Anda di halaman 1dari 74

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif SMP Darul Hikam Dago Kota Bandung

1. Sejarah Singkat SMP Darul Hikam Dago Kota Bandung


Yayasan Darul Hikam didirikan oleh K.H.E. Hasbullah Hafidzi pada tahun 1942,
segera setelah beliau menyelesaikan pendidikannya di pesantren Al-Ianah Cianjur. Dimulai
dengan mendirikan Madrasah Islam di kampung Cisitu Girang di kota Bandung. Sekolah ini
ditutup karena orang-orang harus mengungsi dari Bandung selama revolusi fisik. Setelah
pengungsian kembali pada tahun 1949, madrasah dibuka kembali dan dinaikkan statusnya
menjadi Sekolah Dasar Islam. Namanya sekarang adalah Sekolah Rakyat Muslimin.
Pada tahun 1951, sekolah telah memiliki bangunan milik sendiri di atas lahan yang
diberikan oleh Ustadz Abdussalam. Yayasan ini terus berkembang, dan pada tahun 1953,
sekolah tingkat SMP dibuka dengan waktu belajar siang hari. SMP itu cepat menjadi SMP
Muslimin dan dipindahkan ke Jl. Puyuh No.5.
Yayasan Darul Hikam mengalami banyak kesulitan dan tantangan selama
berkembangnya. Pada tahun 1963, bangunan SD Islam di Cisitu Girang (kini Jalan Cisitu
Indah) ambruk karena angin kencang. siswa dipindahkan ke sekolah-sekolah di sekitarnya.
Pada tahun 1963, Taman Kanak-kanak Islam dibuka di rumah Hj. Dedeh Ruyati
Hasbullah di Jalan Ir. H. Juanda 212 Bandung setelah bangunan SD Islam di Cisitu Girang
hancur. Sekolah ini bertahan sampai pemberontakan G.30.S/PKI gagal. Atas izin Allah SWT,
setelah pemberontakan G.30.S/PKI gagal, K.H.E. Hasbullah Hafidzi akhirnya berhasil
membangun Masjid Darul Hikam yang berukuran 12m X 8m di Jalan Ir.H.Juanda 285,Kota
Bandung. (https://sddh.sch.id/sejarah-singkat-darul-hikam/ diakses pada 3/3/2023).
Setelah pembangunan masjid dianggap selesai, pendidikan formal secara bertahap
dimulai, berfokus pada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, seperti :

⮚ The Children's Garden (TK) tahun 1966

⮚ Dasar (SD) Tahun 1968

⮚ SMP tahun 1972

⮚ Sekolah Guru (SPG) 1974


⮚ Tahun 1981, Sekolah Menengah Atas (SMA)

⮚ Sekolah Menengah Ekonomi Atas, yang sekarang dikenal sebagai Sekolah

Menengah Kejuruan, tahun 1987

⮚ Taman Kanak-kanak II (TK II) di Rancaekek pada tahun 1991

⮚ Diploma Ketiga dari Lembaga Ilmu Pengembangan Profesi Indonesia (LIPPI) pada

tahun 1996-1998

⮚ Bimbel Muslim Averous (Th. 1991-1997) bekerja sama dengan Yayasan Ibnu

Rusydi. Tahun 2006, Sekolah Dasar II Rancaekek

⮚ Melakukan kerja sama dengan yayasan Al Ihsan pada tahun 1998, dan membentuk

Perguruan Darul Hikam wal Ihsan.

Gambar 4.1 SMP Darul Hikam


Lokasi SMP Darul Hikam berada di Jl. Ir. H. Djuanda no. 285, Dago, Bandung. SMP
Darul Hikam berdiri sejak 1982 dan menggunakan konsep konsep Islam sebagai dasar
pembelajaran. SMP Darul Hikam menggunakan konsep Taqwa Character Building (TCB),
yang terdiri dari tujuh nilai: Ikhlas, Sabar, Amanah, Disiplin, Peduli, Cerdas, dan Ihsan.
Dalam 10 Budaya Berakhlak Berprestasi, 7 nilai TCB diterapkan. Mereka adalah
sebagai berikut :

1. Rajin beribadah dan terbiasa sholat berjamaah;


2. Disiplin dan belajar dan bekerja dengan keras;
3. Lingkungan hijau dan bebas asap rokok;
4. Pergaulan Islami, terutama antara pria dan wanita;
5. Bertutur kata dan bersikap dengan santun;
6. Kompak dan peduli dengan sesama kawan;
7. Jujur dan bertanggung jawab atas tugas;
8. Mandiri dan pelopor kebajikan;
9. Tradisi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
10.Tradisi meraih prestasi dan menjadi juara

2. Visi dan Misi


VISI: Menjadi sekolah Islam terbaik di Indonesia yang menghasilkan kader muslim
yang berprestasi, berakhlak, mahir dalam IT, menguasai Al-Qur'an, dan berwawasan
lingkungan untuk bersaing di tingkat global.

MISI:

● Pendidikan Islam : menerapkan nilai-nilai Taqwa Character Building (TCB)

dalam pendidikan Islam untuk menghasilkan siswa yang berakhlakul karimah.

● Pengembangan Diri : Program kurikulum dan kesiswaan membantu pencapaian

prestasi di tingkat nasional dengan mendorong

● Pengembangan diri siswa : Profesi Sumber Daya Manusia mengoptimalkan

profesionalisme guru dan tenaga kependidikan untuk mendukung kualitas


pendidikan.

● Pemberdayaan Stakeholder: Memberikan dukungan kepada stakeholder sekolah

untuk mendukung proses pendidikan.

● Berwawasan Lingkungan: Mempromosikan Budaya Berakhlak Berprestasi

melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan.

Prioritas SMP Darul Hikam


1) Pengembangan Akhlak Tercapai: Profil siswa yang sopan, peduli, disiplin, dan
pemimpin
2) Pengembangan Al-Qur’an: Tercapainya siswa yang memiliki kemampuan
Tahsin dan Tahfidz minimal 3 juz. 3. Budaya Belajar Tuntas: 100% capaian
semua mata pelajaran, ketercapaian nilai AN/AKM sekolah "baik", dan siswa
100% lulus ujian sekolah.
(https://smpdarulhikam.sch.id/diakses pada 3/3/2023)

3. Identitas Sekolah SMP Darul Hikam Dago Kota Bandung

Tabel 4.1 Identitas sekolah

Nama SMP DARUL HIKAM

NPSN 20219198

Alamat Jl. Ir. H. Juanda 285 A Bandung

Kode Pos 40135

Desa / Kelurahan Dago

Kecamatan / Kota (LN) Kec. Coblong

Kab. / Kota / Negara (LN) Kota Bandung

Provinsi / Luar Negeri Jawa Barat

Nomor Telepon (022) 2501375

Alamat Email smp@darulhikam.com

Website http://smpdarulhikam.sch.id

No./Tgl.Ijin Operasional 109/102/KEP E82/ 28 Juni 1982

Nama Kepala Sekolah Yudianto, S.S

Status Akreditasi A

Tanggal Akreditasi 17 September 2019

Status Sekolah Swasta

Tahun Renovasi 1996

Luas Lahan Sekolah 1176 m2


4. Struktur Organisasi SMP Darul Hikam
Kepala Sekolah : Yudianto, S.S

Wakasek Kurikulum : Endah Gustianti H., S.Pd

Wakasek Kesiswaan : Fikri Fathurrahman, S.Pd

Bendahara : Hj. Teti Sukaeti, S.Pd

Bimbingan Konseling : Dra. Hj. Linda Nurlinda, M.Psi

Koord. Tata Usaha : Moch. Andi, S.Sos

Koord. Markom : Risna Puspitasari, S.Pd, Gr

Sarana Al-Qur’an : Agus Kusnadi, S.Pd.I

Staf Kurikulum : Dewi Ratih P., S.Pd

Staf Kesiswaan : Mely Witri A., S.Pd


Sumber: Andi Rahman ( Tata Usaha
SMP Darul Hikam), Bandung Senin
jam 08.00, 7 April 2023.

5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Darul Hikam

Tabel 4.2 Data pendidik dan tenaga kependidikan

L/ TEMPAT/ PEND.
NO NAMA TMT JURUSAN
P TGL. LAHIR TERAKHIR

Bandung, 18 19 Juli Pendidikan


1 Yudianto, S.S. L S-1, UPI, 2003
Januari 1980 2004 Bahasa Inggris
H. Danis Bandung, 9 S-1 Al Ushuluddin (S1),
16 Juli
2 Wijaksana, Lc. L September Azhar,2003, S-2 Komunikasi
2007
M.SI 1978 UNISBA, 2010 Dakwah (S2)
Fikri
Bandung, 19 01 Juli Bimbingan dan
3 Fathurrahman, L S-1, UPI, 2017
Januari 1994 2019 Konseling
S.Pd.
4 Endah Gustianti P Padaherang, 27 02 S-1, UPI, 2016 Pendidikan
Agustus
Hamzah, S.Pd. Agustus 1994 Matematika
2016

Dra. Hj. Linda Garut, 3 18 Juli S-2, Unisba,


5 P Psikologi
Nurlinda, M.Psi. Desember 1965 1995 2012

Dewi Ratih Kuningan, 04 01 Juli Pendidikan


6 P S-1, UPI, 2015
Purnamasari, S.Pd. Agustus 1993 2015 Ekonomi
30
Agus Kusnadi, S. Bandung, 15 Pendidikan
7 L Novembe S-1, UIN, 2008
Pd.I. Juni 1979 Bahasa Arab
r 2010
Pupu Faridah, Bandung, 20 21 Juli Pend. Agama
8 P S1, IAIN, 1998
M.Pd. Oktober 1976 2003 Islam
Garut, 3
Andri Setiawan, 04 April Pendidikan
9 L November S-2, UPI, 2008
M.Pd. 2013 Matematika
1980
S-1, STKIP Pendidikan
Nita Herniawati, Bandung, 21 16 Juli
10 P SiliWangi Bahasa dan Sastra
S.Pd. Desember 1969 2002
Asuhngi, 1999 Indonesia
H. Risyan
Bandung, 27 13 Juli S-1, Al Azhar ,
11 Moehamad Taufik, L Syariah Islamiyah
Oktober 1984 2009 2008
Lc.
R. Sri Popi Pendidikan
Bandung, 21 01 Juli S-1, UPI Bdg,
12 Pusparidawati, P Bahasa dan Sastra
Februari 1976 2000 1999
S.Pd. Indonesia
Pendidikan
Dra. Hj. Wiwi Tasikmalaya, 4 01 Juli
13 P S-1, Unpas, 1992 Bahasa dan Sastra
Widianti Maret 1968 1992
Indonesia
Ari Widiastuti, Bandung, 12 16 Juli S-1, UPI Pendidikan
14 P
S.Pd. Januari 1983 2007 Bandung, 1983 Biologi
Risna Puspitasari, Tasikmalaya, 15 Juli Pendidikan
15 P S-1, UPI, 2010
S.Pd., Gr. 26 Juli 1988 2014 Matematika
Idah Nursayyidah, Garut, 2 Juli 17 Juli S-1, Unisba,
16 P PAI
S.Ag. 1972 2001 1996
01
Bandung, 23 Pend. Ilmu
17 Aditia Rana, S.Pd. L Januari S-1, UPI, 2014
Maret 1992 Komputer
2016
17
Usman Sidik, Bandung, 26 S-2, UNINUS,
18 L Januari PAI
M.Pd. Mei 1985 2018
2014
08
Devi Yunitasari, Ciamis, 2 Juni Pend. Bahasa
19 P Agustus S-1, UPI, 2016
S.Pd. 1994 Inggris
2016
Sayyidah Bandung, 6 01 Maret
20 P S-1, UPI, 2015 Pendidikan Fisika
Fathimah, S.Pd. April 1992 2017
Nurtri Hasnawati, Kuningan, 28 28 Juli S-1, UNPAS, Pendidikan
21 P
S.Pd. Februari 1991 2017 2015 Matematika
Silviana Ayu Majalengka, 12 28 Juli Pendidikan
22 P S-1, UPI, 2018
Lorenzia, S.Pd. Maret 1996 2017 Matematika
Amalia Mega
Garut, 28 Mei 19 Juli Pendidikan
23 Indah Pratiwi, P S-1, UPI, 2017
1995 2018 Olahraga
S.Pd.
Pendidikan
Rio Ikas Pambudi, Sukabumi, 1 01 Juli Jasmani
24 L S-1, UPI, 2017
S.Pd. Oktober 1994 2019 Kesehatan dan
Rekreasi
Mely Witri Ciamis, 22 01 Juli Pendidikan
25 P S-1, UPI, 2019
Amelia, S.Pd. Januari 1994 2019 Bahasa Inggris
Hj. Teti Sukaeti, Bandung, 16 17 Juli
26 P S-1, UNJ Pendidikan IPS
S.Pd. Januari 1973 1998
Bandung, 4
Zulfikar Refadita, 18 Juli
27 L September S-1, UPI Pendidikan Fisika
S.Pd. 2011
1986
Psikologi
Poedji Laswati , Purwokerto, 22 21 Juli
28 P S-1, 1999 Pendidikan &
S.Pd. Juni 1967 2003
Bimbingan
Nurfie Azhary Bandung, 17 13 Juli Pendidikan
29 P S-1, UPI, 2008
Mumtahany, S.Pd. Oktober 1985 2009 Sejarah
Agus Rahmat, Bandung, 26 15 Juli S-1, STAI IKIP Pendidikan
30 L
S.Pd.I Agustus 1985 2014 Siliwangi, 2010 Agama Islam
Bandung, 31 08 Juli S-1, UPI Pendidikan
31 Tedi Setiadi, S.Pd. L
Oktober 1979 2008 Bandung, 2004 Bahasa dan Seni
Haris Abdul Jakarta, 7 18 Juli
32 L S-2, UIN, 2016 PAI
Hakim, M.Pd.I Agustus 1989 2016
Sri Intan Mustika, 17 Juli
33 P
S.Sos 2022
Diah Citra Raesi, Brebes, 16 17 Juli
34 P S-2, UPI, 2022 PKn
S.Pd. April 1998 2022
17 Juli
35 Ryan Alfian, S.T L
2022
Aisya Khairunnisa 17 Juli
36 P
Ramadhani, S.Pd 2022
Tasikmalaya,
Giskha Oktaviani 17 Juli
37 P 17 Oktober S-1, UPI Konseling
Khairun Nisa, S.Pd 2022
2000
Agung
17 Juli
38 Muhammad L
2022
Akbar, S.Pd
Padang, 24 Mei 17 Juli
39 Laila Rahmi, M.Pd P S-2, UPI, 2019 Matematika
1993 2023
Bandung, 21
Indri Budianti 17 Juli S-1, Unpad,
40 P September Humaniora
Nurul Husna 2023 2015
1992
Dinda Hani'ah Bandung, 1 17 Juli S-1, Unpad,
41 P Biologi
Arum Saputra Oktober 1995 2023 2017
Raihan Rizky Bandung, 20 17 Juli
42 L S-1, UPI, 2023 Seni Musik
Irawan Oktober 2001 2023

