsertaan dalam program penanganan


keluarga tidak mampu;
u

e. keterangan domisili;
am

f. surat penugasan orang tua/wali dari instansi/lembaga/


perusahaan yang mempekerjakan;
g. rapor dan surat keterangan peringkat rapor; atau
ain

h. sertifikat prestasi akademik atau non-akademik.

jdih.kemdikbud.go.id
- 27 -

Berikut format surat pernyataan dari orang tua/wali sebagaimana


dimaksud dalam huruf d :

m l
SURAT PERNYATAAN

.ht
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

un
nama : .........................................................................................
NIK : .........................................................................................

ah
tempat dan tanggal lahir : .........................................................................................
alamat sesuai KK : .........................................................................................

-t
mk
adalah orang tua/wali*) dari calon peserta didik:
nama : .........................................................................................
tempat dan tanggal lahir : .........................................................................................

-s
alamat sesuai KK : .........................................................................................

ma
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Alamat yang tercantum pada Kartu Keluarga (KK) adalah alamat yang

p-s
menggambarkan kondisi sebenarnya domisili/tempat tinggal calon
peserta didik saat ini.
2. Seluruh dokumen persyaratan pendaftaran yang disampaikan adalah
-sm
benar sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam dokumen yang
digunakan.
3. Semua dokumen yang disampaikan sifatnya otentik dan dapat dibuktikan
-sd
keasliannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jika dokumen yang disampaikan ternyata suatu saat terbukti palsu atau
keterangan yang disampaikan tidak sesuai dengan ketentuan yang
db

dipersyaratkan, maka saya bersedia diproses sesuai dengan ketentuan


hukum yang berlaku dan menerima pembatalan atas penetapan
pp

diterimanya anak saya sebagai peserta didik baru.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk kepentingan PPDB


is-

SD/SMP/SMA/SMK*) …………………… di Kabupaten/Kota*) ....................


Provinsi ........... Tahun Ajaran ................
kn

tempat, tanggal bulan tahun


/ju

Orang Tua/Wali Calon Peserta Didik,

Meterai
/10

10.000
23

(………………………………….)
*) coret yang tidak perlu
20

3. Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat


m/

dilakukan dalam bentuk pemeriksaan dokumen maupun lapangan


yang disesuaikan dengan kebutuhan.
.co

4. Dalam melakukan verifikasi dan validasi terhadap dokumen


sebagaimana dimaksud pada angka 2, Panitia PPDB dapat
na

melibatkan:
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -

DOKUMEN YANG PERLU


NO. JALUR INSTANSI TERKAIT
DIVERIFIKASI

l
1. Zonasi a. Kartu Keluarga Dinas Dukcapil

m
b. Surat Keterangan
Domisili

.ht
2. Afirmasi a. Bukti keikutsertaan - Dinas Sosial (DTKS)
peserta didik dalam - Kementerian (PIP)

un
program penanganan - kementerian yang
keluarga tidak mampu menyelenggarakan

ah
urusan pemerintahan di
bidang pembangunan

-t
manusia dan
kebudayaan (Data

mk
Pensasaran Percepatan
Penghapusan
Kemiskinan

-s
Ekstrem/DP3KE)

ma
p-s
b. Surat keterangan Fasilitas layanan
dokter/dokter kesehatan
spesialis/psikolog
atau
Penyandang
-sm
kartu

Disabilitas
3. Perpindahan Surat penugasan orang - dinas yang membidangi
-sd

Tugas Orang tua/wali calon peserta ketenagakerjaan


Tua/Wali didik dari - badan yang
db

instansi/lembaga/ menyelenggarakan
perusahaan yang urusan pemerintahan di
mempekerjakan bidang manajemen
pp

kepegawaian negara
- instansi asal tempat
is-

orang tua/wali bekerja


4. Prestasi Sertifikat prestasi - pusat yang membidangi
kn

akademik dan/atau non- prestasi nasional pada


akademik Kementerian
/ju

5. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dan validasi dokumen


sebagaimana dimaksud pada angka 2, terdapat dugaan pemalsuan
/10

dokumen, pelaku dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
23

6. Dalam hal terdapat peserta didik yang masih belum mendapatkan


sekolah, Pemerintah Daerah melakukan penyaluran langsung
20

peserta didik kepada sekolah yang masih memiliki daya tampung


dalam wilayah zonasi yang sama atau wilayah zonasi yang terdekat
m/

jika sekolah pada wilayah zonasi yang sama tidak terdapat daya
tampung.
.co

7. Dalam pelaksanaan seleksi PPDB, berdasarkan hasil proyeksi daya


tampung, Dinas Pendidikan harus memastikan bahwa seluruh
na

calon peserta didik yang merupakan peserta program penanganan


keluarga tidak mampu dan Penyandang Disabilitas telah
lya

tertampung dalam wilayah zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah


Daerah kabupaten/kota.
u

8. Dinas Pendidikan memastikan bahwa seleksi jalur prestasi


am

dilakukan jika terdapat sisa kuota dari seleksi pada jalur afirmasi,
jalur zonasi, dan jalur perpindahan orang tua/wali.
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -

9. Dalam seleksi jalur prestasi, sekolah dapat memverifikasi dan


memvalidasi dokumen prestasi dengan mengidentifikasi

m l
keberlangsungan penyelenggaraan kompetisi melalui berbagai
media dan/atau mengakses laman https://simt.kemdikbud.go.id

.ht
atau https://kurasi-pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/
terhadap sertifikat kompetisi yang diselenggarakan oleh Pemerintah

un
Daerah/ Kementerian/ lembaga pemerintah/ lembaga lainnya.
10. Dalam melaksanakan mekanisme PPDB luring, seleksi PPDB

ah
dilakukan oleh panitia PPDB sekolah dengan:
a. verifikasi dan validasi dokumen pendaftaran;

-t
b. pendataan calon peserta didik yang memenuhi syarat jalur dan

mk
telah lolos verifikasi;
c. membuat peringkat berdasarkan jalur yang dipilih oleh calon

-s
peserta didik; dan
d. melaporkan kelebihan atau kekurangan daya tampung kepada

ma
Dinas Pendidikan.
11. Ketentuan seleksi PPDB pada SD sebagai berikut:

p-s
a. Seleksi jalur afirmasi untuk calon peserta didik baru kelas 1
(satu) SD memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke
-sm
sekolah dalam wilayah zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan seleksi PPDB,
berdasarkan hasil proyeksi daya tampung Dinas Pendidikan
-sd
harus memastikan bahwa seluruh calon peserta didik yang
merupakan peserta program penanganan keluarga tidak
mampu dan Penyandang Disabilitas telah tertampung dalam
db

wilayah zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah


kabupaten/kota.
pp

b. Seleksi jalur zonasi dan jalur perpindahan tugas orang


tua/wali untuk calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
is-

mempertimbangkan kriteria dengan urutan prioritas sebagai


berikut:
kn

1) usia; dan
/ju

2) jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam wilayah


zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
/10

c. Seleksi calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD tidak boleh


dilakukan berdasarkan tes membaca, menulis, dan/atau
23

berhitung.
12. Ketentuan seleksi PPDB pada SMP dan SMA sebagai berikut:
20

a. Seleksi jalur afirmasi untuk calon peserta didik baru kelas 7


(tujuh) SMP dan kelas 10 (sepuluh) SMA memprioritaskan
m/

jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam wilayah zonasi


yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
.co

b. Seleksi jalur zonasi untuk calon peserta didik baru kelas 7


(tujuh) SMP dan kelas 10 (sepuluh) SMA dilakukan dengan
na

memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah


dalam wilayah zonasi yang ditetapkan.
lya

c. Jika jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan sekolah


sama, maka seleksi untuk pemenuhan kuota/daya tampung
u

terakhir menggunakan usia peserta didik yang lebih tua


am

berdasarkan akta kelahiran atau surat keterangan lahir.


13. Ketentuan seleksi PPDB pada SMK sebagai berikut:
a. Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK
ain

dengan mempertimbangkan:

jdih.kemdikbud.go.id
- 30 -

1) rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan


peringkat nilai rapor peserta didik dari sekolah asal;

m l
2) prestasi di bidang akademik maupun non-akademik;
dan/atau

.ht
3) hasil tes bakat dan minat sesuai dengan bidang keahlian
yang dipilihnya dengan menggunakan kriteria yang

un
ditetapkan sekolah, dunia usaha, dunia industri, atau
asosiasi profesi.

ah
b. Rapor sebagaimana dimaksud pada huruf a menggunakan
nilai rapor pada 5 (lima) semester terakhir.

-t
c. Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK harus

mk
memprioritaskan calon peserta didik yang berasal dari
keluarga ekonomi tidak mampu dan/atau Penyandang

-s
Disabilitas paling sedikit 15% (lima belas persen) dari daya
tampung sekolah.

ma
d. Selain seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK
tersebut, SMK dapat memprioritaskan calon peserta didik yang

p-s
berdomisili terdekat dengan sekolah paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari daya tampung sekolah.
e. -sm
SMK dalam tahapan pelaksanaan PPDB dapat melakukan
proses seleksi khusus yang dilakukan sebelum tahap
pengumuman penetapan peserta didik baru.
-sd
14. Pengumuman hasil seleksi SD, SMP, SMA, dan SMK meliputi:
a. calon peserta didik yang dinyatakan lolos seleksi; dan
b. calon peserta didik yang tidak lolos seleksi.
db

15. Calon peserta didik yang lolos merupakan calon peserta didik yang
memenuhi persyaratan dan masuk dalam kuota daya tampung
pp

sekolah.
16. Calon peserta didik yang tidak lolos terdiri dari:
is-

a. calon peserta didik yang tidak memenuhi persyaratan;


dan/atau
kn

b. calon peserta didik yang memenuhi persyaratan, namun tidak


/ju

masuk dalam kuota daya tampung sekolah.


17. Calon peserta didik yang memenuhi persyaratan, namun tidak
masuk dalam kuota daya tampung sekolah sebagaimana dimaksud
/10

pada angka 16 huruf b merupakan calon peserta didik cadangan.


23

G. Pengumuman Penetapan Peserta Didik


1. Pengumuman penetapan peserta didik merupakan pengumuman
20

penetapan atas seluruh calon peserta didik yang dinyatakan lolos


seleksi pada setiap jalur pendaftaran PPDB.
m/

2. Penetapan peserta didik baru dilakukan berdasarkan hasil rapat


dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah dan ditetapkan
.co

melalui keputusan kepala sekolah.


