Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI KOROSI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia

Entun Suryanti, S.Pd

Disusun Oleh :

1. Bilqis Ghalda Salsabila


2. Denden Dava Raihan Pratama
3. Diani Rizka Aufa
4. Dinda Cahya Putri
5. Erliana Adelia Agustine
6. Farida Aryani

XII - IPA 3
SMA NEGERI 1 SOREANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamhamdulillah.. atas izin Allah Swt. kami dapat menyelesaikan makalah


yang berjudul “Reaksi Korosi”. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

LATAR BELAKANG

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron
antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah
oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat.
Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan
hidrogen harus disebut dengan oksidasi.

TUJUAN

1. Mengetahui reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari


2. Mengetahui korosi paku setelah direndam dalam zat cair selama satu peka

DASAR TEORI
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan
pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan
lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron menuju
besi itu sendiri.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah. Korosi merupakan proses elektrokimia yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang
berasal dari udara dan reduksi oksigen. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

FAKTOR PENYEBAB KOROSI

1. Konsentrasi Air (H2O) dan Oksigen (O2)


Udara yang lembab akan mengandung banyak uap air. Air merupakan salah satu
faktor penyebab suatu korosi, maka udara lembab akan mengakibatkan logam
berkarat. Selain itu, air dengan kandungan oksigen terlarut tinggi juga akan
mempercepat terjadinya karat.

2. Elektrolit
Elektrolit dalam larutan garam atau asam adalah media yang baik dalam transfer
muatan. Transfer muatan ini membuat elektron dengan mudah diikat oleh oksigen
di udara, sehingga akan mempercepat proses pengkaratan. Air hujan biasanya
bersifat asam dan air laut mengandung banyak garam. Jadi, air hujan dan air laut
merupakan penyebab korosi pada logam.

3. Permukaan Logam Tidak Rata


Permukaan suatu logam yang tidak rata akan mengakibatkan terbentuknya kutub-
kutub muatan. Kutub muatan ini akan berperan sebagai anode dan katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini karena suatu laju reaksi
kimia meningkat seiring dengan bertambahnya suhu.
5. Sel Elektrokimia
Karat juga bisa terjadi apabila ada dua logam berbeda potensial yang saling
bersentuhan dalam lingkungan lembab (berair) karena akan terbentuk sel
elektrokimia. Logam yang memiliki potensial rendah akan melepaskan elektron
ketika menyentuh logam yang memiliki potensial tinggi dan akan dioksidasi oleh
oksigen (udara). Hal ini membuat karat lebih sering terjadi pada logam dengan
potensial rendah.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 10 wadah plastik beserta tutupnya
 10 paku 3 cm
 Label kertas / stiker kertas
 Tisu
2. Bahan
 Air ledeng
 Air sumur
 Minyak goreng
 Larutan garam
 Air mendidih
 Cuka / CH₃COOH
 NH4Cl
 Na₂CO₃
 Air Hujan

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan


2. Masukkan sebuah paku ke dalam wadah plastik ke-1 (wadah kosong) yang tidak
diisi cairan apapun dan tidak ditutup
3. Masukkan air ledeng ke wadah plastik ke-2 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
4. Masukkan air sumur ke wadah plastik ke-3 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
5. Masukkan minyak goreng ke wadah plastik ke-4 lalu masukan sebuah paku dan
tidak ditutup
6. Masukkan larutan garam ke wadah plastik ke-5 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
7. Masukkan cuka / CH₃COOH ke wadah plastik ke-6 lalu masukan sebuah paku dan
tidak ditutup
8. Masukkan NH4Cl ke wadah plastik ke-7 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
9. Masukkan Na₂CO₃ ke wadah plastik ke-8 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
10. Masukkan Air Hujan ke wadah plastik ke-9 lalu masukan sebuah paku dan tidak
ditutup
11. Masukkan Air mendidih ke wadah plastik ke-10 lalu masukan sebuah paku dan
ditutup
12. Diamkan selama satu pekan kemudian amati peristiwa yang terjadi

HASIL PENGAMATAN
Kondisi zat cair setelah satu
No Wadah Kondisi paku keterangan
pekan
1. Kosong (paku saja) - Tidak berkarat +
2. Air ledeng Coklat dan ada endapan karat Berkarat ++++++
3. Air sumur Coklat dan ada endapan karat Berkarat ++++
4. Minyak goreng Tetap minyak bening Tidak berkarat -
5. Larutan garam Coklat dan ada endapan karat Berkarat +++
6. Cuka / CH₃COOH Cuka habis, endapan hitam Berkarat +++
7. NH4Cl Coklat, seperti ada minyak Berkarat ++++
8. Na₂CO₃ Cairan tetap bening Tidak berkarat -
9. Air Hujan Coklat dan ada endapan karat Berkarat ++++
10. Air mendidih Kuning kecoklatan Berkarat +++

PEMBAHASAN

1. Paku saja
Setelah paku dimasukkan kedalam wadah terbuka, paku di diamkan selama 7 hari
menjadi agak kecoklatan. Dengan demikian paku tersebut mengalami korosi karena
bereaksi langsung dengan udara.
2. Paku + air ledeng
Setelah paku dimasukkan ke dalam air ledeng dan di amati selama 7 hari, paku
menjadi sangat kuning berkarat secara menyeluruh. Dengan demikian, paku tersebut
mengalami korosi.

