⮚ Diploma Ketiga dari Lembaga Ilmu Pengembangan Profesi Indonesia (LIPPI) pada
tahun 1996-1998
⮚ Bimbel Muslim Averous (Th. 1991-1997) bekerja sama dengan Yayasan Ibnu
⮚ Melakukan kerja sama dengan yayasan Al Ihsan pada tahun 1998, dan membentuk
MISI:
NPSN 20219198
Website http://smpdarulhikam.sch.id
Status Akreditasi A
L/ TEMPAT/ PEND.
NO NAMA TMT JURUSAN
P TGL. LAHIR TERAKHIR
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Rombel
Laki-Laki Perempuan
1. VII 78 81 159 7
2. VIII 69 47 116 5
3. IX 77 54 131 6
Hasil observasi dari sarana dan prasarana di SMP Darul Hikam Bandung meliputi
perpustakaan, ruang OSIS, ruang bimbingan, aula, ruang belajar/kelas, kantor kepala sekolah,
kantor guru, ruangan tamu, ruang tata usaha. Ruang Konseling (BK), ruang seni,
laboratorium IPA, laboratorium komputer, wastafel cuci tangan, ruang ibadah, lapangan
upacara, lapangan olahraga, kamar mandi guru dan siswa, ruang pramuka, ruang koperasi,
kantin, pos satpam, unit kesehatan siswa (UKS), bus sekolah, dan halaman parkir, yang
semua dalam kondisi baik dan nyaman.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Hikam Bandung di mulai dari tanggal 3 April
2023 hingga 7 Juli 2023. Sampel yang dijadikan penelitian yaitu kelas VII 2 dan VII 3 yang
terdiri dari 50 siswa. Kelas VII 2 dijadikan sebagai kelas kontrol yang diterapkan metode
pembelajaran konvensional kelas ini terdiri dari 26 siswa. kelas VII 3 dijadikan kelas
eksperimen dimana kelas ini diterapkan metode pembelajaran maqomah dengan jumlah siswa
24 siswa.
Setelah kedua kelas tersebut dilakukan pretest kemudian peneliti melanjutkan proses
penelitian dengan menerapkan metode MAQOMAH pada kelas eksperimen yang dilakukan
oleh peneliti secara langsung sebanyak 9 kali pertemuan setiap pertemuan berdurasi 2 jam
pelajaran atau 90 menit dan perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol setelah
melakukan pretest yaitu dengan melaksanakan pembelajaran seperti biasanya menggunakan
metode konvensional oleh guru yang bersangkutan. Setelah kedua kelas tersebut
melaksanakan proses pembelajaran dengan rentan waktu yang sama, peneliti melanjutkan
tahap terakhir dalam penelitian ini yakni pelaksanaan posttest terhadap kedua kelas tersebut
untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan dan minat sebelum dan sesudah
dilaksanakannya pembelajaran dan mengetahui perbedaan kemampuan dan minat dari kelas
yang diberi perlakuan metode maqomah (kelas eksperimen) dan kelas yang diberi perlakuan
metode konvensional (kelas kontrol) untuk mengetahui seberapa efektif atau tidak metode
yang menjadi objek penelitian ini.
Kunjungan pertama ke SMP Darul Hikam pada tanggal 3 April 2023 untuk menemui
kepala sekolah dengan tujuan mengajukan permohonan izin penelitian yang akan
dilaksanakan 4 bulan kedepan di SMP Darul hikam dengan melampirkan surat izin penelitian
resmi dari pihak Universitas Islam Negeri Bandung. Setelah mendapatkan izin untuk
melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang akan
digunakan dalam proses penerapan metode pembelajaran di kelas eksperimen. Sebagai
pegangan pengorganisasian pembelajaran satu kompetensi dasar yang dijelaskan dalam
silabus dan ditetapkan dalam standar isi, sebagai pengajar atau guru memang harus
mempersiapkan RPP ini sebelum mengajar, yang mengacu pada standar, silabus, dan
indikator. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian observasi yang disesuaikan dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan untuk menentukan peningkatan kemampuan
siswa dalam membaca Al-Qur’an dan membuat angket berupa pertanyaan untuk mengetahui
seberapa besar minat siswa dalam mempelajari Al-Qur’an.
Setelah tahapan persiapan dilakukan, langkah selanjut nya yaitu pertemuan dengan
kelas eksperimen yaitu kelas VII 3 yang berjumlah 24 siswa untuk melakukan observasi
awal, perkenalan, memaparkan tujuan penelitian dan menyebarkan angket untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan dan minat siswa dalam mempelajari Al-Qur’an. Selama observasi,
peneliti menyediakan dan mengisi lembar observasi dengan bantuan observer untuk
mengamati proses pembelajaran sesuai dengan treatment yang diberikan. Lembar observasi
ini digunakan sebagai pedoman untuk mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran
PAI. Untuk mengukur kemampuan membaca Al-Qur'an siswa dalam kelas eksperimen,
observasi dan pengetesan bacaan Al-Qur'an secara langsung digunakan, sedangkan angket
disebarkan untuk mengukur minat siswa dalam mempelajari Al-Qur'an.