3. Pemerintah Daerah wajib memastikan jumlah peserta didik yang
na

diterima dalam penetapan peserta didik baru sebagaimana


dimaksud pada angka 2 berjumlah paling banyak sama dengan
lya

daya tampung yang diumumkan pada tahap pengumuman


pelaksanaan PPDB.
u

4. Selain mengumumkan calon peserta didik yang dinyatakan lolos


am

seleksi, Pemerintah Daerah wajib mengumumkan calon peserta


didik yang dinyatakan tidak lolos seleksi.
5. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus dapat
ain

diakses oleh masyarakat.

jdih.kemdikbud.go.id
- 31 -

H. Daftar Ulang
1. Daftar ulang dilakukan oleh calon peserta didik baru yang telah

m l
diterima di sekolah.
2. Daftar ulang dilakukan untuk memastikan statusnya sebagai

.ht
peserta didik pada sekolah yang bersangkutan dengan
menunjukkan dokumen asli yang dibutuhkan sesuai dengan

un
persyaratan.
3. Sekolah menyelenggarakan daftar ulang bagi calon peserta didik

ah
yang diterima sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam
petunjuk teknis.

-t
4. Dalam hal terdapat calon peserta didik yang dinyatakan telah

mk
diterima, namun tidak melakukan daftar ulang/mengundurkan diri
sehingga berdampak pada timbulnya kuota daya tampung, maka

-s
daya tampung diisi oleh calon peserta didik cadangan yang belum
mendapat sekolah dengan memprioritaskan jarak terdekat sekolah

ma
dengan domisili calon peserta didik dalam wilayah zonasi yang telah
ditetapkan.

p-s
5. Sekolah dilarang menerima calon peserta didik yang:
a. tidak diumumkan oleh Pemerintah Daerah sebagai peserta
didik yang lolos seleksi; -sm
b. bukan merupakan peserta didik cadangan sebagai pengganti
calon peserta didik yang tidak melakukan daftar
-sd
ulang/mengundurkan diri; dan
c. tidak melakukan daftar ulang.
db
pp
is-
kn
/ju
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -

BAB IV
PASCA PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

m l
A. Integrasi Data Hasil PPDB pada Dapodik

.ht
1. Kepala Dinas Pendidikan sesuai kewenangan melakukan integrasi
data hasil PPDB yang mencakup:

un
a. identitas peserta didik;
b. identitas sekolah asal; dan

ah
c. identitas sekolah tujuan/yang menerima,
ke dalam sistem Dapodik menggunakan mekanisme pada laman

-t
https://pelayanan.data.kemdikbud.go.id.

mk
2. Sekolah melakukan pemutakhiran (update) data peserta didik di
Dapodik secara berkesinambungan.

-s
3. Sekolah berperan aktif menyampaikan kepada peserta didik agar
segera menginformasikan kepada operator sekolah jika terjadi

ma
perubahan data diri peserta didik yang bersangkutan.

p-s
B. Pelaporan Pelaksanaan PPDB
1. Sekolah melaporkan pelaksanaan PPDB kepada Pemerintah Daerah
-sm
melalui Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangan.
2. Laporan pelaksanaan PPDB oleh sekolah sebagaimana dimaksud
pada angka 1 paling sedikit memuat informasi tentang:
-sd
a. jumlah daya tampung yang tersedia dan diumumkan;
b. jadwal pelaksanaan;
c. jumlah pendaftar pada setiap jalur;
db

d. jumlah peserta didik yang diterima pada setiap jalur;


e. jumlah peserta didik yang tidak diterima pada setiap jalur;
pp

f. solusi terhadap peserta didik yang tidak diterima;


g. aduan pelaksanaan PPDB yang disampaikan ke sekolah;
is-

h. kendala dan penanganan pelaksanaan PPDB; dan


i. pemutakhiran data peserta didik.
kn

3. Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangan melaporkan


/ju

pelaksanaan PPDB kepada Kementerian melalui BBPMP/BPMP


setempat paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pelaksanaan PPDB.
4. Laporan pelaksanaan PPDB oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas
/10

Pendidikan sebagaimana dimaksud pada angka 3 paling sedikit


memuat informasi tentang:
23

a. penetapan zonasi;
b. jumlah daya tampung yang tersedia dan diumumkan;
20

c. petunjuk teknis di daerah;


d. jadwal pelaksanaan;
m/

e. jumlah pendaftar pada setiap jalur;


f. jumlah peserta didik yang diterima pada setiap jalur;
.co

g. jumlah peserta didik yang tidak diterima pada setiap jalur;


h. solusi terhadap peserta didik yang tidak diterima;
na

i. aduan yang disampaikan ke Pemerintah Daerah;


j. kendala dalam pelaksanaan PPDB dan upaya
lya

penanganan/penyelesaian;
k. pemutakhiran data peserta didik; dan
u

l. praktik baik yang telah dilakukan dalam pelaksanaan PPDB.


am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -

Berikut format laporan pelaksanaan PPDB yang disampaikan oleh


Pemerintah Daerah melalui Dinas:

m l
.ht
LAPORAN PPDB
TAHUN AJARAN …………
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA *) ………….

un
BAB I PENDAHULUAN

ah
(berisi latar belakang Pemerintah Daerah, kondisi pendidikan, dll)

-t
BAB II MEKANISME PELAKSANAAN PPDB

mk
A. PERENCANAAN PPDB
1. Penetapan Wilayah Zonasi
a. Sebaran Sekolah

-s
(penjelasan yang berisi jumlah sekolah setiap jenjang, sebaran di
setiap kecamatan/kelurahan, kondisi geografis, sekolah yang

ma
berada di perbatasan provinsi atau kabupaten/kota, metode atau
basis pendekatan penetapan zonasi)
b. Data Sebaran Domisili Calon Peserta Didik

p-s
(paling sedikit memuat penjelasan tentang data domisili penduduk
usia sekolah yang sudah dipadankan antara Dinas Dukcapil
-sm
dengan Dapodik, jarak domisili calon peserta didik ke sekolah,
kemudahan akses keterjangkauan sekolah dari domisili calon
peserta didik)
c. Kapasitas Daya Tampung Sekolah
-sd

(penjelasan yang berisi jumlah daya tampung yang tersedia setiap


jenjang, jumlah daya tampung yang diumumkan pada setiap
db

jenjang, jumlah anak usia sekolah 6-7 tahun, jumlah lulusan


jenjang TK/sederajat, SD/sederajat, SMP/sederajat)
2. Penentuan Persentase Daya Tampung Setiap Jalur PPDB
pp

(penjelasan yang berisi penetapan persentase setiap jalur pada setiap


jenjang, dan dasar penentuan persentase tersebut)
is-

3. Penerbitan Petunjuk Teknis PPDB


(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi waktu penerbitan juknis
kn

PPDB yang telah diterbitkan pemda, gambaran singkat isi juknis PPDB)
4. Aplikasi PPDB Online
/ju

(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi aplikasi PPDB yang


digunakan oleh pemda, dana untuk membangun aplikasi, pihak yang
menyediakan aplikasi, teknis penggunaan aplikasi, syarat-
/10

syarat/dokumen yang harus diunggah dalam aplikasi)


5. Sosialisasi kepada Pemangku Kepentingan
(penjelasan yang berisi pihak yang melakukan sosialisasi, perihal yang
23

disosialisasikan, media sosialisasi)


20

B. PELAKSANAAN PPDB
1. Pengumuman PPDB
m/

(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi pengumuman pendaftaran


penerimaan calon peserta didik baru, waktu pengumuman PPDB,
.co

informasi pengumuman PPDB)


2. Pendaftaran PDPB
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi mekanisme pendaftaran
na

PPDB)
3. Seleksi PPDB
lya

(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi panitia pelaksanaan PPDB,


mekanisme seleksi PPDB, dokumen persyaratan pada setiap jalur PPDB,
verifikasi dokumen PPDB)
u

4. Pengumuman Penetapan Peserta Didik


am

(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi pengumuman penetapan


peserta didik baru pada setiap jalur, mekanisme pengumuman penetapan
peserta didik baru)
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 34 -

5. Daftar Ulang
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi mekanisme daftar ulang,

m l
waktu pelaksanaan daftar ulang)

.ht
C. PASCA PELAKSANAAN PPDB
1. Integrasi Data Hasil PPDB pada Dapodik

un
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi mekanisme integrasi
data identitas peserta didik; identitas sekolah asal; dan identitas sekolah
tujuan/yang menerima ke dalam sistem Dapodik)

ah
2. Pelaporan Pelaksanaan PPDB
(paling sedikit memuat penjelasan umum yang memuat informasi

-t
mengenai: proses pengumuman PPDB; proses pelaksanaan PPDB; jumlah

mk
pendaftar pada setiap jalur; jumlah peserta didik yang diterima pada
setiap jalur; jumlah peserta didik yang tidak diterima pada setiap jalur;
pemutakhiran data peserta didik; permasalahan PPDB dan upaya

-s
penanganan/penyelesaian masalah; praktik baik yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah)

ma
3. Evaluasi Pelaksanaan PPDB
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi hasil evaluasi pelaksanaan

p-s
PPDB dan tindaklanjut hasil evaluasi untuk lebih mengoptimalkan
pelaksanaan PPDB)

BAB III PENUTUP


A. Kendala/Permasalahan
-sm
(paling sedikit memuat penjelasan yang berisi kendala/permasalahan yang
-sd
dialami oleh sekolah/ dan pemda selama proses PPDB dari pengumuman,
pendaftaran, seleksi, pengumuman penetapan peserta didik, dan daftar ulang)
B. Solusi
db

(penjelasan yang berisi solusi yang telah dilakukan pemda maupun sekolah
terdapat kendala/permasalahan yang terjadi)
pp

C. Praktik Baik
(penjelasan yang berisi praktik baik yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Daerah dan dapat diimb
is-

askan kepada Pemerintah Daerah lain)


D. Kesimpulan
kn

(penjelasan yang berisi kesimpulan pelaksanaan PPDB tahun ajaran … di Pemda


sesuai kewenangannya)
/ju

E. Saran dan Rekomendasi


(penjelasan yang berisi saran dan rekomendasi dari pemda setempat terkait
/10

PPDB kepada Kemendikbudristek)

LAMPIRAN
23

(paling sedikit memuat data-data dukung pelaksanaan PPDB TA … , jumlah rombongan


belajar, jumlah ruang kelas, jumlah sekolah, jumlah ruang kelas baru (RKB) dari
tahun …, jumlah pembangunan unit sekolah baru (USB) dari tahun …, jumlah sarana
20

prasarana, penetapan wilayah zonasi, bentuk sosialisasi PPDB seperti brosur/pamflet,


dokumentasi pelaksanaan PPDB)
m/

a.n. Kepala Daerah ………………….


