Anda di halaman 1dari 14

1

WALIKOTA PALANGKA RAYA


PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG
PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN
PEDAGANG KREATIF LAPANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
Menimbang : a. bahwa setiap Pedagang Kreatif Lapangan sebagai
bagian dari Warga Negara berhak memperoleh
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. bahwa Pemerintah Daerah mempunyai tanggung
jawab untuk menjamin ketersediaan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi setiap Pedagang Kreatif
Lapangan didaerahnya agar tercipta kesejahteraan
bagi Pedagang Kreatif Lapangan;
c. bahwa keberadaan Pedagang Kreatif Lapangan yang
terus bertambah, maka perlu diatur, ditertibkan dan
diawasi agar tertata dengan baik, tertib serta teratur;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya
tentang Pengaturan, Penertiban dan Pengawasan
Pedagang Kreatif Lapangan.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Kotapradja Palangka Raya, (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2753);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3186);
2

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3699);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4655);
12. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11
Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya Tahun 2007 Nomor 06,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 02);
3

13. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 14


Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum Kota
Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka
Raya Tahun 2007 Nomor 07, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 03).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALANGKA RAYA


dan
WALIKOTA PALANGKA RAYA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA


TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN
PENGAWASAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Palangka Raya.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Palangka Raya.
3. Walikota adalah Walikota Palangka Raya.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka
Raya sebagai salah satu unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
5. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas.
6. Pedagang Kreatif Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah
pedagang yang didalam usahanya mempergunakan sarana
dan/atau perlengkapan yang mudah dibongkar pasang,
dipindahkan dan/atau mempergunakan tempat usaha yang
menempati tanah yang dikuasai Pemerintah Daerah dan/atau
pihak lain.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Dinas yang menangani urusan koperasi dan usaha mikro,
kecil dan menengah di Kota Palangka Raya.
8. Penataan Pedagang Kreatif Lapangan adalah upaya pemerintah
daerah terhadap pedagang kreatif lapangan melalui perencanaan,
pendataan, perizinan, relokasi dan pemungutan retribusi dengan
4

memperhatikan kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan,


ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang dilakukan secara
terencana, terpadu dan sistematis.
9. Lokasi usaha adalah tempat yang ditetapkan oleh Walikota untuk
melakukan usaha bagi pedagang kreatif lapangan.
10. Relokasi adalah upaya pemindahan usaha PKL yang meliputi
kegiatan persiapan relokasi dan pelaksanaan relokasi.
11. Tanda Daftar Usaha yang selanjutnya disingkat TDU,adalah surat
yang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai tanda bukti
pendaftaran usaha pedagang kreatif lapangan sekaligus sebagai alat
kendali untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha pedagang
kreatif lapangan dilokasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
12. Izin usaha adalah izin untuk menggunakan lokasi usaha dan
melakukan usaha yang diberikan kepada PKL pemegang tanda
daftar usaha.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
Pemerintah daerah bertugas :
a. menyusun perencanaan penataan PKL;
b. menyusun program dan pedoman pembinaan teknis kegiatan usaha
dibidang perdagangan koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah;
c. menyediakan lokasi usaha untuk keteraturan PKL;
d. melaksanakan pendaftaran TDU dan izin usaha;
e. menjamin ketersediaan sarana dan prasarana di lokasi usaha;
f. memberdayakan PKL yang telah direlokasi melalui peningkatan
kualitas kapasitas, keterampilan berusaha, dan kreativitas jenis
usaha; dan
g. memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan program
dan kegiatan.

Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2,
Pemerintah Daerah berwenang :
a. menetapkan perencanaan penataan PKL;
b. menetapkan program dibidang teknis dan penyiapan perizinan serta
pedoman pembinaan kegiatan usaha dibidang Perdagangan,
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
c. menetapkan lokasi usaha;
d. menyediakan sarana dan prasarana di lokasi usaha;
e. menetapkan mekanisme pendaftaran TDU dan izin usaha;
5

f. menetapkan kebijakan pembinaan PKL yang telah direlokasi untuk


meningkatkan kualitas dan kapasitas, keterampilan berusaha serta
kreativitas jenis usaha ;
g. meberikan modal usaha bagi usaha PKL yang telah direlokasi;
h. memfasilitasi penyelenggaraan pemberian penguatan modal dengan
pihak pemberi dana bantuan, baik pemerintah maupun lembaga
keuangan lainnya;
i. melakukan koordinasi antara PKL dengan instansi terkait agar
aktivitas PKL dapat berjalan dengan lancar;
j. melaksanakan pengawasan terhadap PKL agar mematuhi dan
menaati peraturan yang berlaku.

Pasal 4
Pelaksanaan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3 dilakukan oleh SKPD, kecuali
ketentuan Pasal 2 huruf d dan pasal 3 huruf e dilakukan oleh Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.

BAB III
JENIS PKL
Pasal 5
Jenis PKL digolongkan berdasarkan :
a. waktu usaha; dan
b. saat mulai melakukan usaha.