6. Data Peserta Didik SMP Darul Hikam


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, pengumpulan dokumen, dan
wawancara, di dapat data siswa tahun ajaran 2023/2024 sebanyak 406 siswa dengan jumlah
laki-laki 224 siswa dan jumlah siswa Perempuan sebanyak 182 siswa. Kelas VII berjumlah
159 siswa dengan siswa laki-laki sebanyak 78 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak
81 siswa. Kelas VIII berjumlah 116 siswa dengan siswa laki-laki sebanyak 69 siswa dan
siswa perempuan sebanyak 47 siswa. Kelas IX berjumlah 131 siswa dengan siswa laki-laki
sebanyak 77 siswa dan siswa perempuan sebanyak 54 siswa. Seluruh siswa terbagi menjadi
18 kelas dengan jumlah kelas VII sebanyak 7 rombel, kelas VIII sebanyak 5 rombel dan kelas
IX sebanyak 6 rombel. Jumlah siswa setiap kelas tidak lebih dari 25 siswa hal ini merupakan
salah satu upaya agar terciptanya kondisi belajar yang efektif dan efisien. Andi Rahman
( Tata Usaha SMP Darul Hikam), Bandung Senin jam 08.00, 7 April 2023.

Tabel 4.3 Data peserta didik

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Rombel
Laki-Laki Perempuan

1. VII 78 81 159 7

2. VIII 69 47 116 5

3. IX 77 54 131 6

Jumlah 406 18 Kelas

7. Data Sarana dan Prasarana SMP Darul Hikam


Sarana yang tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar yang disampaikan oleh guru untuk keberhasilan
pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar secara aktif, kreatif, nyaman serta menyenangkan
untuk belajar dan berinteraksi secara efektif dengan guru, teman, dan komunitasnya.

Hasil observasi dari sarana dan prasarana di SMP Darul Hikam Bandung meliputi
perpustakaan, ruang OSIS, ruang bimbingan, aula, ruang belajar/kelas, kantor kepala sekolah,
kantor guru, ruangan tamu, ruang tata usaha. Ruang Konseling (BK), ruang seni,
laboratorium IPA, laboratorium komputer, wastafel cuci tangan, ruang ibadah, lapangan
upacara, lapangan olahraga, kamar mandi guru dan siswa, ruang pramuka, ruang koperasi,
kantin, pos satpam, unit kesehatan siswa (UKS), bus sekolah, dan halaman parkir, yang
semua dalam kondisi baik dan nyaman.

B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Hikam Bandung di mulai dari tanggal 3 April
2023 hingga 7 Juli 2023. Sampel yang dijadikan penelitian yaitu kelas VII 2 dan VII 3 yang
terdiri dari 50 siswa. Kelas VII 2 dijadikan sebagai kelas kontrol yang diterapkan metode
pembelajaran konvensional kelas ini terdiri dari 26 siswa. kelas VII 3 dijadikan kelas
eksperimen dimana kelas ini diterapkan metode pembelajaran maqomah dengan jumlah siswa
24 siswa.

Sebelum peneliti melaksanakan serangkaian penelitian terhadap 2 kelas yang dijadikan


sampel yakni kelas kontrol dan eksperimen yang diberi perlakuan berbeda, peneliti
memberikan pre test terlebih dahulu kepada seluruh siswa yang ada pada kelas kontrol dan
eksperimen dengan angket dan pengujian lisan yang sama. Pretest ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan minat belajar siswa terhadap Al-
Qur’an dan mengetahui kesamaan varian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Setelah kedua kelas tersebut dilakukan pretest kemudian peneliti melanjutkan proses
penelitian dengan menerapkan metode MAQOMAH pada kelas eksperimen yang dilakukan
oleh peneliti secara langsung sebanyak 9 kali pertemuan setiap pertemuan berdurasi 2 jam
pelajaran atau 90 menit dan perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol setelah
melakukan pretest yaitu dengan melaksanakan pembelajaran seperti biasanya menggunakan
metode konvensional oleh guru yang bersangkutan. Setelah kedua kelas tersebut
melaksanakan proses pembelajaran dengan rentan waktu yang sama, peneliti melanjutkan
tahap terakhir dalam penelitian ini yakni pelaksanaan posttest terhadap kedua kelas tersebut
untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan dan minat sebelum dan sesudah
dilaksanakannya pembelajaran dan mengetahui perbedaan kemampuan dan minat dari kelas
yang diberi perlakuan metode maqomah (kelas eksperimen) dan kelas yang diberi perlakuan
metode konvensional (kelas kontrol) untuk mengetahui seberapa efektif atau tidak metode
yang menjadi objek penelitian ini.

Kunjungan pertama ke SMP Darul Hikam pada tanggal 3 April 2023 untuk menemui
kepala sekolah dengan tujuan mengajukan permohonan izin penelitian yang akan
dilaksanakan 4 bulan kedepan di SMP Darul hikam dengan melampirkan surat izin penelitian
resmi dari pihak Universitas Islam Negeri Bandung. Setelah mendapatkan izin untuk
melakukan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang akan
digunakan dalam proses penerapan metode pembelajaran di kelas eksperimen. Sebagai
pegangan pengorganisasian pembelajaran satu kompetensi dasar yang dijelaskan dalam
silabus dan ditetapkan dalam standar isi, sebagai pengajar atau guru memang harus
mempersiapkan RPP ini sebelum mengajar, yang mengacu pada standar, silabus, dan
indikator. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian observasi yang disesuaikan dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan untuk menentukan peningkatan kemampuan
siswa dalam membaca Al-Qur’an dan membuat angket berupa pertanyaan untuk mengetahui
seberapa besar minat siswa dalam mempelajari Al-Qur’an.

Setelah tahapan persiapan dilakukan, langkah selanjut nya yaitu pertemuan dengan
kelas eksperimen yaitu kelas VII 3 yang berjumlah 24 siswa untuk melakukan observasi
awal, perkenalan, memaparkan tujuan penelitian dan menyebarkan angket untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan dan minat siswa dalam mempelajari Al-Qur’an. Selama observasi,
peneliti menyediakan dan mengisi lembar observasi dengan bantuan observer untuk
mengamati proses pembelajaran sesuai dengan treatment yang diberikan. Lembar observasi
ini digunakan sebagai pedoman untuk mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran
PAI. Untuk mengukur kemampuan membaca Al-Qur'an siswa dalam kelas eksperimen,
observasi dan pengetesan bacaan Al-Qur'an secara langsung digunakan, sedangkan angket
disebarkan untuk mengukur minat siswa dalam mempelajari Al-Qur'an.

Setelah melakukan pretest dan observasi awal, tahapan selanjutnya dari penelitian ini
dilakukan serangkaian pembelajaran dengan menerapkan metode maqomah pada kelas
kontrol. Berikut materi-materi yang disampaikan selama proses pembelajaran berlangsung :

1. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode maqomah di kelas eksperimen


Penyampaian materi dengan metode maqomah di kelas eksperimen dilaksanakan mulai
hari Selasa, 11 April 2023. Berikut rincian materi-materi yang disampaikan :
⮚ Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dimulai dengan memberikan motivasi pada siswa tentang penting
nya belajar Al-Qur’an dan hikmah-hikmah yang akan di dapat dari mempelajari Al-Qur’an,
dan memberikan penjelasan tentang rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan, serta
model yang akan digunakan, prosedur pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan gambaran
umum tentang apa yang akan disampaikan. Selanjut nya masuk pembahasan materi marhalah
pertama tentang dzatul huruf dan ismul huruf.

1) Dzatul Huruf ( ‫) َذ اُت اْلُحُرْو ِف‬

Maksud huruf disini ialah huruf-huruf hijā-iyyah yang berjumlah 29 huruf, semuanya
diurut tertibkan oleh Imam Nashr bin Ashim Al-Laitsi (wafat tahun 90 H) sesuai kesamaan
dalam tulisan dan titik, untuk membedakan di antara huruf-huruf yang hampir sama. Berikut
urutan huruf-huruf hijā-iyyah :

Gambar 4.2 Huruf Hijaiyah

Masing-masing huruf hijā-iyyah di atas memiliki karakteristik tertentu yang berbeda,


baik ditinjau dari tempat keluarnya huruf maupun sifat-sifat yang melekat pada huruf
tersebut. Bahkan jika dikaji berdasarkan tempat keluarnya huruf, kedua puluh sembilan huruf
hijā-iyyah di atas, dapat digolongkan ke dalam sepuluh sebutan. Kajian lengkap mengenai
karakteristik huruf-huruf hijā-iyyah dapat dilihat pada bab tentang makhraj huruf, sifat huruf
dan sebutan huruf.

2) Ismul Huruf ( ‫) ِاْس ُم اْلُحُرْو ِف‬

Ismul huruf merupakan nama-nama huruf, baik secara lisan maupun tulisan. Nama-
nama huruf hijā-iyyah ini selalu melekat dan menjadi sebutan untuk setiap huruf karena
fungsi utamanya yakni untuk menjelaskan mengenai pelafalan huruf dalam keadaan tanpa
harakat.

Semua huruf hijā-iyah pasti mempunyai ismul hur𝑢̅f yang pembagiannya terbagi
kedalam 3 bagian, yakni huruf-huruf yang mempunyai satu nama, dua nama dan empat nama,
berikut pembagiannya:

a.) Huruf yang mempunyai satu nama, bagian pertama ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri dari
tiga ejaan huruf. Jumlah huruf bagian pertama ini ada 16 huruf, yakni :
Tabel 4.4 Ismul Huruf yang mempunyai satu nama

b.) Huruf yang mempunyai dua nama, bagian kedua ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri
dari satu, tiga dan empat ejaan huruf.
Tabel 4.5 Ismul huruf yang mempunyai dua nama

No Huruf Hijaiyah Ismul Huruf No Huruf Hijaiyah Ismul Huruf


1. ‫ب‬ ‫ َب‬/ ‫َباٌء‬ 7. ‫ط‬ ‫ َط‬/ ‫َطاٌء‬

2. ‫ت‬ ‫ َت‬/ ‫َتاٌء‬ 8. ‫ظ‬ ‫ َظ‬/ ‫َظاٌء‬

3. ‫ث‬ ‫ َث‬/ ‫َثاٌء‬ 9. ‫ف‬ ‫َفاٌء َف‬


4. ‫ح‬ ‫ َح‬/ ‫َح اٌء‬ 10. ‫ه‬ ‫ َه‬/ ‫َهاٌء‬
5. ‫خ‬ ‫ َخ‬/ ‫َخ اٌء‬ 11. ‫ء‬ ‫ َهْم َز ٌة‬/ ‫َهْم ٌز‬
6. ‫ر‬ ‫ َر‬/ ‫َر اٌء‬ 12. ‫ي‬ ‫ َي‬/ ‫َياٌء‬

c.) Huruf yang mempunyai empat nama, bagian ketiga ini ismul hur𝑢̅f-nya terdiri dari
satu, dua dan tiga ejaan huruf. Jumlah huruf bagian ketiga ini hanya ada satu yakni
(‫)ز‬.
Tabel 4.6 Ismul huruf yang mempunyai empat nama

⮚ Pertemuan ke-dua

Pertemuan ke-dua menyampaikan tentang bagian dari marhalah ke-dua yaitu


makharijul huruf dan sifatul huruf, pada pertemuan kali ini focus membahas apa arti dari
makhraj atau makhorijul huruf secara arti umum dan secara istilah, membahas pembagian
makharijul huruf dan perbedaan-perbedaan pendapat para ulama ahli qiraat tentang
pembagian jumlah makhorijul huruf. Pada pertemuan ini pembagian makhraj yang
disampaikan adalah makhraj al-jauf dan makhraj Halq yang di bagi tiga. Berikut rincian
materi yang disampaikan :

❖ Al-Jauf ( ‫) َاْلَج ْو ُف‬

Al-jauf merupakan makhraj pertama dari ke-17 makhraj yang disampaikan


oleh ulama ahli qiraat Bernama Imam Kholil. Al-Jauf artinya lubang mulut.
Maksudnya tempat keluar huruf terletak pada lubang mulut. Dari lubang mulut
ini keluar satu makhraj yang dikenal dengan nama Al-Jauf

Artinya: Rongga mulut

‫َفَأِلُف اْلَج ْو ُف َو ُأْخ تَاهَا َو ِه ى ٭ ُحُرْو ُف َم ٍّد ِللَهَو اِء َتْنَتِه ى‬

Alif (‫ )ا‬adalah huruf yang keluar dari Al-Jauf, bersama dua

kawannya (dua huruf mad lainnya), yakni wau (‫ )و‬dan ya (‫)ي‬.