.co

Kepala Dinas Pendidikan ………….


na
lya

Nama.............................................
NIP.................................................
u

5. Praktik baik sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf l yang


am

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dapat diimbaskan kepada


Pemerintah Daerah lain. Beberapa contoh praktik baik yang telah
ain

dilakukan oleh Pemerintah Daerah antara lain:

jdih.kemdikbud.go.id
- 35 -

a. Pemerintah Daerah melakukan kerja sama (misalnya, berbagi


pembiayaan) dengan Pemerintah Daerah yang berada di

m l
wilayah perbatasan dalam rangka memberikan kesempatan
anak memperoleh sekolah terdekat dengan domisilinya;

.ht
b. pelibatan/pemanfaatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) dalam
melakukan asesmen calon peserta didik Penyandang

un
Disabilitas;
c. pelibatan Dinas Dukcapil terkait pemanfaatan data

ah
kependudukan;
d. pelibatan Dinas Sosial terkait pemanfaatan data penduduk

-t
tidak mampu;

mk
e. Pemerintah Daerah melakukan kerja sama dengan
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

-s
bidang agama terkait pemanfaatan data EMIS;
f. pelibatan ombudsman dan inspektorat daerah mulai dari

ma
perencanaan PPDB, pelaksanaan PPDB, sampai dengan pasca
pelaksanaan PPDB;

p-s
g. Pemerintah Daerah melakukan penandatanganan pakta
integritas dengan beberapa lembaga seperti aparat penegak
-sm
hukum, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku
kepentingan lainnya untuk mendukung pelaksanaan PPDB
yang transparan dan tanpa intervensi apapun;
-sd
h. Pemerintah Daerah melakukan simulasi pelaksanaan PPDB;
i. Pemerintah Daerah melakukan intervensi dalam
meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menghilangkan
db

persepsi “sekolah favorit” pada sekolah tertentu berupa:


1) peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan
pp

melalui pelatihan, pemanfaatan forum belajar;


2) rotasi/mutasi pendidik dan tenaga kependidikan antar
is-

sekolah; dan/atau
3) peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah;
kn

dan/atau
/ju

j. Pemerintah Daerah melakukan evaluasi untuk mengatasi


kurangnya daya tampung di wilayahnya dengan melakukan
perencanaan daerah untuk:
/10

1) pelibatan Sekolah Swasta untuk menambah daya


tampung sehingga menghindari adanya anak yang putus
23

sekolah. Untuk anak-anak yang ditampung/diterima di


Sekolah Swasta yang berasal dari keluarga ekonomi tidak
20

mampu diberikan bantuan pendidikan (berupa bantuan


biaya pendidikan) oleh Pemerintah Daerah sesuai
m/

kewenangan;
2) membangun ruang kelas baru atau unit sekolah baru di
.co

wilayah yang belum ada layanan pendidikan atau yang


padat penduduk usia sekolah; dan/atau
na

3) menyediakan guru dan tenaga kependidikan yang


memadai.
lya

C. Evaluasi Pelaksanaan PPDB


u

1. Evaluasi dilakukan oleh Kementerian terhadap pelaksanaan PPDB


am

secara menyeluruh.
2. Evaluasi oleh Kementerian dilakukan berdasarkan:
a. laporan pelaksanaan PPDB dari Pemerintah Daerah; dan
ain

b. hasil pemantauan dan pengawasan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -

3. Evaluasi perlu ditindaklanjuti dengan:


a. menyampaikan hasil evaluasi dimaksud kepada Pemerintah

m l
Daerah sebagai dasar penyempurnaan kebijakan dan
pelaksanaan PPDB pada tahun ajaran berikutnya; dan/atau

.ht
b. melakukan penyempurnaan kebijakan PPDB di tingkat pusat.
4. Contoh bentuk tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemerintah

un
Daerah atas hasil evaluasi yang dilakukan Kementerian, sebagai
berikut:

ah
NO. HASIL EVALUASI CONTOH BENTUK TINDAK LANJUT

-t
mk
1. Kekurangan a. Pelibatan Sekolah Swasta dalam PPDB
Daya Tampung Bersama
b. Pendirian dan/atau perubahan satuan

-s
pendidikan
c. Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB)

ma
d. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB)

2. Disparitas Mutu a. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga

p-s
Sekolah kependidikan melalui pelatihan dan
pemanfaatan forum belajar
b. -sm
Rotasi/mutasi pendidik
kependidikan antar sekolah
dan tenaga

c. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana


sekolah
-sd

3. Intervensi Pihak Membuat komitmen bersama melalui


Luar penandatanganan pakta integritas bersama
db

pimpinan musyawarah daerah, kepala satuan


pendidikan, tokoh masyarakat, dan LSM yang
pp

kredibel untuk memastikan pelaksanaan PPDB


dapat berjalan dengan baik, tanpa tekanan, bebas
is-

KKN, dan bebas pungutan liar.


kn
/ju
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

m l
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

.ht
A. Pembinaan PPDB
1. Pembinaan PPDB dilakukan oleh:

un
a. Kementerian kepada Pemerintah Daerah; dan
b. Pemerintah Daerah kepada sekolah.

ah
2. Pembinaan PPDB sebagaimana dimaksud pada angka 1 bertujuan
untuk memastikan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca

-t
pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau sekolah

mk
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada

-s
Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan,

ma
Pedoman Pelaksanaan PPDB, dan petunjuk teknis PPDB di daerah.
3. Pembinaan PPDB dapat dilakukan dalam bentuk antara lain

p-s
pendampingan, konsultasi, dan/atau bimbingan teknis.

B. Pengawasan PPDB -sm


1. Pengawasan PPDB dilakukan oleh:
a. Inspektorat Jenderal Kementerian; dan
-sd
b. Inspektorat Daerah sesuai dengan kewenangan.
2. Pengawasan PPDB sebagaimana dimaksud pada angka 1 bertujuan
untuk memastikan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pasca
db

pelaksanaan PPDB dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau sekolah


sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pp

Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada


Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
is-

Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan,


Pedoman Pelaksanaan PPDB, dan petunjuk teknis PPDB di daerah.
kn

3. Pengawasan PPDB oleh Inspektorat Jenderal Kementerian dan


/ju

Inspektorat Daerah dilaksanakan melalui audit, pemantauan,


evaluasi, dan/atau reviu sesuai dengan kewenangan.
4. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dapat juga
/10

dilakukan sebagai tindak lanjut laporan pengaduan masyarakat


atau permintaan dari pihak terkait.
23

5. Dalam melakukan pengawasan, Inspektorat Jenderal Kementerian


dan Inspektorat Daerah wajib:
20

a. memastikan sosialisasi telah dilakukan Dinas Pendidikan dan


kepala sekolah sesuai Pedoman Pelaksanaan PPDB ini;
m/

b. menyediakan kanal pelaporan/layanan pengaduan


masyarakat;
.co

c. menetapkan mekanisme pelaporan/ pengaduan;


d. melakukan sosialisasi ketersediaan kanal pelaporan/layanan
na

pengaduan dan mekanisme pelaporan/pengaduan kepada


masyarakat setiap bulan Desember;
lya

e. menindaklanjuti pelaporan/pengaduan masyarakat paling


lama 1 x 24 jam; dan
u

f. membuat laporan hasil pengawasan.


am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -

6. Dalam melakukan pengawasan, Inspektorat Jenderal Kementerian


dan Inspektorat Daerah dapat berkoordinasi dengan kementerian

m l
koordinator yang membidangi pembangunan manusia dan
kebudayaan, Ombudsman Republik Indonesia, perwakilan

.ht
Ombudsman Republik Indonesia setempat, direktorat jenderal
terkait, BBPMP/BPMP, dan/atau aparat penegak hukum.

un
ah
SEKRETARIS JENDERAL,

-t
mk
TTD.

-s
SUHARTI

ma
Salinan sesuai dengan aslinya,

p-s
Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,

TTD.
-sm
-sd
Ineke Indraswati
NIP 197809262000122001
db
pp
is-
kn
/ju
/10
23
20
m/
.co
na
u lya
am
ain

jdih.kemdikbud.go.id
SALINANSALINAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2021
TENTANG
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR,
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS,
DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan


yang bermutu dan berkeadilan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan
Sekolah Menengah Kejuruan belum mengakomodir
perkembangan kebutuhan hukum layanan pendidikan,
sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah


Kejuruan;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242);

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45


Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1673)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 124);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN
KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS, DAN SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak
berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
2. Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar.
3. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disingkat
SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil


belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.
4. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat SMA
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
5. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat
SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP,
MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari
hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau
MTs.
6. Penerimaan Peserta Didik Baru yang selanjutnya
disingkat PPDB adalah penerimaan peserta didik baru
pada TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.
7. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disingkat
Dapodik adalah suatu sistem pendataan yang dikelola
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang
datanya bersumber dari satuan pendidikan yang terus
menerus diperbaharui secara online.
8. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
10. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang pendidikan.

BAB II
TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Bagian Kesatu
Penerimaan Peserta Didik

Pasal 2
(1) PPDB dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. transparan; dan
c. akuntabel.
(2) PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
tanpa diskriminasi kecuali bagi sekolah yang secara
khusus dirancang untuk melayani peserta didik dari
kelompok gender atau agama tertentu.

Bagian Kedua
Persyaratan

Pasal 3
Calon peserta didik baru TK harus memenuhi persyaratan
usia:
a. paling rendah 4 (empat) tahun dan paling tinggi 5 (lima)
tahun untuk kelompok A; dan
b. paling rendah 5 (lima) tahun dan paling tinggi 6 (enam)
tahun untuk kelompok B.

Pasal 4
(1) Calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD harus
memenuhi persyaratan usia:
a. 7 (tujuh) tahun; atau
b. paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan.

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

(2) Dalam pelaksanaan PPDB, SD memprioritaskan


penerimaan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
yang berusia 7 (tujuh) tahun.
(3) Persyaratan usia paling rendah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dapat dikecualikan menjadi paling
rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli
tahun berjalan bagi calon peserta didik yang memiliki:
a. kecerdasan dan/atau bakat istimewa; dan
b. kesiapan psikis.
(4) Calon peserta didik yang memiliki kecerdasan dan/atau
bakat istimewa dan kesiapan psikis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dibuktikan dengan rekomendasi
tertulis dari psikolog profesional.
(5) Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak tersedia, rekomendasi dapat
dilakukan oleh dewan guru sekolah yang bersangkutan.

Pasal 5
Calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP harus memenuhi
persyaratan:
a. berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1
Juli tahun berjalan; dan
b. telah menyelesaikan kelas 6 (enam) SD atau bentuk lain
yang sederajat.

Pasal 6
(1) Calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMA atau
SMK harus memenuhi persyaratan:
a. berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada
tanggal 1 Juli tahun berjalan; dan
b. telah menyelesaikan kelas 9 (sembilan) SMP atau
bentuk lain yang sederajat.
(2) SMK dengan bidang keahlian, program keahlian, atau
kompetensi keahlian tertentu dapat menetapkan
tambahan persyaratan khusus dalam penerimaan
peserta didik baru kelas 10 (sepuluh).