Pasal 6
(1) Jenis PKL berdasarkan waktu usaha terdiri dari :
a. PKL yang bersifat tetap;
b. PKL yang tidak bersifat tetap; dan
c. PKL yang bersifat musiman.
(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan PKL
yang melakukan usahanya ditempat yang sama secara terus
menerus.
(3) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan PKL
yang melakukan usahanya secara berpindah-pindah dan tidak terus
menerus.
(4) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan PKL
yang melakukan usahanya pada saat tertentu.

Pasal 7
(1) Jenis PKL berdasarkan saat mulai melakukan usaha terdiri dari PKL
lama dan PKL baru.
(2) PKL lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kriteria
sebagai berikut :
6

a. pada saat pendataan sudah melakukan usaha di lahan atau


lokasi sesuai peruntukannya;
b. pada saat pendataan sudah melakukan usaha di lahan atau
lokasi yang tidak sesuai peruntukannya dan ditetapkan sebagai
lokasi sementara.
(3) Terhadap PKL yang melakukan usaha di lahan atau lokasi yang
tidak sesuai peruntukannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dilakukan relokasi.
(4) PKL baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan PKL
yang belum pernah melakukan usaha sebagai PKL di daerah.
(5) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus mengajukan
permohonan perizinan untuk melakukan usaha pada lokasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

BAB IV
LOKASI USAHA
Pasal 8
(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan lokasi usaha.
(2) Lokasi Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya;
b. berada di lokasi yang strategis; dan
c. dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang baik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan lokasi usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Walikota.

BAB V
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 9
Setiap PKL mempunyai hak :
a. memperoleh informasi yang akurat mengenai perencanaan penataan
PKL yang disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
b. mendapatkan TDU dan izin usaha secara cepat, mudah dan tanpa
dipungut biaya;
c. menempati dan melakukan kegiatan usaha di lokasi usaha yang
telah ditetapkan;
d. mendapatkan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang baik;
e. memperoleh jaminan kepastian usaha; dan
7

f. memperoleh perlindungan hukum, bimbingan, penyuluhan dan


pemberdayaan yang baik dari Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan usahanya.

Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 10
Untuk melakukan kegiatan, PKL diwajibkan :
a. memiliki TDU dan Izin Usaha;
b. memelihara Kebersihan, Keindahan, Keamanan dan Ketertiban
lingkungan usaha;
c. Memelihara sarana dan prasarana yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah di lokasi usaha;
d. Menempatkan, menata barang dagangan dan peralatannya dengan
tertib dan teratur serta tidak mengganggu lalu lintas dan
kepentingan umum;
e. Menempati sendiri tempat usaha PKL sesuai izin yang dimilikinya;
f. Menyerahkan tempat usaha PKL tanpa menuntut ganti rugi dalam
bentuk apapun, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan Pemerintah
Daerah;
g. Setiap PKL wajib melakukan usaha di lokasi usaha yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah dan pihak lain;
h. Melaksanakan kewajiban lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.

Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 11
Untuk melakukan kegiatan, PKL dilarang :
a. merombak, menambah, mengubah fungsi dan fasilitas lokasi PKL
yang telah disediakan dan/atau ditentukan oleh Pemerintah
Daerah;
b. mendirikan bangunan permanen dilokasi PKL yang telah
ditetapkan;
c. memindahtangankan izin tempat usaha PKL kepada pihak lain;
d. melakukan kegiatan usaha diluar lokasi usaha yang telah
ditetapkan;
e. menempati lahan/lokasi PKL yang tidak ditunjuk dan ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah;
f. menempati lahan/lokasi PKL untuk kegiatan tempat tinggal
(hunian).

BAB VI
PERIZINAN
8

Pasal 12
(1) Perizinan merupakan mekanisme pendaftaran yang ditetapkan bagi
PKL untuk memperoleh TDU dan izin usaha.
(2) Mekanisme pendaftaran TDU dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan.
(3) TDU dan Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
diperoleh tanpa dipungut biaya.
(4) Pendaftaran izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini meliputi tahapan :
a. Permohonan pendaftaran izin usaha;
b. Pemeriksaan berkas permohonan pendaftaran izin usaha;
c. Pencantuman ke dalam daftar izin usaha;
d. Penertiban izin usaha; dan
e. Pemutakhiran data izin usaha.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a Pasal ini
diajukan oleh PKL dengan melampirkan persyaratan sebagai
berikut :
a. foto copy Kartu Tanda Penduduk;
b. surat pernyataan belum memiliki tempat di satu lokasi usaha
yang sama;
c. surat pernyataan kesanggupan untuk menjaga sarana,
prasarana, ketertiban, keamanan, kebersihan dan keindahan
lokasi usaha; dan
d. surat pernyataan kesanggupan mengembalikan atau
mengosongkan lokasi usaha tanpa syarat apapun apabila
Pemerintah Daerah akan mempergunakan untuk kepentingan
umum.

Pasal 13
(1) Setiap PKL hanya dapat memiliki 1 (satu) izin usaha.
(2) Izin usaha berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
kembali setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (5).
(3) Izin usaha tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.