Setelah melakukan pretest dan observasi awal, tahapan selanjutnya dari penelitian ini
dilakukan serangkaian pembelajaran dengan menerapkan metode maqomah pada kelas
kontrol. Berikut materi-materi yang disampaikan selama proses pembelajaran berlangsung :
Pertemuan pertama dimulai dengan memberikan motivasi pada siswa tentang penting
nya belajar Al-Qur’an dan hikmah-hikmah yang akan di dapat dari mempelajari Al-Qur’an,
dan memberikan penjelasan tentang rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan, serta
model yang akan digunakan, prosedur pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan gambaran
umum tentang apa yang akan disampaikan. Selanjut nya masuk pembahasan materi marhalah
pertama tentang dzatul huruf dan ismul huruf.
Maksud huruf disini ialah huruf-huruf hijā-iyyah yang berjumlah 29 huruf, semuanya
diurut tertibkan oleh Imam Nashr bin Ashim Al-Laitsi (wafat tahun 90 H) sesuai kesamaan
dalam tulisan dan titik, untuk membedakan di antara huruf-huruf yang hampir sama. Berikut
urutan huruf-huruf hijā-iyyah :
Ismul huruf merupakan nama-nama huruf, baik secara lisan maupun tulisan. Nama-
nama huruf hijā-iyyah ini selalu melekat dan menjadi sebutan untuk setiap huruf karena
fungsi utamanya yakni untuk menjelaskan mengenai pelafalan huruf dalam keadaan tanpa
harakat.
Semua huruf hijā-iyah pasti mempunyai ismul hur𝑢̅f yang pembagiannya terbagi
kedalam 3 bagian, yakni huruf-huruf yang mempunyai satu nama, dua nama dan empat nama,
berikut pembagiannya:
a.) Huruf yang mempunyai satu nama, bagian pertama ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri dari
tiga ejaan huruf. Jumlah huruf bagian pertama ini ada 16 huruf, yakni :
Tabel 4.4 Ismul Huruf yang mempunyai satu nama
b.) Huruf yang mempunyai dua nama, bagian kedua ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri
dari satu, tiga dan empat ejaan huruf.
Tabel 4.5 Ismul huruf yang mempunyai dua nama
c.) Huruf yang mempunyai empat nama, bagian ketiga ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri dari
satu, dua dan tiga ejaan huruf. Jumlah huruf bagian ketiga ini hanya ada satu yakni
()ز.
Tabel 4.6 Ismul huruf yang mempunyai empat nama
⮚ Pertemuan ke-dua
Ketiga huruf ini keluar dari rongga mulut dan tidak tertahan/tersimpan,
melainkan habis dengan habisnya udara (pada hawa menekannya). Oleh karena
itu ketiga huruf mad ini disebut dengan huruf Jaufiyyah atau Hawaiyah.
Alif ( )اmerupakan huruf yang tidak berharakat dan tidak menerima harakat.
Apabila terdapat huruf yang berjenis alif ()ا, tetapi menerima harakat, maka itu
merupakan hamzah ()ء. Hamzah ( )ءyang berbentuk alif ( )اtidak berharakat
berada di
permulaan kalimat, tetapi berbunyi ketika diucapkan, dan gugur ketika terhimpit
oleh kalimat lain, maka disebut hamzah ()ء
washal. Apabila hamzah ( )ءyang berwujud alif ( )اdan biasanya diikuti oleh
tanda hamzah ( )ءdi atas atau di bawahnya, serta ketika
diucapkan di permulaan kalimat atau terhimpit oleh kalimat lain, tetapi berbunyi,
maka disebut hamzah ( )ءqath’.
tengah tenggorokan, huruf yang keluar dari makhraj ini ada 2 huruf
yaitu : ain ()عdan ha ()ح
Dalam bait kitab matan jazariah dijelaskan
ٌثَّم َأِلْقَص ى اْلَح ْلِق َهْم ٌز َهاُء ٭ ُثَّم َلَو ْس ِطِه َفَع ْيٌن حَاُء
Pada pangkal tenggorokan hamzah dan Ha # Pada tengah tenggorokan
ain dan Ha (Bisri Hasan, 2016)
tenggorokan, huruf yang keluar dari adnal halqi ada 2 huruf yaitu :
Ghain ( )غdan Kho ()خ
Dengan demikian total huruf yang keluar dari makhraj Al-Halqi ada 6 huruf yaitu (ء ه ع
) ح خ غ.
⮚ Pertemuan ke-tiga
Pertemuan ketiga menjelaskan tentang makhraj lisan atau huruf-huruf yang keluar dari
lidah, ada banyak huruf yang keluar dari makhraj lisan namun pada pertemuan kali ini yang
fokus membahas 3 makhroj lisan yakni makhroj ke-5, ke-6, dan ke-7 berikut penjelasan
materi nya :
❖ Al-Lisan
Al-lisan artinya lidah, maksudnya tempat keluar huruf terletak pada lidah dari al-lisan
(lidah) keluar sepuluh makhraj yaitu sebagai berikut :
(1) Aqshal lisan fauqu
(2) Aqshal lisan asfalu
(3) Wasthul lisan
(4) Hafatul lisan ma’al Adlras
(5) Adnal lisan li muntahaha
(6) Tharfu lisan tahta makhrajil laami qolilan
(7) Dzahru ra’sil lisani
(8) Tharfu lisan ma’a ushulis tsanayal ulya
(9) Tharful lisan wa min fauqi tsanayas sufla
(10) Tharful lisan ma’a athrafis tsanayal ulya
Dari sepuluh makhraj lisan tersebut menempati posisi makhraj ke-5 sampai ke- 14,
disampaikan pada pertemuan ketiga ini sebanyak tiga makhraj berikut paparan materi nya.