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

Pasal 7
(1) Persyaratan usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 huruf a, dan Pasal 6 ayat (1)
huruf a dibuktikan dengan:
a. akta kelahiran; atau
b. surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak
yang berwenang dan dilegalisir oleh lurah/kepala
desa atau pejabat setempat lain yang berwenang
sesuai dengan domisili calon peserta didik.
(2) Persyaratan usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan untuk sekolah dengan kriteria:
a. menyelenggarakan pendidikan khusus;
b. menyelenggarakan pendidikan layanan khusus; dan
c. berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Pasal 8
Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
dan Pasal 6 ayat (1) huruf b harus dibuktikan dengan:
a. ijazah; atau
b. dokumen lain yang menyatakan kelulusan.

Pasal 9
(1) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dan Pasal 6, calon peserta didik baru kelas
7 (tujuh) SMP atau kelas 10 (sepuluh) SMA/SMK yang
berasal dari sekolah di luar negeri harus mendapatkan
surat rekomendasi izin belajar.
(2) Permohonan surat rekomendasi izin belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada:
a. direktur jenderal yang membidangi pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah untuk calon peserta didik baru SMP dan
SMA; dan
b. direktur jenderal yang membidangi pendidikan
vokasi untuk calon peserta didik baru SMK.

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat


(2) berlaku untuk calon peserta didik warga negara
Indonesia dan warga negara asing.

Pasal 10
(1) Bagi sekolah yang menerima peserta didik warga negara
asing wajib menyelenggarakan matrikulasi pendidikan
Bahasa Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang bersangkutan.
(2) Dalam hal sekolah yang menerima peserta didik warga
negara asing tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa peringatan tertulis.

Pasal 11
Calon peserta didik baru penyandang disabilitas dikecualikan
dari ketentuan persyaratan:
a. batas usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4
ayat (1), Pasal 5 huruf a, dan Pasal 6 ayat (1) huruf a;
dan
b. ijazah atau dokumen lain yang menyatakan kelulusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

Bagian Ketiga
Jalur Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru

Paragraf 1
Umum

Pasal 12
(1) PPDB untuk SD, SMP, dan SMA dilaksanakan melalui
jalur pendaftaran PPDB.
(2) Jalur pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. zonasi;
b. afirmasi;

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

c. perpindahan tugas orang tua/wali; dan/atau


d. prestasi.

Pasal 13
(1) Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(2) huruf a terdiri atas:
a. jalur zonasi SD paling sedikit 70% (tujuh puluh
persen) dari daya tampung sekolah;
b. jalur zonasi SMP paling sedikit 50% (lima puluh
persen) dari daya tampung sekolah; dan
c. jalur zonasi SMA paling sedikit 50% (lima puluh
persen) dari daya tampung sekolah.
(2) Jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf b paling sedikit 15% (lima belas persen)
dari daya tampung sekolah.
(3) Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c paling banyak
5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.
(4) Dalam hal masih terdapat sisa kuota dari jalur
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (3), Pemerintah Daerah dapat membuka
jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf d.

Pasal 14
Jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
huruf d tidak berlaku untuk jalur pendaftaran calon peserta
didik baru pada TK dan kelas 1 (satu) SD.

Pasal 15
(1) Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dikecualikan
untuk sekolah sebagai berikut:
a. SMK;
b. satuan pendidikan kerja sama;
c. sekolah Indonesia di luar negeri;
d. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus;

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

e. sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan


khusus;
f. sekolah berasrama;
g. sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar;
dan
h. sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia
sekolah tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah
peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar.
(2) Pengecualian ketentuan jalur pendaftaran PPDB bagi
sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dilaporkan
kepada:
a. direktur jenderal yang membidangi pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah untuk jalur pendaftaran PPDB SD, SMP,
dan SMA; dan
b. direktur jenderal yang membidangi pendidikan
vokasi untuk jalur pendaftaran PPDB SMK.

Pasal 16
(1) Pemerintah Daerah dapat melibatkan sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat dalam pelaksanaan
PPDB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan PPDB bagi sekolah
yang diselenggarakan oleh masyarakat ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan.

Paragraf 2
Jalur Zonasi

Pasal 17
(1) PPDB melalui jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf a diperuntukkan bagi calon
peserta didik baru yang berdomisili di dalam wilayah
zonasi yang ditetapkan Pemerintah Daerah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

(2) Domisili calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang
diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum tanggal
pendaftaran PPDB.
(3) Dalam hal kartu keluarga sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak dimiliki oleh calon peserta didik karena
keadaan tertentu, maka dapat diganti dengan surat
keterangan domisili.
(4) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi:
a. bencana alam; dan/atau
b. bencana sosial.

Pasal 18
(1) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (3) diterbitkan oleh ketua rukun tetangga
atau ketua rukun warga yang dilegalisir oleh
lurah/kepala desa atau pejabat setempat lain yang
berwenang.
(2) Surat keterangan domisili sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat mengenai keterangan bahwa peserta
didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat
1 (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan
domisili.
(3) Sekolah memprioritaskan peserta didik yang memiliki
kartu keluarga atau surat keterangan domisili dalam 1
(satu) wilayah kabupaten/kota yang sama dengan
sekolah asal.

Pasal 19
(1) Calon peserta didik hanya dapat memilih 1 (satu) jalur
pendaftaran PPDB dalam 1 (satu) wilayah zonasi.
(2) Selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi
dalam wilayah zonasi yang telah ditetapkan, calon
peserta didik dapat melakukan pendaftaran PPDB
melalui:

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

a. jalur afirmasi; atau


b. jalur prestasi,
di luar wilayah zonasi domisili peserta didik sepanjang
memenuhi persyaratan.

Pasal 20
(1) Penetapan wilayah zonasi dilakukan pada setiap jenjang
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya,
dengan prinsip mendekatkan domisili peserta didik
dengan sekolah.
(2) Penetapan wilayah zonasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memperhatikan:
a. sebaran sekolah;
b. data sebaran domisili calon peserta didik; dan
c. kapasitas daya tampung sekolah yang disesuaikan
dengan ketersediaan jumlah anak usia sekolah pada
setiap jenjang di daerah tersebut.
(3) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
memastikan semua wilayah administrasi masuk dalam
penetapan wilayah zonasi sesuai dengan jenjang
pendidikan.
(4) Dinas pendidikan memastikan semua sekolah telah
menerima peserta didik dalam wilayah zonasi yang telah
ditetapkan.
(5) Penetapan wilayah zonasi pada setiap jenjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan paling
lama 1 (satu) bulan sebelum pengumuman secara
terbuka pendaftaran PPDB.
(6) Dalam menetapkan wilayah zonasi pada setiap jenjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah
melibatkan musyawarah atau kelompok kerja kepala
sekolah.
(7) Bagi sekolah yang berada di daerah perbatasan provinsi
atau kabupaten/kota, penetapan wilayah zonasi pada
setiap jenjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan berdasarkan kerja sama antar Pemerintah
Daerah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

(8) Pemerintah Daerah melaporkan penetapan wilayah


zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri melalui unit pelaksana teknis Kementerian yang
membidangi penjaminan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah paling lama 1 (satu) bulan sejak
tanggal ditetapkan.

Paragraf 3
Jalur Afirmasi

Pasal 21
(1) PPDB melalui jalur afirmasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b diperuntukkan bagi calon
peserta didik baru:
a. berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu; dan
b. penyandang disabilitas.
(2) Peserta didik yang melalui jalur afirmasi merupakan
peserta didik yang berdomisili di dalam dan di luar
wilayah zonasi sekolah yang bersangkutan.
(3) Dalam hal calon peserta didik yang mendaftar melalui
jalur afirmasi melampaui jumlah kuota jalur afirmasi
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka
penentuan peserta didik dilakukan dengan
memprioritaskan jarak tempat tinggal calon peserta didik
yang terdekat dengan sekolah.

Pasal 22
(1) Peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi
tidak mampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) huruf a wajib menyertakan:
a. bukti keikutsertaan peserta didik dalam program
penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah; dan
b. surat pernyataan dari orang tua/wali peserta didik
yang menyatakan bersedia diproses secara hukum
jika terbukti memalsukan bukti keikutsertaan dalam
program penanganan keluarga tidak mampu.

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

(2) Dalam hal terdapat dugaan pemalsuan bukti


keikutsertaan peserta didik dalam program penanganan
keluarga tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, sekolah bersama Pemerintah Daerah wajib
melakukan verifikasi data dan lapangan serta
menindaklanjuti hasil verifikasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pemalsuan bukti keikutsertaan peserta didik dalam
program penanganan keluarga tidak mampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paragraf 4
Jalur Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali

Pasal 23
(1) Perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c dibuktikan
dengan surat penugasan dari:
a. instansi;
b. lembaga;
c. kantor; atau
d. perusahaan yang mempekerjakan.
(2) Dalam hal terdapat sisa kuota jalur perpindahan tugas
orang tua/wali, maka sisa kuota dapat dialokasikan
untuk calon peserta didik pada sekolah tempat orang
tua/wali mengajar.
(3) Penentuan peserta didik dalam jalur perpindahan tugas
orang tua/wali diprioritaskan pada jarak tempat tinggal
calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

Paragraf 5
Jalur Prestasi

Pasal 24
(1) PPDB melalui jalur prestasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) huruf d ditentukan berdasarkan:
a. rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan
peringkat nilai rapor peserta didik dari sekolah asal;
dan/atau
b. prestasi di bidang akademik maupun non-akademik.
(2) Rapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
menggunakan nilai rapor pada 5 (lima) semester terakhir.
(3) Bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diterbitkan paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 3 (tiga) tahun sebelum tanggal pendaftaran
PPDB.
(4) Pemalsuan bukti atas prestasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 25
Dalam proses seleksi PPDB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 tidak menggunakan ujian tertulis atau tes
kemampuan akademik.

Bagian Keempat
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru

Paragraf 1
Tahapan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru

Pasal 26
Tahapan pelaksanaan PPDB meliputi:
a. pengumuman pendaftaran;
b. pendaftaran;
c. seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran;
d. pengumuman penetapan peserta didik baru; dan
e. daftar ulang.

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

Pasal 27
(1) Dalam tahapan pelaksanaan PPDB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26:
a. sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
telah menerima bantuan operasional sekolah
dilarang memungut biaya; dan
b. sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah dilarang:
1. melakukan pungutan dan/atau sumbangan
yang terkait dengan pelaksanaan PPDB
maupun perpindahan peserta didik; dan
2. melakukan pungutan untuk membeli seragam
atau buku tertentu yang dikaitkan dengan
PPDB.
(2) Pelanggaran ketentuan larangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Pengumuman Pendaftaran

Pasal 28
(1) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf
a dilakukan secara terbuka.
(2) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pemerintah Daerah bagi:
a. sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah; dan
b. sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
menerima dana bantuan operasional sekolah.
(3) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru dilaksanakan paling lambat minggu pertama
bulan Mei.