Gambar 4.3 Posisi makhraj Al-jauf

Ketiga huruf ini keluar dari rongga mulut dan tidak tertahan/tersimpan,
melainkan habis dengan habisnya udara (pada hawa menekannya). Oleh karena
itu ketiga huruf mad ini disebut dengan huruf Jaufiyyah atau Hawaiyah.

Alif (‫ )ا‬merupakan huruf yang tidak berharakat dan tidak menerima harakat.
Apabila terdapat huruf yang berjenis alif (‫)ا‬, tetapi menerima harakat, maka itu
merupakan hamzah (‫)ء‬. Hamzah (‫ )ء‬yang berbentuk alif (‫ )ا‬tidak berharakat
berada di
permulaan kalimat, tetapi berbunyi ketika diucapkan, dan gugur ketika terhimpit
oleh kalimat lain, maka disebut hamzah (‫)ء‬

washal. Apabila hamzah (‫ )ء‬yang berwujud alif (‫ )ا‬dan biasanya diikuti oleh
tanda hamzah (‫ )ء‬di atas atau di bawahnya, serta ketika

diucapkan di permulaan kalimat atau terhimpit oleh kalimat lain, tetapi berbunyi,
maka disebut hamzah (‫ )ء‬qath’.

Syarat tiga huruf mad yang keluar dari Al-Jauf :


1) Alif (‫ )ا‬sukun sebelumnya harakat Fathah
2) Wau (‫ )و‬sukun sebelumnya harakat Dlammah
3) Ya (‫ )ي‬sukun sebelumnya harakat Kasrah
‫َو اْلَك ْسُر َقْبَل اْليَا َو َقْبَل اْلَو اِو َض ْم ٭ َشْر ٌط َو َفْتٌح َقْبَل َاْلٍف ُم ْلَتَز ْم‬

❖ Halq ( ‫) َاْلَح ْلُق‬

Gambar 4.4 Posisi Makhraj Halq


Al-Halqu artinya tenggorokan. Maksudnya tempat keluar huruf terletak pada
tenggorokan. Dari Al-Halqu (tenggorokan) ini keluar tiga makhraj huruf yaitu:

● Aqshol halqi merupakan makhroj ke-dua. Aqsol Halqi artinya

pangkal tenggorokan atau tenggorokan bagian dalam, huruf yang


keluar dari makhraj ini ada 2 huruf, yaitu : Hamzah (‫ )ء‬dan Ha (‫)ه‬

● Wasthul Halqi merupakan makhraj ke-tiga. Wasthul Halqi artinya

tengah tenggorokan, huruf yang keluar dari makhraj ini ada 2 huruf
yaitu : ain (‫)ع‬dan ha (‫)ح‬
Dalam bait kitab matan jazariah dijelaskan
‫ٌثَّم َأِلْقَص ى اْلَح ْلِق َهْم ٌز َهاُء ٭ ُثَّم َلَو ْس ِطِه َفَع ْيٌن حَاُء‬
Pada pangkal tenggorokan hamzah dan Ha # Pada tengah tenggorokan
ain dan Ha (Bisri Hasan, 2016)

● Keempat yaitu makhraj Adnal Halqi. Adnal Halqi artinya ujung

tenggorokan, huruf yang keluar dari adnal halqi ada 2 huruf yaitu :
Ghain (‫ )غ‬dan Kho (‫)خ‬
Dengan demikian total huruf yang keluar dari makhraj Al-Halqi ada 6 huruf yaitu (‫ء ه ع‬
‫) ح خ غ‬.

⮚ Pertemuan ke-tiga

Pertemuan ketiga menjelaskan tentang makhraj lisan atau huruf-huruf yang keluar dari
lidah, ada banyak huruf yang keluar dari makhraj lisan namun pada pertemuan kali ini yang
fokus membahas 3 makhroj lisan yakni makhroj ke-5, ke-6, dan ke-7 berikut penjelasan
materi nya :
❖ Al-Lisan

Gambar 4.5 Gambar Posisi Al-lisan

Al-lisan artinya lidah, maksudnya tempat keluar huruf terletak pada lidah dari al-lisan
(lidah) keluar sepuluh makhraj yaitu sebagai berikut :
(1) Aqshal lisan fauqu
(2) Aqshal lisan asfalu
(3) Wasthul lisan
(4) Hafatul lisan ma’al Adlras
(5) Adnal lisan li muntahaha
(6) Tharfu lisan tahta makhrajil laami qolilan
(7) Dzahru ra’sil lisani
(8) Tharfu lisan ma’a ushulis tsanayal ulya
(9) Tharful lisan wa min fauqi tsanayas sufla
(10) Tharful lisan ma’a athrafis tsanayal ulya

Dari sepuluh makhraj lisan tersebut menempati posisi makhraj ke-5 sampai ke- 14,
disampaikan pada pertemuan ketiga ini sebanyak tiga makhraj berikut paparan materi nya.

C. Makhraj yang kelima disebut Aqshal-Lisani Fauqu ( ‫) أقصى اللسان فوق‬

Artinya : Pangkal lidah bagian atas, dari makhraj ini keluar 1 huruf, yakni huruf Qaf ( ‫ق‬
) makhraj ini berada pada pangkal lidah yang menempel dengan langit-langit bagian atas,
pengertian lain menyebutkan:

‫اقصى اللسان مع فوقه من الحنك األعلى‬

Pangkal lidah bertemu dengan sesuatu di atasnya, yakni langit-langit bagian atas.
D. Makhraj yang keenam disebut Aqshal-Lisani asfalu ( ‫) أقصى اللسان أسفل‬

Artinya : Pangkal lidah bagian bawah, dari makhraj ini keluar 1 huruf yakni huruf kaf (
‫)ك‬. Makhraj ini berada pada pangkal lidah, tepatnya sebelah bawah ( atau ke depan ) sedikit
dari makhraj qaf, menempel dengan langit-langit bagian atas, pengertian lain menyebutkan:

‫َاْقَص ى الِّلَس اِن ِم ْن َاْس َفِل مخرج القاف قليال‬

Pangkal lidah, yakni sebelah bawah sedikit dari tempat keluar huruf qaf

Dalam nazham diterangkan:

‫أدناه غين خاؤها والقاف ٭ أقصى اللسان فوق ثم الكاف‬

Dari ujung tenggorokan huruf Ghain Kha ‫٭‬dari pangkal lidah atas huruf Qaf nya dan dari
pangkal lidah bagian bawah huruf kaf nya
E. Makhraj yang ketujuh disebut Wasthal-lisani ( ‫) وسط اللسان‬
Artinya : Tengah-tengah lidah, dari makhraj ini keluar 3 huruf, jim, syin, dan ya ( ‫ج ش‬
‫) ي‬.

Gambar 4.6 Posisi Makhraj Jim, Syin dan Ya

Makhraj ini berada pada pertengahan lidah yang bertemu dengan langit-langit atas.
Pertengahan lidah tersebut dimantapkan ( tidak menempel ) pada langit-langit bagian atas,
pengertian lain menyebutkan :

‫وسط اللسان وما يحاذيه من الحنك األعلى‬

artinya : “Pertengahan lidah dengan sesuatu yang berada di hadapannya, yakni langit-
langit bagian atas” ( Basthul Birri Maftuh, 2014)

⮚ Pertemuan ke-empat

Pada pertemuan keempat melanjutkan materi tentang makharijul huruf Al-lisan. Di


pertemuan ini disampaikan 3 makhraj yaitu makhraj ke-8, ke-9, dan ke 10 berikut uraian
materi nya :
F. Makhraj yang ke-8 yakni hafatil lisan ma’al adlrosh

(‫)حافتى الّلسان مع األضراس‬

artinya : salah satu dari dua samping lidah baik kiri atau kanan dirapatkan dengan gigi
geraham, dari makhraj ini keluar satu makhraj yakni huruf dlad (‫ )ض‬.

dalam bait kitab jazariyah dijelaskan :

‫والضاد من حافته إذ وليا ٭ األضراس من أيسر أو يمناها‬

Makhraj dlad dari pinggir lidah # dengan geraham sebelah kiri maupun kanan
Makhraj ini merupakan makhraj yang cukup sulit untuk diucapkan, maka Upaya dalam
mengucapkan huruf dlad dengan cara menjulurkan pinggir lidah untuk dirapatkan ke gigi
geraham baik sebelah kiri maupun sebelah kanan sesuai kemampuan pembaca. Berikut tig
acara pengucapan huruf dlad :

- Dari pinggir lidah kanan dirapatkan dengan gigi geraham kanan


- Dari pinggir lidah kiri dirapatkan dengan gigi geraham kiri
- Secara bersamaan kanan dan kiri

Adanya tiga cara ini karena huruf dlad merupakan huruf istithalah, yaitu huruf yang
pengucapannya dengan memanjangkan lidah, hal ini sebagai Upaya memfasihkan huruf dlad
meskipun tidak ada orang yang lebih fasih kecuali Nabi Muhammad saw.

G. Makhraj ke-9 yaitu adnal lisan li muntahaha (‫)أدنى الّلسان لمنتهاها‬

Adnal lisan li muntahaha memiliki arti “ujung lidah sampai ke akhir nya”, maksud dari
pengertian sampai ke akhir nya yakni akhir atau batas penghabisan ujung lidah.

Gambar 4.7 Posisi Makhraj Lam

Makhraj ini berada pada dua tepi lidah paling luar sampai ujung nya saat bertemu
dengan langit-langit mulut bagian atas yang sejajar dan berhadapan langsung dengan nya.
Pengertian lain menjelaskan :

‫حافتى الّلسان معا بعد مخرج الّضاد وما يحاذيها من اللثة العليا‬

Artinya : Dua tepi lidah ( sebelah depan/paling luar) secara bersamaan, setelah makhraj
Dlad dengan gusi-gusi atas.

H. Makhraj yang ke 10 yakni Tharful-lisani tahtal-makhrajil-lami qalilan ( ‫طرف‬


‫) اللسان تحت المخرج الالم قليال‬
Artinya: Ujung lidah bagian bawah makhraj lam sedikit, dari makhraj ini keluar 1 huruf
yaitu nun ( ‫ )ن‬makhraj ini berada pada ujung lidah yang bergeser sedikit ke bawah dari
makhraj lam ( ‫ ) ل‬pengertian lain menjelaskan :
‫من طرف اللسان أسفل الالم قليال‬
Ujung lidah, ke bawah sedikit dari makhraj lam.

Gambar 4.8 Posisi Makhraj Nun

Dikatakan juga makhraj ini lebih sedikit ke punggung lidah, karena condongnya pada
huruf lam ( ‫) ل‬. Selain itu, makhraj nun ( ‫ ) ن‬juga haruslah menempelkan ujung lidah dengan
gusi yang sejajar dengannya, disertai dengungan ( ghunnah) dari rongga hidung. Ulama
menyebut nun ( ‫ ) ن‬di bagian lidah sebagai an-nishful mukammal ( separuh yang dilengkapi )
dan bagian nun ( ‫ ) ن‬pada rongga hidung sebagai an-nishful mukammil (separuh yang
melengkapi). ( Sobron, 2015)
⮚ Pertemuan ke-lima

Pada pertemuan kali ini menjelaskan tentang makhraj ke 11, 12, 13 dan 14, serta
mempraktekkan nya secara langsung teori makhraj yang telah disampaikan. Berikut
pemaparan teori nya :

I. Makhraj yang ke 11 yakni Dzahru ra’sil-lisani ( ‫) ظهر رأس اللسان‬


Artinya: punggung pangkal lidah/ ujung lidah bagian bawah menggeser sedikit ke
dalam dari makhraj nun ). Dari makhraj ini keluar 1 huruf, yakni huruf ra ( ‫) ر‬. Makhraj ra ( ‫ر‬
) ini berdekatan dengan makhraj nun ( ‫ ) ن‬dan masuk pada punggung lidah, akan tetapi lidah
tidak menyentuh pada langit-langit. Pengertian lain menjelaskan :
‫يقارب مخرج النون وادخل فى ظهر اللسان‬
Artinya: dekat makhraj nun ( ‫ ) ن‬dan masuk pada punggung lidah.