Artinya : Pangkal lidah bagian atas, dari makhraj ini keluar 1 huruf, yakni huruf Qaf ( ق
) makhraj ini berada pada pangkal lidah yang menempel dengan langit-langit bagian atas,
pengertian lain menyebutkan:
Pangkal lidah bertemu dengan sesuatu di atasnya, yakni langit-langit bagian atas.
D. Makhraj yang keenam disebut Aqshal-Lisani asfalu ( ) أقصى اللسان أسفل
Artinya : Pangkal lidah bagian bawah, dari makhraj ini keluar 1 huruf yakni huruf kaf (
)ك. Makhraj ini berada pada pangkal lidah, tepatnya sebelah bawah ( atau ke depan ) sedikit
dari makhraj qaf, menempel dengan langit-langit bagian atas, pengertian lain menyebutkan:
Pangkal lidah, yakni sebelah bawah sedikit dari tempat keluar huruf qaf
Dari ujung tenggorokan huruf Ghain Kha ٭dari pangkal lidah atas huruf Qaf nya dan dari
pangkal lidah bagian bawah huruf kaf nya
E. Makhraj yang ketujuh disebut Wasthal-lisani ( ) وسط اللسان
Artinya : Tengah-tengah lidah, dari makhraj ini keluar 3 huruf, jim, syin, dan ya ( ج ش
) ي.
Makhraj ini berada pada pertengahan lidah yang bertemu dengan langit-langit atas.
Pertengahan lidah tersebut dimantapkan ( tidak menempel ) pada langit-langit bagian atas,
pengertian lain menyebutkan :
artinya : “Pertengahan lidah dengan sesuatu yang berada di hadapannya, yakni langit-
langit bagian atas” ( Basthul Birri Maftuh, 2014)
⮚ Pertemuan ke-empat
artinya : salah satu dari dua samping lidah baik kiri atau kanan dirapatkan dengan gigi
geraham, dari makhraj ini keluar satu makhraj yakni huruf dlad ( )ض.
Makhraj dlad dari pinggir lidah # dengan geraham sebelah kiri maupun kanan
Makhraj ini merupakan makhraj yang cukup sulit untuk diucapkan, maka Upaya dalam
mengucapkan huruf dlad dengan cara menjulurkan pinggir lidah untuk dirapatkan ke gigi
geraham baik sebelah kiri maupun sebelah kanan sesuai kemampuan pembaca. Berikut tig
acara pengucapan huruf dlad :
Adanya tiga cara ini karena huruf dlad merupakan huruf istithalah, yaitu huruf yang
pengucapannya dengan memanjangkan lidah, hal ini sebagai Upaya memfasihkan huruf dlad
meskipun tidak ada orang yang lebih fasih kecuali Nabi Muhammad saw.
Adnal lisan li muntahaha memiliki arti “ujung lidah sampai ke akhir nya”, maksud dari
pengertian sampai ke akhir nya yakni akhir atau batas penghabisan ujung lidah.
Makhraj ini berada pada dua tepi lidah paling luar sampai ujung nya saat bertemu
dengan langit-langit mulut bagian atas yang sejajar dan berhadapan langsung dengan nya.
Pengertian lain menjelaskan :
حافتى الّلسان معا بعد مخرج الّضاد وما يحاذيها من اللثة العليا
Artinya : Dua tepi lidah ( sebelah depan/paling luar) secara bersamaan, setelah makhraj
Dlad dengan gusi-gusi atas.
Dikatakan juga makhraj ini lebih sedikit ke punggung lidah, karena condongnya pada
huruf lam ( ) ل. Selain itu, makhraj nun ( ) نjuga haruslah menempelkan ujung lidah dengan
gusi yang sejajar dengannya, disertai dengungan ( ghunnah) dari rongga hidung. Ulama
menyebut nun ( ) نdi bagian lidah sebagai an-nishful mukammal ( separuh yang dilengkapi )
dan bagian nun ( ) نpada rongga hidung sebagai an-nishful mukammil (separuh yang
melengkapi). ( Sobron, 2015)
⮚ Pertemuan ke-lima
Pada pertemuan kali ini menjelaskan tentang makhraj ke 11, 12, 13 dan 14, serta
mempraktekkan nya secara langsung teori makhraj yang telah disampaikan. Berikut
pemaparan teori nya :
Pengucapan makhraj huruf ra ( ) رyang tebal haruslah disertai suara dari dalam
kerongkongan pada lidah bagian tengah dan penyempitan pada tenggorokan, berbeda halnya
dengan huruf ra ( ) رyang tipis, selain itu, pengucapan makhraj ra ( ) ر, nun ( ) نdan lam ()ل
harus melengkungkan atau mencondongkan sedikit lidah.
Dalam kitab jazariyah dijelaskan dalam bait berikut :
Dalam satu bait di atas, setengah bait menjelaskan tentang makhraj huruf nun ( )نdan
setengah nya lagi menjelaskan tentang huruf Ro ()ر.
Ketiga huruf ini walaupun keluar dari makhraj yang sama tetapi jenis huruf nya
berbeda, hal ini dikarenakan sifat yang dimiliki setiap huruf berbeda. Selain itu huruf ( ت ط د
)ini keluar dari Nath Al-Fami (kulit atau gusi dalam gigi seri atas), maksudnya ujung lidah
dirapatkan dengan gusi dalam gigi seri atas dan kulit atau gusi dalam yang menempel pada
gigi seri atas.