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

(4) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta


didik baru paling sedikit memuat informasi sebagai
berikut:
a. persyaratan calon peserta didik sesuai dengan
jenjangnya;
b. tanggal pendaftaran;
c. jalur pendaftaran yang terdiri dari jalur zonasi, jalur
afirmasi, jalur perpindahan tugas orang tua/wali,
dan/atau jalur prestasi;
d. jumlah daya tampung yang tersedia pada kelas 1
(satu) SD, kelas 7 (tujuh) SMP, dan kelas 10
(sepuluh) SMA atau SMK sesuai dengan data
rombongan belajar dalam Dapodik; dan
e. tanggal penetapan pengumuman hasil proses seleksi
PPDB.
(5) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta
didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan melalui papan pengumuman sekolah maupun
media lainnya.

Paragraf 3
Pendaftaran

Pasal 29
(1) Pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 huruf b dilaksanakan dengan menggunakan
mekanisme daring.
(2) Pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengunggah dokumen yang
dibutuhkan sesuai dengan persyaratan ke laman
pendaftaran PPDB yang telah ditentukan.
(3) Pelaksanaan mekanisme daring sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

(4) Dalam hal tidak tersedia fasilitas jaringan, maka PPDB


dilaksanakan melalui mekanisme luring dengan
melampirkan fotokopi dokumen yang dibutuhkan sesuai
dengan persyaratan.

Paragraf 4
Seleksi sesuai dengan Jalur Pendaftaran

Pasal 30
(1) Seleksi jalur zonasi dan jalur perpindahan tugas orang
tua/wali untuk calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD
mempertimbangkan kriteria dengan urutan prioritas
sebagai berikut:
a. usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1);
dan
b. jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam
wilayah zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sama, maka penentuan peserta didik
didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik
yang terdekat dengan sekolah.
(3) Seleksi calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD tidak
boleh dilakukan berdasarkan tes membaca, menulis,
dan/atau berhitung.

Pasal 31
(1) Seleksi jalur zonasi untuk calon peserta didik baru kelas
7 (tujuh) SMP dan kelas 10 (sepuluh) SMA dilakukan
dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke
sekolah dalam wilayah zonasi yang ditetapkan.
(2) Jika jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan
sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama,
maka seleksi untuk pemenuhan kuota/daya tampung
terakhir menggunakan usia peserta didik yang lebih tua
berdasarkan akta kelahiran atau surat keterangan lahir.

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

Pasal 32
(1) Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK
tidak menggunakan jalur pendaftaran PPDB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12.
(2) Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
mempertimbangkan:
a. rapor yang dilampirkan dengan surat keterangan
peringkat nilai rapor peserta didik dari sekolah asal;
b. prestasi di bidang akademik maupun non-akademik;
dan/atau
c. hasil tes bakat dan minat sesuai dengan bidang
keahlian yang dipilihnya dengan menggunakan
kriteria yang ditetapkan sekolah, dan dunia usaha,
dunia industri, atau asosiasi profesi.
(3) Rapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
menggunakan nilai rapor pada 5 (lima) semester terakhir.
(4) Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memprioritaskan calon peserta didik yang berasal dari
keluarga ekonomi tidak mampu dan/atau penyandang
disabilitas paling sedikit 15% (lima belas persen) dari
daya tampung sekolah.
(5) Selain seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh)
SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4),
SMK dapat memprioritaskan calon peserta didik yang
berdomisili terdekat dengan sekolah paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari daya tampung sekolah.

Pasal 33
(1) Jika berdasarkan hasil seleksi PPDB, sekolah memiliki
jumlah calon peserta didik yang melebihi daya tampung,
maka sekolah wajib melaporkan kelebihan calon peserta
didik tersebut kepada dinas pendidikan sesuai dengan
kewenangannya.

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

(2) Dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya


menyalurkan kelebihan calon peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pada sekolah lain dalam wilayah
zonasi yang sama.
(3) Dalam hal daya tampung sekolah lain dalam wilayah
zonasi yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak tersedia, peserta didik disalurkan ke sekolah di luar
wilayah zonasi atau di wilayah Pemerintah Daerah lain
yang terdekat.
(4) Penyaluran peserta didik ke sekolah di wilayah
Pemerintah Daerah lain yang terdekat sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui kerja sama
antar Pemerintah Daerah.
(5) Penyaluran peserta didik ke sekolah di luar wilayah
zonasi atau di wilayah Pemerintah Daerah lain yang
terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
melibatkan sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai kriteria yang ditentukan oleh
Pemerintah Daerah.
(6) Penyaluran peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sampai dengan ayat (5) dilakukan sebelum
pengumuman penetapan hasil proses seleksi PPDB.
(7) Dalam pelaksanaan PPDB, sekolah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah tidak boleh:
a. menambah jumlah rombongan belajar, jika
rombongan belajar yang ada telah memenuhi atau
melebihi ketentuan rombongan belajar dalam
standar nasional pendidikan dan sekolah tidak
memiliki lahan; dan/atau
b. menambah ruang kelas baru.

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

Paragraf 5
Pengumuman Penetapan Peserta Didik Baru

Pasal 34
(1) Pengumuman penetapan peserta didik baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 huruf d dilakukan sesuai
dengan jalur pendaftaran dalam PPDB.
(2) Penetapan peserta didik baru dilakukan berdasarkan
hasil rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah dan ditetapkan melalui keputusan kepala
sekolah.
(3) Dalam hal kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) belum definitif, maka penetapan peserta didik
baru dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
(4) Khusus untuk SMK, dalam tahapan pelaksanaan PPDB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dapat melakukan
proses seleksi khusus yang dilakukan sebelum tahap
pengumuman penetapan peserta didik baru.

Paragraf 6
Daftar Ulang

Pasal 35
(1) Daftar ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
huruf e dilakukan oleh calon peserta didik baru yang
telah diterima di sekolah.
(2) Daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
memastikan statusnya sebagai peserta didik pada
sekolah yang bersangkutan dengan menunjukkan
dokumen asli yang dibutuhkan sesuai dengan
persyaratan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

BAB III
PENDATAAN ULANG DAN PEMUTAKHIRAN DATA

Pasal 36
(1) Sekolah melakukan pendataan ulang untuk memastikan
status peserta didik lama pada sekolah yang
bersangkutan.
(2) Pendataan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak boleh memungut biaya.

Pasal 37
Sekolah melakukan pengisian dan pemutakhiran data peserta
didik dan rombongan belajar dalam Dapodik secara berkala
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester.

BAB IV
PERPINDAHAN PESERTA DIDIK

Pasal 38
(1) Perpindahan peserta didik antarsekolah dalam 1 (satu)
daerah kabupaten/kota, antarkabupaten/kota dalam 1
(satu) daerah provinsi, atau antarprovinsi dilaksanakan
atas dasar persetujuan kepala sekolah asal dan kepala
sekolah yang dituju.
(2) Dalam hal terdapat perpindahan peserta didik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka sekolah
yang bersangkutan wajib memperbaharui Dapodik.
(3) Perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) wajib memenuhi ketentuan
persyaratan PPDB dan/atau sistem zonasi yang diatur
dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 39
(1) Peserta didik setara SD di negara lain dapat pindah ke
SD di Indonesia setelah memenuhi:
a. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

b. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal


yang membidangi pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai
dengan kewenangan; dan
c. lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan sekolah yang dituju.
(2) Peserta didik setara SMP, SMA, atau SMK di negara lain
dapat diterima di SMP, SMA, atau SMK di Indonesia
setelah:
a. menyerahkan fotokopi ijazah atau dokumen lain
yang membuktikan bahwa peserta didik yang
bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan
jenjang sebelumnya;
b. surat pernyataan dari kepala sekolah asal;
c. surat rekomendasi izin belajar dari direktur jenderal
yang membidangi pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah untuk
calon peserta didik baru SMP dan SMA atau direktur
jenderal yang membidangi pendidikan vokasi untuk
calon peserta didik baru SMK; dan
d. lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan sekolah yang dituju.

Pasal 40
(1) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal
dapat diterima di SD tidak pada awal kelas 1 (satu)
setelah lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan oleh SD yang bersangkutan.
(2) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal
dapat diterima di SMP tidak pada awal kelas 7 (tujuh)
setelah memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah kesetaraan program Paket A; dan
b. lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan oleh SMP yang bersangkutan.
(3) Peserta didik jalur pendidikan nonformal dan informal
dapat diterima di SMA atau SMK tidak pada awal kelas
10 (sepuluh) setelah:

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

a. memiliki ijazah kesetaraan program Paket B; dan


b. lulus tes kelayakan dan penempatan yang
diselenggarakan oleh SMA atau SMK yang
bersangkutan.
(4) Dalam hal terdapat perpindahan peserta didik dari jalur
pendidikan nonformal dan informal ke sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3), maka sekolah yang bersangkutan wajib
memperbaharui Dapodik.

BAB V
PELAPORAN

Pasal 41
(1) Sekolah melaporkan pelaksanaan PPDB dan perpindahan
peserta didik antarsekolah setiap tahun pelajaran kepada
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
(2) Dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota memiliki
kanal pelaporan untuk menerima laporan masyarakat
terkait pelaksanaan PPDB.
(3) Masyarakat dapat melaporkan pelanggaran dalam
pelaksanaan PPDB melalui laman
http://ult.kemdikbud.go.id.