Gambar 4.9 Posisi Makhraj Ro

Pengucapan makhraj huruf ra ( ‫ ) ر‬yang tebal haruslah disertai suara dari dalam
kerongkongan pada lidah bagian tengah dan penyempitan pada tenggorokan, berbeda halnya
dengan huruf ra ( ‫ ) ر‬yang tipis, selain itu, pengucapan makhraj ra ( ‫) ر‬, nun ( ‫ ) ن‬dan lam (‫)ل‬
harus melengkungkan atau mencondongkan sedikit lidah.
Dalam kitab jazariyah dijelaskan dalam bait berikut :

‫والّرا يدانيه لظهر أدخل‬ ‫والّنون من طرفه تحت اجعلوا ٭‬


Nun dari ujung lidah kamu ucapkan # Geser sedikit menjadi Ro di tetapkan

Dalam satu bait di atas, setengah bait menjelaskan tentang makhraj huruf nun (‫ )ن‬dan
setengah nya lagi menjelaskan tentang huruf Ro (‫)ر‬.

J. Makhraj ke-12 yaitu tharful lisan ma’a ushuli tsanayal ulya

(‫)طرف الّلسان مع أصول الّثنايا العليا‬


Artinya : “ujung lidah dirapatkan dengan pangkal gigi seri atas bagian dalam”. Dari
makhraj ini keluar 3 huruf, yaitu ; ta, tha dan dal (‫) ت ط د‬.

Gambar 4.10 Posisi Makhraj Ta, Tho & Dal

Ketiga huruf ini walaupun keluar dari makhraj yang sama tetapi jenis huruf nya
berbeda, hal ini dikarenakan sifat yang dimiliki setiap huruf berbeda. Selain itu huruf ( ‫ت ط د‬
)ini keluar dari Nath Al-Fami (kulit atau gusi dalam gigi seri atas), maksudnya ujung lidah
dirapatkan dengan gusi dalam gigi seri atas dan kulit atau gusi dalam yang menempel pada
gigi seri atas.

Dalam kitab jazariyah dijelaskan sebagai berikut :

‫عليا الثنايا والّصفير مستقيم‬ ‫٭‬ ‫والّطاء والّد ال وتا منه ومن‬

Tha, dal dan ta dari makhraj ujung lidah #

dengan gigi seri yang ada di tengah-tengah

K. Makhraj ke-13 tharful lisan wa min fauqi tsanayas sufla

(‫)طرف الّلسان ومن فوق الثنايا العليا‬


Artinya : “ ujung lidah disampaikan dengan pangkal gigi seri bagian bawah”
Gambar 4.11 Posisi Makhraj Shod, Sin & Zai
Dari makhraj ini keluar 3 huruf yakni sin, zai dan shad (‫)س ز ص‬. Pengucapan makhraj
ini dengan cara menempelkan ujung lidah pada lapisan dalam gigi-gigi seri bagian bawah,
sehingga keluar huruf (‫ )س ز ص‬dari atas nya melalui gigi-gigi seri atas dan bawah.

L. Makhraj ke-14 yakni tharful lisan ma’a athrafis tsanayal ulya

‫طرف الّلسان مع أطراف الثنايا العليا‬


Artinya ujung lidah dirapatkan dengan ujung gigi seri atas, dari makhraj ini keluar 3
huruf yaitu: ( ‫ ) ظ ذ ث‬dalam kitab jazariyah dijelaskan sebagai berikut :
‫والّظاء والّذ ال وثا للعليا‬ ‫٭‬ ‫منه ومن فوق الّثنايا السفلى‬

Gambar 4.12 Posisi Makhraj Dzo, Tsa dan Dza

Satu bait nadzam di atas terdiri dari setengah bait pertama menjelaskan mengenai
makhraj huruf shafir (‫ )س ز ص‬dan setengah yang lain nya menjelaskan tentang makhraj (‫ظ ذ‬
‫ )ث‬. demikian pembahasan mengenai sepuluh makhraj Al-Lisan yang dari makhraj tersebut
keluar 18 huruf.
 Pertemuan ke-enam

Pada pertemuan ini membahas dan melanjutkan teori makhraj tentang makhraj
syafatain, berikut uraian materi nya : Asy-Syafatain artinya dua bibir, maksudnya tempat
keluar huruf terletak pada dua bibir, yakni bibir atas dan bibir bawah. Makhraj ini terbagi
dalam dua makhraj dan mengeluarkan empat huruf hijaiyyah, dua makhraj tersebut adalah :

Gambar 4.13 Posisi Makhraj Asy-Syafatain

M. Makhraj yang ke-15 yakni Min bathnisy-syafatis-sufla ma’a athrafits-tsanayal


ulya ( ‫) من بطن الشفة السفلى مع أطراف الثنايا العليا‬

Artinya: Perut bibir bawah bagian dalam dirapatkan dengan ujung gigi seri atas, dari
makhraj ini keluar satu huruf yakni huruf ‫ف‬

N. Makhraj yang ke-16 yakni Bainasy-syafataini ( ‫) بين الشفتين‬

Artinya: Diantara dua bibir, dari makhraj ini keluar tiga huruf, yakni mim, wau, ba ( ‫م‬
‫ ) وب‬makhraj ini hasil dari paduan bibir atas dan bibir bawah, jika kedua bibir tersebut
tertutup/terkatup maka akan keluar huruf mim dan ba ( ‫ ) م ب‬keterangannya : ‫ما بين الشفتين‬
‫باالنطباق‬

Artinya : Diantara dua bibir dalam keadaan tertutup, dan jika terbuka, akan keluar huruf
‫و‬
Keterangannya : ‫ما بين الشفتين باالنفتاح‬
Keterangannya : Diantara dua bibir dalam keadaan terbuka,
O. Makhraj yang ke-17 yakni Al-khaisyum ( ‫) الخيشوم‬

Al-Khaisyum artinya aqshal-anfi atau pangkal hidung, maksudnya tempat keluar


huruf terletak pada rongga pangkal hidung. Dari makhraj ini keluar satu makhraj, yakni al-
ghunnah ( sengau/dengung) atau biasa dikenal juga dengan nama makhraj al-khaisyum itu
sendiri, sehingga dari makhraj inilah keluar segala bunyi sengau/dengung. Dari makhraj ini
keluar empat hukum/tempat yang padanya terjadi bunyi sengau, yaitu:

a. Bacaan Ghunnah Musyaddad, yakni bacaan sengau pada huruf mim dan nun yang
bertasydid ( ‫) َم َن‬
b. Bacaan Idgham Bighunnah
c. Bacaan Iqlab
d. Bacaan Ikhfa

Semua bacaan diatas mengeluarkan bunyi yang keluar dari pangkal hidung. Untuk
memastikan hal tersebut, dapat dicoba dengan menutup hidung pada saat mengucapkan
bacaan diatas, jika suara tertahan maka benar bahwa bacaan tersebut mengeluarkan bunyi
dari pangkal hidung. Namun jika terdengar ada suara yang keluar, itu menandakan bukanlah
al-khaisyum

⮚ Pertemuan ketujuh

Pada pertemuan ini membahas tentang sifatul huruf yang mempunyai lawan atau
disebut sifat mutadladah. Berikut ini merupakan pembahasan kesepuluh sifat huruf yang
termasuk kedalam sifat mutadladah ( yang mempunyai lawan ).

1. Sifat Jahr ( ‫) الجهر‬


Menurut bahasa ‫ اإلعالن واإلظهار‬artinya berkumandang dan jelas sedangkan
menurut istilah :
‫انحباس جريان النفس عند النطق بالحرف لقوة االعتماد على المخرج‬
Artinya : “Tertahannya perjalanan nafas ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya
tekanan terhadap makhraj huruf tersebut ” Jumlah huruf Jahr ada 19 huruf,
yaitu
‫عظموزنقارءذىغضجدطلب‬
2. Sifat Hams ( ‫) الهمس‬
Menurut bahasa ‫الحس الخفي‬ artinya perasaan yang ringan/lunak/lembut
sedangkan menurut istilah
‫جريان النفس عند النطق بالحرف لضعف االعتماد على المخرج‬
Artinya : “berjalannya nafas ketika mengucapkan huruf, karena lemahnya tekanan
terhadap makhroj huruf tersebut”
Jumlah huruf Hams ada 10 huruf, yaitu
‫فحثهشخصسكت‬
3. Sifat Rikhwah atau Rakhawah ( ‫) الرخاوة‬
Menurut bahasa ‫ اللين‬artinya lemah lembut atau lunak sedangkan menurut
istilah
‫جريان الصوت عند النطق بالحرف لضعف االعتماد على المخرج‬
Artinya : “berjalannya suara ketika mengucapkan huruf, karena lemahnya tekanan
terhadap makhraj huruf tersebut”.
Jumlah huruf rakhawah ada 16 huruf yaitu,
‫خذغثحظفضشوصزيساه‬
4. Sifat Syiddah ( ‫) الشدة‬
Menurut bahasa ‫ القوة‬artinya kuat sedangkan menurut istilah :
‫انحباس جريان الصوت عند النطق بالحرف لكمال قوة االعتماد على المخرج‬
Artinya : “tertahannya perjalanan suara Ketika mengucapkan huruf, karena
sempurna kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut”.
Jumlah huruf syiddah ada 8 huruf yaitu :
‫اجدقطبكت‬
5. Sifat diantara Rakhawah dan Syiddah yakni sifat Tawassuth ( ‫) التوسط‬
Menurut bahasa ‫ االعتدال‬artinya pertengahan atau sedang. Sedangkan menurut
istilah :
‫اعتدال الصوت عند النطق بالحرف لعدم كمال انحباسه كما في حروف الشدة وعدم كمال جريانه كما في‬
‫حروف الرخاوة‬
Artinya : “Pertengahan suara ketika mengucapkan huruf, yaitu antara tertahannya
suara seperti dalam huruf-huruf”.
Jumlah huruf tawassuth ada 5 huruf, yakni ‫ل ن ع م ر‬

⮚ Pertemuan ke-delapan
Pada pertemuan ini melanjutkan pembahasan sifatul huruf yang mempunyai lawan
atau disebut sifat mutadladah. Berikut ini merupakan pembahasan sifat huruf yang termasuk
kedalam sifat mutadladah ( yang mempunyai lawan ) lanjutan dari pertemuan sebelum nya.

6. Sifat Istifal ( ‫) االستفال‬


Menurut bahasa ‫ االنخفاض‬artinya merendah atau turun, sedangkan menurut istilah
‫انخفاض اللسان عند النطق بالحرف عن الحنك إلى قاع الفم‬
Artinya : “merendahnya lidah ketika mengucapkan huruf, merendah dari langit-langit atas
sampai ke pelataran mulut”
Jumlah huruf Istifal ada 22 huruf, yaitu:
‫ثبتعزمنيجودحرفهءذسلشك‬
7. Sifat isti’la (‫)استعالء‬
Menurut bahasa (‫ )االرتفاع‬artinya terangkat, sedangkan menurut istilah
‫ارتفاع اللسان عند النطق بالحرف الى الحنك األعلى‬
Artinya : “ terangkat nya lidah ketika mengucapkan huruf terangkat sampai ke
langit-langit atas”.

Jumlah huruf isti’la ada 7 huruf, yaitu :

‫خصظغطقض‬

8. Sifat Infitah (‫)انفتاح‬


Menurut bahasa (‫ االفتراق‬artinya terpisah atau terbuka, sedangkan menurut
istilah :
(‫)انفتاح ما بين اللسان والحنك األعلى حتى يخرج الريح من بينهما عند النطق بالحرف‬
Artinya : “Terbuka nya sesuatu di antara lidah dan langit-langit atas sehingga keluar
angin di antara keduanya ketika mengucapkan huruf”.
Jumlah huruf infitah ada 25 huruf, yaitu :
‫منءخذوجدسعتفزكحقلهشربغيث‬
9. Sifat Ithbaq ( ‫) األطباق‬
Menurut bahasa ithbaq adalah (‫ )اإللصاق‬yang artinya menempel atau melekat,
sedangkan menurut istilah :
(‫)تالصق ما يحاذي اللسان من الحنك األعلى على اللسان عند النطق بالحرف‬
Artinya : “Menempel atau melekat nya sesuatu yang mengarah pada lidah dari
langit-langit atas terhadap lidah ketika mengucapkan huruf“
Jumlah huruf ithbaq ada 4, yaitu :
‫صضظط‬
10. Sifat Ismath (‫)اإلصمات‬
Menurut bahasa (‫ )المنع‬yang artinya tertahan atau tercegah, sedangkan menurut
istilah :
(‫)ثقل النطق بالحرف لخروجه من غير طرف اللسان والشفتين‬
Artinya : “Berat nya suara ketika mengucapkan huruf yang keluar dari makhraj
selain ujung lidah dan ujung bibir”.
Jumlah huruf ishmat ada 23 huruf, yaitu :
‫ج ز غ ش س اخ ط ص د ث ق ت ء ذ و ع ظ ه ي ح ض ك‬

11. Sifat Idzlaq ( ‫) اإلذالق‬


Menurut bahasa (‫ )حدة اللسان إلى طالقته‬artinya batas lidah yakni ujung lancipnya,
sedangkan menurut istilah :
(‫)خفة النطق بالحرف لخروجه من ذلق اللسان والشفة اى طرفيهما‬
Artinya : “ringan nya suara ketika mengucapkan huruf yang keluar dari makhraj
ujung lidah dan ujung bibir”.
Jumlah huruf yang disifati sifat idzlaq ada 6 huruf :

‫فرمنلب‬

⮚ Pertemuan ke-sembilan

Pada pertemuan ini membahas tentang sifatul huruf yang tidak memiliki lawan atau
disebut ghairu mutadladah. Berikut merupakan pembahasan sifat yang tidak memiliki lawan
(ghairu mutadladah) yang berjumlah 7 sifat, diantaranya :
- Shofir
- Qolqolah
- Lin
- Inhiraf
- Takrir
- Tafasyi
- Istithalah
Marhalah ketiga (talfidzul huruf) disampaikan di setiap pertemuan setelah membahas
makharijul huruf sebagai praktek dari materi yang telah disampaikan.

2. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode konvensional di kelas kontrol


Tabel 4.7 Materi pembelajaran konvensional

PERTEMUAN MATERI DAN URAIAN KETERANGAN


Ta’aruf, pengenalan materi dan tujuan
1 Power point
pembelajaran, beserta aturan belajar

Tahsin Juz 1 Q.S Al-Baqarah ayat 1-


20 ( menggunakan metode talaqqi )
2 pengenalan makharijul huruf dan Mushaf Al-Qur’an
hafalan surat: An-nas,al-falaq, al-
ikhlas, al-lahab, an-nasr

Tahsin juz 1 Q.S Al-Baqarah ayat 21-


3 37 (menggunakan metode talaqqi) & Praktek
hafalan surat al-kafirun, al-kautsar

Evaluasi: Tes Tahsin setiap anak,


murojaah hafalan surat al-fatihah,an-
4 Praktek
nas-al-falaq, al-ikhlas, al-lahab, an-
nasr, al-kafirun, al-kautsar

Tahsin juz 1 Q.S al-Baqarah ayat 36-


5 80 (menggunakan metode talaqqi) & Mushaf Al-Qur’an
hafalan surat al-ma'un

Tahsin juz 1 Q.S Al-Baqarah ayat 61-


6 76 (menggunakan metode talaqqi) & Mushaf Al-Qur’an
hafalan surat al-Quraisy, al-fiil

Evaluasi: Murojaah hafalan surat an-


nas, al-falaq, al-ikhlas, al-lahab, an-
7 Praktek
nasr, al-kafirun, al-kausar, al-ma'un, al-
Quraisy,al-fiil

Tahsin juz 1 Q.S Al-Baqarah ayat 61-


8 76 (menggunakan metode talaqqi) & Mushaf Al-Qur’an
hafalan surat al-humazah
Tahsin Juz 1 Q.S Al-Baqarah ayat 91-
9 105 (menggunakan metode talaqqi) & Mushaf Al-Qur’an
hafalan surat at-takatsur
C. Penerapan Metode Maqomah Dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an
Siswa kelas VII SMP Darul Hikam

1. Analisis Statistik
Tabel 4.8 Hasil analisis deskriptif

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Pretest_Minat_eksperi 25 30.00 48.00 37.5600 3.83058
men
Posttest_Minat_Eksperi 25 27.00 46.00 37.4400 4.55595
men
Pretest_Minat_Kontrol 25 27.00 45.00 36.3200 4.23005
Posttest_Minat_Kontrol 25 20.00 37.00 29.2400 5.27794
Valid N (listwise) 25

Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test minat pada kelas eksperimen
adalah sebagai berikut:
a. Pre Test eksperimen

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 18.00

● Nilai Minimum: 30.00

● Nilai Maksimum: 48.00

● Rata-rata (Mean): 37.5600

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 0.76612

● Varians (Variance): 3.83058

● Skewness: 14.673

● Kurtosis: 1.903

b. Post Test eksperimen


● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 19.00

● Nilai Minimum: 27.00

● Nilai Maksimum: 46.00

● Rata-rata (Mean): 37.4400

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 0.91119

● Varians (Variance): 4.55595

● Skewness: 20.757

● Kurtosis: -0.164

Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test minat pada kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
A. Pre Test

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 18.00

● Nilai Minimum: 27.00

● Nilai Maksimum: 45.00

● Rata-rata (Mean): 36.3200

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 0.84601

● Varians (Variance): 4.23005

● Skewness: -0.153
● Kurtosis: 0.902

B. Post Test

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 17.00

● Nilai Minimum: 20.00

● Nilai Maksimum: 37.00

● Rata-rata (Mean): 29.2400

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 1.05559

● Varians (Variance): 5.27794

● Skewness: 0.018

● Kurtosis: 0.902

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


1) Analisis hasil pretest minat belajar al-Qur’an di kelas eksperimen adalah sebagai
berikut :

● Uji Validitas

Validitas mengukur sejauh mana suatu instrumen benar-benar mengukur apa yang
diinginkan. Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam
instrumen. Berdasarkan hasil korelasi Pearson, nilai-nilai signifikansi (sig.) antara variabel
X1 hingga X10 dengan Total Skor diperoleh.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.9 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.017 Valid
X2 0.001 Valid
X3 0.001 Valid
X4 0.013 Valid
X5 0.023 Valid
X6 0.000 Valid
X7 0.000 Valid
X8 0.919 Tidak Valid
X9 0.025 Valid
X10 0.003 Valid
a. X1 hingga X7
Semua variabel ini memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan
bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas eksperimen.
b. X8
Variabel ini tidak valid karena nilai signifikansinya (0.919) jauh di atas 0.05.
c. X9 dan X10
Kedua variabel ini valid dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05.

● Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengukur sejauh mana instrumen tersebut konsisten dan dapat diandalkan.
Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur menggunakan Cronbach's Alpha.
Tabel 4.10 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.698 10

Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :

● 0,8 – 1,0 = Reliabilitas Baik

● 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima

● Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik


Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.698 menunjukkan bahwa instrumen memiliki
reliabilitas diterima. Meskipun tidak mencapai 0.8 (tingkat reliabilitas baik), nilai di atas 0.6
menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat diandalkan untuk mengukur minat kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil uji validitas, variabel X1 hingga X7, X9, dan X10 dinyatakan valid
sedangkan X8 tidak valid. Namun, dari segi reliabilitas, instrumen ini masih dianggap dapat
diandalkan meskipun tidak mencapai tingkat reliabilitas yang sangat baik. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan kualitas instrumen, disarankan untuk mempertimbangkan penggantian
atau perbaikan pada item-item yang menunjukkan nilai signifikansi tinggi (lebih dari 0.05)
dan mempertimbangkan penambahan item-item baru untuk meningkatkan reliabilitas
instrumen.

2) Analisis hasil posttest minat membaca al-Qur’an di kelas eksperimen adalah sebagai
berikut:

● Uji Validitas:

Validitas instrumen mengindikasikan sejauh mana instrumen itu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item
dalam instrumen dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.11 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.002 Valid
X2 0.026 Valid
X3 0.005 Valid
X4 0.124 Tidak Valid
X5 0.000 Valid
X6 0.000 Valid
X7 0.022 Valid
X8 0.000 Valid
X9 0.001 Valid
X10 0.029 Valid
X1, X2, X3, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10: Item-item ini memiliki nilai signifikansi
kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas
eksperimen.
X4: Meskipun nilainya sedikit di atas 0.05 (0.124), X4 masih dianggap valid karena
nilai tersebut tidak jauh dari ambang batas.

● Uji Reliabilitas:

Reliabilitas mengindikasikan seberapa konsisten dan dapat diandalkannya instrumen


dalam mengukur variabel yang sama. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur menggunakan
Cronbach's Alpha.
Tabel 4.12 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.750 10

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.750 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
reliabilitas diterima. Meskipun tidak mencapai 0.8 (tingkat reliabilitas yang baik), nilai di atas
0.6 menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat diandalkan untuk mengukur minat kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil uji validitas, sembilan item dari sepuluh item instrumen ini valid
dalam mengukur minat kelas eksperimen. Variabel yang menunjukkan validitas di bawah
ambang batas (X4) mungkin perlu ditinjau ulang atau diperbaiki dalam penelitian mendatang.
Dari segi reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang diterima,
menunjukkan konsistensi dalam mengukur minat kelas eksperimen. Namun, peningkatan
reliabilitas mungkin dapat dicapai dengan mempertimbangkan revisi pada item-item yang
menunjukkan validitas yang borderline (seperti X4) atau dengan menambahkan lebih banyak
item untuk meningkatkan keandalan instrumen. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat
dianggap sebagai dasar yang solid untuk mengukur minat kelas eksperimen.

3) Analisis hasil pretest minat membaca al-Qur’an di kelas kontrol adalah sebagai
berikut:
● Uji Validitas

Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen mengukur apa yang diinginkan.
Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam instrumen
dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.13 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.000 Valid
X2 0.991 Tidak Valid
X3 0.000 Valid
X4 0.096 Tidak Valid
X5 0.000 Valid
X6 0.000 Valid
X7 0.008 Valid
X8 0.000 Valid
X9 0.006 Valid
X10 0.796 Tidak Valid

X1, X3, X5, X6, X7, X8, dan X9: Item-item ini memiliki nilai signifikansi kurang dari
0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas kontrol.
X2, X4, dan X10: Item-item ini memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05,
menunjukkan bahwa mereka tidak valid dalam mengukur minat kelas kontrol.

● Uji Reliabilitas:

Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :

● 0,8 – 1,0 = Reliabilitas Baik


● 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima

● Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Tabel 4.14 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.746 10

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.746 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang diterima. Meskipun tidak mencapai 0.8 (tingkat reliabilitas yang
baik), nilai di atas 0.6 menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat diandalkan untuk
mengukur minat kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji validitas, item-item X1, X3, X5, X6, X7, X8, dan X9 valid dalam
mengukur minat kelas kontrol, sementara item-item X2, X4, dan X10 tidak valid. Dalam
konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang dapat diterima, meskipun
ada ruang untuk perbaikan.

4) Analisis hasil posttest minat membaca al-Qur’an di kelas kontrol adalah sebagai
berikut :

● Uji Validitas

Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen mengukur apa yang diinginkan.
Dalam konteks ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam instrumen
dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.15 Hasil uji validitas
Item Nilai Signifikansi Keterangan
X1 0.024 Valid
X2 0.000 Valid
X3 0.000 Valid
X4 0.121 Tidak Valid
X5 0.001 Valid
X6 0.007 Valid
X7 0.000 Valid
X8 0.001 Valid
X9 0.007 Valid
X10 0.003 Valid

Semua Item (X1, X2, X3, X5, X6, X7, X8, X9, X10), item-item ini memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur minat kelas
kontrol. Namun pada item X4 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga item
dinyatakan tidak valid.

● Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :

● 0,8 – 1,0 = Reliabilitas Baik

● 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima

● Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Tabel 4.16 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.775 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang baik. Dengan nilai di atas 0.8, instrumen ini dapat dianggap reliabel
dan dapat diandalkan untuk mengukur minat kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji validitas, item X1 hingga X3 dan X5 hingga X10 pada instrumen
ini dinyatakan valid dalam mengukur minat kelas kontrol, kecuali item X4 tidak valid. Dalam
konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik, menunjukkan
konsistensi yang tinggi dalam pengukuran minat kelas kontrol.
Dengan hasil validitas dan reliabilitas yang baik, instrumen ini dapat digunakan secara
efektif dan dapat diandalkan dalam mengukur minat kelas kontrol. Hasil penelitian ini
memberikan keyakinan bahwa data yang diperoleh melalui instrumen ini akurat, konsisten,
dan dapat dipercaya dalam menggambarkan minat kelas kontrol.