عليا الثنايا والّصفير مستقيم ٭ والّطاء والّد ال وتا منه ومن
Satu bait nadzam di atas terdiri dari setengah bait pertama menjelaskan mengenai
makhraj huruf shafir ( )س ز صdan setengah yang lain nya menjelaskan tentang makhraj (ظ ذ
)ث. demikian pembahasan mengenai sepuluh makhraj Al-Lisan yang dari makhraj tersebut
keluar 18 huruf.
Pertemuan ke-enam
Pada pertemuan ini membahas dan melanjutkan teori makhraj tentang makhraj
syafatain, berikut uraian materi nya : Asy-Syafatain artinya dua bibir, maksudnya tempat
keluar huruf terletak pada dua bibir, yakni bibir atas dan bibir bawah. Makhraj ini terbagi
dalam dua makhraj dan mengeluarkan empat huruf hijaiyyah, dua makhraj tersebut adalah :
Artinya: Perut bibir bawah bagian dalam dirapatkan dengan ujung gigi seri atas, dari
makhraj ini keluar satu huruf yakni huruf ف
Artinya: Diantara dua bibir, dari makhraj ini keluar tiga huruf, yakni mim, wau, ba ( م
) وبmakhraj ini hasil dari paduan bibir atas dan bibir bawah, jika kedua bibir tersebut
tertutup/terkatup maka akan keluar huruf mim dan ba ( ) م بketerangannya : ما بين الشفتين
باالنطباق
Artinya : Diantara dua bibir dalam keadaan tertutup, dan jika terbuka, akan keluar huruf
و
Keterangannya : ما بين الشفتين باالنفتاح
Keterangannya : Diantara dua bibir dalam keadaan terbuka,
O. Makhraj yang ke-17 yakni Al-khaisyum ( ) الخيشوم
a. Bacaan Ghunnah Musyaddad, yakni bacaan sengau pada huruf mim dan nun yang
bertasydid ( ) َم َن
b. Bacaan Idgham Bighunnah
c. Bacaan Iqlab
d. Bacaan Ikhfa
Semua bacaan diatas mengeluarkan bunyi yang keluar dari pangkal hidung. Untuk
memastikan hal tersebut, dapat dicoba dengan menutup hidung pada saat mengucapkan
bacaan diatas, jika suara tertahan maka benar bahwa bacaan tersebut mengeluarkan bunyi
dari pangkal hidung. Namun jika terdengar ada suara yang keluar, itu menandakan bukanlah
al-khaisyum
⮚ Pertemuan ketujuh
Pada pertemuan ini membahas tentang sifatul huruf yang mempunyai lawan atau
disebut sifat mutadladah. Berikut ini merupakan pembahasan kesepuluh sifat huruf yang
termasuk kedalam sifat mutadladah ( yang mempunyai lawan ).
⮚ Pertemuan ke-delapan
Pada pertemuan ini melanjutkan pembahasan sifatul huruf yang mempunyai lawan
atau disebut sifat mutadladah. Berikut ini merupakan pembahasan sifat huruf yang termasuk
kedalam sifat mutadladah ( yang mempunyai lawan ) lanjutan dari pertemuan sebelum nya.
خصظغطقض
فرمنلب
⮚ Pertemuan ke-sembilan
Pada pertemuan ini membahas tentang sifatul huruf yang tidak memiliki lawan atau
disebut ghairu mutadladah. Berikut merupakan pembahasan sifat yang tidak memiliki lawan
(ghairu mutadladah) yang berjumlah 7 sifat, diantaranya :
- Shofir
- Qolqolah
- Lin
- Inhiraf
- Takrir
- Tafasyi
- Istithalah
Marhalah ketiga (talfidzul huruf) disampaikan di setiap pertemuan setelah membahas
makharijul huruf sebagai praktek dari materi yang telah disampaikan.
1. Analisis Statistik
Tabel 4.8 Hasil analisis deskriptif
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Pretest_Minat_eksperi 25 30.00 48.00 37.5600 3.83058
men
Posttest_Minat_Eksperi 25 27.00 46.00 37.4400 4.55595
men
Pretest_Minat_Kontrol 25 27.00 45.00 36.3200 4.23005
Posttest_Minat_Kontrol 25 20.00 37.00 29.2400 5.27794
Valid N (listwise) 25
Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test minat pada kelas eksperimen
adalah sebagai berikut:
a. Pre Test eksperimen
● Skewness: 14.673
● Kurtosis: 1.903
● Skewness: 20.757
● Kurtosis: -0.164
Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test minat pada kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
A. Pre Test
● Skewness: -0.153
● Kurtosis: 0.902
B. Post Test
● Skewness: 0.018
● Kurtosis: 0.902
● Uji Validitas
Validitas mengukur sejauh mana suatu instrumen benar-benar mengukur apa yang
diinginkan. Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam
instrumen. Berdasarkan hasil korelasi Pearson, nilai-nilai signifikansi (sig.) antara variabel
X1 hingga X10 dengan Total Skor diperoleh.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.9 Hasil uji validitas
● Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengukur sejauh mana instrumen tersebut konsisten dan dapat diandalkan.
Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur menggunakan Cronbach's Alpha.