Pasal 42
(1) Kepala dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya
melaporkan pelaksanaan PPDB kepada Kementerian
melalui unit pelaksana teknis Kementerian yang
membidangi penjaminan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah pelaksanaan PPDB.
(2) Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan PPDB paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 43
(1) Gubernur, bupati, atau walikota melakukan pembinaan
dan pengawasan kepada sekolah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat di wilayahnya;
dan
(2) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Kementerian.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 44
Pemerintah Daerah menyusun dan menetapkan kebijakan
PPDB dengan berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1591), dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 46
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2021

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2021

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 6

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
LULUSAN SISWA SD KLS. VI, DAYA TAMPUNG SMP
NEGERI, DAN SEBARAN SMP SWASTA TAHUN 2024

JML SMP NEGERI DAN


JML SD & LULUSAN KET.
DAYA TAMPUNG KLS. VII
SMP
NO. WILAYAH SR KECAMATAN +/– Jml
LULUSAN DAYA SWASTA
JML SD SD JML SD +/- SMP
SISWA SMP NEGERI TAMPUNG
NEGERI SWASTA N/S Tiap SR Swasta
KLS. VI CPDB KLS VII
Tiap SR
-
1 Timur 1 Babakan 25 1 26 2 - 612 5 20
1.092 480 2.396
2 Timur 1 Ciledug 16 2 18 784 2 640 - 144 3
3 Timur 1 Gebang 20 3 23 1.070 2 544 - 526 4
4 Timur 1 Losari 17 17 642 3 640 - 2 2
5 Timur 1 Pabedilan 21 1 22 780 2 576 - 204 1
6 Timur 1 Pabuaran 14 14 585 1 288 - 297 1
7 Timur 1 Pasaleman 12 12 393 1 256 - 137 1
8 Timur 1 Waled 20 20 922 2 448 - 474 3
-
9 Timur 2 AstanaJapura 21 2 23 1 - 524 6 17
876 352 1.834
Karang
10 Timur 2 18 2 20 3 14 1
Sembung 658 672
11 Timur 2 Karangwareng 13 13 465 2 320 - 145 -
12 Timur 2 Lemah Abang 24 1 25 1.010 2 576 - 434 5
13 Timur 2 Pangenan 13 1 14 586 2 288 - 298 4
14 Timur 2 Sedong 21 1 22 757 2 320 - 437 1
Susukan
15 Timur 2 16 16 2 - 10 -
Lebak 554 544
LULUSAN SISWA SD KLS. VI, DAYA TAMPUNG SMP
NEGERI, DAN SEBARAN SMP SWASTA TAHUN 2024

JML SMP NEGERI DAN DAYA


JML SD & LULUSAN KET.
TAMPUNG KLS. VII
SMP
NO. WILAYAH SR KECAMATAN LULUSAN DAYA +/– Jml SMP
JML SD SD JML SD SWASTA +/-
SISWA KLS. SMP NEGERI TAMPUNG Swasta
NEGERI SWASTA N/S Tiap SR
VI CPDB KLS VII Tiap SR
-
16 Tengah 3 Beber 18 18 1 - 493 4 35
813 320 3.684
17 Tengah 3 Dukupuntang 28 2 30 773 1 288 - 485 13
18 Tengah 3 Greged 15 1 16 984 2 320 - 664 1
19 Tengah 3 Mundu 21 2 23 989 2 480 - 509 3
20 Tengah 3 Sumber 30 7 37 1.764 3 896 - 868 12
21 Tengah 3 Talun 21 6 27 1.017 2 352 - 665 2
-
22 Tengah 4 Depok 23 2 25 2 - 483 6 14
963 480 1.404
23 Tengah 4 Jamblang 19 2 21 587 2 608 21 -
24 Tengah 4 Plered 18 1 19 923 3 800 - 123 1
25 Tengah 4 Plumbon 28 2 30 1.138 2 704 - 434 3
26 Tengah 4 Weru 22 4 26 1.025 2 640 - 385 4
LULUSAN SISWA SD KLS. VI, DAYA TAMPUNG CPDB KLS VII SMP
NEGERI, DAN SEBARAN SMP SWASTA TAHUN 2024

JML SMP NEGERI DAN


JML SD & LULUSAN KET.
DAYA TAMPUNG KLS. VII
JML
NO. WILAYAH SR KECAMATAN +/– SMP Jml
LULUSAN DAYA
JML SD SD JML SD SWASTA +/- SMP
SISWA SMP NEGERI TAMPUNG
NEGERI SWASTA N/S Tiap SR Swasta
KLS. VI CPDB KLS VII
Tiap SR
-
27 Tengah 5 Gunung Jati 26 3 29 3 - 267 5 9
1.067 800 1.588
28 Tengah 5 Kapetakan 19 2 21 856 2 576 - 280 1
29 Tengah 5 Kedawung 13 6 19 780 1 352 - 428 2
30 Tengah 5 Suranenggala 16 4 20 699 2 544 - 155 -
31 Tengah 5 Tengah Tani 14 1 15 778 1 320 - 458 1
-
32 Barat 6 Ciwaringin 14 14 2 - 17 10 28
657 640 1.096
33 Barat 6 Gempol 16 1 17 602 2 384 - 218 1
34 Barat 6 Klangenan 20 1 21 838 2 480 - 358 2
35 Barat 6 Palimanan 22 3 25 1.097 4 1.184 87 6
36 Barat 7 Arjawinangun 24 4 28 1.134 2 544 - 590 9
-
37 Barat 7 Gegesik 25 2 27 3 21 5 14
875 896 1.049
38 Barat 7 Kaliwedi 15 15 618 2 448 - 170 3
39 Barat 7 Panguragan 16 16 649 1 352 - 297 4
40 Barat 7 Susukan 26 3 29 1.083 2 480 - 603 2
- -
Grand Total 780 73 853 80 137 137
33.883 20.832 13.051 13.051
DASAR HUKUM

1. Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang PPDB pada


TK, SD, SMP, SMA, dan SMK
2. Keputusan Sekjen Kemdikbudristek Nomor 47/M/2023
tentang Pedoman Pelaksanaan Permendikbud Nomor 1
Tahun 2021
3. Perbup Cirebon Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pedoman
PPDB pada TK, SD, SMP, dan Pendidikan Kesetaraan
(Program Paket A/B/C) di Lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon
4. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
Nomor 400.3.5/Kpts.634/Disdik-2024 tentang Juknis
PPDB Jenjang PAUD (TK/KB/TPA/SPS), SD, SMP, dan
Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A/B/C) di
Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2024/2025
AZAS

Objektif
bahwa penerimaan peserta didik bersifat netral dan bebas dari kepentingan
serta tekanan pihak lain yang akan menyalahgunakan wewenang

Transparan
bahwa pelaksanaan penerimaan peserta didik bersifat terbuka dan dapat
diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua siswa, untuk menghindarkan
penyimpangan – penyimpangan yang mungkin terjadi

Akuntabel
bahwa penerimaan peserta didik dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya

Berkeadilan dan tidak diskriminatif


bahwa penerimaan peserta didik tidak membeda-bedakan suku, ras,
agama, dan status sosial ekonomi pendaftar dan harus memenuhi
ketentuan umum dan ketentuan khusus serta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
PERSYARATAN
UMUM

 Telah lulus SD/Sederajat;

 berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun terhitung pada


tanggal 01 Juli 2024, atau maksimal kelahiran 01 Juli 2009;
TAHAP, JALUR DAN
KUOTA

Tahap I :
• Jalur Afirmasi KETM : 15%
• Jalur Prestasi Akademik & Non
Akademik : 15%
• Jalur Prestasi Peringkat Nilai Raport :
15%
• Jalur Perpindahan Tugas Orang
Tua/Wali dan Anak Guru/Tenaga
Kependidikan : 5%
Tahap II :
• Jalur Zonasi : 50%
JADWAL

Tahap I : Jalur Prestasi Akademik & Non Akademik, Prestasi Peringkat Nilai
Raport, Afirmasi, dan Perpindahan Tugas Orang Tua/Wali dan
Anak Guru/Tenaga Kependidikan
• Pendaftaran dan Verifikasi Berkas : 25 s/d 29 Juni 2024 (Selasa
s/d Sabtu)
• Batas Akhir Pencabutan Berkas Pendaftaran: 29 Juni 2024
(Selasa)
Pukul 12.00 WIB
• Pengumuman Hasil Seleksi : 1 Juli 2024 (Senin)
• Daftar Ulang/Registrasi : 2 & 3 Juli 2024 (Selasa & Rabu)

Keterangan:
Jam Kerja : Senin s/d Sabtu, Pukul 08.00 s.d. 14.00 WIB,
dengan waktu istirahat Pukul 11.30 – 13.00 WIB
JADWAL

Tahap II : Jalur Zonasi


• Pendaftaran dan Verifikasi Berkas : 4 – 9 Juli 2024
(Kamis, Jum’at, Sabtu, Senin, & Selasa)
• Batas Akhir Pencabutan Berkas Pendaftaran : 9 Juli
2024
Pukul 12.00 WIB (Selasa)
• Pengumuman Hasil Seleksi : 10 Juli 2024 (Rabu)
• Daftar Ulang/Registrasi : 11, 12, & 13 Juli 2024
(Kamis, Jum’at, & Sabtu)

Keterangan:
Jam Kerja : Senin s/d Sabtu Pukul 08.00 s.d. 14.00 WIB,
dengan waktu istirahat Pukul 11.30 – 13.00 WIB
JADWAL

Hari Pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Masa Pengenalan


Lingkungan Sekolah (MPLS)
a. Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran 2024/2025:
Tanggal 15 Juli 2024 (Senin)

b. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)*) dan asesmen awal


pembelajaran secara holistik (dapat menggunakan atau memodifikasi
contoh yang dapat diakses Platform Merdeka Mengajar (PMM):
Tanggal 15, 16, 17, 18, 19, dan 20 Juli 2024 (Senin, Selasa, Rabu,
Kamis, Jum’at, & Sabtu)

c. Hari Pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tahun Pelajaran


2024/2025:
Tanggal 22 Juli 2024 (Senin)
MEKANISME
PENDAFTARAN

a. CPDB didampingi orang tua/wali melakukan pendaftaran


secara online mandiri di website
https://ppdbsmp.disdik.cirebonkab.go.id dan mencetak
bukti pendaftaran.

b. CPDB didampingi orang tua/wali membawa dokumen-


dokumen persyaratan ke sekolah tujuan;

c. Petugas memverifikasi berkas pendaftaran CPDB

d. CPDB didampingi orang tua/wali mengkonfirmasi secara


langsung titik koordinat (latitude atau garis lintang dan
longitude atau garis bujur) tempat tinggal/domisilinya, dan
kelengkapan dokumen lainnya, serta menandatanangi
surat pernyataan pertanggungjawaban mutlak kebenaran
titik koordinat tempat tinggal/domisil dan data lainnya
MEKANISME PENDAFTARAN
(Lanjutan)

e. Petugas melakukan pencetakan pengesahan bukti


pendaftaran /verifikasi

f. CPDB dan orang tua/wali CPDB memeriksa kembali bukti


pendaftaran /verifikasi

g. Orang tua/wali CPDB menandatangani bukti


pendaftaran/verifikasi, dan menyimpannya

h. Sistem secara otomatis merekap dan mem-passing grade data


pendaftar CPDB sesuai mekanisme seleksi.

i. Pengumuman hasil seleksi PPDB dapat dilihat di web


https://ppdbsmp.disdik.cirebonkab.go.id
DOKUMEN
PERSYARATAN

Jalur
Perpindahan
Prestasi Prestasi Tugas Orang
No. Dokumen Persyaratan Afirmasi- Akademik Peringkat Tua/Wali dan Ket.
Zonasi
KETM & Non Nilai Anak Guru/
Akademik Rapor Tenaga
Kependidikan
fotokopi Ijazah SD/Sederajat (atau dilegalisasi,
a. Surat Keterangan Lulus apabila V V V V V asli
Ijazah belum ada) ditunjukan
lembar Validasi NISN dari laman
b. V V V V V
http://nisn.data.kemdikbud.go.id/
fotokopi Akta Kelahiran/Surat
c. V V V V V
Keterangan Lahir
asli
fotokopi Kartu Keluarga (paling ditunjukan
singkat 1 (satu) tahun sebelum
d. V V V V V Khusus utk Jalur
pelaksanaan PPDB, atau paling Perpindahan
singkat tanggal 25 Juni 2023) Tugas dpt
menggunakan
Suket Domisi
DOKUMEN
PERSYARATAN