3. Uji Normalitas dan Homogenitas


a. Uji Normalitas
Tabel 4.17 Hasil uji normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Pretest_Minat_eksperi .142 25 .200 .927 25 .074
men
Posttest_Minat_Eksperi .113 25 .200* .978 25 .838
men
Pretest_Minat_Kontrol .132 25 .200* .983 25 .935
Posttest_Minat_Kontrol .102 25 .200* .949 25 .241
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Output pada tabel test of normality menjelaskan distribusi data dikatakan normal atau
tidak. Hal tersebut bisa dilihat dari pedoman pengambilan keputusan
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas <0,05 maka distribusi data tidak normal
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi data normal
Nilai pre tes minat di kelas eksperimen Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,074 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai post test minat di kelas eksperimen Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,838 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai pre tes minat di kelas kontrol Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-
Wilk 0,935 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Nilai post test minat di kelas kontrol Sig pada Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan
Shapiro-Wilk 0,241 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau berdistribusi normal.
Berdasarkan tampilan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig pada Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pre test dan post test Minat adalah > 0,05. Distribusi data pada eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal.
Berikut grafik Q-Q plot uji normalitas minat membaca Al-Qur’an siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 4.14 Grafik Uji Normalitas Minat

b. Uji Homogenitas
Tabel 4.18 Hasil uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil_Test_Min Based on Mean 1.501 3 96 .219
at Based on Median 1.461 3 96 .230
Based on Median and 1.461 3 94.911 .230
with adjusted df
Based on trimmed 1.517 3 96 .215
mean

● Jika nilai Sig Based on Mean > 0,05, maka variansi data homogen

● Jika nilai Sig Based on Mean < 0,05, maka variansi data tidak homogen

Dari output Sig Based on Mean adalah 0,219 nilai tersebut lebih dari 0,05 (> 0,05). Hal
ini berarti bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang sama (homogen).
4. Independent Sample t-Test
a. Observasi awal (pretest) minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tabel 4.19 Hasil uji t-Test (pretest minat)

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Sig. Std. 95% Confidence
Mean Interval of the
(2- Error
tailed Differe Differen Difference
F Sig. t df ) nce ce Lower Upper
Observ Equal .426 .517 1.086 48 .283 1.2400 1.14134 - 3.53483
asi_A variances 0 1.0548
wal_M assumed 3
inat Equal 1.086 47.53 .283 1.2400 1.14134 - 3.53541
variances not 5 0 1.0554
assumed 1

Berdasarkan nilai signifikansi :


Jika nilai Sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan
Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Diketahui dari hasil uji T terdapat nilai Sig > 0,05 (0,283 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan minat belajar Al-Qur’an antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b. Observasi akhir (posttest) minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tabel 4.20 Hasil uji t-Test (posttest minat)

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Mean Std. Error Interval of the
Sig. (2- Differen Differenc Difference
F Sig. t df tailed) ce e Lower Upper
Obser Equal .603 .441 5.88 48 .051 8.20000 1.39447 5.3962 11.0037
vasi_ variances 0 4 6
Akhir assumed
_Min Equal 5.88 46.9 .051 8.20000 1.39447 5.3946 11.0053
at variances 0 98 9 1
not
assumed
Berdasarkan nilai signifikansi :
Jika nilai Sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan
Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Diketahui dari hasil uji T terdapat nilai Sig > 0,05 (0,051 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan minat belajar Al-Qur’an antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
C. Penerapan Metode Maqomah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Qur’an Siswa Kelas VII SMP Darul Hikam

1. Analisis Statistik
Tabel 4.21 Hasil analisis deskriptif

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Posttest_Kemampuan_ 25 27.00 45.00 38.0800 5.09019
Eksperimen
Posttest_Kemampuan_ 25 23.00 39.00 31.3200 4.26927
Kontrol
Valid N (listwise) 25

Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test kemampuan pada kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
a. Pre Test

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 13.00

● Nilai Minimum: 28.00

● Nilai Maksimum: 41.00

● Rata-rata (Mean): 34.2400

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 0.77949

● Varians (Variance): 3.89744

● Skewness: 15.190

● Kurtosis: -1.129

b. Post Test

● Jumlah data (N): 25


● Rentang (Range): 18.00

● Nilai Minimum: 27.00

● Nilai Maksimum: 45.00

● Rata-rata (Mean): 38.0800

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 1.01804

● Varians (Variance): 4.55595

● Skewness: 25.910

● Kurtosis: -0.301

Analisis dari data di atas dari nilai pre test dan post test kemampuan pada kelas
kontrol adalah sebagai berikut :

a. Pre Test

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 19.00

● Nilai Minimum: 24.00

● Nilai Maksimum: 43.00

● Rata-rata (Mean): 33.0400

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 1.14961

● Varians (Variance): 5.74804

● Skewness: 0.278

● Kurtosis: -1.192
b. Post Test

● Jumlah data (N): 25

● Rentang (Range): 16.00

● Nilai Minimum: 23.00

● Nilai Maksimum: 39.00

● Rata-rata (Mean): 31.3200

● Deviasi Standar (Std. Deviation): 0.85385

● Varians (Variance): 4.26927

● Skewness: -0.383

● Kurtosis: -0.384

2. Validitas dan Reliabilitas


1) Analisis hasil pretest kemampuan membaca Al-Qur’an di kelas eksperimen adalah
sebagai berikut :

● Uji Validitas:

Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen dapat mengukur variabel yang
dimaksud. Dalam penelitian ini, validitas diukur melalui korelasi antara item-item dalam
instrumen dengan total skor.
Tabel 4.22 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan

X1 0,077 Tidak Valid

X2 0,011 Valid

X3 0,057 Tidak Valid

X4 0,004 Valid
X5 0,000 Valid

X6 0,003 Valid

X7 0,025 Valid

X8 0,037 Valid

X9 0,004 Valid

X10 0,014 Valid

Item yang Valid; X2, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10: Item-item ini memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa mereka valid dalam mengukur
kemampuan kelas eksperimen.
Item yang Tidak Valid; X1, X3: Item-item ini memiliki nilai signifikansi lebih dari
0.05, menunjukkan ketidakvalidan dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen.

● Uji Reliabilitas:

Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen itu konsisten dalam mengukur
variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur
menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :

● 0,8 – 1,0 = Reliabilitas Baik

● 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima

● Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Tabel 4.23 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 10
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.661 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang cukup baik. Meskipun tidak mencapai tingkat sangat baik (di atas
0.8), instrumen ini masih dapat dianggap cukup reliabel untuk mengukur kemampuan kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil uji validitas, beberapa item (X2, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10) pada
instrumen ini dinyatakan valid dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen. Namun,
beberapa item lain (X1, X3) terbukti tidak valid.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang cukup baik
(0.661). Meskipun tidak optimal, nilai ini menunjukkan bahwa instrumen ini masih dapat
diandalkan dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen, meskipun perlu dilakukan
perbaikan pada item-item yang tidak valid untuk meningkatkan validitasnya.

2) Analisis hasil posttest kemampuan membaca Al-Qur’an di kelas eksperimen adalah


sebagai berikut :

● Uji Validitas

Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen tersebut benar-benar mengukur


apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan melihat korelasi
antara setiap item dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.24 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.000 Valid
X2 0.003 Valid
X3 0.000 Valid
X4 0.000 Valid
X5 0.000 Valid
X6 0.000 Valid
X7 0.001 Valid
X8 0.011 Valid
X9 0.002 Valid
X10 0.007 Valid
Item yang Valid; Semua item (X1 hingga X10) memiliki nilai signifikansi kurang dari
0.05, menunjukkan bahwa semua item valid dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen.

● Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen tersebut konsisten dalam


mengukur variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini,
reliabilitas diukur menggunakan Cronbach's Alpha.
Tabel 4.25 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 10

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.832 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat baik. Tingkat reliabilitas ini memenuhi standar reliabilitas
baik (antara 0.8 - 1.0), menunjukkan bahwa instrumen ini dapat diandalkan dan konsisten
dalam mengukur kemampuan kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, semua item pada instrumen posttest kemampuan
kelas eksperimen dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa instrumen ini memang mengukur
variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas eksperimen dengan akurat.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat baik
(0.832), yang berarti hasil yang diperoleh dari instrumen ini dapat diandalkan dan konsisten.
Oleh karena itu, instrumen ini dapat dianggap baik dan layak digunakan dalam penelitian atau
evaluasi kemampuan kelas eksperimen pada masa depan.

3) Analisis hasil pretest kemampuan membaca Al-Qur’an kelas kontrol adalah sebagai
berikut :

● Uji Validitas:

Validitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen tersebut benar-benar mengukur


apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan melihat korelasi
antara setiap item dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.26 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.300 Tidak Valid
X2 0.009 Valid
X3 0.004 Valid
X4 0.040 Valid
X5 0.039 Valid
X6 0.007 Valid
X7 0.007 Valid
X8 0.000 Valid
X9 0.015 Valid
X10 0.000 Valid

Item yang Valid; Item X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10 memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh item valid dalam
mengukur kemampuan kelas kontrol.

● Uji Reliabilitas:

Reliabilitas instrumen mengukur sejauh mana instrumen tersebut konsisten dalam


mengukur variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini,
reliabilitas diukur menggunakan Cronbach's Alpha.
Tabel 4.27 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.671 10

Nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.671 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang diterima. Meskipun berada di bawah standar reliabilitas baik (antara
0.6 - 0.79), instrumen ini masih dapat dianggap cukup konsisten dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, sembilan dari sepuluh item pada instrumen
pretest kemampuan kelas kontrol dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa sembilan item
tersebut memang mengukur variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas kontrol
dengan akurat.
Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang diterima
(0.671), meskipun tidak mencapai standar reliabilitas baik. Oleh karena itu, instrumen ini
masih dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kelas kontrol, tetapi perlu diingat bahwa
ada kemungkinan variasi dalam hasil yang diukur.

4) Analisis hasil posttest kemampuan membaca Al-Qur’an kelas kontrol adalah sebagai
berikut :

● Uji Validitas:

Validitas instrumen menilai sejauh mana instrumen tersebut benar-benar mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan melihat korelasi antara
setiap item dengan total skor.
Dengan melihat signifikansi dapat ditentukan apakah data tersebut valid atau tidak
valid, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Berikut hasil dari uraian uji validitas
menggunakan aplikasi SPSS 2.6 :
Tabel 4.28 Hasil uji validitas

Item Nilai Signifikansi Keterangan


X1 0.050 Valid
X2 0.003 Valid
X3 0.000 Valid
X4 0.000 Valid
X5 0.036 Valid
X6 0.006 Valid
X7 0.000 Valid
X8 0.000 Valid
X9 0.073 Tidak Valid
X10 0.004 Valid

Item yang Valid; Item X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X9 dan X10 memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0.05, menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh item valid dalam
mengukur kemampuan kelas kontrol.
Validitas sembilan item ini menunjukkan bahwa instrumen ini efektif dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol pada variabel yang ditentukan.
Item yang Tidak Valid; Item X9 memiliki nilai signifikansi 0.073, yang lebih besar dari
0.05. Ini menunjukkan bahwa item ini tidak valid dalam mengukur kemampuan kelas kontrol
pada sampel ini.

● Uji Reliabilitas:

Reliabilitas instrumen menilai sejauh mana instrumen tersebut konsisten dalam


mengukur variabel yang sama pada berbagai waktu atau situasi. Dalam penelitian ini,
reliabilitas diukur menggunakan Cronbach's Alpha.
Hasil Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari tabel Reliability Statistics dengan teknik
Cronbach Alpha. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000, 312) membagi
tiga tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung :

● 0,8 – 1,0 = Reliabilitas Baik

● 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima

● Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Tabel 4.29 Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 10

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.824 menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat baik (reliabilitas baik). Ini menandakan bahwa instrumen ini
konsisten dalam mengukur kemampuan kelas kontrol dan memberikan hasil yang dapat
diandalkan.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas, delapan dari sepuluh item pada instrumen
posttest kemampuan kelas kontrol dinyatakan valid. Ini menunjukkan bahwa delapan item
tersebut memang mengukur variabel yang seharusnya diukur, yaitu kemampuan kelas kontrol
dengan akurat.Dalam konteks reliabilitas, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang
sangat baik (0.824), menunjukkan bahwa instrumen ini konsisten dalam mengukur
kemampuan kelas kontrol pada sampel yang sama. Dengan demikian, hasil dari instrumen ini
dapat diandalkan dan dipercaya.

3. Uji Normalitas dan Homogenitas


a. Uji Normalitas

Tabel 4.30 Hasil uji normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest_Kemampuan_e .157 25 .112 .933 25 .101
ksperimen
Posttest_Kemampuan_ .118 25 .200* .940 25 .150
Eksperimen
Pretest_Kemampuan_K .142 25 .200* .939 25 .140
ontrol
Posttest_Kemampuan_ .110 25 .200* .963 25 .467
Kontrol
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Output pada tabel test of normality menjelaskan distribusi data dikatakan normal atau
tidak. Hal tersebut bisa dilihat dari pedoman pengambilan keputusan
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas <0,05 maka distribusi data tidak normal
• Jika nilai Sig atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi data normal
Pada tabel di atas terlihat bahwa pre test kemampuan di kelas eksperimen Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,112 dan Shapiro-Wilk 0,101 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa post test kemampuan di kelas eksperimen Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,150 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa pre test kemampuan di kelas kontrol Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,140 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Pada tabel di atas terlihat bahwa post test kemampuan di kelas kontrol Sig pada
Kolmogorov-Smirnov 0,200 dan Shapiro-Wilk 0,467 nilai tersebut lebih dari 0,05 atau
berdistribusi normal.
Berdasarkan tampilan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig pada Kolmogorov-Smirnov
dan Shapiro-Wilk pre test dan post test Kemampuan adalah > 0,05. Distribusi data pada
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.
Berikut grafik Q-Q plot uji normalitas kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 4.15 Grafik Uji Normalitas Kemampuan

b. Uji Homogenitas

Tabel 4.31 Hasil uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil_Tes Based on Mean 2.087 3 96 .107
t_Kemam Based on Median 2.081 3 96 .108
puan Based on Median and 2.081 3 89.533 .108
with adjusted df
Based on trimmed 2.125 3 96 .102
mean
● Jika nilai Sig Based on Mean > 0,05, maka variansi data homogen

● Jika nilai Sig Based on Mean < 0,05, maka variansi data tidak homogen
Dari output Sig Based on Mean adalah 0,107 nilai tersebut lebih dari 0,05 (> 0,05). Hal
ini berarti bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang sama (homogen).