Tabel 4.10 Hasil uji reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.698 10
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :
2) Analisis hasil posttest minat membaca al-Qur’an di kelas eksperimen adalah sebagai
berikut:
● Uji Validitas:
Validitas instrumen mengindikasikan sejauh mana instrumen itu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item
dalam instrumen dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.11 Hasil uji validitas
● Uji Reliabilitas:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.750 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.750 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
reliabilitas diterima. Meskipun tidak mencapai 0.8 (tingkat reliabilitas yang baik), nilai di atas
0.6 menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat diandalkan untuk mengukur minat kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil uji validitas, sembilan item dari sepuluh item instrumen ini valid
dalam mengukur minat kelas eksperimen. Variabel yang menunjukkan validitas di bawah
ambang batas (X4) mungkin perlu ditinjau ulang atau diperbaiki dalam penelitian mendatang.
Dari segi reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang diterima,
menunjukkan konsistensi dalam mengukur minat kelas eksperimen. Namun, peningkatan
reliabilitas mungkin dapat dicapai dengan mempertimbangkan revisi pada item-item yang
menunjukkan validitas yang borderline (seperti X4) atau dengan menambahkan lebih banyak
item untuk meningkatkan keandalan instrumen. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat
dianggap sebagai dasar yang solid untuk mengukur minat kelas eksperimen.
3) Analisis hasil pretest minat membaca al-Qur’an di kelas kontrol adalah sebagai
berikut:
● Uji Validitas
Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen mengukur apa yang diinginkan.
Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam instrumen
dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.13 Hasil uji validitas
X1, X3, X5, X6, X7, X8, dan X9: Item-item ini memiliki nilai signifikansi kurang dari
0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas kontrol.
X2, X4, dan X10: Item-item ini memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05,
menunjukkan bahwa mereka tidak valid dalam mengukur minat kelas kontrol.
● Uji Reliabilitas:
Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.746 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.746 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang diterima. Meskipun tidak mencapai 0.8 (tingkat reliabilitas yang
baik), nilai di atas 0.6 menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat diandalkan untuk
mengukur minat kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji validitas, item-item X1, X3, X5, X6, X7, X8, dan X9 valid dalam
mengukur minat kelas kontrol, sementara item-item X2, X4, dan X10 tidak valid. Dalam
konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang dapat diterima, meskipun
ada ruang untuk perbaikan.
4) Analisis hasil posttest minat membaca al-Qur’an di kelas kontrol adalah sebagai
berikut :
● Uji Validitas
Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen mengukur apa yang diinginkan.
Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam instrumen
dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.15 Hasil uji validitas
Item Nilai Signifikansi Keterangan
X1 0.024 Valid
X2 0.000 Valid
X3 0.000 Valid
X4 0.121 Tidak Valid
X5 0.001 Valid
X6 0.007 Valid
X7 0.000 Valid
X8 0.001 Valid
X9 0.007 Valid
X10 0.003 Valid
Semua Item (X1, X2, X3, X5, X6, X7, X8, X9, X10), item-item ini memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas
kontrol. Namun pada item X4 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga item
dinyatakan tidak valid.
● Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.775 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang baik. Dengan nilai di atas 0.8, instrumen ini dapat dianggap reliabel
dan dapat diandalkan untuk mengukur minat kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji validitas, item X1 hingga X3 dan X5 hingga X10 pada instrumen
ini dinyatakan valid dalam mengukur minat kelas kontrol, kecuali item X4 tidak valid. Dalam
konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik, menunjukkan
konsistensi yang tinggi dalam pengukuran minat kelas kontrol.
Dengan hasil validitas dan reliabilitas yang baik, instrumen ini dapat digunakan secara
efektif dan dapat diandalkan dalam mengukur minat kelas kontrol. Hasil penelitian ini
memberikan keyakinan bahwa data yang diperoleh melalui instrumen ini akurat, konsisten,
dan dapat dipercaya dalam menggambarkan minat kelas kontrol.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pretest_Minat_eksperi .142 25 .200 .927 25 .074
men
Posttest_Minat_Eksperi .113 25 .200* .978 25 .838
men
Pretest_Minat_Kontrol .132 25 .200* .983 25 .935
Posttest_Minat_Kontrol .102 25 .200* .949 25 .241
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Output pada tabel test of normality menjelaskan distribusi data dikatakan normal atau
tidak. Hal tersebut bisa dilihat dari pedoman pengambilan keputusan
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas <0,05 maka distribusi data tidak normal
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi data normal
Nilai pre tes minat di kelas eksperimen Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,074 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai post test minat di kelas eksperimen Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,838 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai pre tes minat di kelas kontrol Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-
Wilk 0,935 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai post test minat di kelas kontrol Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,241 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Berdasarkan tampilan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig pada Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pre test dan post test Minat adalah > 0,05. Distribusi data pada eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal.
Berikut grafik Q-Q plot uji normalitas minat membaca Al-Qur’an siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 4.14 Grafik Uji Normalitas Minat
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.18 Hasil uji homogenitas
● Jika nilai Sig Based on Mean > 0,05, maka variansi data homogen
● Jika nilai Sig Based on Mean < 0,05, maka variansi data tidak homogen
Dari output Sig Based on Mean adalah 0,219 nilai tersebut lebih dari 0,05 (> 0,05). Hal
ini berarti bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang sama (homogen).