Jalur
Perpindahan
Prestasi Prestasi Tugas Orang
No. Dokumen Persyaratan Afirmasi- Akademik Peringkat Tua/Wali dan Ket.
Zonasi
KETM & Non Nilai Anak Guru/
Akademik Rapor Tenaga
Kependidikan
e. fotokopi KTP Orangtua V V V V V
f. Surat Kelakuan Baik V V V V V asli
surat pertanggungjawaban mutlak asli, format
g. V V V V V
dari orang tua terlampir
Apabila ada, surat Keterangan lulus
MD surat keterangan dari kepala
h. V V V V V
MD bahwa CPDB ybs. sedang
menempuh MD
DOKUMEN
PERSYARATAN
Jalur
Perpindahan
Prestasi Prestasi Tugas Orang
No. Dokumen Persyaratan Afirmasi- Akademik Peringkat Tua/Wali dan Ket.
Zonasi
KETM & Non Nilai Anak Guru/
Akademik Rapor Tenaga
Kependidikan
screenshoot titik koordinat (latitude
atau garis lintang dan longitude atau
i. V V V V V
garis bujur) domisili/tempat tinggal
CPDB ybs.
j. fotokopi PKH/KPS/KKS/KIP; V – – – –
fotokopi piagam/sertifikat prestasi
yang diterbitkan paling singkat 6 diligalisasi
pihak yang
(enam) bulan dan paling lama 3 (tiga)
k. – V – – – berwenang,
tahun sebelum pendaftaran PPDB, asli
atau antara 25 Juni 2021 s/d 25 ditunjukkan
Desember 2023
Surat Pertanggungjawaban Mutlak
Jalur Prestasi Akademik & Non asli, format
l. – V – – – terlampir
Akademik dari pihak berwenang atau
kepala sekolah asal
DOKUMEN
PERSYARATAN

Jalur
Perpindahan
Prestasi Prestasi Tugas Orang
No. Dokumen Persyaratan Afirmasi Akademik Peringka Tua/Wali dan Ket.
Zonasi
-KETM & Non t Nilai Anak Guru/
Akademik Rapor Tenaga
Kependidikan
fotokopi raport 5 (lima) semester
terakhir, yaitu pada kelas 4 (empat) dilegalisasi,
n. semester genap, kelas 5 (lima) – – V – – asli
semester ganjil dan genap dan kelas 6 ditunjukan
(enam) semester ganjil dan genap
surat keterangan jalur prestasi
asli, format
o. peringkat nilai rapor mata pelajaran – – V – –
terlampir
kelompok A dari sekolah asal
surat keterangan domisili bagi CPDB
jalur perpindahan tugas atau fotokopi asli
p. – – – V –
Kartu Keluarga bagi CPDB jalur anak ditunjukkan
guru/tenaga kependidikan
JALUR
AFIRMASI

diperuntukkan bagi:
CPDB dari keluarga ekonomi tidak mampu yang
berdomisili di dalam zonasi (dalam Kabupaten Cirebon)
yang dibuktikan dengan keikutsertaan dalam program
penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota, dengan dibuktikan:
a. Foto copy Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Program
Keluarga Harapan (PKH)/KKS (Kartu Keluarga
Sejahtera)/KIP (Kartu Indonesia Pintar). Data keluarga
ekonomi tidak mampu tidak boleh menggunakan data
Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Surat Keterangan
Tidak Mampu (SKTM).
b. Fotokopi Kartu Keluarga Kab. Cirebon (minimal 1
(satu) tahun sebelum pendaftaran PPDB, atau paling
singkat diterbitkan 25 Juni 2023).
MEKANISME
SELEKSI

Jalur Afirmasi, dengan urutan prioritas sbb:


a. jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang
terdekat ke sekolah tujuan

b. CPDB yang bertempat tinggal/berdomisili di


kecamatan yang sama dengan kecamatan
tempat kedudukan satuan pendidikan tujuan

c. usia CPDB yang lebih tua

d. CPDB yang mendaftar lebih awal


JALUR PRESTASI
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK

Prestasi akademik/non akademik yang dapat


disertakan adalah:
• prestasi (baik perorangan maupun beregu) yang diraih
CPDB dalam kurun waktu paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 3 (tiga) tahun sebelum pendaftaran
PPDB atau antara 6 Juni 2021 s/d 25 Desember 2023
• Prestasi perorangan yang dapat dipertimbangkan untuk
jalur prestasi adalah Juara I, II, dan III tingkat
Internasional, Nasional, Provinsi, Wilayah III,
Kabupaten/Kota, dan/atau Kecamatan
• Prestasi beregu yang dapat dipertimbangkan untuk jalur
prestasi adalah Juara I tingkat Internasional, Nasional,
Provinsi, Wilayah, dan/atau Kabupaten/Kota
JALUR PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK
(Lanjutan)

Prestasi akademik/non akademik yang dapat disertakan adalah:


• Dalam hal formasi jalur prestasi tidak terpenuhi maka sisa
kuota dapat diisi dari prestasi kejuaraan tingkat kecamatan
• Kejuaraan/lomba/event yang dapat dipertimbangkan untuk
jalur prestasi adalah kejuaraan/lomba/event diselenggarakan
oleh Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik
Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag Kabupaten/Kota
(seperti OSN, O2SN, FLS2N, Sapta Lomba PAI Kemenag, dsb.)
atau kejuaraan/lomba/event yang diselenggarakan oleh
Pusat/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota di Luar Kemendikbud/Kemenag/Disdik
Provinsi/Disdik Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag
Kabupaten/Kota (seperti
Popnas/Popda/Popwil/Popkab/Popkot/Invitasi Atletik/MTQ
oleh Pemkab/Pemkot, dsb.) atau melibatkan
lembaga/instansi/ organisasi resmi yang relevan dengan
prestasi
MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

Jalur Prestasi Akademik & Non


Akademik, dengan urutan prioritas sbb:

a.Berdasarkan prestasi juara yang


disertakan

b.Usia CPDB yang lebih tua

c. CPDB yang mendaftar lebih awal


MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

Kejuaraan/Lomba/Event yang diselenggarakan


Kejuaraan/Lomba/Event yang oleh Pusat/ Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah Tingkat

diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota Di Luar


Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik
Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag
Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota (seperti OSN, O2SN, FLS2N, (Popnas/Popda/Popwil/Popkab/Popkot/Invitasi
Sapta Lomba PAI Kemenag, dsb.) Atletik/MTQ oleh Pemkab/Pemkot, dsb., atau
melibatkan lembaga/instansi/ organisasi resmi yang
relevan dengan prestasi
INDIVIDU BEREGU INDIVIDU BEREGU
PRESTASI/ PRESTASI/
NO. NO.
JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/ JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/
Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat
Juara 1 Juara 1
Tk Tk.
1
.Internasional / 280 1 255 3 1
Internasional/ 250 4 255 7
Nasional Nasional
Juara 2 Juara 2
2
Tk. Nasional 260 2 – – 2
Tk. Nasional 230 6 – –
Juara 3 Juara 3
3
Tk. Nasional 240 5 – – 3
Tk. Nasional 210 9 – –
MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

Kejuaraan/Lomba/Event yang Kejuaraan/Lomba/Event yang diselenggarakan oleh


Pusat/ Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
diselenggarakan oleh Di Luar Kemendikbud/Kemenag/Disdik
Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag
Provinsi/Disdik Kabupaten/Kota/Kemenag Kabupaten/Kota
Wil./Kemenag Kabupaten/Kota (seperti (Popnas/Popda/Popwil/Popkab/Popkot/Invitasi
Atletik/MTQ oleh Pemkab/Pemkot, dsb., atau melibatkan
OSN, O2SN, FLS2N, Sapta Lomba PAI lembaga/instansi/ organisasi resmi yang relevan dengan
Kemenag, dsb.) prestasi
INDIVIDU BEREGU INDIVIDU Beregu
PRESTASI/ PRESTASI/
NO. NO.
JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/ JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/
Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat
Juara 1 Juara 1
5
Tk. Provinsi 220 8 195 11 5
Tk. Provinsi 190 12 165 15
Juara 2 Juara 2
6
Tk. Provinsi 200 10 – – 6
Tk. Provinsi 170 14 – –
Juara 3 Juara 3
7
Tk. Provinsi 180 13 – – 7
Tk. Provinsi 150 17 – –
Juara 1
Juara 1 Tk.
8 Tk. Wilayah 160 16 135 19 8
Wilayah III 130 20 105 23
III
MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

Kejuaraan/Lomba/Event yang diselenggarakan oleh


Kejuaraan/Lomba/Event yang Pusat/ Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah Tingkat
diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota Di Luar
Kemendikbud/Kemenag/Disdik Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik
Provinsi/Disdik Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag
Kabupaten/Kota/Kemenag Kabupaten/Kota
Wil./Kemenag Kabupaten/Kota (seperti (Popnas/Popda/Popwil/Popkab/Popkot/Invitasi
OSN, O2SN, FLS2N, Sapta Lomba PAI Atletik/MTQ oleh Pemkab/Pemkot, dsb., atau
melibatkan lembaga/instansi/ organisasi resmi yang
Kemenag, dsb.)
relevan dengan prestasi
INDIVIDU BEREGU INDIVIDU BEREGU
PRESTASI/
NO. NO PRESTASI/ JUARA
JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/
Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat
Juara 2 Juara 2
9
Tk. Wilayah III 140 18 – – 9
Tk.Wilayah III 110 22 – –
Juara 3 Juara 3 Tk.
10
Tk. Wilayah III 120 21 – – 10
Wilayah III 90 25 – –
Juara 1 Juara 1
11
Tk. Kab. / Kota 100 24 75 27 11
Tk. Kab. / Kota 70 28 45 31
Juara 2 Juara 2
12
Tk. Kab. / Kota 80 26 – – 12
Tk. Kab. / Kota 50 30 – –
MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

Kejuaraan/Lomba/Event yang diselenggarakan oleh Pusat/ Pemerintah


Kejuaraan/Lomba/Event yang
diselenggarakan oleh
Provinsi/Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
Di Lua r

Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik Kabupaten/Kota/Kemenag


Kemendikbud/Kemenag/Disdik Provinsi/Disdik Wil./Kemenag Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota/Kemenag Wil./Kemenag (Popnas/Popda/Popwil/Popkab/Popkot/Invitasi Atletik/MTQ oleh
Kabupaten/Kota (seperti OSN, O2SN, FLS2N, Sapta Pemkab/Pemkot, dsb., atau melibatkan lembaga/instansi/ organisasi resmi
Lomba PAI Kemenag, dsb.) yang relevan dengan prestasi