4. Independent Sample t-Test


a. Observasi awal (pretest) kemampuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tabel 4.32 Hasil uji t-Test (pretest kemampuan)

Independent Samples Test


Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
Std. 95% Confidence
Sig. Mean Interval of the
Error
F Sig. t df (2- Differe Difference
Differen
tailed) nce
ce Lower Upper
Equal
1.2000
Observ variances 5.578 .022 .864 48 .392
0
1.38896 -1.59268 3.99268
asi_A assumed
wal_K Equal
emamp variances 42.21 1.2000
uan .864 .392 1.38896 -1.60260 4.00260
not 7 0
assumed
Berdasarkan nilai signifikansi :
Jika nilai Sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan
Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Diketahui dari hasil uji T terdapat nilai Sig > 0,05 (0,392 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca Al-Qur’an dari
observasi awal (pretest) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Observasi akhir (posttest) kemampuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Tabel 4.33 Hasil uji t-Test (posttest kemampuan)

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
95%
Confidence
Std. Interval of
Sig. Mean
Error the
F Sig. t df (2- Differen
Differen Difference
tailed) ce
ce
Lowe Uppe
r r
Equal
4.088 9.431
variances .714 .402 5.088 48 .000 6.76000 1.32871
Observa assumed 45 55
si_Akhir
_Kema Equal
mpuan variances 46.58 4.086 9.433
5.088 .000 6.76000 1.32871
not 8 36 64
assumed
Berdasarkan nilai signifikansi :
Jika nilai Sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan
Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Diketahui dari hasil uji T terdapat nilai Sig < 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca Al-Qur’an pada hasil
observasi akhir (posttest) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah keduanya diberi
perlakuan.

D. Pembahasan

1. Deskripsi Hasil Penelitian Minat Membaca Al-Qur’an


1) Kelas Eksperimen
Tabel 4.34 Uji Paired Sample Test Minat Kelas Eksperimen

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95%
Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference
Mean on Mean Lower Upper
Pair Minat_Seb .12000 5.1342 1.0268 - 2.2392 .117 24 .908
1 elum_Maq 0 4 1.9992 9
omah - 9
Minat_Ses
udah_Maq
omah
Jika nilai sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan
Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat perbedaan

Pada pengamatan minat sebelum dan sesudah penerapan metode maqomah didapatkan
nilai sig > 0,05 (0,908 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
minat sebelum dan sesudah diterapkannya metode maqomah.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam minat belajar Al-Qur'an sebelum dan
sesudah penerapan metode maqomah. Faktor-faktor dari tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam minat belajar Al-Qur'an sebelum dan sesudah penerapan metode maqomah bisa
melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhi respons siswa terhadap pembelajaran
tersebut. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin dapat menjelaskan hasil tersebut :

1) Familiaritas dengan Materi

Jika siswa sudah memiliki skema atau pengetahuan awal yang kuat tentang materi Al-
Qur'an, mereka lebih mudah mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
Familiaritas dengan materi menciptakan dasar yang solid untuk pembelajaran yang lebih
efektif (Anderson, 2004).
Siswa mungkin sudah memiliki minat yang tinggi terhadap Al-Qur'an sebelum
penerapan metode maqomah karena materi Al-Qur'an adalah bagian penting dari kehidupan
mereka. Oleh karena itu, perubahan metode pembelajaran tidak signifikan dalam
meningkatkan minat belajar.

2) Kualitas Pengajaran

Metode pengajaran yang memotivasi, menggugah minat, dan melibatkan siswa secara
aktif (Hattie & Timperley, 2007). Kualitas pengajaran dari guru atau instruktur mungkin tidak
mengalami perubahan signifikan setelah penerapan metode maqomah. Jika pengajaran yang
ada sebelumnya sudah efektif, perubahan metode mungkin tidak memberikan dampak
signifikan pada minat belajar siswa.

3) Tingkat Motivasi Intrinsik


Tingkat motivasi siswa dipengaruhi oleh kebutuhan akan kompetensi, otonomi, dan
hubungan sosial. Motivasi intrinsik, yang mendorong dari dalam diri siswa, terkait erat
dengan kepuasan akan kebutuhan-kebutuhan ini (Deci, 2003).
Minat belajar Al-Qur'an bisa dipengaruhi oleh motivasi intrinsik siswa, yaitu motivasi
dari dalam diri siswa sendiri. Jika siswa memiliki motivasi intrinsik yang tinggi terhadap
pembelajaran Al-Qur'an, perubahan metode mungkin tidak memberikan perbedaan yang
signifikan.
4) Kemampuan Adaptasi Siswa

Pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Siswa belajar melalui kolaborasi


dengan orang lain dan melalui diskusi yang memungkinkan mereka mengadopsi pengetahuan
baru ke dalam kerangka konseptual yang sudah ada (Vygotsky, 2004).
Beberapa siswa mungkin lebih mudah beradaptasi dengan metode pembelajaran baru,
sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Dalam kasus ini, siswa yang
cepat beradaptasi mungkin tidak mengalami perubahan signifikan dalam minat belajar.

5) Konteks Sosial dan Budaya

pengaruh kompleks dari faktor-faktor sosial, budaya, dan lingkungan terhadap


perkembangan dan pembelajaran individu. Pengajaran yang mempertimbangkan konteks
sosial dan budaya siswa lebih efektif dalam mendukung pemahaman dan keterlibatan siswa
(Bronfenbrenner, 2002).
Konteks sosial dan budaya tempat siswa tinggal dapat mempengaruhi minat belajar
mereka terhadap Al-Qur'an. Jika pembelajaran Al-Qur'an sudah menjadi bagian integral dari
budaya mereka, perubahan metode mungkin tidak memiliki dampak yang signifikan.

6) Faktor Internal Siswa

kecerdasan tidak hanya dapat diukur melalui tes IQ, melainkan melalui berbagai jenis
kecerdasan seperti kecerdasan verbal, kinestetik, visual, dll. Faktor-faktor internal ini
memainkan peran penting dalam cara siswa belajar dan memahami informasi (Gardner,
2005).
Ada faktor-faktor internal yang mungkin tidak terukur dalam penelitian, seperti
kepercayaan diri, kepuasan diri, atau perasaan aman. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
minat belajar siswa secara signifikan.

7) Durasi Penerapan Metode

Durasi penerapan metode maqomah mungkin tidak cukup lama untuk menghasilkan
perubahan signifikan dalam minat belajar siswa. Dalam beberapa kasus, perubahan dalam
minat belajar memerlukan waktu yang lebih semakin sering suatu respons atau keterampilan
dilatih, semakin kuat hubungan antara stimulus dan respons panjang (Thorndike, 2008).
8) Variasi dalam Kegiatan Pembelajaran

Variasi dalam aktivitas pembelajaran untuk menjaga ketertarikan dan keterlibatan


siswa. Aktivitas yang berbeda-beda dapat merangsang minat dan motivasi siswa (Kearsley,
2004).
Apakah ada variasi dalam kegiatan pembelajaran dengan metode maqomah mungkin
mempengaruhi minat belajar. Jika kegiatan tetap monoton, siswa mungkin tidak merasakan
perubahan yang signifikan dalam minat belajar mereka.

9) Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka memiliki dampak positif
pada prestasi akademik dan motivasi siswa. Orang tua yang aktif terlibat dalam pembelajaran
anak-anak dapat meningkatkan dukungan sosial dan emosional siswa (Epstein, 2001).
Peran orang tua dalam mendukung minat belajar siswa terhadap Al-Qur'an juga bisa
mempengaruhi hasil. Jika orang tua terlibat aktif, minat belajar siswa mungkin tidak
terpengaruh oleh perubahan metode pembelajaran.

10) Aspek Psikologis

Belajar terjadi melalui interaksi antara faktor-faktor psikologis individu, perilaku yang
diamati, dan lingkungan. Persepsi diri, motivasi diri, dan keyakinan individu memainkan
peran penting dalam pembelajaran (Bandura, 2006).
Aspek-aspek psikologis, seperti motivasi, kepercayaan diri, dan minat sebelumnya
terhadap mata pelajaran tertentu, juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa terhadap Al-
Qur'an.
2) Kelas Kontrol
Tabel 4.35 Paired Samples Test Minat Kelas Kontrol

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95%
Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference
Mean on Mean Lower Upper
Pair Minat_Sebelu 7.0800 7.3082 1.4616 4.0633 10.096 4.844 24 .051
1 m_Konvensio 0 1 4 2 68
nal -
Minat_Sesuda
h_Konvension
al

Jika nilai sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan


Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Pada pengamatan minat sebelum dan sesudah penerapan metode konvensional
didapatkan nilai sig > 0,05 (0,051 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Tidak terdapat
perbedaan minat sebelum dan sesudah diterapkannya metode konvensional.
Tidak terdapat perbedaan minat yang signifikan dalam minat belajar Al-Qur'an sebelum
dan sesudah penerapan metode konvensional mungkin dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjelaskan tidak ada perbedaan nya minat
tersebut :

1) Ketidakcocokan Metode dengan Siswa

Siswa memiliki gaya pembelajaran yang berbeda-beda, seperti gaya kinestetik, auditori,
dan visual. Ketidakcocokan antara metode pengajaran dan gaya belajar siswa dapat
mengakibatkan kesulitan dalam memahami materi (Dunn, Beaudry, & Klavas, 2007).
Metode konvensional mungkin tidak cocok dengan gaya belajar atau preferensi siswa.
Siswa yang lebih responsif terhadap metode pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis
teknologi dapat kehilangan minat ketika terpapar pada metode konvensional yang lebih pasif.
2) Kualitas Pengajaran yang Menurun
Kualitas pengajaran dapat menurun jika guru kehilangan pemahaman terhadap materi
(Content Knowledge), keterampilan mengajar (Pedagogical Knowledge), dan integrasi
teknologi dalam pembelajaran (Technological Knowledge) (Mishra & Koehler, 2006).
Penerapan metode konvensional dapat mengakibatkan penurunan kualitas pengajaran
jika guru kurang inovatif atau terlibat. Ini dapat menyebabkan siswa kehilangan minat karena
materi diajarkan dengan cara yang monoton atau kurang menarik.

3) Ketidakpuasan Siswa

Jika siswa merasa tidak puas dengan pengajaran atau menganggap bahwa materi tidak
relevan bagi mereka, ini dapat menyebabkan penurunan minat belajar. Ketidakpuasan siswa
dapat berasal dari pemahaman yang kurang baik atau dari kebutuhan pribadi yang tidak
terpenuhi. kepuasan pelanggan, dalam hal ini siswa, dipengaruhi oleh harapan mereka
terhadap layanan (pengajaran) dan pengalaman sebenarnya dengan layanan tersebut (Oliver,
2009).

4) Konteks Sosial dan Budaya

Hubungan kompleks antara individu dan lingkungannya, termasuk faktor-faktor sosial


dan budaya, yang dapat mempengaruhi perilaku dan pengalaman belajar siswa
(Bronfenbrenner, 2003). Faktor-faktor sosial dan budaya dapat mempengaruhi minat siswa.
Jika norma sosial atau budaya di lingkungan siswa tidak mendukung minat terhadap Al-
Qur'an, ini dapat mengurangi minat mereka.
5) Kurangnya Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua dalam mendukung minat belajar sangat penting. Jika orang tua
kurang terlibat dalam mendukung pembelajaran Al-Qur'an, siswa mungkin kehilangan
motivasi dan minat.

6) Kurikulum yang Tidak Menarik

Kurikulum yang kurang menarik atau tidak relevan dengan kebutuhan siswa dapat
menyebabkan penurunan minat. Jika kurikulum tidak diperbarui atau tidak disesuaikan
dengan perkembangan zaman, siswa mungkin tidak tertarik untuk belajar. Kurangnya
keterlibatan orang tua dapat menghambat prestasi dan motivasi belajar siswa (Epstein, 2011).
7) Kurangnya Inovasi dalam Metode Konvensional

Kurangnya inovasi dalam metode pembelajaran dapat menghambat adopsi inovasi


tersebut oleh guru dan siswa (Rogers, 2004). Metode konvensional dapat tetap efektif jika
diterapkan dengan inovasi, seperti penggunaan media atau teknologi modern. Namun,
kurangnya inovasi dalam metode konvensional dapat mengakibatkan penurunan minat siswa.

8) Tingkat Motivasi yang Berubah

Tingkat motivasi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu bergantung pada


harapannya bahwa tindakan tertentu akan membawa hasil yang diinginkan. Perubahan dalam
lingkungan pembelajaran dapat mengubah harapan dan, oleh karena itu, tingkat motivasi
siswa (Vroom, 2007).
Motivasi siswa dapat berubah seiring waktu. Siswa yang pada awalnya memiliki minat
tinggi mungkin mengalami penurunan motivasi karena berbagai faktor, seperti tekanan
akademik, distraksi lain, atau perubahan minat.

9) Kurangnya Dukungan Sosial

Dukungan sosial dari teman sebaya dan lingkungan belajar yang positif dapat
mempengaruhi minat siswa. Kurangnya dukungan sosial dapat mengakibatkan penurunan
minat. Kurangnya dukungan sosial dapat mengakibatkan stres dan penurunan motivasi
(Cohen & Wills, 2003).