4. Independent Sample t-Test
a. Observasi awal (pretest) minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
1. Analisis Statistik
Tabel 4.21 Hasil analisis deskriptif
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Posttest_Kemampuan_ 25 27.00 45.00 38.0800 5.09019
Eksperimen
Posttest_Kemampuan_ 25 23.00 39.00 31.3200 4.26927
Kontrol
Valid N (listwise) 25
Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test kemampuan pada kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
a. Pre Test
● Skewness: 15.190
● Kurtosis: -1.129
b. Post Test
● Skewness: 25.910
● Kurtosis: -0.301
Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test kemampuan pada kelas
kontrol adalah sebagai berikut :
a. Pre Test
● Skewness: 0.278
● Kurtosis: -1.192
b. Post Test
● Skewness: -0.383
● Kurtosis: -0.384
● Uji Validitas:
Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen dapat mengukur variabel yang
dimaksud. Dalam penelitian ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam
instrumen dengan total skor.
Tabel 4.22 Hasil uji validitas
X2 0,011 Valid
X4 0,004 Valid
X5 0,000 Valid
X6 0,003 Valid
X7 0,025 Valid
X8 0,037 Valid
X9 0,004 Valid
Item yang Valid; X2, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10: Item-item ini memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur
kemampuan kelas eksperimen.
Item yang Tidak Valid; X1, X3: Item-item ini memiliki nilai signifikansi lebih dari
0.05, menunjukkan ketidakvalidan dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen.
● Uji Reliabilitas:
Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.661 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang cukup baik. Meskipun tidak mencapai tingkat sangat baik (di atas
0.8), instrumen ini masih dapat dianggap cukup reliabel untuk mengukur kemampuan kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil uji validitas, beberapa item (X2, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10) pada
instrumen ini dinyatakan valid dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen. Namun,
beberapa item lain (X1, X3) terbukti tidak valid.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang cukup baik
(0.661). Meskipun tidak optimal, nilai ini menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat
diandalkan dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen, meskipun perlu dilakukan
perbaikan pada item-item yang tidak valid untuk meningkatkan validitasnya.
● Uji Validitas
● Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.832 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat baik. Tingkat reliabilitas ini memenuhi standar reliabilitas
baik (antara 0.8 - 1.0), menunjukkan bahwa instrumen ini dapat diandalkan dan konsisten
dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, semua item pada instrumen posttest kemampuan
kelas eksperimen dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa instrumen ini memang mengukur
variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas eksperimen dengan akurat.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat baik
(0.832), yang berarti hasil yang diperoleh dari instrumen ini dapat diandalkan dan konsisten.
Oleh karena itu, instrumen ini dapat dianggap baik dan layak digunakan dalam penelitian atau
evaluasi kemampuan kelas eksperimen pada masa depan.
3) Analisis hasil pretest kemampuan membaca Al-Qur’an kelas kontrol adalah sebagai
berikut :
● Uji Validitas:
Item yang Valid; Item X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10 memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh item valid dalam
mengukur kemampuan kelas kontrol.
● Uji Reliabilitas:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.671 10
Nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.671 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang diterima. Meskipun berada di bawah standar reliabilitas baik (antara
0.6 - 0.79), instrumen ini masih dapat dianggap cukup konsisten dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, sembilan dari sepuluh item pada instrumen
pretest kemampuan kelas kontrol dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa sembilan item
tersebut memang mengukur variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas kontrol
dengan akurat.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang diterima
(0.671), meskipun tidak mencapai standar reliabilitas baik. Oleh karena itu, instrumen ini
masih dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kelas kontrol, tetapi perlu diingat bahwa
ada kemungkinan variasi dalam hasil yang diukur.
4) Analisis hasil posttest kemampuan membaca Al-Qur’an kelas kontrol adalah sebagai
berikut :
● Uji Validitas:
Validitas instrumen menilai sejauh mana instrumen tersebut benar-benar mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan melihat korelasi antara
setiap item dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.28 Hasil uji validitas
Item yang Valid; Item X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X9 dan X10 memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh item valid dalam
mengukur kemampuan kelas kontrol.
Validitas sembilan item ini menunjukkan bahwa instrumen ini efektif dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol pada variabel yang ditentukan.
Item yang Tidak Valid; Item X9 memiliki nilai signifikansi 0.073, yang lebih besar dari
0.05. Ini menunjukkan bahwa item ini tidak valid dalam mengukur kemampuan kelas kontrol
pada sampel ini.
● Uji Reliabilitas:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.824 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat baik (reliabilitas baik). Ini menandakan bahwa instrumen ini
konsisten dalam mengukur kemampuan kelas kontrol dan memberikan hasil yang dapat
diandalkan.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, delapan dari sepuluh item pada instrumen
posttest kemampuan kelas kontrol dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa delapan item
tersebut memang mengukur variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas kontrol
dengan akurat.Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang
sangat baik (0.824), menunjukkan bahwa instrumen ini konsisten dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol pada sampel yang sama. Dengan demikian, hasil dari instrumen ini
dapat diandalkan dan dipercaya.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest_Kemampuan_e .157 25 .112 .933 25 .101
ksperimen
Posttest_Kemampuan_ .118 25 .200* .940 25 .150
Eksperimen
Pretest_Kemampuan_K .142 25 .200* .939 25 .140
ontrol
Posttest_Kemampuan_ .110 25 .200* .963 25 .467
Kontrol
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Output pada tabel test of normality menjelaskan distribusi data dikatakan normal atau
tidak. Hal tersebut bisa dilihat dari pedoman pengambilan keputusan
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas <0,05 maka distribusi data tidak normal
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi data normal
Pada tabel di atas terlihat bahwa pre test kemampuan di kelas eksperimen Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,112 dan Shapiro-Wilk 0,101 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa post test kemampuan di kelas eksperimen Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,150 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa pre test kemampuan di kelas kontrol Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,140 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa post test kemampuan di kelas kontrol Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,467 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Berdasarkan tampilan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig pada Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pre test dan post test Kemampuan adalah > 0,05. Distribusi data pada
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.