Individu Beregu Individu Beregu


PRESTASI/ PRESTASI/
NO. NO
JUARA Nilai/ Prioritas/ Nilai/ Prioritas/ JUARA Prioritas/ Nilai/ Prioritas/
Nilai/ Skor
Skor Peringkat Skor Peringkat Peringkat Skor Peringkat
Juara 3
Juara 3
13 Tk. Kab. / 60 29 – – 13
Tk. Kab. / Kota 30 2 – –
Kota
Juara 1
Juara 1
14 Tk. 25 33 18 35 14
Tk. Kecamatan 17 36 12 39
Kecamatan
Juara 2
Juara 2
15 Tk. 20 34 – – 15
Tk. Kecamatan 14 38 – –
Kecamatan
Juara 3
Juara 3
16 Tk. 15 37 – – 16
Tk. Kecamatan 11 40 – –
Kecamatan
MEKANISME SELEKSI
JALUR PRESTASI AKADEMIK NON AKADEMIK

» Nilai atau skor prestasi hanya diambil dari salah satu prestasi tertinggi dari
nilai kejuaraan yang diperoleh CPDB ybs., bukan merupakan penjumlahan dari
seluruh nilai prestasi yang dimiliki;
» Sekolah dapat melakukan konfirmasi, klarifikasi dan validasi, dan/atau
melaksanakan tes terhadap bidang/prestasi yang disertakan dalam
pendaftaran CPDB.
» Dalam hal sekolah melakukan tes terhadap bidang/pretasi yang disertakan
dalam pendaftaran CPDB, nilai hasil tes tersebut dapat dijadikan nilai atau
skor penambah terhadap nilai atau skor bidang prestasi yang disertakan.
» Dalam hal sekolah melakukan tes terhadap bidang/pretasi yang disertakan
dalam pendaftaran CPDB dan nilai tesnya dijadikan nilai atau skor penambah,
maka nilai gabungan (akumulasi nilai) dari hasil tes dan nilai skor prestasi
siswa ybs, tidak boleh melebihi 280.
» Dalam hal sekolah melakukan tes terhadap bidang/pretasi yang disertakan
dalam pendaftaran CPDB, sekolah wajib melakukan sosialisasi dan
memberikan informasi yang memadai kepada warga sekitar dan orang
tua/wali CPDB, serta melakukannya dengan transparan
JALUR PRESTASI
PERINGKAT NILAI RAPOR

Jalur Prestasi Peringkat Nilai Rapor diperuntukkan


bagi CPDB yang akan mendaftar menggunakan rerata
nilai raport mata pelajaran kelompok A K.13
(Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial) atau Kurmer Mapel Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) pada 5
(lima) semester terakhir (kelas IV (empat) semester
genap, kelas V (lima) semester ganjil dan genap dan
kelas VI (enam) semester ganjil dan genap) sebagai
parameter utama seleksi.
MEKANISME SELEKSI JALUR PRESTASI
PERINGKAT NILAI RAPOR

Jalur Prestasi Peringkat Nilai Rapor,


dengan urutan prioritas Sebagai berikut:
a. Berdasarkan skor nilai akhir
b. Usia yang lebih tua
c. CPDB yang mendaftar lebih awal
PEMBOBOTAN Ranking/peringkat yang
diperoleh CPDB

Ranking/ Ranking/
Bobot Nilai Bobot Nilai
Peringkat Peringkat

1 100 7 40
2 90 8 30
3 80 9 20
4 70 10 10
Tidak
5 60 0
ranking
6 50
RUMUS SKOR SKOR AKHIR
CONTOH

Seorang CPDB mendaftar melalui jalur prestasi nilai rapor memiliki nila rapor
sesuai “Surat Keterangan Jalur Prestasi Nilai Rapor Jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Tahun Pelajaran 2024/2025” sebagaimana tabel berikut:
CONTOH (Lanjutan)

Maka dapat diketahui

Rerata Nilai Rapor Lima Semester Terakhir = 87.333

Jumlah atau ∑ Skor Bobot Nilai Peringkat Lima Semester Terakhir = 300

1
Jumalah atau 𝑥𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 = 10,138
𝑁 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Maka Nilai Akhir-nya = 87.333 + (300 – 10,138)


= 87.333 + 289,862
= 377,195
JALUR PERPINDAHAN TUGAS ORANG
TUA/WALI & ANAK GURU

 CPDB yang berdomisili di luar Kabupaten Cirebon


yang orang tua/wali nya pindah tugas ke Kabupaten
Cirebon, dibuktikan dengan surat penugasan dari
instansi, lembaga atau kantor yang mempekerjakan
dan Surat Keterangan Domisili Kabupaten Cirebon

 CPDB yang orang tuanya bertugas baik ASN maupun


Non-ASN sebagai guru/tenaga kependidikan di satuan
pendidikan Kabupaten Cirebon, dibuktikan dengan SK
Pengangkatan/SK Penugasan dari Kepala Sekolah
tempat bertugas.
MEKANISME SELEKSI
JALUR PERPINDAHAN TUGAS ORANG
TUA/WALI & ANAK GURU

1. CPDB yang berdomisili di luar Kabupaten Cirebon yang orang


tua/walinya pindah tugas ke Kabupaten Cirebon
– Jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke satuan
pendidikan tujuan
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
2. CPDB putra/putri guru/tenaga kependidikan yang bertugas di
satuan pendidikan tujuan
– Memprioritaskan masa kerja orang tua CPDB bertugas lebih
lama di satuan pendidikan tujuan
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
3. CPDB putra/putri guru/tenaga kependidikan yang berdomisili di
kecamatan tempat kedudukan satpen lingkup disdik tujuan
namun tidak bertugas di satuan pendidikan tujuan
– Jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke satuan
pendidikan tujuan
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
MEKANISME SELEKSI
JALUR PERPINDAHAN TUGAS ORANG TUA/WALI & ANAK GURU
(Lanjutan)

4.CPDB putra/putri guru/tenaga kependidikan yang


bertugas di satuan pendidikan di Lingkup Dinas
Pendidikan Kabupaten Cirebon (TK/SD/SMP/Kesetaraan
Kabupaten Cirebon)
– Jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke
satuan pendidikan tujuan
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
5. CPDB putra/putri guru/tenaga kependidikan yang
bertugas di satuan pendidikan di Wilayah Kabupaten
Cirebon (MI/MTs./MA/SMA/SMK Kabupaten Cirebon)
– Jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke
satuan pendidikan tujuan
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
JALUR ZONASI

Jalur Zonasi bertujuan mendekatkan


domisili peserta didik dengan
mempertimbangkan jarak radius letak
geografis terhadap letak satuan
pendidikan terdekat berdasarkan
alamat pada Kartu Keluarga (paling
singkat 1 (satu) tahun sebelum
pelaksanaan PPDB, atau paling singkat
diterbitkan pada tanggal 25 Juni
2023).
MEKANISME SELEKSI
JALUR ZONASI

Jalur Zonasi, dengan urutan prioritas sbb:


a. CPDB yang berdomisili (memiliki kartu keluarga) dalam zonasi/dalam Kabupaten Cirebon:, apabila jumlah
pendaftar CPDB dalam zonasi atau pendaftar CPDB yang berdomisili (memiliki kartu keluarga) dalam
Kabupaten Cirebon melebihi daya tampung maka dilakukan pemeringkatan berdasarkan urutan parameter
sebagai berikut:
1. memprioritaskan CPDB yang memilih Sekolah Tujuan sebagai Pilihan I:
– jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke satuan pendidikan tujuan
– CPDB yang bertempat tinggal/berdomisili di kecamatan yang sama dengan kecamatan tempat
kedudukan satuan pendidikan tujuan
– CPDB yang usianya lebih tua
– CPDB yang mendaftar lebih awal.
2. memprioritaskan CPDB yang memilih Sekolah Tujuan sebagai Pilihan II:
 jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke satuan pendidikan tujuan
 CPDB yang bertempat tinggal/berdomisili di kecamatan yang sama dengan kecamatan
tempat kedudukan satuan pendidikan tujuan
 CPDB yang usianya lebih tua
 CPDB yang mendaftar lebih awal
MEKANISME SELEKSI
JALUR ZONASI

b. CPDB yang berdomisili (memiliki kartu keluarga) luar zonasi/luar Kabupaten


Cirebon:
– memprioritaskan CPDB yang memilih Sekolah Tujuan sebagai Pilihan I:
 jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke sekolah tujuan
 CPDB yang usianya lebih tua
 CPDB yang mendaftar lebih awal.
– memprioritaskan CPDB yang memilih Sekolah Tujuan sebagai Pilihan II:
 jarak tempat tinggal/domisili CPDB yang terdekat ke sekolah tujuan
 CPDB yang usianya lebih tua
 CPDB yang mendaftar lebih awal.
VALIDASI DAN KETENTUAN KARTU KELUARGA

a). Domisili calon peserta didik didasarkan pada alamat pada Kartu Keluarga
(KK) yang diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum tanggal
pendaftaran PPDB, atau paling singkat diterbitkan tanggal 25 Juni 2023 .

b). Apabila kurang dari 1 (satu) tahun terjadi perubahan data KK yang tidak
menyebabkan perpindahan domisili, maka KK tersebut masih dapat
digunakan sebagai dasar seleksi jalur zonasi/afirmasi, dengan ketentuan:
1) penambahan anggota keluarga (penambahan anggota ini selain
CPDB);
2) pengurangan anggota keluarga (meninggal dunia, anggota keluarga
pindah); atau
3) KK hilang atau rusak.

c). Dalam hal terdapat perubahan data pada KK, maka harus disertakan:
1) KK yang lama bagi perubahan data (penambahan atau pengurangan
anggota keluarga) atau rusak; atau
2) surat keterangan kehilangan dari kepolisian apabila KK hilang.
VALIDASI DAN KETENTUAN KARTU KELUARGA

d). Dalam hal perubahan KK karena perpindahan harus disertai


dengan kepindahan domisili seluruh keluarga yang ada pada KK
tersebut.

e). Nama orang tua/wali CPDB yang tercantum pada KK harus sama
dengan nama orang tua/wali CPDB sama dengan nama yang
tercantum pada rapor/ijazah jenjang sebelumnya, akta kelahiran,
dan/atau KK sebelumnya.

f). Dalam hal terdapat perbedaan nama orang tua/wali CPDB


sebagaimana dimaksud pada huruf e, maka KK terakhir dapat
digunakan jika orang tua/wali meninggal dunia atau bercerai
sebelum tanggal penerbitan KK terakhir yang harus dibuktikan
dengan surat kematian/surat perceraian yang diterbitkan
instansi berwenang.
MEKANISME SELEKSI
JALUR ZONASI

File juknis, format-format pendaftaran, bahan


tayang/PPT, spanduk, banner, dll. tentang PPDB SMP
Kab. Cirebon TP 2024/2025 dapat diunduh melalui
tautan :
https://gg.gg/spandukppdb2024

Anda mungkin juga menyukai