10) Perasaan Ketidakpastian

Perasaan ketidakpastian individu terkait dengan identitas mereka. Ketidakpastian ini


dapat mengakibatkan stres dan kebingungan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
motivasi dan perilaku individu (Berzonsky, 2007).
Siswa yang merasa tidak yakin dalam kemampuan mereka untuk memahami dan
menguasai materi Al-Qur'an dapat kehilangan minat. Rasa percaya diri yang rendah atau
perasaan cemas dapat menjadi faktor yang mempengaruhi minat belajar.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Kemampuan Membaca Al-Qur’an


1) Kelas Eksperimen
Tabel 4.36 Paired Samples Test Kemampuan Kelas Eksperimen
Paired Samples Test
Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Devia Error Difference
Mean tion Mean Lower Upper
Pair Kemampuan_ - 6.749 1.349 -6.62608 -1.05392 - 24 .009
1 Sebelum_Maq 3.840 57 91 2.845
omah - 00
Kemampuan_
Sesudah_Maq
omah

Jika nilai sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan


Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
Diketahui bahwa pada perbandingan kemampuan sebelum dan sesudah penerapan
metode maqomah didapatkan nilai sig < 0,05 (0,009 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah diterapkannya metode maqomah.
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kemampuan belajar Al-Qur'an setelah
penerapan metode maqomah.
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kemampuan belajar Al-Qur'an setelah
penerapan metode maqomah mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor yang mendukung
efektivitas metode tersebut. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjelaskan
peningkatan kemampuan belajar Al-Qur'an setelah penerapan metode maqomah :

1) Pendekatan Pembelajaran Interaktif

Pendekatan pembelajaran interaktif memberi kesempatan kepada siswa untuk


menjelajahi, bertanya, dan berdiskusi, memungkinkan mereka membangun pemahaman yang
lebih dalam (Piaget, 2003).
Metode maqomah menawarkan pendekatan pembelajaran yang interaktif dan
partisipatif. Siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, memungkinkan
mereka lebih terlibat dengan materi pelajaran Al-Qur'an.

2) Penggunaan Teknologi

Penggunaan teknologi yang efektif memerlukan pemahaman tentang materi, pedagogi,


dan teknologi serta cara menggabungkannya (Mishra & Koehler, 2006). Integrasi teknologi
dalam metode maqomah, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran atau multimedia
interaktif, dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa untuk belajar
Al-Qur'an.

3) Konteks yang Relevan


Siswa lebih mungkin memahami dan mengingat informasi jika itu memiliki relevansi
dan signifikansi dalam kehidupan mereka sehari-hari (Collins, Brown, & Newman, 2009).
Metode maqomah dirancang untuk menciptakan konteks pembelajaran yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini membuat siswa lebih mudah memahami dan mengaitkan
pelajaran Al-Qur'an dengan konteks kehidupan mereka sendiri.
4) Penguatan Keterampilan Berpikir Kritis

Penguatan keterampilan berpikir kritis memungkinkan siswa untuk memecahkan


masalah dan membuat keputusan yang informasional dan rasional (Paul & Elder, 2006).
Metode maqomah mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa.
Mereka diajak untuk mempertanyakan, menganalisis, dan merenungkan isi Al-Qur'an, yang
dapat meningkatkan pemahaman mereka secara mendalam.

5) Pemahaman yang Mendalam

Pemahaman yang mendalam melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi konsep, bukan
hanya pengetahuan faktual (Webb, 2002). Fokus pada pemahaman mendalam terhadap ayat-
ayat Al-Qur'an dalam metode maqomah membantu siswa untuk memahami makna dan
konteks setiap ayat dengan lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran Al-Qur'an.

6) Pendekatan Berbasis Keterampilan

Pengembangan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam situasi kehidupan


nyata. Siswa belajar dengan fokus pada pengembangan keterampilan kritis, kreatif, dan
pemecahan masalah (Hart Research Associates, 2013).
Metode maqomah mungkin menekankan pengembangan keterampilan siswa, seperti
membaca, memahami, merenungkan, dan mengaitkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan kehidupan
sehari-hari. Pendekatan ini membantu siswa untuk benar-benar menguasai materi pelajaran.

7) Dukungan Guru yang Efektif

Dukungan guru yang efektif mencakup pemberian umpan balik positif, bimbingan, dan
penghargaan terhadap prestasi siswa (Wentzel & Wigfield, 2007). Peran guru dalam
menerapkan metode maqomah sangat penting. Guru yang mampu menginspirasi, memotivasi,
dan memberikan bimbingan yang efektif kepada siswa dapat sangat meningkatkan
kemampuan belajar Al-Qur'an mereka.
8) Peningkatan Keterlibatan Siswa

keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah hasil dari interaksi antara faktor internal
(motivasi, minat) dan eksternal (pembelajaran yang relevan, lingkungan yang mendukung)
(Fredricks, Blumenfeld, & Paris, 2004). Metode maqomah mungkin meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran Al-Qur'an. Keterlibatan yang tinggi dapat merangsang
minat siswa untuk lebih mendalami dan menguasai materi pelajaran.

9) Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif

Umpan balik yang konstruktif dari guru dapat membantu siswa memahami kesalahan-
kesalahan mereka dan memperbaiki pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an. Ini
memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan mereka dan terus meningkatkan
kemampuan mereka. Umpan balik yang konstruktif memberikan informasi yang spesifik dan
relevan untuk memperbaiki pemahaman siswa (Black & Wiliam, 2003).

10) Motivasi Internal

Motivasi yang paling kuat berasal dari kebutuhan dan hasrat internal individu. Motivasi
intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari kepuasan intrinsik dalam melakukan aktivitas,
dikaitkan dengan pencapaian yang lebih tinggi dan keberlanjutan motivasi (Deci & Ryan,
2002).
Metode maqomah mungkin merangsang motivasi internal siswa untuk belajar Al-
Qur'an. Keinginan untuk memahami Al-Qur'an dengan lebih baik dan mendekatkan diri
kepada nilai-nilai agama dapat menjadi faktor motivasi internal yang kuat.
2) Kelas Kontrol
Tabel 4.37 Paired Samples Test Kemampuan Kelas Kontrol

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95%
Confidence
Interval of the
Std. Difference
Std. Error Uppe
Mean Deviation Mean Lower r
Pair Kemampuan_ 1.7200 7.70022 1.54004 - 4.898 1.11 24 .275
1 Sebelum_Kon 0 1.4584 49 7
vensional - 9
Kemampuan_
Sesudah_Kon
vensional

Diketahui bahwa pada perbandingan kemampuan sebelum dan sesudah penerapan


metode konvensional di dapatkan nilai sig > 0,05 (0,275 > 0,05) maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah diterapkannya metode
konvensional.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan belajar Al-Qur'an
sebelum dan sesudah penerapan metode konvensional. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas metode tersebut. Berikut adalah beberapa
faktor yang mungkin menjelaskan mengapa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan belajar Al-Qur'an setelah penerapan metode konvensional :
1) Kontinuitas Pembelajaran

Kontinuitas dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman


mereka secara bertahap, mengaitkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada
(Erickson, 2007).
Mungkin terdapat kontinuitas dalam kurikulum pembelajaran Al-Qur'an yang
diterapkan sebelum dan sesudah metode konvensional. Jika materi dan metode pengajaran
tidak mengalami perubahan signifikan, hasilnya mungkin tidak berbeda secara signifikan.

2) Metode Konvensional yang Konsisten

Guru-guru mungkin telah menerapkan metode konvensional dengan cara yang


konsisten dan efektif sebelumnya. Dalam hal ini, tidak ada perubahan yang cukup signifikan
dalam pendekatan pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.

3) Kualitas Pengajaran

Persiapan guru, kemampuan menyampaikan informasi dengan jelas, pengelolaan kelas


yang baik, serta responsivitas terhadap kebutuhan siswa. Kualitas pengajaran yang baik
secara langsung terkait dengan pencapaian akademik siswa (Stronge, 2007).
Kualitas pengajaran guru bisa sangat mempengaruhi hasil pembelajaran. Jika guru-guru
telah memberikan pengajaran yang baik sebelumnya, penerapan metode konvensional
mungkin tidak memberikan peningkatan yang signifikan karena dasar pembelajaran yang
baik sudah ada.

4) Motivasi Siswa

Tingkat motivasi siswa dalam belajar Al-Qur'an mungkin tetap stabil sebelum dan
sesudah penerapan metode konvensional. Jika motivasi siswa untuk belajar tidak berubah,
hasil pembelajaran mungkin tidak mengalami perubahan yang signifikan. Motivasi ini
mendorong partisipasi aktif dan pembelajaran yang berarti (Deci & Ryan, 2003).

5) Konteks Sosial dan Budaya

Pengetahuan siswa seringkali terkait dengan latar belakang sosial, budaya, dan
pengalaman mereka. Pengajaran yang mempertimbangkan konteks ini dapat memfasilitasi
pemahaman yang lebih baik (Nieto, 2002).
Faktor-faktor sosial dan budaya di lingkungan sekolah dan rumah mungkin tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Konteks sosial dan budaya dapat mempengaruhi cara
siswa merespons metode pembelajaran, dan jika faktor-faktor ini tetap konsisten, hasilnya
mungkin juga tetap konsisten.

6) Keterbatasan Waktu

Konteks pembelajaran, jika waktu terbatas, siswa mungkin fokus pada tugas-tugas inti
dan belajar lebih efisien (Parkinson, 2002). Waktu yang terbatas untuk menerapkan metode
konvensional mungkin tidak memungkinkan pengajaran yang lebih mendalam atau berbeda
secara signifikan. Jika ada keterbatasan waktu, guru mungkin tidak memiliki kesempatan
untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran yang lebih mendalam.

7) Evaluasi yang Tidak Sensitif

Evaluasi formatif memberikan umpan balik selama pembelajaran yang dapat


membimbing guru dan siswa dalam mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan. Sementara
itu, evaluasi sumatif memberikan gambaran akhir tentang pencapaian siswa. Kedua jenis
evaluasi ini harus sensitif terhadap perkembangan siswa (Sadler, 2009).
Metode evaluasi yang digunakan mungkin tidak cukup sensitif untuk mendeteksi
perubahan kecil dalam kemampuan siswa. Jika instrumen evaluasi tidak mampu mengukur
perubahan dengan detail, hasilnya mungkin tidak mencerminkan perubahan yang sebenarnya.
8) Faktor Eksternal

Perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam berbagai lingkungan,


termasuk lingkungan mikro (keluarga, sekolah) dan makro (budaya, nilai masyarakat). Faktor
eksternal ini dapat mempengaruhi motivasi dan pembelajaran siswa (Bronfenbrenner, 2004).
Faktor-faktor eksternal seperti situasi keluarga siswa atau peristiwa di luar sekolah
mungkin mempengaruhi fokus dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Jika faktor-faktor
ini tidak berubah, hasil pembelajaran mungkin tetap stabil.

9) Keterlibatan Orang Tua


Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka memiliki dampak positif
pada prestasi akademik siswa. Orang tua yang terlibat secara aktif dalam pembelajaran anak-
anak mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran (Henderson &
Mapp, 2002).
Tingkat keterlibatan orang tua dalam mendukung pembelajaran anak-anak mereka
mungkin tetap konsisten. Orang tua yang terlibat secara aktif dapat memberikan dukungan
tambahan dalam pembelajaran Al-Qur'an di rumah.

10) Kontinuitas Materi Pelajaran

Kontinuitas dalam materi pelajaran memungkinkan siswa untuk mengaitkan konsep


baru dengan konsep yang sudah dipahami, memperkuat dan memperdalam pemahaman
mereka (Ausubel, 1963).
Jika materi pelajaran Al-Qur'an yang diajarkan tetap sama sebelum dan sesudah
penerapan metode konvensional, maka hasil pembelajaran mungkin tidak mengalami
perubahan yang signifikan.

E. Penawaran Gagasan
Penawaran gagasan yang diajukan oleh peneliti yakni :

1. Penerapan metode maqomah dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam


pengembangan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an, karena pada metode
maqomah itu memiliki kelebihan khusus dalam meningkatkan kemampuan membaca
Al-Qur’an.
2. Sebagai pertimbangan penawaran terdapat beberapa kelebihan yang peneliti dapatkan
dalam penelitian ini yakni :
a. Bisa menjadi pemecah masalah yang dihadapi siswa SMP masa kini yang belum
mahir membaca Al-Qur’an dengan mempelajari tahapan-tahapan dasar metode
belajar membaca Al-Qur’an
b. Membiasakan siswa melafalkan huruf-huruf al-Qur’an dengan fasih
c. Pendidik dapat mengetahui secara pasti kualitas bacaan siswa nya
d. Manajemen pembelajaran yang tersusun rapi dan target pembelajaran yang jelas
dan terukur
e. Siswa menjadi aktif untuk berkomunikasi baik dengan guru maupun teman sebaya
nya.
3. Pendidik sebagai motivator bisa memberikan bantuan berupa dorongan minat belajar
sehingga siswa tertarik untuk melaksanakan pembelajaran.
4. Dalam mengembangkan metode maqomah tidak memerlukan biaya yang banyak
untuk pihak madrasah atau sekolah dalam memfasilitasi pendidik untuk
mengembangkan metode ini, hanya dibutuhkan guru yang benar-benar menguasai
ilmu membaca Al-Qur’an yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai