Regresi Berganda
Kelompok 1
Disusun Oleh:
1. M. Ilham Hazaqoh (220205010)
2. Nabila Apriyanti (220205006)
3. Elin Tania (220205002)
4. Nurul Santri (220205007)
5. Aisyah Triyanti (220205014)
Dosen Pengampu:
Hairunnisa, M. Si
Fakultas Eonomi dan Bisnis Islam
Program Studi: Statistika Lanjutan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Y^ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3
Untuk mencari kofisien a,b 1, b2 , dan b3 digunakan persamaan simultan
seperti dibawah ini:
∑Y = na + b 1 ∑ X 1 + b 2 ∑ X 2 + b 3 X 3
∑ X 1 Y = a ∑ X 1 + b 1 ∑ x 1 + b 2 ∑ X 1 X 2+b 3 ∑ X 1 X 3
2
∑ X 2 Y = a + ∑ X 2+ b 1 ∑ X 1 X 2 + b 2 ∑ x 2 + b 3 ∑ X 2 X 3
2
∑ X 3 Y = a + ∑ X 3+ b 1 ∑ X 1 X 3 + b 2 ∑ X 2 X 3 + b 3 ∑ x 3 2
vi
Y= X β + ε
Korelasi adalah derajat hubungan linier dua variabel atau lebih dari
data hasil pengamatan. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila
vii
perubahan dalam satu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik
yang searah maupun tidak. Hubungan antara variabel dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis :
1. Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang
satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama
(berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat,
maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2. Korelasi Negatif terjadinya korelasi negative apabila perubahan
antara variael yang astu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah
yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel
yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel
lainnya.
3. Korelasi Nihil Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara
variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang
tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu meningkat,
kadang diikuti dengan peningkatan variabel lain dan kadang diikuti
dengan penurunan pada variabel lain.
s
2
=
∑ 2
y −b 1∑ yx b2∑ yx
¿
1+ ¿ 2
n−m
Dimana:
∑ y 2= Variasi total dari pada variabel terikat Y
n = Jumlah pasangan obsevari
m = Jumlah konstanta dalam persamaan regresi berganda
Sedangkan selisih taksir standar regresi berganda formulasinya
adalah:
s = √ s 2.
viii
D. Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh
terhadap variabel tak bebas. Pada dasarnya pengujian hipotesis tentang
parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau pengujian persamaan
regresi dengan menggunakan statistik F yang dirumuskan sebagai berikut:
∫ K reg∫ k
F¿
J K res∫ (n−k 1)
ix
bebas. Jika nilai korelasi dibawah angka 6,5, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
3. Tidak boleh ada heterokeditas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat
(SRESID) dengan residual (ZPRERD). Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokeditas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokeditas.
BAB III
PENUTUP
x
A. Kesimpulan
Analisis regresi berganda didefinisikan adalah analisis regresi yang
variabel tak bebas Y ditentukan oleh sekurang-kurangnya dua variabel
bebas X dan setiap variabel X maupun Y hanya berpangkat satu (linier).
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda
yaitu:
1. Mengikuti sebaran normal
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heterokeditas
Ketika ketiga asumsi tersebut telah terpenuhi, maka kita dapat
melakukan uji regresi atau uji F.
DAFTAR PUSTAKA
xi
M nazir, 1983, Metode Statistika Dsar 1, GramediaPustaka Utama;
Jakarta.
Murray. R. 2004. Statistika. Jakarta: Erlangga.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Rajawali
Spiegel.
Supranto. J. 2001. Statistika Teori dan Aplikasi Edisi Ke-6 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Walpole. R.,.E. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan
Ilmuwan. Bandung: ITB.
xii