Berikut grafik Q-Q plot uji normalitas kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b. Uji Homogenitas
● Jika nilai Sig Based on Mean < 0,05, maka variansi data tidak homogen
Dari output Sig Based on Mean adalah 0,107 nilai tersebut lebih dari 0,05 (> 0,05). Hal
ini berarti bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang sama (homogen).
b. Observasi akhir (posttest) kemampuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
D. Pembahasan
Pada pengamatan minat sebelum dan sesudah penerapan metode maqomah didapatkan
nilai sig > 0,05 (0,908 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
minat sebelum dan sesudah diterapkannya metode maqomah.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam minat belajar Al-Qur'an sebelum dan
sesudah penerapan metode maqomah. Faktor-faktor dari tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam minat belajar Al-Qur'an sebelum dan sesudah penerapan metode maqomah bisa
melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhi respons siswa terhadap pembelajaran
tersebut. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin dapat menjelaskan hasil tersebut :
Jika siswa sudah memiliki skema atau pengetahuan awal yang kuat tentang materi Al-
Qur'an, mereka lebih mudah mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
Familiaritas dengan materi menciptakan dasar yang solid untuk pembelajaran yang lebih
efektif (Anderson, 2004).
Siswa mungkin sudah memiliki minat yang tinggi terhadap Al-Qur'an sebelum
penerapan metode maqomah karena materi Al-Qur'an adalah bagian penting dari kehidupan
mereka. Oleh karena itu, perubahan metode pembelajaran tidak signifikan dalam
meningkatkan minat belajar.
2) Kualitas Pengajaran
Metode pengajaran yang memotivasi, menggugah minat, dan melibatkan siswa secara
aktif (Hattie & Timperley, 2007). Kualitas pengajaran dari guru atau instruktur mungkin tidak
mengalami perubahan signifikan setelah penerapan metode maqomah. Jika pengajaran yang
ada sebelumnya sudah efektif, perubahan metode mungkin tidak memberikan dampak
signifikan pada minat belajar siswa.
kecerdasan tidak hanya dapat diukur melalui tes IQ, melainkan melalui berbagai jenis
kecerdasan seperti kecerdasan verbal, kinestetik, visual, dll. Faktor-faktor internal ini
memainkan peran penting dalam cara siswa belajar dan memahami informasi (Gardner,
2005).
Ada faktor-faktor internal yang mungkin tidak terukur dalam penelitian, seperti
kepercayaan diri, kepuasan diri, atau perasaan aman. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
minat belajar siswa secara signifikan.
Durasi penerapan metode maqomah mungkin tidak cukup lama untuk menghasilkan
perubahan signifikan dalam minat belajar siswa. Dalam beberapa kasus, perubahan dalam
minat belajar memerlukan waktu yang lebih semakin sering suatu respons atau keterampilan
dilatih, semakin kuat hubungan antara stimulus dan respons panjang (Thorndike, 2008).
8) Variasi dalam Kegiatan Pembelajaran
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka memiliki dampak positif
pada prestasi akademik dan motivasi siswa. Orang tua yang aktif terlibat dalam pembelajaran
anak-anak dapat meningkatkan dukungan sosial dan emosional siswa (Epstein, 2001).
Peran orang tua dalam mendukung minat belajar siswa terhadap Al-Qur'an juga bisa
mempengaruhi hasil. Jika orang tua terlibat aktif, minat belajar siswa mungkin tidak
terpengaruh oleh perubahan metode pembelajaran.
Belajar terjadi melalui interaksi antara faktor-faktor psikologis individu, perilaku yang
diamati, dan lingkungan. Persepsi diri, motivasi diri, dan keyakinan individu memainkan
peran penting dalam pembelajaran (Bandura, 2006).
Aspek-aspek psikologis, seperti motivasi, kepercayaan diri, dan minat sebelumnya
terhadap mata pelajaran tertentu, juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa terhadap Al-
Qur'an.
2) Kelas Kontrol
Tabel 4.35 Paired Samples Test Minat Kelas Kontrol
Siswa memiliki gaya pembelajaran yang berbeda-beda, seperti gaya kinestetik, auditori,
dan visual. Ketidakcocokan antara metode pengajaran dan gaya belajar siswa dapat
mengakibatkan kesulitan dalam memahami materi (Dunn, Beaudry, & Klavas, 2007).
Metode konvensional mungkin tidak cocok dengan gaya belajar atau preferensi siswa.
Siswa yang lebih responsif terhadap metode pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis
teknologi dapat kehilangan minat ketika terpapar pada metode konvensional yang lebih pasif.
2) Kualitas Pengajaran yang Menurun
Kualitas pengajaran dapat menurun jika guru kehilangan pemahaman terhadap materi
(Content Knowledge), keterampilan mengajar (Pedagogical Knowledge), dan integrasi
teknologi dalam pembelajaran (Technological Knowledge) (Mishra & Koehler, 2006).
Penerapan metode konvensional dapat mengakibatkan penurunan kualitas pengajaran
jika guru kurang inovatif atau terlibat. Ini dapat menyebabkan siswa kehilangan minat karena
materi diajarkan dengan cara yang monoton atau kurang menarik.