Pasal 14
(1) Setiap petugas dilarang memungut biaya atas izin usaha yang
diterbitkan.
(2) Setiap petugas yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari jabatan;
d. penurunan dari jabatan; dan
e. pemberhentian tetap.
9

Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme perizinan sebagaimana
dimaksud Pasal 12 ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota Palangka
Raya.

BAB VII
RELOKASI
Bagian Kesatu
Persiapan Relokasi
Pasal 16
(1) Persiapan relokasi merupakan rangkaian kegiatan awal yang
dilakukan melalui perencanaan relokasi dan pemberitahuan.
(2) Perencanaan relokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
untuk menentukan strategi dan jumlah PKL serta lokasi usaha yang
akan direlokasi.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan
kepada PKL paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dilaksanakan
relokasi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persiapan relokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota Palangka
Raya.

Bagian Kedua
Pelaksanaan Relokasi
Pasal 17
(1) Pelaksanaan relokasi merupakan rangkaian prosedur penempatan
PKL ke dalam lokasi usaha yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
(2) Relokasi dilakukan terhadap PKL yang telah memiliki TDU dan izin
usaha.
(3) Relokasi dilaksanakan secara bertahap berdasarkan urutan
penertiban izin usaha.
(4) PKL menggunakan lokasi dan menjalankan usahanya ditempat yang
telah ditentukan oleh SKPD.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan relokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota Palangka
Raya.

BAB VIII
PEMBINAAN
Pasal 18
10

(1) Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan kepada PKL yang


berada di lokasi usaha berupa bimbingan dan penyuluhan serta
pemberdayaan yang dilakukan secara berkelanjutan.
(2) Bimbingan dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan :
a. meningkatkan penguasaan manajemen usaha;
b. memperkuat mental berusaha;
c. meningkatkan kreativitas; dan
d. memberikan pemahaman upaya pemeliharaan lokasi usaha yang
baik.
(3) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan :
a. meningkatkan bantuan modal usaha;
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil usaha atau jenis
barang yang diperdagangkan;
c. mengembangkan usaha melalui kemitraan dengan pelaku
ekonomi yang lain; dan
d. mengarahkan PKL untuk menjadi wira usaha yang mandiri.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan serta pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Walikota Palangka Raya.

BAB IX
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 19
Pelaksanaan dan Pengawasan Peraturan Daerah ini menjadi tanggung
jawab Walikota.

BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 20
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan kewenangan
untuk melaksanakan penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan
Daerah ini.

BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 10 huruf e, huruf f,
huruf g dan Pasal 11 huruf a, huruf b dan huruf c dipidana
11

kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak


Rp. 5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah
pelanggaran.

BAB XII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 22
Setiap orang yang melanggar ketentuan dalam Pasal 10 huruf a, huruf
b, huruf c, huruf d dan Pasal 11 huruf d, huruf e dan huruf f, Walikota
berwenang memerintahkan SKPD terkait untuk membongkar tempat
usaha dan/atau menyita barang dagangan dan peralatan yang
dipergunakan untuk usaha PKL, serta mencabut izin usaha PKL.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya.

Ditetapkan di Palangka Raya


pada tanggal 10 Januari 2013

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

Ttd

H. M. RIBAN SATIA

Diundangkan di Palangka Raya


pada tanggal 10 Januari 2013

SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA,

Ttd

SANIJAN
LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 NOMOR 2
12
13

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG
PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN
PEDAGANG KREATIF LAPANGAN

I. UMUM
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palangka Raya
Nomor 3 Tahun 1986 tentang Pengaturan Tempat Usaha Serta
Pembinaan Pedagang Kaki Lima yang didalamnya mengatur
mengenai Retribusi Pedagang Kaki Lima dan Pengaturan Tempat
Usaha Serta Pembinaan Pedagang Kaki Lima pada umumnya.
Namun dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Palangka Raya Nomor 13 Tahun 1998 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah, Peraturan Daerah dimaksud telah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Palangka Raya Nomor 13 Tahun 1998 tentang Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah hanya mengatur mengenai retribusi, sedangkan
Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima pada umumnya
belum tertampung didalamnya.
Sehubungan dengan hal tesebut diatas, guna memberikan
Landasan Hukum dalam Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki
Lima (yang dalam istilah penyebutannya berubah menjadi Pedagang
Kreatif Lapangan) agar dapat memenuhi kepentingan Pemerintah
Daerah dan pedagang, serta melindungi masyarakat diperlukan
peraturan tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kreatif
Lapangan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
14

Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup Jelas.
Pasal 9
Cukup Jelas.
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Cukup Jelas.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup Jelas.
Pasal 14
Cukup Jelas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Yang dimaksud dengan penyelengaraan pembinaan adalah
bimbingan, penyuluhan dan penataan tempat dasar kepada PKL
agar dapat tetap terjagakeamanan, ketertiban, keindahan dan
kesehatan lingkungan.
Pasal 19
Cukup Jelas.
Pasal 20
Cukup Jelas.
Pasal 21
Cukup Jelas.
Pasal 22
Cukup Jelas.
Pasal 23
Cukup Jelas.
Pasal 24
Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2

Anda mungkin juga menyukai