3. Paku + air sumur


Setelah paku dimasukkan ke dalam air sumur dan diamati selama 7 hari, paku
berubah menjadi kuning kecoklatan berkarat. Ini berarti paku mengalami korosi.

4. Paku + minyak goreng


Setelah paku dimasukkan ke dalam minyak goreng dan diamati selama 7 hari. Paku
masih dalam keadaan bersih tak berkarat. Ini menunjukkan bahwa minyak kelapa
dapat memperlambat proses korosi.

5. Paku + larutan garam


Setelah paku dimasukkan kedalam larutan garam dan diamati selama 7 hari. Paku
berubah menjadi kekuning-kuningan. Ini berarti paku mengalami korosi.

6. Paku + Cuka / CH₃COOH


Setelah paku dimasukkan kedalam wadah yang terdapat cuka dan diamati selama 7
hari. Paku berubah menjadi kuning agak kehitaman. Ini berarti cuka mempercepat
proses korosi.

7. Paku + cairan NH4Cl


setelah paku dimasukkan kedalam NH4Cl dan diamati selama 7 hari. Paku berubah
menjadi kuning kemerahan. Ini berarti paku mengalami korosi.

8. Paku + cairan Na₂CO₃


Setelah paku dimasukkan kedalam wadah yang terdapat Na₂CO₃dan diamati selama
7 hari. Paku masih dalam keadaan tidak berkarat. Ini berarti senyawa basa dapat
memperlambat proses korosi.

9. Paku + air hujan


Setelah paku dimasukkan kedalam wadah yang terdapat air hujan dan diamati selama
7 hari. Paku berubah menjadi kuning agak kehitaman. Ini berarti paku mengalami
korosi.
10. Paku + air mendidih
Setelah paku dimasukkan kedalam wadah yang terdapat air mendidih dan ditutup,
setelah itu diamati selama 7 hari. Paku berubah menjadi kuning kecoklatan, ini
karena ada udara yang masuk saat percobaan. Maka paku mengalami korosi.

FAKTOR PENGHAMBAT KOROSI

A. Dicat
Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. Sehingga apabila kontak besi
dan udara dapt dihindari, maka reaksi perkaratan mungkin terjadi penghambatan.

B. Melumuri dengan oli atau minyak


Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin oli atau minyak mencegah
kontak besi dengan air. Penghindaran kontak besi dengan air sama saja artinya
dengan menghindarkan dari kontak dengan oksigen pada air, sehingga korosi tidak
terjadi.

C. Dibalut dengan plastik


Plastik mencegah kontak besi udara dan air. Penghindaran kontak besi dengan air
sama saja artinya dengan menghindarkan dari kontak dengan oksigen pada air,
sehingga korosi tidak terjadi.

D. Tin plating (pelapisan dengan timah)


Biasanya kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electro plating. Timah tergolong logam
yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak
adanya kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
cacat, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi.

E. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)


Pipa besi, tiang telepon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode.
Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.

KESIMPULAN

Paku yang mengalami perkaratan setelah didiamkan selama satu pekan, maka
terjadi korosi. Paku yang mengalami korosi adalah paku yang dimasukkan
kedalam wadah kosong, air ledeng, air sumur, air hujan, cuka / CH₃COOH, NH4Cl,
larutan garam, dan air mendidih.
Sedangkan paku yang tidak mengalami perkaratan setelah didiamkan selama
satu minggu, maka tidak terjadi korosi. Paku yang tidak mengalami korosi adalah
paku yang dimasukkan kedalam cairan Na₂CO₃ dan minyak kelapa
Hal ini membuktikan bahwa minyak dan basa dapat memperlambat proses
perkaratan / korosi. Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi adalah oksigen, air, zat
elektrolit, suhu, dan sel elektrokimia.

DOKUMENTASI KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

Praktikum di laboratorium kimia pada tanggal 1 November 2022

Pengamatan di kelas pada tanggal 8 November 2022

https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-korosi-pada-paku.html

Buku tulis kimia kelas 12

Anda mungkin juga menyukai