3) Ketidakpuasan Siswa
Jika siswa merasa tidak puas dengan pengajaran atau menganggap bahwa materi tidak
relevan bagi mereka, ini dapat menyebabkan penurunan minat belajar. Ketidakpuasan siswa
dapat berasal dari pemahaman yang kurang baik atau dari kebutuhan pribadi yang tidak
terpenuhi. kepuasan pelanggan, dalam hal ini siswa, dipengaruhi oleh harapan mereka
terhadap layanan (pengajaran) dan pengalaman sebenarnya dengan layanan tersebut (Oliver,
2009).
Keterlibatan orang tua dalam mendukung minat belajar sangat penting. Jika orang tua
kurang terlibat dalam mendukung pembelajaran Al-Qur'an, siswa mungkin kehilangan
motivasi dan minat.
Kurikulum yang kurang menarik atau tidak relevan dengan kebutuhan siswa dapat
menyebabkan penurunan minat. Jika kurikulum tidak diperbarui atau tidak disesuaikan
dengan perkembangan zaman, siswa mungkin tidak tertarik untuk belajar. Kurangnya
keterlibatan orang tua dapat menghambat prestasi dan motivasi belajar siswa (Epstein, 2011).
7) Kurangnya Inovasi dalam Metode Konvensional
Dukungan sosial dari teman sebaya dan lingkungan belajar yang positif dapat
mempengaruhi minat siswa. Kurangnya dukungan sosial dapat mengakibatkan penurunan
minat. Kurangnya dukungan sosial dapat mengakibatkan stres dan penurunan motivasi
(Cohen & Wills, 2003).
2) Penggunaan Teknologi
Pemahaman yang mendalam melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi konsep, bukan
hanya pengetahuan faktual (Webb, 2002). Fokus pada pemahaman mendalam terhadap ayat-
ayat Al-Qur'an dalam metode maqomah membantu siswa untuk memahami makna dan
konteks setiap ayat dengan lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran Al-Qur'an.
Dukungan guru yang efektif mencakup pemberian umpan balik positif, bimbingan, dan
penghargaan terhadap prestasi siswa (Wentzel & Wigfield, 2007). Peran guru dalam
menerapkan metode maqomah sangat penting. Guru yang mampu menginspirasi, memotivasi,
dan memberikan bimbingan yang efektif kepada siswa dapat sangat meningkatkan
kemampuan belajar Al-Qur'an mereka.
8) Peningkatan Keterlibatan Siswa
keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah hasil dari interaksi antara faktor internal
(motivasi, minat) dan eksternal (pembelajaran yang relevan, lingkungan yang mendukung)
(Fredricks, Blumenfeld, & Paris, 2004). Metode maqomah mungkin meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran Al-Qur'an. Keterlibatan yang tinggi dapat merangsang
minat siswa untuk lebih mendalami dan menguasai materi pelajaran.
Umpan balik yang konstruktif dari guru dapat membantu siswa memahami kesalahan-
kesalahan mereka dan memperbaiki pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an. Ini
memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan mereka dan terus meningkatkan
kemampuan mereka. Umpan balik yang konstruktif memberikan informasi yang spesifik dan
relevan untuk memperbaiki pemahaman siswa (Black & Wiliam, 2003).
Motivasi yang paling kuat berasal dari kebutuhan dan hasrat internal individu. Motivasi
intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari kepuasan intrinsik dalam melakukan aktivitas,
dikaitkan dengan pencapaian yang lebih tinggi dan keberlanjutan motivasi (Deci & Ryan,
2002).
Metode maqomah mungkin merangsang motivasi internal siswa untuk belajar Al-
Qur'an. Keinginan untuk memahami Al-Qur'an dengan lebih baik dan mendekatkan diri
kepada nilai-nilai agama dapat menjadi faktor motivasi internal yang kuat.
2) Kelas Kontrol
Tabel 4.37 Paired Samples Test Kemampuan Kelas Kontrol
3) Kualitas Pengajaran
4) Motivasi Siswa
Tingkat motivasi siswa dalam belajar Al-Qur'an mungkin tetap stabil sebelum dan
sesudah penerapan metode konvensional. Jika motivasi siswa untuk belajar tidak berubah,
hasil pembelajaran mungkin tidak mengalami perubahan yang signifikan. Motivasi ini
mendorong partisipasi aktif dan pembelajaran yang berarti (Deci & Ryan, 2003).
Pengetahuan siswa seringkali terkait dengan latar belakang sosial, budaya, dan
pengalaman mereka. Pengajaran yang mempertimbangkan konteks ini dapat memfasilitasi
pemahaman yang lebih baik (Nieto, 2002).
Faktor-faktor sosial dan budaya di lingkungan sekolah dan rumah mungkin tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Konteks sosial dan budaya dapat mempengaruhi cara
siswa merespons metode pembelajaran, dan jika faktor-faktor ini tetap konsisten, hasilnya
mungkin juga tetap konsisten.
6) Keterbatasan Waktu
Konteks pembelajaran, jika waktu terbatas, siswa mungkin fokus pada tugas-tugas inti
dan belajar lebih efisien (Parkinson, 2002). Waktu yang terbatas untuk menerapkan metode
konvensional mungkin tidak memungkinkan pengajaran yang lebih mendalam atau berbeda
secara signifikan. Jika ada keterbatasan waktu, guru mungkin tidak memiliki kesempatan
untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran yang lebih mendalam.
E. Penawaran Gagasan
Penawaran gagasan yang diajukan oleh peneliti yakni :